Top Banner
ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PADA HARGA SAHAM DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY DI INDONESIA ABSTRAK Oleh: A. RADINAL PRAMUDHA SIRAT NPM: 0711031024 Telepon: 08975466777 E-mail: [email protected] Pembimbing I: Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II: Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak. Kebijakan peningkatan dividen yang membuat pasar bereaksi positif mendukung dividend signaling theory bila pasar menginterprestasikan bahwa peningkatan dividen dianggap sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang yang dapat dilihat dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya pasar bereaksi negatif jika terjadi penurunan dividen sehingga dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus tentang prospek perusahaan di masa mendatang dimana bisa dilihat dengan menurunnya profitabilitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon pasar dan profitabilitas perusahaan terhadap pengumuman kenaikan atau penurunan pembayaran dividen. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh 38 sampel perusahaan kelompok dividen naik dan 13 perusahaan kelompok dividen turun. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t signifikansi rata-rata dan uji-t dependen sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketika perusahaan mengumumkan kenaikan pembayaran dividen pasar akan merespon positif dan ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen pasar akan merespon negatif
47

fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Jun 14, 2019

Download

Documents

NguyễnHạnh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PADA HARGA SAHAM DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY DI

INDONESIA

ABSTRAK

Oleh:

A. RADINAL PRAMUDHA SIRATNPM: 0711031024

Telepon: 08975466777E-mail: [email protected]

Pembimbing I: Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt.Pembimbing II: Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak.

Kebijakan peningkatan dividen yang membuat pasar bereaksi positif mendukung dividend signaling theory bila pasar menginterprestasikan bahwa peningkatan dividen dianggap sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang yang dapat dilihat dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya pasar bereaksi negatif jika terjadi penurunan dividen sehingga dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus tentang prospek perusahaan di masa mendatang dimana bisa dilihat dengan menurunnya profitabilitas perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon pasar dan profitabilitas perusahaan terhadap pengumuman kenaikan atau penurunan pembayaran dividen. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh 38 sampel perusahaan kelompok dividen naik dan 13 perusahaan kelompok dividen turun. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t signifikansi rata-rata dan uji-t dependen sampel berpasangan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ketika perusahaan mengumumkan kenaikan pembayaran dividen pasar akan merespon positif dan ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan profitabilitas yang signifikan setelah pengumuman kenaikan dividen dimana hasil tersebut mendukung dividend signaling theory namun hasil pada penilitian tersebut tidak terbukti pada saat pengumuman penurunan dividen.

Kata kunci: kebijakan dividen, respon pasar, profitabiitas, dividend signaling theory.

Page 2: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

ANALYSIS THE IMPACT OF DIVIDEND POLICY ON STOCK PRICE AND PROFITABILITY OF CONSUMER GOODS INDUSTRY IN

INDONESIA

ABSTRACT

By:A. RADINAL PRAMUDHA SIRAT

NPM: 0711031024Contact: 08975466777

E-mail: [email protected] I: Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt.

Perceptor II: Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak.

Policy of increasing dividends make the market react positively and support the dividend signaling theory if the market interprets that the increased dividend is considered as a signal about the company's prospects in the future that can be seen with increasing profitability. Instead the market reacts negatively when a decline in dividends that is considered as a signal that is less good about the prospects of the company in the future which can be seen with the declining profitability of the company.

This study aims to analyze the market response and the profitability of the company to the announcement of an increase or decrease in dividend payments. The population of this study are companies in the sector of consumer goods industry listed in Indonesia Stock Exchange in 2006-2010. This study used purposive sampling technique and obtained 38 samples of increased dividend payment companies and 13 samples of decreased dividend payment companies. Testing the hyphothesis in this study using t-test mean siginificance and paired sample t-test.

The results showed that when the company announced the increasing of dividend payments the market will respond positively and when the company announced the decreasing dividend payment market will respond negatively to the announcement. Results from the study also shows that there is increasing significant difference in profitability after the announcement of increasing dividend payment which results support the dividend signaling theory, but when the announcement of decreasing dividend payment, there is no decreasing significant difference in profitability.

Keyword: dividend policy, market response, profitability, dividend signaling theory.

Page 3: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan sangat dibutuhkan oleh

investor untuk menilai suatu perusahaan. Salah satu informasi yang dibutuhkan

oleh investor adalah informasi mengenai kebijakan deviden. Perubahan

pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat

digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan

memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan

dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian.

Dividen sering digunakan sebagai sinyal prospek suatu perusahaan. Oleh karena

itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan

kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman

besarnya dividen yang dibagikan.

Peningkatan dividen yang membuat pasar bereaksi positif akan mendukung

dividend signaling theory bila pasar cenderung menginterprestasikan bahwa

peningkatan dividen dianggap sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di

masa mendatang yang dapat dilihat dengan meningkatnya profitabilitas

perusahaan. Sebaliknya pasar akan bereaksi negatif jika terjadi penurunan dividen

dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus tentang prospek perusahaan di masa

mendatang dimana bisa dilihat dengan menurunnya profitabilitas perusahaan. Hal

ini disebabkan karena adanya asymetric information.

Asymmetric information yaitu suatu kondisi dimana satu pihak memiliki informasi

yang lebih banyak dari pada pihak lain yakni pihak manajemen perusahaan yang

dianggap memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak

investor di pasar modal (Pramastuti, 2007). Jika manajer mempunyai informasi

yang tidak dipunyai oleh investor maka manajer dapat menggunakan perubahan

dalam dividen sebagai cara untuk menunjukkan sinyal informasi dan kemudian

menurunkan asimetri informasi. Dengan demikian investor akan menggunakan

pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan

(Apriani, 2005).

Page 4: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Penelitian tentang hasil studi peristiwa pengumuman dividen masih

mengungkapkan hasil yang tidak konsisten, baik di luar negeri ataupun di dalam

negeri. Masih terdapat pro dan kontra tentang pengaruh kebijakan dividen

terhadap harga saham. Mereka yang mendukung signaling theory diantaranya

Bhattacharya (1979) dan Miller dan Rock (1985) yang mengembangkan model-

model yang memiliki muatan informasi mengenai prospek laba perusahaan masa

mendatang. Hasil penelitian mereka menunjukan dividen yang tinggi berasosiasi

dengan laba sekarang dan masa datang yang tinggi pula.

