Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang kompleks menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel. Pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau penggantinya (misalnya gigi parut dari bahan tanduk) dan secara kimia dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Ditinjau dari tempat berlangsungnya, pencernaan makanan dapat terjadi di dalam sel (intraseluler) maupun di luar sel (ekstraseluler) (Isnaeni, 2006). Makanan dideteksi dan dianalisis oleh organ indra sebelum dan sesudah masuk ke dalam mulut. Di sini, makanan dikunyah dan liur mulai memecahnya. Makanan tersebut kemudian melewati saluran panjang yang disebut saluran pencernaan. Dalam saluran ini, zat kimia yang disebut enzim menyerang makanan dan memecahnya lebih lanjut. Sisa makanan yang tidak tercerna akhirnya keluar tubuh melalui lubang yang disebut anus (Davis, 2010). Makanan yang kita makan tidak selamanya berguna bagi tubuh. Di dalam tubuh kita terdapat organ-organ tubuh yang sangat berperan penting dalam proses 1
39

FISIOLOGI HEWAN

Jul 08, 2016

Download

Documents

fiswan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FISIOLOGI HEWAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang

kompleks menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel.

Pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau

penggantinya (misalnya gigi parut dari bahan tanduk) dan secara kimia

dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa kimia yang dihasilkan oleh

mikroorganisme. Ditinjau dari tempat berlangsungnya, pencernaan makanan

dapat terjadi di dalam sel (intraseluler) maupun di luar sel (ekstraseluler)

(Isnaeni, 2006).

Makanan dideteksi dan dianalisis oleh organ indra sebelum dan sesudah

masuk ke dalam mulut. Di sini, makanan dikunyah dan liur mulai

memecahnya. Makanan tersebut kemudian melewati saluran panjang yang

disebut saluran pencernaan. Dalam saluran ini, zat kimia yang disebut enzim

menyerang makanan dan memecahnya lebih lanjut. Sisa makanan yang tidak

tercerna akhirnya keluar tubuh melalui lubang yang disebut anus (Davis,

2010).

Makanan yang kita makan tidak selamanya berguna bagi tubuh. Di

dalam tubuh kita terdapat organ-organ tubuh yang sangat berperan penting

dalam proses pencernaan. Dimana antara organ yang satu dengan yang lainnya

saling berkaitan. Jika ada salah satu organ yang mengalami gangguan maka

sistem pencernaan di dalam tubuh manusia tidak akan berlangsung secara

optimal. Kita mengetahui bahwa tidak ada satu individu yang dapat bertahan

hidup tanpa adanya organ sistem pencernaan, karena sistem pencernan

merupakan hal yang sangat vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan

memiliki fungsi sebagai menyediakan makanan, air dan lektrolit yang

dibutuhkan oleh sel-sel tubuh melalui proses pencernaan

Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan dan

menjaga tubuh agar tetap sehat. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita

akan diolah melalui proses pencernaan. Alat yang berfungsi untuk

1

Page 2: FISIOLOGI HEWAN

menghancurkan makanan ini disebut alat pencernaan. Agar makanan yang

dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan baik, maka alat pencernaan haruslah

dalam keadaan sehat. Melalui alat pencernaan itulah zat-zat makanan diolah

terlebih dahulu, baru kemudian diserap oleh tubuh. Untuk itu disini akan

membahas mengenai sistem pencernaan makanan serta proses pencernaan

makanan dan termasuk di dalamnya yaitu organ-organ yang terlibat dalam

proses pencernaan makanan tersebut.

B. Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis pencernaan pada hewan.

2. Mengetahui daerah-daerah pencernaan pada manusia.

3. Mengetahui proses pencernaan di dalam tubuh manusia.

4. Mengetahui proses penyerapan yang terjadi di dalam tubuh manusia.

5. Mengetahui peran hormone dalam pencernaan.

2

Page 3: FISIOLOGI HEWAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pencernaan dan Jenisnya

Sistem pencernaan manusia adalah proses perubahan atau pemecahan zat

makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana

dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Sistem pencernaan

ini dibedakan menjadi dua yaitu pencernaan mekanis yang merupakan

pencernaan makanan secara fisik, mengubah bentuk kasar menjadi halus,

seperti mengunyah, menggiling, mengaduk, menekan maupun melumatkan.

Pencernaan kimiawi atau enzimatis yaitu pengubahan zat makanan dengan

bantuan enzim pencernaan (Rochmah, 2009).

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah

makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul

makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan

enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Sistem pencernaan pada manusia

hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut,

lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus (Pratiwi, 2007).

Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-

organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-

organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan system pencernaan. Sistem

pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari

makanan yang siap diserap dalam tubuh. Berdasarkan prosesnya, pencernaan

makanan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: proses mekanis dan

proses kimiawi. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu

lidah serta peremasan makanan yang terjadi didalam lambung (Irianto, 2004).

Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-

enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi

molekul yang berukuran kecil. Makanan mengalami proses pencernaan sejak

makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan

hasil pencernaan (Irianto, 2004).

3

Page 4: FISIOLOGI HEWAN

Menurut Irianto (2004), adapun proses pencernaan makanan meliputi

hal-hal berikut.

1. Ingesti, pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.

2. Mastikasi, proses mengunyah makanan oleh gigi.

3. Deglutisi, proses menelan makanan di kerongkongan.

4. Digesti, pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih

sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.

5. Absorpsi, proses penyerapan, terjadi di usus halus.

6. Defekasi, pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna

untuk tubuh melalui anus.

