PRAKTIK FAKULTA FAKULTAS KEDOKTERA PENUNTUN KUM FARMAKOLOGI AS KEDOKTERAN UNRAM 2003 AN UNRAM
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PENUNTUN
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
2003
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
1. TUJUAN MELAKUKAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
1.1. Melihat sendiri pengaruh/khasiat suatu obat atau bahan pada
hidup, organ ataupun binatang percobaan.
1.2. Membandingkan hasil percobaan dengan teori yang ada dan kemudian
mengambil kesimpulan akhir
1.3. Membantu mahasiswa dalam mempelajari /menguasai Farmakologi.
2. CARA PELAKSANAAN
2.1. Dengan menggunakan
mahasiswa diharapkan dapat bekerja sendiri secara teratur /tertib.
2.2. Buatlah catatan dari semua hasil percobaan /hasil pengamatan dengan
baik dan rapi, agar saudara lebih mudah mempelajarinya kelak jika
diperlukan.
2.3. Para asisten/dosen hanya berfungsi sebagai pembimbing akan
memberikan penjelasan bila diperlukan.
3. PENILAIAN / EVALUASI
3.1. Penilaian terhadap kesungguhan/ketekunan serta ketepatan dari
mahasiswa melakukan praktikum.
3.2. Penilaian terhadap pengertian serta kemungkinan
percobaan yang dilakukan akan ditanyakan pada ujian/tentamen
tertulis.
4. HAL-HAL YANG DIHARAPKAN DARI MAHASISWA
4.1. Lakukanlah praktikum sebaik
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PETUNJUK UMUM
TUJUAN MELAKUKAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
Melihat sendiri pengaruh/khasiat suatu obat atau bahan pada
hidup, organ ataupun binatang percobaan.
Membandingkan hasil percobaan dengan teori yang ada dan kemudian
mengambil kesimpulan akhir
Membantu mahasiswa dalam mempelajari /menguasai Farmakologi.
Dengan menggunakan PENUNTUN PRAKTIKUM sebagai pegangan
mahasiswa diharapkan dapat bekerja sendiri secara teratur /tertib.
Buatlah catatan dari semua hasil percobaan /hasil pengamatan dengan
baik dan rapi, agar saudara lebih mudah mempelajarinya kelak jika
en/dosen hanya berfungsi sebagai pembimbing akan
memberikan penjelasan bila diperlukan.
Penilaian terhadap kesungguhan/ketekunan serta ketepatan dari
mahasiswa melakukan praktikum.
Penilaian terhadap pengertian serta kemungkinan hasil dari percobaan
percobaan yang dilakukan akan ditanyakan pada ujian/tentamen
HAL YANG DIHARAPKAN DARI MAHASISWA
Lakukanlah praktikum sebaik-baiknya dan dengan tertib
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Melihat sendiri pengaruh/khasiat suatu obat atau bahan pada jaringan
Membandingkan hasil percobaan dengan teori yang ada dan kemudian
Membantu mahasiswa dalam mempelajari /menguasai Farmakologi.
sebagai pegangan
mahasiswa diharapkan dapat bekerja sendiri secara teratur /tertib.
Buatlah catatan dari semua hasil percobaan /hasil pengamatan dengan
baik dan rapi, agar saudara lebih mudah mempelajarinya kelak jika
en/dosen hanya berfungsi sebagai pembimbing akan
Penilaian terhadap kesungguhan/ketekunan serta ketepatan dari
hasil dari percobaan –
percobaan yang dilakukan akan ditanyakan pada ujian/tentamen
4.2. Melaksanakan persiapan secukupnya tiap kali hendak melakukan
praktikum, agar percobaan
bermanfaat.
4.3. Ambillah pelajaran sebanyak mungkin dari percobaan
saudara lakukan , oleh karena percobaan ini hanya satu kali
dilaksanakan.
4.4. Perlakukan binatang percobaan sebaik
4.5. Berhati-hatilah menggunakan alat
4.6. Mahasiswa yang memecahkan
barang-barang, harus menggantinya dengan dua alat/barang baru yang
sama
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Melaksanakan persiapan secukupnya tiap kali hendak melakukan
aktikum, agar percobaan-percobaan yang saudara lakukan dapat
Ambillah pelajaran sebanyak mungkin dari percobaan-percobaan yang
saudara lakukan , oleh karena percobaan ini hanya satu kali
Perlakukan binatang percobaan sebaik-baiknya.
hatilah menggunakan alat-alat maupun bahan-bahan percobaan
Mahasiswa yang memecahkan / merusak / menghilangkan alat
barang, harus menggantinya dengan dua alat/barang baru yang
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Melaksanakan persiapan secukupnya tiap kali hendak melakukan
percobaan yang saudara lakukan dapat
percobaan yang
saudara lakukan , oleh karena percobaan ini hanya satu kali
bahan percobaan
menghilangkan alat-alat /
barang, harus menggantinya dengan dua alat/barang baru yang
Tujuan dari terapeutik adalah mencapai efek terapi yang diinginkan dengan
efrek merugikan yang minimal. Untuk memilih diantara banyak obat dan
menentukan dosis yang tepat dari suatu obat, sorang dokter harus mengetahui
potensi farmakologik relatif dan efi
hubungannya dengan efek terapeutik yang diinginkan. Dosis terapi yang
menimbulkan efek terapi pada 50% individu atau binatang percobaan disebut dosis
terapi median/median effektive dose
(LD50) ialah dosis yang kematian pada 50% individu atau binatang percobaan. Dalam
studi farmakodinamik di laboratorium, indeks terapi suatu obat dinyatakan dalam
rasio sebagai berikut:
Pada praktikum ini kita menggunakan mencit sebagai binatang percobaan.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ED
Diazepam merupakan obat yang mempunyai sifat sebagai sedatif hipnotif. Adapun
alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk praktik
bak plastik penampung mencit dengan tutupnya, alat penghitung waktu, mencit
sebanyak 16 ekor, serta diazepam dengan konsentrasi yang berbeda (0,156 mg/cc;
0,312 mg/cc; 0,625 mg/cc; 1,25mg/cc).
