BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang kompleks menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel. Pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau penggantinya (misalnya gigi parut dari bahan tanduk) dan secara kimia dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Ditinjau dari tempat berlangsungnya, pencernaan makanan dapat terjadi di dalam sel (intraseluler) maupun di luar sel (ekstraseluler) (Isnaeni, 2006). Makanan dideteksi dan dianalisis oleh organ indra sebelum dan sesudah masuk ke dalam mulut. Di sini, makanan dikunyah dan liur mulai memecahnya. Makanan tersebut kemudian melewati saluran panjang yang disebut saluran pencernaan. Dalam saluran ini, zat kimia yang disebut enzim menyerang makanan dan memecahnya lebih lanjut. Sisa makanan yang tidak tercerna akhirnya keluar tubuh melalui lubang yang disebut anus (Davis, 2010). Makanan yang kita makan tidak selamanya berguna bagi tubuh. Di dalam tubuh kita terdapat organ-organ tubuh yang sangat berperan penting dalam proses 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang
kompleks menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel.
Pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau
penggantinya (misalnya gigi parut dari bahan tanduk) dan secara kimia
dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme. Ditinjau dari tempat berlangsungnya, pencernaan makanan
dapat terjadi di dalam sel (intraseluler) maupun di luar sel (ekstraseluler)
(Isnaeni, 2006).
Makanan dideteksi dan dianalisis oleh organ indra sebelum dan sesudah
masuk ke dalam mulut. Di sini, makanan dikunyah dan liur mulai
memecahnya. Makanan tersebut kemudian melewati saluran panjang yang
disebut saluran pencernaan. Dalam saluran ini, zat kimia yang disebut enzim
menyerang makanan dan memecahnya lebih lanjut. Sisa makanan yang tidak
tercerna akhirnya keluar tubuh melalui lubang yang disebut anus (Davis,
2010).
Makanan yang kita makan tidak selamanya berguna bagi tubuh. Di
dalam tubuh kita terdapat organ-organ tubuh yang sangat berperan penting
dalam proses pencernaan. Dimana antara organ yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Jika ada salah satu organ yang mengalami gangguan maka
sistem pencernaan di dalam tubuh manusia tidak akan berlangsung secara
optimal. Kita mengetahui bahwa tidak ada satu individu yang dapat bertahan
hidup tanpa adanya organ sistem pencernaan, karena sistem pencernan
merupakan hal yang sangat vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan
memiliki fungsi sebagai menyediakan makanan, air dan lektrolit yang
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh melalui proses pencernaan
Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan dan
menjaga tubuh agar tetap sehat. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita
akan diolah melalui proses pencernaan. Alat yang berfungsi untuk
1
menghancurkan makanan ini disebut alat pencernaan. Agar makanan yang
dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan baik, maka alat pencernaan haruslah
dalam keadaan sehat. Melalui alat pencernaan itulah zat-zat makanan diolah
terlebih dahulu, baru kemudian diserap oleh tubuh. Untuk itu disini akan
membahas mengenai sistem pencernaan makanan serta proses pencernaan
makanan dan termasuk di dalamnya yaitu organ-organ yang terlibat dalam
proses pencernaan makanan tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis pencernaan pada hewan.
2. Mengetahui daerah-daerah pencernaan pada manusia.
3. Mengetahui proses pencernaan di dalam tubuh manusia.
4. Mengetahui proses penyerapan yang terjadi di dalam tubuh manusia.
5. Mengetahui peran hormone dalam pencernaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pencernaan dan Jenisnya
Sistem pencernaan manusia adalah proses perubahan atau pemecahan zat
makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Sistem pencernaan
ini dibedakan menjadi dua yaitu pencernaan mekanis yang merupakan
pencernaan makanan secara fisik, mengubah bentuk kasar menjadi halus,
seperti mengunyah, menggiling, mengaduk, menekan maupun melumatkan.
Pencernaan kimiawi atau enzimatis yaitu pengubahan zat makanan dengan
bantuan enzim pencernaan (Rochmah, 2009).