Setiap makhluk hidup pasti memerlukan makan karena makanan

merupakan sumber energi pada makhluk hidup. Makhluk hidup memerlukan

energi untuk mrlakukan aktifitas seperti belajar, jalan, berbicara, tidur dan

lain sebagainya. Sistem pencernaan setiap makhluk berbeda-beda, pada

manusia saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut,faring,esofagus,

lambung, usus halus dan usus besar. Saluran pencernaan perlu dijaga agar

sistem pencernaan berjalan dengan semestinya, menjaganya dengan makan

secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang berserat (Rochmah, 2009).

Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan dan

menjaga tubuh agar tetap sehat. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita

akan diolah melalui proses pencernaan. Proses pencernaan adalah proses

penghancuran makanan menjadi zat-zat makanan yang dapat diserap tubuh.

Alat yang berfungsi untuk menghancurkan makanan ini disebut alat

pencernaan. Agar makanan yang dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan

baik, maka alat pencernaan haruslah dalam keadaan sehat. Melalui alat

pencernaan itulah zat-zat makanan diolah terlebih dahulu, baru kemudian

diserap oleh tubuh (Rochmah, 2009).

Hewan memerlukan senyawa organic seperti karbohidrat, lipid dan

protein sebagaisumber energi untuk menyelenggarakan berbagai aktivitasnya.

Namun, kemampuannya untuk menyintesis senyawa organic sangat terbatas.

Cara makan dan jenis hewan sangat bervariasi, tergantung pada susunan alat

yang dimiliki serta kemampuannya untuk mempersiapkan makanan agar

4

Page 5: FISIOLOGI HEWAN

dapat diserap. Hewan primitive yang belum memiliki alat pencernaan

makanan khusus seperti protozoa, parasit (endoparasit), dan cacing pita

memerlukan makanan berupa zat organic terlarut. Hewan tersebut mengambil

makanan melalui penyerapan atau pinositosis. Alat pencernaan makanan yang

dimiliki biasanya berupa vakuola makanan (Isnaeni, 2006).

Hewan yang hidup menetap seperti hydra dan koelenterata mendaptkan

makanan dengan cara menjerat (trapping method). Alat yang penting untuk

mendukung metode tersebut adalah knidoblast atau nematosit, yang biasanya

dilengkapi dengan racun untuk menjerat mangsa. Beberapa hewan yang aktif

seperti Burung Petrel, Burung Flamingo, Ikan Hering dan Ikan Hiu Balen

yang menari makan dengan cara menyaring (Isnaeni, 2006).

Menurut jenisnya pencernaan makanan dibagi menjadi dua yaitu

pencernaan intraseluler dan pencernaan ekstraseluler.

1. Pencernaan Intraseluler

Organel seluler dimana enzim hidrolitik merombak makanan tanpa

mencerna sitoplasma sel sendiri, adalah kompartemen yang paling

sederhana. Protista heterotrofik mencerna makanannya dalam vakuola

makanan, umumnya setelah menelan makanan melalui fagositosis atau

pinositosis.Vakuola makanan menyatu dengan lisosom, yang merupakan

organel yang mengandung enzim hidrolitik. Keadaan ini akan

memungkinkan makanan bercampur dengan enzim, sehingga pencernaan

terjadi secara aman di dalam suatu kompartemen yang terbungkus oleh

membran. Mekanisme pencernaan ini disebu tpencernaan intraseluler

(Intraceluler digestion). Spons berbeda dari hewan-hewan lain karena

pencernaan makanannya seperti halnya Protista secara keseluruhan

berlangsung melalui mekanisme intraseluler (Fried dan George, 2005).

2. Pencernaan Ekstraseluler

Pada sebagian besar hewan, paling tidak beberapa hidrolisis terjadi

melalui pencernaan ekstraseluler (extracellular digestion), yaitu

perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di

dalam kompartemen yang bersambungan, melalui saluran-saluran, dengan

bagian luar tubuh hewan. Banyak hewan dengan tubuh yang relatif

5

Page 6: FISIOLOGI HEWAN

sederhana memiliki kantung ini, yang disebut rongga gastrovaskuler

(gastrovascular cavity), berfungsi dalam pencernaan dan distribusi

nutrient ke seluruh tubuh. Hidra yang termasuk hewan Cnidaria,

merupakan contoh yang baik mengenai bagaimana suatu rongga

gastrovaskuler bekerja (Fried dan George, 2005).

Hidra adalah karnivora yang menyengat mangsa dengan organel

khusus yang disebut nematosis dan menggunakan tentakel untuk

memasukkan makanan melalui mulut ke dalam rongga ke dalam

gastrovaskuler. Dengan makanan di dalam rongga itu, sel-sel khusus

gastrodermis, lapisan jaringan yang melapisi rongga itu, mensekresikan

enzim pencernaan yang merusak atau merombak jaringan lunak pada

mangsanya menjadi potongan-potongan kecil. Sel-sel gastrodermal

kemudian akan menelan partikel makanan, dan sebagian besar hidrolisis

makro molekul yang sesungguhnya terjadi secara intraseluler seperti pada

Paramecium dan spons (Fried dan George, 2005).

Setelah Hydra selesai mencerna makanannya, bahan-bahan yang

tidak tercerna yang masih tetap berada dalam rongga gastrovaskuler,

seperti eksoskeleton kecil, dikeluarkan melalui sebuah pembukaan

tunggal, yang berfungsi ganda sebagai mulut sekaligus anus. Sama

dengan hydra banyak di antara cacing pipih memiliki rongga

gastrovaskuler dengan pembukaan tunggal. Seperti pada hidra,

pencernaan dimulai dalam rongga dan diselesaikan secara intraseluler.

