Artikel Flu Burung yang sudah di Presentasikan: 1.1 Paper di presentasikan pada instansi terkait flu Burung di BAPPEDA Sumbar pada tanggal 25 Maret 2009 Kajian Bioteknologi Untuk Peningkatan Kekebalan Pada Ternak dan Manusia terhadap Flu Burung Endang Purwati Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang Latar Belakang Ada tiga tipe virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A highly pathogenic avian influenza (HPAI) sub tipe menyerang pada manusia dan unggas, babi, kucing dan harimau Penanganan yang serius harus segra diambil dan di kerjakan agar wabah flu burung tidak bermutasi menjadi flu burung yang menular dari manusia ke manusia dan menjadi wabah pandemi influenza (Pandemic Influenza : PI). 1
58
Embed
Flu Burung (Avian Influensa): Bagaimana Penyebarannya Virusnya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Artikel Flu Burung yang sudah di Presentasikan:
1.1 Paper di presentasikan pada instansi terkait flu Burung di BAPPEDA Sumbar pada
tanggal 25 Maret 2009
Kajian Bioteknologi Untuk Peningkatan Kekebalan Pada Ternak dan Manusia terhadap Flu Burung
Endang PurwatiFakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang
Latar Belakang
Ada tiga tipe virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A highly pathogenic avian
influenza (HPAI) sub tipe menyerang pada manusia dan unggas, babi, kucing dan
harimau
Penanganan yang serius harus segra diambil dan di kerjakan agar wabah flu burung tidak
bermutasi menjadi flu burung yang menular dari manusia ke manusia dan menjadi
Adalah makanan / pakan yang mengandung probiotik/mikroba hidup yang bila
dikonsumsi akan menimbulkan efek terapeutik pada tubuh dengan cara memperbaiki
keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga meningkatkan
kekebalan/immunitas tubuh
2
PANGAN / PAKANPROBIOTIK FUNGSIONAL
Dadiah Blondo
(a) (b) (c)(a) Bakteri E. coli sebelum perlakuan (Kontrol)
(Perbesaran 4000x(b) Bakteri E. coli setelah perlakuan dengan Lactobacillus sp.
(Perbesaran 4000 x)(c) Bakteri E.coli setelah perlakuan dengan Lactobacillus sp.
(Perbesaran 6300 x)
Pengamatan secara In Vitro Penghancuran Dinding Sel Escherichia coli oleh Lactobacillus sp. dengan menggunakan Transmission Electron Microccopy ( TEM ) (Purwati dkk., 2006)
3
1.2. Paper di presentasikan kepada para peternak unggas untuk melakukan biosekuriti flu
burung di Kota Solok pada tanggal 16 Mei 2009.
Flu Burung (Avian Influensa): Bagaimana Penyebarannya Virusnya
Kepada Ternak
Endang Purwati
Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang
Flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) telah menjadi pandemi didunia dan
merupakan penyakit zoonosis.
Penyebab Flu Burung
Penyakit flu burung ini adalah penyakit hewan yang menyerang bangsa unggas. Menurut
Departemen Kesehatan (2004) bahwa flu burung atau sampar unggas (fowl plaque) adalah
penyakit virus yang menyerang berbagai jenis unggas, meliputi ayam, kalkun, merpati, unggas
air, burung-burung piaraan, hingga ke burung-burungliar. Babi juga dapat tertular flu burung.
WHO menyatakan flu burung pada bangsa unggas itu adalah virus influenza tipe A. Penyakit ini
tercatat pertama kali diidentifikasi di Italia lebih dari 100 tahun lalu.
Belakangan diketahui, yang menyebabkan tingkat kematian tinggi itu adalah galur HPAI.
WHO mencatat ada 15 subtipe dari virus flu burung yang menginfeksi bangsa unggas dan
menjadi tempat penyimpanan (reservoir) virus yang berpotensi menyebarkan virus tersebut ke
mana-mana. Diketahui pula bahwa subtipe H5 dan H7 virus flu burung adalah yang
menyebabkan wabah dengan tingkat kematian tinggi (patogenik).
High-pathogenic avian influenza (HPAI) H5N1 yang dapat menginfeksi manusia
(zoonosis). Galur virus influenza H5N1 hanya ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 dan
tidak ditemukan di negara-negara di luar Hongkong, tapi ternyata galur H5N1 itu juga yang
menyebabkan kematian manusia di Vietnam bulan Januari 2004.
