Top Banner
LO.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN DAN LARUTAN 1.1. DEFINISI CAIRAN Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. 1.2. JENIS-JENIS CAIRAN Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen besar yaitu 1. Kompartemen intrasel Cairan intrasel (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel. Kandungan Elektrolit Intrasel Kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein. Ion K + , Mg 2+ dan PO 4 2+ merupakan solut yang dominan untuk menimbulkan efek osmotik pada cairan intrasel. Ion K + juga penting dalam proses biolistrik. Konsentrasi kalsium intrasel sangat rendah. Peranan cairan intrasel: 1. Pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi 2. Proses perbaikan sel 3. Proses replikasi
32

FIX PBL SK1 CAIRAN B7.docx

Sep 26, 2015

Download

Documents

Cynthia Yupa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LO.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN DAN LARUTAN 1.1. DEFINISI CAIRANCairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut.1.2. JENIS-JENIS CAIRAN Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen besar yaitu 1. Kompartemen intrasel Cairan intrasel (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.

Kandungan Elektrolit IntraselKation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein. Ion K+, Mg2+ dan PO42+ merupakan solut yang dominan untuk menimbulkan efek osmotik pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses biolistrik. Konsentrasi kalsium intrasel sangat rendah.

Peranan cairan intrasel:1. Pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi1. Proses perbaikan sel 1. Proses replikasi1. Dan fungsi khusus: sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel

1. Kompartemen ekstrasel Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Terdiri dari: Cairan interstitium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah. Cairan trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit.

Denggan menggunakan berbagai marker, diperoleh volume cairan ekstrasel sebesar 42-53% jumlah cairan tubuh total untuk marker klorida dan 30-33% untuk marker insulin dan sulfat.

Cairan ekstrasel berperan sebagai: Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals dan regulator hormon/molekul). Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Kandungan Elektrolit EkstraselKomposisi bahan yang terlarut dalam subkompartemen cairan ekstrasel (plasma dan cairan interstitium) berbeda, hal ini disebabkan oleh pengaruh keseimbangan Gibbs-Donnan3, kadarnya lebih tinggi pada cairan interstitium, kecuali untuk ion Ca2+ dan Mg2+ karena ion ini banyak yang terikat pada protein plasma. Perbedaan yang nyata antara cairan intrasel adalah pada kationnya. Kation utama cairan ekstrasel adalah natrium (Na+) dan dalam cairan intrasel kalium (K+). Kation ekstrasel lainnya adalah kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). Untuk menjaga netralitas listrik, di dalam cairan ekstrasel terdapat anion klorida, bikarbonat dan albumin. Natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat merupakan elektrolit penting karena kontribusinya sebagai daya osmotik untuk mempertahankan air dalam cairan ekstrasel. Natrium dan kalium memperngaruhi tekanan osmotik kristaloid cairan ekstrasel dan intrasel serta secara langsung berhubungan dengan fungsi sel dalam proses biolistrik. Konsentrasi natrium merupakan kontributor utama dalam osmolalitas serum dan penentu utama tonisitas plasma. Jumlah natrium di dalam cairan ekstrasel merupakan hasil keseimbangan dua faktor, yaitu uptake natrium di saluran cerna dan ekskresi natrium di ginjal dan tempat lain. Natrium adalah komponen utama cairan ekstrasel karena selalu dipompa keluar sel oleh natrium-natrium ATPase.Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartemen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan interstitial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan elektrolit antar kompartmen.Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi keseimbangan kembali.

1.3. DEFINISI LARUTANLarutanadalahcampuran homogenyang terdiri dari dua atau lebih zat, ukuran partikelnya sama, tidak ada bidang batas antara zat pelarut zat terlarut, partikel penyusunnya berukuran sama baik ion maupun molekul nya, dalam larutan fase cair, Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut terlarutatausolut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebutpelarutatausolven.

