Top Banner
[Type text] UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MAWARIS MELALUI METODE CARD SORT DI KELAS XI IPA MA AL HADI GIRIKUSUMA MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah Disusun Oleh : RIF’AN HAWARI 073111556 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
80

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

Mar 08, 2019

Download

Documents

ĐăngDũng
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

[Type text]

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MAWARIS MELALUI METODE CARD SORT

DI KELAS XI IPA MA AL HADI GIRIKUSUMA MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh :

RIF’AN HAWARI 073111556

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA IS AM NEGERI WALISONGO L

FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-76 1295 Fax. 7615387 0

PENGESAHAN

Naskah Skripsi dengan:

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris Melalui Metode Card Sort di Kelas Xi IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010

Nama : Rif’an Hawari NIM : 073111556 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewa Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salash satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, Maret 2011

Ketua, Sekretaris, _________________ _________________ NIP: NIP: Penguji I, Penguji II, _________________ _________________ NIP: NIP:

Dosen Pembimbing,

ii

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

Semarang, Maret 2011 NOTA DINAS

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi Saudara:

Nama : Rif’an Hawari NIM : 073111556 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam

Pembelajaran Fiqih Mawaris Melalui Metode Card Sort di Kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing, Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.A. NIP. 19640308 199303 1 002

D rs. Achm

iii

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

MOTTO

ÉΑ% y Ìh=Ïj9 Ò=ŠÅÁtΡ $£ϑÏiΒ x8ts? Èβ# t$ Î!≡ uθø9 $# tβθç/ tø%F{ $# uρ Ï™!$ |¡ÏiΨ=Ï9 uρ Ò=ŠÅÁtΡ $£ϑÏiΒ

x8ts? Èβ# t$ Î!≡ uθø9 $# šχθç/ tø%F{ $# uρ $£ϑÏΒ ¨≅ s% çμ ÷ΖÏΒ ÷ρr& uèYx. 4 $Y7ŠÅÁtΡ $ZÊρãø ¨Β

)7: النساء(

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-

bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau

banyak menurut bahagian yang Telah ditetapkan. (QS. Al-Nisa: 7) 1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Toha Putra 1989), hlm. 116.

iv

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan skripsi ini

penulis persembahkan kepada :

1. Ayah Mertua yang saya hormati yang selalu mendoakan kesuksesan penulis.

2. Istri tercinta yang dengan setia menemani dalam suka dan duka

3. Anak-anakku yang aku sayangi sepenuh hati yang selalu memberikan ghiroh

untuk meniti ilmu setinggi-tingginya

4. Saudara-saudaraku, baik kakak maupun adik yang selalu menjadi inspirasi

dan semangatku dalam setiap warna kehidupan.

5. Sahabat-sahabatku yang baik budi, khususnya mahasiswa program

kualifikasi kelas B Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

v

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

NIP. 19640308 199403 1 002

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah di tulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-

pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi

yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Maret 2011

Rif’an Hawari NIM: 073111556

vi

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

ABSTRAK

Rif’an Hawari (NIM: 073111556), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris Melalui Metode Card Sort di Kelas Xi IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang: Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.

Penelitian ini bertujuan” 1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fiqih Mawaris oleh peserta didik kelas kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak setelah mereka memperoleh pembelajaran dengan metode card sort. 2) Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak ketika menerima pembelajaran Fiqih Mawaris dengan metode card sort.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus III. Subyek penelitian sebanyak 27 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan tes, lembar observasi, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Fiqih Mawaris. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil peserta didik dan prosentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 70 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 81,48%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 82 dengan prosentase ketuntasan belajar mencapai 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode card sort terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2) Implementasi metode card sort pada pembelajaran Fiqih Mawaris juga dapat meningkatikan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Metode ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik ini dapat dilihat dari prosentase aktivitas peserta didik tiap siklusnya. Pada tahap pra siklus prosentase aktivitas peserta didik adalah 37,17% dengan kriteria sangat kurang, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 71,30% dengan kriteria baik, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90,74% dengan kriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode card sort dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Dengan aktifnya peserta didik dalam pembelajaran, maka proses pembelajaran berjalan dengan dinamis dan tidak monoton. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi perbaikan

kegiatan pembelajaran. Baik guru maupun praktisi pendidikan dapat menerapkan metode card sort ini dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat metode card

sort ini dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik.ad Hasmi Hashona, M.A.

vii

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

KATA PENGANTAR

الرحيم الرمحن اهللا بسم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang

wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa risalah Islam yang

penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat

menjadi bekal hidup kita, baik di dunia dan di akhirat kelak.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan jika tanpa

uluran tangan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak baik bersifat materiil

maupun spiritual. Dengan teriring rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Ahmad Muthohar, M.Ag. selaku Ketua Program Kualifikasi Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.A. selaku dosen pembimbing, yang telah

memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Drs. Abdur Rahman, M.Ag. selaku dosen wali studi yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga selama melangsungkan studi.

5. H. Munhamir Malik selaku Ymt Kepala MA Al Hadi Girikusuma Mranggen

Kabupaten Demak yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

viii

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

7. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, yang telah memberikan layanan yang

baik bagi penulis.

8. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal

mereka diterima di sisi Allah SWT. dan mendapat balasan pahala yang lebih baik

serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang konstruktif

dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, Maret 2011

Penulis,

Rif’an Hawari NIM: 073111556

ix

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. iv

DEKLARASI .................................................................................................. v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Penegasan Istilah ....................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar ............................................................................... 11

1. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 11

2. Fungsi Hasil Belajar ............................................................. 13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 15

B. Pembelajaran Fiqih Mawaris ..................................................... 17

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih Mawaris .......................... 17

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih Mawaris ................................ 19

3. Ruang Lingkup dan Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih

Mawaris ............................................................................. 20

C. Metode Card Sort ....................................................................... 21

1. Pengertian Metode Card Sort ........................................... 21

x

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

xi

2. Card Sort sebagai Metode Pembelajaran Aktif ................ 24

3. Implementasi Metode Card Sort dalam Pembelajaran

Fiqih Mawaris ................................................................... 26

4. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Kartu Sortir

(Card Sort) ........................................................................ 27

D. Indikator Prestasi Belajar Aqidah Akhlak .............................. 13

E. Kerangka Berfikir ................................................................... 29

F. Hipotesis Tindakan ................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 24

B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................. 24

C. Variabel Penelitian ................................................................. 28

D. Desain Penelitian .................................................................... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 33

G. Indikator Keberhasilan ........................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal ................................................................... 40

B. Hasil Hasil Pelaksanaan Tindakan Tiap Siklus ........................ 44

C. Pembahasan .............................................................................. 54

BAB V PENUTUP

D. Kesimpulan.................................................................................... 60

E. Saran-saran .................................................................................... 61

F. Penutup .......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

[Type text]

BAB I

PENDAHULUA N

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana manusia

untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien dalam rangka

menggali dan mengembangkan potensi diri agar memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini dapat tercapai jika proses

pembelajaran mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang telah digariskan oleh

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung

jawab.16

Untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas, penggunaan metode

pembelajaran yang tepat sangat penting karena dengan penggunaan metode yang

tepat ini proses pembelajaran akan lebih efektif dan efesien sehingga tujuan

pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

Kualitas pembelajaran dapat ditinjau dari sudut proses yaitu adanya interaksi

antar peserta didik maupun guru yang menciptakan lingkungan belajar yang

bercirikan demokrasi serta peran aktif peserta didik dan guru dalam menentukan apa

yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarainya. Sedangkan kualitas

pembelajaran dari sudut peserta didik tercermin dari hasil belajar atau prestasi

belajar yang diperoleh peserta didik sebagai akibat proses belajar yang dilakukan

peserta didik meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

ketika mengikuti dan melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah. Hakikat hasil

belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang

16 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

[Type text]

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

2

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor.17 Penjabaran pengertian

prestasi belajar di atas dapat dirumumuskan sebagai berikut: 1) Prestasi belajar

ialah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik ketika mengikuti dan

mengerjakan tugas pembelajaran di sekolah. 2) Prestasi belajar adalah pencapaian

nilai mata pelajaran berdasarkan kemampuan peserta didik dalam aspek

pengetahuan, ingatan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 3) Prestasi belajar

ialah nilai yang dicapai oleh peserta didik melalui ulangan atau ujian yang

diberikan oleh guru.

Secara garis besar prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

dari luar (faktor eksternal) dan dari dalam diri peserta didik sendiri (faktor internal).

Faktor dari luar meliputi, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Sedangkan faktor dari dalam diri peserta didik meliputi; kecerdasan,

minat, bakat, motivasi, dan kesehatan serta cara belajar. Jadi prestasi belajar bukan

sesuatu yang berdiri sendiri, akan tetapi prestasi belajar merupakan hasil akumulasi

dari berbagai pengaruh yang mempengaruhi peserta didik.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari sudut kinerja guru yang tercermin

dari bagaimana guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran dan

menggunakan metode sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran adalah masih rendahnya

daya serap peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari rerata hasil belajar yang masih

rendah. Hal ini dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih bersifat

konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri.

Disamping itu, proses pembelajaran selama ini masih berpusat pada guru, dan

kurang memberi akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui

penemuan dan proses berpikir.18 Sehingga untuk mengaktifkan dan lebih

memberdayakan peserta didik, mutlak diperlukan adanya perubahan strategi belajar

yang tidak hanya mengharuskan peserta didik menghafal fakta-fakta, tetapi juga

mendorong mereka mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.

17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002), hlm. 3 18 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientsi Konstruktivisme, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), hlm. 1

2

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

3

Kondisi tersebut masih diperparah lagi dengan masih diandalkannya metode

pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada sistem hafalan, proses pembelajaran

hanya berkutat dalam persoalan menghafal definisi, konsep-konsep, teori dan

sebagainya sehingga tidak banyak ruang gerak bagi peserta didik untuk melahirkan

konsep dan ide sendiri. Termasuk dalam pembelajaran Fiqih, guru masih sering

menggunakan metode konvensional seperti ceramah.

Ada beberapa kendala yang dihadapi pembelajaran Fiqih antara lain: materi

begitu banyak dan padat sedangkan waktu yang disediakan terbatas, yaitu 2 jam

pelajaran dalam satu minggu, padahal pembelajaran fiqih tidak hanya sekedar

menghafal sejumlah konsep, pemahaman dan penghayatan terhadap konsep-konsep

tersebut, akan tetapi lebih dari itu yaitu berpikir kreatif, analisis dan kritis sehingga

pelajaran lebih bermakna, minimnya berbagai sarana atau media pembelajaran,

metode dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran tidak variatif, metode

konvensional yaitu ceramah lebih sering digunakan, sehingga mematikan kreatifitas,

berpikir kritis dan analisis peserta didik. Kendala-kendala tersebut di atas

menyebabkan aktivitas belajar peserta didik rendah dan prestasi belajar peserta didik

dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqih kurang bagus dan kurang memuaskan. Jadi

salah satu kendala dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqih adalah pengembangan

metode dan strategi pembelajaran yang kurang variatif dan metode yang tidak

memberikan motivasi bagi peserta didik untuk berperan aktif dalam proses

pembelajaran.

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, menurut Sanjaya seorang guru bukan hanya tahu

tentang what to teach, akan tetapi juga paham tentang how to teach.19 Jadi agar

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru memerlukan tingkat keahlian

yang memadai. Menjadi guru bukan hanya cukup memahami materi yang harus

disampaikan, akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang

pengetahuan dan keterampilan yang lain, misalnya pemahaman tentang psikologi

perkembangan manusia, pemahaman tentang teori-teori perubahan tingkah laku,

kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar,

19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), cet. ke-3, hlm. 17

3

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

4

kemampuan mendesain strategi dan metode pembelajaran yang tepat, dan lain

sebagainya, agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Majid prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar itu adalah:

“berpusat kepada peserta didik (student oriented), belajar dengan melakukan

(learning by doing), mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan

keingin tahuan dan imajinasi, mengembangkan kreativitas dan keterampilan

memecahkan masalah”.20 Jadi guru harus memandang peserta didik sebagai

sesuatu yang unik, tidak ada dua orang peserta didik yang sama, sekalipun mereka

kembar. Satu kesalahan jika guru memperlakukan mereka secara sama. Gaya

belajar (learning style) peserta didik harus diperhatikan. Supaya proses belajar itu

menyenangkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk

melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata.

Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh

pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live

together). Proses pembelajaran dan pendidikan harus dapat memancing rasa ingin

tahu peserta didik. Juga mampu memompa daya imajinatif peserta didik untuk

berpikir kritis dan kreatif. Sehingga diharapkan dengan prinsip-prinsip pemilihan

metode tersebut di atas dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Kaitannya dengan pembelajaran Fiqih, maka seorang guru perlu

melakukan sebuah upaya strategis untuk meningkatkan aktivitas belajar dan

prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Fiqih ini. Salah satu upaya

strategis yang dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan prestasi belajar

peserta didik dalam pembelajaran Fiqih adalah meliputi proses pemilihan

pendekatan, metode, teknik pembelajaran dan prosedur pembelajaran yang akan

menghasilkan hasil yang berkualitas tinggi. Salah satu metode yang digunakan itu

adalah metode card sort.