Sedangkan penelitian yang tidak mendukung tentang adanya pengaruh kebijakan

dividen terhadap harga saham sekaligus tidak mendukung signaling theory yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Li dan Zhao (2007) dan penelitian yang dilakukan

oleh Valipor dan Rostami (2009). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

DeAngelo, DeAngelo dan Skinner (1996) juga menunjukan bahwa perubahan

dividen sekarang tidak bisa digunakan untuk memprediksi laba masa mendatang

sehingga tidak sesuai dengan signaling theory.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya

masih mengungkapan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, penulis akan

melakukan penelitian tersebut untuk memperkuat teori tentang kebijakan deviden,

dengan judul: “ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN PADA

HARGA SAHAM DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN CONSUMER

GOODS INDUSTRY DI INDONESIA”

1.2. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalah yang

dapat diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kenaikan dividen akan direspon positif oleh pasar?

2. Apakah penurunan dividen akan direspon negatif oleh pasar?

Page 5: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

3. Apakah profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang akan lebih tinggi

dari profitabilitas perusahaan sebelumnya pada pengumuman pembayaran

dividen meningkat?

4. Apakah profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang akan lebih rendah

dari profitabilitas perusahaan sebelumnya pada pengumuman pembayaran

deviden menurun?

1.2.2. Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang

lingkup dan arah yang jelas adalah faktor-faktor yang diteliti hanya reaksi pasar

yang diukur menggunakan Abnormal Return (AR) dan profitabilitas perusahaan

(ROE).

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon positif (negatif) pasar terhadap

kenaikan (penurunan) pembayaran deviden yang diindikasikan dengan harga

saham dan mengetahui apakah terdapat kenaikan (penurunan) profitabilitas

perusahaan terhadap pengumuman meningkat (menurun) dari deviden perusahaan.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan bukti empiris

mengenai dampak dari kebijakan deviden dan dapat menjadi bahan referensi

ilmiah bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis maupun

penelitian yang lebih luas.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dividen

Dividen merupakan salah satu keuntungan yang diharapkan oleh investor yang

berinvestasi dalam bentuk saham. Dividen adalah proporsi laba yang dibagikan

kepada pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar

saham yang dimilikinya. Dividen yang dibagi kepada pemegang saham dapat

Page 6: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

dinyatakan sebagai persentase atas nilai saham atau sejumlah uang untuk tiap

lembar saham yang dimiliki. Dividen dapat dibayarkan dalam beberapa bentuk,

yaitu: dividen kas, dividen saham, properti atau asset dan surat perjanjian untuk

membayar sejumlah uang tunai. Dividen kas adalah bentuk yang paling umum

dipilih oleh manajemen perusahaan bila dibandingkan dengan bentuk dividen

lainnya. Dividen kas merupakan pembagian uang kas kepada pemegang saham

sebanding dengan nilai kepemilikan saham dalam perusahaan yang bersangkutan.

2.2. Kebijakan Dividen

Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi

keberhasilan usaha suatu perusahaan. Dikatakan penting karena fungsi inilah yang

melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil

membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan

bisa diperoleh melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing)

maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external financing). Sumber

pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada

pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal.

Sedangkan sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba

yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak seluruhnya digunakan untuk

keperluan pendanaan operasionalnya. Manajemen mempunyai 2 alternatif

perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan yaitu :

1. Dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen.

2. Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan.

Pada umumnya sebagian dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi

diinvestasikan kembali, artinya manajemen harus membuat keputusan tentang

besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen. EAT yang dibagi dalam bentuk

dividen ini kemudian akan dikenakan pajak lagi, yaitu pajak atas dividen.

Perbedaan tingkat pajak atas dividen mempengaruhi sebuah perusahaan dalam

melakukan kebijakan dividen.

Menurut Atmaja (2001), dalam prakteknya ada beberapa faktor yang

mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan dividen diantaranya

Page 7: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

adalah : perjanjian utang, pembatasan saham preferen, fluktuasi laba,

pengendalian, ketidakcukupan laba, ketersediaan kas, kebutuhan dana untuk

berinvestasi.

2.3. Teori Kebijakan Dividen

Ada berbagai pendapat atau teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang

kebijakan dividen antara lain :

1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan

oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR), tapi ditentukan oleh laba

bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM,

dividen adalah tidak relevan.

Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang “ lemah“

seperti pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional, tidak ada

biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru, tidak ada

pajak, kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Pada praktiknya pasar

modal yang sempurna sulit ditemui, biaya emisi saham baru pasti ada, pajak

pasti ada, kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah.

2. Teori Bird in the Hand

Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen saat ini

daripada menundanya untuk direalisir dalam bentuk “capital gain” nanti. Tarif

pajak untuk “capital gain” memang sering lebih rendah daripada untuk dividen,

namun para pemilik saham banyak yang lebih menyukai dividen saat ini,

karena dengan pembayaran dividen sekarang maka penerimaan uang tersebut

sudah pasti, sedangkan apabila ditunda ada kemungkinan bahwa apa yang

diharapkan meleset. Teori ini dianut oleh Myron Bordon dan John Lintner

3. Teori Perbedaan Pajak

Berkaitan dengan pajak, ada 3 alasan mengapa investor lebih menyukai

pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi.

a) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada untuk

pembagian dividen, karena itu investor yang kaya mungkin lebih suka

perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba di dalam perusahaan.

Page 8: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

b) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, karena

adanya nilai efek waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa

mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar

yang dibayarkan hari ini.

c) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama

sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris dapat

terhindar dari pajak keuntungan modal.

Karena ada keuntungan pajak ini, para investor lebih suka perusahaan menahan

sebagian besar laba perusahaan, maka para investor akan mau membayar lebih

tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividenya lebih rendah daripada

untuk perusahaan sejenis yang pembagiannya tinggi.

4. Teori Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang

berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen

perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada

saat ini lebih menyukai suatu Dividend Payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya

kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih

senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

5. Teori Signaling Hypothesis

Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979).

Dividend signaling theory mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan

cash dividend mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan

munculnya reaksi harga saham.

2.4. Kebijakan Dividen dan Harga Saham

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan

melibatkan dua pihak yaitu pemegang saham dan manajemen prusahaan yang

dapat mempunyai kepentingan yang berbeda. Dividen diartikan sebagai

pembayaran kepada pemegang saham oleh perusahaan atas keuntungan yang

diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan

pembayaran dividen oleh perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran

dividen dan besarnya laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan.

Page 9: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah dua hal yang diinginkan perusahaan

tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan

tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh

perusahaan untuk menetapkan proporsi berapa besar pendapatan yang dibagikan

sebagai dividen dan yang ditahan. Semakin besar dividen yang dibayar, berarti

semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat

tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan

ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian

dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil.

Akibatnya, dividen yang diterima pemegang saham atau investor tidak sebanding

dengan risiko yang mereka tanggung.

