Top Banner
i EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM (Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD TEMANGGUNG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Sena Tirta Prasalya NIM: 142114112 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

Nov 07, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

i

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN

OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM

(Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD TEMANGGUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Sena Tirta Prasalya

NIM: 142114112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

ii

S k r i p s i

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN

OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM

(Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD TEMANGGUNG)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

iii

S k r i p s i

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN

OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM

(Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD TEMANGGUNG)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Waktu tak akan pernah mau peduli apa yang telah dan akan

terlewati, sapalah pahit dan manis yang datang silih berganti,

dan hidup akan terus berjalan.”

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

- Bapak dan ibu

- Kakak dan saudara kembarku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Sena Tirta Prasalya

NIM : 142114112

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpusatakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN

OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM

Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD Temanggung

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa peru ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya ssebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 30 Januari 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

vi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANS – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul

“EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN

OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM”

Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD Temanggung, Jawa Tengah

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang

saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian

atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan

orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan

menyalin atau meniru tulisan orang lain tanpa menyebutkan penulis aslinya, saya

bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan ijasah yang sudah saya

terima.

Yogyakarta, 31 Januari 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberikan dan melimpahkan karunia dan rahmatnya kepada saya sebagai

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Penulisan skripsi ini adalah untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat dampingan, dukungan,

bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi.

3. Dr. F.A. Joko Siswanto, M.M, Ak, QIA, C.A selaku Pembimbing skripsi

yang meluangkan waktu dibalik kesibukan beliau untuk membimbing,

mendidik, dan menuntun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Karyawan RSUD Temanggung yang meluangkan waktu untuk mengisi

kuisioner dan mwnjawab peratanyaan yang penulis berikan.

5. Dokter Rossa yang telah membantu penulis menjembatani untuk melakukan

penelitian di RSUD Temanggung .

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,

atas bimbingan dan layanan yang telah diberikan selama peneliti menempuh

kuliah di Universitas Sanata Dharma

7. Kedua orang tuaku, Bapak Agung Hermawan dan Ibu Euprhosina Era

Prabandari yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa

selama penulis menempuh pendidikan di jenjang perkuliahan.

8. Kakaku Adea Puspa Kinanti yang memberikan semangat dan dukungan

kepada penulis selama menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

viii

9. Saudara kembarku yang telah memberikan dukungan serta memotivasi agar

dapat menyelesaikan studi bersama.

10. Pamanku Hendro Yulianto, Derajat Budi, Heru dan Saudari sepupu Fitri Citra

Ningrum dan yang sering memberikan dukungan secara moril dan finansial

selama menempuh pendidikan dijenjang perkuliahan.

11. Wanita hebat Dewi Cakra Kiani dan Yoshinta yang selalu memberikan

masukan dan nasehat dalam perjalan hidup penulis selama menempuh

pendidikan.

12. Meilaningtyas Citra Pritania, teman sejak kecil yang dengan sabar selalu

menamani penulis dalam suka dan duka disetiap waktunya selama menemani

menyelesaikan tugas akhir skripsi.

13. Arex, Gilang, Filleas, Anton, Hendro, Frans, Bagas, Pupung dll teman

seperjuangan kuliah penulis dalam menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Januari 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................v

PERNYATAAN KEAASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ................................vi

KATA PENGANTAR .........................................................................................vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................xi

ABSTRAK ...........................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 7

A. Evaluasi ............................................................................................... 7

B. Pengendalian Internal .......................................................................... 8

C.Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan ............................................... 17

D. Pengertian Rumah Sakit ...................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 36

B. Jenis Data dan Sumber Data .................................................................36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

x

C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................37

D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................37

E. Data yang diperlukan .......................................................................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................38

G. Teknik Analisis Data ............................................................................39

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ............................................. 45

A. Kata Pengantar ................................................................................... 45

B. Tugas Pokok dan Fungsi ..................................................................... 46

C.Visi dan Misi RSUD Temanggung ...................................................... 47

D. Struktur organisasi RSUD Temanggung ............................................ 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 49

A. Deskripsi data hasil wawancara dan checklist .................................... 49

B. Evaluasi Perbandingan ........................................................................ 51

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 75

A. Kesimpulan ........................................................................................ 75

B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 76

C. Saran ................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN ......................................................................................................... 80

Lampiran 1 Hasil Checklist ..................................................................... 81

Lampiran 2 Daftar Wawancara ................................................................ 85

Lampiran 3 Penerimaan Obat dari gudang ............................................... 86

Lampiran 4 Ruang Penyimpanan Obat .................................................... 87

Lampiran 5 Ruang Karyawan................................................................... 88

Lampiran 6 Keterangan Penelitian ......................................................... 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1 Tabel Perbandingan Pengendalian Internal ........................................ 41

Tabel 4. 1 Struktur Organisasi ............................................................................ 48

Tabel 5. 1 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Lingkungan Pengendalian ............. 54

Tabel 5. 2 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Penilaian Resiko ........................... 59

Tabel 5. 3 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Aktivitas Pengendalian ................. 64

Tabel 5. 4 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Informasi dan Komunikasi ............ 68

Tabel 5. 5 Tabel Perbandingan dan Pengawasan atau Pemantauan ..................... 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

xii

ABSTRACT

THE EVALUATION OF INTERNAL CONTROL OF MEDICINE

SUPPLIES FOR GENERAL TREATMENT

(A Case Study of Pharmacy Department in Temanggung Hospital)

Sena Tirta Prasalya

NIM: 142114112

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2018

The aim of this study is to find out whether or not the application of

internal control of medicine supply in the pharmacy installation of RSUD

Temanggung is in accordance with the standards of internal control according to

the COSO (Committee of Sponsoring Organization). Data collection techniques

used were interviews, observation, documentation, and checklist. The data

analysis technique used was descriptive comparative with the type of case study

research.

The results of this study indicate that the pharmaceutical department of the

Temanggung Hospital has implemented internal controls in accordance with

internal controls according to COSO.

Keywords: COSO, Internal Control, Inventory of pharmaceutical medicines

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

xiii

ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN

OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM

(Studi Kasus Bagian Farmasi di RSUD Temanggung)

Sena Tirta Prasalya

NIM: 142114112

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pengendalian

internal persediaan obat dalam instalasi farmasi RSUD Temanggung sudah sesuai

dengan ditinjau dari standar pengendalian internal menurut COSO (Comittee of

Sponsoring Organization). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara, observasi, dokumentasi, dan Checklist. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu deskriptif komparatif dengan jenis penelitian studi kasus.

Hasil penelitian ini menunjukan bagian farmasi RSUD Temanggung telah

menerapkan pengendalian internal sesuai dengan pengendalian internal menurut

COSO. Komponen yang belum seuruhnya diterapkan dengan sesuai adalah

lingkungan pengendalian dan pemantauan atau pengawasan.

Kata Kunci: COSO, Pengendalian Internal, Persediaan obat bagian farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 983/

MenKes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum bab

IV pasal 41, instalasi merupakan fasilitas penyelenggara pelayanan penunjang

medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan dan

pemeliharaan sarana rumah sakit. Instalasi rumah sakit meliputi instalasi rawat

jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, bedah sentral, perawatan

intensif, radiologi, farmasi, gizi, patologi dan pemeliharaan sarana rumah

sakit. Dalam instalasi farmasi adapun tugas seorang apoteker di rumah sakit

adalah melaksanakan kegiatan kefarmasian seperti mengawasi pembuatan,

pengadaan, pendistribusian atau perbekalan obat, dan persediaan obat.

Persediaan adalah aset yang sangat besar dan rawan dari segala risiko

kerusakan dan pencurian. Oleh karena itu, persediaan memerlukan

pengendalian dan pengawasan yang baik guna menjaga efisiensi dan

efektivitas kegiatan perusahaan salah satunya dengan sistem pencatatan dan

penilaian persediaan yang baik dan terkendali terhadap persediaan (Mulyadi,

2008).

Terdapat cara untuk melindungi aset organisasi yaitu dengan

pengendalian internal. Adapun pengertian pengendalian internal adalah

kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

2

penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan

meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti. Perusahaan perlu

menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan sistem operasi

mereka, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem (Warren,

2006).

