Universitas Gadjah Mada BAB VI. EVAPORATOR - PRINSIP KERJA DAN PERALATAN PENGURANGAN KADAR AIR Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile solvent) dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya. Pelarut yang ditemui dalam sebagian besar sistem larutan adalah air. Umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat merupakan produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang. Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat menjadi susu bubuk. Beberapa sistem evaporasi bertujuan untuk mengambil air pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air laut untuk mengambil air tawarnya. Evaorasi berbeda dengan distilasi, dalam hal uap yang dihasilkan biasanya merupakan komponen tunggal; bahkan jika uapnya adalah multikomponen, tidak ada usaha untuk memurnikan uapnya menjadi fraksi-fraksi komponen penyusunnya. Tinjau kasus pembuatan susu bubuk dan susu cair encer. Proses ini pada dasarnya adalah operasi pengurangan kandungan air. Selama proses, sifat larutan mengalami perubahan drastis, dan larutan susu encer menjadi larutan pekat dan akhirnya menjadi padat/serbuk. Keseluruhan proses tersebut sulit dilakukan ekonomis dengan hanya menggunakan satu alat saja, sehingga diperlukan beberapa tahapan proses dengan menggunakan peralatan yang berbeda. Pada industri susu bubuk, dua tahapan proses yang umum digunakan adalah evaporasi dan pengeringan (dying). Evaporator: • Memproses cairan encer sampai menjadi cairan pekat (untuk industri susu sampai kadar padatan sekitar 50%) • Proses ini dibatasi oleh kekentalan cairan ataupun kemungkinan terjadinya pengendapan karena larutan terlalu pekat. • Kebutuhan panas untuk penguapan air relatif Iebih sedikit.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Universitas Gadjah Mada
BAB VI.
EVAPORATOR - PRINSIP KERJA DAN PERALATAN
PENGURANGAN KADAR AIR
Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit
menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile solvent)
dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya. Pelarut yang ditemui dalam sebagian
besar sistem larutan adalah air. Umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat merupakan
produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang. Sebagai contoh
adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat menjadi susu bubuk. Beberapa sistem
evaporasi bertujuan untuk mengambil air pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air
laut untuk mengambil air tawarnya.
Evaorasi berbeda dengan distilasi, dalam hal uap yang dihasilkan biasanya merupakan
komponen tunggal; bahkan jika uapnya adalah multikomponen, tidak ada usaha untuk
memurnikan uapnya menjadi fraksi-fraksi komponen penyusunnya.
Tinjau kasus pembuatan susu bubuk dan susu cair encer. Proses ini pada dasarnya
adalah operasi pengurangan kandungan air. Selama proses, sifat larutan mengalami
perubahan drastis, dan larutan susu encer menjadi larutan pekat dan akhirnya menjadi
padat/serbuk. Keseluruhan proses tersebut sulit dilakukan ekonomis dengan hanya
menggunakan satu alat saja, sehingga diperlukan beberapa tahapan proses dengan
menggunakan peralatan yang berbeda.
Pada industri susu bubuk, dua tahapan proses yang umum digunakan adalah
evaporasi dan pengeringan (dying).
Evaporator:
• Memproses cairan encer sampai menjadi cairan pekat (untuk industri susu sampai
kadar padatan sekitar 50%)
• Proses ini dibatasi oleh kekentalan cairan ataupun kemungkinan terjadinya
pengendapan karena larutan terlalu pekat.
• Kebutuhan panas untuk penguapan air relatif Iebih sedikit.
Dryer:
• Bisa memproses sampai kadar air padatan sangat rendah dan produk bisa berupa
padatan; jadi bisa memproses balk cairan maupun padatan.
• Kebutuhan panas relatif besar; biaya penguapan air dengan diyerkira
9x biaya penguapan air dengan evaporator.
OIeh karena itu, pada industri susu bubuk, pada tahap pertama digunakan evaporator
(yang Iebih murah biaya penguapannya) sampai dihasilkan larutan pekat. Tahap
berikutnya digunakan dryer
memperoleh susu bubuk. Untuk menghemat biaya operasi, perlu diusahakan, pada
tahap pertama (yaitu evaporasi) sebanyak mungkin air diuapkan.
Contoh dibawah mengilustrasikan penghematan biaya yang bisa diperoleh dengan 2
tahapan proses:
Basis perhitungan: 1000 kg larutan susu encer
Padatan dalam susu encer =
Padatan dalam susu pekat = padatan dalam susu encer
= padatan dalam produk susu bubuk = 100 kg.
Susu pekat hasil evaporasi =
Jumlah air teruapkan dalam evaporator = (1000
Jumlah susu bubuk = 10095
100 ×
Air teruapkan dalam dryer = (200
Sehingga jumlah air total yang teruapkan = (800+95) kg = 895 kg.
Terlihat bahwa jumlah air terua
dryer.