Memiliki rongga ekstraseluler untuk pencernaan merupakan suatu

adaptasi yang memungkinkan seekor hewan melahap mangsa yang lebih

besar dari yang dapat di fagositosis dan yang dapat di cerna secara

intraseluler (Fried dan George, 2005).

Berlawanan dengan hewan Cnidaria dan Cacing pipih sebagai besar

hewan termasuk nematode, annelida, moluska, arthropoda,

Echinodermata, dan kordata memiliki pipa atau tabung pencernaan yang

memanjang antara dua pembukaan, mulut dan anus. Pipa atau tabung ini

disebut saluran pencernaan lengkap atau saluran pencernaan. Karena

makanan bergerak sepanjang saluran itu dalam satu arah, pipa itu dapat di

6

Page 7: FISIOLOGI HEWAN

organisasikan menjadi daerah yang terspesilisasi yang melaksanakan

pencernaan dan penyerapan nutrient secara bertahap (Fried dan George,

2005).

Makanan yang ditelan melalui mulut dan faring akan lewat melalui

esopagus yang menuju ke tembolok, rempela, atau lambung bergantung

pada spesies. Tembolok dan lambung adalah organ yang umumnya

berfungsi untuk penyimpanan dan penumpukan makanan, sementara

rempela akan menggerusnya. Makanan kemudian akan memasuki usus

halus, dimana enzim-enzim pencernaan menghidrolisis molekul makanan,

dan nutrient melewati lapisan pipa pencernaan tersebut ke dalam darah.

Bahan buangan yang tidak tercerna akan dikeluarkan melalui anus (Fried

dan George, 2005).

B. Daerah-daerah Pencernaan Makanan pada Vertebrata (Manusia)

1. Daerah Penerimaan

Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya

dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses

mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung berbagai

substansi seperti amylase (enzim pencernaan karbohdirat pada beberapa

Mamalia), toksin (pada ular biasa), dan anti koagulan (pada Inseknta

penghisap darah). Esophagus juga dikelompokkan sebagai daerah

penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut

ke lambung dengan gerakan peristaltic (Isnaeni, 2006).

2. Daerah Penyimpanan

Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal (gizzard) dan

lambung. Organ tersebut merupakan pelebaran saluran gastrointestinal

pada bagian depan, yang memiliki fungsi utama sebagai

tempatmenyimpan makanan . sebagian proses pencernaan makanan sudah

terjadi di bagian ini. Empedal merupakan kantong berotot yang berperan

dalam pencernaan mekanik. Ogan ini dapat ditemukan pada vertebrata

maupun invertebrate. Pada Arthropoda, empedal dapat menggerus dan

menyaring makanan yang berukuran tertentu. Sementara, parikel makanan

7

Page 8: FISIOLOGI HEWAN

yang ukurannya melebihi ukuran saringan akan tetap dipertahankan dalam

empedal (Isnaeni, 2006).

Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim yaitu makanan

yang telah dicerna sebagian. Lambung akan meloloskan khim ke usus

(duodenum) dengan jeda waktu tertentu. Lambung juga berfungsi untuk

mencerna protein dengan mensekresikan enzim protease (zimogen) dan

asam lambung. Asam lambung menyebabkan kondisi lambung Vertebrata

menjadi asam dengan pH sekitar 1-2. Kondisi ini sangat penting untuk

mengaktifkan ezim protease yang disimpan dan dikeluarkan oleh asam

lambung dalam bentuk belum aktif (Isnaeni, 2006).

3. Daerah Pencernaan dan penyerapan

Proses pencernaan secara lebih sempurna dan penyerapan sari

makanan berlangsung di dalam usus. Di usus, bahan makanan

(karbohidrat, lipid dan protein) dicerna lebih lanjut dengan bantuan enzim

dan diubah menjadi berbagai komponen penyusunnya agar dapat diserap

dan digunakan secara optimal oleh hewan. Secara garis besar, enzim

pencernaan pada hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu enzim

pemecah karbohidrat, pemecah lemak dan pemecah protein. Apabila

proses pencernaan telah mencapai maksimal, bahan makanan berubah

bentuk menjadi bahan sederhana yang siap diserap (Isnaeni, 2006).

4. Alat-alat Pencernaan Makanan

Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan

(tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). System

pencernaan pada hewan vertebrata umumnya terjadi secara ekstraseluler.

Makanan dicerna dengan alat-alat pencernaan, dimulai dari mulut dan

berakhir pada usus. Hasil pencernaan akan diserapnya dan sisa-sisa

pencernaan akan dibuang. Saluran pencernaan itu berupa mulut, di dalam

rongga mulut terdapat lidah dan gigi, ludah ada yang mengandung enzim-

enzim pencernaan, tekak yang menghubungkan rongga mulut dan

kerongkongan, di sini terdapat persimpangan jalan ke tenggorokan dan

kerongongan. Kerongkongan atau esofagus berupa saluran makanan yang

berasal dari mulut yang kemudian didorong ke perut dengan gerak peristaltik.

8

Page 9: FISIOLOGI HEWAN

Perut besar, lambung atau ventrikulus, di sini makanan di dua belas jari

(duodenum), usus halus dan usus tebal (kolon). Poros atau rektum, ujung usus

disebut poros dan berakhir dan berakhir pada lubang pelepasan atau anus

(Davis, 2010).

