Top Banner
PENDAHULUAN Parasetamol atau acetaminophen adalah metabolit fenasetin yang bertanggung jawab atas efek analgesiknya. Obat ini adalah penghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti inflamasi yang bermakna. Parasetamol berbeda dengan obat lain. Parasetamol memiliki khasiat analgesik dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini, pada umumnya di anggap anti nyeri yang paling aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek analgetisnya diperkuat dengan kira-kira 50 % dan kodein. A. KARAKTERISTIK BAHAN OBAT Nama bahan obat : Paracetamol (FI III Hal: 37) Sinonim : N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen Struktur Kimia: C 8 H 5 NO 2 BM : 151,16 Kemurnian : Paracetamol tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101%C 8 H 9 NO 2 Efek teraupetik : Analgesik, antipiretik Pemerian : Hablur putih, tidak berbau, rasa pahit 1
48

formula sirup.docx

Oct 26, 2015

Download

Documents

Dyla Faradhyla

farmasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: formula sirup.docx

PENDAHULUAN

Parasetamol atau acetaminophen adalah metabolit fenasetin yang

bertanggung jawab atas efek analgesiknya. Obat ini adalah penghambat

prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti

inflamasi yang bermakna.

Parasetamol berbeda dengan obat lain. Parasetamol memiliki khasiat analgesik

dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini, pada umumnya di anggap anti

nyeri yang paling aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek

analgetisnya diperkuat dengan kira-kira 50 % dan kodein.

A. KARAKTERISTIK BAHAN OBAT

Nama bahan obat : Paracetamol (FI III Hal: 37)

Sinonim : N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen

Struktur Kimia : C8H5NO2

BM : 151,16

Kemurnian : Paracetamol tidak kurang dari 98% dan tidak lebih

dari 101%C8H9NO2

Efek teraupetik : Analgesik, antipiretik

Pemerian : Hablur putih, tidak berbau, rasa pahit

B. Organoleptis Bahan Obat (FI III : 37)

Warna : Putih

Bau : tidak berbau

Rasa : Pahit

C. Mikroskopis (FI III , 37)

Bentuk Kristal : hablur atau serbuk hablur.

D. Karakteristik Fisika Mekanik ( FI IV, 649 )

Titik Lebur : 163 0 c – 172 0 c

1

Page 2: formula sirup.docx

Higroskopisitas : tidak higroskopis

E. Karakteristik Fisika Kimia

Kelarutan menurut ( FI III, 37) : larutan dalam 70 bagian air, dalam 7

bagian etanol(95%)P, dalam 40 bagian Gliserol P, dan 9 bagian

propilenglikol.

Kelarutan menurut (FI IV,649) : Larut dalam air mendidih, dan dalam

NaOH 1 N, mudah larut dalam etanol.

Stabilitas

Bahan Padat :

Terhadap Suhu : stabil

Terhadap Cahaya : stabil

Terhadap kelembapan : stabil

Bahan Larutan :

Terhadap pelarut : stabil

F. Higroskopisitas

Pada kelembapan relatif sampai 90 % (Pharmaceutical Codex)

Pka : 9,5 pada suhu 25o C

Nama Kimia : N – Asetil – 4 aminofenol

G. TINJAUAN FARMAKOLOGIS

Farmakodinamik Bahan Obat

Efek analgesik parasetamol serupa dengan Asam Salisilat yaitu

menghilangkan dan mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya

menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga

berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasinya sangat

lemah. Oleh karena itu Parasetamol tidak digunakan untuk anti reumatik.

Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek

iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada obat ini.

Demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.

(Farmakologi dan terapi FKUI hal: 238).

2

Page 3: formula sirup.docx

Farmakokinetik Bahan Obat

Parasetamol diarbsorbsi cepat dalam saluran cerna dengan

sempurna.Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu

setengah jam dan masa paruh plasma 1-3 jam. Obat ini tersebar ke cairan

seluruh tubuh. Dalam plasma 25% parasetamol terikat protein plasma.

Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian

acetaminofen (80%) dikonjungasi dengan asam glukoronat dan sebagian

kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu obat ini juga dapat

mengalami hidroksilasi. Metabolit hasil hidroksilasi melalui ginjal.

Sebagian kecil sebagai paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam

bentuk terkonjungasi. (Farmakologi dan terapi FKUI hal : 238)

Indikasi

Di Indonesia penggunaan paracetamol sebagai analgesik dan

antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat sebagai analgesik

lainnya. Parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena

kemungkinan menimbulkan refroparl analgesik. Jika dosis terapi tidak

memberikan manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong, karena

hampir mengiritasi lambung paracetamol sering dikombinasi dengan

AINS untuk efek analgesik. (Farmakologi dan terapi FKUI hal : 238)

Efek Samping

Jarang sekali ; reaksi alergi pada kulit, alergi silang dengan

salisilat, leucopenia, neutropenia, panzitropenia, methemoglokinemia,

nefropati analgesic (pada penyalahgunaan kronis), tumor pada saluran

pembuangan urine.

