Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang merupakan hak fundamental bagi setiap warga yang sudah selayaknya diwujudkan oleh negara. Dalam upaya pembangunan kesehatan, terdapat berbagai tantangan yang merintangi hal tersebut, seperti masalah demografi, masalah upaya peningkatan derajat kesehatan, masalah beban ganda penyakit secara regional maupun global. Permasalahan yang terjadi perlu mendapat dukungan dari tenaga kesehatan yang profesional serta kemandirian masyarakat sebagai basis utama yang dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata tanpa adanya bantuan atau pertolongan dari pihak lain, atau bahkan sasaran yakni 1
128

FIX MAKSIMAL!-1.docx

Dec 30, 2015

Download

Documents

Kiki Rizqiarini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FIX MAKSIMAL!-1.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kesehatan adalah hak asasi manusia yang merupakan hak fundamental bagi setiap

warga yang sudah selayaknya diwujudkan oleh negara. Dalam upaya

pembangunan kesehatan, terdapat berbagai tantangan yang merintangi hal

tersebut, seperti masalah demografi, masalah upaya peningkatan derajat

kesehatan, masalah beban ganda penyakit secara regional maupun global.

Permasalahan yang terjadi perlu mendapat dukungan dari tenaga kesehatan yang

profesional serta kemandirian masyarakat sebagai basis utama yang dapat

memberikan kontribusi yang bermakna bagi penyelenggaraan pembangunan

kesehatan.

Pembangunan kesehatan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata

tanpa adanya bantuan atau pertolongan dari pihak lain, atau bahkan sasaran yakni

masyarakat itu sendiri. Masyarakat sebagai sasaran dari program perencanaan

promosi kesehatan pun harus dilibatkan aktif dalam program tersebut. Tanpa

adanya dukungan dari masyarakat yang berperan sebagai sasaran, program

perencanaan promosi kesehatan tidak akan sukses.

Status kesehatan masyarakat merupakan hal penting yang harus selalu

ditingkatkan untuk tercapainya MDG’s 2015. Terkait dalam hal ini masyarakat

yang sedang diidentifikasi adalah masyarakat Desa Temenggungan Kecamatan

1

Page 2: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Krejengan Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan data riskesdas, Kabupaten

Probolinggo mempunyai tingkat IPM yang rendah di jawa timur maupun nasional,

oleh karena itu perlu dilakukan intervensi terhadap masyarakat yang bertempat

tinggal di Kabupaten Probolinggo. Dalam melakukan intervensi, perlu dilakukan

identifikasi masalah di masing-masing desa yang ada di Kabupaten Probolinggo.

Sehingga masalah yang ada di Kabupaten Probolinggo dapat terselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan masyarakat Desa Temenggungan Kecamatan

Krejengan Kabupaten Probolinggo ?

2. Masalah apa yang ada di masyarakat Desa Temenggungan Kecamatan

Krejengan Kabupaten Probolinggo ?

3. Program apa yang tepat untuk mengatasi masalah yang di masyarakat

Desa Temenggungan Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo ?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mempelajari karakterisitik masyarakat, mengidentifikasi,

memprioritaskan masalah kesehatan masyarakat serta memberikan rencana

intervensi masalah kesehatan di Desa Temenggungan, Kecamatan

Krejengan, Kabupaten Probolinggo.

2. Tujuan Khusus

1. Mempelajari dan mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di

desa Temenggungan, kecamatan Krejengan, kabupaten Probolinggo.

2. Memprioritaskan masalah kesehatan masyarakat di desa

Temenggungan, kecamatan Krejengan, kabupaten Probolinggo.

2

Page 3: FIX MAKSIMAL!-1.docx

3. Menyusun rencana intervensi berdasarkan prioritas masalah

kesehatan di Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan,

Kabupaten Probolinggo.

1.4 Manfaat

1. Manfaat untuk penyusun

Dalam penulisan tugas ini, manfaat yang didapat bagi penyusun

adalah untuk lebih memahami tentang bagaimana calon sarjana kesehatan

masyarakat dalam menambah wawasan dan keterampilan dalam

menganalisa kebutuhan masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan

dengan melakukan perencanaan promosi kesehatan menggunakan

pendekatan PRECEDE-PROCEED. Penulisan tugas ini juga menambah

ketrampilan penulis untuk menyusun sebuah makalah dan mencari serta

mengakses informasi.

2. Manfaat untuk pembaca

Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap pembaca mampu

menangkap isi dari makalah guna menambah pengetahuannya atau

pembaca dapat menilai makalah yang telah disusun untuk memberi

penilaian dan masukan yang membangun bagi penulis.

3

Page 4: FIX MAKSIMAL!-1.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model precede-prooced

Model Precede-Prooced merupakan model yang dikembangkan oleh Green

dan Kreuter (1991) pada tahun 1980. Model preceed-prooced adalah model yang

sesuai diterapkan dengan perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan. Precede

merupakan kerangka untuk membantu perencana mengidentifikasi masalah, mulai

dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program.

Dalam aplikasinya, Precede-Proceed dilakukan bersama-sama dalam proses

perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Precede digunakan pada

fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan program, sedangkan

Proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, pelaksanaan,

dan evaluasi. Langkah – langkah perencanaan promosi kesehatan yaitu fase

pertama adalah diagnosis sosial, fase kedua diagnosis epidemiologi fase ketiga

diagnosis perilaku dan lingkungan, fase keempat diagnosis pendidikan dan

organisasional, fase kelima diagnosis kebijakan dan administrasi, fase keenam

implementasi, fase ketujuh evaluasi proses, fase kedelapan evaluasi dampak, dan

yang terakhir adalah fase sembilan yaitu evaluasi hasil.

Berikut kerangka Precede-Proceed dalam menentukan kebutuhan promosi

kesehatan

4

Page 5: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Gambar 2.1 kerangka Precede-Proceed

Kemudian gambar selanjutnya adalah indikator, dimensi, dan hubungan

diantara faktor-faktor yang diidentifikasi pada fase 1,2, dan 3 pada kerangka

Precede – Proceed.

Gambar 2.2 indikator, dimensi, dan hubungan Precede-Proceed

5

Page 6: FIX MAKSIMAL!-1.docx

2.1.1 Fase 1 (Diagnosis Sosial)

Diagnosis sosial adalah proses menentukan persepsi masyarakat

terhadap kebutuhannya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan

kualitas hidupnya, melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi

yang didesain sebelumnya. Untuk mengetahui masalah sosial, digunakan

indikator sosial seperti pada gambar 2. Penilaian dapat dilakukan atas

dasar data sensus, vital statistik yang ada seperti angka kematian ibu, atau

pengumpulan data secara langsung ke masyarakat. Apabila data langsung

dikumpulkan dari masyarakat, cara pengumpulan data yang dapat

dilakukan adalah wawancara dengan informasi kunci, forum yang ada di

masyarakat, FGD (Focus Group Discussion), NGT (Nominal Group

Technique), dan survey.

2.1.2 Fase 2 (Diagnosis Epidemiologi)

Pada fase ini, siapa atau kelompok mana yang terkena masalah

kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, dan suku) diidentifikasi.

Disamping itu, dicari pula bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah

kesehatan tersebut (mortalitas, morbiditas, disabilitas, tanda dan gejala

yang timbul) dan cara menanggulangi masalah tersebut (imunisasi,

perawatan atau pengobatan, modifikasi lingkungan atau perilaku).

Informasi ini sangat penting untuk menetapkan prioritas masalah, yang

didasarkan pada pertimbangan besarnya masalah dan akibat yang

ditimbulkan serta kemungkinan untuk diubah. Prioritas masalah harus

tergambar pada tujuan program.

2.1.3 Fase 3 (Diagnosis Perilaku dan Lingkungan)

6

Page 7: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Pada fase ini, masalah perilaku dan lingkungan yang mempengaruhi

perilaku dan status kesehatan masyarakat yang diidentifikasi. Penting bagi

promotor kesehatan untuk membedakan masalah yang dapat dikontrol oleh

individu atau harus dikontrol oleh institusi. Promotor kesehatan juga perlu

membedakan antara masalah perilaku dan masalah nonperilaku yaitu

lingkungan. Indikator masalah perilaku dan lingkungan dapat dilihat pada

gambar 2. Langkah – langkah dalam melakukan diagnosis perilaku dan

lingkungan, yaitu 1) memisahkan faktor perilaku dan nonperilaku

(lingkungan) sebagai penyebab masalah kesehatan, 2) mengidentifikasi

perilaku yang dapat dicegah dan perilaku yang berhubungan dengan

tindakan perawatan atau pengobatan. Untuk faktor lingkungan, melakukan

eliminasi terhadap faktor lingkungan yang tidak dapat diubah (misalnya,

faktor genetik dan demografi), 3) mengurutkan masalah perilaku dan

lingkungan berdasarkan pengaruh terhadap kesehatan, 4) mengurutkan

masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan untuk diubah,

5) menetapkan masalah perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran

program. Setelah itu, tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan

yang ingin dicapai program.

2.1.4 Fase 4 (Diagnosis Pendidikan dan Organisasional)

Diagnosis pendidikan dan organisasional dilakukan berdasarkan

determinal perilaku yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat,

yaitu 1) faktor predisposisi (predisposing factor), meliputi pengetahuan,

sikap, motivasi persepsi, kepercayaan, dan nilai yang diyakini seseorang 2)

faktor pendorong (enabling factor), yaitu faktor lingkungan yang

7

Page 8: FIX MAKSIMAL!-1.docx

memfasilitasi perilaku seseorang, dan 3) faktor penguat (reinforcing

factor), yaitu perilaku orang lain yang berpengaruh (toma, toga, guru,

petugas kesehatan, orang tua, pemegang kekuasaan) yang dapat menjadi

pendorong seseorang untuk berperilaku.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai berdasarkan faktor predisposisi yang telah diidentifikasi, dan

menetapkan tujuan organisasional berdasarkan faktor penguat dan faktor

pendorong yang telah diidentifikasi melalui upaya pengembangan

organisasi dan sumber daya.

2.1.5 Fase 5 (Diagnosis Administrasi dan Kebijakan)

Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya, dan

peraturan yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat

pengembangan program promosi kesehatan. Pada diagnosis administrasi

dilakukan tiga penilaian, yaitu sumber daya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pelaksanaan program, sumber daya yang terdapat di

organisasi dan masyarakat, serta hambatan pelaksanaan program.

Sedangkan pada diagnosis kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan

hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program

serta pemgembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan

masyarakat yang kondusif bagi kesehatan.

Pada fase ini, promotor melangkah dari perencanaan dengan Precede

ke implementasi dan evaluasi dengan Proceed. Precede digunakan untuk

meyakinkan bahwa program akan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan

individu atau masyarakat sasaran. Sebaliknya Proceed untuk meyakinkan

8

Page 9: FIX MAKSIMAL!-1.docx

bahwa program akan tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima, dan dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penilaian sumber daya

dibutuhkan untuk meyakinkan keberadaan program, perubahan

organisasional untuk meyakinkan program dapat dijangkau, perubahan

politis dan peraturan untuk meyakinkan program dapat diterima oleh

masyarakat, dan evaluasi untuk meyakinkan program dapat

dipertanggungjawabkan kepada penentu kebijakan, administrator,

konsumen atau klien, stakeholder terkait. Hal ini dilakukan untuk menilai

kesesuaian program dengan standar yang telah ditetapkan.

Data yang dibutuhkan untuk perencanaan promosi kesehatan dapat

diperoleh dari berbagai sumber berikut :

a. Dokumen yang ada

b. Langsung dari masyarakat

c. Petugas kesehatan di lapangan

d. Tokoh masyarakat

2.1.6 Fase 6 (Implementasi)

1. Pengertian Implementasi

Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul

Implementasi Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya

mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :

“Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan

menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.

Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”

(Harsono, 2002:67).

9

Page 10: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi implementasi

kebijakan suatu program, Subarsono dalam bukunya yang berjudul

Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi), mengutip

pendapat G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli mengemukakan

bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi

kebijakan program-program pemerintah yang bersifat desentralistis.

Faktor- faktor tersebut diantaranya:

1) Kondisi lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi implementasi kebijakan, yang

dimaksud lingkungan ini mencakup lingkungan sosio kultural serta

keterlibatan penerima program.

2) Hubungan antar organisasi

Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu

dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan

koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

3) Sumberdaya organisasi untuk implementasi program

Implementasi kebijakan perlu didukung sumberdaya baik

sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya non-

manusia (non human resources).

4) Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana

Yang dimaksud karakteristik dan kemampuan agen pelaksana adalah

mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang

terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi

implementasi suatu program. ( Subarsono, 2005:101).

10

Page 11: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Berdasarkan pendapat dari G. Shabbir Cheema dan Dennis A.

Rondinelli tersebut terdapat faktor yang menentukan keberhasilan suatu

implementasi kebijakan yang diterapkan. Apabila kita ingin mengetahui

kebijakan yang diterapkan, kegagalan atau keberhasilannya bisa diukur

oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan. Pemerintah pusat

dalam melaksanakan kebijakan dapat melakukan upaya untuk mendorong

pemerintahan daerah dalam program-program pembangunan dan

pelayanan yang sejalan dengan kebijaksanaan nasional. Khususnya untuk

membantu pembiayaannya, pemerintah pusat bisa memberi bantuan

berbentuk subsidi yaitu transfer dana dari anggaran dan pembukuan

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Alokasi oleh pemerintah

pusat kepada pemerintahan daerah mengandung tujuan yang berbedabeda

yang mempengaruhi bentuk dan lingkupannya. Pengertian subsidi

dikemukakan oleh Subarsono dalam bukunya yang berjudul Analisis

Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Yang dimaksud subsidi

adalah semua bantuan finansial pemerintah kepada individu, perusahaan,

dan organisasi. Maksud dari subsidi adalah untuk memberikan bantuan

pembiayaan terhadap berbagai aktivitas (Subarsono, 2005:109).