1. Rongga Mulut

Proses pencernaan dimulai bahkan sebelum kita makan apapun.

Penglihatan dan penciuman terhadap makanan memicu pelepasan cairan

pekat bernama liur yang melembapkan makanan saat berada di dalam

mulut, membuatnya mudah untuk di kunyah dan ditelan. Liur juga

mengandung enzim yang mulai memecah sejenis karbohidrat di dalam

makanan yang bernama pati (Davis, 2010).

Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya

dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses

mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung berbagai

substansi seperti amylase (enzim pencernaan karbohdirat pada beberapa

Mamalia), toksin (pada ular biasa), dan anti koagulan (pada Inseknta

penghisap darah). Esophagus juga dikelompokkan sebagai daerah

penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut

ke lambung dengan gerakan peristaltic (Isnaeni, 2006).

Alat yang penting yang terdapat di dalam rongga mulut, antara lain

gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Pada umumnya gigi mempunyai

penampang, gigi terbagi atas puncak gigi (korona), yang tampak dari luar,

leher gigi (kolum), yang berada di dalam gusi, dan akar gigi (radiks), yang

ada di dalam rahang. Tiap gigi terdiri atas lapisan email putih dan keras.

Email melindungi tulang gigi yang tersusun dari zat dentin. Di dalamnya

terdapat rongga gigi (pulpa) yang mengandung pembuluh darah dan urat

saraf. Bagian dentin yang masuk ke rahang, dilapisi dengan zat yang

disebut semen (Fried dan George, 2005).

Kelenjar ludah yang berfungsi untuk memudahkan penelanan dan

pencernaan. Ada dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang

kelenjar. Pertama, ludah yang berbentuk seperti air dan berguna untuk

melarutkan makanan. Kedua, berbentuk lendir yang berguna untuk

9

Page 10: FISIOLOGI HEWAN

memudahkan menelan makanan, selain sebagai pelindung selaput mulut

terhadap panas, dingin, asam dan basa. Ketiga pasang kelenjar tersebut

menghasilkan dua setengah liter ludah setiap hari. Kelenjar dekat telinga

disebut glandula parotis yang hanya menghasilkan ludah berbentuk air.

Infeksi pada kelenjar ini disebut parotitis (penyakit gondok). Di rahang

bawah terdapat glandula submaksilaris dan glandula sublingualis,

keduanya menghasilkan getah yang mengandung air dan lender (Fried dan

George, 2005).

2. Faring dan Esofagus

Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan

masuk kedalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang

dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan

(esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut

epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan

(laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui

faring, bolus menuju ke esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus,

berotot lurik, dan berdinding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi

sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam

lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltic

(Pratiwi, 2007).

3. Lambung

Menurut Davis (2010), lambung adalah kantung otot lentur yang

dapat mengembang saat terisi. Makanan berada di dalam lambung hingga

empat jam dicerna oleh kontraksi otot di dinding lambung. Lapisan

lambung menghasilkan cairan pencerna yang disebut getah lambung.

Lambung atau ventrikulus merupakan kantung besar di bawah kiri

rusuk terakhir, yang terdiri atas tiga bagian. Bagian atas yang berdekatan

dengan hati disebut kardiak, yang di tengah membulat disebut fundus,

sedangkan bagian bawah yang di dekat usus disebut pilorus. Dindingnya

terdiri atas lapisan otot melingkar, memanjang dan dan menyerong yang

menyebabkan makana yang di dalamnya seperti di aduk (Davis, 2010).

10

Page 11: FISIOLOGI HEWAN

Getah lambung mengandung pepsinogen yang mula-mula belum

aktif dan oleh HCl diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin adalah suatu

protease, yang memecah molekul protein menjadi protease dan pepton.

Baik pepsin maupun HCl dikerjakan dari kelenjar yang ada di dalam

lambung. Dinding lambung dilapisi lender yang cukup tebal sehingga

pengaruh getah lambung tidak merusak. Bila lambung kosong, getah

lambung yang dihasilkan juga sedikit. Akan tetapi, apabila ada

pengeluaran getah berlebihan, dinding lambung akan dapat dirusak oleh

getah ini sehingga timbul luka-luka atau ulkus. Getah lambung juga

mengandung enzim renim yang dapat mengumpalkan kasein dalam susu

(Davis, 2010).

Lubang keluar lambung disebut pylorus, yang dijaga oleh otot

sfinkter dan bertugas mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk

ke dalam usus. Pengaturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot pylorus.

Otot pylorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsang asam

dan menjamin dicernakannya protein makanan yang melaluinya. Otot

pylorus bagian usus dua belas jari akan mengerut apabila kena rangsang

basa sehingga menjamin makanan masuk ke usus dua belas jari yang

pendek itu sedikit demi sedikit (Rochmah, 2009).

Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya

secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah

lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk

membunuh kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan

enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone.

Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui

pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan

yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit

ke dalam usus halus (Rochmah, 2009).

4. Usus Kecil

Usus halus yang panjangnya kira-kira 8,5 meter, terbagi atas tiga

bagian, terbagi atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari kira-kira 25 cm,

11

Page 12: FISIOLOGI HEWAN

usus kosong (yeyunum) kira-kira 7 meter, dan usus penyerapan, ileum kira-

kira 1 meter (Irianto, 2004).

Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus kecil. Dalam usus

dua belas jari, makanan dari lambung bercampur dengan dua getah

pencerna empedu dari hati dan getah pancreas dari pancreas. Empedu

membantu mencerna lemak dengan memecah butiran-butiran besar lemak

cair menjadi titik-titik sangat halus. Proses ini disebut pengemulsian.