1.4. JENIS-JENIS LARUTANLarutan diklasifikasikan menjadi 3 macam :1. Berdasarkan fasa (wujud) nya :NOSOLVENTSOLUTELARUTAN

FASACONTOHFASACONTOH

1.CairAirCairAlkoholSpiritus

2.CairAsetonGasAsetilenZat untuk Las

3.CairAirPadatGaramLarutan Garam

2. Berdasarkan Kejenuhannya : Larutan tidak Jenuh : Larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C) masih dapat melarutkan solute. Larutan < Ksp

Lautan jenuh : Larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut. Larutan = Ksp

Larutan lewat jenuh : Larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut padakeadaan jenuh. Larutan > Ksp

3. Berdasarkan Daya Hantar Listrik :

Larutan elektrolit : Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adapun larutan elektrolit dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.

Larutan non elektrolit : Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

1.5. HUBUNGAN DAN PERBEDAAN CAIRAN DAN LARUTAN1. HUBUNGAN CAIRAN DAN LARUTANLarutan adalah cairan yang terdiri dari dua zat atau lebih .

2. PERBEDAAN CAIRAN DAN LARUTANCairanadalah salah satu dari empatfase bendayangvolumenyatetap dalam kondisisuhudantekanantetap dan bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya. Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (zat pelarut) secara teoritis berdasarkan definisi larutan maka ada sembilan kemungkinan macam larutan.

1.6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTANa.Umur :Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b.Iklim :Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

c.Diet :Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

d.Stress :Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e.Kondisi Sakit :Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh misalnya :- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air.- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulatorkeseimbangan cairan dan elektrolit tubuh- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intakecairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

f.Tindakan Medis :Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.

g.Pengobatan :Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

h.Pembedahan :Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Gangguan Keseimbangan Cairan di dalam Tubuh

Gangguan keseimbangan cairan yang ada di dalam tubuh dapat terjadi ketika kita mengalami diare, muntah, panas yang berlebihan dan penggunaan obat deuritik. Dan gangguan keseimbangan cairan ini ( dehidrasi ) juga dapat menyebabkan seseorang mengalami pingsan.

Diare : Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian pada penderita diare. Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien.

Muntah :Muntah terjadi dengan mekanisme yang sangat komplek. Terjadi nya muntah di control oleh saraf pusat yang ada di otak. Rangsangan muntah akan mengakibatkan konstriksi otot lambung dan penurunan diafragma. Hal tersebut meningkatkan tekanan di dalam perut khususnya lambung sehingga mendorong isi lambung keluar. Jika muntah terjadi berlebihan maka tubuh akan sulit untuk menggantikan cairan tubuh karena terlalu banya cairan dan elektrolit yang terbuang. Perubahan jumlah elektrolit yang ada di tubuh ini menyebabkan kadar PH menjadi lebih tinggi dan menimbulkan dehidrasi.

Pingsan :Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak kita, seperti konsentrasi dan kemampuan berpikir. Secara fisik, kekurangan cairan dapat menurunkan stamina dan produktivitas karena banyaknya elektrolit yang hilang, sehingga kita jadi mengalami gangguan sakit kepala, lesu, lemas, kejang, hingga pingsan.

L0.2.MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH2.1. MEKANISME Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.Meskipun regulasi kedua factor ini berkiatan errat, keduanya bergantung pada jumlah relafit NaCl dan H20 ditubuh, penyebab mengapa keduanya dikontrol dan mekanismenya sangatlah berbeda:1) Volume CES harus diatur secara ketat untuk membantu mempertahankan tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam sangat penting dalam regulasi jangka-jangka volume CES. Kontrol volume CES penting dalam regulasi jangka-jangka panjang tekanan darah.Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma.Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma. Tindakan control jangka pendek untuk mempertahankan tekanan darah1. Refleks baroreseptor mengubah curah jantung dan resistensi perifer total melalu efek system saraf autonomy pada jantung dan pembuluh darah. Curah jantung dan resistensi perifer total meninkat untuk meningkatkan tekanan darah ketika tekanan turun terlalu renda, dan sebaliknya.