Menurut Mulyadi (2008), pengendalian atas persediaan harus segera

dilakukan setelah persediaan diterima. Pengendaliaan untuk melindungi

persediaan melibatkan pembentukan dan penggunaan tenaga keamanan untuk

mencegah kerusakan persediaan atau pencurian oleh karyawan. Permasalahan-

permasalahan tersebut dapat mengakibatkan penjualan pada suatu apotek

menurun dan berisiko merugi.

Ada beberapa kasus mengenai persediaan di bagian farmasi yang sering

terjadi salah satu contohnya adanya selisih antara pencatatan dalam

perhitungan fisik obat dengan pencatatan yang ada di komputer. Ada beberapa

indikasi penyebab terjadinya hal tersebut yaitu: 1) Dalam pelaksanaan

prosedur masih terjadi rangkap fungsi; 2) Human error dimana terdapat staf

yang kurang mentaati standar operasi dan prosedur yang ada, berupa tidak

melakukan pencatatan baik secara manual maupun komputerisasi, karena

dianggap kurang efisien secara waktu jika harus melakukan pencatatan

manual. Hal ini akan menimbulkan akumulasi selisih yang cukup banyak bila

tidak segera melakukan penyesuaian antara pencatatan fisik dan pencatatan

yang ada di komputer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

3

Dalam pengendalian internal dibutuhkan adanya suatu evaluasi yang

digunakan untuk mengetahui apakah pengendalian internal sudah berjalan

dengan baik. Salah satu alternatif untuk mengevaluasi pengendalian internal

menggunakan kerangka model COSO (Committee of Sponsoring Organization

Internal Framework). Gramling dan Hermason (2009) mengatakan bahwa

COSO menyediakan perspektif yang berguna untuk mencapai pengendalian

internal yang efektif baik sektor publik, maupun swasta yang berorientasi pada

laba maupun nirlaba. COSO menyatakan terdapat 5 komponen yang harus

terintegrasi sebagai upaya dari pengendalian internal yaitu lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan atau pengawasan. Komponen-komponen

tersebut digunakan untuk mengevaluasi pengendalian internal pada sebuah

perusahaan ataupun organisasi.

Dalam penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian pengendalian

internal di RSUD Temanggung pada bagian farmasi untuk mengetahui,

apakah pengendalian internal yang diterapkan sesuai dengan lima komponen

pengendalian internal menurut COSO. RSUD Temanggung adalah rumah

sakit terbesar yang ada di kabupaten Temanggung, Rumah sakit ini

merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah yang disetiap pelaksanaan

kegiatan rumah sakit akan dipantau dan diawasi langsung pemerintah daerah

melalui dinas kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

4

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian

pengendalian internal yang berkaitan dengan persediaan obat untuk

pengobatan umum pada bagian farmasi di RSUD Temanggung dengan

mengambil judul “EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM DI RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH TEMANGGUNG”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas ,pokok permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

Apakah penerapan pengendalian internal persediaan obat untuk

pengobatan umum pada bagian farmasi di RSUD Temanggung sudah sesuai

dengan prinsip-prinsip pengendalian internal menurut COSO (Committee of

Sponsoring Orginization)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan

pengendalian internal persediaan obat untuk pengobatan umum pada bagian

farmasi di RSUD Temanggung sudah sesuai dengan prinsip-prinsip

pengendalian internal menurut COSO (Comittee of Sponsoring Organization).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya sebagai berikut:

a. Manfaat praktis:

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi

pihak Rumah Sakit (RS) dalam kaitannya dengan pengandalian internal

persediaan obat agar berjalan dengan baik.

b. Manfaat teoritis:

1) Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan tentang

pengandalian internal, khususnya dalam persediaan obat untuk

pengobatan umum pada pada bagian farmasi. Penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah keterampilan penulis dalam membuat

karya tulis yang baik.

2) Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai pengendalian

internal, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

6

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi landasan teori yang digunakan untuk

membahas masalah yang diangkat dalam penelitian. Mencakup

teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, jenis data dan

sumber data, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek

penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Rumah Sakit

Bab ini berisi tentang profil organisasi yang akan dilakukan

penelitian, baik dari sejarah hingga sturktur organisasi, visi, misi

dan tujuan organisasi.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang deskripsi penelitian berdasarkan

data-data yang telah dikumpulkan dan hasil pembahasan penelitian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

7

serta saran yang diajukan sebagai pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pengendalian

internal.

BAB VI Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil evaluasi yang telah

dilakukan, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang penulis

ajukan untuk penelitian berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Menurut Arikunto (2008), evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan

informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut

digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan. Menurut penulis, evaluasi dapat dikatakan sebagai

sebuah penilaian terhadap suatu obyek yang dinilai menggunakan standar

atau aturan atau tolok ukur tertentu, jika obyek yang diteliti memiliki nilai

yang sesuai standar maka dapat dikatakan hasil evaluasi terhadap tersebut

baik, tetapi apabila obyek yang diteliti memiliki nilai yang jauh dari nilai

standar maka dikatakan hasil evaluasi terhadap obyek tersebut buruk.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Menurut Arikunto (2008), tujuan dari evaluasi dibedakan menjadi dua

yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada

program secara menyeluruh, sedangkan tujuan khusus hanya difokuskan

pada masing-masing komponen.

Adapun fungsi evaluasi menurut Arikunto (2008) adalah untuk

melihat kembali apakah semua yang sudah berjalan sesuai dengan

ketetapan dan aturan yang berlaku, dan juga untuk melihat apakah layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

9

atau tidaknya semua yang sudah berjalan. Dalam melakukan evaluasi ini,

fungsi lainnya adalah untuk memberikan umpan balik dari kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan.

B. Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013),

pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan

direksi, manajemen, dan personal lainnya, yang dirancang untuk

memberi keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan

dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Menurut Mulyadi (2008)

sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode,

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Mulyadi (2008), berdasarkan tujuannya sistem

pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Pengendalian Internal Akuntansi

Pengendalian internal akuntansi yang merupakan bagian dari

pengendalian internal, meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

10

kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi.

b. Pengendalian Internal Administratif

Pengendalian internal administratif meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk

mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

2. Komponen Pengendalian Internal

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO) (2013), pengendalian internal mempunyai lima

komponen dan 17 prinsip, yaitu:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses,

dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan

pengendalian internal di organisasi. Lingkungan pengendalian terdiri

dari prinsip-prinsip:

1) Komitmen terhadap integritas dan nilai etika.

2) Melaksanakan tanggung jawab pengawasan.

3) Menetapkan struktur, wewenang dan tanggung jawab.

4) Komitmen terhadap kompetensi.

5) Mendorong akuntabilitas atas sistem pengendalian internal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

11

b. Penilaian Risiko

Setiap perusahaan menghadapi risiko dari sumber eksternal

maupun internal. Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis

dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap

pencapian tujuan. Dengan demikian penilaian risiko membentuk

dasar untuk menentukan bagaimana risiko akan dikelola. Ada empat

prinsip dari penilaian risiko, yaitu:

1) Menentukan tujuan.

2) Mengidentifikasi dan menganalisis risiko.

3) Menilai risiko kecurangan.

4) Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan signifikan.

c. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan tindakan yang ditetapkan

melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan

manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan

yang dilakukan. Ada tiga prinsip aktivitas pengendalian, yaitu:

1) Mengembangkan kegiatan pengendalian.

2) Mengembangkan kontrol umum atas teknologi.

3) Merinci dalam kebijakan dan prosedur.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi diperlukan perusahaan untuk melaksanakan tanggung

jawab pengendalian untuk mendukung pencapaian tujuannya.

Komunikasi bersifat terus menerus untuk menyediakan, berbagi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

12

memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi dalam

perusahaan terjadi secara internal maupun eksternal. Ada tiga prinsip

informasi dan komunikasi, yaitu:

1) Menggunakan informasi yang relevan.

2) Komunikasi internal yang efektif.

3) Komunikasi eksternal yang efektif.

e. Aktifitas Pemantauan atau Pengawasan

Kegiatan ini merupakan evaluasi berkelanjutan, terpisah, atau

beberapa kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk

memastikan apakah masing-masing dari lima komponen

pengendalian benar-benar ada dan berfungsi. Ada dua prinsip dalam

aktivitas pemantauan, yaitu:

1) Evaluasi berkelanjutan dan/ atau terpisah.

