Top Banner
FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY CANDIES EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) DENGAN VARIASI KADAR MANITOL - GELATIN Diajukan oleh: Abdul Majid El Hasani 18123668A FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2016
134

FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

Jan 29, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY CANDIES EKSTRAK

ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) DENGAN VARIASI

KADAR MANITOL - GELATIN

Diajukan oleh:

Abdul Majid El Hasani

18123668A

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2016

Page 2: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

i

FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY CANDIES EKSTRAK

ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) DENGAN VARIASI

KADAR MANITOL - GELATIN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

Derajat Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi S1-Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi

oleh :

Abdul Majid El Hasani

18123668 A

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2016

Page 3: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

ii

Page 4: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhanku), tiada ilah (yang berhak disembah)

kecuali Dia, kepadaNya aku bertawakal. Dia-lah Rabb yang menguasai „Arsy yang

agung.” (Hadits Riwayat Nabi)

Yang Paling Utama Di atas Segalanya

Sembah Sujud dan syukur kepada Allah SWT yang maha segalanya yang selalu

memberikan nikmat kepadaku, menjawab doa-doaku, Yang telah menggariskan

takdirku hingga saaat ini , Yang selalu menyayangiku meskipun terkadang aku

melupakan-Nya. Tak lupa sholawat dan salam selalu terlimpakan kepada Rasulullah

Muhammad SAW.

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Pahlawan dan penyemangat hidupku Abi ( Mohammad Ridwan Zain, M.Ag) dan

Ibu/mak‟e (Jumaiyah, S.Pd) sebagai wujud bakti dan sayangku atas pengorbananmu.

2. Orang tua keduaku di karanganyar Bapak (Aris Munandar) dan Ibu (Srihartatie) yang

telah dengan baik membimbingku selama menempuh pendidikan di Solo.

3. Dosen pembimbing dan dosen-dosen USB atas jasanya menyalurkan ilmu.

4. My beloved sister “Mbak Ratna wicaksono” and brother “Mas Rony wicaksono” yang

telah selalu dengan baik menuntunku dan menfasilitasi aku layaknya anak sendiri.

5. Kakak 1 ( cak Zaki & mbak Mei), Kakak 2 ( cak Haris & mbak Fila), Adik-adikku (

Bintan & Andi) dan adikku di karanganyar ( Muna) serta keponakanku Zidan, Fachry.

6. Semua keluarga besarku dan keluarga besar di Karanganyar.

7. Teman-temanku : Mirza, Tyok, Diny, Khoiril, Desput, Desy, Erni dan segenap teman-

teman USB dan FSTOA.

8. Brother-brotherku di “gesang kost” : Cahyo mayo, Enggar oog, Tutur gendut, Bhima

gentho, Wahyu beben, Agung delon, Rizky nylepur, Katon bejo, Eko dagul, Arif surip,

Bagas mbotang, mas ujik (alumni) dan bapak kostku pak manggih yang sudah kuanggap

keluarga.

9. Segenap teman-teman/sahabat Solo Mengajar yang tak bisa kusebutkan satu persatu.

10. Almamater, Kabupaten Kediri, Kota Solo, Bangsa dan Tanah Airku.

Page 5: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

iv

Page 6: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

v

KATA PENGANTAR

Assalammu‟alaikum Wr. Wb

Segala puji dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyusun skripsi dengan judul “ Formulasi Nutrasetikal Sediaan

Gummy Candies Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) dengan Variasi

Kadar Manitol – Gelatin.

Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat penyusunan skripsi

Program Pendidikan S-1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta.

Tak lupa penulis ucapakan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam

penyusunan proposal skripsi ini karena atas bantuan, bimbingan dan dorongan dari

berbagai pihak, dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati dan rasa

hormat, penulis ingin mengucapkan terimakasih baik kepada pihak-pihak yang

terlibat langsung maupun tidak, khususnya kepada:

1. Dr. Ir. Djoni Tarigan, MBA selaku rektor Universitas Setia Budi.

2. Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc,, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi.

3. Dewi Ekowati, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang sangat arif dan

bijaksana yang telah memberikan pengarahan, petunjuk, nasihat, bimbingan

dengan meluangkan waktunya hingga skripsi ini tersusun.

4. Siti Aisiyah, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pendamping yang telah memberikan

bantuan berupa bimbingan serta saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

vi

5. Segenap dosen Universitas Setia Budi yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

6. Segenap teman-teman seperjuangan, keluarga, dan sahabat yang turut

mendampingi dan memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, oleh karena itu bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangat penulis

harapakan untuk hasil penelitian yang lebih baik. Semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Wassalammu‟alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 10 Juni 2016

Penulis

Page 8: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

INTISARI ......................................................................................................... xiv

ABSTRACT ..................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah....................................................................... 4

C. Tujuan penelitian ........................................................................ 4

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

A. Tanaman Kelor (Moringa oleifera L.) .......................................... 6

1. Sistematika tanaman ................................................................. 7

2. Nama daerah ............................................................................ 7

3. Daskripsi morfologi .................................................................. 7

4. Khasiat ...................................................................................... 7

5. Kandungan kimia ...................................................................... 9

5.1. Tanin .................................................................................. 9

Page 9: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

viii

5.2. Alkaloid ............................................................................ 10

5.3. Flavonoid ........................................................................... 10

5.4. Terpenoid ........................................................................... 12

5.5 Antrakuinon..................................................................... ... 12

5.6 Karbohidrat ......................................................................... 13

5.7 Asam amino ........................................................................ 13

B. Simplisia ........................................................................................ 14

C. Ekstraksi ........................................................................................ 15

1. Pengertian ekstraksi .................................................................. 15

2. Penyarian .................................................................................. 15

3. Metode ekstraksi maserasi ........................................................ 16

4. Ekstrak ...................................................................................... 17

D. Uji fitokimia .................................................................................. 18

E. Sistem imun (kekebalan tubuh) ..................................................... 19

F. Sediaan nutrasetikal....................................................................... 21

G. Gummy candies ............................................................................. 22

H. Monografi bahan ........................................................................... 24

1. Manitol ..................................................................................... 24

2. Gelatin ...................................................................................... 25

3. Corn syrup ................................................................................ 26

4. Aquadest ................................................................................... 27

5. Gom arab .................................................................................. 27

6. Laktosa ..................................................................................... 28

7. Minyak jagung .......................................................................... 29

8. Sukrosa ..................................................................................... 30

9. Asam sitrat..................................................................... ........... 30

10.Aspartam .................................................................................. 31

11.Sodium propionat ..................................................................... 31

I. Landasan Teori .............................................................................. 32

J. Hipotesis ........................................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 36

A. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36

B. Variabel Penelitian ....................................................................... 36

1. Identifikasi variabel utama ....................................................... 36

2. Klasifikasi variabel utama ........................................................ 36

3. Definisi operasional variabel utama ......................................... 37

C. Bahan dan Alat .............................................................................. 37

1. Bahan ........................................................................................ 38

2. Alat ........................................................................................... 38

D. Jalannya Penelitian ........................................................................ 38

1. Determinasi tanaman dan identifikasi tanaman ........................ 38

Page 10: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

ix

2. Persiapan bahan ........................................................................ 38

3. Pembuatan serbuk daun kelor ................................................... 38

4. Pemeriksaan sifat fisika serbuk ................................................ 39

4.1. Pemeriksaan organoleptis .................................................. 39

4.2. Penetapan kadar lembab .................................................... 39

5. Pembuatan ekstrak etanol daun kelor ....................................... 39

6. Pemeriksaan sifat fisik ekstrak ................................................. 40

7. Uji bebas etanol ekstrak ............................................................ 40

8. Uji fitokimia ............................................................................. 40

7.1 Tanin ............................................................................. 41

7.2 Alkaloid ........................................................................ 41

7.3 Terpenoid...................................................................... 41

7.4 Flavonoid ...................................................................... 42

7.5 Saponin ......................................................................... 42

7.6 Glikosida jantung ......................................................... 42

7.7 Antrakuinon .................................................................. 41

7.8 Karbohidrat ................................................................... 42

7.9 Protein .......................................................................... 43

9. Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis ...................................... 43

10. Rancangan formula ................................................................ 44

11. Pembuatan sediaan Gummy candies ...................................... 45

12. Pengujian fisik Gummy candies ............................................. 46

12.1 Uji organoleptis .......................................................... 46

12.2 Uji pH........................................................................ . 46

12.3 Uji keseragaman bobot ............................................... 47

12.3 Uji kadar lembab ........................................................ 48

12.4 Uji elastisitas .............................................................. 48

13. Uji Mutu Kandungan.............................................................. 48

14. Uji Tingkat kesukaan (hedonik) ............................................. 49

E. Analisa hasil .................................................................................. 49

F. Skema jalannya penelitian ............................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 51

A. Hasil determinasi tanaman daun kelor .......................................... 51

B. Hasil pembuatan serbuk daun kelor .............................................. 51

C. Hasil organoleptis serbuk dan kadar kelembaban serbuk daun..... 51

D. Hasil pembuatan ekstrak daun kelor ............................................. 52

E. Hasil uji bebas etanol ekstrak ........................................................ 53

F. Hasil uji pemeriksaan fisik ekstrak ............................................... 54

G. Hasil pengujian fitokimia .............................................................. 55

H. Hasil identifikasi KLT ................................................................... 56

I. Hasil pengujian fisik gummy candies ekstrak daun kelor ............. 57

Page 11: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

x

1. Uji organoleptis ........................................................................ 57

2. Uji pH ....................................................................................... 59

3. Uji keseragaman bobot ............................................................. 61

4. Uji kadar lembab sediaan ......................................................... 62

5. Uji elastisitas ............................................................................ 63

6. Uji stabilitas sediaan ................................................................ 65

J. Hasil pengujian mutu kandungan .................................................. 65

K. Hasil uji hedonik (tingkat kesukaan) ............................................. 67

BAB V KESIMPULAN DAN DARAN .......................................................... 70

A. Kesimpulan.................................................................................... 70

B. Saran .............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN ..................................................................................................... 74

Page 12: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tanaman kelor (Moringa oleifera Lamk.) ................................................ 6

2. Skema jalannya penelitian ........................................................................ 50

3. Grafik hasil pengukuran pH gummy candies ............................................ 60

4. Grafik uji kadar lembab gummy candies................................................... 62

5. Grafik hasil uji elastisitas gummy candies ................................................ 64

Page 13: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Identifikasi senyawa kimia dengan KLT berdasarkan Wagner ................ 44

2. Formula sediaan gummy candies dengan variasi manitol dan gelatin ...... 45

3. Persyaratan penyimpangan bobot sediaan gummy candies ...................... 47

4. Hasil pemeriksaan organoleptis serbuk daun kelor................................... 51

5. Hasil penetapan kadar lembab serbuk daun kelor ..................................... 52

6. Hasil rendemen ekstrak daun kelor ........................................................... 52

7. Hasil uji bebas etanol ekstrak daun kelor.................................................. 53

8. Hasil pemeriksaan organoleptis ekstrak daun kelor .................................. 54

9. Hasil pemeriksaan kadar lembab ekstrak daun kelor ................................ 54

10. Hasil pengujian skrinning fitokimia uji tabung ........................................ 55

11. Hasil identifikasi senyawa secara KLT berdasarkan Wagner ................... 57

12. Hasil identifikasi organoleptis sediaan gummy candies ............................ 58

13. Hasil uji pH gummy candies ..................................................................... 59

14. Hasil uji keseragaman bobot gummy candies ........................................... 60

15. Hasil pengukuran kadar lembab sediaan gummy candies ......................... 61

16. Hasil uji elastisitas gummy candies ........................................................... 63

17. Hasil uji tabung sediaan gummy candies ekstrak daun kelor .................... 65

18. Hasil uji tanggap rasa sediaan gummy candies ekstrak daun kelor........... 66

Page 14: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil determinasi daun kelor ...................................................................... 74

2. Gambar bahan penelitian ........................................................................... 73

3. Perhitungan rendemen serbuk daun kelor ................................................. 76

4. Perhitungan kadar lembab serbuk daun kelor ........................................... 77

5. Perhitungan rendemen ekstrak kental daun kelor dan dosis ..................... 78

6. Perhitungan kadar lembab ekstrak kental daun kelor ............................... 79

7. Gambar hasil identifikasi skrinning fitokimia uji tabung ekstrak ............. 80

8. Hasil identifikasi senyawa ekstrak menggunakan KLT ............................ 81

9. Gambar hasil pembuatan sediaan gummy candies ekstrak daun kelor ..... 82

10. Gambar hasil pengujian pH sediaan gummy candies ................................ 83

11. Data uji keseragaman bobot sediaan gummy candies ............................... 84

12. Hasil perhitungan uji kadar lembab sediaan gummy candies ................... 85

13. Hasil uji distribusi normal kolmogorov smirnov kadar lembab ................ 87

14. Hasil uji Kruskall Wallis terhadap kadar lembab sediaan......................... 89

15. Perhitungan uji elastisitas gummy candies ................................................ 91

16. Hasil uji distribusi normal kolmogorov smirnov elastisitas ...................... 92

17. Hasil uji ANOVA terhadap elastisitas sediaan gummy candies ............... 94

18. Hasil pengujian mutu kandungan .............................................................. 99

19. Kuesioner uji tingkat kesukaan gummy candies ekstrak daun kelor ......... 101

Page 15: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

xiv

20. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap tanggapan rasa

sediaan gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden..................... 102

21. Hasil uji Kruskall-Wallis terhadap tanggapan rasa sediaan gummy candies

ekstrak daun kelor oleh responden ............................................................ 104

22. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap tanggapan kekenyalan

sediaan gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden ..................... 107

23. Hasil uji Kruskall-Wallis terhadap tanggapan kekenyalan sediaan gummy candies

ekstrak daun kelor oleh responden ............................................................ 108

24. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap tingkat kesukaan

sediaan gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden ..................... 112

25. Hasil uji Kruskall-Wallis tingkat kesukaan responden terhadap sediaan gummy

candies ekstrak daun kelor. ....................................................................... 113

26. Hasil penyimpanan sediaan gummy candies pada suhu ruang selama 1 bulan

dilihat dari organleptis. ............................................................................. 117

Page 16: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

xv

INTISARI

HASANI, A.M.E, 2016, FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY

CANDIES EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.)

DENGAN VARIASI KADAR MANITOL-GELATIN, SKRIPSI, FAKULTAS

FARMASI, UNIVERSITAS SETIA BUDI, SURAKARTA.

Daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) merupakan tanaman yang berkhasiat

sebagai imunomodulator karena mengandung senyawa flavonoid seperti quercetin

dan cathecin, polifenol seperti tanin dan terpenoid seperti vitamin A dan β-karoten.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sediaan gummy candies ekstrak daun

kelor dengan variasi kadar manitol sebagai bahan pemanis dan gelatin sebagai bahan

pembentuk gel atau kekenyalan yang memenuhi syarat mutu fisik dan disukai anak-

anak.

Ekstrak daun kelor yang diperoleh dari maserasi menggunakan etanol 70%

dibuat 5 formula gummy candies dengan variasi kadar manitol-gelatin berturut-turut

sebesar 50:50%, 40:60%, 25:75%, 60:40%, 75:25%. Sediaan dibuat dengan bobot

rata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan

meliputi uji organoleptis, uji pH, uji keseragaman bobot, uji kadar lembab, uji

elastisitas dan uji stabilitas sediaan. Uji mutu kandungan fitokimia sediaan

menggunakan uji tabung dan uji tingkat kesukaan terhadap sediaan melibatkan 20

responden anak.

Hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor dapat dibuat

sediaan gummy candies dengan variasi kadar manitol-gelatin dan didapatkan formula

terbaik yaitu formula 3 yang disukai anak-anak. Variasi kadar manitol-gelatin mampu

mempengaruhi sifat fisik sediaan yaitu semakin tinggi kadar manitol maka semakin

manis dan semakin rendah elastisitas sediaan sedangkan semakin tinggi kadar gelatin

maka semakin kenyal dan semakin tinggi elastisitas sediaan.

Kata kunci : Ekstrak daun kelor, gummy candies, gelatin, manitol, uji mutu fisik

Page 17: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

xvi

ABSTRACT

HASANI, A.M.E, 2016, NUTRACEUTICAL FORMULATION OF GUMMY

CANDIES DOSAGE FORM MORINGA LEAVES (Moringa oleifera Lamk.)

ETHANOL EXTRACT WITH VARIATION CONCENTRATION OF

MANNITOL-GELATIN, THESIS, FACULTY OF PHARMACY, SETIA BUDI

UNIVERSITY, SURAKARTA.

Moringa leaves (Moringa oleifera Lamk.) is a plant that is useful as

immunomodulation that contain coumpounds such as flavonoids like quercetin and

cathecin, polyphenols like tannin, and terpenoids like vitamin A and β-caroten. This

study was aimed to produce a gummy candies dosage form of moringa leaves extract

with variations concentration of mannitol as a sweetener agent and gelatin as a gelling

agent or chewy agent that are qualified to physical quality and suitable to kids.

Moringa leaves extract that was obtained from maceration using 70% ethanol

was made into 5 formulas of gummy candies with variations concentration of

mannitol-gelatin in a row of 50: 50%, 40: 60%, 25: 75%, 60: 40%, 75: 25%.

Preparations were made with an average weight of 3.3 grams at a dose of 200 mg

extract. Physical test of dosage form was conducted on the organoleptic test, pH test,

weight uniformity test, moisture content test, elasticity test and stability test of dosage

forms. Phytochemical content quality test of dosage form using test tubes and

preference level of the dosage form involved from 20 kid respondents.

Results of the analysis showed that the extract of moringa leaves could be

made gummy candies with variations concentration of mannitol-gelatin and obtained

the best formula is formula 3 that was preferred by kids. Variations concentration of

mannitol-gelatin can influence the physical properties which of a higher level of

mannitol preparation impacted more sweet and lower the elasticity of dosage forms

while the higher levels of gelatin impacted more rubbery and higher elasticity of

dosage form.

Keywords: Moringa leaf extract, gummy candies, gelatin, mannitol, physical quality

test

Page 18: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrasetikal (nutraceutical) berasal dari kata nutrition yang berarti “ gizi ”

dan pharmaceutical yang berarti farmasi. Nutrasetikal adalah produk suplemen

makanan atau herbal yang dapat memberikan manfaat kesehatan dan medis, termasuk

pencegahan penyakit (Anonim 2015). Nutrasetikal merupakan jenis makanan yang

memiliki manfaat bagi kesehatan medister dalam pencegahan dan pengobatan

penyakit yang berasal dari bahan–bahan alami. Nutrasetikal mengandung bahan–

bahan yang meningkatkan kesehatan atau kompenen–komponen alamiah yang

memiliki manfaat kesehatan potensial terhadap tubuh. Nutrasetikal juga dimanfaatkan

untuk terapi berbagai penyakit seperti diabetes, osteoporosis, sebagai

imunomodulator, kanker, antioksidan, probiotik, hipertensi dan lain-lain (Syamsudin

2013).

Penyakit pada dasarnya dapat dicegah atau diobati dengan peningkatan

imunitas di dalam tubuh yang kita kenal dengan sistem imun. Sistem imun adalah

semua mekanisme yang digunakan badan untuk melindungi dan mempertahankan

keutuhan tubuh dari bahaya yang menyerang tubuh. Saat terjadi serangan pada tubuh,

antigen dalam tubuh mulai bertugas. Antigen bertugas menstimulasi sistem kekebalan

tubuh (sistem imun). Sistem inilah yang nantinya akan bekerja dengan melindungi

tubuh dari serangan zat asing seperti bakteri, virus, jamur dan kuman. Sistem imun

1

Page 19: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

2

apabila tidak bekerja optimal, maka tubuh akan rentan terhadap berbagai penyakit.

Prinsipnya jika sistem imun seseorang bekerja optimal, maka tidak akan mudah

terkena penyakit dan keseimbangannya juga normal sehingga fungsi biologis tubuh

tidak terganggu (Djauzi 2003; Syamsudin 2013).

Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang saat ini dikenal sebagai

“ The Miracle Tree” (tanaman ajaib), karena hampir seluruh bagian dari tanaman ini

mulai dari akar hingga daun bermanfaat sebagai kesehatan. Bagian dari daunnya

mempunyai nilai nutrisi yang tinggi yang mana sangat bermanfaat untuk manusia (

Mahajan et al, 2013). Kandungan senyawa flavonoid, polifenol, dan terpenoid yang

ada dalam daun kelor mampu memodulasi sistem imun tubuh yang dikenal sebagai

imunomodulator. Hal tersebut dikaitkan dengan aktivitas antioksidan, antiinflamasi,

neuroprotektif, hepatoprotektif, antivirus dan antibakteri (Gaikwad et al 2011).

