LO.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN DAN LARUTAN 1.1. DEFINISI
CAIRANCairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat
terlarut.1.2. JENIS-JENIS CAIRAN Cairan tubuh terbagi atas 2
kompartemen besar yaitu 1. Kompartemen intrasel Cairan intrasel
(intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh.
Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% tubuh total). Kandungan
air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Cairan intrasel
berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi
serta proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga
berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara
lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan
osmolalitas cairan ekstrasel.
Kandungan Elektrolit IntraselKation utama adalah kalium,
sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein. Ion K+, Mg2+ dan
PO42+ merupakan solut yang dominan untuk menimbulkan efek osmotik
pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses biolistrik.
Konsentrasi kalsium intrasel sangat rendah.
Peranan cairan intrasel:1. Pada proses menghasilkan, menyimpan,
dan penggunaan energi1. Proses perbaikan sel 1. Proses replikasi1.
Dan fungsi khusus: sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume
dan osmolalitas cairan ekstrasel
1. Kompartemen ekstrasel Cairan ekstrasel adalah cairan yang
terdapat di luar sel tubuh. Terdiri dari: Cairan interstitium atau
cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan
intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah. Cairan trans-sel, yang berada dalam
rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal),
bola mata, sendi. Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit.
Denggan menggunakan berbagai marker, diperoleh volume cairan
ekstrasel sebesar 42-53% jumlah cairan tubuh total untuk marker
klorida dan 30-33% untuk marker insulin dan sulfat.
Cairan ekstrasel berperan sebagai: Pengantar semua keperluan sel
(nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals dan regulator
hormon/molekul). Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik
atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar
lingkungan sel.
Kandungan Elektrolit EkstraselKomposisi bahan yang terlarut
dalam subkompartemen cairan ekstrasel (plasma dan cairan
interstitium) berbeda, hal ini disebabkan oleh pengaruh
keseimbangan Gibbs-Donnan3, kadarnya lebih tinggi pada cairan
interstitium, kecuali untuk ion Ca2+ dan Mg2+ karena ion ini banyak
yang terikat pada protein plasma. Perbedaan yang nyata antara
cairan intrasel adalah pada kationnya. Kation utama cairan
ekstrasel adalah natrium (Na+) dan dalam cairan intrasel kalium
(K+). Kation ekstrasel lainnya adalah kalium (K+), kalsium (Ca2+),
dan magnesium (Mg2+). Untuk menjaga netralitas listrik, di dalam
cairan ekstrasel terdapat anion klorida, bikarbonat dan albumin.
Natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat merupakan elektrolit
penting karena kontribusinya sebagai daya osmotik untuk
mempertahankan air dalam cairan ekstrasel. Natrium dan kalium
memperngaruhi tekanan osmotik kristaloid cairan ekstrasel dan
intrasel serta secara langsung berhubungan dengan fungsi sel dalam
proses biolistrik. Konsentrasi natrium merupakan kontributor utama
dalam osmolalitas serum dan penentu utama tonisitas plasma. Jumlah
natrium di dalam cairan ekstrasel merupakan hasil keseimbangan dua
faktor, yaitu uptake natrium di saluran cerna dan ekskresi natrium
di ginjal dan tempat lain. Natrium adalah komponen utama cairan
ekstrasel karena selalu dipompa keluar sel oleh natrium-natrium
ATPase.Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartemen
terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel
memisahkan cairan intrasel dengan cairan interstitial, sedangkan
dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam
keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan
elektrolit antar kompartmen.Bila terjadi perubahan konsentrasi atau
tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan
cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi keseimbangan
kembali.
1.3. DEFINISI LARUTANLarutanadalahcampuran homogenyang terdiri
dari dua atau lebih zat, ukuran partikelnya sama, tidak ada bidang
batas antara zat pelarut zat terlarut, partikel penyusunnya
berukuran sama baik ion maupun molekul nya, dalam larutan fase
cair, Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
terlarutatausolut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebutpelarutatausolven.
