FENOTIPE AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN ALAS, ALAS BARAT, DAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA PUBLIKASI ILMIAH Diserahkan Guna Memenuhi Sebagai Syarat yang Diperlukan untuk Mendepatkan Derajat Sarjana Peternakan pada Progam Studi Peternakan PROGRAM STUDI PETERNAKAN OLEH : KHAERUDDINSYAH B1D014134 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2018
18
Embed
FENOTIPE AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN ALAS, ALAS BARAT, … Fenotipe Ayam Kampung di... · PUBLIKASI ILMIAH OLEH : KHAERUDDINSYAH B1D014134 Diserahkan Guna Memenuhi Sebagai Syarat yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FENOTIPE AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN ALAS, ALAS BARAT,
DAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA
PUBLIKASI ILMIAH
Diserahkan Guna Memenuhi Sebagai Syarat yang Diperlukan
untuk Mendepatkan Derajat Sarjana Peternakan
pada Progam Studi Peternakan
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
OLEH :
KHAERUDDINSYAH
B1D014134
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
FENOTIPE AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN ALAS, ALAS BARAT,
DAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA
PUBLIKASI ILMIAH
OLEH :
KHAERUDDINSYAH
B1D014134
Diserahkan Guna Memenuhi Sebagai Syarat yang Diperlukan
untuk Mendepatkan Derajat Sarjana Peternakan
pada Progam Studi Peternakan
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
Menyetujui
Pembimbing Utama
Ir. Lestari, MP
NIP. 19580618 198403 2001
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
FENOTIPE AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN ALAS, ALAS BARAT,
DAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA
INTISARI
Khaeruddinsyah/B1D 014 134/Fakultas
Peternakan Universitas Mataram
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenotipe ayam kampung
meliputi sifat kualitatif dan kuantitatif di tiga kecamatan yaitu Alas, Alas Barat,
dan Utan Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Maret
sampai April 2018. Materi yang digunakan adalah ayam kampung dewasa
sebanyak 270 ekor dengan jantan 135 ekor dan betina 135 ekor. Pengambilan
sampel dilakukan secara Random Sampling.Variabel yang diamati yaitu sifat
kualitatif meliputi warna bulu, warna shank, warna kulit, warna cuping dan bentuk
jengger. Sifat kuantitatif meliputi panjang shank, panjang tibia, panjang femur,
jarak antar tulang pubis, jarak tulang pubis dengan tulang dada, tinggi jengger,
bobot badan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan ayam jantan di tiga kecamatan sebagian besar memiliki jengger
mawar (45,19 persen), tetapi tidak ditemukan jengger walnut. Ayam betina
berjengger walnut 51,11 persen dan paling sedikit tipe mawar (8,15 persen).
Warna bulu pada jantan didominasi columbian 47,41 persen, warna abu-abu tidak
ditemukan. Ayam betina sebagian besar warna bulu hitam 31,11 persen, tetapi
warna bulu columbian tidak ditemukan. Warna shank yaitu kuning pada jantan
57,78 persen maupun betina 50,37 persen. Warna kulit didominasi warna putih
pada jantan 96,30 persen dan betina 91,85. Warna cuping telinga yaitu warna
merah dan putih, warna merah pada jantan 91,85 persen dan betina 92,59 persen.
Tinggi jengger jantan 25,88±9,57 mm dan betina 14,24±4,96 mm. Panjang tibia
jantan 101,95±12,18 mm dan betina 88,45±10,21 mm. Panjang femur 95,53±8,43
mm pada jantan dan 90,21±10,08 mm pada betina. Bobot badan jantan yaitu
2.156±228 g dan betina 1.715±233 g. Jarak antara tulang pubis 39,49±7,65 mm.
Jarak tulang pubis dan ujung tulang dengan 52,92±13,61 mm.
Kata Kunci : Fenotipe, Ayam Kampung, Sifat Kualitatif, Sifat Kuantitatif.
