Flu Babi adalah penyakit saluran perapasan akut pada babi yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A. Penyakit ini sangat cepat
menyebar kedalam kelompok ternak dalam waktu 1 minggu, pada umumnya
penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali bila terjadi
komplikasi dengan bronchopneumonia, akan berakibat pada kematian. (
FENNER et al.,1987)PengertianFlu babi (swine influenza) adalah
penyakit virus yang disebabkan oleh strain virus influenza yang
biasanya menginfeksi babi yang disebut swine inflenza virus (SIV).
Virus ini banyak ditemukan di Amerika Utara dan Amerika Sealatan,
Eropa, Kenya, Cina daratan dan Asia Timur yang adapat menimbulkan
wabah (epidemi) penyakit pernapasana pada babi. Virus penyebab flu
babai dapat diisolasi pertam kali dari babi penderita flu babi pada
tahun 1930, yaitu virus influenza tipe A dari famili
Orthomyxoviridae. Terdapat empat jenis subtipe virus influenza tipe
A pada babi, namun yang paling sering menjadi penyebabnya adalah
virus influenza tipe A subripe H1N1.2.2 Penyebaran Flu BabiHospes
utama virus influenza tipe A adalah babi. Namun beberapa starin
virus influenza selain ditularkan secara langsung dari baib ke
babi, juga dapat secara langsung ditularkan dari babi ke manusia
dan sebaliknya dari manusia ke babi. Karean itu influenza yang
terjadi termasuk sebagai penyakit flu babi zoonotik. Penularan
virus influenza babi tidak selalu menimbulkan penyakit pada
manusia, meskipun di dalam darah manusia terinfeksi ditemukan
antibodi terhadap virus ini.Virus flu babi dapat ditularkan dari
babi ke babi lainnya, dapat ditularkan ke mamalia lainnya, baik
secara langsung melalui udara pernapasan amaupun sesudah terjadinya
proses mutasi atau reassortment genetic. Dalam hal ini babi dapat
menjadi hospes tempat terjadinya perubahan genetik yang menghsilkan
virus strain baru yang lebih ganas. Wabah virus influenza A subtipe
asia diduga terjadi juga akibat penularan dari bebek ke babi karena
kedua jenis hewan tersebut dipelihara bersamaan dibanyak keluarag.
Hal ini terbukti pada virus burung (Avian Influenza virus) H3N2 dan
H5N1 ternyata ditemukan pada populasi babi di cina. Varian baru
strain H3N2 ternyata juga telah mnyebar ke vietnam, sedangkan
infeksi dengan virus avian influenza H5N1 ditemukan pada babi-babi
yang dikandngkan didekat peternakan ayam di Jawa Barat. Hal ini
menimbulakn kekhawatiran akan terjadinya epidemi atau pandemi
influenza di masa depan. Penyebaran penyakit ke daerah yang baru
umumnya terjadi akibat perpindahan babi yang sakit atau manusia
yang menjdi carrier.Virus flu babi adalah penyebab wabah global
(pandemi) flu pada manusia di tahun 1918-1920, terkenal sebagai flu
Spanyol (Spanish Flu) yang menimbulkan kematian lebih dari 20 juta
jiwa. Pada masa pandemi tersebut virus influenza menyerang baik
manusia maupun babi secara bersamaan waktunya. Diduga strain flu
babi yang sedang mewabah pada tahun 2009 juga menjadi penyebab
wabag flu di tahun 1976. Sebenarnya wabah flu babi boleh dikatakan
selalu terjadi setiap msuim dingin di Amerika Utara dan Eropa. Juga
epidemi flu babi dilaporkan pernah terjadi di Afrika Selatan,
Kenya, India, Cina, Hongkong, Jepang, Singapura dan Amerika
Selatan.
2.3 PatofisiologiPenyebaran virus Swine Influenza melalui udara
(droplet infection) dimana virus dapat tertanam pada membran mukosa
yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki alveoli
(tergantung dari ukuran droplet). Masa inkubasi virus3-5 hari.Virus
yang tertanam pada membran mukosa akan terpajan mukoprotein yang
mengandung asam sialat yang dapat mengikat virus. Reseptor spesifik
yang dapat berikatan dengan virus influenza berkaitan dengan
spesies darimana virus berasal. Virus Swine influenza manusia dapat
berikatan dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida yang berasal dari
membran sel dimana didapatkan residu asam sialat yang dapat
berikatan dengan residu galaktosa melalui ikatan 2,6 linkage.
