Top Banner

of 21

Flu Burung

Jul 18, 2015

Download

Documents

Um2ul_Irhe1970
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Apakah Flu Burung January 22, 2009 by admin Filed under Info Gamat Leave a Comment Apa Yang Perlu Anda Ketahui mengenai Flu Burung 1. Apakah Flu Burung itu? Influenza A (H5N1) adalah bagian dari jenis virus influenza tipe A. Burung-burung liar adalah tempat tinggal alami dari virus ini, maka dinamakan flu burung atau avian influenza. Virus ini beredar diantara burung-burung di seluruh dunia. Virus ini sangat mudah berjangkit dan dapat menjadi sangat mematikan bagi mereka, terutama pada unggas jinak misalnya ayam. Virus ini disebarkan oleh unggas liar, karena itulah dinamakan flu avian atau flu burung. Virus tersebut menyebar pada unggas hampir diseluruh dunia, sangat menular terhadap sesama unggas dan mematikan, terutama jenis unggas seperti ayam. 2. Siapa yang terinfeksi? Virus ini tidak menulari manusia pada khususnya. Namun pada tahun 1997, kejadian pertama penularan langsung virus influenza A (H5N1) dari burung ke manusia telah dibuktikan saat terjadi serangan penyakit flu burung diantara unggas di Hong Kong; virus tersebut telah menyebabkan sakit pernafasan yang parah pada 18 orang, 6 diantaranya meninggal. Sejak saat itu, terdapat kejadian penularan H5N1 pada manusia. Namun sejauh ini virus H5N1 tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Petugaspetugas kesehatan terus memantau keadaan ini secara teliti untuk mendapatkan petunjuk adanya penularan H5N1 antar manusia. Sampai dengan tanggal 17 Oktober 2007, Indonesia telah melaporkan 109 kasus flu burung H5N1 pada manusia. 88 diantaranya mematikan. 3 kasus mematikan dilaporkan telah terjadi di Bali sejak bulan Agustus 2007. 3. Bagaimana penyebarannya? Burung-burung yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya. Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi. 4. Apakah ada obat untuk pencegahan dan pengobatan? Ya. Tamiflu yang mengandung oseltamivir adalah suatu cara pengobatan antiviral, yang terbukti dapat menekan kemampuan virus untuk menyebar dari sel yang terinfeksi ke sel yang sehat. Sampai dengan 7 Oktober 2005, Indonesia telah mendapatkan 60.000 tablet Tamiflu. Saat ini antiviral tersebut hanya bisa didapatkan di 44 rumah sakit penerima Tamiflu. Di Bali bisa didapatkan di Rumah Sakit Sanglah.

5. Siapa yang harus meminum obat? Petunjuk pengelolaan flu burung saat ini menyarankan bahwa oseltamivir dianjurkan bagi orang dengan: Demam tinggi (>38C) Batuk Kesulitan bernafas Memiliki latar belakang kemungkinan terkena yang mungkin akan membuat orang tersebut beresiko menjadi terinfeksi oleh flu burung, antara lain: Selama 7 hari sebelum terkena, telah mengalami salah satu atau lebih dari keadaan berikut ini: Kontak (dalam jarak 1 meter atau kurang) dengan dengan ternak unggas atau burung liar baik hidup atau mati Berada pada tempat dimana ternak unggas pernah atau sedang dikandangkan selama 6 minggu sebelumnya Berhubungan (dalam jarak jangkauan sentuhan atau percakapan) dengan orang yang didiagnosa menderita influenza A (H5N1) Berhubungan (dalam jarak jangkauan sentuhan atau percakapan) dengan orang yang menderita penyakit pernafasan akut yang tidak dapat dijelaskan yang kemudian berakhir pada kematian (atau) Selama 7 hari sebelum terkena, pernah bekerja dalam suatu laboratorium dimana ada pengolahan contoh dari orang atau binatang yang dicurigai menderita penyakit flu burung. (Patokan di atas hanya berlaku di negara-negara atau daerah-daerah dimana flu burung telah dikenali sebagai penyebab penyakit pada manusia atau populasi hewan). Sejauh ini, tamiflu hanya diberikan pada orang yang mengalami gejala terinfeksi flu burung. Tamiflu belum disarankan sebagai pencegah penyakit sebelum terinfeksi dan tidak ada penelitian yang memperlihatkan bahwa tamiflu memberikan kekebalan terhadap virus H5N1. 6. Apabila saya sudah divaksinasi untuk mencegah influenza, apakah saya tetap akan dapat tertular Flu Burung? Ya. Vaksin yang ada saat ini belum melindungi diri anda dari penyakit yang disebabkan oleh H5N1. Vaksin yang ada saat ini melindungi anda dari influenza musiman tipe A dan B. Vaksin untuk H5N1 sedang dalam tahap pengembangan di beberapa negara. 7. Apa keuntungan vaksinasi influenza jika tetap bisa terkena Flu Burung? Tujuan dari vaksinasi adalah untuk mengurangi kesempatan terjadinya infeksi yang bersamaan antara influenza manusia dan flu burung. Infeksi ganda yang bersamaan tersebut akan memberikan

kesempatan pada virus manusia dan virus dari flu burung untuk pertukaran gen atau mutasi, yang kemungkinan akan menghasilkan jenis influenza baru yang mana akan mudah menyebar sebagaimana influenza manusia namun akan mematikan sebagaimana flu burung.

