Top Banner
MAKALAH KUNJUNGAN RUMAH FAMILY FOLDER DI PUSKESMAS TIRTAJAYA KABUPATEN KARAWANG Oleh: Angela Mamporok 10-2014-342 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, Juni 2016 1
31

Family Folder Karawang

Jul 07, 2016

Download

Documents

Angela Iacov

ikm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Family Folder Karawang

MAKALAH KUNJUNGAN RUMAH

FAMILY FOLDERDI PUSKESMAS TIRTAJAYA KABUPATEN KARAWANG

Oleh:

Angela Mamporok

10-2014-342

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta, Juni 2016

1

Page 2: Family Folder Karawang

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang1

Air limbah merupakan air buangan yang berasal dari rumah tangga seperti sisa kegiatan

mencuci, kamar mandi dan dapur termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.

Jumlah penduduk di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat sehingga menimbulkan dampak

yang serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Antara dampak yang harus

ditangani dengan cepat adalah pengelolaan air limbah. Hal ini karena, peningkatan jumlah

penduduk akan meningkatkan konsumsi pemakaian air minum/bersih yang berdampak pada

peningkatan jumlah air limbah.

Pembuangan air limbah tanpa melalui proses pengolahan akan mengakibatkan terjadinya

pencemaran lingkungan, khususnya terjadinya pencemaran pada sumber-sumber air baku

untuk air minum, baik air permukaan maupun air tanah. Setiap rumah hendaknya mempunyai

sarana pengolahan air limbah (SPAL) Rumah Tangga (RT) yang memenuhi persyaratan

kesehatan. Dewasa ini, banyak RT yang tidak dilengkapi dengan sarana pembuangan air

limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan.

1.2 Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit yang bisa

timbul akibat dari SPAL yang tidak ada atau tidak memenuhi syarat kesehatan. Penyakit

menular paling sering terjadi lewat air dan makanan. Oleh itu, makala ini akan menjelaskan

kepentingan dari SPAL dan penyakit yang bisa dicegah dengan ada nya SPAL yang benar.

1.3 Tujuan

Dengan melakukan kegiatan kunjungan langsung kepada pasien puskesmas, diharapkan

dapat menambah wawasan mengenai kepentingan SPAL yang masih belum mencapai target

di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang. Dengan mengetahui kondisi

rumah dan SPAL di lapangan, diharapkan menambah pengetahuan yang lebih baik mengenai

kepentingan SPAL.

1.4 Sasaran

2

Page 3: Family Folder Karawang

Sasaran yang kita tuju adalah “rumah” yang merupakan diketahui belum mempunyai

SPAL sesuai dengan syarat kesehatan dan anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah

tersebut yang harus kita berikan edukasi tentang fungsi dan kepentingan serta pembinaan

SPAL sesuai dengan syarat kesehatan.

3

Page 4: Family Folder Karawang

BAB II

ISI

2.1 MateriSarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) meruapakan salah satu cara untuk mengelola

air limbah. Spal bisa berupa pipa atau pun selainnya yang dipergunakan untuk membantu air

buangan dari sumbernya sampai ke tempat pengelolaan atau ke tempat pembuangan.2 SPAL

yang sering dibina di kawasan desa adalah SPAL sederhana.

2.2 Metode Metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data ini adalah dengan

melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien dengan mendapat alamat dan data dasar dari

Puskesmas Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang.

2.3 Kerangka Teori2.3.1 Syarat SPAL sederhana yang baik3

a) Air limbah kamar mandi dan dapur tidak boleh tercampur dengan air dari jamban

b) Tidak boleh menjadi tempat perindukan vektor

c) Tidak boleh menimbulkan bau

d) Tidak boleh ada genangan yang menyebabkan lantai licin dan rawan kecelakaan

e) Terhubung dengan saluran limbah umum/got atau sumur resapan.