Virusdapat berikatan dengan membran sel mukosa melalui ikatan yang
berbeda yaitu ikatan 2,3 linkage. Adanya perbedaan pada reseptor
yang terdapat pada membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa
virus H1N1 tidak dapat mengadakan replikasi secara efisien pada
manusia. Mukoprotein yang mengandung reseptor ini akan mengikat
virus sehingga perlekatan virus dengan sel epitel saluran napas
dapat dicegah. Tetapi virus yang mengandung protein neuraminidase
pada permukaannya dapat memecah ikatan tersebut. Virus selanjutnya
akan melekat pada epitel pada permukaan saluran napas untuk
kemudian bereplikasi didalam sel tersebut. Replikasi virus terjadi
selama 4-6 jam sehingga dalam waktu singkatvirus dapat menyebar ke
sel-sel didekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari,
lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang
bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya
mengerut dan mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya
disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan terbentuk badan
inklusi.
2.4 Gejala klinisPada waktu terjadi wabah flu babi di suatu
peternakan babi, bolah dikatan hampir seluruh populasi babi
dipeternakan tersebut menjadi sakit secara bersamaan.epidemi
umumnya terjadi dimusim dingin dengan babi muda umumnya menderita
sakit yang berat. Babi penderita influenza akan mengalami demam,
depresim batuk-batuk, bersin-bersin, sulit bernapas, mata mengalami
keradangan sehingga berwarna merah dan terganggu nafsu makannya.
Sesudah itu babi akan mengalami gangguan pernapasan akut berupa
batuk-batuk hebat, bersin-bersin, pernapasan perut yang tidak
teratur. Mata dan hidung yang sakit akan selalu mengeluarkan
cairan. Pada beberapa babi yang bunting mengalami abortus. Sebagian
besar babi akan sembuh kembali dalm waktu 6 hari, dengan kematian
hanya terjadi 1% dari babi yang sakit. Kemtian biasanya terjadi
pada anak babi atau jika terjadi gangguan pernapasan yang
berat.Pada manusia terinfeksi flu babi H1N1 sebagian kecil yang
menimbulkan gejala klinis berupa gejala klinis influenza yang umum
terjadi, yaitu demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit
seluruh badan, sakit kepala, menggigil dan rasa lelah. Selain itu
penderita juga mengalami diare dan muntah-muntah. Pada pandemi
tahun 2009, penyebabnya bukanlah virus H1N1 ynag zoonotik karena
penularan pada manusia tidak berasal dari babi, melainkan dari
manusia ke manusia. Pada flu babi dengan gejala klinis yang berat,
hal ini disebabkan oleh terjadinya pneumonia yang umumnya merupakan
penyebab kematian penderita.2.5Pemeriksaan PenunjangDiagnosis flu
babi sebenarnya sudah dapat diarahkan dengan memperhatikan
gejala-gejal klinis dan epidemiologi penyakit ini. Untuk menetapkan
diagnosis pasti, berbagai teknik diagnosis dapat dilakukan,
yaitu:1. Pemeriksaan imunohistokimia2. Hemagglutination-inhibition
yang dilakukan bersama neuramidase inhibition.3. ELISA4. PCRSebagai
bahan pemeriksaan yang dapat digunakan adalah hapusan hidung (nasal
swab) atau hapusan faring (pharyngeal swab) dari penderita yang
hidup, atau bahan jaringan paru penderita yang sudah mati.Untuk
pemeriksaan serologi, sampel penderita sebanyak 20 ml pada saat
penyakit sedang akut dan pada stadium konvalesen (2-3 n=minggu
sesudahnya). Pada umunya dilakuakn hemaglutinasi inhibisi untuk
menunjukkan adanya kenaikan titer antibodi. Pemeriksaan serologi
terhadap penderita muda lebih sulit dipastikan hasilnya karena
masih adanya antibodi maternal.Identifikasi virus dapat ditentukan
melalui imunohistokimia, uji inhibis-hemaglutinasi bersama
neuramidase, ELISA dan PCR.
2.6 DiagnosisDepartemen kesehatan RI membuat kriteria diagnosis
flu babi sebagai berikut:1.Pasien dalam ObservasiSeseorang yang
menderita demam > 38C disertai satu atau lebih gejala dibawah
ini:a.Batukb.Sakit tenggorokanc.Pilekd.Napas pendek/ sesak napas
(pneumonia) dimana belum jelas ada atau tidaknya kontak dengan
unggas mati/sakit mendadak yang belum diketahui penyebabnya.