Empedu disimpan dalam kantung kecil bernama kantung empedu. Getah

pankreas mengandung banyak enzim yang mencerna protein, karbohidrat,

dan lemak. Enzim-enzim tersebut terus bekerja sepanjang usus kecil

(Davis, 2010).

Saat bergerak di sepanjang usus kecil, sebagian besar makanan di

dalamnya telah tercerna menjadi molekul-molekul kecil. Molekul-molekul

ini kemudian melalui lapisan usus dan memasuki aliran darah untuk

dibawa menuju ke sel tubuh. Lapisan usus kecil memiliki lipatan seperti

jari yang disebut jonjot dipermukaannya. Jonjot ditutupi oleh tonjolan-

tonjolan yang lebih kecil disebut mikrovilus. Di dalam setiap jonjot

terdapat jaringan pembuluh darah (kapiler) dengan dinding yang sangat

tipis, yang mengambil molekul kecil dari makanan yang sudah tercerna

(Davis, 2010).

Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari

(duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu

lubang pada dinding duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan

saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim

tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin

berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah

amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak

dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam

kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu

berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol

(Irianto, 2004).

12

Page 13: FISIOLOGI HEWAN

Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada

bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap.

Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap

diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin

yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili

usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh

tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah

diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan

akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah (Pratiwi, 2007).

5. Usus Besar

Makanan yang tidak tercerna memasuki usus besar, yang menyerap

air dan menyisakan bahan semipadat. Bakteri tidak berbahaya memakan

materi buangan ini. Bakteri tersebut memecah sebagian serat, melepaskan

gula dan beberapa vitamin, yang kemudian diserap oleh tubuh. Bakteri

juga menghasilkan gas hidrogen, metana, dan karbondioksida yang dapat

menumpuk dan menyebabkan kentut (Davis, 2010).

Materi buangan berada dua hari di dalam usus besar. buangan ini

terkumpul berupa bahan yang disebut feses di bagian saluran pencernaan

bernama rektum. Feses di dorong oleh otot di dalam rektum (Davis, 2010).

6. Rektum

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus

besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini

kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon

desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,

maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang

lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih

muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk

menunda buang air besar (Rochmah, 2009).

Rektum dan anus mengandung sejumlah besar pembuluh darah,

yang jika bengkak dan meradang, yang disebut wasir. Lebih dari 50 persen

penduduk Amerika akan menderita wasir pada usia 50. Mereka bisa

menyakitkan, gatal dan dapat berdarah. Berusaha untuk tidak buang air

13

Page 14: FISIOLOGI HEWAN

besar, diare dan sembelit semua dapat menyebabkan wasir. Pendarahan

dubur tiba-tiba tidak boleh diabaikan, karena mungkin merupakan indikasi

dari kondisi yang lebih serius, termasuk kanker rectum (Fried dan George,

2005).

7. Anus

Pada dubur terdapat otot polos yang berperan sebagai katup

muskuler yang disebut sfingter ani yang berfungsi mengatur pengeluaran

tinja. Terdapat dua otot sfingter anal (di sebelah dalam dan luar). Salah

satu dari otot sfingter merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah,

sedangkan lainnya merupakan otot rangka. Tinja dibuang dari tubuh

melalui proses defekasi atau buang air besar (BAB), yang merupakan

fungsi utama dubur (Rochmah, 2009).

Menurut Rochmah (2009), kebersihan adalah faktor yang penting

untuk kesehatan di sekitar dubur. Untuk mencegah penyakit pada dubur

dan dalam rangka hidup sehat dapat dilakukan dengan:

1. Selalu membersihkan dubur setelah defekasi. Biasanya dubur

dibersihkan dengan membilasnya dengan air atau sabun atau

membersihkan dengan kertas tisu toilet.

2. Cedera pada otot sfingter dapat mengganggu kontrol terhadap

defekasi.

3. Kanker dan wasir adalah penyakit pada dubur yang sering

terjadi.

4. Pada bayi dapat terjadi stenosis (tidak adanya saluran) dubur,

akibat kelainan kongenital (kelainan yang terjadi saat bayi

dalam masa kandungan yang dibawa sejak lahir).

5. Dubur juga merupakan tempat penularan penyakit seks

menular (PMS).

C. Pencernaan Karbohidrat

Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah

karbohidrase. Enzim ini memutuskan ikatan glikosidik pada karbohidrat

sehingga dapat menghasilkan disakarida, trisakarida dan polisakarida lain

14

Page 15: FISIOLOGI HEWAN

yang memiliki rantai lebih pendek. Di dalam mulut karbohidrat dalam

makanan akan dicerna secara mekanik (dengan bantuan gigi) dan secara

enzimatik (oleh enzim ptyalin/amylase ludah). Selain mengandung enzim

amylase, air ludah juga berperan penting untuk membasahkan makanan

sehingga mudah ditelan (Isnaeni, 2006).

Amylase mudah menguraikan karbohidrat dengan cara memutus ikatan -

1,4 glikosidik pada pati dan glikogen sehingga dihasilkan campuran maltose,

glukosa dan oligosakarida. Enzim amylase juga disekresikan oleh pancreas.

Amylase pancreas dialirkan ke usus halus bagian atas Enzim lain yang

penting ialah disakarase atau glukosidase, yang akan memecah disakarida

seperti maltose, laktosa dan sukrosamenjadi glukosa, galaktosa dan fruktosa.