2.3.2 Cara Pembuatan SPAL2

2.3.2.1 Metode I

2.3.2.1.1 Bahan

a) Bak ½ bis

b) Batu bata

c) Pasir

d) Semen

e) Batu koral

f) Pralon leher angsa

g) Pasir

4

Page 5: Family Folder Karawang

2.3.2.1.2 Alat

a) Gergaji

b) Cetok (sendok semen)

c) Cangkul

d) Parang

e) Besi runcing (linggis)

f) Ember

g) Skop

h) Meteran

2.3.2.1.3 Proses pembuatan

Saluran air limbah bisa dibuat dari pasangan bak bis yang dibagi 2 (tengahan) atau dapat

juga dari pasangan batu bata dengan pasangan semen dan pasir. Kemudian, dibuat bak

penampung air limbah dan bak peresapan yang diisi batu bata dan koral. Batas antara bak air

limbah dan bak peresapan harus diberi saluran. Pada bagian atas diberi tutup yang dapat

dibuat dari bambu. Saluran antara tempat pencucian ke bak air limbah sebaiknya agak ada

kemiringan, sehingga air akan lancar mengalir.

Gambar 1. Bak Penampung Air Bekas2

5

Page 6: Family Folder Karawang

Gambar 2. Saluran Air Bekas ke Bak2

2.3.2.1.4 Pemeliharaan

Perlu dibersihkan setiap hari terutama pada saluran yang terbuka dan pada bak kontrol.

Jangan memasukkan buangan berupa benda padat seperti kertas, kain, plastic, dan

sebagainya.

2.3.2.1.5 Keuntungan dan Kerugian

Keuntungannya adalah mudah dibuat, sederhana dan bahan-bahan serta alat-alat mudah

didapat. Kerugiannya adalah kadang-kadang baunya masih terasa karena SPAL nya jenis

yang terbuka sehingga bisa mengganggu lingkungan sekitarnya.

2.3.2.2 Metode II

2.3.2.2.1 Bahan

a) Drum

b) Koral

c) Kayu

d) Ijuk

e) Pipa pralon

6

Page 7: Family Folder Karawang

2.3.2.2.2 Alat

a) Palu

b) Besi runcing

c) Cangkul

d) Parang

e) Gergaji

2.3.2.2.3 Proses pembuatan

Pertama sekali, drum harus dilubangi dengan garis tengah 1 cm, jarak antara lubang 10

cm. Pembuatan lubang di luar dapur dengan ukuran panjang, lebar dan dalam masing-masing

110 cm. Di dasar lubang diberi koral/ijuk setebal 20 cm dan drum dimasukkan ke dalam

lobang tersebut. Sela-sela drum diselingi dengan koral/ijuk. Kemudian dibuat saluran air

limbah ukuran ½ bis, atau dari pasangan batu bata. Drum ditutup dengan kayu/bambu atau

kalau ingin lebih tahan lama dicor dengan campuran semen dan pasir yang diberi penguat

besi.

Gambar 3. Drum yang Dilubangi2

7

Page 8: Family Folder Karawang

Gambar 4. Pembuatan Lubang2

Gambar 5. Drum di dalam Lubang Bangunan2

8

Page 9: Family Folder Karawang

Gambar 6. Tutup Bak Penampung2

2.3.2.2.4 Pemeliharaan

Jangan memasukkan buangan berupa benda padat seperti kertas, kain, plastik dan

sebagainya.

2.3.2.2.5 Keuntungan dan Kerugian

Keuntungannya adalah mudah dibuat dengan bahan yang tidak mahal dan merupakan

pemanfaatan bahan-bahan bekas.

Kerugiannya pula, air yang meresap ke tanah akan mempengaruhi air tanah di sekitarnya

apabila struktur tanah merupakan tanah liat yang berbongkah-bongkah pada waktu musim

kemarau, serta jaraknya kurang diperhatikan dengan sumur bersih, kadang bisa terlalu dekat.