Jika biaya penguapan 1 kg air pada evaporator
Maka biaya penguapan 1 kg air pada dryer
Biaya total = 800 x Rp. y + 95 x Rp. 9 y = Rp. 1655 y,
Biaya total jika hanya menggun
= Rp. 8055 y, atau kira-kira 5 x Iebih mahal!
Bisa memproses sampai kadar air padatan sangat rendah dan produk bisa berupa
padatan; jadi bisa memproses balk cairan maupun padatan.
Kebutuhan panas relatif besar; biaya penguapan air dengan diyerkira-kira samp
9x biaya penguapan air dengan evaporator.
OIeh karena itu, pada industri susu bubuk, pada tahap pertama digunakan evaporator
(yang Iebih murah biaya penguapannya) sampai dihasilkan larutan pekat. Tahap
yer (yang Iebih mahal biaya penguapannya) untuk
memperoleh susu bubuk. Untuk menghemat biaya operasi, perlu diusahakan, pada
tahap pertama (yaitu evaporasi) sebanyak mungkin air diuapkan.
Contoh dibawah mengilustrasikan penghematan biaya yang bisa diperoleh dengan 2
Basis perhitungan: 1000 kg larutan susu encer
kg 100kg100010010 =×
Padatan dalam susu pekat = padatan dalam susu encer
= padatan dalam produk susu bubuk = 100 kg.
Susu pekat hasil evaporasi = kg 020kg1005010 =×
Jumlah air teruapkan dalam evaporator = (1000 - 200) kg = 800 kg
kg 105100 =kg
Air teruapkan dalam dryer = (200 - 105) kg = 95 kg.
Sehingga jumlah air total yang teruapkan = (800+95) kg = 895 kg.
Terlihat bahwa jumlah air teruapkan dalam evaporator kurang Iebih 8x dibanding pada
Jika biaya penguapan 1 kg air pada evaporator = Rp. y,
Maka biaya penguapan 1 kg air pada dryer = Rp. 9.y,-
. y + 95 x Rp. 9 y = Rp. 1655 y,-
Biaya total jika hanya menggunakan diyeruntuk menguapkan 895 kg air = 895 x Rp. 9y
kira 5 x Iebih mahal!
Bisa memproses sampai kadar air padatan sangat rendah dan produk bisa berupa
kira sampai
OIeh karena itu, pada industri susu bubuk, pada tahap pertama digunakan evaporator
(yang Iebih murah biaya penguapannya) sampai dihasilkan larutan pekat. Tahap
penguapannya) untuk
memperoleh susu bubuk. Untuk menghemat biaya operasi, perlu diusahakan, pada
Contoh dibawah mengilustrasikan penghematan biaya yang bisa diperoleh dengan 2
pkan dalam evaporator kurang Iebih 8x dibanding pada
akan diyeruntuk menguapkan 895 kg air = 895 x Rp. 9y
Universitas Gadjah Mada
Perlu diperhatikan bahwa hitungan neraca massa pada proses penguapan air akan
menjadi sangat mudah jira berbasis pada jumlah padatan yang praktis tidak berubah.
PRINSIP KERJA EVAPORATOR
Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada perbedaan titik
didih yang sangat besar antara zat-zat yang yang terlarut dengan pelarutnya. Pada
industri susu, titik didih normal air (sebagai pelarut susu) 100°C, sedang padatan susu
praktis tidak bisa menguap. Jadi, dengan menguapnya air dan tidak menguapnya
padatan, akan diperoleh larutan yang makin pekat.
Perlu diperhatikan bahwa titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan. Makin tinggi
tekanan, maka titik didih juga semakin tinggi. Hubungan antara titik didih dengan
tekanan uapnya dapat dirumuskan dengan persamaan Antoine:
log(P°)= tC
BA
+−
Untuk air: A = 6,96681; B = 1668,21; C= 228, dimana Po dalam cmHg dan t dalam oC
Titik didih larutan yang mengandung zat yang sulit menguap akan tergantung pada
tekanan dan kadar zat tersebut. Pada tekanan yang sama, makin tinggi kadar zat,
makin tinggi titik didih Iarutannya. Beda antara titik didih larutan dengan titik didih
pelarut murninya disebut kenaikkan titik didih (boillng point rise). Gambar dibawah
merupakan contoh kurva titik didih larutan NaOH dalam air.
Evaporasi bisa dijalankan pada suhu Iebih rendah dan titik didih normal, dengan cara
beroperas pada tekanan lebih rendah dan 1 at
ada dua keuntungan operasi penguapan pada suhu lebih rendah, ya
(a) mencegah perusakkan susu, dan
(b) penghematan energi dengan memanfaatkan uap yang terbentuk sebagai pemanas.
