Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. lnsiden kondisi ini bisa terus meningkat, dan tingkat mortalitas 1-2 persen telah dibuktikan sejak tahun 1970 - an. Diabetic ketoacidosis paling sering terjadi pada pasien penderita diabetes tipe 1 (yang pada mulanya disebut insulin-dependent diabetes mellitus), akan tetapi keterjadiannya pada pasien penderita diabetes tipe 2 (yang pada mulanya disebut non-insulin dependent diabetes mellitus), terutama pasien kulit hitam yang gemuk adalah tidak sejarang yang diduga. Penanganan pasien penderita Diabetic ketoacidosis adalah dengan memperoleh riwayat menyeluruh dan tepat serta melaksanakan pemeriksaan fisik sebagai upaya untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor faktor pemicu. Pengobatan utama terhadap kondisi ini adalah rehidrasi awal (dengan menggunakan isotonic saline) dengan pergantian potassium serta terapi insulin dosis rendah. Penggunaan bikarbonate tidak direkomendasikan pada kebanyakan pasien. Cerebral edema, sebagai salah satu dari komplikasi Diabetic ketoacidosis yang paling langsung, lebih umum terjadi pada anak anak dan anak remaja dibandingkan pada orang dewasa. Follow-up paisen secara kontinu dengan menggunakan algoritma pengobatan dan flow sheets dapat membantu meminimumkan akibat sebaliknya. Tindakan tindakan preventif adalah pendidikan pasien serta instruksi kepada pasien untuk segera menghubungi dokter sejak dini selama terjadinya penyakit. Oleh karena itu pada askep ini kami akan mencoba membahas Konsep Penyakit dan Konsep Askep mengenai Ketoasidosis diabetic. B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu : Tujuan umum : Untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai pembuatan Asuhan Keperawatan Keperawatan Gawat Darurat dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis Tujuan khusus : Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis Mampu melakukan diagnose pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis
26

Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

Jul 11, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila

tidak ditangani secara tepat. lnsiden kondisi ini bisa terus meningkat, dan tingkat

mortalitas 1-2 persen telah dibuktikan sejak tahun 1970 - an. Diabetic ketoacidosis

paling sering terjadi pada pasien penderita diabetes tipe 1 (yang pada mulanya disebut

insulin-dependent diabetes mellitus), akan tetapi keterjadiannya pada pasien

penderita diabetes tipe 2 (yang pada mulanya disebut non-insulin dependent diabetes

mellitus), terutama pasien kulit hitam yang gemuk adalah tidak sejarang yang diduga.

Penanganan pasien penderita Diabetic ketoacidosis adalah dengan memperoleh

riwayat menyeluruh dan tepat serta melaksanakan pemeriksaan fisik sebagai upaya

untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor faktor pemicu. Pengobatan utama

terhadap kondisi ini adalah rehidrasi awal (dengan menggunakan isotonic saline)

dengan pergantian potassium serta terapi insulin dosis rendah. Penggunaan

bikarbonate tidak direkomendasikan pada kebanyakan pasien. Cerebral edema,

sebagai salah satu dari komplikasi Diabetic ketoacidosis yang paling langsung, lebih

umum terjadi pada anak anak dan anak remaja dibandingkan pada orang dewasa.

Follow-up paisen secara kontinu dengan menggunakan algoritma pengobatan dan

flow sheets dapat membantu meminimumkan akibat sebaliknya. Tindakan tindakan

preventif adalah pendidikan pasien serta instruksi kepada pasien untuk segera

menghubungi dokter sejak dini selama terjadinya penyakit. Oleh karena itu pada

askep ini kami akan mencoba membahas Konsep Penyakit dan Konsep Askep

mengenai Ketoasidosis diabetic.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :

Tujuan umum :

Untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai pembuatan Asuhan

Keperawatan Keperawatan Gawat Darurat dengan Gangguan Sistem Endokrin :

Diabetic ketoacidosis

Tujuan khusus :

Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin :

Diabetic ketoacidosis

Mampu melakukan diagnose pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin :

Diabetic ketoacidosis

Page 2: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

2

Mampu melakukan perencanaan pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin :

Diabetic ketoacidosis

Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin :

Diabetic ketoacidosis

Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin :

Diabetic ketoacidosis

C. Rumusan Masalah

Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :

Konsep Medis

- Bagaimana Defenisi dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Anatomi Fisiologi dari Sistem Endokrin ?

- Bagaimana Etiologi dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Manifestasi Klinis dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Patofisiologi dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Komplikasi dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Penyimpangan KDM dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari Ketoasidosis diabetik ?

Konsep Askep

- Bagaimana Pengkajian dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Diagnosa Keperawatan dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Implementasi dari Ketoasidosis diabetik ?

