Top Banner
i FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Oleh Firma Bekti Nugrahaini 1511410038 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
45

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

Jul 20, 2019

Download

Documents

vodang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

i

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR)

DI KOTA SEMARANG

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I

untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi

Oleh

Firma Bekti Nugrahaini

1511410038

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

ii

ii

Page 3: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto:

Tak perlu menyesali hal yang sudah terlewat, lakukan yang terbaik sekarang

(Penulis)

PERUNTUKAN :

Karya sederhana inipenulis persembahkan kepada

Bapak Kurdi dan Ibu Maryatun

Page 4: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto:

Tak perlu menyesali hal yang sudah terlewat, lakukan yang terbaik sekarang

(Penulis)

PERUNTUKAN :

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada

Bapak Kurdi dan Ibu Maryatun

Page 5: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmatnya sehingga

skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan

Remaja (Tawuran Pelajar) Di Kota Semarang” dapat penulis selesaikan

dengan baik.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar

Sarjana Psikologi di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang selaku Ketua Panitia Sidang Skripsi.

2. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi., M.S Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang sekaligus sekretaris dalam Sidang

Skripsi.

3. Dr Sri Maryati Deliana, M.Si. sebagai dosen penguji III sekaligus

pembimbing utama yang dengan sabar telah membimbing dan memberikan

petunjuk serta arahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Andromeda, S. Psi., M.Si sebagai penguji I dalam penulisan penelitian ini

yang telah memberikan masukan dan penilaian.

5. Amri Hana Muhammad S.Psi., M.A sebagai penguji II dalam penulisan

penelitian ini yang telah memberikan masukan dan penilaian.

Page 6: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

vi

6. Bapak Kurdi, ibu Maryatun, Fatimah Wulandari yang telah memberikan

motivasi, serta doa kepada penulis. Selesainya skripsi ini adalah sebuah

hadiah kecil dari penulis untuk kalian.

7. Seluruh staf pengajar Jurusan Psikologi yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman selama proses kuliah.

8. Sahabat-sahabat penulis yang telah memberikan dorongan semangat dan

membantu penulis (Anggi, Nita, Fuad, Erna, Riris, Hafzah, Annisa, Renti

Riko) yang terus memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman Psikologi Universitas Negeri Semarang Angkatan 2010 terima

kasih atas kebersamaan kita selama ini, tetaplah berjuang kawan.

10. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga segala kebaikan dan keikhlasan mendapat balasan dan rahmat Allah

SWT. Akhir kata semoga karya ini bermanfaat.

Semarang, 16 Juni 2017

Penulis

Page 7: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

vii

ABSTRAK

Nugrahaini, Firma Bekti. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan

Remaja (Tawuran Pelajar) Di Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Utama Dr Sri

Maryati Deliana, M.Si

Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak kemasa

dewasa. Berkaitan dengan masa ini, remaja mengalami perkembangan untuk

mencapai kematangan fisik, mental, sosial maupun emosional. Remaja yang tidak

mendapatkan pendampingan akan kebingungan dan mengambil keputusan sendiri

tak jarang banyak remaja menampilkan perilaku menyimpang. Salah satu bentuk

perilaku menyimpang adalah melakukan kenakalan (juvenile). Kenakalan yang

dilakukan oleh remaja bisa dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal

pada remaja. Kenakalan yang masih marak dan banyak ditemui di kota besar

termasuk Kota Semarang adalah tawuran antar pelajar. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui faktor yang paling berkontribusi dalam tingginya kasus tawuran

di Kota Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang

dilaksanakan di Kota Semarang, dengan sampel penelitian berjumlah 40 orang,

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian diambil

menggunakan skala kenakalan remaja yang disusun berdasarkan faktor-faktor

kenakalan remaja yaitu rational choice, social disorganization, strain, differential

association, labelling, dan male phenomenon. Skala terdiri dari 27 item dengan

koefisien validitas antara 0,325-0,902 dan koefisian reliabilitas sebesar 0.941.

Hasil Penelitian ini menunjukkan , sebanyak 45% responden menyatakan strain

merupakan faktor yang paling berkontribusi dalam maraknya kasus tawuran di

Kota Semarang. Strain (ketegangan) menjadi faktor yang banyak berkontribusi

karena pada masa remaja terjadi banyak perkembangan secara biologis, psikologis

maupun tuntutan dari lingkungan sosial, sehingga remaja mengalami banyak

tekanan.

Kata kunci: remaja, faktor-faktor kenakalan, tawuran pelajar

Page 8: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN .............................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB

1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

2 LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

2.1 Remaja .............................................................................................. 8

2.1.1 Definisi Remaja ................................................................................ 8

2.1.2 Tahap Perkembangan Remaja ........................................................... 9

2.1.3 Perkembangan Pada Masa Remaja ................................................... 10

2.1.3.1 Perkembangan Fisik .......................................................................... 10

Page 9: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

ix

2.1.3.2 Perkembangan Psikologis ................................................................. 11

2.1.4 Perilaku Menyimpang Pada Remaja ................................................. 15

2.2 Kenakalan Remaja ............................................................................ 16

2.2.1 Definisi Kenakalan Remaja .............................................................. 16

2.2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ................................................... 17

2.2.2.1 Delinkuensi Telisolir ......................................................................... 17

2.2.2.2 Delinkuensi neurotik ......................................................................... 18

2.2.2.3 Delinkuensi psikopatik ...................................................................... 19

2.2.2.4 Delinkuensi Defek Mental ................................................................ 20

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja .................. 20

2.2.4 Jenis-Jenis Kenakalan Remaja .......................................................... 23

2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................. 24

3 METODE PENELITIAN .................................................................. 25

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 25

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 25

3.3 Definisi Operasional ......................................................................... 26

3.4 Populasi Dan Sample ........................................................................ 26

3.4.1 Populasi ............................................................................................. 26

3.4.2 Sample ............................................................................................... 27

3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 28

3.6 Validitas Dan Reliabilitas ................................................................. 29

3.6.1 Validitas ............................................................................................ 29

3.6.2 Reliabilitas ........................................................................................ 30

Page 10: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

x

3.7 Metode Analisis Data ........................................................................ 31

4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 32

4.1 Persiapan Penelitian .......................................................................... 32

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian .............................................................. 32

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian ............................................................. 33

