Top Banner
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Salah satu masalah utama kesehatan pada negara berkembang adalah masalah gizi. Tingginya angka kematian ibu, bayi, dan anak Balita di Indonesia merupakan bukti masalah gizi di Indonesia. 1 Masalah gizi di Indonesia secara tidak langsung mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia, Indonesia menduduki tempat ke 124 dari 187 negara. Masalah gizi perlu diperhatikan karena mempengaruhi 3 sasaran besar Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. 1,2 Menurut Riskesdas, berdasarkan garis pertumbuhan KMS pada tahun 2013, terdapat 19,6% Balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% Balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi kurang. Sebesar 4,5% Balita dengan gizi lebih, dan sisanya 75,9% tumbuh mengikuti garis pertumbuhan normal. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %), prevalensi kekurangan gizi pada Balita tahun 2013 terlihat meningkat. 1,3 Pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang berusia < 6 bulan di dunia dilaporkan jumlahnya masih kurang dari 40%. Di Indonesia sendiri angka pemberian ASI eksklusif berdasarkan analisis data oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 1
68

Evprog UPGM Jawa Barat

Jan 12, 2016

Download

Documents

Henry Rein

evaluasi program gizi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Evprog UPGM Jawa Barat

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Salah satu masalah utama kesehatan pada negara berkembang adalah masalah gizi.

Tingginya angka kematian ibu, bayi, dan anak Balita di Indonesia merupakan bukti masalah

gizi di Indonesia.1 Masalah gizi di Indonesia secara tidak langsung mempengaruhi Indeks

Pembangunan Manusia, Indonesia menduduki tempat ke 124 dari 187 negara. Masalah gizi

perlu diperhatikan karena mempengaruhi 3 sasaran besar Millenium Development Goals

(MDGs) yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, menurunkan angka kematian

anak dan meningkatkan kesehatan ibu.1,2

Menurut Riskesdas, berdasarkan garis pertumbuhan KMS pada tahun 2013, terdapat

19,6% Balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% Balita dengan gizi buruk dan 13,9%

berstatus gizi kurang. Sebesar 4,5% Balita dengan gizi lebih, dan sisanya 75,9% tumbuh

mengikuti garis pertumbuhan normal. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional

tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %), prevalensi kekurangan gizi pada Balita tahun

2013 terlihat meningkat.1,3

Pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang berusia < 6 bulan di dunia dilaporkan

jumlahnya masih kurang dari 40%. Di Indonesia sendiri angka pemberian ASI eksklusif

berdasarkan analisis data oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, bayi yang

diberikan hanya ASI saja dalam 24 jam terakhir sampai umur 6 bulan sebanyak 30,2 %

(2013).1,4 Di Jawa Barat sendiri presentasi pemberian ASI eksklusif sebesar 33,65%.5

Anak memerlukan vitamin A untuk membantu melawan penyakit, melindungi

penglihatan mereka, serta mengurangi risiko meninggal. Anak yang kekurangan vitamin A

kurang mampu melawan berbagai potensi penyakit yang fatal dan berisiko rabun senja. Oleh

karena itu dilakukan pemberian kapsul vitamin A dalam rangka mencegah dan menurunkan

prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Cakupan yang tinggi dari pemberian

kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada

masyarakat. Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan dosis

100.000 SI, anak Balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan

1

Page 2: Evprog UPGM Jawa Barat

kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup

melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara serentak setiap bulan Februari

dan Agustus pada Balita usia 6-59 bulan. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita

usia 6-59 bulan di Indonesia tahun 2013 mencapai 83,9%.1,6

Sejak lahir sampai dengan usia lima tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur

untuk mengetahui pertumbuhannya. Cara ini dapat membantu untuk mengetahui lebih awal

tentang gangguan pertumbuhan, sehingga segera dapat diambil tindakan tepat secepat

mungkin. Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) di Indonesia pada tahun 2012

sebesar 75,1%, dimana target yang ingin dicapai sebanyak 80%.1,7

Pemberian 90 tablet Fe untuk mencegah anemia pada ibu hamil di Jawa Barat pada

tahun 2013 sebesar 87,3%.1,5 Target yang ditetapkan dalam pedoman kerja puskesmas adalah

sebesar 90%. Prevalensi anemia yang tinggi dapat mempengaruhi angka kematian ibu dan

angka kematian bayi.7

1.2 Rumusan Masalah

1. Menurut Riskesdas, berdasarkan garis pertumbuhan KMS pada tahun 2013, terdapat

19,6% Balita kekurangan gizi.

2. Di Indonesia angka pemberian ASI eksklusif pada tahun 2013 sebanyak 30,2 %. Di

Jawa Barat sendiri presentasi pemberian ASI eksklusif sebesar 33,65%.

3. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita usia 6-59 bulan di Indonesia tahun

2013 sebesar 83,9%.

4. Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) di Indonesia pada tahun 2012

sebesar 75,1%, dimana target yang ingin dicapai sebanyak 80%.

5. Pemberian 90 tablet Fe di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 87,3%. Target yang

ditetapkan dalam pedoman kerja puskesmas adalah sebesar 90%.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui keberhasilan program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di

Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai Juni 2015 dengan pendekatan sistem.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya cakupan keluarga sadar gizi di Puskesmas Rengasdengklok periode Juli

2014 sampai dengan Juni 2015.

2

Page 3: Evprog UPGM Jawa Barat

2. Diketahuinya cakupan Balita ditimbang (D/S) di Puskesmas Rengasdengklok periode

Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

3. Diketahuinya cakupan distribusi kapsul Vitamin A pada bayi, anak Balita dan ibu

nifas di Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

4. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas

Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

5. Diketahuinya cakupan distribusi MP-ASI Baduta gakin di Puskesmas

Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

6. Diketahuinya cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan di Puskesmas

Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.

7. Diketahuinya cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok

periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator

1. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam merencanakan suatu program, khususnya

program kesehatan.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang

haarus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain,

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

4. Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

5. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

1. Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi

2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi

1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program perbaikan gizi di

Puskesmas dan pemecahan masalahnya.

2. Memperoleh masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

3

Page 4: Evprog UPGM Jawa Barat

1.4.4 Bagi Masyarakat

1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Rengasdengklok.

2. Mendapatkan pelayanan gizi yang lebih baik dari puskesmas.

3. Memperoleh pembinaan mengenai program perbaikan gizi sehingga meningkatkan

peran serta masyarakat untuk lebih memperhatikan status gizi keluarganya.

1.5 Sasaran

Keluarga khususnya bayi, anak Balita, ibu hamil (Bumil), ibu Nifas, ibu menyusui

(Buteki), dan wanita usia subur (WUS) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok,

Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada periode Juli 2014 sampai Juni 2015.

4

Page 5: Evprog UPGM Jawa Barat

Bab II

Materi dan Metode

2.1. Materi

Data dari laporan bulanan kegiatan perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Rengasdengklok

periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015:

a. Cakupan keluarga sadar gizi (Kadarzi)

b. Cakupan Balita ditimbang (D/S)

c. Cakupan distribusi kapsul vitamin A 100.000 IU pada bayi (6-11 bulan),

200.000 IU pada anak Balita (12-59 bulan) dan 200.000 IU pada ibu Nifas

d. Cakupan distribusi tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil

e. Cakupan distribusi MP-ASI Gakin

f. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan

g. Cakupan ASI eksklusif

2.2. Metode

Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data, analisis data dan

pengolahan data sehingga dapat diinterpretasi untuk menjawab permasalahan yang ada pada

pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat, baik yang terjadi di awal, ditengah program

maupun diakhir program sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap seluruh kegiatan

program apakah cakupan dapat dicapai sesuai tolok ukur atau tidak dan berusaha menemukan

penyebab masalah dengan pendekatan sistem.