1.4. JENIS-JENIS LARUTANLarutan diklasifikasikan menjadi 3 macam
:1. Berdasarkan fasa (wujud) nya :NOSOLVENTSOLUTELARUTAN
FASACONTOHFASACONTOH
1.CairAirCairAlkoholSpiritus
2.CairAsetonGasAsetilenZat untuk Las
3.CairAirPadatGaramLarutan Garam
2. Berdasarkan Kejenuhannya : Larutan tidak Jenuh : Larutan yang
pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C) masih
dapat melarutkan solute. Larutan < Ksp
Lautan jenuh : Larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat
lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan
antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut. Larutan =
Ksp
Larutan lewat jenuh : Larutan yang mengandung konsentrasi zat
terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut padakeadaan jenuh.
Larutan > Ksp
3. Berdasarkan Daya Hantar Listrik :
Larutan elektrolit : Larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Adapun larutan elektrolit dibagi lagi atas 2 macam yaitu
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
Larutan non elektrolit : Larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik.
1.5. HUBUNGAN DAN PERBEDAAN CAIRAN DAN LARUTAN1. HUBUNGAN CAIRAN
DAN LARUTANLarutan adalah cairan yang terdiri dari dua zat atau
lebih .
2. PERBEDAAN CAIRAN DAN LARUTANCairanadalah salah satu dari
empatfase bendayangvolumenyatetap dalam kondisisuhudantekanantetap
dan bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya. Larutan adalah
campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri
dari solute (zat terlarut) dan solvent (zat pelarut) secara
teoritis berdasarkan definisi larutan maka ada sembilan kemungkinan
macam larutan.
1.6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTANa.Umur :Kebutuhan
intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat
badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.
b.Iklim :Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi)
dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet :Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan
elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan
membakar protein dan lemak sehingga serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
d.Stress :Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa
darah, dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat
meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit :Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap
kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh misalnya :- Trauma
seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air.- Penyakit
ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulatorkeseimbangan cairan dan elektrolit tubuh- Pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intakecairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara
mandiri.
f.Tindakan Medis :Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction,
nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan :Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative
dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko
tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Gangguan Keseimbangan
Cairan di dalam Tubuh
Gangguan keseimbangan cairan yang ada di dalam tubuh dapat
terjadi ketika kita mengalami diare, muntah, panas yang berlebihan
dan penggunaan obat deuritik. Dan gangguan keseimbangan cairan ini
( dehidrasi ) juga dapat menyebabkan seseorang mengalami
pingsan.
Diare : Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan
menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini
proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak
sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja
berair pada diare.Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan
air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan
elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.Kehilangan
cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab
kematian pada penderita diare. Kondisi yang disebut dehidrasi ini
berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan
menurunkan kesadaran pasien.
Muntah :Muntah terjadi dengan mekanisme yang sangat komplek.
Terjadi nya muntah di control oleh saraf pusat yang ada di otak.
Rangsangan muntah akan mengakibatkan konstriksi otot lambung dan
penurunan diafragma. Hal tersebut meningkatkan tekanan di dalam
perut khususnya lambung sehingga mendorong isi lambung keluar. Jika
muntah terjadi berlebihan maka tubuh akan sulit untuk menggantikan
cairan tubuh karena terlalu banya cairan dan elektrolit yang
terbuang. Perubahan jumlah elektrolit yang ada di tubuh ini
menyebabkan kadar PH menjadi lebih tinggi dan menimbulkan
dehidrasi.
Pingsan :Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi
otak kita, seperti konsentrasi dan kemampuan berpikir. Secara
fisik, kekurangan cairan dapat menurunkan stamina dan produktivitas
karena banyaknya elektrolit yang hilang, sehingga kita jadi
mengalami gangguan sakit kepala, lesu, lemas, kejang, hingga
pingsan.
L0.2.MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH2.1.