4
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties/OIE), HPAI ini
dimasukkkan dalam daftar A. Daftar A berisi penyakit-penyakit menular hewan yang berpotensi
menyebar secara cepat
Penularan Flu Burung Pada Ternak
1. Melalui air liur , kotoran dari Unggas dan udara yang tercemar dari kotoran unggas yang
menderita flu burung
2. Unggas air (itik dan angsa) sebagai vektor flu burung karena dapat terserang flu burung
tetapi tidak mematikan (Tamkani, 2005)
Gejala Flu Burung Pada Unggas
◊ Biasanya adalah bervariasi, bahkan kadang tanpa gejala.
◊ Gejala yang umum adalah tanda-tanda pada pernapasannya, seperti bersin,
◊ Pembengkakan kepala, jengger berwarna biru, bercak merah pada bagian tulang sayap.
◊ Juga muncul tanda-tanda saraf seperti tidak dapat berjalan, kepala dan leher berputar-putar.
◊ Gejala umum lainnya adalah mencret, penurunan produksi dan makan, serta kematian yang
rendah serta tinggi tergantung galur virusnya.
Pencegahan Flu Burung Pada Ternak
1. Program biosekuriti meliputi program sanitasi atau kebersihan dalam kandang,
pemeliharaan, dan program pencegahan penyakit (On Farm Biosecurity).
Program Sanitasi. Pada hakikatnya kandang ayam adalah rumah tempat tinggal ayam,
maka kandang ayam pun harus memiliki fungsi seperti rumah yang memberikan kenyamanan
dan kebersihan bagi ternak. Apabila kandang ayam ini dalam keadaan kotor maka hal tersebut
akan mengganggu kesehatan ayam dan dengan sendirinya ayam tersebut akan mudah terserang
penyakit.
Program kebersihan kandang dapat dimulai dengan memperhatikan daerah eksternal dari
kandang. Jarak antara peternakan (farm) satu dengan yang lainnya harus dijaga, karena apabila
dengan jarak yang terlalu dekat maka suatu farm yang sudah terkena penyakit dapat
mengkontaminasi farm yang ada di sekitarnya.
5
Jarak dengan sumber transportasi (jalan) harus diperhatikan, hal ini untuk menjaga agar
masyarakat sekitar tidak tertular penyakit dari farm yang sudah terkontaminasi.
Dalam radius tertentu dari lokasi peternakan harus diberikan pembatas atau pagar. Hal tersebut,
sangat penting karena penularan virus avian influenza dapat dibawa oleh manusia, binatang,
dan barang dari luar areal peternakan. Pagar ini penting bukan hanya dalam pencegahan
penyakit, tetapi penting untuk keamanan kandang itu sendiri.
Pembersihan kandang secara internal dapat berupa pembersihan terhadap fasilitas-
fasilitas dan peralatan dalam kandang, contohnya adalah tempat pakan, tempat minum,
dinding, langit-langit, dan kandang/kurungan (cage) pada ayam petelur. Pembersihan tersebut
dapat dilakukan dengan air panas atau disinfektan lainnya. Fasilitas dan peralatan kandang
yang tidak berfungsi dengan baik harus segera diperbaiki atau bila memungkinkan harus segera
diganti. Virus avian influenza dapat dengan mudah menyebar ke seluruh kandang melalui
peralatan yang ada dalam kandang tersebut.
Virus avian influenza dapat menular melalui kotoran (feces) ayam, sehingga kebersihan
alas yang digunakan dalam kandang harus diperhatikan. Apabila suatu peternakan ayam
pedaging menggunakan alas dengan litter, maka harus dilakukan perlakuan khusus terhadap
litter tersebut. Pemindahan dan pembuangan litter harus diperhatikan karena litter sangat
rentan dengan kontaminasi kotoran ayam yang telah terinfeksi.
Sanitasi dan kebersihan udara harus diperhatikan dalam program biosekuriti karena udara
merupakan media yang sangat baik bagi penyebaran virus avian influenza. Udara tidak dapat
dilihat dengan mata, oleh karena itu harus dipahami bagaimana pergerakan udara dalam
kandang.