2. Perpindahan cairan berlangsung secara temporer dan otomatis antara plasma dan carian interstisium akibta perubahan keseimbangan tekanan hidrostatik dan osmotic yang bekerja melintasi dinding kapiler yang timbul ketika volume plasma menyimpang dari normal.Penurunan volume plasma dikompensasi secara parsial oleh perpindahan cairan keluar dari kompartemen interstisium menuju pembuluh darah, memperbesar volume plasma.Penaikan volume plasma, yang terjadi sebaliknya yaitu kelebihan carian akan pinda menuju kompartemen interstisium. Tindakan control jangka panjang untuk mempertahankan tekanan darahRegulasi jangka panjang tekanan darah berada di ginjal dan mekanisme haus, yang masing-masing mengontrol jumlah urine dan asupan cairan.Dalam melakukannya, tindakan-tindakan tersebut melakukan pertukaran cairan yang diperlukan antara CES dan lingkaran eksternal untuk mengatur volume cairan tubuh total. Kontrol keeimbangan garam sangat penting untuk mengatur volume CES Kontrol akurat pengeluaran garam di urineKelebihan garam yang masuk harus diekskresikan di urine.Tiga jalan untuk mengeluarkan garam adalah pengeluran obligatorik garam melalu keringat dan tinja serta eksresi terkontrol garam di urine.Ginjal mengontrol garam yang diekskeriskan dengan cara:1. Jumlah Na+ yang difiltrasi dikontrol dengan mengatur LFG. Pada konsentrasi Na+ plasma tertentu, setiap perubahan LFG akan mengubah jumlah Na+ dan cairan penyerta yang difiltrasi. LFG secara sengaja diubah untuk mengubah jumlah garam dan cairan yang difiltrasi, sebagai bagian dari respons reflex baroreseptor umum terhadap perubahan tekanan darah.2. Jumalah Na+ yang direabsorpsi dikontrol melalui system renin-angiotensin-aldosteron.Na+ direabsorbsi di hampir sepanjang tubulus, hanya reabsopsi Na+ di tubulus distal dan kolingentes adalah system renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) yag mendorong reabsoprsi Na+ dan , dengan demikian retesni Na+. Retensi natrium pada gilirannya mendorong retensi osmotic H2O dan ekspansi volume plasma serta peningkatan tekanan darah arteri.

2) Osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk mencegah membengkaknya dan menciutnya sel. Pemeliharaan keseimbangan cairan sangat penting dalam mengatur osmolaritas CES

Kontrol osmolaritas CES mencegah perubahan volume. Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu larutan. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan berpindah dengan cara osmosis dari area yang konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah). Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menembus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.Sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan melalui: a. Perubahan osmolaritas di nefron Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritas yang pada akhirnya akan membentuk urin yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di duktus koligen. Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus proksimal ( 300 mOsm).Dinding tubulus ansa Henle pars desending sangat permeable terhadap air, sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasa recta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi hiperosmotik.Dinding tubulus ansa henle pars asenden tidak permeable terhadap air dan secara aktif memindahkan NaCl keluar tubulus. Hal ini menyebabkan reabsorbsi garam tanpa osmosis air.Sehingga cairan yang sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik.Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus koligen bervariasi bergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urin yang dibentuk di duktus koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknya vasopresin/ ADH.

b. Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH)Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yang menyintesis vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin dengan resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta.Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dapat dipertahankan.Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamus sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali normal. Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .Perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan.Sebagai contohFaktor-faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit diantaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stress, dan penyakit.

2.2. KADAR INPUT DAN OUTPUT

Jumlah air yang masuk 2500 ml, harus sama dengan jumlah pengeluaran air perhari. 2.3. KOMPARTMENT Cairan Intraselular (CIS)CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa, kira-kira dua per tiga dari cairan tubuh adalah intraselular.