2) Mengevaluasi dan melaporkan setiap kekurangan.

3. Keterbatasan Pengendalian Internal

Keterbatasan-keterbatasan yang ada mungkin terjadi sebagai hasil

dari penetapan tujuan-tujuan yang menjadi prasyarat untuk pengendalian

internal tidak tepat, penilaian manusia dalam pengendalian keputusan

yang dapat salah dan bias, faktor kegagalan atau kesalahan manusia

sebagai pelaksana, kemampuan manajemen untuk mengesampingkan

pengendalian internal, kemampuan manajemen, personel lainnya,

ataupun pihak ketiga untuk menghindari kolusi, dan juga peristiwa-

peristiwa eksternal yang berada di luar kendali organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

13

Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian

internal (Mulyadi, 2002) adalah sebagai berikut:

a. Kesalahan Dalam Pertimbangan

Manajemen dan personil lain seringkali melakukan kesalahan

dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melaksanakan tugas

rutin yang disebabkan karena kekurangan informasi, keterbatasan

waktu atau tekanan lain.

b. Gangguan

Gangguan pada pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi

karena personil salah memahami perintah atau melakukan kesalahan

karena kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan yang

bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem

dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.

c. Kolusi

Kolusi atau persekongkolan dapat mengakibatkan rusaknya

pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan

perusahaan dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak

terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

14

d. Pengabaian oleh Manajemen

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang

telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan

pribadi, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan

semu.

4. Fungsi Pengendalian Internal

Fungsi pengendalian internal menurut Gondodiyoto (2007), meliputi:

a. Fungsi Operasi

Dalam fungsi operasi, memiliki sebuah wewenang

melaksanakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pembelian dan

penjualan serta melihat barang yang ada berhubungan dengan

persediaan bahan baku.

b. Fungsi Penyimpanan Barang

Fungsi ini memiliki peran sebagai tempat menyimpan aset

perusahaan. Menyimpan barang-barang yang akan siap diolah dan di

produksi menjadi barang setengah jadi dan barang jadi yang akan

dipasarkan.

c. Fungsi Penyimpanan Uang

Fungsi ini menyimpan uang yang ada di dalam perusahaan yang

merupakan aset yang sangat berharga dan kekayaan yang ada di

perusahaan. Fungsi ini menjaga uang dari kehilangan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

15

kecurangan yang memungkinkan dapat terjadi serta penyimpangan

yang ada.

d. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa

keuangan perusahaan, menyimpan dan melihat segala transaksi serta

kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan keluar masuknya aliran

kas.

5. Sifat Pengendalian Internal

Menurut Gondodiyoto (2009), pengendalian internal memiliki 3 sifat,

meliputi:

a. Preventive Control

Pengendalian internal yang dirancang memiliki tujuan agar

mengurangi kesalahan, kekeliruan, kelalaian, maupun penyalagunaan

dalam pelaksaan kegiatan perusahaan perusahaan. Misalnya desain

formulir yang baik, itemnya lengkap, mudah diisi, serta pelatihan

kepada orang-orang yang berkaitan dengan input sistem, sehingga

mereka tidak melakukan kesalahan.

b. Detection Control

Pengendalian yang didesain dengan tujuan agar apabila data

direkam atau dikonversi dari media sumber untuk di transfer ke sistem

komputer dapat dideteksi bila terjadi kesalahan.

c. Corrective Control

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

16

Pengendalian yang sifatnya jika terdapat data yang sebenarnya

error tetapi tidak terdeteksi oleh detection control, atau data yang

error yang terdeteksi oleh program validasi, harus ada prosedur yang

jelas tentang bagaimana melakukan pembetulan terhadap data yang

salah dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan kerugian kalau

kesalahan atau penyalahgunaan tersebut sudah benar-benar terjadi.

6. Pentingnya Pengendalian Internal

Menurut Gondodiyoto (2010), pengendalian internal bagi suatu

perusahaan merupakan suatu keharusan. Faktor faktor yang menyebabkan

pentingnya sistem pengendalian internal meliputi:

a. Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas

struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit. Untuk

dapat mengawasi operasi organisasi, manajemen hanya mengandalkan

kepercayaan atas berbagai laporan dan analisa.

b. Tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah

dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan

terletak pada management, sehingga management harus mengatur

sistem pengendalian internal yang sesuai untuk memenuhi tanggung

jawab tersebut.

c. Pengawasan oleh dari satu orang merupakan cara yang tepat untuk

menutup kekurangan-kekurangan yang bisa terjadi pada manusia.

Pengawasan yang meliputi saling cek merupakan salah satu

karakteristik sistem pengendalian internal yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

17

7. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Warren dkk. (2017), tujuan pengendalian internal akan

menyediakan keyakinan yang memadai bahwa:

a. Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis

Aset merupakan kekayaan perusahaan dan harta perusahaan itu

sendiri, dengan adanya sistem pengendalian internal menentukan

pengawasan dan sifat pemantauan agar aset yang ada dapat terlindungi

dan digunakan hanya untuk keperluan bisnis dan aktivitas dalam

perusahaan.

b. Informasi bisnis akurat

Dengan sistem pengendalian internal, informasi di dunia bisnis

dan usaha dapat lebih akurat dan efisien. Informasi yang ada dapat

diuji dan valid serta sumber meyakinkan dalam komplek dunia usaha

dan bisa dijaring secara luas.

c. Karyawan manajer mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku

Di dalam segala aktivitas dan aturan tentunya tercantum pula

segala urusan berkaitan dengan hukum, dimana segala elemen

perusahaan atau perusahaan mematuhi hukum tanpa terkecuali.

Dengan adanya aturan hukum memungkinkan dapat terpatuhi dan

berjalan dengan aman serta baik agar kegiatan dapat berjalan dengan

sebagaimana mestinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

18

C. Pengertian dan Jenis-jenis Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Pengertian persediaan berdasarkan jenis operasi perusahaan menurut

Prawirosentono (2005), dapat digolongkan menjadi 2 bagian:

a. Perusahaan Manufaktur

Persediaan diartikan sebagai penyimpanan barang bahan baku dan

juga barang setengah jadi (work in process) untuk diproses menjadi

barang jadi (finished goods) yang mempunyai nilai tambah lebih

besar secara ekonomis, dan dijual kepada pihak ketiga (konsumen).

b. Perusahaan Dagang

Persediaan sendiri dapat diartikan sebagai simpanan sejumlah barang

jadi yang siap untuk dijual kepada pihak ketiga (konsumen).

Menurut Suradi (2009), perusahaan dagang (merchandisising

business) adalah perusahaan yang aktivitasnya utamanya adalah membeli

barang untuk dijual kembali tanpa melakukan perubahan baik atas bentuk

maupun kualitas barang tersebut.

Menurut Suradi (2009), perusahaan dagang secara umum dapat

dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu:

a. Pedagang besar (whole sales)

b. Pedagang eceran (retail sales)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

19

Pedagang besar menjual barang dagangannya kepada pedagang

pengecer, sedangkan pedagang eceran menjual barangnya langsung

kepada konsumen.

2. Faktor Biaya Persediaan

Persediaan sangatlah penting untuk perusahaan dagang, dimana

stock barang harus selalu ada jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam

penjualan dan pesanan pembelian oleh konsumen. Persediaan juga

menentukan kelancaran dari penjualan, maka persediaan barang dagang

harus dikelola dengan sangat tepat. Ristono (2013), bila persediaan

berlebihan, ada beberapa beban yang harus ditanggung, yaitu:

a. Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang di

simpan maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.

b. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang

maka risiko kerusakan barang semakin tinggi.

c. Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan

“out of date” atau ketinggalan jaman.

Menurut Ristono (2013), suatu pengendalian persediaan yang

dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan

tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga

tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh

penghematan-pengehematan untuk persediaan tersebut. Hal inilah yang

dianggap penting untuk dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

20

menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan

dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau

pengeluaran biaya yang ekonomis.

Maka tujuan pengelolaan persediaan menurut Ristono (2013) adalah

sebagai berikut:

a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen

dengan cepat (memuaskan konsumen).

b. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan

tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan

terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan:

1) Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi

langka sehingga sulit untuk diperoleh.

2) Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang

dipesan.

c. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan

dan laba perusahaan.

d. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena

dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.

e. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-

besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar.

