Top Banner

of 25

FORMULASI KRIM TIPE W/O LYCOPENE DARI BUAH TOMAT ( Solanum lycopersicum L. )

Oct 15, 2015

Download

Documents

Putri Pramita

Formulasi Krim tipe air dalam minyak dari lycopen dalam buah tomat (Solanum lycopersicum L.)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN BAHAN ALAM Ekstraksi Dan Formulasi Krim

Lycopene Dari Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L.)

KELOMPOK :I ( Satu )LABORATORIUM FARMASETIKA

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2014I.Tujuan Percobaan1. Mengetahui manfaat buah tomat (Solanum lycopersicum L.) sebagai anti-aging dan kandungan zat aktif berkhasiat tersebut.

2. Mengetahui cara ekstraksi optimal kandungan lycopene dari buah tomat (Solanum lycopersicum L.).

3. Mengetahui cara formulasi sediaan krim tipe w/o, dari bahan alam tomat (Solanum lycopersicum L.) sebagai krim anti-aging.

4. Mengevaluasi sediaan krim lycopen buah tomat tersebut dan melihat hasilnya.II.Latar Belakang Penampilan merupakan salah satu aspek yang bisa membuat rasa percaya diri yang tinggi. Meskipun umur seseorang sudah tidak remaja lagi, penampilan kulit yang halus tanpa keriput dan berseri menjadi dambaan setiap wanita di dunia ini (Bogadenta, 2012).Masalah yang sering muncul dewasa ini adalah gejala penuaan dini. Meskipun ini bukanlah penyakit atau gangguan kesehatan yang kronis, namun memiliki dampak psikologis luar biasa pada diri setiap orang (Bodagenta, 2012). Salah satu penyebabnya adalah radikal bebas, spesies yang mempunyai elektron tidak berpasangan sehingga sangat reaktif dan bersifat merusak sel dan jaringan tubuh (swastika, A., 2012).

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas. (Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose,K., Akiyama, K., and Taniguchi, H., 2002).Beragam cara diupayakan untuk mencegah ataupun memperbaiki dampak penuaan. Penggunaan antioksidan merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan untuk mencegah penuaan (Ardhie, 2011). Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga mengurangi terjadinya kerusakan sel, seperti penuaan dini (Hernani, 2005).Tomat merupakan salah satu sumber antioksidan yang alami. Daya antioksidan yang kuat dalam tomat dapat membuat kesehatan fisik tetap terjaga dan juga membuat tubuh tetap awet muda. Likopen atau yang sering disebut sebagai -carotene adalah kandungan antioksidan yang paling banyak di dalam tomat. Likopen merupakan salah satu dari sekitar 600 jenis karotenoid yang berperan sebagai antioksidan. Kemampuannya mengendalikan radikal bebas 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali dari pada gluthation. (Swastika, A., 2013). Selain sebagai anti skin aging, lycopene juga memiliki manfaat untuk mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis, osteoporosis, infertility, dan kanker (kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru, pankreas, dan terutama kanker prostat). Ini semua diakibatkan banyaknya ikatan rangkap dalam molekulnya (Di Mascio P., Kaiser., dan Sies.,1989). Sebagai antioksidan, lycopene dapat melindungi DNA, di samping sel darah merah, sel tubuh, dan hati.Ekstraksi lycopene dari buah tomat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Wenli et. Al (2001) melakukan ekstraksi lycopene dari tomat menggunakan dua jenis pelarut. Pelarut yang pertama adalah etanol (95%) yang diikuti dengan pelarut heksana. Penggunaan pelarut etanol bertujuan untuk memisahkan komponen kimia buah tomat yang larut dalam pelarut polar, sedangkan penggunaan pelarut heksana bertujuan untuk mengekstrak lycopene yang terdapat pada bagian tidak larut pada penggunaan palarut etanol.Menurut penelitian Sumardino (2009) ekstraksi lycopene optimum pada suhu 70C dengan lama proses 75 menit ditujukan dengan hasil 131.34 mg per 100 g tomat kering. Sementara kadar protein dan serat setelah tomat diekstrak menjadi 10.9408 % dan 55.1562 %. Dari penelitian ini, dari satu kilogram tomat apel dihasilkan lycopene sebanyak 66.7207 mg dan tepung tomat sebanyak 50 gram dengan kadar protein serat tinggi untuk bahan sereal.