MEKANISME Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2
(dua) parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan.Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut.Meskipun regulasi kedua factor ini berkiatan errat,
keduanya bergantung pada jumlah relafit NaCl dan H20 ditubuh,
penyebab mengapa keduanya dikontrol dan mekanismenya sangatlah
berbeda:1) Volume CES harus diatur secara ketat untuk membantu
mempertahankan tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam
sangat penting dalam regulasi jangka-jangka volume CES. Kontrol
volume CES penting dalam regulasi jangka-jangka panjang tekanan
darah.Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan
tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma.Sebaliknya,
peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma. Tindakan
control jangka pendek untuk mempertahankan tekanan darah1. Refleks
baroreseptor mengubah curah jantung dan resistensi perifer total
melalu efek system saraf autonomy pada jantung dan pembuluh darah.
Curah jantung dan resistensi perifer total meninkat untuk
meningkatkan tekanan darah ketika tekanan turun terlalu renda, dan
sebaliknya.
2. Perpindahan cairan berlangsung secara temporer dan otomatis
antara plasma dan carian interstisium akibta perubahan keseimbangan
tekanan hidrostatik dan osmotic yang bekerja melintasi dinding
kapiler yang timbul ketika volume plasma menyimpang dari
normal.Penurunan volume plasma dikompensasi secara parsial oleh
perpindahan cairan keluar dari kompartemen interstisium menuju
pembuluh darah, memperbesar volume plasma.Penaikan volume plasma,
yang terjadi sebaliknya yaitu kelebihan carian akan pinda menuju
kompartemen interstisium. Tindakan control jangka panjang untuk
mempertahankan tekanan darahRegulasi jangka panjang tekanan darah
berada di ginjal dan mekanisme haus, yang masing-masing mengontrol
jumlah urine dan asupan cairan.Dalam melakukannya,
tindakan-tindakan tersebut melakukan pertukaran cairan yang
diperlukan antara CES dan lingkaran eksternal untuk mengatur volume
cairan tubuh total. Kontrol keeimbangan garam sangat penting untuk
mengatur volume CES Kontrol akurat pengeluaran garam di
urineKelebihan garam yang masuk harus diekskresikan di urine.Tiga
jalan untuk mengeluarkan garam adalah pengeluran obligatorik garam
melalu keringat dan tinja serta eksresi terkontrol garam di
urine.Ginjal mengontrol garam yang diekskeriskan dengan cara:1.
Jumlah Na+ yang difiltrasi dikontrol dengan mengatur LFG. Pada
konsentrasi Na+ plasma tertentu, setiap perubahan LFG akan mengubah
jumlah Na+ dan cairan penyerta yang difiltrasi. LFG secara sengaja
diubah untuk mengubah jumlah garam dan cairan yang difiltrasi,
sebagai bagian dari respons reflex baroreseptor umum terhadap
perubahan tekanan darah.2. Jumalah Na+ yang direabsorpsi dikontrol
melalui system renin-angiotensin-aldosteron.Na+ direabsorbsi di
hampir sepanjang tubulus, hanya reabsopsi Na+ di tubulus distal dan
kolingentes adalah system renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) yag
mendorong reabsoprsi Na+ dan , dengan demikian retesni Na+. Retensi
natrium pada gilirannya mendorong retensi osmotic H2O dan ekspansi
volume plasma serta peningkatan tekanan darah arteri.
2) Osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk mencegah
membengkaknya dan menciutnya sel. Pemeliharaan keseimbangan cairan
sangat penting dalam mengatur osmolaritas CES
Kontrol osmolaritas CES mencegah perubahan volume. Osmolaritas
cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut)
dalam suatu larutan. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi
konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi air dalam
larutan tersebut. Air akan berpindah dengan cara osmosis dari area
yang konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih
tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi
air lebih rendah). Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan
konsentrasi solut yang tidak dapat menembus membran plasma di
intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang banyak
ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting
dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.Sedangkan di
dalam cairan intrasel, ion kalium bertanggung jawab dalam
menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang tidak
merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar
kedua ion ini bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik
di kedua kompartmen ini. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
oleh tubuh dilakukan melalui: a. Perubahan osmolaritas di nefron Di
sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan
osmolaritas yang pada akhirnya akan membentuk urin yang sesuai
dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di duktus koligen.
Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus proksimal
( 300 mOsm).Dinding tubulus ansa Henle pars desending sangat
permeable terhadap air, sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi
cairan ke kapiler peritubular atau vasa recta.Hal ini menyebabkan
cairan di dalam lumen tubulus menjadi hiperosmotik.Dinding tubulus
ansa henle pars asenden tidak permeable terhadap air dan secara
aktif memindahkan NaCl keluar tubulus. Hal ini menyebabkan
reabsorbsi garam tanpa osmosis air.Sehingga cairan yang sampai ke
tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik.Permeabilitas
dinding tubulus distal dan duktus koligen bervariasi bergantung
pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urin yang dibentuk di
duktus koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan
ureter juga bergantung pada ada tidaknya vasopresin/ ADH.
b. Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/
ADH)Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan
merangsang osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan
dihantarkan ke neuron hypothalamus yang menyintesis vasopressin.
Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah
dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan
vasopressin dengan resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya
aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks duktus koligen.
Pembentukan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan
ke vasa recta.Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di duktus
koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga
cairan di dalam tubuh tetap dapat dipertahankan.Selain itu,
rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatan
osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di
hypothalamus sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan
cairan di dalam tubuh kembali normal. Sebagai kesimpulan,
pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh
system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi
adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melali
baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor di
hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium.
Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat
tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II,
Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan reabsorbsi
natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan
tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi
volume natrium dan air .Perubahan volume dan osmolaritas cairan
dapat terjadi pada beberapa keadaan.Sebagai contohFaktor-faktor
lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
diantaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stress, dan
penyakit.
2.2. KADAR INPUT DAN OUTPUT
Jumlah air yang masuk 2500 ml, harus sama dengan jumlah
pengeluaran air perhari. 2.3. KOMPARTMENT Cairan Intraselular
(CIS)CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang
dewasa, kira-kira dua per tiga dari cairan tubuh adalah
intraselular.
Cairan Ekstraselular (CES)CES adalah cairan diluar sel. CES
dibagi menjadi 3 bagian :1. Cairan InterstisialCairan di sekitar
sel. Contoh : Cairan limfe.2. Cairan Intravaskular : cairan yang
terkandung didalam pembuluh darah3. Cairan Transelular : cairan
yang terkandung didalam rongga usus dari tubuh.
LO.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
TUBUH 3.1. DEFINISI DEHIDRASIDehidrasi adalah berkurangnya volume
cairan intrasel akibat perpindahan air intrasel ke esktrasel.3.2.
GEJALA DAN DERAJAT TINGKATAN DEHIDRASIDehidrasi ringan :Mulut
Kering, Kantuk atau kelelahan anak cenderung kurang aktif dari
biasanya, Haus, Penurunan output urin popok tetap kering selama
tiga jam untuk bayi dan delapan jam atau lebih tanpa buang air
kecil pada anak-anak dan remaja, Sedikit atau tidak ada air mata
saat menangis, Kulit kering, Sakit kepala, Sembelit, Pusing
Dehidrasi sedang : Tekanan darah menurun, Pingsan, Kontraksi
kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, Kejang, Perut
kembung, Gagal jantung, Ubun-ubun cekung, Denyut nadi cepat dan
lemahDehidrasi berat :sangat rewel atau kantuk pada bayi dan anak,
mudah marah dan kebingungan (konsentrasi kurang) pada orang dewasa.
mulut, kulit dan membran mukosa sangat kering, sedikit keringat
walaupun udara panas, sedikit atau tidak buang air kecil setiap
urin yang dihasilkan akan berwarna kuning gelap atau kecoklatan,
mata cekung, rasa haus yang ekstrim, kulit keriput dan kering,
kurang elastis (turgor turun) sehingga bila dicubit tidak cepat
kembali (tetap mengkerut), pada bayi, fontanel (ubun-ubun) cekung,
tekanan darah rendah, detak jantung cepat, nafas cepat, tidak ada
air mata saat menangis, demam, dalam kasus yang paling serius,
delirium atau tidak sadarkan diri
a) Derajat
Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan tosinitas/ kadar
cairan yang hilang yaitu:
1.Dehidrasi hipertonik yaitu berkurangnya cairan berupa
hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik).
Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum
(lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif
serum (lebih dari 285 mosmol/liter).2.Dehidrasi isotonik atau
hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Dehidrasi
isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145
mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285
mosmol/liter).
3.Dehidrasi hipotonik hilangnya natrium yang lebih banyak dari
pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar
natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif
serum (kurang dari 270 mosmol/liter.
Sedangkan penggolongan dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan
yang hilangyaitu :- Dehidrasi ringan( < 5 %) kehilangan cairan
dan elektrolit Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5
persen dari berat badan),- Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan
cairan dan elektrolit dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh
antara 5-10 persen dari berat badan)- Dehidrasi berat( > 8 %)
kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika penurunan
cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).3.3.
PENATALAKSANAAN DEHIDRASIPerpidanahan air pada dehidrasi terjadi
akibat peningkatan osmolalitas efektif cairan dan ekstrasel.
Peningkatan osmolalitas cairan ekstrasel terjadi karena cairan
ekstrasel yang terbuang (ke luar tubuh) bersifat hipotonik:
berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di ekstrasel.
Air dan intrasel berpindah ke esktrase; hal ini merupakan bentuk
regulasi agar osmolalitas cairan intarsel sama dengan osmolalitas
cairan ekstrasel (homeostasis).
Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat,
penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentarl
dan nefrogenik), atau diuresis osmotic; yang kesemuanya disertai
gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan. Dehidrasi dapat juga
terjadi pada keadaan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel secara
berlebihan, kejang hebat, setelah melakukan latihan berat, atau
pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan. (gangguan
keseimbangan air-elektrolit dan asam basa. Edisi ke 3. 2013.
Penerbit FK UI, Jakarta.)
3.4. DEFINISI HIPOVALEMIAKondisi terjadi pengurangan volume
cairan ekstrasel,keadaan ini terjadi bila keluarannya adalah cairan
isotonik (air dan natrium jumlah yang sebanding sehingga
osmolalitas plasma tidak berubah atau kadar natrium plasma tetap
normal) biasa terjadi pada pendarahan dan diare.3.5. GEJALA DAN
DERAJAT TINGKATAN HIPOVALEMIA Gejala: pusing, kelemahan, keletihan,
sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental,
konstipasi, oliguria Derajat (tingkatan)A. Hipovolemia ringan,
kehilangan < 20% volume plasma.Gejala klinis:
takikardiaTakikardia terjadi karena untuk mempertahankan perfusi
jaringanDiberikan natrium klorida intraven.
B. Hipovolemia sedang, kehilangan 20-40 % volume plasma.Gejala
klinis: takikardia dan hipotensi ortostatikBerkurangnya volume CES
dapat mengganggu curah jantung dengan mengurangi aliranbalik vena
ke jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.Penurunan
tekanandarah dapat dideteksi oleh baroresptor di jantung dan arteri
karotis lalu diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak yang
menginduksi respons simpatis berupa takikardia.
C. Hipovolemia berat, kehilangan >40 % volume plasma.Gejala
klinis: penurunan tekanan darah, takikardia, oliguria, agitasi,
pikiran kacau.Oliguria merupakan respons ginjal terhadap
berkurangnya volume CES.Ginjal menahannatrium dan air sehingga urin
pekat dan sedikit. Baroreceptor (pada sinus karotid, arkus aorta,
atrium jantung, dan pembuluh ginjal)mendeteksi adanya perubahan
cairan. Sekresi ANF (dilepaskan oleh dinding natrium) meningkat,
menurunkan tekanandarah dan aldosteron. Penurunan sekresi
aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium ADH meningkatkan
reabsorpsi air dan natrium
3.6. PENATALAKSANAAN HIPOVALEMIAMemberi obat => kodein fosfat
LO.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
4.1. NATRIUMKonsentrasi normal Natrium diatur oleh ADH dan
Aldosteron diekstraseluler. Natrium tidak hanya bergerak ke dalam
dan keluar tubuh, tetapi juga bergerak diantara tiga komponen
cairan. Fungsi dari Natrium adalah : mengatur volume CES,
meningkatkan permeabilitas membran, mengatur tekanan osmotik
vaskuler, mengontrol distribusi cairan intraseluler dan
ekstraseluler, berperan dalam hantaran inpuls sarap, memelihara
iritabilitas neuromuskuler, membantu proses keseimbangan asam-basa
dengan menukar ion hidrogen pada Ion sodium di tubulus ginjal.4.2.
