Top Banner
ARTIKEL ILMU UKUR TAMBANG SEMESTER VI (ENAM) NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD 111 0022 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 1
46

FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Dec 29, 2015

Download

Documents

Fahmi Yahya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

ARTIKEL

ILMU UKUR TAMBANG

SEMESTER VI (ENAM)

NAMA : FAHMI YAHYANIM : DBD 111 0022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS PALANGKARAYA

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2013

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 1

Page 2: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

PENDAHULUAN

Dunia pertambangan tidak terlepas dari pengkuran yang akurat terhadap bukaan

maupun penambambangan. Untuk itu salah satu yang harus difahami dan dipelajari dalam

pertambangan yakni Ilmu ukur tambang. Kemajuan teknologi membuat terciptanya metode

dan alat yang dapat digunakan untuk mengukur dalam aspek pertambangan secara

perhitungan berdasarkan data yang didapatkan yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk

melakukan penambangan. Berdasarkan tujuannya, ilmu ukur tambang bertujuan untuk

menyajikan secara grafis (rencana/bagian dari rencana) pekerjaan bawah tanah, bentuk dan

kejadian gambaran penyebaran bahan galian serta struktur yang ada dari kenampakan

permukaan bumi. Memecahkan berbagai permasalahan dalam ilmu ukur tambang (eksplorasi,

konstruksi, eksploitasi). Dalam makalah ini akan diulaskan mengenai pengertian dasar, rumus

ilmu ukur tambang dan berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu ukur tambang.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 2

Page 3: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

ISI

Apa itu ilmu ukur tambang? Pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan yang tertuang dalam

fikiran mahasiswa teknik pertambangan yang memulai mempelajari ilmu ukur tambang.

Ilmu ukur tambang atau dapat disebut sebagai Underground Surveying adalah suatu

kegiatan kerja yang harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah

(undergroung mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang :

1. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada

2. Gambaran lubang-lubang tambang (peta tambang)

3. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope.

Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah kerja

tambang dengan batas daerah pertambangan, sehingga dapat diperoleh suatu keterangan untuk

menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk menghitung berapa besar material (ore) yang

telah digali dan kemungkinan berapa banyak ore yang akan digali, jugauntuk memperoleh

data dari daerah kerja tambang menurut grafik yang mungkin dibuat, apabila diadakan suatu

penambahan kerja yang effisien.

Instrumen atau alat yang biasanya digunakan dalam ilmu ukur tambang yakni:

1. Instrumen Optik : theodolite

2. Dumpey level : alat untuk menentukan elevasi di bwh tnh Dengan perbedaan

ketinggian dengan cara menarik garis ketinggian.

3. Rambu

4. Kompas : kompas ayun, tali

5. Pita ukur/meteran:

- untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan Dengan teliti digunakan

ukuran 200 ft x 3/8 in, skala ukur digulung.

- untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala dindai setiap 5-10 ft

- untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft

6. Plumb bob

7. Lampu penerangan

8. Kaca pembesar

9. Stambangtion

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 3

Page 4: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

10. Tempat peralatan yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk

menutup sambungan Dengan saluran kompressor, tongkat pancang, kotak yang

berisi pengait dan material sekrup, paku, tali manila, kain katun tipis.

11. Peralatan kantor : penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator,

tinta warna.

Pada dasarnya alat yang digunakan dalam ilmu ukur tanah dan ilmu ukur tambang tidak

jauh berbeda, yang membedakan yakni kecuali apabila alat tersebut tidak dapat digunakan

untuk pengukuran dalam tanah (Underground Traversing)maka digunakan atau diperlukan

alat-alat khusus.

Perbedaan yang penting dari Underground Traversing dengan Surface Traversing

adalah :

- Penerangan (light) pada Underground Traversing sangat diperlukan,

karena untuk pembacaan sudut vertikal atau horizontal pembacaan benang silang pada

instrumen serta pada pembacaan alat ukur.

- Kurang begitu nyata atau teliti seperti yang dilakukan pada ukur tanah,

jadi pengulangan pembacaan perlu dilakukan untuk mencegah atau memperkecil

kesalahan.

- Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pada ukur tanah,

sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun dalam pelaksanaan

pengukurannya.

- Yang digunakan dalam surveying ialah plumbob dengan tali

penggantungnya pada patok (station).

- Penggunaan rod pada underground traversing boleh dikatakan tidak

dilakukan, mengingat tinggi mine haulage tunnel agak kurang dari panjang rod

tersebut, dan sebagai pengganti rod adalah patok tadi.

Untuk itu diperlukan penguasaan penggunaan peralatan yang betul-betul mantap,serta

ketelitian dalam pengkuran yang dapat dilakukan dengan pengulangan-pengulangan

pembacaan sehingga dapat memperkecil kesalahan.

Dalam bab-bab berikut akan diuraikan tentang pengertian dasar Ukur Tambang, cara-

cara pengukuran maupun perhitungannya.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 4

Page 5: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Sebelum memasuki pembahasan yang berlanjut dari Ilmu ukur tambang, perlu

diketahui istilah dan dasar-dasar dari ilmu ukur tambang.

A. BEARING DAN AZIMUTH

1. Bearing : Ialah suatu sudut yang diukur ke kiri atau kekanan

antara garuis Utara (North), Selatan (South) dengan titik tertentu.

Nama dari bearing tersebut tergantung dari letak empat titik dari

kwadran.

Contoh :

Bearing A – B = N α 0 E

Bearing A – C = N β 0 Ε

Bearing A – D = N γ 0 Π

Bearing A – E = N δ 0 Ш

Jadi bearing tersebut dapat dibuat dari Kutub Utara

geografis ke arah kanan atau kiri, demikian pula

sebaliknya dari Kutub Selatan ke arah kanan atau

kiri.

