LAPORAN MAKALAH FARMAKOGNOSI IDENTIFIKASI CAMPURAN SIMPLISIA DENGAN KLT A. Tujuan Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan identifikasi simplisia nabati dengan metode Kromatografi Lapis Tipis. B. Tinjauan pustaka 1. KLT KLT atau yang biasa disebut dengan Kromatografi Lapis Tipis adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, diantaranya adalah sederhanna dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar selain kromatgrafi kertas. KLT menggunakan plat tipis yang dilapisi adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam. Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapat perbandingan tertentu.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN MAKALAH FARMAKOGNOSI
IDENTIFIKASI CAMPURAN SIMPLISIA DENGAN KLT
A. Tujuan
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan identifikasi
simplisia nabati dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.
B. Tinjauan pustaka
1. KLT
KLT atau yang biasa disebut dengan Kromatografi Lapis Tipis adalah salah satu
metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan bahan
adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering
digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT,
diantaranya adalah sederhanna dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi
planar selain kromatgrafi kertas.
KLT menggunakan plat tipis yang dilapisi adsorben seperti silika gel, aluminium
oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam.
Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen
didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan
yang berbeda polaritas, sehingga didapat perbandingan tertentu. Kepolaran eluen
sangat berpengaruh pada nilai Rf (faktor retensi) yang diperoleh.
2. Curcuma xanthorrhiza
Klasifikasi
Nama lokal : Temulawak
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Upa divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza
Pemerian : Rimpang kuning kecoklatan, bau khas temulawak, rasa pahit
sengir
Pengamatan makroskopik :
Kering tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan, keras, rapuh, bidang irisan
berwarna coklat kuning buram, Berkas patahan berdebu, warna kuning jingga
sampai coklat jingga terang.
Pengamatan Mikroskopik :
epidermis bergabus, terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut, bersel 1.
Hipedermis agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang
berkembang. Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel
parenkim berdinding tipis berisi butir pati; dalam parenkim tersebar banyak
sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat berwarna jingga, juga
terdapat idioblast berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum kecil. Butir
pati berbentuk pipih, bulat panjang sampa bulat telur memanjang, panjang