ETIOLOGI NATRIUMKadar normal Natrium yang ada di dalam tubuh adalah
: 135-145 mEq/L.
Gangguan yang dapat terjadi jika terjadi kesetidakimbangan
Natrium di dalam tubuh : Hiponatremi : terjadi ketika kadar natrium
dalam darah adalah rendah abnormal < 135 mEq/L. Faktor
penyebabnya adalah jumlah air yang terlalu banyak di dalam tubuh
yang mengakibatkan natrium di dalam tubuh menjadi encer.
JenisOsmolalitas serum (mOsm / kg)Keterangan
Hiponatremia hipotonik 295Hiponatremia hipertonik dapat
dikaitkan dengan pergeseran cairan karena tekanan osmotik.
Tanda dan gejala:denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi,
pusing, ketakutan dan kecemasan, kram abdomen, mual dan muntah,
diare, koma dan konvulsi, sidik jari meninggalkan bekas pada
sternum setelah palpasi, koma, kulit lembab dan dingin, perubahan
kepribadian. Hipernatremi : terjadi jika konsentrasi Na serum lebih
dari 145 mEq/L. Hal ini ditandai oleh defisit air tubuh total (TBW)
relatif terhadap kadar natrium tubuh total baik karena hilangnya
air bebas, atau pemberian larutannatrium hipertonik.Faktor
penyebabnya adalah penambahan natrium dalam kelebihan air atau
karena kehilangan air dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat
terjadi pada pasien-pasien dengan volume cairan normal atau pada
pasien dengan FVD atau FVE. Hipernatremia dapat terjadi akibat
kehilangan air atau kelebihan natrium yang tidak proporsional. Pada
kehilangan air, pasien kehilangan lebih banyak air dibandingkan
dengan natrium dan sebagai akibatnya konsentrasi natrium serum
meningkat dan konsentrasi yang meningkat ini menarik air keluar
dari sel.
Tanda dan gejala :demam tingkat rendah, lidah dan membrane
mukosa kering, agitasi, konvulsi, gelisah, oliguria atau anuria,
rasa haus, kulit kering dan kemerahan
4.3. KALIUMKalium merupakan elemen penting dalam pengaturan
fungsi enzim intraselular dan jaringan eksitabel neuromuskular
serta kardiovaskular dalam pergerakan usus, otot polos lainnya,
serta kontraksi otot jantung maupun otot lurik dalam gerakan aktif
dan pasif. Sebagian besar kalium berada di dalam cairan
intraselular (98%), terutama di dalam sel otot dan hanya 2%
terdapat dalam cairan ekstraselular yang terdistribusi dalam sel
darah merah, hati, kulit, dan tulang. Gangguan keseimbangan kalium
dapat merupakan suatu kegawatan klinis karena peran kalium sangat
penting dalam menjaga keseimbangan potensial membran sel yang
tereksitasi, terutama otot jantung. Fungsi dari Kalium antara lain
: Mengatur detak jantung, memelihara keseimbangan air, transmisi
saraf, memelihara keseimbangan asam basa, katalisator, kontraksi
otot, mengatur sekresi insulin dari pancreas, memelihara
permeabilitas membran sel.
4.4. ETIOLOGI KALIUM1) Asupan Kalium Kurang Asupan kalium normal
berkisar antara 40-120 mEq per hari. Hipokalemia akibat asupan
kalium kurang biasanya disertai oleh masalah lain misalnya pada
pemberian diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program
menurunkan berat badan (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).