2. Teori Dignan

Program perencanaan promosi kesehatan yang lain yaitu menurut

teori Dignan adalah :

a. Community Analysis

11

Page 12: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Menganalisis bagaimana keadaan komunitas tersebut. Meliputi

pendidikan, pekerjaan, umur, keadaan geografis, yang nantinya akan

difokuskan pada satu masalah kesehatan.

b. Targeted Assessment

Target yang akna dicapai dalam program ini sebagai bentuk berhasil

atau tidaknya program yang dijalankan ini.

c. Program Plan Development

Fase ini yaitu program plan development akan disusun melalui tahap

:

1) Mengambil perencanaan anggota group (recruit planning group

members)

2) Mengembangkan tujuan program (develop program goals)

3) Mengembangkan objektif untuk tujuan (develop objectives for

goals)

4) Menggali sumber dan hambatan (select method and activities)

5) Memilih etode dan kegiatan (select methods and activities)

6) Rencana untuk pelaksanaan (plan for imlemantation)

7) Rencana untuk evaluasi (plan for evaluation)

d. Implementation

Fase berikutnya adalah implementasi (yang juga merupakan fase

keenam dari kerangka procede disusun melalui tahap :

1) Gain acceptance for the program

2) Specify task and estimate resource needs

3) Develop specific plans for program activities

12

Page 13: FIX MAKSIMAL!-1.docx

4) Establish mechanism for program management

5) Put plans into actions

e. Evaluation

Tahap evaluasi ini menyatakan berhasil atau tidak target terpenuhi.

2.1.7 Fase 7 (Evaluasi)

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi,

efisiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif.

Soekartawi (1999) dalam Fauziah (2007) mengemukakan bahwa dalam

menilai keefektifan suatu program atau proyek maka harus melihat

pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan.

Evaluasi adalh suatu proses kontinyu didalam memperoleh dan

menginterpretasikan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas

kemajuan peserta didik mencapai tujuan pendidikan yaitu perubahan

perilaku Klausmeier dan Goodwin dalam Pangkaurian (2008).

Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang

dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan yang telah

dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai. Nilai

(value) dapat diartikan sebagai setiap aspek situasi, peristiwa/kejadian,

atau objek yang dikategorikan oleh suatu preferensi minat ke dalam

kriteria: “baik”, “buruk”, “dikehendaki” dan “tidak dikehendaki”.

Departemen Pertanian (1990) mengemukakan jenis evaluasi untuk

mengevaluasi suatu program menjadi beberapa macam, antara lain :

13

Page 14: FIX MAKSIMAL!-1.docx

1. Evaluasi Input

Evaluasi input adalah penilaian terhadap kesesuaian antara input-

input program dengan tujuan program. Input adalah semua jenis barang,

jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya lainnya, yang

bertujuan untuk :

Pembentukan Nilai

Penentuan Tujuan (Tujuan-Tujuan)

Pengukuran Tujuan (Kriteria)

Mengidentifikasi Aktivitas Tujuan (Perencanaan Program)

Menempatkan Aktivitas Tujuan ke dalam Pelaksanaan (Pelaksanaan

Program)

Penilaian Pengaruh Pelaksanaan Tujuan (Program Evaluasi)

perlu tersedia untuk terlaksananya suatu kegiatan dalam rangka

menghasilkan Output dan tujuan suatu proyek atau program.

2. Evaluasi Output

Evaluasi Output adalah penilaian terhadap Output-Output yang

dihasilkan oleh program. Output adalah produk atau jasa tertentu yang

diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu kegiatan dari input yang

tersedia, untuk mencapai tujuan proyek atau program. Contoh Output

adalah perubahan pengetahuan (aras kognitif), perubahan sikap (aras

afektif), kesediaan berprilaku (aras konatif) dan perubahan berprilaku

(aras psikomotorik).

Aras kognitif adalah tingkat pengetahuan seseorang. Aras afektif

adalah kecenderungan sikap seseorang yang dipengaruhi oleh

14

Page 15: FIX MAKSIMAL!-1.docx

perasaanya terhadap suatu hal. Aras konatif adalah kesediaan seseorang

berprilaku tertentu yang dipengaruhi oleh sikapnya terhadap suatu hal.

Aras tindakan adalah perilaku seseorang yang secara nyata diwujudkan

dalam perbuatan sehari-hari sehingga dapat diwujudkan menjadi suatu

pola.

3. Evaluasi Effect (Efek)

Evaluasi efek adalah penilaian terhadap hasil yang di peroleh dari

penggunaan Output-Output program. Sebagai contoh adalah efek yang

dihasilkan dari perubahan perilaku peserta suatu penyuluhan. Efek

biasanya sudah mulai muncul pada waktu pelaksanaan program namun

efek penuhnya baru tampak setelah program selesai.

4. Evaluasi Impact (Dampak)

Evaluasi Impact adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari

efek proyek yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan

oleh proyek pada tingkat yang lebih luas dan menjadikan proyek jangka

panjang. Evaluasi dapat dipergunakan dengan penggunaan penilaian

yang kualitatif.

15

Page 16: FIX MAKSIMAL!-1.docx

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

Desa : Temenggungan

Kecamatan : Krejengan

Kabupaten : Probolinggo

Jumlah penduduk Desa Temenggungan sebanyak 2479 jiwa, yang terbagi

menjadi 927 KK. Jumlah penduduk laki-laki yanga ada di Desa Temenggungan

sebanyak 1182 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1297 jiwa. Adapun

tingkat pendidikan masyarakat Desa Temenggungan mulai dari yang belum

sekolah hingga perguruan tinggi. Kebanyakan dari masyarakat tersebut hanya

sampai tingkat SD yaitu sebesar 38%.Rata-rata jenis pekerjaan masyarakat Desa

Temenggungan adalah buruh tani.

Iklim di Desa Temenggungan sebagaimana Desa lainnya di Kabupaten

Probolinggo beriklim tropis, dimana terdapat dua musim yaitu, musim penghujan

yang biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga bulan April dan musim kemarau

yang biasanya terjadi pada bulan April hingga bulan Oktober (Sumber :

Kecamatan Krejengan Dalam Angka 2011). Adanya dua iklim ini memberi

pengaruh yang signifikan terhadap berbagai pola kehidupan masyarakat yanga ada

di Desa Temenggungan seperti, pola penyakit dan pola pertanian. Pada musim

penghujan terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah dan pola pertanian lebih

banyak petani yang menanam padi. Sedangkan pada musim kemarau terdapat

peningkatan kasus penyakit dengan gejala batuk pilek dan pola pertanian lebih

16

Page 17: FIX MAKSIMAL!-1.docx

banyak petani yang menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air,

seperti tebu, singkong, dan kacang-kacangan.

3.2 Pengambilan Data

Data yang digunakan adalah data yang diambil dari data yang dikumpulkan,

diperoleh dari sumber data primer dan sekunder dari laporan PKL tahun 2012.

Pengumpulan data sekunder dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2012 meliputi

data dari balai Desa, kecamatan dan Puskesmas. Sedangkan untuk pengumpula

data primer dilaksanakan mulai tanggal 13 Juni 2012 hingga 26 Juni 2012

meliputi indepth interview, Kuesioner, Focus Group Discussion, dan Nominal

Group Technique.

Pengambilan data sekunder dengan cara indepth interview dengan bidan desa,

kader posyandu, dan dengan kepala desa. Didapatkan hasil desa Temenggungan

memiliki Posyandu dengan persyaratan apabila terdapat minimal 100 balita yang

berkunjung untuk memeriksakan kesehatan, perbedaan posyandu dan pos

penimbangan, perbedaan kunjungan neonatal murni dengan kunjungan neonatal

lengkap, tingkat keberhasilan program KB, cakupan konsumsi vitamin A dan

kendalanya, jumlah tenaga kesehatan formal dan informal, kader PMO, peran

masyarakat dalam pelaksanaan desa siaga, dan tingkat BGM yang masih rendah.

Indepth interview di puskesmas untuk mengetahui pandangan mereka terhadap

program yang telah dijalankan dan bagaimana pelaksanaan program tersebut.

Tokoh masyarakat dilakukan indepth interview untuk melihat pandangan dan

dukungan dari tokoh masyarakat terhadap program-program terkait kesehatan di

Desa Temenggungan.

17

Page 18: FIX MAKSIMAL!-1.docx

BAB IV

DIAGNOSIS MASALAH

4.1 Diagnosis Sosial

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada masyarakat Desa

Temenggungan diperoleh prioritas permasalahan yang harus segera diselesaikan,

yaitu tentang sampah. Permasalahan ini didapatkan dari proses FGD dan NGT

yang dimana telah dilakukan penyebaran kuisioner terlebih dahulu kepada

masyarakat Desa Temenggungan yang dilakukan secara acak pada setiap KK.

Berikut merupakan hasil diagnosis sosial dengan menggunakan indikator-

indikator, yaitu:

1. Tingkat Pendidikan

Diagram 4.1 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Temenggungan

9%

13%

38%

21%

12%

7%

1%

Tingkat PendidikanBelum Sekolah Belum Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SDSLTP SMA Perguruan Tinggi

Melalui diagram 4.1 dapat diketahui bahwa Sekitar 59% mayoritas tingkat

pendidikan masyarakat Desa Temenggungan adalah tamat SD maupun tidak

tamat SD. Hal ini tentu berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang

dimiliki oleh masyarakat yang cenderung lebih rendah, sehingga dapat

18

Page 19: FIX MAKSIMAL!-1.docx

mempengaruhi terhadap status informasi kesehatan yang diterima oleh

masyarakat tersebut.

Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan tergolong rendah

karena tingkat pendidikan masyarakat rendah. Tingkat pendidikan yang

rendah tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya penduduk yang hanya

mengenyam pendidikan sampai tingkat SD. Masyarakat tidak menyadari

bahwa permasalahan sampah yang ada sebagai permasalahan utama di Desa

Temenggungan, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, seperti

penularan penyakit, gangguan pernapasan, dan lainnya.

Rendahnya tingkat pendidikan dapat sebagai pemicu kesadaran

masyarakat dalam pemanfaatan tempat sampah yang ada dan perlakauan

terhadap sampah. Berikut adalah diagram perlakuan terhadap sampah di Desa

Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo.

Diagram 4.2 Perlakuan Terhadap Sampah Organik dan Anorganik

Dibiarkan Dibakar Ditimbun Diolah Dijual

76

172

161 0

67

123

0 0

75

Perlakuan Terhadap SampahPerlakuan terhadap sampah organikPerlakuan terhadap sampah anorganik

Masyarakat menyatakan bahwa mereka akan membakar sampah, baik

sampah organik maupun sampah anorganik. Pembakaran terhadap sampah

merupakan tindakan yang sangat tidak disarankan karena dapat menimbulkan

19

Page 20: FIX MAKSIMAL!-1.docx

pencemaran udara dan gangguan pernapasan. Perlakuan yang salah tersebut

sebagai akibat dari tingkat pendidikan yang rendah.

2. Status Ekonomi atau Kesejahteraan

Mayoritas mata pencahariaan masyarakat Desa Temenggungan adalah

buruh tani yakni sebesar 54,8%, sehingga pendapatan yang diperoleh

masyarakat tergolong rendah. Hal ini menyebabkan kebutuhan terhadap

kesehatan tidak dapat terpenuhi dengan baik, sehingga kualitas kesehatan

pun rendah.

Industri yang terdapat di Desa Temenggungan hanya terdiri dari dua jenis,

yaitu industri kecil dan industri pada skala rumah tangga. Jumlah industri

kecil yaitu 1 industri, sedangkan jumlah industri pada skala rumah tangga

yaitu sejumlah 11 industri. Sarana perekonomian yang terdapat di Desa

Temenggungan hanya berjumlah satu unit, yakni KSP (Kopersai Simpan

Pinjam).

Diagram 4.3 Presentase Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Desa Temenggungan Tahun 2012

Petani

Buruh Ta

ni

Buruh Ban

gunan

Buruh In

dustri

Pedag

ang

Pengra

jin

Petern

ak

Pegaw

ai PNS TN

I

Pensiu

nan0

100200300400500

9,6%

54,8%

13,3%2,8%

13,3%0,3% 3,6% 1,2% 0,3% 0,8%

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sumber : Data Monografi Desa

20

Page 21: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Berdasarkan diagram dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut

pekerjaan sebagian besar adalah buruh tani 473 jiwa, sedangkan buruh

bangunan 114 jiwa, pedagang 115 jiwa, petani 83 jiwa, buruh industri 24

jiwa, pegawai PNS 10 jiwa, pensiunan 7 jiwa, TNI 3 jiwa, pengrajin 3 jiwa,

dan peternak 31 jiwa.

3. Budaya

Beberapa masyarakat Desa Temenggungan masih memegang teguh

kebudayaan yang telah diwariskan dari nenek moyang dahulu atau berasal

dari kebiasaan yang telah dilakukan dari dahulu sehingga telah menjadi

budaya. Seperti halnya membakar sampah dan membuang sampah di

lahan kosong, karena tidak tersedia TPS.

4.2 Diagnosis Epidemiologi

Berdasarkan data-data yang ada pada laporan PKL Desa Temenggungan,

Kecamatatan Krejengan, Probolinggo masalah kesehatan yang ada yaitu :

mengenai perilaku hidup yang tidak sehat seperti membuang sampah

sembarangan, buang air besar dan mandi di sungai, minimnya pengetahuan

mengenai nikah dini dan ASI Eksklusif serta kurangnya pengenalan terhadap

penyakir TBC dan Kusta.

1. Permasalahan Mengenai Sampah

Masalah kesehatan mengenai sampah yaitu masyarakat Desa

Temenggungan dalam membuang sampah masih di sungai, pekarangan, dan

lahan kosong. Adanya lahan TPS sendiri tidak digunakan secara maksimal

dikarenakan tidak ada truk pengangkut sampah. Selain itu juga, masyarakat

juga masih kurang memahamai cara pengolahan sampah dan dampak negatif

21

Page 22: FIX MAKSIMAL!-1.docx

akibat membuang sampah sembarangan. Kebanyakan cara pengolahan

sampah yaitu dengan membakar sampah. Penyebab hal tersebut adalah masih

rendahnya pengetahuan masyarakat Desa Temenggungan karena rata – rata

tingkat pendidikan masyarakat adalah tamat SD dan tidak tamat SD.