Pada invertebrate, amylase disekresikan oleh kelenjar ludah atau jaringan

kelenjar pada usus (usus tengah). Oligosakaridase adalah enzim yang

memecahkan disakrida atau trisakarida menjadi subumit penyusunnya. Pada

vertebrata, enzim oligosakaridase yang biasanya disekresi usus, terdiri atas

enzim sukrase, maltase, trehalase dan lactase (Isnaeni, 2006).

D. Pencernaan Protein dan Lipid

Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease.

Protease disekresikan dalam bentuk inaktif (zimogen) yang dapat segera

teraktifkan. Penyimpanan protease dalam bentuk inaktif sangat penting untuk

menghindari terajdinya self digestion (mencerna sel/ jaringannya sendiri).

Apabila disimpan dalam bentuk aktif, protease dapat mencerna sel lambung

yang juga banyak mengandung protein. Apabila dalam lambbung terdapat

protein, sel dinding lambung akan menghasilkan gastrin, yaitu senyawa kimia

yang merangsang lambung untuk mengelarkan HCl dari sel parietal, dan

pepsinogen dari sel kepala (chief cells). Selanjutnya enzim memecah protein

(proteolitik) akan menguraikan protein dengan cara memutuskan ikatan

peptide pada protein sehingga menghasilkan asam amino (Pratiwi, 2007).

Enzim proteolitik (pemecah protein) dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu endopeptidase dan eksopeptidase. Keduanya diperlukan dalam

pencernaan protein baik pada pencernaan intraseluler maupun ekstraseluler.

15

Page 16: FISIOLOGI HEWAN

Endopeptidse bertanggung jawab untuk memecah ikatan peptide spesifik

pada bagian tengah rantai protein (ikatan peptide yang jauh dari kedua ujung

rantai protein). Kelompok enzim ini terdiri atas pepsin, tripsin, dan

kimotripsin. Tripsin berasal dari tripsinogen yang diaktivisasi oleh

enterokinase (yang disekresikan oleh sel mukosa usus) atau oleh tripsin yang

telah aktif. Proses pengaktifan tripsinogen menjadi tripsin oleh tripsin aktif

dinamakan autokatalis. Tripsin akan memecah ikatan peptida yang berdekatan

dengan asam amino basic di antara residu arginindan lisin. Kimotripsin dapat

diaktivisasi oleh tripsin dan selanjutnya akan memecah ikatan peptide yang

mengandung asam amino aromatic (Davis, 2010).

Eksopeptidase berfungsi untuk memutuskan ikatan peptide di bagian

ujung polipeptida, baik di ujung yang mengandung gugus amino maupun

dekat ujung yang mengandung gugus karboksil . pemutusan ikatan peptide di

dekat ujung yang mengandung gugus amino maupun dekat ujung yang

mengandung gugus amino terjadi dengan bantuan enzim aminopeptidase

(Rochmah, 2009).

Pencernaan lipid baru dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus.

Pencernaan ini terjadi dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung dan

lipase pancreas. Lipase akan menghidrolisis lipid dan trigliserida menjadi

digliserida. Pencernaan lemak dipermudah oleh adanya garam empedu, yang

mampu menurunkan tegangan permukaan dan mengemulsikan tetes lemak

berukuran besar menjadi butiran yang lebih kecil (Rochmah, 2009).

E. Penyerapan yang Terjadi di dalam Tubuh Manusia

Setelah semua jenis bahan makanan dicernakan, zat yang diserap ke

dalam darah, yakni berupa sari makanan yang dapat digolongkan menjadi

karbohidrat, protein, lemak, garam mineral, vitamin, dan air. Dalam tubuh

manusia diperlukan air dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan

dengan zat lainnya. Karbohidrat, lemak, dan protein juga diperlukan dalam

jumlah yang banyak. Sebaliknya, garam mineral dan vitamin-vitamin hanya

diperlukan dalam jumlah yang kecil. Jumlah yang diperlukan untuk tiap orang

16

Page 17: FISIOLOGI HEWAN

berbeda-beda, demikian juga untuk tiap kelompok usia, jenis pekerjaan, dan

untuk tubuh yang sehat dan sakit (Isnaeni, 2006).

Karbohidrat dan lemak dapat disimpan di dalam tubuh sehingga

makanan sehari-hari yang kekurangan karbohidrat dan lemak tidak

menimbulkan hal yang serius selama masih ada persediaan dalam tubuh. Hal

ini berlainan dengan protein. Karena zat ini tidak dapat disimpan dalam

tubuh, maka seseorang yang kekurangan protein dalam jangka waktu lama

akan menderita suatu penyakit. Seseorang yang mengidap penyakit busung

lapar bukan karena ia kekeurangan karbohidrat, melainkan karena kekurangan

protein (Isnaeni, 2006).

1. Penyerapan Sari Makanan

Agar dapat digunakan oleh sel, hasil pencernaan seperti asam

amino, monosakarida, asam lemak bebas dan gliserol harus diserap.

Pengetahuan mengenai proses penyerapan sari makanan lebih banyak

diperoleh dari hasil studi pada vertebrata (hewan tingkat tinggi). Pada

vertebrata, penyerapan sari makanan terutama berlangsung dalam usus

halus, kemudian menembus vili usus dan masuk ker pembukuh darah atau

pembuluh limfe (Isnaeni, 2006).