Pada dosis tinggi (5-10 gram), kerusakan hati yang berat dan

mungkin letal, disebabkan oleh pembentukan metabolit yang reaktif dan

toksik (Farmakologi dan Tokikologi edisi 3 : 255)

3

Page 4: formula sirup.docx

Toksisitas Akut

Akibat dosis toksisk yang paling serius adalah nekrotis hati.

Nekrotis tubuli renalis serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi.

Hepatotoksitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 gram

(200-250 mg/kg BB) parasetamol. Gejala pada hari pertama keracunan

akut. Parasetamol belum mencerminkan bahaya yang mengancam.

Anureksia, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam

pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih. Gangguan

hepar dapat terjadi pada hari kedua, dengan gejala peningkatan masa

protombin. Aktivitas alkali fosfat dan kadar albumin serum tetap normal.

Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan kematian.

Kerusakan hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu sampai

beberapa bulan. Masa paruh waktu parasetamol pada hari keracunan

pertama merupakan petunjuk akan terjadinya nekrosis hati dan masa

paruh lebih dari 12 jam meramalkan akan terjadinya koma hepatik.

Penentuan kadar parasetamol sesaat kurang peka untuk meramalkan

terjadinya kerusakan hati. Kerusakan ini tidak hanya disebabkan oleh

parasetamol, tetapi juga oleh radikal bebas. Metabolit yang sangat reaktif

yang berikatan secara kovalen dengan makromolekul vital sel hati.

Karena itu hepatotoksisitas parasetamol meningkat pada pasien yang

juga mendapat barbiturat, anti konvulsi lain atau pada alkoholik yang

kronis kerusakan yang timbul berupa nekrosis sentrilobularis. Keracunan

akut ini biasanya diobati secara simtomatik dan suportif, tetapi

pemberian senyawa sulfihidril tampaknya dapat bermanfaat, yaitu

dengan memperbaiki cadangan glutation hati. N-Aseltilsis-tein cukup

efektif bila diberikan per oral 24 jam setelah minum dosis toksis

parasetamol. (Farmakologi dan terapi hal : 238-239)

4

Page 5: formula sirup.docx

RANCANGAN FORMULA

Senyawa Aktif Efek / Khasiat Efek Samping

Parasetamol

(Acetaminophen)

Analgetik &

Antipiretik

Reaksi alergi pada kulit, alergi

silang dengan salisilat,

leukopenia, neutropenia,

panzitropenia,

methemoglokinemia, nefropati

analgesic (pada penyalahgunaan

kronis), tumor pada saluran

pembuangan urine.

Pada dosis tinggi (5-10 gram),

kerusakan hati yang berat dan

mungkin letal, disebabkan oleh

pembentukan metabolit yang

reaktif dan toksik (Farmakologi

dan Tokikologi edisi 3 : 255)

Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia Keterangan Khusus

Kelaruran dalam air larut

dalam air mendidih dan

dalam NaOH 1N dan

mudah larut dalam etanol.

Dalam :

1 : 70 air

1 : 40 gliserol

1 : 9 propilenglikol

1 : 7 etanol 95%

(FI III : 37)

Tahan terhadap pemanasan

Mudah terbasahi

Stabil pada pH 3,8-

6,1

pKa 9,5

Tiadk mudah

teroksidasi

TL : 169 - 172

BJ : 1,21 - 1,23

Digunakan untuk

peroral

5

Page 6: formula sirup.docx

a. Bahan aktif terpilih

Bahan aktif : Paracetamol

Alasan : Hanya terdapat pada satu bentuk saja.

b. Bahan sediaan terpilih

Bentuk sediaan : Sirup

Alasan :

- Merupakan campuran homogeny

- Dosis dapat dirubah-rubah dalam pembuatan

- Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul

dan tablet sulit diencerkan

- Kerja awal obat lebih cepat

c. Perhitungan dosis dan jumlah perkemasan

Perhitungan dosis (BNF For Children 2009 : 4)

Dosis

- Anak 1 - 5 tahun 120 – 250 mg setiap 4 – 6 jam (maksimal 4 dosis

dalam 24 jam)

- Anak 6 - 12 tahun 250 – 500 mg setiap 4 – 6 jam (maksimal 4 dosis

dalam 24 jam)

- Anak 12 - 18 tahun 500 mg setiap 4 – 6 jam, karena parah gejala 1gr

setiap 4 – 6 jam (maksimal 4 dosis dalam pemakaian)

Dosis pemakaian

- Tujuan Konsumen : 1 - 12 tahun

Alasan : Anak-anak pada rentang 1 – 12 tahun lebih

mudah dan lebih suka untuk meminum obat dalam bentuk cairan/

larutan dari pada bentuk tablet.