Peningkatan pembayaran dividen sering ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen

akan membaiknya prospek dan kinerja di masa mendatang.

Hal ini dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen dapat memberikan suatu sinyal

bagi perusahaan. Ada beberapa teori yang dapat digunakan perusahaan dalam

menentukan kebijakan dividen sebagai suatu sinyal. Dalam penelitian ini akan

digunakan dividend signaling theory sebagai dasar menganalisis kandungan

informasi atau sinyal yang terdapat dalam pengumuman dividen. Sinyal

perubahan dividen dapat dilihat dari reaksi harga saham. Reaksi harga saham

dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai nilai perubahan harga

atau dengan menggunakan abnormal return. Pengumuman perubahan dividen

dikatakan mempunyai kandungan informasi jika memberikan abnormal return

yang signifikan terhadap pasar. Sebaliknya, pengumuman perubahan dividen

dikatakan tidak mempunyai kandungan informasi jika tidak memberikan

abnormal return yang signifikan terhadap pasar.

2.5. Dividend Signaling Theory dan Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap

Profitabilitas Perusahaan.

Seperti teori dividen yang lain, teori Dividend Signaling Theory ini juga sulit

dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung

beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan kenaikan dan penurunan harga setelah

Page 10: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek

“sinyal“ atau disebabkan karena efek “sinyal“ dan preferensi terhadap dividen.

Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979).

Dividend signaling theory mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan cash

dividend mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi

harga saham. Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang

dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa

mendatang. Adanya anggapan ini disebabkan terjadinya asymetric information

antara manajer dan investor, sehingga para investor menggunakan kebijakan

dividen sebagai sinyal tentang prospek perusahaan. Miller dan Rock (1985)

menyatakan bahwa adanya informasi asimetri antara investor dan manajemen

karena perubahan pembayaran dividen akan berdampak pada reaksi harga saham

di pasar. Apabila terjadi peningkatan dividen akan dianggap sebagai sinyal positif

yang berarti perusahaan mempunyai prospek yang baik, sehingga menimbulkan

reaksi harga saham yang positif. Sementara jika terjadi penurunan dividen akan

dianggap sebagai sinyal negatif yang berarti perusahaan mempunyai prospek yang

tidak begitu baik, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang negatif. Benar

tidaknya informasi itu dapat dilihat melalui profitabilitas perusahaan pada masa

yang akan datang. Kebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan

kenaikan harga saham karena investor menilai kenaikan dividen itu adalah

informasi bahwa prospek perusahaan ke depan akan cerah dengan profitabilitas

perusahaan yang akan meningkat dan sebaliknya jika kebijakan perusahaan adalah

menurunkan dividen.

Kenaikan profitabilitas saat kenaikan dividen naik kemungkinan dipengaruhi oleh

naiknya harga saham sehingga perusahaan mendapatkan tambahan dana untuk

investasi perusahaan dan hal tersebut mampu untuk meningkatkan kinerja

perusahaan. Sementara turunnya profitabilitas pada saat setelah terjadi penurunan

kebijakan dividen kemungkinan karena reaksi negatif pasar pada saat

pengumuman penurunan dividen dilakukan dan harga saham menurun juga. Hal

ini menyebabkan perusahaan kurang mendapatkan tambahan dana untuk

pengembangan perusahaan sehingga kesulitan meningkatkan kinerjanya.

Page 11: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

2.6. Pengembangan Hipotesis

Menurut Khoiruddin (2004), model harga saham dengan pertumbuhan konstan

menunjukkan bahwa pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan

meningkatkan harga saham yang berarti akan meningkatkan nilai perusahaan.

Namun demikian, pembayaran yang semakin besar akan dapat mengurangi

kemampuan perusahaan dalam investasi, sehingga akan berpotensi menurunkan

harga saham. Dalam kenyataannya, di pasar sering terjadi bahwa peningkatan

dividen selalu dikuti dengan kenaikan harga saham, sedangkan penurunan dividen

akan diikuti dengan penurunan harga saham. Khoiruddin (2004) juga

menyimpulkan bahwa pengumuman dividen bank ditanggapi positif oleh investor

yang ditunjukkan oleh abnormal return yang positif signifikan beberapa hari di

sekitar pengumuman dividen.

Aharoni dan Swary (1980) dalam Pramastuti (2007) melakukan pengujian

mengenai pengaruh pengumuman dividen dan earning yang dikaitkan dengan

perilaku saham. Mereka menggunakan data pengumuman dividen baik yang

didahului maupun yang diikuti oleh pengumuman earning dalam jangka waktu 11

hari. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengumuman dividen memberikan

informasi yang lebih bermanfaat dari pada pengumuman earning. Hal ini bisa

dilihat dari reaksi pasar yang positif terhadap kenaikan dividen dan reaksi pasar

yang negatif terhadap penurunan dividen.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pramastuti (2007) pada 47

perusahaan manufaktur dengan jumlah observasi sebanyak 100 pengumuman

pembayaran dividen selama periode pengamatan 2000-2003. Dari hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat reaksi positif terhadap peningkatan

dividen dan terdapat reaksi nagatif terhadap penurunan dividen. Sehingga hasil

penelitiaannya menyimpulkan bahwa kenaikan (penurunan) dividen direspon

positif (negatif) oleh pasar. Dari beberapa penelitian di atas maka dapat dibentuk

hipotesis:

H1 : Respon pasar yang diukur dengan abnormal return akan positif pada

pengumuman dividen meningkat

H2 : Respon pasar yang diukur dengan abnormal return akan negatif pada

pengumuman dividen menurun

Page 12: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Dividend signalling theory menjelaskan bahwa informasi tentang dividen yang

dibayarkan digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan tentang prospek

perusahaan di masa yang akan datang. Prospek perusahaan diproksikan dengan

tingkat profitabilitas perusahaan yang dicapai pada masa yang akan datang.

Modigliani dan Miller (1961) menyatakan bahwa perusahaan hanya akan

meningkatkan dividen apabila prospek keuntungan di masa depan lebih baik atau

paling tidak dalam kondisi stabil.

Watts (1973) menguji proposisi bahwa pengetahuan tentang dividen sekarang

akan meningkatkan prediksi tentang laba di masa yang akan datang. Watts

menguji apakah laba satu tahun kedepan dapat dijelaskan oleh laba dan dividen

tahun sekarang atau laba dan dividen satu tahun sebalumnya. Berdasarkan

pengujian terhadap 310 perusahaan dari tahun 1946-1967, dia menemukan hanya

10% teratas saja yang mempunyai koefisien marjinal.