4.1.3 Penyusunan Instrumen ...................................................................... 33

4.2 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 34

4.2.1 Pengumpulan Data ............................................................................ 34

4.2.2 Pelaksanaan Skoring ......................................................................... 34

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................ 35

4.3.1 Validitas Instrument .......................................................................... 35

4.3.2 Reliabilitas Instrumen ....................................................................... 37

4.4 Analisis Deskriptif ............................................................................ 38

4.4.1 Gambaran Umum Kenakalan Remaja Di Kota Semarang ................ 39

4.4.2 Gambaran Kenakalan Remaja Berdasarkan Tiap Faktor .................. 41

4.4.2.1 Faktor Rational Choice ..................................................................... 41

4.4.2.2 Faktor Social Disorganization .......................................................... 44

4.4.2.3 Faktor Strain ..................................................................................... 46

4.4.2.4 Faktor Differential Assosiation ......................................................... 48

4.4.2.5 Faktor Labelling ................................................................................ 51

4.4.2.6 Faktor Male Phenomenon ................................................................. 53

4.4.3 Perbedaan Tingkat Kenakalan Remaja Di Kota Semarang

Berdasarkan Tiap Faktor ................................................................... 55

Page 11: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

xi

4.5 Pembahasan ....................................................................................... 56

5 PENUTUP ......................................................................................... 61

5.1 Simpulan ........................................................................................... 61

5.2 Saran ................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63

LAMPIRAN .................................................................................................... 67

Page 12: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 : Data Komisi Perlindungan Anak ......................................................... 3

3.1 : Kriteria Dan Nilai Jawaban Skala Kenakalan Remaja ........................ 28

3.2 : Blue Print Skala Kenakalan Remaja ................................................... 29

4.1 : Sebaran Item Pada Skala Faktor-Faktor Kenakalan Remaja ............... 36

4.2 : Sebaran Item Valid Pada Skala Faktor-Faktor Kenakalan Remaja ..... 37

4.3 : Interpretasi Nilai Reliabilitas ............................................................... 38

4.4 : Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Hipotetik ........... 38

4.5 : Descriptive Statistics ............................................................................ 39

4.6 : Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Di Kota Semarang................ 40

4.7 : Descriptive Statistics ............................................................................ 42

4.8 : Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Berdasarkan Faktor

Rational Choice ................................................................................... 43

4.9 : Descriptive Statistics ........................................................................... 44

4.10 : Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Berdasarkan Faktor Social

Disorganization ................................................................................... 45

4.11 : Descriptive Statistics ............................................................................ 46

4.12 : Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Berdasarkan Faktor Strain .. 47

4.13 : Descriptive Statistics ............................................................................ 49

4.14 : Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Berdasarkan Faktor

Differentian Association ...................................................................... 50

4.15 : Descriptive Statistics ............................................................................ 51

Page 13: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

xiii

4.16 : Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Berdasarkan Faktor

Labelling .............................................................................................. 52

4.17 : Descriptive Statistics ........................................................................... 53

4.18 : Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Berdasarkan Faktor Male

Phenomenon ........................................................................................ 54

4.19 : Ringkasan Deskripsi Faktor-Faktor Kenakalan Remaja ..................... 55

Page 14: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 : Kerangka Berfikir Kenakalan Pada Remaja ........................................ 24

4.1 : Diagram Gambaran Umum Kenakalan Remaja .................................. 41

4.2 : Diagram Gambaran Faktor Kenakalan Remaja (Rational Choice) ..... 43

4.3 : Diagram Gambaran Faktor Kenakalan Remaja (Social

Disorganization) .................................................................................. 46

4.4 : Diagram Gambaran Faktor Kenakalan Remaja (Strain) ..................... 48

4.5 : Diagram Gambaran Faktor Kenakalan Remaja (Different

Association) ......................................................................................... 50

4.6 : Diagram Gambaran Faktor Kenakalan Remaja (Labelling) ................ 53

4.7 : Diagram Gambaran Faktor Kenakalan Remaja (Male Phenomenon)

.............................................................................................................. 55

Page 15: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skala Kenakalan Remaja ............................................................................ 68

2 Tabulasi Try Out .......................................................................................... 74

3 Uji Validitas 1 ............................................................................................ 75

4. Uji Validitas 2 ............................................................................................. 77

5 Uji Reliabilitas ............................................................................................ 79

6 Tabulasi Kenakalan Remaja ....................................................................... 80

7. Tabulasi Faktor Rational Choice ................................................................ 81

8. Tabulasi Faktor Social Disorganization ...................................................... 82

9. Tabulasi Faktor Strain ................................................................................. 83

10. Tabulasi Faktor Differential Association .................................................. 84

11. Tabulasi Faktor Labelling ......................................................................... 85

12. Tabulasi Faktor Male Phenomenon .......................................................... 86

13. Tabel Kategori ........................................................................................... 88

14. Surat Penelitian ......................................................................................... 92

15. Surat Keterangan Melakukan Analisis Data ............................................. 93

Page 16: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak kemasa

dewasa. Berkaitan dengan masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai

kematangan fisik, mental, sosial maupun emosional. Pada umumnya masa remaja

ini berlangsung pada masa dimana individu duduk dibangku sekolah menengah.

Monks (2006) menyatakan bahwa “masa awal perkembangan remaja

menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi dan peralihan”. Peralihan tidak

berarti terputus dari apa yang terjadi di masa anak-anak, melainkan masa dimana

individu berkembang menuju masa dewasa. Dalam masa peralihan individu

mengalami perubahan-perubahan jasmani, kepribadian, intelektual dan

peranannya dalam keluarga maupun lingkungan, sebagian besar remaja

mengalami ketidakstabilan sebagai konsekuensi dari masa peralihan atau masa

transisi ini.

Perubahan-perubahan selama masa awal remaja terjadi dengan pesat, salah

satunya adalah meningginya emosi. Hurlock (1980) menyatakan bahwa “keadaan

emosi remaja berada pada periode badai dan tekanan (strom and stress) yaitu

masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan

kelenjar”. Meningginya emosi pada masa remaja diakibatkan perubahan tuntutan

dan adanya tekanan dari lingkungan sosialnya. Tekanan yang dialami remaja

Page 17: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

2

menyebabnya remaja kesulitan dalam menghadapi maupun menyelesaikan

masalah-masalah yang dihadapinya, hal ini yang menyebabkan masa remaja

disebut sebagai masa bermasalah. Masalah-masalah yang terjadi pada remaja

sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi, karena para remaja merasa

mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan menolak

bantuan keluarga, orang tua, dan guru. Selain itu, “remaja dituntut untuk

bertanggung jawab terhadap pengendalian perilaku sosialnya sendiri, sesuai

dengan harapan sosial” (Hurlock, 1980).

Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam-

macam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah, teman

sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Masa

remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat remaja berinteraksi, dan

menuntut mereka untuk dapat menyesuaikan diri. Aktivitas-aktivitas yang dijalani

seperti di sekolah (sebagian besar remaja menghabiskan waktu di sekolah) tidak

cukup memadai untuk memenuhi gejolak energi remaja, sehingga remaja

seringkali meluapkan kelebihan energinya kearah perilaku yang negatif.