Flu burungDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa

Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Flu

Influenza Virus Flu burung Flu babi Flu musiman Riset Vaksin Perawatan Pandemik

Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.Daftar isi[sembunyikan]

1 Sumber penularan 2 Cara penularan 3 Gejala dan perawatan 4 Kasus penyebaran 5 Awal wabah 6 Lihat pula 7 Referensi dan pranala luar

[sunting]Sumber

penularan

Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia. Virus influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.

[sunting]Cara

penularan

Citra mikrograf virus flu burung dalam tahap akhir.[1]

Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga. Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah. Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan. Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya

[sunting]Gejala

dan perawatan

Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernapasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.

Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.

[sunting]Kasus

penyebaran

Pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, Indonesia, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di Asia Tenggara (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas. Hingga 6 Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan virus ini dengan rincian sebagai berikut (lihat sumber):

Indonesia 99 kasus dengan 79 kematian. Vietnam 93 kasus dengan 42 kematian. Mesir 34 kasus dengan 14 kematian. Thailand 25 kasus dengan 17 kematian. Cina 25 kasus dengan 16 kematian. Turki 12 kasus dengan 4 kematian. Azerbaijan 8 kasus dengan 5 kematian. Kamboja 7 kasus dengan 7 kematian. Irak 3 kasus dengan 2 kematian. Laos 2 kasus dengan 2 kematian. Nigeria 1 kasus dengan 1 kematian. Djibouti 1 kasus tanpa kematian.

Keterangan: jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.

[sunting]Awal

wabah

Awal wabah pada peternakan di dunia yang telah dikonfirmasi sejak Desember 2003. Wabah flu burung juga melanda benua Afrika. Pada 8 Februari 2006, OIE mengumumkan Nigeria sebagai negara pertama yang memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus H5N1 ditemukan di sebuah desa kecil di Niger, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga menyebar ke Mesir dan Kamerun.

Desember 2003 Korea Selatan

H5N1

Januari 2004

Vietnam

H5N1

Thailand

H5N11

Korea Utara

H5N1

Jepang

H5N1

Laos

H5

Kamboja

H5N1

Pakistan

H7

Taiwan

H5N2

Hongkong2

H5N11

Februari 2004

Vietnam

H5N1

Indonesia

H5N11

Korea Utara

H5N11

Jepang

H5N11

RRC

H5N11

Amerika Serikat H2N2,H5N2,H7N2

Maret 2004

Vietnam

H5

Kanada

H7N31

April 2004

Thailand

H51

Agustus 2004

Malaysia

H5N1

Afrika Selatan

H5N2

April 2005

Korea Utara

H7

Juni 2005

Jepang

H5N2

Juli 2005

Filipina

H5

Rusia

H5N11

Agustus 2005

Kazakhstan

H5

Mongolia

H5N11

Oktober 2005

Rumania

H5

Turki

H5N11

Kroasia

H5N11

November 2005 Vietnam

H5N11

Keterangan 1 - Flu burung patogenik tinggi (Highly Pathogenic Avian Influenza) (HPAI)(Sumber: http://www.info.gov.hk/info/flu/eng/global.htm

Sub Tipe dari Avian InfluenzaDecember 28, 2010 10:00 am Ketika wabah flu burung merebak, kepanikan massal terjadi. Tingkat pengetahuan massa yang rendah terhadap jenis flu ini membuat banyak orang bereaksi ekstrim. Tanpa pikir panjang, ratusan ribu unggas dimusnahkan, tanpa peduli benar atau tidaknya langkah itu. Ada baiknya kita mengenal beragam sub tipe dari flu burung ini. Ada banyak sub tipe dari flu ini namun hanya beberapa yang bersifat sangat patogenic terhadap manusia. Ada banyak sub tipe dari virus flu ini. Tipe H1N1. Sub tipe ini lebih banyak ditemukan di babi sebagai vektor utamanya. Di kemudian hari, virus tipe ini lebih dikenal sebagai penyebab flu babi. Berbeda dengan penyebab flu unggas, sub tipe ini justru lebih efektif ditularkan lewat manusia. Dalam setiap bersin pasien flu babi, setidaknya terkandung 100.000 virus H1N1. Untungnya, daya bunuh H1N1 hanya seperduabelas dari flu burung. Flu babi hanya memiliki kemungkinan fatal sebesar 6 persen, jauh di bawah angka 80 persen mili flu unggas. H1N2 adalah sub tipe ...