Penelitian Abdurahim (2004) menemukan bukti bahwa perubahan dividen

memiliki tambahan kandungan informasi terhadap informasi pasar dan data

akuntansi tentang perubahan laba untuk satu tahun ke depan, tetapi tidak memiliki

tambahan kandungan informasi bagi tingkat laba untuk satu tahun ke depan.

Selain itu bukti empiris juga memperlihatkan bahwa informasi perubahan dividen

berkolerasi positif hanya dengan perubahan laba satu tahun ke depan saja.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramastuti (2007) menggunakan 47 perusahaan

manufaktur yang mengumumkan dividen dengan periode pengamatan 2000-2003

dari penelitiannya diperoleh hasil bahwa untuk kelompok pembayaran dividen

meningkat rata-rata profitabilitas “sebelum” lebih besar dari pada rata-rata

“sesudah”. Hasilnya tidak mendukung dividend signaling theory. Sedangkan

untuk kelompok pembayaran dividen menurun diperoleh hasil rata-rata

profitabilitas “sebelum” lebih besar dari pada rata-rata “sesudah”. Hal ini

mendukung dividend signaling theory. Dari beberapa penelitian di atas maka

dapat dibentuk hipotesis:

H3 : Profitabilitas perusahaan dimasa datang akan lebih tinggi dari

profitabilitas sebelumnya pada pengumuman dividen meningkat.

H4 : Profitabilitas perusahaan dimasa datang akan lebih rendah dari

profitabilitas sebelumnya pada pengumuman dividen menurun.

Page 13: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat

sekunder. Data sekunder terdiri dari data saham dan data akuntansi. Data saham

yang digunakan adalah harga pasar saham dan indeks harga saham gabungan.

Sedangkan data akuntansi yang digunakan adalah data Dividen Per Share (DPS)

dan Return On Equity (ROE). Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital

Market Directory dan dari database BEI (www.idx.co.id).

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

mengumumkan dividen minimal 2 tahun berturut-turut. Penentuan sampel

berdasarkan kriteria tertentu dalam penelitian atau sering disebut sebagai teknik

penarikan sampel dengan metode purposive sampling.

Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(1) Perusahaan Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) yang mengumumkan dividen minimal 2 tahun berturut-

turut dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010.

(2) Dividen yang diumumkan adalah dividen kas.

(3) Memiliki data tanggal pengumuman dividen, data saham harian dan data

IHSG harian.

(4) Mempunyai data ROE dari tahun 2007-2010.

Berdasarkan data yang diperoleh, sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Perusahaan

Kelompok Dividen Naik

NO NAMA PERUSAHAAN TANGGAL PENGUMUMAN

1 Mandom Indonesia Tbk. 2006-2007 25/04/20072 Mandom Indonesia Tbk. 2007-2008 28/04/20083 Mandom Indonesia Tbk. 2008-2009 24/04/20094 Mandom Indonesia Tbk. 2009-2010 23/04/20105 Unilever Indonesia Tbk. 2006-2007 06/06/2007

Page 14: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

6 Unilever Indonesia Tbk. 2007-2008 27/05/20087 Delta Djakarta Tbk. 2006-2007 26/04/20078 Delta Djakarta Tbk. 2007-2008 28/04/20089 Delta Djakarta Tbk. 2008-2009 07/05/2009

10 Delta Djakarta Tbk. 2009-2010 03/05/201011 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2006-2007 14/06/200712 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2007-2008 16/06/200813 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2008-2009 22/06/200914 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2009-2010 21/06/201015 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2006-2007 05/06/200716 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2007-2008 01/07/200817 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2008-2009 15/05/200918 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2009-2010 26/05/201019 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2007-2008 16/05/200820 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2008-2009 07/05/200921 Mayora Indah Tbk. 2006-2007 27/06/200722 Mayora Indah Tbk. 2007-2008 25/06/200823 Mayora Indah Tbk. 2008-2009 30/06/200924 Mayora Indah Tbk. 2009-2010 18/06/201025 SMART Tbk. 2008-2009 09/06/200926 Kimia Farma Tbk. 2007-2008 02/06/200827 Merck Indonesia Tbk. 2006-2007 25/04/200728 Merck Indonesia Tbk. 2007-2008 16/04/200829 Merck Indonesia Tbk. 2008-2009 03/04/200930 Gudang Garam Tbk. 2007-2008 25/06/200831 Gudang Garam Tbk. 2008-2009 22/06/200932 Gudang Garam Tbk. 2009-2010 18/06/201033 Tempo Scan Pacific Tbk. 2009-2010 01/07/201034 HM Sampoerna 2007-2008 18/09/200835 HM Sampoerna 2009-2010 23/08/201036 Bentoel IntL. Investama 2006-2007 04/06/200737 Mustika Ratu Tbk. 2007-2008 19/06/200838 Taisho Pharmaceutical 2009-2010 31/05/2010

Tabel 2. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Perusahaan

Kelompok Dividen Turun

NO NAMA PERUSAHAAN TANGGAL PENGUMUMAN

1 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2006-2007 21/05/20072 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2009-2010 31/05/20103 SMART Tbk. 2007-2008 16/05/20084 SMART Tbk. 2009-2010 10/06/20105 Kimia Farma Tbk. 2006-2007 29/05/2007

Page 15: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

6 Kimia Farma Tbk. 2008-2009 09/06/20097 Merck Tbk. 2009-2010 12/04/20108 Gudang Garam Tbk. 2006-2007 28/06/20079 HM Sampoerna Tbk. 2006-2007 22/05/2007

10 HM Sampoerna Tbk. 2008-2009 12/11/200911 Tempo Scan Pacific Tbk. 2006-2007 03/05/200712 Tempo Scan Pacific Tbk. 2008-2009 01/06/200913 Mustika Ratu Tbk. 2009-2010 14/06/2010

3.3. Operasional Variabel Penelitian

3.3.1. Kebijakan Dividen

Pada hipotesis 1 dan 2 akan digunakan event study untuk menguji kandungan

informasi dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung

informasi, diharapkan pasar segera bereaksi pada saat pengumuman tersebut

diterima. Reaksi pasar ditunjukkan dengan munculnya abnormal return di sekitar

hari-hari pengumuman. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan untuk

mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman kenaikan dan penurunan dividen

yang dibayarkan. Kebijakan dividen dinotasikan dengan perubahan DPS (dividen

per share), yang bisa dicari dengan rumus sebagai berikut :

Δ DPS = DPSt−DPS t−1

DPSt−1x 100%

Keterangan:

Δ DPS = Perubahan Dividend Per Share

DPSt = Dividend Per Share pada tanggal t

DPSt-1 = Dividend Per Share pada tanggal t-1

3.3.2. Reaksi Pasar

Reaksi pasar terhadap pengumuman kenaikan dan penurunan dividen dapat

diketahui dari abnormal return yang muncul. Abnormal return adalah selisih dari

return yang sebenarnya dengan return yang diharapkan. Langkah-langkah

perhitungan abnormal return (AR) dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Menentukan tanggal pengumuman dividen setiap perusahaan sample. Tanggal

itu dijadikan sebagai event date (hari ke-0). Berdasarkan tanggal tersebut

ditetapkan event window yaitu 5 hari sebelum dan setelah event date. Event

window ini sering disebut sebagai periode peristiwa atau periode pengamatan.