2.Kasus SuspekSeseorang yang menderita demam > 38C disertai
satu atau lebih gejala dibawah ini:a.Batukb.Sakit
tenggorokanc.Pilek Napas pendek/ sesak napas (pneumonia) dimana
belum jelas ada atau tidaknya kontak dengan babi mati/sakit
mendadak yang belum diketahui penyebabnya.d.Pernah tinggal di
daerah yang terdapat kematian babi yang tidak biasa dalam 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala.e.Pernah kontak dengan penderita flu
babi dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala.f.Pernah kontak
dengan spesimen flu babi dalam 7 hari terakhir sebelum timbul
gejala.g.Ditemukan lekopenia 3000/l atau mm.h.Tes ELISA untuk
influenza A tanpa subtipe.i.Kematian akibat Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS) dengan satu atau lebih keadaan dibawah
ini:-Lekopenia atau limfopenia, trombositopenia ( 38C, batuk,
sesak, kesulitan napas dan diare3.1.4 Riwayat penyakit DahuluPernah
kontak dengan babi yang mati/sakit secara mendadak dalam 7 hari
terakhir, pernah kontak dengan penderita flu babi dalam 7 hari
terakhir.3.1.5 Pemeriksaan FisikB1:Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri
dada, penggunaan otot bantu pernafasaan, pernafasaan diafragma dan
perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola nafas cepat dan
dangkal, retraksi otot bantu pernafasan, RR > 30x/menit.Palpasi
: fremitus vokal menurun.Perkusi : suara perkusi redup sampai
pekak.Auskultasi: Ronkhi basah, suara napas bronkial.B2:Sianosis,
nadi > 100x/menit, CRT > 3 detik, BGA menunujukkan
hipoksemia, S1 dan S2 tunggal.B3:Nyeri kepala, terjadi penurunan
kesadaran.B4:Terkadang produksi urine menurunB5:Mual, muntah,
diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun.B6:Nyeri otot,
kelemahan pada otot.3.1.6 Pemeriksaan Penunjanga. Kultur virusb.
PCRc. Uji serologi: ELISAd. Hematologi: leukopenia, limfositopenia,
limfositosis relatif, trombositopenia.e. Kimia darah: BGA dapat
normal atau abnormal, peningkatan SGOT/SGPT, penurunan albumin,
peningkatan ureum dan kreatinin.f. Pemeriksaan Radiologi:
infiltrasi di paru.3.2 Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan napas
tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret.2. Gangguan
pertukaran gas berhubungan denganpenurunan O2dalam udara
inspirasi.3. Hipertermi berhubungan dengan perubahan pada regulasi
temperatur.4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak,
muntah, hiperventilasi).5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh peningkatan kebutuhan metabolik sekunder,
anoreksia.6.Intoleran aktifitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2.7. Resiko tinggi penularan infeksi
b.d proses penyakit.
Nurse ZoneSelasa, 29 Maret 2011Askep Flu Burung dan Flu Babi
A.TINJAUAN MEDIS
a.DefinisiFlu Burung adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung / unggas dan
manusia. Salah satu tipe yan diwaspadai adalah yang disebabakan
oleh influenza dengan kode genetik H5N1 ( H: Haemagglutinin, N:
Neuramidase ). (WHO = Avian Influenza, 2004)Flu Babi adalah
penyakit saluran perapasan akut pada babi yang disebabkan oleh
virus influenza tipe A. Penyakit ini sangat cepat menyebar kedalam
kelompok ternak dalam waktu 1 minggu, pada umumnya penyakit ini
dapat sembuh dengan cepat kecuali bila terjadi komplikasi dengan
bronchopneumonia, akan berakibat pada kematian. ( FENNER et
al.,1987)b.EtiologiPenyebab Flu Burung adalah :Virus influenza tipe
ATermasuk famili orthomyxoviridaeDapat berubah-ubah bentukTerdiri
dari hemaglutinin (H) Neuramidase (N). Kedua huruf digunakan
sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak
jenisnya.Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H3N3, H5N1, H9N2,
H7N7, sedangkan pada binatang H1H5 dan N1N9.Strain yang sangat
virulen / ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A
H5N1Virus tersebut dapat bertahan di air sampai 4 hari pada suhu 22
C dan lebih dari 30 hari pada 0 CVirus akan mati pada pemanasan 60
C selama 30 menit / 56 C selama 3 jam dan dengan detergen,
desinfektan missal formalin cairan yang mengandung iodine.Penyebab
Flu Babi adalah :Virus-virus influenza ( tipe A, B, C) adalah virus
RNA berselubung dengan genome bersegmen, ini artinya kode genetik
RNA virus tidak merupakan untai tunggal RNA tetapi terdapat sebagai
delapan segmen RNA yang berbeda pada virus-virus influenza. Virus
influenza manusia / burung dapat menginfeksi sel saluran pernapasan
babi pada saat yang sama dengan virus influenza babi; beberapa
untai RNA yang bereplikasi dari virus manusia dapat terjadi
kesalahan dan memasuki selubung virus flu babi.Babi memainkan peran
yang unik sebagai suatu host intermediet bagi tipe flu baru karena
sel-sel saluran pernapasan babi dapat terinfeksi secara langsung
virus flu burung, manusia, dan mamalia lain. Selanjutnya, sel-sel
pernapasan babi dapat terinfeksi banyak tipe flu dan dapat
berfungsi sebagai wadah penyempurnaan untuk segmen-segmen RNA flu.