2) Pengeluaran Kalium BerlebihanPengeluaran kalium berlebihan
terjadi melalui saluran cerna, ginjal atau keringat. Pada saluran
cerna bawah (diare, pemakaian pencahar), kalium keluar bersama
bikarbonat (asidosis metabolik).Pengeluaran kalium yang berlebihan
melalui ginjal dapat terjadi pada pemakaian diuretik.Pengeluaran
kalium berlebihan melalui keringat dapat terjadi bila dilakukan
latihan berat pada lingkungan yang panas sehingga produksi keringat
mencapai 10 L (Unit Pendidikan Kedokteran- Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007).3)Kalium Masuk ke Dalam SelKalium masuk
ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian
insulin, peningkatan aktivitas beta-andrenergik, paralisis periodik
hipokalemik, hipotermia. Defisit ion kalium tergantung pada lamanya
kontak dengan penyebab dan konsentrasi ion kalium serum (Unit
Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI,
2007).-GejalaTanda-tanda dan gejala yang terjadi pada hipokalemia
yaitu keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau
kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek
digitalis, penurunan konsentrasi urin (mis; poliuria) (Horne,
2001). HIPERKALEMIA-DefinisiIstilah hiperkalemia digunakan bila
kadar kalium dalam plasma lebih dari 5 mEq/L. (normal 3,5-5 mEq/L)
Dalam keadaan normal jarang terjadi hiperkalemia oleh karena adanya
mekanisme adaptasi oleh tubuh. Hiperkalemia dapat disebabkan oleh
keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya
ekskresi kalium melalui ginjal (Unit Pendidikan
Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).
-Gejala:Tingkat kalium dalam darah,dimana sedikit lebih tinggi
dari tingkat normal biasanya tidak memiliki gejala apapun. Bahkan
ketika kalium dalam darah meningkat secara perlaham, gejala
hiperkalemia yang dialami yang dialami tidak begitu jelas. Pada
kasus lain,gejala yang paling sering terjadi adalah detak jantung
yang lambat dan denyut nadi melemah. Kedua gejala ini disertai
dengan kelelahan ekstrim, mual, sesak nafas,kelemahan pada otot
yang sering membuat sulit untuk menggerakkan anggota tubuh. Jika
kondisi bertambah menjadi lebih parah, maka jantung akan berhenti
berdetak sepenuhnya. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi,
hiperkalemia merupaka kelainan genetik, tingkat kalium dalam darah
mendadak menjadi meningkat dan menyebabkan kelumpuhan
otot.-Penyebab: Keluarnya kalium Intrasel ke EkstraselKalium kelaur
sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolik, defisiensi
insulin, katabolisme jaringan meingkat, pemakaian obat penghambat
beta-adrenergik, pseudo hyperkalemia akibat pegambilan contoh darah
di laboratorium yang mengakibatkan sel darah merah lisis dan pada
laithan olahraga Berkurangnya Eksresi Kalium Melalui GinjalTerjadi
pada keadaan hipoaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume
sirkulasi efektif, pemakaian sikosproin. Hiperkalemia juga timbul
akibat koreksi ion kalium berlebihan pada kasus-kasus yag mendapat
terapi angiotensin-coverting enzyme inhibitor dan potassium sparing
diuretic.
4.5. KLORIDAKlorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki
peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di
luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal,
tekanan darah, dan pH cairan tubuh, pembentukan HCl dalam lambung
yang berperan dalam penyerapan Fe dan emulsi lemak, aktivator
enzim, bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah
ke paru-paru, memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan
tekanan osmosis. Sebagian besar Cl di dalam tubuh berasal dari
garam (NaCl) yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Klorida
diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal, dan kelebihannya akan
dikeluarkan melalui urin.