2.3.2.3 Metode III

2.3.2.3.1 Bahan

a) Besi beton ½-25 cm

b) Batu bata

c) Kerikil

d) Semen

e) Pasir

2.3.2.3.2 Alat

a) Gergaji

b) Cetok

c) Cangkul

d) Skop

e) Parang

9

Page 10: Family Folder Karawang

f) Ember

g) Besi runcing

h) Meteran

2.3.2.3.3 Proses pembuatan

Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata, campuran semen dan pasir. Bak kontrol

dibuat terutama untuk saluran yang berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama terjadi

pengikisan ke samping sedikit demi sedikit, selain dari bisa terjadi suatu pengendapan

kotoran.

Selanjutnya, dibuat sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang

diberi kerikil dan lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air

bersih ke sumur resapan minimum 10 meter agar air yang kotor tidak mencemari air bersih.

Gambar 7. Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci2

10

Page 11: Family Folder Karawang

Gambar 8. Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci. Saluran air bekas mandi dan cuci : A : Kamar

mandi dan cuci B : Bak kontrol C : Bak resapan2

2.3.2.3.4 Pemeliharaan

Saluran setiap hari perlu dibersihkan dengan memakai alat sapu. Selain itu, jangan

membuang benda-benda padat seperti batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-barang

lainnya. Semua resapan perlu sering dikontrol, agar bagian-bagian yang tersumbat bisa

dibersihkan.

2.3.2.3.5 Keuntungan dan Kerugian

Keuntungannya adalah pembuatannya mudah, bahan-bahan ada disekitar kita dan

konstruksinya sederhana.

Kerugiannya pula adalah pembuangan air kotor ini juga tergantung dari struktur lapisan

tanah. Tanah yang liat pada musim kemarau akan bongkah-bongkah hal ini mungkin

berpengaruh pada sumber air bersih. Untuk mengatasi hal ini agar jaraknya perlu lebih

diperpanjang lagi.

11

Page 12: Family Folder Karawang

2.3.3 Penyakit akibat SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2.3.3.1 Demam berdarah dengue4,5,6

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu masalah kesehatan yang endemis di

Indonesia. Kondisi ini diakibatkan oleh infeksi virus dengue, yang boleh menyebabkan fatal.

Sebelum seseorang terkena DBD, di dalam tubuhnya telah ada satu jenis serotipe virus

dengue yang timbul akibat dari serangan pertama. Biasanya serangan pertama ini

menyebabkan demam dengue. Pada demam dengue ini gejala penyakit yang ditimbulkan

hampir sama seperti demam berdarah yaitu demam tinggi mendadak, sakit kepala berat, nyeri

persendian dan otot, mual, dan muntah namun tidak terjadi perdarahan atau kebocoran

plasma.

Pada penderita DBD, gejalanya berupa demam yang muncul tiba–tiba, biasanya demam

berlangsung selama 2–7 hari. Penderita juga sering merasa mual, muntah, sakit kepala, nyeri

otot, nyeri persendian, nyeri tulang dan perut kembung. Semua gejala ini sulit dideteksi

karena gejalanya seperti infeksi akut. Pada demam berdarah ini, tanda yang paling khas

muncul saat penderitanya sudah memasuki keadaan yang cukup parah, yaitu adanya

pendarahan pada berbagai organ tubuh. Pendarah tersering berupa pendarahan kulit yang

dapat diperiksa dengan uji bendung. Sebagian besar penderita juga mengalami

trombositopenia dan hemokonsentrasi. Pada awal terjadinya demam, penderita menunjukan

adanya hepatomegali.

Tabel 1. Derajat DBD5

Derajat Keparahan

DBD

Gejala Klinis

I Panas badan selama 2-7 hari, gejala umum yang tidak khas

II Gejala seperti derajat I, disertai pendarahan spontan pada kulit seperti

ptekiae, ekimosis, epitaksis, hematemesis, melena, pendarahan gusi

dan sebagainya.

