PAPER SKILL LAB BLOK 20 FORMULASI TABLET DOMPERIDON “YUNPERIDON TABLET” Disusun untuk Memenuhi Tugas Skill Laboratorium Blok 20 Teknologi Farmasi Program Studi Farmasi DISUSUN OLEH: NAMA : YUNDA HARIDA UTAMI NIM : 20110350007 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PAPER SKILL LAB BLOK 20
FORMULASI TABLET DOMPERIDON
“YUNPERIDON TABLET”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Skill Laboratorium Blok 20
Teknologi Farmasi Program Studi Farmasi
DISUSUN OLEH:
NAMA : YUNDA HARIDA UTAMI
NIM : 20110350007
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’aliakum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Sholawat serta salam
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis
tidak akan sanggup menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah yang berjudul
“Formulasi Sediaan Tablet Domperidon” jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran sangat penulis harapkan guna mendapatkan hasil karya tulis ilmiah yang
lebih baik. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin
ya Robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 21 November 2013
YUNDA HARIDA
UTAMI
NIM:
20110350007
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB 1 TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAN...........................................
A. Deskripsi umum senyawa aktif.......................................................................................
B. Definisi Bentuk Sediaan Terkait.....................................................................................
C. Dasar Pertimbangan dan Landasan Hukum Penggolongan Obat...................................
D. Penandaan pada wadah, leaflet atau brosur.....................................................................
E. Nomor Registrasi (dengan uraian/ penjelasan penomoran) & nomor bets.....................
BAB II URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI............................................................
A. Nama Obat dan Sinonim.................................................................................................
B. Bentuk Senyawa Aktif....................................................................................................
C. Mekanisme Kerja Dalam Tubuh.....................................................................................
D. Nasib Obat Dalam Tubuh................................................................................................
E. Indikasi dan Dasar Pemilihan..........................................................................................
F. Kontraindikasi dan Alasannya........................................................................................
G. Dosis dan Perhitungan.....................................................................................................
H. Cara Pakai.......................................................................................................................
I. Efek Samping..................................................................................................................
J. Toksisitas.........................................................................................................................
K. Interaksi Obat..................................................................................................................
L. Penggunaan Pada Kondisi Khusus..................................................................................
M. Peringatan..................................................................................................................
N. Cara Penyimpanan........................................................................................................
O. Contoh sediaan yang beredar di pasaran.......................................................................
P. Analisis Farmakologi....................................................................................................
BAB III ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA..............................................................................................................................
A. Pendekatan formulasi (analisis pemilihan zat aktif dan eksipien)................................
iv
B. FORMULASI................................................................................................................
BAB IV PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR..................................................................................................................................................
A. Metode Pembuatan Sediaan..........................................................................................
B. Perhitungan dan Penimbangan......................................................................................
C. Prosedur Pembuatan Sediaan........................................................................................
D. Pengawasan Dalam Proses (IPC)..................................................................................
E. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir.............................................................................
F. Pengemasan Sediaan Jadi..............................................................................................
BAB V WADAH DAN INFORMASI OBAT.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
Nama Kimia Selulosa [9004-34-6]Formula Empiris C6H10O5
Pemerian Mikrokristalin selulosa telah dimurnikan, sebagian depolymerize selulosa yang terjadi berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, kristal bubuk terdiri dari partikel berpori . Hal ini secara komersial tersedia dalam ukuran partikel yang berbeda dan nilai kelembaban yang memiliki perbedaan sifat dan aplikasi.
Kelarutan Sedikit larut dalam 5% (b/v) larutan natrium hidroksida, praktis tidak larut dalam air, asam encer, dan pelarut yang paling organik
inkompattibilitas Inkompatible dengan agen pengoksidasi kuatStabilitas Mikrokristalin selulosa adalah stabil meskipun material
higroskopis. Bahanatau materiall dalam jumlah besar harus disimpan di wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
Nama Kimia O-b-D-galactopyranosyl-(1!4)-b-D-glucopyranoseFormula Empiris C12H22O11 BM:342.30Pemerian Serbuk putih , tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil diudara,
tetapi mudah menyerap bau.Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol,dan eter. Mudah (dan
pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan bahan yang bersifat oksidasi kuat. Inkompatibel terhadap amino acids, aminophylline, amfetamines, dan lisinopril.