Perlu diperhatikan di
tidak diinginkan. Pertama ambil mencit dari bak penampungnya dengan cara
menarik ekornya. Taruh di atas jaring kawat, lalu pegang ekornya dengan tangan
kiri, kemudian tangan kanan memegang kepala bagian
dipegang dengan baik, injeksikan diazepam sebanyak 0,5 cc secara intraperitonial,
beri tanda mencit yang sudah diberi perlakuan. Lakukan langkah tersebut pada
mencit yang lain sampai semua mencit mendapatkan perlakuan. Tunggu se
menit, lalu evaluasi keadaan mencit setiap 15 menit selama 60 menit apakah
INDEKS TERAPI = LD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PRAKTIKUM ED50
Tujuan dari terapeutik adalah mencapai efek terapi yang diinginkan dengan
efrek merugikan yang minimal. Untuk memilih diantara banyak obat dan
menentukan dosis yang tepat dari suatu obat, sorang dokter harus mengetahui
potensi farmakologik relatif dan efikasi maksimal dari obat-obatan dalam
hubungannya dengan efek terapeutik yang diinginkan. Dosis terapi yang
menimbulkan efek terapi pada 50% individu atau binatang percobaan disebut dosis
effektive dose (ED50). Dosis letal median/median lethal dose
) ialah dosis yang kematian pada 50% individu atau binatang percobaan. Dalam
studi farmakodinamik di laboratorium, indeks terapi suatu obat dinyatakan dalam
kita menggunakan mencit sebagai binatang percobaan.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ED50 dan ED50 diazepam pada mencit.
Diazepam merupakan obat yang mempunyai sifat sebagai sedatif hipnotif. Adapun
alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk praktikum ini antara lain spuit injeksi 1 cc,
bak plastik penampung mencit dengan tutupnya, alat penghitung waktu, mencit
sebanyak 16 ekor, serta diazepam dengan konsentrasi yang berbeda (0,156 mg/cc;
0,312 mg/cc; 0,625 mg/cc; 1,25mg/cc).
sini cara memegang mencit untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan. Pertama ambil mencit dari bak penampungnya dengan cara
ekornya. Taruh di atas jaring kawat, lalu pegang ekornya dengan tangan
kiri, kemudian tangan kanan memegang kepala bagian belakangnya. Setelah mencit
dipegang dengan baik, injeksikan diazepam sebanyak 0,5 cc secara intraperitonial,
beri tanda mencit yang sudah diberi perlakuan. Lakukan langkah tersebut pada
mencit yang lain sampai semua mencit mendapatkan perlakuan. Tunggu se
menit, lalu evaluasi keadaan mencit setiap 15 menit selama 60 menit apakah
INDEKS TERAPI = LD50/ED50
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Tujuan dari terapeutik adalah mencapai efek terapi yang diinginkan dengan
efrek merugikan yang minimal. Untuk memilih diantara banyak obat dan
menentukan dosis yang tepat dari suatu obat, sorang dokter harus mengetahui
obatan dalam
hubungannya dengan efek terapeutik yang diinginkan. Dosis terapi yang
menimbulkan efek terapi pada 50% individu atau binatang percobaan disebut dosis
lethal dose
) ialah dosis yang kematian pada 50% individu atau binatang percobaan. Dalam
studi farmakodinamik di laboratorium, indeks terapi suatu obat dinyatakan dalam
kita menggunakan mencit sebagai binatang percobaan.
diazepam pada mencit.
Diazepam merupakan obat yang mempunyai sifat sebagai sedatif hipnotif. Adapun
um ini antara lain spuit injeksi 1 cc,
bak plastik penampung mencit dengan tutupnya, alat penghitung waktu, mencit
sebanyak 16 ekor, serta diazepam dengan konsentrasi yang berbeda (0,156 mg/cc;
ini cara memegang mencit untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan. Pertama ambil mencit dari bak penampungnya dengan cara
ekornya. Taruh di atas jaring kawat, lalu pegang ekornya dengan tangan
belakangnya. Setelah mencit
dipegang dengan baik, injeksikan diazepam sebanyak 0,5 cc secara intraperitonial,
beri tanda mencit yang sudah diberi perlakuan. Lakukan langkah tersebut pada
mencit yang lain sampai semua mencit mendapatkan perlakuan. Tunggu selama 10
menit, lalu evaluasi keadaan mencit setiap 15 menit selama 60 menit apakah
mencitnya tidur apa tidak. Untuk mengevaluasinya, taruh mencitnya di atas jaring
kawat lalu miringkan, jika mencitnya jatuh atau tidak bisa mengcengkeram jaring
kawat dengan erat berarti mencit sudah tidur. Catat hasil pengamatan tersebut pada
tabel, apabila mencit tidur diberi nilai 1 sedangkan jika tidak diberi nilai 0.
Menit Kelompok
Dosis I
15 0000
30 0011
45
60
Keterangan: 0 = mencit sadar penuh/tidak tidur
1= Mencit tidur
Dari hasil evaluasi tersebut maka nilai ED50 dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
ED50 = Median effective Dose
Dα = Dosis terkecil yang diberikan
d = Log r, r = faktor pengenceran = 2
f = Nilai tabel (dibaca dari kelompok dosis terkecil ke terbesar)
n = Jumlah binatang percobaan dalam satu kelompok dosis
k = Konstanta = (Jumlah
Dengan menggunakan
95% dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
ED50 95% = Median effective dose
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
mencitnya tidur apa tidak. Untuk mengevaluasinya, taruh mencitnya di atas jaring
kawat lalu miringkan, jika mencitnya jatuh atau tidak bisa mengcengkeram jaring
erat berarti mencit sudah tidur. Catat hasil pengamatan tersebut pada
tabel, apabila mencit tidur diberi nilai 1 sedangkan jika tidak diberi nilai 0.