III Kegagalan sirkulasi darah, denyut nadi teraba lemah dan cepat (>120

kali per menit), tekanan nadi (<20mmHg)

IV Denyut nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung

(>140 kali per menit), ujung jari kaki dan tangan terasa dingin, tubuh

berkeringat, kulit membiru, syok

12

Page 13: Family Folder Karawang

Hal yang penting dilakukan adalah memutuskan rantai penularan, dengan pemberantasan

vektor. Tetapi karena vektor tersebar luas, untuk keberhasilan pemberantasan diperlukan total

covarage yang berarti meliputi seluruh wilayah agar nyamuk tak dapat berkembang biak lagi.

Ada dua cara pemberantasan vektor, yang pertama menggunakan insektisida. Yang lazim

dipakai pada program pemberantasan demam berdarah dengue adalah malathion untuk

membunuh nyamuk dewasa dan temephos untuk membunuh jentik. Cara penggunaan

malathion adalah dengan pengasapan atau pengabutan (fogging). Namun, fogging hanya

membanteras nyamuk dewasa. Oleh itu harus dilakukan cara yang kedua yaitu pemberantesan

larva nyamuk.

Pembanterasan jentik dikenal sebagai pembanterasan sarang nyamuk (PSN). PSN

dilakukan dengan tiga cara, yaitu kimia, biologi dan fisik. Melalui cara kimia, dilakukan

abasitasi, yaitu pembanteran larva. Secara biologi, ikan pemakan jentik seperti ikan timah

dipelihara. Manakala secara fisik, dilakukan kegiatan 3M yaitu menguras, menutup dan

mengubur. Melalui cara ini, tempat penyimpanan air seperti bak mandi, tempayan dan

sebagainya dikuras dan ditutup. Barang bekas pula seperti ban dan kaleng ditanam bagi

mengelakkan pembiakan nyamuk. Pada SPAL yang terbuka dan bergenang, harus sering

dibersihkan untuk mengelak dari pembiakan nyamuk Aedes.

Aktivitas 3M juga harus dilakukan secara teratur bagi memastikan keberkesanannya.

Fogging juga harus dilakukan setidaknya dua kali dengan jarak waktu 10 hari di aderah yang

terkena wabah DBD. Masyarakat juga harus dididik agar menjaga kebersihan lingkungan

bagi memusnahkan tempat pembiakan.

Selain itu, pengendalian nyamuk bisa dilakukan dengan cara mengelakkan gigitan,

seperti memasang kawat kasa di lubang angin di atas pintu, penggunaan kelambu, insektisida

dan repellent.

2.3.3.2 Malaria4,6

Malaria disebabkan oleh sejenis parasit yang dikenal sebagai Plasmodium sp. Parasit ini

akan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Parasit malaria

memiliki siklus hidup yang kompleks, untuk kelangsungan hidupnya parasit tersebut

membutuhkan host (tempatnya menumpang hidup) baik pada manusia maupun nyamuk, yaitu

nyamuk anopheles. Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat menginfeksi

sel darah merah manusia, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium

malariae dan Plasmodium ovale. Setiap spesies parasit malaria boleh menyebabkan jenis

parasit malaria yang berbeda.

13

Page 14: Family Folder Karawang

Gejala malaria yang klasik (pasien di tempat non-endemic) terdiri dari tiga stadium

berurutan yang disebut trias malaria, yaitu stadium dingin, stadium demam dan stadium

berkeringat. Stadium dingin (cold stage) adalah Stadium yang berlangsung + 15 menit

sampai dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak,

nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan

terkadang disertai muntah. Stadium demam (hot stage) adalah stadium yang berlangsung +

2 – 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering

kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat

hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan

kejang-kejang. Stadium berkeringat (sweating stage) adalah stadium yang berlangsung + 2

– 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang

sampai  di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah

bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali

melakukan kegiatan sehari-hari.