Mappiratu et. al., (2010) melakukan ekstraksi lycopene menggunakan pelarut air pada suhu bervariasi. Seperti halnya penggunaan etanol (95%), penggunaan air bertujuan untuk memisahkan komponen non-polar. Pada penggunaan air terdapat bagian padatan (ampas) dimana lycopene itu berada. Ampas dapat dikeringkan dengan sinar matahari dan ampas kering mengandung lycopene diatas 50%.Konsentrasi lycopene yang diambil berdasarkan penelitian Muhammad H.,B., (2008), krim tomat 1 %, 2 %, 3% memiliki aktivitas antioksidan yang memenuhi nilai minimum EC50, sedangkan krim 0.5 % tidak memenuhi EC50. Krim tomat 1% memiliki kestabilan terbaik secara fisik dan krim tomat 3% memiliki aktivitas antioksidan terkuat.

Dalam penelitian ini, sari tomat (Solanum Lycopersicum L.) diformulasikan dalam bentuk sediaan semi padat sebagai antioksidan yang berasal dari luar tubuh untuk mengatasi kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Adapun bentuk sediaan semi padat yang dipilih adalah krim. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimasukkan dalam air. Tipe krim yang dipilih adalah krim tipe air (a/m) karena dapat memberikan sensai lembab lebih lama untuk mencegah kulit kering karena penuaan (aging).III.Permasalahan Farmasetika dan Penyelesaian

Permasalahan FarmasetikPenyelesaian

Ukuran partikel serbuk sangat kasarDiperkecil dengan cara digerus kemudian diayak

Zat aktif tidak larut dalam airDigerus agar ukuran partikel menjadi lebih kecil dan dapat terdispersi dalam air

Konsentrasi zat aktif yang stabil 1%: stabil (sangat baik dan efek minimum sudah memberikan aktifikas antioksidan)

3%: tidak stabil (tetapi efek optimum)

Zat aktif mudah teroksidasiDitambahkan agen antioksidan yang alfatokoferol vitamin E

IV.Preformulasi

a. Zat AktifPemerianLycopene memiliki bentuk Kristal, berwarna merah terang dengan BM 536,073 g/mol. Memiliki titik leleh 172-173oC

Kandungan KimiaBuah tomat mengandung alkaloid solanin (0.007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflafonoid (termasuk rutin), protein, lemak gula (glukosa fruktosa), adenin, trigenolin, kholin, tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe Sulfur, Chlorine), vitamine (B1, B2, B6, C, E, lycopene, niasin) dan histamin.

Kelarutan Lycopene tidak larut dalam air, tetapi larut dalam n-heksane, dan hoidrokarbon suhu rendah lain, methyline chloride dan ester suhu rendah yang terbentuk dari alcohol dan asam kaboksilat.

Bagian Yang digunakanBuah

StabilitasLycopene akan mengendap dengan kehadiran ion Ca2+, lycopene dapat bereaksi dengan oksigen bebas serta dapat teroksidasi oleh zat-zat oksidasi membantu moleku yang lebih kecil R-C=O

PenyimpananDalam wadah tertutup baik, kedap udara, dan terlindung dari cahaya.

Bentuk SediaanKrim 50 g

b. Bahan Pembantu (Cantumkan semua yang digunakan)

Cetyl Alkohol ( HPE 6th hal 155 )PemerianCetyl alcohol seperti lilin, serpihan, kubus atau curah, granul, memiliki bau yang khas dan rasa yang hambar

Rumus Bangun

KelarutanSecara bebas larut dalam etanol (95%) dan eter ; kelarutan meningkat dengan kenaikan temperatur ; praktis tidak larut dalam air. Dapat bercampur ketika dileburkan dengan lemah, liquid dan solid parrafin dan isopropil myristate.

Stabilitas

Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali dan cahaya

RangeDigunakan sebagai :emolient : 2-5 %

InkompatibilitasIncompatible dengan agen oksidasi yang kuat

Wadah dan PenyimpananDisimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

Stearic Acid ( HPE 6th hal. 697 )

PemerianKeras, putih atau agak berwarna kuning, agak mengkilap Kristal padat atau bubuk putih atau kekuningan, memiliki sedikit bau

Rumus Bangun

KelarutanBebas larut dalam benzene, carbon tetraklorida, kloroform, dan ether ; larut dalam ethanol (95%), hexane, dan propilen glycole ; praktis tidak larut dalam air.