Virus flu burung, yang biasanya menginfeksi sel saluran pencernaan
pada banyak spesies burung keluar bersama kotoran burung. Babi
dapat memperoleh virus ini dari lingkungan & tampaknya ini
merupakan cara utama segmen RNA virus flu burung masuk ke dalam
populasi virus flu mamalia.a.Pathway
a.Pemeriksaan Diagnostik
NoPemeriksaan DiagnostikTemuanNormal
1Pemeriksaan ApusanDitemukan virus / bakteri yang menyebabkan
flu burungTidak ditemukan virus / bakteri yang menyebabkan flu
burung
2RontgenPemeriksaan toraks dapat dilihat yaitu bagi penderita
H5N1 dan H1N1 terdapat pneumonia (radang membrane paru) akibat
eksudat pada rongga pleura yang berlebihanParu-paru bersih (tidak
ditemukan pneumonia)
3Pemeriksaan darah rutinLeukositPada pasien H5N1 dan H1N1
ditemukan leukosit meningkat.Leukosit normal baik laki-laki maupun
perempuan yaitu 5 10.000
HbHb normal laki-laki yaitu 13,5 18 g/dlHb normal wanita yaitu
11,5 16 g/dl
4Pemeriksaan Lab.virologiPCRPemeriksaan dapat mendeteksi adanya
virus influenzaTidak ditemukan virus influenza
5CT-Scan dan MRIMemeberikan gambaran khas yang terletak di pons
dan thalamus. Kelainan yang khas yang terletak di pons dan thalamus
yang tampak dalam CT otak adalah gambaran densitas rendah simetris
di thalamus, pons dan batang otak. Pada pemeriksaan MRI dengan
kontras didapatkan gambaran kelainan berbentuk outcome
ensefalitis/ensefalopati berhubungan dg usia penderita & temuan
CT / MRI.Tidak ditemukan gambaran khas kelainan otak pada thalamus,
pons, dan batang otak.
a.Tanda dan GejalaTanda dan gejala flu burung adalah :a.Gejala
pada unggas :Jengger berwarna biruBorok di kakiKematian
mendadakb.Gejala pada manusia :Demam ( suhu badan di atas 38
C)Batuk dan nyeri tenggorokanRadang saluran pernapasan
atasPneumoniaInfeksi mataNyeri sendi dan otot ( Badan Penelitian
& Pengembangan Kes.Depkes RI)
Tanda dan gejala flu babi yaitu umumnya mirip dengan kebanyakan
infeksi influenzaDemam (38 C atau lebih )BatukSekresi hidung
berlebihanKeletihanSakit kepalaMualMuntahDiareNyeri otot dan
tulangSakit tenggorokanMenggigil dan lemasTidak nafsu makanBersin
bersinTanda dan gejala lain pada anak-anak :Nafas
terengah-engahKulit menjadi kehitaman / keabuanMalas
minumMuntah-muntahTidak bisa bangun dan berinteraksi dengan
baikTidak mau disentuhTerkadang gejala hilang tetapi demam &
batuk masih ada (Capernito, Linda juall,
2001)a.KomlikasiMeningitisEncephalitisMyocarditisParalisis akut
flaksid
b.Prognosa Prognosa buruk, angka kematian penderita sangat
tinggi.
a.Penatalaksanaan Medis1.Terapia.Pasien dengan flu babi akan
dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan gejala klinis ringan,
sedang / berat.b.Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan
dengan diberi obat simptomatis dan KIE untuk waktu istirahat
dirumah.c.Kelompok gejala klinis sedang, dirawat di ruang isolasi
dan mendapat oseltamivir 2 x 75 mg.d.Untuk kelompok dengan gejala
klinis berat dirawat di ICU.e.Pemeriksaan laboratorium sesuai
jadwal yang sudah ditentukan.f.Di ruang rawat inap : dilakukan
evaluasi keadaan umum, kesadaran umum, tanda vital, pantau saturasi
oksigen.g.Terapi suportif.Penatalaksanaan medis pasien flu burung
terutama bersifat suportif. Semua kasus suspek masuk ke rumah sakit
melalui triage. Pada waktu di triage pasien diharuskan memakai
masker dan petugas juga sudah mengenakan Alat Pelindung Perorangan
berupa masker dan sarung tangan. Setelah di lakukan assessment
& diklarifikasikan oleh dokter Tim KLB / dokter jaga, dilakukan
pemeriksaan laboratorium hematologi rutin, foto toraks, serta
dilakukan rapid test untuk influenza A/B. Bila perlu dilakukan
pemeriksaan analisa gas darah untuk menilai beratnya penyakit. Bila
memang memenuhi kriteria suspek dan perlu diinvestigasi maka pasien
dirawat diruang isolasi. Pada saat awal tersebut bila masuk
indikasi maka dapat diberikan obat antiviral oseltamivir.