Pencegahan dari gigitan nyamuk dengan Long Lasting Insecticide Treated Net (LLITN)

atau Insecticide Treated Net (ITN). Selain itu, membunuh jentik disarang-sarang nyamuk

dengan Larvasida: BTI dan Altosid. Dapat juga dilakukan penyemprotan dinding rumah atau

tenda dengan Insektisida Etofenprox, Lamda-sihalotrine dan Bendiocarb. Selanjutnya,

memasang tirai di pintu dan jendela, memasang kawat nyamuk, mengoleskan obat anti

nyamuk di kulit dan mengenakan pakaian yang menutupi tubuh sehingga mengurangi daerah

tubuh yang digigit nyamuk. Cara pencegahan hampir sama dengan DBD karena vektor yang

sama yaitu nyamuk, namun dengan spesies yang berbeda.

2.3.3.3 Filariasis4

Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis adalah golongan penyakit menular yang disebabkan

oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk,

parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem limfe.

Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat

menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik

perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan,

namun bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat

mengganggu aktifitas sehari-hari. Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada

wilayah tropis.

Gejala klinisnya adalah, pada stadium akut ditandai dengan serangan demam dan

14

Page 15: Family Folder Karawang

gejala peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis

biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul

setelah penderita bekerja berat di ladang atau sawah. Kadang-kadang peradangan pada

kelenjar limfe ini menjalar ke bawah, mengenai saluran limfe dan menimbulkan limfangitis

retrograd, yang bersifat khas untuk filariasis. Peradangan pada saluran limfe ini dapat

menjalar ke daerah sekitarnya dan menimbulkan infiltrasi pada seluruh paha atas. Pada

stadium ini, tungkai bawah biasanya ikut membengkak dan menimbulkan gejala limfedema.

Limfadenitis dapat pula berkembang menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus pada pangkal

paha ini, bila sembuh meninggalkan bekas sebagai jaringan parut dan tanda ini merupakan

salah satu gejala obyektif filariasis limfatik. Stadium akut ini lambat laun akan beralih ke

stadium menahun dengan gejala-gejala hidrokel, kiluria, limfedema, dan elephantiasis.

Disebabkan penyebab filariasis adalah nyamuk, jadi pencegahan yang paling penting

adalah memutuskan rantai penularan dengan cara yang sama seperti DBD dan malaria yaitu

dengan cara berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector, dan melakukan 3M

dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan

nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat

perindukan nyamuk.

15

Page 16: Family Folder Karawang

Data dan Pembahasan

Puskesmas: Puskesmas Kecamatan Tirtajaya – Kabupaten Karawang

I. Identitas Pasien

a. Nama : Nurapiah

b. Umur : 17 tahun

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

e. Pendidikan : SMP (tamat)

f. Alamat : Ds.Medan Karya, RT/RW: 07/02

g. Telepon : tidak punya

II. Riwayat Biologis Keluarga

a. Keadaan Kesehatan sekarang : Baik

Keadaan kesehatan dikatakan baik karena cuma 1 dari 3 orang anggota keluarga

yang sakit dan keluhan berkurang setelah berobat.

b. Kebersihan Perorangan : Kurang Baik

Kebersihan pasien dikatakan kurang baik karena yang terlihat dari hygiene

rambut, tangan dan kaki tampak kurang bersih. Gigi geligi dan pakaian yang

digunakan masih tampak bersih.

c. Keluhan yang diderita : demam berterusan selama 4 hari, batuk tanpa dahak,

nyeri otot dan timbul bintik merah di lengan.

d. Penyakit keturunan : tidak ada

e. Penyakit kronis/menular : tidak ada

f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada

g. Pola Makan : Baik

Pola makan pasien dapat dikatakan baik karena menurut pengakuan pasien, pasien

mendapat makanan dengan gizi yang lengkap yaitu karbohidrat, protein dan

mineral dan sedikit lemak dan makan secara teratur.

h. Pola istirahat : Baik

Pola istirahat pasien dikatakan baik karena pasien bisa tidur malam dan sehari

bisa tidur sekitar 8 jam.

i. Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

Terdiri dari pasien, ibu pasien dan kakak pasien.