Aktivitas-aktivitas remaja berhubungan dengan lingkungan sosial, yang

mana di dalam lingkungan sosial terdapat bahaya-bahaya dan hal-hal yang

beresiko untuk remaja. Masa remaja yang penuh dengan keingintahuan dan

keinginan untuk mencoba-coba hal yang baru membuat remaja sulit mengabaikan

godaan-godaan dari lingkungan sosialnya. Ada remaja yang dapat mengatasi

godaan-godaan dari lingkungan sosialnya tetapi banyak pula yang tidak dapat

bertahan dari godaan-godaan tersebut sehingga menyebabkan masalah, “remaja

Page 18: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

3

yang tidak dapat bertahan dari godaan-godaan tersebut sehingga membuat mereka

putus sekolah, mempunyai masalah seksual, penyalahgunaan obat-obatan”

(Santrock, 2007). Masalah-masalah tersebut biasanya dikenal sebagai kenakalan

remaja (juvenile delinguency).

Kenakalan remaja (juvenile delinguency) menurut Kartono (2010) “lebih

mengacu pada perbuatan suatu bentuk perilaku menyimpang” yang merupakan

hasil dari pergolakan mental serta emosi yang labil. Salah satu kenakalan remaja

yang sering terjadi dan sekarang sedang menjadi topik berbincangan adalah

perkelahian antar pelajar atau yang kita kenal dengan tamuran. Tawuran pelajar

merupakan bentuk perilaku kenakalan pada remaja.

Data sementara KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia),

memperlihatkan banyaknya tawuran dikalangan pelajar pada enam tahun terakhir.

Tabel 1.1 Data Komisi perlindungan anak

No Pendidikan Tahun

Jumlah 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Anak korban tawuran

pelajar

20 49 52 113 96 33 363

2 Anak pelaku tawuran

pelajar

64 82 71 46 126 52 441

Tawuran banyak terjadi di kota-kota besar karena kehidupan kota yang

serba individualis, materialistis, dengan kontak-kontak sosial yang sangat longgar

juga kontak dengan orang tua dan saudara-saudara sendiri yang mengakibatkan

banyak disintegrasi sosial ditengah masyarakat, hal itu menyebabkan banyak

terjadi disintegrasi pada pribadi remaja, karena mereka tidak mampu mencernakan

segala hiruk-pikuk kejadian tersebut (Kartono, 2010). Kota yang sering terjadi

tawuran adalah Jakarta, pada tahun 2015 Polda Metro Jaya mancatat sebanyak 26

kasus tawuran terjadi di Jakarta Timur, 8 kasus di Jakarta Pusat, 13 kasus di

Page 19: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

4

Jakarta Selatan, 2 kasus di Jakarta Utara, dan 8 kasus di Jakarta Barat

(megapolitan.kompas.com/read/2015/07/27/15520581/Jumlah.Kasus.Tawuran.Ter

tinggi.Kini.di.Jakarta.Timur#page1). Bukan hanya di Jakarta kasus tawuran juga

terjadi di Kota Semarang. Pada tahun 2013 sebanyak 67 pelajar dari sejumlah

SMK di Semarang diamankan petugas Polsekta Ungaran Jateng

(tribunnews.com/2013/12/19/tawuran-puluhan-pelajar-semarang-diamankan-

polsek-ungaran).

Pada rabu (10/9/2014) pukul 15.45, di Jalan Pahlawan dan daerah Taman

KB Semarang terjadi tawuran antar pelajar. Kedua kelompok yang terlibat

tawuran diketahui dari SMK swasta dan gabungan tiga SMK negeri di Semarang

(news.detik.com/berita-jawa-tengah/2686741/tawuran-dibubarkan-pelajar-ini-

ayunkan-sabuk-tantang-polisi). Rabu (11/11/2015) 37 pelajar yang dua

diantaranya berjenis kelamin wanita diamankan pihak Polrestabes Semarang.

mereka merupakan pelaku aksi tawuran di depan SMK Muhammadiyah 2

Semarang pada selasa (10/11). Selain tawuran, mereka juga melakukan

pelemparan terhadap gedung sekolah tersebut hingga menyebabkan kerusakan

pada sejumlah titik (berita.suaramerdeka.com/tertangkap-tawuran-puluhan-

pelajar-smk-digunduli).

Perilaku-perilaku yang ditampilkan remaja tersebut bukan merupakan

warisan bawaan dari lahir akan tetapi sebagai akibat dari proses belajar di

lingkungan. Arnaldi dan Suzy (2013) menemukan bahwa faktor individual (effect

of depression, self regulation control, and characteristics of ADHD) memiliki

Page 20: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

5

pengaruh yang rendah terhadap perilaku menyimpang, pengaruh kelompok lebih

signifikan.

Penelitian yang dilakukan Kurniawan dan Mutho (2005) mendapatkan

hasil adanya perbedaan prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain antara

siswa yang terlibat dan tidak terlibat tawuran. Siswa yang terlibat tawuran

memiliki prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain yang lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang tidak terlibat tawuran.

Hanurawan, Endang dan Budi (2013) dalam penelitiannya menemukan

perilaku yang negatif tentang perkelahian sekelompok siswa. Perilaku negatif

dapat dilihat dalam 7 aspek yaitu : pengetahuan mereka tentang perkelahian antar

siswa, dampak perkelahian antar siswa, metode pencegahan, metode penanganan,

peran seseorang atau institusi untuk pencegahan, peran seseorang atau institusi

untuk penanganan. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat melakukan

perkembangan dan mencegah perkelahian kelompok siswa.

Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan tema perkelahian antar

pelajar (tawuran). Dalam studi awal penelitian melibatkan 16 pelajar Kota

Semarang. Studi awal dilakukan dengan metode wawancara sederhana, mengenai

penyebab melakukan tawuran. Studi pendahuluan dilakukan pada 16 pelajar, 5

pelajar dari SMK Setya Budi, 7 pelajar dari SMK 4 Semarang dan 4 pelajar dari

SMK 10 Semarang.

Studi pendahuluan pertama dilakukan terhadap 5 pelajar dari SMK Setya

Budi pada tanggal 27 januari 2015, dimana 5 pelajar sedang duduk-duduk di 18+

(nama tempat di jl.Abdurahman Saleh, Semarang Barat). Dari ke 5 pelajar

Page 21: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

6

tersebut mengungkapkan bahwa mereka tidak tahu kenapa melakukan tawuran,

dulu hanya mengikuti kakak kelas mereka. Tawuran dilakukan untuk

menunjukkan eksistensi sekolah mereka, sehingga tidak terlihat remeh di mata

sekolah lain.

