Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial akibat rudapaksa. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. Penyebab fraktur adalah trauma. Dengan makin pesatnya kemajuan lalu-lintas di Indonesia baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan, maka mayoritas fraktur adalah akibat kecelakaan lalu-lintas. Trauma-trauma lain adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, kecelakaan domestic dan kecelakaan atau cedera olahraga. Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi terjadinya kecelakaan agar dapat menduga fraktur apa yang dapat terjadi. Fraktur pada orang dewasa terbagi atas anggota gerak atas, anggota gerak bawah, panggul dan tulang belakang. Menurut pusat dokumentasi AO ( Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen [Persatuan untuk Osteosintesis]), fraktur lengan bawah mewakili 10-14% dari semua kasus fraktur pada tahun 1980 hingga 1996. 1
34

Fraktur Radius Ulna

Jan 21, 2016

Download

Documents

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan berhentinya suplai darah ke bagian otak. Stroke biasa diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian: thrombosis, embolisme serebral, iskemia, dan thrombosis serebral (Smeltzer & Bare, 2002).
Stroke adalah difisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari obstruksi vascular (thrombus atau emboli) yang mengakibatkan iskemik atau infark (Hudak & Gallo, 1996).




Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Fraktur Radius Ulna

BAB 1

PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang

rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial akibat rudapaksa.

Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama

tekanan membengkok, memutar dan tarikan.

Penyebab fraktur adalah trauma. Dengan makin pesatnya kemajuan lalu-

lintas di Indonesia baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah

pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan,

maka mayoritas fraktur adalah akibat kecelakaan lalu-lintas. Trauma-trauma lain

adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, kecelakaan domestic dan

kecelakaan atau cedera olahraga. Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi

terjadinya kecelakaan agar dapat menduga fraktur apa yang dapat terjadi.

Fraktur pada orang dewasa terbagi atas anggota gerak atas, anggota gerak

bawah, panggul dan tulang belakang. Menurut pusat dokumentasi AO

(Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen [Persatuan untuk Osteosintesis]),

fraktur lengan bawah mewakili 10-14% dari semua kasus fraktur pada tahun 1980

hingga 1996.

Trauma pada ekstremitas atas sering menjadi tantangan yang sulit bagi

bedah ortopedi, apakah masalah yang ditemukan merupakan fraktur, fraktur

dengan dislokasi, atau cedera berat pada jaringan lunak dan neurovaskular. Fungsi

ekstremitas setelah cedera sangat bergantung pada kondisi jaringan ikat yang

mengelilingi tulang, yang mana kerusakan fungsi yang berat pada ekstremitas atas

sering terjadi jika penyembuhan fraktur disertai gejala sisa, sekalipun tulang itu

telah sembuh.

Fraktur pada lengan bawah biasanya disebabkan trauma berkekuatan

tinggi dan disertai dengan cedera sistemik dan musculoskeletal. Pemeriksaan

neurologis dan vaskular sangat penting. Evaluasi radiografi x-ray pada posisi AP

dan lateral dari lengan bawah, pergelangan dan siku diperlukan untuk

menegakkan diagnosis dan cedera penyerta.

1

Page 2: Fraktur Radius Ulna

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fraktur

2.1.1. Definisi

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan

epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial akibat rudapaksa.

2.1.2. Proses Terjadinya Fraktur

Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahab, kita

harus mengetahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat

menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal mempunyai struktur yang dapat

menahan kompresi dan tekanan memutir (shearing).

Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan

terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan.

Trauma bisa bersifat:

- Trauma langsung

Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi

fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif

dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.

- Trauma tidak langsung

Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang

lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat

menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini biasanya jaringan

lunak tetap utuh.