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah
makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul
makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan
enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Sistem pencernaan pada manusia
hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut,
lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus (Pratiwi, 2007).
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-
organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-
organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan system pencernaan. Sistem
pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari
makanan yang siap diserap dalam tubuh. Berdasarkan prosesnya, pencernaan
makanan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: proses mekanis dan
proses kimiawi. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu
lidah serta peremasan makanan yang terjadi didalam lambung (Irianto, 2004).
Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi
molekul yang berukuran kecil. Makanan mengalami proses pencernaan sejak
makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan
hasil pencernaan (Irianto, 2004).
3
Menurut Irianto (2004), adapun proses pencernaan makanan meliputi
hal-hal berikut.
1. Ingesti, pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi, proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi, proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti, pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi, proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi, pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna
untuk tubuh melalui anus.
Setiap makhluk hidup pasti memerlukan makan karena makanan
merupakan sumber energi pada makhluk hidup. Makhluk hidup memerlukan
energi untuk mrlakukan aktifitas seperti belajar, jalan, berbicara, tidur dan
lain sebagainya. Sistem pencernaan setiap makhluk berbeda-beda, pada
manusia saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut,faring,esofagus,
lambung, usus halus dan usus besar. Saluran pencernaan perlu dijaga agar
sistem pencernaan berjalan dengan semestinya, menjaganya dengan makan
secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang berserat (Rochmah, 2009).
Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan dan
menjaga tubuh agar tetap sehat. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita
akan diolah melalui proses pencernaan. Proses pencernaan adalah proses
penghancuran makanan menjadi zat-zat makanan yang dapat diserap tubuh.
Alat yang berfungsi untuk menghancurkan makanan ini disebut alat
pencernaan. Agar makanan yang dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan
baik, maka alat pencernaan haruslah dalam keadaan sehat. Melalui alat
pencernaan itulah zat-zat makanan diolah terlebih dahulu, baru kemudian
diserap oleh tubuh (Rochmah, 2009).
Hewan memerlukan senyawa organic seperti karbohidrat, lipid dan
protein sebagaisumber energi untuk menyelenggarakan berbagai aktivitasnya.
Namun, kemampuannya untuk menyintesis senyawa organic sangat terbatas.
Cara makan dan jenis hewan sangat bervariasi, tergantung pada susunan alat
yang dimiliki serta kemampuannya untuk mempersiapkan makanan agar
4
dapat diserap. Hewan primitive yang belum memiliki alat pencernaan
makanan khusus seperti protozoa, parasit (endoparasit), dan cacing pita
memerlukan makanan berupa zat organic terlarut. Hewan tersebut mengambil
makanan melalui penyerapan atau pinositosis. Alat pencernaan makanan yang
dimiliki biasanya berupa vakuola makanan (Isnaeni, 2006).
Hewan yang hidup menetap seperti hydra dan koelenterata mendaptkan
makanan dengan cara menjerat (trapping method). Alat yang penting untuk
mendukung metode tersebut adalah knidoblast atau nematosit, yang biasanya
dilengkapi dengan racun untuk menjerat mangsa. Beberapa hewan yang aktif
seperti Burung Petrel, Burung Flamingo, Ikan Hering dan Ikan Hiu Balen
yang menari makan dengan cara menyaring (Isnaeni, 2006).
Menurut jenisnya pencernaan makanan dibagi menjadi dua yaitu
pencernaan intraseluler dan pencernaan ekstraseluler.
1. Pencernaan Intraseluler
Organel seluler dimana enzim hidrolitik merombak makanan tanpa
mencerna sitoplasma sel sendiri, adalah kompartemen yang paling
sederhana. Protista heterotrofik mencerna makanannya dalam vakuola
makanan, umumnya setelah menelan makanan melalui fagositosis atau
pinositosis.Vakuola makanan menyatu dengan lisosom, yang merupakan
organel yang mengandung enzim hidrolitik. Keadaan ini akan
memungkinkan makanan bercampur dengan enzim, sehingga pencernaan
terjadi secara aman di dalam suatu kompartemen yang terbungkus oleh
membran. Mekanisme pencernaan ini disebu tpencernaan intraseluler
(Intraceluler digestion). Spons berbeda dari hewan-hewan lain karena
pencernaan makanannya seperti halnya Protista secara keseluruhan
berlangsung melalui mekanisme intraseluler (Fried dan George, 2005).