- Bagaimana Evaluasi dari Ketoasidosis diabetik ?

D. Metode Penulisan

Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch

Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur

informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan

menggunakan media elektronik (internet).

E. Sistematika penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Page 3: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

3

B. Tujuan

C. Rumusan Masalah

D. Metode Penulisan

E. Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN MEDIS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK

A. Defenisi

B. Anatomi fisiologi

C. Etiologi

D. Manifestasi Klinis

E. Patofisiologi

F. Komplikasi

G. Penyimpangan KDM

H. Pemeriksaan Penunjang

I. Penatalaksanaan Medis

BAB III : TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK

A. Pengkajian

B. Diagnose Keperawatan

C. Perencanaan

D. Implementasi

E. Evaluasi

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran/Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

4

BAB II TINJAUAN MEDIS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK

A. Defenisi

- Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan

disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini

terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme

yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. (Keperawatan

Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2 , EGC )

- Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang

ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh

defisiensi insulin absolut atau relative. ( http://putrisayangbunda.blog.com )

- Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang

ditandai dengan dehidrasi , kehilangan elektrolit dan asidosi.

(http://hidayat2.wordpress.com )

- Ketoasidosis diabetic merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai

gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini

merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes

ketergantungan insulin. ( http://hermaninton.blogspot.com )

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa Ketoasidosis

diabetic adalah komplikasi akut diabetes dan berhubungan dengan gangguan

keseimbangan pada gula darah yang disebabkan oleh tidak adanya insulin/tidak

cukupnya insulin dalam jumlah insulin yang nyata.

B. Anatomi fisiologi System Endokrin

Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama

organ endokrin, sebab sekresi yang di buat tidak meninggalkan kelenjarnya

melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di

dalam jaringan kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti

“sekresi ke dalam”: zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut “hormone”, dari

kata Yunani yang berarti “ merangsang ”. Beberapa dari organ endokrin

menghasilkan satu hormone tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa

jenis hormone : misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa Janis hormone

yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain. Organ-organ endokrin tersebut

yaitu : Kelenjar hipofisis, lobus anterior dan posterior, Kelenjar tiroid dan

paratiroid, Kelenjar suprarenal, kortex, medulla, dan kelenjar timusdan juga badan

Page 5: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

5

pineal. Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada dan

organ dan kelenjar lain, seperti insulindari Kepulauan Langerhans di dalam

pangkreas, gastrin di dalam lambung, progesterone di dalam ovarium dan

testoteron di dalam testis.

C. Etiologi

Ketoasidosis terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya

jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton.

Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan

tubuh akan rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak

mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu

bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat

lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.

D. Manifestasi Klinis

70-90% pasien KAD telah diketahui menderita DM sebelumnya. Sesuai dengan

patofisiologi KAD akan dijumpai psien dengan keadaan seperti :

- Pernapasan cepat dan dalam ( KUSSMAUL )

- Dehidrasi ( turgor kulit berkurang, lidah dan bibir dan bibir kering )

- Polidipsi dan Poliuri seringkali mendahului KAD

- Muntah

- Nyeri perut

- Bau aseton dari hawa panas, tidak selalu mudah tercium

- Kesadaran pasien bervariasi mulai dari compos mentis sampai dengan koma

E. Patofisiologi

Kekurangan insulin

Dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi

Terbentuk keton

Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan

hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria

Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang

juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali

Menimbulkan hiperglikemi

Page 6: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

6

Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati

Ketoasidosis diabetik

F. Komplikasi

Komplikasi dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:

- Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )

Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat dideteksi cukup dini. Bila penderita

mencapai stadium nefropati diabetik, didalam air kencingnya terdapat protein.

Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai naiknya tekanan darah. Pada

kurun waktu yang lama penderita nefropati diabetik akan berakhir dengan gagal

ginjal dan harus melakukan cuci darah. Selain itu nefropati diabetik bisa

menimbulkan gagal jantung kongesif.

- Kebutaan ( Retinopati Diabetik )

Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan sembab pada lensa mata.

Penglihatan menjadi kabur dan dapat berakhir dengan kebutaan. Tetapi bila tidak

terlambat dan segera ditangani secara dini dimana kadar glukosa darah dapat

terkontrol, maka penglihatan bisa normal kembali

- Syaraf ( Neuropati Diabetik )

Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf. Penderita bisa stres,

perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak dapat dirasakan (mati rasa).

Telapak kaki hilang rasa membuat penderita tidak merasa bila kakinya terluka,

kena bara api atau tersiram air panas. Dengan demikian luka kecil cepat menjadi

besar dan tidak jarang harus berakhir dengan amputasi.

- Kelainan Jantung.

Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor timbulnya aterosklerosis pada

pembuluh darah jantung. Bila diabetesi mempunyai komplikasi jantung koroner

dan mendapat serangan kematian otot jantung akut, maka serangan tersebut tidak

disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab kematian mendadak. Selain itu

terganggunya saraf otonom yang tidak berfungsi, sewaktu istirahat jantung

berdebar cepat. Akibatnya timbul rasa sesak, bengkak, dan lekas lelah.

- Hipoglikemia.

Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila penurunan kadar

glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera. Keterlambatan

dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul mulai dari rasa gelisah sampai

berupa koma dan kejang-kejang.

- Impotensi.

Sangat banyak diabetisi laki-laki yang mengeluhkan tentang impotensi yang

dialami. Hal ini terjadi bila diabetes yang diderita telah menyerang saraf. Keluhan

ini tidak hanya diutarakan oleh penderita lanjut usia, tetapi juga mereka yang

masih berusia 35 – 40 tahun. Pada tingkat yang lebih lanjut, jumlah sperma yang

ada akan menjadi sedikit atau bahkan hampir tidak ada sama sekali. Ini terjadi

karena sperma masuk ke dalam kandung seni (ejaculation retrograde). Penderita

Page 7: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

7

yang mengalami komplikasi ini, dimungkinkan mengalami kemandulan. Sangat

tidak dibenarkan, bila untuk mengatasi keluhan ini penderita menggunakan obat-

obatan yang mengandung hormon dengan tujuan meningkatkan kemampuan

seksualnya. Karena obat-obatan hormon tersebut akan menekan produksi hormon

tubuh yang sebenarnya kondisinya masih baik. Bila hal ini tidak diperhatikan

maka sel produksi hormon akan menjadi rusak. Bagi diabetes wanita, keluhan

seksual tidak banyak dikeluhkan. Walau demikian diabetes millitus mempunyai

pengaruh jelek pada proses kehamilan. Pengaruh tersebut diantaranya adalah

mudah mengalami keguguran yang bahkan bisa terjadi sampai 3-4 kali berturut-

turut, berat bayi saat lahir bisa mencapai 4 kg atau lebih, air ketuban yang

berlebihan, bayi lahir mati atau cacat dan lainnya.

- Hipertensi.

Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni, ginjal penderita

diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan darah pada

diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan kerusakan-kerusakan pembuluh

kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf akan mengirimkan

signal ke otak untuk menambah takanan darah.

G. Penyimpangan KDM

Kekurangan Insulin

Penggunaan glukosa oleh otot, Pemecahan lemak

Lemak dan hati

produksi glukosa oleh hati Asam-asam lemak

Hiperglikemi Badan keton

A

Asidosis

Penglihatan

yang kabur Urinary /

Poliuri

Dehidrasi Kelemahan

Rasa haus /

Polidipsi

Sakit kepala

Nafas Aseton

Selera makan

yang buruk/

anoreksia

Mual

Muntah

h

Nyeri

Abdomen

Respirasi

Deficit volume

cairan

Pola napas

tidak efektif

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh Ansietas

Page 8: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

8

H. Pemeriksaan Diagnostik

Criteria diagnosis KAD yaitu :

- Kadar glukosa > 250 mg%

- pH < 7,35

- HCO3 rendah (< 15 meq/L)

- Anion gap yang tinggi

- Keton serum positif

I. Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan KAD adalah :

1. Penggatian cairan dan garam yang hilang

2. Menekan lipolisis pada sel lemak dan glukoneogenesis pada sel hati dengan

pemberian insulin

3. Mengatasi stress sebagai pencetus KAD

4. Mengembalikan keadaan fisiologi yang normal dan menyadari pentingnya

pemantauan serta penyesuaian pengobatan

Pengobatan umum meliputi anti biotic yang adekuat, oksigen PO2 <80 mgHg,

heparin. Pemantauan merupakan bagian terpenting dalam pengobatan KAD

mengingat penyesuaian terapi perlu dilakukan selama terapi berlangsung. Untuk

itu perlu dilakukan pemeriksaan :

- Kadar glukosa darah per jam dengan alat glukometer

- Elektrolit setip 6 jam selama 24 jam selanjutnya tergantung keadaan.

- Analisa gas darah

Page 9: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

9

BAB III TINJAUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK

1. Pengkajian

Pengumpulan Data

Pengkajian primer

* Airway

Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas

Letargi/disorientasi, penurunan kekuatan otot, syok hipovolemik,

sianosis

* Breathing

Frekuensi pernapasan meningkat, merasa kekurangan oksigen, sakit

kepala, penglihatan kabur,

* Sirculation

Gejala : Mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi, kebas

dan kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang

lama, Takikardia

Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi,sesak . Nadi yang

menurun/tidak ada, Disritmia Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit

panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung

* Disability

Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot menurun,

gangguan istirahat/tidur, takipnea, Wajah meringis dengan palpitasi,

Frekuensi pernapasan meningkat .