Permasalahan sampah ini bisa berdampak bagi seluruh masyarakat Desa

Temenggungan. Dampak negatif yang bisa timbul adalah sampah menumpuk

dan bisa menyebabkan timbulnya penyakit, adanya penyakit menyangkut

ISPA akibat pembakaran sampah serta dampak menyebabkan banjir jika

sampah terus menerus dibuang ke sungai.

Solusi untuk permasalahan sampah ini antara lain melakukan pelatihan dan

pemberian informasi mengenai pengolahan sampah mulai dari komposting

untuk sampah organik dan kerajinan tangan untuk sampah anorganik serta

pengadaan truk sampah untuk memaksimalkan penggunaan TPS.

2. Permasalahan Mengenai Jamban

Masalah kesehatan mengenai jamban yaitu kebiasaan masyarakat Desa

Temenggungan yang masih suka buang air, cuci baju dan mandi di sungai.

Adanya jamban tidak digunakan secara maksimal karena mereka

menganggap bahwa buang air di sungai lebih nyaman. Penyebab hal ini

adalah kurangnya pengetahuan mengenai buang air di sungai dan dampak

yang akan timbul jika buang air di sungai.

Dampak dari perilaku buang air di sungai dan tidak menggunakan jamban

akan berdampak bagi seluruh masyarakat Desa Temenggungan. Perilaku ini

dapat menimbulkan banyak penyakit dan penularan penyakit semakin cepat

menular. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi

22

Page 23: FIX MAKSIMAL!-1.docx

mengenai dampak buang air sembarang dan pembuatan jamban yang lebih

banyak dan nyaman seta pengadaan air bersih yang mencukupi untuk mandi

dan cuci baju.

3. Permasalah Mengenai TBC dan Kusta

Masalah yang berkaitan dengan TBC dan Kusta adalah ada beberapa

masyarakat yang terkena TBC namun malu dan gengsi untuk berobat

sehingga sulit untuk menemukan penderita TBC serta masyarakat lebih takut

terhadap penyakit kusta daripada TBC. Dampak dari gengsi dan malu untuk

berobat adalah membuat penularan penyakit TBC bisa semakin meluas.

Penyebab hal ini adalah kurangnya pengetahuan mengenai penyakit TBC.

Solusi yang bisa dilakukan adalah menggalakan Program PMO, sosialisasi di

Posyandu dan pelayanan kesehatan lainnya mengenai TBC dan Kusta

4. Permasalahan Mengenai ASI Eksklusif

Yang terjadi mengenai ASI Eksklusif ini adalah pemberian makanan dan

minuman selain ASI sebelum 6 bulan. Kebanyakan masyarakat Desa

Temenggungan khususnya ibu – ibu memberikan pisang dan susu formula

kepada bayinya pada usia kurang dari 6 bulan. Meskipun cakupan pemberian

ASI Eksklusif sudah baik namun beberapa ibu – ibu masih melakukan hal

tersebut karena pengaruh budaya yang masih ada. Dalam masalah ini yang

menjadi sasaran risiko adalah bayi yang ada di Desa Temenggungan. Dampak

negatif yang bisa terjadi adalah adanya bayi dengan gizi kurang atau gizi

buruk yang berdampak pada kematian. Solusi yang bisa dilakukan adalah

sosialisasi mengenai pengetahuan pemberian ASI Eksklusif serta Panduan

informasi mengenai MP-ASI yang tepat dan benar.

23

Page 24: FIX MAKSIMAL!-1.docx

5. Permasalahan Mengenai Nikah Dini

Masalah yang berkaitan dengan nikah dini adalah mayoritas masyarakat

Desa Temenggungan memiliki tingkat pendidikan tamat SD dan tidak tamat

SD. Kebanyakan anak yang putus sekolah akan dinikahkan dengan tujuan

untuk membantu perekonomian keluarga yang dimana mayoritas pekerjaan

masyarakatnya adalah sebagai buruh tani. Selain itu juga, pengetahuan dari

akibat nikah dini juga masih rendah. Sasaran risiko dari pernikahan dini

adalah anak – anak di bawah umur dan rentan untuk putus sekolah. Solusi

yang bisa dilakukan adalah pemberian edukasi kepada masyarakat Desa

Temenggungan mengenai pernikahan dini dan dampak dari pernikahan dini,

peningkatan ekonomi masyarakat dengan berbagai latihan kerja dan tentunya

harus ada bantuan dari pemerintah, serta peningkatan taraf pendidikan dengan

wajib belajar 12 tahun.

Berdasarkan analisis diatas yang menjadi prioritas utama dalam penanganan

masalah yang ada di Desa Temenggungan adalah permasalahan sampah. Karena

berdasarkan pernyataan warga permasalahan yang memang perlu diatasi adalah

sampah. Selain itu berdasarkan data – data yang ada juga menunjukan bahwa

permasalahan sampah di Desa Temenggungan harus diatasi.

4.3 Diagnosis Perilaku dan Lingkungan

Berdasarkan data laporan PKL Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan,

Kabupaten Probolinggo dapat dianalisis faktor perilau, non perilaku, dan faktor

lingkungan dari Desa Temnggungan yaitu sebagai berikut :

24

Page 25: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Tahap pertama yang dilakukan dalam melakukan diagnosis perilaku dan

lingkungan yaitu mengidentifikasi faktor perilaku dan faktor non perilaku

penyebab timbulnya masalah kesehatan, antara lain :

Faktor Perilaku :

1. Masyarakat membuang sampah di sungai, pekarangan dan lahan kosong

2. Masyarakat tidak memilah dan mengolah sampah

3. Masyarakat membakar sampah yang telah tertumpuk

Faktor Lingkungan (Non Perilaku) :

1. Tersedia TPS di Desa Temenggungan, namun penggunaannya belum

maksimal

2. Belum tersedia mobil pengangkutan sampah dari Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Probolinggo

Tahap kedua yaitu mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya

masalah kesehatan dan mengeliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat

diubah. Berikut adalah perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah

kesehatan :

1. Membuang sampah di sungai, pekarangan dan lahan kosong

2. Membakar sampah yang telah tertumpuk

Faktor non perilaku yang tidak dapat diubah yaitu belum tersedia mobil

pengangkutan sampah dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Probolinggo

Tahap ketiga dari diagnosis perilaku dan lingkungan adalah mengurutkan

faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah

kesehatan. Urutan nya adalah sebagai berikut :

1. Membuang sampah di sungai, pekarangan dan lahan kosong

25

Page 26: FIX MAKSIMAL!-1.docx

2. Membakar sampah yang telah tertumpuk

3. Tidak memilah dan mengolah sampah

4. Tersedia TPS di Desa Temenggungan, namun penggunaannya belum

maksimal

5. Belum tersedia mobil pengangkutan sampah dari Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Probolinggo

Tahap keempat yaitu mengurutkan faktor perilaku dan lingkungan

berdasarkan kemungkinan untuk dirubah, yang terdiri dari :

1. Tidak memilah dan mengolah sampah

2. Membuang sampah di sungai, pekarangan dan lahan kosong

3. Membakar sampah yang telah tertumpuk

4. Tersedia TPS di Desa Temenggungan, namun penggunaannya belum

maksimal

5. Belum tersedia mobil pengangkutan sampah dari Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Probolinggo

Tahap terakhir dari diagnosis perilaku dan lingkungan yaitu menetapkan

perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Setelah menentukan

sasaran program nya, ditetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang

ingin dicapai oleh program yang telah dibuat. Faktor perilaku dan lingkungan

yang menjadi sasarn program yaitu tidak memilah dan mengolah sampah dan

belum tersedianya TPS di Desa Temenggungan. Tujuan perubahan perilaku dan

lingkungan yang ingin dicapai oleh program yaitu :

1. Masyarakat mampu memilah dan mengolah sampah menjadi sesuatu

yang bernilai

26

Page 27: FIX MAKSIMAL!-1.docx

2. Pemanfaatan maksimal dari TPS di Desa Temenggungan

4.4 Diagnosis Pendidikan dan Organisasi

Dalam fase diagnosis Pendidikan dan organisasional diidentifikasi 3 faktor

yang mempengaruhi timbulnya penyebab masalah di desa Temenggungan, yaitu :

1. Faktor Predisposing

Pada faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial dan tingkat ekonomi. Dalam faktor ini, meliputi

pemicu yang menyebabkan timbulnya perilaku yang berdampak pada

timbulnya masalah di desa Temenggungan yaitu kurangnya pengetahuan

tentang sampah yang telah teridentifikasi. Berdasarkan diagram dapat

diketahui bahwa jumlah penduduk menurut pendidikan lebih banyak pada

tamat SD. Sekitar 59% mayoritas masyarakat tingkat pendidikan desa

Temengungan rata-rata adalah tamat SD maupun tidak tamat SD. Hal ini

tentu berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh

masyarakat yang cenderung lebih rendah, sehingga hal ini dapat

mempengaruhi terhadap status informasi kesehatan yang diterima oleh

masyarakat tersebut.

27

Page 28: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Diagram 4.4 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Temenggungan

9%

13%

38%

21%

12%

7%

1%

Tingkat PendidikanBelum Sekolah Belum Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SDSLTP SMA Perguruan Tinggi

2. Faktor Enabling

Merupakan faktor lingkungan yang memfasilitasi masyarakat untuk

berperilaku. Dalam hal ini adalah tidak adanya tempat pembuangan sampah

dan kebiasaan membuang sampah, namun tidak diilah-pilah antara sampah

organic dan anorganik.

Diagram 4.5 Sarana Pendidikan Desa Temenggungan

20%

20%

10%10%

20%

20%

Sarana PendidikanPAUD TK SD MI SMP PONPES

Pendidikan Desa Temenggungan memiliki tingkat pendidikan rendah dilihat

dari banyaknya jumlah masyarakat yang belum memenuhi program wajib

belajar 9 tahun. Hal ini dapat menggambarkan tingkat ekonomi masyarakat

28

Page 29: FIX MAKSIMAL!-1.docx

yang rendah dan kondisi kesehatan masyarakat yang buruk karena rendahnya

pengetahun tentang kesehatan.

3. Faktor Reinforcing

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh

agama,sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk juga

disini undang-undang dan peraturan baik dari pusat maupun daerah setempat

terkait dengan kesehatan. Dalam hal ini, faktor penguat terjadinya masalah

sampah adalah kurang tegasnya para tokoh masyarakat untuk menanggulangi

sampah yang ada di desa Temenggungan ini.

4.5 Diagnosis Kebijakan dan Administratif

A. Sumber daya yang ada

1. Manusia

a. Tenaga kesehatan

Formal : 1 bidan

Informal : 1 dokter swasta, 10 kader Posyandu, 2 kader BAGAS

(pembantu petugas),

b. Ibu – ibu PKK

c. Karang Taruna

d. Kelompok Pengajian

e. Kelompok PKL

2. Fasilitas

a. Lahan kosong

b. Balai desa

c. Tempat Ibadah (Masjid dan Musholla)

29

Page 30: FIX MAKSIMAL!-1.docx

d. Komputer

e. Tempat penempelan poster

3. Dana / Uang kegiatan program

B. Sumber daya yang dibutuhkan

1. Program Bank Sampah :

a. pengarah (mahasiswa PKL)

b. pengelola (Ibu PKK)

c. partisipan (masyarakat)

2. Program Pelatihan Takakura :

a. pelaksana pelatihan (mahasiswa PKL)

b. partisipan (masyarakat)

3. Program Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah :

a. pelaksana dan koordinator (mahasiswa PKL)

b. partisipan (masyarakat)

c. kepala desa, Dinas Kebersihan dan Pertamanan

C. Identifikasi Dukungan dan Hambatan Politis

1. Dukungan politis

a. Masyarakat mendukung setiap program PKL yang dilaksanakan

untuk kemajuan dan pemberdayaan masyarakat sendiri.

b. Pemerintah desa mengizinkan setiap kegiatan PKL dan

memfasilitasi dari segi tempat pelaksaan program dan media

publikasi.

2. Hambatan Politis

a. Dukungan lintas sektor yang masih kurang

30

Page 31: FIX MAKSIMAL!-1.docx

b. Dukungan pemerintah untuk keberlanjutan program pengelolaan

sampah

D. Peraturan dan Organisasional yang Memfasilitasi Program

1. Peraturan :

a. Perda Jatim-4-2010 Pengelolaan Sampah Regional Jawa Timur

2. Organisasional :

a. Karang Taruna

b. Ibu – ibu PKK

31

Page 32: FIX MAKSIMAL!-1.docx

BAB V

IMPLEMENTASI PROGRAM

5.1 Program Plan Development

5.1.1 Recruit Planning Group Members

Keseluruhan Program Plan Development untuk Desa Temenggungan

ini diberi nama “Desa Bebas Sampah”. Terdapat 3 program yang harus

dijalankan dan memerlukan pelaksana program serta kontribusi dari banyak

pihak. Berikut adalah yang perlu ada dalam mengelola program antara lain :

4. Program Bank Sampah :

pengarah (mahasiswa PKL)

pengelola (Ibu PKK)

partisipan (masyarakat)

5. Program Pelatihan Takakura :

pelaksana pelatihan (mahasiswa PKL)

partisipan (masyarakat)

6. Program Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah :

pelaksana dan koordinator (mahasiswa PKL)

partisipan (masyarakat)

kepala desa, Dinas Kebersihan dan Pertamanan

5.1.2 Develop Program Goals

Tujuan jangka panjang dari program intervesi yang akan dilakukan

yaitu meningkatkan derajat kesehatan warga Desa Temenggungan khususnnya

dengan pengendalian dan pengurangan sampah organik dan anorganik di Desa

32

Page 33: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo pada tahun

2013.

5.1.3 Develop Objective for Goals

Tujuan jangka pendek yang dirumuskan berbeda – beda antar program.

Berikut ini merupakan tujuan secara objektif pada setiap program :

1. Program Bank Sampah

Tujuan : Mengurangi jumlah sampah anorganik, meningkatkan perhatian

warga akan sampah, meningkatkan kreativitas masyarakat, serta

meningkatkan tingkat ekonomi dan interaksi masyarakat secara tidak

langsung di Desa Temenggungan pada tahun 2013.

2. Program Pelatihan Takakura

Tujuan : Mengurangi jumlah sampah organik, meningkatkan perhatian

warga akan sampah, meningkatkan kreativitas masyarakat, serta

meningkatkan tingkat ekonomi dan interaksi masyarakat secara tidak

langsung di Desa Temenggungan pada tahun 2013.