Posted in Jenis Virus Flu Burung | No Comments

Cara-Cara Penularan Flu Burung

December 21, 2010 10:00 am Flu burung terdengar sangat mengerikan, mengingat banyak korban jiwa yang sudah jatuh karenanya. Mengetahui tentang mekanisme penularan sebuah penyakit akan membuat kita jauh lebih waspada akan penyakit tersebut. Dengan mengetahui secara detail tentang penularan penyakit flu burung, kita akan bisa mengetahui cara-cara untuk menghindarinya dengan tepat, tanpa membuat aksi yang berlebihan. Berikut ini cara-cara penularan flu yang disebabkan oleh virus H5N1 ini. Secara garis besar, kita pasti mengetahui bahwa kontak langsung dengan sumber penyakit akan membuat kita terjangkit. Hal yang sama juga berlaku pada penyakit flu burung. Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa vektor utama penyakit ini adalah unggas. Bersentuhan langsung dengan unggas yang sakit, atau produk dari unggas sakit tersebut akan membuat Anda tertular. Pencegahan yang dilakukan hanya bisa dilakukan dengan membakar bangkai hewan tersebut. Akan tetapi, metode pembakaran yang digunakan harus tepat guna mencegah asap dan material lain tersebar ke tempat lain. Material-material tersebut masih memiliki potensi menularkan ...

Posted in dampak flu burung | No Comments

Perbedaan dan persamaan Flu burung dan Flu Babi

December 14, 2010 9:49 am Merebaknya berbagai wabah flu di segala penjuru dunia mau tidak mau membawa keresahan khusus pada masyarakat. Belum hilang trauma atas flu burung yang menewaskan banyak orang di tanah air, tiba-tiba masyarakat harus dihadapkan pada varian flu yang lain, swine influenza. Yang menjadi pernyataan adalah, apa perbedaan dan kesamaan dari flu burung dan flu babi ini? Berikut beberapa fakta tentang kedua macam flu tersebut sehingga kita bisa lebih mudah memahaminya. Perbedaan kedua flu tersebut adalah sebagai berikut. Kedua virus tersebut disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Flu burung disebabkan oleh virus H5N1 sedangkan flu babi disebabkan oleh virus H1N1. Penyebab penularan kedua jenis flu ini berbeda. Flu jenis pertama menggunakan burung sebagai meda penularan, sementara flu jenis kedua ditularkan melalui babi. Pemusnahan hewan ternak yang terjangkit virus tersebut masih dipandang sebagai cara paling efektif untuk memusnahkan virus-virus tersebut. Pemusnahan yang dilakukan harus dengan cara dibakar. Penguburan bangkai diasumsikan sebagai jalan terefektif untuk mencegah ...

Posted in Flu burung dan Flu Babi | No Comments

Program Pemerintah tentang Flu BurungJune 5, 2008 3:51 am Program Pemerintah tentang Flu Burung Program pengendalian Flu Burung di Indonesia didukung oleh bantuan USAID yang memegang peranan penting secara keseluruhan. Bantuan dana sebesar 42,88 juta US Dollar telah dicairkan untuk mencegah dan mengendalikan flu burung di Indonesia sejak tahun 2005. Adapun program yang dijalankan adalah : Persiapan dan Pengendalian Flu Burung Membentuk program pengendalian berbasis masyarakat yang diberi nama Community-Based Avian Influenza Control (CBAIC), yang memprakarsai dan mengkoordinasi berbagai kegiatan di sektor dan tingkatan pemerintahan. Contoh kegiatannya adalah melatih para coordinator Flu Burung di desa-desa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali gejala awal flu burung. Mengawasi dan Menangani Flu Burung Membangun dan Melaksanakan kegiatan pengawasan unggas secara aktif, dengan melatih petugas kesehatan hewan dan melengkapinya dengan keterampilan pengawasan dan pengendalian penyakit, serta melengkapinya dengan peralatan yang sesuai untuk dapat melakukan aktivitas lapangan. Selain itu juga bekerjasama dengan LSM lokal untuk menyebarkan informasi pencengahan, pengawasan dan pelaporan penanggulangan Flu Burung ke desa-desa, dan melatih sukarelawan desa ...

Posted in Program Pemerintah tentang Flu Burung | 3 Comments

Pengobatan Flu Burung

June 5, 2008 3:46 am Pengobatan Penanganan flu burung dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI. Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus tidak dapat berkembang biak. Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus terhadap zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus akan resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini tidak dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kebal ...

Posted in Pengobatan Flu Burung | 4 Comments

Gejala pada Manusia

June 5, 2008 3:41 am Gejala pada Manusia Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan. Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut : Menderita ISPA Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius) Sakit tenggorokan yang tiba-tiba Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot Sakit kepala Lemas mendadak Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi ...