Pengkajian sekuder

(Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes)

* Aktivitas / Istirahat

Look : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot

menurun, gangguan istirahat/tidur

Listen : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas

Letargi/disorientasi, koma , Penurunan kekuatan otot

* Sirkulasi

Page 10: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

10

Look : kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan

yang lama, kemerahan, bola mata cekung.

Listen : Takikardia, Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels,

Distensi vena jugularis.

Feel : Kulit panas, kering.

* Integritas/ Ego

Look : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang

berhubungan dengan kondisi, Ansietas.

Feel : peka rangsang

* Eliminasi

Look : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, kesulitan

berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Urine encer,

Listen : Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Bising usus

lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Abdomen keras, adanya asites.

Feel : Rasa nyeri/terbakar, Nyeri tekan abdomen.

* Nutrisi/Cairan

Look : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, peningkattan masukan

glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari beberapa

hari/minggu, penggunaan diuretik (Thiazid), Kulit kering/bersisik,

turgor jelek, muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan

metabolik dengan peningkatan gula darah)

Listen : Kekakuan/distensi abdomen

Feel : Haus, bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton).

* Neurosensori

Look : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).

Listen : Refleks tendon dalam menurun (koma)

Feel : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada

otot, parestesia, Gangguan penglihatan

* Nyeri/kenyamanan

Look : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati

Listen : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)

* Pernapasan

Look : batuk dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi pernapasan

meningkat

Listen : frekuensi pernapasan meningkat

Feel : Merasa kekurangan oksigen

* Keamanan

Look : Kulit kering, gatal, ulkus kulit, Kulit rusak, lesi/ulserasi

Page 11: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

11

Listen : diaforesis,

Feel : Demam, Menurunnya kekuatan, umum/rentang erak,

Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar

kalium menurun dengan cukup tajam)

* Penyuluhan/pembelajaran

Look : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.

Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik

(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa

darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.

* Rencana pemulangan

Look : Mungkin memrlukan bantuan dalam pengatuan diet,

pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.

Klasifikasi Data

Ds :

- Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus ( poliuri dan polidipsi )

- Klien mengeluh sakit kepala

- Klien mengeluh mual muntah

- Klien mengeluh nyeri abdomen

- Klien mengeluh penglihatan kabur

- Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah finansial yang

berhubungan dengan kondisi

Do :

- Kelemahan

- Takikardia

- Penurunan kekuatan otot

- Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung

- Turgor kulit buruk

- Sesak

- Nyeri tekan abdomen

- Penurunan berat badan

- Wajah meringis dengan palpitasi

- Frekuensi pernapasan meningkat

- Ansietas

Page 12: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

12

Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem

1. Ds :

- Klien mengeluh sakit

kepala

- Klien mengeluh

penglihatan kabur

Do :

- Kelemahan

- Takikardia

- Frekuensi pernapasan

meningkat

- Sesak

Kekurangan Insulin

Pemecahan lemak

meningkat

Pemecahan lemak

(lipolisis) menjadi asam-

asam lemak bebas dan

gliserol

Asam lemak bebas akan

diubah menjadi badan

keton oleh hati

Asidosis

Respirasi meningkat

Pola napas tidak efektif

Pola napas tidak

efektif

2. Ds :

- Klien mengeluh

mengalami

peningkatan rasa haus

(poliuri dan polidipsi)

- Klien mengeluh sakit

kepala

- Klien mengeluh mual

muntah

Do :

- Kelemahan

- Kulit kering, dan

kemerahan, bola mata

cekung

- Turgor kulit buruk

Kekurangan Insulin

Dipakainya jaringan lemak

untuk memenuhi

kebutuhan energi

Maka akan terbentuk

keton,glikosuria

Glikosuria akan

menyebabkan diuresis

osmotik, yang

menimbulkan kehilangan

air dan elektrolit seperti

sodium, potassium,

kalsium, magnesium, fosfat

dan klorida

Deficit volume cairan

Deficit volume

cairan

3. Ds :

- Klien mengeluh

Kekurangan Insulin

Page 13: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

13

mengalami

peningkatan rasa haus

(poliuri dan polidipsi)

- Klien mengeluh mual

muntah

- Klien mengeluh nyeri

abdomen

Do :

- Kulit kering, dan

kemerahan, bola mata

cekung

- Turgor kulit buruk

- Penurunan kekuatan

otot

- Penurunan berat

badan

Dipakainya jaringan lemak

untuk memenuhi

kebutuhan energi

Menurunnya transport

glukosa kedalam jaringan

tubuh

Menimbulkan

hiperglikemia yang

meningkatkan glukosuria

Menimbulkan kehilangan

air dan elektrolit

Ketidakcukupan insulin,

penurunan masukan oral,

status hipermetabolisme

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

4. Ds :

- Klien mengeluh nyeri

abdomen

- Klien mengeluh sakit

kepala

- Klien mengeluh mual

muntah

Do:

- Nyeri tekan abdomen

- Wajah meringis

dengan palpitasi

Kekurangan Insulin

Menurunnya transport

glukosa kedalam jaringan

tubuh

Menimbulkan

hiperglikemia yang

meningkatkan glukosuria

Glikosuria akan

Menyebabkan diuresis

osmotic

Menimbulkan kehilangan

air dan elektrolit

Menimbulkan syok

hipovolemik

Refleks mual dan muntah

Nyeri

Page 14: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

14

Nyeri pada abdomen

Nyeri

5. Ds :

- Klien mengeluh

cemas , tergantung

pada orang lain,

masalah finansial

yang berhubungan

dengan kondisi

Do :

- Ansietas

- Kelemahan

Adanya penyakit

Ketergantungan pada

orang lain dan pengobatan

yang di berikan

Stressor bagi klien

Ansietas

Ansietas

2. Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan respirasi yang

meningkat, ditandai dengan :

Ds :

Klien mengeluh sakit kepala

Klien mengeluh penglihatan kabur

Do :

Kelemahan

Takikardia

Frekuensi pernapasan meningkat

Sesak

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat

hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : muntah; pembatasan intake

akibat mual, ditandai dengan :

Ds :

Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)

Klien mengeluh sakit kepala

Klien mengeluh mual muntah

Do :

Kelemahan

Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung

Turgor kulit buruk

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme,

di tandai dengan :

Ds :

Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)

Klien mengeluh mual muntah

Klien mengeluh nyeri abdomen

Do :

Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung

Page 15: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

15

Turgor kulit buruk

Penurunan kekuatan otot

Penurunan berat badan

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reflex mual dan muntah,

nyeri abdomen, ditandai dengan :

Ds :

Klien mengeluh nyeri abdomen

Klien mengeluh sakit kepala

Klien mengeluh mual muntah

Do :

Nyeri tekan abdomen

Wajah meringis dengan palpitasi

5. Ansietas berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, pengobatan

yang di berikan, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi, di tandai

dengan :

Ds :

Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah finansial yang

berhubungan dengan kondisi

Do :

Ansietas

Kelemahan

3. Perencanaan

No Tujuan Intervensi Rasional

1. Tupan :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 5 hari

Gangguan pola

napas tidak efektif

dapat teratasi

Tupen :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari

gangguan pola

napas tidak efektif

berangsur-angsur

membaik

Kriteria Hasil :

- Kebutuhan

oksigen

menurun

1. Kaji kebutuhan optimal

oksigen klien

2. Berikan posisi yang

nyaman bagi klien

3. Berikan oksigen sesuai

indikasi

4. Evaluasi irama,

kedalaman, dan

frekuensi pernapasan

1. Menilai dan

mengobservasi sejauh

mana tingkat

kebutuhan okigen

klien

2. Membantu klien agar

dapat

mengoptimalkan pola

napas dan retraksi

dada yang optimal

3. Membantu dalam

penyelasaian pola

napas klien yang

tidak efektif agar

dapat bernapas

dengan optimal

4. Mengobservasi

sejauh mana tingkat

permasalahan dan

perkembangan pola

napas klien

Page 16: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

16

- Nafas spontan,

adekuat

- Tidak sesak

- Tidak ada

retraksi

2. Tupan :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 5 hari

deficit volume

cairan dapat

teratasi

Tupen :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari

deficit volume

cairan berangsur-

angsur membaik

Kriteria Hasil :

- TTV dalam

batas normal

- Pulse perifer

dapat teraba

- Turgor kulit

dan capillary

refill baik

- Keseimbangan

urin output

- Kadar

elektrolit

normal

1. Kaji riwayat

durasi/intensitas mual,

muntah dan berkemih

berlebihan

2. Monitor vital sign dan

perubahan tekanan

darah orthostatik

3. Monitor perubahan

respirasi: kussmaul, bau

aceton

4. Observasi kulaitas nafas,

penggunaan otot asesori

dan cyanosis

5. Observasi ouput dan

kualitas urin.

6. Pertahankan cairan 2500

ml/hari jika

diindikasikan

7. Ciptakan lingkungan

yang nyaman,

perhatikan perubahan

emosional

8. Catat hal yang

dilaporkan seperti mual,

nyeri abdomen, muntah

dan distensi lambung

9. Obsevasi adanya

perasaan kelelahan yang

meningkat, edema, nadi

tidak teratur dan adanya

distensi pada vaskuler

10. Kolaborasi:

* Pemberian NS

dengan atau tanpa

dextrosa

* Albumin, plasma,

dextran

* Pertahankan kateter

terpasang

1. Membantu

memperkirakan

pengurangan volume

total. Proses infeksi

yang menyebabkan

demam dan status

hipermetabolik

meningkatkan

pengeluaran cairan

insensibel.

