Page 1
KATION 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klasifikasi kation (ion logam) kedalam golongan-golongan
analitis.untuk tujuan untuk analisis kuantitatif sistemik kation-kation
diklasifikasikan dalam golongan nerdasarkan sifat-sifat kation itu
terhadap beberapa reagensia.dengan memakai apa yang disebut
reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada
tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah asam klorida,hidrogen sulfida,ammonium
sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida,sulfida,dan karbonat dari kation tersebut.
Identifikasi kation merupakan cara untuk menentukan suatu
unsur kation yang belum diketahui sebelumnya. Identifikasi kation
banyak digunakan terhadap terutama sampel yang berupa bahan
garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi
dan sebagainya. Dengan uji kation ini, bahan-bahan yang tidak
diketahui kandungannya menjadi dapat diketahui. Misalnya bahan-
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 2
KATION 2
bahan galian seperti logam, pasir besi dan sebaginya dapat diketahui
kandungannya sehingga dapat dimanfaatkan.
Dengan adanya suatu unsur berguna untuk memisahkan
bahan galian yang tercampur. Selain itu, dapat juga digunakan untuk
kasus-kasus keracunan logam berat, seperti Hg dan Pb. Identifikasi
kation banyak digunakan atau dilakukan, mengingat karena bahan-
bahan tersebut merupakan bagian bahan obat, bahan baku, dan
sedian obat. Namun, dapat juga sebagai pencemar yang perlu
diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.
B. Rumusan Masalah
1. Termasuk ke dalam golongan manakah sampel tersebut?
2. Jenis kation apakah yang terdapat dalam suatu sampel yang belum
diketahui?
C. Maksud Praktikum
Menujukkan adanya ion ion logam (kation) dan ion ion sisa
asam (anion ) dalam larutan dengan menggunakan pereaksi
pereaksi tertentu.
D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui golongan kation dan jenis kation yang ada
dalam suatu sampel.
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 3
KATION 3
2. Untuk mengetahui pereaksi spesifik untuk suatu jenis kation
tertentu.
E. Manfaat Percobaan
Dapat mengetahui dan mempelajari yang termaksud dalam
golongan golongan kation dengan menggunakan pereaksi pereaksi
tertentu.
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 4
KATION 4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teorim Umum
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation
tersebut.Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-
sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990)
Reaksi indentifikasi adalah suatu cara untuk mengenal
(menunujukkan) ion ion,baik kation maupun anion dalam larutan dengan
menggunakan pereaksi pereaksi tertentu.Setiap ion akan memberikan
hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion ion yang lain.
1. Reaksi indentifikasi untuk kation(ion logam) yaitu berupa ion
positif
2. Reaksi indentifikasi untuk anion (ion sisa asam)yaitu berupa
ion negative
Dalam analisa kualitatif ion logam (kation) digolongkan
dalam 5 golongan yaitu :
a. Kation golongan I yaitu : Ag +, Pb2+, Hg22
b. Kation golongan II yaitu : Hg 2+, Cu2+, Bi3+, Cd2+
c. Kation golongan III yaitu : IIIa = Fe 3+, Fe2+, Al3+, Cr3+
IIIb = Ni 2+,Co2+ , Zn2+,Mn2
d. Kation golongan IV yaitu : Ca2+, Sr2+, Ba2+
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 5
KATION 5
e. Kation golongan V yaitu : Na +, K+, Mg2+ ,NH4+
(Zinu anwar,2008)
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
1. Golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida
encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah
timbal, raksa, dan perak.
2. Golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide
dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk
dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga,
cadmium, bismuth, stibium, timah.
3. Golongan III: membentuk endapan dengan ammonium
sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain
nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
4. Golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium
karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana
netral atau sedikit asam.
5. Golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak
bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya.
Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain
magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen
(Vogel, 1990).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap
dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap
endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-
masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 6
KATION 6
saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang
berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi, 1993).
