Top Banner
FORMULASI DAN EVALUASI TABIR SURYA DARI EKSTRAK DAUN SINGKONG ( FORMULASI TABIR SURYA I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Membuat sediaan krim dan gel tabir surya dari bahan alam (ekstrak daun singkong dan ekstrak kencur) dan krim tabir surya dari bahan sintetis (asam salisilat). 2. Membandingkan 2 formula krim tabir surya dari ekstrak daun singkong dengan konsentrasi asam stearat yang berbeda. 3. Membandingkan sediaan krim tabir surya dari bahan alam dengan krim tabir surya dari asam salisilat (melihat kemungkinan terjadinya OTT). 4. Membandingkan 3 formula gel tabir surya dari ekstrak kencur dengan konsentrasi ekstrak berbeda serta bahan emulgator dan emolient yang juga berbeda. 5. Mampu mengevaluasi viskositas dari sediaan krim dan gel tabir surya yang telah dibuat. 6. Mampu mengevaluasi sediaan krim dan gel tabir surya dengan uji aktivitas, uji efektifitas, dan uji sun protecting factor (SPF). II. DASAR TEORI a. Sediaan Tabir Surya
49

Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Nov 28, 2015

Download

Documents

intan1807
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

FORMULASI DAN EVALUASI TABIR SURYA DARI EKSTRAK DAUN SINGKONG (

FORMULASI TABIR SURYA

I.       TUJUAN PRAKTIKUM

1. Membuat sediaan krim dan gel tabir surya dari bahan alam (ekstrak daun singkong

dan ekstrak kencur) dan krim tabir surya dari bahan sintetis (asam salisilat).

2. Membandingkan 2 formula krim tabir surya dari ekstrak daun singkong dengan

konsentrasi asam stearat yang berbeda.

3. Membandingkan sediaan krim tabir surya dari bahan alam dengan krim tabir surya

dari asam salisilat (melihat kemungkinan terjadinya OTT).

4. Membandingkan 3 formula gel tabir surya dari ekstrak kencur dengan konsentrasi

ekstrak berbeda serta bahan emulgator dan emolient yang juga berbeda.

5. Mampu mengevaluasi viskositas dari sediaan krim dan gel tabir surya yang telah

dibuat.

6. Mampu mengevaluasi sediaan krim dan gel tabir surya dengan uji aktivitas, uji

efektifitas, dan uji sun protecting  factor (SPF).

II.    DASAR TEORI

a. Sediaan Tabir Surya

Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membaurkan atau

menyerap secara efektif sinar matahari, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan

inframerah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari.

Efek nyata penyinaran matahari yang merugikan adalah eritema kulit yang diikuti oleh warna

coklat kemerahan, penyinaran ultraviolet dengan panjang gelombang di atas 330 nm dapat

menyebabkan kulit menjadi kecoklatan. Eritema timbul bersamaan dengan warna coklat.

Tabir surya tersedia dalam bentuk lotion, krim, salep, gel, dan larutan (solution).

Efektivitas penggunaannya tergantung dari bahan kimia, daya larut dalam vehikulum  (bahan

pembawa) lipofilik atau hidrofilik, kemampuan absorbsi UV, konsentrasi bahan kimia, dan

Page 2: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

jumlah tabir surya yang dioleskan. Untuk hasil terbaik, disarankan pemakaian tabir surya

dilakukan secara tipis pada permukaan kulit. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan standar

international, pemakaian tabir surya hanya sebanyak 2 mg/ cm2.

Ada dua jenis tabir surya, yaitu tabir surya kimia seperti PABA, PABA ester,

benzofenon, salisilat, dan antranilat, dan tabir surya fisik seperti titanium dioksida, Mg

silikat, seng oksida, red petrolatum dan kaolin. Tabir surya kimia bekerja dengan cara

mengabsorbsi energi radiasi, sedangkan tabir surya fisik bekerja dengan cara memantulkan

sinar. Kedua jenis tabir surya ini sering dikombinasikan untuk mendapatkan tabir surya yang

bekerja optimal.

Tabir surya yang baik adalah dapat mengabsorbsi 99% gelombang UV dengan

panjang gelombang 297 nm pada ketebalan 0,001 dan dapat meneruskan radiasi eritemogenik

15 – 20%. Dapat melindungi radiasi UV paling sedikit 25 kali dosis eritema minimal, dapat

menahan radiasi selama 8 jam.

Kemampuan menahan sinar UV dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar

(SPF/ Sun Protecting Factor) yaitu perbandingan dosis minimal yang diperlukan untuk

meminbulkan eritema pada kulit yang diolesi tabir surya dengan yang tidak. Nilai SPF ini

berkisar antara 0 sampai 100. kemampuan tabir surya yang dianggap baik berada diatas 15.

 b. Flavonoid

Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonyugasi dan karena itu

menunjukan pita serapan kuat pada spektrum UV dan spektrum tampak. Flavonoid umumnya

terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid.

Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh tetapi beberapa kelas lebih

tersebar daripada yang lainnya. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran,

jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan. Disamping itu,

sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kelas. Antosianin

berwarna yang terdapat dalam daun bunga hampir selalu disertai oleh flavon dan flavonolol

tanwarna.

Flavonoid mempunyai rumus umum, C6C3C6.

Aktivitas biologi flavonoid antara lain,

- anti kanker                : kuersetin, mirisetin

- anti oksidant             : kuersetin, antosianidin, dan prosianidin

- anti inflamasi            : apigenin, taksifolin, luteolin, kuersetin

- anti alergi                  : nobeletin, tangeretin

Page 3: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

- anti hipertensi           : prosianidin

- anti virus                   : amentiflavum, skutellarein, kuersetin

Klasifikasi flavonoid umumnya didasarkan atas inti molekul,

*Harbone membagi flavonoid kedalam kelompok

-          Antosianin

-          Proantosianidin

-          Flavonol

-          Flavon

-          Khalkon dan auron

-          Flavanon

-          Glikoflavon

-          Isoflavon

-          Biflavonil

c. Identifikasi Flavonoid

    Spektrofotometer UV-Vis

Spektroskopi serapan ultraviolet dan serapan tampak merupakan cara utama yang

berguna untuk menentukan/menganalisis struktur flavonoid spektrum flavonoid dalam

metanol memberikan 2 panjang gelombang serapan maksimum yang khas yaitu Pita I 300-

550 nm, Pita II 240-285 nm, Untuk menentukan pola oksigenasi, kedudukan gugus hidroksil

fenol, kedudukan gula atau metil yang terikat pada gugus hidroksil fenol dapat ditentukan

dengan menambahkan pereaksi geser dan mengamati pergeseran puncak serapan yang terjadi.

Pereaksi geser yang digunakan:

- Natrium metoksida (NaO Me)

- Natrium asetat (NaO Ac)

- Natrium asetat/asamborat (NaOAc/H3BO3)

- Aluminium klorida (AlCl3)

- Aluminium klorida/HCl (AlCl3/HCl).

Page 4: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Kromatografi flavonoid     (KKt)

Fase diam    : air yang terikat pada selulose.

Fase gerak   : - BAA n – Bu OH – HO Ac – H2O (4 : 1 : 5)

              - Forestal HO Ac – H2O – HCl (30 : 10 : 3)

              - HO AC

Penampak bercak    :           1) Uap NH3

                                    2) AlCl3 5% dalam metanol menunjukkan 5-hidroksi

flavonoid sebagai bercak berfluoresensi kuning dibawah sinar UV 366 nm.