THE PHENOTYPE OF KAMPONG CHICKEN IN ALAS, WEST ALAS,
AND UTAN DISTRICT OF SUMBAWA REGENCY
ABSTRACT
Khaeruddinsyah/B1D 014 134/Faculty of
Animal Husbandry Mataram University
The research to know the phenotype of kampong chicken in Alas, West
Alas, and Utan Districts of Sumbawa Regency using 135 cockerels and 135 hen
was carried out from March to April 2018. The chiken samples were taken
randomly. The variables observed were qualitative as well as quantitive
characters. The qualitative characters were the color of feather, shank, skin, ear
lobe, and comb type. The quantitative characters were body weight, femur length,
the distance between pubic bones, the distance between the pubib bone and the
breastbone, as well as comb height. The result showed that in rooster most of
comb type in the three districts was rose (45.19%), no walnut type was found,
while the comb type in female mostly was walnut (51,11%), the rose type was
only 8.15%. The feather color of rooster mostly was columbian (47.41%), whilw
the female feather color mostly was black. Both rooster and hen shank color
mostly was yellow (57.78 %and 50,37%). White color was dominated skin color
both in rooster and hen (96.30% and 91,85%). There were two color of ear lobe,
red and white. Red color was dominant both in rooster and hen (91.85% and
92.59%). The body weight of the rooster was 2.156+228 g, and 1.715+233 g for
the hen. The femur length was 95.53+8.43 mm for the rooster and
90.21+10.08mm for the hen. The shank length was 101.95+12.18 mm for the
rooster and 88.45+10.21 mm for the hen. The comb height was 25.88+9.57 mm
for rooster, and 14.24+4.96 mm for the hen. In female kampong chiken the
distance between pubic bones was 39.49+7.65, while the distance between pubic
bone and breast bone was 52.92+13.61 mm.
Key Words: Phenotype, Qualitative, Quantitative, kampong chicken.
1
PENDAHULUAN
Ayam kampung merupakan salah satu sumber kekayaan genetik ternak
lokal ada di Indonesia. Ayam kampung mudah dipelihara ayam kampung,
mempunyai daya tahan tubuh tinggi terhadap penyakit, tetapi memiliki
produktivitas rendah.
Rendahnya pertumbuhan ayam kampung disebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah faktor genetik. Genetik ayam kampung sangat
beragam yang diekspresikan sebagai keragaman sifat kualitatif dan kuantitatif.
Cara mengetahui keragaman sifat-sifat genetik tersebut, diawali dengan
identifikasi secara individual kemudian dicari frekuensi dari sifat-sifat genetik
tersebut.
Sifat kualitatif ayam kampung meliputi warna bulu, bentuk jengger dan
warna kulit kaki / shank, sedangkan sifat kuantitatif meliputi panjang
tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, tinggi jengger, jarak tulang pubis,
bobot badan dan lain-lain (Nishida dkk., 1982). Kabupaten Sumbawa merupakan
salah satu daerah dari sepuluh kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB), terdiri dari 24 kecamatan. Keadaan daerah Sumbawa
bervariasi yaitu daerah pantai, gunung, hutan dan lain-lain (Putra, 2012).
Populasi ayam kampung menyebar secara merata dengan penyebaran
jumlah populasi yang berbeda-beda di tiap kecamatan. Sistem pemeliharaan yang
digunakan masyarakat bervariasi, Salah satu sistem pemeliharaan yaittu semi
intensif (Anonim, 2012). Hal ini menyebabkan keragaman fenotipe maupun
genotipe karena tidak dilakukan pengaturan pemeliharaan, untuk seleksi
perkawinan (Sartika dkk, 2006).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenotipe ayam kampung yang
dilakukan di Kecamatan Alas (mewaliki daerah gunung), Alas Barat (mewakili
daerah kaki gunung) dan Utan (meawakili daerah pantai) Kabupaten Sumbawa
yang terdiri atas sifat-sifat kualitatif dan kuantitatif.