Materi Fiqih tidak semuanya merupakan materi yang baku yang tidak bisa

diperbarui dalam pelaksanaannya, akan tetapi banyak materi Fiqih yang

membutuhkan pemikiran baru dalam pelaksanaannya terutama materi Fiqih yang

berhubungan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan seperti materi Fiqih

20 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet. ke-2, hlm. 136-137

4

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

5

mawaris, misalnya tentang pembagian harta waris yang adil menurut syariat, cara

perhitungannya dan sebagainya. Untuk mengajarkan materi fiqih mawaris yang

terkesan sulit tersebut perlu metode yang dapat meningkatkan aktivitas peserta

didik dalam pembelajaran dan sifatnya menyenangkan. Kegiatan pembelajaran melalui permainan dapat menciptakan suasana

yang kondusif. Dengan bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung

aspek kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui permainan anak

dirangsang untuk berkembang secara umum, baik perkembangan berpikir, emosi

maupun sosial.21 Salah satu permainan yang diaplikasikan dalam pembelajaran

adalah permainan kartu.

Penerepan metode card sort dalam pembelajaran fiqih ini sebagai suatu

cara baru untuk menumbuhkan minat peserta didik terhadap materi yang

diajarkan guru, karena pembelajaran dengan menggunakan media permainan

kartu dapat mengubah suasana kelas menjadi sebuah arena permainan yang

menyenangkan. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu

mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.22 Sehingga proses pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan

berdampak positif bagi perkembangan peserta didik. Proses belajar akan berjalan

aktif apabila anak berada dalam kondisi senang dan bahagia. Sebaliknya proses

belajar yang dipaksakan atau diterima dalam suasana takut, cemas dan perasaan

lain yang tidak nyaman, tidak akan memberikan hasil yang optimal. Sedangkan

pembelajaran yang dapat memberikan rasa senang pada peserta didik dapat

memberikan motivasi belajar sehingga akhirnya berdampak pada peningkatan

prestasi belajar peserta didik.

Berangkat dari pokok permasalahan diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

MAWARIS MELALUI METODE CARD SORT DI KELAS XI IPA MA AL

21 Andang Ismail, Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan

Edukatif, (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 150 22Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),

hlm. 50

5

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

6

HADI GIRIKUSUMA MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN

PELAJARAN 2009/2010” dengan menggunakan metodologi Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan action research.

B. Identifikasi Masalah

Pembelajaran fiqih mawaris selama ini kurang begitu diminati peserta

didik karena tergolong mata pelajaran yang susah. Disamping itu metode yang

dipakai guru tidak mampu mendorong meningkatkan aktivitas peserta didik

dalam pembelajaran. Akhirnya nilai pelajaran fiqih peserta didik cenderung

menurun. Oleh karena itu, prestasi belajar fiqih mawaris peserta didik dapat

ditingkatkan salah satunya dengan menggunakan metode card sort.

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok

kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan maksud

dari penelitian ini. Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu

pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul

penelitian tersebut antara lain:

1. Upaya Meningkatkan.

“Upaya” dapat diartikan sebagai usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai

suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan

sebagainya.23 Dan kata “meningkatkan” dapat dipahami sebagai usaha untuk

menaikkan, mempertinggi, memperhebat menuju yang lebih baik.24 Jadi

yang dimaksud ”upaya meningkatkan” dalam penelitian ini adalah usaha

yang dilakukan pendidik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik

dalam pembelajaran fiqih mawaris. Upaya yang dilakukan guru tersebut di

antaranya dengan menggunakan metode card sort dalam proses

pembelajaran fiqih mawaris.

2. Prestasi Belajar.

23 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesis, (Semarang: Widyakarya,

2009), hlm. 620 24 Ibid., hlm. 574

6

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

7

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha atau

pekerjaan.25 Sedangkan istilah belajar menurut Clifford T. Morgan adalah

“any relatively permanen change in behaviour wich occurs as result of

experience.”26 (perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan

hasil pengalaman). Jadi yang dimaksud prestasi belajar disini adalah hasil

yang dicapai peserta didik setelah proses pembelajaran selesai. Prestasi

belajar peserta didik dapat diidentifikasi dari nilai hasil ulangan yang

dilakukan oleh guru ataupun nilai hasil evaluasi dari instrumen soal yang

telah disusun penulis.

3. Fiqih Mawaris

Fiqih merupakan bagian dari Syari’ah Islamiyah, yaitu pengetahuan

tentang hukum Syari’ah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia

yang telah dewasa dan berakal sehat (mukallaf) dan diambil dari dalil yang

terperinci.27 Sedangkan kata mawaris artinya ketentuan-ketentuan tentang

siapa-siapa yang termasuk ahli waris yang berhak mendapatkan warisan, ahli

waris yang tidak berhak mendapatkannya, dan berapa bagian yang dapat

diterima oleh mereka.28 Jadi fiqih mawaris adalah hukum syar’i yang

membahas masalah pembagian harta warisan, baik yang berkaitan dengan

masalah pembagian, perhitungan, sampai pada bagian yang diterima oleh

ahli ahli waris.

4. Metode Card Sort

Yang dimaksud dengan metode card sort adalah metode

pembelajaran yang menggunakan kartu indeks yang berisi materi pelajaran.

Kartu indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori atau

kelompok, seperti klasifikasi ahli waris dan metode-metode perhitungan

pembagian harta warisan. Metode card sort merupakan salah satu metode

dalam strategi pembelajaran aktif (active learning) yang bertujuan untuk

25 Ibid., hlm. 390 26 Clifford T. Morgan, Introduction of Psychology, (New York: The Mc. Graw Hill Book

Company, 1971), hlm. 63 27 Rahmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 19 28 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 3

7

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

8

mengaktifkan individu sekaligus kelompok dalam belajar.29 Metode ini

merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan

konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi

informasi. Dalam penelitian ini metode card sort digunakan dalam

pembelajaran fiqih mawaris.

Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian skripsi “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris

Melalui Metode Card Sort di Kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen

Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010” di atas adalah usaha guru dalam

rangka meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran fiqih

mawaris dengan cara implementasi metode card sort secara komprehensif dan

sistematis di kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten

Demak Tahun Pelajaran 2009/2010.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka ada beberapa permasalahan yang perlu peneliti

kemukakan antara lain:

1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran

fiqih mawaris oleh peserta didik kelas kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma

Mranggen Kabupaten Demak setelah mereka memperoleh pembelajaran

dengan metode card sort?

2. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik kelas XI IPA MA Al Hadi

Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak ketika menerima pembelajaran

Fiqih Mawaris dengan metode card sort?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini

adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran Fiqih Mawaris oleh peserta didik kelas kelas XI IPA MA Al

29 Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif,

Inovatif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: RASAIL Media Group, 2008), hlm. 89.

8

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

9

Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak setelah mereka memperoleh

pembelajaran dengan metode card sort.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik kelas XI IPA MA Al Hadi

Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak ketika menerima pembelajaran

Fiqih Mawaris dengan metode card sort.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi positif bagi penulis sendiri,

bagi peserta didik maupun bagi guru, di antara manfaat tersebut adalah:

1. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui

implementasi metode card sort secara detail khususnya dalam pembelajaran

Fiqih Mawaris di sekolah yang penulis teliti yaitu di MA Al Hadi

Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak.

2. Bagi Peserta Didik

Implementasi metode card sort dalam pembelajaran Fiqih Mawaris

dapat memberi nuansa baru bagi peserta didik untuk meningkatkan semangat

belajar dan berperan aktif dalam proses pembelajaran serta mampu

menghadapi masalah-masalah baru dalam kehidupan yang semakin hari

semakin beragam terutama dalam masalah Fiqih Mawaris.

3. Bagi Guru

Dengan mengimplementasikan metode card sort dalam pembelajaran

fiqih mawaris, berarti guru memiliki kreativitas dan variasi pembelajaran

yang sesuai dengan tuntunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

seorang guru agar dapat mendidik peserta didik secara maksimal, sehingga

peserta didik terdorong untuk lebih giat belajar dan akhirnya berpengaruh

terhadap peningkatan hasil belajarnya.

9

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Secara bahasa hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu kata hasil yang

berarti “sesuatu yang diadakan, dibuat oleh usaha”30 dan belajar berarti

“memperoleh kepandaian atau ilmu.”31 Jadi hasil belajar dapat diartikan

sebagai sesuatu yang diperoleh setelah proses transfer of knowledge

(perpindahan ilmu pengetahuan).

Menurut istilah, hasil belajar adalah ”perubahan kemampuan yang

dimiliki peserta didik setelah mengalami proses belajar.”32 Hasil belajar bisa

dipahami sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom seperti dikutip Sudjana

mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:

a. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.33

Pengukuran ranah afektif tidak semudah dalam mengukur ranah

kognitif, sebab setiap waktu terjadi perubahan tingkah laku peserta didik.

Sedangkan pengukuran untuk ranah psikomotorik dilaksanakan untuk

mengukur hasil belajar yang berupa penampilan.34

30 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV. Widya

Karya, 2009), hlm. 166 31 Ibid., hlm. 21. 32 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1995), hlm.2. 33 Ibid., hlm. 22. 34 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2003),

hlm. 181.

10

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

11

Ranah afektif tujuan penilaiannya adalah perilaku bukan pengetahuan

peserta didik, maka jawabannya tidak harus benar atau salah karena hanya

mengukur tentang sikap dan minat peserta didik. Sedangkan dalam ranah

psikomotoris pengukurannya disatukan atau dimulai dengan pengukuran

ranah kognitif dahulu karena penilaian ditujukan kepada hasil belajar yang

berbentuk ketrampilan peserta didik.

Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan

atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu.

Hasil belajar ini merupakan tahap lanjutan dari hasil belajar afektif, hal ini

dapat digambarkan sebagai berikut.35

Hasil belajar afektif Hasil belajar psikomotoris • Kemauan untuk menerima

pelajaran

• Hasrat untuk bertanya kepada guru

• Kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut

• Kemauan untuk menerapkan

hasil pelajaran

• Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang di-berikannya

• Segera memasuki kelas pada waktu guru datang dan mem-persiapkan kebutuhan belajar

• Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran yang belum jelas

• Ke perpustakaan lebih lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku yang harus di-pelajari atau segera membentuk kelompok untuk diskusi

• Melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah ber-dasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakan-nya dalam praktek kehidupannya

• Akrab dan mau bergaul, mau berkomunikasi dengan guru, dan bertanya atau meminta saran bagaimana mempelajari mata pelajaran yang diajarkannya.

Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak

dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para

peserta didik dalam menguasai isi bahan pelajaran.

35 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 23.

11

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

12

Hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik menunjukkan

tingkat penguasaan materi yang telah diserap oleh peserta didik. Penilaian

dapat dipakai sebagai parameter untuk mengetahui tingkat penguasaan

peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru serta

tingkat keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Witherington seperti dikutip Sudjana menyebutkan bahwa

”perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya proses belajar

meliputi ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan

apresiasi.”36

Pengkategorian hasil belajar tersebut sebaiknya dipergunakan guru

sebelum merencanakan kompetensi dasar dan mengadakan kegiatan

penilaian, karena dengan menggunakan lima kategori hasil belajar tersebut

guru akan mengetahui kompetensi apa saja yang akan dicapai oleh peserta

didik serta kegiatan penilaian berbentuk apa yang akan diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran.

2. Fungsi Hasil Belajar

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur

yang dapat dibedakan, yakni kompetensi dasar, pengalaman (proses belajar

mengajar), dan hasil belajar. Hubungan ketiga unsur tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut.37

Kompetensi Dasar

(a) (c)

Pengalaman Belajar Hasil Belajar

(Proses Belajar Mengajar) (b)

36Nana Sudjana, CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 5-6. 37 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Pembelajaran, op.cit., hlm. 2.

12

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

13

Pada garis (a) menunjukkan hubungan antara kompetensi dasar

dengan pengalaman belajar (prosesbelajar mengajar), garis (b) menunjukkan

hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c)

menunjukkan hubungan kompetensi dasar dengan hasil belajar.

Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penilaian

garis (c) yaitu suatu tindakan untuk melihat sejauh mana kompetensi dasar

dapat dicapai oleh peserta didik dalam bentuk hasil belajar setelah peserta

didik menempuh proses belajar mengajar. Pada garis (b) merupakan kegiatan

penilaian untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar dalam

mencapai hasil belajar yang optimal.38

Berdasarkan hubungan antara ketiga hal tersebut di atas, maka hasil

belajar berfungsi sebagai:

a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar. Dengan

fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan

kompetensi dasar.

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan dapat

dilakukan dari sisi kegiatan belajar mengajar, strategi mengajar guru dan

sebagainya.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar peserta didik kepada

para orang tuanya.39

Adapun dasar atau alasan seorang guru melakukan penilaian

sebagai tolok ukur hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Dasar psikologis

1) Dari segi anak didik. Dengan mengetahui hasil belajarnya, maka

peserta didik akan merasa mempunyai pegangan, mempunyai

pedoman dan hidup dalam kepastian batin.