StabilitasAsam stearat adalah bahan yang stabil

RangeDigunakan sebagai :

Emulgator (Krim) : 1-20 %

Nilai HLB15 (www.theherbarie.com)

InkompatibilitasAsam stearat incompatible kebanyajan logam hidroksida dan compatible dengan basa, agen pengiduksi dan oksidator. Basis salep yang dibuat dengan asam stearat dapat menunjukkan reaksi mongering jika terdapat garam kalsium

Wadah dan peyimpananBahan harus disimpan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering

Metil Paraben ( HPE 6th hal. 441 )

PemerianKristal dan berwarna atau bubuk putih Kristal hal ini ini tidak berbau atau hamper tidak berbau dengan memiliki sedikit rasa

Rumus Bangun

KelarutanPelarut

Kelarutan pada 25C

Ethanol

Ethanol (95%)

Ethanol (50%)

Ether

Glycerine

Mineral Oil

Minyak kacang

Propilenglycol

Air

1 in 2

1 in 3

1 in 6

1 in 10

1 in 60

Praktis tidak larut

1 in 2000

1 in 5

1 in 400

1 in 50 (500C)

1 in 30 (80C)

StabilitasLarutan metil paraben pada pH 3-6, tidak terjadi dekomposisi sementara pada pH 8 atau sekitar terjadi hidrolisis dengan cepat

RangeDigunakan sebagai :Preservativ (topikal) : 0.02 % - 0.3 %

InkompatibilitasAktivitas antimikroba, metil paraben berkurang jauh dihadapan surfaktan nonionik sebagai akibat dari miselasi

Wadah dan PenyimpananDisimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya

Propil Paraben ( HPE 6th hal. 596 )

PemerianPutih, Kristal, tidak berbau dan hambar

Rumus Bangun

KelarutanPelarut

Kelarutan pada 25C

AcetoneEthanol (95%)

Ethanol (50%)

Ether

Glycerine

Mineral Oil

Minyak kacang

PropilenglycolPropilenglycol (50%)Air

Secara bebas larut1 in 1.11 in 5.6Secara bebas larut1 in 2501 in 33301 in 701 in 3.9

1 in 110

1 in 4350 (15C)1 in 2500 (500C)

1 in 225 (80C)

StabilitasLarutan paraben pada pH 3-6, tidak terjadi dekomposisi sementara pada pH 8 atau diatas terjadi hidroslisis cepat

RangeDigunakan sebagai :

Preservative (topikal) : 0.01 0.6

InkompatibilitasAktivitas antimikroba, propil paraben berkurang jauh dihadapan surfaktan non ionik sebagai akibat dari miserasi

Wadah dan PenyimpananDisimpan pada wada tertutup rapat dan terlindung cahaya

Triethanolamine ( HPE 6th hal. 754 )

PemerianTrietanolamin jernih, berwarna kuning pucat, cairankental, memiliki bau amonia sedikit

Rumus Bangun

KelarutanPelarut

Kelarutan pada 25C

AcetoneBenzeneCarbon tetrakloridaEthyl ether

MethanolAirDapat bercampur1 in 24Dapat bercampur1 in 63Dapat bercampurDapat bercampur

StabilitasTEA dapat berubah menjadi warna coklat saat terkena udara dan cahaya

RangeDigunakan sebagai :Emulgator (Fase air) : 2-4 % v/v

Nilai HLB

InkompatibilitasTEA akan bereaksi dengan asam mineral untuk membuat garam kristal dan ester. TEA juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks. Perubahan warna dapat terjadi denga kehadiran garam-garam logam berat. TEA dapat bereaksi dengan reagen seperti klorida thyonil untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen

Wadah dan PenyimpananTEA harus disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan kering.

Vitamin E ( HPE 6th hal. 764 )

PemerianVitamin E polietilen glikol suksinat adaah produk sintesis. Tersedia sebagai putih sampai coklat muda. Lilin padat dan praktis hambar

Rumus Bangun

KelarutanAlfa tokoferol asam suksinat tidak larut dalam air ; sukar larut dalam larutan alkali ; larut dalam ethanol ; dalam ether, dalam aseton dan dalam minyak nabati ; sangat mudah larut dalam kloroform. Bentuk vitamin E lain tidak larut dalam air ; larut dalam ethanil ; dapat bercampur dengan ether, dengan aseton, dengan minyak nabati dan dengan kloroform.