2
MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Maret sampai April 2018 di
Kabupaten Sumbawa. Pemilihan kecamatan dilakukan secara purposive sampling,
yaitu daerah gunung diwakili Kecamatan Alas, daerah hutan diwakili Kecamatan
Alas Barat, dan daerah pantai diwakili Kecamatan Utan. Pengambilan Sampel
dilakukan secara acak. Setiap kecamatan diambil 45 ekor ayam jantan dan 45 ekor
ayam betina dewasa, sehingga total sampel sebanyak 270 ekor. Data sifat
kualitatif di hitung persentasenya menggunakan rumus (Supranto, 1990) :
P = ∑ 𝐗𝐢
𝒏x100%
Keterangan :
P = Persentase
Ʃ = Jumlah individu
xi = Nilai pengamatan ke-i
n = Jumlah sampel
Data Kuantitatif yang diperoleh ditabulasikan berdasarkan variable yang
diukur, kemudian dianalisis menggunakan analisis sederhana dengan menghitung
rataan dan simpangan baku (standar deviasi). Perhitungan rataan dilakukan
dengan rumus (Supranto, 1990) :
�̅� =∑ Xi
𝑛
𝑠 = √∑(𝑥𝑖−�̅�)2
𝑛−1
Keterangan :
�̅� = Nilai rata-rata pengamatan atau rata-rata sampel
∑ = Penjumlahan
xi = Nilai pengamatan ke-i
n = Jumlah sampel
S = Standar deviasi
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Wilayah Penelitian
Kondisi Kabupaten Sumbawa merupakan daerah pegunungan, hutan dan
pantai. Pekerjaan masyarakat di Kabupaten Sumbawa sebagian besar sebagai
petani. Beternak merupakan usaha sampingan masyarakat, salah satu ternak yang
dipelihara oleh masyarakat adalah ayam kampung.
Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung
Jumlah ayam yang dipelihara untuk setiap peternak berkisar antara 10-50
ekor denan tingkat pendidikan peternakan berkisar antara Sekolah Dasar (SD)
hingga Sarjana. Manajemen pemeliharaan ayam kampung yang dilakukan oleh
masyarakat masih sederhana. Kandang ayam masih dibuat seadanya di belakang
atau samping dan di kolong-kolong rumah masyarakat. Kandang hanya digunakan
pada malam hari, sedangkan pada siang hari ayam kampung dibiarkan lepas
begitu saja. Jenis pakan yang diberikan yaitu dedak yang dicampur nasi sisa
dengan jumlah pemberian yang tidak menentu. Pakan diberikan rata-rata tiga kali
sehari yaitu pagi, siang dan sore.
Fenotipe Ayam Kampung
Fenotip ayam kampung terdiri dari sifat kualitatif dan kuantitatif
Sifat Kualitatif
Sifat kualitatif adalah sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan
dan dikelompokkan secara tegas. Sifat kualitatif meliputi : bentuk jengger, warna
bulu, warna shank, warna kulit dan warna cuping telinga.
Bentuk Jengger
Bentuk jengger di tiga kecamatan terlihat pada ayam kampung jantan
didominasi jengger mawar 45,19 persen dan betina berjengger walnut 51,11
persen dari hasil pengamatan bentuk jengger ayam kampung di Kabupaten
Sumbawa seperti pada table 1.
4
Tabel 1. Bentuk jengger ayam kampung jantan dan betina di Kecamatan Alas,
Alas Barat dan Utan Kabupaten Sumbawa
Bentuk
Jengger
Kecamatan
Alas Alas Barat Utan Rata-Rata
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
Mawar 21
(46,67)
4
(8,89)
24
(53,33)
3
(6,67)
16
(35,56)
4
(8,89)
20
(45,19)
4
(8,15)
Tunggal 14
(31,11)
5
(11,11)
12
(26,67)
9
(20,00)
18
(40,00)
7
(15,56)
15
(32,59)
7
(15,56)
Pea 10
(22,22)
12
(26,67)
9
(20,00)
14
(31,11)
11
(24,44)
8
(17,78)
10
(22,22)
11
(25,19)
Walnut 0
(0,00)
24
(53,33)
0
(0,00)
19
(42,22)
0
(0,00)
26
(57,78)
0
(0,00)
23
(51,11)
Menurut Tarigan (2010) ciri khas ayam hutan merah (Gallus gallus) yang
merupakan moyang sebagian ayam piara yang ada sekarang mempunyai bentuk
jengger tunggal. Perbedaan bentuk jengger disebabkan karena terjadi perkawinan
silang antara berbagai macam jenis ayam kampung, sehingga berinteraksi atau
saling mempengaruhi antara gen-gen yang dimiliki (Mulyono et al., 2009),
Bentuk jengger tunggal disebabkan karena adanya pengaruh genotipe heterzigot
resesif rrpp ,sehingga mudah terpengaruh dan berubah bentuk/tipe. Menurut
Suryo (2012), ayam berjengger walnut merupakan hasil persilangan ayam
berjengger mawar (Rp) dengan ayam berjengger pea (rP). Ayam berjengger
mawar merupakan hasil persilangan dari bentuk pea (rP) dengan bentuk jengger
tunggal (rp)..