Kelompok
Kelompok
Dosis II
Kelompok
Dosis III
Kelompok
Dosis IV
0001 0011 0111
0 = mencit sadar penuh/tidak tidur
Dari hasil evaluasi tersebut maka nilai ED50 dapat dihitung dengan menggunakan
Median effective Dose
= Dosis terkecil yang diberikan
= Log r, r = faktor pengenceran = 2
= Nilai tabel (dibaca dari kelompok dosis terkecil ke terbesar)
= Jumlah binatang percobaan dalam satu kelompok dosis
= Konstanta = (Jumlah kelompok dosis – 1)
Dengan menggunakan confidence interval (CI) 95%, maka dapat dihitung ED
95% dengan menggunakan rumus:
Median effective dose 95%
Log ED50 = Log Dα + d (f+1)
Log ED50 95% = Log m ± 2 α log m
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
mencitnya tidur apa tidak. Untuk mengevaluasinya, taruh mencitnya di atas jaring
kawat lalu miringkan, jika mencitnya jatuh atau tidak bisa mengcengkeram jaring
erat berarti mencit sudah tidur. Catat hasil pengamatan tersebut pada
Kelompok
Dosis IV
Dari hasil evaluasi tersebut maka nilai ED50 dapat dihitung dengan menggunakan
= Nilai tabel (dibaca dari kelompok dosis terkecil ke terbesar)
= Jumlah binatang percobaan dalam satu kelompok dosis
(CI) 95%, maka dapat dihitung ED50
Log m = Log ED
α log m = d δ f
δ f = nilai tabel
HASIL PERHITUNGAN
KESIMPULAN
REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
= Log ED50
= nilai tabel
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum
(.................................)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
.........................
ANALGETIK
Tujuan dari praktikum ini adalah memberikan gambaran konsep mekanisme kerja
dari obat analgetik antiinflamasi golongan NSAID.
BAHAN DAN ALAT
1. Bahan Penelitian :
a. Parasetamol atau antalgin
b. Aquades
c. Asam asetat glacial
2. Alat Penelitian
a. Jarum oral (ujung tumpul)
b. Spuit injeksi (0,1-1 ml)
c. Beker glass
d. Stopwatch
e. Lumpang
3. Hewan uji: Mencit putih
CARA KERJA
1. Sebelum dipergunakan, hewan uji yaitu mencit diadaptasikan dulu dengan
lingkungan yaitu laboratorium farmakologi. Hewan uji yang digunakan diberi
pakan dan minum yang sama. Sebelum dipergunakan hewan uji dipuasakan
terlebih dahulu selama 18 ja
2. Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
3. Siapkan mencit yang akan diberi perlakuan dalam praktikum ini. Mencit yang
dipergunakan sebanyak 10 ekor mencit yang dibagi ke dalam 2 kelompok
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
ANALGETIK DAN ANTIINFLAMASI
Tujuan dari praktikum ini adalah memberikan gambaran konsep mekanisme kerja
dari obat analgetik antiinflamasi golongan NSAID.
atau antalgin
Jarum oral (ujung tumpul)
1 ml)
umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 g
Sebelum dipergunakan, hewan uji yaitu mencit diadaptasikan dulu dengan
lingkungan yaitu laboratorium farmakologi. Hewan uji yang digunakan diberi
pakan dan minum yang sama. Sebelum dipergunakan hewan uji dipuasakan
terlebih dahulu selama 18 jam tetapi tetap diberi minum.
Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
Siapkan mencit yang akan diberi perlakuan dalam praktikum ini. Mencit yang
dipergunakan sebanyak 10 ekor mencit yang dibagi ke dalam 2 kelompok
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Tujuan dari praktikum ini adalah memberikan gambaran konsep mekanisme kerja
Sebelum dipergunakan, hewan uji yaitu mencit diadaptasikan dulu dengan
lingkungan yaitu laboratorium farmakologi. Hewan uji yang digunakan diberi
pakan dan minum yang sama. Sebelum dipergunakan hewan uji dipuasakan
Siapkan mencit yang akan diberi perlakuan dalam praktikum ini. Mencit yang
dipergunakan sebanyak 10 ekor mencit yang dibagi ke dalam 2 kelompok
dengan masing-masing
perlakuan sebagai berikut :
a. Kelompok I (kontrol) untuk mencit yang diberi akuades.
b. Kelompok II (perlakuan) untuk mencit yang diberi parasetamol.
4. Beri perlakuan pada mencit sesuai dengan kelompoknya. Akuades dan
parasetamol diberikan secara oral dengan jarum tumpul.
5. Tunggu selama 15 menit dan kemudian injeksikan asam asetat 1% secara
intraperitoneal pada seluruh mencit.
6. Amati geliat pada mencit setiap 5 menit selama 30 menit.
7. Masukkan data ke dalam tabel berikut
Kelompok 5’
Kontrol
Parasetamol
Penetapan Persen daya analgesik dapt dihitung dengan menggunakan rumus
Hendersoth-Forsaith, yaitu:
% daya analgesik = ( K- P )
K
K : Jumlah kumulatif geliat kontrol
P : Jumlah kumulatif geliat perlakuan
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
masing kelompok berjumlah lima ekor mencit dengan
perlakuan sebagai berikut :
Kelompok I (kontrol) untuk mencit yang diberi akuades.
Kelompok II (perlakuan) untuk mencit yang diberi parasetamol.
Beri perlakuan pada mencit sesuai dengan kelompoknya. Akuades dan
parasetamol diberikan secara oral dengan jarum tumpul.
Tunggu selama 15 menit dan kemudian injeksikan asam asetat 1% secara
intraperitoneal pada seluruh mencit.
Amati geliat pada mencit setiap 5 menit selama 30 menit.
Masukkan data ke dalam tabel berikut ini.
10’ 15’ 20’ 25’
Penetapan Persen daya analgesik dapt dihitung dengan menggunakan rumus
K : Jumlah kumulatif geliat kontrol
P : Jumlah kumulatif geliat perlakuan
X 100%
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
kelompok berjumlah lima ekor mencit dengan
Kelompok II (perlakuan) untuk mencit yang diberi parasetamol.