Senyawa flavonoid, polifenol dan terpenoid yang ada dalam daun kelor diharapkan

dapat diformulasikan sebagai produk nutrasetikal sebagai inovasi salah satunya

adalah dengan dibuat gummy candies (permen jelly). Gummy cadies adalah makanan

yang disukai anak-anak karena kenyal saat dikunyah dan rasanya manis.

Gummy candies adalah jenis permen lunak yang berbentuk seperti jelly yang

dibuat dari campuran-campuran gula yang dimasak dengan kandungan padatan yang

diperlukan dan penambahan bahan pembentuk gel (gelatin, agar, pektin, karagenan)

dan pemanis (sukrosa, sirup glukosa, dan sebagainya) yang bersifat lunak seperti

karet, berwana menarik, jernih, dan beraroma khas ( Koswara 2009). Komponen-

Page 20: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

3

komponen pemanis dan pembentuk gel pada formula gummy candies contohnya

adalah manitol dan gelatin.

Manitol berbentuk serbuk kristal berwarna putih, berasa manis, dan tidak

berbau. Manitol merupakan senyawa yang dalam farmasi digunakan sebagai

plasticizer, diluen kapsul dan tablet dan juga sebagai bahan pemanis. Manitol secara

luas digunakan sebagai bahan tambahan formulasi obat dan juga produk makanan.

Manitol mempunyai tingkat kemanisan yang hampir sama dengan glukosa, mampu

menimbulkan sensasi dingin di dalam mulut, stabil dalam kondisi lingkungan kering,

serta mudah larut dalam air (Rowe et al 2009). Keunggulan tersebut menjadikan

manitol cocok diformulasikan dalam sediaan gummy candies sebagai bahan pemanis.

Gelatin berbentuk granul atau serbuk, berwarna cerah sampai kekuningan,

rapuh, seperti kaca, tidak berbau, dan tidak berasa. Gelatin dihasilkan dari hidrolisis

setengah asam (tipe A) dan setengah basa (tipe B) dari kolagen tulang sapi dan babi,

kulit sapi, kulit babi, dan kulit ikan. Gelatin sudah sangat umum digunakan untuk

bahan pembuatan obat dan produk makanan (Rowe et al 2009). Gelatin digunakan

sebagai bahan pembentuk gel pada gummy candies sehingga mampu memberikan

sensasi kenyal saat dikunyah.

Tujuan penelitian ini adalah membuat formulasi sediaan nutrasetikal bentuk

gummy candies dengan bahan utama ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)

dengan variasi basis manitol dan gelatin. Variasi basis manitol dan gelatin pada

pembuatan gummy candies ekstrak daun kelor adalah untuk memperoleh sediaan

Page 21: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

4

gummy candies yang baik yang memenuhi syarat mutu fisik gummy candies serta

disukai anak–anak. Pengujian yang dilakukan yakni pengujian screening fitokima

ekstrak untuk memastikan adanya senyawa fitokimia seperti flavonoid, polifenol, dan

terpenoid kemudian pengujian kandungan fitokimia pada gummy candies untuk

mengetahui keberadaan senyawa flavonoid, polifenol, dan terpenoid setelah

diformulasi dengan variasi basis manitol dan gelatin, uji organoleptis, uji

keseragaman bobot, uji kualitas gummy candies melalui kadar lembab,uji elastisitas,

uji stabilitas dan uji hedonik (tingkat kesukaan anak) terhadap sediaan gummy

candies.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut :

Pertama, apakah ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) dapat dibuat

menjadi sediaan gummy candies dengan variasi kadar manitol-gelatin?

Kedua, bagaimana kualitas sediaan nutrasetikal gummy candies ekstrak etanol

daun kelor (Moringa oleifera L.) dengan variasi kadar manitol-gelatin dari beberapa

pengujian fisik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah :

Pertama, untuk mengetahui ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)

dapat dibuat atau tidak menjadi sediaan gummy candies dengan variasi kadar manitol-

gelatin.

Page 22: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

5

Kedua, untuk untuk mengetahui kualitas sediaan nutrasetikal gummy candies

ekstrak daun kelor yang dihasilkan dari berbagai pengujian fisik dengan variasi kadar

manitol- gelatin.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah;

Pertama, dapat digunakan untuk inovasi sediaan nutrasetikal dengan bahan

aktif ekstrak daun kelor khususnya untuk anak-anak.

Kedua, dapat menghasilkan sediaan nutrasetikal gummy candies ekstrak

etanol daun kelor yang baik dari kombinasi manitol – gelatin.

Ketiga, dapat diproduksi oleh industri Farmasi dan makanan sebagai inovasi

sediaan nutrasetikal yang berasal dari herbal.

Keempat, menghasilkan jurnal penelitian yang dapat dipublikasikan di bidang

Farmasi dan makanan.

Page 23: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kelor

1. Sistematika Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Brassicales

Suku : Moringaceae

Marga : Moringa

Jenis : Moringa oleifera Lam. ( Depkes 2001).

Gambar 1 Tanaman Kelor (Moringa oleifera L.).

6

Page 24: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

7

2. Nama daerah

Nama umum dari Moringa oleifera adalah kelor. Tanaman kelor memiliki

banyak nama di beberapa daerah, dikenal dengan nama Murong (Aceh), Kelor

(Melayu) Munggai (Minangkabau), Kilor (Lampung), Kelor ( Sunda), Kelor (Jawa

Tengah), Marongghi (Madura), Parongge (Bima), Kawona (Sumba), Kirol (Buru),

Kelo (Ternate & Tidore) (Depkes 2001).

3. Deskripsi Morfologi

Kelor adalah tanaman yang memiliki ciri pohon bengkok, tinggi 3 – 10 m,

dengan tajuk yang tidak rapat. Daun panjang 20 – 60 cm; poros daun beruas, dengan

kelenjar yang berbentuk garis atau penggada; sirip dari orde pertama 8 – 10 pasang.

Anak daun bertangkai, bulat telur, oval atau bulat telur terbalik, tepi rata. Sisi bawah

hijau pucat, panjang 1- 3 cm. Bunga malai panjang10 -30 cm, di ketiak. Piala kelopak

hijau, taju kelopak melengkung membalik, putih, panjang 1 cm. Daun mahkota putih

kuning, yang terdepan besar, panjang lingkaran 1,5 cm, yang lain membalik. Benang

sari dan staminodia dengan ujung yang melengkung kembali. Buah kotak

menggantung, bersudut 3, panjang 20 – 45 cm. Katup tebal, di tengah ada bekas,

cetakan yang dalam berisi 1 baris biji. Biji bentuk bola, bersayap 3. Tanaman berguna

dari Himalaya. 0 – 500 m (Steenis 1992).

4. Khasiat

Akar Moringa oleifera berkhasiat sebagai obat kejang, obat gusi berdarah,

obat haid, tidak teratur, dan obat pusing. Daunnya berkhasiat sebagai obat sesak nafas

encok dan biri – biri, bijinya sebagai obat mual (Depkes 2001).

Page 25: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

8

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti seperti While Gopalan et al tahun

2010 menjelaskan bahwa serbuk daun kelor mengandung asam amino – asam amino

esensial, Vitamin pokok seperti A, C, E dan vitamin lainnya serta mineral seperti

kalsium, besi, fosfor, dan lain – lain yang lebih banyak dibandingkan sayur dan buah

sehingga disebut sebagai tanaman sumber nutrisi (Krisnadi 2015).

Jurnal yang dilaporkan oleh Gopi dan Varma (2015) menerangkan dalam

pengkajiannya mengenai khasiat ekstrak daun kelor berkhasiat untuk berbagai macam

penyakit seperti antifertilitas, hepatoprotektif, proteksi kardiovaskuler, antidiabetes,

diuretik, analgesik dan antipiretik, antikanker, antioksidan, dan antibakteri. Ekstrak

etanol daun kelor dengan dosis 600 mg/Kg BB yang diberikan peroral pada tikus

secara signifikan meningkatkan isi kalsium pada tulang dan membantu kepadatan

tulang sehingga mampu mencegah osteoporosis ( Burali et al. 2010).

Studi yang dilakukan oleh Zongo et al (2011) kepada 110 anak malnutrisi

dengan rentang umur 6 – 59 bulan di Burkina Faso menghasilkan kesimpulan bahwa

pemberian serbuk kering daun kelor 10 gram/hari selama 6 bulan dapat memerangi

malnutrisi dan meningkatkan perbaikan gizi dan bahkan mampu menambah berat

badan secara signifikan serta dilaporkan tidak terdapat kasus gangguan pencernaan

dan kasus medis lainnya.

Studi yang dilakukan oleh Banji et al (2012) memperoleh hasil bahwa ekstrak

hidroalkohol M. oleifera pada dosis 100 dan 200 mg/kg BB secara substansial

meningkatkan respon imun sel, respon imun humolar, index neutrofil dan aktifitas

fagosit. Ekstrak etanol M. oleifera dosis 200 mg/kg BB efisien dalam meningkatkan

Page 26: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

9

respon imun. Hal tersebut dikarenakan adanya vitamin A, flavonoid, dan mineral –

mineral yang merupakan faktor kontribusi dalam meningkatkan kualitas imun.

5. Kandungan Kimia

Tanaman Moringa oleifera dari akar, daun dan kulit batangnya mengandung

saponin dan polifenol, di samping itu kulit batangnya mengandung alkaloida dan

daunnya mengandung minyak atsiri (Depkes 2001). Daun kelor telah dikarakterisasi

mengandung banyak nutrisi, diantaranya berisi vitamin, mineral, asam amino, asam

lemak (Moyo et al. 2011; Teixeira et al. 2014; Razis et al. 2014).

Vitamin yang paling diketahui banyak terdapat dalam daun kelor selain

vitamin lainnya adalah vitamin A yang 10 kali lebih banyak dari wortel, beta carotene

yang 4 kali lebih banyak dari wortel dan vitamin C yang 10 kali lebih banyak dari

anggur dan 7 kali lebih banyak dari jeruk (Krisnadi 2015). Ekstrak etanol daun kelor

yang telah diuji fitokimia dengan pembanding pelarut petroleum eter, kloroform, dan

air secara kualitatif mengandung tanin, alkaloid, tepenoid, flavonoid, glikosida

jantung, hidroksiantrakuinon, karbohidrat, asam amino (Nair et al, 2013).

5.1 Tanin. Tanin merupakan sejenis kandungan tumbuhan yang berisi fenol

mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin

merupakan senyawa amorf berwarna coklat kuning yang larut dalam pelarut organik

polar, tetapi tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti benzena dan

kloroform. Beberapa tanin mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat

pertumbuhan tumor, dan menghambat enzim serta dapat mendenaturasi protein

(Robinson 1995).

Page 27: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

10

Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam

jumlah tertentu, biasanya berada pada bagian spesifik tanaman seperti daun, buah,

akar, dan batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan

campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal.

Tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak maka

reaksi penyamakan bisa terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai

oleh cairan pencernaan (Harborne 1987).

Tanin digunakan untuk menyamak dan melindungi kulit sejak abad ke-18.

Tanin adalah polifenolik yang memberikan rasa pahit pada cranberry dan

pomegranate. Tanin membantu membangun dan memperkuat kolagen bersama

dengan vitamin C. Tanin juga mencegah infeksi saluran kemih dengan mencegah

melekatnya bakteri ke dinding saluran kemih. Kombinasi tanin dengan antosianin

dapat memecah kolestrol yang telah dioksidasi di dalam darah (Syamsudin 2013).

5.2 Alkaloid. Alkaloid bersifat basa, alkaloid bebas bersifat larut dalam

pelarut organik yang relatif kurang polar seperti ester, kloroform, tetapi tidak larut

dalam air. Alkaloid berbentuk kristal, sedikit amorf, berbentuk cair pada suhu kamar

(Harborne 1987). Alkaloid telah dikenal selama bertahun – tahun dan telah menarik

perhatian terutama karena pengaruh fisiologinya terhadap binatang menyusui dan

pemakaiannya di bidang farmasi. Salah satu contohnya adalah ergotamin dari

tanaman ergot (Robinson 1995).

5.3 Flavonoid. Flavonoid di alam berupa senyawa fenol yang dapat

digambarkan sebagai deretan senyawa C6 – C3 – C6 yang artinya kerangka karbonnya

Page 28: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

11

terdiri atas 2 gugus C6 yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Kegunaan

flavonoid sebagai antimikroba, antivirus, antijamur. Flavonoid merupakan senyawa

yang mudah larut dalam air. Senyawa ini dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan

tetap dalam lapisan air (Robinson 1995).

Flavonoid merupakan senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila

ditambah basa atau amonia, jadi mudah dideteksi pada kromatogram. Flavonoid yang

terdapat dalam tumbuhan terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid

yang mana mungkin saja terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk

kombinasi glikosida (Harborne 1987).

Flavonoid merupakan senyawa seperti flavon, biasanya memiliki aktivitas

antioksidan dan antiinflamasi. Flavonoid berfungsi untuk menangkap radikal bebas

dengan membentuk suatu radikal stabil yang bisa bereaksi dengan radikal flavonoid

lain sehingga menghasilkan dua non radikal. Bahan aktif utama untuk nutrasetikal di

dalam tanaman adalah flavonoid. Flavonoid bisa bertindak sebagai antioksidan yang

kuat dan chelator logam karena sifatnya yang khas untuk senyawa fenol. Flavonoid

juga telah lama diketahui mengandung khasiat antiinflamasi, antialergi,

hepatoprotektif, antitrombosis, antivirus, dan antikarsinogenik (Syamsudin 2013).

Flavonoid sering ditemukan pada anggur merah karena aktifitas

antioksidannya (Syamsudin 2013). Kelor mengandung flavonoid 2 kali lebih banyak

dibanding dengan anggur merah. Quercetin dan catechin merupakan flavonoid pada

kelor yang paling ekstensif dipelajari terhadap penyerapan dan metabolisme (Krisnadi

2015).

Page 29: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

12

5.4 Terpenoid. Terpenoid merupakan senyawa hasil biosintesis dari jalur

asam mevalonat yang terbentuk dari satuan isoprena. Senyawa ini secara alami

terdapat pada tumbuhan tetapi lebih banyak dalam bentuk ester atau glikosida.

Monoterpenoid terbentuk dari dua satuan isoprena dengan sepuluh atom karbon yang

merupakan komponen utama dalam minyak atsiri, sedangkan seskuiterpenoid berasal

dari tiga satuan isoprena. Bau dan wangi khas tumbuhan biasanya disebabkan oleh

kandungan monoterpenoid dan seskuiterpeniod. Terpenoid umumnya larut dalam

lemak dan terdapat di dalam sitoplasma sel tumbuhan secara kimia (Harborne 1987;

Robinson 1995).

Terpenoid merupakan senyawa yang tersusun atas unit – unit isopren.

Terpenoid dapat digolongkan menjadi karotenoid terpenoid dan non karotenoid

terpenoid. Karotenoid yang merupakan senyawa yang memberikan warna pada sayur

dan buah. Senyawa golongan karotenoid diantaranya adalah likopen yang memiliki

aktivitas bioprotektif sebagai sistem pertahanan manusia terkait sebagai antioksidan,

β – caroten yang dikenal sebagai agen pembentuk vitamin A yang aman karena oleh

tubuh diubah menjadi vitamin A sesuai kebutuhannya, α – caroten yang juga sebagai

prekusor pembentuk vitamin A (retinol) bersama β – caroten, lutein, zeaxanthin dan

astaxhantin sebagai antioksidan. Golongan non karotenoid terpenoid diantaranya

adalah saponin,dan terpenol (Syamsudin 2015).

5.5 Antrakuinon. Antrakuinon merupakan senyawa organik aromatik

dengan formula C14 C8 O2 , yang dapat dipandang sebagai suatu derivat diketon dari

antrasena (dengan hilangnya salah satu ikatan π sentral di dalam antrasena.

Page 30: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

13

Antrakuinon adalah zat padat kristal berwarna kuning, sukar larut di dalam air namun

larut di dalam pelarut organik panas. Senyawa yang tergolong antrakuinon antara lain

sena sebagai pencahar, barbaloin pada Aloe vera sebagai penyembuh luka bakar,

hiperisin sebagai pencahar, dan capsaicin pada cabe sebagai analgesik ( Syamsudin

2013).

5.6 Karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa polisakarida yang

mempunyai rumus formula C6 H12 O6. Karbohidrat dihasilkan dari proses fotosintesis

tumbuhan dan berfungsi sebagai penyedia makanan dan komponen – komponen

penyusun dinding sel. Tubuh memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi.

5.7 Asam amino. Asam amino adalah senyawa yang dihasilkan dari jalur

sikimat sebagai unit penyusun protein dimana asam amino adalah kebutuhan tubuh.

Manusia tidak akan bisa hidup tanpa asam amino dan tidak akan sehat bila

kekurangan asam amino. Asam amino dibagi menjadi 2 yaitu asam amino esensial

dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak

dapat diproduksi oleh tubuh dan hanya didapatkan dari luar. Jenis – jenis asam amino

esensial antara lain; histidine, isoleusin, leusin, lisin, metionin, phenilalanin, treonin,

triptofan, dan valin. Kekurangan asam amino esensial dapat berakibat fatal bagi

kesehatan dan mendorong timbulnya penyakit kronis. Tabel referensi oleh

FAO/WHO tentang perbandingan komposisi asam amino esensial pada protein

ekstrak daun kelor dan kedelai menujukkan ekstrak daun kelor mempunyai 8 asam

amino esensial yang jumlah kesemuanya lebih banyak dari protein kedelai (Krisnadi

2015).

Page 31: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

14

Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat diproduksi oleh

tubuh sendiri. Asam amino non esensial juga bermanfaat untuk fungsi fisiologi tubuh.

Kelor mengandung asam amino non esensial diantaranya adalah alanin, arginin, asam

aspartat, sistin, asam glutamat, glisin, serin, prolin, tirosin (Krisnadi 2015).

B. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, simplisia merupakan

bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia hewani, simplisia pelikan

(mineral), dan simplisia nabati (Ditjen POM 1985).

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan

atau zat – zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan mineral yang belum diolah atau

telah diolah dengan cara yang sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia

nabati ialah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman, dan eksudat tanaman

dan belum berupa zat kimia murni (Ditjen POM 1985).

Pengeringan simplisia bertujuan agar simplisia tidak rusak karena terurai oleh

enzim yang terdapat dalam bahan baku. Enzim yang masih ada dengan adanya air

akan menguraikan bahan berkhasiat yang ada sehingga bahan kimia tersebut rusak,

selainitu juga mencegah timbulnya jamur dan mikroba lain. Cara pengeringan dapat

dilakukan dengan 2 metode yaitu pengeringan udara terbuka dan pengeringan panas

buatan. Pengeringan dengan metode dalam udara terbuka dapat dilakukan di bawah

Page 32: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

15

sinar matahari langsung atau terlindung dari cahaya. Hal ini tergantung dari bahan

tanaman yang akan dikeringkan (Ditjen POM 1985).

C. Ekstraksi

1. Pengertian Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya

matahari langsung. Ekstrak kental dan kering dapat diperoleh dengan hasil penyarian

yang selanjutnya diuapkan hingga semua atau hampir semua pelarutnya menguap,

masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang

telah ditetapkan. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Depkes RI

1979; Depkes RI 1995).

Ekstraksi (penyarian) adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari

bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Proses penyarian dapat dipisahkan

menjadi : pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian, dan pemekatan (Depkes RI

1986).

2. Penyarian

Penyarian merupakan perpindahan massa. Zat aktif semula berada di dalam

sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari

tersebut. Penyarian pada umumnya akan bertambah baik bila permukaan serbuk

simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari makin luas. Kenyataan tidak selalu

demikian. Simplisia perlu ditetapkan derajat halus yang paling tepat untuk

memperoleh hasil penyarian yang baik (Depkes RI 1986).

Page 33: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

16

Pemilihan cairan penyari harus memepertimbangkan banyak faktor. Cairan

penyari yang baik adalah yang memenuhi kriteria seperti ; murah serta mudah

diperoleh, stabil secara fisika maupun kimia, bereaksi netral, selektif untuk senyawa

yang ingin diekstraksi, tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan diperbolehkan oleh

peratuan (Depkes RI 1986).

Cairan penyari dalam pembuatan ekstrak adalah penyari yang baik untuk

senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa

tersebut dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta

ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan

(Ditjen POM 2000). Menurut Farmakope Indonesia cairan penyari yang dapat

digunakan adalah air, etanol, etanol-air, dan eter. Etanol dipertimbangkan sebagai

penyari karena selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas,

tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air dalam

segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk proses pemekatan sedikit

(Depkes RI 1986).