- Dosis Pemakaian

Anak 1 – 6 tahun : 120 – 250 mg

Anak 6 – 12 tahun : 250 – 500 mg

- Interval perjam : per 6 jam

- Lama Pengobatan : 3 hari

- Bila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 120 mg Parasetamol,

maka dosis pemakaian :

6

Page 7: formula sirup.docx

1 – 5 tahun = 1 – 2 sendok takar

6 – 12 tahun = 2 - 4 sendok takar

Alasan : Dipilih dosis tersebut karena sendok takar

yang paling kecil tersedia 5 ml dan dosis minimum dari target

konsumen adalah 120 mg. Maka pembuatan sirup dengan 120 mg / 5

ml paling efisien dan mudah dalam pemakaian terhadap konsumen.

- Volume yang dibutuhkan (120mg/5ml)

Anak – anak 1 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar 120 mg / 5 ml)

1 hari = (5 ml – 10 ml) x 4 = 20 ml – 40 ml

3 hari = (20 ml – 40 ml) x 3 = 60 ml – 120 ml

6 – 12 tahun : 2 – 4 sendok takar (120 mg / 5 ml)

1 hari = (10 – 20 ml) x 4 = 40 ml – 80 ml

3 hari = (40 – 80 ml) x 3 = 120 ml – 240 ml

- Dipilih kemasan terkecil 120 ml

Alasan : Karena lebih efektif dan efisien untuk

semua konsumen yang dituju, karena pada volume 120 ml obat dapat

dipakai hanya 3 hari dan adanya sisa obat lebih dari pemakaian dapat

diminimalisir. Selain itu volume kecil pada kemasan dimaksudkan

agar tidak terjadi penyimpanan sisa obat karena mempengaruhi

stabilitas bahan aktif karena penyimpanan yang terlalu lama.

d. Persyaratan bentuk sediaan

- Spesifikasi sediaan

Bentuk Sediaan Sirup

Kadar bahan aktif 120mg/5ml

pH sediaan ± 6,0

Wadah penyimpanan Botol

Warna Ungu

7

Page 8: formula sirup.docx

Bau Anggur

Rasa Anggur

- Definisi Sediaan

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sukrosa

kecuali dinyatakan lain kadar sukrosa (C12H22O4) tidak kurang dari

64,0 % dan tidak lebih dari 66,0 %.

e. Skema

Rancangan Formula

Parasetamol hanya memiliki satu bentuk sehingga tidak ada pilihan lain dari

parasetamol

8

Paracetamol

Tidak Stabil bila terkena cahaya

Agak Sukar Larut

Penambahan cosolvent untuk meningkatkan kelarutan paracetamol

Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan botol gelap

Tidak Berbau

Pengaroma dan perasa

Rasa Pahit

pemanis

Media Air

Pengawet

Stabil pada pH 6

Page 9: formula sirup.docx

f. Formulasi sediaan Bahan – bahan tambahan

a. Pelarut

Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Ket. Lain

Propilenglikol

(HPE,624)

Jernih, tidak

berwarna,

kental, praktis

tidak berbau,

cair, rasa

manis, sedikit

pedas, mirip

gliserin

Larut dengan

Aseton,

Kloroform,

Etanol(95%),

gliserin,air,

larut pada 1

dalam 6

bagian eter,

tidak campur

dengan

minyak dan

mineral.

Tidak kompatibel

dengan reagen

oksidasi seperti

KmnO4

Bj 1,038

g/cm3 pada

suhu 200

C.

Kosentrasi

oral

Solution

10-25%

Gliserin

(HPE,301)

Jernih,

higroskopis,

tidak

berwarna,

tidak berbau,

kental, cair,

rasa manis

(0,6xsukrosa)

Meledak jika

dicampur dengan

zat pengoksidasi

kuat seperti

kromium

trioksida,

potasium klorat,

warna hitam

gliserin terjadi

dihadapan

cahaya.

Bj 1,2620

g/cm3 Pada

suhu 250 C

PEG 400 (FI

IV)

Cairan kental,

jernih. Tidak

berwarna atau

praktis tidak

berwarna, bau

Larut dalam

air, etanol,

aseton, glikol

lain dan

dalam

Bj 1,10-

1,140

9

Page 10: formula sirup.docx

khas lemah,

agak

higroskopis.

hidrokarbon

aromatik,

praktis tidak

larut dalam

eter dan

hidrokarbon

alifatik.