16

Page 17: Family Folder Karawang

III. Psikologis Keluarga

a. Kebiasaan buruk : kakak pasien seorang perokok bisa 5 batang rokok sehari.

b. Pengambil keputusan : pengambil keputusan adalah ibu pasien, karena ayah

pasien sudah tidak ada.

c. Ketergantungan obat : tidak ada ketergantungan obat.

Keluarga tersebut hanya mengkonsumsi obat atas anjuran dari puskesmas atau

dokter praktik umum di sekitar rumah.

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: ke rumah bidan di daerah tersebut atau ke

puskesmas.

e. Pola Rekreasi : Kurang

IV. Keadaan Rumah/Lingkungan

a.Jenis bangunan : Rumah permanen

b. Lantai rumah : Keramik

c.Luas rumah : ± 10 x 10 m

d. Penerangan : kurang

e.Kebersihan : cukup

Kebersihan rumah pasien dapat digolongkan ke cukup karena rumah pasien tidak terlalu

bersih. Selain itu, kursi, dinding, plafon dan horden rumah pasien agak berdebu dan

sedikit berantakan. Penerangan kurang karena rumah pasien cuma ada 3 jendela dari

tiap kamar yang ada namun jarang dibuka dan cahaya masuk dari pintu rumah atau dari

lubang di atap.

f. Ventilasi : sangat kurang

Ventilasi untuk keluar masuk cahaya dan udara sangat kurang.

g. Dapur : Ada

h. Jamban keluarga : Ada

i. Sumber Air minum : air sumur yang dimasak

j. Sumber Pencemaran air : ada.

Karena sumber air minum pasien dari sumur atau kali, maka kemungkinan ada

sumber pencemaran dari air minum keluarga.

k. Pemanfaatan pekarangan : tidak adaKarena rumah pasien berupa rumah

yang sangat kecil, maka pemanfaatan pekarangan pasien tidak ada.

l. Sistem pembuangan air limbah : Ada

m. Tempat pembuangan sampah : ada

n. Sanitasi lingkungan : sedang

17

Page 18: Family Folder Karawang

V. Spiritual Keluarga

a. Kegiatan beribadah : baik

Dapat dikatakan baik, karena pasien yang beragama Islam, menjalankan sholat 5

waktu.

b. Keyakinan tentang Kesehatan: cukup

VI. Keadaan Sosial Keluarga

a. Tingkat pendidikan : Sedang karena tamatan SMP.

b. Hubungan anggota keluarga : Baik

c. Hubungan dengan suami : Baik

d. Hubungan dengan orang lain : Baik

Karena pasien saling menengur sapa dengan tetangga bila berpapasan.

e. Kegiatan organisasi sosial : Kurang

Kurang, pasien baru pindah ke rumah ibu nya, yang sebelumnya tinggal bersama

dengan suami di tempat lain.

f. Keadaan ekonomi : Kurang

Keadaan ekonomi pasien terlihat kurang, karena pasien tidak bekerja sejak tinggal

dengan ibu nya.

VII. Kultural Keluarga

a. Adat yang berpengaruh : Sunda. Pasien dilahirkan dan dibesarkan bersama dengan

orang tuanya.