Cairan Ekstraselular (CES)CES adalah cairan diluar sel. CES dibagi menjadi 3 bagian :1. Cairan InterstisialCairan di sekitar sel. Contoh : Cairan limfe.2. Cairan Intravaskular : cairan yang terkandung didalam pembuluh darah3. Cairan Transelular : cairan yang terkandung didalam rongga usus dari tubuh.

LO.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH 3.1. DEFINISI DEHIDRASIDehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan air intrasel ke esktrasel.3.2. GEJALA DAN DERAJAT TINGKATAN DEHIDRASIDehidrasi ringan :Mulut Kering, Kantuk atau kelelahan anak cenderung kurang aktif dari biasanya, Haus, Penurunan output urin popok tetap kering selama tiga jam untuk bayi dan delapan jam atau lebih tanpa buang air kecil pada anak-anak dan remaja, Sedikit atau tidak ada air mata saat menangis, Kulit kering, Sakit kepala, Sembelit, Pusing

Dehidrasi sedang : Tekanan darah menurun, Pingsan, Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, Kejang, Perut kembung, Gagal jantung, Ubun-ubun cekung, Denyut nadi cepat dan lemahDehidrasi berat :sangat rewel atau kantuk pada bayi dan anak, mudah marah dan kebingungan (konsentrasi kurang) pada orang dewasa. mulut, kulit dan membran mukosa sangat kering, sedikit keringat walaupun udara panas, sedikit atau tidak buang air kecil setiap urin yang dihasilkan akan berwarna kuning gelap atau kecoklatan, mata cekung, rasa haus yang ekstrim, kulit keriput dan kering, kurang elastis (turgor turun) sehingga bila dicubit tidak cepat kembali (tetap mengkerut), pada bayi, fontanel (ubun-ubun) cekung, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, nafas cepat, tidak ada air mata saat menangis, demam, dalam kasus yang paling serius, delirium atau tidak sadarkan diri

a) Derajat

Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan tosinitas/ kadar cairan yang hilang yaitu:

1.Dehidrasi hipertonik yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).2.Dehidrasi isotonik atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).

3.Dehidrasi hipotonik hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter.

Sedangkan penggolongan dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan yang hilangyaitu :- Dehidrasi ringan( < 5 %) kehilangan cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan),- Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)- Dehidrasi berat( > 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).3.3. PENATALAKSANAAN DEHIDRASIPerpidanahan air pada dehidrasi terjadi akibat peningkatan osmolalitas efektif cairan dan ekstrasel. Peningkatan osmolalitas cairan ekstrasel terjadi karena cairan ekstrasel yang terbuang (ke luar tubuh) bersifat hipotonik: berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di ekstrasel. Air dan intrasel berpindah ke esktrase; hal ini merupakan bentuk regulasi agar osmolalitas cairan intarsel sama dengan osmolalitas cairan ekstrasel (homeostasis).

Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentarl dan nefrogenik), atau diuresis osmotic; yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan. Dehidrasi dapat juga terjadi pada keadaan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel secara berlebihan, kejang hebat, setelah melakukan latihan berat, atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan. (gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam basa. Edisi ke 3. 2013. Penerbit FK UI, Jakarta.)

3.4. DEFINISI HIPOVALEMIAKondisi terjadi pengurangan volume cairan ekstrasel,keadaan ini terjadi bila keluarannya adalah cairan isotonik (air dan natrium jumlah yang sebanding sehingga osmolalitas plasma tidak berubah atau kadar natrium plasma tetap normal) biasa terjadi pada pendarahan dan diare.3.5. GEJALA DAN DERAJAT TINGKATAN HIPOVALEMIA Gejala: pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria Derajat (tingkatan)A. Hipovolemia ringan, kehilangan < 20% volume plasma.Gejala klinis: takikardiaTakikardia terjadi karena untuk mempertahankan perfusi jaringanDiberikan natrium klorida intraven.

