Top Banner
KATION 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi kation (ion logam) kedalam golongan-golongan analitis.untuk tujuan untuk analisis kuantitatif sistemik kation-kation diklasifikasikan dalam golongan nerdasarkan sifat- sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,hidrogen sulfida,ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia- reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. NURUL IZZA NURSAM IBNU 150 2010 220
31

fahmi KAF.docx

Aug 14, 2015

Download

Documents

Uvha Rizvha

iiiiiiiiiiii
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: fahmi KAF.docx

KATION 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Klasifikasi kation (ion logam) kedalam golongan-golongan

analitis.untuk tujuan untuk analisis kuantitatif sistemik kation-kation

diklasifikasikan dalam golongan nerdasarkan sifat-sifat kation itu

terhadap beberapa reagensia.dengan memakai apa yang disebut

reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada

tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan

golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation

yang paling umum adalah asam klorida,hidrogen sulfida,ammonium

sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas

apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan

membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa

klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan

kelarutan dari klorida,sulfida,dan karbonat dari kation tersebut.

Identifikasi kation merupakan cara untuk menentukan suatu

unsur kation yang belum diketahui sebelumnya. Identifikasi kation

banyak digunakan terhadap terutama sampel yang berupa bahan

garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi

dan sebagainya. Dengan uji kation ini, bahan-bahan yang tidak

diketahui kandungannya menjadi dapat diketahui. Misalnya bahan-

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 2: fahmi KAF.docx

KATION 2

bahan galian seperti logam, pasir besi dan sebaginya dapat diketahui

kandungannya sehingga dapat dimanfaatkan.

Dengan adanya suatu unsur berguna untuk memisahkan

bahan galian yang tercampur. Selain itu, dapat juga digunakan untuk

kasus-kasus keracunan logam berat, seperti Hg dan Pb. Identifikasi

kation banyak digunakan atau dilakukan, mengingat karena bahan-

bahan tersebut merupakan bagian bahan obat, bahan baku, dan

sedian obat. Namun, dapat juga sebagai pencemar yang perlu

diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.

B. Rumusan Masalah

1. Termasuk ke dalam golongan manakah sampel tersebut?

2. Jenis kation apakah yang terdapat dalam suatu sampel yang belum

diketahui?

C. Maksud Praktikum

Menujukkan adanya ion ion logam (kation) dan ion ion sisa

asam (anion ) dalam larutan dengan menggunakan pereaksi

pereaksi tertentu.

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui golongan kation dan jenis kation yang ada

dalam suatu sampel.

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 3: fahmi KAF.docx

KATION 3

2. Untuk mengetahui pereaksi spesifik untuk suatu jenis kation

tertentu.

E. Manfaat Percobaan

Dapat mengetahui dan mempelajari yang termaksud dalam

golongan golongan kation dengan menggunakan pereaksi pereaksi

tertentu.

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 4: fahmi KAF.docx

KATION 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teorim Umum

Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada

perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation

tersebut.Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-

sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990)

Reaksi indentifikasi adalah suatu cara untuk mengenal

(menunujukkan) ion ion,baik kation maupun anion dalam larutan dengan

menggunakan pereaksi pereaksi tertentu.Setiap ion akan memberikan

hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion ion yang lain.

1. Reaksi indentifikasi untuk kation(ion logam) yaitu berupa ion

positif

2. Reaksi indentifikasi untuk anion (ion sisa asam)yaitu berupa

ion negative

Dalam analisa kualitatif ion logam (kation) digolongkan

dalam 5 golongan yaitu :

a. Kation golongan I yaitu : Ag +, Pb2+, Hg22

b. Kation golongan II yaitu : Hg 2+, Cu2+, Bi3+, Cd2+

c. Kation golongan III yaitu : IIIa = Fe 3+, Fe2+, Al3+, Cr3+

IIIb = Ni 2+,Co2+ , Zn2+,Mn2

d. Kation golongan IV yaitu : Ca2+, Sr2+, Ba2+

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 5: fahmi KAF.docx

KATION 5

e. Kation golongan V yaitu : Na +, K+, Mg2+ ,NH4+

(Zinu anwar,2008)

Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:

1. Golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida

encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah

timbal, raksa, dan perak.

2. Golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide

dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk

dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga,

cadmium, bismuth, stibium, timah.

3. Golongan III: membentuk endapan dengan ammonium

sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain

nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.

4. Golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium

karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana

netral atau sedikit asam.

5. Golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak

bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya.

Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain

magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen

(Vogel, 1990).

Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap

dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap

endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-

masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 6: fahmi KAF.docx

KATION 6

saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang

berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi, 1993).

B. Uraian Bahan

1. Calsium (Ca2+)

a. Nama resmi : CALCII

b. Sinonim : Calcium

c. Pemerian : serbuk hablur putih,tidak berbau, tidak

berasasa.

d. Kelarutan : Larut dalam asam klorida pekat dan

asam aserium Hidroksida P, tetapi

hampir tidak larut dalam ammonia encer

P, dalam alarutan garam amonium dan

praktis tidak larut dala semua pelarut

diatas jika campuran diatas didihkan.

e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

f. Khasiat : Antasida, adstrigen

g. Kegunaan : Sebagai sampel

Bahan pereaksi

1. Amonium hidroksida (8,1126)

a. Nama resmi : Amonium Hydroksidum

b. Sinonim : Amonia

c. Rumus Kimia/BM : NH4OH/35

d. Pemerian : Larutan dengan bau

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 7: fahmi KAF.docx

KATION 7

merangsang.

e. Kelarutan : Larut baik dalam air

f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

g. Kegunaan : Sebagai pereaksi

h. Khasiat : Zat tambahan

2. Asam nitrat (8,1133)

a. Nama resmi : Acidum nitricum

b. Sinonim : Asam nitrat

c. Rumus Kimia/BM : HNO3/63,01

d. Pemerian : Cairan berasap sangat korosif,

bau khas sangat merangsang.

e. Kelarutan : Larut baik dalam air

f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

g. Kegunaan : Sebagai pereaksi

h. Khasiat : Sebagai pupuk dan bahan

peledak

3. Asam klorida (8,53)

a. Nama resmi : Acidum hydrochloridum

b. Sinonim : Asam klorida

c. Rumus Kimia/BM : HCl/36,46

d. Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak

berbau

e. Kelarutan : Larut baik dalam air.

f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 8: fahmi KAF.docx

KATION 8

g. Kegunaan : Sebagai pereaksi

h. Khasiat : Sebagai zat tambahan

4. Asam sulfida (8,1160)

a. Nama resmi : Hidrogen sulfas

b. Sinonim : Hidrogen sulfida

c. Rumus Kimia/BM : H2S/34,08

d. Pemerian : Gas tidak berwarna, beracun,

lebih berat dariudara.

e. Kelarutan : Larut baik dalam air

f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

g. Kegunaan : Sebagai pereaksi

h. Khasiat : Sebagai pereaksi, reagensia

analitik.

5. Aquades (8, 765)

a. Nama resmi : Aqua destillata

b. Sinonim : Air suling

c. Rumus Kimia/BM : H2O/18,02

d. Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak

berwarna, tidak berasa

e. Kegunaan : Sebagai pelarut

f. Khasiat : Sebagai zat tambahan

6. Natrium asetat (8,1180)

a. Nama resmi : Natrii aceticum

b. Sinonim : Natrium asetat

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 9: fahmi KAF.docx

KATION 9

c. Rumus Kimia/BM : CH3COONa/93,52

d. Pemerian : Serbuk atau massa puith

keabuan, higroskopik

e. Kelarutan : Larut baik dalam air

f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

g. Kegunaan : Sebagai pereaksi

h. Khasiat : Sebagai zat tambahan

7. Natrium hidroksida (8,89)

a. Nama resmi : Natrii Hydroksidum

b. Sinonim : Soda api

c. Rumus Kimia/BM : NaOH/40,00

d. Pemerian : Putih, atau praktis putih, massa

melebur, berbentuk palet, serpihan atau

batangan, keras, rapuh, dan

menunjukkan pecahan hablur. Bila

dibiarkan diudara cepat meyerap CO2

atau lembab.

e. Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol

f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

g. Kegunaan : Sebagai pereaksi

h. Khasiat : Sebagai zat tambahan

8. Natrium Karbonat (8,1185)

a. Nama resmi : Natrii carbonas

b. Sinonim : Natrium karbonat

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 10: fahmi KAF.docx

KATION 10

c. Rumus Kimia/BM : Na2CO3/105,89

d. Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna

e. Kelarutan : Larut baik dalam air

f. Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup

rapat dan bersuasana asam

g. Kegunaan : Sebagai pereaksi

h. Khasiat :Zat tambahan

II.3 Prosedur Kerja

Kalsium (Ca2+)

1. Pada larutan zat ditambahkan sejumlah sama volume larutan

(NH4)2CO3 terbentuk endapan putih

2. Pada penambahan kalium ikromat tidak terbentuk endapan

3. Pada tidakpenambahan calsium sulfat terbentuk endapan

putih.

4. Kemudian ditambahkan asam sulfat tlam erbentuk endapan

dan ditambahkan dengan HCl larut.

5. Dalam ujinyala terdapat warna merah kekuningan

Pemeriksaan pendahuluan untuk sampel larutan (7)

1. Amati warna, bau, dan segala sifat fisika yang khusus.

2. Uji reaksinya terhadap kertas lakmus atau kertas indikator dengan

jangka yang sempit yang sesuai.

a. Larutan adalah netral: tidak ada asam bebas, basa bebas

garam asam, dan garam-garam yang memberi reaksi asam

atau basa karena hidrolisis.

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 11: fahmi KAF.docx

KATION 11

b. Larutan bereaksi basa: ini bisa disebabkan oleh hidroksida

logam alkali atau alkali tanah, oleh karbonat borat sulfida,

sianida, hipoklorit, silikat, garam-peroksi, dan peroksi logam

alkali, dsb.

c. Larutan bereaksi asam: ini bisa disebabkan oleh asam

bebas, garam asam, garam yang menghasilkan reaksi asam

karena hidrolisis, atau oleh larutan garam dalam asam.

3. Uapkan cairan dengan volume yang diketahui sampai kering di atas

penangas air; sewaktu-waktu cium dengan hati-hati uap yang

keluar. Jika tertinggal residu yang padat, selidiki seperti yang

diuraikan untuk zat-zat padat dan bukan logam. Jika tertinggal

cairan, uapkan dengan hati-hati di atas kasa kawat dalam lemari

asam; residu yang padat harus diselidiki seperti yang telah

disebutkan. Jika terjadi pengarangan berarti ada bahan-bahan

organik, dan harus dihilangkan sebelum menguji terhadap

golongan III A dalam analisis sistematika yang berikutnya. Jika tak

ada residu yang tertinggal, maka cairan terdiri dari beberapa zat

yang mudah menguap, yang mungkin adalah air atau air yang

mengandung gas-gas atau zat-zat tertentu yang mudah manguap,

seperti CO2, NH3, SO2, H2S, HCl, HBr, HI, H2O2, (NH4)2CO3, dsb.,

yang semuanya dapat dideteksi dengan mudah oleh uji-uji khusus.

Paling baik kita menetralkan larutan dengan natrium karbonat dan

menguji untuk radikal asam (anion).

4. Jika larutan bereaksi basa, harus dikerjakan uji-uji yang berikut :

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 12: fahmi KAF.docx

KATION 12

a. Peroksida dan garam-garam perokso (mis. H2O2 dan NaBO3)

1) Panaskan sedikit larutan dengan beberapa tetes larutan

kobalt nitrat: diperoleh endapan hitam oksida kobalt

yang lebih tinggi (sulfida dan hipoklorit menggangu, tak

boleh ada).

