Top Banner

of 17

Farmakologi II (Penyakit Cacar, Polio, Amoebalisis

Jul 12, 2015

Download

Documents

novi_lingga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

FARMAKOLOGI IIDISUSUN OLEH :Wike Parida Novi Lingga S Roni Saiful B Irvan Khoeruddin Agi Anzani Afni Amitas

Presentasi yang akan kita bawa

Adalah..

Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' atau penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok.Penyakit Cacar /Herpes dibagi 2 macam golongan : 1. Herpes Genetalis 2. Herpes Zoster.

Tanda & Gejala Penyakit HerpesDemam mengigil Sesak Nafas Nyeri dipersendian/pegal Di bagian tubuh muncul gelembung-gelembung berisi nanah didaerah kulit, seperti wajah, tangan, kaki hingga seluruh tubuh Juga kadang disertai rasa sakit perut

Secara umum, herpes dapat menular melalui kontak langsung. Proses penularan bisa melalui : * Bersin, * Batuk, * Pakaian yang tercemar, dan * Sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah * Penularan terjadi melalui prilaku sex.

Menjaga gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain. Untuk mengurangi keluhan nyeri dan demam, bisa diberikan paracetamol. Apabila kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir. Yaitu dengan mendapatkan imunisasi vaksin varisela zoster.

Dengan memberikan perlindungan Vaksinasi penuh dari cacar air pada 8 9 dari 10 orang. Pada orang yang tetap mengalami cacar air setelah vaksinasi, cacar air yang dialami sangat ringan, dengan jumlah ruam di bawah 50, demam ringan atau tanpa demam, dan hanya berlangsung beberapa hari.

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Tanda-tanda dan gejala-gejala Polio dapat dibagi ; 1. Polio yang melumpuhkan (paralytic) , gejalanya seperti sensasi yang abnormal, kesulitan bernapas, kesulitan menelan, retensi urin, sembelit, mengeluarkan air liur (ileran), sakit kepala, turun naik suasana hati, nyeri dan kejang-kejang otot, dan kelumpuhan.

2. Polio yang tidak melumpuhkan (non-paralytic), gejalanya seperti flu yang ringan, kelelahan, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah.

Virus polio ditularkan terutama dari manusia ke manusia, dapat menyebar melalui saluran pernafasan karena sekresi pernafasan merupakan material yang terbukti infeksius untuk virus entero lainnya. Meskipun begitu, jalur pernafasan belum terbukti menjadi jalur penularan untuk virus polio. Transmisi oral biasanya mempunyai peranan yang dominan pada penyebaran virus polio di negara berkembang, sedangkan penularan secara fekal-oral paling banyak terjadi di daerah miskin. Makanan dan minuman dapat terkontaminasi melalui lalat atau karena higienis yang rendah. Sumber penularan lain yang mungkin berperan adalah tanah dan air yang terkontaminasi material feses, persawahan yang diberi pupuk feses manusia, dan irigasi yang dengan air yang telah terkontaminasi virus polio.

Pencegahan biasanya diberikan Vaksin Salk, yang diberikan melalui suntikan. Bisa juga melalui Vaksin Sabin yang diberikan melalui tetesan, sirup dan tablet yang kegunaannya dapat tahan bertahun-tahun sampai seumur hidup. Tapi, kejelekannya Vaksin Sabin tidak boleh diberikan kepada ibu yang sedang hamil, mengganggu bagi janin yang sedang dikandung. Pengobatan secara khusus pada Polio belum ada. Tindakan utama yang dapat dilakukan adalah penderita harus istirahat total. Pada penderita yang berat, kesembuhan penyakit polio bisa ditangani oleh ahli fisioterapi clan ahli ortopedi. Dewasa ini aiia juga yang melakukan penyembuhan atau rehabilitasi fungsi tubuh dengan akupunktur.

Ada beberapa langkah upaya pencegahan penyebaran penyakit polio ini, di antaranya adalah: 1) Eradikasi Polio 2) PIN (Pekan Imunisasi Nasional) 3) Survailance Acute Flaccid Paralysis 4) Mopping Up

Amoebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit komensal usus. Penyakit ini tersebar hampir diseluruh dunia terutama di daerah negara tropis yang sedang berkembang. Umumnya disebabkan karena faktor kepadatan penduduk, higiene individu dan sanitasi lingkungan hidup serta kondisi sosial ekonomi dan kultural yang kurang menunjang perilaku kesehatan.

Penyakit ini tidak memberikan gejala, namun muncul gejala klinis pada kondisi tertentu. Tapi terkadang dalam beberapa kasus penderita mengalami disentri, demam, menggigil, Bahkan kadang-kadang dikira sebagai kanker di dinding usur besar.

Penularan terjadi terutama dengan mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi tinja dan mengandung kista amoeba yang relatif resisten terhadap klorin. Penularan mungkin terjadi secara seksual melalui kontak oral-anal. Penderita dengan disentri amoeba akut mungkin tidak akan membahayakan orang lain karena tidak adanya kista dan trofosoit pada kotoran.

Untuk penderita yang di rawat di rumah sakit, tindakan kewaspadaan enterik dilakukan pada penanganan tinja, baju yang terkontaminasi dan sprei. Mereka yang terinfeksi dengan E. histolityca dijauhkan dari kegiatan pengolahan makanan dan tidak diizinkan merawat pasien secara langsung. Ijinkan mereka kembali bekerja sesudah kemoterapi selesai. Pengobatan spesifik : Disentri amoebik akut dan amoebiasis ekstraintestinal sebaiknya diobati dengan metronidazole (Flagyl), diikuti dengan iodoquinol (Diodoquin), paromomycin (Humatin) atau diloxanide furoate (Furamide). Dehydroemetine (Mebadin), diikuti dengan iodoquinol, paromomycin atau diloxanide furoate, adalah pengobatan alternatif yang cocok untuk penyakit saluran pencernaan yang sukar disembuhkan atau yang berat.

1. 2. 3. 4.

Memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang kebersihan perorangan, Membuang tinja dengan cara yang saniter. Melindungi sumber air umum dari kontaminasi tinja.. Mengobati orang yang diketahui sebagai carriers; perlu ditekankan pentingnya mencuci tangan dengan baik sesudah buang air besar. 5. Memberi penyuluhan kepada orang dengan risiko tinggi untuk menghindari hubungan seksual oral yang dapat menyebabkan penularan fekal-oral. 6. Instansi kesehatan sebaiknya membudayakan perilaku bersih dan sehat bagi orang-orang yang menyiapkan dan mengolah makanan untuk umum dan menjaga kebersihan dapur dan tempat-tempat makan umum. 7. Disinfeksi dengan cara merendam buah dan sayuran dengan disinfektan adalah cara yang belum terbukti dapat mencegah penularan E. histolytica.