3. Program Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

Tujuan : Mengadvokasi masalah pengangkutan dan pengadaan alat angkut

samapah kepada instansi terkait (Dinas Kebersihan dan Pertamanan)

bersama dengan aspirasi masyarakat Desa Temenggungan pada tahun

2013.

5.1.4 Explore Resources and Constrains

Sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan program di atas yaitu:

33

Page 34: FIX MAKSIMAL!-1.docx

1. Program Bank Sampah Desa Temenggungan: SDM, tempat untuk

mengumpulkan sampah (ruangan di sebelah balai desa), buku rekening

untuk bank sampah.

2. Program Pelatihan Takakura : SDM, tempat untuk pelaksanaan program,

wadah untuk membuat takakura, sampah organik, pupuk.

3. Program Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah : SDM, proposal

dan surat-surat terkait pengadaan alat pengangkut sampah.

Sedangkan hambatan yang mungkin ditemui yaitu:

1. Program Bank Sampah Desa Temenggungan : tingkat partisipasi

masyarakat yang belum tentu tinggi, kurangnya SDM dalam mengelola

bank sampah, tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah dari

penduduk

2. Program Pelatihan Takakura : kurangnya dana dalam menyediakan alat-

alat yang dibutuhkan, perlu keterampilan dalam membuat takakura,

membutuhkan tutor untuk memberikan pengetahuan tentang membuat

takakura

3. Program Advokasi Pengadaan Alat Pengangkutan Sampah : kurangnya

koordinasi dengan instansi terkait lain, berbelitnya birokrasi advokasi

pengadaan alat pengangkutan sampah.

5.1.5 Select Methods and Activities

1. Bank Sampah Desa Temenggungan

Bank sampah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk

mengelola berbagai sampah anorganik seperti botol plastik, kertas bekas

dan juga kardus dengan menggunakan konsep bank. Tujuan dari program

34

Page 35: FIX MAKSIMAL!-1.docx

ini adalah mengurangi jumlah sampah anorganik di Desa Temenggungan.

Pengumpulan sampah diadakan pada setiap 3 kali seminggu. Sampah

tersebut akan dijual terlebih dahulu ke pengepul sesuai dengan harga

standar, kemudian sejumlah nominal rupiah yang didapat dari hasil

penjualan akan dimasukkan dalam rekening nasabah sesuai dengan jumlah

sampah yang disetorkan.

2. Pelatihan Takakura

Program ini dilakukan dengan cara penyuluhan kepada masyarakat

dan diberikan pelatihan agar masyarakat desa temenggungan mengerti

bagaimana cara membuat keranjang takakura. Keranjang ini dirakit dari

bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses

pembuatan kompos. Pelatihan takakura dilakukan 2 kali seminggu di Balai

Desa.

Jenis-jenis sampah yang diolah:

1) sisa sayuran. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila

telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang

airnya.

2) sisa nasi.

3) sisa ikan, ayam, kulit telur dll.

3. Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

Program ini dilaksanakan pada saat hari kerja, karena program ini

diperlukan pertemuan antara petugas dan perwakilan warga dengan pihak

instansi terkait yang hanya dapat dilakukan saat hari kerja dan jam kerja.

Program ini bertujuan agar warga tidak hanya membuang dan menumpuk

35

Page 36: FIX MAKSIMAL!-1.docx

sampah di lahan kosong yang dapat menyebabkan penyakit menular

maupun tidak menular karena tidak ada nya alat pengangkut sampah

sehingga warga hanya bisa membuang dan menumpuk sampah di lahan

yang kosong.

5.2 Plan for Evaluation

5.2.1 Process Evaluation

Object of Interest

PREDISPOSING

1. Pengetahuan masyarakat Desa Temenggungan tentang pengolahan

sampah anorganik dan sampah organik meningkat melalui program

bank sampah dan takakura.

ENABLING

1. Adanya pelatihan tentang cara mengolah sampah anorganik dan

organik.

2. Adanya advokasi terhadap instansi terkait memungkinkan masyarakat

Desa Temenggungan tidak membuang sampah sembarangan,

mendapat penghasilan dari hasil mengumpulkan sampah dan

pengangkutan sampah anorganik berjalan lancar.

REINFORCING

1. Adanya kemudahan dalam pengolahan sampah.

2. Keluarga dan tetangga saling mengingatkan untuk membudayakan

perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Adanya campur tangan instansi terkait dalam mensukseskan dan

memperlancar kegiatan pengangkutan sampah anorganik.

1. Bank Sampah Desa Temenggungan

36

Page 37: FIX MAKSIMAL!-1.docx

a. Evaluasi Pengarahan Pengadaan Bank Sampah

Evaluasi ini dilakukan untuk memantau berjalannya

pengarahan Bank Sampah kepada ibu-ibu PKK di Balai Desa

Temenggungan. Indikator keberhasilan dengan melihat kehadiran

peserta sebesar 60% dan partisipasi ibu-ibu PKK setiap 2 kali

seminggu pada minggu pertama PKL, pada hari Senin dan Kamis

pada pukul 09.00-11.00 WIB di Balai Desa Temenggungan.

b. Evaluasi Terbentuknya Bank Sampah Beserta Sumber Daya

Manusia Pendukungnya

Evaluasi ini dilakukan untuk melihat terbentuknya bank

sampah beserta sumber daya pendukungnya. Indikator

keberhasilannya adalah pada minggu ketiga setelah pengarahan,

Bank Sampah beserta struktur sumber daya manusianya sudah

terbentuk. Lokasi Bank Sampah terletak di rumah ketua pengelola

Bank Sampah.

c. Evaluasi Partisipasi Dan Keaktifan Masyarakat Terhadap Bank

Sampah

Evaluasi ini dilakukan untuk melihat partisipasi dan

keaktifan masyarakat dalam menabung sampah anorganik mereka

pada Bank Sampah. Indikator keberhasilan adalah masyarakat aktif

menabungkan sampah anorganik mereka setiap 3 kali seminggu

pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu dimulai pada pukul 16.00.

2. Pelatihan Takakura

a. Evaluasi Pelatihan Takakura

37

Page 38: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Evaluasi dilakukan untuk memantau terlaksananya

pelatihan Takakura kepada masyarakat di Balai Desa

Temenggungan. Indikator keberhasilan adalah dengan melihat

kehadiran peserta sebesar 60% dan partisipasi aktif masyarakat

dalam mengikuti pelatihan Takakura setiap 2 kali seminggu pada

minggu kedua PKL, yaitu hari Senin dan Kamis pada pukul

09.00-11.00 WIB di Balai Desa Temenggungan.

b. Evaluasi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengadaan Takakura

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai partisipasi masyarakat

Desa Temenggungan dalam membuat keranjang Takakura.

Indikator keberhasilannya adalah pada minggu ketiga setelah

pelatihan Takakura telah tersedia keranjang Takakura hasil karya

masyarakat Desa Temenggungan.

c. Evaluasi Pemanfaatan Keranjang Takakura Oleh Masyarakat

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai tingkat partisipasi

masyarakat dalam memanfaatkan keranjang Takakura dalam

pembuatan pupuk kompos, baik untuk dijual maupun digunakan

sendiri. Indikator keberhasilannya adalah setelah 40 hari

pembuatan keranjang Takakura, pupuk kompos yang dibuat di

keranjang Takakura telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

3. Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

a. Evaluasi Diskusi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

Evaluasi dilaksanakan untuk memantau berjalannya diskusi

di Balai Desa Temenggungan. Indikator keberhasilan dengan

38

Page 39: FIX MAKSIMAL!-1.docx

melihat keaktifan masyarakat dalam menghadiri dan

menyampaikan aspirasi dalam diskusi pada hari Sabtu mulai pukul

19.00 hingga selesai.

b. Evaluasi Tersedianya Alat Pengangkut Sampah.

Evaluasi ini dilakukan untuk memantau pengadaan alat

pengangkut sampah (truk sampah) dari Dinas Kebersihan dan

Dinas Pertanian dan sumber daya yang mendukung. Indikator

keberhasilan adalah tersedianya alat pengangkut sampah yang

memadai dan secara rutin mengangkut sampah di Desa

Temenggungan.

c. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pegangkut Sampah Oleh Masyarakat

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai tingkat partisipasi

masyarakat dalam memanfaatkan alat pengangkut sampah yang

telah disediakan. Indikator keberhasilannya adalah alat pengangkut

sampah yang disediakan telah dimanfaatkan oleh masyarakat,

sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

5.2.2 Impact Evaluation

Object of Interest

39

Page 40: FIX MAKSIMAL!-1.docx

PERILAKU

1. Masyarakat desa Temenggungan dapat mengolah sampah mereka

sendiri.

2. Melalui dukungan pemerintah dalam hal pengadaan alat transportasi

pengangkutan sampah, diharapkan pengangkutan sampah terutama

sampah anorganik bisa berjalan optimal.

5.3 Plan for Implementation

5.3.1 Tingkat Penerimaan Program Oleh Masyarakat

Program kegiatan yang diusulkan adalah Program Bank Sampah

Desa Temenggungan, Program Takakura, dan Program Advokasi

Pengadaan Alat Pengangkutan Sampah. Program tersebut ditujukan untuk

semua masyarakat dengan dibantu oleh beberapa instansi terkait lain untuk

mendukung terlaksananya program. Adanya program tersebut diharapkan

dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada masyarakat

desa Temenggungan. Sebagai langkah untuk mendukung terlaksananya

program maka perlu menciptakan kondisi yang kondusif untuk

dilakukannya perubahan dengan memastikan bahwa seluruh target

program yang akan diimplementasikan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

Perubahan ini diadopsi berdasarkan kesepakatan bersama dengan

pendekatan observasional dan pendekatan interpersonal.

Namun apabila terjadi penolakan oleh masyarakat maka langkah

yang perlu dilakukan adalah dengan mengadakan pendekatan baik kepada

masyarakat maupun tokoh yang ada seperti perangkat desa setempat,

kepala desa atau tokoh agama setempat yang memiliki power dan

40

Page 41: FIX MAKSIMAL!-1.docx

authority untuk mengajak dan mempengaruhi masyarakat agar mau

berpartisipasi sebelum pelaksanaan program. Melalui pendekatan yang

dilakukan diharapkan masyarakat akan memahami tujuan dan manfaat

diadakannya program tersebut bagi masyarakat desa Temenggungan.

5.3.2 Spesifikasi Detil Program dan Rencana Kebutuhan Sumber Daya

Berdasarkan analisis PRECEDE yang telah dilakukan, timbulah

suatu masalah. Dimana permasalahan yang nampak yaitu kurang

diperdulikannya sampah di tempat tersebut. Terabaikannya sampah

tersebut mendasari dibuatnya beberapa program yang dapat mengurangi

sampah. Melihat dari potensi masyarakat perlu adanya pengembangan

kreativitas warga. Selain itu, kurangnya pertukaran uang maka dilakukan

pemberdayaan berupa bank sampah. Program yang telah dirancang yaitu

Bank Sampah, Takakura, dan Advokasi terhadap instansi terkait mengenai

pengangkutan sampah.

Program I

a. Nama program : Bank sampah

b. Latar belakang : Kurang diperdulikannya masalah penampungan dan

pengolahan sampah di tempat PKL menjadi prioritas untuk melakukan

intervensi.

c. Tujuan umum : Meningkatkan kesehatan masyarakat salah satunya

dengan memperhatikan masalah sampah yang masih belum teratasi

dengan baik.

d. Tujuan khusus : Mengurangi jumlah sampah anorganik, meningkatkan

perhatian warga akan sampah, meningkatkan kreativitas masyarakat,

41

Page 42: FIX MAKSIMAL!-1.docx

serta meningkatkan tingkat ekonomi dan interaksi masyarakat secara

tidak langsung.

e. Deskripsi Program : Kegiatan ini merupakan kegiatan mengoptimalkan

sampah dengan cara bank sampah. Kegiatan ini tidak hanya sebagai

saran berkumpul warga tetapi juga secara tidak langsung

meningkatkan ekonomi dan kreativitas warga.

f. Sasaran : Ibu-ibu desa.

g. Pelaksanaan : 2 kali seminggu pada minggu pertama. Lokasi bank

sampah di rumah ketua pengelola.

h. Evaluasi : Partisipasi ibu-ibu 60%

Program II

a. Nama program : Pelatihan TAKAKURA

b. Latar belakang : Kurang diperdulikannya masalah penampungan dan

pengolahan sampah di tempat PKL menjadi prioritas kami untuk

melakukan intervensi.

c. Tujuan umum : Meningkatkan kesehatan masyarakat salah satunya

dengan memperhatikan masalah sampah yang masih belum teratasi

dengan baik.

d. Tujuan khusus : Mengurangi jumlah sampah organik, meningkatkan

perhatian warga akan sampah, meningkatkan kreativitas masyarakat,

serta meningkatkan tingkat ekonomi dan interaksi masyarakat secara

tidak langsung.

e. Deskripsi Program : Kegiatan ini merupakan kegiatan mengoptimalkan

sampah dengan cara membuat keranjang sampah TAKAKURA.

42

Page 43: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Menjadikan sampah organik yang dulunya dibuang percuma menjadi

pupuk yang bisa digunakan kembali.

f. Sasaran : Warga

g. Pelaksanaan : Pelatihan dilakukan 2 kali seminggu, minggu kedua

PKL, di balai desa.

h. Evaluasi : Partisipasi warga 60%

Program III

Nama program : Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah.

a. Latar belakang : Kurang diperdulikannya masalah penampungan dan

pengolahan sampah di tempat PKL menjadi prioritas kami untuk

melakukan intervensi.

b. Tujuan umum : Meningkatkan kesehatan masayarakat salah satunya

dengan memperhatikan masalah sampah yang masih belum teratasi

dengan baik.

c. Tujuan khusus : Mengadvokasi masalah pengangkutan kepada instansi

terkait bersama dengan aspirasi masyarakat.

d. Deskripsi Program : kegiatan ini merupakan kegiatan advokasi kepada

instansi terkait agar mau melakukan pengangkutan sampah dan

menyediakan truk sampah dalam waktu dekat, sehingga sedikit banyak

sampah mulai teratasi.

e. Sasaran : instansi terkait (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dan

warga

f. Pelaksanaan : Diskusi di balai desa, 1 kali pertemuan dan hari H

advokasi pada hari rabu minggu ketiga di balai desa.

