Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pantai adalah kawasan yang secara topografi merupakan dataran rendah dan secara morfologi berupa dataran pantai. Secara geologi, batuan penyusun dataran umumnya berupa endapan aluvial yang terdiri dari lempung, pasir, dan kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan di bagian hulu sungai. Umumnya batuan di dataran bersifat kurang kompak sehingga potensi air tanahnya cukup baik. Akuifer di dataran pantai yang baik umumnya berupa akuifer tertekan, tetapi akuifer bebas pun dapat menjadi sumber air tanah yang baik terutama pada daerah - daerah pematang pantai. Permasalahan pokok pada kawasan pantai adalah keberagaman sistem akuifer, posisi, dan penyebaran penyusupan atau intrusi air laut secara alami maupun secara buatan yang diakibatkan adanya kegiatan pengambilan air tanah untuk kebutuhan domestik, nelayan, dan industri secara besar-besaran. 1
29

fenomena intrusi air laut

Aug 13, 2015

Download

Documents

akibat pelepasan karbon oleh laut
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: fenomena intrusi air laut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan pantai adalah kawasan yang secara topografi merupakan dataran

rendah dan secara morfologi berupa dataran pantai. Secara geologi, batuan

penyusun dataran umumnya berupa endapan aluvial yang terdiri dari lempung,

pasir, dan kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan di bagian hulu sungai.

Umumnya batuan di dataran bersifat kurang kompak sehingga potensi air

tanahnya cukup baik. Akuifer di dataran pantai yang baik umumnya berupa

akuifer tertekan, tetapi akuifer bebas pun dapat menjadi sumber air tanah yang

baik terutama pada daerah - daerah pematang pantai. Permasalahan pokok pada

kawasan pantai adalah keberagaman sistem akuifer, posisi, dan penyebaran

penyusupan atau intrusi air laut secara alami maupun secara buatan yang

diakibatkan adanya kegiatan pengambilan air tanah untuk kebutuhan domestik,

nelayan, dan industri secara besar-besaran.

Gambar 1.1 Penampang Melintang Pertemuan Air tanah dan Air Laut

Penyebaran intrusi air laut pada berbagai kedalaman di sekitar kawasan

pantai kota Semarang adalah sebagai berikut :

1

Page 2: fenomena intrusi air laut

1. Pada kedalaman tanah 5-17.5 m, air tanah asin sudah mencapai

Simpang Lima Semarang (Pusat Kota Semarang), sedangkan air tanah

payau sudah mencapai wilayah Kecamatan Semarang Selatan.

2. Pada kedalaman tanah 50-75 m, air tanah asin mencapai sebagian

wilayah Kecamatan Semarang Barat, dan air tanah payau mencapai

sebagian besar wilayah Kecamatan Semarang Barat dan Semarang

Tengah.

3. Pada kedalaman tanah 100-125 m, air tanah asin mencapai Kecamatan

Tugu, Semarang Utara, Semarang Timur, dan Genuk. Sedangkan air

tanah payau mencapai sebagian wilayah Kecamatan Semarang Barat.

Kondisi hidrogeologi di kawasan tersebut perlu diketahui dengan baik,

terutama perbandingan antara kondisi alami dan kondisi setelah ada pengaruh

eksploitasi. Eksploitasi air tanah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan

dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu sendiri. Pengembangan sumber

air tanah harus berdasar pada konsep pengawetan, yaitu memanfaatkan air tanah

secara optimal, mencegah pemborosan dengan menjaga skala prioritas pemakaian

dan menjaga kelestarian alam. Padahal keberadaan air merupakan komponen yang

sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Dengan demikian, dapat dipastikan

bahwa sekarang ini penyusupan atau intrusi air laut di daerah Semarang sudah

sangat meningkat dan sudah mencapai kondisi kritis, sehingga membutuhkan

penanganan yang lebih intensif.