3. Ekstraksi metode maserasi

Maserasi merupakan metode penyarian dengan cara merendam simplisia

dalam pelarut tertentu, kemudian maserat disuling atau diuapkan pada tekanan rendah

dan pada suhu yang tidak lebih dari 50˚C hingga diperoleh konsistensi yang

dikehendaki (Anonim 1979). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk

ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena

Page 34: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

17

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel,

maka larutan yang terpekat akan didesak keluar.

Maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang

mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang

dalam cairan penyari, serta tidak mengandung benzoin, styrax, dan lain-lain. Maserasi

pada umumnya dilakukan dengan cara memasukan 10 bagian simplisia dengan

derajat halus yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian

cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil

berulang-ulang diaduk. Hasil sari maserasi yang diperoleh setelah 5 hari diserkai dan

ampasnya diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai

sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup selama 2 hari

kemudian endapan dipisahkan.

Keuntungan metode maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang

digunakan mudah dan sederhana. Kerugiannya adalah pengerjaan yang lama dan

penyariannya yang kurang sempurna (Ditjen POM 1986).

4. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif

dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan sisa endapan atau serbuk

diatur untuk standarnya (Ansel 1985). Berdasarkan konsistensinya ekstrak dibagi

menjadi tiga yaitu :

Page 35: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

18

4.1 Ekstrak kering (extractum siccum). Ekstrak kering merupakan sediaan

berbentuk bubuk yang dibuat dari hasil penarikan simplisia yang diuapkan pelarutnya

(Voigt 1994).

4.2 Ekstrak cair (extractum liquidum). Ekstrak cair merupakan

sediaan cair, yang dibuat dari hasil tarikan simplisia (Voigt 1994).

4.3 Ekstrak kental (extractum spissum). Ekstrak kental

merupakan sediaan kental, yang dibuat dari hasil tarikan simplisia

kemudian diuapkan pelarutnya (Voigt 1994).

D. Uji Fitokimia

Uji fitokimia terhadap kandungan senyawa kimia metabolit sekunder

merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian mengenai tumbuhan obat

atau dalam hal pencarian senyawa aktif baru yang berasal dari bahan alam. Senyawa-

senyawa aktif tersebut menjadi prekusor bagi sintesis obat–obatan baru atau menjadi

prototype senyawa aktif tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka metode uji fitokimia

harus merupakan uji sederhana tetapi terandalkan. Metode uji warna fitokimia yang

banyak digunakan adalah metode reaksi warna dan pengendapan yang dapat

dilakukan di suatu tempat atau laboratorium (Iskandar et al 2012). Metode lain yang

digunakan adalah metode kromatografi lapis tipis atau pemisahan menggunakan suatu

lempeng untuk ditotolkan sampel dan dielusi dengan pelarut organik yang sesuai.

E. Sistem Imun ( kekebalan tubuh)

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme pertahanan tubuh

yang bertugas merespon atau menanggapi serangan dari luar tubuh kita. Antigen pada

tubuh biasanya akan mulai bertugas saat terjadi serangan. Antigen bertugas

Page 36: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

19

menstimulasi sistem kekebalan tubuh. Mekanisme inilah yang akan melindungi tubuh

dari serangan berbagai mikro organisme seperti bakteri, virus, jamur, dan berbagai

kuman penyebab penyakit. Tubuh akan rentan terhadap penyakit ketika sistem imun

tidak bekerja optimal.

Hal yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh misalnya faktor lingkungan

yang buruk, makanan yang mengandung banyak senyawa berbahaya, gaya hidup

yang kurang sehat, stres, umur dan hormon. Penting untuk setiap orang agar menjaga

gaya hidup yang sehat dan baik agar tidak jatuh sakit caranya dengan hidup yang

sehat dan higienis, tidur cukup selama delapan jam sehari, olahraga teratur, dan

makan makanan dengan gizi yang seimbang. Fungsi imun bagi tubuh ada tiga

macam. Pertama sebagai pertahanan tubuh yakni menangkal benda asing. Kedua

untuk kesinambungan komponen yang tua, dalam hal ini dapat berupa sel atau

jaringan. Ketiga yaitu sebagai pengintai (surveillence immune system) yang bertugas

menghancurkan sel – sel yang bermutasi atau ganas. Pada prinsipnya bila sistem

imun seseorang bekerja optimal maka tidak akan mudah terkena penyakit dan sistem

keseimbangannya juga normal (Djauzi 2003).

Sistem imun merupakan sistem yang kompleks dan berinteraksi melalui

sejumlah sitokin dan reseptor sel. Sistem imun secara umum terbagi menjadi dua

subsistem: sistem imun innate (bawaan lahir) dan sistem imun adaptif. Keduanya

sangat penting untuk melindungi diri dari organisme asing. Sistem imun innate

dianggap sebagai pertahanan terdepan dan umumnya tidak spesifik. Sistem ini

melibatkan penghalang mekanis terhadap patogen (kulit, mukosa), penghambat kimia

Page 37: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

20

(asam lambung), dan penghambat sekresi (enzim, immunoglobulin A), dan proses

inflamasi. Sel–sel seperti netrofil, makrofag, dan sel–sel natural killer (NK) yang

spesifik non antigen terdapat di dalam sistem imun innate. Sel ini biasanya mencegah

masuknya patogen di dalam jaringan-jaringan sensitif, sehingga mengurangi

kebutuhan terhadap sistem imun adaptif. Sistem imun adaptif “ beradaptasi ” terhadap

antigen dari waktu ke waktu berlawanan dengan sistem imun innate. Sel-sel primer

yang terlibat dalam sistem ini adalah limfosit T dan B. Fungsi dari limfosit ini untuk

menemukan antigen dengan spesifitas tinggi menggunakan reseptor sel T dan protein

immunoglobulin (antibodi). Sel-sel imun adaptif juga memiliki “memori”, sehingga

bisa terjadi invasi kedua oleh antigen yang sama (reaktif silang) untuk menstimulasi

munculnya respon yang lebih cepat dan kuat.

Pematangan dan spesifitas respon imun adaptif berpusat pada limfosit T

CD4+ spesifik yang disebut T-helper cell (Th). Dua subset yang paling banyak

dikenal adalah subset Th1 dan Th2, namun penelitian – penelitian terbaru juga telah

menemukan subset Th17 (namanya diambil dari ekspresi IL-17). Interaksi antara sel

T- helper (Th0) dengan antigen menyebabkan perbedaan pada salah satu subset sel T-

helper ini. Sel-sel Th1 secara umum mensekresi interferon-gamma dan TNF β,

sehingga menstimulasi suatu respon sel melawan virus, makrofag yang terserang

bakteri dan kanker. Sel-sel Th2 di sisi lain akan mensekresi sitokin yang berfungsi

melakukan regulasi produksi antibodi misalnya respon alergi IgE dan perlindungan

terhadap parasit. Sel – sel Th17 mungkin terlibat dalam menstimulasi suatu bagian

respon inflamasi sambil mengaktifkan netrofil (Syamsudin 2013).

Page 38: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

21

Mekanisme senyawa flavonoid, terpen dan polifenol pada daun kelor adalah

meningkatkan kualitas sitstem imun yang secara partikular mengaktivasi limfosit.

Adanya vitamin A pada daun kelor mampu memperbaiki kompetensi sistem imun

dengan memfasilitasi proliferasi limfosit dan peningkatan produksi antibodi (Banji et

al 2012).

F. Sediaan Nutrasetikal

Nutrasetikal adalah sejenis makanan yang memiliki manfaat untuk kesehatan

secara medis, termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Istilah ini

diperkenalkan di akhir tahun 1980-an Stephen De Felice,M.D., pendiri dan ketua

Foundation for Innovation in Medicine. Makanan seperti ini sering disebut sebagai

functional foods, yang menandakan bahwa komponennya dapat memberikan manfaat

untuk kesehatan, lebih dari sekedar nutrisi dasar contohnya adalah sayuran dan buah -

buahan serta makanan yang telah diperkaya (portified). Seluruh makanan meskipun

bermanfaat karena menyediakan gizi, nutrasetikal mengandung bahan – bahan yang

meningkatkan kesehatan atau komponen – komponen alamiah yang memiliki manfaat

kesehatan potensial terhadap tubuh.

Konsep Nutrasetikal yang dikemukakan oleh Stephen De Felice tahun 1989

yaitu berasal dari gabungan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan dan sediaan

farmasetikal untuk peyakit sehingga dihasilkan istilah Nutrasetikal yang bertujuan

untuk pendekatan medis untuk pencegahan penyakit. Nutrasetikal merupakan konsep

makanan dengan fungsi baru untuk mencegah atau mengobati penyakit dimulai

dengan kombinasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Nutrasetikal adalah terapi biologi

Page 39: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

22

non-spesifik yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan, mencegah proses

penyakit malignan, dan megendalikan gejala. Nutrasetikal dikelompokkan ke dalam

tiga kategori umum yaitu ; pertama zat dengan nutrisi yang telah diakui, seperti

vitamin, mineral, asam amino, dan asam lemak-nutrien. Kedua produk tumbuhan atau

botani seperti konsentrat dan ekstrak herbal. Ketiga reagen yang diperoleh dari

sumber lain misalnya pyruvate, chondroitin, steroid hormone precusors dengan

fungsi – fungsi khusus seperti nutrisi untuk olahraga, suplemen penurun berat badan,

suplemen makanan.

Nutrasetikal sangat populer di kalangan konsumen di Amerika Serikat dan

bagian dunia lainnya. Nutrasetikal adalah salah satu segmen industri makanan yang

berkembang paling cepat. Jepang, Inggris dan beberapa negara lainnya telah

menjadikan nutrasetikal bagian dari makanan. Minat konsumen terhadap hubungan

antara makanan dan kesehatan telah meningkatkan permintaan informasi tentang

nutrasetikal. Regulasi nutrasetikal di Amerika Serikat diatur oleh lembaga yang

bernama Food and Drug Administration (FDA) sedangakan di Indonesia lembaga

yang menilai produk nutrasetikal adalah Badan POM yaitu pada Direktorat Penilaian

Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen (Syamsudin 2013).

G. Gummy Candies (permen jelly)

Permen jelly ( Gummy candy) merupakan permen golongan soft candy yang

dibuat dari air atau sari buah dan bahan pembentuk gel, yang berpenampilan jernih

transparan serta mempunyai tekstur dengan kekenyalan tertentu. Gummy candy

tergolong pangan semi basah, oleh karena itu produk ini cepat rusak. Penambahan

Page 40: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

23

bahan pengawet diperlukan untuk menambahkan waktu simpannya dengan batas

tertentu yang telah ditetapkan .

Bahan pengawet yang biasa digunakan adalah sodium propionat yang efektif

dalam menghambat pertumbuhan kapang dan beberapa jenis bakteri. Sodium

propionat efektif pada pH 5 -6 dan daya pengawetnya berkurang semakin tingginya

pH. Penambahan sodium propionat yang diperbolehkan dalam makanan maksimum

0,3%. Makanan umumnya mempunyai kadar air sekitar 20 – 40 % dari beratnya.

Kondisi ini tidak cukup untuk menghambat aktivitas mikrobiologi dan biokimia

sehingga pada kondisi seperti terjadi kerusakan. Pangan semi basah mempunyai kadar

air sekitar 10 – 40 % dan bersifat plastis sehingga mudah dibentuk.

Gummy candies (permen jelly) memerlukan bahan pelapis berupa campuran

tepung tapioka dengan tepung gula. Guna bahan pelapis ini adalah untuk membuat

permen tidak melekat satu sama lain dan juga menambah rasa sehingga bertambah

manis. Permen dari gelatin pada umumnya dilapisi dengan tepung pati kering untuk

membentuk lapisan luar yang tahan lama, dan menghasilkan bentuk gel yang baik.

Perbandingan komposisi bahan pelapis permen jelly terbaik adalah tepung tapioka :

tepung gula (1:1) (Koswara 2009).

Gelatin dapat berfungsi sebagai pembentuk gel, pemantap emulsi, pengental,

penjernih, pengikat air, pelapis dan pengemulsi. Gelatin pada gummy candies dalam

fungsinya sebagai pembentuk gel yaitu mengubah cairan menjadi padatan yang

elastis, atau mengubah bentuk sol (larutan) menjadi gel, gelatin mempunyai sifat

reversibel yaitu jika gel dipanaskankan membentuk larutan dan bila didinginkan akan

Page 41: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

24

membentuk gel kembali. Keadaan ini yang membedakan gelatin dari bahan pengental

lain seperti pektin, pati, alginat, albumin telur dan protein susu yang bentuk gelnya

tidak reversibel. Gelatin tidak larut dalam air dingin, tetapi jika kontak dengan air

dingin akan mengembang dan membentuk gelembung-gelembung yang besar. Jika

dipanaskan pada suhu sekitar 71˚C, gelatin akan larut karena pecahnya agregat

molekul dan membentuk dispersi koloid makromolekuler. Gelatin yang dipanaskan

dalam larutan gula maka suhu yang diperlukan dalah diatas 82˚ C (Koswara 2009).

Manitol adalah bahan pemanis tambahan yang juga terdapat dalam formulasi

gummy candies. Manitol berbentuk serbuk kristal berwarna putih, berasa manis, dan

tidak berbau. Manitol merupakan senyawa yang dalam farmasi digunakan sebagai

plasticizer, diluen kapsul dan tablet dan juga sebagai bahan pemanis. Manitol secara

luas digunakan sebagai bahan tambahan formulasi obat dan juga produk makanan.

Manitol mempunyai tingkat kemanisan yang hampir sama dengan glukosa, mampu

menimbulkan sensasi dingin di dalam mulut, stabil dalam kondisi lingkungan kering,

serta mudah larut dalam air (Rowe et al 2009). Keunggulan tersebut menjadikan

manitol cocok diformulasikan dalam sediaan gummy candies sebagai bahan pemanis

tambahan pada pembuatan gummy candies.

H. Monografi bahan

1. Manitol (Manitolum)

Manitol adalah senyawa yang mempunyai rumus kimia C6H14O6 dengan bobot

molekul 182,17. Manitol sering digunakan sebagai plasticizer, diluen kapsul dan

tablet dan juga sebagai bahan pemanis dalam bidang farmasi. Manitol secara luas

Page 42: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

25

digunakan sebagai bahan tambahan formulasi obat dan juga produk makanan.

Manitol juga sering digunakan sebagai bahan tambahan pada produksi tablet kunyah

karena kelarutan tinggi, rasanya manis dan juga terdapat sensasi dingin di mulut.

Manitol (D-manitol) mempunyai gugus hidroksi alkohol berjumlah enam

yang terhubung dengan manosa dan isomer dengan sorbitol. Manitol berbentuk

serbuk kristal berwarna putih, berasa manis, dan tidak berbau. Tingkat kemanisan

manitol hampir setara dengan glukosa, setengah dengan sukrosa dan mampu

menimbulkan sensasi dingin di dalam mulut. Manitol jika dilihat dengan mikroskop

menujukkan serbuk polimorfisme.

Manitol stabil di dalam larutan maupun pada kondisi lingkungan yang kering.

Titik leleh manitol berkisar antara 166˚ - 168˚C. Kelarutan dalam air pada suhu 20˚C

adalah 1 : 5,5 air. Kelarutan manitol dengan 20% w/v atau lebih dapat menyebabkan

salting out oleh adanya potasium klorida atau sodium klorida. Manitol telah

dilaporkan mengurangi bioavabilitas oral dari cimetidin dengan sukrosa. Manitol

mampu mencegah proes Thickening pada suatu supensi antasida. Batas maksimum

penggunaan manitol pada makanan adalah tidak lebih dari 20 gram (Rowe et al

2009).

2. Gelatin

Gelatin adalah bahan tambahan yang dihasilkan dari pemurnian fraksi – fraksi

protein dari hidrolisis setengah asam (tipe A) atau hidrolisis setengah basa (tipe B)

dari kolagen tulang sapi dan babi, kulit sapi, kulit babi, dan kulit ikan. Gelatin juga

dapat dari campuran tipe keduanya. Fraksi-fraksi protein berisi hampir seluruhnya

Page 43: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

26

asam amino-asam amino yang terhubung bersama dengan ikatan amida sehingga

membentuk polimer.

Gelatin dalam kefarmasian sering digunakan sebagai pembuatan kapsul,

bahan penyalut, gelling agent (bahan pembentuk gel), suspending agent, pengikat,

penambah viskositas. Gelatin sudah sangat umum digunakan untuk bahan tambahan

pada pembuatan obat dan produk makanan. Gelatin berwarna cerah sampai

kekuningan, rapuh, seperti kaca, praktis tidak berbau dan tidak berasa dan tersedia

dalam bentuk serpihan, lembaran, granul maupun serbuk.

Kelarutan gelatin dalam air adalah dengan air suhu 40˚C. Gelatin adalah

material amfoterik yang akan bereaksi dengan asam dan basa. Gelatin juga dapat

bereaksi dengan gula aldehid, polimer anionik dan kationik, elektrolit, pengawet,

oksidator kuat, dan surfakatan. Senyawa ini secara luas merupakan material non-

toksik dan non-iritan ketika digunakan untuk formulasi produk oral dan parenteral.

Senyawa ini sangat jarang dilaporkan adanya efek samping pada saluran

gastrointestinal. Reaksi hipersensitivitas dengan anafilaksis serius dapat ditimbulkan

bila digunakan untuk produk parenteral (Rowe et al. 2009). Gelatin digunakan

sebagai bahan pembentuk gel pada pembuatan gummy candies.

3. Corn syrup ( glukosa cair)

Glukosa cair digunakan sebagai basis larutan oral dan sirup, juga digunakan

sebagai pembentuk granul dan bahan penyalut pada pembuatan tablet. Glukosa cair

juga digunakan dalam pembuatan produk manisan atau gula-gula. Glukosa cair

adalah larutan berair yang terdiri dari berbagai macam senyawa seperti dektrosa,

Page 44: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

27

dextrin, fruktosa, oligosakarida, dan polisakarida. Glukosa cair adalah bahan yang

tidak berwarna dan tidak berbau dengan rasa yang manis serta kental.

Glukosa cair harus disimpan dalam suhu yang sejuk dan tempat yang kering.

Temperatur yang tidak terkendali dapat menyebabkan perubahan warna. Glukosa cair

dapat mengalami inkompatibilitas dengan bahan oksidator kuat. Pembuatan glukosa

cair didapatkan dari hidrolisis asam dan enzim yang tidak sempurna dari pati.

Glukosa cair secara umum digunakan dalam formulasi farmasetis dan produk gula-

gula dan tidak toksik serta tidak mengiritasi. Bahan ini dapat dikonsumsi oleh

penderita diabetes (Rowe et al. 2009).

4. Aquadest (Air suling)

Air suling yaitu air yang dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.

Air suling berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

(Anonim 1979).

5. Gom arab (Gummi arabicum/akasia)

Akasia adalah senyawa kompleks, agregat dari gula dan hemiselulosa dengan

berat molekul sekitar 240000 – 580000. Agregat berisi inti asam arabinoat yang mana

terhubung kalsium, magnesium, dan potasium dengan gula arabinosa, galaktosa, dan

ramnosa. Fungsi dari gom arab adalah sebagai emulgator , pengikat pada tablet dan

penambah viskositas serta bahan penstabil.

Gom arab digunakan telah dievaluasi sebagai bioadhesif untuk formulasi

tablet, obat-obatan, kosmetik, makanan gula-gula , produk makanan. Kelarutan gom

dalam air adalah 1 : 2,7 bagian air dan terlarut sangat lambat di dalam air. Gom arab

Page 45: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

28

diambil dari eksudat kering batang dan cabang dari tanaman Acacia senegal atau

spesies lain dari Acacia famili Leguminosae yang tumbuh di wilayah Sudan dan

Senegal dataran Afrika.

Gom arab dapat mengalami inkompatibilitas dengan sejumlah senyawa seperti

amidopirine, apomorfin, kresol, etanol 95%, garam-garam ferri, morfin, fenol

fisostigmin, tanin, timol, dan vanilin. Enzim pengoksidasi pada akasia dapat

menyebabkan oksidasi senyawa lain. Enzim ini dapat diinaktivasi dengan pemanasan

pada suhu 100˚C dalam waktu yang singkat. Akasisa atau gom arab digunakan untuk

berbagai formulasi karena bahan ini tidak menimbulkan toksisitas. WHO tidak

menganjurkan bahan ini dikonsumsi sehari-hari, namun tetap diperbolehkan selama

tidak melebihi dosis. Data LD50 dari WHO pada kelinci secara oral adalah 8

gram/kilogram berat badan (Rowe et al. 2009).