43

Page 44: FIX MAKSIMAL!-1.docx

g. Evaluasi : Terciptanya kebijakan tentang pengangkutan sampah.

Sumber Daya Manusia

1. Tenaga Kesehatan

Dibutuhkan tenaga kesehatan sebagai fasilitastor dalam

program bank sampah, takakura, dan advokasi yang berasal dari dinas

kesehatan setempat dan puskesmas.

2. Promotor Kesehatan dan Pihak – Pihak Lain yang Terlibat

Dalam hal ini terdiri beberapa sasaran program, antara lain

warga desa temenggungan, Dinas Kesehatan, puskesmas, dan Dinas

Kebersihan dan Pertamanan.

3. Tokoh Masyarakat

Sebagai Key Person, tokoh masyarakat baik kepala desa, tokoh

agama, dan perangkat desa setempat. Diharapkan untuk mampu

menarik minat sasaran dan meyakinkannya melalui pendekatan secara

langsung.

4. Ibu – ibu PKK

Dengan adanya dan keaktifan ibu – ibu PKK dapat dilakukan

pemberdayaan untuk melakukan dan melanjutkan program yang

dilaksanakan. Tentunya dengan adanya pelatihan dan pengarahan

mengenai program yang akan berjalan. Dengan bantuan dan

partisipasi dari ibu – ibu PKK ini diharapkan program dapat berjalan

dengan baik dan lancar.

5. Karang Taruna

44

Page 45: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Melalui pendekatan yang dilakukan bersama – sama pemuda,

diharapkan mampu menarik minat para pemuda setempat dan

membantu proses berjalannya acara dalam pelaksanaan program.

6. Mahasiswa PKL

Dalam hal ini mahasiswa PKL UNAIR menjadi fasilitator

dalam berjalannya kegiatan program dan melalui beberapa

pendekatan terhadap warga sekitar diharapkan mampu menarik minat

dan kemauan warga untuk mengikuti dan mengimplementasikan

program yang telah diberikan sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan sasaran.

Sumber Daya Lain

1. Peralatan dan perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan dapat menunjang jalan acara

dalam susunan program, sehingga di butukan beberapa dari

peralatan dan program diatas dapat di peroleh dengan cara membeli

atau menyewa.

a. Kamera

b. Banner

c. Poster

d. Alat tulis

e. LCD Proyektor

f. Sound system

g. Timbangan

45

Page 46: FIX MAKSIMAL!-1.docx

h. Alat Takakura (Tempat sampah/keranjang, Kardus bekas,

Bantalan sekam, Kompos matang, Pengaduk, Kain, Bata)

2. Dana

Dana sebagai salah satu komponen penting dalam

pelaksanaan suatu program. Semua program yang sudah dijelaskan

diatas menggunakan dana dari iuran fakultas, donator, dan dana

mahasiswa.

3. Media Komunikasi

a. Poster

b. Baleho

c. Iklan

4. Anggaran

Anggaran merupakan sumber dana terpenting penentu

terselenggaranya sebuah program. Dan sumber dana program ini di

dapatkan dari iuran kampus, dan sponsor, iuran Mahasiawa dan

dalam anggaran ini juga dipersiapkan dana tak terduga yang

digunakan untuk antisipasi apabila terjadi pembengkakan biaya.

PEMASUKAN

Bantuan dari Dekanat Rp. 500.000Iuran Mahasiswa Rp. 1.000.000Sponsor Rp. 825.000Total Rp. 2.325.000

PENGELUARAN

KESEKRETARIATAN

Biaya Administrative dan Rp. 50.000

46

Page 47: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Perizinan

Pengadaan Propossal dan Surat Rp. 50.000

ATK Rp. 300.000

Total Pengeluaran Rp. 400.000

PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI

Poster Publikasi Rp. 100.000

Banner Rp. 100.000

Total Pengeluaran Rp. 200.000

ACARA

Sewa LCD Rp. 100.000

Alat Takakura Rp. 1.225.000

Biaya Training Rp. 100.000

Total Pengeluaran Rp. 1.425.000

Jumlah Pengeluaran Rp. 2.325.000

Tabel 5.1 Anggaran Dana

5.3.3 Pengembangan Rencana Spesifik dan Aktivitas Program

1. Product

Program kegiatan yang kami tawarkan berfokus untuk

menyelesaikan permasalahan utama yang terdapat pada desa

Temenggungan. Permasalahan utama tersebut ditentukan sesuai dengan

hasil pengamatan sebelumnya yang telah kami laksanakan. Sesuai dengan

hasil pengamatan kami permasalahan utama di desa temenggungan adalah

permasalahan sampah.

Terdapat tiga program yang kami ajukan untuk menyelesaikan

permasalahan sampah tersebut yaitu pembuatan bank sampah, takakura

dan advokasi kepada pemerintah untuk pengadaan alat pengangkutan

sampah. Ketiga program tersebut saling berkesinambungan untuk

47

Page 48: FIX MAKSIMAL!-1.docx

menyelesaikan permasalahan sampah secara menyeluruh di desa

Temenggungan, dari mengelola sampah yang tidak dapat dihancurkan

hingga mengelola sampah organik untuk dijadikan kompos. Selanjutnya

kami mengadakan advokasi kepada pemerintah, sehingga diharapkan kami

mendapatkan dukungan dalam penyelenggaraan program dan pengadaan

alat pengangkut sampah untuk memaksimalkan pengelolaan sampah yang

ada di desa Temenggungan.

2. Price

Pemasukan program ini sejumlah Rp 5.100.000,00 yang

didapatkan dari dana fakultas kesehatan masyarkat (dekanat) dan sponsor

perusahaan yang berminat bekerjasama untuk pelaksanaan program ini.

Pengeluaran kegiatan ini diperkirakan sebesar Rp 5.100.000,00.

3. Place

Lokasi pelaksanaan untuk masing – masing program :

1) Pengarahan pelaksanaan pengelolaan bank sampah untuk ibu – ibu

PKK dan maswayarakat : Balai Desa

2) Pengumpulan sampah ke Bank Sampah oleh masyarakat : Rumah

Ketua Pengelola yaitu Ibu Ketua PKK

3) Sosialisasi dan praktek pembuatan Takakura : Balai Desa

4) Advokasi pengadaan alat pengangkut sampah : Balai Desa dengan

mengundang Kepala desa, Kepala RW, Kepala RT, Tokoh

Masyarakat dan Pemerintahan terkait (Dinas Kebersihan dan

Pertamanan)

4. Promotion

48

Page 49: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Promosi kami lakukan secara door to door dengan memberikan

brosur/poster dan undangan bagi masyarakat untuk menghadiri setiap

kegiatan yang kami adakan. Selain itu kami memberikan pengumuman

melalui pengeras suara desa sehari sebelum pelaksanaan untuk

mengingatkan kembali masyarakat desa Temenggungan. Kamipun bekerja

sama dengan Tokoh Masyarakat, Kepala desa, Kepala RW dan Kepala RT

untuk membantu men-sosialisasikan kepada masyarakat kegiatan yang

akan kami adakan.

5.3.4 Penetapan Mekanisme Manajemen Program

1. Identifikasi Indikator

1) Waktu

Program yang akan di implementasikan ke warga Desa

Temenggungan ada 3 program yaitu Bank Sampah, Takakura, dan

Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah. Program Bank

Sampah dan Takakura perlu dilakukan sosialisasi terlebih dahulu

oleh petugas untuk warga Desa Temenggungan. Warga Desa

Temenggungan diberi pengetahuan tentang apa itu Bank Sampah

dan Takakura, bagaimana pelaksanaan nya, bagaimana mekanisme

nya dan berbagai hal yang menyangkut Bank Sampah dan

Takakura. Selain itu warga juga dilatih dan diarahkan untuk

memilah sampah guna untuk membedakan sampah organik dan

anorganik.

Sosialisasi untuk warga dilakukan saat hari senin dan kamis

disaat ibu-ibu warga Desa Temenggungan saling bertemu karena

49

Page 50: FIX MAKSIMAL!-1.docx

ada kegiatan rutin (PKK) masyarakat setempat. Sosialisasi untuk

kegiatan Bank sampah dilakukan pada minggu pertama PKL yang

dimulai pukul 09.00 sampai selesai. Kegiatan ini dilaksanakan di

balai desa Temenggungan. Pada pertemuan pertama sosialisasi ini

akan dibentuk beberapa pengurus untuk Bank Sampah dan

penentuan lokasi pengumpulan sampah untuk Bank Sampah.

Pengumpulan sampah dilakukan di rumah ketua pengelola Bank

Sampah. Jadwal penyetoran Bank Sampah dilakukan pada hari

selasa, kamis, dan sabtu dari pukul 16.00 sampai malam hari. Pada

sosialisasi ini, warga diajarkan bagaimana cara memilah sampah

dan cara memilah-milah sampah. Warga harus bisa secara mandiri

dalam pemilahan sampah agar program bank sampah ini dapat

berlangsung dan secara mandiri tanpa dampingan dari petugas.

Sosialisasi Takakura dilaksanakan pada minggu kedua

setelah sosialisasi Bank Sampah selesai. Kegiatan ini dilaksanakan

pada hari senin dan kamis pukul 09.00 sampai selesai yang

bertempat di blai desa. Pada kegiatan ini warga diajarkan tentang

bagaimana cara pembuatan keranjang takakura dan bagaimana

mekanisme membuat kompos dari keranjang takakura. Selain itu,

dalam program ini perlu dilakukan pengawasan selama 40 hari

untuk menilai keberhasilan dari program, karena sampah yang telah

dimasukkan ke dalam keranjang takakura akan membuusuk menjadi

kompos setelah 40 hari.

50

Page 51: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Program ketiga yaitu “Advokasi pengadaan alat

pengangkutan sampah”. Program ini dilaksanakan pada saat hari

kerja, karena program ini diperlukan pertemuan antara petugas dan

tokoh masyarakat desa Temenggungan dengan pihak instansi terkait

yang hanya dapat dilakukan saat hari kerja dan jam kerja. Program

ini bertujuan agar warga tidak hanya membuang dan menumpuk

sampah di lahan kosong yang dapat menyebabkan penyakit menular

maupun tidak menular karena tidak ada nya alat pengangkut sampah

sehingga warga hanya bisa membuang dan menumpuk sampah di

lahan yang kosong. Dengan adanya program ini diharapkan Desa

Temenggungan mempunyai alat pengangkut sampah sendiri yang

dapat mengangkut sampah ke tempat penampungan sampah.

2) Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk program tersebut bisa

dibilang cukup besar. Anggaran dana dibutuhkan untuk membeli

alat dan menyewa peralatan yang dibutuhkan saaat acara sedang

berlansung. Selain itu, dibutuhkan juga anggaran dana untuk

publikasi acara ini agara warga tertarik dan berminat untuk

mengikuti dan datang pada kegiatan program ini. Oleh karena

program ini merupakan wujud pengembangan masyarakat sehingga

biaya yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari iuran mahasiswa

pelaksan PKL dengan bantuan dari fakultas serta perusahaan terkait

yang mau untuk mensponsori kegiatan ini. Untuk peralatan seperti

sound system didapatkan dengan meminjam dari warga setempat

51

Page 52: FIX MAKSIMAL!-1.docx

sedangkan tempat pelaksanaan program dengan menggunakan balai

Desa Temenggungan sehingga hanya dibutuhkan perijinan saja. 

3) Performa

Program Bank Sampah, dan Takakura akan dikemas

sedemikian rupa agar masyarakat tertarik dalam program yang akan

dilaksanakan. Mulai dari publikasi yang dilakukan melalui poster

yang akan ditempel pada tempat yang mudah terllihat dan dilalui

oleh warga sampai mendatangi rumah satu per satu (door to door)

untuk mengundang warga secara langsung agar warga lebih

simpatik dan mau untuk mengikuti program yang akan

dilaksanakan. Selain itu, tempat pelaksanaan yang mudah dicapai

oleh warga dan tidak menyusahkan akses warga menjadi salah satu

faktor penarik agar warga mau untuk hadir dan turut berpartisipasi

pada program ini. Tak hanya itu, pembicara untuk program

sosialisasi disiapkan secara khusus agar dapat berinteraksi secara

maksimal kepada warga. Tidak perlu materi yang berat dan terlalu

serius dalam penyampaian nya, karena hal tersebut dapat membuat

bosan warga dan terjadi sekat antara petugas dan warga. Oleh

karena itu, pembicara di setiap program harus dapat membaur

secara langsung dengan warga setempat dan dapat mengikuti alur

komunikasi yang biasa dipakai oleh warga setempat. Selain itu, ada

pembagian konsumsi yang dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk

menarik partisipasi warga. Dan apabila memungkinkan adanya

anggaran yang berlebih dapat diadakan bingkisan untuk warga

52

Page 53: FIX MAKSIMAL!-1.docx

berupa sembako atau keperluan rumah tangga sehingga

memunculkan minat warga untuk berpartisipasi dan ikut dalam

pelaksanaan program.

Program ini ditujukan bagi warga Desa Temenggungan

untuk mengatasi masalah utama yang ada di Desa Temenggungan.

Partisipasi aktif dibutuhkan dalam setiap program yang akan

dijalankan, karena sebagian besar yang menjalankan program

adalah masyarakat Desa Temnggungan, dan petugas hanya sebagai

fasilitator untuk memenuhi kebutuhan dan mencari solusi atas

masalah yang ada di desa tersebut.

Program Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

dilaksanakan secara formal dengan memperhatikan sopan santun,

serta aturan yang sudah ada dalam masyarakat setempat. Petugas

dan tokoh masyarakat setempat secara bersamaan mencari masalah

dan menyelesaikan nya untuk mencapai munfakat dan keputusan

akhir mengenai apa yang harus disampaikan kepada instansi terkait.

Selain itu, warga dan tokoh masyarakat membuat segala kebutuhan

yang diperlukan untuk advokasi ke instansi terkait dan memenuhi

prosedur apa saja yang dibutuhkan guna proses advokasi dapat

berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan secara bersama.