Ventilasi udara dalam kandang dapat mendukung sanitasi dan kebersihan udara serta
dapat menurunkan panas di dalam kandang dan mencegah menyebarnya penyakit. Ventilasi
udara ini berperan dalam pergantian udara di dalam kandang (air exchange) sehingga oksigen
dapat mudah memasuki kandang. Ventilasi udara dapat dibuat dengan pembenahan kandang
(atap, dinding) dan pemasangan kipas angin (fan).
Kipas angin bekerja dengan dua metode, yaitu memasukan udara ke dalam kandang
(push air in) dan mengeluarkan udara ke luar kandang (pull air out). Metode yang populer
adalah mengeluarkan udara ke luar. Metode ini bekerja dengan mengeluarkan udara yang ada
di dalam kandang sehingga dapat menciptakan kondisi hampa (vacuum) secara parsial dalam
6
kandang. Kondisi hampa ini secara otomatis dapat menarik udara segar (O2) yang ada di
sekitar kandang, sehingga kebersihan atau sanitasi udara dalam kandang dapat terjaga.
Penggunaan kipas angin ini sangat efektif dalam mencegah penyebaran virus avian
influenza yang dapat menyebar melalui udara, namun pemasangan kipas angin ini
membutuhkan investasi dan tambahan modal yang besar bagi peternak.
Kebersihan dan sanitasi pun harus diterapkan dalam pemeliharaan dan pemberian pakan.
Kebersihan dalam pemeliharaan ternak dapat mencegah penularan penyakit. Kebersihan dalam
pemeliharaan ayam pada usia muda (0-18 hari) khususnya pada ayam pedaging perlu
penanganan yang intensif. Pada usia tersebut sangat rentan dalam penularan penyakit. Ayam-
ayam yang terlihat tidak normal atau menunjukan gejala sakit harus segera dipisahkan dari
ayam lainnya untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas. Penyakit-penyakit tertentu
pada unggas dapat disebabkan oleh kesalahan manajemen pemeliharaan.
Pakan yang akan diberikan pada ternak harus memiliki persyaratan higienis dan
pemberian pakan harus diberikan secara teratur untuk menjaga kondisi tubuh ternak. Pakan
yang diberikan harus memiliki nilai nutrisi dan zat-zat makanan yang esensial bagi ternak
tersebut, contohnya adalah vitamin dan mineral. Defisiensi dari vitamin dan mineral tertentu
dapat mengganggu kesehatan ternak
Program pencegahan penyakit ini dapat meliputi pencegahan penularan virus avian
influenza melalui perpindahan manusia maupun barang.
Manusia dapat menjadi penyebab penyebaran virus avian influenza dari peternakan satu
ke peternakan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu peraturan yang dapat mengatur
lalu lintas manusia di suatu areal peternakan unggas dan peraturan tersebut harus ditaati oleh
semua personil atau orang-orang yang berkepentingan dalam areal peternakan unggas tersebut.
Peraturan ini pun berlaku bagi tamu yang hendak mengunjungi suatu areal peternakan unggas.
Peraturan pertama adalah membatasi, meminimalkan, atau bahkan melarang kunjungan
manusia atau lalu lintas manusia dari dan ke suatu kawasan atau areal peternakan unggas.
Kalau memang lalu lintas manusia ini harus dilakukan, maka perlu diberlakukan perizinan dan
pendataan yang ketat.
Pendataan ini meliputi pencatatan terhadap identitas dari orang yang akan mengunjungi
peternakan tersebut, apabila orang tersebut datang atas nama perusahaan atau instansi, maka
7
perlu dicatat nama perusahaan atau instansinya disertai dengan alasan dan tujuan kedatangan
mereka.
Petugas lapangan dari instansi pemerintah biasanya melakukan kunjungan atau inspeksi
ke banyak peternakan unggas dengan berbagai tujuan, hal ini sangat rentan dalam penyebaran
virus avian influenza. Oleh karena itu, selain mencatat identitas dan tujuan kunjungan, juga
perlu dicatat mengenai tempat peternakan yang sebelum dan selanjutnya dikunjungi oleh orang
tersebut.
Personil yang ada di dalam kandang diusahakan hanya diisi oleh pegawai kandang.
Pegawai kandang harus diperhatikan keberadaannya agar selalu tunduk kepada tata cara
biosekuriti.