Dalam evaporator, terjadi 3 proses penting
(a) Transfer panas
(b) Penguapan (transfer massa)
(c) Pemisahan uap dan cairan
Evaporasi bisa dijalankan pada suhu Iebih rendah dan titik didih normal, dengan cara
beroperas pada tekanan lebih rendah dan 1 atm (tekanan vakum). Pada industri susu,
ada dua keuntungan operasi penguapan pada suhu lebih rendah, yaitu:
mencegah perusakkan susu, dan
penghematan energi dengan memanfaatkan uap yang terbentuk sebagai pemanas.
Dalam evaporator, terjadi 3 proses penting yang berlangsung simultan, yaitu:
Penguapan (transfer massa)
Pemisahan uap dan cairan
Evaporasi bisa dijalankan pada suhu Iebih rendah dan titik didih normal, dengan cara
m (tekanan vakum). Pada industri susu,
penghematan energi dengan memanfaatkan uap yang terbentuk sebagai pemanas.
yang berlangsung simultan, yaitu:
Universitas Gadjah Mada
Penguapan umumnya berlangsung cepat, sehingga tidak mengontrol kecepatan
keseluruhan proses. Penguapan cairan pada evaporator ukuran standar sudah
dirancang oleh manufacturer sedemikian rupa sehingga untukjumlah penguapan dalam
evaporator tersebut, pemisahan uap-cairan sudah bisa berjalan dengan balk. Jadi
untuk perhitungan/perancangan evaporator (bentuk standar), yang perlu diperhatikan
hanyalah kecepatan transfer panasnya. Untuk perhitungan kecepatan transfer panas,
diperlukan hitungan neraca massa dan neraca panas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan evaporator antara lain:
1. Makin cepat gerakan fluida dalam evaporator, makin besar nilai koefisien transfer
panas, sehingga kecepatan transfer panasnya juga semakin tinggi.
2. Kadar zat terlarut makin tinggi, biasanya viskositas larutan semakin tinggi. Hal ini
mengakibatkan koefisien transfer massa menurun sehingga memperlambat
transfer panas. Disamping itu, jika kekentalan makin tinggi, kadar lokal padatan
disuatu titik dalam evaporator bisa terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan padatan (jika padatan sensitif terhadap panas), atau pemadatan lokal.
3. Pada evaporator dengan konveksi alami (naturalconvection) dimana gerak fluida
diakibatkan oleh beda suhu, maka koefisien transfer panas dipengaruhi oleh beda
suhu (�t). Semakin besar �t , semakin tinggi nilal koefisien transfer panas.
4. Gerakan yang balk dan fluida perlu dijaga. Gerakan fluida selain akan
meningkatkan transfer panas, juga dapat mencegah terjadinya konsentrasi atau
suhu lokal yang terlalu tmnggi, yang bisa mengakibatkan kerusakan padatan atau
pemadatan.
5. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya endapan perlu dicegah.
6. Untuk bahan yang sensitif terhadap panas (mudah rusak pada suhu tinggm), maka
suhu evaporasm dmusahakan rendah dengan cara menurunkan tekanan operasi.
Disamping itu, waktu tinggal bahan dalam evaporator dijaga jangan terlalu lama.
7. Energi terbesar pada evaporator adalah untuk penguapan (panas penguapan
nilainya sangat besar dibandingkan dengan panas sensibelnya, misal: panas
penguapan air ~ 540 cal/g), sehingga usaha-usaha penghematan panas perlu
dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan uap yang timbul
sebagai pemanas evaporator.
JENIS-JENIS EVAPORATOR
Dalam bagian ini akan dibahas skema peralatan evaporasi dan p
evaporator serta beberapa kelebihan dan kekurangan masing
1. Horizontal Tube Evaporator.
Alat ini merupakan evaporator yang paling k
banyak digunakan untuk keperluan
Features
• Tidak memberikan kondisi untuk terjad
koefisien transfer panas rendah yang menjadikan perp
• Pengendapan kerak terjadi diluar pipa, sehingga sulit untuk dibersihkan. Konstruksi
alat harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bundel pipa bisa dikeluarkan
untuk dibersihkan.
2. Basket Evaporator
Features
• Sirkulasi/aliran cairan bisa berjalan dengan
panas akibat konveksi alami (natural convection) besar, menjadikan transfer
panas cukup efisien. Sirkulasi aliran terjadi secara alami (natural circulation)
karena adanya beda
antara cairan yang berada diluar pipa dengan cairan yang ada didalam pipa
JENIS EVAPORATOR
akan dibahas skema peralatan evaporasi dan prinsip kerja berbagal
evaporator serta beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Horizontal Tube Evaporator.
merupakan evaporator yang paling klasik dan sederhana. Evaporator
banyak digunakan untuk keperluan-keperluan kecil dengan teknologi sederhana.
Tidak memberikan kondisi untuk terjadinya sirkulasi/aliran cairan, sehingga
nas rendah yang menjadikan perpindahan panas tidak efisien.