6. Laktosa (gula susu)

Laktosa (lactose monohydrate) O-β-D Galaktopiranosil adalah senyawa yang

mempunyai rumus kimia C12H22O11. H2O dengan bobot molekul 360,31. Laktosa

secara luas digunakan sebagai pengisi dan diluen di dalam tablet dan kapsul. Laktosa

digunakan sebagai tambahan pada produk-produk terliofilisasi dan formula untuk

anak-anak. Tingkat variasi laktosa secara komersial tersedia dalam beberapa sifat

fisika seperti distribusi ukuran partikel dan karakteristik sifat alir.

Bahan laktosa dalam keadaan padat berbentuk beragam isomer tergantung

pada kristalisasi dan kondisi pengeringan misalnya α-laktosa monohidrat, β-laktosa

anhidrat, dan α-laktosa anhidrat. Isomer tersebut merupakan bentuk kristal yang

Page 46: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

29

stabil. Organoleptis laktosa adalah partikel kristal atau serbuk berwarna putih, tidak

berbau, berasa manis. Tingkat kemanisan α-laktosa kira-kira 20% sama manis dengan

sukrosa sedangkan β-laktosa 40% sama manis dengan sukrosa.

Kelarutan laktosa dalam air adalah 1 : 5,24 air pada suhu 20˚C. Interaksi

laktosa dengan asam amino, amfetamin, dan lisinopril dapat menyebabkan perubahan

warna pada laktosa. Laktosa merupakan disakarida natural yang berisi galaktosa dan

glukosa dan berada pada susu dari mamalia. Pada umumnya laktosa didapatkan dari

susu sapi (Rowe et al. 2009).

7. Minyak jagung (Corn oil)

Minyak jagung tersusun atas ester-ester asam lemak dengan gliserol atau

dikenal sebagai trigliserida. Minyak jagung diolah dan dimurnikan dari minyak

embrio dari Zea mays Linne famili gramineae. Minyak jagung pada formulasi

farmasetis digunakan sebagai pelarut untuk injeksi intramuskular atau basis untuk

sediaan topikal. Emulsi yang berisi lebih dari 67% minyak jagung digunakan sebagai

suplemen-suplemen nutrisi. Minyak jagung ketika dikombinasikan dengan dengan

surfaktan dan polimer pembentuk gel, bahan ini digunakan untuk memformulasi

vaksin hewan.

Minyak jagung berwarana kuning terang, jernih, berbau khas seperti kacang,

berasa manis seperti jagung manis. Minyak jagung praktis tidak larut dalam air dan

etanol 95%. Minyak jagung sangat sensitif dan mengalami inkompatibilitas dengan

bahan yang mengandung titanium dioksida serta seng oksida. Minyak jagung tidak

Page 47: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

30

toksik serta tidak mengiritasi dan sering digunakan pada pembuatan makanan (Rowe

et al. 2009).

8. Sukrosa (gula)

Sukrosa merupakan gula yang mempunyai rumus kimia C12H22O11 dengan

berat molekul sebesar 342,30. Sukrosa berfungsi sebagai basis makanan manis dan

gula-gula, pengikat pada tablet, diluen kapsul dan tablet, pengisi, dan penambah

viskositas. Sukrosa didapat dari tanaman tebu atau tanaman beet. Organoleptis

sukrosa yaitu kristal atau serbuk tidak berwarna dan berwarna puth, tidak berbau dan

mempunyai rasa manis. Sukrosa mempunyai stabilitas bagus di dalam temperatur

ruangan dan mudah larut dalam air. Pada konsentrasi tinggi, sukrosa dapat

menghambat pertumbuhan organisme (Rowe et al. 2009).

9. Asam sitrat

Asam sitrat merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia C6H8O7H2O.

Asam sitrat digunakan sebagai bahan pengasam, antioksidan, sebagai penyangga

keasaman, agen pengkelat, pengawet dan peningkat rasa pada suatu makanan. Asam

sitrat pada produk digunakan untuk penigkat rasa keasaman serta berfungsi sebagai

antioksidan sehingga banyak digunakan pada preparasi sediaan oral. Asam sitrat

mempunyai organoleptis berbentuk serbuk kristal atau kristal, tidak berwarna atau

kristal putih, tidak berbau, berasa asam kuat, dan higroskopis. Asam sitrat adalah

material non toksik bila dikonsumsi dan digunakan sebagai bahan tambahan dalam

makanan. Konsumsi asam sitrat berlebihan dapat menyebabkan pengeroposan gigi.

Page 48: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

31

Penggunaan asam sitrat untuk sediaan gummy candies adalah dapat memberikan rasa

asam dan menutupi rasa yang kurang enak (Rowe et al. 2009).

10. Aspartam

Aspartam (N-L-a-Aspartyl-L-phenylalanine 1-methyl ester) adalah senyawa

yang mempunyai rumus kimia C14H18N2O5. Aspartam mempunyai fungsi sebagai

bahan pemanis pada produk minuman, makanan, serta dalam preparasi farmasi

sebagai pemanis pada tablet. Senyawa ini dapat meningkatkan rasa manis sehingga

dapat menutupi rasa yang tidak enak. Tingkat kemanisan aspartam sekitar 180-200

kali dari sukrosa. Organolpetis aspartam adalah serbuk kristal berwarna putih pucat,

tidak berbau, berasa manis. Dosis aspartam menurut ketetapan WHO adalah 7.5

mg/kg berat badan manusia. Pengunaan aspartam pada gummy candies sebagai bahan

pemanis (Rowe et al. 2009).

11. Sodium Propionat

Sodium propionat digunakan untuk formulasi oral di bidang farmasi sebagai

pengawet efektif dalam menghambat pertumbuhan kapang dan beberapa jenis bakteri.

Sodium propionat adalah kristal atau granul tidak berwarna, tidak berbau larut dalam

etanol, air dan tidak larut dalam kloroform dan eter. Studi toksisitas pada hewan uji

menujukkan bahwa sodium propionat adalah material yang relatif tidak toksik.

Sodium propionat adalah material yang higroskopis sehingga pada penyimpanannya

harus tersimpan di tempat yang rapat atau wadah yang rapat. Daya antibakteri sodium

propionat melemah seiring dengan meningkatnya pH. Penggunaan sodium propionat

maksimal dalam makanan adalah sebesar 0,3% (Rowe et al 2009).

Page 49: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

32

I. Landasan teori

Daun kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman super nutrisi yang

terkenal memiliki khasiat yang beragam. Salah satu khasiat tanaman ini adalah

sebagai imunomodulator (meningkatkan sistem imun atau daya tahan tubuh). Khasiat

imunomodulator ini diduga didapatkan dari senyawa flavonoid daun kelor seperti

quercetin dan kaemferol, terpenoid yang di dalamnya terdapat β-karoten, dan

senyawa polifenol di dalamnya. Hal tersebut dikaitkan dengan aktivitas antioksidan,

antiinflamasi, neuroprotektif, hepatoprotektif, antivirus dan antibakteri dari senyawa-

senyawa tersebut (Gaikwad et al 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Banji et al (2012) pada dosis 200 mg/ Kg BB

ektrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) mampu memodulasi sistem imun. Hal

tersebut dikarenakan adanya vitamin A, flavonoid, dan mineral-mineral yang

merupakan faktor kontribusi dalam meningkatkan kualitas imun. Ekstrak daun kelor

(Moringa oleifera L.) diformulasikan dalam bentuk nutrasetikal sediaan gummy

candies yang mana sediaan ini adalah sediaan yang disukai anak-anak karena rasanya

yang manis dan kenyal. Menurut Ana (2011) yang dalam skripsinya menggunakan

daun kelor sebagai teh menyebutkan bahwa kualitas teh daun kelor terbaik didapatkan

pada suhu pengeringan 60˚C. Hal tersebut menandakan bahwa senyawa didalamnya

seperti flavonoid, polifenol, dan terpenoid merupakan senyawa yang tahan panas

pada suhu hingga 60˚C yang dibuktikan dengan uji skrining fitokimia sehingga

senyawa ini dimungkinkan mampu dibuat sediaan gummy candies yang

pembuatannya menggunakan panas.

Page 50: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

33

Ekstrak etanol daun kelor dalam artikel penelitian Biomedika pernah

diformulasikan menjadi tablet hisap sebagai sumber vitamin A. Tablet hisap yang

dibuat menggunakan pemanis aspartam dan variasi bahan pengikat gelatin. Formula

dengan konsentrasi gelatin 2% merupakan formula terbaik dan memenuhi persyaratan

uji mutu fisik tablet serta memenuhi uji tanggap rasa (Dzakwan & Aisiyah 2003).

Ekstrak etanol daun kelor yang dalam artikel penelitian internasional yang berjudul

“Formulation and Evaluation of Herbal Tablets of Moringa oleifera L. Leaves

Extract” telah diformulasikan menjadi tablet secara kempa langsung dengan variasi

basis etil selulosa dan sodium glikolat. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan

bahwa dari data uji mutu fisik dan uji stabilitas tablet mendapatkan hasil yang

memuaskan dan ekstrak etanol daun kelor dapat dibuat sediaan tablet dengan metode

kempa langsung dengan variasi basis etil selulosa-sodium glikolat dan dapat

diproduksi pada level industri (Mahajan et al 2013). Kedua penelitian formulasi

tersebut yang menjadi dasar bagaimana ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera

L.) apabila dibuat menjadi sediaan nutrasetikal gummy candies.

Proses penyarian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) yang

dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan metode maserasi sesuai beberapa

referensi penelitian dan menggunakan etanol 70%. Waktu maserasi kurang lebih

diperlukan 5 hari yang memadai untuk memungkinkan berlangsungnya proses yang

menjadi dasar dari cairan melarutnya bahan simplisia (Voigt 1994). Dosis yang

digunakan untuk pemberian ekstrak etanol daun kelor sebagai sediaan adalah sebesar

Page 51: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

34

200 mg. Dosis tersebut adalah dosis ekstrak kental dikonversikan dari dosis serbuk

daun kelor.

Manitol merupakan bahan pemanis tambahan yang terdapat dalam formula

gummy candies sedangkan gelatin merupakan bahan utama pembentuk gel pada basis

gummy candies. Manitol merupakan bahan yang umumnya dipakai pada sediaan oral

karena rasanya yang manis dan dapat menimbulkan sensasi dingin di dalam mulut

(Rowe et al 2009). Pemakaian manitol sebagai pemanis tambahan pada formulasi

gummy candies diharapakan dapat menutupi rasa ekstrak yang kurang enak karena

rasanya yang manis.

Gelatin merupakan bahan utama pembentuk gel pada basis gummy candies

dan merupakan bahan yang umum dipakai pada pembuatan makanan. Gelatin dapat

memberikan tekstur yang kenyal pada makanan dan sering disukai anak-anak

(Anonim 2012). Penggunaan variasi basis manitol dan gelatin pada formulasi gummy

candies didasarkan atas pengaruh pemberian variasi manitol sebagai pemanis yang

mampu menimbulkan rasa dingin di dalam mulut dan gelatin sebagai pembentuk gel

yang memberikan tekstur kenyal saat dikunyah pada hasil uji mutu fisik dan hasil uji

tingkat kesukaan anak-anak terhadap sediaan gummy candies yang dihasilkan.

Metode pengujian meliputi pengujian screening fitokima ekstrak untuk

mengetahui dan memastikan kandungan ekstrak etanol daun kelor, pengujian kualitas

kandungan fitokimia pada gummy candies yang dihasilkan, uji organoleptis, uji

keseragaman bobot, uji kadar lembab, uji PH, uji elastisitas gummy candies, uji mutu

Page 52: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

35

kandungan senyawa dan uji hedonik (tingkat kesukaan anak) terhadap sediaan gummy

candies.

J. Hipotesis

Hipotesa pada penelitian ini diantaranya adalah ;

Pertama, ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) dapat dibuat menjadi

sediaan gummy candies dengan variasi kadar manitol-gelatin.

Kedua, semakin meningkatnya konsentrasi manitol pada formula gummy

candies akan berpengaruh terhadap rasa gummy candies ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.) yang semakin manis dan disukai anak-anak sedangkan semakin

meningkatnya konsentrasi gelatin pada formula gummy candies akan berpengaruh

terhadap meningkatnya kekenyalan gummy candies ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.).

Page 53: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah daun kelor (Moringa oleifera L.) yang

dipetik di sekitar Desa Wonorejo Kecamatan Bejen Kabupaten Karanganyar Jawa

Tengah.

Sampel yang digunakan adalah daun kelor yang digunakan sebagai zat aktif

dalam gummy candies dengan variasi kadar manitol-gelatin, pengambilan sampel

secara acak dengan memilih daun yang sudah tua maupun muda dan masih segar.

B. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel utama

Variabel utama dalam penelitian ini adalah sediaan gummy candy (permen

jelly) yang dibuat dengan bahan aktif ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.)

dengan kombinasi basis -manitol dan gelatin.

2. Klasifikasi variabel utama

Variabel utama yang telah diidentifikasi terlebih dahulu dapat diklasifikasikan

ke dalam berbagai macam variabel, yaitu variabel bebas, variabel kendali, dan

variabel tergantung.

Variabel bebas adalah variabel yang dengan sengaja diubah-ubah untuk

dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel bebas dari penelitian

ini adalah perbedaan konsentrasi manitol dan gelatin dalam sediaan permen jelly yang

dibuat.

36

Page 54: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

37

Variabel kendali adalah variabel yang mempengaruhi variabel tergantung

sehingga perlu ditetapkan kualifikasinya agar hasil yang diperoleh tidak tersebar dan

dapat diulang oleh penelitian lain secara tepat. Variabel terkendali pada penelitian ini

adalah cara pembuatan simplisia dan kondisinya, cara pembuatan ekstrak dan

kondisinya, cara pembuatan sediaan permen jelly, kondisi penelitian, pengaruh

pembuatan karena panas, lama pembuatan dan kondisi laboratorium penelitian.

Variabel tergantung adalah titik pusat permasalahan yang merupakan pilihan

dalam penelitian. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah mutu fisik sediaan

yang telah dibuat, mutu kandungan fitokimia sediaan, dan tingkat kesukaan oleh

responden dari uji hedonik sediaan gummy candy yang dihasilkan.

3. Definisi operasional variable utama

Pertama adalah sediaan gummy candy dari ekstrak daun kelor (Moringa

oleifera L.) dengan basis yang telah ditentukan. Kedua adalah konsentrasi basis

manitol dan gelatin yang diberikan. Ketiga adalah pengujian pada ekstrak dengan uji

penapisan farmakokimia, pengujian mutu fisik dari kelima formula sediaan yang

dibuat, pengujian keseragaman bobot, pengujian kualitas kandungan, dan uji hedonik

(tingkat kesukaan).

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas,

neraca analitik, oven, desikator, rotary evaporator, penangas air, PH-meter,

termometer, waterbath, cetakan permen, pipet, spatula, pengaduk kaca, loyang.

Page 55: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

38

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksrak etanol 70% daun

kelor (Moringa oleifera L.), reagen fitokimia, manitol, gelatin, sirup jagung, gom

arab, laktosa, sukrosa, pengaroma makanan, minyak jagung, manitol.

D. Jalannya Penelitian

1. Determinasi

Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran sampel dengan melihat

ciri – ciri dan morfologi dari sampel terhadap pustaka dan fisiologi. Tujuan dari

determinasi tersebut adalah untuk menentukan kebenaran sampel tersebut adalah

daun kelor (Moringa oleifera L.) yang dibuktikan di bagian Biologi Farmasi

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

2. Persiapan bahan

Daun kelor (Moringa oleifera L.) diambil dari tanaman kelor yang diperoleh

dari Desa Wonorejo, Kecamatan Bejen, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengambilan daun dilakukan pada daun muda dan tua dan masih segar. Daun dicuci

dengan air untuk menghilangkan pengotor atau kontaminan. Daun kelor kemudian

ditiriskan dan kemudian dikeringkan dengan oven dengan suhu tidak lebih dari 40˚ C.

3. Pembuatan serbuk daun kelor (Moringa oleifera L.)

Daun kelor (Moringa oleifera L.) yang telah dikeringkan di dalam oven

dengan suhu tidak lebih dari 40˚ C kemudian diserbuk dengan dengan penggiling

serbuk. Serbuk daun kelor kemudian diayak dengan pengayak ukuran mesh 40 dan

Page 56: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

39

disimpan dalam wadah kering yang tertutup rapat. Serbuk daun kelor selanjutnya

akan digunakan untuk penelitian.

4. Pemeriksaan sifat fisik serbuk

1.1. Pemeriksaan organoleptis. Pemeriksaan organolpetis serbuk daun

kelor meliputi pemeriksaan bentuk, warna, bau dan rasa dari serbuk.

1.2. Penetapan kadar lembab. Pemeriksaan kadar lembab serbuk

menggunakan alat moisture balance. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menimbang

2 gram serbuk daun kelor, kemudian dimasukkan ke dalam alat moisture balance

pada suhu 105˚ C di Laboratorium Teknologi Farmasi, Universitas Setia Budi,

Surakarta. Nilai kadar lembab muncul dalam satuan persen b/b.

5. Pembuatan ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)

Pembuatan ekstrak etanol menggunakan metode maserasi dengan etanol 70%.

Serbuk daun kelor seberat 500 gram direndam dengan 3750 ml etanol 70% dalam

wadah maserasi yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari, kemudian

disimpan dalam suhu kamar. Wadah yang berisi rendaman serbuk daun kelor

kemudian disimpan selama 5 hari dan sesering mungkin digojok sehingga pelarut

dapat melarutkan zat aktif secara optimal. Setelah 5 hari perendaman, ekstrak disaring

dengan kain flanel dan kertas saring. Filtrat atau maserat yang diperoleh bila

memungkinkan dapat dilakukan remaserasi untuk mendapatkan rendemen yang lebih

banyak. Filtrat (maserat) yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotary

evaporator pada suhu tidak lebih dari 40˚ C sampai diperoleh ektrak kental. Ekstrak

kental yang diperoleh kemudian ditimbang untuk menghitung rendemen ekstrak.

Page 57: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

40

6. Pemeriksaan sifat fisik ekstrak

Pemeriksaan fisik ekstrak meliputi pemeriksaan organoleptis ekstrak daun

kelor dan pemeriksaan kadar lembab. Pemeriksaan fisik ekstrak meliputi pemeriksaan

bentuk, warna, bau dan rasa dari ekstrak.

Pemeriksaan kadar lembab ekstrak menggunakan alat moisture balance.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara menimbang 2 gram ekstrak daun kelor, kemudian

dimasukkan ke dalam alat moisture balance pada suhu 105˚ C di Laboratorium

Teknologi Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta. Nilai kadar lembab muncul

dalam satuan persen b/b.

7. Uji bebas etanol ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.)

Uji bebas etanol dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak daun kelor sudah

kering atau masih mengandung etanol. Ekstrak daun kelor diuji dengan uji esterifikasi

etanol. Uji bebas etanol dilakukan dengan menambah sampel ekstrak dengan asam

sulfat pekat dan asam asetat yang kemudian dipanaskan. Reaksi negatif ditunjukkan

dengan tidak terbentuknya bau etil asetat yang khas.

8. Pengujian Fitokimia

Ekstrak kental kemudian diidentifikasi fitokimia dengan mempreparasi ekstak

dibuat larutan stok 1 % b/v dalam pelarutnya. Identifikasi fitokimia meliputi

identifikasi tanin, alkaloid, flavonoid, triterpenoid, saponin, glikosida, antrakuinon,

protein dan asam amino. Beberapa uji sesuai jurnal Nair et al (2013) dan Richard

(1998) adalah seperti di bawah ini :

Page 58: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

41

7.1. Tanin

7.1.1. Uji Ferri Klorida. Tambahkan beberapa tetes 5 % larutan FeCl3 pada 2

ml larutan sampel. Larutan berwarna biru menujukkan adanya tanin terhidrolisis.

7.1.2. Uji Gelatin. Tambahkan 5 tetes dari 1 % gelatin yang berisi 10 %

sodium klorida pada 1 ml larutan sampel. Uji positif apabila terdapat endapan putih.

7.2. Alkaloid. 50 mg ekstrak dilarutkan dalam 5 ml akuades. HCl 2 M ditambahkan

sampai terjadi reaksi asam kemudian disaring. Hasil saringan (filtrat) kemudian

diujikan.

7.2.1. Uji Dragendroff. 2 ml filtrat ditambahkan 1 ml pereaksi dragendroff

melewati dinding tabung. Uji positif apabila berwarna jingga atau adanya endapan

jingga kemerahan.

7.2.2. Uji Mayer. 1 ml sampel filtrat ditambahkan 1-2 tetes pereaksi mayer

melewati dinding tabung. Hasil positif apabila terbentuk endapan putih.

7.2.3. Uji Hager. 1 ml larutan uji (filtrat) ditambahkan 1-2 tetes pereaksi

hager. Hasil positif apabila terbentuk endapan kuning.