2. Identifikasi Sumber Informasi

Sumber informasi diperoleh dari pendapat sebagian warga Desa

Temenggungan pada saat dilakukan Focus Group Discussion, Nominal

Group Technique, Indepth Interview, dan Kuisioner. Hampir seluruh

53

Page 54: FIX MAKSIMAL!-1.docx

sumber informasi mengatakan bahwa permasalahan yang ada di Desa

Temenggungan mengenai sampah dan tidak ada solusi untuk

penumpukan sampah yang sudah terjadi di kawasan desa tersebut.

Akibat dari kondisi masyarakat tersebut ada beberapa yang

menganggap bahwa hal tersebut bukanlah suatu masalah karena

sebagian dari mereka merasa tumpukan sampah adalah hal yang biasa,

selain itu letak tumpukan sampah yang letaknya lumayan jauh dari

kawasan tempat tinggal mereka. Sehingga, warga tidak merasa

terganggu karena adanya tumpukan yang dapat menimbulkan berbagai

macam penyakit, dan bau yang menyengat. Hal ini berdampak negatif

bagi potensi yang ada di desa tersebut.

3. Penerapan Program

Dari adanya beberapa program untuk masyarakat Desa

Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo dalam

Program Plan Development, keseluruhan program kami beri nama “Desa

Bebas Sampah”.

1) Program Bank Sampah

Program yang pertama adalah program Bank Sampah. Program

ini diperuntukan bagi seluruh masyarakat Desa Temenggungan dan

untuk pengelola dan pengurusnya Ibu-Ibu PKK Desa Temenggungan.

Karena menurut data yang ada ibu – ibu PKK merupakan SDM yang

rutin dan giat dalam melakukan kegiatan di desa. Program ini

bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah khususnya sampah

54

Page 55: FIX MAKSIMAL!-1.docx

anorganik di Desa Temenggungan yang kemudian dapat dijual dan

digunakan untuk kerajinan tangan yang bernilai jual.

Program Bank Sampah ini memiliki agenda pengarahan ibu –

ibu di balai desa sebanyak dua kali dalam seminggu pada minggu

pertama yaitu hari senin dan kamis pukul 09.00 – 11.00. Pengumpulan

atau kegiatan transaksi/menabung dilakukan tiga kali seminggu yaitu

selasa, kamis, dan sabtu pukul 16.00 – 20.00. Lokasi bank sampah

terletak di rumah ketua pengelola yaitu ibu ketua PKK. Kegiatan

program bank sampah ini prosesnya hampir sama dengan proses

transaksi di bank pada umumnya, hanya saja yang ditabungkan berupa

sampah anorganik. Dimana sampah tersebut akan dijual ke pengepul

sampah. Kemudian dari hasil menabung sampah ini, warga

mendapatkan rupiah sesuai harga standard dan masuk ke buku

rekening mereka.

Hal yang harus dilakukan setelah program berjalan dan

terimplementasikan adalah adanya evaluasi untuk menilai apakah

program berjalan, berhasil dan dapat mewujudkan tujuan program ini.

Jadi diperlukan indikator keberhasilan untuk menilai keberhasilan,

mempertahankan, memodifikasi, atau memperbaiki program.

Indikator keberhasilan program Bank Sampah ini adalah :

a. Partisipasi masyarakat untuk menabung sampah anorganik minimal

60%.

b. Terbentuknya bank sampah beserta sumber daya pendukungnya.

55

Page 56: FIX MAKSIMAL!-1.docx

c. Masyarakat aktif menabungkan sampah anorganik setiap 3 kali

seminggu.

d. Keaktifan Ibu PKK untuk melakukan pengelolaan dan manajemen

Bank Sampah .

2) Pelatihan Takakura

Program Pelatihan Takakura ini bertujuan untuk mengurangi

sampah organik bisa dari sisa buah, sayur, dan bahan organik di dapur.

Sasaran program ini adalah warga Desa Temenggungan. Pelatihan

Takakura ini dilakukan di Balai Desa. Dalam program ini dibutuhkan

keranjang, sekam, kardus bekas, kompos matang, pengaduk, kain,

bata. Pelatihan ini dilakukan sebanyak 2 kali seminggu pada minggu

kedua yaitu hari senin dan kamis pukul 09.00 – 11.00 di Balai Desa

Temenggungan.

Indikator keberhasilan perlu ada untuk menilai keberhasilan,

mempertahankan, memodifikasi, atau memperbaiki program.

Indikator keberhasilan dari program Pelatihan Takakura adalah :

a. Partisipasi masyarakat dalam mengikuti pelatihan sebanyak 60%.

b. Ketepatan waktu dan keseriusan dalam mengikuti pelatihan

Takakura.

c. Telah tersedianya keranjang takakura hasil karya masyarakat Desa

Temenggungan.

d. Setelah 40 hari pembuatan keranjang takakura pupuk kompos yang

dibuat telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

3) Program Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

56

Page 57: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Program advokasi pengadaan alat angkut sampah bertujuan

untuk melakukan advokasi ke instansi terkait yaitu Dinas Kebersihan

dan Pertamanan agar disediakan truk sampah untuk mengangkut

sampah di TPS agar tidak menumpuk. Selain itu agar sampah yang

dihasilkan oleh warga tidak dibakar begitu saja. Sampah yang dapat

diolah akan didaur ulang, sedangkan sampah yang tidak bisa diolah

akan dibuang ke TPS dan akan diangkut jika volumenya sudah banyak.

Oleh karena itu diperlukan truk pengangkut sampah karena selama ini

tidak ada truk pengangkut sampah.

Kegiatan dalam program ini adalah yang pertama mengadakan

diskusi bersama dengan masyarakat, tokoh masyarakat, kepala desa,

dan perangkat desa lainnya di balai desa pada hari sabtu minggu

pertama pukul 19.00 – selesai. Dalam kegiatan tersebut koordinator

advokasi melakukan rapat dan pengambilan keputusan, dimana setelah

dicapai mufakat dibuat proposal dan pada hari H advokasi

dilaksanakan pada hari rabu minggu ketiga pukul 10.00 di balai desa

dengan mendatangkan pihak instansi terkait yaitu Dinas Kebersihan

dan Pertamanan.

Pada Program ini diharapkan keberhasilan yang dapat

mengurangi jumlah sampah yang ada di TPS Desa Temenggungan.

Indikator keberhasilan dari program pengadaan alat pengangkut

sampah adalah :

a. Partisipasi aktif dalam diskusi dan pengambilan keputusan,

57

Page 58: FIX MAKSIMAL!-1.docx

b. Disetujuinya advokasi oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan

disediakannya truk sampah serta jadwal frekuensi pengambilan

sampah,

c. Alat angkut yang disediakan dimanfaatkan dengan baik oleh

masyarakat dan tidak membuang sampah sembarangan,

d. Terciptanya kebijakan tentang pengangkutan sampah.

Dari adanya implementasi, evaluasi, dan indikator keberhasilan

yang jelas diharapkan program yang dibuat dapat direalisasikan dengan

baik dan lancar serta dapat selalu direvisi apabila ada indikasi

ketidakberhasilan. Sehingga program – program tersebut dapat membawa

perubahan yang lebih baik untuk menangani permasalahan sampah dan

meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Temenggungan.

58

Page 59: FIX MAKSIMAL!-1.docx

BAB VI

EVALUASI PROGRAM

6.1 RENCANA EVALUASI PROGRAM

Program : Program Bank Sampah

Process Evaluation:

a. Melihat antusias warga yang ikut serta dalam pelaksanaan Pengarahan

Program Bank Sampah dengan melihat kehadiran peserta sebesar 60 %.

b. Terbentuknya struktur sumber daya dalam pengelolaan sampah pada saat

pengarahan dilaksanakan

c. Warga desa Temenggungan aktif dalam menabungkan sampah anorganik

Impact Evaluation:

a. Meningkatkan pengetahuan warga dalam memilah sampah anorganik

dengan organik.

b. Warga mulai peduli terhadap kesehatan lingkungannya terutama dalam

mengurangi jumlah sampah desa Temenggungan

c. Warga dapat mengurangi kebiasaan untuk membakar sampah yang dapat

mengakibatkan penyakit saluran pernafasan atau membuang sampah ke

sungai yang dapat menimbulkan banjir di Desa Temenggungan.

d. Antar warga dapat mengingatkan satu sama lain untuk tidak membuang

sampah sembarangan.

Outcome Evaluation:

a. Volume Sampah anorganik di Desa Temenggungan dapat dikurangi

b. Warga Desa Temenggungan dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit

yang dapat ditimbulkan oleh adanya sampah seperti ISPA dan Diare.

59

Page 60: FIX MAKSIMAL!-1.docx

c. Warga dapat memilah sampah non organik dan organik, dan dapat

meningkatkan tingkat ekonomi di desa Temenggungan.

Program : Pelatihan Takakura

Process Evaluation:

a. Lebih dari 60% masyarakat hadir dalam pelatihan takakura

b. Pada minggu ketiga sudah tersedia keranjang Takakura hasil karya

masyarakat desa Temenggungan

c. Setelah 40 hari pembuatan takakura, masyarakat dapat memanfaatan

pupuk kompos tersebut.

Impact Evaluation:

a. Memotivasi warga untuk memanfaatkan hasil dari pembuatan Takakura

b. Secara tidak langsung dapat membantu warga desa Temenggungan untuk

membuat Takakura

Outcome Evaluation:

a. Volume sampah organik di Desa Temenggungan dapat dikurangi.

b. Mengurangi risiko penularan penyakit oleh adanya sampah organik

c. Kualitas kesehatan warga Desa Temenggungan menjadi lebih baik.

Program : Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

Process Evaluation:

a. Lebih dari 60% masyarakat hadir dalam diskusi Pengadaan Alat angkut

Sampah

b. Tersedianya alat pengangkut sampah yang memadai dan secara rutin

mengangkut sampah di Desa Temenggungan

60

Page 61: FIX MAKSIMAL!-1.docx

c. Warga Desa Temenggungan memanfaatkan alat pengangkut sampah yang

telah disediakan

Impact Evaluation:

a. Memotivasi warga untuk berpartisipasi aktif dalam advokasi pengadaan

alat pengangkut sampah

b. Secara tidak langsung dapat membantu warga desa Temenggungan dalam

mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan

Outcome Evaluation:

a. Sampah yang tertumpuk di Tempat Pembuangan Sementara dapat

dikurangi dengan pengangkutan yang rutin

b. Mengurangi risiko penularan penyakit oleh karena tertumpuknya sampah

di TPS

c. Kualitas kesehatan warga Desa Temenggungan menjadi lebih baik.

6.2 EVALUASI

Program Bank Sampah

1. Evaluasi terhadap Input:

a. Sumber daya manusia terdiri dari Mahasiswa PKL, tokoh masyarakat

atau pemerintahan setempat, warga desa Temenggungan khusunya ibu-

ibu PKK.

b. Waktu yang dibutuhkan saat pelaksanaan pengarahan program adalah 2

kali seminggu pada minggu pertama PKL. Sedangkan untuk

pelaksanaan program dilakukan setiap 3 kali dalam seminggu.

c. Dana yang dibutuhkan sebesar: Rp 2.325.000,-

2. Evaluasi terhadap Proses:

61

Page 62: FIX MAKSIMAL!-1.docx

a. Terdapat 60% partisipasi aktif dari ibu-ibu di Desa Temenggungan.

b. Warga mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai Bank

Sampah pada saat awal pengarahan Program Bank sampah.

c. Terbentuknya struktur sumber daya dalam pengelolaan sampah pada

saat pengarahan dilaksanakan

d. Program Bank Sampah dilakukan di rumah ketua Pengelola Bank

Sampah dengan sasaran ibu-ibu desa Temenggungan.

e. Promosi yang dilakukan adalah dengan door to door yaitu dengan

brosur/poster dan undangan bagi masyarakat untuk menghadiri

kegiatan. Selain itu dapat dilakukan melalui pengeras suara desa sehari

sebelum pelaksanaan.

3. Evaluasi terhadap hasil dari kegiatan

a. Warga mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang Bank Sampah

b. Lebih dari 60% warga berperan aktif dalam melaksanakan Program

Bank Sampah

c. Warga tidak lagi membuang sampah dengan cara dibakar maupun

dibuang ke sungai.

d. Program dapat mengurangi jumlah sampah anorganik yang ada di Desa

Temenggungan terbukti dari setoran sampah anorganik yang

ditabungkan.

e. Warga memiliki kepedulian terhadap sampah di lingkungannya.

f. Warga dapat meningkatkan tingkat ekonomi dan kesehatannya menjadi

lebih baik.

4. Impact Evaluation

62

Page 63: FIX MAKSIMAL!-1.docx

a. Pelaksanaan Program Bank Sampah dapat berjalan efektif sesuai

dengan awal rencana program.

b. Warga Desa Temenggungan dapat memanfaatkan program Bank

Sampah untuk meningkatkan ekonomi dan kesehatannya.

c. Warga mulai peduli terhadap kesehatan lingkungannya terutama dalam

mengurangi jumlah sampah desa Temenggungan

d. Warga dapat mengurangi kebiasaan untuk membakar sampah yang

dapat mengakibatkan penyakit saluran pernafasan atau membuang

sampah ke sungai yang dapat menimbulkan banjir di Desa

Temenggungan.

Tindakan evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Evaluasi Formatif

a. Penilaian pada saat warga melaksanakan Program Bank Sampah dua

kali seminggu pada minggu pertama PKL, terbentuknya bank sampah

setelah pengarahan pada minggu ketiga, dan setiap pengumpulan

sampah anorganik. Dimana pada penilaian selama kegiatan berlangsung

dilakukan untuk melihat apakah program tersebut dapat berjalan sesuai

rencana, jika terdapat kekurangan maka dapat dilakukan perbaikan

segera.

b. Pada saat Pengarahan Program Bank Sampah, warga diberikan

pengetahuan dan informasi tentang pengelolaan Program Bank Sampah.

Penilaian dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan pre-test dan

post-test. Sedangkan dalam pelaksanaannya penilaian dapat dilakukan

dengan menilai berkurangnya sampah anorganik yang ada di Desa

63

Page 64: FIX MAKSIMAL!-1.docx

Temenggungan terbukti dari setoran sampah anorganik yang

ditabungkan.