B. Hipovolemia sedang, kehilangan 20-40 % volume plasma.Gejala klinis: takikardia dan hipotensi ortostatikBerkurangnya volume CES dapat mengganggu curah jantung dengan mengurangi aliranbalik vena ke jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.Penurunan tekanandarah dapat dideteksi oleh baroresptor di jantung dan arteri karotis lalu diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak yang menginduksi respons simpatis berupa takikardia.

C. Hipovolemia berat, kehilangan >40 % volume plasma.Gejala klinis: penurunan tekanan darah, takikardia, oliguria, agitasi, pikiran kacau.Oliguria merupakan respons ginjal terhadap berkurangnya volume CES.Ginjal menahannatrium dan air sehingga urin pekat dan sedikit. Baroreceptor (pada sinus karotid, arkus aorta, atrium jantung, dan pembuluh ginjal)mendeteksi adanya perubahan cairan. Sekresi ANF (dilepaskan oleh dinding natrium) meningkat, menurunkan tekanandarah dan aldosteron. Penurunan sekresi aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium ADH meningkatkan reabsorpsi air dan natrium

3.6. PENATALAKSANAAN HIPOVALEMIAMemberi obat => kodein fosfat LO.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT 4.1. NATRIUMKonsentrasi normal Natrium diatur oleh ADH dan Aldosteron diekstraseluler. Natrium tidak hanya bergerak ke dalam dan keluar tubuh, tetapi juga bergerak diantara tiga komponen cairan. Fungsi dari Natrium adalah : mengatur volume CES, meningkatkan permeabilitas membran, mengatur tekanan osmotik vaskuler, mengontrol distribusi cairan intraseluler dan ekstraseluler, berperan dalam hantaran inpuls sarap, memelihara iritabilitas neuromuskuler, membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen pada Ion sodium di tubulus ginjal.4.2. ETIOLOGI NATRIUMKadar normal Natrium yang ada di dalam tubuh adalah : 135-145 mEq/L.

Gangguan yang dapat terjadi jika terjadi kesetidakimbangan Natrium di dalam tubuh : Hiponatremi : terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal < 135 mEq/L. Faktor penyebabnya adalah jumlah air yang terlalu banyak di dalam tubuh yang mengakibatkan natrium di dalam tubuh menjadi encer.

JenisOsmolalitas serum (mOsm / kg)Keterangan

Hiponatremia hipotonik 295Hiponatremia hipertonik dapat dikaitkan dengan pergeseran cairan karena tekanan osmotik.

Tanda dan gejala:denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan dan kecemasan, kram abdomen, mual dan muntah, diare, koma dan konvulsi, sidik jari meninggalkan bekas pada sternum setelah palpasi, koma, kulit lembab dan dingin, perubahan kepribadian. Hipernatremi : terjadi jika konsentrasi Na serum lebih dari 145 mEq/L. Hal ini ditandai oleh defisit air tubuh total (TBW) relatif terhadap kadar natrium tubuh total baik karena hilangnya air bebas, atau pemberian larutannatrium hipertonik.Faktor penyebabnya adalah penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan air dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan volume cairan normal atau pada pasien dengan FVD atau FVE. Hipernatremia dapat terjadi akibat kehilangan air atau kelebihan natrium yang tidak proporsional. Pada kehilangan air, pasien kehilangan lebih banyak air dibandingkan dengan natrium dan sebagai akibatnya konsentrasi natrium serum meningkat dan konsentrasi yang meningkat ini menarik air keluar dari sel.