2. Hypovolemia dapat

dimanifestasikan

oleh hipotensi dan

takikardia.

3. Hipovolemia

berlebihan dapat

ditunjukkan dengan

penurunan TD lebih

dari 10 mmHg dari

posisi berbaring ke

duduk atau berdiri.

4. Pelepasan asam

karbonat lewat

respirasi

menghasilkan

alkalosis respiratorik

terkompensasi pada

ketoasidosis.

5. Napas bau aceton

disebabkan

pemecahan asam

keton dan akan

hilang bila sudah

terkoreksi

6. Peningkatan beban

nafas menunjukkan

ketidakmampuan

untuk berkompensasi

terhadap asidosis

Page 17: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

17

* Pantau pemeriksaan

lab :

Hematokrit

BUN/Kreatinin

Osmolalitas darah

Natrium

Kalium

* Berikan Kalium

sesuai indikasi

* Berikan bikarbonat

jika pH <7,0

* Pasang NGT dan

lakukan penghisapan

sesuai dengan

indikasi

7. Menggambarkan

kemampuan kerja

ginjal dan keefektifan

terapi

8. Kekurangan cairan

dan elektrolit

mengubah motilitas

lambung, sering

menimbulkan

muntah dan

potensial

menimbulkan

kekurangan cairan &

elektrolit

9. Pemberian cairan

untuk perbaikan

yang cepat mungkin

sangat berpotensi

menimbulkan beban

cairan

10. Pemberian

tergantung derajat

kekurangan cairan

dan respons pasien

secara individual

3. Tupan :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 5 hari

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

dapat teratasi

Tupen :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari

nutrisi kurang dari

kenutuhan tubuh

berangsur-angsur

membaik

Kriteria Hasil :

- BB yang

1. Pantau berat badan

setiap hari atau sesuai

indikasi

2. Tentukan program diet

dan pola makan pasien

dan bandingkan dengan

makanan yang

dihabiskan

3. Auskultasi bising usus,

catat adanya nyeri

abdomen/perut

kembung, mual,

muntahan makanan

yang belum dicerna,

pertahankan puasa sesuai

indikasi

1. Mengkaji pemasukan

makanan yang

adekuat termasuk

absorpsi dan

utilitasnya

2. Mengidentifikasi

kekurangan dan

penyimpangan dari

kebutuhan terapetik

3. Hiperglikemia dan

ggn keseimbangan

cairan dan elektrolit

dapat menurunkan

motilitas/fungsi

lambung (distensi

atau ileus

paralitik)yang akan

mempengaruhi

pilihan intervensi.

Page 18: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

18

optimal

4. Berikan makanan yang

mengandung nutrien

kemudian upayakan

pemberian yang lebih

padat yang dapat

ditoleransi

5. Libatkan keluarga pasien

pada perencanaan sesuai

indikasi

6. Observasi tanda

hipoglikemia

7. Kolaborasi :

Pemeriksaan GDA

dengan finger stick

Pantau pemeriksaan

aseton, pH dan

HCO3

Berikan pengobatan

insulin secara teratur

sesuai indikasi

Berikan larutan

dekstrosa dan

setengah salin

normal

4. Pemberian makanan

melalui oral lebih

baik jika pasien sadar

dan fungsi

gastrointestinal baik

5. Memberikan

informasi pada

keluarga untuk

memahami

kebutuhan nutrisi

pasien

6. Hipoglikemia dapat

terjadi karena

terjadinya

metabolisme

karbohidrat yang

berkurang sementara

tetap diberikan

insulin , hal ini

secara potensial dapat

mengancam

kehidupan sehingga

harus dikenali

7. Fungsi kolaborasi :

Memantau gula

darah lebih

akurat daripada

reduksi urine

untuk mendeteksi

fluktuasi

Memantau

efektifitas kerja

insulin agar tetap

terkontrol

Mempermudah

transisi pada

metabolisme

karbohidrat dan

menurunkan

insiden

hipoglikemia

Larutan glukosa

setelah insulim

dan cairan

Page 19: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

19

membawa gula

darah kira-kira

250 mg/dl.

Dengan

mertabolisme

karbohidrat

mendekati

normal

perawatan harus

diberikan untuk

menhindari

hipoglikemia

4. Tupan :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 5 hari nyeri

dapat teratasi

Tupen :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari nyeri

berangsur-angsur

membaik

Kriteria Hasil :

- Ekspresi wajah

pasien relaks.