Beri perlakuan pada mencit sesuai dengan kelompoknya. Akuades dan
Tunggu selama 15 menit dan kemudian injeksikan asam asetat 1% secara
30’
Penetapan Persen daya analgesik dapt dihitung dengan menggunakan rumus
HASIL PERHITUNGAN
KESIMPULAN
REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum
(.................................)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
PERCOBAAN DENGAN MIOTIKA / MIDRIATIKA
Sebagai binatang percobaan digunakan kelinci , bulu sekitar
dipotong sependek mungkin agar tidak mengganggu waktu mengadakan
pemeriksaan . .Kemudian kelinci dimasukkan ke dalam kotak khusus untuk
mempermudah pekerjaan dan ketepatan pemeriksaan sehingga hasil percobaan
akan mendekati kebenaran.
Kelinci dihadapkan ke arah yang tidak mendapat sinar langsung, supaya
pemeriksaan perubahan pupil dapat dilakukan dengan baik.
Lakukanlah pemeriksaan yang teliti dan catatlah sebaik
- Lebar pupil kiri dan kanan ( mm )
- Reflek cahaya
- Keadaan pembuluh darah konjungtiva
Pemeriksaan pendahuluan ini, datanya akan digunakan sebagai pembanding/kontrol
sebaiknya dilakukan 3 kali dengan jarak waktu masing
data pembanding didapatkan percobaan dapat dilanjutkan de
obat-obatan. Teteskanlah obat pada salah satu matanya sedemikian rupa sehingga
obat yang diteteskan tidak keluar dengan cara menarik bagian kelopak mata bawah
sedikit keluar dan teteskanlah obat pada bagian dalam kelopak mata.
Kemudian mata ditutup untuk beberapa saat . Penetesan obat dilakukan dengan
menggunakan pipet dan teteskanlah 2
pemeriksaan seperti diatas 10. 20. 30 menit setelah pemberian obat serta
bandingkanlah dengan mata y
pemeriksaan, mata yang diteteskan obat dicuci/ diteteskan dengan larutan garam
fisiologis untuk menghilangkan pengaruh obat. Lima menit kemudian percobaan
dilanjutkan dengan menetesi obat berikutnya pa
sebagai pembanding. Lakukan
selanjutnya secara bergantian menggunakan mata yang sebelah untuk pemberian
obat sedangkan mata yang sebelahnya digunakan sebagai pembanding
seluruh percobaan selesai.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PERCOBAAN DENGAN MIOTIKA / MIDRIATIKA
Sebagai binatang percobaan digunakan kelinci , bulu sekitar
dipotong sependek mungkin agar tidak mengganggu waktu mengadakan
pemeriksaan . .Kemudian kelinci dimasukkan ke dalam kotak khusus untuk
mempermudah pekerjaan dan ketepatan pemeriksaan sehingga hasil percobaan
Kelinci dihadapkan ke arah yang tidak mendapat sinar langsung, supaya
pemeriksaan perubahan pupil dapat dilakukan dengan baik.
Lakukanlah pemeriksaan yang teliti dan catatlah sebaik-baiknya tentang :
Lebar pupil kiri dan kanan ( mm )
Reflek cahaya
Keadaan pembuluh darah konjungtiva
Pemeriksaan pendahuluan ini, datanya akan digunakan sebagai pembanding/kontrol
sebaiknya dilakukan 3 kali dengan jarak waktu masing-masing 10 menit. Setelah
data pembanding didapatkan percobaan dapat dilanjutkan dengan pemberian
obatan. Teteskanlah obat pada salah satu matanya sedemikian rupa sehingga
obat yang diteteskan tidak keluar dengan cara menarik bagian kelopak mata bawah
sedikit keluar dan teteskanlah obat pada bagian dalam kelopak mata.
udian mata ditutup untuk beberapa saat . Penetesan obat dilakukan dengan
menggunakan pipet dan teteskanlah 2-3 tetes obat yang akan diselidiki. Lakukan
pemeriksaan seperti diatas 10. 20. 30 menit setelah pemberian obat serta
bandingkanlah dengan mata yang tidak diteteskan obat. Setelah selesai
pemeriksaan, mata yang diteteskan obat dicuci/ diteteskan dengan larutan garam
fisiologis untuk menghilangkan pengaruh obat. Lima menit kemudian percobaan
dilanjutkan dengan menetesi obat berikutnya pada mata yang tadinya diguanakan
Lakukan pemeriksaan seperti tersebut di atas. Demikianlah
selanjutnya secara bergantian menggunakan mata yang sebelah untuk pemberian
obat sedangkan mata yang sebelahnya digunakan sebagai pembanding
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Sebagai binatang percobaan digunakan kelinci , bulu sekitar matanya
dipotong sependek mungkin agar tidak mengganggu waktu mengadakan
pemeriksaan . .Kemudian kelinci dimasukkan ke dalam kotak khusus untuk
mempermudah pekerjaan dan ketepatan pemeriksaan sehingga hasil percobaan
Kelinci dihadapkan ke arah yang tidak mendapat sinar langsung, supaya
Pemeriksaan pendahuluan ini, datanya akan digunakan sebagai pembanding/kontrol
masing 10 menit. Setelah
ngan pemberian
obatan. Teteskanlah obat pada salah satu matanya sedemikian rupa sehingga
obat yang diteteskan tidak keluar dengan cara menarik bagian kelopak mata bawah
udian mata ditutup untuk beberapa saat . Penetesan obat dilakukan dengan
3 tetes obat yang akan diselidiki. Lakukan
pemeriksaan seperti diatas 10. 20. 30 menit setelah pemberian obat serta
ang tidak diteteskan obat. Setelah selesai
pemeriksaan, mata yang diteteskan obat dicuci/ diteteskan dengan larutan garam
fisiologis untuk menghilangkan pengaruh obat. Lima menit kemudian percobaan
da mata yang tadinya diguanakan
pemeriksaan seperti tersebut di atas. Demikianlah
selanjutnya secara bergantian menggunakan mata yang sebelah untuk pemberian
obat sedangkan mata yang sebelahnya digunakan sebagai pembanding sampai
Adapun obat – obat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
o Pilocarpine
o Atropine
o Adrenaline
PERHATIAN
a. Pada waktu melakukan pemeriksaan
(bila masih ada kotoran,
percobaan.
b. Pada pemeriksaan refleks cahaya kecuali memperhatikan positif
negatifnya refleks, juga
PERTANYAAN
1. Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan pilocarpine ?.
ada perbedaan antara pemeriksaan 1, ke
obat. Bagaimanakah penjelasan tentang pengaruh pilocarpine ini ?. Jelaskan
hasil pemeriksaan 1, ke
pilocarpine sebagai obat te
2. Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan atropine ? Apa
perbedaan hasil percobaaan antara atropine dengan pilocarpine ?