Perpindahan peralatan atau fasilitas-fasilitas kandang pun harus dibatasi karena virus
avian influenza dapat dibawa oleh peralatan kandang. Apabila peralatan kandang ini terpaksa
harus dipindahkan, maka harus mendapat perlakuan khusus seperti penyemprotan disinfektan.
Semua kendaraan yang akan memasuki areal peternakan seperti mobil dan motor harus
mendapat perlakuan serupa.
Pegawai kandang dan orang-orang yang telah berada dalam kandang harus mengenakan
baju farm yang khusus dan steril dari kontaminasi penyakit. Sepatu boot dan sarung tangan
yang higienis pun harus dikenakan. Untuk menjaga agar baju farm, sepatu boot, dan sarung
tangan tetap dalam keadaan bersih dan higienis, maka perlu dilakukan pembersihan terhadap
fasilitas tersebut pada saat memasuki dan meninggalkan kandang.
Fasilitas tersebut harus dikenakan untuk mencegah dan menghindari kontak langsung
antara tubuh manusia dengan semua peralatan kandang. Peraturan ini melindungi ayam yang
masih sehat, namun dapat pula melindungi manusia terhadap kontaminasi virus avian influenza
apabila memasuki suatu areal yang sudah terinfeksi.
2. Dinas Peternakan dengan balai karantina hewan memperketat pengawasan lalu lintas
ternak (masuknya hewan ternak unggas dari luar Sumatera Barat ke daerah Sumatera
Barat) (Dinas Peternakan, 2005).
3. Melakukan penelusuran penyakit ternak unggas terutama flu burung yang dapat
dilakukan bekerjasama dengan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional IV
Bukittinggi dan Fakultas Peternakan Universitas Andalas
8
4. Pelaporan dini (Early Warning System) setiap kejadian penyakit dalam kesempatan
pertama atau selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam dari peternak, pemerhati dan
masyarakat (Sinar Harapan, 2005).
5. Pengiriman sampel dalam rangka peneguhan diagnosa penyebab ke laboratotiun dan
pengamatan di daerah padat populasi unggas yang pernah terinfeksi virus flu burung.
6. Memberikan vaksin anti flu burung, khususnya daerah yang rawan penularan dan
penyebaran penyakit ini.
7. Menyembelih hewan ternak yang diketahui terserang flu burung, dan dagingnya jangan
sampai dikonsumsi masyarakat serta kandang ayamnya dilokalisasi dan di sucihamakan.
8. Pemerintah melalui Departemen Pertanian 15 Januari 2004 lalu telah melarang impor
unggas, bahan asal unggas, dan hasil bahan asal unggas yang berasal dari negara yang
terkena wabah atau transit negara wabah, yaitu Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam
Penularan virus avian influensa dari Ternak ke Manusia
1. Melalui air liur dan kotoran dari Unggas yang mengandung virus avian influensa
2. Melalui udara yang terkontaminasi virus avian influensa
Pencegahan Flu Burung pada Manusia
1. Menghindari kontak langsung dengan unggas dan babi
Flu burung di Hongkong, unggas menjadi sumber penularan kepada manusia. Menurut dr.
Keiji Fukuda dari Centres for Disease Control and Prevention, virus flu burung hidup di
dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan
infeksi akan terjadi bila orang mendekatinya. Penularan ini terjadi dari kotoran secara oral
atau melalui saluran pernapasan (Yudana, 2005).
2. Mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari masuknya virus kedalam tubuh kita
3. Memasak makanan berasal dari unggas dengan panas (ayam goreng, ayam panggang,
rendang). Pada temperatur 80oC selama satu menit virus avian influensa akan mati
9
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Peternakan Bandar Lampung. 2005. Cegah flu burung, pemasukan unggas diperketat. PT. Cakrawala Pengembangan Agro Sejahtera. agroindonesia.com. 4 April 2005
Kesehatan. 2004. Flu Burung.: Dari Italia, Hongkong ke Indonesia. Info RI.com. 30 Januari 2004. jam 13.45.
Sinar Harapan. 2005. Lemahnya Pengawasan Penyebab Flu Burung Merebak .15 Maret 2005.
Tamkani, K. 2005.Itik Bawa Virus Flu Burung. Pikiran Rakyat, 30 Mei 2005
Yudana, I Gde Agung . 2005. Satwa-Satwa Sebagai Sumber Petaka. Satwa-satwa sebagai-sumber-petaka.com.8Agustus2005.