1. Tanyakan pada pasien

tentang nyeri

2. Observasi dan catat

lokasi beratnya (skala 0-

5) dan karakter nyeri

(menetap, hilang,

timbul, kolik)

3. Catat kemungkinan

penyebab nyeri.

4. Anjurkan pemakaian

obat dengan benar untuk

mengontrol nyeri

5. Ajarkan tehnik relaksasi

1. Mengkonfirmasi

tentang keluhan

nyeri klien

2. Mengetahui level

keluhan nyeri klien

3. Analisa penyebab

dari nyeri klien

4. Mengatasi keluhan

nyeri klien

5. Meningkatkan

istrahat,memusatkan

kembali perhatian

klien

5. Tupan :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari

ansietas dapat

teratasi

Tupen :

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 1 hari

ansietas

1. Ajarkan untuk

mengekspresikan

perasaan

2. Berikan informasi

tentang kondisi

penyakit, pengobatan

dan perawatan di rumah

3. Ajarkan keluarga untuk

berpartisipasi dalam

perawatan pasien

1. Membatu untuk

mengetahui tingkat

kecemasan

2. Mengurangi

kecemasan keluarga

3. Agar keluarga dapat

mengobservasi

keadaan klien dan

mengantisipasi

kecemasn

Page 20: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

20

berangsur-angsur

membaik

Kriteria Hasil :

- Keluarga dan

klien

mengekspresik

an perasaan

dan

pemahaman

terhadap

kebutuhan

intervensi

perawatan dan

pengobatan.

4. Berikan pujian pada

keluarga saat

memberikan perawatan

pada pasien.

5. Jelaskan kebutuhan

terapi IV, NGT,

pengukuran tanda –

tanda vital dan

pengkajian.

4. Memberikan

motivasi dan

kebangaan keluarga

untuk perawatan

klien dan perasaan

berarti

5. Mengurangi tingkat

kecemasan dan

meningkatkan

antisipasi klien dan

keluarga

4. Implementasi

No Hari/Tanggal No.

Dx

Waktu/Jam Implementasi Paraf

1. Jumat 30

September

2011

I 08.30

1. Mengkaji kebutuhan

optimal oksigen klien

Hasil :

Klien masih membutuhkan

bantuan berupa oksigenasi

2. Memberikan posisi yang

nyaman bagi klien

Hasil :

Posisi semi fowler nyaman

untuk klien

3. Memberikan oksigen sesuai

indikasi

Hasil :

Klien diberikan bantuan

oksigenasi maksimal 5 l/m

4. Mengevaluasi irama,

kedalaman, dan frekuensi

pernapasan

Hasil :

Frekuensi napas cepat,

Takipnea

2. Jumat 30

September

2011

II 09.30 1. Mengkaji riwayat

durasi/intensitas mual,

muntah dan berkemih

berlebihan

Hasil :

Page 21: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

21

Klien masih mual muntah,

poliuri dan polidipsi

2. Memonitor vital sign dan

perubahan tekanan darah

orthostatik

Hasil :

Tekanan darah belum

optimal

3. Memonitor perubahan

respirasi: kussmaul, bau

aceton

Hasil ;

Napas bau aseton, respirasi

kussmaul

4. Mengobservasi kulaitas

nafas, penggunaan otot

asesori dan cyanosis

Hasil :

Penggunaan otot bantu

pernapasan, sianosis

5. Mengobservasi ouput dan

kualitas urin.

Hasil :

Haluaran output dan input

urine belum optimal

6. Mempertahankan cairan

2500 ml/hari jika

diindikasikan

Hasil :

Mengoptimalkan kondisi

klien

7. Menciptakan lingkungan

yang nyaman, perhatikan

perubahan emosional

Hasil :

Klien nyaman dan dapat

beristirahat dengan optimal

8. Mencatat hal yang

dilaporkan seperti mual,

nyeri abdomen, muntah

dan distensi lambung

Hasil ;

Terjadi mual muntah dan

distensi abdomen

Page 22: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

22

9. Mengobsevasi adanya

perasaan kelelahan yang

meningkat, edema, nadi

tidak teratur dan adanya

distensi pada vaskuler

Hasil :

Takikardi, lemah, lelah

10. Berkolaborasi:

* Pemberian NS dengan

atau tanpa dextrosa

* Albumin, plasma,

dextran

* Pertahankan kateter

terpasang

* Pantau pemeriksaan lab:

Hematokrit

BUN/Kreatinin

Osmolalitas darah

Natrium

Kalium

* Berikan Kalium sesuai

indikasi

* Berikan bikarbonat jika

pH <7,0

* Pasang NGT dan

lakukan penghisapan

sesuai dengan indikasi

3. Jumat 30

September

2011

III 10.00 1. Memantau berat badan

setiap hari atau sesuai

indikasi

Hasil :