B. Uraian Bahan
1. Calsium (Ca2+)
a. Nama resmi : CALCII
b. Sinonim : Calcium
c. Pemerian : serbuk hablur putih,tidak berbau, tidak
berasasa.
d. Kelarutan : Larut dalam asam klorida pekat dan
asam aserium Hidroksida P, tetapi
hampir tidak larut dalam ammonia encer
P, dalam alarutan garam amonium dan
praktis tidak larut dala semua pelarut
diatas jika campuran diatas didihkan.
e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
f. Khasiat : Antasida, adstrigen
g. Kegunaan : Sebagai sampel
Bahan pereaksi
1. Amonium hidroksida (8,1126)
a. Nama resmi : Amonium Hydroksidum
b. Sinonim : Amonia
c. Rumus Kimia/BM : NH4OH/35
d. Pemerian : Larutan dengan bau
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 7
KATION 7
merangsang.
e. Kelarutan : Larut baik dalam air
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
g. Kegunaan : Sebagai pereaksi
h. Khasiat : Zat tambahan
2. Asam nitrat (8,1133)
a. Nama resmi : Acidum nitricum
b. Sinonim : Asam nitrat
c. Rumus Kimia/BM : HNO3/63,01
d. Pemerian : Cairan berasap sangat korosif,
bau khas sangat merangsang.
e. Kelarutan : Larut baik dalam air
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
g. Kegunaan : Sebagai pereaksi
h. Khasiat : Sebagai pupuk dan bahan
peledak
3. Asam klorida (8,53)
a. Nama resmi : Acidum hydrochloridum
b. Sinonim : Asam klorida
c. Rumus Kimia/BM : HCl/36,46
d. Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak
berbau
e. Kelarutan : Larut baik dalam air.
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 8
KATION 8
g. Kegunaan : Sebagai pereaksi
h. Khasiat : Sebagai zat tambahan
4. Asam sulfida (8,1160)
a. Nama resmi : Hidrogen sulfas
b. Sinonim : Hidrogen sulfida
c. Rumus Kimia/BM : H2S/34,08
d. Pemerian : Gas tidak berwarna, beracun,
lebih berat dariudara.
e. Kelarutan : Larut baik dalam air
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
g. Kegunaan : Sebagai pereaksi
h. Khasiat : Sebagai pereaksi, reagensia
analitik.
5. Aquades (8, 765)
a. Nama resmi : Aqua destillata
b. Sinonim : Air suling
c. Rumus Kimia/BM : H2O/18,02
d. Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak berasa
e. Kegunaan : Sebagai pelarut
f. Khasiat : Sebagai zat tambahan
6. Natrium asetat (8,1180)
a. Nama resmi : Natrii aceticum
b. Sinonim : Natrium asetat
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 9
KATION 9
c. Rumus Kimia/BM : CH3COONa/93,52
d. Pemerian : Serbuk atau massa puith
keabuan, higroskopik
e. Kelarutan : Larut baik dalam air
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
g. Kegunaan : Sebagai pereaksi
h. Khasiat : Sebagai zat tambahan
7. Natrium hidroksida (8,89)
a. Nama resmi : Natrii Hydroksidum
b. Sinonim : Soda api
c. Rumus Kimia/BM : NaOH/40,00
d. Pemerian : Putih, atau praktis putih, massa
melebur, berbentuk palet, serpihan atau
batangan, keras, rapuh, dan
menunjukkan pecahan hablur. Bila
dibiarkan diudara cepat meyerap CO2
atau lembab.
e. Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
g. Kegunaan : Sebagai pereaksi
h. Khasiat : Sebagai zat tambahan
8. Natrium Karbonat (8,1185)
a. Nama resmi : Natrii carbonas
b. Sinonim : Natrium karbonat
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 10
KATION 10
c. Rumus Kimia/BM : Na2CO3/105,89
d. Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna
e. Kelarutan : Larut baik dalam air
f. Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup
rapat dan bersuasana asam
g. Kegunaan : Sebagai pereaksi
h. Khasiat :Zat tambahan
II.3 Prosedur Kerja
Kalsium (Ca2+)
1. Pada larutan zat ditambahkan sejumlah sama volume larutan
(NH4)2CO3 terbentuk endapan putih
2. Pada penambahan kalium ikromat tidak terbentuk endapan
3. Pada tidakpenambahan calsium sulfat terbentuk endapan
putih.
4. Kemudian ditambahkan asam sulfat tlam erbentuk endapan
dan ditambahkan dengan HCl larut.
5. Dalam ujinyala terdapat warna merah kekuningan
Pemeriksaan pendahuluan untuk sampel larutan (7)
1. Amati warna, bau, dan segala sifat fisika yang khusus.
2. Uji reaksinya terhadap kertas lakmus atau kertas indikator dengan
jangka yang sempit yang sesuai.
a. Larutan adalah netral: tidak ada asam bebas, basa bebas
garam asam, dan garam-garam yang memberi reaksi asam
atau basa karena hidrolisis.