2. Pencernaan Ekstraseluler
Pada sebagian besar hewan, paling tidak beberapa hidrolisis terjadi
melalui pencernaan ekstraseluler (extracellular digestion), yaitu
perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di
dalam kompartemen yang bersambungan, melalui saluran-saluran, dengan
bagian luar tubuh hewan. Banyak hewan dengan tubuh yang relatif
5
sederhana memiliki kantung ini, yang disebut rongga gastrovaskuler
(gastrovascular cavity), berfungsi dalam pencernaan dan distribusi
nutrient ke seluruh tubuh. Hidra yang termasuk hewan Cnidaria,
merupakan contoh yang baik mengenai bagaimana suatu rongga
gastrovaskuler bekerja (Fried dan George, 2005).
Hidra adalah karnivora yang menyengat mangsa dengan organel
khusus yang disebut nematosis dan menggunakan tentakel untuk
memasukkan makanan melalui mulut ke dalam rongga ke dalam
gastrovaskuler. Dengan makanan di dalam rongga itu, sel-sel khusus
gastrodermis, lapisan jaringan yang melapisi rongga itu, mensekresikan
enzim pencernaan yang merusak atau merombak jaringan lunak pada
mangsanya menjadi potongan-potongan kecil. Sel-sel gastrodermal
kemudian akan menelan partikel makanan, dan sebagian besar hidrolisis
makro molekul yang sesungguhnya terjadi secara intraseluler seperti pada
Paramecium dan spons (Fried dan George, 2005).
Setelah Hydra selesai mencerna makanannya, bahan-bahan yang
tidak tercerna yang masih tetap berada dalam rongga gastrovaskuler,
seperti eksoskeleton kecil, dikeluarkan melalui sebuah pembukaan
tunggal, yang berfungsi ganda sebagai mulut sekaligus anus. Sama
dengan hydra banyak di antara cacing pipih memiliki rongga
gastrovaskuler dengan pembukaan tunggal. Seperti pada hidra,
pencernaan dimulai dalam rongga dan diselesaikan secara intraseluler.
Memiliki rongga ekstraseluler untuk pencernaan merupakan suatu
adaptasi yang memungkinkan seekor hewan melahap mangsa yang lebih
besar dari yang dapat di fagositosis dan yang dapat di cerna secara
intraseluler (Fried dan George, 2005).
Berlawanan dengan hewan Cnidaria dan Cacing pipih sebagai besar
hewan termasuk nematode, annelida, moluska, arthropoda,
Echinodermata, dan kordata memiliki pipa atau tabung pencernaan yang
memanjang antara dua pembukaan, mulut dan anus. Pipa atau tabung ini
disebut saluran pencernaan lengkap atau saluran pencernaan. Karena
makanan bergerak sepanjang saluran itu dalam satu arah, pipa itu dapat di
6
organisasikan menjadi daerah yang terspesilisasi yang melaksanakan
pencernaan dan penyerapan nutrient secara bertahap (Fried dan George,
2005).
Makanan yang ditelan melalui mulut dan faring akan lewat melalui
esopagus yang menuju ke tembolok, rempela, atau lambung bergantung
pada spesies. Tembolok dan lambung adalah organ yang umumnya
berfungsi untuk penyimpanan dan penumpukan makanan, sementara
rempela akan menggerusnya. Makanan kemudian akan memasuki usus
halus, dimana enzim-enzim pencernaan menghidrolisis molekul makanan,
dan nutrient melewati lapisan pipa pencernaan tersebut ke dalam darah.
Bahan buangan yang tidak tercerna akan dikeluarkan melalui anus (Fried
dan George, 2005).
