Top Banner
BAB II ENZIM FITASE 1. Struktur Enzim Fitase Enzim fitase merupakan jenis enzim fosfomonoesterase yang dapat mengkatalisis reaksi hidolisis asam fitat sehingga dihasilkan produk berupa ortofosfat. Beberapa jenis organisme mampu menghasilkan enzim fitase, seperti tumbuhan serealia, bakteri dan fungi (mikroorganisme) (Konietzny and Greiner, 2002). Bakteri dan fungi mengekskresikan fitase secara ekstraselular (Renneberg, 2008). Enzim ini tergolong ke dalam subfamili asam histidin fosfatase atau fitase alkalin (Lei et al., 2007). Terdapat lebih dari satu struktur yang dimiliki enzim fitase. Hal ini terkait dengan jenis organisme yang menghasilkan fitase tersebut. Gambar 1. Struktur enzim fitase dari Bacillus sp., β- propeller phytase (Ha et al., 2000)
5

FITASE kirim

Oct 24, 2015

Download

Documents

chen_lie_1

enzim
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FITASE kirim

BAB II

ENZIM FITASE

1. Struktur Enzim Fitase

  Enzim fitase merupakan jenis enzim fosfomonoesterase yang dapat mengkatalisis

reaksi hidolisis asam fitat sehingga dihasilkan produk berupa ortofosfat. Beberapa jenis

organisme mampu menghasilkan enzim fitase, seperti tumbuhan serealia, bakteri dan fungi

(mikroorganisme) (Konietzny and Greiner, 2002). Bakteri dan fungi mengekskresikan fitase

secara ekstraselular (Renneberg, 2008). Enzim ini tergolong ke dalam subfamili asam histidin

fosfatase atau fitase alkalin (Lei et al., 2007). Terdapat lebih dari satu struktur yang dimiliki

enzim fitase. Hal ini terkait dengan jenis organisme yang menghasilkan fitase tersebut.

Gambar 1. Struktur enzim fitase dari Bacillus sp., β-propeller phytase (Ha et al., 2000)

Gambar 2. Struktur enzim fitase Selenomonas ruminantium, fosfatase sistein (Chu et

al., 2004)

Page 2: FITASE kirim

2. Sifat Enzim Fitase

Enzim fitase umumnya memiliki massa molekul 40 sampai dengan 70 kDa. Meskipun

demikian, fitase yang dihasilkan Schwanniomyces castellii memiliki massa molekul 125 kDa

pada subunit besar, sedangkan tiga subunit lain memiliki massa molekul 70 kDa. Perbedaan

sifat secara umum yaitu kestabilan pada suhu dan pH. Enzim fitase yang dihasilkan bakteri

dan fungi lebih stabil daripada enzim fitase yang dihasilkan tumbuhan. Selain itu, purifikasi

enzim fitase tumbuhan lebih sulit dilakukan karena tidak diproduksi secara ekstraseluler

seperti halnya pada mikroorganisme. Enzim fitase yang optimal pada pH rendah, pH yang

diperlukan yaitu pH ±5, sedangkan enzim fitase yang optimal pada pH yang lebih tinggi

(agak basa), pH optimal yang dibutuhkan yaitu pH ±8 (Konietzny and Greiner, 2002).

Reaksi katalisis enzim tidak terlepas dari adanya inhibitor enzim. Kehadiran inhibitor

akan menghambat reaksi, baik inhibitor kompetitif maupun nonkompetitif. Menurut

Konietzny and Greiner (2002), senyawa fluoride merupakan inhibitor reaksi oleh enzim fitase

dan senyawa ini bersifat inhibitor kompetitif yang kuat, terutama pada enzim fitase yang

bersifat asam.

3. Fungsi Enzim Fitase

Asam fitat (myo-inositol(1,2,3,4,5,6)hexakisphosphate) adalah senyawa konjugasi

fosfor dengan molekul lain seperti protein (Konietzny and Greiner, 2002). Kemampuannya

dalam mengikat protein inilah yang menyebabkan asam fitat merupakan anti-nutrien. Fosfor

dalam bentuk asam fitat tidak dapat diserap tubuh sehingga dilepaskan ke lingkungan melalui

urine. Akibatnya, terjadi akumulasi fosfor di lingkungan (pencemaran lingkungan) dan

kebutuhan fosfor tubuh tidak terpenuhi. Untuk mengoptimalkan penyerapan fosfor,

digunakan enzim fitase dalam peternakan dalam bentuk suplemen makanan.

Enzim fitase berfungsi untuk menghidrolisis asam fitat sehingga dihasilkan

produk berupa ortofosfat dan myo-inositol pentakisphosphate ((Konietzny and Greiner,

2002). Saat ini, fitase telah banyak digunakan sebagai suplemen makanan dalam ransum

ternak, terutama untuk ternak monogastrik. Enzim fitase yang digunakan sebagai suplemen

enzim fitase 500 U/kg pada ransum ayam broiler mampu memperbaiki performan dan

meningkatkan penggunaan P, Ca, Mg dan Zn (Viveros et al., 2002). Suplementasi enzim

Page 3: FITASE kirim

fitase 1.000 FTU/kg pada ransum nyata meningkatkan rataan bobot hidup akhir ayam broiler

umur 1–42 hari (Setiyatwan, 2007)

Gambar 2. Hidrolisis asam fitat oleh enzim fitase (Renneberg, 2008)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M., D. Jusadi, dan I. Mokoginta. 2011. Penggunaan enzim fitase untuk meningkatkan

ketersediaan fosfor dari sumber bahan nabati pakan dan pertumbuhan ikan lele

(Clarias sp.). Jurnal Saintek Perikanan. 6(2): 52-60.

Chu, H.M., Guo, R.T., Lin, T.W., Chou, C.C., Shr, H.L., Lai, H.L., Tang, T.Y., Cheng, K.J.,

Selinger, B.L. and Wang, A.H.J. (2004) Structures of Selenomonas

ruminantium phytase in complex with persulfated phytate: DSP phytase fold

and mechanism for sequential substrate hydrolysis. Structure. 12: 2015–2024

Ha, N.C., Oh, B.C., Shin, S., Kim, H.J., Oh, T.K., Kim, Y.O., Choi, K.Y. and Oh, B.H.

(2000). Crystal structures of a novel, thermostable phytase in partially and fully

calcium-loaded states. Nature. Struct. Biol. 7: 147–153.

Konietzny, U. and R. Greiner. 2002. Molecular and catalytic properties of phytate-degrading

enzymes (phytases). International Journal of Food Science and Technology. 37:

791–812.

Lei, X. G., J. M. Porres, E. J. Mullaney, and H. B. Pedersen. 2007. Industrial Enzymes.

Springer. London. pp. 505–529

Page 4: FITASE kirim

Setiyatwan, H. 2007. Suplementasi fitase, seng, dan tembaga dalam ransum sebagai stimulan

pertumbuhan dan status mineral pada ayam broiler. Disertasi. Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Renneber, R. 2008. Biotechnology for Beginners. Academic Press. London. p. 43.

Viveros, A., A. Brenes, I. Arija, and C. Centeno. 2002. Effects of microbial phytase

suplementation on mineral utilization and serum enzyme activities in broiler

chicks fed different levels of phosphorus. Poult. Sci. 81: 1172–1183.