                                    3) Kompleks difenil-as. Borat-etanol amin.

                                    4) Asam sulfanilat yang terdiazotasi.

                                    5) Vanilin-HCl.

d. Rutin

Kuersetin merupakan salah satu flavonoid yang banyak terdapat di alam dan diketahui

mampu menghambat enzim sitokrom P-450 yang berperan dalam metabolisme parsetamol.

Senyawa rutin berasal dari daun singkong, bersifat polar dan akan mengalami hidrolisis bila

direaksikan dengan asam kuat seperti HCl, dan akan terurai menjadi quersetin yang bersifat

nonpolar dan glukosa yang bersifat polar. Hasil penelitian menunjukkan kadar parasetamol

Page 5: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

dalam darah tidak dipengaruhi oleh dosis kuersetin yang diberikan. Derajat nekrosis hati

karena pemberian parasetamol dosis toksik lebih rendah pada pemberian kuersetin. Kuersetin

dosis dapat menghambat aktivitas sitokrom P-450 yang tinggi karena parasetamol dosis

toksik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kuersetin dosis 750 mg/kg BB dapat

menurunkan efek hepatotoksik parasetamol, dan menurunkan aktivitas enzim sitokrom P-

450.

Rumus struktur:

Kuersetin 3- rutinosida

Proses hidrolisis rutin menjadi kuersetin berjalan menurut reaksi berikut:

HCl

      

+

Hidrolisis

                                             

Page 6: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

  Rutin                                                                               Kuersetin                                  

Glukosa                                        

e. Kencur

Kaempferia galanga aromanya khas dengan rasa yang pahit bila dikonsumsi

mentah-mentah menjadikan tanaman ini kebanyakan dijadikan bumbu dasar yang

dapat digunakan pada beberapa jenis masakan seperti nasi goreng dan lain-lain.

Namun tahukah kamu bahwa kencur memiliki banyak manfaat untuk mengobati

berbagai macam penyakit seperti radang lambung, radang anak telinga, influenza

pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, menghilangkan darah kotor, diare,

memperlancar haid, mata pegal, keseleo, dan kelelahan.

Kencur merupakan tanaman rumput kecil yang tumbuh subur di daerah

dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak

air. Tanaman ini tunbuh dan berkembang pada musim tertentu yaitu pada musim

penghujan, juga dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari

dan tidak terlalu basah.

Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah pati

(4,14%), mineral (13,73%), dan minyak astiri (0,02%) berupa sineol, asam metal

kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol,

kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid, dan gom. Berikut adalah cara

pemanfaatan kencur berdasarkan penyakit yang dapat diatasinya:

Radang Lambung

Sakit Kepala

Masuk Angin

Diare

Memperlancar Haid

Mata Pegal

Batuk

Menghilangkan darah kotor

KeseleoIII. PRAFORMULASI

Page 7: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

1)      Asam stearat

Fungsi             : emulgator, solubilizing agent.

Pemerian         : kristal atau serbuk putih atau kuning, bau lemah

Kelarutan        : benzen larut,etanol larut, propilen glikol larut, air praktis tidak larut

OTT                 : agen pengoksidasi

% lazim untuk ointments dan creams: 1-20%

2)      Cera Alba

Fungsi                         : Bahan dasar, alat penstabil emulsi, agen pengerasan.

Pemerian         : Lempeng atau potongan, berwarna putih atau putih kekuningan;jika tipis bening dengan

butiran halus, tidak mengkilat, serpihan bukan hablur.

Kelarutan        : Larut dalam minyak atsiri dan minyak lemak; agak sukar larut dalam etanol(90%)P dan eter

P; praktis tidak larut dalam air.

3)      Vaselin Album

Fungsi             : Basis krim

Pemerian         : Massa lunak, bening, lengket; warna putih, sifat ini tetap pada penyimpanan dan setelah

dilebur dan dibiarkan dingin tanpa diaduk.

Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air dan etanol(95%)P; larut dalam kloroformP, eterP, dan eter

minyak tanah P, larutan kadang-kadang berpotensi lemah.

4)      TEA/Triethanolamine

Fungsi             : agen pengemulsi.

Pemerian         : cairan bening tidak berwarna sampai kuning pucat, bau amoniak lemah

Kelarutan        : etanol 95% larut, metanol larut, water larut

OTT                 : golongan amin dan hidroksi

5)      Nipagin/Methylparaben

Fungsi             : antimikroba untuk sediaan topikal 0,02%-0,3%

Pemerian         : kristal putih, tidak berbau, panas

Kelarutan        : etanol 1:2, gliserin 1:60, air 1:400,

OTT                 : besi, hidrolisis basa lemah dan asam kuat

6)      Gliserin

Page 8: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Fungsi             :  Antimikroba>20%

                           Emolient up to 30

                           Humektan up to 30

                           Plasticizer

                           Solvent

   Pemanis

                           Agen pengion

Pemerian         : larutan bening tidak berwarna, tidak berbau, kental, larutan higroskopis, rasa manis seperti

sukrosa.

Kelarutan        : etanol 95% mudah larut, minyak praktis tidak larut, air mudah larut.

OTT                 : agen pengoksidasi seperti potasium klorat atau potasium permanganat.

7)      Adeps Lanae

Pemerian         : Massa lembek, liat; warna kuning; tidak tengik, bau lemah, khas.

Kelarutan        : mudah larut dalam kloroform P dan eter P; agak sukar larut dalam etanol(95%) P dingin;

lebih larut dalam etanol (95%) P panas; tidak larut`dalam air, tetapi bercampur tanpa

memisah dengan lebih kurang dua kali bobotnya dengan air.

Fungsi             : Emolien, penstabil emulsi, bahan dasar salep, perawatan kulit dan rambut.

OTT                 : Pro-oxidant, obat-obat aktif tertentu.

8)      BHT/ Butylated Hydroxytoluene

Fungsi             : antioksidan untuk sediaan topikal 0,0075-0,1%.

Pemerian         : kristal putih atau kuning pucat, bau lemah.

OTT                 : pengoksidasi kuat seperti peroksida dan permanganat.

9)      Propil paraben

Pemerian         : Serbuk hablur; warna putih

Kelarutan        : Mudah larut dalam etanol (95%) P, metanol P, dan eter P, sangat sukar larut dalam air.

Fungsi             : Pengawet.

OTT                 : besi, hidrolisis basa lemah dan asam kuat

10)  BHA/ Butylated Hidroksianisol

Pemerian         : serbuk hablur warna putih atau hampir putih, atau padat seperti malam, berwarna putih

kekuningan, bau aromatic.

Page 9: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Kelarutan        : larut dalm etanol (95%) P, propilenglikol P, minyak kacang P, dan larutan alkali hidroksida;

praktis tidak larut dalm air.

Fungsi             : antioksidan.

11)  Propilenglikol

OTT                 : regen pengoksidasi seperti potassium permanganate

Fungsi             : antimikroba, humektan, desinfektan, bahan pelarut, stabilizer untuk vitamin

Kelarutan        : gunakan pereaksi dengan kualitas yang cocok

12)  NaCMC/  Sodium Cyclamate

Sinonim           : Assugrin, Sucaryl sodium, Sucrosa

Fungsi             : suspending agent.

13)  Gelatin

Pemerian         : Lembaran, irisan, serbuk atau butiran; bening; warna kuning gading sampai kuning pucat;

bau lemah.

Kelarutan        : Larut dalam air panas, pada pendinginan membentuk gel.

Fungsi             : Peningkat viskositas (pengental), emolient.