Pengendapan kerak terjadi diluar pipa, sehingga sulit untuk dibersihkan. Konstruksi
alat harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bundel pipa bisa dikeluarkan
Sirkulasi/aliran cairan bisa berjalan dengan baik sehingga koefisien transfer
panas akibat konveksi alami (natural convection) besar, menjadikan transfer
panas cukup efisien. Sirkulasi aliran terjadi secara alami (natural circulation)
rapat massa yang diakibatkan oleh adanya beda fasa
antara cairan yang berada diluar pipa dengan cairan yang ada didalam pipa
nsip kerja berbagal
asik dan sederhana. Evaporator ini
keperluan kecil dengan teknologi sederhana.
nya sirkulasi/aliran cairan, sehingga
ndahan panas tidak efisien.
Pengendapan kerak terjadi diluar pipa, sehingga sulit untuk dibersihkan. Konstruksi
alat harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bundel pipa bisa dikeluarkan
sehingga koefisien transfer
panas akibat konveksi alami (natural convection) besar, menjadikan transfer
panas cukup efisien. Sirkulasi aliran terjadi secara alami (natural circulation)
rapat massa yang diakibatkan oleh adanya beda fasa
antara cairan yang berada diluar pipa dengan cairan yang ada didalam pipa
(�dalam-pipa < �irt-diluar-pipa). Pengendapan kerak terjadi didalam pipa, sehingga Iebih
mudah untuk dibersihkan.
• Pengendapan kerak terjadi didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk
dibersihkan.
3. Standard Vertical-Tube Evaporator
Pada alat ini, cairan mengalir dalam pipa sedangkan steam pemanas mengalir
dalam shell. Cairan dalam tabung mendidih, uap yang timbul bergerak keatas
dengan membawa cairan. Sirkulasi aliran dalam pipa terjadi karena beda rapat
massa yang terjadi karena perbedaan fasa a
campuran uap-cair) dengan yang diluar pipa (cair). Diatas pipa terdapat ruang uap
yang berfungsi untuk memisahkan cairan dengan uap. Uap akan menuju lubang
pengeluaran diatas, sedangkan cairan jatuh kebawah melewati saluran
ada ditengah bejana, dan kembali bersirkulasi masuk pipa
(natural convection) berjalan baik sehingga transfer panas Iebih efisien. Kerak dan
). Pengendapan kerak terjadi didalam pipa, sehingga Iebih
mudah untuk dibersihkan.
pan kerak terjadi didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk
Tube Evaporator
, cairan mengalir dalam pipa sedangkan steam pemanas mengalir
dalam shell. Cairan dalam tabung mendidih, uap yang timbul bergerak keatas
dengan membawa cairan. Sirkulasi aliran dalam pipa terjadi karena beda rapat
massa yang terjadi karena perbedaan fasa antara fluida dalam pipa (yaitu:
cair) dengan yang diluar pipa (cair). Diatas pipa terdapat ruang uap
yang berfungsi untuk memisahkan cairan dengan uap. Uap akan menuju lubang
pengeluaran diatas, sedangkan cairan jatuh kebawah melewati saluran besar yang
ada ditengah bejana, dan kembali bersirkulasi masuk pipa-pipa. Konveksi alami
(natural convection) berjalan baik sehingga transfer panas Iebih efisien. Kerak dan
). Pengendapan kerak terjadi didalam pipa, sehingga Iebih
pan kerak terjadi didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk
, cairan mengalir dalam pipa sedangkan steam pemanas mengalir
dalam shell. Cairan dalam tabung mendidih, uap yang timbul bergerak keatas
dengan membawa cairan. Sirkulasi aliran dalam pipa terjadi karena beda rapat
ntara fluida dalam pipa (yaitu:
cair) dengan yang diluar pipa (cair). Diatas pipa terdapat ruang uap
yang berfungsi untuk memisahkan cairan dengan uap. Uap akan menuju lubang
besar yang
pipa. Konveksi alami
(natural convection) berjalan baik sehingga transfer panas Iebih efisien. Kerak dan
endapan terbentuk didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk dibersihkan. Adanya
sirkulasi menyebabkan cairan berkali
ini kurang baik untuk bahan
susu, juice dan berbagai dairy product.
4. Long Tube Vertical Evaporator
Untuk memperbesar kecepatan sir
perpindahan panas makin tinggi, pipa
Aliran cairan, setelah masuk ruang uap untuk dipisahkan dengan uap yang
terbentuk, kembali kebawah melalui pipa diluar evaporator.’
Keuntungan: Koefisien transfer panas karena sirkulasi alami (natural circulation)
lebih besar, sehingga transfer panas bisa lebih efisien.
Kerugian:
Jumlah cairan yang menguap setiap passsangat besar (karena pipa panjang)
sehingga konsentrasi lokal dimulut pipa
cairan dalam evaporator tidak homogen, karena adanya perbedaan suhu dan
endapan terbentuk didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk dibersihkan. Adanya
ulasi menyebabkan cairan berkali-kali kontak dengan permukaan pemanas. Hal
kurang baik untuk bahan-bahan yang tidak tahan terhadap panas, misalnya:
susu, juice dan berbagai dairy product.