Tanggal 28 januari 2015 dilakukan wawancara pada 7 pelajar dari SMK

4 yang baru pulang sekolah dan sedang bergerombol di taman KB Semarang. Dari

ke 7 pelajar tersebut terungkap alasan terjadi tawuran. September 2013 sempat

terjadi tawuran karena SMK 10 melempari batu ke SMK 4, karena tidak terima

dilempari batu SMK 4 melawan dan terjadilah tawuran. Selain karena dilempari

batu alasan lain adalah karena itu sudah turun temurun selalu bermusuhan dengan

SMK 10. Wawancara selanjutnya dilakukan pada siswa SMK 10. Diketahui

alasan melakukan tawuran karena sudah turun temurun dan mengikuti kakak

kelas, alasan lainnya adalah karena dari SMK lain sering mengejek dan

melakukan pemalakan terhadap SMK 10, jika ada pelajar putra dari SMK 10

melewati SMK 5 mereka akan dilempari batu ataupun diejek.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka penulis

menganggap perlu adanya penelitian mengenai kenakalan remaja (tawuran

pelajar). Tawuran pelajar menimbulkan keresahan dalam dunia pendidikan dan

masyarakat, belum adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

remaja yang melakukan tawuran di Kota Semarang akan menyebabkan kurangnya

referensi untuk mengenali faktor faktor penyebab terjadinya tawuran.

Page 22: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

7

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan kenalakan remaja (tawuran pelajar) di Kota Semarang

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data secara langsung

mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja (tawuran pelajar) di

Kota Semarang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Memperkaya kajian empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku tawuran pada pelajar.

1.4.2 Manfaat praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan

orang tua dalam mendidik dan mengarahkan perilaku anak.

b. Guru sebagai pendidik di sekolah diharapkan lebih peka terhadap

permasalahan anak didiknya dan melakukan tindakan pencegahan.

Page 23: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang

berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Piaget dalam Hurlock (1980)

mengatakan bahwa “secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa

dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan

yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak”. Masa remaja merupakan

masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang

mengandung perubahan besar, fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia dkk, 2008).

Santrock (2007) mendefinisikan masa remaja sebagai periode transisi

perkembangan antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang melibatkan

perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Masa remaja

menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi dan peralihan karena remaja

belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-

anak (Monks, 2006). World Health Organization dalam Sarwono (2013)

mendefinisikan remaja merupakan masa dimana: 1) Individu berkembang dari

saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai

mencapai kematangan seksual. 2) Individu mengalami perkembangan psikologis

Page 24: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

9

dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. 3) Terjadi peralihan dari

ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih

mandiri.

Berdasarkan pada beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa masa remaja (adolensce) merupakan masa transisi dari anak-anak menuju

dewasa yang mandiri dengan melibatkan perubahan-perubahan fisik, emosi, sosial

dan kognitif.

2.1.2 Tahap Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi menjadi dewasa, ada beberapa tahap

remaja untuk mencapai kedewasaan. Blos dalam Sarwono (2013) berpendapat ada

3 tahap perkembangan remaja dalam proses menyesuaikan diri menuju

kedewasaan yaitu: Remaja awal (early adolescence), berlangsung pada usia 12-15

tahun, dimana dalam rentang usia tersebut masih masuk dalam usia pubertas.

Pubertas dianggap sebagai masa pemasakan seksual, anak merasakan suatu

rangsangan hormonal yang menyebabkan suatu rasa tidak tenang dalam diri anak,

suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya dan tidak dimengerti oleh anak

(Monk, 2006). Perubahan yang terjadi pada tubuhnya serta dorongan-dorongan

yang menyertai perubahan-perubahan yang terjadi membuat remaja bingung.

Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat terangsang secara erotis.

Kepekaan yang berlebihan serta kurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan

para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

Tahap kedua remaja madya (middle adolescence), tahapan ini terjadi

dalam rentang usia 15-18 tahun, dalam tahap ini remaja membutuhkan teman-

Page 25: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

10

teman sebayanya. Remaja menyesuaikan diri dengan standar kelompok dan

senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic”

yaitu menyukai dirinya sendiri dengan menyukai teman-teman yang mempunyai

sifat sama dengannya. Selain itu remaja dalam kondisi kebingungan karena ia

tidak tahu harus memilih peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,

optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis.

Tahapan terakhir yang disebut dengan remaja akhir (late adolescene),

terjadi dalam rentang usia 18-21 tahun, dimana periode menuju dewasa ditandai

dengan pencapaian lima hal yaitu: a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-

fungsi intelektual, b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-

orang lain dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang

tidak akan berubah lagi, c) Egosentrisme diganti dengan keseimbangan antara

kepentingan diri sendiri dengan orang lain, d) tumbuh “dinding” yang

memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).

2.1.3 Perkembangan Pada Masa Remaja

Dalam proses menuju kedewasaan terjadi beberapa perkembangan pada

diri seseorang, perkembangan tersebut antara lain:

2.1.3.1 Perkembangan Fisik

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa bukan

hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Perubahan fisik merupakan gejala

primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan psikologis muncul

sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu. Perubahan fisik berhubungan

dengan aspek fisiologis, dimasa remaja kelenjar hipofesa menjadi masak dan

Page 26: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

11

mengeluarkan beberapa hormon, yang mempengaruhi pertumbuhan anak sehingga

terjadi percepatan pertumbuhan (Monks, 2006).

Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada remaja adalah pertumbuhan

tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat

reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki),

dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2013).

2.1.3.2 Perkembangan Psikologis

Pada masa remaja tidak hanya terjadi perkembangan fisik tetapi juga

terjadi perubahan psikologis, perkembangan psikologis remaja meliputi beberapa

segi yaitu:

1. Konsep diri

Remaja memiliki penghayatan mengenai siapakah mereka dan apa yang

membedakan dirinya dengan orang lain. Penghayatan remaja dalam memahami

diri tidak sepenuhnya bersifat internal, namun merupakan konstruksi sosial

kognitif dimana perkembangan kapasitas kognitif remaja berinteraksi dengan

pengalaman sosio-budaya dan mempengaruhi pemahaman dirinya (Santrock,

2007).

Pemahaman tentang diri berperan dalam persiapan remaja menuju

kedewasaan. Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan di mana sudah ada

ciri-ciri psikologis tertentu pada seseorang. Allport (dalam Sarwono, 2013)

menyebutkan ciri-ciri psikologis itu adalah : a) Pemekaran diri sendiri (extension

of the self. b) Kemampuan untuk melihat diri secara objektif (self objectivication),

ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self

Page 27: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

12

insight) dan menangkap humor (sense of humor). c) Memiliki falsafah hidup

tertentu (unifying philosophy of life.)

2. Intelegensi

Wechsler (dalam Sarwono 2013) mendefinisikan intelegensi sebagai

keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta

mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi mengandung

unsur pikiran atau rasio, semakin banyak unsur rasio yang harus digunakan dalam

suatu tindakan atau tingkah laku, semakin berintelegensi tingkah laku tersebut.

Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan

hipotesis.

Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman-pengalaman yang aktual atau

konkrit sebagai titik tolak pemikirannya, mereka dapat menciptakan situasi-

situasi fantasi, peristiwa-peristiwa yang murni berupa kemungkinan-kemungkinan

hipotesis atau hanya berupa proposisi abstrak dan mencoba bernalar secara logis

mengenainya (Santrock, 2007).

3. Emosi

Remaja adalah masa yang penuh emosi, salah satu ciri periode “topan dan

badai” dalam perkembangan jiwa manusia ini adalah adanya emosi yang meledak-

meledak dan sulit untuk dikendalikan. Emosi yang menggebu-gebu ini memang

menyulitkan bagi orang lain, namun emosi yang menggebu juga bermanfaat untuk

remaja untuk mencari identitas dirinya. Pola emosi pada masa remaja sama

dengan pola emosi pada masa anak-anak. Pola-pola emosi itu berupa marah, takut,

cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang. Perbedaan terletak

Page 28: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

13

pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan pengendalian dalam

mengekspresikan emosi. Remaja umumnya memiliki kondisi emosi yang labil

pengalaman emosi yang ekstrem dan selalu merasa mendapatkan tekanan. Bila

pada akhir masa remaja mampu menahan diri untuk tidak mengekspresikan emosi

secara ekstrim dan mampu mengekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan

situasi, kondisi lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat,

dengan kata lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan

reaksi emosi yang stabil (Hurlock, 1987).

Emosi yang tak terkendali juga disebabkan oleh konflik peran yang sedang

dialami remaja, ia ingin bebas tetapi masih bergantung kepada orang tua. Ia ingin

dianggap dewasa sementara ia masih diperlakukan seperti anak kecil. Dengan

adanya emosi-emosi itu, secara bertahap remaja mencari jalannya sendiri menuju

kedewasaan, karena reaksi orang-orang disekitarnya terhadap emosinya akan

menyebabkan remaja belajar dari pengalaman untuk mengambil langkah-langkah

yang terbaik.

4. Peran sosial

Gejolak emosi remaja dan masalah remaja lain pada umumnya disebabkan

oleh adanya konflik peran sosial. Disatu pihak remaja sudah ingin mandiri sebagai

orang dewasa, dilain pihak ia masih harus terus mengikuti kemauan orang tua.

Ditengah gejolak perubahan yang terjadi di masa ini, banyak remaja yang

mengalami kekecewaan dan frustasi mendalam terhadap orang tua karena tidak

kunjung mendapatkan apa yang dinamakan kemandirian (Sarwono, 2013).

Page 29: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

14

Havighurst dalam Fatimah (2008) menyebutkan kemandirian terdiri dari

beberapa aspek, yaitu : 1) Emosi, kemampuan mengontrol emosi dan tidak

tergantung kepada orang tua, 2) Ekonomi, kemampuan mengatur ekonomi dan

tidak bergantung pada orangtua, 3) Intelektual, kemampuan untuk mengatasi

berbagai masalah yang dihadapi, 4) Sosial, kemampuan untuk mengadakan

interaksi dengan orang lain tidak bergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

5. Peran gender

Peran gender pada hakikatnya adalah bagian dari peran sosial pula, sama

halnya dengan anak yang harus mempelajari perannya sebagai anak terhadap

orang tua, atau murid terhadap guru, maka ia pun harus mempelajari perannya

sebagai anak dari jenis kelamin tertentu terhadap jenis kelamin lawannya

(Sarwono, 2013).

Santrock (2007) menyebutkan faktor yang dapat mempengaruhi perubahan

gender yaitu : 1) Biologis, para peneliti menemukan bahwa perilaku seksual

berkaitan dengan perubahan hormonal yang berlangsung pada masa remaja.

Ketika tubuh dialiri hormon, anak perempuan mulai berperilaku feminim,

sementara laki-laki berperilaku maskulin. 2) Sosial, perbedaan gender diakibatkan

oleh perbedaan yang ekstrim antara perempuan dan laki-laki, dimana perempuan

dianggap memiliki kekuasaan dan status yang lebih rendah dibandingkan laki-

laki, dan perempuan juga memiliki kontrol yang lebih kecil terhadap sumber daya.

3) Kognitif, tipe gender terjadi setelah anak-anak memikirkan dirinya sendiri

sebagai laki-laki dan perempuan, pada saat mereka secara konsisten memandang

Page 30: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

15

dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, anak-anak memilih aktivitas-aktivitas,

benda-benda, dan sikap yang konsisten dengan label.

6. Moral dan Religi

Mores atau moral untuk remaja merupakan suatu kebutuhan tersendiri

karena mereka sedang dalam keadaan membutuhkan pedoman atau petunjuk

dalam rangka mencari jalannya sendiri. Moral berkaitan dengan kemampuan

seseorang untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah,

dengan demikian moral juga mendasari dan mengendalikan seseorang dalam

bersikap dan bertingkah laku (Fatimah, 2008).

Di Indonesia salah satu mores yang penting adalah agama. Agama bisa

merupakan salah satu faktor pengendali tingkah laku remaja, hal ini dapat

dimengerti karena agama mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari (Sarwono,

2013).

2.1.4 Perilaku Menyimpang Pada Remaja

Remaja merupakan masa dalam mencari identitas diri, dalam pencapaian

identitas diri remaja mengalami banyak tekanan dan hambatan dari lingkungan

maupun dirinya sendiri sehingga menimbulkan permasalahan yang sulit ditangani

remaja. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut remaja cenderung tidak mau

meminta pendapat dan bantuan dari orang tua maupun orang dewasa, mereka

merasa sudah bisa menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Sarwono (2013)

menyebutkan perilaku menyimpang yang dialami pada masa remaja mencakup: a)

kenakalan remaja, b) hipoaktivisme, c) kultisme, d) penyalahgunaan narkoba

(narkotika dan obat) dan alkoholisme.

Page 31: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

16

2.2 Kenakalan Remaja

2.2.1 Definisi Kenakalan Remaja

Istilah kenakalan remaja (juvenile delinquency) merupakan gabungan kata

yang berasal dari bahasa latin yaitu juvenilis yang artinya anak-anak atau anak

muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada masa remaja dan

delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, kemudian diperluas artinya

menjadi jahat, a-sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau,

peneror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila, dan lain-lain” (Kartono,

2010).