2) Dari segi pendidik. Hasil belajar peserta didik bisa dijadikan tolok

ukur mengetahui sejauhmana usaha yang telah dilakukan guru

menuju ke arah cita-cita, sehingga untuk selanjutnya guru dapat

menentukan langkah-langkah lebih lanjut.

38 Ibid. 39 Ibid., hlm. 3

13

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

14

b. Dasar didaktis

1) Dari segi peserta didik.

a) Kemajuan yang dicapai pada umumnya berpengaruh terhadap

prestasi selanjutnya.

b) Untuk mengetahui kelebihan dan kelamahan peserta didik

2) Dari segi guru

a) Membantu guru dalam menilai readiness anak terhadap sesuatu

mata pelajaran tertentu,

b) Mengetahui status anak di dalam kelasnya

c) Membantu guru dalam menempatkan pesertaa didik dalam

kelompok pelajar berdasarkan kemampuan peserta didik

d) Membantu guru dalam memperbaiki metode pembelajaran

e) Membantu guru dalam memberikan pengajaran tambahan atau

pengajaran binaan. 40

Setelah mengetahui berbagai fungsi hasil belajar yang telah

dikemukakan di atas, maka langkah selanjutnya adalah mengupayakan

tindak lanjut khususnya bagi peserta didik yang hasil belajarnya masih

rendah. Upaya-upaya tersebut hendaknya dilaksanakan baik dari peserta

didik itu sendiri, guru, pembimbing, sekolah maupun oleh orang tua peserta

didik yang bersangkutan.

Sedangkan Arikunto menguraikan bahwa hasil dari kegiatan evaluasi

belajar dapat difungsikan untuk keperluan berikut ini:

a. Untuk diagnostik dan pengembangan yaitu sebagai pijakan pendiagnosisan oleh guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

b. Untuk seleksi penentuan peserta didik menempuh jenis pendidikan tertentu

c. Untuk kenaikan kelas yaitu untuk menentukan apakah peserta didik dapat naik ke kelas yang lebih tinggi atau tidak

d. Untuk penempatan yaitu hasil belajar sebagai pertimbangan dalam menempatkan peserta didik pada kelompoknya.41

40 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 299-302. 41 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 10.

14

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

15

Dari berbagai fungsi hasil belajar yang telah dikemukan di atas pada

prinsipnya memiliki kesamaan yaitu bahwa fungsi hasil belajar adalah

sebagai tolok ukur kompetensi peserta didik baik bagi guru, peserta didik

maupun bagi orang tua peserta didik itu sendiri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor yang senantiasa mengiringinya. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan atau

kondisi jasmani dan rohani peserta didik

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan

di sekitar peserta didik

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi

pelajaran.42

Faktor-faktor internal antara lain faktor fisiologis, psikologis, minat,

bakat, motivasi, kematangan, dan lain-lain. Sedangkan faktor-faktor

eksternal antara lain faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat.43

Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar merupakan aktifitas

individu yang disadari oleh peserta didik. Oleh karena itu, hasil belajar di

sekolah dipengaruhi oleh kapasitas peserta didik dan kualitas pengajaran.

Dalam artian, kemampuan peserta didik dalam menyerap informasi dan

kualitas proses pembelajaran akan menentukan baik buruknya prestasi

belajar peserta didik.

42 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 132 43 Nana Sudjana, CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, op.cit,

hlm. 6

15

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

16

Prestasi merupakan hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks.44

Secara institusi pretasi belajar ini merupakan bagian dari sebuah proses

pendidikan khususnya di sekolah. Sehingga banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar tersebut. Prestasi belajar di sekolah diukur

melalui penilaian, dan proses penilaian ini juga dipengaruhi banyak faktor di

antaranya:

1. Input yang kurang baik kualitasnya 2. Guru dan personal yang kurang tepat 3. Materi yang tidak atau kurang cocok 4. Metode mengajar dan sistem evaluasi yang kurang memadai 5. Kurangnya sarana penunjang 6. Sistem administrasi yang kuran tepat.45

Dari berbagai macam faktor yang berada dalam lingkup peserta didik,

maka guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan hendaknya senantiasa

berusaha untuk selalu memperbaiki metode mengajar dan selalu bersikap

proaktif dengan peserta didik, orang tua peserta didik serta lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar.

B. Pembelajaran Fiqih Mawaris

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih Mawaris

Pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam kegiatan belajar

mengajar. Sebelum penulis menjelaskan pengertian pembelajaran Fiqih

Mawaris terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai beberapa pengertian

belajar.

Secara bahasa kata pembelajaran berasal dari kata belajar dan

mendapat imbuhan pe- dan -an yang berarti ”proses, cara, menjadikan orang

atau makhluk hidup belajar.”46 Sedangkan secara istilah pengertian belajar

adalah “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative

44 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksada, 2006), 4 45 Ibid., hlm. 6 46 Suharso dan Ana Retnoningsih, loc.cit.

16

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

17

17

menetapkan sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif.”47

Menurut Moh. Uzer Usman pembelajaran adalah “suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu.”48 Definisi ini sesuai dengan Undang-Undang

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menyebutkan bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”49

Banyak faktor yang mempengaruhi interaksi yang terjadi dalam proses

pembelajaran, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu,

maupun eksternal yang datang dari lingkungan peserta didik itu sendiri.

Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, maka guru dapat memberikan

tindakan preventif untuk menghindari menurunnya hasil belajar peserta didik

maupun solusi konstruktif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Menurut etimologi kata Fiqih berasal dari kata faqaha yang artinya

”memahami”.50 Sedangkan secara terminologi fiqih adalah:

الشرعية العملية املكتسب من أدلتها التفصيلية واستمداده من العلم باألحكام 51الكتاب والسنة واالمجاع والقياس

“Ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum syara' yang bersifat amali, yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang tafsili dan sanadnya berupa Al-Qur'an, As-sunnah, ijma' dan qiyas.” Dari definisi tersebut dapat disimpulkan fiqih adalah ilmu yang

menjelaskan tentang hukum syar’iyyah yang berhubungan dengan segala

tindakan manusia baik berupa ucapan atau perbuatan yang didasarkan pada

al-Qur'an, as-Sunnah, ijma' dan qiyas.

47 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 92.

48 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 4.

49 Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003, (Bandung: Fokos Media, 2006), hlm. 4.

50 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), hlm. 321 51 Syekh Zainudin bin Abdul Aziz Al Malaibary, Fathul Mu'in Bisyarhi Qurroti Al 'Ain,

(Cirebon: Maktabah Mishriyah, t.t.), hlm. 1.

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

[Type text]

Kaitannya dengan istilah Fiqih Mawaris, secara bahasa kata

mawaris berasal dari kata warasa yang artinya ”menggantikan, memberi,

mewarisi”.38 Mawaris juga disebut faraid, bentuk jamak dari kata faridah.

Kata ini berasal dari kata farada yang artinya ”ketentuan atau

menentukan”.39 Sedangkan secara istilah mawaris adalah “ketentuan-

ketentuan tentang siapa-siapa yang termasuk ahli waris yang berhak

mendapatkan warisan, ahli waris yang tidak berhak mendapatkannya, dan

berapa bagian yang dapat diterima oleh mereka.”40 Jadi Fiqih Mawaris

adalah hukum syar’i yang membahas masalah pembagian harta warisan,

baik yang berkaitan dengan masalah pembagian, perhitungan, sampai pada

bagian yang diterima oleh ahli ahli waris.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Fiqih Mawaris adalah proses interaksi antara peserta didik

dan pendidik dalam rangka memahami konsep Fiqih Mawaris yang utuh,

sehingga peserta didik mampu mengimplementasikan hukum mawaris

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dasar Pembelajaran Fiqih Mawaris

Mengingat begitu pentingnya peran ilmu mawaris dalam agama

Islam maka Al-Qur'an menjelaskan perihal mawaris ini secara terperinci.

Bahkan hampir semua masalah pembagian harta warisan telah diatur

secara jelas dan terperinci dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Seperti dalam surat

An-Nisa ayat 7.

ÉΑ% y Ìh= Ïj9 Ò=ŠÅÁ tΡ $ £ϑ ÏiΒ x8ts? Èβ#t$ Î!≡uθ ø9$# tβθç/tø% F{$#uρ Ï™!$ |¡ÏiΨ= Ï9uρ Ò=ŠÅÁ tΡ $£ϑ ÏiΒ x8ts? Èβ#t$Î!≡uθ ø9$#

šχθ ç/tø% F{$#uρ $ £ϑ ÏΒ ¨≅ s% çμ ÷ΖÏΒ ÷ρ r& uèYx. 4 $ Y7ŠÅÁ tΡ $ ZÊρ ãø¨Β )7: النساء( Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau

38 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 2 39 Ibid. 40 Ahmad Rofiq, op.cit., hlm. 3

40

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

41

banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (QS. An-Nisa: 7)

41

Demikian juga Nabi Muhammad SAW menganggap pentingnya

ilmu faraidh ini dan beliau mengkhawatirkan kalau-kalau ilmu faraidh ini

akan terlupakan, sebagaimana sabda beliau :

تعلموا الفرائض وعلموها : عن أيب هريرة رضي اهللا عنه أن النيب صلى اهللا عليه وسلم قال ). رواه ابن ماجه والدارقطين. (ا نصف العلم وهو ينسى وهو أول شيئ ينزع من اميتفا

“Dari Abi Hurairah RA. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Belajarlah ilmu faraidh dan ajarkanlah kepada manusia, maka sesungguhnya ilmu faraidh adalah separuh ilmu agama dan ia akan dilupakan (oleh manusia) dan merupakan ilmu yang pertama diambil dari umatku.” (HR. Ibnu Majah dan Daruqutni).42 Seiring dengan hadits Nabi SAW di atas, maka pemerintah C.Q

kantor kementerian agama pusat pada tanggal 6 Mei 2008 telah

mengeluarkan Peraturan Menteri Agama (Permenag) Republik Indonesia

dengan Nomor 2 Tahun 2008, berisi tentang standar kompetensi lulusan

dan standar isi pendidikan agama Islam dan bahasa Arab di Madrasah.

Di dalam Permenag Nomor 2 Tahun 2008 tersebut telah ditetapkan

bahwa ilmu Fiqih Mawaris menjadi materi pembelajaran fiqih pada kelas

XI Madrasah Aliyah.

3. Tujuan Pembelajaran Fiqih Mawaris

Tujuan ilmu mawaris adalah ”untuk menyelamatkan harta benda si

mati agar terhindar dari pengambilan harta orang-orang yang berhak

menerimanya dan agar jangan ada orang-orang makan harta hak milik

orang lain, dan hak milik anak yatim dengan jalan yang tidak halal.”43

41 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Toha Putra

1989), hlm. 116. 42 Abd. Rochim, dkk., Fiqih untuk Madrasah Aliyah Kelas XI, (Surabaya: CV. Gani dan

Son, 2004), hlm. 80. 43 Moh. Rifai, Mata Pelajaran Fiqih Kurikulum 1994, Jilid III untuk Madrasah Aliyah

Kelas III, (Semarang: CV. Wicaksana, 1996), hlm. 2

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

42

Sedangkan tujuan dari pembelajaran Fiqih Mawaris adalah ”untuk

membantu peserta didik menguasai dan memahami hukum waris Islam

yang ketentuan-ketentuannya telah dirinci dalam al-Qur’an dan al-

Sunnah.”44 Ketentuan pembagian warisan tersebut merupakan langkah

preventif supaya tidak terjadinya perselisihan antara ahli waris berkaitan

dengan pembagian harta waris. Ilmu mawaris ini memberikan dasar

keadilan bagi masyarakat khususnya dalam pembagian warisan. Seperti

hadits Rasulullah SAW.

تعلموا القرأن وعلموه الناس :عن ابن مسعود قال قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم وتعلموا الفرائض وعلموها الناس فاءىن امرؤ مقبوض والعلم مرفوع ويوشك ان خيتلف اثنان

)احرجه امحد والنسائى والدار قطىن. (ىف الفريضة فال جيدان احدا خيربمها

Dari Ibnu Mas’ud berkata Rasulullah SAW bersabda: ”Pelajarilah oleh kalian al-Qur’an dan ajarkanlah kepada orang lain dan pelajarilah (pula) ilmu faraid dan ajarkanlah kepada orang lain. Karena aku adalah orang yang akan terenggut (mati) sedang ilmu akan dihilangkan. Hampir saja dua orang yang bersengketa tentang pembagian warisan tidak mendapatkan seorang pun yang dapat memberikan fatwa kepada mereka.” (HR. Ahmad, al-Nasa’i, dan al-Daruquthny). 45 Dari hadits di atas dapat diketahui betapa pentingnya mempelajari

ilmu faraid (mawaris). Perintah mempelajari dan mengajarkan ilmu

mawaris sejalan dengan mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an. Ini

dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa ilmu mawaris merupakan cabang

ilmu yang cukup penting dalam rangka mewujudkan keadilan dalam

masyarakat. Karena masalah harta waris merupakan masalah yang rawan

menimbulkan perselisihan, maka diperlukan ilmu mawaris untuk mengatur

pembagian harta waris. Maksudnya adalah, agar di dalam pembagian

warisan, setiap orang menaati dan melaksanakan ketentuan yang telah

diatur dalam al-Qur’an secara detail.46

44 Ahmad Rofiq, op.cit., hlm. v 45 Ibid., hlm. 6 46 Ibid., hlm. 7

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

43

Bagi umat Islam, segala persoalan hidup manusia baik yang terkait

dengan Allah SWT ( حبل من هللا) dan yang terkait dengan sesama manusia

lainnya ( لناسحبل من ا ) semuanya telah diatur di dalam syariat Islam.