Posted in Gejala pada Manusia | 15 Comments

Penanganan Flu Burung pada TernakJune 5, 2008 3:38 am Penanganan Flu Burung pada Ternak Jika anda mendapati bahwa unggas ternak anda terjangkit flu burung, maka ada serangkaian tindakan yang merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan terutama setelah anda melapor pada Dinas Kesehatan. Tindakan yang berjumlah 9 langkah itu adalah : Meningkatkan keamanan biosekuriti Melakukan vaksinasi terhadap unggas Melakukan depopulasi atau pemusnahan terbatas di daerah yang tertular Mengendalikan lalu lintas keluar masuk unggas dan menghalangi masuknya unggas liar Melakukan pengamatan dan penelurusan kembali bagaimana unggas bisa terkena flu burung Mengisi kandang kembali Memusnahkan keseluruhan unggas di daerah yang baru tertular Meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahayanya virus flu burung Melakukan monitor dan evaluasi Untuk melindungi ternak unggas anda supaya tidak terjangkit wabah flu burung, anda harus : Menjaga ternak supaya dalam kondisi baik, dengan menyediakan akses air bersih dan makanan yang memadai, kandang yang memadai, dan memberi ternak produk bebas cacing yang sudah diberi vaksin Menjaga ternak supaya tetap berada dalam lingkungan yang terlindung Memeriksa barang-barang yang masuk ke dalam peternakan Ketika flu burung sudah ...

Posted in Penanganan Flu Burung pada Ternak | 4 Comments

Gejala Unggas Terinfeksi Flu Burung

June 5, 2008 3:33 am Ciri-ciri Flu Burung pada Unggas Penularan flu burung yang dibawa oleh unggas liar kepada unggas ternak menjadi momok tersendiri oleh para peternak. Belum juga hilang bayangan ketakutan akan tertularnya diri sendiri dan keluarga oleh keganasan virus flu burung, peternak juga dibayangi kerugian akan matinya unggas-unggas peliharaan mereka. Sebelum flu burung menggemparkan dunia sejak ditemukan pada tahun 1997 di Hong Kong, telah banyak penyakit muncul pada unggas yang di Indonesia sempat dikenal dengan penyakit New Castle dan Tetelo. Namun karena tidak menular kepada manusia, kedua penyakit tersebut tidak menjadi pandemik yang ditakutkan. Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia melalui kotoran burung. Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang dapat membunuh 1 juta burung. Virus ini kemudian menempel pada berbagai media seperti sarana transprotasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan dan minuman unggas yang tercemar, pekerja di peternakan dan burung-burung liar. Untuk mengenali unggas yang ...

Posted in Gejala Unggas Terinfeksi Flu Burung | 6 Comments

Dampak Flu Burung

June 5, 2008 3:29 am Dampak Flu Burung Munculnya penyakit Flu burung menimbulkan dampak yang luar biasa terutama di bidang perekonomian di suatu Negara. Kerugian di Industri peternakan menyebabkan hilangnya keuntungan milyaran rupiah yang dialami baik peternak ataupun Negara, terutama bagi Negara berkembang yang bergantung pada industri tersebut sebagai salah satu sumber pendapatannya. Bayangkan saja dengan merebaknya virus flu burung, banyak masyarakat yang membatalkan mengkonsumsi daging ayam dan harga daging unggas menjadi turun. Dan jika penyakit semakin menyebar, maka pengendaliannya di suatu Negara makin sulit untuk dilakukan, dan pemerintah sudah pasti harus mengambil langkah yang agresif untuk mengendalikan penyakit dan menghindarkan untuk timbulnya banyak korban. Selain itu penyakit ini telah menghabiskan dana milyaran dollar untuk penelitian dan persiapan untuk penanganan pandemic, lebih dari 10 milyar dollar dikeluarkan untuk memusahkan unggas untuk menghindarkan mewabahnya H5N1. Dibandingkan dengan AIDS yang membunuh 50 juta jiwa dalam jangka waktu 25 tahun, pandemic flu dapat membunuh 50 juta jiwa dalam waktu 25 minggu saja. Oleh ...

Posted in dampak flu burung | 1 Comment

Virus H5N1

June 5, 2008 2:53 am Virus H5N1 Virus jenis H5N1 dikenal sebagai virus flu burung yang paling membahayakan yang telah menginfeksi baik manusia ataupun hewan. Virus yang juga dikenal dengan A(H5N1) ini merupakan virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non manusia) dan juga panzootic (yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area yang sangat luas. Virus HPAI A (H5N1) pertama kali diketahui membunuh sekawanan ayam di Skotlandia pada tahun 1959, namun virus yang muncul pada saat itu sangat berbeda dengan virus H5N1 pada saat ini. Jenis dominan dari virus H5N1 yang muncul pada tahun 2004 berevolusi dari virus yang muncul pada tahun 2002 yang menciptakan gen tipe Z. Virus H5N1 dibagi menjadi 2 jenis turunan, turunan yang pertama adalah virus yang menginfeksi manusia dan burung yang ada di Vietnam, Thailand, Kamboja dan burung yang ada di Laos dan Malaysia. Jenis turunan pertama ini tidak menyebar ke daerah lain. Sedangkan yang turunan jenis 2 dikenali dari burung ..

engenal Apa itu Penyakit Flu BurungMaret 1, 2008wandyTinggalkan komentarGo to comments

Wabah flu burung yang akhir-akhir ini melanda beberapa negara Asia termasuk Indonesia telah menimbulkan kekhawatiran tersendiri pasalnya penyakit yang berasal dari unggas ini bisa menular pada manusia hingga menyebabkan kematian. Apa itu flu burung? Flu burung atau avian influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A jenis H5N1. H5N1 memiliki dua sifat yang mudah berubah: antigenic shift dan antigenic drift. H5N1 bisa bercampur dengan virus influenza yang biasa diidap manusia. Penularan terjadi karena kontak langsung dengan unggas atau kotoran unggas yang terinfeksi flu burung.