Santrock (2007) menyebutkan bahwa “kenakalan remaja merujuk pada

berbagai perilaku, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial

(seperti berbuat onar di sekolah), status pelanggaran (melarikan diri dari rumah),

hingga tindakan kriminal (seperti pencurian)”. Menurut Merril (dalam Gerungan,

2002) “ A child is a classified as a delinquent when his antisocial tendencies

appear to be so grave that he becomes or ought to become or ought to become the

subject of official action “. Seorang anak dikatakan nakal apabila dirinya

menampakkan kecenderungan-kecenderungan antisosial yang tinggi sehingga

yang berwajib hendaknya mengambil tindakan terhadapnya dengan melakukan

penahanan maupun pengasingan. Kartono (2010) menyebutkan bahwa “juvenile

delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan/kenakalan anak-anak

muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja

yang disebabkan oleh satu bentuk mengabaian sosial, sehingga mereka itu

mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang”. Gold dan Petronio

Page 32: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

17

(dalam Sarwono, 2010) mendefinisikan penyimpangan perilaku remaja dalam arti

kenakalan remaja (juvenile deliquency) adalah tindakan seseorang yang belum

dewasa yang sengaja melanggar hukum diketahui oleh anak itu sendiri bahwa

perbuatannya itu diketahui oleh petugas hukum dan ia bisa dikenai hukuman.

Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja

maupun juvenile delinquency merupakan kecenderungan anak-anak remaja

mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang dan tidak dapat diterima

lingkungan sosial.

2.2.2 Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja

Menurut kartono (2005) bentuk-bentuk kenakalan remaja berdasarkan

ciri kepribadian dibedakan menjadi empat yaitu:

2.2.2.1 Delinkuensi Terisolir

Pada umumnya mereka menderita kerusakan psikologis, perbuatan

kejahatannya didorong oleh faktor berikut:

a. Motivasi kecemasan dan konflik batin yang tidak dapat diselesaikan, dan

motif yang mendalam, akan tetapi lebih banyak dirangsang oleh keinginan

meniru ingin conform dengan norma gangnya, biasanya kegiatan mereka

dilakukan secara bersama-sama dengan bentuk kegiatan kelompok.

b. Kebanyakan berasal dari daerah-daerah kota yang sifatnya transisional dan

memiliki subkultural kriminal. Nilai, norma dan kebiasaan kelompok

subkultural kriminal dialihkan dengan serta-merta. Jadi proses pengkondisian

dan proses differential association.

Page 33: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

18

c. Pada umumnya anak delinkuensi tipe ini berasal dari keluarga berantakan,

tidak harmonis, tidak konsekuen dan mengalami banyak frustasi. Situasi

keluarga dipenuhi dengan konflik hebat diantara sesama anggota keluarga dan

ada suasana penolakan oleh orang tua, sehingga anak-anak merasa disia-

siakan dan kesepian.

d. Dalam situasi tidak mendapatkan kehangatan emosional dari keluarga, anak

memuaskan semua kebutuhannya ditengah-tengah lingkungan anak-anak

kriminal. Gang memberikan alternatif hidup yang menyenangkan. Mereka

akhirnya mengadopsi etik dan kebiasaan gangnya, dan dipakai sebagai sarana

untuk meyakinkan diri sendiri bahwa dirinya adalah penting, menonjol dan

cukup berarti. Gang tersebut memberikan perasaan aman, diterima, bahkan

bisa mendapatkan “bimbingan” untuk menonjolkan egonya.

e. Dibesarkan dalam keluarga yang sedikit mendapatkan latihan kedisiplinan

dan keteraturan mengakibatkan anak tidak sanggup menginternalisasikan

norma hidup orang normal. Bahkan banyak dari mereka menjadi kebal

terhadap nilai kesusilaan dan lebih peka terhadap pengaruh jahat.

2.2.2.2 Delinkuensi Neurotik

Pada umumnya anak-anak dengan delinkuensi seperti ini menderita

gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa: kecemasan, merasa

selalu tidak aman, merasa terancam, tersudut dan terpojok, merasa bersalah atau

berdosa dan lain-lain. ciri-ciri tingkah laku mereka antara lain:

a. Perilaku delinkuensi disebabkan oleh masalah psikologis yang sangat dalam.

Page 34: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

19

b. Perilaku delinkuensi merupakan ekspresi dari konflik batin yang belum

terselesaikan. Kejahatan mereka sebagai alat untuk melepaskan ketakutan,

kecemasan, dan kebingungan batin yang tidak bisa dipikul oleh egonya.

c. Melakukan kejahatan sendiri, dan melakukan jenis kejahatan tertentu.

d. Umumnya berasal dari keluarga yang sosial-ekonominya menengah namun

mengalami banyak ketegangan emosional. Orang tua biasanya juga neorotik

dan psikotik.

e. Memilki ego yang lemah, kecenderungan untuk mengisolir diri dari

lingkungan orang dewasa maupun teman sebaya.

f. Memiliki motivasi kejahatan yang berbeda-beda.

g. Perilakunya memperlihatkan kualitas kompulsif.

2.2.2.3 Delinkuensi Psikopatik

Merupakan oknum kriminal yang paling berbahaya, ciri-ciri tingkah laku

mereka adalah:

a. Dibesarkan dalam keadaan keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak

pertikaian keluarga, berdisiplin keras namun tidak konsisten dan selalu

menyia-nyiakan anaknya. Sebagai akibatnya anak tidak mengalami atau

kapasitas untuk menumbuhkan afeksi, kehidupan perasaannya menjadi

tumpul dan mati.

b. Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa atau melakukan

pelanggaran mereka sering meledak tidak terkendali.

c. Melakukan kejahatan tergantung pada suasana hati, mereka pada umumnya

sangat agresif dan impulsif.

Page 35: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

20

d. Mereka gagal dalam menyadari dan melakukan perilaku sesuai dengan

norma-norma sosial yang berlaku.

e. Seringkali mereka juga menderita gangguan neurologis sehingga mengurangi

kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri.

2.2.2.4 Delinkuensi Defek Mental

Melakukan tindakan a-sosial dan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak

terdapat penyimpangan dan gangguan kognitif, namun ada disfungsi pada

intelegensinya. Kelemahan dan kegagalan para remaja delinkuensi tipe ini tidak

mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat. Tidak mampu

mengendalikan, selalu saja mereka ingin melakukan perbuatan kekerasan,

penyerangan, dan kejahatan. Relasi kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya

sangat dingin dan beku tanpa afeksi (perasaan) jadi ada kemiskinan afeksi dan

sterilitas emosional. Mereka tidak memiliki harga diri dan lemah dalam

mendorong instingtif yang primer, sehingga pembentukan superegonya sangat

lemah.

2.2.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Lingkungan sosial merupakan faktor penting dalam mempengaruhi

tingkah laku seseorang karena kita hidup sebagai makhluk sosial. Setiap aktivitas

membutuhkan interaksi sosial, begitu juga kenakalan yang dilakukan oleh remaja.

Remaja mengembangkan perilaku menyimpang dari lingkungan sosialnya, akan

tetapi Jensen (dalam Sarwono, 2013) menyebutkan bukan hanya faktor sosial saja

yang dapat menyebabkan remaja menjadi nakal, beberapa faktor yang dapat

Page 36: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

21

menyebabkan remaja menjadi nakal diantaranya: rational choice, social

disorganization, strain, differential association, labelling, male phenomenon.