2.1.3. Klasifikasi Fraktur

1. Klasifikasi Etiologis

- Fraktur Traumatik: Terjadi karena trauma yang tiba-tiba

- Fraktur Patologis: Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat

kelainan patologis di dalam tulang

2

Page 3: Fraktur Radius Ulna

- Fraktur Stres: Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada

suatu tempat tertentu

2. Klasifikasi Klinis

- Fraktur tertutup (simple/closed fracture)

Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan

dengan dunia luar

- Fraktur terbuka (compound/open fracture)

Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia

luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak

- Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)

Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan

komplikasi misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang

3. Klasifikasi Radiologis

Klasifikasi ini berdasarkan atas:

a. Lokalisasi

- Diafisis

- Metafisis

- Intra artikuler

- Fraktur dengan dislokasi

b. Konfigurasi

- Fraktur transversal

- Fraktur oblik

- Fraktur spiral

- Fraktur Z

- Fraktur segmental

- Fraktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen

- Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma kompresi

- Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendon

- Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada tengkorak

3

Page 4: Fraktur Radius Ulna

- Fraktur impaksi

- Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah

misalnya pada fraktur vertebra, patella

- Fraktur epifisis

c. Menurut ekstensi

- Fraktur total

- Fraktur tidak total (fraktur crack)

- Fraktur buckle atau torus

- Fraktur garis rambut

- Fraktur green stick

d. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya

- Tidak bergeser (undisplaced)

- Bergeser (displaced) : i. Bersampingan

ii. Angulasi

iii. Rotasi

iv. Distraksi

v. over-riding

vi. Impaksi

4

Page 5: Fraktur Radius Ulna

e. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya

- Fraktur Tertutup

- Ftaktur Terbuka

f. Komplikasi

- Malunion

- Delayed Union

- Non-union

2.1.4. Penyembuhan Fraktur

Penyembuhan fraktur pada tulang kortikal

Proses penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri atas lima fase, yaitu :

1. Fase hematoma

Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil yang

melewati kanalikuli dalam sistem Haversian mengalami robekan pada daerah

fraktur dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. Hematoma

yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan dapat

mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadi

ekstravasasi darah ke dalam jaringan lunak.

Osteosit dengan lakunanya yang terletak beberapa millimeter dari fraktur

akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu cincin avaskuler

tulang yang mati pada sisi fraktur segera setelah trauma.

2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal

Pada saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi

penyembuhan. Penyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel-sel osteogenik

yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada

daerah endosteum membentuk kalus interna sebagai aktifitas seluler dalam kanalis

medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat pada periosteum, maka

penyembuhan sel berasal dari diferensiasi sel-sel mesenkimal yang tidak

berdiferensiasi ke dalam jaringan lunak. Pada tahap awal dari penyembuhan

fraktur ini terjadi petambahan jumlah dari sel-sel osteogenik yang member

5

Page 6: Fraktur Radius Ulna

pertumbuhan yang cepat pada jaringan osteogenik yang sifatnya lebih cepat dari

tumor ganas. Jaringan seluler tidak terbentuk dari organisasi pembekuan

hematoma suatu daerah fraktur. Setelah beberapa minggu, kalus dari fraktur akan

membentuk suatu massa yang meliputi jaringan osteogenik. Pada pemeriksaan

radiologis kalus belum mengandung tulang sehingga merupakan suatu daerah

radiolusen.

3. Fase pembentukan kalus (fase union secara klinis)

Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen sel

dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk

tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan

perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk suatu tulang yang

imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai woven bone. Pada pemeriksaan

radiologis kalus atau woven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi

radiologik pertama terjadinya penyembuhan fraktur.

4. Fase konsolidasi (fase union secara radiologik)

Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan diubah

menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi struktur

lamelar dan kelebihan kalus akan diresorpsi secara bertahap.

5. Fase remodeling

Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian yang

menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. Pada fase

remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorpsi secara osteoklastik dan tetap terjadi

proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksternal secara perlahan-lahan

menghilang. Kalus intermediate berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi

sistem Haversian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk

membentuk ruang sumsum.