3. Jenis Persediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

21

Menurut Ristono (2013), pembagian jenis persediaan berdasarkan

tujuannya, terdiri atas:

a. Persediaan Pengamanan (Safety Stock)

Persediaan pengamanan atau sering pula disebut sebagai safety stock

adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur

ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan

pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan

terjadi kekurangan persediaan (stockout)

b. Persediaan Antisipasi (Stabization Stock)

Persediaan antisipasi merupakan persediaan yang dilakukan untuk

menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan

sebelumnya

c. Persediaan dalam Pengiriman (Work In Process Stock)

Persediaan dalam pengiriman adalah persediaan yang masih dalam

pengiriman, yaitu:

1) Eksternal Transit Stock adalah persediaan yang masih berada

dalam transportasi.

2) Internal Transit Stock adalah persediaan yang masih menunggu

untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.

4. Faktor Penentu Safety Stock

Menurut Ristono (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya safety stock, adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

22

a. Risiko kehabisan persediaan, yang biasanya ditentukan oleh:

Kebiasaan pihak supplier dalam pengiriman barang yang dipesan,

apakah tepat waktu atau sering kali terlambat dari waktu yang telah

ditetapkan dalam kontrak pembelian. Apabila kebiasaan supplier

dalam pengiriman barang yang dipesan sering kali tepat waktu, maka

perusahaan tidak perlu memiliki persediaan yang besar, dan

sebaliknya bila kebiasaan supplier dalam pengiriman barang

seringkali tidak tepat waktu sebagaimana yang disepakati, maka

perusahaan sebaiknya atau perlu memiliki persediaan yang cukup

besar.

b. Biaya simpan di gudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan.

Biaya penyimpanan di gudang lebih besar dari biaya yang

dikeluarkan seandainya melakukan pesanan ekstra bila persediaan

habis, maka perusahaan tidak perlu memiliki persediaan yang besar.

Sebaliknya bila biaya pesanan ekstra lebih besar dari biaya

penyimpanan di gudang, maka perusahaan sebaiknya atau perlu

memiliki persediaan yang cukup besar.

c. Sifat Persaingan

Persaingan yang terjadi antar perusahaan dapat ditentukan dari

kecepatan pelayanan pemenuhan permintaan pelanggan atau

konsumen, maka perusahaan perlu memiliki persediaan yang besar.

5. Alat Ukur Persediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

23

Menurut Pujawan (2005), perusahaan perlu menggunakan ukuran-

ukuran untuk melihat kinerja persediaan. Pada prinsipnya kinerja

persediaan harus berorientasi pada efisiensi operasi di satu pihak dan

pelayanan terhadap pelanggan (service level). Beberapa ukuran yang bisa

digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah:

a. Inventory Turnover Rate

Tingkat ini ingin melihat seberapa cepat produk atau barang

mengalir relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai

persediaan. Nilainya bisa diukur untuk tiap individu produk atau

secara agregat mewakili satu kelompok atau keseluruhan produk.

b. Inventory Days of Supply

Didefinisikan sebagai rata-rata jumlah hari suatu perusahaan

bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Ukuran ini

sebenarnya bisa dikatakan seirama dengan tingkat perputaran

persediaan. Kalau inventory days of supply panjang maka tingkat

perputarannya rendah.

c. Fill rate

Persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh

pelanggan. Jadi fill rate 97% berarti ada kemungkinan 3% dari item

yang diminta oleh pelanggan tidak tersedia. Akibatnya pelanggan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

24

harus menunggu beberapa lama atau pindah ke tempat lain untuk

mendapatkannya.

6. Biaya Persediaan

Menurut Ristono (2013), besar kecilnya persediaan yang dimiliki

sangat tergantung pada kebijakan perusahaan, dan hal ini ditentukan

dengan pertimbangan tertentu, salah satunya adalah faktor biaya. Biaya

yang dikeluarkan bukan hanya biaya penyimpanan persediaan di gudang,

melainkan harus dipertimbangkan pula biaya yang dikeluarkan mulai dari

pemesanan hingga masuk ke dalam gudang, sebagai berikut:

a. Ongkos Pembelian (Purchase Cost)

Harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar, atau biaya

produksi per unit apabila di produksi dalam perusahaan atau dapat

dikatakan pula bahwa biaya pembelian adalah semua biaya yang

digunakan untuk membeli suku cadang

b. Ongkos Pemesanan atau Biaya Persiapan (Order Cost or Set Up

Cost)

Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pemesanan barang

ke supplier. Besar kecilnya biaya pemesanan sangat tergantung pada

frekuensi pesanan, semakin sering memesan barang maka biaya yang

dikeluarkan akan semakin besar dan sebaliknya. Pemesanan yang

terperinci meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

25

1) Biaya persiapan pesanan, antara lain:

a) Biaya telepon atau ongkos menghubungi sipplier.

b) Pengeluaran surat menyurat.

2) Biaya penerimaan, seperti:

a) Biaya pembongkaran dan pemasukan ke gudang.

b) Biaya laporan penerimaan barang.

c) Biaya pemeriksaan barang atau pengecekan.

3) Biaya pengiriman pesanan ke gudang.

4) Biaya-biaya proses pembayaran, seperti:

a) Biaya pembuatan cek.

b) Pengiriman cek atau biaya transfer ke bank supplier.

Biaya pemesanan tidak naik bila kuantitas pesanan sekali pesan

bertambah besar, sehingga semakin banyak item komponen dalam

sekali pesan maka biaya pesan per unit akan turun. Semakin sedikit

item barang dan sedikit jumlah dalam sekali pesan maka akan

semakin besar biaya pesan per unit.

c. Ongkos Simpan (Carrting Cost or Holding Cost or Storage Cost)

Biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan

pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan

persediaan, atau dapat pula dikatakan bahwa biaya simpan adalah

semua biaya yang timbul akibat penyimpanan barang. Besar kecilnya

biaya simpan sangat tergantung pada jumlah rata-rata barang yang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

26

simpan di gudang. Semakin banyak rata-rata persediaan, maka biaya

simpan juga akan besar dan sebaliknya. Termasuk dalam biaya

simpan antara lain adalah:

1) Biaya sewa atau penggunaan gudang.

2) Biaya pemeliharaan barang.

Bila diperhatikan kedua jenis biaya persediaan barang adalah

sama, dam diketahui bahwa baik biaya pesan maupun biaya simpan

merupakan biaya variabel atau biaya yang besarnya berubah-ubah

tergantung pada frekuensi pemesanan dan volume persediaan

barang.

d. Biaya Kekurangan Persediaan (Stockout Cost)

Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomi atas

kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan

dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi.

Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak

dapat memenuhi kebutuhan departemen lain. Biaya yang timbul dari

biaya kekurangan persediaan ini adalah sebagai berikut:

1) Kehilangan pendapatan.

2) Selisih harga komponen.

3) Terganggunya operasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

27

D. Pengertian Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit juga merupakan salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

masalah medis untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk masyarakat dan tempat

yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana

kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan

dan atau upaya kesehatan penunjang.

2. Misi Rumah Sakit

Misi rumah sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah

rumah sakit didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit tersebut

melakukan kegiatan. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

28

pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Tugas Rumah Sakit

Tugas rumah sakit pada umumnya adalah menyediakan keperluan

untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah

sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:

983/Menkes/SK/XI/1992, Tugas Rumah Sakit Umum adalah

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004).

4. Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Rumah sakit

mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik,

pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan

keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan,

pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan.

Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit memberikan

pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga merupakan fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

29

yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan

kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi empat fungsi dasar

rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian dan

kesehatan masyarakat.

5. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, Rumah sakit dapat

diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Berdasarkan kepemilikan

1) Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) adalah rumah sakit umum

milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen

Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan

berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralayan

menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum kelas A, B, C, dan D.

Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan,

fisik dan peralatan.

a) Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan

subspesialistik luas.

b) Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

30

sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik

terbatas.

c) Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik dasar.

d) Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

2) Rumah Sakit Umum Swasta, dibedakan menjadi:

a) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum

swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,

setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.

b) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum

swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan

spesialitik dalam 4 abang, setara dengan rumah sakit

pemerintah kelas.

c) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum

swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,

spesialitik dan subspesialitik, setara dengan rumah sakit

pemerintah kelas B.