Pengambilan Air Tanah

Hasil Penelitian Sihwanto dan Sukrisno Tahun (2002) Jumlah penduduk di

daerah cekungan air tanah Semarang (CAS) pada tahun 2002 + sebanyak

3.802.779 jiwa, dengan perkiraan kebutuhan air bersih +131.768.333 m3/tahun,

namun baru sekitar 61.848.969,14 m3/tahun (46,9%) dipasok oleh PDAM.

Sehingga sebagian kebutuan Industri di daerah CAS masih memanfaatkan air

tanah dengan cara membuat sumur bor. Seiring meningkatnya jumlah penduduk

dan pertumbuhan ekonomi di daerah Semarang pengambilan air tanah cenderung

meningkat, sebagai gambaran pada tahun 1900 tercatat jumlah pengambilan air

tanah sekitar 427.050 m3/tahun yang disadap dari 16 sumur bor. Pada tahun 1982

2

Page 3: fenomena intrusi air laut

telah meningkat tajam mencapai 13.672.900 m3/tahun disadap dari 127 sumur

bor. Kemudian pada tahun 1990 menjadi 22.473.050 m3/tahun disedot dari 260

sumur bor dan pada tahun 1999 tercatat jumlah pengambilan air tanah di daerah

CAS telah mengalami penigkatan sebesar 292,4 %.

Perubaaan Kondisi Air Tanah

Perkembangan pengambilan air tanah yang pesat di daerah CAS ini telah

menunjukkan terjadinya perubahaan kondisi dan lingkungan airtanah, sebagai

pencerminan terjadinya kerusakan tata air tanah di daerah CAS. Bukti–bukti yang

menunjukkan adanya perubahaan tersebut diantaranya:

Penurunan jumlah air tanah pada sistem akuifer tekanan di daerah pantai

Semarang, yang ditunjukkan oleh adanya penurunan muka airtanah yang

mencapai lebih dari 25 m apabila di hitung dari kondisi awal, dan kini

kedudukannya kini sudah berada di bawah muka laut, bahkan kini telah dijumpai

adanya kerucut penurunan muka airtanah pada kedudukan 20 m di bawah muka

laut. Penurunan mutu air tanah pada sistem akuifer tertekan di daearah dataran

pantai Semarang, yang ditunjukan oleh semakin meluasnya sebaran zona airtanah

payau/asin di daerah dataran pantai Semarang, serta meningkatnya kadar

kegaraman dan nilai daya hantar listrik air tanah pada beberapa sumur bor di

daerah tersebut.

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai pelabuhan utama di Jawa

Tengah mempunyai peranan penting bagi perekonomian sehingga tuntutan akan

jasa pelabuhan semakin meningkat. Peningkatan permintaan akan jasa pelabuhan

mendorong aktivitas pelabuhan semakin tinggi sehingga harus diimbangi dengan

pengelolaaan lingkungan di kawasan pelabuhan yang memadai. Selain aktivitas di

pelabuhan, lingkungan sekitar pelabuhan pun sebagai salah satu penyebab adanya

intrusi air laut karena amblesnya daratan di sekitar kawasan pelabuhan. Oleh

karena itu, karya ilmiah dengan judul Fenomena Intrusi air Laut di Sekitar

Pelabuhan tanjung Emas dapat memberikan informasi umum mengenai kondisi

Pelabuhan Tanjung Emas sekarang ini.

3

Page 4: fenomena intrusi air laut

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dikaji

dalam karya tulis ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi topografi dan geografi pelabuhan Tanjung Emas?

2. Bagaimana proses terjadinya intrusi air laut pada daerah sekitar pelabuhan

Tanjung Emas?

3. Apa saja dampak dari intrusi air laut pada daerah sekitar pelabuhan

Tanjung Emas?

4. Bagaimana solusi pencegahan dan penanggulangan intrusi air laut pada

daerah sekitar pelabuhan Tanjung Emas?

1.3 Tujuan

Tujuan karya ilmiah ini adalah :

1. Menjabarkan kondisi topografi dan geografi daerah pelabuhan Tanjung

Emas.

2. Menjabarkan proses terjadinya intrusi air laut terjadi pada daerah sekitar

pelabuhan Tanjung Emas.