Bagaimana penularan virus flu burung pada manusia? Flu burung bisa menular pada manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung mudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Satu-satunya cara virus flu burung dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia jika virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia. Gejala-gejala flu burung pada manusia Manusia yang tertular virus flu burung diketahui dengan gejala-gejala umumnya orang terkena flu biasa seperti pilek, demam dengan suhu badan tidak stabil, batuk, nyeri otot, sakit tenggorokan dan sesak napas. Apabila keadaan memburuk bisa menimbulkan penyakit saluran pernapasan akut sampai mengancam jiwa seseorang. Usaha pencegahan Sejauh mungkin hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang diidentifikasi terinfeksi flu burung. Para pekerja di peternakan, penjual, pengemudi yang membawa produk unggas adalah profesi yang paling rentan terkena virus ini, karena itu disarankan mencuci tangan dan mandi sehabis bekerja, meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja dan membersihkan kotoran unggas setiap hari. Tetapi yang menjadi ketakutan terbesar dari penyakit ini adalah pembahasan yang ada pada tiga jurnal kedokteran penting di Amerika memuat artikel rinci yang memperingatkan bahwa virus yang memiliki sebutan ilmiah H5N1 itu besar kemungkinan akan bermutasi. Kemudian, virus itu akan dapat menular dari manusia ke manusia, sehingga mungkin menimbulkan pandemi yang mengerikan di seluruh dunia. Kalau pandemi flu burung merebak, kata seorang pakar, Amerika mungkin tidak akan mampu memvaksin ke 300 juta orang warganya. Kalaupun tersedia vaksin cukup untuk seluruh warga Amerika, Bagaimana dengan penduduk negara-negara lain yang tidak punya vaksin? Dalam sebuah jajak pendapat global belum lama ini, ditanyakan apakah Amerika disukai. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar orang di dunia tidak mempercayai Amerika. Sampai saat ini vaksin flu burung masih terus berusaha di produksi secara massal oleh badan kesehatan dunia (WHO). Indonesia sebagai salah satu negara penghasil virus flu burung ini diwajibkan oleh badan kesehatan dunia tersebut untuk mengirim sampel virus ke mereka dan mengeluarkan aturan yang sedikit agak nyeleneh mengenai kepemilikan virus tersebut, dimana negara-negara lain tidak berhak memilki virus tersebut selain WHO sendiri. Hal ini tentu sangat merugikan bangsa ini, kita telah belajar kasus virus small pox terdahulu. Pada tahun 1984 badan kesehatan dunia memerintahkan indonesia untuk menutup dan memusnahkan perusahaan penghasil vaksin small pox yang ada di Indonesia dengan alasan virus itu telah dinyatakan musnah dan tidak boleh lagi dipelihara guna pembuatan vaksin. Tetapi pada tahun 2003 dunia digemparkan dengan adanya temuan senjata biologis yang berasal dari virus small pox tersebut dan pada tahun 2005 berbagai negara di wajibkan untuk membeli vaksin untuk senjata biologis tersebut termasuk Indonesia yang nyatanyata dulunya adalah pemilik dan penghasil vaksin untuk small pox tersebut. Kita sudah punya sejarah yang buruk soal mafia virus penyakit di dunia ini dan saatnya kita belajar dan diharapkan tidak mengulang kesalahan kembali pada kasus flu burung tersebut. Pihak Indonesia dalam hal ini Depkes haruslah terus memperjuangkan haknya sebagai negara pemilik atau sumber virus sehingga kita juga mempunyai hak terhadap virus dan dapat menggunakan virus tersebut untuk pengembangan vaksin dari penyakit flu burung tersebut

PENYAKIT FLU BURUNGPenyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Kehebohan itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis. Bila kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%). Berdasarkan hasil penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari di sejumlah wilayah Indonesia ( di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dan Kabupaten Tabanan & Karang Asem Bali) belum ditemukan adanya kasus flu burung pada manusia.

Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah menginfeksi manusia. EPIDEMIOLOGI 1. Penyebab Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N) . Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1H5 dan N1-N98. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 C dan lebih dari 30 hari pada 0 C. Virus akan mati pada pemanasan 60 C selama 30 menit atau 56 C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodin. 2. Gejala Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia. a. Gejala pada unggas - Jengger berwarna biru - Borok di kaki - Kematian mendadak b. Gejala pada manusia - Demam (suhu badan diatas 38 C) - Batuk dan nyeri tenggorokan - Radang saluran pernapasan atas - Pneumonia - Infeksi mata - Nyeri otot 3. Masa Inkubasi - Pada Unggas : 1 minggu - Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .

4. Penularan Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya. 5. Penyebaran Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain: Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian. Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal. Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal. Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam) PENCEGAHAN a. Pada Unggas: 1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung 2. Vaksinasi pada unggas yang sehat b. Pada Manusia : 1.Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang) a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja. b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja). d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja. e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari. f. Imunisasi.