2. Azimuth : Ialah suatu sudut yang ukur dari titik Utara atau Selatan ke suatu titi

tertentu menurut arah jarum jam.

Untuk mempermudah perhitung, maka umumnya titik Utara digunakan sebagai

titik awal pengukuran.

Contoh :

Azimuth 0 – 1 = α 0

Azimuth 0 – 2 = β 0

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 5

Page 6: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Azimuth 0 – 3 = γ 0

Azimuth 0 – 4 = δ 0

Bearing dari suatu rintisan (traverse) adalah berurutan (berhubungan satu dengan

yang lainnya). Untuk menghitung bearing suatu urutan dari titik, ada dua cara

sederhana yang perlu diingat yaitu :

a). Sudut diukur searah dengan perputaran jamrum jam, azimuth dari arah yang baru

adalah azimuth mula-mula + sudut lurus atau angle right antara arah tersebut -1800

b). Kalau jumlah azimuth awal + sudut lurusnya kurang dari 1800, perlu ditambah

3600 dulu sebelum dikurangi dengan 1800 atau dapat juga ditambah dengan 1800

saja.

B. Menentukan Letak Suatu Titik Dari Suatu Tempat Ke Tempat Lain

Jika diketahui titik A (x,y), maka titik B (x1,y1) dapat dihitung (lihat gambar)

Dicari :

Tg £BA = ,maka di dapat sudut

£BA.

x1 = x + Δx

Δx = (x1 – x)

= HD sin £

x1 = x + HD sin £

y1 = y + y

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 6

Page 7: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

y = y1 - y

= HD cos £

Disini perlu diperhatikan tanda pada masing-masing kwadran.

Tanda untuk x dan y ialah :

Kwadran I + +

Kwadran II + -

Kwadran III - -

Kwadran IV - +

Perbedaan cara pengukuran di dalam tambang bawah tanah atau underground traversing

dengan pengukuran dipermukaan atau surface traversing selain mengenai : penerangan,

daerah (ruang) pengukuran dan penggunaan plumbob seperti yang tercantum dalam bab

terdahulu, juga mengenai :

1. Cara pemasangan Theodolite (transite), di mana pada perintisan di permukaan

anting-anting ditepatkan pada titik patok yang berada di bawah, tetapi untuk

perintisan tambang bawah tanah titik as dari sumbu I ditepatkan dengan plum bob

yang tergantung pada atap (roof), kecuali instrument tersebut tidak ada as sumbu

pertamanya (misal Theodolite T0), maka plum bob tersebut dipindahkan dulu ke

bawah dengan block station.

2. Data yang perlu diambil disini meliputi :

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 7

Page 8: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Pengukuran sudut horizontal (double)

Pengukuran sudut vertical (double)

Pengukuran jarak(slope distance)

Pengukuran tinggi alat

Pengukuran tinggi plum bob yang digantungkan (HS dan BI)

Kolom catatan, misalnya tinggi level dan sebagainya.

3. Harus memperhatikan gangguan aliran air, rembesan air dan sebagainya, juga

instrument yang harus dilindungi dari pengaruh rembesan air tersebut.

4. Adanya pengaruh medan magnet, misalnya pada rel, jalan-jalan kereta dorong,pada

bijih yang sifatnya magnetik (hematit, pyrolusite dan sebagainya).

Karena pengaruh-pengaruh tersebut diatas maka sangat diperlukan ketelitian

pembacaan yang sangat hati-hati. Juga perlu dipehatikan pada daerah sekitar patok yang

akan dipasangi instrument tersebut, karena batuan dalam batuan induk (country rock)

yang tidak kuat dapat mengakibatkan kecelakaan bagi operator (surveyor) dan istrument

itu sendiri.

Perlu diperhatikan untuk tidak memasang instrument pada daerah bebatuan lepas,

daerah penirisan maupun pada pitth. Pengukur (transimen) umumnya kurang

memperhatikan hal ini, untuk pengukuran jarak pendek akan menimbulkan kesalahan

sudut tertentu.

Tim kerja (man crew) cukup tiga orang dengan pembagian tugas sebagai berikut :

Satu orang mencatat data dala buku

Satu orang sebagaipengukur

Satu orang lagi sebagai pembawa pita ukur (chain man)

Beberapa prosedur dalam ilmu ukur tambang yang harus diperhatiakan sebagai berikut ini:

A. PEMBERIAN NOMOR PADA PATOK

Cara pemberian nomor pada patok maupun tanda merupakan salah satu masalah

bagi pengukur dalam suatu penambangan, dimana diperlukan drift yang parale, cross cut

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 8

Page 9: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

dan lain-lain, sehingga titik-titik yang tidak dapat berhubungan satu sama lainnya akan

mendapat pembacaan tersendiri.

B. PEMASANGAN INSTRUMENT PADA SUATU TITIK

Penempatan instrument pada bawah tanah lain dengan dipermukaan, secara

praktis penempatan instrument di bawah titik yang berada di atasnya. Hanya pada

daerah yang luas seperti rail road tunnel akan praktis untuk menempatkan patok dilantai.

Dan hal yang begitu praktis jarang ditemui.

Pada permulaan operasi memamng dirasakan kaku dan lamban tetapi setelah

sering melaksanakan akan lebih lancar.

Sebelum penempatan instrument pada undergraound maupun pada surface sebaiknya

semua pengunci dikunci.

Plum bob digantungkan pada spad dengan tali simpul agar mudah digeser-geser.