a.Daftar Pustaka
BROWN I.H., S.H. DONE, Y.I. SPENCER,W.A.COOLEY, P.A. HARRIS, and
D.J. ALEXANDER, 1993.Pathogenicity of a swine influenza H1N1 virus
antigenically distinguisable from classical and European strains.
Vet. Record 132, 24: 598-602.
HAMPSON A. 1996.Influenza-Dealing with a continually emerging
disease. In Communicable Diseases Intelligence. (20) 9:
212-216.KARASIN A.I., I.H. BROWN, S. CARMAN and C.W. OLSEN
2000.Isolation and Characterization of H4N6 Avian Influenza Viruses
from Pigs with Pneumonia in Canada. J. of Vir. (74) 19:
9322-9327.
LANDOLT G.A., A.I. KARASIN, L.PHILLIPS and C.W.OLSEN,
2003.Comparison of the Pathogenesis of Two Genetically Different
H3N2 Influenza Virus in Pigs. J. of Clin.Microb. (41) 5:
1936-19041
LANZA I., I.H. BROWN, and D.J. PATON, 1992.Pathogenicity of
concurrent infection of pigs with porcine respiratory corona virus
and swine influenza virus. Res. in Vet. Science53: 309-314.
Capernito,Linda juall.2001.Buku Saku Diagnosa
Keperawatan.Jakarta.EGC
Corwin,Ellizabetz,2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta.EGC
Doengoes,1999.Perencanaan Asuhan Keperawatan.Jakartan.EGC
A.ASUHAN KEPERAWATAN
a.Pengkajian UmumData tergantung pada tahap penyakit dan darajat
yang terkena
AKTIVITAS / ISTIRAHATGejala : Kelelahan umum & kelemahan
Nafas pendek saat bekerja Kesulitan tidur pada malam / demam malam
hari, mengigil dan berkeringat Mimpi burukTanda : Dipsnea pada saat
kerja Kelelahan otot, nyeri, dan sesak ( tahap lanjut)
INTEGRITAS EGOGejala : Adanya / faktor stress Masalah keuangan
Perasaan tak berdayaTanda : Menyangkal ( khususnya selama tahap
dini) Ansietas, ketakutan, mudah terangsang
MAKANAN / CAIRANGejala : Kehilangan nafsu makan Anoreksia Tak
dapat mencerna Penurunan berat badanTanda : Turgor kulit buruk,
kering / kulit berisisik Kehilangan otot / hilang lemak
subkutan
NYERI / KENYAMANANGejala : Nyeri dada meningkat karena batuk
berulangTanda : Berhati-hati pada area yang sakit Perilaku
distraksi, gelisah
PERNAPASANGejala : Batuk produktif / tak produktif Napas pendek
Riwayat H5N1 & H1N1 / terpajan pada individu terinfeksiTanda :
Peningkatan frekuensi pernapasanPerkusi pekak dan penurunan
fremitus. Bunyi napas: menurun / tak ada secara bilateral
/unilateral. Bunyi napas tubuler. Karakteristik sputum : hijau /
purulen, mukoid kuning.Tak perhatian, mudah terangsang, dan
perubahan mental ( tahap lanjut)KENYAMANANGejala : Adanya kondisi
penekanan imun, contoh AIDS, kanker Tes HIV positifTanda : Demam
tinggi / sakit panas akut
INTERAKSI SOSIALGejala : Perasaan isolasi / penolakan karena
penyakit menular Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab /
perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
PENYULUHAN / PEMBELAJARANGejala : Riwayat keluarga H5N1 / H1N1
Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk Gagal untuk membaik /
kambuhnya penyakit Tidak berpartisipasi dalam terapi
( Marlyn E. Dongoes ( 2001) )
a.Diagnosa KeperawatanAnalisa Data
NoSymptomEtiologiProblemMasalah KeperawatanDiagnosa
Keperawatan
1Ds: Klien mengeluh batuk, napas pendek saat kerja,
sesak(wheezing), nyeri dada karna batuk berulang.