Sehingga semua bentuk perilaku manusia, baik yang berbentuk ibadah

maupun muamalah, yang tidak sesuai dengan syariat maupun perintah

agama adalah suatu dosa yang dapat mengakibatkan hukuman atau siksa di

akhirat nanti. Sebagaimana firman Allah SWT :

∅ tΒ uρ ÄÈ ÷è tƒ ©!$# …ã& s!θ ß™ u‘ uρ £‰yè tG tƒ uρ …çνyŠρ ߉ãn ã&ù#Åzô‰ãƒ #·‘$ tΡ #V$ Î#≈ yz $ yγ‹Ïù …ã& s!uρ ÑU#x‹tã

Ñ⎥⎫Îγ •Β )14: النساء(

Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan (QS. An-Nisa’: 14).47

4. Ruang Lingkup dan Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih Mawaris

Mawaris merupakan salah satu ruang lingkup mata pelajaran Fiqih

di Madrasah Aliyah. Materi mawaris meliputi: ilmu mawaris, sebab

halangan waris mewarisi, ahli waris dan furudul muqaddarah, pembagian

harta warisan, permasalahan dalam pembagian warisan, hikmah

pembagian warisan dan wasiat.48

Karakteristik suatu pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu

perlu diidentifikasikan dalam rangka pengembangan silabus mata

pelajaran tersebut. Struktur suatu mata pelajaran menyangkut dimensi

standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok atau struktur

keilmuan mata pelajaran tersebut. Hasil identifikasi karakteristik mata

pelajaran tersebut bermanfaat sebagai acuan dalam mengembangkan

silabus dan rencana pembelajaran bagi seorang pendidik untuk

meningkatkan kualitas mengajarnya.

Fiqih Mawaris termasuk mata pelajaran yang menekankan aspek

hitungan, karena di dalamnya mencakup perhitungan dan pembagian harta

47Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 118 48 Moh. Rifa’i, op.cit., hlm. xiv

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

44

yang diterima ahli waris. Oleh karena, Fiqih Mawaris merupakan mata

pelajaran yang tergolong sulit karena membutuhkan ketelitian dan

ketepatan.

Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi, materi keilmuan mata

pelajaran Fiqih Mawaris mencakup dimensi pengetahuan (knowledge),

ketrampilan (skill), dan nilai (value). Hal ini sesuai dengan tujuan pokok

pembelajaran mata pelajaran Fiqih Mawaris yaitu mengarahkan peserta

didik untuk menguasai dan memahami hukum waris berdasarkan al-

Qur’an dan al-Hadits, sehingga mengarah peserta didik untuk taat dan

bertaqwa kepada Allah SWT melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi muslim yang

selalu bertambah keimanannya kepada Allah SWT.

Disamping itu ilmu Mawaris yang merupakan bagian dari mata

pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah mempunyai ciri khas dibandingkan

pelajaran yang lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung

jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia

yang mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam

dalam kehidupan sehari-harinya.

C. Metode Card Sort

1. Pengertian Metode Card Sort

Dari segi bahasa istilah card sort berasal dari dua kata yaitu card

yang berarti “kartu”,49 dan sort yang berarti “menyortir atau memisah-

misahkan.”50 Jadi card sort adalah metode pembelajaran yang

menggunakan alat bantu kartu sortir. Metode card sort merupakan suatu

metode pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan

bertujuan agar peserta didik mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar

serta menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-

inovasi. Metode card sort dikembangkan oleh Mel Silberman. Metode ini

49 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,

1992), hlm. 98 50 Ibid., hlm. 541

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

45

bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta

tentang suatu obyek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang

diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang

telah letih.51 Dalam penerapan metode ini, peserta didik diberikan kartu

indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat berpasangan

berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang berisi materi

syarat sah shalat dan lain sebagainya.

Metode card sort bisa digunakan sebagai metode alternatif yang

dirasa lebih bisa memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik yang

dimaksud disini adalah peserta didik lebih menyukai belajar sambil

bermain, maksudnya dalam proses belajar mengajar, guru harus membuat

peserta didik tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan,

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Metode ini juga merupakan

salah satu metode atau strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan yang bertujuan untuk mengaktifkan individu dan

kelompok dalam belajar.52

Metode card sort merupakan metode pembelajaran yang

dilaksanakan secara kolaboratif yang digunakan untuk mengajarkan

konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview

informasi. Gerakan fisik yang dominan dapat membantu mendinamiskan

kelas yang jenuh atau bosan.53 Metode ini aplikasikan dengan prinsip

permainan kartu yang dilaksanakan secara kooperatif sehingga peserta

didik menjadi aktif dalam pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran melalui permainan dapat menciptakan

suasana yang kondusif. Dengan bermain anak memperoleh pelajaran yang

mengandung aspek kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik.

51 Malvin Silberman, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject, Terj.

Sardjuli, (Yogyakarta: Yappendis, 1996), hlm. 149. 52 Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran

Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: RASAIL Media Group, 2008), hlm. 89.

53 Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. 50.

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

46

Melalui permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum, baik

perkembangan berpikir, emosi maupun sosial.54

Bermain adalah cara yang paling alamiah bagi manusia, dalam

mempelajari hal-hal baru. Adi W. Gunawan dalam bukunya Genius

Learning menjelaskan beberapa manfaat bila menggunakan metode

permainan dalam pembelajaran ( bermain sambil belajar) diantaranya:

a. Mempersingkat waktu belajar hingga 60%. b. Memberi “kehidupan” pada materi yang membosankan. c. Belajar multi disiplin dan multi dimensi. 55 Kegiatan bermain harus memuat lima unsur di dalamnya yaitu:

a. Mempunyai tujuan b. Memilih dengan bebas dan atas kehendak sendiri c. Menyenangkan dan dapat dinikmati d. Mengkhayal untuk mengembangkan daya imajinatif dan

kreativitas e. Melakukan secara aktif dana sadar56 Permainan dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menarik,

permainan dapat membantu membuat suasana lingkungan belajar menjadi

senang, bahagia dan santai, namun memiliki suasana belajar yang

kondusif.

Sebagai media pendidikan, permainan memiliki beberapa fungsi

sebagai berikut:

a. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses

pembelajaran bermain sambil belajar

b. Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa agar

dapat menumbuhkan sikap, mental, serta akhlak yang baik.

c. Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan rasa

aman dan menyenangkan

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak.57

54 Andang Ismail, Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan

Edukatif, (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 150 55 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003). Cet. I hlm. 205. 56 Andang Ismail, op.cit., hlm. 14.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

47

2. Card Sort sebagai Metode Pembelajaran Aktif

Metode card sort termasuk dalam kategori metode pembelajaran

aktif, karena memberikan porsi lebih besar terhadap aktifitas peserta didik.

Pembelajaran aktif atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah

PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan) adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan

dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara

informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang

telah dimiliki dan dikuasai peserta didik.58

Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak

peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar

dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.

Peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,

tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini

peserta didik akan merasa senang sehingga hasil belajar bisa maksimal.59

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua

anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan

karakteristik pribadi yang mereka miliki. Dalam pembelajaran ini guru

sengaja mendesain proses pembelajaran agar anak didik dapat berperan

secara aktif dan bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya. Dengan

mengajak, merangsang dan memberikan kesempatan kepada anak untuk

ikut serta mengemukakan pendapat, belajar mengambil keputusan, belajar

dalam kelompok, membuat laporan, berdiskusi dan lain-lain akan

membawa anak pada suasana belajar yang sesungguhnya dan bukan pada

“suasana diajar” belaka. Sistem ini tidak lagi memposisikan anak sebagai

57 Ibid., hlm. 150. 58 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), hlm. xi 59 Hisyam Zaini, op.cit., hlm. xiv.

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

48

objek pembelajaran, sebagaimana yang selama ini terjadi, tetapi

memposisikannya sebagai subjek pembelajaran. Secara filosofis mengajar

bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi

bagaiman membantu peserta didik supaya dapat belajar. Oleh karena itu

guru tidak lagi menjadi pemeran sentral dalam proses pembelajaran.60 Hal

ini dikarenakan guru adalah orang yang bertanggung jawab atas semua

aktivitas pembelajaran, dimana yang menjadi pusat dan fokusnya adalah

peserta didik.

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,

sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan

sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu

pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga

perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran aktif salah satu cirinya adalah adanya

interaksi baik antara peserta didik dengan teman maupun gurunya. Oleh

karena pembelajaran aktif memiliki kelebihan di antaranya :

a. Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun

keterampilan sosial dan kemampuannya..

b. Peserta didik dapat mengorganisasikan pemikiran dan membangun

argumen yang rasional.61

3. Implementasi Metode Card Sort dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris

Tujuan dari metode card sort adalah mengaktifkan setiap individu

sekaligus kelompok (cooperative learning) dalam belajar. Mata pelajaran

Fiqih Mawaris selama ini tergolong mata pelajaran yang susah, sehingga

banyak peserta didik yang kurang begitu antusias dalam pembelajaran dan

hasil belajarnya pun cenderung rendah. Oleh karena itu, metode card sort

bisa digunakan sebagai metode alternatif untuk meningkatkan aktifitas

60 Ibid., hlm. xvii. 61 Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan, (Yogyakarta:

Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 9

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

49

pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Fiqih

Mawaris.

Langkah-langkah penerapan metode card sort dalam pembelajaran

Fiqih Mawaris adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan kartu berisi materi Fiqih Mawaris (jumlah kartu

sama dengan jumlah peserta didik di kelas. Isi kartu terdiri dari kartu

induk/topik utama dan kartu rincian).

b. Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur

c. Bagikan kartu kepada peserta didik dan pastikan masing memperoleh

satu (boleh dua)

d. Perintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu induknya

dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya.

e. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu,

perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan

hasilnya di papan secara urut.

f. Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan

hasilnya.

g. Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan

hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok

lainnya.

h. Berikan apresiasi setiap hasil kerja peserta didik.

i. Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.62

4. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Kartu Sortir (Card Sort)

Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga

dengan metode card sort. Kelebihan dari metode card sort adalah:

a. Pembelajaran lebih menyenangkan

Metode card sort memungkinkan pembelajaran terasa

menyenangkan, karena pembelajaran disajikan dalam bentuk

62 Ismail, SM, Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), (Semarang: Rosail Media Goup, 2008), cet.1, hlm. 89.

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

50

permainan. Misalnya peserta didik berlomba-lomba mencari suatu

benda atau nama-nama tertentu yang disimpan secara acak sesuai

perintah guru.

b. Materi lebih mudah diingat

Karakteristik metode card sort adalah menyajikan pesan-pesan

pendek pada setiap kartu yang disajikan, misalnya mengenal huruf,

mengenal angka, mengenal nama binatang, macam-macam ahli waris,

syarat dan rukun pembagian warisan dan sebagainya. Sajian pesan-

pesan ini akan memudahkan peserta didik untuk mengingat pesan

tersebut.

c. Mudah dibawa

Kartu-kartu dalam metode card sort lebih mudah dibawa

kemana-mana. Dengan ukuran yang kecil, kartu dapat disimpan di tas

bahkan di saku sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat

digunakan di mana saja, di kelas maupun di luar kelas.

d. Praktis

Dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, kartu sangat

praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak memerlukan

keahlian khusus, media ini tidak juga membutuhkan listrik. Jika ingin

menggunakan kita tinggal mengurutkan gambar sesuai dengan

keinginan kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik, jika

sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau

menggunakan kotak khusus agar tidak tercecer.

Sedangkan kekurangan permainan kartu antara lain:

a. Ketepatgunaan belajar dengan permainan kartu tergantung materi yang

terpilih

b. Penggunaan permainan kartu memerlukan suatu pengaturan kelompok

secara khusus

c. Permainan senderung menyederhanakan konteks sosialnya sehingga

tidak mustahil peserta didik justru memperoleh kesan yang salah

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

51

d. Memerlukan waktu yang cukup lama

D. Kerangka Berpikir

Salah satu aspek yang berperan penting dalam keberhasilan

pembelajaran adalah metode. Metode digunakan untuk mempermudah

penyampaian materi kepada peserta didik. Oleh karena itu, penggunaan

metode harus disesuaikan dengan materi. Disamping itu pemilihan metode

yang tepat akan memberikan efek positif baik dari segi psikologis maupun

aktifitas fisik. Metode pembelajaran yang menyenangkan akan dapat

meningkatkan motivasi peserta didik, begitu juga metode pembelajaran yang

dilakukan secara aktif akan dapat meningkatkan aktifitas peserta didik.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan sebagai

alternatif adalah metode card sort. Metode card sort diimplementasikan

dengan menggunakan prinsip permainan kartu. Prinsip permainan ini dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik, karena pembelajaran dilakukan

dengan lebih menyenangkan. Metode ini dapat digunakan pada materi yang

secara konsep lebih susah, misalnya pada materi Fiqih Mawaris.