6

Page 7: Fraktur Radius Ulna

Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa

Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi secara cepat karena beberapa

faktor, yaitu:

1. Vaskularisasi yang cukup

2. Terdapat permukaan yang lebih luas

3. Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat

4. Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fraktur

Tulang kanselosa yang berlokalisasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek

serta tulang pipih diliputi oleh korteks yang tipis. Penyembuhan fraktur pada

daerah tulang kanselosa melalui proses pembentukan kalus interna dan endosteal.

Pada anak-anak proses penyembuhan pada daerah korteks juga memegang

peranan penting. Proses osteogenik penyembuhan sel dari bagian endosteal yang

menutupi trabekula, berproliferasi untuk membentuk woven bone primer di dalam

daerah fraktur yang disertai hematoma. Pembentukan kalus interna mengisi

ruangan pada daerah fraktur. Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi

pada daerah dimana terjadi kontak langsung diantara kedua permukaan fraktur

yang berarti satu kalus endosteal. Apabila terjadi kontak dari kedua fraktur maka

terjadi union secara klinis. Selanjutnya woven bone diganti dengan tulang lamelar

dan tulang mengalami konsolidasi.

Penyembuhan fraktur pada tulang rawan persendian

Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuannya untuk

regenerasi. Pada fraktur inta-artikuler penyembuhan tidak terjadi melalui tulang

rawan hialin, tetapi terbentuk melalui fibrokartilago.

2.2. Fraktur Radius dan Ulna

2.2.1. Epidemiologi

Menurut pusat dokumentasi AO (Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen

[Persatuan untuk Osteosintesis]), fraktur lengan bawah mewakili 10-14% dari

semua kasus fraktur pada tahun 1980 hingga 1996.

7

Page 8: Fraktur Radius Ulna

Literatur oleh McQueen dkk menganalisis insidensi fraktur radius dan ulna

pada orang dewasa di unit trauma Royal Infirmary of Edinburgh selama 3 tahun

dan mendapatkan mayoritas 76% dari 2812 kasus fraktur adalah fraktur distal

radius. Data dari National Hospital Ambulatory Medical Care Survey

menunjukkan bahwa fraktur radius dan/atau ulna mewakili 44% dari keseluruhan

fraktur lengan bawah dan tangan di Amerika Serikat.

Fraktur distal radius mewakili kira-kira 15% dari semua fraktur pada

orang dewasa. Fraktur Galeazzi mewakili antara 3-7% dari kesemua fraktur

lengan bawah dan kebanyakannya terjadi pada laki-laki. Fraktur Monteggia

mewakili kurang dari 5% dari kasus fraktur lengan bawah (1-2%).

2.2.2. Anatomi dan Kinesiologi

Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat

oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal oleh

sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum radioulnar, yang mengandung

fibrokartilago triangularis. Membranea interosseous memperkuat hubungan ini

sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu,

fraktur yang mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya

mengenai satu tulang hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat

dengan yang patah tersebut.

Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu

m.supinator, m.pronator teres, dan m.pronator kuadratus yang membuat gerakan

pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada

radius dan ulna menyebabkan fraktur lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan

rotasi, terutamanya pada radius.

2.2.3. Fraktur Olekranon

Klasifikasi

Menurut Colton:

- Undisplaced : < 2mm

- Displaced : avulsi, transverse/oblik, komunitif, fraktur-dislokasi

8

Page 9: Fraktur Radius Ulna

Mekanisme Trauma

Biasanya penderita jatuh dimana siku dalam posisi fleksi terbentur dengan alas

yang keras. Kecuali itu juga terjadi tarikan otot trisep yang kuat yang akan

menyebabkan tertariknya fragmen olecranon bagian proksimal ke proksimal

(avulsi)

Gejala Klinik

Di daerah siku didapatkan pembengkakan, nyeri tekan. Didapatkan cekungan

antara dua fragmen proksimal dan distal olecranon. Lengan bawah tak dapat

melakukan ekstensi.