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 11
KATION 11
b. Larutan bereaksi basa: ini bisa disebabkan oleh hidroksida
logam alkali atau alkali tanah, oleh karbonat borat sulfida,
sianida, hipoklorit, silikat, garam-peroksi, dan peroksi logam
alkali, dsb.
c. Larutan bereaksi asam: ini bisa disebabkan oleh asam
bebas, garam asam, garam yang menghasilkan reaksi asam
karena hidrolisis, atau oleh larutan garam dalam asam.
3. Uapkan cairan dengan volume yang diketahui sampai kering di atas
penangas air; sewaktu-waktu cium dengan hati-hati uap yang
keluar. Jika tertinggal residu yang padat, selidiki seperti yang
diuraikan untuk zat-zat padat dan bukan logam. Jika tertinggal
cairan, uapkan dengan hati-hati di atas kasa kawat dalam lemari
asam; residu yang padat harus diselidiki seperti yang telah
disebutkan. Jika terjadi pengarangan berarti ada bahan-bahan
organik, dan harus dihilangkan sebelum menguji terhadap
golongan III A dalam analisis sistematika yang berikutnya. Jika tak
ada residu yang tertinggal, maka cairan terdiri dari beberapa zat
yang mudah menguap, yang mungkin adalah air atau air yang
mengandung gas-gas atau zat-zat tertentu yang mudah manguap,
seperti CO2, NH3, SO2, H2S, HCl, HBr, HI, H2O2, (NH4)2CO3, dsb.,
yang semuanya dapat dideteksi dengan mudah oleh uji-uji khusus.
Paling baik kita menetralkan larutan dengan natrium karbonat dan
menguji untuk radikal asam (anion).
4. Jika larutan bereaksi basa, harus dikerjakan uji-uji yang berikut :
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 12
KATION 12
a. Peroksida dan garam-garam perokso (mis. H2O2 dan NaBO3)
1) Panaskan sedikit larutan dengan beberapa tetes larutan
kobalt nitrat: diperoleh endapan hitam oksida kobalt
yang lebih tinggi (sulfida dan hipoklorit menggangu, tak
boleh ada).
2) Tambahkan sedikit larutan titanium (III) sulfat atau
klorida dan dengan hati-hati asamkan dengan asam
sulfat encer dingin, diperoleh pewarnaan kuning bila ada
hidrogen peroksida.
3) Tambahkan sedikit larutan besi (III) klorida dan kalium
heksasianoferat (III), endapan biru prusia.
b. hidroksida dan karbonat. Didihkan untuk menguraikan
hidrogen peroksida, bila ini ada. Tambahkan larutan barium
klorida dengan sedikit berlebihan, bila larutan bereaksi basa,
terdapat ion hidroksil. Saring endapan, dan selidiki terhadap
karbonat dengan asam encer.
5. Jika larutan yang asli bersifat asam, buatlah suatu volume tertentu
menjadi basa dengan larutan amonia dalam air sebelum
menguapkannya di atas penangas air. Ini akan mencegah
hilangnya asam-asam yang mudah menguap, seperti asam klorida
dan asam borat. Selidiki residu.
Prosedur dari Equilibrium
1. Tes untuk ion besi (III)
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 13
KATION 13
Tambahkan 2 ml NaOH 6 M pada larutan asam F2- yang
kemungkinan mengandung ion besi (III), Krom dan aluminium,
terbentuk endapan coklat kemerahan yang m,engidentifikasikan
keberadaan ion besi (III) meskipun warna ini akan mungkin
tertutupi jika ion krom juga ada. Tambahkan 1 ml larutan
peroksida 3%. Panaskan dan biarkan tetap panas untuk beberapa
menit, netralkan larutan dengan HCP 12 M lalu buat larutan alkali
dengan NaOH 6 M, tambahkan 5 tetes, panaskan, sentrifuge
larutan dan tuang cairan melalui filter, gunakan filtrat untuk tes
aluminium dan krom dan beri labelnya. Cuci endapan dengan 3 ml
air dan sentrifuge lagi, buang air cucian.Pada endapan tambahkan
1 ml HCl 3 M. sentrifuge larutan jika perlu, dan larutan ke dalam
tabung reaksi lainnya, encerkan dengan 1 ml air. Tambahkan 2
tetes KCNS 1 M. larutan merah menunjukkan adanya ion besi
(III) .merah muda terang yang mungkin muncul pada percobaan
ini mungkn adanya sedikit zat besi yang tidak murni pada larutan.
Tes ini yang sangat sensitif untuk ion besi (III),. Bandingkan tes ini
dengan larutan yang mudah diketahui mengandung besi (III) 0,01
M.