Page 16: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Jadi pengamatan dilakukan selama 11 hari. Selanjutnya mengumpulkan harga

saham harian dan IHSG harian selama periode penelitian.

2) Menghitung return realisasi saham individual (Rit) selama periode peristiwa.

Return realisasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

R¿=(P ¿−P¿−1)/ P¿−1

Keterangan :

P¿ = harga saham ke i hari ke t

P¿−1 = harga saham ke i hari ke t-1

3) Menghitung return indeks pasar saham (Rmt) selama periode pengamatan.

Return indeks pasar saham dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rmt = (IHSG¿¿ t−IHSGt−1)/ IHSGt−1 ¿

Keterangan :

IHSG t = indeks pasar hari ke t

IHSG t−1 = indeks pasar hari ke t-1

4) Menghitung abnormal return (AR) dengan market adjusted model. AR

dihitung dengan selisih antara return realisasi dengan return ekspektasi dengan

rumus sebagai berikut :

ARit = Rit – Rm

Keterangan :

ARit = abnormal return saham ke i pada hari ke t

Rit = return realisasi saham ke i pada hari ke t

Rm = return pasar saham ke i pada hari ke t

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian statistik terhadap abnormal

return guna melihat signifikasi abnormal return yang ada di periode peristiwa.

1) Menghitung Average Abnormal Return (AAR) selama periode peristiwa

dengan rumus sebagai berikut :

Page 17: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

AARt=∑t=1

N

AR¿

N

Keterangan :

AARt = rata-rata abnormal return pada hari ke t

AR¿ = abnormal return saham ke i pada hari ke t

N = jumlah saham yang terpengaruh oleh pengumuman dividen

2) Setelah Average Abnormal Return (AAR) diperoleh, selanjutnya dilakukan uji

statistik (t-test) untuk melihat signifikansi AAR tersebut. T hitung diperoleh

dengan rumus t= β / kesalahan standar estimasi. β adalah parameter yang akan

diuji signifikansinya, dalam hal ini yaitu average abnormal return (AAR).

3) Menghitung kesalahan standart estimasi (KSE) secara agregat untuk semua

sekuritas (cross section) di setiap harinya di periode peristiwa. Cara ini hanya

membutuhkan periode peristiwa dan tidak membutuhkan periode estimasi.

Rumus KSE adalah sebagai berikut :

KSEt=√∑t−i

n

(ARit−AARt)2

N−1× 1

√N

Keterangan:

KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke t di periode peristiwa

ARit = abnormal return sekuritas ke i untuk hari ke t periode peristiwa

AARt = rata-rata abnormal return sekuritas hari ke t di periode peristiwa

N = jumlah sekuritas

3.3.3. Return On Equity (ROE)

Pada hipotesis 3 dan 4 akan dilakukan uji beda rata-rata (paired samples t test).

Variabel yang akan digunakan adalah :

1) Perubahan DPS (dividen per share)

Δ DPS cari dengan rumus sebagai berikut :

Δ DPS = DPSt−DPS t−1

DPSt−1x 100%

Page 18: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Keterangan:

Δ DPS = Perubahan Dividend Per Share

DPSt = Dividend Per Share pada tanggal t

DPSt-1 = Dividend Per Share pada tanggal t-1

DPS ini mewakili kebijakan dividen, dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu

dividen naik dan dividen turun.

2) ROE (Return on Equity).

Perhitungan ROE dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

ROE (Return on Equity) = Laba Bersih(Profit After Tax)

Modal(Equity)

ROE di dalam penelitian ini digunakan sebagai proksi profitabilitas. Uji beda

rata yang dilakukan untuk ROE diharapkan rata–rata ROE t+1 > rata –rata

ROE t pada kelompok dividen naik dan rata–rata ROE t+1 < rata –rata ROE t

pada kelompok dividen turun.

3.4. Alat Analisis Data

Alat uji yang digunakan dalam pengujian penelitian ini adalah Uji-t, signifikansi

rata-rata dan paired sample t-test. Uji-t signifikansi rata-rata di dalam penelitian

ini digunakan untuk menilai apakah rata-rata dari beberapa kelompok data secara

statistik berbeda satu dengan yang lain. Uji-t dependen sampel berpasangan

(paired-sample t-test) digunakan untuk menguji apakah secara statistik terdapat

perbedaan dari profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah melakukan

pengumuman kebijakan dividen. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam

pengujian ini adalah 0,95 atau = 0,05.

Alat analisis yang digunakan untuk menguji reaksi pasar dan profitabilitas

perusahaan sebelum dan sesudah melakukan kebijakan dividen adalah program

SPSS 16.0 (Stastical Program For Social Science) dengan uji t-test paired sample

t-test dengan menentukan derajat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan

α sebesar 5%. Jika probabilitas (p-value) < 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima;

tetapi apabila probabilitas (p-value) > 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Page 19: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk menguraikan atau memberikan keterangan-

keterangan seperti nilai maksimum dan minimum, rata-rata (mean), simpangan

baku (standard deviation) dari data penelitian yang ada.