StabilitasAsam stearat adalah bahan yang stabil

RangeDigunakan sebagai :Antioksidan sediaan : 0.5 %

InkompatibilitasVitamin E suksinat polietilen glikol tidak kompatible dengan asam dan basa kuat. Larutan mengandung air dari vitamin E polietilen glikol suksinat stabil pada rentang pH 4,5-7,5 dan dapat lebih stabil dengan propilen glikol

Wadah dan PenyimpananDalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Bentuk d- atau di-alfa tokoferol dilindungi dengan gas inert.

Air Suling ( HPE 6th hal. 766 )

PemerianCairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Kelarutan-

StabilitasAir secara kimia stabil dalam semua stasus fisik (es, cair, dan uap air)

RangeDigunakan sebagai :

Pelarut (fase air) : < 40%

InkompatibilitasDalam formulasi farmasi. Air dapat bereaksi dengan obat dan esksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam adanya air atau uap air) pada ruangan dan suhu yang tinggi.

Wadah dan PenyimpananDisimpan dalam wadah tertutup baik

Parrafin Cair ( HPE 6th hal. 474 )PemerianCairan kental, transparan, tidak berflouresensi, tidak berwarna hampir tdak berabau ; hampir tidak mempunyai rasa

KelarutanPraktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P larut dalam kloroform P dan dalam eter P

StabilitasParaffin stabil walaupun dalam bentuk cair

RangeDigunakan sebagai :

Emolient : 1 %

Inkompatibilitas-

Wadah dan PenyimpananDalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya

V.Formulasi Yang di UsulkanNo.Nama ZatJumlahFungsi

1.Ekstrak Tomat Kering1 %Zat Aktif

2.Asam Stearat5 %Emulgator

3.Cetyl Alkohol3 %Emolient

4.Propil Paraben0.02 %Preservative

5.Vitamin E0.5 %Antioksidan

6.Metil Paraben0.18 %Preservative

7.TEA2 %Emulgator

8.Aquadest36.82 %Fase Air

9.VCO55.48 %Fase Minyak

10.Parrafin Cair2 %Emolient

VI.Penimbangan

No.Nama ZatJumlah

1.Ekstrak Tomat Kering0.5 g

2.Asam Stearat2.5 g

3.Cetyl Alkohol1.5 g

4.Propil Paraben0.01 g

5.Vitamin E0.25 g

6.Metil Paraben0.09 g

7.TEA1 g

8.Aquadest18.41 g

9.VCO24.74 g

10.Parrafin Cair1 g

VII.Prosedur Pembuatan (Metode Ekstraksi dan Formulasi)VII.1Metode Ekstraksi

1. Ditimbang buah tomat yang diperoleh dari pasar biromaru

2. Dipisahkan antara daging dan bijinya, kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender

3. Ditambahkan air dengan rasio air/buah tomat 1.5 : 1 atas dasar berat/berat (b/b)

4. Dipanaskan pasta tomat pada suhu 700C selama 60 menit

5. Disaring kemudian ampas atau residu yang dihasilkan dikeringkan dengan freez drying pada suhu -450C

6. Residu kering yang tidak lain adalah likopen dihancurkan dengan blender dan ditimbang untuk mengetahui rendamennya.VII. 2Formulasi Krim1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Digerus ekstrak kering tomat, hingga halus kemudian diayak dengan ayakan mesh 40

3. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan

4. Campuran A (Fase Minyak) yaitu asam stearat, cetyl alcohol, propel paraben, vitamin E, dan VCO, dimasukan dalam cawan porselin kemudian dipanaskan pada suhu 700C

5. Campuran B (Fase Air) yaitu ekstrak kering tomat ditambahkan aquadest (dispersikan merata), ditambahkan TEA dan methyl paraben kemudian dicampurkan bersama dan panaskan pada suhu 700C (secara terpiah)

6. Fase air dimasukan kedalam fase minyak secara perlahan, sambil dipanaskan pada suhu 700C dan digerus menggunakan lumping dan alu hingga mengental, kemudian didinginkan pada suhu sekitar 400C