2) Tambahkan sedikit larutan titanium (III) sulfat atau

klorida dan dengan hati-hati asamkan dengan asam

sulfat encer dingin, diperoleh pewarnaan kuning bila ada

hidrogen peroksida.

3) Tambahkan sedikit larutan besi (III) klorida dan kalium

heksasianoferat (III), endapan biru prusia.

b. hidroksida dan karbonat. Didihkan untuk menguraikan

hidrogen peroksida, bila ini ada. Tambahkan larutan barium

klorida dengan sedikit berlebihan, bila larutan bereaksi basa,

terdapat ion hidroksil. Saring endapan, dan selidiki terhadap

karbonat dengan asam encer.

5. Jika larutan yang asli bersifat asam, buatlah suatu volume tertentu

menjadi basa dengan larutan amonia dalam air sebelum

menguapkannya di atas penangas air. Ini akan mencegah

hilangnya asam-asam yang mudah menguap, seperti asam klorida

dan asam borat. Selidiki residu.

Prosedur dari Equilibrium

1. Tes untuk ion besi (III)

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 13: fahmi KAF.docx

KATION 13

Tambahkan 2 ml NaOH 6 M pada larutan asam F2- yang

kemungkinan mengandung ion besi (III), Krom dan aluminium,

terbentuk endapan coklat kemerahan yang m,engidentifikasikan

keberadaan ion besi (III) meskipun warna ini akan mungkin

tertutupi jika ion krom juga ada. Tambahkan 1 ml larutan

peroksida 3%. Panaskan dan biarkan tetap panas untuk beberapa

menit, netralkan larutan dengan HCP 12 M lalu buat larutan alkali

dengan NaOH 6 M, tambahkan 5 tetes, panaskan, sentrifuge

larutan dan tuang cairan melalui filter, gunakan filtrat untuk tes

aluminium dan krom dan beri labelnya. Cuci endapan dengan 3 ml

air dan sentrifuge lagi, buang air cucian.Pada endapan tambahkan

1 ml HCl 3 M. sentrifuge larutan jika perlu, dan larutan ke dalam

tabung reaksi lainnya, encerkan dengan 1 ml air. Tambahkan 2

tetes KCNS 1 M. larutan merah menunjukkan adanya ion besi

(III) .merah muda terang yang mungkin muncul pada percobaan

ini mungkn adanya sedikit zat besi yang tidak murni pada larutan.

Tes ini yang sangat sensitif untuk ion besi (III),. Bandingkan tes ini

dengan larutan yang mudah diketahui mengandung besi (III) 0,01

M.

2. Tes untuk ion aluminium.

Larutkan F-3 mungkin mengandung AlO2- dan CrO2-. Dengan hati-

hati netralkan larutan dengan larutan HCl 1,2 M. buat larutan alkali

dengan amonia 6 M dan tambahkan 10 tetes dan panaskan.

Endapan putih gelatin menunjukan adanya ion aluminium dalam

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 14: fahmi KAF.docx

KATION 14

larutan sampel. Jika larutan tidak berwarna kuning ion kromat

tidak ada. Saring (tanpa sentrifuge) larutan ini, meskipun akan

muncul endapan, filtratnya akan digunakan untuk tes kromium dan

beri label F-4. cuci filter dengan 1 ml air, buang air cucian. Cuci

lagi, pindahkan dan tambahkan larutan asam.Tambahkan 3 tetes

amonia 3 M tetesi alumnium reagen.Panaskan dan biarkan

selama 5 menit.Tambahkan pereaksi aluminiumkarbonat sampai

larutannya bersifat basa.Lalu tambah 5 tetes lagi. Endapan

flokulen merah dari Al(OH)3 dengan penyerapan warna

menunjukkan keberadaan ion aluminium dalam larutan uji. Jika

warna yang diperoleh tersebut pada tes aluminium tidak sama,

perbedaannya mungkin disebabkan karena adanya Fe(OH)3 dan

Cr(OH)3 dalam jumlah kecil yang mungkin secara tidak sengaja

juga terpengaruh. Jika masalahnya seperti ini, tambahkan 2 tetes

asam nitrat pekat pada endapan luminium, panaskan dan ulangi.