2.Masyarakat umum a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup. b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : - Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya) - Memasak daging ayam sampai dengan suhu 800 C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu 640 C selama 4,5 menit. PENGOBATAN Pengobatan bagi penderita flu burung adalah. 1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas. 2) Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus). 3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari. 4) Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari. KEBIJAKAN PEMERINTAH Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah sebagai berikut : a. Memberikan konpensasi bagi peternakan rakyat selama 6 bulan dari 29 Januari 30 Juli 2004 berupa DOC dan Pakan. b. Memusnahkan semua unggas yang terserang flu burung dengan cara dibakar. c. Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas yang masih sehat. d. Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secara ketat terhadap lalu-lintas unggas produk unggas dan limbah peternakan unggas) untuk daerah yang bebas flu burung. Influenza sebenarnya bukanlah penyakit asing, bahkan ia relatif gampang disembuhkan. Tapi dengan munculnya flu burung di Hongkong serta jenis-jenis flu ganas lain, banyak orang mulai cemas lantaran, konon, yang ini bisa mematikan. Sebenarnya ada cara-cara sederhana untuk mencegahnya. Sekarang flu kok bandel, ya? Enggak sembuh-sembuh, demikian keluhan orang akhir-akhir ini. Ditularkan lewat udara, penyakit influenza atau flu sebenarnya sudah dikenal orang sejak ratusan tahun lalu. Ketika muncul batukpilek, orang langsung tahu inilah gejala flu. Serangan yang lebih berat umumnya dibarengi demam (suhu naik sampai 38-40o C), sakit kepala, radang tenggorokan, lemas, mual, dan ngilu tulang. Masa inkubasi flu berlangsung 1-2 hari. Flu, pada dasarnya gampang diatasi. Setelah diberi obat penurun panas, obat batuk, antibiotika, serta istirahat cukup, kondisi tubuh biasanya akan kembali pulih. Mengapa penyakit flu mampu demikian setia menemani umat manusia sampai sekian lama? Bila ditengok sifat

genetisnya, virus flu dikenal sebagai virus yang tidak stabil. Ia sering bermutasi akibat pertukaran gen. Sebab itu kita sering mendengar munculnya jenis flu-flu baru yang sulit sembuh, lebih parah gejalanya, bahkan sampai menelan banyak korban. Gara-gara unggas dan babi Ledakan flu pertama terjadi antara tahun 1889-1890. Namun wabah terhebat muncul di tahun 1918. Di seluruh dunia, korban berjatuhan sampai + 20 juta orang. Di AS saja, wabah ini merenggut 550.000 jiwa. Kemudian ia menyebar begitu cepat sampai ke bagian yang terpencil di Alaska, Samoa Barat di Pasifik Selatan, terus ke India dan di sana menewaskan 12,5 juta penduduk. Belum lagi di Eropa. Tak diketahui alasannya, satu-satunya benua yang terbebas dari ancaman virus flu saat itu hanyalah Australia. Manusia membutuhkan cukup banyak waktu untuk meneliti sebab musababnya, sehingga baru tahun 1930 penyebab flu hebat tersebut berhasil diidentifikasikan. Ternyata virus flu tersebut berasal dari babi, sehingga penyakit flunya dinamakan swine flu. Sumber penyebarannya dipercaya dari sebuah tanah pertanian di daerah Midwest (Barat-Tengah), AS, tempat orang beternak babi di tanah-tanah pertanian keluarga. Penasarannya dunia kedokteran terhadap flu superganas itu terbukti dengan masih berlangsungnya penelitian terhadap swine flu itu hingga kini. Misalnya saja, baru-baru ini Departemen Pertahanan AS menemukan contoh jaringan paru-paru seorang tentara AS berusia 21 tahun yang meninggal tahun 1918, hanya 5 hari setelah terserang flu. Contoh jaringan yang sudah sekitar 80 tahun tersimpan rapi di Washington ini diharapkan akan membantu manusia membuka tabir lebih dalam lagi tentang lika-liku penyebab flu babi tersebut. Menurut Jeffery K. Taubenberger MD.PhD., yang banyak meneliti penyakit pandemi, tipe virus flu di awal abad ini memang langka dan mematikan. Peneliti dari bagian Patologi Institut Angkatan Bersenjata AS ini juga menyimpulkan, tentara Amerika banyak berperan dalam menyebarkan suatu jenis penyakit flu ke Eropa, yang anehnya, kemudian dikenal sebagai flu Spanyol! Padahal di pengujung PD I itu tentara AS (yang sadar atau tidak sudah banyak terserang flu) dikirim ke Prancis, bukan ke Spanyol. Robert Webster MD dari RS anak St. Jude di Memphis, AS, mengemukakan hasil pengamatan yang amat menarik. Rupanya semua gen virus flu di dunia ini mempunyai tempat-tempat persinggahan sebelum sampai di tubuh manusia. Dari tubuh unggas aquatik (sering berhubungan dengan air) seperti bebek dan burung camar, virus ditularkan ke babi, lalu baru ke manusia. Pada tubuh babi virus flu diubah gennya untuk kemudian dimunculkan kembali. Flu Hongkong dan flu Asia merupakan hasil proses penataan kembali ini, kata Webster. Namun pendapat Webster ini masih banyak diperdebatkan, karena banyak ahli lain berpendapat swine flu ganas hanya akan muncul setiap 100 tahun. Lepas dari silang pendapat itu, Maret lalu ternak babi di Malaysia (khususnya di daerah Selangor) banyak yang mati terkena penyakit ensefalitis (radang selaput otak) Jepang. Sebelumnya, Oktober tahun lalu, virus penyebab