Warna Bulu
Hasil pengamatan terhadap warna bulu ayam kampung di Kecamatan Alas,
Alas Barat dan Utan Kabupaten Sumbawa disajikan pada table 2.
5
Tabel 2. Warna bulu ayam kampung jantan dan betina di Kecamatan Alas, Alas
Barat dan Utan Kabupaten Sumbawa
Bentuk
Jengger
Kecamatan
Alas Alas Barat Utan Rata-Rata
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
Columbian 16
(35,56)
0
(0,00)
23
(51,11)
0
(0,00)
25
(55,56)
0
(0,00)
21
(47,41)
0
(0,00)
Emas 5
(11,11)
3
(6,67)
4
(8,89)
5
(11,11)
3
(6,67)
7
(15,56)
4
(8,89)
5
(11,11)
Burik 10
(22,22)
12
(26,67)
7
(15,56)
8
(17,78)
10
(22,22)
9
(20,00)
9
(20,00)
10
(21,48)
Liar 4
(8,89)
5
(11,11)
3
(6,67)
5
(11,11)
1
(2,22)
6
(13,33)
3
(5,93)
5
(11,85)
Hitam 2
(4,44)
12
(26,67)
2
(4,44)
16
(35,56)
4
(8,89)
14
(31,11)
3
(5,93)
14
(31,11)
Putih 8
(17,78)
9
(20,00)
5
(11,11)
9
(20,00)
2
(4,44)
8
(17,78)
5
(11,11)
9
(19,26)
Abu-Abu 0
(0,00)
4
(8,89)
1
(2,22)
2
(4,44)
0
(0,00)
1
(2,22)
0
(0,74)
2
(5,19)
Tabel 2 menunjukkan, warna bulu ayam kampung di ketiga kecamatan didominasi
warna bulu columbian 47,41 persen pada jantan dan pada betina warna bulu hitam
31,11 persen
Warna bulu ayam kampung hasil penelitian ini bervariasi. Amlia (2016)
menyatakan warna bulu ayam kampung sangat bervariasi. Menurut Tantu (2007)
bahwa ayam kampung didefinisikan sebagai ayam yang tidak mempunyai ciri-ciri
khas, dengan kata lain penampilan fenotipenya masih sangat beragam.
Keragaman warna bulu ayam kampung terjadi karena percampuran antara
gen-gen ayam hutan merah, ayam hutan abu-abu, ayam hutan Sri Langka, dan
ayam hutan hijau, sehingga memberikan variasi warna yang beragam (Rasyaf,
2011).
Warna Shank
Hasil pengamatan terhadap sifat kualitatif warna shank ayam kampung di
ketiga kecamatan pada Kabupaten Sumbawa banyak dijumpai pada ayam
kampung jantan 57,78 persen dan betina 50,37 persen seperti yang disajikan pada
table 3.
6
Tabel 3. Warna shank ayam kampung jantan dan betina di Kecamatan Alas, Alas
Barat dan Utan Kabupaten Sumbawa
Warna
Shank
Kecamatan
Alas Alas Barat Utan Rata-Rata
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
Kuning 22
(48,89)
23
(51,11)
30
(66,67)
25
(55,56)
26
(57,78)
20
(44,44)
25
(57,78)
22
(50,37)
Hitam 8
(17,78)
10
(22,22)
6
13,33)
7
(15,56)
8
(17,78)
13
(28,89)
7
(16,30)
10
(22,22)
Putih 15
(26,67)
12
(33,33)
9
(20,00)
13
(28,89)
11
(24,44)
12
(26,67)
11
(23,70)
13
(29,63)
Menurut Scanes et al. (2003) beberapa warna shank berbeda ditemukan
pada ayam karena kombinasi pigmen yang berbeda di lapisan atas dan bawah
kulit. Rusdin (2007) menyatakan warna shank merupakan penampilan dari adanya
beberapa pigmen tertentu yang terdapat pada dermis dan epidermis. Karakteristik
warna kuning disebabkan adanya pigmen lipokrom pada lapisan epidermis.
Warna Kulit
Hasil penelitian sifat kualitatif terhadap warna kulit di Kecamatan Alas,
Alas Barat, dan Utan Kabupaten Sumbawa seperti disajikan pada table 4.