2. Tes untuk ion aluminium.
Larutkan F-3 mungkin mengandung AlO2- dan CrO2-. Dengan hati-
hati netralkan larutan dengan larutan HCl 1,2 M. buat larutan alkali
dengan amonia 6 M dan tambahkan 10 tetes dan panaskan.
Endapan putih gelatin menunjukan adanya ion aluminium dalam
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 14
KATION 14
larutan sampel. Jika larutan tidak berwarna kuning ion kromat
tidak ada. Saring (tanpa sentrifuge) larutan ini, meskipun akan
muncul endapan, filtratnya akan digunakan untuk tes kromium dan
beri label F-4. cuci filter dengan 1 ml air, buang air cucian. Cuci
lagi, pindahkan dan tambahkan larutan asam.Tambahkan 3 tetes
amonia 3 M tetesi alumnium reagen.Panaskan dan biarkan
selama 5 menit.Tambahkan pereaksi aluminiumkarbonat sampai
larutannya bersifat basa.Lalu tambah 5 tetes lagi. Endapan
flokulen merah dari Al(OH)3 dengan penyerapan warna
menunjukkan keberadaan ion aluminium dalam larutan uji. Jika
warna yang diperoleh tersebut pada tes aluminium tidak sama,
perbedaannya mungkin disebabkan karena adanya Fe(OH)3 dan
Cr(OH)3 dalam jumlah kecil yang mungkin secara tidak sengaja
juga terpengaruh. Jika masalahnya seperti ini, tambahkan 2 tetes
asam nitrat pekat pada endapan luminium, panaskan dan ulangi.
3. Tes untuk ion krom.
Larutan yang mungkin mengandung ion kromat (seharusnya
berwarna kuning) ditambahkan asam asetat 6 M tetes per tetes
sampai larutan menjadi asam.Tambahkan sedikit larutan PbCrO4-
menunjukkan keberadaan kromium dalam larutan.
4. Tes untuk ion Kobalt.
Pada larutan E-2 tambahkan larutan KNO2 6 M
secukupnya.Hangatkan dan biarkan beberapa menit (jika endapan
muncul ini mungkin KHSO4, karena konsentrasi tinggi dalam
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 15
KATION 15
medium).Endapan kuning dari K3Co(NO2)6 menunjukan adanya
ion kobalt. Jika endapan kuing muncul, tambahkan 3-5 tete KNO2
6 M dan panaskan lagi sebelum mencapai kesimpulan akhir.
5. Tes untuk ion Nikel
Pada larutan E-3 tambahkan amonia 6 M tetes demi tetes sampai
larutan menjadi basa.Tambahkan 4 tetes larutan dimetil glioksima
endapan merah dari nikel dimetilglioksima menunjukkan adanya
ion nikel.
6. Tes untuk ion Zink
Tambahkan 10 tetes solut amonia 3 M pada solut E-1 yang
mengandung ion zink, nikel, dan kobalt.Saturasikan larutan yang
dingin dengan H2S selama 1 menit. Hangatkan dengan api
tingkatkan suhu secara bertahap sampai hampir mendidh. Jika zink
ada, maka endapan putih atau abu-abu terang dari zink sulfida
akan muncul.
7. Tes untuk ion Mangan.
Pindahkan 5 tetes larutan F-1 yang mungkin mengandung ion
mangan ke kuali dan tambahkan 1 ml HNO3 6 M. sekarang
tambahkan sodium bismut. (dengan ujung spatula). Jika ion
mangan ada, warna ungu akan terbentuk sehubungan dengan ion
MnO4-.