6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

31

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian di rumah

sakit di bawah pimpinan seorang apoteker sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan RI No. 547/MenKes/SK/VI/1994 dan dibantu oleh

beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dan merupakan tempat atau fasilitas

penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta

pelayanan kefarmasian (Siregar, 2004).

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/

MenKes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum

bab IV pasal 41, instalasi merupakan fasilitas penyelenggara palayanan

penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan,

pelatihan dan pemeliharaan sarana rumah sakit. Instalasi Rumah Sakit

meliputi instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat,

bedah sentral, perawatan intensif, radiologi, farmasi, gizi, patologi dan

pemeliharaan sarana rumah sakit.

Adapun tugas seorang apoteker di rumah sakit adalah melaksanakan

kegiatan kefarmasian seperti mengawasi pembuatan, pengadaan,

pendistribusian obat atau perbekalan farmasi serta berperan dalam

program pendidikan dan penelitian, pembinaan kesehatan masyarakat

melalui pemantauan keamanan, efektifitas, efisiensi biaya dan ketepatan

penggunaan obat oleh pasien. Dengan demikian apoteker di rumah sakit

dapat membantu tercapainya suatu pengobatan yang aman dan rasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

32

yang berorientasi pada pasien dan bukan hanya berorientasi pada produk.

Pelayanan kefarmasian dibagi menjadi 2 bagian yaitu pelayanan farmasi

minimal dan pelayanan farmasi klinis.

a. Pelayanan farmasi minimal dalam pelaksanaannya, pelayanan farmasi

minimal dibagi atas:

1) Perbekalan

Perbekalan dilaksanakan oleh unit pelaksana instalasi farmasi

rumah sakit yang meliputi pengadaan dan penyimpanan perbekalan

farmasi. Pengadaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan

jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi. Pengadaan bertujuan

untuk mendapatkan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan dan

anggaran serta menghindari kekosongan persediaan obat.

Adapun pedoman perencanaan persediaan obat dapat

berdasarkan beberapa aspek yaitu:

a) Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)/Formularium, standar

terapi rumah sakit dan ketentuan setempat yang berlaku.

b) Data catatan medik.

c) Anggaran yang tersedia.

d) Penetapan prioritas.

e) Siklus penyakit.

f) Sisa stok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

33

g) Data pemakaian periode lalu.

h) Perencanaan pengembangan.

Pengadaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan untuk

merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan. Pembelian

perbekalan farmasi berpedoman pada:

a) Surat pesanan yang ditanda tangani oleh apoteker.

b) Barang harus berasal dari sumber dan jalur distribusi yang

resmi.

c) Perjanjian pembayaran.

d) Kualitas barang.

Penyimpanan perbekalan farmasi merupakan kegiatan

pengaturan sediaan farmasi di dalam ruang penyimpanan, dengan

tujuan untuk:

a) Menjamin mutu tetap baik, yaitu kondisi penyimpanan

disesuaikan dengan sifat obat, misalnya dalam hal suhu dan

kelembaban.

b) Memudahkan dalam pencarian, misalnya disusun berdasarkan

abjad.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

34

c) Memudahkan pengawasan persediaan atau stok dan barang

kadaluarsa, yaitu disusun berdasarkan FIFO (First In First

Out).

d) Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.

2) Distribusi

Distribusi merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka

penyaluran obat-obatan dan alat kesehatan. Distribusi obat rumah

sakit dilakukan untuk melayani:

a) Pasien rawat jalan pasien atau keluarga pasien langsung

menerima obat dari instalasi farmasi sesuai dengan resep yang

ditulis oleh dokter. Keadaan ini memungkinkan diadakannya

konseling pada pasien atau keluarga pasien.

b) Pasien Rawat Inap. Ada 3 sistem pendistribusian pada pasien

rawat inap, yaitu:

1) Resep Perorangan (Individual Prescription). Sistem ini

memungkinkan semua resep dokter dapat dianalisis

langsung oleh apoteker dan terjalin kerja sama antara

dokter, apoteker, perawat dan pasien. Keuntungan sistem

ini adalah resep dapat dikaji lebih dahulu oleh apoteker, ada

interaksi antara apoteker, dokter dan perawat, adanya

legalisasian persediaan. Kelemahan sistem ini adalah bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

35

obat berlebih maka pasien harus membayarnya, obat dapat

terlambat ke pasien.

2) Floor stock.Pada sistem ini perbekalan farmasi diberikan

kepada masing-masing unit perawatan sebagai persediaan.

Sistem ini memungkinkan perbekalan farmasi tersedia bila

diperlukan. Misalnya untuk persediaan obat-obat

emergensi.

Keuntungan sistem ini adalah obat yang dibutuhkan

cepat tersedia, meniadakan obat yang return, pasien tidak

harus membayar obat yang lebih, tidak perlu tenaga yang

banyak. Kelemahan sistem ini adalah sering terjadi

kesalahan, seperti kesalahan peracikan oleh perawat atau

adanya kesalahan penulisan etiket, persediaan obat di

ruangan harus banyak, kemungkinan kehilangan dan

kerusakan obat lebih besar.

3) One Day Dose Dispensing. Didefinisikan sebagai obat-

obatan yang diminta, disiapkan, digunakan dan dibayar

dalam dosis perhari, yang berisi obat dalam jumlah yang

telah ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini

melibatkan kerjasama antara dokter, apoteker dan perawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

36

Keuntungan sistem ini adalah pasien hanya membayar

obat yang dipakai, tidak ada kelebihan obat atau alat yang

tidak dipakai di ruangan perawat, menciptakan pengawasan

ganda oleh apoteker dan perawat, kerusakan dan kehilangan

obat hampir tidak ada.

4) Administrasi

Administrasi yang teratur sangat dibutuhkan untuk menjamin

terselenggaranya sistem pembukuan yang baik. Oleh karena itu,

tugas administrasi di instalasi farmasi dikoordinir oleh koordinator

yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi

Rumah Sakit (IFRS).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut

Sugiyono (2012), penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)

tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang

lain. Metode deskriptif juga dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek

dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga masyarakat dan yang lainnya

yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa

adanya.

B. Jenis Data dan Sumber Data

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2012), data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini,

data primer yang digunakan berupa penerapan pengendaian internal

persediaan obat di bagian farmasi RSUD Temanggung yang diperoleh dari

wawancara dan checklist.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

38

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2012), data sekunder adalah sumber data yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam

penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa struktur organisasi,

laporan penerimaan persediaan dan laporan pengeluaran persediaan obat.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung

yang berlokasi di Jalan Gajah Mada Nomor 1A, Walitelon Selatan, Kecamatan

Temanggung, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan tanggal 26 Juni sampai

dengan 26 Juli 2018.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak pihak yang terkait dalam penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepala farmasi

b. Staf farmasi

c. Instalasi farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

39

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah data yang akan diteliti. Objek dari

penelitian ini meliputi:

a. Pengendalian internal persediaan obat pada bagian farmasi

b. Prosedur penerimaan obat pada bagian farmasi

c. Prosedur penyimpanan obat pada bagian farmasi

d. Prosedur pengeluaran obat pada bagian farmasi

E. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Gambaran umum rumah sakit

2. Struktur organisasi

3. Pengendalian internal persediaan obat

4. Prosedur penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran obat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, apa bila ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah respondennya hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

40

sedikit (Sugiyono, 2011). Kegiatan wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah peneliti melakukan wawancara langsung kepada

responden untuk memberikan informasi dalam bentuk fakta atau opini

mengenai prosedur pengendalian internal persediaan obat yang berlaku di

bagian farmasi RSUD Temanggung.

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2012), dokumentasi adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

arsip, dokumen, tulisan, angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian. Kegiatan dokumentasi

dalam penelitian ini berupa foto-foto yang penulis ambil ketika

mengunjungi RSUD Temanggung, yang nantinya foto-foto tersebut dapat

dijadikan alat untuk mendukung penelitian ini.