ensefalitis ini pernah menyerang ternak babi di daerah Perak. Akhirnya pemerintah Malaysia menyarankan pembantaian terhadap ribuan ternak babi. Belum jelas virus apa yang menyerang babi tersebut. Yang jelas, penyakit ensefalitis memang bisa merupakan komplikasi penyakit flu, meski virus flu bukanlah satu-satunya kemungkinan penyebab penyakit selaput otak. Namun, mau tak mau orang jadi bertanya-tanya, mungkinkah virus yang menyerang para babi di Malaysia itu rumpun virus sejenis yang bermutasi? Mutasi gen Virus flu berasal dari beberapa rumpun myxovirus yang dikategorikan sebagai tipe A, B, dan C. Tipe A merupakan tipe penyebab flu utama, muncul dalam beberapa jenis rumpun, yang secara klinis dapat dibedakan berdasarkan tempat pertama kali ditemukan, laboratorium yang menemukan, serta kapan diperolehnya. Tipe A mempunyai subtipe protein H dan N. Kalau virus A paling sering menyerang manusia, tipe B dan C jarang menyerang manusia; kalaupun menyerang sifatnya ringan, dan tidak mewabah. Walaupun gejala infeksi antara tipe utama dengan yang lain hampir sama, secara antigen sama sekali berbeda, sehingga orang yang kebal terhadap tipe yang satu tidak berarti kebal terhadap tipe yang lain. Bentuk virus flu ada yang bulat, ada pula yang seperti kawat pijar. Inti virus terdiri atas bahan genetika RNA (ribose nucleic acid). RNA ini mengandung semua gen yang penting bagi virus untuk hidup dan berkembang. Setiap helai RNA berisi nukleoprotein. Salah satu subtipe A dikenal sebagai H2N2. Inilah flu Asia yang pertama muncul di Asia Timur, kemudian menyebar ke seluruh dunia. Epidemi ini dipercaya terjadi 2-3 tahun sekali. Subtipe lain ada yang disebut H1N1 dan H3N2. Virus flu yang menyebar di Indonesia pada umumnya virus H3N2. Berat ringannya serangan tergantung tingkat kekebalan seseorang. Sekitar Maret 1997, muncul virus flu tipe lain yakni subtipe H5N1 terkenal sebagai Avian flu alias flu burung. Flu ini telah membabat habis + 6.500 ekor unggas di Hongkong. Dua bulan kemudian, flu ganas tiba-tiba juga menyerang seorang anak laki-laki berusia 3 tahun di Kowloon, Hongkong. Bocah itu akhirnya meninggal. Setelah diteliti, ternyata penyebabnya adalah virus flu burung tipe H5N1 juga. Desember 1997 muncul lagi infeksi flu H5N1 pada manusia, dengan komplikasi berat seperti pneumonia dan ensefalitis (radang selaput otak), yang kalau tidak segera ditangani akan fatal. Keruan saja, pemerintah Hongkong akhirnya memutuskan pemberantasan besar-besaran dengan membunuh semua unggas yang dijualbelikan di pasaran. Suatu keputusan yang tentu tidak nyaman bagi para peternak.