Pelarut terpilih : propilenglikol dan gliserin

Alasan : karena propilenglikol dan gliserin bersifat multifungsi sebagai pelarut,

dan pengawet. Gliserin sebagai pelarut dan pemanis dan dari kombinasi kedua

pelarut dapat membantu kelarutan dari bahan obat

b. Dapar

Bahan Pemerian Kelaruta

n

ADI Inkompacbilitas Ket. Lain

Sodium

phosphate

dibasic

Na2HPO4.2H2

0

HPE , 693

Kristal

putih dan

berbau

Samgat

larut

dalam air

praktis

tidak

larrut

dalam

etanol 95

%

Dengan alakaloid

annpyri,

kloralhydratpyrogallol

lead asetat, kalsium

galtorat, berinteraksi

diantara kalsium dan

phosphate

Sodium

phosphase

monobasic,

NaH2PO4.2H2O

HPE ,696

Tidak

berbaau

tidak

berarna atau

putih agak

kristal

deliquesuent

1:1

bagianair

larut ,pra

ktis tidak

larut

dalam

etanol

Garram asam bahana

alkali serta karbonat

alumunium, kkalsium

magnesium

PH =4,1 – 9

untuk 5% w/v

larutan aqua

( 25o C)

Bj = 156,01

10

Page 11: formula sirup.docx

96%

Asam sitrat

HPE , 185

Kristal tidak

berwarna

transparan,

Kristal

putih,

memiliki

rasa asam

kuat

Larut

1 ;15

etanol

95%

1;9 air

Larut

dalam

eter

Dengan potasiium

tartart dikali asetat

dan sulfide juga

dengan bahan

pereduksi, jika

dikombinasikan

dengan logam berat

akan menimbulkan

ledakan

Dapar terpilih : dapar fosfat dibasic dan monobasic

Alasannya : karena dapar fosfat yang plaing banyak dipakai dalam formulasi

c. Pemanis

bahan pemerian kelarutan ADI Inkompacbilitas Ket.lain

Gliserin

HPE,

6TH ,283

Jernih,

tidak

berwarna,

tidak

berbau,

kental,

manis,

kira-kira

0,6 kali

seperti

sukrosa

Sedikit

bercampur

dengan

asethon

bercampur

degan

etanol

( 95%) ,

metano,

ether 1

dalam 500

Mungkin dapat

meledak jika

dicampurkan

dengan

oksidator kuat

seperti ,

chromimum

trioxide,

potassium

chlorate, dan

potassium

permanganate.

Dapat

melunturkan

warna gliserin

jika kontk

Bj/ densitas

1,2636 g/cm3 pada

20oc

11

Page 12: formula sirup.docx

dengan zinc

oxide atau basic

bismuth nitrat

Saccharin

Na

HPE 6TH

608

Putih tidak

berbau

atau bau

lemah

serbuk

Kristal

berwarna

putih

Dalam

etanol 95%

1: 50

Propilen

glikol 1:33

Oral syrup

konsentrasi 0.04%-

0.25%

Sukrosa

HPE

6TH ,703

Serbuk

Kristal

tidak

berwarna,

Kristal

blok tidak

berbau

rasa manis

Mudah

larut dalam

air .

Etanol 95%

1 dalam

170

Serbuk sukrosa

mungkin dapat

terkontaminasi

dengan logam

berat.

Inkompakbilita

s dengan

komposisi aktif

seperti asam

askorbat

Bj 1,6 g/ cm3

Asphartam

HPE 6th 48

Larut

dalam

etanol 95%

dan air

Inkompacbilitas

dengan dibasic

calcium

phosphate ddan

dengan

lubricant

magnesium

stearat

Dextrose

HPE 6th

222

Putih

kunig

pucat atau

Tidak larut

dalam

kloroform

Dengan

oksidator kuat

12

Page 13: formula sirup.docx

warna

coklat

serbuk

dengan

aroma

khas

etanol 95%

dan eter ,

aagak

sukar larut

dalam air

dingin

mudah

larut dalam

air

mendidih

Pemanis terpilih : sachharin Na

Alasan : karena saccharin Na 300 kali lebih manis disbanding sukrosa dan

harganya murah

d. Pengawet

Bahan Pemerian kelarutan ADI inkompacbilitas Ket. lain

Metal

paraben

HPE 6TH

441

Kristal

tidak

berwarna,

serbuk

kristalin,

berwarna

putih tidak

berbau

lemah rasa

sedikit

terbakar

Pada suhu

20oc larut

dalam ;

Gliserin 1;60

Air 1;400

Propilenglikol

1;5

Tidak larut

dalam minyak

mineral

Aktivitas

mikroba turun

dengan adanya

non ionic

surfaktan.