B. Daerah-daerah Pencernaan Makanan pada Vertebrata (Manusia)
1. Daerah Penerimaan
Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya
dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses
mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung berbagai
substansi seperti amylase (enzim pencernaan karbohdirat pada beberapa
Mamalia), toksin (pada ular biasa), dan anti koagulan (pada Inseknta
penghisap darah). Esophagus juga dikelompokkan sebagai daerah
penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut
ke lambung dengan gerakan peristaltic (Isnaeni, 2006).
2. Daerah Penyimpanan
Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal (gizzard) dan
lambung. Organ tersebut merupakan pelebaran saluran gastrointestinal
pada bagian depan, yang memiliki fungsi utama sebagai
tempatmenyimpan makanan . sebagian proses pencernaan makanan sudah
terjadi di bagian ini. Empedal merupakan kantong berotot yang berperan
dalam pencernaan mekanik. Ogan ini dapat ditemukan pada vertebrata
maupun invertebrate. Pada Arthropoda, empedal dapat menggerus dan
menyaring makanan yang berukuran tertentu. Sementara, parikel makanan
7
yang ukurannya melebihi ukuran saringan akan tetap dipertahankan dalam
empedal (Isnaeni, 2006).
Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim yaitu makanan
yang telah dicerna sebagian. Lambung akan meloloskan khim ke usus
(duodenum) dengan jeda waktu tertentu. Lambung juga berfungsi untuk
mencerna protein dengan mensekresikan enzim protease (zimogen) dan
asam lambung. Asam lambung menyebabkan kondisi lambung Vertebrata
menjadi asam dengan pH sekitar 1-2. Kondisi ini sangat penting untuk
mengaktifkan ezim protease yang disimpan dan dikeluarkan oleh asam
lambung dalam bentuk belum aktif (Isnaeni, 2006).
3. Daerah Pencernaan dan penyerapan
Proses pencernaan secara lebih sempurna dan penyerapan sari
makanan berlangsung di dalam usus. Di usus, bahan makanan
(karbohidrat, lipid dan protein) dicerna lebih lanjut dengan bantuan enzim
dan diubah menjadi berbagai komponen penyusunnya agar dapat diserap
dan digunakan secara optimal oleh hewan. Secara garis besar, enzim
pencernaan pada hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu enzim
pemecah karbohidrat, pemecah lemak dan pemecah protein. Apabila
proses pencernaan telah mencapai maksimal, bahan makanan berubah
bentuk menjadi bahan sederhana yang siap diserap (Isnaeni, 2006).
4. Alat-alat Pencernaan Makanan
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan
(tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). System
pencernaan pada hewan vertebrata umumnya terjadi secara ekstraseluler.
Makanan dicerna dengan alat-alat pencernaan, dimulai dari mulut dan
berakhir pada usus. Hasil pencernaan akan diserapnya dan sisa-sisa
pencernaan akan dibuang. Saluran pencernaan itu berupa mulut, di dalam
rongga mulut terdapat lidah dan gigi, ludah ada yang mengandung enzim-
enzim pencernaan, tekak yang menghubungkan rongga mulut dan
kerongkongan, di sini terdapat persimpangan jalan ke tenggorokan dan
kerongongan. Kerongkongan atau esofagus berupa saluran makanan yang
berasal dari mulut yang kemudian didorong ke perut dengan gerak peristaltik.
8
Perut besar, lambung atau ventrikulus, di sini makanan di dua belas jari
(duodenum), usus halus dan usus tebal (kolon). Poros atau rektum, ujung usus
disebut poros dan berakhir dan berakhir pada lubang pelepasan atau anus
(Davis, 2010).
1. Rongga Mulut
Proses pencernaan dimulai bahkan sebelum kita makan apapun.
Penglihatan dan penciuman terhadap makanan memicu pelepasan cairan
pekat bernama liur yang melembapkan makanan saat berada di dalam
mulut, membuatnya mudah untuk di kunyah dan ditelan. Liur juga
mengandung enzim yang mulai memecah sejenis karbohidrat di dalam
makanan yang bernama pati (Davis, 2010).
Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya
dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses
mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung berbagai
substansi seperti amylase (enzim pencernaan karbohdirat pada beberapa
Mamalia), toksin (pada ular biasa), dan anti koagulan (pada Inseknta
penghisap darah). Esophagus juga dikelompokkan sebagai daerah
penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut
ke lambung dengan gerakan peristaltic (Isnaeni, 2006).
Alat yang penting yang terdapat di dalam rongga mulut, antara lain
gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Pada umumnya gigi mempunyai
penampang, gigi terbagi atas puncak gigi (korona), yang tampak dari luar,
leher gigi (kolum), yang berada di dalam gusi, dan akar gigi (radiks), yang
ada di dalam rahang. Tiap gigi terdiri atas lapisan email putih dan keras.
Email melindungi tulang gigi yang tersusun dari zat dentin. Di dalamnya
terdapat rongga gigi (pulpa) yang mengandung pembuluh darah dan urat
saraf. Bagian dentin yang masuk ke rahang, dilapisi dengan zat yang
disebut semen (Fried dan George, 2005).
Kelenjar ludah yang berfungsi untuk memudahkan penelanan dan
pencernaan. Ada dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang
kelenjar. Pertama, ludah yang berbentuk seperti air dan berguna untuk
melarutkan makanan. Kedua, berbentuk lendir yang berguna untuk
9
memudahkan menelan makanan, selain sebagai pelindung selaput mulut
terhadap panas, dingin, asam dan basa. Ketiga pasang kelenjar tersebut
menghasilkan dua setengah liter ludah setiap hari. Kelenjar dekat telinga
disebut glandula parotis yang hanya menghasilkan ludah berbentuk air.
Infeksi pada kelenjar ini disebut parotitis (penyakit gondok). Di rahang
bawah terdapat glandula submaksilaris dan glandula sublingualis,
keduanya menghasilkan getah yang mengandung air dan lender (Fried dan
George, 2005).
2. Faring dan Esofagus
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan
masuk kedalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang
dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan
(esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut
epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan
(laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui
faring, bolus menuju ke esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus,
berotot lurik, dan berdinding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi
sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam
lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltic
(Pratiwi, 2007).
3. Lambung
Menurut Davis (2010), lambung adalah kantung otot lentur yang
dapat mengembang saat terisi. Makanan berada di dalam lambung hingga
empat jam dicerna oleh kontraksi otot di dinding lambung. Lapisan
lambung menghasilkan cairan pencerna yang disebut getah lambung.
Lambung atau ventrikulus merupakan kantung besar di bawah kiri
rusuk terakhir, yang terdiri atas tiga bagian. Bagian atas yang berdekatan
dengan hati disebut kardiak, yang di tengah membulat disebut fundus,
sedangkan bagian bawah yang di dekat usus disebut pilorus. Dindingnya
terdiri atas lapisan otot melingkar, memanjang dan dan menyerong yang
menyebabkan makana yang di dalamnya seperti di aduk (Davis, 2010).
10
Getah lambung mengandung pepsinogen yang mula-mula belum
aktif dan oleh HCl diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin adalah suatu
protease, yang memecah molekul protein menjadi protease dan pepton.
Baik pepsin maupun HCl dikerjakan dari kelenjar yang ada di dalam
lambung. Dinding lambung dilapisi lender yang cukup tebal sehingga
pengaruh getah lambung tidak merusak. Bila lambung kosong, getah
lambung yang dihasilkan juga sedikit. Akan tetapi, apabila ada
pengeluaran getah berlebihan, dinding lambung akan dapat dirusak oleh
getah ini sehingga timbul luka-luka atau ulkus. Getah lambung juga
mengandung enzim renim yang dapat mengumpalkan kasein dalam susu
(Davis, 2010).
Lubang keluar lambung disebut pylorus, yang dijaga oleh otot
sfinkter dan bertugas mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk
ke dalam usus. Pengaturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot pylorus.
Otot pylorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsang asam
dan menjamin dicernakannya protein makanan yang melaluinya. Otot
pylorus bagian usus dua belas jari akan mengerut apabila kena rangsang
basa sehingga menjamin makanan masuk ke usus dua belas jari yang