5

Page 6: Evprog UPGM Jawa Barat

MASUKAN(I)

PROSES(II)

KELUARAN(III)

DAMPAK(V)

UMPAN BALIK(IV)

LINGKUNGAN(VI)

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 KerangkaTeoritis

Bagan diatas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah gabungan dari

elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi

sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah

ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan dalam enam unsur, yakni:

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut dan terdiri dari unsur

tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metode (method).

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan

dan terdiri dari unsur perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan

(actuating) dan pengawasan (controlling).

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan

keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

6. Lingkungan (environment) adalah segala sesuatu di luar sistem yang tidak dikelola

oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan

fisik dan non fisik.

6

Page 7: Evprog UPGM Jawa Barat

3.2 Tolok Ukur Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik,

dampak dan lingkungan, digunakan sebagai pembanding atau tolok ukur yang harus dicapai

dalam program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

7

Page 8: Evprog UPGM Jawa Barat

Bab IV

Penyajian Data

4.1 Sumber Data:

Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari:

1. Laporan bulanan program gizi Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai

dengan Juni 2015.

2. Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas(PKP) Rengasdengklok periode 2014 hingga

Juni 2015.

3. Rekapitulasi Laporan Program Gizi Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014

sampai Desember 2014.

4. Data demografi Puskesmas Rengasdengklok tahun 2014 sampai dengan 2015.

4.2 Data Umum

4.2.1 Data Wilayah Geografi

1. Lokasi Puskesmas

Lokasi gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Jalan Tugu Proklamasi

RT 022/ RW 012, Rengasdengklok, Karawang

2. Luas wilayah kerja

Puskesmas Rengasdengklok memiliki wilayah kerja 6 desa terdiri dari 32 dusun

157 RT dengan luas wilayah ± 1.575 Ha, terdiri dari tanah darat dengan luas 315

Ha, dan tanah sawah dengan luas 1260 Ha. Berikut nama-nama desa yaitu:

Desa Jarak ke Puskesmas

1.Desa Dewisari ± 3 km

2.Desa Kertasari ± 2 km

3.Desa Rengasdengklok Utara ± 1 km

4.Desa Rengasdengklok Selatan ± 150 m

5.Desa Amansari ± 4 km

6.Desa Dukuh Karya ± 4 km

3. Bangunan gedung

Bangunan gedung Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok Karawang adalah

gedung konkrit 1 lantai dengan luas 220 m2 dibangun di atas tanah seluas 600 m2.

8

Page 9: Evprog UPGM Jawa Barat

4. Batas wilayah kerja

Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok:

Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Medangasem Kecamatan Jayakerta

Sebelah Selatan : Wilayah Pusesmas Kalangsari Kecamatan Rengasdengklok

Sebelah Barat : Dibatasi Sungai Citarum Kabupaten Bekasi

Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Kutawaluya Kecamatan Kutawaluya

4.2.2 Data Demografis

1. Jumlah penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang adalah 80.335

jiwa.

2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki 41.407 jiwa dan jumlah

perempuan 38.928 jiwa, bayi (0-11 bulan) 2.177 jiwa, Balita (12-59 bulan) 5.148

jiwa, Bumil 2.279 jiwa, Buteki 2.198 jiwa dan WUS 6.868 jiwa.

3. Terdiri dari 6 desa dengan jumlah kepala keluarga 21.342 Kepala Keluarga (KK).

4. Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten

Karawang adalah pedagang sebanyak 57.841 penduduk (72,43%). Data umum

selengkapnya terdapat pada lampiran.

5. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang

yang terbanyak adalah tingkat pendidikan rendah sebanyak 55.519 penduduk

(69,11%). Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran.

6. Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas

Rengasdengklok Kabupaten Karawang antara lain : Puskesmas (1), Rumah Sakit

(1), Rumah Bersalin (1), Klinik 24 Jam (2), Praktek bidan (14), Dokter praktek (10),

Posyandu (57). Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran.

4.3 Data Khusus

4.3.1. Masukan

A. Tenaga

Dokter Umum : 1 Orang

Tenaga Pelaksana Gizi : 1 Orang

Bidan Desa : 12 bidan

Kader Posyandu : 175 orang (3-4 orang/posyandu

B. Dana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tingkat II: Tersedia

9

Page 10: Evprog UPGM Jawa Barat

C. Sarana

Medis

i. Inventaris

a) Stetoskop : 1 buah/posyandu

b) Tensimeter : 1 buah/posyandu

c) Timbangan dewasa : 1 buah/posyandu

d) Timbangan dacin anak Balita : 1 buah/posyandu

e) Alat ukur tinggi badan : 1 buah/posyandu

f) Alat ukur panjang badan : 1 buah/desa

ii. Habis pakai

a) Kapsul vitamin A 100.000 IU (biru) : Tersedia (cukup)

b) Kapsul vitamin A 200.000 IU (merah) : Tersedia (cukup)

c) Tablet zat besi : Tersedia (cukup)

d) Iodine Test : Tersedia untuk pemeriksaan garam Kadarzi

e) PMT Baduta Gakin: Hanya tersedia untuk baduta dengan gizi buruk

f) PMT pemulihan : Tersedia (cukup)

Non Medis

i. Inventaris

a) Meja : Ada

b) Kursi : Ada

c) Poster/gambar/Alat peraga berupa contoh bahan makanan: Ada

ii. Habis pakai

a) Brosur /Pamflet : Tersedia

b) KMS Balita : Tersedia

c) Alat tulis : Tersedia

D. Metode

a. Pemantauan cakupan keluarga sadar gizi dengan cara menentukan klaster

untuk menjadi sampel, lalu dilihat apakah keluarga memenuhi indikator

keluarga sadar gizi:

1. Menimbang berat badan secara teratur;

2. Memberi ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan;

3. Makan beraneka ragam;

10

Page 11: Evprog UPGM Jawa Barat

4. Menggunakan garam beryodium;

5. Minum suplemen gizi sesuai anjuran

Untuk memeriksa indikator nomor 4 digunakan iodine test dengan cara

meneteskan cairan pada setengah sendok teh garam, apabila warna berubah,

garam yang diperiksa mengandung kadar yodium yang cukup. Apabila

keluarga tidak memenuhi indikator makan dilakukan konseling. Melakukan

penyuluhan kelompok untuk membangun kesadaran akan perilaku gizi yang

baik.

b. Penimbangan dilakukan setiap bulan:

Pada Balita memakai timbangan dacin. Balita memakai baju tipis dan

tidak menggunakan popok disposable yang basah, kemudian ditimbang

di atas dacin, lalu dicatat diatas secarik kertas, kemudian dicatat

hasilnya di KMS Balita dan buku register.

Pencatatan hasil penimbangan 12x/tahun (data yang tertulis di buku

register di catat dalam bentuk laporan yang kemudian dari tiap

Posyandu dikumpulkan ke Puskesmas)

c. Pemberian vitamin A:

Kapsul biru Vitamin A (100.000 IU) pada bayi (6-11 bulan) diberikan

secara langsung oleh petugas dengan menggunting bagian atas kapsul

dan meneteskan ke mulut bayi. Dilakukan pada bulan Februari dan

Agustus.

Kapsul merah Vitamin A (200.000 IU) pada anak Balita (1-4 tahun) dan

ibu Nifas diberikan secara langsung oleh petugas dengan menggunting

bagian atas kapsul dan meneteskan ke mulut anak Balita. Untuk balita

dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, untuk ibu Nifas diberikan 2

kali, pertama dalam 1 jam setelah melahirkan lalu diberikan lagi 24 jam

setelahnya. Setiap bulannya bidan yang memiliki praktek swasta

diberikan persediaan kapsul merah Vitamin A.

d. Pemberian tablet zat besi:

Pada Bumil diberikan minimal 90 tablet zat besi, diberikan sebanyak 3

kali selama masa kehamilan, biasanya diberikan pada Trimester ke-II

dimana gejala mual dan muntah sudah berkurang (1 tablet/ hari).

