PENANGANAN FRAKTUR TERBUKA YOVITA DEVI K Pembimbing : dr. Moch Nagieb, Sp.OT
• Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah, sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi.
DEFINISI
• Fraktur terbuka adalah fraktur yang terjadi hubungan dengan dunia luar.
• Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi.
ETIOLOGI
• Trauma langsung – benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur
pada tempat itu.• Trauma tidak langsung– terjadi bilamana titik tumpul benturan dengan
terjadinya fraktur berjauhan.
PATOFISIOLOGI
• Akibat rudapaksa suatu trauma sehingga merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.
• Akibat fragmen tulang sehingga merusak jaringan lunak dan menembus kulit.
KLASIFIKASI
• Menurut Gustillo dan Anderson (1976)
Tipe Ukuran luka Batasan
I < 1 cm Luka bersih
II > 1 cm Tanpa kerusakan jaringan lunak yang luas
atau avulsi
III > 10 cm fraktur terbuka segmental, fraktur terbuka
dengan kerusakan jaringan lunak yang luas,
atau amputasi traumatic
TIPE I• biasanya karena luka tusukan dari fragmen tulang
yang menembus kulit. terdapat sedikit kerusakan jaringan dan tidak terdapat tanda2 trauma yang hebat pada jaringan lunak.
• fraktur yang terjadi biasanya bersifat simple, transversal, oblik pendek atau sedikit komunitif.
TIPE II• tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi
kulit. terdapat kerusakan yang sedang dari jaringan dengan sedikit kontaminasi fraktur.
TIPE III• Terdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak
termasuk otot, kulit dan struktur neurovaskuler dengan kontaminasi yang hebat.
• biasanya di sebabkan oleh karena trauma dengan kecepatan tinggi.
• Tipe ini di bagi dalam 3 subtipe:– TIPE IIIA• Jaringan lunak cukup menutup tulang yang
patah walaupun terdapat laserasi yang hebat ataupun adanya flap. • fraktur bersifat segmental atau komunitif yang
hebat.
– TIPE IIIB• Fraktur di sertai dengan trauma yang hebat
dengan kerusakan dan kehilangan jaringan, terdapat pendorongan periostium, tulang terbuka, kontaminasi yang hebat serta fraktur komunitif yang hebat.
– TIPE IIIC• Fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan
arteri yang memerlukan perbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.
DIAGNOSIS
• Anamnesis• Pemeriksaan fisik– Primary survey : A (airway), B (breathing), C
(circulation), D (disability), E (Exposure)– Secondary survey :• Status generalis • Status lokalis
STATUS LOKALIS
1. Inspeksi (Look)• Bandingkan dengan bagian yang sehat• Perhatikan posisi anggota gerak• Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak
untuk membedakan fraktur tertutup atau fraktur terbuka
• Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan
• Lakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-organ lain
2. Palpasi (Feel)• Nyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya
disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang
• Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati
• Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena
• Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah trauma , temperatur kulit
• Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai
3. Pergerakan (Move)• Pergerakan dengan mengajak penderita untuk
menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma.
• Pada pederita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium• Pemeriksaan radiologis : diperlukan untuk
menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur.
PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka :• obati fraktur terbuka sebagai satu kegawatan.• adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya
kelainan yang dapat menyebabkan kematian.• berikan antibiotic dalam ruang gawat darurat, di kamar
operasi dan setelah operasi.• segera dilakukan debrideman dan irigasi yang baik• stabilisasi fraktur.• lakukan bone graft autogenous secepatnya• rehabilitasi anggota gerak yang terkena
1. Pembersihan luka– dengan cara irigasi dengan cairan NaCl fisiologis
secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.
2. Debrideman– semua jaringan yang kehilangan vaskularisasinya
merupakan daerah tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada kulit, jaringan subkutaneus, lemak, fascia, otot dan fragmen2 yang lepas
3. Pengobatan fraktur– fraksi skeletal atau reduksi terbuka dengan fiksasi
eksterna maupun interna.
4. Penutupan luka – fraktur terbuka diobati dalam waktu periode emas
(6-7 jam mulai dari terjadinya kecelakaan), maka sebaiknya kulit ditutup.
– dapat dilakukan split thickness skin-graft serta pemasangan drainase isap untuk mencegah akumulasi darah dan serum pada luka yang dalam.
5. Pemberian antibiotik– bertujuan untuk mencegah infeksi
6. Pencegahan tetanus– pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif
cukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin (manusia)
KOMPLIKASI
• perdarahan, syok septik sampai kematian• septikemi, toksemia oleh karena infeksi piogenik• tetanus• gangrene• perdarahan sekunder• osteomielitis kronik• delayed union• non union dan malunion• kekakuan sendi• Komplikasi lain oleh karena perawatan yang lama : ulkus
decubitus
PROGNOSIS
• Dengan terbukanya barier jaringan lunak, maka patah tulang tersebut terancam untuk terjadinya infeksi. Seperti kita ketahui bahwa periode 6 jam sejak patah tulang terbuka, luka yang terjadi masih dalam stadium kontaminasi (golden periode) dan setelah waktu tersebut, luka berubah menjadi luka infeksi.
KESIMPULAN
• Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.
• Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. Karena itu penanganan patah tulang terbuka harus dilakukan sebelum golden periode terlampaui agar sasaran akhir penanganan patah tulang terbuka tercapai.
DAFTAR PUSTAKA• Apley, A.G.,L. Solomon. 1995. Buku Ajar Ortopedi Fraktur Sistem Apley.
Edisi 7. Jakarta: Widya Medika. • Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: Yarsif
Watampone, 2008. • Schaller, T.S. Open Fracture . available at
http://emedicine.medscape.com/article/1269242-overview#showall . [15 Juni 2013]
• Cannon T, Wood D . Open Fracture . available at http://student.bmj.com/student/view-article.html?id=sbmj.d7744 . [15 Juni 2013]
• Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC, 2005.
• Brinker. Review Of Orthopaedic Trauma, Pennsylvania: Saunders Company, 2001. 127-135