Stabilitas Laktosa dapat berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-
stearat. Stabil dengan penyimpanan di tempat kering dan tertutup
rapat.
Fungsi dan konsentrasi yang dibutuhkan
Fungsi laktosa adalah sebagai bahan pengisi. Umumnya digunakan bersama dengan Avicel, namun apabila diformulasi sendiri maka digunakan dalam konsentrasi 40 hingga 50%.
talc; purified French chalk; Purtalc; soapstone; steatite; Superiore; talcum.
Nama Kimia TalcFormula Empiris Mg6(Si2O5)4(OH)4.Pemerian sangat halus, putih keabu-abuan putih, tidak berbau, tidak teraba,
bermanis-manis, bubuk kristal. Hal ini melekat mudah pada kulit dan lembut untuk disentuh dan bebas dari butiran.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut asam dan alkali, pelarut organik dan air.
Inkompattibilitas Inkompatible dengan senyawa amonium kuartenerStabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Talk merupakan bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada 160 C selama tidak kurang dari 1 jam . Hal ini juga dapat disterilkan oleh paparan etilen oksida atau iradiasi gamma . Talk harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk , tempat kering.
Fungsi dan konsentrasi yang dibutuhkan
Penggunaan Konsentrasi (%)
Dusting powder 90-99Glidan and tablet lubricant 1-10Capsule and tablet diluent 5-30
Nama Kimia Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]Formula Empiris C36H70MgO4Pemerian sangat halus, cahaya putih, dipercepat atau digiling, bubuk teraba
dari bobot isi rendah, memiliki bau samar dari asam stearat dan rasa yang khas. Serbuk ini berminyak saat disentuh dan mudah melekat pada kulit .
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air; sedikit larut dalam benzena hangat dan etanol hangat (95%).
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali dan garam besi.
16
menghindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan garam alkaloid berlebih.
Stabilitas dan kondisi penyimpanan
Magnesium stearat stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik. di tempat yang sejuk dan kering
Fungsi dan konsentrasi yang dibutuhkan
Magnesium stearat secara luas digunakan dalam kosmetik, makanan, dan formulasi farmasi . Hal ini terutama digunakan sebagai lubrikan dalam kapsul dan pembuatan tablet pada konsentrasi antara 0,25 % dan 5,0 % b/b. Hal ini juga digunakan dalam barier krim.
Nama Kimia StarchFormula Empiris (C6H10O5)n where n = 300–1000.Pemerian Tidak berbau dan tidak berasa, baik-baik saja, putih sampai serbuk
putih. Ini terdiri dari butiran bulat atau bulat telur sangat kecil atau seperti biji-bijian yang ukuran dan bentuk berkarakteristik untuk setiap botani bervariasi.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol dingin ( 96 % ) dan air dingin. Pati mengembang seketika dalam air sekitar 5-10 % pada 37 C . Pati menjadi larut dalam air panas pada suhu di atas suhu gelatinisasi. Pati yang sebagian larut dalam dimetilsulfoksida dan
17
dimetilformamida.Inkompatibilitas Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Senyawa
inklusi berwarna yang dibentuk dengan yodium.Stabilitas Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban yang tinggi.
Larutan pati atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme, karenanya harus baru disiapkan bila digunakan untuk granulasi basah. Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.