3. Menguraikan dampak dari intrusi air laut pada daerah sekitar pelabuhan

Tanjung Emas.

4. Memberikan solusi pencegahan dan penanggulangan intrusi air laut pada

daerah sekitar pelabuhan Tanjung Emas.

1.4 Manfaat

Secara teoretis, gagasan penulisan ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan pengetahuan untuk lebih peduli terhadap lingkungan khususnya

dalam hal pengelolaan dan pemberdayaan lingkungan.

Secara praktis, manfaat gagasan tertulis ini dapat dirasakan bagi penduduk

di wilayah sekitar pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan pemerintah. Dengan

adanya pemaparan tentang intrusi air laut dan solusi mengenai permasalahan

tersebut, penduduk di sekitar maupun pemerintah lebih memahami secara spesifik

efeknya bagi kehidupan mereka. Dari sektor perekonomian, pemerintah lebih

4

Page 5: fenomena intrusi air laut

mengoptimalkan pelayanan dan perbaikan pelabuhan yang menjadi salah satu

sumber aset kota Semarang.

5

Page 6: fenomena intrusi air laut

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Topografi dan Geografi Kota Semarang

Secara geografis wilayah kawasan pantai Kota Semarang terletak pada

Bagian Utara dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Secara geografis

terletak pada 6o55’52,5” LS – 6o58’45” LS dan 110o17’18” BT – 110o29’25” BT.

Berada pada ketinggian 0 – 3 m dari permukaan. Kawasan pantai mempunyai luas

lahan 5.039,17 Ha, yang meliputi 6 kecamatan dan 17 kelurahan. Rincian

wilayah pantai seperti Tabel 2.1 dan Gambar 2.

Sebelah Utara berbatasan Laut Jawa, dengan panjang garis pantai 13,6

km. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Sebelah Timur

berbatasan dengan Kabupaten Demak. Sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Kendal.

Gambar 2.1 Wilayah Pantai Kota Semarang

6

Page 7: fenomena intrusi air laut

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Kelurahan Di Wilayah Pantai Tahun 1998.

No Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah ( Ha )

1. Semarang Barat (1) Tawangsari 209,20

(2) Tambakharjo 375,83

(3) Tanjung Mas 324.00

2. Semarang Utara (4) Bandarharjo 343,00

(5) Panggung Lor 123,47

(6) Terboyo Kulon 285,40

3. Genuk (7) Terboyo Wetan 127,50

(8) Trimulyo 295,90

(9) Mangkang

Kulon

399,82

(10) Mangunharjo 347,12

(11) Mangkang

Wetan

347,82

4. Tugu (12) Randugarut 475,49

(13) Karanganyar 223,70

(14) Tugurejo 796,84

(15) Jerakah 153,43

5 Semarang Timur (16) Kemijen 140,90

6. Gayam Sari (17) Tambakrejo 69,75

T o t a l 5.039,17

Sumber: Profil Wilayah Pantai Semarang Dan Laut Kota Semarang, Bappeda,

2000.

Secara topografi wilayah pantai Kota Semarang merupakan dataran rendah

dengan kemiringan 0 – 2%. Ada empat karateristik pantai yang dijumpai, yaitu:

(1) berelief rendah dengan garis pantai pasir pantai, (2) berelief rendah tersusun

endapan aluvium dan kombinasi paparan lumpur dan hutan bakau, (3) berelief

rendah tersusun oleh endapan aluvium dan berupa endapan lumpur, (4) kawasan

pelabuhan atau daerah rekreasi.

7

Page 8: fenomena intrusi air laut

2.2 Kondisi Lingkungan Pemukiman di Sekitar Pelabuhan Tanjung Emas

Meningkatnya pembangunan yang dicanangkan pemerintah kota

Semarang melalui pembangunan jangka panjang telah menimbulkan kendala yang

dapat mengurangi manfaat dari hasil-hasil pembangunan. Permasalahan yang

timbul akhir-akhir ini adalah adanya kerusakan lahan yang terjadi di beberapa

daerah aliran sungai dan penurunan muka tanah, khususnya Semarang bagian

bawah.