11

Page 12: Evprog UPGM Jawa Barat

e. Pemberian MP-ASI Baduta Gakin dimulai dengan mendata semua Gakin yang

memiliki Baduta. MP-ASI didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan dari

sumbangan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. MP-ASI

didistribusikan kepada bidan desa atau kader untuk diberikan pada sasaran.

f. Kasus gizi buruk Balita yang ditemukan oleh kader dirujuk ke Puskesmas.

Dilakukan dengan cara kader memberikan rujukan Balita yang hasil

penimbangannya dua kali berturut-turut tidak naik dan berada di bawah garis

merah (BGM) untuk mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Pos

Pemulihan Gizi (PPG) Puskesmas setiap hari Selasa.

g. Pemantauan cakupan bayi mendapat ASI eksklusif dilakukan setiap bulan

pada Posyandu dengan metode recall 24 jam dan hasilnya dicatat di KMS.

4.3.2. Proses

A. Perencanaan

Perencanaan kegiatan secara tertulis tidak lengkap mengenai program upaya

perbaikan gizi masyarakat, dari hasil wawancara dengan pelaksana program,

didapatkan hasil perencanaan program upaya perbaikan gizi masyarakat adalah

sebagai berikut:

i. Pemantauan cakupan keluarga sadar gizi dan pemeriksaan garam beryodium

sebanyak 1 kali/tahun.

ii. Penimbangan Balita dan pencatatan setiap bulan di Posyandu pada minggu ke

1-3 dan pelaporan ke Puskesmas pada minggu ke-4.

iii. Pemberian kapsul vitamin A (pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi dan

balita)

a. Vitamin A 100.000 IU pada bayi : 2 kali/tahun

b. Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita : 2 kali/tahun

c. Vitamin A 200.000 IU untuk ibu Nifas disebarkan pada bidan untuk

diberikan pada ibu setelah melahirkan.

iv. Pemberian tablet zat besi pada Bumil minimal 90 tablet: 3 kali selama masa

kehamilan (mulai trimester kedua).

v. Pencarian Gakin dengan Baduta dan distribusi MP-ASI oleh bidan desa atau

kader untuk diberikan pada sasaran.

vi. Kasus gizi buruk pada Balita yang dirujuk ke Pos Pemulihan Gizi Puskesmas

dilakukan pada setiap ditemukan kasus balita dengan status gizi buruk.

12

Page 13: Evprog UPGM Jawa Barat

vii. Pemantauan cakupan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

B. Pengorganisasian

Terdapat bagan dan struktur organisasi tertulis dan pembagian tugas dan tanggung

jawab yang jelas dan teratur dalam melaksanakan tugas perbaikan gizi seperti berikut:

Bagan Struktur Organisasi Bagian Gizi di Puskesmas Rengasdengklok Tahun 2015

C. Pelaksanaan

a. Sosialisasi dengan kepala Puskesmas dan Bidan desa, kemudian pada tokoh-

tokoh agama dan masyarakat mengenai program Kadarzi. Diambil 30 klaster

dengan masing-masing klaster 10 rumah tangga untuk menjadi sampel.

Pemantauan garam beryodium dan Kadarzi melalui indikator dilakukan 1

kali/tahun.

b. Penimbangan bayi dan anak Balita dilakukan setiap bulan (12x/tahun) pada

minggu pertama hingga ketiga di Posyandu.

c. Pemberian vitamin A:

i. Vitamin A kapsul biru (100.000 IU) pada bayi (6-11 bulan) 2kali/tahun

yaitu pada bulan Februari dan Agustus.

ii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) pada anak Balita (1-4 tahun) 2

kali/ tahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.

13

Kepala Puskesmasdr. Hj. Siti Yulyana

Kesehatan Keluarga dan Promosi Kesehatan

Riabus Solihin, SKM

Pelayanan dan Jaminan Kesehatan

dr. Eliza Qhadri

GiziHj. Nani Mulyani

Page 14: Evprog UPGM Jawa Barat

iii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) setiap bulannya disediakan dan

disalurkan pada bidan untuk diberikan pada ibu Nifas.

d. Pemberian 90 tablet zat besi pada Bumil (3x selama masa kehamilan) untuk

diminum 1 tablet/hari.

e. Dilakukan pendataan Gakin yang memiliki Baduta dengan status gizi buruk,

lalu diberikan MP-ASI.

f. Rujukan gizi buruk: Semua kasus gizi buruk Balita dilakukan rujukan ke

Puskesmas dan mendapat PMT pada Pos Pemulihan Gizi.

g. Pemantuan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi (0-6 bulan)

saat datang ke posyandu.

D. Pengawasan

i. Pengawasan oleh Kepala Puskesmas setiap bulan: Ada

ii. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap bulan: Ada tapi tidak lengkap

pada indikator distribusi MP-ASI Baduta Gakin dan ASI Eksklusif

iii. Laporan triwulan dan pertemuan triwulan: Ada

4.3.3 Keluaran

a. Cakupan keluarga sadar gizi:

Cakupan keluarga

Sadar Gizi=

Jumlah Keluarga yang Sadar Gizi di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahunx 100%

Jumlah sasaran keluarga yang ada di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

= 51/300 x 100% = 17%

Indikator menimbang Balita secara teratur:

233/300 x 100% = 77,67%

Indikator pemberian ASI Eksklusif

88/300 x 100% = 29,33%

Indikator makan aneka ragam makanan

250/300 x 100% = 83,33%

Indikator mengonsumsi garam beryodium

232/300 x 100% = 77,33%

14

Page 15: Evprog UPGM Jawa Barat

Indikator mengonsumsi suplemen gizi:

100/300 x 100% = 33,33%

b. Cakupan penimbangan Balita (D/S):

Cakupan Balita

Ditimbang (D/S)=

Jumlah balita yang datang ditimbang di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahunx 100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

= 4251/6276 x 100% = 67,73%

c. Cakupan pemberian Vitamin A pada pada bayi, anak Balita dan ibu Nifas:

Cakupan pemberian Vitamin A 100.000 IU pada bayi:

Cakupan Distribusi

Kapsul Vitamin A

Bagi Bayi (6 – 11

bulan)

=

Jumlah bayi umur 6 - 11 bulan yang dapat kapsul satu kali

dengan dosis 100.000 SI (kapsul berwarna biru) selama 1

(satu) tahun di wilayah kerja Puskesmas x 100%

Jumlah sasaran bayi (0 - 11 bulan) selama 1 (satu) tahun di

wilayah kerja Puskesmas

= 1401/1417 x 100% = 98,87%

Cakupan pemberian Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita:

Cakupan

Distribusi Kapsul

Vitamin A Bagi

Anak Balita Bayi

(12 - 59 bulan)

=

Jumlah anak balita (umur 12 - 59 bulan) yang mendapat

kapsul Vit.A 200.000 SI (kapsul warna merah) pada

bulan Februari dan Agustus yang ada di wilayah kerja

Puskesmasx 100%

Jumlah sasaran anak balita (12 - 59 bulan) yang ada di

wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

= 9764/10012 x 100% = 97,52%

Cakupan pemberian Vitamin A 200.000 IU pada ibu Nifas:

Cakupan

Distribusi Kapsul

Vitamin A bagi

Ibu Nifas

=

Jumlah ibu nifas yang mendapat 2 (dua) kapsul vitamin A

dosis tinggi dalam wilayah kerja Puskesmas dalam waktu

satu tahun x 100%

Jumlah ibu nifas yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dalam kurun waktu satu tahun

= 1809/1930 x 100% = 93,73%

d. Cakupan pemberian tablet zat besi pada Bumil:

15

Page 16: Evprog UPGM Jawa Barat

Cakupan

Distribusi tablet

Fe pada Bumil

=

Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD (Fe3) sampai

dengan bulan berjalan (kumulatif) di wilayah kerja

Puskesmas x 100%

Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

sampai dengan bulan berjalan

= 1844/2014 x 100% = 91,56%

e. Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin:

Cakupan Distribusi

MP-ASI Baduta

Gakin

=

Jumlah anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin yang

mendapat MP-ASI di wilayah kerja Puskesmas x 100%

Jumlah seluruh anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin

yang ada di wilayah kerja Puskesmas

= 123/1315 x 100% = 9,35%

f. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan:

Cakupan

Distribusi MP-

ASI Baduta

Gakin

=

Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana

pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun

waktu satu tahun x 100%

Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di wilayah

kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

= 95/95 x 100% = 100%

g. Cakupan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi (0-6 bulan):

Cakupan ASI

Eksklusif=

Jumlah bayi umur 0- 6 bulan dengan ASI Esklusif di

wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahunx 100%

Jumlah bayi umur 6 bulan yang ada di wilayah kerja

Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

= 393/1087 x 100% = 36,21%

4.3.4 Umpan Balik

a. Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap setiap bulannya dan sesuai

dengan waktu yang ditentukan sehingga dapat digunakan sebagai masukan tetapi

pencatatan yang lengkap tidak dilakukan untuk semua program perbaikan gizi.

16

Page 17: Evprog UPGM Jawa Barat

Program yang ada tanpa adanya pelaporan rinci: distribusi MP-ASI Baduta Gakin

dan cakupan pemberian ASI Eksklusif.

b. Adanya rapat kerja yang membahas laporan kegiatan-kegiatan tiap bulan untuk

mengevaluasi program yang telah dijalankan.

4.3.5 Dampak

a. Langsung : Belum dapat dinilai.

b. Tidak langsung : Belum dapat dinilai. Diharapkan penurunan angka morbiditas

dan mortalitas ibu, bayi dan anak Balita akibat kurang gizi serta peningkatan

kesejahteraan ibu, anak dan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga yang

berkualitas.

4.3.6 Lingkungan

Lingkungan Fisik

Tersedianya alat transportasi yaitu kenderaan umum yang relatif murah

seperti becak, angkot dan sebagainya

Lokasi Puskesmas dan Posyandu yang mudah dijangkau

Terdapatnya fasilitas kesehatan yang lain dan mempunyai kerjasama

yang baik

Lingkungan Non Fisik: Dalam aspek pendidikan dan sosial ekonomi,

mayoritas masyarakat mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan dan status

ekonomi yang relatif rendah.

Bab V

17

Page 18: Evprog UPGM Jawa Barat

Pembahasan

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

I. Keluaran

1. Cakupan Keluarga Sadar Gizi

2. Cakupan Balita Ditimbang (D/S)

3. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A

bagi bayi (6-11 bulan)

4. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A

bagi Ibu Nifas

5. Cakupan ASI Eksklusif

6. Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta

Gakin

100%

85%

100%

100%

90%

100%

17%

67,73%

98,87%

93,73 %

36,21%

9,35%

(+) 83%

(+) 20,31%

(+) 1,13%

(+) 6,27%

(+) 59,77%

(+) 90,65%

II. Masukan

Sarana : Infantometer

MP-ASI Baduta Gakin

Tenaga :Kader

1/Posyandu (57)

Tersedia untuk

seluruh Baduta

Gakin

5/Posyandu

1/Desa (6)

Hanya tersedia

untuk Baduta gizi

Buruk

3-4/Posyandu

(+)

(+)

(+)

III. Proses

1. Pelaksanaan

Pemeriksaan Garam Beryodium

Penyuluhan Kelompok Kadarzi

Pelaksanaan Posyandu

2. Pengawasan untuk pencatatan dan

pelaporan setiap bulan

2 kali/tahun

Ada

Ada sesuai

jadwal

Ada

1 kali/tahun

Tidak ada

Ada tapi tidak

sesuai jadwal

Ada tapi tidak

lengkap

(+)

(+)

(+)

(+)

Perbandingan Persentase Beberapa Indikator Kadarzi dengan Indikator Lain UPGM

18

Page 19: Evprog UPGM Jawa Barat

Terdapat beberapa indikator program Kadarzi yang serupa dengan indikator yang

terdapat pada program UPGM, karena itu akan dilihat perbandingan persentase cakupan

indikator dalam Kadarzi yang menggunakan sampel, dan UPGM yang memantau populasi.

Tabel 5.2. Perbandingan Persentase Cakupan Indikator Kadarzi dan UPGM yang Serupa

Indikator Kadarzi UPGM

Penimbangan Balita 77,67% 67,73%

ASI-Eksklusif 29,33% 36,21%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persentase cakupan pada

Kadarzi yang memantau dengan mengambil sampel dan pada UPGM yang mememantau

populasi, namun perbedaan keduanya tidak terlalu jauh sehingga dapat dilihat bahwa kedua

indikator tersebut memang masih menjadi masalah.

Bab VI

Perumusan Masalah

19

Page 20: Evprog UPGM Jawa Barat

Masalah sebenarnya :

6.1 Masalah menurut keluaran

A. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.

B. Cakupan balita ditimbang (D/S) 67,73% dari tolok ukur 85%, besar masalah 20,31%.

C. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi bayi (6-11 bulan) 98,87% dari tolok ukur

100%, besar masalah 1,13%.

D. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi ibu Nifas 93,73% dari tolok ukur 100%, besar

masalah 6,27%.

E. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.

F. Cakupan distribusi MP-ASI baduta gakin 9,35% dari 100%, besar masalah 90,65%.

Penyebab masalah pada keluaran :

6.2 Masalah menurut masukan :

1. Infantometer tersedia 1/desa dari target 1/Posyandu

2. MP-ASI Baduta Gakin hanya tersedia untuk Baduta Gakin dengan gizi buruk

3. Jumlah kader Posyandu 175 orang dari target 285 orang

6.3 Masalah menurut proses :

Perencanaan: Perencanaan program upaya perbaikan gizi masyarakat banyak

yang tidak tertulis

Pelaksanaan:

Tidak ada pelaksanaan penyuluhan kelompok untuk Kadarzi.

Pemeriksaan garam beryodium hanya dilakukan 1 kali dalam setahun

Pelaksanaan Posyandu seringkali tidak sesuai dengan jadwal

Pengawasan: Pencatatan dan pelaporan untuk setiap bulan ada tapi tidak lengkap

6.4 Masalah menurut lingkungan:

Lingkungan Non Fisik: Tingkat pendidikan, pengetahuan dan tingkat ekonomi

penduduk yang mayoritas rendah.

Bab VII

Prioritas Masalah

20

Page 21: Evprog UPGM Jawa Barat

Masalah sebenarnya berdasarkan keluaran:

A. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.

B. Cakupan balita ditimbang (D/S) 67,73% dari tolok ukur 85%, besar masalah 20,31%.

C. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi bayi (6-11 bulan) 98,87% dari tolok ukur

100%, besar masalah 1,13%.

D. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi ibu Nifas 93,73% dari tolok ukur 100%, besar

masalah 6,27%.

E. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.

F. Cakupan distribusi MP-ASI baduta gakin 9,35% dari 100%, besar masalah 90,65%.

Pemilihan prioritas dengan menggunakan parameter seperti berikut:

No. Parameter A B C D E F

1 Besarnya masalah 5 3 1 1 5 5

2 Berat ringan akibat yang

ditimbulkan

4 4 3 2 5 3

3 Keuntungan sosial karena

terselesaikannya masalah

3 4 2 2 4 3

4 Teknologi yang tersedia dan

dapat dipakai

4 4 5 5 4 3

5 Sumber daya yang tersedia

untuk menyelesaikan

masalah

4 4 4 4 5 2

Total 20 19 15 14 23 16

Keterangan derajat masalah:

5 : Sangat penting

4 : Penting

3 : Cukup penting

2 : Kurang penting

1 : Tidak penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah:

1. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.

2. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.

21

Page 22: Evprog UPGM Jawa Barat

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

22

Page 23: Evprog UPGM Jawa Barat

1. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.

Penyebab masalah

Jumlah kader aktif yang ada 175 orang kurang dari target 285 orang.

Kelas ibu hamil sulit diadakan dan kurang peserta karena jadwal posyandu berubah-

ubah, pemberitahuan posyandu dan kelas ibu hamil pada hari H.

Masih kurang penyuluhan terhadap keluarga ibu hamil dan ibu menyusui mengenai

pemberian ASI eksklusif, yang mengakibatkan pemberian MP-ASI terlalu dini.

Penyelesaian masalah

Merekrut masyarakat untuk menjadi kader dengan syarat seperti berusia > 18 tahun,

merupakan penduduk wilayah RW tersebut, dapat baca tulis sehingga dapat

melakukan penyuluhan dan pencatatan, memiliki jiwa sosial dan ingin menjadi kader

secara sukarela. Calon kader kemudian mengikuti kegiatan pelatihan di Puskesmas

Kecamatan dan mendapatkan sertifikat setelah mengikuti pelatihan tersebut.

Perekrutan kader dilakukan sampai jumlah kader per posyandu minimal sebanyak 5

orang.

Kerjasama dan koordinasi antar bidan desa dan juga antara bidan desa dengan kader,

agar posyandu dapat dilakukan sesuai dengan jadwal, dan dapat diberi pengumuman

kepada warga mengenai jadwal posyandu yang tetap.

Meningkatkan kelas ibu hamil dan mengajarkan mengenai penggunaan breast-pump

dan menyimpan ASI agar bayi usia 0 sampai 6 bulan tetap dapat diberikan ASI saat

ibu sedang bekerja atau sedang berada di tempat umum.

Mengedukasi keluarga dari ibu yang baru selesai melahirkan mengenai pemberian

ASI eksklusif dan kapan mulai boleh diberikan MP-ASI.

2. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.

Penyebab masalah

Jumlah kader aktif yang ada 175 orang kurang dari target 285 orang.

Pemeriksaan garam beryodium hanya 1 kali dalam setahun.

Tidak dilakukan penyuluhan kelompok tentang Kadarzi, kurang kerjasama lintas

sektoral dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Sampel yang bias sehingga tidak dapat mewakili populasi karena hanya diambil yang

23

Page 24: Evprog UPGM Jawa Barat

mudah dijangkau saja

Penyelesaian masalah

Merekrut masyarakat untuk menjadi kader dengan syarat seperti berusia > 18 tahun,

merupakan penduduk wilayah RW tersebut, dapat baca tulis sehingga dapat

melakukan penyuluhan dan pencatatan, memiliki jiwa sosial dan ingin menjadi kader

secara sukarela. Calon kader kemudian mengikuti kegiatan pelatihan di Puskesmas

Kecamatan dan mendapatkan sertifikat setelah mengikuti pelatihan tersebut.

Perekrutan kader dilakukan sampai jumlah kader per posyandu minimal sebanyak 5

orang.

Melakukan pemeriksaan garam minimal 2 kali dalam setahun, dapat dengan meminta

bantuan kader aktif posyandu.

Melakukan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama, agar lebih

terbangun suasana kekeluargaan. Diharapkan dengan demikian mereka dapat lebih

aktif membantu mengumpulkan masyarakat untuk diadakan penyuluhan kelompok.

Mereka juga dapat disuluh agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai perilaku gizi yang baik sesuai

dengan indikator keluarga sadar gizi. Dapat dibuat leaflet mengenai makanan aneka

ragam sesuai dengan tumpeng gizi seimbang, dan pada leaflet dapat diberi contoh

kombinasi makanan atau resep untuk menu seimbang sehari-hari.

Memilih sampel dengan lebih berhati-hati menggunakan probability sampling agar

sampel yang diambil dapat mewakili populasi.

Bab IX

Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan

24

Page 25: Evprog UPGM Jawa Barat

Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem, dapat diambil kesimpulan bahwa

program perbaikan gizi di Puskesmas Rengasdengklok masih belum berjalan dengan baik,

melihat adanya berbagai masalah yang ditemui. Berikut merupakan hasil evaluasi secara

singkat:

1. Cakupan pencapaian keluarga sadar gizi sebesar 17%.

2. Cakupan penimbangan balita (D/S) sebesar 67,73%.

3. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi bayi (6-11 bulan) sebesar 98,87%.

4. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi balita (12-59 bulan) sebesar 97,52%.

5. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi ibu Nifas sebesar 93,73%.

6. Cakupan distribusi tablet Fe 90 tablet bagi ibu hamil sebesar 91,56%.

7. Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin sebesar 9,35%.

8. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%.

9. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sebesar 36,21%.

Dari hasil evaluasi tersebut, diambil prioritas dua masalah yaitu:

1. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.

2. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.

Penyebab dari masalah-masalah diatas adalah:

Jumlah kader aktif yang ada 175 kurang dari target 285 orang.

Penyuluhan masih kurang berjalan dengan baik

Kurangnya kerjasama lintas-program dan lintas-sektoral.

9.2 Saran

Saran yang diusulkan untuk penyelesaian masalah adalah:

Merekrut masyarakat untuk menjadi kader untuk mengatasi kekurangan jumlah kader

dari target.

Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar bidan desa dan juga antara bidan desa

dengan kader, agar posyandu dapat dilakukan sesuai dengan jadwal, dan dapat diberi

pengumuman kepada warga mengenai jadwal posyandu yang tetap.

25

Page 26: Evprog UPGM Jawa Barat

Meningkatkan kelas ibu hamil dan mengajarkan mengenai penggunaan breast-pump

dan menyimpan ASI agar bayi usia 0 sampai 6 bulan tetap dapat diberikan ASI saat

ibu sedang bekerja atau sedang berada di tempat umum.

Mennyelenggarakan edukasi kepada keluarga dari ibu yang baru selesai melahirkan

mengenai pemberian ASI eksklusif dan kapan mulai boleh diberikan MP-ASI.

Melakukan pemeriksaan garam minimal 2 kali dalam setahun, dapat dengan meminta

bantuan kader aktif posyandu.

Melakukan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama, agar lebih

terbangun suasana kekeluargaan. Diharapkan dengan demikian mereka dapat lebih

aktif membantu mengumpulkan masyarakat untuk diadakan penyuluhan kelompok.

Mereka juga dapat disuluh agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai perilaku gizi yang baik sesuai

dengan indikator keluarga sadar gizi. Dapat dibuat leaflet mengenai makanan aneka

ragam sesuai dengan tumpeng gizi seimbang, dan pada leaflet dapat diberi contoh

kombinasi makanan atau resep untuk menu seimbang sehari-hari.

Menyarankan agar Puskesmas meningkatkan kinerja petugas untuk pencatatan dan

pelaporan data.

Dengan dilaksanakannya saran yang telah diberikan, diharapkan masalah yang ada

pada program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas Rengasdengklok akan

terselesaikan dan tidak terulang kembali di masa mendatang sehingga dapat meningkatkan

status gizi dan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak Balita.

Daftar Pustaka

1. Primadi O, Sitohang V, Budijanto D, Hardhana B, Soenardi TA. Profil kesehatan

Indonesia 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

26

Page 27: Evprog UPGM Jawa Barat

2. Indonesia Hadapi Masalah Gizi Ganda. Diunduh dari

http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/05/21442790/Indonesia.Hadapi.Masalah.Gizi.