Contoh

polyphosphate

80. Dengan

substansi lain

bentonit,

magnesium

trisilat, talc,

tragacanth

Konsentrasi 0,015%-

0,2%

Propel

paraben

HPE 6TH

Kristal

putih tidak

berbau

Pada suhu

20oC larut

dalam :

Dengan

magnesium

alumunium

Sediaan oral

konsentrasi 0,01% -

0,02%

13

Page 14: formula sirup.docx

596 tidak berasa Gliserin

1;250

Air 1; 2500

Prpopilen

glikol 1; 3,9

Etanol 1;1,1

Sangat larut

dalam aseton

dan eter

silikat dan besi

oksida

Na

benzoate

HPE 6th

627

Kristal

granul,

putih sangat

higroskopik

amorf

Pada suhu

20oC larut

dalam

Air 1;1, 8

Etanol 95%

1;75

Etanol 90%

1;50

Dengan

kuartener

komponen

garam dan

logam berat

perak daan

mercury,

gelatin, garam

ferry garam Ca

Na

Acetat

HPE 6th

620

Tidak

berwarna

Kristal

transparan

bubuk

granul

Kristal bau

asam asetat

Larut dalam

air 1: 0,8

Larut dalam

etanol 95%

1;20

Bereksi dengan

asam dan

komponen

dasar, bereaksi

keras dengan

floride dan

potassium

nitrat

Ph 7,5 -9,0

Gliserin

HPE 6TH

283

Jernih, tidak

berwarna,

tidak

berbau,

kental,

manis, kira-

Sedikit

bercampur

dengan

asethon

bercampur

degan etanol (

Mungkin dapat

meledak jika

dicampurkan

dengan

oksidator kuat

seperti ,

Bj/ densitas

1,2636 g/cm3 pada

20oc

Sebagai antimikroba

pada konsentrasi ,

20%

14

Page 15: formula sirup.docx

kira 0,6 kali

seperti

sukrosa

95%) ,

metano, ether

1 dalam 500

chromimum

trioxide,

potassium

chlorate, dan

potassium

permanganate.

Dapat

melunturkan

warna gliserin

jika kontk

dengan zinc

oxide atau

basic bismuth

nitrat

Pengawet terpilih : gliserin

Alasan : karena padfa konsentrasi kurang dari 20% sudah bersifat pengawet.

e. Pewarna

Bahan Pemerian Kelarutan Adi Incompacbilitas Ket.lain

Amaranth Serbuk

coklat

kemerahan,

hampir tidak

berbau

dengan rasa

saline

Dengan

centrimide

Tetrazine Serbuk

kuning atau

orange

kekuningan

Larut baik

dalam air.

Praktis

tidak larut

dalam

aseton.

Gliserin

Dengan asam

askorbat,

larutan lactose

10%. Larutan

glukosa .

15

Page 16: formula sirup.docx

1;5,6

Beta-

carothen

Terjadi

dalam

keadaan

murni

sebagai

kristal merah

ketika

rekristalisasi

dari cahaya

petroleum

Larut

dalam 1;30

klorofrm

Tidak larut

dalam

etanol,

glycerin,

air

Oksidator kuat

Penggunaan pewarna : frence grape

16

Page 17: formula sirup.docx

g. Larutan dapar ( FI III HAL 14 -15 )

Larutan dapar fosfat umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan

dapar berat dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah.

Jika disebutkan pH dalam paparan obat jadi pengaturan pH dilakukan dengan

penambahan asam, basa atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini

hingga pH dikehendaki :

1. Larutan Dapar Fosfat

Larutan NaH2PO4. 2H2O 2,55% (ml) Larutan Na2HPO4. 12H2O 0,97% (ml) pH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

9,5

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0,5

7,6

7,3

7,05

6,85

6,65

6,45

6,25

6,05

5,7

5,3

2. Larutan Dapar Isotonis

Larutan Na2HPO4

80 % ( ml )

Larutan Na2HPO4

0,97 % ( ml )

pH NaCl yang diperlukan untuk

isotonis (g/100 m)

90

80

70

60

50

40

30

20

10

20

30

40

50

60

70

80

5,9

6,2

6,5

6,6

6,8

7,0

7,2

7,4

0,52

0,51

0,50

0,40

0,48

0,46

0,45

0,44

17

Page 18: formula sirup.docx

10

5

90

95

7,7

8,0

0,43

0,42

3. Larutan Dapar Borat

Larutan NaH2PO4. 2H2O 2,55% (ml) Larutan Na2HPO4. 12H2O 0,97% (ml) pH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

9,5

9,85

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0,5

0,15

9,05

8,95

8,80

8,65

8,50

8,30

8,05

7,65

7,00

6,80

6,30

Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV halaman 1144 yang

mencantumkan rentang dapar fosfat sitrat :

- Dapar fosfat sitrat pH 7,2 campur 87,0 ml larutan natrium fosfat dibasa

dodekahidrat p 7,15 % dengan 13,0 ml larutan asam sitrat p 2,1 %

- Dapar fosfat sitrat ph 7,6 campur 6,35 ml asam sitart 0,1 M dengan

natrium fosfat dibasa dodekahidrat 0,2 M secukupnya hingga 100 ml

Dapar Fosfat

1. Na2HPO4 (HPE edisi 6 hal.656)

Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin dalam

udara kering rapuh.