Fungsi dan konsentrasi yang dibutuhkan
Penggunaan Konsentrasi (%)Starch pasta 3-20
Antiadherent dan lubrikan di tablet 3-10Wet granultion binder/diluent 5-10
Prosedur pembuatan 5000 tablet domperidon 10 mg dilakukan dalam beberapa
tahapan, yaitu:
1) Penimbangan
Diayak dan ditimbang seksama masing-masing bahan fase dalam dan fase
luar sesuai dengan perhitungan.
2) Penyiapan starch pasta
a) Menambahkan air dingin dan mengaduk hingga homogenb) Menambahkan air panas bersuhu <80oc dan dipanaskan diatas penangas
dengan pengadukan konstan sampai mengembang menjadi transparan.
3) Granulasi Basah
a) Masukkan domperidon, sebagian lactose, Avicel 102 ke dalam kantong
plastic.
b) Gojok plastic untuk mendapatkan campuran yang homogen.c) Masukkan sedikit laktosa ke dalam mortir.d) Masukkan starch pasta ke dalam mortar yang berisi laktosa dan aduk
hingga homogen.e) Masukkan campuran yang terdapat dalam plastic dan sisa laktosa ke
dalam mortir yang berisi campuran starch dan laktosa.f) Mengaduk secara geometris hingga terbentuk granulg) Mengayak granul menggunakan mesh 12h) Memasukkan kedalam oven bersuhu 40oc, diamkan selama 2 hari.
4) Pembuatan Tablet
Setelah granul melewati uji evaluasi granul dan memenuhi spesifikasi,
granul siap untuk dilakukan kompresi. Setelah didapatkan granul maka
25
magnesium steerate dan talk kemudian ditambahkan ke butiran dan
dicampur secara menyeluruh. Granul yang dikompresi ke tablet
menggunakan mesin tablet rotary punch. Berikut prosedur pembuatan
tablet domperidon 10 mg:
a) Dimasukin granul ke dalam hopper (corong alimentasi).
b) Dihitung dan diatur matris (die), Feed shoe, upper punch dan lower
punch untuk mendapatkan tiap tablet domperidon mengandung 10 mg
domperidon.
c) Diatur daya tekanan yang akan diberikan untuk mengempa tablet
domperidon dengan bobot akhir 100 mg sehingga didapat spesifikasi
tablet yang diinginkan (Tinjau IPC Pembuatan Tablet).
d) Berikut skema alur mesin tablet. (tergantung dengan mesin yang
digunakan, baik single atau rotary punch)
Gambar. Skema mesin pencetak
D. Pengawasan Dalam Proses (IPC)
1) Sifat aliran
26
Tujuan penetapan: Menjamin keseragaman pengisi ke dalam cetakan
bobot/tablet.
Ada beberapa cara uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua
metode yang paling umum dipakai yaitu:
a) Metode sudut baring/sudut istirahat
α=arc tan H/R
b) Metode kecepatan aliran Hopper
Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan
mengalir.
Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam satuan waktu (granul/detik).
1. Timbang beker glass kosong (Wo)
2. Set skala nol
3. Masukkan serbuk/granul ke corong
4. Catat waktu aliran (T)
5. Timbang beker glass berisi serbuk/ granul(Wt)
6. Hitung aliran serbuk/granul
Tablet yang akan menggunakan metode kempa langsung harus memili sifat
alir yang baik (Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).
2) Homogenitas campuran
Homogenitas campuran yang akan dibuat menjadi tablet harus baik, karena
akan berpengaruh terhadap keseragaman zat aktif atau dosis.
3) Kadar air (kandungan Lembab)
27
Aliran=(Wt-Wo)/T
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70oC).
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat
seperti Moisture Balance. Tujuan:
a. Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi
masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama
kandungan lembab menjadi factor penyebab.
b. Mengontrol K.L granul berikatan dengan pertumbuhan mikroba, jika
granul tidak langsung langsung di kempa mnjadi tablet.
Prosedur:
c. Timbang granul sebanyak 5 g diatas nampan logam (alumunium)
d. Nyalakan alat, cek suhu pada 70oC
e. Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat(% hilang
atau g hilang)
f. Penetapan dihentikan setelah dicapai angka constant.