Do: Frek.napas meningkat, eksudat pada bronkus, dipsneu, sekresi
hidung meningkat, napas terengah2, ronkhi.Penumpukan sekret
Penurunan suplai oksigen
Bersihan jalan napas tidak efektif
Pola napas tdk efektifBersihan jalan napas tidak efektif
Pola napas tdk efektifBersihan jalan napas tidak efektif b/d
penumpukan sekret
Resiko pola napas tidak efektif b/d penurunan suplai oksigen
2Ds: Klien mengeluh mual, muntah, klien mengatakan tidak nafsu
makan, sakit kepala, sakit tenggorokan.
Do: Frek.BAB lebih dari 3x sehari, feses encer, bibir kering,
mata cekung, kulit kering, tek.darah menurun (>110/65
mmHg)Output cairan berlebihan
Kekurangan cairanGg. Keseimbangan cairan
Resiko syok hipovolemikGg. Keseimbangan cairan
Resiko syok hipovolemikGg. Keseimbangan cairan b/d output cairan
berlebihan
Resiko syok hipovolemik b/d kekurangan cairan
3Ds: Klien mengeluh mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri
tenggorokan, anoreksia, lemah, lemas, tidak dapat beristirahat pada
malam hari.
Do: Berat badan menurun, tonsil bengkak.Absorbsi nutrisi tidak
adekuatGg.keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuhGg.keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuhGg.keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
Absorbsi nutrisi tidak adekuat
4Ds: Klien mengeluh suhu tubuh tinggi, menggigil pada malam
hari.
Do: Suhu tubuh > 38 CMata cekung, bibir pucatPerubahan
regulasi temperaturHipertermiHipertermiHipertermi b/d Perubahan
regulasi temperature
5Ds: Klien mengeluh lemah, lemas, nyeri pada sendi, otot, dan
tulang,prilaku distraksi,tidak bisa bangun.
Do: Gelisah, tidak bisa bangun dan berinteraksi dg baik, tidak
mau disentuh, sensitive, berhati-hati pada area yang sakit,
myalgia, kelelahan otot,hasil lab. menunjukan adanya infeksi oleh
virus pada sendi dan tulang.Nyeri
Inflamasi virus pada persendianIntoleransi aktivitas
NyeriIntoleransi aktivitas
NyeriIntoleransi aktivitas b/d nyeri
Nyeri b/d inflamasi virus
b.Prioritas MasalahBersihan jalan napas tidak efektifPola napas
tidak efektifGg.keseimbangan cairanGg.keseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuhNyeri sendiHipertermiIntoleransi
aktivitasResiko syok hipovolemik
a.IntervensiNoDx. KeperawatanTujuan &
KHIntervensiRasional
1Bersihan jalan napas tidak efektif b/d penumpukan sekretDalam
waktu 1x 30 menit, jalan napas kembali efektif.KH : sesak
berkurang, bunyi weezing pd nafas berkurang, nyeri dada berkurang,
sekresi hidung berkurang, frek.nafas mulai optimal.Pemeriksaan
fisikdengan cara auskultasimendengarkan suaranafas (adanya
ronchi).
Bebaskan jalan nafasdengan mengatur posisikepala ekstensi.
Bersihkan saluran nafasdari sekret dan lendir
Ronchi menunjukkanadanya gangguanpernafasan akibat atascairan
atau sekret yangmenutupi sebagian darisaluran pernafasansehingga
perludikeluarkan untukmengoptimalkan jalannafas.
Secara anatomi posisikepala ekstensimerupakan cara
untukmeluruskan ronggapernafasan sehinggaproses respiransi
tetapberjalan lancar denganmenyingkirkanpembuntuan jalan nafas.
Tindakan bantuanuntuk mengeluarkansekret, sehinggamempermudah
prosesrespirasi
2Pola napas tdk efektif b/d penurunan suplai oksigenSetelah
dilakukan asuhan keperawatan 1x 30 menit, pola napas kembali
efektif.KH : Sesak berkurang, frek. Napas mulai optimal (16-20x
/mnt).Auskultasi bunyi napas,catat area yangmenurun, ada
tidaknyabunyi napas, dan adanyabunyi tambahan
Tinggikan kepala tempattidur, letakkan posisiduduk semi
fowler,bantu peningkatanwaktu tidur
Evaluasi frekuensi pernapasan, catat upayapernapasan, catat
adanyadispnea
Catat respon padapelatihan napas dalamatau pengobatanpernapasan
lain, catatbunyi napas sebelumatau sesudah pengobatan
KolaborasiKaji ulang laporan fotodada dan
pemeriksaanlaboratorium setelahindikasi
Bunyi napas seringmenurun pada dasarparu berhubungandengan
terjadinyaatelektasis. Bunyitambahan seperticrackels/ronchi
dapatmenunjukkanakumulasi cairan atauobstruksi jalan
napasparsial
Merangsang fungsipernapasan atauekspansi paru, efektifpada
pencegahan dankongesti paru
Kecepatan upaya mungkin meningkatkannyeri, takut,
demam,menurunkan volumerespirasi, akumulasisecret dan
hipoksia,penurunan kecepatandapat terjadi daripenggunaan
analgesicberlebihan
Catat keefektifan terapiatas kebutuhan untukpemilihan
intervensilebih agresif
Melihat kemajuan kondisi tubuh klien
3Gg.keseimbangan cairan b/d output cairan berlebihan
Dalam waktu 1x 30 menit, kebutuhan cairan tubuh pasien
terpenuhi.KH : Nafsu makan bertambah, pasien tampak segar, sakit
kepala berkurang, sakit tenggorokan berkurang, frek. BAB dalam
batas normal (2/3 x sehari), feses tidak encer, bibir tampak
lembab, turgor kulit baik, kulit lembab, mata tdk cekung.