Tanda dan gejala :demam tingkat rendah, lidah dan membrane mukosa kering, agitasi, konvulsi, gelisah, oliguria atau anuria, rasa haus, kulit kering dan kemerahan

4.3. KALIUMKalium merupakan elemen penting dalam pengaturan fungsi enzim intraselular dan jaringan eksitabel neuromuskular serta kardiovaskular dalam pergerakan usus, otot polos lainnya, serta kontraksi otot jantung maupun otot lurik dalam gerakan aktif dan pasif. Sebagian besar kalium berada di dalam cairan intraselular (98%), terutama di dalam sel otot dan hanya 2% terdapat dalam cairan ekstraselular yang terdistribusi dalam sel darah merah, hati, kulit, dan tulang. Gangguan keseimbangan kalium dapat merupakan suatu kegawatan klinis karena peran kalium sangat penting dalam menjaga keseimbangan potensial membran sel yang tereksitasi, terutama otot jantung. Fungsi dari Kalium antara lain : Mengatur detak jantung, memelihara keseimbangan air, transmisi saraf, memelihara keseimbangan asam basa, katalisator, kontraksi otot, mengatur sekresi insulin dari pancreas, memelihara permeabilitas membran sel.

4.4. ETIOLOGI KALIUM1) Asupan Kalium Kurang Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari. Hipokalemia akibat asupan kalium kurang biasanya disertai oleh masalah lain misalnya pada pemberian diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

2) Pengeluaran Kalium BerlebihanPengeluaran kalium berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal atau keringat. Pada saluran cerna bawah (diare, pemakaian pencahar), kalium keluar bersama bikarbonat (asidosis metabolik).Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui ginjal dapat terjadi pada pemakaian diuretik.Pengeluaran kalium berlebihan melalui keringat dapat terjadi bila dilakukan latihan berat pada lingkungan yang panas sehingga produksi keringat mencapai 10 L (Unit Pendidikan Kedokteran- Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).3)Kalium Masuk ke Dalam SelKalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-andrenergik, paralisis periodik hipokalemik, hipotermia. Defisit ion kalium tergantung pada lamanya kontak dengan penyebab dan konsentrasi ion kalium serum (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).-GejalaTanda-tanda dan gejala yang terjadi pada hipokalemia yaitu keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urin (mis; poliuria) (Horne, 2001). HIPERKALEMIA-DefinisiIstilah hiperkalemia digunakan bila kadar kalium dalam plasma lebih dari 5 mEq/L. (normal 3,5-5 mEq/L) Dalam keadaan normal jarang terjadi hiperkalemia oleh karena adanya mekanisme adaptasi oleh tubuh. Hiperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

-Gejala:Tingkat kalium dalam darah,dimana sedikit lebih tinggi dari tingkat normal biasanya tidak memiliki gejala apapun. Bahkan ketika kalium dalam darah meningkat secara perlaham, gejala hiperkalemia yang dialami yang dialami tidak begitu jelas. Pada kasus lain,gejala yang paling sering terjadi adalah detak jantung yang lambat dan denyut nadi melemah. Kedua gejala ini disertai dengan kelelahan ekstrim, mual, sesak nafas,kelemahan pada otot yang sering membuat sulit untuk menggerakkan anggota tubuh. Jika kondisi bertambah menjadi lebih parah, maka jantung akan berhenti berdetak sepenuhnya. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, hiperkalemia merupaka kelainan genetik, tingkat kalium dalam darah mendadak menjadi meningkat dan menyebabkan kelumpuhan otot.-Penyebab: Keluarnya kalium Intrasel ke EkstraselKalium kelaur sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolik, defisiensi insulin, katabolisme jaringan meingkat, pemakaian obat penghambat beta-adrenergik, pseudo hyperkalemia akibat pegambilan contoh darah di laboratorium yang mengakibatkan sel darah merah lisis dan pada laithan olahraga Berkurangnya Eksresi Kalium Melalui GinjalTerjadi pada keadaan hipoaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume sirkulasi efektif, pemakaian sikosproin. Hiperkalemia juga timbul akibat koreksi ion kalium berlebihan pada kasus-kasus yag mendapat terapi angiotensin-coverting enzyme inhibitor dan potassium sparing diuretic.

4.5. KLORIDAKlorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal, tekanan darah, dan pH cairan tubuh, pembentukan HCl dalam lambung yang berperan dalam penyerapan Fe dan emulsi lemak, aktivator enzim, bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah ke paru-paru, memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan tekanan osmosis. Sebagian besar Cl di dalam tubuh berasal dari garam (NaCl) yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Klorida diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal, dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui urin.