14)  Asam salisilat

Pemerian         : Hablur, umumnya berbentuk jarum halus, atau serbuk hablur ringan; warna putih, rasa agak

manis, diikuti rasa tajam; stabil di udara.

Kelarutan        : Mudah larut dalam etanol (95%) P dan eter P; larut dalam air mendidih, sukar larut dalam

air dan benzen P, agak sukar larut dalam kloroform P.

Fungsi             : Perawatan kulit dan rambut, anti jerawat, anti ketombe.

IV. FORMULASI

A. Formula Krim Tabir Surya ( 100 gram )

Formula

Kelompok 1

Formula

Kelompok 2

Formula

Kelompok 3

Ekstrak daun singkong 1,5%

Asam stearat 12,5%

Cera alba 2%

Ekstrak daun singkong 1,5%

Asam stearat 10 %

Cera alba 2%

Asam salisilat 3% (*)

Asam stearat 10%

Cera alba 2%

Page 10: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Vaselin album 8%

Adeps lanae 1%

BHA 0,01%

BHT 0,02%

TEA 1,2%

Propilen glikol 7%

Metil paraben 0,1%

Propel paraben 0,05%

Parfum qs

Air suling ad 100%

Vaselin album 8%

Adeps lanae 1%

BHA 0,01%

BHT 0,02%

TEA 1,2%

Propilen glikol 7%

Metil paraben 0,1%

Propel paraben 0,05%

Parfum qs

Air suling ad 100%

Vaselin album 8%

Adeps lanae 1%

BHA 0,01%

BHT 0,02%

TEA 1,2%

Propilen glikol 7%

Metil paraben 0,1%

Propel paraben 0,05%

Parfum qs

Air suling ad 100%

B. Formula Gel Tabir Surya ( 100 gram )

Formula

Kelompok 4

Formula

Kelompok 5

Formula

Kelompok 6

Ekstrak kencur 2%

Na CMC 3%

Propilen glikol 5%

Nipagin 0,2%

Parfum qs

Air ad 100%

Ekstrak kencur 2%

Na CMC 2%

Propilen glikol 5%

Nipagin 0,2%

Parfum qs

Air ad 100%

Ekstrak kencur 3%

Gelatin 5%

Gilserin 2%

Nipagin 0,2%

Parfum qs

Air ad 100%

V.    ALAT DAN BAHAN

a. Pembuatan krim dan gel tabir surya

Alat:

1. Mortar besar & alu      1 buah

2. Gelas ukur 100 ml       1 buah

3. Gelas ukur 5 ml           1 buah

4. Erlenmeyer 10 ml        2 buah

5. Beaker glass 10 ml      2 buah

6. Cawan penguap          1 buah

7. Pipet tetes                   secukupnya

8. Batang pengaduk        1 buah

9. Spatula                                    2 buah

10. Cover dan objek glass @ 1 buah

Page 11: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

11. Sudip                           2 buah

12. Pot obat 50 ml             2 buah

13. Viskometer Brookfield

14. Nomor spindle 5 (R5)

15. Timbangan dan anak timbangan

16. Penangas air

Bahan:

Formula Krim Tabir Surya

1.      Ekstrak daun singkong

2.      Asam salisilat

3.      Asam stearat

4.      Cera alba

5.      Vaselin album

6.      Adeps lanae

7.      BHA

8.      BHT

9.      TEA

10.  Propilen glikol

11.  Metil paraben

12.  Propel paraben

13.  Parfum

14.  Air suling

Formula Gel Tabir Surya

1.      Ekstrak kencur

2.      Na CMC

3.      Gelatin

4.      Propilen glikol

5.      Gliserin

6.      Nipagin

7.      Parfum

8.      Air

Page 12: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

b. Uji aktivitas krim tabir surya dari ekstrak daun singkong

Alat:

1.      Labu ukur 50 ml          2 buah

2.      Pipet volum 10 ml       1 buah

3.      Gelas ukur 10 ml         1 buah

4.      Pipet tetes                   1 buah

5.      Beaker glass                2 buah

6.      Kaca objek                  2 buah

7.      Kuvet                          2 buah

8.      Spektrofotometer UV-VIS

9.      Lampu UV 366 nm

Bahan:

1.      Ekstrak daun singkong 400 ppm dan 100 ppm                      @ 50 ml

2.      Etanol 96%                                                                             secukupnya

3.      Isopropanol                                                                             30 ml

4.      Sediaan krim tabir surya dari ekstrak daun singkong             0,3 gram

c. Uji aktifitas  krim tabir surya dari asam salisilat

Alat:

1.      Labu ukur 50 ml          2 buah

2.      Pipet volum 10 ml       1 buah

3.      Pipet tetes                   1 buah

4.      Beaker glass                2 buah

5.      Kaca objek                  2 buah

6.      Kuvet                          2 buah

7.      Spektrofotometer UV-VIS

8.      Lampu UV 366 nm

Bahan:

1.      Etanol 96%                                                                             secukupnya

2.      Isopropanol                                                                             30 ml

3.      Sediaan krim tabir surya dari asam salisilat                            0,3 gram

d. Uji efektivitas gel tabir surya dari ekstrak kencur

Alat:

Page 13: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

1.      Labu ukur 50 ml          2 buah

2.      Gelas ukur 50 ml         1 buah

3.      Beaker glass                1 buah

4.      Kuvet                          2 buah

5.      Spektrofotometer UV-VIS

Bahan:

1.      Sediaan gel tabir surya dari ekstrak kencur                1,67 gram

2.      Aquades                                                                      100 ml (2 × 50 ml)

VI. PROSEDUR KERJA

a.      Pembuatan ekstrak daun singkong dan ekstrak kencur

1.  Daun singkong dan kencur dicuci sampai bersih dengan air mengalir..

2.  Setelah itu ditiriskan sambil dilakukan sortasi basah.

3.  Bahan-bahan yang telah disortasi basah, dirajang untuk memperkecil ukuran partikel.

4.  Daun singkong dan kencur yang telah dirajang dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian

ditambahkan etanol 96% sampai bahan terendam semua.

5.  Kemudian dimaserasi selama 1 hari, setelah itu disaring dengan kapas dan disaring dengan

kertas saring sampai diperoleh filtrat yang bersih.(filtrat 1)

6.  Ampasnya diberi etanol 96% dan dimaserasi kembali selama 1 hari. Setelah itu filtrat

disaring dengan kapas dan disaring dengan kertas saring, sampai diperoleh filtrat yang bersih.

(filtrat 2)

7.  Filtrat 1 dan filtrat 2 digabung dan dikentalkan dengan vakum rotavaporator sampai diperoleh

ekstrak kental.

b.      Pembuatan krim tabir surya

1.  Fase minyak (asam stearat, cera alba, vaselin album, adeps lanae, propil paraben, BHA, dan

BHT) dilebur diatas penangas air pada suhu 70 0C sampai semua bahan lebur.

2.  Pada saat yang bersamaan, fase air (aquades) dipanaskan pada suhu 50 0C  ditambahkan metil

paraben hingga larut, kemudian ditambahkan TEA dan propilen glikol. Campuran fase air

dipanaskan kembali hingga suhu 70 0C.

3.  Fase minyak dan fase air dicampurkan dalam mortar panas, digerus kuat sampai terbentuk

massa krim (basis) putih seperti susu.

Page 14: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

4.  Setelah dingin (± 40 0C) ditambahkan ekstrak etanol daun singkong sedikit demi sedikit ke

dalam basis samil diaduk terus sampai homogen.