Ganda, 26 Juli 2015.

3. Sedyaningsih ER. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia tentang penggunaan

kartu menuju sehat bagi balita. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2010.

4. Widodo Y. Cakupan pemberian ASI eksklusif: akurasi dan interpretasi data survei dan

laporan progam. Jurnal Gizi Indonesia 2011, 34(2).h.101-8.

5. PPKM Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Pedoman usaha perbaikan gizi masyarakat.

Edisi ke-15. Karawang: Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang; tahun 2007.

6. Distribusi Vitamin A di Posyandu Belum Maksimal. Diunduh dari

http://news.okezone.com/read/2011/01/23/337/416897/distribusi-vitamin-a-di-posyandu-

belum-maksimal, 26 Juli 2015.

7. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman pemantauan wilayah setempat (pws) setempat

– gizi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.

Lampiran I

Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan Variabel

Tabel Tolok Ukur Keberhasilan Variabel

27

Page 28: Evprog UPGM Jawa Barat

No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan untuk variable ini

1 Masukan

1.1. Tenaga (Man) Tersedianya tenaga pelaksana:

1. Dokter: 1 orang

2. Bidan: 1 orang

3. Petugas Gizi: 1 orang

4. Kader : 5 orang/posyandu

1.2. Dana (Money) Adanya dana yang mencukupi diperoleh dari:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD)

2. BOK

1.3. Sarana (Material)

A. Sarana Medis

i. Inventaris:

ii. Habis pakai:

Stetoskop: 1 buah

Tensimeter: 1 buah

Timbangan Bumil: 1 buah/posyandu

Timbangan Balita/Dacin: 1 buah/posyandu

Ukuran tinggi badan: 1 buah/posyandu

Ukuran panjang badan: 1 buah/posyandu

WHO Child Growth Standard: 1 buah

Kapsul Vit A 200.000 SI: Cukup

Kapsul Vit A 100.000 SI: Cukup

Tablet zat besi: Cukup

Iodine test: Cukup

MP-ASI Baduta Gakin: Cukup

B. Non medis

i. Inventaris Kursi : 5 buah

Meja :5 buah

Papan tulis1: buah

Poster/gambar yang berhubungan dengan gizi:

Cukup

28

Page 29: Evprog UPGM Jawa Barat

ii. Habis pakai Brosur/pamphlet: Cukup

Kartu Menuju Sehat(KMS) Balita: Cukup

Alat tulis kantor: Cukup

1.4 Metode (Method)

A. Cakupan Kadarzi

8. Memeriksa garam beryodium 2 kali dalam

setahun

9. Mengambil 30 klaster dengan masing klaster

10 keluarga untuk menjadi sampel

10. Memeriksa apakah keluarga

memenuhi indikator Kadarzi, diperiksa 1

kali/tahun

B. Penimbangan Balita dengan:

1. Timbangan Dacin

2. Menggunakan pakaian setipis mungkin dan

tidak menggunakan popok disposable yang

basah

3. Menggunakan KMS Balita

4. Pencatatan dan penimbangan 12x/tahun

C. Pemberian kapsul Vitamin A

1. Pemberian kapsul Vitamin A 100.000 IU

untuk Bayi (6-11 bulan) yang berwarna biru

2 kali/tahun

2. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU

untuk anak Balita (12-59 bulan) yang

berwarna merah 2 kali/tahun

3. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU

untuk ibu Nifas 2 kali, pertama dalam 1 jam

setelah melahirkan, lalu 24 jam sesudahnya

4. Pemberian dilakukan dengan cara kapsul

Vitamin A digunting, lalu diteteskan ke

mulut

29

Page 30: Evprog UPGM Jawa Barat

D. Pemberian Tablet zat besi pada Bumil

minimal 90 tablet sebanyak 3x selama

trimester II masa kehamilan

E. Distribusi MP-ASI Baduta Gakin

1. Mendata semua Gakin yang memiliki

Baduta

2. Menyalurkan MP-ASI kepada sasaran

F. Balita gizi buruk mendapat perawatan.

Kasus gizi buruk Balita yang ditemukan

kader, dirujuk ke Puskesmas. Dilakukan

dengan cara kader memberikan rujukan

kepada bayi dan anak Balita yang hasil

penimbangannya dua kali berturut-turut

tidak naik dan berada di bawah garis merah

(BGM) untuk mendapatkan PMT di Pos

Pemulihan Gizi (PPG) Puskesmas

G. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

pada bayi, tanpa pemberian makanan

tambahan.

2 Proses

2.1 Perencanaan (Planning)

Ada perencanaan tertulis mengenai:

A. Pemeriksaan garam beryodium 2 kali/tahun

B. Penyuluhan kelompok Kadarzi

C. Pemantauan cakupan Kadarzi 1 kali/tahun

D. Penimbangan Balita 12x/tahun

E. Pemberian kapsul vitamin A

Vitamin A 100.000 IU pada bayi 2x/tahun

Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita

2x/tahun

Vitamin A 200.000 IU pada ibu Nifas

F. Pemberian tablet zat besi pada Bumil minimal

90 tablet sebanyak 3x selama trimester II

30

Page 31: Evprog UPGM Jawa Barat

2.2 Pengoranisasian (Organisation)

2.3 Pelaksanaan (Actuating)

masa kehamilan

G. Pendataan Gakin yang memiliki Baduta dan

penyaluran MP-ASI

H. Rujukan gizi buruk ke Puskesmas setiap

ditemukan kasus dan diberi PMT di PPG

I. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pada

bayi

Terdapat struktur organisasi tertulis dan pembagian

tugas serta tanggungjawab yang jelas dalam

melaksanakan tugasnya.

A. Cakupan Kadarzi

1. Penyuluhan kelompok Kadarzi

2. Pemeriksaan garam beryodium

3. Pemantauan cakupan Kadarzi

B. Penimbangan Balita 12x/tahun

C. Pemberian kapsul vitamin A

Vitamin A pada bayi (6-12 bulan)

2x/tahun

Vitamin A pada anak Balita 2x/tahun

Vitamin A pada ibu Nifas 2 kapsul

D. Pemberian tablet zat besi

a. Pada Bumil 3x selama masa kehamilan

E. Pemberian MP-ASI Baduta Gakin

1. Mendata Gakin

2. Menyalurkan MP-ASI

31

Page 32: Evprog UPGM Jawa Barat

2.4 Pengawasan (Controlling)

F. Rujukan gizi buruk ke PPG Puskesmas

setiap ditemukan kasus

G. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

pada bayi

Oleh Kepala Puskesmas atau Pembina lapangan

melalui pencatatan dan pelaporan bulanan:

12x/tahun.

3 Keluaran

3.1 Cakupan Kadarzi

3.2 Penimbangan bayi dan anak

Balita (D/S)

3.3 Cakupan pemberian Vit. A

a. Pemberian Vit A pada bayi

(6-11bulan)

b.Pemberian Vit A pada anak

Balita (11-59bulan)

c. Pemberian Vit A pada ibu

Nifas

3.1 Cakupan pemberian tablet besi

pada Bumil (Fe3)

3.2 Cakupan distribusi MP-ASI

Baduta Gakin

3.3 Cakupan Balita gizi buruk

mendapat perawatan

3.4 Cakupan ASI eksklusif

100%

85%

100%

90%

100%

90%

100%

100%

90%

4 Umpan Balik

32

Page 33: Evprog UPGM Jawa Barat

4.1 Pencatatan dan pelaporan

4.2 Ada rapat kerja yang membahas

laporan kegiatan setiap bulannya

untuk mengevaluasi program

yang telah dijalankan

Adanya pencatatan dan pelaporan setiap

bulan, triwulan dan tahunan yang lengkap

mengenai setiap kegiatan sehingga dapat

digunakan sebagai masukan dalam program

perbaikan gizi masyarakat 12x/tahun

Adanya hasil rapat kerja yang membahas

laporan kegiatan setiap bulan, triwulan dan

tahunan untuk mengevaluasi program yang

telah dijalankan.