7. Dimasukan krim dalam wadah yang tersedia dan beri etiket serta brosur.

VIII.Evaluasi SediaanNo.Jenis EvaluasiPrinsipSyarat

1.Pemeriksaan organoleptikMelihat perubahan warna, bau, konsistensi dan pemisahan fisikTidak berubah pada warna, bau, dan konsistensinya

2.Pemeriksaan homogenitasMengoleskan pada lempeng kacaWarnanya harus seragam

3.Uji daya sebarMeletakan krim di antara 2 lempeng dan ditindis dengan bebanDiameternya harus sesuai yang dipersyaratkan

4.Uji waktu lekatMelihat waktu melekatnya basis dengan menggunakan gelas objekWaktu lekat harus sesuai yang dipersyaratkan

5.Uji rasio pemisahan krimMenggunakan sentrifugasi selama 30 menit 3750 rpmTidak terjadi pemisahan

6.Uji tipe emulsiMelarutkan 1 tetes krim kedalam 30 ml airJika larut : o/w

Jika tidak larut : w/o

7.Pemeriksaan pHMenggunakan pH meterpH 4.5 - 6.5

8.ViskositasMenggunakan viskometerSesuai yang dipersyaratkan

IX.Hasil Percobaan

Jenis EvaluasiHasil

Pemeriksaan organoleptikWarna menjadi kekuningan, bau tajam, konsistensi kental dantidak terjadi pemisahan

Pemeriksaan HomogenitasWarna putih kekuninganyang merata pada basisnya

Uji viskositasrpm : 20 , cP : 3650

Uji daya sebarTdak merata, terdapat gelembung atau busa

Uji waktu lekatWaktu lekat 45.7 detik

Uji rasio pemisahanTidak ada pemisahan

Uji tipe emulsiTipe emulsi o/w

Pemeriksaan pHpH ektrak : 5.29

pH krim : 8.66

X.Pembahasan

Evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk menentukan atau menilai kegunaan. Kefektivan sesuatu yang didasarkan pada kriteria tertentu dari suatu pirogen (salijipta, 2009). Adapun evaluasi sifat fisika-kimia dari krim sari tomat yang dilakukan adalah uji aktifitas antioksidan krim sari tomat organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, viskositas, pH, rasio pemisahan emulsi.

Organoleptik merupakan salah satu kontrol kualitas untuk spesifikasi produk jadi sediaan semi padat seperti krim. Pengamatan organoleptik yang dilakukan adalah konsistensi, warna, bau, dan pengamatan pemisahan fase. Sifat-sifat ini akan berhubungan dengan kenyamanan penggunaan sediaan yang dihasilkan sebaiknya memiliki warna yang menarik dan bau yang menyenangkan. Pada saat pengamatan terhadap wrna menunjukan perubahan warna krim. Terlihat perubahan dari putih kemerah-merahan. Kemudian menjdi putih kekuningan. Warna putih kemerah-merahan dari krim ini disebabkan oleh warna zat aktif (lycopen). Yang kemudian berubah menjadi kekuningan karena zat aktif tersebut teroksidasi. Selain itu, perubahan bau juga terjadi, hingga sediaan menjadi tengik, dikarenakan juga diakibatkan oleh kesalahan dari praktikan yang kurang menjaga penyimpanan dan zat aktif dan sediaan sehingga sediaan mudah teroksidasi, sedangkan konsistensi pada sediaan tetap sama (stabil) dan tidak terjadi pemisahan fase.

Pemisahan yang yaitu pemeriksaan homogenitas berpengaruh pada efek terapi karena berhubungan dengan kadar obat yang sama pada setiap pemakaian. Jika sediaan telah homogen maka kadar zat aktif diamsusikan pada saat pemakaian atau pengambilan akan selalu sama. Krim adalah suatu sediaan yang cara pemakaiannya adalah dioleskan pada tempat terapi, sehingga setiap bagian zat aktif harus memiliki kesempatan yang sama untuk menepati tempat terapi. Kondisi ini terjadi bila sediaan krim homogen. Hasil pengamatan homogenitas menunjukan bahwa krim sari tomat memberikan warna putih kekuningan yang merata. Pada bersinya (homogen).