Long Tube Vertical Evaporator
Untuk memperbesar kecepatan sirkulasi cairan dengan harapan koefisien
perpindahan panas makin tinggi, pipa-pipa transfer panas dibuat lebih panjang.
Aliran cairan, setelah masuk ruang uap untuk dipisahkan dengan uap yang
terbentuk, kembali kebawah melalui pipa diluar evaporator.’
ngan: Koefisien transfer panas karena sirkulasi alami (natural circulation)
lebih besar, sehingga transfer panas bisa lebih efisien.
Jumlah cairan yang menguap setiap passsangat besar (karena pipa panjang)
sehingga konsentrasi lokal dimulut pipa bagian atas akan sangat tinggi (ingat:
cairan dalam evaporator tidak homogen, karena adanya perbedaan suhu dan
endapan terbentuk didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk dibersihkan. Adanya
kali kontak dengan permukaan pemanas. Hal
bahan yang tidak tahan terhadap panas, misalnya:
kulasi cairan dengan harapan koefisien
pipa transfer panas dibuat lebih panjang.
Aliran cairan, setelah masuk ruang uap untuk dipisahkan dengan uap yang
ngan: Koefisien transfer panas karena sirkulasi alami (natural circulation)
Jumlah cairan yang menguap setiap passsangat besar (karena pipa panjang)
bagian atas akan sangat tinggi (ingat:
cairan dalam evaporator tidak homogen, karena adanya perbedaan suhu dan
konsentrasi padatan lokal
gel pada pipa, sehingga bisa mengganggu sirkulasi aliran.
5. Vertical Tube Evaporator with Forced Circulation
Sirkulasi cairan untuk memperbesar koefisien transfer panas dibantu dengan
pompa. Perpindahan panas terjadi karena konveksi paksa (forcedconvection)
sehingga koefisien transfer panas bisa lebih tinggi. Disamping
sirkulasi besar, maka penyumbatan
aliran oleh pompa. Pipa tidak terlalu panjang. Sirkulasi berjalan cepat, sehingga
larutan dalam evaporator lebih homogen. Adanya pompa yang menjadi satu
dengan evaporator membuat alat
lokal). Hal ini dapat menyebabkan kristalisasi/pembentukan
gel pada pipa, sehingga bisa mengganggu sirkulasi aliran.
ical Tube Evaporator with Forced Circulation
Sirkulasi cairan untuk memperbesar koefisien transfer panas dibantu dengan
pompa. Perpindahan panas terjadi karena konveksi paksa (forcedconvection)
sehingga koefisien transfer panas bisa lebih tinggi. Disamping itu, karena arus
sirkulasi besar, maka penyumbatan-penyumbatan dalam pipa bisa diatasi oleh
aliran oleh pompa. Pipa tidak terlalu panjang. Sirkulasi berjalan cepat, sehingga
larutan dalam evaporator lebih homogen. Adanya pompa yang menjadi satu
porator membuat alat ini lebih mahal (baik biaya pembelian maupun
dapat menyebabkan kristalisasi/pembentukan
Sirkulasi cairan untuk memperbesar koefisien transfer panas dibantu dengan
pompa. Perpindahan panas terjadi karena konveksi paksa (forcedconvection)
itu, karena arus
penyumbatan dalam pipa bisa diatasi oleh
aliran oleh pompa. Pipa tidak terlalu panjang. Sirkulasi berjalan cepat, sehingga
larutan dalam evaporator lebih homogen. Adanya pompa yang menjadi satu
biaya pembelian maupun
biaya operasinya). Karena aliran keluar pipa cepat, maka pemisahan uap
dalam ruang uap menjadi Iebih sulit, sehingga diperlukan baffle,yang Iebih balk dan
ruang pemisah yang Iebih bes
Gambar (a dan b) dibawah,
evaporator adalah contoh lain dan forced circulation vertical tube evaporator
biaya operasinya). Karena aliran keluar pipa cepat, maka pemisahan uap
dalam ruang uap menjadi Iebih sulit, sehingga diperlukan baffle,yang Iebih balk dan
ruang pemisah yang Iebih besar dibagian atas.
Gambar (a dan b) dibawah, yaitu bolling tube evaporator dan sub merged
evaporator adalah contoh lain dan forced circulation vertical tube evaporator
biaya operasinya). Karena aliran keluar pipa cepat, maka pemisahan uap-cairan
dalam ruang uap menjadi Iebih sulit, sehingga diperlukan baffle,yang Iebih balk dan
merged tube
evaporator adalah contoh lain dan forced circulation vertical tube evaporator
Pada submerged tube type, seluruh pipa pemanas tercelup dalam cairan. Umpan
masuk melalui saluran dalam bejana pemisah uap
pemanas dan bawah. Pada boifing tube type, tidak seluruh pipa pemanas tercelup
oleh larutan. Larutan umpan angsung masuk kebagian bawah seksi pemanas.