5 Dampak

5.1 Langsung

5.2 Tidak langsung

Diharapkan terjadi peningkatan status gizi

masyarakat yang baik.

Diharapkan penurunan angka morbiditas

dan mortalitas ibu, bayi dan anak Balita

akibat kurang gizi

Diharapkan terjadi peningkatan derajat

status kesehatan keluarga

6 Lingkungan

6.1 Lingkungan Fisik:

Lokal

Transportasi

Fasilitas kesehatan

Tempat tinggal

6.2 Lingkungan Non Fisik

Pendidikan dan sosial ekonomi

Mudah dijangkau

Tersedia sarana transportasi yang mudah

Terdapat fasilitas kesehatan lain yang

bekerjasama dengan Puskesmas

Keadaan tempat tinggal yang tidak padat

dan tidak kumuh

Masyarakat mempunyai

pendidikan dan pengetahuan yang

cukup serta tingkat sosial ekonomi

yang cukup untuk memenuhi gizi

33

Page 34: Evprog UPGM Jawa Barat

Lampiran II

Data Demografi Kecamatan Rengasdengklok

Tabel Jumlah Penduduk per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok 2014

No Nama Desa KK Jumlah Penduduk L + P

Lelaki Perempuan

34

Page 35: Evprog UPGM Jawa Barat

1 Dewisari 2.308 4359 4098 8.457

2 Kertasari 2.796 5891 5538 11.429

3 R.dengklok utara 5.693 10.752 10.109 20.861

4 R.dengklok Selatan 5.734 12.433 11.688 24.121

5 Amansari 2.981 5.400 5.077 10.477

6 Dukuh Karya 1.486 2.572 2.418 4.990

Total 21.342 41.407 38.928 80.335

Sumber : Laporan Tahunan Puskmas Kecamatan Rengasdengklok 2014

Tabel Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kepala Keluarga di

Kecamatan Rengasdengklok Tahun 2014.

No Pekerjaan Persentase

1 Petani 13.27 %

2 Pedagang 72.43 %

3 Pegawai negeri 05.09 %

4

5

TNI/POLRI

Lain-lain

00.04 %

09.17 %

Total 100 %

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok 2014

Tabel Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Rengasdengklok Tahun 2014.

NoSarana Kesehatan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Rumah Sakit Umum Swasta

Praktek Perorangan

Praktek Dokter Gigi

Praktek Bidan

Balai Pengobatan Sore

Rumah Bersalin

Klinik 24 Jam

Apotek

Posyandu

Posbindu

1

10

2

14

2

1

2

10

57

7

Sumber : Laporan Tahunan Puskmas Kecamatan Rengasdengklok 2014

35

Page 36: Evprog UPGM Jawa Barat

Tabel Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas

Rengasdengklok Tahun 2014

No Pendidikan Persentase

1 Tidak Sekolah 3.89%

2 Tidak Tamat SD 2.00%

3 Tamat SD 30.54%

4 Tamat SLTP 26.60%

5 Tamat SLTA 25.28%

6 Akademi 10.20%

7 Universitas/S1 1.49%

Total 100%

Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok 2014

Lampiran III

Tabel Keluaran

Tabel Pemetaan Keluarga Sadar Gizi Puskesmas Rengasdengklok Agustus 2014

No. Indikator Kadarzi Baik Belum Baik

1 Menimbang BB secara teratur 233 67

2 Memberi ASI saja sampai bayi usia 6 bulan 88 212

3 Makan aneka ragam makanan 250 50

36

Page 37: Evprog UPGM Jawa Barat

4 Mengkonsumsi garam beryodium 232 68

5 Mengkonsumsi suplemen gizi 100 200

Jumlah

Tabel Cakupan Balita Ditimbang Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015 di Wilayah

Kerja Puskesmas Rengasdengklok

No Bulan D S

1 Juli 2014 405

4

6195

2 Agustus 2014 423

5

6353

3 September 2014 408

8

6251

4 Oktober 2014 413

8

6325

5 November 2014 415

7

6316

6 Desember 2014 426

4

6348

7 Januari 2015 436

2

6401

8 Februari 2015 568

3

6029

9 Maret 2015 400

0

6144

10 April 2015 385

9

6217

11 Mei 2015 405

9

6274

12 Juni 2015 411

1

6356

37

Page 38: Evprog UPGM Jawa Barat

Rata-rata 425

1

6276

Keterangan:

D = Balita yang datang ditimbang

S = Jumlah riil Balita di wilayah kerja Puskesmas

Tabel Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi (6-11 bulan), Anak Balita (12-59 bulan) di

Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015

No. Bulan

Jumlah

sasaran

Bayi

Jumlah Bayi yang

mendapat

vitamin A

Jumlah

sasaran anak

Balita

Jumlah anak

Balita yang

mendapat

vitamin A

1 Agustus 2014 807 793 5090 4902

2 Februari 2015 610 608 4922 4862

Total 1417 1401 10012 9764

Tabel Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas

Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015

No Bulan Nifas yang Mendapat

Vitamin A

1 Juli 2014 142

2 Agustus 2014 130

3 September 2014 112

4 Oktober 2014 131

5 November 2014 203

6 Desember 2014 182

7 Januari 2015 169

8 Februari 2015 177

9 Maret 2015 153

10 April 2015 136

11 Mei 2015 145

12 Juni 2015 129

38

Page 39: Evprog UPGM Jawa Barat

Jumlah Total 1809

Tabel Cakupan Pemberian Tablet Zat Besi (Fe 3) pada Bumil di Wilayah Kerja Puskesmas

Rengasdengklok Periode Juli 2014 Sampai dengan Juni 2015

No Bulan Bumil Mendapat Fe 3

1 Juli 2014 147

2 Agustus 2014 133

3 September 2014 114

4 Oktober 2014 135

5 November 2014 204

6 Desember 2014 180

7 Januari 2015 169

8 Februari 2015 177

9 Maret 2015 163

10 April 2015 141

11 Mei 2015 149

12 Juni 2015 132

Jumlah Total 1844

Tabel Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Rengasdengklok Periode Juli 2014 Sampai dengan Juni 2015

No Bulan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

1 Juli 2014 8

2 Agustus 2014 6

3 September 2014 9

4 Oktober 2014 10

5 November 2014 9

6 Desember 2014 6

7 Januari 2015 7

8 Februari 2015 7

39

Page 40: Evprog UPGM Jawa Barat

9 Maret 2015 8

10 April 2015 8

11 Mei 2015 9

12 Juni 2015 8

Tabel Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015

No Bulan Bayi Mendapat ASI

Eksklusif

1 Juli 2014 32

2 Agustus 2014 41

3 September 2014 35

4 Oktober 2014 30

5 November 2014 29

6 Desember 2014 27

7 Januari 2015 40

8 Februari 2015 36

9 Maret 2015 31

10 April 2015 35

11 Mei 2015 33

12 Juni 2015 24

Jumlah Total 393

40

Page 41: Evprog UPGM Jawa Barat

Lampiran IV

Tabel Pembahasan

Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah

I. Keluaran

1. Cakupan Keluarga sadar gizi 100% 17% +

2. Cakupan penimbangan Balita (D/S) 85% 67,73% +

3. Cakupan pemberian vit. A 100.000 IU bagi bayi 100% 98,87% +

4. Cakupan pemberian vit. A 200.000 IU bagi anak

Balita

5. Cakupan pemberian vit. A 200.000 IU ibu Nifas

90% 97,52% -

100% 93,73 +

6. Cakupan pemberian tablet besi 90 tablet bagi ibu

hamil90% 91,56% -

7. Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin 100% 9,35% +

8. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% -

9. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 90% 36,21% +

II. Masukan

1.1 Tenaga

i. Dokter 1 orang 3 -

ii. Bidan 1 orang 4 -

iii. Petugas gizi 1 orang 1 -

iv.Kader 5 orang

/posyandu

175 orang+

1.2 Dana

i. APBD Tingkat II Cukup Cukup -

1.3 Sarana

A. Sarana Medis

i. Inventaris:

- Stetoskop 1buah 1 buah -

- Tensimeter 1 buah 1 buah -

41

Page 42: Evprog UPGM Jawa Barat

- Timbangan Bumil 1 buah 1 buah -

- Timbangan Balita/Dacin 1

buah/Posyandu57 buah -

- Alat ukur tinggi badan 1

buah/Posyandu57 buah -

- Alat ukur panjang badan 1

buah/Posyandu6 buah +

ii. Habis pakai:

- Kapsul Vit A 200.000 SI Cukup Cukup -

- Kapsul Vit A 100.000 SI Cukup Cukup -

- Tablet zat besi

- Iodine test

- MP-ASI Baduta Gakin

Cukup Cukup -

Cukup Cukup -

Cukup Tidak cukup +

B. Sarana non medis

i. Inventaris

- Meja Cukup Cukup -

- Kursi Cukup Cukup -

- Poster/gambar yang berhubungan dengan gizi Cukup Cukup -

ii. Habis pakai -

- Brosur/pamphlet Cukup Cukup -

- Kartu Menuju Sehat(KMS) Balita Cukup Cukup -

- Alat tulis Cukup Cukup -

1.4 Metoda

A. Penyuluhan kelompok Kadarzi Ada Tidak ada +

B. Pemeriksaan garam beryodium

C. Pemantauan cakupan Kadarzi

D. Konseling Kadarzi

2 kali/tahun 1 kali/tahun

Ada

Ada

-

Ada

Ada

-

-

E. Penimbangan Balita tiap bulan di Posyandu Ada Ada -

F. Pemberian kapsul Vit.A 100.000 IU untuk Bayi

(6-11 bulan) 2 kali/tahun

Ada Ada -

G. Pemberian kapsul Vit.A 200.000 IU untuk anak

Balita 2 kali/tahun

Ada Ada-

42

Page 43: Evprog UPGM Jawa Barat

H. Pemberian kapsul Vit.A 200.000 IU untuk ibu

Nifas 2 kali Ada Ada -

I. Pemberian tablet zat besi pada Bumil

J. Pencarian dan pendataan Baduta Gakin

K. Distribusi MP-ASI Baduta Gakin

L. Balita gizi buruk mendapat perawatan

M. ASI Eksklusif bayi 0-6 bulan

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

-

-

-

-

-

III. Proses

1 Perencanaan

i. Pemantauan cakupan keluarga sadar gizi dan

pemeriksaan garam beryodium sebanyak 1

kali/tahun.

ii. Penimbangan Balita dan pencatatan setiap bulan di

Posyandu pada minggu ke 1-3 dan pelaporan ke

Puskesmas pada minggu ke-4.

iii. Pemberian kapsul vitamin A (pada bulan Februari

dan Agustus untuk bayi dan balita)

a. Vitamin A 100.000 IU pada bayi 2x/tahun

b. Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita 2x/tahun

c. Vitamin A 200.000 IU untuk ibu Nifas

disebarkan pada bidan untuk diberikan pada ibu

setelah melahirkan.

iv. Pemberian tablet zat besi pada Bumil minimal 90

tablet: 3x selama trimester II masa kehamilan

(mulai trimester kedua).

v. Pencarian Gakin dengan Baduta dan distribusi MP-

ASI pada bidan desa atau kader untuk diberikan

pada sasaran.

vi. Kasus gizi buruk pada Balita yang dirujuk ke Pos

Pemulihan Gizi Puskesmas dilakukan pada setiap

ditemukan kasus gizi buruk.

vii. Pemantauan cakupan pemberian ASI eksklusif

Ada tertulis

Ada tertulis

Ada tertulis

Ada tertulis

Ada tertulis

Ada tertulis

Ada tertulis

Ada

Ada

Ada

Tidak

Tidak

Tidak

Ada

-

-

-

-

-

-

-

43

Page 44: Evprog UPGM Jawa Barat

selama 6 bulan.

2 Pengorganisasian

Terdapat struktur organisasi yang jelas

mengenai pembagian tugas yang teratur

Ada Ada -

3 Pelaksanaan

a. Sosialisasi dengan kepala Puskesmas dan Bidan

desa, kemudian pada tokoh-tokoh agama dan

masyarakat mengenai program Kadarzi. Diambil

30 klaster dengan masing-masing klaster 10

rumah tangga untuk menjadi sampel. Pemantauan

garam beryodium dan Kadarzi melalui indikator

dilakukan 1 kali/tahun.

b. Penimbangan bayi dan anak Balita dilakukan

setiap bulan (12x/tahun) pada minggu pertama

hingga ketiga di Posyandu.

c. Pemberian vitamin A:

i. Vitamin A kapsul biru (100.000 IU) pada bayi

(6-11 bulan) 2kali/tahun yaitu pada bulan

Februari dan Agustus.

ii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) pada

anak Balita (1-4 tahun) 2 kali/ tahun yaitu

pada bulan Februari dan Agustus.

iii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) setiap

bulannya disediakan dan disalurkan pada

bidan untuk diberikan pada ibu Nifas.

d. Pemberian 90 tablet zat besi pada Bumil (3x

selama masa kehamilan) untuk diminum 1

tablet/hari.

e. Dilakukan pendataan Gakin yang memiliki

Baduta dengan status gizi buruk, lalu diberikan

MP-ASI.

f. Rujukan gizi buruk: Semua kasus gizi buruk

Balita dilakukan rujukan ke Puskesmas dan

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

-

-

-

-

-

-

44

Page 45: Evprog UPGM Jawa Barat

mendapat PMT pada Pos Pemulihan Gizi.

g. Pemantuan pemberian ASI eksklusif selama 6

bulan kepada bayi (0-6 bulan) saat datang ke

posyandu.

-

4 Pengawasan

a. Oleh Kepala Puskesmas atau pembina lapangan Ada Ada -

b. Pencatatan dan pelaporan

Laporan dan pertemuan bulanan

Laporan dan pertemuan triwulan

AdaAda tapi tidak

lengkap

+

IV. Umpan Balik

1. Pencatatan dan Pelaporan

i. Adanya pencatatan dan pelaporan yang

lengkap setiap bulannya dan sesuai

dengan waktu yang ditentukan untuk

semua program kegiatan UPGM.

ii. Adanya pencatatan dan pelaporan

tentang adanya rapat kerja triwulan

2. Rapat Kerja

i. Ada rapat kerja yang membahas laporan

kegiatan setiap bulannya untuk mengevaluasi

program yang telah dijalankan.

Ada

(12x/tahun)

Ada

(4x/tahun)

Ada

(12x/tahun)

Ada

(12x/tahun)

Tidak ada

Ada

(12x/tahun)

Ada tapi

tidak

lengkap

+

-

V. Dampak

1. Langsung

Diharapkan prevalensi gizi kurang dan gizi

buruk menurun

2. Tidak langsung

i. Diharapkan penurunan angka

morbiditas dan mortalitas ibu, bayi,

anak Balita akibat kurang gizi.

ii. Diharapkan peningkatan derajat

Ada

Ada

Ada

Belum dapat

dinilai

Belum dapat

dinilai

Belum dapat

-

-

-

45

Page 46: Evprog UPGM Jawa Barat

kesehatan ibu, anak dan keluarga

dalam rangka mewujudkan keluarga

yang berkualitas.

dinilai

Lampiran V

Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok

Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang

46