(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013)
4) Kadar mampat
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.
%T=Vo−V 500
Vo
Ket: %T= Kadar pemampatan
Vo = volume sebelum mampat
V500= Volume setelah mampat 500x
%T<20 atau V<20 mlgranul memiliki aliran yang baik
(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013)
28
5) Distribusi ukuran partikel (granulometri)
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-
ukuran granul). Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari
ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri
berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan aliran
akan lebih baik.Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva terdistribusi
normal. Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak
dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya
disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Prosedur:
Timbang 100 gr granul
Letakkan granul pada pengayak paling atas
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada
getaran.
Hitung persentasi granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).
6) Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet,
kelarutan, dan sifat-sifat lainnya (Terj.Lachman ed. 2 hal.682).
a) BJ Sejati
BJ diukur dengan piknometer gas Beckmann. Ada 2 metode untuk
menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang
pertama mengguankan air raksa sebagai cairan pengisi sela.Yang kedua
29
memakai pelarut yang bertekanan permukaan rendah (misal, benzene) dan
tidak melarutkan granul.Ketepatan metode ini tergantung pada kemampuan
cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Ketepatan diukur dari volumr
cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam
piknometer.
b) BJ ruah granul (BJ nyata)
ditimbang seksama 100 gram serbuk/granul
dimasukkan ke dalam gelas ukur
Diamati volume dan hitung BJ ruahan (BJ= bobot/ volume)
- Berat Jenis Nyata Setelah Pemampatan (BJ Nyata)
ditimbang seksama 100 gram serbuk/granul
dimasukkan ke dalam gelas ukur
Dimampatkan granul dengan alat volumeter dengan 500 kali
pemampatan
Dihitung perbandingan bobot dengan volume setelah proses
pemampatan. Dengan skema sebagai berikut:amati volume dan hitung BJ
ruahan (BJ= bobot/ volume)
c) BJ nyata setelah pemampat
Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampat (ketukan
sebanyak 500x).
30
Masukkan 100 g granul ke dalam gelas takar. Mampatkan 500x dengan
alat volumeter.
Lihat volume setelah pemampat
d) Bilangan Hauser
Perbandingan Antara BJ mampat dengan BJ nyata. Makin meningkat
kemampuan untuk kempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya.
Makin berkursng kemampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya
mengalirnya (Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).
E. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir
1) Evaluasi Fisik
a) Keseragaman Bobot
Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui keseragaman bobot dari tablet
yang kita buat. Prosedur: Keseragaman bobot: 20 tablet ditimbang
satupersatu, hitung rata-rata tiap tablet. Tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang menyimpang terhadap rata-rata lebih dari kolom A, dan tidak boleh
ada satupun tablet yang menyimpang terhadap rata-rata lebih dari kolom
B.
31
BJ nyata setelah pemampatan=bobot/volume setelah pemampat
* Hasil dapat diterima apabila tidak terdapat lebih dari 2 tablet yang
memiliki bobot menyimpang lebih dari 10% bobot rata-rata dan tidak
boleh ada 1 tablet yang menyimpang lebih dari 20% dari bobot rata-
ratanya (Depkes RI, 1979).
Jika perlu, diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satupun tablet
yang menyimpang terhadap rata-rata lebih dari kolom A dan B. (Depkes
RI, 1979).
b) Kekerasan Tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses:
pengemasan, penghantaran (shipping). Kekerasan yang cukup dari suatu
tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-
faktor yang mempengaruh kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan
sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai sebagai ukuran dari
tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat
pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet
dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrott,
1970).