Radiologi

AP/Lateral jelas tampak, olecranon terpisah jauh.

A: fraktur-dislokasi olecranon anterior

B: fraktur-dislokasi olecranon posterior

Penatalaksanaan

Dengan melakukan reposisi tertutup, yaitu meletakkan kedua fragmen proksimal

distal dengan cara melakukan ekstensi penuh pada siku. Kemudian setelah

tereposisi dilakukan pemasangan gips dipertahankan selama 6 minggu. Pada

terapi ini banyak kelemahannya karena dalam posisi ekstensi, penderita susah

untuk menolong diri sendiri dalam hidup sehari-harinya. Kecuali itu terjadi

komplikasi kekakuan sendi siku.

9

Page 10: Fraktur Radius Ulna

Cara lain yaitu melakukan reposisi terbuka dengan internal fiksasi. Salah

satu cara internal fiksasi yang baik yaitu dengan teknik Tension Band Wiring

dapat segera dilakukan mobilisasi aktif posisi siku setelah operasi.

Komplikasi

Non-union, akan menyebabkan kelemahan lengan bawah dalam ekstensi,

osteoarthritis post traumatika.

2.2.4. Fraktur Kepala Radius

Klasifikasi

Menurut Mason

Tipe I : Undisplaced

Tipe II : Displaced (impaksi, depresi, angulasi)

Tipe III : komunitif

Tipe IV : fraktur dengan dislokasi sendi siku

Mekanisme Trauma

Biasanya jatuh posisi siku dalam keadaan ekstensi penuh dan ada gaya abduksi

yang kuat (valgus). Akibatnya terjadi benturan yang kuat antara permukaan

konkaf dari kepala radius. Kedua kartilago tersebut biasanya patah, tetapi

kerusakan selalu pada kepala radius. Patah kepala radius bisa terjadi menjadi

beberapa fragmen

Gejala Klinik

Dapat diraba adanya pembengkakan siku karena haemartrosis, rasa sakit yang

progresif, gerakan pronasi dan supinasi terbatas karena sakit, nyeri tekan di daerah

kepala radius.

10

Page 11: Fraktur Radius Ulna

Radiologi

AP/Lateral pada fraktur kepala radius komunitif cukup jelas terlihat. Pada patah

jenis undisplaced AP/Lateral kadang-kadang masih susah terlihat, perlu ditambah

dalam posisi supinasi dan pronasi.

Gambar fraktur komunitif kepala radius

Penatalaksanaan

Fraktur kepala radius tanpa dislokasi dimana bentuk tulang rawan sendi masih

baik, cukup ditolong dengan imobilisasi. Dalam hal ini immobilisasi cukup

dengan mengistirahatkan siku yang sakit, memakai sling (digendong) dengan

mitella (kain segitiga). Immobilisasi dipertahankan cukup 2 minggu. Selama

dalam gendongan, tangan masih diperbolehkan melakukan gerakan pronasi dan

supinasi.

Pada fraktur yang komunitif, dilakukan operasi untunk membuang kepala

radius yang hancur berkeping. Pada waktu operasi perlu dilakukan eksplorasi

untuk mencari pecahan fragmen tulang yang kecil yang masih tertinggal.

Komplikasi

Terjadi artritis post traumatika

11

Page 12: Fraktur Radius Ulna

2.2.5. Fraktur Galeazzi

Fraktur Galeazzi adalah fraktur distal radius disertai dislokasi atau subluksasi

sendi sendi radioulnar distal. Radius-ulna dihubungkan oleh jaringan yang kuat

yaitu membrane interosseous. Apabila terjadi salah satu tulang yang patah, dan

tulang yang patah tersebut dislokasi, pasti disertai dislokasi sendi yang

berdekatan.