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 16
KATION 16
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 17
KATION 17
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat
Adapaun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, batang pengaduk, bunsen,
gegep kayu, korek api, botol semprot, cawan porselin dan gelas arloji
B. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah HCl 2N,
Tioasetamid, KCN, Air suling, Larutan Ammonium karbonat
(NH4)2CO3, Larutan kalium bikromat K2CrO4, Larutan kalsium sulfat
CaSO4 jenuh, Larutan Asam sulfat H2SO4, Larutan Asam klorida HCl
dan Sampel “Mg IV”ex)
C. Cara Kerja
Cara-cara yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Siapkan 5 buah tabung reaksi, dibuatkan
larutan stok terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam tiap-tiap
tabung reaksi larutan stok yang telah dibuat. Diberikan label tiap-tiap
tabung berdasarkan pereaksi yang akan ditambahkan. Pada tabung
reaksi yang pertama tambahkan HCl berlebih amati perubahan yang
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 18
KATION 18
terjadi, pada tabung reaksi yang kedua tambahkan tioasetamidamati
perubahan yang terjadi kemudian panaskan, pada tabung reaksi yang
ketiga tambahkan NaOH jenuh amati perubahan yang terjadi dan
pada tabung reaksi yang keempat tambahkan NaOH 2Namati
perubahan yang terjadi. Setelah penambahan NaOH 2N, pada tabung
reaski yang sama tambahkan NH4OH berlebih, Lalu
tambahkan(NH4)2CO3. Catat semua hasil yang diperoleh
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 19
KATION 19
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. HASIL PRAKTIKUM
Tabel pengamatan :
NO PEREAKSI Ba Ca Sr
1. (NH4)2CO3 Putih Putih Putih
2. K2CrO4
+ dipanasklan
kuning
tetap Kuning
3. CaSO4 jenuh putih (cepat) putih
(lambat)
4. H2SO4
+HCl
Putih
Tetap
Putih
larut
Putih
Tetap
5. Uji nyala Warna hijau
kekuningan
Warna merah
kekuningan
Warna
merah
karmin
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 20
KATION 20
B. Pembahasan
Pada pengujian sampel kation yang diberikan pada praktikum
kali ini, pertama-tama sampel uji dimasukkan kedalam tabung reaksi
dengan menggunakan pipet tetes lalu dilarutkan dengan aquades
(sebagai stok). Kemudian sampel stok dipipet sedikit lalu dimasukkan ke
tabung reaksi yang baru lalu diuji dengan pereaksi kation golongan 1 yaitu
dengan HCl encer kemudian diamati berdasarkan tabel pembagian kation
apakah terjadi perubahan atau tidak ( bereaksi atau tidak ). Ternyata
setelah diamati tidak terjadi perubahan jadi dapat disimpulkan bahwa
sampel tersebut tidak termasuk dalam kation gilongan I. Kemudian
dilanjutkan dengan pereaksi kation golongan II, caranya yaitu pipet sedikit
sampel stok lalu masukkan kedalam tabung reaksi yang baru kemudian
tambahkan pereaksi kation golongan II yaitu H2S lalu amati perubahan
yang terjadi berdasarkan tabel pembagian kation. Setelah diamati ternyata
tidak ada perubahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel uji tersebut
tidak termasuk dalam kation golongan II. Lalu dilanjutkan dengan kation
golongan III, caranya pipet sampel uji dari sampel stok kedalam tabung
reaksi yang baru lalu tambahkan pereaksi golongan kation golongan III.
Namun kation golongan III terbagi atas kation golongan IIIA dan kation
golongan IIIB. Jadi dimulai dengan kation golongan IIIA dengan
ditambahkan pereaksi golongannya yaitu NaOH berlebih lalu diamati
berdasarkan tabel pembagian kation ternyata terjadi perubahan yaitu
endapan putih sampai coklat tetap namun perubahan yang ditunjukkan
tidak terdapat atau tidak sesuai dengan data pada tabel kation golongan
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 21
KATION 21
IIIA. Jadi kesimpulannya bahwa tidak termasuk pada golongan IIIA. lalu
dilanjutkan dengan pereaksi golongan IIIB pada tabung reaksi yang baru
yaitu dengan menambahkan NaOH 2N berlebih ternyata terjadi perubahan
yaitu endapan putih sampai coklat tetap dan sesuai dengan data tabel
pembagian kation yaitu merujuk kepada Mn2+. Jadi dapatlah diperkirakan
bahwa sampel tersebut termasuk dalam kation golongan IIIB yaitu Mn2+,
namun untuk lebih meyakinkan dilakukanlah uji spesifik dengan
menambahkan beberapa pereaksi yang lain yaitu pertama ditambahkan
NH4OH pada tabung reaksi yang sama hasilnya sesuai dengan tabel yaitu
menghasilkan endapan putih sampai coklat tetap. Untuk lebih meyakinkan
lagi diuji lagi dengan beberapa pereaksi yang berada pada jajaran Mn2+
pada golongan IIIB dan hasilnya sesuai tabel. Jadi dapatlah disimpulkan
bahwa sampel uji dengan inisial “MEX” yang diberikan adalah Mn2+.
\
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220
Page 22
KATION 22
BAB VI
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Hasil yang diperolen pada percobaan ini dengan
menggunakan sampel yang diberi nama ”Mg IV” ternyata
adalah Mg2+.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum analisis kation
lakukanlah dengan sejelih dan seteliti mungking dan sesuai
dengan literatur agar tidak salah dalam mengidentifikasi
suatu unsur kation.
NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220