5.  Sediaan krim yang sudah jadi ditambahkan parfum, diaduk hingga homogen, dan

dimasukkan ke dalam wadah yang telah diberi etiket.

c.       Pembuatan gel tabir surya

1.  Na-CMC dikembangkan dengan air panas 20 kalinya di dalam mortar.

2.  Setelah mengembang digerus sampai terbentuk mucilago lalu ditambah gelatin, digerus,

ditambahkan propilenglikol/ gliserin, sambil terus digerus, nipagin dilarutkan terlebih dahulu

dengan air panas ad larut baru dimasukkan ke dalam mortar, dan ekstrak kencur dimasukkan

ke dalam mucilago (massa gel) dan di gerus sampai homogen.

3.  Air diad-kan sampai 20 gram dan ditambah parfum.

d.      Uji viskositas dengan viskosimeter Brookfield

1.  Sediaan krim dan gel yang akan diuji dimasukkan dalam beaker glass 50 ml sampai terisi

penuh.

2.  Nomor spindle yang akan digunakan dipilih sesuai dengan kekentalan sediaan, kemudian

dimasukkan sampai batas.

3.  Tombol power pada alat viskosimeter ditekan dan dibiarkan alat untuk mengautokalibrasi.

4.  Nilai rpm yang akan digunakan dipilih, lalu tombol enter ditekan.

5.  Hasil kekentalan sediaan dibaca dalam satuan centipoise (Cp) dan %T (Tourque).

e.       Uji aktivitas krim tabir surya dari akstrak daun singkong

Uji keberadaan senyawa flavonoid dalam ekstrak daun singkong:

1.  Ekstrak daun singkong sebanyak 100 mg dilarutkan dengan etanol 96% sampai 50 ml

(konsentrasi 2000 ppm = 2 mg/ml) sebagai larutan induk.

2.  Dari konsentrasi 2000 ppm dibuat pengenceran menjadi 100 ppm (0,1 mg/ml), diambil 2,5 ml

dari larutan induk dan diadkan kembali dengan 50 ml etanol 96% .

3.  Alat spektrofotometer UV-VIS dikalibrasi terlebih dahulu dengan blanko etanol 96%.

4.  Panjang gelombang maksimum senyawa flavonoid yang diduga terdapat dalam ekstrak daun

singkong 100 ppm ditentukan dengan spektrofotometer UV-VIS. Alat disetting pada panjang

gelombang 200-400 nm dan hasilnya dibandingkan dengan λmax standar flavonoid yang ada

pada referensi.

Uji aktivitas sediaan krim tabir surya dari ekstrak daun singkong:

1.  Sediaan krim tabir surya dari ekstrak daun singkong diambil 0,3 gram dilarutkan dengan

isopropanol sampai 30 ml, kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-VIS

Page 15: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

pada panjang gelombang maksimum yang didapat dari uji keberadaan flavonoid dalam

ekstrak.

2.  Dua buah kaca objek disiapkan.

3.  Sediaan krim tabir surya diambil sebanyak 0,3 gram dilarutkan dengan isopropanol sampai

30 ml, kemudian dioleskan pada masing-masing kaca objek tadi.

4.  Kedua kaca objek tadi dipaparkan pada lampu UV 366 nm selama 30 menit dan 60 menit.

5.  Absorbansi sediaan krim yang telah dipaparkan lampu UV diukur kembali dan hasilnya

dibandingkan dengan absorbansi sediaan krim sebelum dipaparkan dengan lampu UV.

f.       Uji aktivitas krim tabir surya dari asam salisilat

Uji keberadaan asam salisilat murni

1.  Asam salisilat sebanyak 100 mg dilarutkan dengan isopropanol sampai 50 ml (konsentrasi

2000 ppm = 2 mg/ml) sebagai larutan induk.

2.  Dari konsentrasi 2000 ppm dibuat pengenceran menjadi 100 ppm (0,1 mg/ml), diambil 2,5 ml

dari larutan induk dan diadkan dengan 50 ml isopropanol .

3.  Alat spektrofotometer UV-VIS dikalibrasi terlebih dahulu dengan blanko isopropanol.

4.  Panjang gelombang maksimum larutan asam salisilat 100 ppm ditentukan dengan

spektrofotometer UV-VIS. Alat disetting pada panjang gelombang 200-400 nm dan hasilnya

dibandingkan dengan λmax standar asam salisilat yang ada pada referensi.

Sediaan krim tabir surya dari asam salisilat

1.  Sediaan krim tabir surya dari asam salisilat diambil 0,3 gram dilarutkan dengan isopropanol

sampai 30 ml, disaring, dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-VIS pada

panjang gelombang maksimum yang didapat dari uji asam salisilat murni.

2.  Dua buah kaca objek disiapkan.

3.  Sediaan krim tabir surya diambil sebanyak 0,3 gram dilarutkan dengan isopropanol sampai

30 ml, kemudian dioleskan pada masing-masing kaca objek tadi.

6.  Kedua kaca objek tadi dipaparkan pada lampu UV 366 nm selama 30 menit dan 45 menit.

7.  Absorbansi sediaan krim yang telah dipaparkan lampu UV diukur kembali dan hasilnya

dibandingkan dengan absorbansi sediaan krim sebelum dipaparkan dengan lampu UV.

g.      Uji efektivitas gel tabir surya dari ekstrak kencur

1.  Sediaan gel sebanyak 1,67 gram dilarutkan dalam aquades sampai volumenya mencapai 50

ml.

2.  Dari larutan tadi, diambil sebanyak 20 ml, dan diencerkan kembali dengan aquades sampai

volumenya 50 ml.

Page 16: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

3.  Absorbasinya diukur pada panjang gelombang yang telah ditentukan dimulai dari panjang

gelombang 292,5 nm sampai 372,5 nm.

4.  Nilai %Te dan %Tp dihitung, dan hasilnya dibandingkan pada tabel, apakah sediaan

termasuk kategori sunblock atau lainnya.

VII.  DATA HASIL PENGAMATAN

Data pengamatan setelah sediaan dibuat

No. Parameter Krim tabir surya Gel tabir surya

Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6

1. Organoleptis

- Warna

- Bau

- Tekstur

Hijau muda

bintik-bintik

Oleum rosae

Lembut, kental

Hijau muda

bintik-bintik

Oleum rosae

Lembut, kental

Putih

Bau tidak enak

Tidak terbentuk

mucilago, zat

padat  tidak

terdispersi  dengan

baik dalam air.

Coklat pucat

Oleum rosae

Lembut, kental

Jingga

Oleum rosae

Lembut, kental

Coklat pucat

Aroma khas

aromatik

Mencair pada

suhu ruang

dan membeku

dalam lemari

es.

2. Daya

absorbsi

pada kulit

Mudah terserap Mudah terserap Tidak dapat

terserap

Agak lengket,

sedikit sukar

terserap

Mudah

terserap

Sangat

lengket, sukar

terserap.

2. pH 7 7 8 6 6 5

3. Uji Iritasi Tidak Tidak Tidak Menimbulkan Menimbulkan Tidak

Page 17: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

menimbulkan

iritasi selama 5

menit

digunakan

menimbulkan

iritasi selama 5

menit

digunakan

menimbulkan

iritasi selama 5

menit digunakan

rasa hangat di

kulit saat

digunakan.

rasa dingin di

kulit saat

digunakan.

menimbulkan

rasa apapun.