Mekanisme Trauma

Biasanya pada anak-anak muda laki-laki, jatuh dengan tangan terbuka menahan

badan dan terjadi pula rotasi. Hal ini menyebabkan patah pada sepertiga distal

radius dan fragmen distal-proksimal mengadakan angulasi ke anterior.

Gejala Klinik

Tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan

dapat diraba tonjolan ujung distal ulna. Bila ringan, nyeri dan dan tegang hanya

dirasakan di darah fraktur; bila berat biasanya terjadi pemendekan lengan bawah.

12

Page 13: Fraktur Radius Ulna

Radiologi

Pada foto antebrachii AP/Lateral memperlihatkan fraktur radius distal disertai

dislokasi sendi radioulna distal.

Gambar fraktur-dislokasi Galeazzi

Penatalaksanaan

Dapat dilakukan reposisi tertutup. Bila hasilnya baik, dilakukan imobilisasi

dengan gips sirkular di atas siku, dipertahankan selama 4-6 minggu. Bila hasilnya

kurang baik, dapat dilakukan internal fiksasi pada tulang radius. Dengan reposisi

akurat dan cepat maka dislokasi sendi ulna distal juga tereposisi dengan

sendirinya. Apabila reposisi spontan tidak terjadi maka reposisi dilakukan dengan

fiksasi K-wire.

Komplikasi

Mal-union, Delayed union, Non-union

2.2.6. Fraktur Monteggia

13

Page 14: Fraktur Radius Ulna

Fraktur Monteggia adalah fraktur sepertiga proksimal ulna yang disertai dengan

dislokasi sendi radio-ulnar proksimal.

Sama seperti halnya fraktur Galeazzi, apabila terjadi salah satu fraktur

tulang radius atau ulna disertai dislokasi pasti akan diikuti oleh dislokasi sendi

yang berdekatan. Hal ini disebabkan kedua tulang radius dan ulna dihubungkan

dengan jaringan membrane interosseous.

Klasifikasi

Menurut Klasifikasi Bado

Tipe I : dislokasi anterior kepala radius dengan fraktur diafisis ulna dengan

angulasi anterior

Tipe II : dislokasi posterior/posterolateral kepala radius dengan fraktur diafisis

ulna dengan angulasi posterior

Tipe III : dislokasi patellar/anterolateral kepala radius dengan fraktur metafisis

ulna

Tipe IV : dislokasi anterior kepala radius dengan fraktur sepertiga proksimal

radius-ulna

14

Page 15: Fraktur Radius Ulna

Mekanisme Trauma

Terjadi karena trauma langsung. Gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah

hiperekstensi dan pronasi. Hal ini menyebabkan fraktur Monteggia tipe ekstensi.

Tipe ini yang paling sering terjadi. Tipe fleksi lebih jarang terjadi dimana gaya

mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna

mengadakan angulasi ke posterior

Gejala Klinik

Gambaran klinis pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan bawah dan

apabila terdapat dislokasi ke anterior, sendi radio-ulnar proksimal akan dapat

diraba pada fossa kubitus.

Radiologi

Pada foto antebrachii AP/Lateral jelas memperlihatkan adanya fraktur proksimal

ulna yang disertai dislokasi sendi radiohumeral.

Gambar X-ray Fraktur Monteggia

Penatalaksanaan

Fraktur ulna adalah fraktur yang tidak stabil dan harus dilakukan reposisi tertutup

atau internal fiksasi (k.wire/platescrew) disertai imobilisasi segera sendi siku.

Asisten memegang lengan atas, penolong melakukan tarikan lengan bawah ke

15

Page 16: Fraktur Radius Ulna

distal, kemudian diputar ke arah supinasi penuh. Setelah itu dengan ibu jari kepala

radius dicoba ditekan ke tempat semula. Setelah berhasil, dilakukan imobilisasi

gips sirkulasi di atas siku dengan posisi siku fleksi 90 derajat. Bila reposisi

tertutup ini gagal dilakukan tindakan reposisi terbuka dengan pemasangan internal

fiksasi.