3. Checklist

Menurut Arikunto (2010) checklist adalah pengumpulan data dengan

cara membuat sebuah daftar dimana subjek penelitian tinggal

membubuhkan tanda check () pada kolom jawaban yang sesuai. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara tertulis, dimana

responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan membubuhkan

tanda centang () mengenai pengendalian internal persediaan obat pada

bagian farmasi RSUD Temanggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

41

G. Teknik Analisis Data

1. Mempersiapkan data untuk wawancara dan checklist mengenai

Pengendalian Internal pada Persediaan Obat. Peneliti mempersiapkan data

pernyataan untuk wawancara dan checklist sesuai dengan standar COSO

yaitu berisi 5 komponen dan 17 prinsip.

2. Ketika melakukan wawancara penulis juga melengkapi setiap jawaban

checklist dan memberi keterangan berupa alasan mengapa menjawab “ya”

atau “tidak” pada setiap jawaban chekclist sesuai dengan jawaban

responden secara singkat.

3. Mendeskripsikan hasil wawancara dan checklist mengenai Pengendalian

Internal pada Persediaan Obat. Peneliti akan menguraikan hasil wawancara

dan checklist agar lebih mudah dipahami untuk proses pengolahan data

dan mendeskripsikan hasil checklist dari kepala Farmasi yang berkaitan

dengan penerapan pengendalian internal atas persediaan obat dibagian

farmasi RSUD Temangung.

4. Membandingkan hasil deskripsi data hasil wawancara yang diperoleh

dengan komponen pengendalian internal menurut COSO yang diihat dari

komponen-komponennya dengan membuat tabel perbandingan. Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif

yaitu dengan membandingkan dan memberi gambaran secara lengkap hasil

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

42

Peneliti akan membandingkan hasil deskripsi data dengan membuat

tabel perbandingan. Jumlah baris disesuaikan dengan jumlah prinsip

pengendalian internal menurut COSO yang masuk dalam penelitian ini.

Tabel perbandingan pengendalian internal dapat dilihat pada tabel 3.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

1

Table 3.1: Tabel Perbandingan Pengendalian Internal

Komponen

Pengendalian

Internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelaksanaan Pengendalian

Internal di Bagian Farmasi Keterangan

Lingkungan

Pengendalian

1. Organisasi menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai

etika.

2. Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap

manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap

pengembangan dan kinerja pengendalian internal.

3. Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari

komisaris, struktur, jalur pelaporan, dan kewenangan serta

tanggung jawab yang seseuai dengan upaya pencapaian

tujuan organisasi.

4. Organisasi menunjukkan adanya komitmmen untuk

memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan

individu yang kompeten dalam upaya pencapaian tujuan

perusahaan organisasi.

5. Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban

akuntabilitas atas tanggung jawab dalam hal internal

control dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan

perusahaan.

Penilaian

Risiko 6. Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga

memungkinkan dilakukannya proses identifikasi dan

penilaian risiko terkait tujuan.

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

42

Table 3.1: Tabel Perbandingan Pengendalian Internal (lanjutan)

Komponen

Pengendalian

internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di

Bagian farmasi Keterangan

Penilaian

Risiko

7. Organisasi mengindefikasi risiko terkait dengan

pencapaian tujuan organisasi pada seluruh lingkup

perusahaan, dan menganalisis risiko sebagai dasar

untuk menentukan bagaimana risiko-risiko tersebut

harus dikelola.

8. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya

fraud dalam menilai risiko

9. Organisasi mengidentiikasi dan menilai perubahan-

perubahan yang dapat mempengaruhi sistem

pengendalian internal secara signifikan.

Aktivitas

Pengendalian

10. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas

pengendalian yang mendukung upaya mitigasi risiko

sehingga risiko berada pada level yang dapat diterima.

11. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas

pengendalian umum dengan menggunakan teknologi

untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.

12. Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian

sebagaimana tercermin pada kebijakan, yang

menetapkan apa yang diharapkan dan dalam prosedur

yang relevan untuk melakukan kebijakan tersebut.

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

43

Table 3.1: Tabel Perbandingan Pengendalian Internal (lanjutan)

Komponen

Pengendalian

Internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO

Pelakasanaan

Pengendalian di

Bagian farmasi

Keterangan

Informasi dan

Komunikasi

13. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan

menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas

untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen

pengendalian internal.

14. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara

internal termasuk tujuan dan tanggung jawab

pengendalian internal, yang penting untuk mendukung

berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.

15. Organisasi berkomunikasi dengan eksternal terkai

dengan berbagai hal yang dapat mempengaruhi

berungsinya seluruh komponen pengendalian internal.

Pemantauan

atau

Pengawasan

16. Organisasi menseleksi, membangun dan melaksanakan

evaluasi berkelanjutan dan terpisah untuk dapat

meyakinkan apakah seluruh komponen pengendalian

internal telah berfungsi dengan baik.

17. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan

kelemahan pengendalian internal dalam waktu yang

tepat kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk

melakukan tindakan koreksi.

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

44

5. Mengevaluasi data hasil perbandingan yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan mengevaluasi data hasil perbandingan sesuai dengan

tabel perbandingan yang telah dibuat dan memberikan gambaran secara

lengkap mengenai pengendalian internal yang diterapkan di bagian farmasi

RSUD Temanggung apakah sudah diterapkan sesuai dengan komponen-

komponen pengendalian internal menurut COSO.

6. Menarik kesimpulan dari hasil evaluasi.

Peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil perbandingan dan

memberikan alasan serta hambatan mengapa prinsip-prinsip pengendalian

internal menurut COSO belum diterapkan dalam bagian farmasi RSUD

Temanggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

45

BAB IV

RSUD TEMANGGUNG

A. Sejarah dan Gambaran RSUD Temanggung

RSUD Temanggung didirikan pada tahun 1907. Sebagai rumah sakit

pemerintah, RSUD Temanggung memiliki peran dan tugas penting dalam

menjamin kelangsungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh

masyarakat Temanggung.

Sebagai rumah sakit rujukan dari unit pelayanan tingkat dasar, baik

pemerintah, swasta maupun masyarakat di kabupaten Temanggung, RSUD

kabupaten Temanggung terus menerus melakukan peningkatan sarana dan

prasarana, SDM dan standar pelayanan kesehatan.

RSUD Temanggung telah menyediakan poliklinik lengkap untuk pasien

bayi sampai lansia, pasien umum dan pasien BPJS. RSUD Temanggung juga

melengkapi peralatan canggih dan mutakhir sesuai perkembangan dunia

kedokteran seperti CT-scan dan endoscopy. RSUD Temanggung juga

menyediakan pelayanan pendidikan dan pelatihan untuk dokter umum,

perawat, radiographer dan lain-lain.

Sudah selayaknya masyarakat mengetahui dan memanfaatkan fasilitas

dan pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Kabupaten Temanggung. Profil

dan informasi pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Temanggung ini

sangat penting, agar masyarakat mendapat gambaran secara jelas namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

46

ringkas tentang profil dan informasi pelayanan kesehatan yang ada di RSUD

Kabupaten Temanggung.

B. Tugas Pokok dan Fungsi

RSUD mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,

pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan

serta pengabdian masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas,

RSUD menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan.

b. Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang pelayanan kesehatan.

c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan

dibidang pelayanan kesehatan.

d. Pelayanan medis.

e. Pelayanan penunjang medis dan non medis.

f. Pelayanan keperawatan.

g. Pelayanan rujukan.

h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.

i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

47

j. Pengelolaan keuangan dan akuntansi.

k. Pengelolaan urusan kepegawaian, hokum, hubungan masyarakat,

organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum.

l. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas-tugas di

bidang pelayanan kesehatan RSUD.

m. Penyelenggaraan tata usaha RSUD

n. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

C. Visi dan Misi RSUD Temanggung

1. Visi RSUD Temanggung adalah “Memberikan Pelayanan Prima Sebagai

Pusat Rujukan Kesehatan”.

2. Misi RSUD Temanggung:

a. Meningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

b. Meningkatkan Mutu dan Kerjasama Pendidikan Kesehatan

c. Meningkatkan Pengelolaan Keuangan yang Efektif dan Efisien

d. Meningkatkan Kinerja Dan Disiplin Pegawai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

48

D. struktur Organisasi

Tabel 4.1 Struktur Organisasi

Sumber : rsud.temanggung.go.id

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

49

BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data hasil wawancara dan checklist mengenai Pengendalian

Internal atas Persediaan obat di RSUD Temanggung.