4.6. ETIOLOGI KLORIDAKadar normal Klorida yang ada di dalam tubuh adalah : 95 108 mEq/L.Gangguan yang dapat terjadi pada tubuh jika kekurangan Klorida : Hipokloremia : terjadi jika kadar klorida serum turun sampai di bawah 95 mEq/L. Berkurangnya asupan atau absorpsi klorida, misalnya rendahnya asupan natrium dalam makanan, defisiensi natrium, defisiensi kalium, alkalosis metabolik dan pemberian dekstrosaFaktor yang mempengaruhinya adalah : muntah, drainase nasogastrik atau drainase fistula yang berlebihan dan lama, beberapa obat-obatan diuretic juga dapat menyebabkan peningkatan ekskresi klorida. Ketika kadar klorida serum menurun, tubuh beradaptasi dengan meningkatkan reabsorpsi ion bikarbonat sehingga mempengaruhi keseimbangan asam-basa.Tanda dan Gejala : Hipertonisita otot, napas dangkal, depresi, otot lemah dan kejang disertai kehilangan natrium. Hiperkloremia : terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai di atas 106 mEq/L, menyebabkan penurunan nilai bikarbonat serum. Faktor yang mempengaruhinya adalah : meningkatnya pemberian cairan intravena yang hipertonik, masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama pemberian nutrisi secara parenteral, kegagalan ginjal akut, diabetes Insipidus, akibat pemakaian obat-obatan seperti amonium klorida atau fenibutazon (Butazolidin).Tanda dan Gejala : Lemah dan letargi.

LI.5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ETIKET MINUM SESUAI DENGAN ETIKA ISLAM 5.1.ETIKA MINUM MENURUT AL-QUR'AN (QS. Al-Waqiah: 68-69) {68} {69}Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.( QS. Al-Araf : 31 )

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

LO.5.2. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Menurut HadistDiriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: Rasulullah melarang seseorang minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya, "bagaimana dengan makan?" Beliau menjawab, "lebih lagi waktu makan (HR. Muslim).Diriwayatkan dari Hafshah RA. : "Rasulullah SAW menggunakan tangan kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang lainnya." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihiwa Sallam telah bersabda: "dan janganlah kamu minumdengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piringyang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak". (Muttafaq'alaih)Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama AllahSubhanahu wataala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu wa Taalapada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihiwa akhirihi". (HR. Abu Daud dandishahihkan oleh Al-Albani)

Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallambersabda: "Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia punmemuji-Nya". (HR. Muslim).

Rasululloh Shallallaahu alaihi waSallam bersabda: "Apabila suapanmakan seorang kamu jatuh hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalumakanlah ia dan jangan membiarkannya untuksyetan". (HR. Muslim).

Hadits IbnuAbbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Turmudzi dandishahihkanoleh Al-Albani).

Hadits Ibnu Abbas beliauberkata, "Nabi Shallallaahu alaihi waSallam melarang minum dari bibir bejana wadah air." (HR. Al Bukhari)

HaditsAnas disebutkan "Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri". (HR. Muslim).5.3. Memahami dan Menjelaskan Tatacara Minum Menurut Etika Islam Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Hendaknya memulaimakanan dan minuman dengan membaca Bismillah dandiakhiridengan Alhamdulillah. Disunnahkan minum dengan duduk, karena ini yang terbaik dari segi kesopanan dan kesehatan. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Mengambil gelas atau temapat minum dengan tangan kanan dan minum dengan tangan kanan pula Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Hendaknya kamu tidakmemulai makan atau minum sedangkan di dalam majlisadaorang yang lebih berhak memulai, baik kerena ialebih tua atau mempunyaikedudukan, karena haltersebut bertentangan dengan etika. Jangan minum langsung dari bibir bejana.