7.2.4. Uji Wagner. 2 tetes pereaksi wagner ditambahkan pada 1 ml larutan

sampel melewati dinding tabung. Hasil positif apabila terbentuk endapan kuning atau

coklat.

7.3. Triterpenoid

7.3.1 Uji Salkowski. Kira-kira 2 mg ekstrak dikocok dengan 1 ml kloroform

dan beberapa tetes asam sulfat pekat yang ditambahkan lewat dinding tabung. Hasil

positif apabila terdapat lapisan warna merah coklat pada permukaan larutan.

Page 59: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

42

7.4. Flavonoid

7.4.1. Uji pereaksi alkalin. Ditambahkan 5 tetes larutan 5 % sodium

hidroksida pada 1 ml larutan sampel. Hasil positif apabila terdapat peningkatan

intensitas warna kuning yang kemudian menghilang dengan penambahan beberapa

tetes HCl 2 M.

7.4.2. Uji asetat. Beberapa tetes asetat 10 % ditambahkan pad 1 ml larutan

sampel. Hasil positif apabila terbentuk endapat kuning.

7.5. Saponin

7.5.1 Uji penyabunan. 5 ml larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi

kemudian digojok selama 5 menit. Hasil positif apabila terbentuk busa yang stabil.

7.5.2. Uji minyak zaitun. Ditambahkan beberapa tetes minyak zaitun pada 2

ml larutan sampel dan digojok. Hasil positif apabila terbentuk emulsi.

7.6. Glikosida jantung.

7.6.1. Uji Keller – Killiani. Ditambahkan 0,4 ml asam asetat glasial dan

beberapa tetes larutan ferri klorida 5 % pada sedikit ekstrak kering. Tambahkan 0,5

ml asam sulfat pekat melewati dinding tabung secara hati – hati. Hasil positif apabila

terdapat perubahan warna biru pada lapisan asam asetat.

7.6.2.Glikosida Antrakuinon. Ditambahkan beberapa tetes larutan potassium

hidroksida 10 % pada 1 ml ekstrak. Hasil positif apabila terbentuk warna merah.

7.7. Karbohidrat.

Page 60: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

43

7.7.1. Uji Molisch. Ditambahkan beberapa larutan 1 % alpha-naphtol dan 2-3

ml asam sulfat pekat pada dinding tabung. Hasil positif apabila terdapat cincin ungu

atau violet kemerahan pada batas antara dua larutan.

7.7.2. Uji Barfoed. Ditambahkan 2 ml reagen barfoed pada 2 ml larutan

sampel. Campur dan biarkan mendidih pada penangas air mendidih selama 1 menit.

Hasil positif monosakarida apabila terbentuk endapan warna merah.

7.7.3. Uji Seliwanoff. Diambahkan 3 ml reagen seliwanoff pada 1 ml larutan

sampel dan panaskan pada penangas air selama 1 menit. Perubahan warna merah

mawar menunjukkan adanya karbohidrat.

7.7.4. Uji Fehling. Dilarutkan 2 mg ekstrak kering dalam 1 ml akuades dan

ditambahkan 1 ml larutan fehling A dan B, kemudian digojok dan dipanaskan pada

penangas air selama 10 menit. Hasil positif apabila terbentuk endapan merah.

7.8. Uji Protein

7.8.1. Uji Biuret. Ditambahkan 5 tetes larutan tembaga sulfat 1% dan 2 ml

larutan 10% natrium hidroksida pada 2 ml larutan sampel kemudian dicampurkan

merata. Hasil positif apabila terbentuk warna ungu atau violet.

9. Identifikasi kandungan senyawa ekstrak daun kelor dengan KLT

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) digunakan untuk mengetahui kandungan

kimia pada ekstrak etanol daun kelor dengan pembanding standar kontrol positif.

Senyawa yang diidentifikasi antara lain : Flavonoid, polifenol dan triterpenoid.

Senyawa-senyawa tersebut diidentifikasi secara KLT karena lebih dominan dalam

berperan sebagai Imunitas.

Page 61: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

44

Tabel 1. Identifikasi senyawa kimia dengan KLT berdasarkan Wagner (1996)

Senyawa Fase diam Fase gerak Pereaksi semprot Hasil pustaka

Dibawah UV

365 nm (visual)

Flavonoid Silika gel 254

Lapisan atas

Butanol:.as.asetat

glasial:air (4:1:5)

Uap amonia

Kuning

Kuning

coklat

Biru/kuning

/hijau

Polifenol Silika gel 254

Kloroform:etil

asetat:as.

fomiat(0,5:9:0,5)

FeCl3 10% Hitam Hitam

Terpenoid

(steroid)

Silika gel 254

n-heksan:etil asetat

(4:1)

Anisaldehid

Asam sulfat

Ungu-merah

/ungu

ungu-

merah/ungu

10. Rancangan Formula Gummy Candies (permen jelly)

Dosis ekstrak yang digunakan pada formula sediaan gummy candies adalah

sebesar 234 mg. Dosis tersebut diperoleh dari referensi penggunan ekstrak daun kelor

pada pembuatan tablet hisap yang dilakukan oleh Dzakwan dan Aisiyah (2013)

setelah ditambahkan aerosil. Variasi basis manitol dan gelatin dibuat berdasarkan 5

formula ;

Formula 1 : Perbandingan manitol : gelatin (50 : 50 %)

Formula 2 : Perbandingan manitol : gelatin (40 : 60 %)

Formula 3 : Perbandingan manitol : gelatin (25 : 75 %)

Formula 4 : Perbandingan manitol : gelatin (60 : 40 %)

Page 62: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

45

Formula 5 : Perbandingan manitol : gelatin (75 : 25 %)

Tabel 2. Formula Sediaan Gummy Candies dengan variasi manitol dan gelatin

11. Pembuatan sediaan Gummy candies

Proses pembuatan gummy candies diawali dengan mencampurkan basis

sediaan yaitu manitol dan sirup jagung, kemudian dipanaskan dalam penangas air

yang bersuhu 80˚ C. Campurkan kemudian ditambahkan minyak jagung dalam

keadaan panas. Gom arab kemudian dilarutkan di dalam 10 ml akuades panas (50-60˚

C) pada gelas beaker yang terpisah dan melarutkan gelatin pada 15 ml akuades panas

(50-60˚ C). Gelatin yang sudah larut kemudian dimasukkan ke dalam larutan gom

arab dan diaduk hingga homogen. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam basis

gummy dengan suhu yang dikendalikan sebesar 70˚ C. Campuran tersebut kemudian

Bahan Jumlah bahan (mg) dalam bobot 2,7 gram/ biji

F1 F2 F3 F4 F5

Ekstrak kental daun kelor 200 200 200 200 200

Manitol 469 375 234 563 704

Gelatin 469 563 704 375 234

Corn syrup 575 575 575 575 575

Aquadest 225 225 225 225 225

Gom Arab 30 30 30 30 30

Laktosa 218 218 218 218 218

Essens 30 30 30 30 30

Minyak jagung 100 100 100 100 100

Sukrosa

Asam sitrat

Aspartam

350

30

40

350

30

40

350

30

40

350

30

40

350

30

40

Sodium propionat 0,1% 0,1% 0,1% 0,1% 0,1%

Page 63: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

46

ditambahkan sukrosa, laktosa, pengaroma sambil terus diaduk hingga homogen.

Ekstrak daun kelor kemudian dimasukkan dan diaduk hingga larut dan homogen.

Campuran kemudian segera diangkat dan dimasukkan ke dalam cetakan permen,

ditutup dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 1 jam dalam suhu ruang.

Cetakan yang berisi campuran dilihat suhunya kemudian ketika cukup dingin

dimasukkan dalam ruang pendingin (refrigerator) selama 24 jam dan setelahnya

dikeluarkan dari refrigerator dibiarkan pada suhu ruang selama 1 jam, dikeluarkan

dari cetakan untuk kemudian ditaburi tepung sukrosa atau tepung tapioka dan

dikemas dalam wadah yang rapat.

12. Pengujian fisik sediaan gummy candies daun kelor (Moringa oleifera L.)

12.1. Uji organoleptis. Uji organoleptis yang dilakukan terhadap gummy

candies meliputi bentuk, warna, bau, rasa dan tekstur. Uji ini penting untuk

mendukung penerimaan konsumen terhadap sediaan gummy candies ekstrak daun

kelor. Hasil yang baik ditunjukkan dengan dihasilkan sediaan yang berwarna

menarik, bau yang khas, rasa yang manis atau sedikit asam, serta tekstur yang kenyal

namun tidak keras.

12.2 Uji pH. Ambil 6 gummy candies ekstrak daun kelor secara acak,

dimasukkan dalam cawan dan dilelehkan. Gummy candies dapat diketahui pH-nya

dengan mengamati perubahan warna pada kertas pH yang dicelupkan di massa cair

sediaan, pH yang baik untuk sediaan gummy candies adalah pada range 5-7 (Chabib

et al 2014).

Page 64: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

47

12.3 Uji keseragaman bobot. Timbang 20 buah gummy, hitung bobot rata-

rata tiap buah. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari dua buah gummy

yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari

harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu buahpun yang bobotnya menyimpang

dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak

mencukupi 20 buah gummy, dapat digunakan 10 buah; tidak satu pun yang bobotnya

menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu

pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan

kolom B. Harga koefisiensi variasi (CV) dihitung dengan rumus berikut :

CV = (SD/X) x 100%

Tabel di bawah ini menyajikan batas toleransi atau persyaratan penyimpangan bobot

tablet yang memenuhi standar kelayakan sesuai pedoman dalam Farmakope

Indonesia. Sediaan gummy candies dalam hal ini dianggap sebagai tablet.

Tabel 3. Persayaratan penyimpangan bobot tablet (sediaan gummy candies) sesuai Farmakope

Indonesia tahun 1979)

No. Bobot rata – rata Penyimpangan bobot rata - rata

A B

1 25 mg atau kurang 15% 30%

2 26 mg – 150 mg 10% 20%

3 151 mg – 300 mg 7,5% 15%

4 Lebih dari 300 mg 5% 10%

Page 65: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

48

12.3. Uji kadar lembab sediaan. Timbang sediaan yang telah jadi dan

dimasukkan ke dalam alat moisture balance bersuhu 105 derajat celcius. Kemudian

dicatat hasil kadar lembab yang diperoleh. Kadar lembab menurut Bussiere &

Serpelloni (1985) untuk gums jellies liquorice sebesar 8% - 22% dan chewing gum

sebesar 3 – 6%. Bila kurang atau lebih dari itu maka dapat dikatakan sediaan gummy

candies kurang baik.

12.4 Uji elastisitas. Ambil sampel sediaan gummy candies secara acak

kemudian lakukan penarikan gummy candies lalu ukur panjang elastisitas gummy

candies pada keadaan maksimal sebelum terputus dan bandingkan dengan gummy

candies yang beredar di pasaran.

1. Pengujian mutu kandungan sediaan gummy candies

Pengujian ini adalah identifikasi fitokimia seperti pada ekstrak kental daun

kelor. Pengujian ini penting dilakukan untuk mengetahui stabilitas kandungan kimia

dari bahan yang diinginkan seperti flavonoid, polifenol dan terpenoid terkait apakah

variasi basis manitol dan gelatin, proses pembuatan, kondisi penelitian, dan panas

yang digunakan pada pembuatan sediaan gummy candies berpengaruh terhadap

kandungan fitonutriennya rusak atau tidak. Uji yang dilakukan adalah identifikasi

tabung seperti pada ekstrak kental, akan tetapi pengujian hanya dilakukan untuk

senyawa yang diinginkan yaitu flavonoid, polifenol dan terpenoid. Preparasi sampel

dilakukan dengan melelehkan sediaan kemudian melarutkan sediaan dengan pelarut

yang sesuai yaitu menggunakan metanol maupun etanol. Uji Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) dapat dilakukan apabila diperlukan (Fidaus et al 2013).

Page 66: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

49

2. Uji Hedonik (tingkat kesukaan)

Uji hedonik melibatkan 20 responden anak-anak dengan batasan usia 7-12

tahun yang masing-masing formula Gummy candies ekstrak daun kelor (Moringa

oleifera L.) yang telah dibuat diujikan pada setiap responden. Parameter yang diuji

meliputi bentuk, warna, bau, rasa dan tekstur sediaan gummy candies serta tingkat

kesukaan responden terhadap tiap-tiap formula yang dihasilkan. Skala yang

digunakan adalah skala numerik antara 1-3 yang menyatakan nilai 1 = tidak suka,

nilai 2 = menyatakan suka, dan nilai 3 menyatakan sangat suka.

E. Analisa hasil

Analisa hasil digunakan untuk mengetahui pengaruh variasi basis manitol dan

gelatin pada sediaan gummy candies ekstrak daun kelor. Data yang diperoleh dari

pengujian sifat fisik sediaan dan tingkat kesukaan responden dianalisis secara statistik

menggunakan uji statistik One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% (Firdaus

et al 2013) dan Kruskall Wallis. Data lain dalam bentuk tabel.

Page 67: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

50

Gambar 2. Skema jalannya penelitian

Maserasi

Sortasi

Pencucian

Pengeringan Sortasi kering

Penggilingan

Pengayakan

Daun kelor segar

Ekstrak kental daun

kelor

Uji kadar etanol

Uji kadar lembab

Uji fitokimia & KLT

Membuat ekstrak

kering daun kelor

Formula I

Gummy candies

Manitol : 50%

Gelatin : 50%

Formula II

Gummy candies

Manitol : 40%

Gelatin : 60%

Formula III

Gummy candies

Manitol : 25%

Gelatin : 75%

Formula IV

Gummy candies

Manitol : 60%

Gelatin : 40%

Formula V

Gummy candies

Manitol : 75%

Gelatin : 25%

Uji organoleptis gummy candies, Uji keseragaman bobot gummy

candies, Uji kadar lembab gummy candies, Uji mutu kandunga

gummy candies, Uji tingkat kesukaan (hedonik)

Mengolah data dan analisa statistik

ANOVA

Page 68: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Tanaman Daun Kelor

Determinasi tanaman pada penelitian ini dilakukan di Departemen Biologi

Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Determinasi

bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan bahan dan memastikan

kebenaran tanaman daun kelor dengan mencocokkan dari segi morfologi maupun

histokimia daun kelor.

Hasil determinasi daun kelor melalui surat keterangan no.:

BF/454/Ident/I/2016 telah dipastikan bahwa tanaman yang digunakan dalam

penelitian adalah daun kelor jenis Moringa oleifera L. Suku Moringaceae, surat

keterangan determinasi dilampirkan pada lampiran 1.

B. Hasil Pembuatan Serbuk Daun Kelor

Serbuk daun kelor yang diperoleh dari daun kelor dengan bobot basah 2400

gram diperoleh serbuk keringanya sebesar 800 gram sehingga rendemennya adalah

33,33%. Data lengkap disajikan pada lampiran 3.

C. Hasil organoleptis serbuk dan kadar kelembaban Serbuk Daun Kelor

Serbuk daun kelor diidentifikasi organoleptisnya dan hasilnya sebaga berikut :

Tabel 4. Hasil pemeriksaan organoleptis serbuk daun kelor

Jenis pemeriksaan Hasil

Bentuk Serbuk halus

Warna Hijau kecoklatan

Bau Khas

Rasa Pahit khas, sedikit mengkelat di lidah

51

Page 69: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

52

Penentuan kadar lembab serbuk daun kelor dengan menimbang sebesar 2

gram serbuk pada alat moisture balance dan diukur kadar lembabnya kemudian

dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Kadar lembab yang baik untuk serbuk simplisia

pada umumnya kurang dari 10% karena pada kadar lembab tersebut dapat dikatakan

serbuk tidak mudah ditumbuhi jamur maupun mengalami reaksi enzimatik.

Tabel 5. Hasil penetapan kadar lembab serbuk daun kelor

No Berat (gram) Kadar (%)

1 2 9,8

2 2 9,5

3 2 9,7

Rata – rata ± SD 9,67 ± 0,15

Berdasarkan tabel 5 maka kadar lembab rata-rata serbuk daun kelor didapatkan

sebesar 9,67%. Hasil kadar lembab serbuk daun kelor memenuhi syarat mutu

simplisia yaitu kurang dari 10%. Data perhitungan kadar lembab serbuk dilampirkan

pada lampiran 4.

D. Hasil pembuatan ekstrak

Ekstrak daun kelor diperoleh dari proses maserasi 500 gram serbuk daun kelor

dengan pelarut 70% etanol sebanyak 7,5 kalinya selama 5 hari dengan 3 kali

penggojogan setiap harinya. Maserasi dilakukan menggunakan wadah botol berwarna

gelap. Hasil rendemen ekstrak daun kelor dapat dilihat pada tabel 6 dan lampiran 5.

Tabel 6. Hasil rendemen ekstrak daun kelor

Berat serbuk

(gram)

Berat cawan

kosong (gram)

Berat cawan+ekstrak

(gram)

Berat ekstrak

(gram)

Prosentase

rendemen

(%)

500 154,93 275,18 120,25 24%

Page 70: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

53

Hasil proses maserasi selama 5 hari didapatkan ekstrak cair yang telah

disaring menggunakan kain flanel dan kertas saring. Ekstrak cair kemudian diuapkan

menggunakan alat rotary evaporator dan oven dengan suhu di bawah 500 C. Ekstrak

kental daun kelor didapatkan setelah melalui prses penguapan. Hasil rendemen yang

diperoleh dari penimbangan dan perhitungan menunjukkan bahwa ekstrak kental

yang diperoleh cukup banyak mengingat karena pelarut yang digunakan adalah

pelarut yang cukup untuk melarutkan senyawa polar dan sedikit nonpolar sehingga

dimungkinkan senyawa-senyawa lain seperti amylum atau protein ikut tersari di

dalamnya. Perhitungan rendemen dan dosis ekstrak dapat dilihat pada lampiran 5.

E. Hasil uji bebas etanol ekstrak daun kelor

Ekstrak kental yang diperoleh perlu dilakukan uji bebas etanol untuk

mengetahui ada atau tidaknya etanol yang tertinggal dari hasil penguapan melalui uji

esterifikasi. Hasil uji esterifikasi ekstrak daun kelor pada tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil uji bebas etanol ekstrak daun kelor

Uji bebas alkohol Hasil pengamatan Pustaka

Ektrak daun kelor + asam sulfat

pekat + asam asetat, dipanaskan

Tidak tercium bau ester yang

khas dari etil asetat

(bebas etanol)

Tidak tercium bau ester yang

khas dari etil asetat

Hasil uji bebas etanol telah menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor yang

diperoleh bebas dari etanol. Hal tersebut ditunjukan dengan tidak adanya bau ester

yang khas dari etil asetat. Uji di atas tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar

dikarenakan uji tersebut adalah identifikasi kualitatif dan bukan kuantitatif sehingga

uji tersebut merupakan prasyarat minimal untuk validasi uji bebas etanol ekstrak

menurut berbagai literatur.

Page 71: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

54

F. Hasil uji pemeriksaan fisik ekstrak

Pemeriksaan organoleptis ekstrak meliputi bentuk, warna, bau dan rasa

ekstrak. Organolpetis ekstrak disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil pemeriksaan organoleptis ekstrak daun kelor

Jenis pemeriksaan Hasil

Bentuk Cairan kental mengkilap

Warna Coklat hitam pekat

Bau Khas

Rasa Pahit khas

Penentuan kadar lembab ekstrak dilakukan dengan menimbang 2 gram ekstrak

yang ditimbang dalam alat moisture balance kemudian diukur kadar lembabnya.

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Hasil kadar lembab dalam bentuk

persen. Kadar lembab ekstrak daun kelor disajikan pada tabel 9 dan dilampirkan

perhitungannya pada lampiran 6.

Tabel 9. Hasil pemeriksaan kadar lembab ekstrak daun kelor

No Berat (gram) Kadar (%)

1 2 8

2 2 7,7

3 2 8,2

Rata – rata ± SD 7,96 ± 0,25

Hasil pengukuran kadar lembab daun kelor yang diperoleh sebesar 7,96 %.

Kadar lembab yang diperoleh tersebut telah memenuhi syarat kadar lembab ekstrak

daun kelor karena batas kadar lembab maksimal daun kelor menurut Farmakope

Herbal Indonesia adalah sebesar 9,2% dimana bila kadar lembab ekstrak melebihi

batas tersebut maka ekstrak dapat dengan mudah mengalami reaksi enzimatis atau

mudah ditumbi kapang atau jamur sehingga mempengaruhi stabilitas ekstrak.