4. Viskositas

-No.spindle

-rpm

-Cp

-%T

6

12

24500

29,4%

5

12

11490

34,4%

”error” 5

12

0002777

83,3%

3

12

4000

48%

-

Evaluasi sediaan setelah seminggu dibuat

No Parameter Krim tabir surya Gel tabir surya

Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6

1. Organoleptis

- Warna

- Bau

- Tekstur

Hijau (tanpa

binti-bintik)

Oleum rosae

Lembut, lebih

encer

Hijau (tanpa

binti-bintik)

Oleum rosae

Lembut, lebih

encer

Putih

Bau tidak enak

Tidak terbentuk

mucilago, zat

padat  tidak

terdispersi  dengan

baik dalam air.

Coklat pucat

Oleum rosae

Lembut,

kental

Jingga

Oleum rosae

Lembut,

kental

Coklat pucat

Aroma khas

aromatik

Mencair pada

suhu ruang dan

membeku

dalam lemari es.

2. Stabilitas

Formula

Stabil (tapi

lebih encer)

Stabil (tapi

lebih encer)

Zat padat dan air

terpisah

Stabil Stabil Stabil

3. Uji aktivitas

-max max flavonoid ekstrak daun

singkong: 218 nm dan 268 nm,

sediaan krim tidak diuji karena

akstrak tidak mengandung

– – –

Page 18: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

flavonoid.

Uji Aktivitas dan Efektivitas Krim Tabir Surya dari Asam Salisilat

Menit awal

Rentang

Panjang

gelombang

Transmitan

(%)

Absorbansi Fluks Eritema T x Fe

292,5 nm 0,105 2,9915 0,1105 0,0116

297,5 nm 0,69 2,1615 0,6720 0,4636

302,5 nm 0,8928 2,728 1,0000 0,8928

307,5 nm 0,695 2,168 0,2008 0,1395

312,5 nm 0,2 2,7195 0,1364 0,0272

317,5 nm 0,525 2,3025 0,1125 0,0590

Rentang

Total

Erithema

2,2322 (76,3%) 1,5937

Rentang

panjang

gelombang

Transmitan

(%)

Absorbansi Fluks

Pigmentasi

T x Fp

322,5 nm 0,86 2,0715 0,1079 0,0927

327,5 nm 7,405 1,144 0,1020 0,7553

332,5 nm 38,1 0,4205 0,0936 3,5661

337,5 nm 63,85 1,955 0,0798 5,0952

342,5 nm 91,15 0,127 0,0669 6,0979

347,5 nm 102,25 0,0605 0,0570 5,8282

352,5 nm 79,8 0,0985 0,0488 3,8942

357,5 nm 121,45 -0,0793 0,0456 5,5381

362,5 nm 97,95 0,01 0,0356 3,4870

367,5 nm 92,7 0,037 0,0310 2,8737

372,5 nm 109,15 -0,0365 0,0260 2,8379

Rentang

Total

Pigmentasi

320-375 nm

0,6942 (23,7%) 40,0663

Fluks Total 2,9264 (100%) -

Page 19: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Pigmentasi

290-375 nm

Perhitungan:

%Te = Σ( T x Fe )

            Σ Fe

        = 1,5937

2,2322

        = 0,7139 %

% Tp = Σ (T x Fp)

            Σ Fp

         = 40,0663

            0,6942

         = 57,91 %

Menit ke-30

Rentang

Panjang

gelombang

Transmitansi Absorbansi Fluks

Eritema

T x Fe

292,5 nm 0,24 2,626 0,1105 0,0265

297,5 nm 0,365 2,4695 0,6720 0,2452

302,5 nm 0,355 2,5105 1,0000 0,355

307,5 nm 0,25 2,608 0,2008 0,0502

312,5 nm 0,645 2,1915 0,1364 0,0879

317,5 nm 0,145 2,8875 0,1125 0,0163

Rentang Total

Erithema

2,2322 (76,3%) 0,7811

Rentang

Panjang

gelombang

Transmitansi Absorbansi Fluks

Pigmentasi

T x Fp

322,5 nm 0.935 2,0295 0,1079 0,1088

327,5 nm 2,77 1,572 0,1020 0,2825

Page 20: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

332,5 nm 24,9 0,6075 0,0936 2,3306

337,5 nm 52,75 0,4255 0,0798 4,2094

342,5 nm 74,45 0,143 0,0669 4,9807

347,5 nm 98,45 0,0145 0,0570 5,6116

352,5 nm 78,1 0,1095 0,0488 3,8112

357,5 nm 104,65 -0,014 0,0456 4,7720

362,5 nm 106,15 -0,023 0,0356 3,7789

367,5 nm 100,1 0,007 0,0310 3,1031

372,5 nm 93,45 0,0315 0,0260 2,4297

Rentang Total

Pigmentasi 320-

375 nm

0,6942 (23,7%) 35,4185

Fluks Total

Pigmentasi 290-

375 nm

2,9264 (100%) -

Perhitungan:

%Te = Σ(T x Fe)

            Σ Fe

        = 0,7811

2,2322

        = 0,3499 %

% Tp = Σ (T x Fp)

            Σ Fp

         = 35,4185

            0,6942

         = 51,020 %

Menit ke-45

Rentang

Panjang

gelombang

Transmitansi Absorbansi Fluks

Eritema

T x Fe

292,5 nm 0,6 2,533 0,1105 0,0663

297,5 nm 0,195 2,4265 0,6720 0,1310

Page 21: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

302,5 nm 0,168 2,1695 1,0000 0,168

307,5 nm 0,33 2,7845 0,2008 0,0662

312,5 nm 0,82 2,087 0,1364 0,1118

317,5 nm 0,23 2,6595 0,1125 0,0258

Rentang Total

Erithema

2,2322 (76,3%) 0,5691

Rentang

Panjang

gelombang

Transmitansi Absorbansi Fluks

Pigmentasi

T x Fp

322,5 nm 1,395 1,857 0,1079 0,1505

327,5 nm 7,59 1,131 0,1020 0,7741

332,5 nm 40,4 0,396 0,0936 3,7814

337,5 nm 67,9 0,1685 0,0798 5,4184

342,5 nm 97,8 0,029 0,0669 6,5428

347,5 nm 103,35 -0.011 0,0570 5,8909

352,5 nm 88,5 0,054 0,0488 4,3188

357,5 nm 126,95 -0,0875 0,0456 5,7889

362,5 nm 108,9 -0,037 0,0356 3,8768

367,5 nm 106,8 -0,0265 0,0310 3,3108

372,5 nm 110,8 -0,0435 0,0260 2,8808

Rentang Total

Pigmentasi 320-

375 nm

0,6942 (23,7%) 42,7342

Fluks Total

Pigmentasi 290-

375 nm

2,9264 (100%) -

Perhitungan:

%Te = Σ( T x Fe )

            Σ Fe

        = 0,5691

2,2322

        = 0,2549 %

%Tp = Σ ( T x Fp )

            Σ Fp

Page 22: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

        =  42,7342

            0,6942

        = 61,5589 %

Uji Efektivitas Gel Tabir Surya dari Ekstrak Kencur 2 %

Nilai serapan pada panjang gelombang 290 – 320 nm

Panjang

gelombang

Transmitan Fluks

Eritema

(Fe)

Nilai

Fluks

Eritema

(Ee)

290 – 295

295 – 300

300 – 305

305 – 310

310 -315

315 – 320

0,01

0,22

0,015

0,225

0,095

0,26

0,1105

0,6720

1,00

0,2008

0,1364

0,1125

1,105 x 10-

3

0,14784

0,015

0,04518

0,012958

0,02925

Perhitungan:

Fe=2,2322                    Ee = 0,25133

Te  = ( ( T X Fe))  : Fe

              = 0,251333 : 2,2322 = 0,11259430 %

Nilai serapan pada panjang gelombang 320 – 375 nm

Panjang

gelombang

Transmitan Fluks

Pigmentasi 

(Fp)

Nilai Fluks

Pigmentasi

(Ep)

320 – 325

325 – 330

330 – 335

335 – 340

340 – 345

345 – 350

0,065

0,375

0,58

2,755

0,115

0,81

0,1079

0,1020

0,0936

0,0798

0,0669

0,0570

0,0070135

0,03825

0,054288

0,219849

0,0076935

0,04617

Page 23: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

350 – 355

355 – 360

360 – 365

365 – 370

370 -375

0,65

1,19

0,915

1,005

1,2

0,0488

0,0456

0,0356

0,0310

0,0260

0,03172

0,054264

0,032574

0,031155

0,0312

Perhitungan:

Fe=0,6942                    Ep= 0,554177

% Tp = ( ( T X Fp))  : Fp

                  = 0,554177 : 0,6942 = 0,7982 %

Uji Efektivitas Gel Tabir Surya dari Ekstrak Kencur 3 %

Nilai serapan pada panjang gelombang 290 – 320 nm

Panjang

gelombang

Transmitan Fluks

Eritema

(Fe)

Nilai

Fluks

Eritema

(Ee)

290 – 295

295 – 300

300 – 305

305 – 310

310 -315

315 – 320

Rentang Total

Erithema

9,13

8,55

8,385

7,96

8,45

10,6

0,1105

0,6720

1,0000

0,2008

0,1364

0,1125

2,2322

(76,3%)

1,0088

5,7456

8,38

1,5983

1,1525

1,1925

19,0779

Nilai serapan pada panjang gelombang 320 – 375 nm

Panjang

gelombang

Transmitan Fluks

Pigmentasi 

(Fp)

Nilai Fluks

Pigmentasi

(Ep)

Page 24: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

320 – 325

325 – 330

330 – 335

335 – 340

340 – 345

345 – 350

350 – 355

355 – 360

360 – 365

365 – 370

370 -375

Rentang Total

Pigmentasi

320-375 nm

15

21,9

33,4

46,7

60,5

71,45

80,25

85,7

89,1

80,7

92,3

0,1079

0,1020

0,0936

0,0798

0,0669

0,0570

0,0488

0,0456

0,0356

0,0310

0,0260

0,6942 (23,7%)

1,6185

2,3358

3,1262

3,7266

4,0474

4,2151

3,9162

3,9079

3,1719

2,8117

2,3998

35,2773

Perhitungan:

%Te = Σ( T x Fe )

            Σ Fe

        = 19,0779

2,2322

        = 8,5466 %

% Tp = Σ ( T x Fp )

            Σ Fp

         = 35,2773

            0,6942

         = 50,8173 %

Page 25: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

VIII.   PEMBAHASAN

Pada praktikum kosmetologi kali ini kami membuat sediaan tabir surya dalam bentuk

sediaan krim dan gel. Pada pembuatan krim tabir surya digunakan  dua bahan utama yaitu

ekstrak daun singkong dan asam salisilat yang kemudian akan diuji aktivitasnya sebagai tabir

surya dan gel tabir surya dengan menggunakan ekstrak kencur.

      Sediaan Krim dan Gel Tabir Surya dan Evaluasi Sediaan

Pada pembuatan tabir surya ini digunakan ekstrak daun singkong dan ekstrak kencur

karena pada kedua tanaman tersebut diduga terdapat suatu senyawa yang mengandung SPF,

yang berarti dapat menyerap secara efektif cahaya matahari, terutama daerah emisi

gelombang ultraviolet dan infra merah sehingga terjadinya gangguan kulit karena cahaya

matahari dapat dihindari.

Pada pembuatan ekstrak daun singkong ataupun kencur digunakan pelarut etanol 96%.

Ekstrak ini diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 96% selama ± 24 jam. Pemakaian

etanol bertujuan untuk melarutkan semua senyawa yang terkandung di dalam bahan tersebut,

baik polar maupun non-polar. Filtrat dari hasil maserasi tersebut kemudian dipekatkan

dengan rotavapor sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini masih dalam bentuk ekstrak

kasar bukan isolat. Dari ekstrak kental tersebut akan dibuat sediaan krim dan gel tabir surya.

Perbandingan Formula 1 dan 2 (ekstrak daun singkong)

Pada formula 1 dan 2 digunakan ekstrak daun singkong 1,5% sebagai bahan utama

yang diduga mampu memberikan perlindungan pada kulit dari sinar ultraiolet. Sedangkan

bahan tambahan lainnya yang  digunakan sebagai basis dalam fase minyak adalah asam

stearat, cera alba, vaselin album, dan adeps lanae. Bahan-bahan tersebut berfungsi sebagai

pengemulsi. Sedangkan dalam fas air, menggunakan TEA sebagai pengemulsi. Sedangkan

propilen glikol digunakan untuk menjaga kelembapan sediaan (humektan). Karena

menggunakan basis krim yang sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba karena lingkungan

yang lembab, maka perlu ditambahkan pengawet, yaitu metil paraben dan propil paraben.

Perbedaan formula 1 dan 2 terletak pada konsentrasi asam stearat yang digunakan, yaitu

12,5% pada formula 1 dan 10% pada formula 2. Perbedaan konsentrasi menyebabkan

terjadinya perbedaan nilai viskositas formula 1 dan 2. Formula 1 lebih kental daripada

Page 26: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

formula 2, hal ini disebabkan karena dengan semakin besarnya konsentrasi pengemulsi yang

dipakai, maka semakin sempit ruang antar partikel minyak yang terdispersi dalam sediaan

dan nilai viskositasnya menjadi lebih tinggi..

Evaluasi kekentalan sediaan, dilakukan dengan uji viskositas menggunakan

viskosimeter Brookfield. Pada formula 1 digunakan spindle no. 6, rpm 12, akan memberikan

nilai viskositas 24.500. Sedangkan pada formula 2 digunakan spindle no. 5, rpm yang sama

nilai viskositasnya 11.490. Semakin besar nomor spindle yang digunakan, maka semakin

besar nilai viskositas sediaan tersebut. Sebenarnya dengan alat viskosimeter ini, kita juga

dapat menentukan sifat alir sediaan semisolid dan liquid, namun tidak dilakukan karena

sediaan yang dibuat adalah dalam bentuk krim dan gel, yang penggunaannya tidak perlu

memperhatikan sifat alir sediaan. Selain dengan viskosimeter Brookfield, kita juga dapat

menentukan nilai viskositas dengan menggunakan viskosimeter Ostwald atau viskosimeter

bola jatuh.

Pada evaluasi organoleptis formula 1 dan 2, sediaan berwarna hijau muda bintik-bintik

karena warna hijau dari ekstrak daun singkong tidak dilarutkan terlebih dahulu dengan air.

Sedangkan tekstur dari kedua formula ini sama yaitu lembut dan mudah disebar serta mudah

terserap ke dalam kulit. Untuk baunya diberi parfum yaitu menggunakan oleum rosae. Pada

evaluasi pH dari formula 1 dan 2 diambil sedikit kemudian dilarutkan dengan air lalu diukur

pHnya dengan kertas pH dan diperoleh hasil bahwa pH formula 1 dan 2 adalah 7.