Kelarutan : sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol

(95%). Bahan anhidrat dapat larut 1 dalam 8 bagian air.

18

Page 19: formula sirup.docx

Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan alkaloid, antipyrine, kloral

hidrat, timbal asetat, pirogalol, resorsinol dan kalsium

glukonat, dan ciprofloxacin.

ADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100

mmol fosfat perhari.

2. NaH2PO4 (HPE edisi 6 hal. 659)

Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna atau putih, sedikit

deliquescent kristal. Bentuk anhidrat terjadi sebagai bubuk

kristal putih atau butiran

Kelarutan : larut 1 dalam 1 bagian air, sedikit larut dalam etanol

(95%)

Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan bahan alkalin dan karbonat;

larutan berair natrium fosfat monobasa bersifat asam dan

akan menyebabkan buih karbonat. Tidak boleh diberikan

bersamaan dengan garam alumunium, kalsium, atau

magnesium.

ADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100

mmol fosfat perhari.

h. Perhitungan dapar

Sediaan yang diinginkan memiliki pH 6.0

Menggunakan dapar phosphate. Phosphate memiliki pKa dalam suhu 25oC

pKa1 : 2,15 (H2PO4) Na3HPO4

pKa2 : 7,21 (H2PO4) Na2HPO4

pKa3 : 12,38 (H2PO42-) NaH2PO4

pKa yang digunakan adalah pKa2, karena paling dekat dengan pH sediaan

(pH : 6,0) dengan H2PO4-sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam.

pH = pKa + log (garam)

(asam)

6.0 = 7,20 + log (Na2HPO4)

(H2PO4)

19

Page 20: formula sirup.docx

-1.2 = log (Na2HPO4)

(H2PO4)

0,0631 = (Na2HPO4)

(H2PO4)

0.0631 (H2PO4) = (Na2HPO4)

Kapasitas dapar yang diinginkan adalah 0,02

pKa = 7,21 => Ka = 6,17 x 10 -8

pH = 6.0 => [H3O] = 1 X 10 -6

Pers. Van Slyke

β = 2,3 C [Ka (H3O+)]

[ Ka + (H3O+)]2

0,02 = 2,3 C [(10-7,2) . (10-6)]

[(10-7,2) . (10-6)]2

0,02 = 0,1284 C

C = 0,1558 M

C = (garam) + (asam)

0,1558 = (Na2HPO4) + (H2PO4)

0,1558 = 0,0631 (H2PO4-) + (H2PO4)

0.1558 = 1.0631 (H2PO4) + (H2PO4)

(H2PO4) = 0,1558

1,0631

(H2PO4) = 0,1466 M

(Na2HPO4)= 0,0631 x (H2PO4)

= 0,0631 x 0,1466 = 9,2505 x 10-3M

Untuk NaH2PO4 dalam 120 ml

NaH2PO4 = massa x 1000

Mr vol

20

Page 21: formula sirup.docx

0,1466 M = gram x 1000

156,98 120

gram = 0,1466 x 156,98

(1000 / 120)

= 2,7616 gram = 2761,6 mg

Untuk Na2HPO4 dalam 120 ml

Na2HPO4 = massa x 1000

Mr vol

9,2505 x 10-3 M = gram x 1000

177,98 120

gram = 9,2505 x 10-3 x 177,98

(1000 / 120)

= 0,1976 gram = 197,6 mg

i. Perhitungan Exp. Date

Paracetamol pH 6,0 ; t ½ = 21,8 tahun

K = 2,303 - log Co

t ½ C

K = 2,303 - log Co

t ½ ½ C

K = 2,303 - log 2

21,8

= 0,0318

K = 2,303 - log Co

t 90 0,9 C

0,0318 = 0,1054 - log 2

t 90

t 90 = 3,31 tahun = 3 Tahun 1 bulan

masa kadaluarsa parasetamol +/- 3,31 tahun dari tanggal pembuatan.

21

Page 22: formula sirup.docx

FORMULA

1. Formula I

No

.