Perkembangan penduduk yang meningkat setiap tahun merupakan salah

satu kendala dalam permasalahan kerusakan lahan dan penurunan muka tanah.

Sejalan dengan pertambahan penduduk, terjadilah peningkatan kebutuhan hidup

baik secara kuantitas maupun kualitas. Di lain pihak ketersedian sumber daya

lahan dan pemukiman sangat terbatas. Kondisi yang saling bertentangan ini akan

meningkatkan tekanan penduduk atas sumber daya lahan, dimana pada suatu saat

tekanan pengunaan lahan akan melebihi daya dukung lahan. Selain itu PDAM

baru mampu memasok air bersih sebesar (46,9%) untuk kebutuhaan sehari-hari

dan industri, sehingga kekurangannya mengambil air tanah dengan cara membuat

sumur gali, sumur pasak, dan sumur bor.

Salah satu kawasan yang paling rawan terhadap masalah lingkungan

tersebut adalah Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Pada

kawasan ini tinggi genangan air pasang maksimal mencapai 0,60 m dan

amblesan/penurunan tanah antara 0,15 sampai 0,25 m per tahun. Konsekuensinya,

masyarakat yang tinggal di Kelurahan Tanjung Mas harus menanggung kerugian

fisik berupa kehilangan bangunan rumah total setelah jangka waktu 12 hingga 30

tahun dari masa awal pembangunan serta penyediaan perabot rumah tangga setiap

3 tahun sekali, dan juga kerugian sosial yang dialami penduduk dalam setiap kali

terjadi kenaikan muka air laut, serta implikasi yang ditimbulkan terhadap peran

kawasan pantai kecamatan Semarang Utara.

2.3 Intrusi Air Laut

Intrusi air laut adalah masuknya air laut kedalam pori - pori batuan dan

mencemari air tanah yang terkandung didalamnya. Intrusi air laut telah terjadi di

8

Page 9: fenomena intrusi air laut

beberapa tempat, terutama daerah pantai seperti Indonesia, Belanda (Ernest,

1969), Long Island, dan USA (Luscinzky dan Scwarzenski, 1966). Di berbagai

belahan dunia sudah terjadi intrusi air laut dan apabila fenomena tersebut sering

terjadi maka akan membuat kualitas air tanah semakin menurun setiap harinya.

Air laut akan tercermin dari harga daya hantar listrik, Na⁺ dan Cl¯ yang tinggi

dalam suatu sampel air.

Air laut memiliki berat jenis yang lebih besar daripada air tawar dan

akibatnya air laut akan mudah mendesak air tanah semakin masuk. Secara alamiah

air laut tidak dapat masuk jauh ke daratan sebab airtanah memiliki piezometric

yang menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuklah interface

sebagai batas antara airtanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan

keadaan kesetimbangan antara air laut dan air tanah.

Pada kondisi alami, air tanah akan mengalir secara terus menerus ke laut. 

Berat jenis air asin sedikit lebih besar daripada berat jenis air tawar, maka air laut

akan mendesak air tawar di dalam tanah lebih ke hulu. Tetapi karena tekanan

piezometric airtanah lebih tinggi daripada muka air laut, desakan tersebut dapat

dinetralisir dan aliran air yang terjadi adalah dari daratan kelautan. Sehingga

terjadi keseimbangan antara air laut dan air tanah dan tidak terjadi intrusi air laut. 

Intrusi air laut terjadi bila keseimbangan terganggu. Aktivitas yang menyebabkan

intrusi air laut diantaranya pemompaan yang berlebihan, karakteristik pantai dan

batuan penyusun, kekuatan air tanah terhadap laut, serta fluktuasi air tanah di

daerah pantai. Fenomena intrusi air laut semakin kompleks ketika pengambilan air

tanah dalam jumlah berlebihan. Bila intrusi sudah masuk pada sumur, maka

sumur akan menjadi asin sehingga tidak dapat lagi dipakai untuk keperluan sehari-

hari.