Rencanakan targetpemberian asupan cairan
Kaji pemahaman klien tentang alasan mempertahankan hidrasi yg
adekuat
Catat intake dan output cairan
Pantau intake per oral
Pantau output cairan
Mempermudahmemantauan kondisiklien
Pemahaman tentang alasan tersebutmembantu klien dalammengatasi
gangguan
Untuk mengetahuiperkembangan statuscairan klien
Untuk mengontrolintake cairan klien
Untuk mengetahuiperkembangan statuscairan klien
4Gg.keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
absorbsi nutrisi tak adekuatDalam waktu 1x 30 menit, kebutuhan
nutrisi terpenuhi.KH : Pasien tampak segar, ada nafsu makan, mual
dan muntah berkurang, anoreksia hilang, dapat mencerna dan menelan
makanan, berat badan bertambah.Kaji riwayat nutrisi,termasuk
makanan yang disukai
Observasi dan catatmasukan makananpasien
Berikan makan sedikitdan frekuensi seringdan/atau makan diantara
waktu makan
Berikan dan bantuhigiene mulut yang baik;sebelum dan
sesudahmakan, gunakan sikatgigi halus untukpenyikatan yang
lembut
KolaborasiKonsul pada ahli gizi
Pantau pemeriksaanlaboratorium seperti Hb,Hct, BUN,
Albumin,Protein, Transferin, BesiSerim, B12, Asam Folat, TIBC,
Elektrolit SerumMengidentifikasidefisiensi, sehingga mempermudah
melaksanakan intervensi
Mengawasi masukankalori atau kualitaskekurangan
konsumsimakanan
Makan sedikit dapatmenurunkan kelemahandan
meningkatkanpemasukan
Meningkatkan nafsumakan dan pemasukanoral, menurunkanpertumbuhan
bakteri,meminimalkankemampuan infeksi
Membantu dalammembuat rencana dietuntuk memenuhikebutuhan
individual
Meningkatkanefektivitas programpengobatan, termasuksumber diet
nutrisiyang dibutuhkan
5Nyeri b/d inflamasi virusDalam waktu 1 x 24 jam, nyeri
berkurang.KH : Klien mengatakan nyeri sendi dan tulang berkurang,
kelelahan otot berkurang, dapat beristirahat dg tenang. Ekspresi
wajah rileks, keluhan nyeri berkurang, skala nyeri berkurang (skala
2), dapat beraktivitas dan berinteraksi dg baik.
Evaluasi keluhan nyeri, pertahankan lokasi dan karakteristik
nyeri termasuk intervensi (skala 0-10) pertahankan nyeri, non
verbal .
Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan
nyeri.Berikan alternatif tindakan kenyamanan (massage)Selidiki
adanya keluhan nyeri yang tiba-tiba / buruk tidak hilang dengan
analgetikKolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
Mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan intevensi.
Membantu menghilangkan ansietas.
Menurunkan area tek.lokal & kelelahan otot
Dapat menandakan terjadinya komplikasi( cth: infeksi, iskemik
jaringan)
Mempertahankan kadar analgesic darah yg adekuat.
6Hipertermi b/d perubahan pada regulasi temperature
Dalam waktu 1x 60 menit, suhu tubuh dalam batas normal.KH :
demam hilang/berkurang, dapat beristirahat pd malam hari, wajah
tampak segar, mata tidak cekung, bibir lembab.