Kini yang perlu diwaspadai, apabila terjadi perkawinan antara virus flu burung (atau virus H5N1) dengan virus H3N2 yang memungkinkan lahirnya supervirus H5N2. Soalnya, H5 dari flu burung membawa sifat letalitas tinggi, sedangkan N2 mempunyai daya tular yang cepat! Menghantam supervirus Usaha pencegahan penyebaran flu ganas sebenarnya bisa dengan vaksinasi. Tapi rupanya cara ini secara umum belum diterapkan di Indonesia. Seorang penderita dengan diagnosa flu berat kini juga bisa menjalani tes di laboratorium khusus. Dengan mengambil usapan jaringan dari tenggorokan, lubang hidung bagian dalam atau tes darah, dapat diteliti dengan cepat antibodi penderita yang sedang dihinggapi virus flu. Cara ini dinamakan tes diagnostik kilat. Sayang, pemeriksaan seperti ini juga belum populer di Indonesia. Atas dukungan WHO, kini dikembangkan pula vaksin virus flu H5N2. Soalnya penderita 65 tahun keatas atau orang pengidap penyakit kronis seperti jantung, paru-paru, ginjal, diabetes anemia, bila terkena flu cenderung lebih berat penderitaannya dibandingkan yang lebih muda dan sehat. Sebab itu vaksin ini sangat disarankan di panti-panti wreda. Juga disarankan bagi anak-anak atau remaja yang sudah lama mendapatkan terapi aspirin dan mereka yang berisiko terjangkit sindrom Reye. Sindrom Reye adalah serangan mendadak berupa gangguan pernafasan dan pencernaan selama beberapa hari dan berakhir dengan pembengkakkan otak yang ditandai dengan kejang atau koma. Sindrom Reye adakalnya muncul sebagai komplikasi dari flu berat. Efek sampingan setelah mendapatkan vaksin flu, paling-paling hanya alergi. Itupun hanya terjadi pada beberapa orang yang sangat alergi terhadap telur. Soalnya virus yang digunakan dalam vaksin tersebut dikembangbiakkan dalam telur ayam. Hanya kurang dari 1/3 orang yang menerima vaksin merasakan sakit dan hanya 5-10% mendapatkan efek sampingan (kebanyakan pada anak-anak)seperti pusing atau sedikit demam seperti menderita flu ringan. Tapi ini pun hanya terjadi pada anak yang belum pernah terserang virus influenza sebelumnya. Menurut para ahli, vaksin yang diproduksi tahun 1940 s/d pertengahan 1960-an, menimbulkan efek sampingan karena tidak semurni vaksin buatan zaman sekarang. Oleh karena itu vaksin buatan zaman sekarang diharapkan tidak membawa efek sampingan. Efektivitas vaksin sangat tergantung pada tingkat kesamaan antara jenis virus dalam vaksin dengan virus yang sedang menyerang. Jenis vaksin harus ditentukan 9-10 bulan sebelum datangnya musim flu. Sulitnya, di negara tropis seperti Indonesia, flu datang di segala musim, sehingga lebih sulit. Berhubung virus flu terus bermutasi, kalau waktu pemberian vaksinnya tidak tepat, tentu akan mengurangi kemampuan penyerapan antibodi vaksin yang berguna untuk merintangi mutasi virus baru. Akibatnya efektivitas vaksin berkurang.

Efektivitas vaksin juga bervariasi antara satu orang dengan orang lain. Pada para dewasa muda, efektivitas mencapai 70-90% dalam mencegah penyakit ini. Sedangkan pada lansia dan mereka dengan penyakit kronis, efektivitas vaksin berkurang, tapi paling tidak, akan mengurangi beratnya penderitaan, risiko komplikasi dan kematian. Penelitian menunjukkan, pada lansia, vaksin bisa mengurangi perawatan di rumah sakit sampai 70% dan kematian sampai 80%. Risiko mendapat pneumonia berkurang sampai 60%. Penting diingat, antibodi yang diproduksi tubuh dalam merespons vaksin setiap waktu menurun, umumnya satu tahun setelah vaksinasi. Juga mengingat virus suptipe berlainan bisa datang setiap waktu (akibat mutasi gen), maka disarankan vaksin diberikan 1x setiap tahun. Vaksin flu juga bisa diberikan pada wanita hamil pada trisemester kedua atau ketiga masa kehamilan selama musim flu. Kegunaan vaksinasi pada wanita hamil untuk mencegah komplikasi bila terkena flu. Vaksin flu juga diberikan kepada para ibu menyusui. Jaga jarak Pada umumnya memang agak sulit mencegah tertularnya penyakit flu terutama bila musim flu sedang melanda. Paling-paling sedapat mungkin menjauhi orang-orang yang sedang terkena flu. Dr. J. Widyaharsana, DE.F.A.C.B dari RS Pondok Indah, Jakarta, menyarankan, kalau kita bertemu dengan seorang penderita di ruang sempit, usahakan berpaling dari penderita. Ini untuk menghindari kita terkontaminasi mukosa hidung dan mata dari si penderita. Selain itu, meski kita dalam kondisi sehat, jangan pula terlalu sering menggosok-gosok hidung dan mata dengan jari-jari kita. Siapa tahu jari-jari kita telah melakukan kontak dengan penderita flu. Gunakan kertas tisu atau sering-seringlah mencuci tangan untuk menghindari penularan. Sedapat mungkin hindari hadir bersama-sama penderita flu dalam ruang tertutup/ber AC, misalnya dalam lift. Namun bila keadaan itu tak dapat dihindari, misalnya di ruang kantor atau dalam pesawat terbang, gunakan obat semprot hidung yang mengandung larutan NaCl-fisiologis. Banyak minum (sedikitnya 8 gelas air atau jus buah/hari) dapat pula membantu mencegah tertular flu. Vitamin E (200 IU/hari) juga membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Vitamin C juga berperan dalam mengurangi penderitaan akibat flu, asalkan tidak melebihi 500mg/hari. Redamlah batuk dengan anti-tussive, kalau perlu ditambah expectorant. Obat flu yang tersebar di Indonesia rata-rata mengandung nasal dekongestan, anti histamin, analgetik-antipiretik serta anti tussive. Namun bila tenggorokan sudah telanjur sakit, gunakanlah obat isap penghilang radang. Di atas segalanya, kalau demam sampai menyerang, segera periksakan diri Anda ke dokter sambil beristirahat dengan cukup.