9

Page 10: fenomena intrusi air laut

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Pendekatan Penulisan

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif

kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini diharapkan

dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu

pada objek kajian.

3.2 Data Penulisan

Data dalam penulisan karya tulis ini hanya menggunakan data primer yang

diantarnya mencakup: 1) buku-buku yang relevan dengan topik penulisan, 2)

karya ilmiah, dan 3) artikel dari internet.

3.3 Prosedur Penyusunan Karya Tulis

Penyusunan karya tulis ini telah melalui langkah-langkah yang sistematis,

sehingga diperoleh hasil kajian yang lengkap dan terstruktur. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini yaitu: 1) menemukan dan

merumuskan masalah, 2) mencari dan menyeleksi sumber-sumber kepustakaan

yang relevan, 3) menganalisis data-data untuk menjawab permasalahan, 4)

merumuskan alternatif pemecahan masalah, 5) menarik simpulan dan

merekomendasikan saran, dan 6) menyusun karya tulis.

10

Page 11: fenomena intrusi air laut

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Kondisi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Kota Semarang adalah satu di antara kota-kota besar di Indonesia dan

menjadi ibukota Propinsi Jawa Tengah. Luas daerah administrasi 373,7 Km²,

terdiri dari 16 kecamatan dan 117 kelurahan, mempunyai letak geografis yang

strategis sebagai pusat pemerintahan. Peta administrasi Kota Semarang dapat di

lihat pada (Gambar 1.2).

Gambar 4.1. Peta adminstrasi kota Semarang

(Sumber:www.Semarang.go.id)

Dilihat dari kondisi topografis, Kota Semarang terdiri dari dua unit

morfologi, di bagian selatan (kota atas) terdiri dari perbukitan, merupakan kaki

gunung Ungaran yang terbentang dari timur ke barat, mulai dari Tanah Putih,

Tegal Sari, Siranda sampai Gajah Mungkur, sedangkan dataran aluvial pantai

terletak di bagian utara (kota bawah).

Kota di bagian utara (kota bawah) yang berbatasan dengan laut jawa

memiliki beberapa problem yang berkaitan dengan topografi. Problem-problem

lingkungan fiskal yang timbul di lingkungan pantai antara lain abrasi, sedimentasi,

genangan, intrusi air laut, pengendapan angin, erosi angin, pengaraman tanah dan

pencemaran air tanah (Sutikno, 1983)

11

Page 12: fenomena intrusi air laut

Diantara 16 kecamatan di Kota Semarang, Kecamatan Semarang Utara

merupakan daerah padat penduduk. Beberapa kelurahan selain letaknya di tepi

Pantai Utara Jawa juga merupakan muara Kali Semarang, kelurahan-kelurahan ini

sering dilanda banjir genangan. Tiga penyebab banjir genangan di wilayah ini,

yaitu (1) Kondisi Topografinya relatif datar (0 - 2%) apabila waktu hujan yang

cukup lama dengan intensitas yang tinggi maka tenggang waktu air hujan yang

mengalir ke laut cukup lama, sehingga terjadi banjir genangan, (2) Akibat

padatnya hunian dan kurang teraturnya saluran drainase menyebabkan aliran air

tidak lancar, (3) Lokasi dekat pantai dan letaknya di muara Kali Semarang, saat

terjadi pasang, air laut masuk melalui kali semarang dan kali baru terus mengalir

melalui saluran drainase ke pemukiman.

Kelurahan Tanjung Mas berada di wilayah Kecamatan Semarang Utara,

meliputi areal seluas 323,782 Ha terdiri dari 271,782 Ha lahan kering

(pekarangan/bangunan/emplase-men) dan 52 Ha lahan basah (tambak).Kawasan

Kelurahan Tanjung Mas mencakup dua wilayah lingkungan/kampung, yaitu

Lingkungan/ Kampung Tambak Lorok di bagian Utara dan Lingkungan/Kampung

Sido-dadi di bagian Selatan.