2. Evaluasi sumatif

a. Penilaian dilakukan setelah program terlaksana pada pengumpulan

terakhir pada minggu pertama PKL. Apakah program berjalan sesuai

rencana atau tidak. Penilaian dapat dilakukan dengan mengisi ceklist

maupun kuisioner. Bisa juga dilaukan pengukuran terhadap jumlah

sampah anorganik yang telah dikumpulkan oleh masyarakat. Provider

menentukan apakah hasilnya bersifat positif (sesuai tujuan) maka

program dapat dilanjutkan, namun apabila hasilnya atau negatif

(masalah tidak terpecahkan atau ada potensial masalah yang belum

diketahui) maka program tidak dapat dilakukan dan kemudian harus

menganalisis potensial masalah yang mungkin masih belum diketahui.

Pelatihan Takakura

1. Evaluasi terhadap Input:

a. Sumber daya manusia terdiri dari Mahasiswa PKL, tokoh masyarakat

atau pemerintahan setempat, warga desa Temenggungan.

b. Waktu yang dibutuhkan saat pelaksanaan pengarahan program adalah 2

kali seminggu pada minggu kedua PKL. Sedangkan untuk pelaksanaan

program, tersedia keranjang Takakura pada minggu ketiga setelah

pelatihan.

c. Dana yang dibutuhkan sebesar: Rp 2.325.000,-

2. Evaluasi terhadap Proses:

a. Terdapat 60% partisipasi aktif masyarakat di Desa Temenggungan.

64

Page 65: FIX MAKSIMAL!-1.docx

b. Warga mendapatkan pengetahuan dan pelatihan tentang pembuatan

Takakura pada saat Pelatihan dilakukan\.

c. Ada pemanfaatan kompos yang sudah terbentuk dari Takakura

d. Promosi yang dilakukan adalah dengan door to door yaitu dengan

brosur/poster dan undangan bagi masyarakat untuk menghadiri

kegiatan. Selain itu dapat dilakukan melalui pengeras suara desa sehari

sebelum pelaksanaan.

3. Evaluasi terhadap hasil dari kegiatan

a. Warga mendapatkan pengetahuan dan pelatihan pembuatan keranjang

Takakura

b. Lebih dari 60% warga berperan aktif dalam melaksanakan Program

Pelatihan Takakura

c. Warga tidak lagi membuang sampah dengan cara dibakar maupun

dibuang ke sungai.

d. Program dapat mengurangi jumlah sampah organik yang ada di Desa

Temenggungan terbukti dari banyaknya warga yang membuat Takakura

setelah adanya pelatihan. Warga memiliki kepedulian terhadap sampah

di lingkungannya.

e. Warga dapat meningkatkan tingkat ekonomi dan kesehatannya menjadi

lebih baik.

4. Impact Evaluation

a. Pelaksanaan Program Pelatihan Takakura dapat berjalan efektif sesuai

dengan rencana awal program.

65

Page 66: FIX MAKSIMAL!-1.docx

b. Warga Desa Temenggungan dapat memanfaatkan program Pelatihan

Takakura untuk mengurangi sampah organik sehingga dapat

mengurangi risiko terjadinya peularan penyakit yang dapat ditimbulkan

oleh sampah organik

Tindakan evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Evaluasi Formatif

a. Penilaian pada saat warga melaksanakan Program Pelatihan Takakura

dua kali seminggu pada minggu kedua PKL. Dimana pada penilaian

selama kegiatan berlangsung dilakukan untuk melihat apakah program

tersebut dapat berjalan sesuai rencana, sehingga warga dapat

memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya lebih lanjut. Jika tidak

sesuai dengan rencana atau terdapat kekurangan maka dapat dilakukan

perbaikan segera.

b. Pada saat Pengarahan Program Pelatihan Takakura, warga diberikan

pengetahuan dan Pelatihan tentang Keranjang Takakura. Penilaian

dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan pre-test dan post-test

atau secara kualitatif yaitu dengan praktek pembuatan keranjang

Takakura.

2. Evaluasi sumatif

a. Penilaian dilakukan pada minggu ketiga PKL setelah pelatihan

terlaksana. Apakah warga sudah memiliki keranjang Takakura atau

belum. Penilaian dapat dilakukan dengan menghitung keranjang

Takakura yang sudah terssedia. Provider menentukan apakah hasilnya

bersifat positif (sesuai tujuan) maka program pembuatan Takakura

66

Page 67: FIX MAKSIMAL!-1.docx

dapat dilanjutkan, namun apabila hasilnya atau negatif (masalah tidak

terpecahkan atau ada potensial masalah yang belum diketahui) maka

program Takakura tidak dapat dilakukan dan kemudian harus

menganalisis potensial masalah sampah lain yang mungkin masih

belum diketahui.

Advokasi Pengadaan Alat Pengangkut Sampah

1. Evaluasi terhadap Input:

a. Sumber daya manusia terdiri dari Mahasiswa PKL, tokoh masyarakat

atau pemerintahan setempat, warga desa Temenggungan, Perwakilan

dari Dinas Kebersihan dan Dinas Pertanian.

b. Waktu yang dibutuhkan saat pelaksanaan program advokasi adalah

pada hari rabu minggu ketiga PKL.

c. Dana yang dibutuhkan sebesar: Rp 2.325.000,-

2. Evaluasi terhadap Proses:

a. Terdapat kebijakan tentang pengangkutan sampah secara rutin

b. Ada pemenuhan kebutuhan masyarakat desa Temenggungan terhadap

alat pengangkutan sampah

c. Adanya pemanfaatan alat angkut sampah sehingga masyarakat tidak

lagi membuang sampah secara sembarangan

d. Promosi yang dilakukan adalah dengan door to door yaitu dengan

undangan bagi masyarakat dan Dinas terkait untuk menghadiri

kegiatan.

3. Evaluasi terhadap hasil dari kegiatan

a. Terpenuhinya permintaan alat pengangkut sampah

67

Page 68: FIX MAKSIMAL!-1.docx

b. Warga mendapatkan fasilitas pengangkutan sampah

c. Warga tidak lagi membuang sampah secara sembarangan, tidak lagi

membuang sampah dengan cara dibakar maupun dibuang ke sungai.

d. Dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di Desa Temenggungan.

Warga memiliki kepedulian terhadap sampah di lingkungannya.

e. Warga dapat meningkatkan tingkat ekonomi dan kesehatannya menjadi

lebih baik.

4. Impact Evaluation

a. Pelaksanaan Advokasi Pengadaan Alat Pengangkutan Sampah dapat

berjalan efektif sesuai dengan rencana awal program.

b. Warga Desa Temenggungan dapat memanfaatkan Alat angkut sampah

untuk mengurangi sampah lainnya yang tidak dapat dimanfaatan

kembali sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penularan

penyakit yang dapat ditimbulkan.

Tindakan evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Evaluasi Formatif

a. Penilaian pada saat warga melaksanakan Diskusi Advokasi Pengadaan

Alat Pengangkut Sampah pada hari Rabu minggu ketiga PKL/ Dimana

pada penilaian selama kegiatan berlangsung dilakukan untuk melihat

apakah program advokasi tersebut dapat berjalan sesuai rencana,

sehingga warga mendapatkan kebijakan dari dinas terkait untuk

penganggkutan sampah. Jika tidak sesuai dengan rencana atau terdapat

kekurangan maka dapat dilakukan perbaikan atau mencari cara lain

dengan segera.

68

Page 69: FIX MAKSIMAL!-1.docx

b. Pada saat Advokasi dilaksanakan, warga ditutut berperan aktif untuk

menyamoaikan aspirasinya. Penilaian dilakukan secara kualitatif yaitu

dengan menilai keaktifan masyarakat dalam menyampaikan

aspirasinya.

2. Evaluasi sumatif

a. Penilaian dilakukan pada Rabu pada minggu ketiga PKL. Apakah

warga dapat menyampaikan aspiranya atau belum dan apakah terbentuk

kebijakan mengenai pengangkutan sampah dari dinas terkait. Penilaian

dapat dilakukan dengan memastikan terbentuknya kebijakan tentang

pengangkutan sampah dan pemenuhan alat angkut sampah dari dinas

terkait.

69

Page 70: FIX MAKSIMAL!-1.docx

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Model precede proceed adalah pendekatan yang digunakan untuk kegiatan

perencanaan promosi kesehatan yang mengarah pada perubahan perilaku baik

individu keluarga, maupun masyarakat. Ada 9 fase dalam model precede proceed

yaitu fase diagnosis sosial, diagnosis epidemiologi, diagnosis perilaku dan

lingkungan, diagnosis pendidikan dan organisasi, diagnosis administrasi dan

kebijakan, implementasi, evaluasi proses, evaluasi dampak, dan evaluasi outcome.

Berdasarkan analisis dengan model precede proceed yang dilakukan terhadap

masyarakat Desa Temenggungan Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo,

didapatkan hasil bahwa kualitas hidup masyarakat Desa Temenggungan masih

belum baik. Pernyataan di atas dibuktikan dengan tingkat pendidikan masyarakat

rendah, status ekonomi rendah, dan status kesehatan yang tidak baik. Status

kesehatan yang tidak baik disebabkan oleh permasalahan sampah yakni perilaku

masyarakat terhadap sampah seperti membakar sampah, membuang sampah di

sungai. Setelah dilakukan analisis dibentuk 3 program untuk mengatasi

permasalahan sampah di masyarakat Desa Temenggungan, diantaranya yaitu

program bank sampah, pelatihan takakura, dan advokasi pengadaan alat

pengangkut sampah.

70

Page 71: FIX MAKSIMAL!-1.docx

DAFTAR PUSTAKA

Maulana Heri. Promosi Kesehatan. Cetakan I. Jakarta: ECG, 20009

Green, Lawrence & Kreuter, Marshall, W: Health Promotion Planning, An Educational and Enviromental Approach, Second Edition, Mayfield Publishing Company, 1991.

Lina, dkk. 2012. Laporan Praktik Kerja Lapangan I Desa Temenggungan Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo. Universitas Airlangga: Surabaya.

71

Page 72: FIX MAKSIMAL!-1.docx

LAMPIRAN

Departemen Pendidikan NasionalUniversitas Airlangga

LAPORAN PKL 1

Oleh :

KELOMPOK XIII

Desa : TemenggunganKecamatan : KrejenganKabupaten : Probolinggo

Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Airlangga

Surabaya2012

72

Page 73: FIX MAKSIMAL!-1.docx

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Faradina Permatasari

NIM : 101111002

PENILAIAN KUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari2. Wuri Emira 101111004 863. Fanny Oktavia 101111013 894. Charisma Arianti 101111024 885. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 876. Aig Baladhika 101111063 887. Syahru Ramadhaan U. 101111065 868. Imaculata Tinneke T. 101111075 899. Stefana Danty Putri C. 101111078 8910. Sovranita Liesti Jati 101111101 8611. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 70

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar1. Faradina Permatasari

2. Wuri EmiraRajin sekali, selalu mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu, agak pendiam

3. Fanny OktaviaRajin sekali, selalu mengkoordinir teman-teman untuk kerja kelompok, teliti, cekatan, mengumpulkan tugas tepat waktu

4. Charisma AriantiRajin sekali, sabar, sering mengingatkan kalau ada tugas, mengumpulkan tugas tepat waktu

5. Asri Hikmatuz ZahrohRajin sekali, pintar dalam menganalisis, mengumpulkan tugas tepat pada waktunya

6. Aig BaladhikaRajin sekali, mengerjakan tugas dengan cepat, cekatan

7. Syahru Ramadhaan U.Rajin tapi tidak kelihatan karena pembawaan nya yang terlalu santai, tetapi dalam mengumpulkan tugas tepat waktu

8. Imaculata Tinneke T.Rajin sekali, paling tepat waktu dalam mengerjakan tugas, inisiator untuk kumpul kelompok, cekatan

9. Stefana Danty Putri C.Rajin sekali, selalu tepat dalam mngerjakan tugas, interaktif, cekatan

73

Page 74: FIX MAKSIMAL!-1.docx

10. Sovranita Liesti JatiRajin, pendiam, kurang interaktif, mengerjakan tugas tepat waktu

11. Rizqi Arini DosnitaTidak bisa menilai karena tidak tau yang mana orangnya

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Wuri Emira

NIM : 101111004

74

Page 75: FIX MAKSIMAL!-1.docx

PENILAIAN KUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari 101111002 852. Wuri Emira3. Fanny Oktavia 101111013 854. Charisma Arianti 101111024 845. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 856. Aig Baladhika 101111063 827. Syahru Ramadhaan U. 101111065 828. Imaculata Tinneke T. 101111075 859. Stefana Danty Putri C. 101111078 8410. Sovranita Liesti Jati 101111101 8311. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 65

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar

1. Faradina PermatasariRajin, kritis dan cepat dalam mengeerjakan tugas

2. Wuri Emira3. Fanny Oktavia Rajin, aktif, mengawali pengerjaan tugas

4. Charisma AriantiRajin, selalu mengingatkan, tapi kurang bisa menjadi koordinator

5. Asri Hikmatuz ZahrohRajin, pintar, selalu mudah menganalisis, susah dihubungi

6. Aig BaladhikaRajin, cepat mengerjakan tapi kadang telat setor pekerjaan

7. Syahru Ramadhaan U.Rajin, pandai presentasi, tapi kalau mengumpulkan pekerjaan suka telat

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, paling tepat waktu mengumpulkan pekerjaan

9. Stefana Danty Putri C. Rajin, tanggap tugas, interaktif

10. Sovranita Liesti JatiRajin, mengumpulkan tugas tepat waktu, kurang interaktif

11. Rizqi Arini Dosnita

Maaf sebelumnya, tidak pernah ikut kelompokan, tidak pernah ikut presentasi, pernah kontak tapi setelah itu jarang komunikasi

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Fanny Oktavia

NIM : 101111013

75

Page 76: FIX MAKSIMAL!-1.docx

PENILAIANKUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari 101111002 862. Wuri Emira 101111004 853. Fanny Oktavia4. Charisma Arianti 101111024 845. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 856. Aig Baladhika 101111063 837. Syahru Ramadhaan U. 101111065 828. Imaculata Tinneke T. 101111075 859. Stefana Danty Putri C. 101111078 8310. Sovranita Liesti Jati 101111101 8311. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 65