Page 72: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

55

G. Hasil pengujian fitokimia

Pengujian ekstrak selanjutnya adalah pengujian skrinning fitokimia. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui senyawa fitokimia yang terkandung secara kualitatif

melalui uji tabung. Hasil pengujian fitokimia ini dilihat pada tabel 10 dan lampiran 7.

Tabel 10. Hasil pengujian skrinning fitokimia uji tabung

Senyawa Nama uji Hasil pengamatan Pustaka Hasil kesimpulan

Tanin

Uji FeCl3 Warna biru Biru +

positif Uji gelatin Tidak ada endapan Endapan putih -

Alkaloid

Dragendrof kuning Endapan Jingga -

positif Mayer kuning Endapan putih -

Hager Endapan kuning Endapan kuning +

Wagner Endapan kuning Endapan kuning +

Triterpenoid Salkowski Merah coklat Merah coklat - Positif

Flavonoid Alkalin Kuning, hilang+Hcl Kuning,hilang+Hcl +

positif Asetat Endapan kuning Endapan kuning +

Saponin Penyabunan Timbul busa Timbul busa +

positif Miny. Zaitun Timbul emlusi Timbul emulsi +

Glikosida Keller-killiani Biru kehitaman biru + Positif

Antrakuinon Merah kecoklatan merah +

Karbohidrat Molisch coklat Cincin merah - Negatif

Barfoed coklat Endapan merah -

Fehling Merah bata merah +

Seliwanoff Coklat merah Merah mawar -

Protein Biuret Hijau gelap Ungu/violet - Negatif

Uji tabung digunakan untuk mengetahui senyawa fitokimia yang terkandung

dalam ekstrak daun kelor. Uji tabung yang telah dilakukan untuk pengujian ekstrak

daun kelor meliputi senyawa tanin, alkaloid, triterpenoid, flavonoid, saponin,

glikosida jantung, karbohidrat dan protein. Pengujian tersebut berdasarkan jurnal Nair

et al (2013) dan Richard (1998). Hasil uji tabung untuk skrinning fitokimia ekstrak

daun kelor sesuai tabel 9 hanya terdapat 6 senyawa positif dalam eksrak daun kelor di

antaranya adalah tanin, alkaloid, triterpenoid, flavonoid, saponin dan glikosida

Page 73: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

56

jantung sedangkan karbohidrat dan protein dinyatakan negatif terkandung dalam

ekstrak daun kelor. Hal tersebut dikarenakan hasil dari uji tabung tidak sesuai dengan

hasil pustaka. Karbohidrat dan protein merupakan senyawa polar yang seharusnya

dapat larut dengan pelarut etanol 70% dikarenakan adanya gugus gula pada

karbohidrat dan adanya gugus amina pada protein yang dapat terikat oleh air yang

terkandung dalam etanol 70%. Hasil yang didapat dari pengujian tabung merupakan

identifikasi secara kualitatif sehingga hasil tersebut dapat divalidasi dengan pengujian

kualitatif lain seperti kromatografi kertas dan KLT atau pengujian lain secara

kuantitatif seperti Thin Layer Chromatography. Hasil pengujian tabung untuk

senyawa karbohidrat dan protein yang negatif tidak menjadi suatu masalah

dikarenakan kedua senyawa tersebut bukan merupakan senyawa utama yang

berkhasiat sebagai immunomodulator sehingga tidak dibutuhkan pegujian lebih

lanjut. Senyawa yang mampu memberikan efek immunomodulator pada daun kelor

adalah senyawa polifenol, flavonoid, dan terpenoid (Gaikwad et al 2011).

H. Hasil identifikasi senyawa fitokimia ekstrak menggunakan KLT

Setelah ekstrak kental daun kelor diidentifikasi menggunakan uji tabung

selanjutnya untuk memastikan senyawa tersebut ada secara kualitatif dilakukan

pengujian menggunakan kromatografi lapis tipis. Pengujian KLT hanya dilakukan

untuk 3 senyawa utama yang berkhasiat pada sistem imun. Senyawa tersebut adalah

polifenol (tanin), flavonoid, terpenoid (triterpen). Hasil pengujian kromatografi lapis

tipis disajikan pada tabel 11 dan hasil perhitungan Rf dilampirkan pada lembar

lampiran 8.

Page 74: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

57

Tabel 11. Hasil identifikasi senyawa secara KLT berdasarkan Wagner (1996)

Senyawa Perlakuan Hasil

Pengamatan Pustaka

Rf

F.diam F.gerak Penyemprot ekstrak standar

Flavonoid Silika

gel 254

Lapisan atas

butanol:as.asetat

glasial:air

(4:1:5)

Uap amonia Kuning Kuning 0,76 0,74

Polifenol

(tanin)

Silika

gel 254

Kloroform:etil

asetat:as. Fomiat

(0,5:9:0,5)

FeCl3 10% Hitam Hitam 0,96 0,96

Terpenoid

(steroid)

Silika

gel 254

n-heksan:etil asetat

(4:1)

Anisaldehid

Asam sulfat merah

Ungu-

merah/ung

u

0,96 0,98

Hasil pemeriksaan kandungan senyawa ekstrak dengan KLT telah didapatkan

bahwa ekstrak mengandung 3 senyawa utama di atas. Hal tersebut didukung adanya

nilai Rf antara bercak ekstrak dan standar yang telah terelusi oleh fase gerak. Hasil Rf

dikatakan positif mengandung senyawa terkait bila nilai Rf ekstrak dengan standar

sama atau hampir sama seperti pada bercak flavonoid, polifenol dan terpenoid pada

lempeng sehingga ekstrak dapat dipreparasi sebagai bahan aktif sediaan gummy

candies.

I. Hasil pengujian fisik sediaan gummy candies ekstrak daun kelor

Ekstrak daun kelor dibuat sebagai gummy candies dengan dosis 200 mg.

Dosis tersebut ditetapkan dari konversi dosis serbuk daun kelor untuk anak dengan

hasil rendemen ekstrak daun kelor yang diperoleh dan dilebihkan 10% (dapat dilihat

pada lampiran 5). Hasil pengujian fisik sediaan gummy candies meliputi pengujian

organoleptis sediaan, keseragaman bobot, uji kadar lembab, uji pH, dan uji elastisitas.

Uji organoleptis. Uji organoleptis bertujuan untuk mendukung penerimaan

konsumen terhadap sediaan yang telah dibuat. Uji organoletis sediaan disajikan pada

tabel 12 sebagai berikut.

Page 75: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

58

Tabel 12. Hasil identifikasi organoleptis sediaan gummy candies ekstrak daun kelor

Formula

Jenis pemeriksaan

Bentuk Warna Bau Rasa Tekstur

Formula 1 Semi padat Coklat gelap

(permukaan kristal)

Khas manis Sedikit kenyal

Formula 2 Semi padat Coklat gelap

(sedikit kristal di

dalam)

khas manis Cukup kenyal

Formula 3 Semi padat Coklat terang

mengkilap (tidak ada

kristal)

khas Cukup manis Kenyal

Formula 4 Semi padat Coklat putih (ada

endapan di dalam)

khas Sangat manis Kurang

kenyal

Formula 5 Semi padat Coklat putih (ada

pembentukan kristal

di dalam)

khas Sangat manis Sangat kurang

kenyal

Keterangan :

Formula 1 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (50:50%)

Formula 2 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (40:60%)

Formula 3 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (25:75%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (60:40%)

Formula 5 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (75:25%)

Hasil pengamatan organoleptis terhadap 5 formula sediaan gummy candies

yang dibuat terdapat 2 formula yang secara pengamatan fisik lebih menarik

dibandingkan 3 formula lain diantaranya adalah formula 2 dan formula 3. Kedua

formula tersebut jika dilihat dengan pengamatan visual lebih baik dibandingkan

formula 1, formula 4 dan formula 5. Formula 2 hanya memiliki sedikit kristal gula

yang terbentuk di dalamnya, berasa manis dan bertekstur cukup kenyal sedangkan

formula 3 sama sekali tidak memiliki kristal gula di dalamnya, berasa cukup manis

dan bertekstur kenyal. Formula 3 pada uji organoleptis adalah formula paling unggul

diantara yang lain dikarenakan dari segi organoleptis formula 3 lebih menarik.

Formula lain seperti formula 1 memiliki permukaan berkristal setelah dikemas,

Page 76: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

59

formula 4 berwarna coklat keruh dengan terdapat kristal-kristal di dalamnya, berasa

sangat manis dan bertekstur kurang kenyal, begitupula dengan formula 5 selain keruh

kosistensinya kurang baik dan kurang kenyal. Kristal-kristal yang terbentuk di dalam

sediaan gummy candies tersebut dikarenakan adanya komponen gula yang berlebih

dan mudah mengalami pengkristalan pada penyimpanan di dalam almari pendingin.

Hasil pengujian pada tabel 11 menunjukkan sediaan gummy candies formula 2 dan

formula 3 adalah formula yang menarik dari segi organoleptis. Gambar organoleptis

sediaan gummy candies dapat dilihat pada lampiran 9.

Uji pH. Uji pH dilakukan pada kelima formula gummy candies dan produk di

pasaran menggunakan kertas pH. Preparasi sampel menggunakan pemanasan untuk

mencairkan gummy candies. Perubahan warna yang terjadi pada kertas pH

menunjukkan hasil dari pH sampel. Hasil uji pH dilampirkan pada lampiran 10.

Tabel 13. Hasil uji pH gummy candies

Formula Hasil pengamatan pH pH Pustaka

(chabib et al, 2014)

Formula 1 5

5-7

Formula 2 5

Formula 3 5

Formula 4 5

Formula 5 4

Produk „x‟ 5

Keterangan :

Formula 1 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (50:50%)

Formula 2 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (40:60%)

Formula 3 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (25:75%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (60:40%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (75:25%)

Produk X : produk gummy candies yang beredar di pasaran

Page 77: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

60

0

1

2

3

4

5

PH Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5 Produk X

Gambar 3. Grafik Hasil pengukuran pH gummy candies

Tujuan pengukuran pH adalah untuk mengontrol tingkat hidrasi dan sifat

reologi produk pada tahap manufaktur yang berbeda (Delgado & Banon, 2014).

Syarat pH gummy candies menurut chabib et al (2014) yaitu antara pH 5-7. Apabila

pH yang dihasilkan lebih kecil dari range yang ditetapkan maka cenderung

menyebabkan syneresis dimana terpisahnya fase dispersi dengan medium dispersi.

Terpisahnya fase dispersi dengan medium dispersi karena pH rendah mempengaruhi

supresi ionik pada gugus asam karboksilat yang menyebabkan kehilangan gugus

hidroksil (chabib et al, 2014). Apabila pH yang dihasilkan melebihi syarat maka

cenderung melemahkan daya pengawet dari sodium propionat karena sodium

propionat efektif pada pH 5-6 (Koswara, 2009). Hasil uji pH menunjukkan formula 1

sampai formula 4 telah memenuhi syarat pH yang baik untuk gummy candies.

Formula 5 telah memiliki pH sekitar 4 sehingga lebih kecil. Formula 5 tidak

memenuhi syarat pH gummy candies yang baik untuk uji pH.

Page 78: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

61

Uji keseragaman bobot. Uji keseragaman bobot penting dilakukan untuk

mengatahui rata-rata bobot sediaan dan penyimpangannya. Hasil uji keseragaman

bobot disajikan pada tabel 14 dan perhitungannya dilampirkan pada lampiran 11.

Tabel 14. Hasil uji keseragaman bobot.

Formula Rata-rata bobot

(g) ± SD

Koefisien variasi

(%)

Batas bobot seragam sediaan (g)

Kolom A Kolom B

Formula 1 3,31 ± 0,03 0,95 3,26-3,36 3,21-3,41

Formula 2 3,46 ± 0,03 1,00 3,41-3,51 3,36-3,56

Formula 3 3,36 ± 0,04 1,29 3,30-3,40 3,25-3,45

Formula 4 3,32 ± 0,05 1,59 3,27-3,37 3.22-3,42

Formula 5 3,32 ± 0,05 1,62 3,27-3,37 3,22-3,42

Keterangan :

Formula 1 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (50:50%)

Formula 2 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (40:60%)

Formula 3 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (25:75%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (60:40%)

Formula 5 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (75:25%)

Hasil dapat diketahui bahwa setelah gummy candies dibuat terjadi perubahan

bobot sediaan dibandingkan dengan bobot yang telah direncanakan. Hal tersebut

kemungkinan dikarenakan adanya perubahan bobot molekul yang terjadi setelah

gelatin ditambah air yang kemudian berubah menjadi bentuk sol dimana partikelnya

telah membengkak menjadi bentuk gel yang mampu memberikan daya adhesi yang

kuat terhadap partikel lain . Hasil uji keseragaman bobot telah diketahui bahwa pada

kelima formula gummy candies memenuhi persyaratan uji keseragaman bobot

dikarenakan pada masing-masing formula tidak ada lebih dari 1 buah gummy candies

yang menyimpang dari harga penyimpangan yang ditetapkan kolom A dan kolom B.

Nilai CV (koefisiensi variasi) yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan tidak

lebih besar dari 5% sehingga memenuhi persyaratan keseragaman bobot. Perhitungan

keseragaman bobot dilampirkan pada lampiran 11.

Page 79: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

62

0

5

10

15

20

25

RATA-RATA KADAR LEMBAB

(%)

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5 Produk X

Uji kadar lembab sediaan. Kadar lembab yang terlalu tinggi dapat memicu

pertumbuhan bakteri, kapang, jamur dan reaksi enzimatik sehingga mampu

mempengaruhi sediaan. Hasil pengukuran kadar lembab sediaan dengan berat 2 gram

menggunakan alat moisture balance disajikan pada tabel 15 dan lampiran 12.

Tabel 15. Hasil pengukuran kadar lembab sediaan gummy candies

Nama sediaan Pengukuran (%) Rata-rata ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Formula 1 4 4,2 4 4,06 ± 0,11

Formula 2 2,7 3 2,5 2,73 ± 0,25

Formula 3 5,3 5,3 5,2 5,20 ± 0,05

Formula 4 21,5 22 21,7 21,73± 0,25

Formula 5 2,2 3 2,6 2,60 ± 0,40

Produk X 0,9 0,5 0,4 0,60 ± 0,26

Keterangan :

Formula 1 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (50:50%)

Formula 2 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (40:60%)

Formula 3 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (25:75%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (60:40%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (75:25%)

Produk X : produk gummy candies yang beredar di pasaran

Gambar 4. Grafik uji kadar lembab gummy candies

Page 80: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

63

Kadar lembab yang baik menurut Bussiere dan Serpelloni (1985) untuk gums

jellies liquorice adalah sebesar 8-22% dan chewing gum sebesar 3-6%. Hasil

menunjukkan bahwa kadar lembab sediaan gummy candies kurang dari 8% dan

terdapat 1 formula yaitu formula 4 yang berada pada range kadar lembab gums jellies

liquorice sehingga memenuhi syarat kadar lembab gummy candies. Formula lain

memiliki kadar air yang lebih sedikit dibandingkan dengan kadar air yang ada pada

persyaratan sehingga tidak memenuhi syarat menurut Bussiere dan Serpelloni, tetapi

gummy candies ekstrak daun kelor belum dapat dikatakan kurang baik karena produk

gummy candies “X” yang beredar sebagai vitamin di pasaran justru memiliki kadar

air yang sangat sedikit dengan rata-rata 0,60%. Hal tersebut membuktikan bahwa

semakin sedikit kadar air maka semakin bagus karena mencegah terjadinya aktivitas

enzimatik maupun pertumbuhan mikroorganisme.

Hasil uji SPPS untuk kadar lembab menggunakan uji awal Kolmogorov

Smirnov menunjukkan tidak terdistribusi normal dengan nilai sig 0,011 lebih kecil

dari 0,05 sehingga perlu dilakukan uji Kruskal-Wallis dan memberikan hasil nilai

asymp sig sebesar 0,012 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat perbedaan kadar

lembab gummy candies terhadap perbedaan antar formula gummy candies dan produk

x yang beredar di pasaran. Data uji SPPS dilampirkan pada lampiran 13 dan 14.

Uji elastisitas. Uji elastisitas digunakan untuk membandingkan elastisitas

gummy candies ekstrak daun kelor dengan produk di pasaran. Elastisitas gummy

candies diukur dengan menarik kedua sisi berlawanan dari gummy candies dan

Page 81: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

64

0

2

4

6

8

RATA-RATA PANJANG

ELASTISITAS

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5 Produk X

panjang dari penarikan kedua sisi diukur menggunakan penggaris sebelum sediaan

terputus. Hasil pengukuran uji elastisitas disajikan pada tabel 16 dan lampiran 15.

Tabel 16. Hasil uji elastisitas gummy candies ekstrak daun kelor dan produk x

Formula Pengukuran 1

(cm)

Pengukuran 2

(cm)

Pengukuran 3

(cm)

Rata-rata ± SD

Formula 1 3 3,5 3 3,16 ± 0,28

Formula 2 4,5 4,7 4,3 4,50 ± 0,20

Formula 3 4,9 5,5 5,3 5,23 ± 0,30

Formula 4 3 3 3,3 3,10 ± 0,17

Formula 5 2,7 2,9 2,7 2,76 ± 0,11

Produk X 6,5 6 7 6,16 ± 1,04

Keterangan :

Formula 1 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (50:50%)

Formula 2 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (40:60%)

Formula 3 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (25:75%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (60:40%)

Formula 5 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (75:25%)

Produk X : produk gummy candies yang beredar di pasaran

Hasil pengukuran panjang elastisitas menunjukkan setiap formula gummy

candies memiliki elastisitas yang berbeda dikarenakan variasi kadar manitol dan

gelatin. Hasil pengukuran menunjukkan formula 3 dengan kadar gelatin 75%

memiliki rata-rata elastisitas yang terbaik diantara kelima formula dan formula 3

memiliki elastisitas yang mendekati sediaan gummy candies yang beredar di pasaran.

Gambar 5 . Grafik hasil uji elastisitas gummy candies.

Page 82: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

65

Hasil uji SPPS elastisitas menggunakan uji awal Kolmogorov Smirnov

menunjukkan terdistribusi normal dengan nilai asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,499

yang berarti lebih besar dari 0,05 sehingga dilakukan uji lanjutan menggunakan

ANOVA satu jalan. Hasil uji ANOVA menunjukkan 0,000 lebih kecil dari 0,05

sehingga terdapat perbedaan sifat fisik elastisitas gummy candies terhadap perbedaan

formula pembuatan gummy candies dan produk x yang beredar di pasaran. Data

statistik uji elastisitas dilampirkan pada lampiran 16 dan 17.

Uji stabilitas sediaan. Uji stabilitas dilakukan untuk mengamati perubahan

sediaan selama penyimpanan pada suhu ruang selama 1 bulan. Hasil uji stabilitas

menunjukkan terjadi perubahan pada formula 5 dimana gummy candies rusak

sedangkan formula 1 sampai 4 tidak terjadi perubahan. Rusaknya sediaan gummy

candies pada formula 5 kemungkinan dipengaruhi oleh adanya kandungan air yang

tinggi dengan kadar gelatin yang rendah sehingga air yang tersedia tidak seluruhnya

mengikat gelatin. Kandungan air yang tinggi dapat memicu pertumbuhan

mikroorganisme yang mampu menguraikan senyawa dalam sediaan. Adanya pH yang

rendah pada formula 5 di bawah batas yang ditetapkan juga kemungkinan

menyebabkan supresi ionik yang mempengaruhi proses syneresis sehingga fase

dispers dan medium dispers terpisah. Hasil pada lampiran 26.

J. Hasil pengujian mutu kandungan gummy candies ekstrak daun kelor

Hasil pengujian mutu kandungan gummy candies menggunakan uji tabung

untuk senyawa flavonoid, polifenol, dan terpenoid disajikan pada tabel 17 dan

gambar disajikan pada lampiran 18.