Bagaimana hal ini dapat dijelaskan ? Apakah dasar bukti penjelasan ini ?
Apakah atropine masih digunakan di
dimana atropine digunakan sebagai obat tetes mata dan jelaskan pula
tujuan penggunaannya ?
mata ?
3. Perubahan berupa apakah yang didapatkan pada mata setelah ditet
dengan larutan Pilocarpine? Sebutkan keadaan / kelainan dimana
adrenaline masih digunakan !
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
obat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
Pilocarpine - 2 %
Atropine - 2 %
Adrenaline - 2 %
Pada waktu melakukan pemeriksaan jangan sampai menyentuh bulu mata
kotoran, dibersihkan ) dan jangan menakuti binatang
Pada pemeriksaan refleks cahaya kecuali memperhatikan positif
negatifnya refleks, juga diperhatikan kecepatan/kelambatan refleks.
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan pilocarpine ?.
ada perbedaan antara pemeriksaan 1, ke-2 dan ke-3 setelah pemberian
obat. Bagaimanakah penjelasan tentang pengaruh pilocarpine ini ?. Jelaskan
hasil pemeriksaan 1, ke-2 dan ke-3 ? Apakah tujuan penggunaan klinis
pilocarpine sebagai obat tetes mata ?
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan atropine ? Apa
perbedaan hasil percobaaan antara atropine dengan pilocarpine ?
Bagaimana hal ini dapat dijelaskan ? Apakah dasar bukti penjelasan ini ?
Apakah atropine masih digunakan di klinik ?. Sebutkan beberapa keadaan
dimana atropine digunakan sebagai obat tetes mata dan jelaskan pula
tujuan penggunaannya ? Apakah beda khasiat atropine dan pilocarpine pada
Perubahan berupa apakah yang didapatkan pada mata setelah ditet
dengan larutan Pilocarpine? Sebutkan keadaan / kelainan dimana
adrenaline masih digunakan !
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
sampai menyentuh bulu mata
dibersihkan ) dan jangan menakuti binatang
Pada pemeriksaan refleks cahaya kecuali memperhatikan positif –
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan pilocarpine ?. Apakah
3 setelah pemberian
obat. Bagaimanakah penjelasan tentang pengaruh pilocarpine ini ?. Jelaskan
Apakah tujuan penggunaan klinis
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan atropine ? Apa
perbedaan hasil percobaaan antara atropine dengan pilocarpine ?
Bagaimana hal ini dapat dijelaskan ? Apakah dasar bukti penjelasan ini ?
klinik ?. Sebutkan beberapa keadaan
dimana atropine digunakan sebagai obat tetes mata dan jelaskan pula
Apakah beda khasiat atropine dan pilocarpine pada
Perubahan berupa apakah yang didapatkan pada mata setelah ditetesi
dengan larutan Pilocarpine? Sebutkan keadaan / kelainan dimana
HASIL PENGAMATAN
KESIMPULAN
REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum
(.................................)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
PERCOBAAN DENGAN ANESTETIKA LOKAL
ANESTESI PERMUKAAN ( SURFACE ANESTESIA )
Sebagai binatang percobaan digunakan kelinci . Gunting bulu kelinci di daerah
punggung kurang lebih 2 cm. Tandai daerah yang sudah digunting berbentuk
lingkaran dengan spidol untuk memudahkan
periksa dan catatlah keadaan kulit kelinci antara lain :
- Nyeri dengan jarum tumpul
- Nyeri dengan jarum tajam
Obat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
- Procain HCL
- Lidocain
- Lidocain Adrenalin
Setelah pemeriksaan lengkap percobaan dapat dimulai. A
prokain sebanyak 0,1 cc dengan menggunakan
Suntikkan obat pada daerah yang sudah ditandai dan kemudian lakukan
pemeriksaan di atas dengan menggunakan jarum tumpul dan jarum tajam setiap 5
menit sampat menit ke 30. Catatlah hasil pemeriksaan
Untuk kelompok mahasiswa yang lain lakukan percob
menggunakan obat yang berbeda dengan kelompok yang pertama. Catatlah hasil
pemeriksaan
PERTANYAAN
1. Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCL? .
Bagaimanakah onset dan
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sehubungan dengan
penggunaan klinik dari Procaine HCL sebagai anestesi lokal ?
2. Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan lidocaine ?
3. Bagaimanakah onset dan
4. Apakah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sehubungan dengan
penggunaan klinik dari Lidocaine sebagai anestesi lokal ?
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PERCOBAAN DENGAN ANESTETIKA LOKAL
ANESTESI PERMUKAAN ( SURFACE ANESTESIA )
Sebagai binatang percobaan digunakan kelinci . Gunting bulu kelinci di daerah
punggung kurang lebih 2 cm. Tandai daerah yang sudah digunting berbentuk
lingkaran dengan spidol untuk memudahkan melaksanakan pemeriksaan. Kemudian
eadaan kulit kelinci antara lain :
Nyeri dengan jarum tumpul
Nyeri dengan jarum tajam
Obat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
Procain HCL aquades steril
Lidocain Adrenalin
Setelah pemeriksaan lengkap percobaan dapat dimulai. Ambillah obat anestesi lokal
prokain sebanyak 0,1 cc dengan menggunakan spuit insulin secara intrakutan
Suntikkan obat pada daerah yang sudah ditandai dan kemudian lakukan
pemeriksaan di atas dengan menggunakan jarum tumpul dan jarum tajam setiap 5
menit sampat menit ke 30. Catatlah hasil pemeriksaan
Untuk kelompok mahasiswa yang lain lakukan percobaan diatas dengan
menggunakan obat yang berbeda dengan kelompok yang pertama. Catatlah hasil
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCL? .
dan duration of action dari procaine HCL ini
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sehubungan dengan
penggunaan klinik dari Procaine HCL sebagai anestesi lokal ?