Mata pelajaran fiqih, khususnya Fiqih Mawaris tergolong mata

pelajaran yang membutuhkan pemahaman lebih luas. Oleh karena itu dalam

proses pembelajannya dibutuhkan metode yang sesuai karakteristik mata

pelajaran fiqih. Metode card sort cocok digunakan pada materi mawaris

karena dapat mempermudah peserta didik memahami konsep Fiqih Mawaris

yang susah. Dengan begitu prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran

Fiqih Mawaris dapat meningkat.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah bahwa ada peningkatan prestasi belajar peserta didik pada

pembelajaran Fiqih Mawaris melalui metode card sort di kelas XI IPA MA Al

Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2009/2010.

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian tindakan kelas

(class action research). Penelitian tindakan merupakan penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar

siswa menjadi meningkat.63

Sarwiji Suwandi mengemukakan bahwa penelitian tindakan

merupakan suatu penelitian yang bersifat reflektif yang didasarkan pada

kondisi riil yang kemudian dicari permasalahannya dan ditindaklanjuti dengan

melakukan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur.64 Jadi

penelitian kelas dilakukan sebagai upaya perbaikan terhadap pelaksanaan

praktek pembelajaran oleh guru dengan melakukan tindakan-tindakan

pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ada.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MA Al Hadi Girikusuma

Mranggen Kabupaten Demak. Pertimbangan peneliti memilih MA tersebut

sebagai lokasi/setting penelitian, karena beberapa alasan di antaranya: a)

Berdasar observasi awal, aktivitas belajar dan prestasi belajar peserta didik

dalam pelajaran Fiqih Mawaris rata-rata masih rendah b) Berdasarkan

observasi para pendidik di MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten

Demak yang mengajar mata pelajaran Fiqih Mawaris khususnya, masih

menggunakan metode satu arah (ceramah) sehingga pelajaran yang

seharusnya dikuasai dengan baik oleh peserta didik hasilnya kurang

optimal.

63 I.G.A.K. Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), hlm. 1.4

64 Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, (Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta, 2009), hlm. 10-11

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

53

Hal tersebut membuat peneliti tergerak untuk melakukan penelitian

dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran Fiqih

Mawaris melalui penerapan metode card sort sebagai alternatif tindakan

bersama guru mata pelajaran sebagai kolaborator.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini sekitar

dua bulan, yaitu pada tanggal 29 Maret sampai dengan 29 Mei 2010.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua siklus. Berikut ini

merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan

dilaksanakan di MA Al Hadi Girikusuma Mranggen:

Waktu (minggu) ke- No Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Observasi Awal X

Persiapan Menyusun konsep pelaksanaan X Menyepakati jadwal dan tugas X Menyusun Instrumen X

2.

Diskusi konsep pelaksanaan X Pelaksanaan Menyiapkan kelas dan alat X Pelaksanaan pra siklus X Pelaksanaan siklus I X Pelaksanaan siklus II X

3.

Koordinasi akhir X Pembuatan Laporan X Menyusun konsep laporan X

4.

Penyelesaian Laporan X X

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA MA

Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak yang berjumlah 27

peserta didik yang terdiri dari 7 peserta didik putra dan 20 peserta didik

putri. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru Fiqih

Mawaris yang sekaligus sebagai mitra (kolaborator peneliti).

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

54

C. Variabel Penelitian

Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam

setiap jenis penelitian, F.N. Kerliner dalam Arikunto menyebut “variabel sebagai

sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam

konsep kesadaran”.65

Sugiono menjelaskan bahwa “variabel merupakan gejala yang menjadi

fokus peneliti untuk diamati”.66 Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh

suatu treatment, terdapat variabel penyebab (X) atau Variabel bebas

(independent variable) dan variabel akibat (Y) atau variabel terikat (dependent

variable).67

Karena penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris Melalui Metode Card Sort

di Kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak

Tahun Pelajaran 2009/2010” maka variabel-variabel pada penelitian ini

adalah:

Variabel X : Metode Card Sort

Variabel Y : Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis

dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran

berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus

sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.

Model penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut.68

65 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 94 66 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung; Alfabeta, 2005), hlm. 2 67 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 97 68 Ibid., hlm. 16

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

55

dst.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaa

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tendakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Sebelum melakukan penelitian tindakan di kelas, peneliti

melakukan penelitian awal atau pra siklus. Pada tahap ini peneliti

mengadakan kegiatan pembelajaran tanpa metode card sort dan setelah itu

peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil dari pembelajaran

yang telah dilakukan tanpa metode card sort.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tahap pra siklus ini akan

diketahui bagaimana prestasi belajar fiqih mawaris peserta didik. Hal ini

dilakukan untuk membandingkan hasil belajar peserta didik yang

diperoleh pada tahap pra siklus dengan hasil belajar peserta didik pada

siklus I dan II. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar fiqih mawaris tiap

siklusnya.

n

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS IIRefleksi Pelaksanaa

Pengamatan

n

?

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

56

2. Siklus I

Pada siklus I materi yang diajarkan adalah tentang hukum waris.

Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah: menjelaskan ketentuan hukum

waris dalam Islam.

a. Perencanaan

1) Membuat rencana pembelajaran

2) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan)

3) Menyusun lembar observasi peserta didik

4) Menyiapkan format evaluasi.

5) Mengembangkan format evaluasi model pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah

melaksanakan tindakan upaya meningkatkan semangat belajar peserta

didik dalam pembelajaran fiqih mawaris yang telah direncanakan.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menyiapkan sarana pembelajaran

2) Memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan

tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik secara singkat, dan

penuh kehangatan. Peneliti sebagai pengamat.

3) Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok tentang hukum

waris (jumlah kartu sama dengan jumlah peserta didik di kelas dan

isi kartu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian).

4) Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.

5) Bagikan kartu kepada peserta didik dan pastikan tiap peserta didik

memperoleh satu (boleh dua).

6) Perintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu induknya

dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.

7) Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu,

perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan

menempelkan hasilnya di papan secara urut.

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

57

8) Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan

hasilnya.

9) Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk

menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar

dari kelompok lainnya.

10) Berikan apresiasi setiap hasil kerja peserta didik.

11) Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.

12) Guru melakukan evaluasi

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan observasi yang telah dipersiapkan.

Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan untuk

mengetahui kondisi kelas terutama semangat belajar peserta didik

dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian

didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru bidang studi fiqih untuk

didiskusikan dan dicari solusi dari permasalahan yang ada pada waktu

pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan

dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi guru dapat

merefleksi peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam

pembelajaran fiqih mawaris. Dalam kegiatan refleksi ini akan

dianalisis apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran fiqih mawaris.

Berdasarkan hasil refleksi ini juga akan dapat diketahui kelemahan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

3. Siklus II

Materi yang diajarkan pada siklus II adalah hubungan waris dan

wasiat. Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah: 1) Menjelaskan

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

58

keterkaitan waris dengan wasiat. 2) Menunjukkan contoh cara pelaksanaan

waris dan wasiat.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan

berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I. Perencanaan tindakan pada

siklus II merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I.

Adapun kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II

adalah sama dengan siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pada tahap ini langkah-langkahnya hampir sama ketika

dilakukan pada siklus I, hanya saja pelaksanaannya ditambah

dengan melihat hasil refleksi siklus I serta menambahkan hal-hal

yang perlu diperhatikan dan penekanan pada tahap sebelumnya.

Pada akhir siklus II juga dilakukan pemberian tes akhir untuk

mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes

pokok bahasan mawaris.

c. Observasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan

kegiatan pada siklus I. Data yang diperoleh dalam tahap observasi

siklus II dikumpulkan untuk kemudian dilakukan analisis.

d. Refleksi

Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk

selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi sehingga dapat

diketahui apakah permasalahan yang dihadapi sudah mampu

terpecahkan, yaitu terjadinya peningkatan prestasi belajar peserta didik

setelah adanya tindakan.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk

menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi tersebut antara lain sebagai berikut:

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

59

1. Tes

Metode tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”69

Metode tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan hasil belajar

peserta didik yang telah melakukan pembelajaran fiqih mawaris melalui

metode card sort sebagai evaluasi setelah proses pembelajaran. Untuk

menjaga objektifitas soal, peneliti menggunakan instrumen tes yang sudah

diuji validitasnya, sehingga soal-soal yang akan diberikan kepada

responden sudah memenuhi standar penelitian atau valid untuk digunakan.

2. Pengamatan (observasi)

Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai

”pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau

kejadian yang diselidiki.”70 Metode pengamatan (observasi) merupakan

cara pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk

melihat secara langsung kegiatan objek yang diteliti. Metode observasi ini

memuat tiga fase esensial yaitu pertemuan perencanaan, observasi di

dalam kelas dan diskusi balikan.

Untuk mengetahui sejauh mana aktifitas peserta didik selama

pembelajaran sedang berlangsung, peneliti membuat lembar observasi

peserta didik yang memuat indikator aktifitas belajar peserta didik.

Kriteria penilaian tiap indikatornya adalah sebagai berikut: skor 1

(kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik). Sedangkan aktifitas peserta

didik di kelas dinilai menurut prosentase keaktifannya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-

barang tertulis. Sumber dokumentasi pada dasarnya adalah segala bentuk

sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun

69 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 127 70 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm. 136.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

60

yang tidak resmi, berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan

sebagainya.71

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui

berbagai data yang ada di MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten

Demak, seperti data nama peserta didik, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan foto kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

G. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Teknik analisis data

pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.

Menurut Sugiyono analisis statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil

penelitian, tetapi tidak untuk membuat kesimpulan yang lebih luas

(generalisasi/inferensi).72 Statistik deskriptif untuk mengolah karakteristik

data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari prosentase serta

menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya

misalnya bentuk grafik dan tabel.73

Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes

atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis

deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator

keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran

dengan metode card sort dalam pembelajaran fiqih. Adapun tehnik

pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan

berdasarkan angka-angka, maka analisis yang digunakan adalah kuantitatif,

misalnya untuk mencari prosentase keaktifan peserta didik dalam

71 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 206 72 Sugiyono, op.cit., hlm. 21 73 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara., dkk.,

2007), hlm. 131-132

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

61

pembelajaran fiqih mawaris. Sedangkan rumus untuk mencari prosentase

adalah sebagai berikut:

Skor yang dicapai Nilai = X 100 %

Skor maksimal

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini diukur dari hal-hal

sebagai berikut:

1. Ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai ≥ 85 % dan

secara individual nilai yang diperoleh peserta didik ≥ 60.

2. Prosentase aktifitas belajar peserta didik di kelas > 75 %. Hasil prosentase

dapat diketahui dari lembar observasi peserta didik yang disusun oleh

peneliti dan kolaboran (guru).

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

62

BAB IV

ANALISIS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA

DIDIK DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MAWARIS MELALUI

METODE CARD SORT DI KELAS XI IPA MA AL HADI GIRIKUSUMA

MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

A. Hasil Observasi Awal

Pelaksanaaan pembelajaran pra siklus di kelas XI IPA MA Al Hadi

Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak dilaksanakan pada tanggal 12 April

2010. Pada tahap pra siklus peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan

untuk mengetahui seberapa jauh aktifitas peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran Fiqih Mawaris di kelas sebelum diterapkannya metode card

sort. Peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran yang ada di

kelas. Pada tahap pra siklus ini, metode yang digunakan guru adalah metode

ceramah dan tanya jawab.

Metode yang digunakan guru tersebut belum mampu meningkatkan

aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik cenderung pasif

karena metode tersebut tidak memberikan ruang bagi peserta didik untuk lebih

aktif. Kekurangaktifan peserta didik tersebut memberikan efek negatif

terhadap hasil belajar mereka. Rata-rata hasil belajar peserta didik cenderung

rendah. Hal ini bisa dipahami, karena materi Fiqih Mawaris merupakan materi

yang susah dan membutuhkan pemahaman yang lebih. Dengan aktifitas

pembelajaran yang monoton, akhirnya peserta didik kurang begitu antusias

dalam mengikuti pembelajaran, dan imbasnya hasil belajar mereka rendah.

Berikut ini digambarkan data hasil belajar peserta didik tahap pra siklus.

Tabel 1 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus

No Keterangan Perolehan 1 Nilai terendah 55 2 Nilai tertinggi 70 3 Nilai rata-rata kelas 62 4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 18 5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 9 6 Prosentase ketuntasan klasikal 33,33%

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

63

Berkaitan dengan hasil belajar peserta didik yang dilakukan di akhir

pembelajaran didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap pra siklus yaitu

62 yang berada di bawah standar ketuntasan minimal yaitu 65. Dari data yang

diperoleh pada tahap pra siklus ada 18 peserta didik yang belum tuntas,

sehingga prosentase ketuntasan belajar peserta didik sebesar 33,33%.

Banyaknya peserta didik yang belum tuntas belajarnya mengindikasikan bahwa

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum maksimal.