BB belum optimal

2. Menentukan program diet

dan pola makan pasien dan

bandingkan dengan

makanan yang dihabiskan

Hasil :

Klien disarankan diet

rendah glukosa, asam,

garam

3. Mengauskultasi bising usus,

catat adanya nyeri

abdomen/perut kembung,

mual, muntahan makanan

Page 23: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

23

yang belum dicerna,

pertahankan puasa sesuai

indikasi

Hasil :

Bising usus tidak optimal

4. Memberikan makanan yang

mengandung nutrien

kemudian upayakan

pemberian yang lebih padat

yang dapat ditoleransi

Hasil ;

Dapat mngoptimalkan

kondisi klien

5. Melibatkan keluarga pasien

pada perencanaan sesuai

indikasi

Hasil :

Keluarga dapat berkolaborsi

dengan baik

6. Mengbservasi tanda

hipoglikemia

Hasil ;

Terdapat tanda

hipoglikemia

7. Berkolaborasi :

Pemeriksaan GDA

dengan finger stick

Pantau pemeriksaan

aseton, pH dan HCO3

Berikan pengobatan

insulin secara teratur

sesuai indikasi

Berikan larutan

dekstrosa dan setengah

salin normal

4. Jumat 30

September

2011

IV 11.00 1. Menanyakan pada pasien

tentang nyeri

Hasil :

Nyeri yang dirasakan terasa

sekitar area abdomen dan

dada/thorax

2. Mengobservasi dan catat

lokasi beratnya (skala 0-5)

dan karakter nyeri

Page 24: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

24

(menetap, hilang, timbul,

kolik)

Hasil ;

Nyeri skala 3, hilang timbul

3. Mencatat kemungkinan

penyebab nyeri.

Hasil :

Karena mual dan muntah

dan sesak yang di alami

4. Mengajurkan pemakaian

obat dengan benar untuk

mengontrol nyeri

Hasil :

Pemakaian obat analgesik

5. Jumat 30

September

2011

V 11.20 1. Menganjurkan untuk

mengekspresikan perasaan

Hasil :

Klien dapat

mengekspresikan perasaan

tentang rasa cemasnya

2. Memberikan informasi

tentang kondisi penyakit,

pengobatan dan perawatan

di rumah

Hasil ;

Klien dan keluarga dapat

mengerti dan berkolaborasi

dalam pengobatan dan

perawatan

3. Mengajarkan keluarga

untuk berpartisipasi dalam

perawatan pasien

Hasil ;

Keluarga dapat berpatisipasi

dengan baik

4. Memberikan pujian pada

keluarga saat memberikan

perawatan pada pasien.

Hasil :

Memotivasi klien dan

keluarga berkolaborasi

dalam pengobatan dan

perawatan

Page 25: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

25

5. Evaluasi

No Hari/Tanggal No.Dx Waktu/Jam Evaluasi Paraf

1. Jumat 30

September

2011

I 09.00 S = Klien mengatakan masih

Sesak

O=Takipnue, Peningkatan

Frekuensi bernapas

A= Tujuan belum tercapai

P = Lanjutkan intervensi 1 - 4

2. Jumat 30

September

2011

II 09.45 S = Klien masih mengeluh

Rasa haus,

O= polidipsi dan Poliuri

A= Tujuan belum tercapai

P= Lanjutkan intervensi 1 - 10

3. Jumat 30

September

2011

III 10.30 S = Klien mengeluh mual

Dan muntah

O= Turgor kulit buruk

A= Tujuan belum tercapai

P= Lanjutkan intervensi 1 – 7

4. Jumat 30

September

2011

IV 11.15 S = Nyeri yag diraskan klien

Mulai berkurang

O= skala 2, hilang timbul

A= Tujuan belum tercapai

P= Lanjutkan intervensi 1 - 4

5. Jumat 30

September

2011

V 11.30 S = Klien mengatakan cemas

Mulai brkurang

O= wajah rileks

A= Tujuan tercapai

P= pertahankan intervensi 1 - 4

Page 26: Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA

26

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai

gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang

disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling

serius pada diabetes ketergantungan insulin. (Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8

Vol.2 , EGC )

Ketoasidosis terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya

jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton.

Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan

tubuh akan rusak dan bisa menderita koma

Criteria diagnosis KAD yaitu :

- Kadar glukosa > 250 mg%

- pH < 7,35

- HCO3 rendah (< 15 meq/L)

- Anion gap yang tinggi

- Keton serum positif

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :

Dengan adanya askep mengenai Ketoasidosis Diabetik ini dapat membuka

cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.

Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai gangguan

Ketoasidosisi Diabetik dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan

lebih lanjut.