2.2.7. Fraktur Radius Ulna

Pada ulna dan radius sagat penting gerakan-gerakan pronasi dan supinasi. Untuk

mengatur gerakan ini diperlukan otot-otot supinator, pronator teres dan pronator

kuadratus. Yang bergerak supinasi-pronasi (rotasi) adalah radius.

Mekanisme Trauma

Umumnya trauma yang terjadi pada antebrachii adalah trauma langsung, dimana

radius-ulna patah satu level yaitu biasanya pada sepertinga tengah dan biasanya

garis patahnya transversal. Tetapi bisa pula terjadi trauma tak langsung yang akan

menyebabkan level garis patah pada radius dan ulna tak sama dan bentuk garis

patahnya juga dapat berupa oblik atau spiral.

Gejala Klinik

Patah radius ulna mudah dilihat, adanya deformitas di daerah yang patah,

bengkak, angulasi, rotasi (pronasi atau supinasi), pemendekan.

Radiologi

Pada foto antebrachii AP/Lateral jelas terlihat garis patahnya, level garis patahnya

serta dislokasinya.

16

Page 17: Fraktur Radius Ulna

Penatalaksanaan

Dilakukan reposisi tertutup. Prinsipnya dengan melakukan traksi kea rah distal

dan mengembalikan posisi tangan yang sudah berubah akibat rotasi. Untuk

menempatkan posisi tangan dalam arah yang benar, harus dilihat letak garis

patahnya. Kalau garis patahnya terletak sepertiga proksimal, posisi fragmen

proksimal selalu dalam posisi supinasi karena kerja otot-otot supinator. Maka

untuk mendapatkan kesegarisan yang baik, fragmen distal diletakkan dalam posisi

supinasi. Kalau letak garis patahnya di sepertiga tengah, posisi radius dalam posisi

netral akibat kerja otot-otot supinator dan otot pronator seimbang. Maka posisi

bagian distal diletakkan dalam posisi netral. Kalau letak garis patahnya sepertiga

distal, radius selalu dalam posisi pronasi karena kerja otot-otot pronator kuadratus,

posisi seluruh lengan harus dalam posisi pronasi.

Setelah ditentukan kedudukannya, baru dilakukan immobilisasi dengan

gips sirkular di atas siku. Gips dipertahankan 6 minggu. Kalau hasil reposisi

tertutup tidak baik, dilakukan tindakan operasi atau reposisi terbuka dengan

pemasangan internal fiksasi dengan plate-screw.

Komplikasi

Mal union, Delayed union, Non union

2.2.8. Fraktur Radius Distal

Fraktur Radius distal paling sering terjadi pada cedera ortopedi, sekitar 74% dari

seluruh cedera lengan bawah dan seperenam dari seluruh kasus fraktur di bagian

kegawatdaruratan; 50% mencakup sendi radiocarpal dan radioulnar. Fraktur ini

terbagi menjadi dua kategori: penderita usia muda yang mengalami cedera

berkekuatan tinggi dan penderita usia tua yang terjatuh.

Klasifikasi

Sistem Klasifikasi Frykman

Tipe I : Fraktur ekstra-artikular

Tipe II : Fraktur ekstra-artikular dengan fraktur styloid ulna

17

Page 18: Fraktur Radius Ulna

Tipe III : Keterlibatan radiokarpal artilkular

Tipe IV : Keterlibatan radiokarpal articular dengan fraktur styloid ulna

Tipe V : Keterlibatan radioulnar

Tipe VI : Keterlibatan radioulnar dengan fraktur styloid ulna

Tipe VII : Keterlibatan radioulnar dan radiokarpal

Tipe VIII : Keterlibatan radioulnar dan radiokarpal dengan fraktur styloid ulna

Fraktur distal radius dapat dibagi dalam:

1. Fraktur Colles

2. Fraktur Smith

3. Fraktur Barton

18

Page 19: Fraktur Radius Ulna

2.2.9. Fraktur Colles

Fraktur terjadi pada metafisis distal radius. Kebanyakan dijumpai pada penderita-

penderita wanita usia > 50 tahun, karena tulang pada wanita setelah usia tersebut

mengalami osteoporosis post menopause.