6. Forced Circulation Evaporator with External Heater
Pompa, heat exchanger dan pemisah uap
yang terpisah . Untuk mendapatkan alat
dirangkai sendiri. Kelakuan alat
circulation, akan tetapi Iebih murah dan fleksibel karena bisa dirangkai sendiri.
Akan tetapi alat ini membutuhkan ruang yang Iebih luas (kurang kompak).
Pada submerged tube type, seluruh pipa pemanas tercelup dalam cairan. Umpan
masuk melalui saluran dalam bejana pemisah uap-cair kemudian mengalir kedalam
pemanas dan bawah. Pada boifing tube type, tidak seluruh pipa pemanas tercelup
oleh larutan. Larutan umpan angsung masuk kebagian bawah seksi pemanas.
Evaporator with External Heater
Pompa, heat exchanger dan pemisah uap-cairan masing-masing merupakan unit
yang terpisah . Untuk mendapatkan alat ini, bias digunakan alat-alat biasa yang
dirangkai sendiri. Kelakuan alat ini seperti pada verticaltube evaporatorwith forced
circulation, akan tetapi Iebih murah dan fleksibel karena bisa dirangkai sendiri.
membutuhkan ruang yang Iebih luas (kurang kompak).
Pada submerged tube type, seluruh pipa pemanas tercelup dalam cairan. Umpan
cair kemudian mengalir kedalam
pemanas dan bawah. Pada boifing tube type, tidak seluruh pipa pemanas tercelup
oleh larutan. Larutan umpan angsung masuk kebagian bawah seksi pemanas.
masing merupakan unit
alat biasa yang
torwith forced
circulation, akan tetapi Iebih murah dan fleksibel karena bisa dirangkai sendiri.
membutuhkan ruang yang Iebih luas (kurang kompak).
7. Climbing Film, Long Tube Vertical Evaporator with External Heater
Climbing Film, Long Tube Vertical Evaporator with External Heater
Pada prinsipnya sama seperti Long Tube Vertical
dan pemisah uap terpisah. Seperti forced circul
heater, alat ini mudah dirangkai sendiri, tetapi kurang kompak. Nama lain dan jenis
evaporator diatas adalah Ris
8. Falling Film Evaporator
Dalam falling film evaporator, cairan mengalir kebawah membentuk film disekeliling
dinding dalam pipa. Aliran disebabkan oleh gaya berat dan gesekan uap. Uap yang
terbentuk bergerak kebawah
adanya gaya gravitasi (bandingkan dengan natural convection evaporato
permukaan pemanasan jauh Iebih besar dibandingkan dengan volume cairan
dalam evaporator. Hal
perusakan bahan belum banyak terjadi karena waktu tinggal yang kecil (volume
cairan dalam evaporator kecil). Kapasitas alat
Pembahasan lebih detil tentang alat
Contoh beberapa jenis falllng film maupun rising film evaporatordapat dilihat pada
gambar-gambar dibawah.
sama seperti Long Tube Vertical Evaporator, hanya alat pemanas
p terpisah. Seperti forced circulation evaporator dengan external
mudah dirangkai sendiri, tetapi kurang kompak. Nama lain dan jenis
evaporator diatas adalah Rising Film Evaporator with external heater.
ng film evaporator, cairan mengalir kebawah membentuk film disekeliling
dinding dalam pipa. Aliran disebabkan oleh gaya berat dan gesekan uap. Uap yang
terbentuk bergerak kebawah. Meskipun �t kecil, tetapi aliran tetap baik karena
adanya gaya gravitasi (bandingkan dengan natural convection evaporato
permukaan pemanasan jauh Iebih besar dibandingkan dengan volume cairan
dalam evaporator. Hal ini memungkinkan transfer panas yang cukup dan
perusakan bahan belum banyak terjadi karena waktu tinggal yang kecil (volume
cairan dalam evaporator kecil). Kapasitas alat ini tidak bisa divariasi terlalu besar.
Pembahasan lebih detil tentang alat ini ada pada sub-bab berikutnya.
eberapa jenis falllng film maupun rising film evaporatordapat dilihat pada
Evaporator, hanya alat pemanas
dengan external
mudah dirangkai sendiri, tetapi kurang kompak. Nama lain dan jenis
ng film evaporator, cairan mengalir kebawah membentuk film disekeliling
dinding dalam pipa. Aliran disebabkan oleh gaya berat dan gesekan uap. Uap yang
t kecil, tetapi aliran tetap baik karena
adanya gaya gravitasi (bandingkan dengan natural convection evaporator). Luas
permukaan pemanasan jauh Iebih besar dibandingkan dengan volume cairan
yang cukup dan
perusakan bahan belum banyak terjadi karena waktu tinggal yang kecil (volume
tidak bisa divariasi terlalu besar.
eberapa jenis falllng film maupun rising film evaporatordapat dilihat pada
9. Agitated Film Evaporator
Nama lain : turbulent film evaporator atau wioed
horisontal).