Tabel 4. Warna kulit ayam kampung jantan dan betina di Kecamatan Alas, Alas
Barat dan Utan Kabupaten Sumbawa
Warna
Kulit
Kecamatan
Alas Alas Barat Utan Rata-Rata
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
Kuning 3
(6,67)
6
(13,33)
0
(0,00)
1
(2,22)
2
(4,44)
4
(8,89)
2
(3,70)
4
(8,15)
Putih 42
(93,33)
39
(86,67)
45
(100,00)
44
(97,78)
43
(95,56)
41
(91,11)
43
(96,30)
41
(91,85)
Pada ayam jantan maupun betina banyak dijumpai Warna kulit putih
sebanyak 96,30 persen dan 91,85 persen.
7
Warna putih pada kulit diturunkan oleh tetua dari kelas Inggis, Amerika,
dan Asia seperti Cornish, Plymouth Rock, Wyandotte, Rhode Island Red,
Hampshire, Brahma, Langshan, dan Chochin China merupakan ayam-ayam yang
memiliki ciri-ciri kulit putih (Suprijatna, 2005).
Warna kulit kuning merupakan turunan dari tetuanya yaitu ayam kampung
berleher gundul (Lestari dkk., 2013). Warna kulit kuning disebabkan kelebihan
zat besi (Fe) penyusun Hemoglobin (Hb) yang diturunkan pada anaknya
(Purniawati, 2014). Terdapatnya zat besi (Fe) dalam jumlah berlebihan akan
disimpan dalam bentuk feritin pada hati. Feritin menyebabkan warna kuning pada
seluruh tubuh.
Warna Cuping Telinga
Hasil Pengamatan sifat kualitatif pada warna cuping seperti disajikan pada
table 5.
Tabel 5. Warna cuping telinga ayam kampung jantan di Kecamatan Alas, Alas
Barat dan Utan Kabupaten Sumbawa
Warna
Cuping
Kecamatan
Alas Alas Barat Utan Rata-Rata
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
♂(ekor) (%)
♀(ekor) (%)
Merah 41
(91,11)
38
(84,44)
43
(95,56)
45
(100)
40
(88,89)
42
(93,33)
41
(91,85)
42
(92,59)
Putih 4
(8,89)
7
(15,56)
2
(4,44)
0
(0,00)
5
(11,11)
3
(6,67)
4
(8,15)
3
(7,41)
Rata-rata persentase warna cuping telinga ayam kampung jantan
didominasi oleh warna cuping merah 91,85 persen dan betina 92,59 persen.
Menurut Rusdin (2007) bangsa-bangsa ayam Mediteranean bercuping
telinga putih. Sedikitnya ayam kampung yang bercuping telinga putih karena
nenek moyang ayam Mediteranean sudah punah dan sekarang menjadi ayam
kelas Asia (Tarigan, 2010).
Menurut Crawford (1990), bahwa sebagian besar breed ayam mempunyai
cuping telinga berwarna merah, tetapi breed dari kelas mediteranean (Leghorn,
Minorca, dan Spanish) mempunyai cuping berwarna putih.
8
Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif meliputi pengukuran beberapa variabel pada tubuh ternak
yaitu pengukuran pada tinggi jengger, panjang tulang shank, tibia, femur, bobot
badan, jarak antar tulang pubis, dan jarak antara ujung tulang pubis dengan ujung
tulang dada.
Tabel 11. Rata-rata sifat kuantitatif ayam kampung jantan dan betina di
Kecamatan Alas, Alas Barat dan Utan Kabupaten Sumbawa
Kecamatan Variabel Rata-Rata SD KK(%)
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
Alas TJ (mm) 26,49 13,23 10,71 5,12 40,43 38,70
PS (mm) 90,69 82,65 8,42 10,67 9,28 12,91
PT (mm) 106,29 94,79 15,58 9,02 14,66 9,52
PF (mm) 96,08 93,31 7,95 8,60 8,27 9,22
BB (g) 2.239 1.718 265 210 11,84 12,22
JP (mm) 0 43,90 0 7,44 0 16,95
JPD (mm) 0 57,53 0 13,68 0 23,78
Alas Barat TJ (mm) 24,07 15,35 8,33 4,80 34,61 31,27