Hal ini memungkinkan penyesuaian yang cepat bagi plumb bob,yaitu cukup tinggi pada

waktu start.instrument diletakkan di bawah bobs dan kaki-kakinya ditekan ke

bawah,sebelumnya lingkaran vertical dibuat nol dengan tanpa pembacaan pada gelas.

Gambar I menunjukkan kedudukan instrument.

Untuk pertama kali instrument cukup terletak 3-4 Inchi di bawah bobs, kemudian

kaki statip diatur agar instrument tepat di bawah bobs, setelah terletak horizontal, kaki-

kaki statipdikunci kembali.

Biasanya akan timbul pertanyaan seberapa teliti titik plumb bobs terpusat di atas

titik pusat instrument. Hal ini tergantung pada jarak pengamatan (dari BS dan FS) dan

ketelitian yang diinginkan.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 9

Page 10: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

FS

1

2

3

4

C. PEMASANGAN INSTRUMENT

Sebagai contoh dengan jarak pengamatan sejauh 100 ft, instrumen akan berada

diluar titik sejauh 0,029 ft, sebelum menimbulkan kesalahan 1 menit sebelumnya pada

jarak 20 ft akan menyebabkan kesalahan sebesar kira-kira 0,006 ft. Hal ini yang paling

aman adalah mendapatkan titik plumb bob dalam tanda yang dilubangi, instrument acap

kali selalu berada di luar BS maupun FS. Gambar menunjukkan pengukuran yang dibuat

untuk menentukan HI dan kadang-kadang juga jarak D.

D. PEMILIHAN LOKASI PATOK

Usahakan agar titik patok diletakkan secara permanent dengan maksud bila ada

getaran titik tersebut tidak berubah, hal ini untuk menghindari kesalan pembacaan sudut.

Dalam beberapa tambang patok tersebut kadang-kadang ditempatkan pada stull, caps

atau bentuk-bentuk timbers lain yang memungkinkan. Jadi lokasi dari patok yang tepat

betul harus diperhatikan, ini untuk mencegah instrument terhindar dari jatuhnya batuan

lepas yang disebabkan oleh kebocoran udara atau getaran akibat ledakan. Gambar

berikut menunjukkan lokasi yang cocok untuk patok. Penempatan titik a sebagai patok

menyalahi aturan, karena FS 1, 2 dan 3 tidak dapat dilihat dari suatu tempat.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 10

Page 11: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

E. PENGUKURAN SUDUT DAN JARAK MIRING

Yang perlu diperhatikan di sini adalah penerangan atau lampu dan alat pembesar

bacaan sudut (magnifaying glass atau loupe) karena dengan mata biasa pembacaan akan

kurang teliti jika sampai kemenit. Bila instrument dipasang pengukuran sudut searah

jarum jam harus diukur double atau dua kali.

1. mulai dengan sudut titik nol

2. teleskop diputar 1800

Maksud untuk kompensasi kesalahan pengaturan alat acceleration dan kesalahan

indeks, demikian juga untuk mengukur sudut vertical. Dalam mengukur jarak miring

harus diperhatikan urutan dari angka, titik-titik ditepatkan pada angka dipita, dalam

pemeliharaan atau penggunaan pita harus hati-hati, misalnya jangan sekali-kali menarik

pita sepanjang daerah yang akan diukur, jika hal ini terjadi pada drift yang basah akan

menyebabkan pengumpulan pita dan juga akan kotor.

Prosedur yang baik untuk pengukuran di bawah tanah ialah :

1. Pasang alat (instrument)

2. Catat HI (tinggi instrument)

3. Catat jarak kanan dan kiri instrument

4. Mulai pada nol dan mengambil BS dengan jarak gerak perlahan-lahan.

5. Lepaskan penggerak atas dan bidik FS.

6. Baca dan catat HA, lepaskan penggerak bagian bawah dan putar di lingkaran

vertical ke depan operator dan baca VA.

7. Arahkan teleskop ke BS dengan menggerkkan penggerak ke bagian bawah.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 11

Page 12: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

8. Lepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS.

9. Baca HA dan VA, pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua kalinya tidak

perlu. Jika HA dibuat double,

ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan teleskop dalam posisi langsung.

10. Setelah semua pengukuran regular lengkap, pembantu membawa ujung 0 dari pita

ke patok FS dan diukur SO. Sebelum memulai pengukuran instrument harus

ditempatkan kea rah patok FS.

11. Gerakkan ke patok FS dan catat HS.

Perlengkapan-perlengkapan yang perlu dibawa diantaranya ialah:

1. poket tape (10 meter)

2. pita yang dapat digulung (200-250 feet)

3. unting-unting

4. plumb bob

5. magnifying glass (loupe)

6. buku catatan data

7. pencil

8. perlengkapan-perlengkapan lain seperti lampu dan lain-lain.

F. PENGAMBILAN TITIK DETAIL

Yang dimaksud dengan detail ialah pengukuran titik yang dilakukan pada

perubahan arah.

Ada dua cara pembuatan detail, yaitu :

1. Metode Angle Right

Gambar 3 dan 4 menunjukkan metode sudut (angle)

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 12

Page 13: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

G. ELEVASI (ALTITUDE)

Ada tiga cara untuk menentukan evaluasi atau ketinggian suatu titik pada Tambang

Bawah Tanah, yaitu :

1. dengan menggunakan instrument dan pita ukur

2. dengan menggunakan level watau waterpass

3. dengan mengukur kedalaman suatu shart dengan pita ukur atau spesial case.