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar

1. Faradina PermatasariRajin, kritis dan cepat dalam mengeerjakan tugas

2. Wuri Emira Rajin, pendiam, kurang interaktif3. Fanny Oktavia

4. Charisma AriantiRajin, selalu mengingatkan, tapi kurang bisa menjadi koordinator

5. Asri Hikmatuz ZahrohRajin, pintar, selalu mudah menganalisis, tapi kalau kelompok susah dicari

6. Aig BaladhikaRajin, cepat mengerjakan tapi kadang telat setor pekerjaan

7. Syahru Ramadhaan U.Rajin, pandai presentasi, tapi kalau mengumpulkan pekerjaan suka telat

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, paling tepat waktu mengumpulkan pekerjaan

9. Stefana Danty Putri C. Rajin, tanggap tugas, interaktif

10. Sovranita Liesti JatiRajin, tapi kurang interkatif, kurang berpendapat

11. Rizqi Arini DosnitaMaaf sebelumnya, tidak pernah ikut kelompokan dan presentasi, pernah kontak tapi setelah itu jarang komunikasi

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Charisma Arianti

NIM : 101111024

76

Page 77: FIX MAKSIMAL!-1.docx

PENILAIANKUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari 101111002 862. Wuri Emira 101111004 863. Fanny Oktavia 101111013 864. Charisma Arianti5. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 876. Aig Baladhika 101111063 857. Syahru Ramadhaan U. 101111065 858. Imaculata Tinneke T. 101111075 879. Stefana Danty Putri C. 101111078 8610. Sovranita Liesti Jati 101111101 8511. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 75

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar1. Faradina Permatasari Rajin, cepat dalam mengeerjakan tugas2. Wuri Emira Rajin, pendiam, tanggung jawab3. Fanny Oktavia Rajin, selalu mengingatkan, tanggung jawab4. Charisma Arianti5. Asri Hikmatuz Zahroh Rajin, pintar, selalu mudah menganalisis

6. Aig BaladhikaRajin, telat namun kadang telat mengumpulkan pekerjaan

7. Syahru Ramadhaan U. Rajin, tanggung jawab, interaktif

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, paling tepat waktu mengumpulkan pekerjaan

9. Stefana Danty Putri C. Rajin, pintar presentasi, cakap10. Sovranita Liesti Jati Rajin, tanggap tugas

11. Rizqi Arini DosnitaKurang berkontribusi dalam kelompok, tidak pernah ikut presentasi

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Asri Hikmatuz Zahroh

NIM : 101111059

PENILAIANKUANTITATIF :

77

Page 78: FIX MAKSIMAL!-1.docx

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari 101111002 862. Wuri Emira 101111004 863. Fanny Oktavia 101111013 864. Charisma Arianti 101111024 865. Asri Hikmatuz Zahroh6. Aig Baladhika 101111063 857. Syahru Ramadhaan U. 101111065 858. Imaculata Tinneke T. 101111075 879. Stefana Danty Putri C. 101111078 8610. Sovranita Liesti Jati 101111101 8511. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 75

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar1. Faradina Permatasari Rajin, cepat dalam mengeerjakan tugas2. Wuri Emira Rajin, pendiam, tanggung jawab3. Fanny Oktavia Rajin, selalu mengingatkan, tanggung jawab4. Charisma Arianti Rajin, pintar, tepat waktu5. Asri Hikmatuz Zahroh

6. Aig BaladhikaRajin, telat namun kadang telat mengumpulkan pekerjaan

7. Syahru Ramadhaan U. Rajin, tanggung jawab, interaktif

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, paling tepat waktu mengumpulkan pekerjaan

9. Stefana Danty Putri C. Rajin, pintar presentasi, cakap10. Sovranita Liesti Jati Rajin, tanggap tugas

11. Rizqi Arini DosnitaKurang berkontribusi dalam kelompok, tidak pernah ikut presentasi

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Aig Baladhika

NIM : 101111063

PENILAIANKUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai

78

Page 79: FIX MAKSIMAL!-1.docx

1. Faradina Permatasari 101111002 852. Wuri Emira 101111004 833. Fanny Oktavia 101111013 864. Charisma Arianti 101111024 825. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 836. Aig Baladhika7. Syahru Ramadhaan U. 101111065 828. Imaculata Tinneke T. 101111075 859. Stefana Danty Putri C. 101111078 8310. Sovranita Liesti Jati 101111101 8211. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 60

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar

1. Faradina PermatasariRajin, mengerjakan pekerjaan sesegera mungkin

2. Wuri EmiraRajin namun agak sedikit diam, mengerjakan pekerjaan dengan baik

3. Fanny OktaviaRajin, aktif, mengawali pengerjaan tugasRajin, cepat mengerjakan, inisiator yang baik

4. Charisma Arianti Rajin, mengumpulkan tugas tepat waktu5. Asri Hikmatuz Zahroh Rajin, analisisnya baik, idenya bagus6. Aig Baladhika

7. Syahru Ramadhaan U.Rajin, bekerja dengan baik, tetap tenang dalam kondisi apapun

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, pekerjaannya rapi

9. Stefana Danty Putri C.Rajin, mudah berinteraksi dan tidak pernah mengeluh dalam mengerjakan tugas.

10. Sovranita Liesti Jati Rajin, kurang berpendapat, agak sedikit diam11. Rizqi Arini Dosnita Belum tahu orangnya yang mana.

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Syahru Ramadhan Unzila

NIM : 101111065

PENILAIANKUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai

79

Page 80: FIX MAKSIMAL!-1.docx

1. Faradina Permatasari 101111002 862. Wuri Emira 101111004 863. Fanny Oktavia 101111013 864. Charisma Arianti 101111024 855. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 876. Aig Baladhika 101111063 857. Syahru Ramadhaan U.8. Imaculata Tinneke T. 101111075 879. Stefana Danty Putri C. 101111078 8610. Sovranita Liesti Jati 101111101 8511. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 75

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar1. Faradina Permatasari Rajin, cepat dalam mengeerjakan tugas2. Wuri Emira Rajin, pendiam, tanggung jawab3. Fanny Oktavia Rajin, selalu mengingatkan, tanggung jawab4. Charisma Arianti Rajin, tepat waktu5. Asri Hikmatuz Zahroh Rajin, pintar, selalu mudah menganalisis

6. Aig BaladhikaRajin, telat namun kadang telat mengumpulkan pekerjaan

7. Syahru Ramadhaan U.

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, paling tepat waktu mengumpulkan pekerjaan

9. Stefana Danty Putri C. Rajin, pintar presentasi, cakap10. Sovranita Liesti Jati Rajin, tanggap tugas

11. Rizqi Arini DosnitaKurang berkontribusi dalam kelompok, tidak pernah ikut presentasi

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Imaculata Tinneke Tandiono

NIM : 101111075

PENILAIAN KUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai

80

Page 81: FIX MAKSIMAL!-1.docx

1. Faradina Permatasari 101111002 842. Wuri Emira 101111004 823. Fanny Oktavia 101111013 854. Charisma Arianti 101111024 815. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 826. Aig Baladhika 101111063 827. Syahru Ramadhan U. 101111065 818. Imaculata Tinneke T.9. Stefana Danty Putri C. 101111078 8310. Sovranita Liesti Jati 101111101 8311. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 65

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar

1. Faradina PermatasariTanggap, rajin, tepat waktu dalam pengumpulan tugas, cekatan.

2. Wuri EmiraAgak pendiam, tidak berani menyampaikan pendapat, rajin, kreatif, tepat waktu dalam pengumpulan tugas.

3. Fanny OktaviaSelalu mengkoordinasi untuk kerja kelompok, tanggap, rajin, tepat waktu dalam pengumpulan tugas, teliti.

4. Charisma AriantiRajin, tepat waktu dalam pengumpulan tugas

5. Asri Hikmatuz ZahrohRajin, pandai menganalisis, tapi jarang kumpul kelompok

6. Aig BaladhikaPengerjaan tugas cepat, tapi pengumpulan tugas terkadang terlambat

7. Syahru Ramadhaan U.Pengumpulan tugas terkadang terlambat, pembawaan santai tapi tugasnya selesai

8. Imaculata Tinneke T.

9. Stefana Danty Putri C.Selalu datang saat kerja kelompok, mengumpulkan tugas tepat waktu, hasil pekerjaan cukup baik.

10. Sovranita Liesti JatiPendiam, kurang berpendapat, jarang kumpul, tapi rajin dan tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

11. Rizqi Arini Dosnita

Maaf sebelumnya, Mbak Rizqi tidak pernah ikut kerja kelompok maupun kumpul kelompok, tidak pernah hadir saat presentasi, pernah satu kali menghubungi kelompok kami dan hadir saat akan maju presentasi. Setelah itu, tidak ada kelanjutannya

81

Page 82: FIX MAKSIMAL!-1.docx

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Stefana Danty Putri Caesandri

NIM : 101111078

PENILAIAN KUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari 101111002 862. Wuri Emira 101111004 84

82

Page 83: FIX MAKSIMAL!-1.docx

3. Fanny Oktavia 101111013 864. Charisma Arianti 101111024 855. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 856. Aig Baladhika 101111063 837. Syahru Ramadhan U. 101111065 838. Imaculata Tinneke T. 101111075 869. Stefana Danty Putri C.10. Sovranita Liesti Jati 101111101 8311. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 65

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar

1. Faradina PermatasariTanggap, rajin, tepat waktu dalam pengumpulan tugas, cekatan.

2. Wuri EmiraAgak pendiam, tidak berani menyampaikan pendapat, rajin, kreatif, tepat waktu dalam pengumpulan tugas.

3. Fanny OktaviaSelalu mengkoordinasi untuk kerja kelompok, tanggap, rajin, tepat waktu dalam pengumpulan tugas, teliti

4. Charisma AriantiRajin, tepat waktu dalam pengumpulan tugas

5. Asri Hikmatuz ZahrohRajin, pandai menganalisis tapi jarang kumpul kelompok

6. Aig BaladhikaPengerjaan tugas cepat, tapi pengumpulan tugas terkadang terlambat

7. Syahru Ramadhaan U.Pengumpulan tugas terkadang terlambat, pembawaan santai tapi tugasnya selesai

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, tekun, tanggap, mengkoordinasi kerja kelompok, tepat waktu mengumpulkan tugas, cekatan.

9. Stefana Danty Putri C.

10.Sovranita Liesti Jati Pendiam, kurang berpendapat, jarang

kumpul, tapi rajin dan tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

11. Rizqi Arini Dosnita

Maaf sebelumnya, Mbak Rizqi tidak pernah ikut kerja kelompok maupun kumpul kelompok, tidak pernah hadir saat presentasi, pernah satu kali menghubungi kelompok kami dan hadir saat akan maju presentasi. Setelah itu, tidak ada kelanjutannya

83

Page 84: FIX MAKSIMAL!-1.docx

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Sovranita Liesti Jati

NIM : 101111101

PENILAIANKUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari 101111002 852. Wuri Emira 101111004 853. Fanny Oktavia 101111013 854. Charisma Arianti 101111024 845. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 856. Aig Baladhika 101111063 827. Syahru Ramadhaan U. 101111065 828. Imaculata Tinneke T. 101111075 85

84

Page 85: FIX MAKSIMAL!-1.docx

9. Stefana Danty Putri C. 101111078 8410. Sovranita Liesti Jati11. Rizqi Arini Dosnita 101211123116 60

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar

1. Faradina PermatasariRajin, kritis dan cepat dalam mengeerjakan tugas

2. Wuri Emira Rajin, pendiam, kurang interaktif3. Fanny Oktavia Rajin, aktif, mengawali pekerjaan tugas

4. Charisma AriantiRajin, selalu mengingatkan, tapi kurang bisa menjadi koordinator

5. Asri Hikmatuz ZahrohRajin, pintar, selalu mudah menganalisis, tapi kalau kelompok susah dicari

6. Aig BaladhikaRajin, cepat mengerjakan tapi kadang telat setor pekerjaan

7. Syahru Ramadhaan U.Rajin, pandai presentasi, tapi kalau mengumpulkan pekerjaan suka telat

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, paling tepat waktu mengumpulkan pekerjaan

9. Stefana Danty Putri C. Rajin, tanggap tugas, interaktif10. Sovranita Liesti Jati

11. Rizqi Arini DosnitaMaaf sebelumnya, tidak pernah ikut kelompokan dan presentasi, pernah kontak tapi setelah itu jarang komunikasi

FORM PENILAIAN KELOMPOK 7 PEP2KM

IKM A 2011

Nama Penilai : Rizqi Arini Dosnita

NIM : 1011211123116

PENILAIANKUANTITATIF :

No. Nama NIM Nilai1. Faradina Permatasari 101111002 902. Wuri Emira 101111004 903. Fanny Oktavia 101111013 904. Charisma Arianti 101111024 905. Asri Hikmatuz Zahroh 101111059 906. Aig Baladhika 101111063 907. Syahru Ramadhaan U. 101111065 908. Imaculata Tinneke T. 101111075 90

85

Page 86: FIX MAKSIMAL!-1.docx

9. Stefana Danty Putri C. 101111078 9010. Sovranita Liesti Jati 101111101 9011. Rizqi Arini Dosnita

PENILAIAN KUALITATIF :

No. Nama Komentar

1. Faradina PermatasariRajin, kritis dan cepat dalam mengeerjakan tugas

2. Wuri Emira Rajin, interaktif3. Fanny Oktavia Rajin, pintar4. Charisma Arianti Rajin, selalu mengingatkan5. Asri Hikmatuz Zahroh Rajin, pintar, selalu mudah menganalisis6. Aig Baladhika Rajin, cepat mengerjakan7. Syahru Ramadhaan U. Rajin, pandai presentas

8. Imaculata Tinneke T.Rajin, paling tepat waktu mengumpulkan pekerjaan

9. Stefana Danty Putri C. Rajin, tanggap tugas, interaktif10. Sovranita Liesti Jati Rajin, interaktif11. Rizqi Arini Dosnita

86