Sari makanan yang masuk ke pembuluh darah akan eredar melalui

vena mesenterika dan vena porta, kemudian ke hati. Apabila zat yang

diserap masuk ke pembuluh limfe , zat tersebut akan masuk ke duktus

torasikus dan kemudian ke system venosus di dekat jantung yaitu pada

pembuluh subklavia kiri. Penyerapan sari makanan dari saluran

gastrointestinal terjadi dengan cara transfer pasif (difusi dan osmosis) atau

dengan difusi dipermudah transport pasif berlangsung menurut gradient

konsentrasi. Agar dapat terjadi transfor pasif , konsentrasi zat di lumen

usus harus lebih tinggi daripada di dalam sel penyerap (sel epitel usus).

Difusi dipermudah pada daasrnya sama seperti difusi biasa yaitu transport

dari zat dari daerah berkonsentrasi lebih tinggi ke daerah yang

berkonsentrasi lebih rendah (Isnaeni, 2006).

17

Page 18: FISIOLOGI HEWAN

2. Penyerapan Karbohidrat/Gula

Penyerapan gula (glukosa dan galaktosa) dari lumen usus terjadi

melalui difusi dipermudah atau transpor aktif sekunder, dengan bantuan

ion natrium. Dalam hal ini glukosa sebenarnya diserap dengan difusi

dipermudah, sedangkan transpor aktif diperlukan untuk memompa

natrium dari dalam ke luar sel epitel usus agar kondisi homeostatis tetap

terjaga. Fruktosa juga diserap dengan cara difusi dipermudah. Proses

penyerapan gula dari lumen usus ke epitel usus kemudian ke pembuluh

darah (Isnaeni, 2006).

3. Penyerapan Protein

Protein dapat diserap dan masuk ke dalam darah hanya dalam

bentuk asam amino sederhana dalam bentuk monopeptida, dipeptida dan

tripeptida. Pemasukan asam amino melintasi membrane sel epitel usus

berlangsung melalui mekanisme yang serupa dengan penyerapan glukosa

yaitu transport aktif sekunder atau difusi dipermudah. System transport

untuk penyerapan asam amino melibatkan pembentukkan kompleks

antara pengemban, asam amino spesifik dan ion natrium. Di dalam usus

halus, protein akan dihidrolisis menjadi monopeptida, dipeptida dan

tripeptida, yang selanjutnya akan diserap oleh sel epitel usus. Di dalam

sel epitel tersebut dipeptida dan tripeptida dihidrolisis lebih lanjut

menjadi molekul yang lebih sederhana, yang kemudian ditranspor

menuju kapiler darah, pada lapisan submukosa usus (Isnaeni, 2006).

4. Penyerapan Lipid

Lipid tidak pernah tecerna seluruhnya secara sempurna menjadi

gliserol dan asam lemak. Hasil pencernaan lipid merupakan campuran

menjadi gliserol dan asam lemak. Hasil pencernaan lipid merupakan

campuran trigliserida, digliserida dan monogliserida dan lain-lain. Semua

bentuk lipid tersebut dapat diserap oleh usus, tetapi molekul yang paling

mudah dan paling banyak diserap adalah monogliserida, gliserol dan

asam lemak. Dalam proses penyerapan tersebut, garam empedu berperan

penting untuk mengemulsikan lemak sehingga mempermudah terjadinya

kontak antara molekul lemak dnegan mikrofili, yakni dengan membentuk

18

Page 19: FISIOLOGI HEWAN

kompleks garam empedu lemak. Setelah terjadi kontak dengan mikrofili,

kompleks tersebut akan terpisah lagi dan garam empedu kembali ke

lumen usus sehingga dapat digunakan kembali untuk membawa molekul

lipid lainnya (Isnaeni, 2006).

Garam empedu akan mengubah hasil pencernaan lipid menjadi

butiran kecil yang lebih hidrofil. Butiran kecil tersebut akan menembus

membhran sel epitel mukosa usus pada jejunum. Pada bagian ini,

molekul asam lemak dan gliserol akan terpisah dan berdifusi melalui

membrane plasma (masuk ke dalam sel) dengan cara pinositisis. Asam

lemak rantai pendek akan berdifusi secara langsung ke pembuluh darah,

sedangkan asam lemak rantai panjang dan gliserol akan berkombinasi

dengan trigliserida (di reticulum endoplasma halus) (Isnaeni, 2006).

Hasil kombinasi tersebut kemudian dikemas ke dalam selubung

protein tipis, membentuk kumpulan molekul khusus yang disebut

kilomikron. Kilomikron akan masuk ke dalam pembuluh lacteal pada vili

usus. Pembuluh lacteal ialah pembuluh limfe yang dikhususkan untuk

mengangkut lemak dan merupakan struktur khas pada usus Burung dan

mamalia (Isnaeni, 2006).

F. Pengaruh Hormon pada Sistem Pencernaan

Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut.

Selama pengunyahan, geligi dalam berbagai ragam bentuk akan memotong,

melumat dan menggerus makanan yang membuat makanan tersebut lebih

mudah ditelan dan meningkatkan luas permukaannya. Lidah akan

mengecapkan makanan, memanipulasinya selama pengunyahan, dan

membantu membentuk makanan menjadi sebuah bola yang disebut bolus.

Selama penelanan, lidah akan mendorong bolus ke bagian belakang rongga

mulut dan akhirnya ke dalam faring (Fried dan George, 2005).

Ketika kita menelan, bagian atas batang tenggorokan akan bergerak ke

atas sehingga lubang pembukaannya, glotis, tertutup oleh penutup dari tulang

rawan, yaitu epiglotis. Penutupan lubang batang tenggorokan akan melindungi

sistem respirasi terhadap masuknya makanan atau cairan selama penelanan.