Mekanisme Trauma

Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam

posisi terbuka dan pronasi atau jatuh bertumpu pada telapak tangan dengan tangan

dalam posisi dorsofleksi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis distal radius

yang akan menyebabkan fraktur radius sepertiga distal dimana garis patahnya

berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.

Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan

supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari processus

styloid ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah

distal menyebabkan subluksasi sendi radio ulna distal.

Gejala Klinik

Pada inspeksi bentuk khas yang dapat dilihat seperti sendok makan (dinner fork

deformity). Gambaran ini terjadi karena adanya angulasi dan pergeseran ke dorsal,

deviasi radial, supinasi dan impaksi ke arah proksimal. Gejala-gejala yang lain

seperti lazimnya gejala patah tulang, ada pembengkakan, nyeri gerak, nyeri tekan,

deformitas.

19

Page 20: Fraktur Radius Ulna

Gambar Dinner Fork Deformity

Radiologi

Pada foto antebrachii tampak fraktur distal radius dengan jarak 1 inci dari sendi

pergelangan tangan, angulasi dorsal pada fragmen distal, pergeseran ke dorsal

pada fragmen distal, dan terdapat dengan fraktur prosesus styloideus ulna. Pada

gambaran radiologis juga dapat diklasifikasikan stabil dan tidak stabil. Stabil bila

terjadi satu garis; tidak stabil bila patahnya komunitif.

Gambar X-ray Fraktur Colles

Penatalaksanaan

Jika tidak dirawat, fraktur ini akan menyatu dengan angulasi ke belakang

(backward angulation), kehilangan fungsi supinasi, kelemahan genggaman, dan

kehilangan fungsi deviasi ulna. Fungsional lengan bawah masih baik.

20

Page 21: Fraktur Radius Ulna

Pada fraktur displaced, fraktur ini harus dimanipulasi ke posisi yang baik

dengan menarik tangan ke arah distal, memfleksikan sendi pergelangan tangan,

dan menarik tangan ke arah deviasi ulnar. Setelah direduksi, gips diletakkan dari

siku hingga ke sendi metacarpophalangeal, tepat dimana terdapat garis kulit

proksimal pada telapak tangan. Jari-jari dan jari jempol harus dibiarkan bebas

bergerak. Pasien disuruh kembali lagi antara 7 hingga 10 hari kemudian dan

dilakukan radiografi untuk memeriksa posisi. Jika posisi fragmen beranjak,

manipulasi lanjutan harus dilakukan. Fisioterapi turut harus dimulai sekiranya

pasien masih tidak menggunakan tangan dan bahunya. Gips dikekalkan selama 4

minggu dimana dalam tempoh tersebut harus ada pergerakan penuh dari jari-jari,

jempol, siku, dan bahu.

Pada fraktur impacted yang berada dalam posisi baik, kadang-kadang

impact terjadi dalam posisi yang dapat diterima dengan sedikit angulasi ke

belakang. Fraktur seperti ini tidak memerlukan manipulasi lanjutan namun adalah

lebih baik untuk dipasangkan gips selama 2 minggu untuk mengelakkan

pergeseran yang tidak disengajakan.

Komplikasi

Sering dapat berupa kekakuan jari-jari tangan, kekakuan sendi bahu, mal union

subluksasio sendi radio-ulnar distal. Jarang terjadi atrofi Suddeck, rupture tendon

ekstensor polisis longus, sindrom karpal tunnel

Pada atrofi Suddeck, tangan menjadi kaku, biru, dan dingin akibat reflex

sympathetic dystrophy yang disebabkan oleh gangguan sensoris dan otonom pada

tulang dan pembuluh darah. Hal ini sering terjadi pada pasien yang tidak

menggerakkan jari-jarinya dan bisa juga turut terjadi pada bahu setelah terjadi

fraktur pada lengan bawah.