Page 83: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

66

Tabel 17. Hasil uji tabung sediaan gummy candies ekstrak daun kelor

Senyawa

Nama uji

Hasil pengamatan

Pustak

a F1 F2 F3 F4 F5

Polifenol

(tanin)

Uji FeCl3 kuning

coklat

coklat

gelap

coklat

gelap

hijau

coklatan

hijau

coklatan

biru

Uji

gelatin

endapan

putih

endapan

putih

tidak ada

endapan

ada

endapan

putih

ada

endapan

putih

ada

endapan

putih

Terpenoid

(steroid)

Uji

salkowski

lapisan

warna

coklat

lapisan

merah

coklat

lapisan

merah

coklat

lapisan

merah

coklat

lapisan

merah

coklat

lapisan

merah

coklat

Flavonoid

Uji

alkalin

kuning,

hilang +

HCl

kuning,

hilang +

HCl

kuning,

hilang +

HCl

kuning,

hilang +

HCl

kuning,

hilang +

HCl

kuning,

hilang +

HCl

Uji astetat tidak ada

endapan

kuning

tidak ada

endapan

kuning

ada

endapan

kuning

ada

endapan

kuning

ada

endapan

kuning

ada

endapan

kuning

Keterangan hasil

Positif

tanin dan

flavonoid,

negatif

terpenoid

Positif

ketiga

senyawa

Positif

terpenoi

d dan

flavonoi

d,

negatif

tanin

Positif

ketiga

senyawa

Positif

ketiga

senyawa

Keterangan :

F1 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (50:50%)

F2 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (40:60%)

F3 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (25:75%)

F4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (60:40%)

F5 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (75:25%)

Hasil pengujian mutu kandungan secara kualitatif melalui uji tabung yang

dilakukan pada sediaan gummy candies setelah penyimpanan selama 1 minggu pada

suhu ruangan menunjukkan bahwa terdapat tiga formula yang masih mempunyai

kandungan yang diharapkan dari ekstrak yaitu pada formula 2, formula 4 dan formula

5 dengan senyawa polifenol (tanin), flavonoid, dan terpenoid. Formula 1 dan formula

3 hanya mempunyai dua kandungan yang aktif diantaranya adalah flavonoid dan

Page 84: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

67

tanin pada formula 1 sedangkan pada formula 3 memiliki dua kandungan aktif yaitu

terpenoid dan flavonoid. Kandungan yang diharapkan tidak secara lengkap terdapat

pada setiap formula meskipun dosis yang digunakan sama dikarenakan adanya

pengaruh variasi kadar basis, proses pembuatan yang menggunakan pemanasan, dan

perlakuan selama pembuatan pada sediaan sehingga mempengaruhi kandungan.

K. Hasil uji hedonik (tingkat kesukaan)

Hasil uji tingkat kesukaan yang dilakukan terhadap 20 responden anak

disajikan pada tabel 18.

Tabel 18. Hasil uji tanggap rasa sediaan gummy candies ekstrak daun kelor

Formula

Rasa Kekenyalan (tekstur) Tanggapan suka

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Formula 1 - 18 2 - 19 1 20 - -

Formula 2 - 3 17 - 20 - 4 16 -

Formula 3 2 18 0 - 15 5 1 17 2

Formula 4 - 3 17 20 - - 20 - -

Formula 5 - - 20 20 - - 20 - -

Keterangan :

Rasa : 1 = tidak manis Kekenyalan : 1 = tidak kenyal Tanggapan : 1 = tidaksuka

2 = manis 2 = kenyal 2 = suka

3 = sangat manis 3 = sangat kenyak 3 = sangat suka

Keterangan :

Formula 1 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (50:50%)

Formula 2 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (40:60%)

Formula 3 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (25:75%)

Formula 4 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (60:40%)

Formula 5 : gummy candies ekstrak daun kelor dengan perbandingan manitol : gelatin (75:25%)

Hasil uji tanggap rasa menunjukkan formula 2 dan formula 3 adalah formula

yang disukai. Formula 3 dengan kadar manitol dan gelatin sebesar 25% dan 75%

adalah formula yang paling disukai dari kelima formula dikarenakan selain rasanya

yang manis tapi juga kenyal. Formula 3 juga memiliki penampilan yang lebih

menarik. Formula lain seperti formula 1 tidak disukai dikarenakan bentuknya yang

Page 85: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

68

kurang menarik. Formula 4 tidak disukai dikarenakan tidak kenyal dan

penampilannya yang kurang menarik sedangkan formula 5 adalah formula yang tidak

disukai dikarenakan kurang kenyal dan penampilannya kurang menarik.

Hasil uji SPSS tanggapan terhadap rasa menggunakan Kolmogorov Smirnov

menunjukkan nilai sig sebesar 0,00 < 0,005 sehingga data yang diperoleh tidak

normal. Uji lanjutan yang digunakan adalah Kruskal-Wallis dan didapatkan nilai sig

sebesar 0,00 dan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan

yang bermakna antara tanggapan rasa responden terhadap gummy candies dengan

perbedaan formula gummy candies. Data hasil uji SPSS dilampirkan pada lampiran

20 dan 21.

Hasil uji SPSS tanggapan terhadap kekenyalan menggunakan Kolmogorov

Smirnov menunjukkan nilai sig sebesar 0,00 < 0,005 sehingga data yang diperoleh

tidak normal. Uji lanjutan yang digunakan adalah Kruskal-Wallis dan didapatkan

nilai sig sebesar 0,012 dan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan yang bermakna antara sifat kekenyalan gummy candies dengan perbedaan

formula gummy candies. Data hasil uji SPSS dilampirkan pada lampiran 22 dan 23.

Hasil uji SPSS terhadap tingkat kesukaan menggunakan Kolmogorov Smirnov

menunjukkan nilai sig sebesar 0,00 < 0,005 sehingga data yang diperoleh tidak

normal. Uji lanjutan yang digunakan adalah Kruskal-Wallis dan didapatkan nilai sig

sebesar 0,00 dan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan

tingkat kesukaan responden terhadap gummy candies dengan perbedaan formula

gummy candies. Data hasil uji SPSS dilampirkan pada lampiran 24 dan 25.

Page 86: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

69

Berdasarkan hasil uji SPPS dapat diketahui bahwa perbedaan konsentrasi

manitol dan gelatin pada formula gummy candies dapat mempengaruhi sifat fisik

sediaan, tanggapan rasa, tingkat kekenyalan dan tingkat kesukaan responden terhadap

formula gummy candies. Semakin meningkatnya manitol pada gummy candies dapat

meningkatkan rasa gummy candies yang semakin manis akan sedangkan semakin

meningkatnya gelatin dapat meningkatkan kekenyalan dan elastisitas gummy candies.

Data yang dihasilkan dari uji tanggapan rasa menunjukkan semakin

meningkatnya kadar manitol memang meningkatkan rasa dari gummy candies yang

semakin manis akan tetapi belum tentu disukai anak-anak karena rasa yang terlalu

manis justru tidak disukai anak-anak. Data menunjukkan formula 3 merupakan

formula yang disukai anak-anak karena dengan kadar manitol minimum sudah cukup

menimbulkan rasa manis dan disukai anak-anak sedangkan ditinjau dari segi

kekenyalan maka dengan kadar gelatin yang maksimum sebesar 75% mampu

menghasilkan kekenyalan dari gummy candies yang disukai anak-anak dengan

kekenyalan mendekati produk X yang beredar di pasaran.

Page 87: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

Pertama, ekstrak etanol 70% daun kelor (Moringa oleifera) dapat dibuat

sediaan gummy candies dengan formula terbaik yaitu formula 3 dengan variasi kadar

manitol-gelatin (25:75%).

Kedua, kadar manitol dan gelatin dengan berbagai variasi mampu

mempengaruhi sifat fisik dari sediaan gummy candies yaitu semakin banyak kadar

manitol semakin manis sediaan gummy candies dan semakin rendah elastisitas

gummy candies sedangkan semakin banyak kadar gelatin maka semakin kenyal

sediaan gummy candies yang dihasilkan dan semakin tinggi elastisitas gummy

candies.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji kandungan sediaan gummy

candies ekstrak daun kelor secara kuantitatif.

2. Perlu dilakukan penelitian untuk menguji gummy candies ekstrak daun kelor

secara farmakologis pada sistem imunitas baik secara in vivo maupun in vitro .

3. Perlu pengukuran menggunakan texture analyzer untuk mengatahui paramater

tekstur

4. Perlu ditambah pengaroma (essens) yang lebih kuat untuk menutupi aroma

esktrak.

70

Page 88: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

71

DAFTAR PUSTAKA

Ana T.S. 2011. pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap kadar vitamin A dan

vitamin C, serta aktivitas antioksidan teh daun kelor (Moringa oleifera Lam).

Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.

Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Ibrahim F,

penerjemah; Jakarta: Universitas Indonesia Press. Terjemahan: Introduction to

Pharmaceutical Dosage Forms. hlm 312, 605.

Banji OJF, Banji D, Kavitha R. 2012. Immunomodulatory effects of alcoholic and

hydroalcoholic extracts of Moringa oleifera L. leaves. Ind J Experbio 50: 270

– 276.

Burali SC, Kangralkar V, Sravani OS, Patil SL. 2010. The beneficial effect of

ethanolic extract of Moringa oleifera on osteoporosis. Int J Pharmaceutical

Aplications 1: 50 – 58.

Chabib L, Rizki MI, Aprianto, Zahrah AM. 2014. Pengembangan formulasi dan

evaluasi gummy candies paracetamol untuk anak-anak. J Pharmascience 1:

18-22

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta : Diktorat Jendral POM-Depkes RI. hlm 4.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Ed.III. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. hlm 3-9.

Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. hlm 1-2.

Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. hlm 1-16.

Depkes RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta : Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. hlm : 231.

Ditjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

hlm 1-3.

Ditjen POM. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. hlm 5-19.

71

Page 89: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

72

Djauzi S. 2003. Perkembangan Imunomodulator. Simposium Peranan Echinacea

sebagai imunomodulator dalam infeksi virus dan bakteri.

Dzakwan M, Aisiyah S. 2013. Formulasi tablet hisap ekstrak daun kelor sebagai

sumber vitamin A. Biomedika 6: 19-25.

Firdaus F, Sari EVM, Fajriyanto. 2013. Variasi kadar manitol dan corn syrup sebagai

basis dalam formulasi nutrasetikal sediaan gummy candies sari buah markisa

kuning (Passiflora edulis var. Flavicarpa). J P Saintek 18: 10 – 23.

Gaikwad SB, Krishna G, Reddy KJ. 2011. Moringa oleifera Leaves:

Immunomodulation in wistar albino rats. Int J of Pharm and Pharm Science

3: 426 – 430.

Gopi S, Varma K. 2015. A short review on medicinal properties of Moringa oleifera

leaf extract powder. Asian Journal of Pharmaceutical Technology and

Innovation 3: 1 – 5.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah;

Bandung: ITB Press. hlm 77-88, 127- 128.

Koswara S. 2009. Teknologi Pembuatan Permen. Ebook pangan.com. hlm 53 – 56.

Krisnadi DA. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora : Kelorina.com. diakses tanggal 10

januari 2016 jam 08.00 WIB.

Mahajan SK, Halde PT, Alai V. 2013. Formulation and evaluation of herbal tablets of

Moringa oleifera L. leaves extract. Int J Institutional and Life Sciences 3: 8-

15.

Moyo B, Masika PJ, Mar LJ, Hugo A, Muchenje V. 2011. Nutritional

characterization of Moringa oleifera L. leaves. Afr J Biotechnol 10: 12,925 –

12,933.

Nair, Mala V, Roopalatha. 2013. Phytochemically analysis of successive reextracts of

the leaves of Moringa oleifera L. Int J Pharm and Pharm Scien 5: 629 – 634.

Razis AFA, Ibrahim MD, Kntayya SB. 2014. Health benefits of Moringa oleifera.

Asian Pac J Cancer Prev 15: DOI: 10.7314/APJCP.2014. 15.20.8571.

Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. diterjemahkan

oleh Padwaminta. Bandung: Penerbit ITB. hlm 157-158

Page 90: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

73

Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn EM, editor. 2009. Handbook of Pharmaceutical

Exipients. Ed ke-6. United State of America : Pharmaceutical Press. hlm 48-

661

Steenis VCGGJ. 1992. Flora. Jakarta : PT Pradnya Paramita. hlm : 200.

Syamsudin. 2013. Nutrasetikal. Jakarta : Graha Ilmu. hlm 1,11-13,73

Teixeria EMB, Carvalho MRB, Neves VA, Silva MA, Arantes-Pereira L. 2014.

Chemical characteristics and fractionation of proteins from Moringa oleifera

L. leaves. Food chem 147: 51 – 54.

Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada Press. hlm 564-567.

Zongo U, Zoungrana SL, Savadogo A, Traore AS. 2013. Nutritional and clinical

rehabilitation of severely malnourished children with Moringa oleifera L. leaf

powder in Ouagadougou (Burkina Faso). Food and Nutri Sciences 4: 991 –

997.

Page 91: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

74

Lampiran 1. Hasil determinasi tanaman daun kelor

Page 92: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

75

Lampiran 2. Gambar bahan penelitian

Daun kelor segar setelah pemetikan Daun kelor setelah pengeringan

Serbuk daun kelor setelah penggilingan Contoh ekstrak kental daun kelor

Bahan – bahan untuk formula gummy candies Contoh proses pembuatan

Page 93: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

76

Lampiran 3. Perhitungan rendemen serbuk daun kelor

Serbuk daun kelor diperoleh dari daun kelor segar yang berbobot 2400 gram

yang kemudian dikeringkan dengan pengovenan didapatkan simplisia daun kelor dan

mengalami penggilingan serta melalui ayakan kemudian didapatkan serbuk daun

kelor dengan bobot 800 gram, rendemen yang didapat sebesar :

Persentase rendemen =

x 100%

Persentase rendemen =

x 100%

Persentase rendemen = 33,33%

Page 94: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

77

Lampiran 4. Perhitungan kadar lembab serbuk daun kelor

No Berat (gram) Kadar (%)

1 2 9,8

2 2 9,5

3 2 9,7

Rata-rata 9,67

Rata – rata ± SD 9,67 ± 0,15

Rumus yang digunakan untuk analisa statistik adalah :

SD = √

Keterangan : x = persentase susut pengeringan

= deviasi atau simpangan n = banyaknya pengulangan (replikasi)

SD = standar deviasi atau simpangan baku

x d = (x- d2

9,8

9,5

9,7

9,67

0,1333

-0,1667

0,0333

0,0178

0,0278

0,0011

Jumlah 0,0467

SD = √

= √

= √

= 0,152

Persentase rata-rata menggunakan taraf kepercayaan 95%

[x- < 2SD data diterima

Misal [ 9,8-9,67] < (2 × 0,152)

0,13 < 0,304 data diterima, jadi susut pengeringan =

Page 95: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

78

Lampiran 5. Perhitungan rendemen ekstrak kental daun kelor dan dosis

Serbuk

(gram)

Berat wadah +

ekstrak kental

(gram)

Berat wadah

kosong (gram)

Berat ekstrak

rimpang kunyit

(gram)

500 154,93 275,18 120,25

Persentase rendemen ekstrak kental daun kelor adalah sebagai berikut

Persentase rendemen =

x 100 %

Persentase rendemen =

x 100 %

= 24,05%

Diketahui dosis yang digunakan untuk daun kelor segar pada anak adalah 2,37 gram.

Maka bila didapatkan 800 gram serbuk daun kelor dari bobot basah 2400 gram maka

dosis serbuk daun kelor =

800 gram = 0,79 gram.

Jika 500 gram serbuk daun kelor didapatkan ekstrak sebesar 120,25 gram, maka dosis

ekstrak kental daun kelor =

120,25 gram = 0,190 gram = 190 mg ekstrak.

Page 96: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

79

Lampiran 6. Perhitungan kadar lembab ekstrak kental daun kelor

No Berat (gram) Kadar (%)

1 2 8

2 2 7,7

3 2 8,2

Rata-rata 7,96

Rata – rata ± SD 9,96 ± 0,25

Rumus yang digunakan untuk analisa statistik adalah :

SD = √

Keterangan : x = persentase susut pengeringan

= deviasi atau simpangan n = banyaknya pengulangan (replikasi)

SD = standar deviasi atau simpangan baku

x d = (x- d2

8

7,7

8,2

7,96

0,0333

-0,2667

0,2333

0,0011

0,0711

0,0544

Jumlah 0,1266

SD = √

= √

= √

= 0,252

Persentase rata-rata menggunakan taraf kepercayaan 95%

[x- < 2SD data diterima

Misal [ 8-7,96] < (2 × 0,252)

0,04 < 0,504 data diterima, jadi susut pengeringan =

Page 97: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

80

Lampiran 7. Gambar Hasil identifikasi skrinning fitokimia uji tabung ekstrak

daun kelor

Alakaloid Terpenoid (triterpen) Tanin (uji FeCl3)

Flavonoid Saponin Glikosida jantung

Page 98: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

81

Lampiran 8. Hasil identifikasi senyawa ekstrak menggunakan KLT

Senyawa

Hasil pengamatan

Perhitungan nilai Rf

Sampel Standar

Flavonoid

Rf =

=

= 0,76 cm

Rf =

=

= 0,74 cm

Polifenol (tanin)

Rf =

=

= 0,96 cm

Rf =

=

= 0,96 cm

Terpenoid (steroid)

Rf =

=

= 0,96 cm

Rf =

=

= 0,98 cm

Page 99: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

82

Lampiran 9. Gambar hasil pembuatan sediaan gummy candies ekstrak daun

kelor

Formula 1 Formula 2

Formula 3 Formula 3 Formula 3

Page 100: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

83

Lampiran 10. Gambar hasil pengujian pH sediaan gummy candies

Produk X F1 F2 F3 F4 F5

Parameter di bawah :

Keterangan hasil :

Formula Hasil pH

Formula 1 5

Formula 2 5

Formula 3 5

Formula 4 5

Formula 5 4

Produk X 5

Page 101: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

84

Lampiran 11. Data uji keseragaman bobot untuk 10 bobot sediaan gummy

candies

No.

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5

Bobot (g) Bobot (g) Bobot (g) Bobot (g) Bobot (g)

1 3.32 3.43 3.37 3.3 3.35

2 3.3 3.5 3.32 3.27 3.25

3 3.35 3.42 3.4 3.25 3.3

4 3.27 3.45 3.31 3.4 3.34

5 3.33 3.46 3.31 3.33 3.32

6 3.35 3.44 3.3 3.32 3.21

7 3.34 3.52 3.4 3.32 3.37

8 3.32 3.45 3.35 3.26 3.37

9 3.26 3.5 3.36 3.35 3.32

10 3.3 3.43 3.42 3.4 3.37

Rata-rata 3.314 3.46 3.354 3.32 3.32

SD 0.031 0.035 0.043 0.053 0.054

KV (%) 0.95 1.00 1.29 1.60 1.63

Formula

Kolom A Kolom B

Minimal Maksimal Minimal Maksimal

F1 3,264 3,364 3,214 3,414

F2 3,41 3,51 3,36 3,56

F3 3,304 3,404 3,254 3,454

F4 3,27 3,37 3,22 3,42

F5 3,27 3,37 3,22 3,42

Rumus : CV =

Rumus kolom = misal 5%

Harga minimal = rata-rata – 5%

Harga maksimal = rata-rata + 5%

Jadi, dilihat dari tabel tidak ada bobot sediaan yang menyimpang.

Page 102: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

85

Lampiran 12. Hasil perhitungan uji kadar lembab sediaan gummy candies

No.

Formula

Replikasi

Rata-rata

(%)

Rata-rata (%) ±

SD 1 2 3

1 Formula 1 4 4,2 4 4,0667 4,0667±0,11547

2 Formula 2 2,7 3 2,5 2,7333 2,7333±0,2516

3 Formula 3 5,3 5,3 5,2 5,2667 5,2667±0,05773

4 Formula 4 21,5 22 21,7 21,7333 21,7333±0,2516

5 Formula 5 2,2 3 2,6 2,6 2,6±0,4

6 Produk X 0,9 0,5 0,4 0,6 0,6±0,2645

Formula

d = (x- ∑d2

1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

6

4

2,7

5,3

21,5

2,2

0,9

4,2

3

5,3

22

3

0,5

4

2,5

5,2

21,7

2,6

0,4

4,07

2,73

5,27

21,73

2,6

0,6

-0.067 -0.033 0.033 -0.233

-0.4 0.3

0.133 0.267 0.033 0.267

0.4 -0.1

-0.067 -0.233 -0.067 -0.033

0 -0.2

0.02666667 0.12666667 0.00666667 0.12666667

0.32 0.14

SD = √

Misal formula 1, SD = √

= √

= 0,1154

(d) < (2xSD) = diterima

Misal F1, d1 = -0,067 < (2x0,1154)

= -0,067 < 0,231 maka data dinyatakan diterima

Page 103: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

86

Pengukuran kadar lembab sediaan dengan moisture balance pada suhu 1050 C selama

5 menit.

Formula 1 Formula 5

Formula 4 Formula 3

Produk X

Page 104: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

87

Lampiran 13. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap kadar

lembab sediaan gummy candies ekstrak daun kelor

Tujuan : Mengetahui distribusi data kadar lembab sediaan gummy candies

formula 1, formula 2, formula 3, formula 4, formula 5 dan produk X di

pasaran.

Hipotesis : H0 = Data kadar lembab gummy candies formula 1 sampai produk x

terdistribusi normal.

H1 = Data kadar lembab gummy candies formula 1 sampai produk x

tidak terdistribusi normal.