Prosedur pengelolaan dalam bagian farmasi memiliki tiga prosedur yaitu

prosedur penerimaan persediaan dari gudang, prosedur penyimpanan

persediaan dan prosedur pengeluaran persediaan. Berikut ini deskripsi

mengenai prosedur pengelolaan persediaan.

1. Prosedur Penerimaan Persediaan obat

Prosedur penerimaan obat pada bagian farmasi RSUD Temanggung

dilakukan oleh staf farmasi sebagai berikut:

a. Staf farmasi menerima obat yang berasal dari gudang persediaan obat

yang dikirim oleh staf gudang.

b. Staf farmasi memeriksa obat satu per satu yang diterima dari gudang

untuk memastikan tidak ada obat yang rusak atau sudah kadaluarsa,

kemudian memeriksa jumlah obat dan nama obat untuk melihat apakah

obat yang dikirim dari gudang sudah sesuai dengan pesanan dari staf

farmasi.

Dalam prosedur penerimaan ini jika ada ketidaksesuaian misalkan

seperti obat yang sudah kadaluarsa atau kerusakan maka bagian farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

50

akan memisahkan dan mengkomunikasikan kepada bagian gudang karena

bagian gudanglah yang memiliki prosedur pemusnahan obat.

2. Prosedur Penyimpanan Persediaan obat

Prosedur penyimpanan persediaan obat yang dilakukan pada bagian

farmasi RSUD Temanggung adalah sebagai berikut:

a. Setelah obat yang diterima dari gudang diperiksa kembali selanjutnya

obat disimpan kedalam ruangan bagian farmasi, untuk dipisahkan

menurut jenis-jenis obat.

b. Staf farmasi mencatat obat yang diterima dari gudang pada buku

penerimaan obat, setelah dicatat pada buku kemudian dibuatkan kartu

stok yang sesuai dengan jumlah yang diterima.

c. Staf farmasi akan mengatur penyimpanaan di almari display dan

disusun sesuai dengan nama dan jenis obat kemudian disusun dengan

sistem FIFO (first in first out) atau FEFO (first expired first out).

3. Prosedur Pengeluaran Persediaan obat

Prosedur pengeluaran persediaan obat bagian farmasi RSUD

Temanggung sebagai berikut:

a. Staf farmasi menerima catatan resep dokter dari pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

51

b. Staf farmasi akan membuat slip pembayaran yang sesuai dengan

catatan resep dokter untuk dibayarkan bagian administrasi yang

kemudian pasien akan diberikan kwitansi pembayaran

c. Staf akan menyediakan obat yang sesuai dengan catatan resep dokter

ketika dari pihak pasien sudah melakukan pembayaran dengan

membawa kwitansi pembayaran pada bagian farmasi

d. Staf farmasi mencatat pengeluaran obat pada buku pengeluaran

kemudian memperbarui kartu stok obat.

Dalam prosedur pengeluaran, staf farmasi diwajibkan mengecek

kembali pemesanan obat agar jumlah dan jenis obat sesuai dengan catatan

dokter. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko yaitu kesalahan

dalam memberikan obat.

B. Evaluasi Perbandingan Penerapan Pengendalian Internal Persediaan

Obat di bagian Farmasi RSUD Temanggung dengan Komponen

Pengendalian Internal Menurut COSO

Pengendalian internal persediaan obat pada bagian farmasi sangat

penting dilakukan untuk meminimalisir segala jenis risiko yang terjadi seperti

kerusakan, kadaluarsa dan pencurian obat. Maka dari itu dilakukan evaluasi

terkait pengendalian internal untuk mengetahui apakah pelaksanaan

pengendalian internal sudah dilakukan sesuai dengan standar pengendalian

internal yang ditinjau dari komponen-komponen pengendalian internal

menurut COSO.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

52

Peneliti akan mengevaluasi pengendalian internal persediaan obat pada

bagian farmasi dengan membandingkan pengendalian internal yang ditetapkan

COSO ditinjau dari seluruh komponen pengendaian internal yaitu lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi komunikasi,

dan pemantauan atau pengawasan.

Data yang dihasilkan dari wawancara dan checklist kepada kepala

farmasi atau pimpinan pada bagian farmasi, penerapan pengendalian internal

persediaan obat dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2, 5.3, 5.4, dan 5.5 yang

menunjukkan perbandingan dan evaluasi penerapan pengendalian internal

persediaan obat pada lima komponen pengendalian internal.

1. Lingkungan Pengendalian

Menurut COSO, lingkungan pengendalian merupakan seperangkat

standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan

pengendalian internal di organisasi. Terdapat beberapa prinsip

pengendalian internal menurut COSO dalam lingkungan pengendalian,

yaitu:

a. Organisasi menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika

b. Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap manajemen

dan melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja

pengendalian internal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

53

c. Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari komisaris, struktur,

jalur pelaporan, dan kewenangan serta tanggung jawab yang sesuai

dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.

d. Organisasi menunjukkan adanya komitmen untuk memperoleh,

mengembangkan dan mempertahankan individu yang kompeten dalam

upaya pencapaian tujuan organisasi.

e. Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban

akuntabilitas atas tanggung jawab dalam hal pengendalian internal

dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Dari prinsip-prinsip di atas, kemudian penulis melakukan evaluasi

dengan membandingkan antara pelaksanaan pengendalian internal di

bagian farmasi RSUD Temanggung dengan prinsip prinsip pengendalian

Internal seperti di atas. Tabel 5.1 menjelaskan hasil perbandingan dan

evaluasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

54

Tabel 5.1: Tabel Perbandingan dan Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Persediaan Obat dalam Komponen

Lingkungan Pengendalian

Komponen

Pengendalian

Internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelaksanaan Pengendalian Internal di Bagian

Farmasi Keterangan

Lingkungan

Pengendalian

1. Organisasi menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai

etika.

Pada bagian farmasi terdapat struktur perilaku dan

peraturan untuk setiap divisi yang kemudian

disosialisasikan kepada seluruh staf.

Sesuai COSO

2.

Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap

manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap

pengembangan dan kinerja pengendalian internal.

Secara periodik Dinas Kesehatan memeriksa RSUD

Temanggung sebagai bentuk pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan operasional.

Sesuai COSO

3.

Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari komisaris,

struktur, jalur pelaporan, dan kewenangan serta tanggung

jawab yang sesuai dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.

Terdapat struktur organisasi di RSUD Temanggung

(lihat gambar 4.1) Sesuai COSO

4.

Organisasi menunjukkan adanya komitmen untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan individu

yang kompeten dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan

organisasi.

RSUD Temanggung menetapkan syarat dan tahap tertentu saat perekrutan, terdapat kebijakan tentang

jenjang karir dan sistem bonus dalam kinerja

karyawannya.

Sesuai COSO

5.

Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban

akuntabilitas atas tanggung jawab dalam hal pengendalian

internal dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Setiap staf pada bagian farmasi wajib melakukan

pelaporan tentang kondisi persediaan obat Sesuai COSO

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

55

Berdasarkan hasil perbandingan mengenai penerapan pengendalian

persediaan obat ditinjau dari komponen lingkungan pengendalian,

diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:

a. Perusahaan menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai etika.

Rumah sakit sudah menetapkan standar perilaku dalam setiap divisi

termasuk dalam bagian farmasi. Standar perilaku yang dibuat telah

disosialisasikan pada staf oleh masing masing-pimpinan divisi karena

setiap divisi memiliki peraturan dan standar perilaku yang berbeda.