Kerusakan pada nervus medianus bisa terjadi akibat fraktur Colles dan

bisa menyebakan kompresi pada saraf tersebut. Simptom ini akan menghilang

setelah frakturnya menyatu namun dekompresi harus dilakukan untuk mengurangi

simptom.

21

Page 22: Fraktur Radius Ulna

Ruptur tendon longus pollicis ekstensor bisa terjadi akibat pergerakan dari

pinggir tajam dari tulang yang patah di daerah dorsal pergelangan tangan. Pasien

akan mengeluhkan jempolnya tidak bisa diangkat.

2.2.10. Fraktur Smith

Lebih jarang terjadi dibandingkan fraktur colles. Kadang-kadang diistilahkan

sebagai reverse colles fracture walaupun tidak tepat. Banyak dijumpai pada

penderita laki-laki muda.

Gambar X-ray Fraktur Smith

Mekanisme Trauma

Penderita jatuh, tangan menahan badan, sedang posisi tangan dalam volar fleksi

pada pergelangan tangan, pronasi. Garis patah biasanya transversal, kadang-

kadang intraartikular.

Penatalaksanaan

Dilakukan reposisi dalam anestesi lokal atau anestesi umum. Posisi tangan

diletakkan dalam posisi dorsofleksi – supinasi (kebalikan dari posisi colles).

Diimobilisasi dalam gips sirkular di bawah siku selama 4-6 minggu. Jika tidak

berhasil, dapat difiksasi dengan plate.

22

Page 23: Fraktur Radius Ulna

BAB 3

PENUTUP

Fraktur yang sering terjadi pada orang dewasa biasanya melibatkan tulang

panjang. Salah satu contohnya adalah kasus fraktur lengan bawah. Fraktur lengan

bawah yang paling sering adalah fraktur pada radius distal seperti fraktur Colles,

fraktur Smith atau fraktur Barton. Kemudian diikuti dengan fraktur pada midshaft

tulang radius-ulna seperti fraktur Galeazzi, fraktur Monteggia, atau fraktur radius

ulna, maupun fraktur pada olecranon dan kepala radius.

Mekanisme terjadinya fraktur adalah melalui mekanisme rudapaksa baik

akibat trauma langsung atau terjatuh. Pemahaman mekanisme trauma ini akan

membantu dalam menegakkan diagnosis. Selain dari mekanisme trauma,

diagnosis juga dapat ditegakkan melalui gambaran klinis yang khas pada masing-

masing fraktur selain dari gejala umum fraktur seperti pembengkakan, deformitas,

nyeri gerak, nyeri tekan. Pemeriksaan fisik yang teliti diperlukan terutama menilai

neurovaskular dari daerah yang terlibat.

Pemeriksaan radiografi X-ray sangat membantu dan berperan penting

dalam menegakkan diagnosis. Beragam posisi diperlukan untuk menentukan arah

serta fragmen-fragmen kecil yang tidak tampak hanya pada satu tampilan,

sehingga diperlukan minimal dua tampilan foto X-ray yaitu AP dan Lateral.

Penatalaksanaan yang cepat dengan reposisi tertutup sebisa mungkin

dilakukan untuk mencegah komplikasi, tentunya dengan memberikan terlebih

dahulu anestesi umum. Jika reposisi tertutup gagal dilakukan, diperlukan tindakan

operasi seperti pemasangan internal fiksasi. Immobilisasi daerah yang terkait

sangat diperlukan mulai dari kejadian hingga reposisi dilakukan sekitar 4-8

minggu bergantung jenis frakturnya.

23