Observasi tanda-tandavital terutama suhutubuh
Pantau suhu lingkungan
Pantau intake dan outputCairan
Jelaskan kepada klienpentingnyamempertahankan intakecairan
adekuat
KolaborasiBerikan antipireutikseperti aspirin
atauasetaminoven
Menentukan langkahintervensi selanjutnya
Suhu ruangan harus diubah untukmempertahankan suhunormal
Pemahaman tentangalasan tersebutmembantu klien dalammengatasi
gangguan
Untuk mengetahuiperkembangan statuscairan klien
Digunakan untukmengurangi demamdengan aksisentralnyapada
hipotalamusmeskipun demam dapatbergun untuk
mengatasipertumbuhanorganisme danmeningkatkanautoimun dari
sel-selyang terinfeksi
7Intoleransi aktivitas b/d nyeriSetelah dilakukan asuhan
keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat melakukan akivitas maksimal
sesuai kemampuan.KH : Nyeri berkurang pd saat bergerak, pasien
dapat beristirahat dg nyaman, pasien sudah mulai dapat berinteraksi
dg baik.Kaji kesiapan untukmeningkatkan aktivitascontoh:
penurunankelemahan/ kelelahan,TD stabil, frekuensinadi,
peningkatanperhatian padaaktivitas dan perawatandiri
Kaji kemampuan pasienuntuk melakukan tugasnormal, catat
laporankelelahan, keletihan, dankesulitan menyelesaikantugas
Rencanakankemampuan aktivitasdengan pasien, termasukaktivitas
yang pasienpandang perlu.Tingkatkan tingkataktivitas sesuai
toleransi
Berikan lingkungantenang. Pertahankantirah baring
biladiindikasikan. Pantaudan batasi pengunjung,telepon, dan
gangguanberulang tindakan yangtak direncanakanBerikan bantuan
dalamaktivitas bila perlu,memungkinkan pasienuntuk
melakukannyasebanyak mungkin
Anjurkan klien menggunakan teknikpenghematan energy
Anjurkan pasien untukmenghentikan aktivitasbila palpitasi,
nyeridada, napas pendek,kelemahan, atau pusingterjadiStabilitas
fisiologispada istirahatpenting untukmemajukan tingkataktivitas
individualMempengaruhi pilihanintervensi/bantuan
Meningkatkan istirahatuntuk menurunkankebutuhan oksigentubuh dan
menurunkanregangan jantung danparu
Meningkatkan secarabertahap tingkataktivitas sampai normaldan
memperbaikistamina tanpakelemahan
Mempertahankantingkat energi danmeningkatkan reganganpada sistem
jantung danpernapasan
Membantu bila perlu,harga diri ditingkatkanbila pasien
melakukansesuatu sendiri
Mendorong pasienmelakukan banyakdengan membatasipenyimpangan
energidan mencegahkelemahan
Regangan/streskardiopulmonalberlebihan/stres
dapatmenimbulkandekompensasi/kegagalan
8Resiko syok hipovolemik b/d kekurangan cairan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x 60 cairan tubuh pasien
terpenuhi.KH: Pasien tampak segar, turgor kulit baik, mata tidak
cekung, kulit lembab, tanda2 vital stabil.Kaji turgor kulit,
membrane mukosa & rasa haus
Pantau tanda-tanda vital, termasuk CVP bila terpasang, catat
hipertensi, termasuk perubahan postural
Pantau pemasukan oral & memasukan cairan sedikitnya 2500
ml/hari
Ukur haluran & berat jenis urine
Timbang berat badan
Berikan cairan / elektrolit
Catat peningkatan suhu dan durasi demam. Berikan kompres hangat
sesuai indikasi. Pertahankan kenyamanan suhu lingkungan
Berikan obat-obatan sesuai indikasi : Antiemetik.
mis.prokloperazin maleat (compazine); trimetobenzamid (Tigan);
metaklopramid (Reglan).
Indikator tidak langsung dari status cairan
Indikator dari volume cairan sirkulasi
Mempertahankan keseimbangan cairan
Peningkatan berat jenis urine menunjukan perubahan perfusi
ginjal / volume sirkulasi
Melihat peningkatan asupan makanan yg diberikan
Mendukung / memperbesar volume sirkulasi, terutama pemenuhan
oral tak adekuat
Menigkatkan kebutuhan metabolisme
Mengurangi insiden muntah untuk mengurangi kehilangan cairan /
elektrolit lanjut
Diposkan olehNurse Zonedi21.24Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
PinterestTidak ada komentar:Poskan KomentarPosting Lebih
BaruBerandaLangganan:Poskan Komentar (Atom)Laman BerandaMengenai
Saya
Nurse ZoneI am just a woman that can not be separated from sin
.., I live in the world thanks to my parents who really cared for
me, I am very fond of them.Lihat profil lengkapkuPengikut
Widget-Animasi-BlogSearch This BlogTop of Form
Bottom of FormBlog Archive 2012(2) 2011(3) April(1) Maret(2)
Askep Gastritis Askep Flu Burung dan Flu Babi
Template Simple. Gambar template olehmerrymoonmary. Diberdayakan
olehBlogger.