Prosedur:
- 20 tablet diambil secara acak
- Ukur kekerasan masing-masing tablet
- Catat skala yang terukur
- Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet
- Variasi kekerasan dilihat dari harga SD
Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan
kerapuhannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet
32
yang tidak keras akan mengalami kerapuhan pada saat pengemasan dan
transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 10 kg masih dapat diterima,
asalkan masih memenuhi persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan
disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).
c) Keseragaman Ukuran
Diambil 20 tablet secara acak
↓
Diukur diameter dan ketebalan tablet menggunakan jangka sorong
↓
Tablet yang baik : diameter < 3 kali tablet dan > 4/3 tebal tablet
d) Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan
tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus
dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak
kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. (DepKes RI,
1995).
Prosedur:
900 mL medium dissolusi di isi pada tabung denga suhu ± 37oC
Dimasukkan tablet pada masing-masing tabung
Dijalankan alat uji disolusi metode paddle dengan kecepatan
pengadukan dan lama pengujian yang sesuai.
Diambil sampel 5 ml pada selang waktu tertentu
33
Setiap penggambilan sampel diganti dengan media disolusi dengan
volume dan suhu yang sama
e) Uji Waktu Hancur
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur
yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau
dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap
dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode
berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode
pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta
dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan
atau lebih. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan
aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa
sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang
tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau
cangkang kapsul yang tidak larut.
Waktu disentegrasi obat yang baik dari tablet yang di uji adalah 15 menit
untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet
bersalutb gula dan bersalut selaput (FI III, hal 7 1979).
Prosedur:
Bejana diisi HCL 0,1N, volume diatur pada kedudukan tertinggi
(lempeng kasa di permukaan larutan) dan kedudukan terendah (mulut
tabung di atas permukaan) dengan suhu pelarut 36-38oC.
6 tablet dimasukkan di setiap tabung, dan keranjang di naik-turunkan
teratur selama 30 kali/menit.
Tablet hancur bila ada bagian yang tertinggal di kasa.
34
Dihitung waktu hnacur sejak tablet mulai hancur hingga tidak ada yang
tertinggal di kasa.
f) Friabilitas
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Friabilitas diukur dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah
menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam
friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat
diputar dengan kecepatan 25 putaran permenit dan waktu yang digunakan
adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran. Mula-mula tablet dibersihkan dahulu
dari debunya kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan
bobot <> 650 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet
yang telah ditimbang ke dalam friabilator. Jalankan alat selama 4 menit.
Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat. Bersihkan dari debu dan timbang
dengan seksama. Hitung persentase bobot yang hilang selama pengujian.
Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak
boleh lebih dari 1 %.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran
meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang
sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang
telah dilakukan (USP & NF).
35
Prosedur:
20 tablet dibersihkan dengan menggunakan sikat halus dan ditimbang.
Tablet dimasukkan dalam Friabilator dan diputar sebanyak 100 putaran.
Tablet dibersihkan lagi dan ditimbang.
Dihitung friabilitas tablet
g) Friksibilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami
gesekan antar sesama tablet.
Tujuan penetapan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Prosedur:
- 20 tablet diambil secara acak
- Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
- Masukkan uji (100 x) putaran
- Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
- Hitung % friksibilitas tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%
Pada umumnya persen friksibilitas yang dapat diterima adalah < 1%
2) Evaluasi Kimia
a) Uji penetapan kadar zat berkhasiat
Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet
harus dipantau pada setiap tablet atau batch (Lachman dkk., 1994). Dalam
penetapan kadar zat berkhasiat pada setiap tablet biasanya menggunakan
20 tablet yang kemudian dihitung, ditimbang, dan kemudian diserbukkan.
Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan mewakili seluruh
36
tablet, maka harus ditimbang secara seksama. Kadar zat berkhasiat tertera
pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara penetapan
(Siregar, 2008).
F. Pengemasan Sediaan Jadi
Sediaan domperidon disimpan dalam blister sebagai kemasan primer dan
kardus sebagai kemasan sekunder.
37
BAB V
WADAH DAN INFORMASI OBAT
Kemasan primer (Label), Kemasan Sekunder (Wadah) dan Brosur.