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan lidocaine ?
dan duration of action dari Lidocaine ini ?
pakah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sehubungan dengan
penggunaan klinik dari Lidocaine sebagai anestesi lokal ?
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Sebagai binatang percobaan digunakan kelinci . Gunting bulu kelinci di daerah
punggung kurang lebih 2 cm. Tandai daerah yang sudah digunting berbentuk
Kemudian
mbillah obat anestesi lokal
intrakutan .
Suntikkan obat pada daerah yang sudah ditandai dan kemudian lakukan
pemeriksaan di atas dengan menggunakan jarum tumpul dan jarum tajam setiap 5
aan diatas dengan
menggunakan obat yang berbeda dengan kelompok yang pertama. Catatlah hasil
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCL? .
dari procaine HCL ini? Apakah
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sehubungan dengan
pakah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sehubungan dengan
5. Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan Lidocaine
Bagaimanakah onset dan
6. Apakah perbedaan hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCl
dibandingkan dengan Lidocaine serta Lidocaine
7. Apakah ada kontraindikasi dalam penggunaan lidocaine
penggunaan klinisnya sebagai
HASIL PENGAMATAN
KESIMPULAN
REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan Lidocaine-Adrenaline ini ?
dan duration of action dari Lidocaine ini ?
Apakah perbedaan hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCl
dibandingkan dengan Lidocaine serta Lidocaine-Adrenaline?
Apakah ada kontraindikasi dalam penggunaan lidocaine-adrenalin ini pada
penggunaan klinisnya sebagai anestesi lokal ?
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum
(.................................)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Adrenaline ini ?
Apakah perbedaan hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCl
adrenalin ini pada
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
.........................
PERCOBAAN ANESTESIA UMUM DENGAN ETHER
Pada percobaan ini dipilih kelinci yang besar dan cukup sehat. Periksa dan amati
sebaik-baiknya keadaan kelinci.
PERIKSA DAN AMATI :
1. Keadaan pernafasan : frekuensi, dalamn
jenis pernafasan dada atau perut dan lain
2. Keadaan mata : lebarnya pupil, refleks cahaya, refleks conjungtiva atau
cornea, pergerakan mata.
3. Keadaan otot/pergerakan :
4. Rasa nyeri : keadaan rasa nyeri ( dengan mencubit telinga )
5. Keadaan salivasi : salivasi banyak atau sedikit
6. Lain lain : muntah, ronchi, warna daun telinga dan lain
Setelah semua dicatat dengan lengkap , barulah percobaan dapat dimulai. Pasanglah
corong ( cono ) pada moncong kelinci dengan baik dan mulailah dengan meneteskan
ether dengan kecepatan kira
Catatlah waktu :
1. mulai meneteskan ether
2. adanya tanda-tanda dari tiap
3. dimana binatang percobaan telah berada dalam anestesi cukup
dapat dimulai .
Bila keadaaan terakhir ini telah dicapai ( stage of anestesia ) pertahankanlah
keadaan ini untuk beberapa menit ( 5
binatang percobaan (seperti di atas ) tanpa menambah ether lagi. Kemudian
biarkanlah kelinci bangun/sadar kembali , dan catatlah waktunya. Selama percobaan
catatlah hal-hal yang perlu dan perhatikanlah keadaan
jumlah ether yang digunakan.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PERCOBAAN ANESTESIA UMUM DENGAN ETHER PADA KELINCI
Pada percobaan ini dipilih kelinci yang besar dan cukup sehat. Periksa dan amati
elinci.
frekuensi, dalamnya pernafasan, teratur atau
jenis pernafasan dada atau perut dan lain –lain
lebarnya pupil, refleks cahaya, refleks conjungtiva atau
mata.
otot/pergerakan : keadaan gerakan , tonus otot bergaris
keadaan rasa nyeri ( dengan mencubit telinga )
salivasi banyak atau sedikit
muntah, ronchi, warna daun telinga dan lain –lain
Setelah semua dicatat dengan lengkap , barulah percobaan dapat dimulai. Pasanglah
corong ( cono ) pada moncong kelinci dengan baik dan mulailah dengan meneteskan
ether dengan kecepatan kira-kira 60 tetes/menit.
tanda dari tiap-tiap “ stage”
dimana binatang percobaan telah berada dalam anestesi cukup sehingga operasi
Bila keadaaan terakhir ini telah dicapai ( stage of anestesia ) pertahankanlah
keadaan ini untuk beberapa menit ( 5 menit ) dan perhatikan/periksalah keadaan
binatang percobaan (seperti di atas ) tanpa menambah ether lagi. Kemudian
biarkanlah kelinci bangun/sadar kembali , dan catatlah waktunya. Selama percobaan
hal yang perlu dan perhatikanlah keadaan tiap-tiap stage. Hitunglah
jumlah ether yang digunakan.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PADA KELINCI
Pada percobaan ini dipilih kelinci yang besar dan cukup sehat. Periksa dan amati
, teratur atau tidaknya,
lebarnya pupil, refleks cahaya, refleks conjungtiva atau
Setelah semua dicatat dengan lengkap , barulah percobaan dapat dimulai. Pasanglah
corong ( cono ) pada moncong kelinci dengan baik dan mulailah dengan meneteskan
sehingga operasi
Bila keadaaan terakhir ini telah dicapai ( stage of anestesia ) pertahankanlah
menit ) dan perhatikan/periksalah keadaan
binatang percobaan (seperti di atas ) tanpa menambah ether lagi. Kemudian
biarkanlah kelinci bangun/sadar kembali , dan catatlah waktunya. Selama percobaan
tiap stage. Hitunglah
PERHATIAN
a. Perhatikanlah hal-hal yang menetukan dari tiap
b. Perhatikan cara memasang corong sehingga kelinci tidak terganggu.
c. Amatilah keadaan binatang percobaan se
pada waktu perubahan-perubahan “stage” sebaik
PERTANYAAN
1. Apakah semua “stage” pada anestesi umum dengan ether dapat dilihat pada
percobaan ini ?