Untuk uji iritasi dicobakan kepada lima probandus dengan cara mengoleskan ditangan

selama kurang lebih 5 menit dan ternyata kedua formula tidak menyebabkan iritasi pada kulit.

Formula 3 (Asam Salisilat)

Pada formula 3 bahan tambahannya sama dengan formula 2 akan tetapi bahan

utamanya adalah asam salisilat. Asam salisilat sangat sukar larut dalam air, kelarutannya

yaitu 1 : 550, oleh karena itu formula ini tidak dapat membentuk sediaan krim. Selain itu,

pemakaian TEA dalam formula incompatible dengan gugus karboksilat pada asam salisilat

sehingga asam salisilat tidak terdispersi dalam sediaan krim. Fase air dan fase minyak tidak

dapat bercampur. Uji viskositas tidak dilakukan untuk mengevaluasi kekentalan sediaan,

karena sediaan tidak membentuk massa krim yang baik (tidak memiliki kekentalan). Akan

tetapi evaluasi lainnya dilakukan, seperti evaluasi pH dan uji iritasi. Formula 3 memiliki pH

8, sedangkan pada uji iritasi krim tidak menyebabkan iritasi pada kulit.

Perbandingan formula 4, 5, dan 6 ( ekstrak kencur)

Page 27: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Pada formula 4 digunakan bahan utama ekstrak kencur. Bahan tambahan Na-CMC

sebagai suspending agent. Propilenglikol dan nipagin digunakan sebagai humektan atau

pelembab. Komposisi bahan tambahan yang digunakan pada formula 4 dan 5 adalah sama.

Hanya saja untuk konsentrasi Na-CMC pada formula 4 adalah 3% dan formula 5 lebih sedikit

yaitu 2%. Hal ini tentu saja mempengaruhi nilai viskositas dari kedua sediaan tersebut.

Formula 5 yang lebih sedikit menggunakan Na CMC terbukti memiliki viskositas yang

rendah, dan ini dapat dilihat pada uji viskositas. Formula 5 menggunakan nomor spindle yang

jauh lebih kecil yaitu R3 dari pada formula 6 yaitu R5. Pada formula 6 bahan utamanya sama

dengan formula 4 dan 5 akan tetapi untuk suspending agentnya digunakan gelatin.         

Untuk evaluasi formula 4,5,6 dihasilkan warna untuk formula 4 dan 6 adalah coklat

pucat sedangkan formula 5 adalah jingga karena pada formula 5 diberi pewarna sehingga

warna gel menjadi lebih menarik. Untuk formula 4 dan 5, bau yang dihasilkan adalah oleum

rosae sedangkan formula 6 adalah bau khas aromatik. Pada formula 6, karena menggunakan

gelatin sebagai suspending agent, sediaan menjadi akan mencair pada suhu ruang (250C) dan

membeku bila dimasukkan ke dalam lemari es. Sifat gelatin yang memang dapat dengan

mudah mengalami perubahan bentuk akibat perubahan suhu, maka jarang digunakan dalam

formulasi sediaan krim atau gel untuk tabir surya. Gelatin lebih banyak digunakan pada

sediaan kapsul ataupun es krim.

      Uji Aktivitas Krim Tabir Surya dari Ekstrak Daun Singkong

Aktivitas ekstrak etanol daun singkong diuji terlebih dahulu apakah memang benar

memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Salah satu senyawa yang terkandung dalam daun

singkong adalah flavonoid rutin. Flavonoid termasuk dalam senyawa glikosida yang memiliki

ikatan rangkap terkonjugasi pada gugus aromatiknya dan juga memiliki pasangan elektron

bebas yang berasal dari gugus karbonil. Ikatan rangkap terkonjugasi dan pasangan elektron

bebas inilah yang mampu menyerap sinar ultraviolet pada panjang gelombang tertentu.

Spektroskopi serapan ultraviolet dan serapan tampak merupakan cara utama yang berguna

untuk menentukan/ menganalisis struktur flavonoid, yang dapat dilihat dari pola spektrum

flavonoid dalam metanol memberikan 2 panjang gelombang serapan maksimum yang khas

yaitu Pita I 300-550 nm dan  Pita II 240-285 nm. Pada daerah pita II menunjukkan adanya

gugus karbonil yang memiliki pasangan elektron bebas, dan daerah pita I menunjukkan

adanya senyawa aromatik yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi.

Page 28: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

          Sruktur Flavonoid

  

                                          Spektrum UV-Vis Flavonoid

Berdasarkan data hasil pengamatan, diperoleh λmaks pada 218 nm dan 268 nm.

Spektrum yang dihasilkanpun tidak memberikan serapan maksimum yang signifikan, kurva

kalibrasi cenderung datar, meskipun telah dilakukan pengeceran hingga 100 ppm. Kami juga

mengukur λmaks dengan menggunakan konsentrasi ekstrak 400 ppm, namun hasil

spektrumnya tidak jauh lebih baik, justru terlihat adanya banyak pengotor, baik dari pelarut

maupun dari ekstrak itu sendiri karena ekstrak yang digunakan merupakan ekstrak kasar, dan

bukan berupa isolat murni.

Senyawa flavonoid rutin yang bersifat polar, seharusnya setelah dimaserasi dengan

etanol, dan dipekatkan, akan diperoleh ekstrak etanol kental. Ekstrak etanol kental ini

sebaiknya dipartisi terlebih dahulu dengan pelarut nonpolar, seperti n-heksan dan diberi

penambahan aquades yang bersifat polar, agar terlihat batas yang jelas antara pelarut polar

dan nonpolar, sehingga senyawa-senyawa nonpolar yang ada dalam ekstrak daun singkong

ikut terekstraksi bersama n-heksan, fase nonpolar ini dibuang dan fase air dipartisi kembali

dengan etil asetat (pelarut semipolar), tujuannya untuk menarik senyawa-senyawa semipolar

Page 29: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

yang ada pada ekstrak. Fase semipolar dibuang, dan fase air dipartisi lagi dengan n-butanol

yang kepolarannya lebih besar dari air. Selanjutnya fase air dibuang, dan ekstrak n-butanol

dipekatkan dengan rotavapor sampai diperoleh ekstrak n-butanol kental. Kemudian baru

diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis.

Karena dalam ekstrak daun singkong kami tidak didapati adanya senyawa flavonoid,

maka kami tidak melakukan uji aktivitas sediaan krim kami yang berasal dari daun singkong.

Bila direaksikan dengan asam kuat seperti HCl, flavonoid akan mengalami hidrolisis

menjadi bentuk gula dan aglikonnya. Aglikon inilah yang mampu memberikan efek

farmakologis. Flavonoid rutin akan mengalami hidrolisis bila direfluks dengan menggunakan

HCl dan membentuk senyawa kuersetin (aglikonnya). Glikosida flavonoid bersifat polar,

sedangkan bentuk aglikon bersifat nonpolar.

Proses hidrolisis rutin menjadi kuersetin berjalan menurut reaksi berikut:

HCl

Page 30: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

      

+

Hidrolisis

                                              

  Rutin                                                                               Kuersetin                                   Glukosa        

       Uji Aktivitas Krim Tabir Surya dari Asam Salisilat

Pada uji aktivitas tabir surya dari asam salisilat, yang pertama dilakukan adalah

penentuan panjang gelombang maksimum dari larutan asam salisilat 100 ppm dalam pelarut

isopropanol. Berdasarkan data hasil pengamatan, panjang gelombang maksimum asam

salisilat yang diperleh dari hasil praktikum adalah 307 nm. Menurut referensi, panjang

gelombang maksimum dari asam salisilat berada pada daerah panjang gelombang 280 nm dan

330 nm, karena asam salisilat memiliki gugus karbonil dan gugus aromatik yang didalamnya

terdapat ikatan rangkap terkonjugasi yang dapat menyerap radiasi sinar.