3. Tes untuk ion krom.

Larutan yang mungkin mengandung ion kromat (seharusnya

berwarna kuning) ditambahkan asam asetat 6 M tetes per tetes

sampai larutan menjadi asam.Tambahkan sedikit larutan PbCrO4-

menunjukkan keberadaan kromium dalam larutan.

4. Tes untuk ion Kobalt.

Pada larutan E-2 tambahkan larutan KNO2 6 M

secukupnya.Hangatkan dan biarkan beberapa menit (jika endapan

muncul ini mungkin KHSO4, karena konsentrasi tinggi dalam

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 15: fahmi KAF.docx

KATION 15

medium).Endapan kuning dari K3Co(NO2)6 menunjukan adanya

ion kobalt. Jika endapan kuing muncul, tambahkan 3-5 tete KNO2

6 M dan panaskan lagi sebelum mencapai kesimpulan akhir.

5. Tes untuk ion Nikel

Pada larutan E-3 tambahkan amonia 6 M tetes demi tetes sampai

larutan menjadi basa.Tambahkan 4 tetes larutan dimetil glioksima

endapan merah dari nikel dimetilglioksima menunjukkan adanya

ion nikel.

6. Tes untuk ion Zink

Tambahkan 10 tetes solut amonia 3 M pada solut E-1 yang

mengandung ion zink, nikel, dan kobalt.Saturasikan larutan yang

dingin dengan H2S selama 1 menit. Hangatkan dengan api

tingkatkan suhu secara bertahap sampai hampir mendidh. Jika zink

ada, maka endapan putih atau abu-abu terang dari zink sulfida

akan muncul.

7. Tes untuk ion Mangan.

Pindahkan 5 tetes larutan F-1 yang mungkin mengandung ion

mangan ke kuali dan tambahkan 1 ml HNO3 6 M. sekarang

tambahkan sodium bismut. (dengan ujung spatula). Jika ion

mangan ada, warna ungu akan terbentuk sehubungan dengan ion

MnO4-.

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 16: fahmi KAF.docx

KATION 16

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 17: fahmi KAF.docx

KATION 17

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat

Adapaun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, batang pengaduk, bunsen,

gegep kayu, korek api, botol semprot, cawan porselin dan gelas arloji

B. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah HCl 2N,

Tioasetamid, KCN, Air suling, Larutan Ammonium karbonat

(NH4)2CO3, Larutan kalium bikromat K2CrO4, Larutan kalsium sulfat

CaSO4 jenuh, Larutan Asam sulfat H2SO4, Larutan Asam klorida HCl

dan Sampel “Mg IV”ex)

C. Cara Kerja

Cara-cara yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan. Siapkan 5 buah tabung reaksi, dibuatkan

larutan stok terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam tiap-tiap

tabung reaksi larutan stok yang telah dibuat. Diberikan label tiap-tiap

tabung berdasarkan pereaksi yang akan ditambahkan. Pada tabung

reaksi yang pertama tambahkan HCl berlebih amati perubahan yang

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 18: fahmi KAF.docx

KATION 18

terjadi, pada tabung reaksi yang kedua tambahkan tioasetamidamati

perubahan yang terjadi kemudian panaskan, pada tabung reaksi yang

ketiga tambahkan NaOH jenuh amati perubahan yang terjadi dan

pada tabung reaksi yang keempat tambahkan NaOH 2Namati

perubahan yang terjadi. Setelah penambahan NaOH 2N, pada tabung

reaski yang sama tambahkan NH4OH berlebih, Lalu

tambahkan(NH4)2CO3. Catat semua hasil yang diperoleh

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 19: fahmi KAF.docx

KATION 19

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. HASIL PRAKTIKUM

Tabel pengamatan :

NO PEREAKSI Ba Ca Sr

1. (NH4)2CO3 Putih Putih Putih

2. K2CrO4

+ dipanasklan

kuning

tetap Kuning

3. CaSO4 jenuh putih (cepat) putih

(lambat)