Berkaitan dengan aktifitas peserta didik, ada beberapa indikator yang

merefleksikan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, di antaranya adalah

perhatian peserta didik dalam pembelajaran, keaktifan menulis materi,

menjawab pertanyaan dari guru maupun peserta didik, mengajukan pertanyaan,

tingkat kerjasama peserta didik, dan mengerjakan tugas di depan kelas.

Indikator-indikator tersebut yang peneliti amati selama proses pembelajaran.

Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik selama mengikuti

pembelajaran pada tahap pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Pra Siklus

No Aspek yang Diamati Nilai rata-rata

1 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru ketika menyampaikan materi

1,7

2 Peserta didik aktif menulis materi pelajaran 1,8 3 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru 1,3 4 Peserta didik bertanya tentang materi yang belum jelas kepada

guru 1,1

5 Tingkat kerjasama peserta didik dalam pembelajaran 1,4 6 Peserta didik menjawab pertanyaan dari teman 1,7 7 Peserta didik mengerjakan tugas di depan kelas 1,4 Jumlah skor 10,4 Prosentase 37,17 %

Keterangan: Skor tertinggi per aspek = 4 skor terendah = 1 Skor total maksimal = 28

Kriteria Penilaian 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Prosentase aktifitas : 0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang 56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik 80% - 100% = Sangat Baik

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

42

Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut dapat disimpulkan

bahwa peserta didik belum terlibat aktif secara penuh dalam proses

pembelajaran. Keaktifan peserta didik adalah sebagai indikator adanya

semangat belajar dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang kesiapannya

matang dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya

semangat atau keinginan untuk bisa. Rendahnya semangat belajar peserta

didik pada kelas XI IPA MA Al Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten

Demak yang menjadi obyek penelitian dapat ditunjukkan dari prosentase hasil

penilaian keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar

37,17 % dengan kategori sangat kurang.

Selama proses belajar berlangsung aspek yang menunjukkan adanya

belajar aktif belum secara maksimal terpenuhi, seperti belum banyak peserta

didik yang mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, tingkat

kerjasama di antara peserta didik juga kurang. Peneliti juga mendapatkan

masih ada peserta didik yang tempat duduknya paling belakang melaksanakan

aktivitas selain pembelajaran seperti halnya bicara sendiri atau berbisik-bisik

serta mengerjakan tugas pada mata pelajaran selain Fiqih Mawaris.

Begitu juga dengan aktifitas guru yang tergolong masih rendah. Hasil

observasi terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 3

Hasil Observasi Aktifitas Guru Pra Siklus

No Aspek yang Dinilai Nilai 1 Kemampuan dalam berkomunikasi dan menciptakan

komunikasi dua arah 2

2 Kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran 2 3 Kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran 2 4 Kemampuan mengorganisir kelas 1 5 Memberikan motivasi pada peserta didik 1 6 Membimbing peserta didik dengan baik 2 7 Penguasaan materi pelajaran 3

Jumlah 13 Rata-rata 1,86 = 2 Prosentase aktifitas guru 46,43

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

43

Keterangan: Skor tertinggi per aspek = 4 skor terendah = 1 Skor total maksimal = 28

Kriteria Penilaian 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Prosentase aktifitas : 0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang 56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik 80% - 100% = Sangat Baik

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap aktifitas guru selama

proses pembelajaran diketahui bahwa prosentase aktifitas guru adalah 46,43%

dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dilakukan oleh guru belum maksimal.

Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus, ada beberapa

permasalahan pembelajaran yang perlu diperbaiki di antaranya adalah:

a. Hasil belajar peserta didik tergolong rendah. Salah satu penyebabnya

adalah peserta didik kesulitan memahami materi Fiqih Mawaris yang luas.

b. Penerapan metode konvensional seperti metode ceramah, membuat peserta

didik menjadi jenuh dan kurang begitu aktif dalam pembelajaran.

c. Aktifitas pembelajaran yang dilakukan guru teridentifikasi belum

maksimal. Karena guru sering menggunakan metode ceramah dalam

pembelajaran, sehingga kurang menghiraukan aktifitas lainnya seperti

kemampuan menciptakan komunikasi dua arah dan pemberian motivasi.

Dari beberapa permasalahan di atas, maka diperlukan solusi konstruktif

supaya hasil belajar dan aktifitas belajar peserta didik dapat meningkat.

Permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan guru mitra atau

kolaborator untuk mencari solusi. Solusi yang diambil adalah dengan

menerapkan metode card sort dalam pembelajaran Fiqih Mawaris. Solusi

ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah tindakan untuk

tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

44

B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat

observasi awal maka telah direncanakan metode pembelajaran pada

siklus I ini adalah metode card sort. Perencanaan pengajaran pada siklus

I ini dituangkan dalam bentuk RPP. Materi yang dibahas pada siklus I

adalah Ketentun Hukum Waris dalam Islam dengan standar kompetensi:

memahami hukum Islam tentang waris, serta kompetensi dasar:

menjelaskan ketentuan hukum waris dalam Islam. Selain RPP, peneliti

juga mempersiapkan instrumen lainnya seperti kartu sortir yang berisi

materi-materi Fiqih Mawaris, lembar observasi untuk peserta didik dan

guru, serta lembar soal.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua

kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010 dan pertemuan kedua pada

tanggal 26 April 2010. Materi yang diajarkan tentang Ketentun Hukum

Waris dalam Islam, dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan prosedur

yang direncanakan dalam RPP.

Pada awal pembelajaran guru memberikan informasi tentang

jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan oleh peserta

didik secara singkat, dan penuh kehangatan. Guru menjelaskan pokok

bahasan yang akan dibahas pada pertemuan kali ini secara global.

Kemudian guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok tentang

hukum waris. Isi kartu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu

rincian. Seluruh kartu diacak agar campur agar tercampur menjadi

satu.

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

45

Langkah selanjutnya, guru membagikan kartu kepada peserta

didik dan memastikan tiap peserta didik memperoleh minimal satu

kartu. Guru memerintahkan setiap peserta didik bergerak mencari

kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.

Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru

meminta masing-masing peserta didik membentuk kelompok dan

menempelkan hasilnya di papan secara urut.

Setelah peserta didik selesai menyusun kartu-kartu tersebut, guru

melakukan koreksi bersama terhadap pekerjaan peserta didik tersebut.

Guru meminta salah satu penanggungjawab kelompok untuk

menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian guru meminta kelompok

lain untuk memberikan komentar terhadap pekerjaan temannya

tersebut. Setelah semuanya selesai, guru memberikan apresiasi dengan

memberikan nilai terhadap hasil kerja masing-masing kelompok.

Pada akhir siklus I guru melakukan tes akhir yang berfungsi

untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik

pada siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

No Keterangan Perolehan1 Nilai terendah 60 2 Nilai tertinggi 75 3 Nilai rata-rata kelas 70 4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 5 5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 22 6 Prosentase ketuntasan klasikal 81,48%

Berdasarkan temuan yang tercantum dalam tabel di atas

diketahui bahwa peserta didik yang mencapai ketuntasan individu yakni

22 orang (memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65), dan

peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan individu ada 5

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

46

(tidak mencapai nilai 65). Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta

didik secara klasikal adalah 70.

Deskripsi data tersebut memperlihatkan bawa sudah ada

peningkatan nilai hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat nilai

rata-rata kelas pada observasi awal (pra siklus) 62 naik menjadi 70 pada

siklus I dan ketuntasan klasikal 33,33% pada observasi awal naik

menjadi 81,48% pada siklus I. Walaupun rata-rata kelas sudah

mengalami peningkatan tetapi indikator keberhasilan ketuntasan klasikal

sebesar 85% masih belum tercapai maka perlu diadakan perbaikan pada

siklus II.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung aktivitas guru

maupun peserta didik diamati oleh peneliti. Aktifitas belajar peserta

didik yang diamati di antaranya adalah perhatian peserta didik, aktif

menulis materi, menjawab dan bertanya dari guru maupun dari teman

sekelas, kerja sama antar peserta didik, dan mengerjakan tugas di

depan kelas.

Hasil observasi mengenai aktivitas peserta didik pada siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5 Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I

No Aspek yang Diamati Nilai rata-rata

1 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru ketika menyampaikan materi

2,7

2 Peserta didik aktif menulis materi pelajaran 2,8 3 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru 2,6 4 Peserta didik bertanya tentang materi yang belum

jelas kepada guru 2,9

5 Tingkat kerjasama peserta didik dalam pembelajaran 2,9 6 Peserta didik menjawab pertanyaan dari teman 2,8 7 Peserta didik mengerjakan tugas di depan kelas 2,3 Jumlah skor 20 Prosentase 71,30 %

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

47

Keterangan: Skor tertinggi per aspek = 4 skor terendah = 1 Skor total maksimal = 28

Kriteria Penilaian 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Prosentase aktifitas : 0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang 56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik 80% - 100% = Sangat Baik

Berdasarkan data tabel tentang aktivitas belajar peserta didik

siklus I di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik pada

siklus I mencapai 71,30% ini berada pada ketegori baik. Meskipun

begitu prosentase aktifitas peserta didik tersebut belum memenuhi

indikator keberhasilan tindakan yaitu prosentase aktifitas peserta didik

bisa mencapai 80%. Hasil aktivitas peserta didik ini dijadikan

pertimbangan untuk tindakan siklus II, yakni perlu adanya upaya

peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran.

Selain hasil belajar peserta didik dan aktivitas peserta didik

dalam pembelajaran, faktor yang juga sangat mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran adalah aktifitas guru selama proses

pembelajaran. Hasil observasi mengenai aktifitas pembelajaran yang

dilakukan guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I

No Aspek yang Dinilai Nilai 1 Kemampuan dalam berkomunikasi dan

menciptakan komunikasi dua arah 3

2 Kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran 3

3 Kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran 3

4 Kemampuan mengorganisir kelas 2 5 Memberikan motivasi pada peserta didik 2 6 Membimbing peserta didik dengan baik 3 7 Penguasaan materi pelajaran 4

Jumlah 20 Rata-rata 2,86 = 3 Prosentase aktifitas guru 71,43%

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

48

Keterangan: Skor tertinggi per aspek = 4 skor terendah = 1 Skor total maksimal = 28

Kriteria Penilaian 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Prosentase aktifitas : 0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang 56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik 80% - 100% = Sangat Baik

Tampak pada tabel di atas bahwa pengelolaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru mendapatkan skor rata-rata 3 dan tergolong

pada kategori baik dengan prosentase aktifitas 71,43%. Hal ini

menunjukkan guru sudah cukup baik dalam melakukan pengelolaan

pembelajaran. Namun pengelolaan pembelajaran juga harus lebih

ditingkatkan pada siklus berikutnya agar lebih baik lagi, karena

bermula dari pengelolaan pembelajaran inilah akan melahirkan tingkat

aktivitas peserta didik yang lebih tinggi serta peningkatan hasil belajar

yang lebih baik.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil belajar peserta didik dan observasi terhadap

aktivitas peserta didik dan pengelolaan pengajaran pada siklus I, maka

peneliti dan guru kolaborator melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran yang terjadi pada siklus I. Hasil refleksi tersebut di

antaranya adalah : pertama, pada siklus I ini sudah ada peningkatan

hasil peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar

dan prosentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal. Pada

tahap pra siklus nilai rata-rata peserta didik secara klasikal adalah 62

dengan prosentase ketuntasan sebesar 33,33%. Sedangkan pada siklus

I nilai rata-rata hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 70

dengan prosentase ketuntasan sebesar 81,84%. Tetapi indikator

keberhasilan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85% masih

belum tercapai.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

49

Kedua, aktivitas peserta didik pada siklus I juga mengalami

peningkatan jika dibandingkan pra siklus. Pada pra siklus prosentase

aktifitas peserta didik adalah 37,17% (kategori sangat kurang) dan

pada siklus I meningkat menjadi 71,30% (kategori baik). Namun hasil

aktifitas peserta didik ini belum sesuai dengan indikator keberhasilan

tindakan yang telah ditetapkan peneliti yaitu > 80%.

Ketiga, pengelolaan pengajaran yang dilakukan oleh guru juga

mengalami peningkatan. Pada tahap pra siklus prosentase aktifitas guru

sebesar 46,43% (kategori kurang) dan pada siklus I meningkat menjadi

71,43% (kategori baik). Meskipun mengalami peningkatan, namun

masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki seperti kemampuan

mengorganisir kelas dan kemampuan memotivasi peserta didik.

Diharapkan pada siklus berikutnya kemampuan guru dalam melakukan

pembelajaran dapat meningkat.

Melihat hasil refleksi ini maka perlu adanya perbaikan-perbaikan

dalam pembelajaran pada siklus berikutnya, seperti upaya menigkatkan

lagi aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan pengajaran guru.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan

metode yang sama pada siklus I hanya saja mengalami beberapa

perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Perencanaan tindakan pada

siklus I tertuang dalam RPP. Materi yang dibahas pada siklus I

melanjutkan materi sebelumnya yaitu Ketentuan Hukum Waris dalam

Islam, dengan standar kompetensi: memahami hukum Islam tentang

waris, serta kompetensi dasar: 1) menjelaskan ketentuan hukum waris

dalam Islam, 2) menjelaskan keterkaitan waris dengan wasiat, 3)

menunjukkan contoh cara pelaksanaan waris. Instrumen lainnya yang

dipersiapkan adalah kartu sortir yang berisi materi Fiqih Mawaris,

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

50

lembar observasi untuk peserta didik, lembar observasi untuk guru, dan

lembar soal untuk evaluasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak dua

kali pertemuan yaitu pada tanggal 3 Mei 2010 dan pada tanggal 10 Mei

2010 dengan alokasi waktu tiap pertamuan adalah 2 x 45 menit.