Instrumen dan Pita Ukur

Metode ini paling sering digunakan. Denmgan pengukuran biasa HI, BS dan

sudut-sudut vertikal cocok untuk mengontrolan bawah tanah dan dapat menarik jarak

tanpa kesalahan yang besar.

Semua patok yang instrumentnya terletak dibawah titik, HI dikurangi karena

alatnya lebih rendah dari pada patok.

Untuk menutup titik itu tambahkan HI. Bila tanggul digunakan untuk bagian

muka, biasanya HS diaggap nol (kekecualian pada stopersurvey, dimana HS

menunjukkanelevasi tambang pada titik itu). Bila sudut vertikal itu fositif, maka jarak

vertikal bertambah (VO = SO sin VA).

Rumus dasar untuk menentukan elevasi adalah :

Elevasi FS = elevasi IS + HI + VD + HS

Untuk hampir semua patok underground dapat dituliskan sebagai berikut Elevasi B =

elevasi A – HI + SD sin VA + HS = elevasi A – HI + VD + HS

A job to memindahkan suatu titik dipermukaan bawah tanah. Biasanya menggunakan

alat ukur optis dan atau unting-unting.

Shaft Plumbing

Dalam penambangan dibawah tanah (deep mining). Pekerjaan penggalian dilakukan

melalui sebuah shaft. Untuk itu memindahkan suatu azimut melalui sebuah bukaan (opening)

adalah merupakan tugas yang penting bagi seorang pengukur (engineer). Teknik atau cara

pengukuran akan disesuaikan dengan masing masing kasus atau keadaan, tetapi ketelitiannya

perlu diperhatikan.

Tujuan dari shaft plumbing adalah untuk menggunakan meridian atau koordinat agar

opening yang digambarkan disesuaikan keadaan dipermukaan atau menentukan posisi dari

pada opening, sedangkan bedanya hanya karena adanya beda tinggi atau altitude. Walaupun

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 13

Page 14: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

tidak ada shaft, tetapi untuk mengukur daerah-daerah opening adalah dengan menggunakan

titik triangulasi dan dari titik ini dibuat beberapa titik tetap sebagai base station atau titik tolak

dan opening-opening ini diikat pada base station tersebut.

Peralatan-peralatan untuk shaft plumbing

Alat-alat yang diperlukan untuk sharf plumbing diantaranya adalah :

1. Reels (glondong/gulungan)

Glondongan atau gulngan ini sangat penting untuk mengangkat dan menurunkan kawat.

Tanpa gulungan ini sangat sukar untuk mengangkat beban yang berat.

2. Wire centering device (peralatan kawat centering)

Alat ini digunakan untuk menjepit kawat dalam suatu posisi setelah pusat dari ayunan

ditentukan. Beberapa teknik (enginer) memilih untukmenentukan pusat ayunan di slamp

pada posisi yang tetap sebelum pembidikan.

3. Screw shifter

Digunakan untuk mengeser satu kawat kebidang transit dan kawat lainnya pada station

permulaan atau kedua-duanya digeser kemuka dan ke belakang. Dapat juga digunakan

untuk menggerakkan kawat guna menentukan arah terlebih dahulu untuk memastikan

apakah kawat tersebut tergantung pada suatu sekatan di dalam sharf.

4. Plum bobs

Bobs yang terbuat dari baja dapat terpengaruh oleh daerah tambang yang

mengandung magnetik maupun oleh aliran listrik, pipa dari bobs dibubut sehingga

mempunyai ukuran yang uniform dan permukaan halus, sedang bagian tepi dari pipa

berbentuk sepertipisau pemotong (lihat gambar)

Ukuran dan berat dari bobs yang dibutuhkan tergantung dari kecepatanudara dan

jumlah air yang jatuh pada shaft, biasanya bobs seberat 50 lb sudah dianggap cukup.

5. Wire (kawat)

Yang biasa digunakanadalah kawat baja dengan ukuran kawat piano nomor 12 dengan

diameter 0,03 Inchi, kawat ini dapat menahan bobs seberat 60 lb.

6. Chain link (rangkain mata rantai)

Biasanya diletakkan pada kawat kira-kira level dengan transit agar memungkinkan

pengukur melihat kedua kawat tanpa harus menggerakkan yang lebih dekat. Mereka

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 14

Page 15: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

diperlukan selama kawat yang lebih dekat dapat dengan tanpa stelan yang tepat

difokuskan membawa kawat yang lebih jauh ke dalam relief yang kurang terang.

7. Type transit

Tidak ada type khusus dari pada transit untuk pengukuran karena ada yang mempunyai

pembacaan 30 secon, tetapiada juga yang satu menit. Dan biasanya mempunyai sekrup

penggerak halus atau micrometer di atas sekrup penyetel horizontal atau untuk

menggerakkan transit ke dalam bidang dari kawat plumb bobs dan diafragma benang

silang untuk membidik kawat.

Cara Untuk Shaft Plumbing

Metode Umum untuk Shaft Plumbing adalah :

1. One Shaft Methode

a. Coplaining(wiggling ataujiggling

b. Triangulation

c. Gabungan antara a danb (special cases and b)

2. Two Shaft Methode

One Shaft Methode

Prosedur untuk menggantung kawat dan menetapkannya adalah seragam untuk

semuanya,yang berarti juga diterapkan pada two shaft methode.

Penggunaan kedua cara (coplaining dan triangulation) tersebut kira-kira sama

pembagiannya, tetapi banyak engineer yang menyatakan bahwa coplaining dapat

diterapkan pada kondisi dimana triangulation tidak dapat digunakan.