Nama Bahan Fungsi Rentang % yang

dipakai

Jumlah

1 Paracetamol Bahan aktif 2880 mg

2 Propilen glikol Pengawet 15 – 30% 18% 21,6 ml

3 Gliserin Pelarut < 50% 30% 36 ml

4 NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 gram

5 Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 gram

6 Sukrosa Pemanis 10 gram

7. Essense Cherry perasa qs 0,05 gram

8. Allura Pewarna qs 0,05 gram

9. Aquadest Pembawa Ad 120

Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula

Propilenglikol : 18% = 18 x 120 ml = 21,6 ml

100

Paracetamol yang bisa larut : 21,6 ml x 1 g = 2,4 gram

9 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 2,88 – 2,4 = 0,48

Gliserin 30% : 30 x 120 = 36 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 36 ml x 1 g = 0,909 gram

40 ml

Jadi sisa paracetamol 0,48 dapat dilarutan oleh gliserin

Perhitungan ADI:

Propilen Glikol Formula 1 (25mg/kg BB (HPE hal 625))

22

Page 23: formula sirup.docx

Umur BB (kg) 25mg / kg BB

1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg

6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg

Umur 1 – 5 tahun

ADI = 250 – 375 mg

Propilenglikol = 18% x 120 ml = 21,6 ml

= 21,6 ml x 1,036 g/ml = 22,37 g

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 18 x 20ml = 3,6ml (3,74 mg)

100

Dalam 40ml = 18 x 40ml = 7,2ml (7,47 mg)

100

Batas ADI : 250mg – 375mg

Pemakaian setiap hari : 3740mg – 7470mg

Umur 6 – 12 tahun

ADI = 400 mg – 575 mg

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40ml – 80ml

= 7,47 g – 14,94 g

= 7470 mg – 14940 mg

Gliserin Formula 1 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))

Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )

Pemakaian paracetamol dalam sehari (1-5 tahun)

= 4 x (5 ml – 10 ml)

= 20 ml – 40 ml

23

Page 24: formula sirup.docx

Kandungan gliserin

20 ml = 30 x 20 ml = 6 ml (7,545 g)

100

40 ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,09 g)

100

Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)

Umur 1 – 5 tahun = 7,545 g – 15,09 g

Kesimpulan :

Batas ADI perhari umur 6 – 12 tahun : 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g

= 4 x (10 ml – 20 ml)

= 40 ml – 80 ml

= 15,09 g – 30,18 g

= 15090 mg – 30180 mg

Koefisien Dielektrik

Aquadest = 78,5

Etanol = 24

PEG = 12,5

Gliserin = 43

Propilenglikol = 32

Paracetamol = (18% x 32) + (30% x 43) + (40% x 78,5)

= 576 + 1290 + 3124 = 49,96

100

24

Page 25: formula sirup.docx

Formula 2

No. Nama Barang Fungsi Rentang % yang dipakai Jumlah

1 Paracetamol Bahan aktif 2880 mg

2 Propilenglikol Pelarut 15 – 25 % 15 % 18 ml

3 Gliserin Pelarut < 50 % 15 % 18 ml

4 PEG pelarut 15 – 25 % 20 % 24 ml

5 NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 g

6 Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 g

7 Sukrosa Pemanis 10 g

8. Essense Cherry perasa 0,05 g

9. Allura Pewarna 0,05 g

10. Aquadest Pembawa Ad 120 ml

Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula

Propilenglikol : 15% = 15 x 120 ml = 18 ml

100

Paracetamol yang bisa larut : 18 ml x 1 g = 2 gram

9 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 2,88 – 2 = 0,88

Gliserin : 15% = 15 x 120 = 18 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 18 ml x 1 g = 0,45 gram

40 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 0,88 – 0,45 = 0,43

PEG 400 : 20% = 20 x 120 = 24 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 24 ml x 1 g = 4,8 ml

5 ml

25

Page 26: formula sirup.docx

Jadi sisa paracetamol dapat dilarutkan dengan PEG 400

Perhitungan ADI:

Propilen Glikol Formula 2 (25mg/kg BB (HPE hal 625))

Umur BB (kg) 25mg / kg BB

1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg

6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg

Umur 1 – 5 tahun

ADI = 250 – 375 mg

Propilenglikol = 15% x 120 ml = 18 ml

= 18 ml x 1,036 g/ml = 18,648 g

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,11 mg)

100

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,23 mg)

100

Batas ADI : 250 mg – 375 mg

Pemakaian setiap hari : 3110 mg – 6230 mg

Umur 6 – 12 tahun

ADI = 400 mg – 575 mg

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

= 6,23 g – 12,46 g

= 6230 mg – 12460 mg

Gliserin Formula 2 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))

Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )

26

Page 27: formula sirup.docx

Pemakaian paracetamol dalam sehari (1-5 tahun)

= 4 x (5 ml – 10 ml)

= 20 ml – 40 ml

Kandungan gliserin

20 ml = 15 x 20 ml = 3 ml (3,11 g)

100

40 ml = 15 x 40 ml = 6 ml (6,23 g)

100

Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)