Evaporator berbentuk tabung (shell) vertikal atau horizontal, dengan pemanas
diluar tabung. Pada sumbu tabung terdapat batang yang dapat diputar, yang
dilengkapi dengan sirip-sirip. Pada verticalagftatedfllm evaporator, saat batang
berputar, cairan bergerak kebawah akan terlempar ketepi tabung (bagian panas)
karena putaran sirip. Cairan ditepi tabung akan terpental kembali ketengah tabung.
Pada bagian atas tabung disediakan ruang untuk pemisahan uap cairan. Transfer
Agitated Film Evaporator
Nama lain : turbulent film evaporator atau wioed-film evaporator (untuk yang
Evaporator berbentuk tabung (shell) vertikal atau horizontal, dengan pemanas
diluar tabung. Pada sumbu tabung terdapat batang yang dapat diputar, yang
sirip. Pada verticalagftatedfllm evaporator, saat batang
k kebawah akan terlempar ketepi tabung (bagian panas)
karena putaran sirip. Cairan ditepi tabung akan terpental kembali ketengah tabung.
Pada bagian atas tabung disediakan ruang untuk pemisahan uap cairan. Transfer
(untuk yang
Evaporator berbentuk tabung (shell) vertikal atau horizontal, dengan pemanas
diluar tabung. Pada sumbu tabung terdapat batang yang dapat diputar, yang
sirip. Pada verticalagftatedfllm evaporator, saat batang
k kebawah akan terlempar ketepi tabung (bagian panas)
karena putaran sirip. Cairan ditepi tabung akan terpental kembali ketengah tabung.
Pada bagian atas tabung disediakan ruang untuk pemisahan uap cairan. Transfer
panas berjalan dengan sangat efisien. Pro
yang tinggi dapat teratasi.
Agitated film evaporator dirancang untuk larutan yang sangat kental (viskositas
tinggi) atau untuk memproduksi padatan. Meskipun demikian, alat
konstruksinya sulit dan biaya ope
panas berjalan dengan sangat efisien. Problem penyumbatan dan konsentrasi loca
yang tinggi dapat teratasi.
Agitated film evaporator dirancang untuk larutan yang sangat kental (viskositas
tinggi) atau untuk memproduksi padatan. Meskipun demikian, alat
konstruksinya sulit dan biaya operasinya tinggi (karena perlu tenaga pengadukan).
blem penyumbatan dan konsentrasi local
Agitated film evaporator dirancang untuk larutan yang sangat kental (viskositas
tinggi) atau untuk memproduksi padatan. Meskipun demikian, alat ini mahal,
rasinya tinggi (karena perlu tenaga pengadukan).
10. Direct Contact Evaporator
Pada alat ini, cairan berkontak langsung dengan gas pemanas.
Koefisien transfer panas sangat besar. Ruang didalam tabung ditengah berfungsi
untuk pembakaran. Evaporator
bahkan sluriy. Pemakalan panas kembali sulit dilakukan.
11. Stirred, Discontinuous Evaporator
Evaporator jenis ini digunakan untuk mengiapkan larutan dengan viskositas tinggi
atau bahkan pasta atau pulpy. Pemanas dapa
heating), jaket pada shell (external heating) (sumber: Sattler and Feindt, 1995,
Thermal Separation Processes).
Direct Contact Evaporator
, cairan berkontak langsung dengan gas pemanas.
Koefisien transfer panas sangat besar. Ruang didalam tabung ditengah berfungsi
untuk pembakaran. Evaporator ini digunakan untuk cairan yang sangat kental,
bahkan sluriy. Pemakalan panas kembali sulit dilakukan.
Stirred, Discontinuous Evaporator
digunakan untuk mengiapkan larutan dengan viskositas tinggi
atau bahkan pasta atau pulpy. Pemanas dapat dialirkan dalam koil (internal
heating), jaket pada shell (external heating) (sumber: Sattler and Feindt, 1995,
Thermal Separation Processes).
Koefisien transfer panas sangat besar. Ruang didalam tabung ditengah berfungsi
igunakan untuk cairan yang sangat kental,
digunakan untuk mengiapkan larutan dengan viskositas tinggi
t dialirkan dalam koil (internal
heating), jaket pada shell (external heating) (sumber: Sattler and Feindt, 1995,
Catatan:
Pada saat sekarang, kebanyakan industri menggunakan evaporator tipe vertical
tube evaporator dan agitated film evaporator. Pada industri susu (atau bahan
makanan/dairy yang sensitive terhadap panas), banyak digunakan fall
evaporator.
Pada sub-bab dibelakang akan dibahas secara khusus tentang falling film
evaporator.