Perbedaan atara coplaining dan triangulation kurang jelas,boleh dikatakan hampir

sama. Untuk ketelitian dengan menggunakan transit 1 menit.Kesalahantidakboleh

melebihi dari 1 x 100% :10000 =0,01%. Agar supayamendapat ketepatan,jarak plumb

bobs 200 -300 feet (dibawah pengecualian yaitu dalam kondisi yang mengijinkan dapat

dikembangkan dalam beberapa feet).

Jarak antara kedua kawat diukur dipermukaan dan di check lagi dengan

dibawah,sebaiknya harus mempunyai jarak yang sama. Bila jarak antara kawat kurang

dari 4 feet terdapat kesalahan dalam peratusan feet akan menyebabkan terlalu besar

kesalahan dalam azimuth.Sebagai contoh jarak antara kawat-kawat 4 feet,satukawat

berada 0,02 ft diluar dari pada bidang,maka perpindahan angularnya: tangen-1 atau sin -1

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 15

Page 16: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

= 0,02/400 = 17’ approx.hanya 20’ bisa diperkenankan bila 1:10000 harus ditetapkan

atau dihitung.Ini menyatakan pentingnya mengetahui alasan suatu perbedaan antara

kedua pengukuran dan pengoreksian kesalahan.Jarak diantara kawat-kawat biasanya

diukur mendekati per seribuan feet.

a). COPLAINING

Ini juga dikenal dengan wiggling.atau jiggling.

Tujuannya: ialah menempatkan alat transit/theodolith tepat satu bidang dengan

dua unting-unting yang digantungkan pada shaft.

Caranya:

- Membuat satu bidang (coplaining)adalah dengan menggerakkan

atau memindahkan transit sehingga benang silang vertikal dari transit sebidang

dengan unting-unting yang digantungkan pada shaft.

- Pasang blok timah hitam dengan ukuran 4 x 4 x 3 inchi bawah unting-

unting yang dipasang pada transit atau theodolith, beri tanda pada blok

tersebut,kemudian ukur beberapa kali sudut busur antara dua unting-unting

dengan titik D (Titik station permanen pertama).

- Teropong dibalikkandan arahkan kembali kedua unting-unting,

usahakan dengan menggeser teropong sehingga garis vertikal teropong (benang

silang vertikal) sebidang dengan dua unting-unting tersebut.

- Bila sudut horizontal yang benar adalah rata-ratanya, dan titik station

yang benar adalah juga rata-ratanya (dibagi dua atau arah titik pada station).

b. Triangul Aston

Untuk menempatkan azimuth dari bidang yang dibuat oleh unting-unting disebut

weisbach method dengan persyaratan yang dibuat harus antara secon dan lebih kecil

dari 10. Bil sudutnya menjadi sangat besar atau biasanya 600 maksimum method

weisbach tidak dapat digunakan.

Dalam bagian ini aplikasinya hanya pada sudut yang sangat datar (weisbach) akan

dibahas kemudian penggunaan dari sudut yang besar akan diselidiki, penggantungan

dan penetapan kawat adalah sama dengan prosedure pada coplaning.

Gambar berikut menunjukkan kondisi yang dijumpai, perhatian dicurahkan

terhadap jarak BC yang hanya bersenrangan dengan jarak fokus dari transit. Pada shaft

yang besar atau dalam keadaan tertentu dimana AB jauh lebih besar dari 3,5 sampai 4,5

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 16

Page 17: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

feet, perbandingan BC dan AB = 1. Bila sudut W pada C hanya beberapa menit, maka

AB + BC = AC

Jarak diukur dalam perseribu (tiga angka di belakang koma dengan satuan feet, dengan

maksud lebih teliti dari perseratusan.

Metode Triangulasi

Sebetulnya kesalahan beberapa per ratusan dalam pengukuran hanya

menyebabkan perbedaan beberapa secon pada hasilnya ini akan betul bila sudut

Weisbach kecil dan BC = AB nilainya. Sebagai contoh AB dianggap S 3,214 ft, BC = 5,

122 ft, AC = 0,332 ft dan pengukuran sudut = 00 15’ 10”. Carilah sudut x pada A.

X = = 00 24’ 10”

Jika kesalahan dibuat dalam pengukuran AB (3,19) dan BC adalah (5,10) maka x = 00

24’ 15 “; dan jika AB = 3,21 dan BC 5,10 maka x = 00 24’ 06”; dan jika AB = 3,23 dan

BC = 5,10 x = 00 23’ 57”

Prosedur yang paling aman untuk memutar sudut weisbach sebagai berikut :

- Plat disetel pada 0,85 (Back Sight) pada kawat yang benar dan putar sudut kecil

ke kanan, dengan 1 menit. 6 x repetisi, 3 secara langsung dan 3 dibalik.

- Balikkan telescop gunakan kawat FS sebagai BS putar sudut luar yang lebih besar

ke kanan sejumlah putaran yang pertama.

Jumlah dari sudut-sudut yang harus = 3600 ± 10’ (jika digunakan 6 x repetisi) jika tidak,

dan kawat cukup stabil maka pengukuran harus diulang.

Pada pengecekan dalam batas yang diperkenankan kedua sudut di atur dengan

membagi perbedaan sama, dengan demikian jumlah akan menjadi 3600.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 17

Page 18: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

2) Two Shaft Method

Cara menggantungkan kabel pada setiap shaft dari dua shaft atau raise dan terus

menyusuri antara dua shaft atau raise tersebut, memberikan hasil yang paling dapat

dipercaya dan akan digunakan pada setiap kesempatan yang baik.

cara pengukuran :

pengukuran dengan dua shaft memberikan hasil yang lebih teliti darainpada cara satu

shaft. Biasanya pada satu level mempunyai dua opening yang vertikal, maka

pengukurannya dilakukan dengan cara dua shaft.