Pelaksanaan pembelajarannya mengacu pada RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) yang telah dipersiapkan.

Prinsip pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini hampir

sama dengan siklus I, tetapi peneliti lebih menekankan pada perbaikan

dalam mengorganisir kelas dan pemberian motivasi agar aktivitas

peserta didik lebih meningkat dari siklus I.

Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi, motivasi

dan menyampaikan tujuan pembelajaran Fiqih Mawaris. Guru juga

menginformasikan tentang jalannya pembelajaran dan tugas yang

harus dilakukan oleh peserta didik secara singkat, dan penuh

kehangatan. Guru menjelaskan pokok bahasan yang akan dibahas pada

pertemuan kali ini secara global. Kemudian guru menyiapkan kartu

berisi tentang materi pokok tentang hukum waris. Isi kartu terdiri dari

kartu induk/topik utama dan kartu rincian. Seluruh kartu diacak agar

campur agar tercampur menjadi satu.

Selanjutnya, guru membagikan kartu kepada peserta didik dan

memastikan tiap peserta didik memperoleh minimal satu kartu. Guru

memerintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu induknya

dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. Untuk menjaga agar

kondisi kelas tetap kondusif, guru mengatur proses pencarian kartu.

Guru meminta peserta didik yang membawa kartu induk untuk maju ke

depan dan memperlihatkan kartu tersebut ke teman-temannya,

sehingga peserta didik yang membawa kartu rinciannya dapat dengan

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

51

mudah mendapatkan kartu induknya. Setelah kartu induk beserta

seluruh kartu rinciannya ketemu, guru meminta masing-masing peserta

didik membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan

secara urut.

Setelah peserta didik selesai menyusun kartu-kartu tersebut,

guru melakukan koreksi bersama terhadap pekerjaan peserta didik

tersebut. Guru meminta salah satu penanggungjawab kelompok untuk

menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian guru meminta kelompok

lain untuk memberikan komentar terhadap pekerjaan temannya

tersebut. Setelah semuanya selesai, guru memberikan apresiasi dengan

memberikan nilai terhadap hasil kerja masing-masing kelompok.

Pada akhir siklus II juga dilakukan tes akhir yang berfungsi

untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik

pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

No Keterangan Perolehan 1 Nilai terendah 70 2 Nilai tertinggi 90 3 Nilai rata-rata kelas 82 4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 0 5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 27 6 Prosentase ketuntasan klasikal 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa peserta didik yang

mencapai nilai ketuntasan individu yakni > 65 ada 27 orang dan yang

tidak mencapai ketuntasan individu tidak ada. Sedangkan rata-rata

kelas hasil belajar peserta didik adalah 82. Data tersebut

memperlihatkan peningkatan nilai hasil belajar peserta didik. Pada siklus

I nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 70 dengan prosentase

ketuntasan sebesar 81,48% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil

belajar peserta didik meningkat menjadi 82 dengan prosentase

ketuntasan 100%.

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

52

Ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil tes pembelajaran

siklus II ini telah sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan

prosentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal telah mencapai

85%.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran aktivitas peserta didik maupun guru

tetap diamati. Hasil observasi mengenai aktivitas belajar peserta didik

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II

No Aspek yang Diamati Nilai rata-rata

1 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru ketika menyampaikan materi

3,4

2 Peserta didik aktif menulis materi pelajaran 3,5 3 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru 3,6 4 Peserta didik bertanya tentang materi yang belum

jelas kepada guru 3,7

5 Tingkat kerjasama peserta didik dalam pembelajaran 3,6 6 Peserta didik menjawab pertanyaan dari teman 3,6 7 Peserta didik mengerjakan tugas di depan kelas 4,0 Jumlah skor 25,4 Prosentase 90,74 %

Keterangan: Skor tertinggi per aspek = 4 skor terendah = 1 Skor total maksimal = 28

Kriteria Penilaian 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Prosentase aktifitas : 0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang 56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik 80% - 100% = Sangat Baik

Tabel di atas memperlihatkan bahwa aktivitas belajar peserta

didik mengalami peningkatan jika dibandingkan dari siklus I. Pada

siklus I prosentase aktifitas peserta didik hanya 71,30% (kategori baik)

dan pada siklus II meningkat menjadi 90,74% (kategori sangat baik).

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

53

Pada siklus II ini aktivitas belajar peserta didik sudah melampaui batas

minimal aktivitas belajar peserta didik yang diharapkan yaitu 75%. Ini

berarti aktivitas belajar peserta didik sudah mencapai indikator

keberhasilan tindakan.

Sedangkan hasil observasi yang dilakukan terhadap aktifitas

guru dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II

No Aspek yang Dinilai Nilai 1 Kemampuan dalam berkomunikasi dan

menciptakan komunikasi dua arah 4

2 Kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran 4

3 Kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran 3

4 Kemampuan mengorganisir kelas 3 5 Memberikan motivasi pada peserta didik 3 6 Membimbing peserta didik dengan baik 4 7 Penguasaan materi pelajaran 4

Jumlah 25 Rata-rata 3,57 = 4 Prosentase aktifitas guru 89,29% Keterangan: Skor tertinggi per aspek = 4 skor terendah = 1 Skor total maksimal = 28

Kriteria Penilaian 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Prosentase aktifitas : 0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang 56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik 80% - 100% = Sangat Baik

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

19

Tampak pada tabel di atas bahwa nilai rata-rata pengelolaan

pembelajaran yang dilakukan guru adalah 4 dengan prosentase aktifitas

sebesar 89,29% dan tergolong pada kategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan guru sudah baik dalam melakukan pengelolaan

pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada siklus II, maka hasil

refleksi pada siklus II di antaranya adalah: pertama, hasil belajar peserta

didik pada siklus II sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini

dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus I yaitu 70

dengan prosentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 81,48% dan pada

siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 82 dengan

prosentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 100%. Ketuntasan belajar

peserta didik secara klasikal tersebut telah melebihi indikator keberhasilan

yaitu 85%.

Kedua, aktivitas peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu

pada siklus I prosentase aktifitas peserta didik hanya 71,30% dan pada

siklus II meningkat menjadi 90,74%. Hal ini berarti batas minimal aktivitas

peserta didik yang diharapkan sebesar 75% sudah terpenuhi.

Ketiga, pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus

II sudah tergolong baik dan mengalami peningkatan jika dibandingkan

siklus I. Prosentase aktifitas guru pada siklus I adalah 71,43% (kategori

baik) dan pada siklus II meningkat menjadi 89,29% (kategori baik sekali).

Hasil ini mengindikasikan bahwa kemampuan guru dalam melakukan

pembelajaran sudah sangat baik. Dari tiap-tiap aspek pengamatan terhadap

aktifitas guru semuanya mengalami peningkatan.

C. Pembahasan

Ada tiga aspek penting yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini

yaitu hasil belajar peserta didik, aktifitas belajar peserta didik dan aktifitas

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Ketiga aspek tersebut merupakan faktor

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

20

penentu keberhasilan pembelajaran. Hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi

oleh aktifitas mereka saat proses pembelajaran serta dipengaruhi oleh bagaimana cara

guru mengajar. Peserta didik yang hasil belajarnya tergolong rendah biasanya

memiliki kecenderungan tidak begitu aktif dalam pembelajaran. Begitupun

sebaliknya peserta didik yang hasil belajarnya baik biasanya aktif dalam

pembelajaran. Sedangkan hasil belajar secara klasikal sangat dipengaruhi oleh

bagaimana cara guru mengajar, termasuk dalam memilih metode pembelajaran yang

tepat. Pemilihan metode yang lebih kreatif dan inovatif memiliki dampak positif

terhadap hasil belajar dan aktifitas belajar peserta didik. Oleh karena itu, berikut ini

akan peneliti jabarkan ketiga aspek tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari tiap

siklusnya.

1. Hasil Belajar Peserta Didik

Secara teknis, baik guru maupun peserta didik kelas XI IPA MA Al

Hadi Girikusuma Mranggen Kabupaten Demak belum tahu bagaimana

penerapan metode card sort ini dalam pembelajaran Fiqih Mawaris, karena

baru pertama kali ini metode ini diimplementasikan pada pembelajaran Fiqih

Mawaris. Oleh karena itu, sebelum penelitian ini dimulai, peneliti dan guru

sudah melakukan diskusi mengenai penerapan metode card sort dalam

pembelajaran Fiqih Mawaris. Meskipun begitu penerapan metode ini pada

siklus I masih mengalami beberapa kendala, di antaranya guru masih kesulitan

dalam mengorganisasi kelas. Hal ini dikarenakan guru kurang mempersiapkan

teknis pembelajaran menggunakan metode card sort. Namun kendala ini

dengan cepat diatasi oleh guru dengan cara mengorganisir peserta didik yang

membawa kartu induk, sehingga peserta didik yang lain dengan mudah

menemukan kartu induk mereka.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik

mengalami peningkatan yang signifikan tiap siklusnya. Hasil belajar peserta didik

diukur melalui tes evaluasi yang dilakukan pada tiap akhir siklus. Indikator

keberhasilan tindakan diukur jika standar ketuntasan hasil belajar peserta didik

secara klasikal mencapai ≥ 85 %.

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

21

Hasil belajar peserta didik pada siklus I menunjukkan peningkatan

dibandingkan pada tahap pra siklus. Pada tahap pra siklus nilai rata-rata hasil

belajar peserta didik adalah 62 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 33,33%,

sedangkan pada siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 70 dan ketuntasan

klasikalnya 81,48%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 48,15%.

Pada siklus II ini, nilai rata-rata hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 82

dan ketuntasan klasikalnya mencapai 100%. Ada peningkatan sebesar 18,52%.

Peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 10 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Tiap Siklus

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-rata 62 70 82

% Ketuntasan 33.33 81.48 100.00 Kriteria Cukup Baik Sangat Baik

Nilai Tertinggi 70 75 90 Nilai Terendah 55 60 70

Untuk melihat hasil peningkatan tersebut dalam bentuk grafik, berikut

peneliti tampilkan diagramnya.

62

33.33

7081.48 82

100

0

20

40

60

80

100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata Prosentase Ketuntasan

Gambar 4.1. Peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

22

2. Aktifitas Belajar Peserta Didik

Setelah melakukan pembelajaran fiqih mawaris menggunakan metode

card sort ternyata aktifitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami

peningkatan. Prosentase aktifitas belajar peserta didik pada tahap pra siklus

adalah 37,17% sedangkan pada siklus I naik menjadi 71,30%. Ada peningkatan

aktifitas peserta didik sebesar 34,13%. Sedangkan pada siklus II meningkat lagi

menjadi 90,74%. Ada peningkatan aktifitas peserta didik sebesar 19,44%. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil peserta didik sudah memenuhi target yang ditetapkan

peneliti.

Peningkatan aktifitas peserta didik selama pembelajaran dari tahap pra

siklus sampai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11 Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Tiap Siklus

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-rata 2 3 4

Prosentase aktifitas 37.17 71.30 90.74 Kriteria Sangat Kurang Baik Sangat Baik Data tabel tersebut selanjutnya diubah dalam bentuk diagram sebagai

berikut:

37.17

71.30

90.74

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.2. Peningkatan aktifitas belajar peserta didik tiap siklus

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

23

Dari gambar di atas dapat diketahui bawah aktifitas peserta didik

meningkat secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode card sort

dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Metode card

sort merupakan salah satu metode active learning. Dalam impelementasinya,

peserta didik diharuskan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman

sekelasnya. Sehingga aktifitas ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam

pembelajaran.

3. Aktifitas Guru dalam Pembelajaran

Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan. Meskipun pada

awalnya guru mengalami sedikit kesulitan dalam mengimplementasikan

metode card sort, namun pada akhirnya guru dapat mengatasi masalah

tersebut dengan baik Pada siklus I prosentase aktivitas guru mencapai 71,43%

dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II prosentase aktivitas guru

mencapai 89,29% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah cukup bagus.

Aktifitas guru sudah berlangsung secara optimal yaitu guru sudah menyiapkan

perencanaan dengan baik dan sudah terbiasa dengan metode card sort. Selain

itu guru sudah dapat membimbing dan memotivasi peserta didik supaya lebih

aktif dalam pembelajaran.

Dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

menarik peserta didik supaya berminat mempelajari Fiqih Mawaris, maka seorang

guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan

misalnya dengan menggunakan media permainan kartu. Permainan kartu dapat

digunakan sebagai salah satu metode alternatif dalam proses belajar mengajar,

dengan harapan melalui permainan kartu tersebut peserta didik dapat belajar

sambil bermain. Sehingga metode tersebut dapat memberikan efek yang rekreatif

dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar

mengajar.