Kelurahan Tanjung Mas adalah salah satu kelurahan yang termasuk dalam

wilayah kecamatan Semarang Utara. Peran kawasan yang mempunyai aktifitas

cukup tinggi ini, karena mempunyai nilai akses yang tinggi, lokasinya yang

strategis, dekat dengan pusat kegiatan, pusat kota, dan pusat transportasi.

Dari hasil observasi lapangan pada beberapa area tampak lahan dan

bangunan yang kosong yang tidak dipakai lagi dan tergenang. Sebagian area

lainnya merupakan kawasan perumahan dan permukiman, industri, pegudangan,

dan pelabuhan laut. Jalan arteri primer pada kawasan ini terlihat masih dalam

proses penyelesaian.

Jalan arteri primer ini berfungsi sebagai jalan penghubung menuju atau

keluar dari pelabuhan laut yang dibangun untuk menjaga berlangsungannya

kegiatan transportasi. Pada tahun-tahun sebelumnya, ketika terjadi kenaikan muka

air laut, kegiatan bongkar muat kapal di pelabuhan dan distribusi barang dan

jasa terhenti. Jalan penghubung tidak dapat dilalui oleh kendaraan, karena

genangan air laut pasang yang terjadi secara rutin, sehingga pemerintah daerah

12

Page 13: fenomena intrusi air laut

Balai Pertemuan

Gambar 4.2: Situasi Wilayah Kelurahan Tanjung Mas

N

S

EW

Utara

S

T B

ataupun lembaga lain baik masyarakat perorangan maupun kelompok yang terkait

dengan kegiatan tersebut mengalami kerugian.

4.2 Proses Terjadinya Intrusi Air Laut

Intrusi air laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

• Aktivitas manusia

• Faktor batuan

• Karakteristik pantai

• Fluktuasi air tanah di daerah pantai

Aktivitas manusia terhadap lahan maupun sumber daya air tanpa

mempertimbangkan kelestarian alam tentunya dapat menimbulkan dampak

lingkungan. Bentuk aktivitas manusia yang berdampak pada sumber daya air

terutama intrusi air laut adalah pemompaan air tanah (pumping well) yang

berlebihan dan keberadaannya dekat dengan pantai.

Batuan penyusun akuifer pada suatu tempat berbeda dengan tempat yang

lain, apabila batuan penyusun berupa pasir akan menyebabkan air laut lebih

mudah masuk ke dalam air tanah. Kondisi ini diimbangi dengan kemudahan

13

Page 14: fenomena intrusi air laut

pengendalian intrusi air laut dengan banyak metode. Sifat yang sulit untuk

melepas air adalah lempung sehingga intrusi air laut yang telah terjadi akan sulit

untuk dikendalikan atau diatasi.

Pantai berbatu memiliki pori - pori antar batuan yang lebih besar dan

bervariatif sehingga mempermudah air laut masuk ke dalam air tanah.

Pengendalian air laut membutuhkan biaya yang besar sebab beberapa metode sulit

dilakukan pada pantai berbatu. Metode yang mungkin dilakukan hanya Injection

Well pada pesisir yang letaknya jauh dari pantai.

Pantai bergisik atau berpasir memiliki tekstur pasir yang sifatnya lebih

porus. Pengendalian intrusi air laut lebih mudah dilakukan sebab segala metode

pengendalian memungkinkan untuk dilakukan. Pantai berterumbu karang atau

mangrove akan sulit mengalami intrusi air laut sebab mangrove dapat mengurangi

intrusi air laut. Kawasan pantai memiliki fungsi sebagai sistem penyangga

kehidupan. Kawasan pantai sebagai daerah pengontrol siklus air dan proses intrusi

air laut, memiliki vegetasi yang keberadaannya akan menjaga ketersediaan

cadangan air permukaan yang mampu menghambat terjadinya intrusi air laut ke

arah daratan. Kerapatan jenis vegetasi di sempadan pantai dapat mengontrol

pergerakan material pasir akibat pergerakan arus setiap musimnya. Kerapatan

jenis vegetasi dapat menghambat kecepatan dan memecah tekanan terpaan angin

yang menuju ke pemukiman penduduk.