Pengujian berikutnya yaitu daya sebar, yang berkaitan dengan sifat penyebaran krim ketika digunakan pada sediaan topikal. Sewaktu besar daya sebar. Luas permukaan kulit yang kontrak dengan krim akan semakin luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan baik. Krim yang baik memiliki daya sebar yang besar sehingga dapat diaplikasikan pada permukaan kulit yang luas tanpa penekanan yang berlebihan. Pengamatan daya sebar krim sari tomat. Menunjukan daya sebar yang tidak merata. Karena terdapat gelembung atau busa pada lempeng adapun busa atau gelembung yang terbentuk karena lycopen dapat bereaksi dengan udara. Sehingga lycopen memerangkap udara sekitarnya, kemudian terbentuklah busa. Pada proses pembuatan krim. Kurang memilih malisis udara di sekitar sehingga busa mudah terbentuk dan berinteraksi dengan zat aktif.

Pengujian selanjutnya adalah daya lekat, dimana daya lekat suatu krim berhubungan dengan lamanya kontakan antra krim dengan kulit, dan kenyamanan pengguna, krim yang baik mampu menjamin waktu kontak yang efektif dengan kulit sehingga tujuan penggunanya tercapai namun tidak terlalu lengket ketika digunakan. Waktu lekat juga mempengaruhi efektifitas kerja zat aktif dilokasi pemberiannya. Semakin lama krim sari tomat melekat pada kulit maka diterapkan semakin efektif pula dalam memberikan efek antioksidan. Waktu lekat yang dimiliki oleh krim sari tomat adalah 45,7 detik.

Pengujian berikut adalah rasio pemisahan krim pemisahan fase merupakan salah satu parameter ketidak stabilan emulsi sediaan emulsi dikatakan baik apa bila nilai rasio volume pemisahan (f):1 yang artinya emulsi pecah. Apabila nilai F semakin mendekati 1 maka dikatakan emulsi stbail (moleat dan gmbermann, 2011). Metode ini menggambarkan kondisi krim yang sesunggunhnya pada penyimpanan pengamatan pemisahan fase dengan menggunakan metode sentrifugasi dengan 3750 Rpm selama 30 menit dengan 2 kali perlakuan tiap 15 menit untuk pengamatan. Lachman dkk (1986) mengatakan bahwa sentrifugasi pada 3750 Rpm selama 5 jam setara dengan efek grafitasi untuk kira-ira 1 tahun, sedangkan hukum stokes menunjukan bahwa kenaikan dalam gravitasi mempercepat pemisahan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Krim yang dibuat stabil terhadap gaya gravitasi dengan penyimpanan pada suhu kamar.

Pengujian selanjutnya, yaitu tipe emulsi, yang secara sederhana dibedakan menjadi dua macam, yaitu emulsi m/a (minyak dalam air) dan emulsi a/m (air dalam minyak). Pada praktikum ini, metode yang digunakan adalah metode pengenceran. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa pada pemberian 1 tetes krim dimasukan dalam air, maka krim tersebut terdispersi ke dalam air, sedangkan pada saat krim dimasukan ke dalam minyak (VCO), krim tersebut tidak terdispersi atau bercampur. Hal ini menunjukan bahwa emulsi krim sari tomat adalah krim tipe O/W (minyak dalam air).

Penentuan nilai pH. Hasil pemeriksaan menunjukan formula krim sari tomat memiliki pH 8,60. pH tersebut terlalu jauh dengan pH kulit, sehingga dapat menimbulkan ketidak nyamanan serta membuat kulit menjadi berisik. Sedangkan pH yang dimiliki oleh ekstrak tomat, yaitu 5,2 g, tidak terlalu jauh dengan pH fisiologi kulit (4,5 -6,5). Oleh karena itu, sebaiknya pada pembuatan perlu ditambahkan buffer untuk mengontrol pH sediaan agar mendekati pH fisiologis kulit.

Pengujian viskositas. Viskositas dipengaruhi oleh beberapa hal seperti perubahan kondisi fase dispers, medium dispers, emulgator bahan tambahan atau lingkungan. Pada pemeriksaan viskositas menggunakan alat viskometer.

XI.Kesimpulan1. Buat tomat (Solanum lycopersicum L.) mengandung antioksidan lycopene atau yang sering disebut sebagai -carotene yang dapat membuat tubuh tetap awet muda.2. Ekstraksi kandungan lycopene menggunakan pelarut air pada suhu