1. Prosedur yang digunakan dengan cara dua shaft adalah, mula-mula dari

permukaan tanah diikat titik x dan y yang digantungkan uting-unting dengan cara

polygon (traverse) mulai dari titik x sampai dengan y : titik satu diikat dengan

base station cara pengukuran tertutup (lihat titik 1 yang diikat).

Setelah dikoreksi dari pengukuran, kemudian dihitung :

Jarak x – y ) untuk pengecekan hasil pengukuran dari

Bearing x – y ) bawah tanah

2. Pada bawah tanah, dibuat polygon dari titik x, atau sampai dengan y dengan

bearing x – a sebagi titik tolak pengukuran, kemudian diasumsikan (dilakukan

dengan kompas) besarnya bearing x –a. pengukuran dilakukan dengan cara

tertutup lagi. Hasil pengukuran dari bawah tanah tersebut dapat dihitung :

Jarak x – y

Bearing x – y

Koordinat x untuk bawah tanah, diambil dari hasil pengukuran dari

permukaan tanah.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 18

Page 19: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Jarak x – y bawah tanah harus sama atau beda sedikit dari jarak permukaan,

perbedaan harus didistribusikan pada sisi-sisi (jarak-jarak dari titik

polygon).

Beraing x – y dari hasil pengukuran dipermukaan merupakan standart

pengukuran dari beraing x – y pada pengukuran bawah tanah.

Perbedaan bearing harus dikoreksi, besarnya joreksi ditambahkan atau

dikurangkan pada bearing x – a yang diasumsikan, kemudian setelah x – a

dikoreksi bearingnya, perhitungan polygon dilakukan lagi mulai dari x – a

sampai y.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 19

Page 20: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Dua persolalan yang penting dalam Ukur Tambang ialah : mulai dari arah pengeboran

dan penemuan jarak tertentu sehingga pekerjaan penambangan dapat terlaksana dengan hasil

yang objektif. Cara permulaan utuk membuat suatu berskala dalam arah yang tertentu dan

harus mengetahui berapa jarak lubang tersebut hareus digali (dibuat). Persoalan ini akan kita

temui dalam bidang (daerah) horizontal dan vertikal. Pemecahan soal ini dapat dilakukan

dengan sistem koordinat, dengan membuat suatu skala, kalau keterangan kasar persoalan ini

dapat dilakukan dengan suatu protektor atau skla. Bila skala dari suatu peta tersebut1 : 600

hasinya akan kasar sekali.

Apabila didapat titik yang bertempat disegi panjang tersebut, jarak utara selatan

diantaranya diperoleh koordinat yang besar dikurangi yang kecil. Bila hubungan underground

termasuk elevasi juga arah dan jarak maka perbedaan dalam elevasi antara dua titik tersebut

harus diketahui.

Setelah data-datatersebut dihitung dan sudut-sudut sudah ditentukan, kemudian

diaplotkan pada penggambaran dengan skala sehingga dapat diketahui salah atau tidak.

A. Mengikat Titik Konsesi Ke Seksi Lain Gambar berikut menunjukkan problem yang sering terjadi pada ilmu ukur tanah.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 20

Page 21: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Menghubungkan titik konsesi K ke titik triagulasi M. latar belakang Z. titik adalah

salah satu titik konsesi atau patok dalam survey konsesi, setiap set dari koordinat di ikat

ketitik X perbedaan antara koordinat-koordinat Utara pada titik K dan M adalah latitude

(∆Y). perbedaan antara koordinat Timur membentuk garis departure (∆X).

Jarak titik 2 ke M adalah :

HD =

Bearing dari titik 2 ke M adalah :

Bearing = arc. Tan =

Contoh :

Gambar diatas menunjukkan koodinat Utara titik 2 adalah N 1000 dan koordinat M

adalah N 406,72, E 2458,57 setelah pengamatan rintisan 1,2,3 dan seterusnya.

Berapakah HD K – M dan bearing K – M ?

Perbedaan latitude = 1.000,00 – 406,72 = 593,28 feet

Perbedaan departure = 2458,57 – 1.000,00 = 1.658,57 feet

Jarak K – M =

= 1574,61 feet

Bearing K – M = arc. Tan. = = 680 08’ E

Titik M adalah sebelah timur dari titik K (koordinat Timurnya lebih besar) dan

sebelah selatan dari titik (koordinat Utaranya lebih kecil). Karena itu bearingnya dalah :

5 680 08’ E

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 21

Page 22: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 22

Page 23: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

B. MENGHUBUNGKAN DUA DRIFT

Jika hubungan itu pendek dan digunakan untuk ventilasi, maka koordinat cukup

diperoleh dari sistem pengukuran undergraund yang teratur. Tapi bila panjang dari drift

tersebut digunakan untuk pengangkutan atau tamming, maka perlu diuji patok-patok 427 dan

420 dengan pengukuran yang bebas. Problem Ini lazim dalam ukur lubang akan dibicarakan

lebih lanjut.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan :

1. diketahui koordinat 427 dan 428

2. cari bearing 427 dan 428

3. cari sudut lurus 425, 427, dan 428

4. hitung beda tinggi titik 250 – 261

Grade = x 100 %

5. hitung jarak sebenarnya ---- slope distance/true distance

6. perlu diingat kembali :

azimut awal + sudut lurus – 1800 = azimuth akhir

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 23

Page 24: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

contoh :

Gambar berukut menunjukkan dua buah drift yang saling berhubungan hitung jarak,

bearing, sudut dan gradenya

Contoh Dua Drift yang Saling Berhubungan

penyelesaian :