                      COOH

 

                     OH

Struktur asam salisilat

Berdasarkan hasil perhitungan persen transmisi eritema dan persen transmisi

pigmentasi, maka dapat disimpulkan,  sebelum sediaan dipaparkan pada lampu UV 366 nm

sediaan memiliki potensi atau efektivitas sebagai sunblock dan proteksi ultra karena %Te

awal adalah 0,7139 % dan % Tp adalah 57,91 %. Setelah sediaan krim dipaparkan pada

Page 31: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

lampu UV selama 30 menit, %Te mengalami penurunan dua kalinya yaitu 0,3499% masuk

kategori penilaian sebagai sunblock, sedangkan persen Tp 51,020% berpotensi sebagai

proteksi ultra. Pada sediaan krim yang dipaparkan lampu UV selama 45 menit, mengalami

penurunan %Te menjadi 0,2549% masih termasuk kategori sunblock, dan %Tp meningkat

61,5589% termasuk kategori proteksi ultra.

% Te % Tp Kategori Penilaian Efektivitas

<1

1 – 6

6 – 12

10 – 18

3 – 40

42 – 86

45 – 86

45 – 86

 Sunblock

 Proteksi ultra

 Suntan

 Fast taming

Dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa asam salisilat memiliki efektivitas atau

potensi yang sangat baik untuk tabir surya jenis sunblock mapun proteksi ultra, karena asam

salisilat memiliki 2 gugus kromofor yang mampu menyerap radiasi sinar pada panjang

gelombang 280 nm (pasangan elektron bebas gugus karbonil) dan 330 nm (gugus aromatik

dengan ikatan rangkap terkonjugasi).

      Uji Efektivitas Gel Tabir Surya dari Ekstrak Kencur

Radiasi matahari yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kulit, baik

berupa eritema, pigmentasi, dan menyebabkan gangguan pada kulit. Keadaan tersebut dapat

dicegah dengan menggunakan produk tabir surya yang mengandung zat aktif protektor

tunggal maupun campuran yang dapat mencegah transmisi sinar matahari terutama terhadap

sinar ultra violet pada daerah panjang gelombang 200-400 nm.

Meskipun secara alamiah kulit manusia sudah memiliki sistem perlindungan radiasi

matahari tersebut, tetapi tidak cukup efektif bila kontak berlebihan, sehingga diperlukan

perlindungan tambahan. Dalam bidang kosmetika sebagai perlindungan tambahan digunakan

senyawa tabir surya. Namun kenyataannya senyawa tabir surya yang terbuat dari bahan

sintesis seringkali memberikan dampak negatif pada kulit, terutama iritasi yang berlanjut ke

arah infeksi.

Kencur merupakan salah satu tanaman obat tradisional Indonesia yang kaya akan

kandungan senyawa senyawa bahan alam, salah satu diantaranya adalah etil p-

metoksisinamat yang merupakan kandungan utama dalam tanaman ini. Senyawa ini

Page 32: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

menunjukkan aktivitas tabir surya tetapi tidak memenuhi persyaratan karena sebagian besar

larut dalam air dan menimbulkan iritasi.

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan senyawa etil p-metoksisinamat sebagai

bahan baku pembuatan senyawa tabir surya yang meliputi rendemen hasil percobaan, % T

eritema dan % T pigmentasi. Etil p-metoksisinamat disintesis menjadi senyawa tabir surya

(oktil p-metoksisinamat) melalui tahapan hidrolisis, pembentukan klorida asam dan

alkoholisis. Oktil p-metoksisinamat merupakan senyawa tabir surya yang paling sering

digunakan karena menimbulkan resiko alergi kecil dan dalam pemakaian menggunakan

konsentrasi yang rendah. Untuk mengetahui aktivitas senyawa tersebut sebagai senyawa tabir

surya, dilakukan uji aktivitas secara in vitro. Efektivitas senyawa tabir surya dapat dinyatakan

dalam persentase transmisi eritema dan pigmentasi secara spektrometri.

Pada uji efektivitas gel tabir surya dari ekstrak kencur 2% dan ekstrak kencur 3%.

Sediaan gel dengan konsentrasi 100 ppm, serapannya diukur dengan spektrofotometer UV-

Vis, dan dihitung persentase nilai transmisi eritema dan persentase transmisi pigmentasi,

kemudian sediaan digolongkan termasuk kategori sunblock, proteksi ultra, suntan, atau fast

taming.

Berdasarkan data hasil pengamatan, pada ekstrak kencur 2% diperoleh persentase

transmisi eritema 0,112% dan persen transmisi pigmentasi adalah 0,7982%. Pada ekstrak

kencur 3%, persentase transmisi ritema yang diperoleh adalah 8,54% dan persentase

transmisi pigmentasi adalah 50,81%. Berdasarkan data ekstrak kencur 2%, nilai %Te dan

%Tp tidak masuk ke dalam rentang kategori penilaian efektivitas, tetapi bila dilihat data dari

ekstrak kencur 3% maka dapat disimpulkan, bahwa kencur termasuk ke dalam kategori

suntan dengan %Te antara 6 – 12 % dan %Tp antara 45 – 86 %.

IX.     KESIMPULAN

1.      Pembuatan krim dan gel tabir surya dari bahan alam, yaitu ekstrak daung singkong dan

ekstrak kencur. Dan pembuatan krim tabir surya dari asam salisilat.

2.      Formula krim tabir surya dari ekstrak daun singkong dengan konsentrasi asam stearat

(emulgator) yang lebih besar memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi daripada formula

krim tabir surya yang memakai konsentrasi asam stearat lebih kecil setelh dilakukan uji

dengan viskosimeter Brookfield.

3.      Krim tabir surya dari asam salisilat tidak boleh menggunakan emulgator TEA dalam formula

karena keduanya bersifat incompatibel atau OTT satu sama lain, sehingga tidak dapat

menghasilkan sediaan krim yang baik.

Page 33: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

4.      Sediaan tabir surya dari ekstrak kencur terbukti memiliki efektifitas sebagai suntan,

sedangkan pada uji aktivitas senyawa flavonoid dalam ekstrak daun singkong tidak didapati

adanya senyawa tersebut, padahal menurut banyak sumber, daun singkong memiliki

kandungan rutin yang merupakan senyawa khas flavonoid. Hal ini disebabkan karena ekstrak

yang digunakan masih berupa ekstrak kasar dan bukan senyawa murni hasil isolat.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM press.

Anief, Muhammad. 1993. Farmaseutika Dasar. Yogyakarta : UGM press.

Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI press.

Harjasaputra, Purwanto, dkk. 2002. Data Obat di Indonesia. Jakarta : Grafidian Medipress.

Panitia Farmakope Indonesia. 1978. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depatemen Kesehatan

RI.

Page 34: Formulasi Dan Evaluasi Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Singkong

Panitia Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI.

Reynold, James E F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight edition. London :

The Pharmaseutical Press.

Waide, Ainley, and Waller, Paul J. 1994.  Handbook of Pharmaseutical Exipients. Second edition.

Washington : American Pharmaseutical Association

Depkes RI. 1993. Kodeks Komestika Indonesia Edisi 2. Jakarta