Umur 1 – 5 tahun = 3,11 g – 6,23 g

Kesimpulan :

Batas ADI perhari umur 6 – 12 tahun : 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g

= 4 x (10 ml – 20 ml)

= 40 ml – 80 ml

= 6,23 g – 12,46 g

= 6230 mg – 12460 mg

PEG 400 formula 2 (10mg/kg BB)

Umur BB ( kg ) 10 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

100 mg – 150 mg

160 mg – 230 mg

Umur 1 – 5 tahun

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 20 x 20ml = 4 ml ( 4,5 g)

100

Dalam 40ml = 20 x 40ml = 8 ml ( 9,0 g)

100

Batas ADI : 100 mg – 150 mg

27

Page 28: formula sirup.docx

Pemakaian setiap hari : 4000 mg – 9000 mg

Umur 6 – 12 tahun

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

= 8 g – 18 g

= 8000 mg – 18000 mg

Batas ADI = 160 mg – 230 mg

Koefisien Dielektrik

Aquadest = 78,5

Etanol = 24

PEG = 12,5

Gliserin = 43

Propilenglikol = 32

Paracetamol = (15% x 32) + (15% x 43) + (50% x 78,5) + (20% x 12,5)

= 480 + 645 + 3925 + 250 = 53

100

28

Page 29: formula sirup.docx

Formula 3

No Nama Bahan Fungsi Rentang % yang

dipakai

Jumlah

1. Paracetamol Bahan aktif 2880 mg

2. Propilen glikol Pelarut 10 – 25% 15% 18 ml

3. Gliserin Pelarut <50% 30% 36 ml

4. PEG 400 Pelarut 15% - 25% 15% 18 ml

5. NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 gram

6. Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 gram

7. Sukrosa Pemanis 10 gram

8. Essense Cherry perasa 0,05 gram

9. Allura Pewarna 0,05 gram

10. Aquadest Pembawa Ad 120

Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula

Propilenglikol : 15% = 15 x 120 ml = 18 ml

100

Paracetamol yang bisa larut : 18 ml x 1 g = 2 gram

9 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 2,88 – 2 = 0,88

Gliserin : 30% = 30 x 120 = 36 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 36 ml x 1 g = 0,9 gram

40 ml

Jadi sisa paracetamol dapat dilarutkan dengan gliserin

PEG 400 : 15% = 15 x 120 = 18 ml

100

29

Page 30: formula sirup.docx

Paracetamol yang terlarut : 18 ml x 1 g = 3,6 ml

5 ml

Perhitungan ADI:

Propilen Glikol Formula 2 (25mg/kg BB (HPE hal 625))

Umur BB (kg) 25mg / kg BB

1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg

6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg

Umur 1 – 5 tahun

ADI = 250 – 375 mg

Propilenglikol = 15% x 120 ml = 18 ml

= 18 ml x 1,036 g/ml = 18,648 g

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,11 mg)

100

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,23 mg)

100

Batas ADI : 250 mg – 375 mg

Pemakaian setiap hari : 3110 mg – 6230 mg

Umur 6 – 12 tahun

ADI = 400 mg – 575 mg

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

= 6,23 g – 12,46 g

= 6230 mg – 12460 mg

30

Page 31: formula sirup.docx

Gliserin Formula 2 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))

Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )

Pemakaian paracetamol dalam sehari (1-5 tahun)

= 4 x (5 ml – 10 ml)

= 20 ml – 40 ml

Kandungan gliserin

20 ml = 30 x 20 ml = 6 ml (7,545 g) 100

40 ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,09 g)100

Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)

Umur 1 – 5 tahun = 7,545 g – 15,09 g

Kesimpulan :

Batas ADI perhari umur 6 – 12 tahun : 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g

= 4 x (10 ml – 20 ml)

= 40 ml – 80 ml

= 15,09 g – 30,18 g

= 6230 mg – 30180 mg

PEG 400 formula 2 (10mg/kg BB)

Umur BB ( kg ) 10 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

100 mg – 150 mg

160 mg – 230 mg

Umur 1 – 5 tahun

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,375 mg)

100

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,750 mg)

100

31

Page 32: formula sirup.docx

Batas ADI : 100 mg – 150 mg

Pemakaian setiap hari : 3375 mg – 6750 mg

Umur 6 – 12 tahun

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

= 6,75 g – 13,5 g

= 6750 mg – 13500 mg

Batas ADI = 160 mg – 230 mg

Koefisien Dielektrik

Aquadest = 78,5

Etanol = 24

PEG = 12,5

Gliserin = 43

Propilenglikol = 32

Paracetamol = (15% x 32) + (30% x 43) + (40% x 78,5) + (15% x 12,5)

= 480 + 1290 + 3140 + 187,5 = 50,97

100

32