Nama Obat : Yunperidon® Tablet
Uraian Kerja Farmol : Domperidone merupakan antagonis dopamine
perifer yang selektif di reseptor D2. Obat ini bekerja di Chemoreceptor
Trigger Zone dan di lambung. Domperidone meningkatkan aktifitas spontan
lambung dan mengantagonis penghambatan pengosongan lambung oleh
dopamine. Obat ini meningkatkan proses pengosongan lambung. Domperidon
di metabolism melalui hepar. 91-93% domperidon terikat pada protein plasma.
Hasil eksresi berupa urin dan feses sebesar 31 dan 66%. Waktu paruh dalam
plasma (t1/2) setelah dosis oral tunggal 7-9 jam.
Indikasi : Untuk mengobati mual-muntah dan dyspepsia
Kontaindikasi : Pengunaan domperidon tidak dianjurkan pada penderita
Using Factorial Design, S.K.Patel College of Pharmaceutical Education
and Research Ganpat University, India.
Rhoihana, D. (2008). Perbandingan Availibilitas In Vitro Tablet Metronidazol
Produk Generik dan Produk Dagang. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Rowe, R. C. , Paul, J.S., and Sian, C.O., 2006, Handbook of Pharmaceutical
Exipients , 5Th ed., Pharmaceutical Press, United Kingdom.
Siregar, 2008
USP, 2007, This Unique E-Book of The US Pharmacopoeia 30-NF25 is Made
Especially for Arabswell,USP 30-NF25, Amerika.
41
LAMPIRAN
DESAIN KOTAK/BOX:
BROSUR:
Yunperidon® TabletKomposisi :
Tiap tablet mengandung Domperidon 10 mgIndikasi : Untuk mengobati mual-muntah dan dyspepsiaCara Kerja : Domperidone merupakan antagonis dopamine perifer yang
selektif di reseptor D2. Obat ini bekerja di Chemoreceptor Trigger Zone dan di lambung. Domperidone meningkatkan aktifitas spontan lambung dan mengantagonis penghambatan pengosongan lambung oleh dopamine. Obat ini meningkatkan proses pengosongan lambung. Domperidon di metabolism melalui hepar. 91-93% domperidon terikat pada protein plasma. Hasil eksresi berupa urin dan feses sebesar 31 dan 66%. Waktu paruh dalam plasma (t1/2) setelah dosis oral tunggal 7-9 jam.
Kontaindikasi : Pengunaan domperidon tidak dianjurkan pada penderita perdarahan GI, prolaktin-releasing-hipofisis-tumor (Prolactinoma),Obstruksi atau perforasi, hipersensitivitas terhadap domperidon.
Dosis dan frekuensi pemberian di sesuaikan dengan berat dan lamanya gangguan:
42
- Mual dan muntahDewasa (termasuk lanjut usia): 10-20 mg setiap 4-8 jam.Anak-anak: 0,2-0,4 mg/kg/BB/hari setiap 4-8 jam
- Untuk pengobatan dyspepsia funsional:10-20 mg 3 kali sehari 15-30 menit sebelum makan dan 10-20 mg pada malam hari tergantung respon klinik. Lama pengobatan tidak boleh lebih dari 2 minggu.
sehari.Cara Pakai : Diminum 15-30 menit sebelum makanPeringatan :
- Obat ini tidak dianjurkan pada wanita hamil dan menyusui- Hati-hati pemakaian pada penderita dengan gangguan fungsi hati
dan ginjal.Penandaan : Obat KerasPenandaan :
- Harus dengan resep dokterBatas Kadaluarsa : April 2020Bentuk Sediaan : TabletVolume : 100mgWadah dan Kemasan : Blister @ 10 tabletCara Simpan : Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada suhu
ruang 20°C-25°C, terlindung cahaya dan lembab. Simpan dalam kardus sampai pada waktu ingin digunakan.
Nomor bets : 14010705Nomor Registrasi : DKL 14300010110 A1