PEMILIHAN JENIS EVAPORATOR
Pemilihan jenis evaporator setidak
berikut:
• Kapasitas produksi yang disyaratkan (throughput requirea)
• Viskositas umpan dan kenaikkan viskositas selama penguapan
• Produk yang diinginkan: padatan, slurry atau larutan
• Sensitivitas bahan/produk terhadap panas
• Apakah larutan yang diproses
• Apakah larutan dapat menimbulkan busa (foaming)
Pada saat sekarang, kebanyakan industri menggunakan evaporator tipe vertical
itated film evaporator. Pada industri susu (atau bahan
makanan/dairy yang sensitive terhadap panas), banyak digunakan fall
bab dibelakang akan dibahas secara khusus tentang falling film
PEMILIHAN JENIS EVAPORATOR
emilihan jenis evaporator setidak-tidaknya harus memperhatikan faktor
Kapasitas produksi yang disyaratkan (throughput requirea)
Viskositas umpan dan kenaikkan viskositas selama penguapan
Produk yang diinginkan: padatan, slurry atau larutan pekat
Sensitivitas bahan/produk terhadap panas
Apakah larutan yang diproses fouling (menimbulkan kerak) atau non-foullng
Apakah larutan dapat menimbulkan busa (foaming)
Pada saat sekarang, kebanyakan industri menggunakan evaporator tipe vertical
itated film evaporator. Pada industri susu (atau bahan
makanan/dairy yang sensitive terhadap panas), banyak digunakan falling film
bab dibelakang akan dibahas secara khusus tentang falling film
tidaknya harus memperhatikan faktor-faktor
foullng
• Apakah harus dilakukan pemanasan langsung (direct heating)
Tabel dibawah memberikan pe
memperhitungkan faktor-faktor diatas (sumber: Coulson and Richardson, 1983,
Chemical Engineering Volume .6).
FALLING FILM EVAPORATOR
Seperti telah diuraikan diatas, pada falllng film evaporator cairan mengalir kebawah
berbentuk film dipermukaan dalam tabung karena gaya gravitasi dan gesekan uap
yang juga mengalir kebawah. Steam pemanas mengalir dalam shell/
Alat ini dianggap cocok untuk evaporasi bahan
dan suhu tinggi, misalnya: susu.
Pada falllng film evaporator, luas permukaan transfer panas tiap volume cairan
dalam evaporator sangat besar. Artinya, perbandingan luas transfer panas tiap
volume cairan dalam evaporator sangat tinggi. Luas transfer panas yang besar
menyediakan fasilitas untuk perpindahan panas yang besar, sedangkan volume
cairan dalam evaporator yang kecil berarti waktu tinggal cairan dalam evaporator
kecil sehingga kerusakan bahan dapat diminimalkan.
Apakah harus dilakukan pemanasan langsung (direct heating)
Tabel dibawah memberikan pedoman pemilihan evaporator dengan
faktor diatas (sumber: Coulson and Richardson, 1983,
Chemical Engineering Volume .6).
FALLING FILM EVAPORATOR
Seperti telah diuraikan diatas, pada falllng film evaporator cairan mengalir kebawah
erbentuk film dipermukaan dalam tabung karena gaya gravitasi dan gesekan uap
yang juga mengalir kebawah. Steam pemanas mengalir dalam shell/ diluar pipa.
dianggap cocok untuk evaporasi bahan-bahan yang snsitif terhadap panas
nya: susu.
Pada falllng film evaporator, luas permukaan transfer panas tiap volume cairan
dalam evaporator sangat besar. Artinya, perbandingan luas transfer panas tiap
volume cairan dalam evaporator sangat tinggi. Luas transfer panas yang besar
n fasilitas untuk perpindahan panas yang besar, sedangkan volume
cairan dalam evaporator yang kecil berarti waktu tinggal cairan dalam evaporator
kecil sehingga kerusakan bahan dapat diminimalkan.
doman pemilihan evaporator dengan
faktor diatas (sumber: Coulson and Richardson, 1983,
Seperti telah diuraikan diatas, pada falllng film evaporator cairan mengalir kebawah
erbentuk film dipermukaan dalam tabung karena gaya gravitasi dan gesekan uap
diluar pipa.
bahan yang snsitif terhadap panas
Pada falllng film evaporator, luas permukaan transfer panas tiap volume cairan
dalam evaporator sangat besar. Artinya, perbandingan luas transfer panas tiap
volume cairan dalam evaporator sangat tinggi. Luas transfer panas yang besar
n fasilitas untuk perpindahan panas yang besar, sedangkan volume
cairan dalam evaporator yang kecil berarti waktu tinggal cairan dalam evaporator
Universitas Gadjah Mada
Bandingkan misalnya:
a. Pipa dengan ID = 2 cm, panjang 300 cm, penuh cairan.
Luas permukaan pipa = n.(ID).L = n (2)(300) = 600 n cm2
Volum cairan dalam pipa = (n/4).(1D2).L = (n/4)(22)(300) = 300 n cm3.