1. Rational choice

Teori ini mengutamakan faktor individu daripada faktor lingkungan.

Kenakalan yang dilakukan atas pilihan, interes, motivasi atau kemauannya

sendiri. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk

rasional dan didorong oleh kepentingan pribadi dalam tindakan sehari-hari

mereka.

2. Social disorganization

Teori menyebutkan kenakalan terjadi karena kurangnya atau hilangnya pranata-

pranata masyarakat yang selama ini menjaga keseimbangan atau harmoni dalam

masyarakat. Orang tua yang sibuk dan guru yang kelebihan beban merupakan

penyebab dari berkurangnya fungsi keluarga dan sekolah sebagai pranata kontrol.

Remaja yang nakal sering kali berasal dari keluarga yang orang tuanya jarang

mengawasi anaknya dan memberikan dukungan pada anak serta menerapkan

disiplin pada anak secara efektif. Pengawasan orang tua terhadap remaja sangat

penting dalam menentukan tingkah laku remaja, semakin sedikit yang diketahui

orang tua mengenai anaknya, semakin besar kecenderungan anak akan terjerumus

pada perilaku nakal. Penelitian Gerald Patterson, dkk (dalam Santrock, 2003)

menunjukkan bahwa pengawasan orang tua yang tidak memadai, meliputi

rendahnya pengawasan terhadap remaja, dan penerapan disiplin yang tidak

efektif serta sesuai, keluarga merupakan faktor utama dalam menentukan

munculnya kenakalan.

Page 37: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

22

3. Strain

Ketegangan ikut andil dalam mempengaruhi kenakalan remaja, teori strain

mengemukakan bahwa tekanan yang besar dalam masyarakat misalnya

kemiskinan, menyebabkan sebagian dari anggota masyarakat yang memilih jalan

rebellion melakukan kejahatan atau kenakalan remaja. Kelompok remaja dengan

sosial ekonomi rendah memiliki kesempatan untuk mengembangkan

keterampilan yang diterima oleh masyarakat, mereka mungkin saja merasa bahwa

mereka bisa mendapatkan perhatian dan status dengan cara melakukan tindakan

antisosial. Menjadi “tangguh” dan “maskulin” adalah contoh status yang tinggi

bagi anak-anak dari kelas sosial yang rendah, dan status seperti ini sering

ditentukan oleh keberhasilan remaja dalam melakukan kenakalan dan berhasil

meloloskan diri setelah melakukan kenakalan (Santrock, 2007).

4. Differential association

Faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah salah pergaulan.

Remaja selalu berinteraksi dengan teman sebayanya, menghabiskan lebih banyak

waktu dengan teman sebayanya daripada keluarga. Memiliki teman-teman yang

nakal akan cenderung membuat remaja menjadi nakal. Teman sebaya dimasa

remaja bisa positif dan negatif, rekan sebaya berperan sebagai jembatan utama

antara peran keluarga dan sosial dewasa (Berk, 2012).

5. Labelling

Teori ini menyebutkan remaja menjadi nakal karena diberi label. Ketika

orangtua memberikan label nakal kepada anaknya secara terus-menerus, anak

akan menangkap label tersebut sebagai dukungan atas perilaku nakal yang dan

Page 38: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

23

kemudian dijadikan identitasnya, sehingga remaja menjadi anak yang nakal,

karena remaja masih dalam proses mencari identitas. Orang tua adalah tokoh

yang berpengaruh dalam proses pencarian identitas remaja karena pembentukan

identitas ditingkatkan melalui relasi keluarga (Santrock, 2007).

6. Male phenomenon

Male phenomenon menjadi faktor yang penting dalam mempengaruhi

kenakalan remaja, teori ini percaya bahwa anak laki-laki lebih nakal daripada

perempuan. Alasannya karena kenakalan memang adalah sifat laki-laki atau

karena budaya maskulinitas menyatakan bahwa wajar kalau laki-laki bertingkah

laku nakal. Joseph (dalam Santrock, 2003) berpendapat bahwa pengertian

maskulinitas dibeberapa budaya melibatkan berbagai perilaku yang tidak dapat

diterima oleh masyarakat, remaja laki-laki akan dianggap lebih maskulin apabila

pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, mengkonsumsi alkohol dan

memperlihatkan perilaku membandel.

2.2.4 Jenis - Jenis Kenakalan Remaja

Jensen dalam Sarwono (2013) membagi kenakalan remaja menjadi empat

jenis yaitu: 1) kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:

perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain 2) kenakalan

yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan

dan lain-lain. 3) kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang

lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks sebelum menikah. 4)

kenakalan yang melawan status, mengingkari status anak sebagai pelajar dengan

cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara melarikan diri dari

Page 39: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

24

rumah atau membantah perintah mereka. pada usia remaja perilaku memang

belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya karena yang dilanggar

adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah)

yang memang tidak diatur oleh hukum secara rinci.

2.3 Kerangka Berfikir

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

REMAJA 1) Fisik

2) Psikologis

- Konsep diri

- Intelegensi

- Emosi

- Peran sosial

- Peran gender

- Moral & religi

Disebabkan oleh?

DEWASA

ANAK-ANAK

Problematika Masa Remaja

1. Penyalahgunaan obat &

alkohol

2. Kenakalan remaja

3. Masalah-masalah

berkaitan dengan

sekolah

4. Perilaku seksual

beresiko tinggi

5. Depresi & bunuh diri

6. Gangguan makan

- Obesitas

- Anorexia nervousa

- Bulimia nervousa

Page 40: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa lebih dari sepertiga responden termasuk dalam kategori

kenakalan sedang sampai dengan sangat tinggi. Kenakalan pada remaja dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

faktor yang banyak berkontribusi pada kenakalan remaja di Kota Semarang adalah

strain, faktor selanjutnya rational choice, differential assosiation, labelling,

social disorganization, male phenomenon

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi remaja

Remaja diharapkan dapat lebih mempertimbangkan perilaku yang akan

dilakukan. Melakukan berbagai kegiatan yang positif sehingga tidak ada waktu

untuk melakukan perkelahian. Sama halnya dalam menjalin pertemanan, remaja

diharapkan lebih memilih teman yang baik dan dapat memberikan dampak positif,

sehingga remaja tidak mengalami tekanan dan terjerumus pada perilaku

menyimpang.

Page 41: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

62

2. Bagi sekolah

Sekolah sebagai media kontrol sosial remaja diharapkan lebih tegas dalam

membuat peraturan dan memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar. Selain

sebagai kontrol, sekolah lewat guru BK dapat melakukan pendekatan dengan

siswa yang melakukan kenakalan sehingga kita dapat mengetahui faktor yang

membuat siswa melakukan kenakalan, kemudian dapat dicari solusi untuk

masalah tersebut.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai faktor-faktor kenakalan pada remaja bisa menggunakan data penelitian

ini untuk mengembangkan penelitian terkait baik untuk perluasan teori maupun

penerapan metode lain (kualitatif, kuantitatif maupun eksperimen).