Perbedaan latitude = 7960,00 – 6870,00 feet

Perbedaan departure = 10.670,00 – 8.430,00 = 2.240,00 feet

HD = = 2.491,1 feet

Bearing 261 – 250 adalah N 640 63’ E sebab dilihat dari koordinatnya maka titik

250 jauh lebih ke Utara dan Timur dari pada titik 261. bearing 250-261 adalah S

640 03’ w

Sudut lurus :

Di titik 261, BS 260 : 640 03’ + 1800 – 820 15’ = 1610 48’

Di titik 260, BS 249 : (640 03’ + 1800) + 1800 – (75045 + 1800) = 1680 18’

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 24

Page 25: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Grade :

Perbedaan elevasi = 5.834,00 – 5.822,00 = 12,00 feet

Grade = x 100 % = 0,48 %

C. MENGHUBUNGKAN DUA SHAFT

Prosedur ini diuraikan pada gambar berikut

Bila pengukuran undergraund kurang tepat. Maka rintisan dilakukan dari 1 sampai 9

(triagulasi). Setelah 1 dan 9 itu ditentukan, kawat digantungkan. Tentukan bearing dan

koordinat, kemudian kawat dikelurkan dari pengukuran undergraund. Elevasi two shaft

terbentuk, dan ditrasperkan undergraund nya. Bila patok shaft belum terbuka, maka

bearing kompas perlu dikerjakan. Satelah runna kosong itu cukup, mulai pengukuran

yang tepat.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 25

Page 26: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

D. MENGHUBUNGKAN DUA LEVEL DENGAN RAISE

Gambar berikut termasuk penggunaan koordinat dan elevasi.

Menghubungkan Dua Drift yang Raise

Hal ini sering terjadi. Raise digunakan untuk ventilasi, orepass, waste pass, man

way atau simply prospecting.

Dalam pemecahan ini jarak horizontal (hipotenusa dari koordinat triagle) telah

didapat. Adanya perbedaan elevasi akan menimbulkan garis singgung pada sudut

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 26

Page 27: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

vertikal. Jarak yang benar diperoleh dengan rumus-rumus trigonometri atau dengan

rumus

Contoh :

Lihat gambar berikut. Hitung bearing A – 216, bearing – A, sudut vertikal α,

slope distance, sudut lurus 215 – 216 – A dan sudut lurus 111 – A - 216

Dua drift yang dihubungkan dengan reise

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 27

Page 28: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Penyelesaian :

Perbedaan latitude = 4,310,51 – 4,156,22 = 154,29 ft

Perbedaan departure = 6,451,46 – 6,306,24 = 145,22 ft

HD A – 216 =

= 211,88 feet

Bearing = tan-1 = = 430 16’

Bearing A – 216 = S 430 16’ E

Bearing 216 – A = N 430 16’ W

Penyelesain untuk SD dan sudut vertical lihat gambar 21b.

tan-1 = = 270 53’

SD = 206,88 : Cos 270 53’ = 234,1 feet

Sudut lurus :

215 – 216 –A = (3600 - 430 16’) + 1800 - 470 30’ = 890 14’

111 – A - 216 = (1800 - 430 16’) + 1800 - 500 00’ = 2560 44’

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 28

Page 29: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

STOPE SURVEY DAN TUNNEL SURVEY

A. STOPE SURVEY

Pengukuran pada stope diperlukan untuk :

1. Memperoleh suatu garis batas yang benar dari daerah kerja.

2. Menghitung berat, Tonnage atau Volume.

Penting untuk mengetahui dimana akan dibuat raise dan drift di suatu titik

(tempat) tertentu, kecuali itu stope harus diketahui sampai dimana batasnya perlu digali.

Pembuatan ventilasi untuk bekerja juga penting, jika diketahui dimana lubang ventilasi

yang akan menghubungkan daerah tersebut.

Stope survey untuk menghitung berat atau volume, digunakan dalam banyak hal

tetapi merupakan perhitungan yang kasar. Lebih teliti lagi untuk mengukur suatu berat

atau volume dari ore yang telah digali dengan menghitung berapa banyak shift

(machine shift) dan berapa banyak powder yang digunakan.

Perlu diingat bahwa dengan stope survey harus ditambahkan beberapa banyak ore

yang telah diangkut. Kesulitannya stope survey pada pengeluaran ore yang telah digali,

yaitu bila perlu mengetahui dengan pasti setting dari ore. Dan faktor compacness dari

ore secara langsung mempengaruhi perhitungan berat percubit feet perlu diingat pula

bahwa cubit feet dari ore dalam fragment kering (sear) beratnya berlainan dengan suatu

cubit feet ore di stope.

Biasanya dengan penimbangan beberapa kali sehingga diketemukan suatu faktor

untuk perhitungannya. Tiap saat tertentu harus dicari faktor baru untuk menghitungnya.

Cara perhitungannya dengan square set, semua mining method menggunakan square set

method system.

Ada tiga cara untuk mengukur stope :

Instrument dan pita ukur

Swing, string atau kompas gantung

Menghitung timber set

Pemilihan ini tergantung pada ukuran, bentuk, tidak tersusunnya serta urutan dari ore

body, demikian pula secara penambangannya juga mempengaruhi pemilihan ini.

Usedangkan luas dari seksi dapat dihitung dengan :

Planimeter

Membagi daerah tersebut ke dalam daerah yang luasnya dapat ditentukan.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 29

Page 30: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

Menimbang seksi-seksi itu.

Planimeter : sangat baik dan teliti jika dikerjakan dengan hati-hati.