19

Page 20: FISIOLOGI HEWAN

Mekanisme penelanan secara normal akan menjamin bahwa bolus akan

dipandu ke dalam jalan masuk esofagus. Esofagus mengalirkan makanan dari

faring turun ke lambung. Peristalsis akan mendorong bolus sepanjang

esofagus yang sempit. Amilase ludah terus menghidrolisis pati dan glikogen

sementara bolus makanan lewat melalui esophagus (Fried dan George, 2005).

Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik

yang lembut dan beriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave)

terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan

mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya

menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi

di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di

fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung.

Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut. Selama

pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat

dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pylorus (Fried dan

George, 2005).

Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat

makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil

kandungan lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua

makanan ditekan kembali ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus

dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau

belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada

hampir semua pencampuran yang terjadi di perut (Fried dan George, 2005).

Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung

memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan

dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki

peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat

bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke

dalam usus halus untuk mencerna lemak. Lambung juga mensekresikan renin

yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk

memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu

dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin

20

Page 21: FISIOLOGI HEWAN

tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa (Fried dan George,

2005).

Peregangan serta adanya jenis makanan tertentu dalam lambung

menimbulkan dikeluarkannya hormon gastrin dari bagian mukosa antrum.

Hormon ini mempunyai efek yang kuat menyebabkan sekresi getah lambung

yang sangat asam oleh bagian fundus lambung. Akan tetapi, gastrin juga

mempunyai efek perangsangan yang kuat pada fungsi motorik lambung. Yang

paling penting, gastrin meningkatkan aktivitas pompa pilorus sedangkan pada

saat yang sama melepaskan pilorus itu sendiri. Jadi, gastrin kuat pengaruhnya

dalam mempermudah pengosongan lambung (Fried dan George, 2005).

Gastrin mempunyai efek konstriktor pada ujung bawah esofagus untuk

mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus selama peningkatan aktivitas

lambung. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari

(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan

masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa

dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal

kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Sekretin dikeluarkan

dan usus halus terutama sebagai respons terhadap HCl dalam makanan

(kimus) yang masuk ke dalam usus halus dari lambung (Fried dan George,

2005).

Sekretin merangsang sekresi usus serta pengeluaran bikarbonat oleh

pankreas, untuk menetralkan asam. Hal ini penting karena enzim-enzim yang

diperlukan untuk pencernaan di usus halus tidak dapat bekerja dalam

lingkungan asam. Cholecystokinin (CCK) dilepaskan dari usus halus terutama

sebagai respons terhadap lemak. CCK menyebabkan sekresi usus, kontraksi

kandung empedu, dan pengeluaran empedu. Empedu penting untuk

pencernaan lemak. Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan

empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui

lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari

proses pencernaan dan penyerapan (Fried dan George, 2005).

Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan

cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.

21

Page 22: FISIOLOGI HEWAN

Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya

memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih

kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan

dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa

dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan

ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat

gizi lainnya. Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang

mencerna protein, gula dan lemak. Kepadatan dari isi usus berubah secara

bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus (Fried dan George,

2005).

Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk

melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi

usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim

pankreatik. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan

elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan,

tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri

yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan

membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi

membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi

normal dari usus (Fried dan George, 2005).

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar

(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong

karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.

Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul

keinginan untuk buang air besar. Anus merupakan lubang di ujung saluran

pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk

dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin

berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup (Fried dan George,

2005).

1. Gastrin

Gastirn diproduksi di dinding lambung. Distimulus untuk produksi

makanan dalam lambung. Pengaruh hormon ini dalam mengatur

22

Page 23: FISIOLOGI HEWAN

pencernaan sebagai perangsang sekresi terus-menerus getah lambung

(Fried dan George, 2005).

2. Enterogastron (Sekretin)

Sekretin distimulus untuk produksi bubur makanan (chime) asam

dalam duodenum. Pengaruh hormon ini dalam proses pencernaan yaitu

merangsang pankreas untuk mengeluarkan bikarbonat, yang menetralkan

bubur makanan (chime) asam dalam duodenum (Fried dan George, 2005).

3. Cholecystokinin (CCK)

Cholecystokinin (CCK) diproduksi di dinding duodenum. Distimulus

untuk produksi asam amino atau asam lemak dalam chime. Pengaruhnya

untuk merangsang pancreas mengeluarkan enzim pancreas ke dalam usus

halus, merangsang kantung empedu untuk berkontraksi, yang

mengeluarkan empedu ke dalam usus halus (Fried dan George, 2005).

4. Enterogastron Lain

Tempat produksi dinding duodenum. Distimulus untuk produksi

chime dalam duodenum. Pengaruhnya menghambat peristalsis

(memperlambat masuknya makanan dalam usus halus) (Fried dan George,

2005).

23

Page 24: FISIOLOGI HEWAN

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang

kompleks menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel.

Ditinjau dari tempat berlangsungnya, pencernaan makanan dapat terjadi di

dalam sel (intraseluler) maupun di luar sel (ekstraseluler). Organ-organ yang

terlibat dalam sistem pencernaan makanan meliputi mulut, farig (tekak),

Kerongkongan atau esofagus, lambung, usus halus, dan usus besar. Adapun

beberapa hormone yang terlibat di dalam proses pencernaan manusia yaitu

gastrin, enterogastron (sekretin), cholecystokinin (cck) dan enterogastron lain.

24