Page 42: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

63

DAFTAR PUSTAKA

Alboukordi, Sajad, Et.Al. 2012. Predictive Factors For Juvenile Delinquency: The

Role Of Family Structure, Parental Monitoring And Delinquency Peer.

International Journal Of Criminology And Sociological Theory. Vol.5

No. 1: 770-777

Adhitya. Angling P. 2014. Tawuran dibubarkan, pelajar ini ayunkan sabuk tantang

polisi. Online .http://news.detik.com/berita-jawa-

tengah/2686741/tawuran-dibubarkan-pelajar-ini-ayunkan-sabuk-tantang-

polisi [ diakses 3 maret 2015]

Alnasir, Faisal Abdullatif, Al-Falaij, Abdulrahman Ali. 2016. Factors Affecting

Juvenile Delinquency In Bahrain. Journal Of General Practice 4:1

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.

Yogyakarta : PT Rineka Cipta.

Arnadi, M. & Suzy, Y.W . 2013. Effect Of Depression, Self-Regulation Control

And Characteristics Of ADHD As The Cause Of School Brawl In

Jakarta, Indonesia. World Academy Of Science, Engineering And

Technology Vol:7 2013-03-27

Aulya, Annisa, dkk. 2016. Perbedaan Perilaku Agresif Siswa Laki-Laki Dan

Siswa Perempuan. Jurnal Educatio. Vol.5 No. 1 92-97

Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

______________. 2010. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset.

Barus, Cristedi Permana. 2012. Sosial Ekonomi Keluarga Dan Hubungannya

Dengan Kenakalan Remaja Di Desa Lantas Baru Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang. Skripsi

Benburg, Jon Gunnar, Marvin D. Krohn, Craig J. Rivera. 2006. Official Labelling,

Criminal Embeddedness And Subsequent Delinquency: A Longitudinal

Test Of Labelling Theori. Journal Of Research In Crime And

Delinquency 43(1): 67-88

Berk, Laura E. 2012. Development Though The Lifespan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Page 43: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

64

Bernard, T.J., Snipes, J.B., Gerould, A.L. 2009. Vold’s Theoretical Criminology

(6th Ed). NY: Oxford University Press.

Brezina, T. F. (1998). Adolescent Maltreatment And Delinquency: A Question Of

Intervening Processes. Journal Of Research In Crime And Delinquency,

35, 71-99.

Burns, Tom, Roszkowska,Ewa. 2016. Rational Choice Theory: Thoward A

Psychological, Social And Material Contextualization Of Human Choice

Behavior. Theoretical Economic Letters, 6: 195-207

Ekpo, Teresa Etim, Ajake, Uchenna Egodi. 2013. Family Socio-Economic Status

And Delinquency Among Senior Secondary School Student In Calabar

Sout, Cross River State, Nigeria. American International Journal Of

Contempory Research. Vol.3 No.4

Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia

Gerungan, W.A. & Psych, Dipl. 2002. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama

Hanurawan, Fattah,dkk. 2013. Student’s Attitude On Student’s Group Fighting.

Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. Vol.5

No.7

Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Karimu, Olusola, Akintayo, Michael Alubusayo. 2012. Understanding Juvenile

Violence In America Society. International Journal Of Humanities And

Social Science. Vol.2 No.20

Kartono, Kartini. 2010. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Kartono, Kartini. 2014. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Kurniawan, S dan A. Mutho M.R. tawuran, prasangka terhadap kelompok siswa

sekolah lain, serta konformitas pada kelompok teman sebaya. Proyeksi,

vol.4 85-94

Ling, Man Oi. 2013. The Relationship Between Family Socioeconomi Status And

Lifestyle Among Youth In Hongkong. Discovery-Ss Student E-Journal

:135-168

Page 44: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

65

Malihah, Elly, Maftuh, Bunyamin, Amalia, Rizki. 2014. Tawuran Pelajar,

Solidarity In The Student Group And Influence On Brawl Behavior.

Jurnal Komunitas: 189-196

Mambende, Benjamin, Et.Al. 2016. Factor Influencing Youth Juvenile

Delinquency At Blue Hills Children,S Prison Rehabilitation Centre In

Gweru, Zimbabwe: An Explorative Study. International Journal Of

Humanities Social Sciences And Education. Vol.3: 27-34

Mohideen, Rosaliwati Sultan, Et. Al. 2016. Social Factors That Contribute

Juvenile Delinquency At Malaka. Journal Of Education And Social

Sciences. Vol.3: 2289-9855

Monks,F.J, Knoers, A.M.P., Haditono, S.R. 2006. Psikologi Perkembangan

Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Nisar, Muhammad, Et.Al. 2015. Juvenile Delinquency: The Influence Of Family,

Peer And Economic Factors On Juvenile Delinquency. Applied Science

Reports. 37-48

Papalia, Daniel E., Old, & Feldman. 2008. Human Development (Psikologi

Perkembangan). Jakarta: Kencana.

Priliawito.Eko, Ruqoyah, Siti. 2012. Sederet Tawuran Pelajar Di Jabodetabek

Sejak Awal 2012. Online.http://metro.news.viva.co.id/news/read/354946-

sederet-tawuran-pelajar-di-jabodetabek-sejak-awal-2012 [Diakses 3

Maret 2015]

Putranto, Puthut Dwi. 2013. Diduga hendak tawuran Polsekta ungaran sita pedang

pelajar semarang. Online.

http://jateng.tribunnews.com/2013/12/19/tawuran-puluhan-pelajar-

semarang-diamankan-polsek-ungaran [diakses 3 maret 2015]

Rachman, Taufik. 2013. Angka kekerasan pelajar di yogyakarta meningkat.

Online.http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-

diy%20nasional/13/05/22/mn6wwr-angka-kekerasan-pelajar-di-

yogyakarta-meningkat [diakses 3 maret 2015]

Rachmawati, Ika, dkk. 2011. Dampak Labelling Pada Remaja Di SMP Islam

Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati. Manuscript.Universitas

Muhammadiyah Semarang

Santrock, John W. 2003. Adolescence. Jakarta: Erlangga.

Santrock, John W. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Sarlito W. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Page 45: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...lib.unnes.ac.id/30174/1/1511410038.pdfi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA (TAWURAN PELAJAR) DI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan

66

Shamin, A., Batool, Z., Zafar, M.I., Hashmi, N., 2009. A Study Of Juvenile

Crimes In Borstal Jail. The Journal Of Animal & Plant Sciences. 19(2):

101-103

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Wen, Hsu Lin. 2011. General Strain Theory And Juvenile Delinquency A Cross

Curtural Study. Graduated Theses And Desertations. University South

Florida