Membagi daerah : cara ini dapat dilaksanakan bila tidak diperoleh planimeter.

Suatu square set dibuat pada tracing float atau dapat juga pada kertas putih (berat) dan

siku ini ditempatkan pada grib. Semua persegi tersebut dihitung, dan bagian yang

dikombinasikan memberikan luas seluruhnya bila diketahui luas daerah persegi itu

maka luas dari seluruh seksi itu dapat dihitung.

Menimbang bagian : dengan cara ini bagian ditambang, pada timbangan analitis

dengan pembacaan 0,001 gram, dan kertas yang kwalitasnya betul-betul baik. Bahan

kertas sebaiknya uniform. Satuan unit dari luas dipotong dan ditimbang sebagai

standart. Jika skala diambil 20 maka luasnya adalah 20 x 20 = 400 meter, kemudian

bagian lain dipotong dan ditimbang.

Ukuran Meredian

Untuk memindahkan koordinat yang besar dari permukaan tanah ke dalam tanah

(deep mining) merupakan salah satu pekerjaan yang terpenting dan yang tersukar yang

harus dilakukan oleh seorang sarjana tambang untuk mencapai operasi yang tepat.

Tidak hanya koordinat tersebut dipindahkan melalui drift, tetapi harus juga dilakukan

melalui raise dan shaft di bawah tanah ke elevasi yang lebih tinggi. Maksudnya posisi

(keadaan) yang relatif dari ore macam-macam level dapat diketahu dengan cepat.

Makin jauh dari itik permukaan makin besar ketelitian yhang harus diperhatikan. Jadi

ketelitian tergantung dari faktor jauh dekatnya tunnel yang diukur. Jadi masing-masing

pekerjaan terghantung teknik yang digunakan.

Cara untuk memindahkan meredian tergantung dari jalan masuk dari

penambangan tersebut. Jadi ada tiga cara untuk pengukuran meredian yaitu :

# Tunnel

# Inclined opening

# Critical opening : - one shaft

- Two shaft

TUNNNEL SURVEY

Untuk membahas cara ini perlu dibicarakan lebih lanjut pada bab tersendiri.Kalau

tunnel terlalu panjang, sampai 1.000 feet atau 3 kilometer panjangnya, maka diperlukan

pembacaan sudut dua kali.Koreksi pengukuran panjang harus diperhatikan, disebabkan

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 30

Page 31: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

oleh tegangan dan temperatur.Cara pengukuran tidak dapat dilakukan dengan bebrapa

cara.Satu menit instrument adalah sudah cukup meskipun harus diulangi lebih dari 1

kali, akan lebih teliti daripada menggunakan 30 menit instrument.

INCKINED OPENING

Banyak sekali operasi pertambangan dalam daerah yang miring bila suatu

inclined melebihi 500 instrument, dengan telescope yang tetap sukar digunakan.Sudut

vertikal tergantung dari jenis instrument, dan besarnya biasanya kurang dari 500.

Untuk daerah miring maka pengukur memerlukan suatu tambahan.Banyak jenis

instrument yang didapat dengan memakai cara optik tertentu yang dapat digunakan

sebagai teleskope tambahan.

Biasanya instrument ini kurang dipergunakan.Teleskope tambahan dapat dapat di

gunakan dalam dua cara, yaitu:

Sebagai side teleskope

Sebagai top teleskope

Pemilihan berdasarkan alasan mana yang terbaik.Sebelumnya pemilihan ini

tergantung pada faktor batuan (keadaan batuan).Biasanya kalau instrument digunakan

untuk mengontrol pembuatan suatu lubang yang miring (inclined opening), dimana

inclined merupakan faktor yang kedua, tetapi azimuth menjadi pengontrolan yang

kedua, sedangkan yang pertama, maka pemilihan pada side teleskope.

Disamping itu kalau pekerjaan untuk memindahkan meridian, bukan pekerjaan

sehari-hari, maka side teleskope adalah yang terbaik.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 31

Page 32: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 32

Page 33: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

KESIMPULAN

Pada dasarnya kegiatan pertambangan memerlukan perhitungan dalam proses

kerjanya, salah satu yang digunakan atau ilmu tentang pengukuran dalam petambangan yakni

Ilmu Ukur Tambang. Ilmu ukur tambang atau dapat disebut sebagai Underground Surveying

adalah suatu kegiatan kerja yang harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah

tanah (undergroung mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang :

4. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada

5. Gambaran lunbang-lubang tambang (peta tambang)

6. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope.

Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah kerja

tambang dengan batas daerah pertambangan, sehingga dapat diperoleh suatu keterangan

untuk menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk menghitung berapa besar material (ore)

yang telah digali dan kemungkinan berapa banyak ore yang akan digali, jugauntuk

memperoleh data dari daerah kerja tambang menurut grafik yang mungkin dibuat, apabila

diadakan suatu penambahan kerja yang effisien.

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 33

Page 34: FAHMI YAHYA TUGAS ILMU UKUR TAMBANG.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2012. Kuliah Ilmu Ukur Tambang.

http://rafiedbungsu.blogspot.com/2012/06/materi-kuliah-ilmu-ukur-tambang.html

Anonim., 2013. Ilmu Ukur Tambang. http://www.michanarchy.com/2013/04/ilmu-ukur-

tambang.html

Anonim., http://kiradminner.blogspot.com/

Muchlis, Ermanto., 2013. Ilmu Ukur Tambang.

http://ermantomuchlis.blogspot.com/2013/05/ilmu-ukur-tambang.html

ILMU UKUR TAMBANG FAHMI YAHYA DBD 111 0022 34