4.6. ETIOLOGI KLORIDAKadar normal Klorida yang ada di dalam
tubuh adalah : 95 108 mEq/L.Gangguan yang dapat terjadi pada tubuh
jika kekurangan Klorida : Hipokloremia : terjadi jika kadar klorida
serum turun sampai di bawah 95 mEq/L. Berkurangnya asupan atau
absorpsi klorida, misalnya rendahnya asupan natrium dalam makanan,
defisiensi natrium, defisiensi kalium, alkalosis metabolik dan
pemberian dekstrosaFaktor yang mempengaruhinya adalah : muntah,
drainase nasogastrik atau drainase fistula yang berlebihan dan
lama, beberapa obat-obatan diuretic juga dapat menyebabkan
peningkatan ekskresi klorida. Ketika kadar klorida serum menurun,
tubuh beradaptasi dengan meningkatkan reabsorpsi ion bikarbonat
sehingga mempengaruhi keseimbangan asam-basa.Tanda dan Gejala :
Hipertonisita otot, napas dangkal, depresi, otot lemah dan kejang
disertai kehilangan natrium. Hiperkloremia : terjadi jika kadar
klorida serum meningkat sampai di atas 106 mEq/L, menyebabkan
penurunan nilai bikarbonat serum. Faktor yang mempengaruhinya
adalah : meningkatnya pemberian cairan intravena yang hipertonik,
masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama
pemberian nutrisi secara parenteral, kegagalan ginjal akut,
diabetes Insipidus, akibat pemakaian obat-obatan seperti amonium
klorida atau fenibutazon (Butazolidin).Tanda dan Gejala : Lemah dan
letargi.
LI.5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ETIKET MINUM SESUAI DENGAN ETIKA
ISLAM 5.1.ETIKA MINUM MENURUT AL-QUR'AN (QS. Al-Waqiah: 68-69) {68}
{69}Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah
yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.( QS.
Al-Araf : 31 )
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.
LO.5.2. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Menurut
HadistDiriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: Rasulullah melarang
seseorang minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya, "bagaimana
dengan makan?" Beliau menjawab, "lebih lagi waktu makan (HR.
Muslim).Diriwayatkan dari Hafshah RA. : "Rasulullah SAW menggunakan
tangan kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk
yang lainnya." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).Di dalam hadits
Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihiwa
Sallam telah bersabda: "dan janganlah kamu minumdengan menggunakan
bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan
dengan piringyang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka
(orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak".
(Muttafaq'alaih)Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama
AllahSubhanahu wataala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu
wa Taalapada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi
awwalihiwa akhirihi". (HR. Abu Daud dandishahihkan oleh
Al-Albani)
Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallambersabda: "Sesungguhnya
Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu
makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia punmemuji-Nya".
(HR. Muslim).
Rasululloh Shallallaahu alaihi waSallam bersabda: "Apabila
suapanmakan seorang kamu jatuh hendaklah ia mengambilnya dan
membuang bagian yang kotor, lalumakanlah ia dan jangan
membiarkannya untuksyetan". (HR. Muslim).
Hadits IbnuAbbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi
wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya".
(HR. At-Turmudzi dandishahihkanoleh Al-Albani).
Hadits Ibnu Abbas beliauberkata, "Nabi Shallallaahu alaihi
waSallam melarang minum dari bibir bejana wadah air." (HR. Al
Bukhari)
HaditsAnas disebutkan "Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu
alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri". (HR. Muslim).5.3.
Memahami dan Menjelaskan Tatacara Minum Menurut Etika Islam
Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa
dapat beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan
dan minummu itu. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana
terbuat dari emas dan perak. Hendaknya memulaimakanan dan minuman
dengan membaca Bismillah dandiakhiridengan Alhamdulillah.
Disunnahkan minum dengan duduk, karena ini yang terbaik dari segi
kesopanan dan kesehatan. Tidak meniup makan yang masih panas atau
bernafas di saat minum. Mengambil gelas atau temapat minum dengan
tangan kanan dan minum dengan tangan kanan pula Tidak
berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Hendaknya kamu
tidakmemulai makan atau minum sedangkan di dalam majlisadaorang
yang lebih berhak memulai, baik kerena ialebih tua atau
mempunyaikedudukan, karena haltersebut bertentangan dengan etika.
Jangan minum langsung dari bibir bejana.