2. Bila dapat terlihat dengan jelas, apakah semua tanda
“stage” didapatkan ? Tanda
terlihat dengan jelas ?
3. Pada “stage” manakah terdapat relaksasi otot
4. Pada “stage” manakah rasa nyeri hilang ?
5. Bagaimanakah dengan salivasinya ?.
6. Perubahan-perubahan apakah yang didapatkan pada waktu binatang
percobaan dari keadaan anestesi kembali ke keadaan pulih kesadaran ?
7. Cara anestesi pada percobaan yang dilakukan disebut cara apa ? Dan cara
apa saja yang dapat digunakan pada pemberian anestesi umum ?
8. Apakah untung/rugi ether sebagai anestesi umum
9. Anestesi umum mana sajakah yang tidak boleh digunakan pada penderita yang
baru menderita hepatitis infectiosa ?
CATATAN /HASIL PERCOBAAN
1. Catatlah waktu :
- Mulai meneteskan eher :………………………….
- Tercapainya “stage “ i :………………………….
- Tercapainya “stage” ii :………………………….
- Tercapainya “stage” III :………………………….
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
hal yang menetukan dari tiap-tiap stage (tanda-tanda) .
Perhatikan cara memasang corong sehingga kelinci tidak terganggu.
Amatilah keadaan binatang percobaan selama percobaan berjalan , terutama
perubahan “stage” sebaik-baiknya .
Apakah semua “stage” pada anestesi umum dengan ether dapat dilihat pada
Bila dapat terlihat dengan jelas, apakah semua tanda-tanda pada tiap
“stage” didapatkan ? Tanda-tanda mana sajakah yang tidak didapatkan/ tidak
Pada “stage” manakah terdapat relaksasi otot-otot bergaris ?
Pada “stage” manakah rasa nyeri hilang ?
Bagaimanakah dengan salivasinya ?. Mengapakah hal ini dapat terjadi ?
perubahan apakah yang didapatkan pada waktu binatang
percobaan dari keadaan anestesi kembali ke keadaan pulih kesadaran ?
Cara anestesi pada percobaan yang dilakukan disebut cara apa ? Dan cara
apa saja yang dapat digunakan pada pemberian anestesi umum ?
Apakah untung/rugi ether sebagai anestesi umum
Anestesi umum mana sajakah yang tidak boleh digunakan pada penderita yang
baru menderita hepatitis infectiosa ?
CATATAN /HASIL PERCOBAAN
Mulai meneteskan eher :………………………….
Tercapainya “stage “ i :………………………….
ercapainya “stage” ii :………………………….
ercapainya “stage” III :………………………….
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
tanda) .
lama percobaan berjalan , terutama
Apakah semua “stage” pada anestesi umum dengan ether dapat dilihat pada
pada tiap-tiap
tanda mana sajakah yang tidak didapatkan/ tidak
Mengapakah hal ini dapat terjadi ?
perubahan apakah yang didapatkan pada waktu binatang
percobaan dari keadaan anestesi kembali ke keadaan pulih kesadaran ?
Cara anestesi pada percobaan yang dilakukan disebut cara apa ? Dan cara-cara
Anestesi umum mana sajakah yang tidak boleh digunakan pada penderita yang
2. Hasil pemeriksaaan :
1.1. sebelum anestesi dimulai
pernafasan :
frekuensi : ………………………..
teratur :………………………..
jenis :………………………..
dalamnya : ……………………….
auscultasi :……………………………
ronchi :……………………………….
Lain-lain :………………………..
mata :
lebar pupil :………………………..
refleks cahaya :……………………
refleks cornea : ……………………
gerakan otot
tonus otot : ………………………
gerakan :……………………….
rasa nyeri :……………………………
salivasi :………………………………
3. Selama pemberian anestesi :
a. keadaan/ hal-hal yang didapatkan selama pemberian anestesia
b. Hasil pemeriksaan selama binatang percobaan
anestesi
c. Jumlah anestesi yang digunakan
Percobaan yang sama dapat dilakukan , dengan terlebih dahulu memberikan
premedikasi atropine ( morphine 0,5 %
dan membandingkannya dengan perco
premedikasi morphine-atropine pada anestesi umum dengan ether ?
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
ebelum anestesi dimulai
: ………………………..
teratur :………………………..
jenis :………………………..
dalamnya : ……………………….
auscultasi :……………………………
ronchi :……………………………….
lain :………………………..
lebar pupil :………………………..
refleks cahaya :……………………
refleks cornea : ……………………
tonus otot : ………………………
gerakan :……………………….
rasa nyeri :……………………………
salivasi :………………………………
Selama pemberian anestesi :
hal yang didapatkan selama pemberian anestesia
Hasil pemeriksaan selama binatang percobaan berada dalam keadaan
Jumlah anestesi yang digunakan
Percobaan yang sama dapat dilakukan , dengan terlebih dahulu memberikan
premedikasi atropine ( morphine 0,5 % ---5 mg/kgBB, atropine 0,5 % --5 mg/kgBB)
dan membandingkannya dengan percobaan tanpa premedikasi. Apakah keuntungan
atropine pada anestesi umum dengan ether ?
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
berada dalam keadaan
Percobaan yang sama dapat dilakukan , dengan terlebih dahulu memberikan
5 mg/kgBB)
baan tanpa premedikasi. Apakah keuntungan
HASIL PERHITUNGAN
KESIMPULAN
REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi,
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum
(.................................)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
PERCOBAAN DENGAN DIURETIKA PADA
Pada percobaan dengan diuretika ini menggunakan dua ekor
sudah dewasa dan sehat. Langkah pertama adalah menyuntikkan obat lasix
(mengandung furosemide 10mg/ml ) sebanyak 0,2 cc secara intraperitoneal pada
salah satu marmut (marmut
dengan aquabides sebanyak
masing marmut dimasukkan ke dalam pipa paralon , dimana salah satu ujung
tertutup dan ujung lainnya dibuat dua lubang pada sisi yang be
dimasuki batang besi. Pipa paralon ini diletakkan pada penyangga dan dibawah pipa
paralon diletakkan beker glass untuk menampung urine.
dikeluarkan oleh masing-masing
dibandingkan.