4.1.1. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 1

a. Pengujian Berdasarkan Perusahaan Dividen Naik

Gambaran secara deskriptif mengenai data average abnormal return dari 5 hari

sebelum hingga 5 hari setelah pengumuman kenaikan dividen dapat dilihat pada

Tabel 3 dibawah ini. Berikut adalah tabel statistik deskriptif uji hipotesis 1 :

Tabel 3. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 1

(Berdasarkan Perusahaan Dividen Naik)Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AAR_per_corp 38 -.02769 .02788 .0018014 .00993280

Valid N (listwise) 38

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

b. Pengujian Berdasarkan Hari Pengamatan

Gambaran secara deskriptif mengenai data average abnormal return dari 5 hari

sebelum peristiwa sampai 5 hari setelah peristiwa pengumuman kenaikan dividen

dapat dilihat pada Tabel 4. Berikut adalah tabelnya:

Tabel 4. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 1

(Berdasarkan Hari Pengamatan)Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AAR_per_day 11 -.01129 .0133855 .001801369 .0081686139

Valid N (listwise) 11

Page 20: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

4.1.2. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 2

a. Pengujian Berdasarkan Perusahaan Dividen Turun

Gambaran secara deskriptif mengenai data average abnormal return 5 hari

sebelum sampai 5 hari sesudah peristiwa pengumuman penurunan dividen dapat

dilihat pada Tabel . Berikut adalah tabel statistik deskriptif uji hipotesis 2:

Tabel 5. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 2

(Berdasarkan Perusahaan Dividen Turun)Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AAR_per_corp 13 -.00827 .00847 -0.00102 .00511120

Valid N (listwise) 13

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

b. Pengujian Berdasarkan Hari Pengamatan

Gambaran secara deskriptif mengenai data average abormal return 5 hari sebelum

peristiwa sampai average abnormal return 5 hari setelah peristiwa pengumuman

penurunan dividen dapat dilihat pada tabel 6. Berikut adalah tabelnya:

Tabel 6. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 2

(Berdasarkan Hari Pengamatan)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AAR_per_day 11 -.01757 .00861 -0,00102 .00711749

Valid N (listwise) 11

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

Page 21: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

4.1.3. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 3

Gambaran secara deskriptif mengenai data ROE t dan ROE t+1 pada perusahaan

yang melakukan kebijakan dividen naik dapat dilihat pada tabel 7. Berikut adalah

tabel statistik deskriptif uji hipotesis 3:

Tabel 7. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 3Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE_t 38 3.98 54.59 21.0455 13.10157

ROE_t_sesudah 38 5.84 323.59 35.5071 50.87278

Valid N (listwise) 38

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

4.1.4. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 4

Gambaran secara deskriptif mengenai data ROE t dan ROE t+1 pada perusahaan

dividen turun dapat dilihat pada tabel 8. Berikut adalah tabel statistik deskriptif uji

hipotesis 4:

Tabel 8. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 4Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE_t 13 5.05 323.59 46.8992 85.14096

ROE_t_sesudah 13 5.75 93.99 28.0638 24.96533

Valid N (listwise) 13

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian

4.2.1. Uji Hipotesis 1

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan metode event study, yaitu dengan

membandingkan hasil yang diperoleh (return sesungguhnya) dengan hasil yang

Page 22: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

diharapkan (expected return) yang hasilnya kita sebut average abnormal return

dari 5 hari sebelum sampai 5 hari sesudah pengumuman kenaikan dividen.

Tabel 9.Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Kenaikan Dividen

HARI AAR KSE T hitung T tabel Keterangan

h-5 -0,0092075160,009973285

6 -0,923217951 1,6905 Tidak Signifikan

h-4 0,0031091540,005052341

9 0,615388759 1,6905 Tidak Signifikan

h-3 0,006139980,006727263

4 0,912700951 1,6905 Tidak Signifikan

h-2 0,0006477030,007504297

2 0,086310941 1,6905 Tidak Signifikan

h-1 0,0129105330,006996548

6 1,845271618 1,6905 Signifikan Positif

h 0,0075136010,010349636

0 0,725977345 1,6905 Tidak Signifikan

h+1 -0,0112878920,005549546

2 -2,034020642 1,6905 Tidak Signifikan

h+2 0,0133855340,011133158

0 1,202312434 1,6905 Tidak Signifikan

h+3 -0,0056110240,009162185

6 -0,612411082 1,6905 Tidak Signifikan

h+4 0,0029417370,008240776

0 0,356973331 1,6905 Tidak Signifikan

h+5 -0,000727020,005231595

0 -0,138967183 1,6905 Tidak SignifikanSumber: Data diolah

Tabel tersebut menyajikan average abnormal return (AAR) per hari pengamatan

dari 5 hari sebelum sampai dengan 5 hari setelah pengumuman dividen pada

perusahaan yang mengalami kenaikan dividen. Untuk mendapatkan T hitung, tiap

average abnormal return dibagi dengan kesalahan standar estimasi masing-

masing per harinya. Pada tabel dapat dilihat bahwa average abnormal return yang

signifikan positif muncul pada satu hari sebelum (h-1) pengumuman kenaikan

dividen yaitu sebesar 0,012910533 karena nilai mutlak T hitung pada hari tersebut

lebih besar dari pada T tabel yang sudah ditetapkan. Naiknya average abnormal

return yang signifikan positif sehari sebelum pengumuman tersebut menunjukan

Page 23: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

bahwa para investor sudah mengetahui informasi tentang kenaikan dividen

sebelum adanya pengumuman kenaikan dividen tersebut sehingga kebocoran

informasi direspon langsung oleh pasar pada satu hari sebelum pengumuman

dividen.

Dengan hasil itu maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima karena adanya

average abnormal return yang signifikan positif meningkat yaitu pada satu hari

sebelum (h-1) pengumuman kenaikan dividen.

4.2.2. Uji Hipotesis 2

Hipotesis 2 ini juga merupakan event study layaknya pada hipotesis 1.

Tabel 10.Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Penurunan Dividen

HARI AAR KSE T hitung T tabel Keteranganh-5 0,003854824 0,0045568605 0,845938561 1,782 Tidak Signifikanh-4 -0,000472262 0,0035084775 -0,134606043 1,782 Tidak Signifikanh-3 -0,002483777 0,0065621010 -0,378503248 1,782 Tidak Signifikanh-2 -0,002650738 0,0069614850 -0,380771863 1,782 Tidak Signifikanh-1 -0,007647191 0,0601294800 -0,127178735 1,782 Tidak Signifikanh 0,008610943 0,0071778180 1,199660317 1,782 Tidak Signifikan

h+1 -0,017569432 0,0054748890 -3,209093807 1,782 Signifikan Negatifh+2 -0,001950263 0,0060767385 -0,320939065 1,782 Tidak Signifikanh+3 0,006389013 0,0080376030 0,794890284 1,782 Tidak Signifikanh+4 0,001556482 0,0011798469 1,319223816 1,782 Tidak Signifikanh+5 0,00116293 0,0041131005 0,282738021 1,782 Tidak Signifikan

Tabel tersebut menyajikan average abnormal return (AAR) per hari pengamatan

dari 5 hari sebelum sampai dengan 5 hari setelah pengumuman dividen pada

perusahaan yang mengalami penurunan dividen. Untuk mendapatkan T hitung,

tiap average abnormal return dibagi dengan kesalahan standar estimasi masing-

masing per harinya. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa average abnormal

return negatif yang signifikan muncul pada satu hari (h+1) setelah pengumuman

kenaikan dividen yaitu sebesar -0,017569432 karena nilai mutlak T hitung pada

hari tersebut lebih besar daripada T tabel yang sudah ditetapkan. Adanya respon

Page 24: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

negatif signifikan ini dimungkinkan karena investor menganggap perusahaan

sedang mengalami penurunan kinerja, karena itu dana laba ditahan mungkin

digunakan untuk melunasi hutang perusahaan sehingga dana yang digunakan oleh

perusahaan untuk melakukan reinvestasi tidak sebesar jumlah laba yang ditahan.