Apabila fluktuasi air tanah tinggi maka kemungkinan intrusi air laut lebih

mudah terjadi pada kondisi air tanah yang berkurang. Rongga yang terbentuk

akibat air tanah rendah maka air laut akan mudah untuk menekan air tanah dan

mengisi cekungan atau rongga air tanah. Apabila fluktuasinya tetap maka secara

alami akan membentuk interface yang keberadaannya tetap.

Intrusi air laut merupakan bentuk degradasi sumber daya air terutama oleh

aktivitas manusia pada kawasan pantai. Hal ini perlu diperhatikan sehingga segala

bentuk aktivitas manusia pada daerah tersebut perlu dibatasi dan dikendalikan

sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.

4.3 Dampak Intrusi Air Laut di Sekitar Pelabuhan Tanjung Emas

14

Page 15: fenomena intrusi air laut

Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh intrusi air laut, terutama dampak

negatif atau yang merugikan seperti : terjadinya penurunan kualitas air tanah

untuk kebutuhan manusia, amblesnya tanah karena pengekploitasian air tanah

secara berlebihan, sedang bagi tanaman ada yang toleran terhadap kandungan

garam atau air asin yang tinggi seperti, tanaman daerah rawa pantai, yaitu pohon

bakau. Bagi tanaman yang tumbuh di tanah dengan kandungan garam yang rendah

atau tumbuh pada tanah biasa, umumnya respon terhadap peningkatan kadar

garam antara lain:

a. Penurunan jumlah air yang diantarkan ke daun yang diperkirakan akibat

perubahan tekanan osmosis. Akibat menurunnya perbedaaan konsentrasi

antara air sel dengan air tanah yang bergaram, diperkirakan akan menurun

perbedaan tekanan osmosis relatif antara lain berfungsi menghisap air ke

daun.

b. Menyebabkan daun menjadi layu dan perubahan metabolisme akar.

Berkurangnya kualitas air tanah karena sudah bercampur dengan air asin

atau garam dan susah untuk mendapatkan air bersih. Bila hal ini dibiarkan, maka

akan berdampak lebih besar terutama menganggu keseimbangan air tanah dengan

air asin. Selain itu juga daerah yag terkena intrusi ini akan semakin luas terutama

bagian hilirnya.

4.4 Solusi Pencegahan dan Penanggulangan Intrusi Air Laut

Intrusi air laut adalah sesuatu yang dapat merusak lingkungan apabila

dibiarkan dan tidak ada upaya yang dilakukan terutama bagi kelangsungan hidup

manusia.Upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah penghijauan.

Kawasan recharge yang merupakan daerah tangkapan air yang berada pada

kawasan topografi lebih tinggi juga terkena imbas pembangunan, sehingga daerah

recharge mengalami perubahan fungsi. Semula daerah ini banyak ditumbuhi

pepohonan dan merupakan daerah perkebunan dan hutan yang berperan cukup

besar untuk proses penangkapan air.. Untuk itu perlu diadakan penghijauan pada

daerah recharge yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air berfungsi kembali.

Penghijauan ini tidak hanya dilakukan pada daerah recharge tetapi juga dilakukan

disepanjang pesisir pantai atau daerah pantai. Penghijauan di daerah recharge

15

Page 16: fenomena intrusi air laut

bertujuan untuk menangkap air. Daerah ini dapat berfungsi sebagai kawasan

terbuka hijau jika letaknya pada bagian atas suatu daerah padat penduduk daerah

ini akan menyimpan air hujan pada rongga-rongga tanah yang terbentuk dan

mencegah. Sebagian air ini berperan mengairi dan sebagian akan terserap dan

masuk kedalam tanah menjadi bagian dari cadangan air tanah (yoshida 2001

dalam anonim, 2004a).

Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan intrusi laut, diantaranya:

a. Mengubah Pola Pemompaan

Memindah lokasi pemompaan dari pantai ke arah hulu akan

menambah kemiringan landaian hidrolika ke arah laut, sehingga tekanan air

tanah akan bertambah besar.

Gambar 4.3. Mengubah Pola Pemompaan

b. Pengisian Air Tanah Buatan

Muka air tanah dinaikkan dengan melakukan pengisian air tanah

buatan.  Untuk akuifer bebas dapat dilakukan dengan menyebarkan air

dipermukaan tanah, sedangkan pada akuifer tertekan dapat dilakukan pada

sumur pengisian yang menembus akuifer tersebut.

Gambar 4.4. Pengisian Airtanah Buatan

16

Page 17: fenomena intrusi air laut

c. Extraction Barrier

Ekstraction barrier dapat dibuat dengan melakukan pemompaan air asin

secara terus menerus pada sumur yang terletak di dekat garis pantai.  Pemompaan

ini akan menyebabkan terjadinya cekungan air asin serta air tawar akan mengalir

ke cekungan tersebut.  Akibatnya terjadi baji air laut ke daratan.

Gambar 4.5. Extraction Barrier

d. Injection Barrier

Injection barrier dapat dibuat dengan melakukan pengisian air tawar pada

sumur yang terletak di dekat garis pantai.  Pengisian air akan menaikkan muka air

tanah di sumur tersebut, akan berfungsi sebagai penghalang masuknya air laut ke

daratan.

Gambar 4.6. Injection Barrier

e. Subsurface Barrier

Penghalang di bawah tanah sebagai pembatas antara air asin dan air tawar

dapat dibuat semacam dam dari lempung, beton, bentonit maupun aspal.

17

Page 18: fenomena intrusi air laut

Gambar 4.7. Subsurface Barrier

Sedangkan bebarapa cara alami yang dapat dilakukan untuk

menanggulangi intrusi air laut adalah penanaman mangrove di pesisir pantai.

Dengan adanya hutan mangrove maka tekanan air laut tidak akan menyebabkan

air laut merembes sampai daratan.

18

Page 19: fenomena intrusi air laut

BAB V

PENUTUP

1.1 Simpulan

Simpulan dalam karya tulis ini adalah.

1. Kota di bagian utara (kota bawah) yang berbatasan dengan laut jawa yakni di

sekitar pelabuhan Tanjung Emas memiliki beberapa problem yang berkaitan

dengan topografi. Problem-problem lingkungan fiskal yang timbul di

lingkungan pantai antara lain abrasi, sedimentasi, genangan, intrusi air laut,

pengendapan angin, erosi angin, pengaraman tanah dan pencemaran air tanah

2. Intrusi air laut adalah masuknya air laut kedalam pori - pori batuan dan

mencemari air tanah yang terkandung didalamnya.

3. Fenomena intrusi air laut yang terjadi di daerah sekitar pelabuhan Tanjung

Emas semarang di akibatkan karena degradasi sumber daya air terutama oleh

aktivitas manusia pada kawasan pantai. Amblesnya lingkungan pemukiman di

sekitar pelabuhan menyebabkan tekanan air laut mencapai daratan sehingga

iar laut masuk dalam air tanah di daratan.

4. Upaya pencegahan dan penanggulangan intrusi air laut daat dilakukan dengan

cara mengubah pola pemompaan, pengisian air tanah buatan, Extraction

Barrier, Injection Barrier, Subsurface Barrier, dan penanaman pohon

mangrove.

5.2 Saran

1. Akibat intrusi air laut pada wilayah pelabuhan Tanjung Emas Semarang,

dewasa ini kawasan daerah sekitar pelabuhan rasa airnya sudah menjadi asin ,

maka disarankan agar wilayah tersebut untuk diupayakan pengelolaan laut

seoptimal mungkin.

2. Untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan atau ekosistem perairan

dan daratan wilayah pantai di sekitar pelabuhan Tanjung Ems memerlukan

penetapan parameter penentu dan studi lanjutan yang mendalam.

19