VIII. Daftar Anggota Keluarga

Nama Hubungan

dengan

pasien

Jenis

Kelamin

Keadaan

Kesehatan

Keadaan Gizi Penyebab

Kematian

Ibu Maemunah Ibu Perempuan Baik Baik -

Tuan Abdul Majid Kakak Laki-laki Baik Baik -

IX. Keluhan Utama : Pusing

X. Keluhan Tambahan : badan masih terasa lemas, mual

XI. Riwayat Penyakit Sekarang : Demam berdarah dengue

XII. Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada

18

Page 19: Family Folder Karawang

XIII. Pemeriksaan Fisik

TD: 110/60

Nadi: 78

RR: 18

Suhu: 36,8o

XIV. Diagnosis Penyakit

WD: Demam berdarah dengue stadium 2

XV. Diagnosis Keluarga

Tidak ada

XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit :

a. Promotif :

- Jika demam masih berterusan setelah obat habis, periksa darah rutin.

b. Preventif :

- Mengelak dari di gigit nyamuk dengan memakai kelambu kalau tidur.

- memberanteras jentik dengan melaksanakan 3M

c. Kuratif :

- Obat simptomatis : Parasetamol (jika demam masih ada)

d. Rehabilitatif :

- Edukasi (tentang penyakit, gejala penyakit, cara menangani dan cara pencegahan)

- Nutrisi dengan gizi yang lengkap untuk membantu pemulihan sistem imun tubuh.

XVII. Prognosis:- Penyakit :

Prognosis penyakit DBD pasien dapat dikatakan ad bonam karena tanda-tanda vital

pasien masih dalam batas normal dan pada pemeriksaan darah di puskesmas, hasil

darah rutin masih dalambatas normal.

- Keluarga : kondisi kesehatan anggota keluarga yang lain dalam keadaan baik.

- Masyarakat : Ad malam, karena penyakit menular.

19

Page 20: Family Folder Karawang

Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari hasil kunjungan ke rumah pasien (Ibu Nurapiah) di Desa Medankarya, Kecamatan

Tirtajaya, pasien menderita penyakit Demam Berdarah Dengue stadium II dan dengan

melakukan pendekatan kedokteran keluarga diketahui tidak ada riwayat anggota keluarga

yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.

Dalam menegakkan diagnosis, pasien ini menjelaskan beberapa gejala yang membantu

dalam penegakkan diagnosis, seperti demam lebih dari 3 hari dan timbul bintik merah di

lengan. Namun karena pasien berobat ke puskesmas dengan cepat, maka pasien berhasil

mendapatkan pengobatan awal sebelum penyakit DBD ini masuk ke stadium yang lebih

berat.

3.2 Saran

Saran saya untuk pasien adalah menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan kegiatan

3M yaitu menguras, menutup dan mengubur. Selain itu, bisa mengelak dari digigit oleh

nyamuk dengan memakai kelambu saat tidur dan memakai repellant. Selanjutnya, pasien

harus segera ke puskesmas untuk periksa ulang darah rutin jika setelah 7 hari penyakit pasien

belum sembuh.

Saran untuk keluarga pasien juga sama, yaitu menjaga kebersihan lingkungan supaya

tidak membiarkan ada tempat pembiakan nyamuk. Selain itu, keluarga harus sentiasa

waspada pada kondisi pasien jika tiba-tiba terjadi perdarahan spontan seperti mimisan dan

segera membawa pasien berobat di IGD puskesmas jika hal seperti ini terjadi.

20

Page 21: Family Folder Karawang

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman

Teknis Kesehatan Lingkungan. Karawang : Dinkes Kabupaten Karaang;2014.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 Tentang

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

4. Nicholas JW, Joel GB. Harrison’s principles of internal medicine. 17 th ed. USA: The

McGraw-Hill Companies; 2008.

5. WHO: Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue

haemorrhagic fever. New Delhi;2011.

6. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris N.S, Gandaputra E.P, Harmoniati EV.

Pedoman pelayanan medis IDAI. Jakarta; 2009.

21

Page 22: Family Folder Karawang

LampiranBersama Ibu Nurapiah dan ibunya

22

Page 23: Family Folder Karawang

23

Page 24: Family Folder Karawang

Tampak di belakang Kamar pasien

24

Page 25: Family Folder Karawang

Kamar mandi dengan jamban

25

Page 26: Family Folder Karawang

Dapur

26

Page 27: Family Folder Karawang

27