Metode card sort dalam pembelajaran Fiqih Mawaris dapat menciptakan

suasana kelas menjadi menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa bosan

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

24

dalam menerima materi pelajaran. Melalui permainan kartu ini juga

memungkinkan partisipasi aktif dari peserta didik untuk belajar sehingga dapat

memperlancar proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik dapat

meningkat.

Dalam implementasinya peserta harus mencari kartu induk dan rinciannya

di antara teman-teman sekelasnya. Aktifitas ini tidak hanya mangasah aspek

kognitif tetapi juga melatih ketangkasan peserta didik, sehingga pembelajaran

terasa menyenangkan.

Melalui metode card sort peserta didik menjadi lebih mudah mengingat

materi yang ada di dalam kartu. Materi yang ditulis secara ringkas pada setiap kartu

sortir tersebut dapat diingat oleh peserta dengan lebih mudah. Karena yang

ditampilkan didalam kartu bukan deskripsi materi yang panjang, melainkan sub-sub

materi yang simple dan mudah diingat.

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

25

BAB V

PENUTUP 

A. Kesimpulan

Setelah penulis mendeskripsikan pembahasan secara keseluruhan dalam

bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada

pembelajaran Fiqih Mawaris. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat

dilihat dari nilai rata-rata hasil peserta didik dan prosentase ketuntasan belajar

peserta didik secara klasikal. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar peserta

didik adalah 70 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 81,48%.

Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 82

dengan prosentase ketuntasan belajar mencapai 100%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa metode card sort terbukti dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

2. Implementasi metode card sort pada pembelajaran Fiqih Mawaris juga dapat

meningkatikan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Metode ini

menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Peningkatan

aktifitas belajar peserta didik ini dapat dilihat dari prosentase aktifitas peserta

didik tiap siklusnya. Pada tahap pra siklus prosentase aktifitas peserta didik

adalah 37,17% dengan kriteria sangat kurang, kemudian pada siklus I

meningkat menjadi 71,30% dengan kriteria baik, dan pada siklus II meningkat

lagi menjadi 90,74% dengan kriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan

bahwa penerapan metode card sort dapat meningkatkan aktifitas belajar

peserta didik. Dengan aktifnya peserta didik dalam pembelajaran, maka

proses pembelajaran berjalan dengan dinamis dan tidak monoton.

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

26

B. Saran Mengingat pentingnya penggunaan metode card sort sebagai metode

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka peneliti

mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut, yaitu:

1. Pada Pihak Guru

a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham

dalam menyiapkan bahan pembelajaran sebaik mungkin, agar materi

dapat tersampaikan secara maksimal.

b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya

variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami

oleh peserta didik, dan selalu memantau perkembangan peserta didik

terutama dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang

diajarkan.

c. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan card sort sebagai

metode pada materi pelajaran fiqih agar dapat dilakukan tidak hanya

sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan

dilaksanakan secara kontinyu sebagai program untuk meningkatkan

prestasi dan mengurangi kejenuhan pada waktu pembelajaran fiqih

berlangsung.

2. Pada Pihak Sekolah

a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan

pembelajaran yang berlangsung

b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan.

c. Hendaknya berupaya meningkatkan kompetensi guru dengan

mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi guru tentang peningkatan

mutu pembelajaran. Sehingga guru memiliki kompetensi yang memadai

termasuk kompetensi profesional serta membekali diri dengan

pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya kompetensi yang dimiliki

oleh guru sangat berpengaruh pada keberhasilan proses pembelajaran, dan

pada akhirnya akan menghasilkan peserta didik yang berprestasi, dan

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

27

berbudi pekerti luhur yang berdampak positif pada perkembangan dan

kemajuan sekolah.

C. Penutup

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari

kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang penulis

ungkapkan di atas diharapkan menjadi koreksi dan bahan pertimbangan bagi

sekolah.

Peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

28

DAFTAR PUSTAKA

Al Malaibary, Syekh Zainudin bin Abdul Aziz, Fathul Mu'in Bisyarhi Qurroti Al 'Ain, Cirebon: Mktabah Mishriyah, t.t..

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

-------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara 2003.

Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara., dkk., 2007.

Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi, Falsafah Hukum Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.

Echols, John M. dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 1992.

Gunawan, Adi W., Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi, 2002.

Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009.

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Semarang: Rosail Media Goup, 2008.

Ismail, Andang, Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif, Yogyakarta: Pilar Media, 2006.

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Morgan, Clifford T., Introduction of Psychology, New York: The Mc. Graw Hill Book Company, 1971.

Rifai, Moh., Mata Pelajaran Fiqih Kurikulum 1994, Jilid III untuk Madrasah Aliyah Kelas III, Semarang: CV. Wicaksana, 1996.

Rochim, Abd., dkk., Fiqih untuk Madrasah Aliyah Kelas XI, Surabaya: CV. Gani dan Son, 2004.

Rofiq, Ahmad, Fiqh Mawaris, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007.

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

29

Silberman, Malvin, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject, Terj. Sardjuli, Yogyakarta: Yappendis, 1996.

Sudjana, Nana, CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996.

-------, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung; Alfabeta, 2005.

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: CV. Widya Karya, 2009.

Suprijono, Agus, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Suwandi, Sarwiji, Penelitian Tindakan Kelas PTK dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta, 2009.

Syafe’i, Rahmat, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientsi Konstruktivisme, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Wardani, I.G.A.K., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1990.

Zaini, Hisyam, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

30

SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Al-Hadi Mata pelajaran : Fiqih Kelas / Semester : XI / Genap Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi waktu : 4 x 45 menit Standar kompetensi : 2. Memahami hukum Islam tentang waris Kompetensi dasar : 2.1 Menjelaskan ketentuan hukum waris dalam Islam Indikator : 2.1.1. Menjelaskan pengertian dan hukum mempelajari

mawaris. 2.1.2. Menjelaskan tujuan dan kedudukan ilmu mawaris. 2.1.3. Menjelaskan dasar hukum dan ayat-ayat tentang

mawaris. 2.1.4. Menjelaskan hakikat ilmu mawaris. 2.1.5. Menjelaskan sebab-sebab waris mawaris. 2.1.6. Menjelaskan halangan waris mawarisi. 2.1.7. Menjelaskan dasar hukum halangan waris mawarisi. 2.1.8. Menjelaskan ahli waris yang tidak bisa gugur haknya. 3.1.9. Menjelaskan ahli waris dan furudul muqaddarah.

I. Tujuan pembelajaran : setelah mempelajari, siswa dapat :

a. Menjelaskan pengertian ilmu mawaris. b. Menjelaskan hukum mempelajari ilmu mawaris. c. Menjelaskan tujuan dan kedudukan ilmu mawaris. d. Menjelaskan dasar hukum ilmu mawaris. e. Menjelaskan hikmah ilmu mawaris. f. Menjelaskan ahli waris dan furudul muqaddarah. g. Menjelaskan sebab-sebab mewarisi. h. Menjelaskan halangan waris mawarisi. i. Menjelaskan dasar hukum halangan waris mawarisi. j. Menjelaskan ahli waris yang tidak bisa gugur haknya. k. Menjelaskan ahli waris dan furudul muqaddarah.

II. Materi ajar : Ketentuan hukum mawaris dalam Islam

III. Metode pembelajaran : - Ceramah - Card sort

IV. Langkah-langkah pembelajaran : a. Pembukaan (5 menit) :

1. Membaca salam dan do’a awal pembelajaran. 2. Apersepsi. 3. Motivasi. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran waris.

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

31

b. Kegiatan inti : 1. Menyajikan materi tentang ketentuan hukum waris dalam islam 2. Mengidentifikasi materi tentang ketentuan hukum waris dalam Islam. 3. Menyiapkan kartu induk dan kartu rincian. 4. membagikan kartu-kartu induk dan kartu rincian kepada seluruh

murid. 5. menyuruh kepada setiap murid untuk bergerak mencari kartu induknya

dengan mencocokkan kepada kawan sekelas. 6. memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan

menempelkan hasilnya di papan tulis secara urut. 7. melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan

hasilnya.

c. Penutup (5 menit) : 1. Menyimpulkan materi. 2. Memberi tugas

V. Alat dan sumber belajar :

1. Skema ahli waris. 2. Sejumlah kartu induk dan kartu rincian. 3. M. Rizal Qasim. 2009. Fiqih Kelas XI Madrasah Aliyah, Solo : Tiga

Serangkai. 4. Drs. Abd. Rochim, M.Ag. dkk. 2004. Fiqih Kelas XI Madrasah Aliyah,

Surabaya: CV. Gani. 5. Drs. H. Moh. Rifa’i. dkk. 2005. Fiqih Kelas XI Madrasah Aliyah.

Semarang: CV. Wicaksana. 6. Buku LKS.

VI. Penilaian :

a. Teknik : Tertulis b. Bentuk : Pilihan ganda 20 soal c. Instrumen : Terlampir

Mranggen, April 2010

Mengetahui, Ymt. Kepala MA Al-Hadi Guru Mata Pelajaran

H. Munhamir Malik Samsul Huda, S.Ag.

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

32

SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Al-Hadi Mata pelajaran : Fiqih Kelas / Semester : XI / Genap Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi waktu : 4 x 45 menit Standar kompetensi : 2. Memahami hukum Islam tentang waris Kompetensi dasar : 2.1 Menjelaskan ketentuan hukum waris dalam Islam

(lanjutan) 2.1 Menjelaskan keterkaitan waris dengan wasiat 2.2 Menunjukkan contoh cara pelaksanaan waris

Indikator : 2.1.1 Menyebutkan ahli waris secara lengkap 2.1.2 Menyebutkan bagian masing-masing ahli wais 2.1.3 Menjelaskan tentang dzawil furudl 2.1.4 Menjelaskan tentang ashobah 2.1.5 Menjelaskan tentang hijab 2.2.1 Menjelaskan hal-hal yang harus diselesaikan sebelum

pembagian harta peninggalan 2.2.2 Menjelaskan tentang tata cara Aul 2.2.3 Menjelaskan tentang tata cara Radt 2.2.4 Mempraktikkan tentang cara pembagian warisan

I. Tujuan pembelajaran : setelah mempelajari, siswa dapat : a. Menyebutkan ahli waris secara lengkap. b. Menyebutkan bagian masing-masing ahli wais c. Menjelaskan tentang dzawil furudl d. Menjelaskan tentang ashobah e. Menjelaskan tentang hijab f. Menjelaskan hal-hal yang harus diselesaikan sebelum pembagian harta

peninggalan g. Menjelaskan tentang tata cara Aul h. Menjelaskan tentang tata cara Radt i. Mempraktikkan tentang cara pembagian warisan

II. Materi ajar : Ketentuan hukum waris dalam Islam (lanjutan)

III. Metode pembelajaran : - Ceramah - Card sort

IV. Langkah-langkah pembelajaran : a. Pembukaan (5 menit) :

1. Membaca salam dan do’a awal pembelajaran. 2. Apersepsi. 3. Motivasi.

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

33

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran waris.

b. Kegiatan inti : 1. Menyajikan materi tentang ketentuan hukum waris dalam islam 2. Mengidentifikasi materi tentang ketentuan hukum waris dalam Islam. 3. Menyiapkan kartu induk dan kartu rincian. 4. membagikan kartu-kartu induk dan kartu rincian kepada seluruh

murid. 5. menyuruh kepada setiap murid untuk bergerak mencari kartu induknya

dengan mencocokkan kepada kawan sekelas. 6. memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan

menempelkan hasilnya di papan tulis secara urut. 7. melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan

hasilnya.

c. Penutup (5 menit) : 1. Menyimpulkan materi. 2. Memberi tugas

V. Alat dan sumber belajar : 1. Skema ahli waris. 2. Tabel ahli waris dan furudul muqaddarah. 3. Sejumlah kartu induk dan kartu rincian. 4. M. Rizal Qasim. 2009. Fiqih Kelas XI Madrasah Aliyah, Solo : Tiga

Serangkai. 5. Drs. Abd. Rochim, M.Ag. dkk. 2004. Fiqih Kelas XI Madrasah Aliyah,

Surabaya: CV. Gani. 6. Drs. H. Moh. Rifa’i. dkk. 2005. Fiqih Kelas XI Madrasah Aliyah.

Semarang: CV. Wicaksana. 7. Buku LKS.

VI. Penilaian : a. Teknik : Tertulis b. Bentuk : Pilihan ganda 20 soal c. Instrumen : Terlampir

Mranggen, April 2010

Mengetahui, Ymt. Kepala MA Al-Hadi Guru Mata Pelajaran

H. Munhamir Malik Samsul Huda, S.Ag.

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain-gdl... · [type text] upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

34

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rif’an Hawari

Tempat/Tanggal lahir : Demak, 5 Nopember 1957

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Mranggen Demak

Jenjang Pendidikan :

1. MI Mranggen Demak Lulus Tahun 1970

2. MTs Futuhiyah Demak Lulus Tahun 1975

3. MA Futuhiyah Demak Lulus Tahun 1977

4. IAIN Walisongo Angkatan 2007

Demikian daftar riwayat hidup penulis yang dibuat dengan sesungguhnya, dan

semoga dapat menjadi keterangan yang jelas.

Semarang, Maret 2011

Penulis

Rif’an Hawari

NIM: 073111556