Kepercayaan investor terhadap perusahaan menjadi berkurang sehingga

menyebabkan penurunan harga saham perusahaan.

Dengan hasil itu maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima karena adanya

abnormal return negatif signifikan yang muncul setelah pengumuman penurunan

dividen, yaitu pada satu hari setelah pengumuman kenaikan dividen.

4.2.3. Uji Hipotesis 3

Naiknya profitabilitas perusahaan pada tahun ke t+1 dibandingkan dengan

profitabilitas perusahaan pada tahun ke t setelah pengumuman kebijakan kenaikan

dividen adalah hipotesis ketiga yang akan diuji pada penelitian ini.

Tabel 11. Pengujian Hipotesis 3

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROE_t 21.0455 38 13.10157 2.12536

ROE_t_1 35.5071 38 50.87278 8.25266

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ROE_t & ROE_t_1 38 .683 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 ROE_t - ROE_t_1 -1.44616E1 42.99669 6.97498 -28.59424 -.32892 -2.073 37 .045

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

Page 25: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Dari hasil olahan data pada tabel diatas didapat rata-rata ROE t adalah sebesar

21,0455 dan rata-rata ROE t+1 35,5071. Jika dilihat dari rata-rata sudah jelas

bahwa ROE t+1 lebih besar daripada ROE t namun untuk lebih jelas signifikan

atau tidak pengujian ini dapat dilihat di tabel hasil dari Paired Sample Test. Pada

tabel dapat dilihat bahwa hasilnya adalah signifikan. Nilai signifikansi

(p.value/Sig. 2-tailed = 0,045) lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa terjadi perbedaan profitabilitas yang signifikan dengan naiknya

profitabilitas pada tahun ke t+1 dibanding pada tahun ke t setelah terjadinya

kenaikan dividen perusahaan. Dengan hasil ini maka H3 penelitian ini diterima

karena adanya perbedaan profitabilitas yang signifikan naik dari tahun t ke tahun

t+1.

4.2.4. Uji Hipotesis 4

Hipotesis keempat yang akan dibuktikan di dalam penelitian ini adalah terjadi

perbedaan profitabilitas dengan turunnya profitabilitas perusahaan pada tahun ke

t+1 dibanding pada tahun ke t setelah terjadinya kebijakan penurunan dividen.

Tabel 12. Pengujian Hipotesis 4Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROE_t 46.8992 13 85.14096 23.61385

ROE_t_1 28.0638 13 24.96533 6.92414

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ROE_t & ROE_t_1 13 .900 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 ROE_t - ROE_t_1 1.88354E1 63.62378 17.64606 -19.61208 57.28285 1.067 12 .307

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

Page 26: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Dari hasil olahan data pada tabel diatas didapat rata-rata ROE t adalah sebesar

46,8992 dan rata-rata ROE t+1 26,0638. Jika dilihat dari rata-rata sudah jelas

bahwa ROE t lebih besar daripada ROE t+1 namun untuk melihat signifikan atau

tidak pengujian ini dapat dilihat di tabel hasil dari Paired Sample Test. Pada tabel

dapat dilihat bahwa hasilnya adalah tidak signifikan. Nilai signifikansi

(p.value/Sig. 2-tailed = 0,307) lebih besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukan

bahwa penurunan dividen pada perusahaan tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan pada tahun berikutnya. Ini membuktikan dugaan para

investor bahwa penurunan dividen adalah salah satu tanda penurunan kinerja

perusahaan sehingga para investor beranggapan bahwa laba ditahan perusahaan

akan digunakan untuk membayar hutang lebih besar daripada untuk reinvestasi

adalah salah. Di dalam hipotesis ini penurunan dividen dianggap sebagai salah

satu cara perusahaan menggunakan laba ditahan untuk membangun perusahaan

lebih baik lagi dengan cara reinvestasi atau usaha lainnya yang berdampak

meningkatkannya kinerja perusahaan pada tahun berikutnya, sehingga

profitabilitas perusahaan pun ikut meningkat.

Dari hasil tersebut maka H4 penelitian ini ditolak, walaupun terdapat perbedaan

profitabilitas yang menurun dari tahun t ke tahun t+1 namun perbedaan tersebut

setelah diuji tidak memberikan hasil yang signifikan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelummya, maka

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengumuman kenaikan dividen perusahaan direspon positif oleh pasar.

Peristiwa pengumuman kenaikan dividen ini ternyata memberikan

abnormal return yang positif kepada investor sehari sebelum kenaikan

dividen tersebut diumumkan. Adanya kebocoran informasi yang

menyebabkan respon positif signifikan terjadi sebelum pengumuman

dividen. Respon positif oleh pasar terjadi karena para investor

Page 27: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

beranggapan kenaikan dividen sebagai sinyal bahwa perusahaan

mempunyai propek yang cerah di masa mendatang.

2. Pada peristiwa pengumuman penurunan dividen pasar merespon negatif

pengumuman ini. Berlawanan dengan kesimpulan pertama, peristiwa

penurunan dividen ini memberikan abnormal return yang negatif. Dari

hasil penelitian dapat dilihat pada respon pasar yang negatif signifikan di

hari pertama setelah pengumuman. Respon negatif tersebut terjadi karena

penurunan dividen dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan sedang

mengalami penurunan kinerja, dan dari hal tersebut para investor

beranggapan bahwa perusahaan tidak mempunyai prospek yang baik

kedepannya.

3. Perbedaan yang signifikan antara profitabilitas pada tahun t dan

profitabilitas pada tahun t+1 terjadi pada saat kenaikan dividen. Hal ini

dapat dilihat dari naiknya profitabilitas pada tahun t+1 dibanding

profitabilitas pada tahun t. Ini membuktikan naiknya dividen dianggap

sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang cerah. Hal ini

juga mendukung dividend signaling theory, yang menyatakan bahwa

kenaikan dividen dianggap sebagai informasi yang baik bagi investor

karena hal tersebut mencermikan bahwa perusahaan mempunyai prospek

yang cerah di masa mendatang.

4. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara profitabilitas pada tahun

t+1 dengan profitabilitas pada tahun t pada saat penurunan dividen. Hal

ini membuktikan bahwa penurunan dividen tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas pada tahun berikutnya. Dugaan bahwa penurunan dividen

merupakan sinyal bahwa perusahaan tidak mempunyai prospek yang cerah

di masa mendatang adalah salah. Dalam hal ini penurunan jumlah dividen

yang dibagikan dianggap investor sebagai salah satu cara perusahaan

untuk melakukan reinvestasi sehingga perusahaan dapat lebih berkembang

dan meningkatkan kinerjanya pada tahun berikutnya. Hal tersebut tidak

mendukung dividend signaling theory, yang menyatakan bahwa penurunan

dividen memberikan sinyal buruk terhadap kinerja perusahaan pada tahun

berikutnya.

Page 28: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

5.2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Sampel penelitian yang digunakan hanya fokus terhadap perusahaan

consumer goods industry saja dan sampel yang dapat digunakan juga tidak

banyak karena hanya perusahaan yang membayarkan dividen dua tahun

berturut-turut saja. Sehingga penelitian ini kurang representatif dan hasil

dari penelitian tidak berlaku pada perusahaan-perusahaan sektor lainnya.

2. Periode pengamatan yang pendek. Periode yang digunakan adalah tahun

2006-2010.

3. Untuk variabel reaksi pasar hanya menggunakan periode jendela 10 hari,

yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah.

4. Untuk mengukur profitabilitas perusahaan hanya menggunakan variabel

return on equity (ROE). Pada kenyataannya masih banyak variabel yang

dapat digunakan dan dipengaruhi oleh suatu kebijakan.

5.3. Saran

Berdasarkan keterbatasan yang dijelaskan diatas, maka peniliti menyarankan:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel penelitian dari

berbagai jenis perusahaan atau industri.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode amatan

penelitiannya sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih

baik.

3. Memperpanjang waktu pengukuran reaksi pasar, tidak hanya

menggunakan periode jendela 10 hari untuk hasil yang lebih teruji.

4. Peneliti selanjutnya juga diharapkan tidak hanya menggunakan return on

equity sebagai proksi dari profitabilitas perusahaan. Masih banyak

variabel yang dapat dijadikan proksi untuk profitabilitas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Abdurahim, Ahim. (2004). Analisis Akurasi Respon Investor Terhadap Pengumuman Dividen. Wahana Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. 07;15-27.

Abdurahim, Ahim. (2004). Kandungan Informasi Tambahan Perubahan Dividen Tentang Profitabilitas Perusahaan Di Masa Yang Akan Datang. Wahana Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. 07; 99-111.

Apriani, Lisia. 2005. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Utilitas Publik dan Perusahan dalam Industri tidak Diregulasi). SNA VIII Solo; 15-16.

Atmaja, Lukas. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Andi.

Bhattacharya, S. 1979. Imperfect Information, Dividend Policy and the Bird in the Hand Fallacy Bell. Journal of Economics. 10; pp 259-270.

Christianti, Ari. 2006. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta: Hipotesis Static Trade Off Atau Pecking Order Theory. SNA IX Padang; 05-25.

DeAngelo, Harry, Linda DeAngelo, and Douglas J. Skinner. 1996. Reversal of Fortune : Dividend Policy and The Disappearance of Sustained Earnings Growth. Journal of Financial Economics 40, 341-371.

Fu, Yufen and Horatio Morgan. 2008. Dividend Policy and the Signalling Hypothesis: Is the Signalling Hypothesis still alive?

Fuller, Kathleen and Michael Goldstein. 2003. Dividend Policy and Market Movements. SSRN.com.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas di Ponegoro: UPP AMP YKPN.

Gugler, K., & Yurtoglu, BB. 2003.Corporate Governance and Dividen Pay out Policy in Germany. European Economic Review 47; 731-758.

Harjito, D. A., & Nurfauziah. 2006. Hubungan Kebijakan Hutang, Insider Ownership dan Kebijakan Dividen dalam Mekanisme Pengawasan Masalah Agensi di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. 2; 161-181.

Khoiruddin, Moh. (2004) Reaksi Pasar Terhadap Dividend Announcement di Sektor Perbankan Studi Kasus Pada BEJ. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. 2; 123-135.

Kurniawan, Addy. 2010. Analisis Dampak Kebijakan Deviden Pada Harga Saham dan Perbedaan Profitabilitas Perusahaan Setelah Perubahan Kebijakan Deviden di Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Universitas Sebelas Maret.

Kusuma, Hardi. 2006. Efek Informasi Asimetri Terhadap Kebijakan Deviden. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Li, Kai and Xinlei Zhao. 2008. Asymmetric Information and Dividend Policy. Journal of Financial Management.

Page 30: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../26112012-0711031024.doc.docx · Web viewKebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor

Midiastuty, Pratana Puspa, dkk. 2009. Analisis Kebijakan Dividen : Suatu Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Simpsium Nasional Akuntansi XII.

Miller, M. H dan F. Modigliani. (1961). Dividend Policy, Growth, and Valuation of Share. Journal of Business. 34; 235-264.

Miller, Merton and Kevin Rock. 1985. Dividend Policy Under Asymmetric Information. The Journal of Finance, Vol. 40, No. 4, pp. 1031-1051.

Murhadi, Werner R. 2008. Studi Kebijakan Dividen: Anteseden dan Dampaknya Terhadap Harga Saham. Surabaya Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. 1; 1-17.

Nissim, Doron and Amir Ziv. 2001. Dividend Changes and Future Provitability. Journal of Finance, Vol. LVI, No. 6.

Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham perusahaan-Perrusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Mandiri, Vol. 9.

Pettit, R. (1972). Dividend Announcement, Security Performance, and Capital Market Efficiency. Journal of Finance; 993-1007.

Pramastuti, Suluh. 2007. Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Thesis : Program Pasca Sarjana FE UGM .

Prasetio, J. E., & Susilastuti, Erna. (2004). Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen yang Meningkat dan Menurun Terhadap Harga Saham. Wahana Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. 07; 1-13.

Sepriyanti, Ratna. 2004. Analisis Hubungan Antara Kepemilikan Saham Minoritas dan Dividend Payout Ratio Dengan Laba Sebagai Variabel Pemodarasi. Jurnal Akuntansi dan Investasi.1; 63-79.

Valipor, Hashem and Vahab Rostami. 2009. Asymmetric Information and Dividend Policy in Emerging Markets: Empirical Evidences from Iran. International Journal of Economics and Finance . Vol. 1, No.1.

www.bapepam.go.id

www.duniainvestasi.com

www.finance.yahoo.com

www.idx.co.id