PERHATIAN
a. Pada tiap-tiap penyuntikan obat hendaknya dilakukan secara perlahan
dan tepat .
b. Perhatikan sebaik-baiknya cara mempersiapkan binatang percobaan
PERTANYAAN
1. Bagaimana pengeluaran urine setelah pemberian lasix ( furosemide ) ?
apakah bedanya dengan pemberian aqubidest ?
2. Hitunglah pengeluaran urine pada
bandingkanlah dengan kontrol
3. Dimanakah kerja lasix (furosemide ) pada ginjal? Sebutkanlah penggunaan
klinik dari lasix ( furosemi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
PERCOBAAN DENGAN DIURETIKA PADA MARMUT
Pada percobaan dengan diuretika ini menggunakan dua ekor marmut
sudah dewasa dan sehat. Langkah pertama adalah menyuntikkan obat lasix
(mengandung furosemide 10mg/ml ) sebanyak 0,2 cc secara intraperitoneal pada
marmut coba ), sedangkan marmut lainnya (marmut
dengan aquabides sebanyak 0,2 cc secara intraperitoneal. Kemudian masing
dimasukkan ke dalam pipa paralon , dimana salah satu ujung
tertutup dan ujung lainnya dibuat dua lubang pada sisi yang berlawanan dan bisa
Pipa paralon ini diletakkan pada penyangga dan dibawah pipa
paralon diletakkan beker glass untuk menampung urine. Volume urine yang
masing marmut diukur setelah 1 jam dan kemudian
tiap penyuntikan obat hendaknya dilakukan secara perlahan
baiknya cara mempersiapkan binatang percobaan
Bagaimana pengeluaran urine setelah pemberian lasix ( furosemide ) ?
apakah bedanya dengan pemberian aqubidest ?
Hitunglah pengeluaran urine pada marmut yang diberi lasix ( furosemide )
bandingkanlah dengan kontrol
Dimanakah kerja lasix (furosemide ) pada ginjal? Sebutkanlah penggunaan
klinik dari lasix ( furosemide ) ?
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
marmut yang
sudah dewasa dan sehat. Langkah pertama adalah menyuntikkan obat lasix
(mengandung furosemide 10mg/ml ) sebanyak 0,2 cc secara intraperitoneal pada
marmut kontrol)
0,2 cc secara intraperitoneal. Kemudian masing-
dimasukkan ke dalam pipa paralon , dimana salah satu ujung
rlawanan dan bisa
Pipa paralon ini diletakkan pada penyangga dan dibawah pipa
Volume urine yang
diukur setelah 1 jam dan kemudian
tiap penyuntikan obat hendaknya dilakukan secara perlahan-lahan
Bagaimana pengeluaran urine setelah pemberian lasix ( furosemide ) ? Dan
yang diberi lasix ( furosemide )
Dimanakah kerja lasix (furosemide ) pada ginjal? Sebutkanlah penggunaan
HASIL PERHITUNGAN
O b a t Jumlah cc urine yang dikeluarkan
15’ 30
Furosemid
Aquades
KESIMPULAN
REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Jumlah cc urine yang dikeluarkan menit ke
30 45’ 60 ‘ 75’ 90’
Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum
(.................................)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
LAMPIRAN 1
TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS
UNTUK BEBERAPA JENIS HEWAN DAN MANUSIA
Konversi
Spesies
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Mencit
20 g 1.0 7.0
Tikus
200 g 0.14 1.0
Marmot
400 g 0.08 0.57
Kelinci
1,5 kg 0.04 0.25
Kucing
2 kg 0.03 0.23
Monyet
4 kg 0.016 0.11
Anjing
12 kg 0.008 0.06
Manusia
70 kg 0.0026 0.018
Manusia
50 kg 0.0036 0.025
Dikutip dari :
Ghosh M.N., 1971. Fundamentals of Experimental Pharmacology, Scientific Book
agency, Calcuta
Untuk menentukan dosis absolut beberapa spesies yang tercantum dalam baris
paling atas, dosis per berat badan absolut beberapa spesies yang dicantumkan pada
kolom kiri dikalikan dengan nilai konversi yang terdapat pada potongan baris dan
kolom yang sesuai.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS
UNTUK BEBERAPA JENIS HEWAN DAN MANUSIA
Marmot
400 g
Kelinci
1,5 kg
Kucing
2 kg
Monyet
4 kg
Anjing
12 kg
12.25 27.8 29.7 64.1 124.2
1.74 3.9 4.2 9.2 17.8
1.0 2.25 2.4 5.2 10.2
0.44 1.0 1.08 2.4 4.5
0.41 0.92 1.0 2.2 4.1
0.19 0.42 0.45 1.0 1.9
0.10 0.22 0.24 0.52 1.0
0.031 0.07 0.076 0.16 0.32
0.043 0.10 0.106 0.22 0.45
Ghosh M.N., 1971. Fundamentals of Experimental Pharmacology, Scientific Book
agency, Calcuta
Untuk menentukan dosis absolut beberapa spesies yang tercantum dalam baris
paling atas, dosis per berat badan absolut beberapa spesies yang dicantumkan pada
kiri dikalikan dengan nilai konversi yang terdapat pada potongan baris dan
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM
Manusia
70 kg
Manusia
50 kg
387.9 277.1
56.0 39.9
31.5 22.5
14.2 10.1
13.0 9.3
6.1 4.4
3.1 2.2
1.0 0.7
1.4 1.0
Ghosh M.N., 1971. Fundamentals of Experimental Pharmacology, Scientific Book
Untuk menentukan dosis absolut beberapa spesies yang tercantum dalam baris
paling atas, dosis per berat badan absolut beberapa spesies yang dicantumkan pada
kiri dikalikan dengan nilai konversi yang terdapat pada potongan baris dan