4. H2SO4

+HCl

Putih

Tetap

Putih

larut

Putih

Tetap

5. Uji nyala Warna hijau

kekuningan

Warna merah

kekuningan

Warna

merah

karmin

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 20: fahmi KAF.docx

KATION 20

B. Pembahasan

Pada pengujian sampel kation yang diberikan pada praktikum

kali ini, pertama-tama sampel uji dimasukkan kedalam tabung reaksi

dengan menggunakan pipet tetes lalu dilarutkan dengan aquades

(sebagai stok). Kemudian sampel stok dipipet sedikit lalu dimasukkan ke

tabung reaksi yang baru lalu diuji dengan pereaksi kation golongan 1 yaitu

dengan HCl encer kemudian diamati berdasarkan tabel pembagian kation

apakah terjadi perubahan atau tidak ( bereaksi atau tidak ). Ternyata

setelah diamati tidak terjadi perubahan jadi dapat disimpulkan bahwa

sampel tersebut tidak termasuk dalam kation gilongan I. Kemudian

dilanjutkan dengan pereaksi kation golongan II, caranya yaitu pipet sedikit

sampel stok lalu masukkan kedalam tabung reaksi yang baru kemudian

tambahkan pereaksi kation golongan II yaitu H2S lalu amati perubahan

yang terjadi berdasarkan tabel pembagian kation. Setelah diamati ternyata

tidak ada perubahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel uji tersebut

tidak termasuk dalam kation golongan II. Lalu dilanjutkan dengan kation

golongan III, caranya pipet sampel uji dari sampel stok kedalam tabung

reaksi yang baru lalu tambahkan pereaksi golongan kation golongan III.

Namun kation golongan III terbagi atas kation golongan IIIA dan kation

golongan IIIB. Jadi dimulai dengan kation golongan IIIA dengan

ditambahkan pereaksi golongannya yaitu NaOH berlebih lalu diamati

berdasarkan tabel pembagian kation ternyata terjadi perubahan yaitu

endapan putih sampai coklat tetap namun perubahan yang ditunjukkan

tidak terdapat atau tidak sesuai dengan data pada tabel kation golongan

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 21: fahmi KAF.docx

KATION 21

IIIA. Jadi kesimpulannya bahwa tidak termasuk pada golongan IIIA. lalu

dilanjutkan dengan pereaksi golongan IIIB pada tabung reaksi yang baru

yaitu dengan menambahkan NaOH 2N berlebih ternyata terjadi perubahan

yaitu endapan putih sampai coklat tetap dan sesuai dengan data tabel

pembagian kation yaitu merujuk kepada Mn2+. Jadi dapatlah diperkirakan

bahwa sampel tersebut termasuk dalam kation golongan IIIB yaitu Mn2+,

namun untuk lebih meyakinkan dilakukanlah uji spesifik dengan

menambahkan beberapa pereaksi yang lain yaitu pertama ditambahkan

NH4OH pada tabung reaksi yang sama hasilnya sesuai dengan tabel yaitu

menghasilkan endapan putih sampai coklat tetap. Untuk lebih meyakinkan

lagi diuji lagi dengan beberapa pereaksi yang berada pada jajaran Mn2+

pada golongan IIIB dan hasilnya sesuai tabel. Jadi dapatlah disimpulkan

bahwa sampel uji dengan inisial “MEX” yang diberikan adalah Mn2+.

\

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220

Page 22: fahmi KAF.docx

KATION 22

BAB VI

KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

Hasil yang diperolen pada percobaan ini dengan

menggunakan sampel yang diberi nama ”Mg IV” ternyata

adalah Mg2+.

B. Saran

Dalam melakukan praktikum analisis kation

lakukanlah dengan sejelih dan seteliti mungking dan sesuai

dengan literatur agar tidak salah dalam mengidentifikasi

suatu unsur kation.

NURUL IZZA NURSAM IBNU150 2010 220