Taraf nyata : α = 0,05 denga Kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kadarlembab

N 18

Normal Parametersa,,b

Mean 6.1667

Std. Deviation 7.31582

Most Extreme Differences Absolute .380

Positive .380

Negative -.215

Kolmogorov-Smirnov Z 1.614

Asymp. Sig. (2-tailed) .011

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Karena nilai sig = 0,011 < 0,05 maka H0 ditolak artinya data kadar lembab formula 1

hingga produk X tidak normal.

Page 105: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

88

Data lengkap output SPSS Kolmogorov Smirnov kadar lembab

[DataSet0]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

kadarlembab 18 6.1667 7.31582 .40 22.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kadarlembab

N 18

Normal Parametersa,,b

Mean 6.1667

Std. Deviation 7.31582

Most Extreme Differences Absolute .380

Positive .380

Negative -.215

Kolmogorov-Smirnov Z 1.614

Asymp. Sig. (2-tailed) .011

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 106: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

89

Lampiran 14. Hasil uji Kruskall-Wallis terhadap kadar lembab sediaan gummy

candies ekstrak daun kelor

Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna terhadap kadar

lembab gummy candies.

Hipotesis : H0 = tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap kadar lembab dari

masing-masing formula gummy candies.

H1 = terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kadar lembab dari

masing-masing formula gummy candies.

Taraf nyata : α = 0,05 denga kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

Ranks

Formula N Mean Rank

kadarlembab Formula 1 3 5.00

Formula 2 3 2.00

Formula 3 3 8.00

Total 9

Karena nilai sig = 0,026 < 0,05 maka H0 ditolak

artinya terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kadar

lembab gummy candies dari kelima formula dan produk x

yang beredar di pasaran.

Test Statisticsa,b

kadarlembab

Chi-Square 7.322

df 2

Asymp. Sig. .026

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Page 107: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

90

Data lengkap Kruskall Wallis kadar lembab

[DataSet0]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

kadarlembab 18 6.1667 7.31582 .40 22.00

Formula 18 3.50 1.757 1 6

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Formula N Mean Rank

kadarlembab Formula 1 3 8.00

Formula 2 3 3.83

Formula 3 3 11.00

formula 4 3 14.00

Formula 5 3 3.17

Total 15

Test Statisticsa,b

kadarlembab

Chi-Square 12.928

df 4

Asymp. Sig. .012

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Page 108: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

91

Lampiran 15. Perhitungan uji elastisitas gummy candies

Formula

d = (x- ∑d2

1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

Produk x

3

4,5

4,9

3

2,7

6,5

3,5

4,7

5,5

3

2,9

5

3

4,3

5,3

3,3

2,7

7

3,167

4,5

5,233

3,1

2,767

6,167

-0,167 0

-0,333 -0.1

-0.067 0.333

0,333 0,2

0.267 -0.1

1,333 -1.167

-0,167 -0,2

0.067 0,2

-0,067 0,833

0,1667 0,08

0,1867 0,06

0,0267 2,1667

SD = √

maka SD =

Formula SD

1 0,2886

2 0,2

3 0,305

4 0,1732

5 0,1154

Produk x 1,0408

Page 109: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

92

Lampiran 16. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap

elastisitas sediaan gummy candies ekstrak daun kelor

Tujuan : Mengetahui distribusi data elastisitas sediaan gummy candies formula

1, formula 2, formula 3, formula 4, formula 5 dan produk X di pasaran.

Hipotesis : H0 = Data kadar lembab gummy candies formula 1 sampai produk x

terdistribusi normal.

H1 = Data kadar lembab gummy candies formula 1 sampai produk x

tidak terdistribusi normal.

Taraf nyata : α = 0,05 denga Kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

elastisitas

N 18

Normal Parametersa,,b

Mean 4.2111

Std. Deviation 1.40079

Most Extreme Differences Absolute .195

Positive .195

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .828

Asymp. Sig. (2-tailed) .499

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Karena nilai sig = 0,499 > 0,05 maka H0 diterima artinya elastisitas gummy candies

formula 1 hingga produk X dikatakan terdistribusi normal.

Page 110: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

93

Data lengkap kolmogorov Sminov elastisitas

[DataSet1]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

elastisitas 18 4.2111 1.40079 2.70 7.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

elastisitas

N 18

Normal Parametersa,,b

Mean 4.2111

Std. Deviation 1.40079

Most Extreme Differences Absolute .195

Positive .195

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .828

Asymp. Sig. (2-tailed) .499

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 111: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

94

Lampiran 17. Hasil uji Anova terhadap elastisitas sediaan gummy candies

ekstrak daun kelor

Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna terhadap elastisitas

gummy candies.

Hipotesis : H0 = tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap elastisitas dari

masing-masing formula gummy candies.

H1 = terdapat perbedaan yang bermakna terhadap elastistas dari

masing-masing formula gummy candies.

Taraf nyata : α = 0,05 denga kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

ANOVA

Elastisitas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 32.338 5 6.468 76.089 .000

Within Groups 1.020 12 .085

Total 33.358 17

Karena nilai sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

yang bermakna terhadap elastisitas gummy candies dari kelima formula dan produk x

yang beredar di pasaran.

Page 112: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

95

Data lengkap Anova elastisitas

ONEWAY panjangelastisitas BY Formula /STATISTICS HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS /POSTHOC=TUKEY ALPHA(0.05).

Oneway

Notes

Output Created 21-May-2016 03:41:07

Comments

Input Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

18

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on

cases with no missing data for any

variable in the analysis.

Syntax ONEWAY panjangelastisitas BY

Formula

/STATISTICS HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=TUKEY ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 0:00:00.015

Elapsed Time 0:00:00.032

[DataSet1]

Test of Homogeneity of Variances

elastisitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.087 5 12 .416

Sig = 0,416 > 0,05 maka kelima

formula mempunyai varians

yang sama

Page 113: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

96

ANOVA

elastisitas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 32.338 5 6.468 76.089 .000

Within Groups 1.020 12 .085

Total 33.358 17

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

elastisitas

Tukey HSD

(I) Formula (J) Formula

95% Confidence Interval

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Formula 1 formula 2 -1.33333* .23805 .001 -2.1329 -.5338

formula 3 -2.06667* .23805 .000 -2.8662 -1.2671

formula 4 .06667 .23805 1.000 -.7329 .8662

formula 5 .40000 .23805 .567 -.3996 1.1996

produk x -3.33333* .23805 .000 -4.1329 -2.5338

formula 2 Formula 1 1.33333* .23805 .001 .5338 2.1329

formula 3 -.73333 .23805 .079 -1.5329 .0662

formula 4 1.40000* .23805 .001 .6004 2.1996

formula 5 1.73333* .23805 .000 .9338 2.5329

produk x -2.00000* .23805 .000 -2.7996 -1.2004

formula 3 Formula 1 2.06667* .23805 .000 1.2671 2.8662

formula 2 .73333 .23805 .079 -.0662 1.5329

formula 4 2.13333* .23805 .000 1.3338 2.9329

formula 5 2.46667* .23805 .000 1.6671 3.2662

produk x -1.26667* .23805 .002 -2.0662 -.4671

Page 114: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

97

formula 4 Formula 1 -.06667 .23805 1.000 -.8662 .7329

formula 2 -1.40000* .23805 .001 -2.1996 -.6004

formula 3 -2.13333* .23805 .000 -2.9329 -1.3338

formula 5 .33333 .23805 .727 -.4662 1.1329

produk x -3.40000* .23805 .000 -4.1996 -2.6004

formula 5 Formula 1 -.40000 .23805 .567 -1.1996 .3996

formula 2 -1.73333* .23805 .000 -2.5329 -.9338

formula 3 -2.46667* .23805 .000 -3.2662 -1.6671

formula 4 -.33333 .23805 .727 -1.1329 .4662

produk x -3.73333* .23805 .000 -4.5329 -2.9338

produk x Formula 1 3.33333* .23805 .000 2.5338 4.1329

formula 2 2.00000* .23805 .000 1.2004 2.7996

formula 3 1.26667* .23805 .002 .4671 2.0662

formula 4 3.40000* .23805 .000 2.6004 4.1996

formula 5 3.73333* .23805 .000 2.9338 4.5329

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

elastisitas

Tukey HSDa

Formula

Subset for alpha = 0.05

N 1 2 3

formula 5 3 2.7667

formula 4 3 3.1000

Formula 1 3 3.1667

formula 2 3 4.5000

formula 3 3 5.2333

produk x 3 6.5000

Sig. .567 .079 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 115: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

98

elastisitas

Tukey HSDa

Formula

Subset for alpha = 0.05

N 1 2 3

formula 5 3 2.7667

formula 4 3 3.1000

Formula 1 3 3.1667

formula 2 3 4.5000

formula 3 3 5.2333

produk x 3 6.5000

Sig. .567 .079 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 116: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

99

Lampiran 18. Hasil Pengujian mutu kandungan

Senyawa Nama uji Hasil pengamatan Pustaka

Polifenol

(tanin)

Uji FeCl3

F1 F2 F3 F4 F5

Biru

Uji gelatin

F1 F2 F3 F4 F5

Endapan

putih

Terpenoid

(steroid)

Uji salkowski

F1 F2 F3 F4 F5

Lapisan

warna merah

coklat pada

permukaan

cairan

Page 117: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

100

Flavonoid Uji Px alkalin

F1 F2 F3 F4 F5

Intensitas

warna kuning

meningkat

dan

menghilang

ditambah

HCl

Uji asetat

F1 F2 F3 F4 F5

Terbentuk

endapan

kuning

Hasil

Hasil menunjukkan pada uji

Polifenol : F1 = positif, F2 = positif, F3 = negatif, F4

= positif, F5 = positif.

Flavonoid : F1 = positif, F2 = positif, F3 = positif, F4

= positif, F5 = positif

Terpenoid : F1 = negatif, F2 = positif, F3 = positif,F4

=positif, F5 = positif

Page 118: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

101

Lampiran 19. Kuesioner uji tingkat kesukaan gummy candies ekstrak daun

kelor

Kuesioner Uji Tingkat Kesukaan Gummy Candies Ekstrak Daun Kelor

Nama : Jenis kelamin : L/P

Usia : Tanggal :

Petunjuk:

1. Adik-adik akan menerima 5 sampel gummy candies ekstrak daun kelor

2. Sebelum mencoba, berkumur dengan meminum air putih yang telah

disediakan. Begitu pula ketika mencoba sampel berikutnya didahulukan

berkumur.

3. Berilah tanda centang pada kolom sesuai pendapat adik-adik.

Formula Rasa Kekenyalan Tanggapan

Formula 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Formula 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Formula 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Formula 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Formula 5 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Keterangan :

Rasa : 1 = Tidak manis Tanggapan : 1= Tidak suka

2 = Manis 2= Suka

3 = Sangat manis 3= Sangat suka

Kekenyalan : 1= Tidak kenyal

2= Kenyal

3= Sangat kenyal

Page 119: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

102

Lampiran 20. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap

tanggapan rasa sediaan gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden

Tujuan : Mengetahui distribusi data elastisitas sediaan gummy candies ekstrak

daun kelor formula 1, formula 2, formula 3, formula 4, dan formula 5

Hipotesis : H0 = Data tanggapan rasa gummy candies formula 1 sampai formula 5

terdistribusi normal.

H1 = Data tanggapan rasa gummy candies formula 1 sampai formula 5

tidak terdistribusi normal.

Taraf nyata : α = 0,05 denga Kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Rasa

N 100

Normal Parametersa,,b

Mean 2.5400

Std. Deviation .53973

Most Extreme Differences Absolute .363

Positive .281

Negative -.363

Kolmogorov-Smirnov Z 3.630

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Nilai sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak artinya data tanggapan responden terhadap

rasa gummy candies formula 1 sampai 5 dikatakan tidak terdistribusi normal.

Page 120: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

103

Data lengkap Kolmogorov smirnov tanggapan rasa

[DataSet1] F:\Setia Budi University\semester 8 (skripsi)\rasa.sav

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Rasa 100 2.5400 .53973 1.00 3.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Rasa

N 100

Normal Parametersa,,b

Mean 2.5400

Std. Deviation .53973

Most Extreme Differences Absolute .363

Positive .281

Negative -.363

Kolmogorov-Smirnov Z 3.630

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 121: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

104

Lampiran 21. Hasil uji Kruskall-Wallis terhadap tanggapan rasa sediaan gummy

candies ekstrak daun kelor oleh responden

Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna terhadap

tanggapan rasa gummy candies oleh responden.

Hipotesis : H0 = tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tanggapan rasa dari

masing-masing formula gummy candies.

H1 = terdapat perbedaan yang bermakna terhadap tanggapan rasa dari

masing-masing formula gummy candies.

Taraf nyata : α = 0,05 denga kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

Test Statisticsa,b

Rasa

Chi-Square 71.389

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Formula

Karena nilai sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

yang bermakna terhadap tanggapan rasa gummy candies dari masing-masing formula

gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden.

Ranks

Formula N Mean Rank

Rasa Formula 1 20 28.40

Formula 2 20 65.15

Formula 3 20 21.30

formula 4 20 65.15

Formula 5 20 72.50

Total 100

Page 122: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

105

Data lengkap Kruskall-Wallis tanggapan rasa

NPAR TESTS /K-W=Rasa BY Formula(1 5) /STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 21-May-2016 03:34:20

Comments

Input Data F:\Setia Budi University\semester 8

(skripsi)\rasa.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

100

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-W=Rasa BY Formula(1 5)

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.000

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet1] F:\Setia Budi University\semester 8 (skripsi)\rasa.save

Page 123: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

106

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Rasa 100 2.5400 .53973 1.00 3.00

Formula 100 3.00 1.421 1 5

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Formula N Mean Rank

Rasa Formula 1 20 28.40

Formula 2 20 65.15

Formula 3 20 21.30

formula 4 20 65.15

Formula 5 20 72.50

Total 100

Test Statisticsa,b

Rasa

Chi-Square 71.389

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Formula

Page 124: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

107

Lampiran 22. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap

tanggapan kekenyalan sediaan gummy candies ekstrak daun kelor oleh

responden

Tujuan : Mengetahui distribusi data kekenyalan sediaan gummy candies ekstrak

daun kelor formula 1, formula 2, formula 3, formula 4, dan formula 5

Hipotesis : H0 = Data tanggapan kekenyalan gummy candies formula 1 sampai

formula 5 terdistribusi normal.

H1 = Data tanggapan kekenyalan gummy candies formula 1 sampai

formula 5 tidak terdistribusi normal.

Taraf nyata : α = 0,05 denga Kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kekenyalan

N 100

Normal Parametersa,,b

Mean 1.66

Std. Deviation .590

Most Extreme Differences Absolute .318

Positive .268

Negative -.318

Kolmogorov-Smirnov Z 3.178

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Nilai sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak artinya data tanggapan responden terhadap

kekenyalan gummy candies formula 1 sampai 5 dikatakan tidak terdistribusi normal.

Page 125: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

108

Lampiran 23. Hasil uji Kruskall-Wallis terhadap tanggapan kekenyalan sediaan

gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden

Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna terhadap

tanggapan kekenyalan gummy candies oleh responden.

Hipotesis : H0 = tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tanggapan rasa dari

masing-masing formula gummy candies.

H1 = terdapat perbedaan yang bermakna terhadap tanggapan

kekenyaan dari masing-masing formula gummy candies.

Taraf nyata : α = 0,05 denga kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

Test Statisticsa,b

kekenyalan

Chi-Square 84.738

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Karena nilai sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

yang bermakna terhadap tanggapan kekenyalan gummy candies dari masing-masing

formula gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden.

Ranks

Formula N Mean Rank

Kekenyalan formula 1 20 69.00

formula 2 20 67.50

formula 3 19 73.82

formula 4 21 24.17

formula 5 20 20.50

Total 100

Page 126: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

109

Data lengkap Kolmogorov smirnov dan kruskall wallis kekenyalan

[DataSet0]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

kadarlembab 18 6.1667 7.31582 .40 22.00

Formula 18 3.50 1.757 1 6

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Formula N Mean Rank

kadarlembab Formula 1 3 8.00

Formula 2 3 3.83

Formula 3 3 11.00

formula 4 3 14.00

Formula 5 3 3.17

Total 15

Test Statisticsa,b

kadarlembab

Chi-Square 12.928

df 4

Asymp. Sig. .012

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

NEW FILE. NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=Kekenyalan /STATISTICS

DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.

Page 127: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

110

NPar Tests

Notes

Output Created 21-May-2016 03:49:47

Comments

Input Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

100

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=Kekenyalan

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.000

Number of Cases Alloweda 196608

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet2]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

kekenyalan 100 1.66 .590 1 3

Page 128: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

111

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kekenyalan

N 100

Normal Parametersa,,b

Mean 1.66

Std. Deviation .590

Most Extreme Differences Absolute .318

Positive .268

Negative -.318

Kolmogorov-Smirnov Z 3.178

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 129: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

112

Lampiran 24. Hasil uji distribusi normal Kolmogorov-Smirnov terhadap tingkat

kesukaan sediaan gummy candies ekstrak daun kelor oleh responden

Tujuan : Mengetahui distribusi data kesukaan responden terhadap sediaan

gummy candies ekstrak daun kelor formula 1, formula 2, formula 3,

formula 4, dan formula 5

Hipotesis : H0 = Data tingkat kesukaan gummy candies formula 1 sampai formula

5 terdistribusi normal.

H1 = Data tingkat kesukaan gummy candies formula 1 sampai formula

5 tidak terdistribusi normal.

Taraf nyata : α = 0,05 denga Kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

tanggapan rasa

N 100

Normal Parametersa,,b

Mean 1.37

Std. Deviation .525

Most Extreme Differences Absolute .409

Positive .409

Negative -.241

Kolmogorov-Smirnov Z 4.094

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Nilai sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak artinya data tingkat kesukaan

responden terhadap gummy candies formula 1 sampai 5 dikatakan tidak terdistribusi

normal.

Page 130: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

113

Lampiran 25. Hasil uji Kruskall-Wallis tingkat kesukaan responden terhadap

sediaan gummy candies ekstrak daun kelor.

Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna terhadap tingkat

kesukaan responden pada sediaan gummy candies.

Hipotesis : H0 = tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat kesukaan

responden pada masing-masing formula gummy candies.

H1= terdapat perbedaan yang bermakna terhadap tingkat kesukaan

responden pada masing-masing formula gummy candies.

Taraf nyata : α = 0,05 denga kriteria pengujian : jika signifikansi < 0,05 ; maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 ; maka H0 diterima

Test Statisticsa,b

tanggapan rasa

Chi-Square 80.585

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: formula

Karena nilai sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

yang bermakna terhadap tingkat kesukaan responden pada masing-masing formula

gummy candies ekstrak daun kelor.

Ranks

formula N Mean Rank

tanggapan rasa formula 1 20 33.00

formula 2 20 72.20

formula 3 20 81.30

formula 4 20 33.00

formula 5 20 33.00

Total 100

Page 131: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

114

Data lengkap Kolmogorov smirnov dan Kruskall wallis tingkat kesukaan

NPAR TESTS /K-W=tanggapan BY formula(1 5) /STATISTICS

DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 21-May-2016 02:59:41

Comments

Input Active Dataset DataSet4

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

100

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-W=tanggapan BY formula(1 5)

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.000

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet4]

Descriptive Statistics

Page 132: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

115

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

tanggapan rasa 100 1.37 .525 1 3

formula 100 3.00 1.421 1 5

Kruskal-Wallis Test

Test Statisticsa,b

tanggapan rasa

Chi-Square 80.585

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: formula

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

tanggapan rasa 100 1.37 .525 1 3

Ranks

Formula N Mean Rank

tanggapan rasa formula 1 20 33.00

formula 2 20 72.20

formula 3 20 81.30

formula 4 20 33.00

formula 5 20 33.00

Total 100

Page 133: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

116

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

tanggapan rasa

N 100

Normal Parametersa,,b

Mean 1.37

Std. Deviation .525

Most Extreme Differences Absolute .409

Positive .409

Negative -.241

Kolmogorov-Smirnov Z 4.094

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 134: FORMULASI NUTRASETIKAL SEDIAAN GUMMY ...repository.setiabudi.ac.id/1296/2/2016_18123668A.pdfrata-rata 3,3 gram dengan dosis ekstrak 200 mg. Uji fisik sediaan yang dilakukan meliputi

117

Lampiran 26. Hasil penyimpanan sediaan gummy candies pada suhu ruang

selama 1 bulan dilihat dari organleptis.

Formula Perubahan

Formula 1 Tidak terjadi perubahan fisik

Formula 2 Tidak terjadi perubahan fisik

Formula 3 Tidak terjadi perubahan fisik

Formula 4 Tidak terjadi perubahan fisik

Formula 5 Terjadi perubahan (rusak) fisik