Seperti divisi atau bagian farmasi menetapkan standar perilaku dalam

pengendalian internal persediaan obat menerapkan prosedur

penyimpanan dan prosedur pengeluaran obat. Terbukti dengan sistem

pengendalian yang ada, selama ini di RSUD Temanggung belum

pernah terjadi pelanggaran integritas dan etika.

b. Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap manajemen

dan melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja

pengendalian internal. Secara periodik Dinas Kesehatan melakukan

pemeriksaaan sebagai upaya pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan oprasional di RSUD Temanggung. Dinas Kesehatan juga

melakukan pemeriksaan dan pengawasan agar pengendalian internal

persediaan obat tetap berjalan baik dengan memeriksa ruangan

penyimpanan obat dan mengecek kartu stok apabila ada kesalahan

pencatatan atau penyimpanan kepala farmasi akan mengkonfirmasikan

kepada staf yang bertanggung jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

56

c. Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari komisaris, struktur,

jalur pelaporan, dan kewenangan serta tanggung jawab yang sesuai

dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Bagian farmasi membuat

struktur organisasi yang dapat dilihat dalam gambar 4.1 dan struktur

tersebut sudah dikomunikasikan kepada seluruh staf.

d. Organisasi menunjukkan adanya komitmen unutuk memperoleh,

mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten

dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Rumah sakit menerapkan

kriteria untuk merekrut karyawan baru, namun untuk bagian farmasi

ada kriteria khusus dalam merekrut staf karyawan baru yaitu wajib

memiliki pendidikan yang sesuai minimal diploma tiga jurusan farmasi

agar mampu bekerja dengan baik sesuai bidangnya. Selain memiliki

kriteria khusus bagian farmasi juga menetapkan proses merekrut

dengan psikotes, tes wawancara dan yang menentukan adalah tes

kesehatan. Bagian farmasi juga memiliki kebijakan jenjang karir untuk

mempertahankan karyawan, kemudian memberikan penghargaan

berupa bonus yang berdasarkan dari hasil kerja karyawan.

e. Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban

akuntabilitias atas tanggung jawabnya dalam hal pengendalian internal

dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan. Bagian farmasi

mewajibkan setiap staf bagian farmasi untuk melaksanakan tanggung

jawabnya dan mampu menjelaskan setiap kondisi yang berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

57

dengan pengendalian internal persediaan obat, misalnya staf mampu

menjelaskan kondisi persediaan obat.

Berdasarkan hasil deskripsi dari tabel perbandingan dan evaluasi 5.1,

bagian farmasi telah sepenuhnya menerapkan pengendalian internal sesuai

dengan komponen pengendalian internal menurut COSO yang pertama

yaitu lingkungan pengendalian. Secara periodik Dinas Kesehatan

melakukan pemeriksaaan sebagai upaya pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan oprasional di RSUD Temanggung, rumah sakit telah membentuk

struktur organisasi, dan menetapkan standar perilaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

58

2. Penilaian Resiko

Menurut COSO, organisasi harus mengidentifikasi dan menganalisis

faktor-faktor yang menciptakan risiko dan harus menentukan bagaimana

risiko tersebut dapat dikelola. Dalam penelitian ini objek penelitiannya

adalah bagian farmasi RSUD Temanggung. Terdapat beberapa prinsip

pengendalian internal menurut COSO dalam komponen penilaian risiko,

yaitu:

a. Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga memungkinkan

dilakukannya proses identifikasi dan penilaian risiko terkait dengan

tujuan.

b. Organisasi mengindefikasi risiko terkait dengan pencapaian tujuan

organisasi pada seluruh lingkup perusahaan, dan menganalisis risiko

sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko-risiko tersebut

harus dikelola.

c. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam menilai

risiko.

d. Organisasi mengidentiikasi dan menilai perubahan-perubahan yang

dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal secara signifikan.

Dari prinsip-prinsip di atas, penulis membandingkan dan

mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal di bagian farmasi RSUD

Temanggung dengan standar pengendalian internal menurut COSO.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

59

Tabel 5.2: Perbandingan dan Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Penilaian Risiko

Komponen

Pengendalian

internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian farmasi Keterangan

Penilaian Risiko

1.

Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga

memungkinkan dilakukannya proses identifikasi dan penilaian risiko terkait dengan tujuan

Bagian farmasi telah menetapkan tujuan pengendalian

yang jelas yaitu tujuan operasi yang berhubungan dengan aktivitas pengendalian.

Sesuai COSO

2.

Organisasi mengindefikasi risiko terkait dengan

pencapaian tujuan organisasi pada seluruh lingkup

perusahaan, dan menganalisis risiko sebagai dasar

untuk menentukan bagaimana risiko-risiko tersebut

harus dikelola.

Bagian farmasi telah mengidenfikasi dan menganalisis

setiap risiko yang mungkin terjadi dan kemudian

mengelola risiko tersebut agar dapat diminimalisir.

Sesuai COSO

3. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya

fraud dalam menilai risiko

Bagian farmasi telah mempertimbangkan faktor risiko

dalam melakukan penilaian risiko, agar potensi

terjadinya fraud dapat di atasi.

Sesuai COSO

4.

Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-

perubahan yang dapat mempengaruhi sistem

pengendalian internal secara signifikan.

Bagian farmasi melakukan training terhadap karyawan

baru agar pengendalian internal persediaan obat

berjalan efisien.

Sesuai COSO

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

60

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.2 mengenai penerapan

pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen penilaian

risiko, diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:

a. Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga memungkinkan

dilakukannnya proses identifikasi dan penilaian risiko terkait dengan

tujuan. Bagian farmasi telah menetapkan tujuan pengendalian yang

jelas yaitu tujuan operasi yang berhubungan dengan pelaksanaan

kegiatan operasi dengan membentuk aktivitas pengendalian seperti

pemisahan tugas untuk meminimalisir risiko salah pencatatan atau

salah perhitungan dalam melakukan prosedur pengendalian internal,

menggunakan teknologi fingerprint untuk mencatat jam kerja staf dan

memantau apakah staf hadir tepat waktu atau tidak, dan memasang AC

dalam ruangan yang berguna untuk menjaga suhu ruangan karena ada

beberapa obat yang harus dijaga dengan suhu yang baik, seperti jenis

obat yang berbentuk kapsul. Kemudian dalam mencegah risiko

kadaluarsa pada obat, penyusunan obat disusun dengan sistem FIFO.

b. Organisasi mengidentifikasi risiko terkait dengan pencapaian tujuan

organisasi pada seluruh lingkup perusahaan, dan menganalisis risiko

sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

Bagian farmasi telah mengidenfikasi dan menganalisis setiap risiko

yang mungkin terjadi. Risiko yang mungkin terjadi pada bagian

farmasi seperti terjadinya kebakaran, terjadinya kerusakan obat dan

kadaluarsa pada obat. Dengan melakukan identifikasi dan menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

61

risiko yang mungkin terjadi, bagian farmasi dapat mengetahui

bagaimana mengelola terhadap risiko tersebut.

c. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam menilai

risiko. Bagian farmasi telah mempertimbangkan faktor risiko dalam

melakukan penilaian risiko, faktor tersebut berasal dari staf bagian

farmasi sendiri, misalnya kesalahan pencatatan manual yang dilakukan

staf tidak sama dengan pencatatan yang di komputer. Maka dari itu

setiap satu bulan dilakukan evaluasi untuk melaporkan hasil kinerja

agar potensi terjadinya fraud dapat di atasi.

d. Perusahaan mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang

dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal secara signifikan.

RSUD Temanggung pada bagian farmasi telah mengidentifikasi dan

menilai perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi pengendalian

internal dari lingkungan bagian farmasi. Perubahan yang terjadi

didalam lingkungan farmasi yang sering terjadi di RSUD Temanggung

adalah ketika terdapat staf farmasi yang berkompeten tetapi memilih

untuk mengundurkan diri (dengan berbagai alasan seperti fokus

mengurus rumah tangga, membuka bisnis, dll) dan karena hal tersebut

maka RSUD pada bagian farmasi harus melakukan perekrutan staf

baru, hal ini mempengaruhi kinerja operasi dikarenakan ketika staf

lama digantikan dengan staf baru maka staf baru harus bekerja dengan

menyesuaikan staf yang lain dan biasanya pekerjaan yang

dilaksanakan kurang efisien dalam ketepatan waktu. Dari hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

62

identifikasi perubahan tersebut kepala farmasi menetapkan kebijakan

adanya pelatihan dalam satu bulan dengan dampingan dari kepala

farmasi.

Berdasarkan hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.2 dan evaluasi

yang dilakukan, bagian farmasi sudah menerapkan pengendalian internal

secara keseluruhan dalam komponen pengendalian internal kedua yaitu

penilaian risiko. Bagian farmasi sudah menetapkan tujuan pengendalian

yang jelas dalam melaksanakan penilaian risiko, mengidentifikasi dan

menganalisis setiap risiko yang mungkin terjadi dan mengetahui

bagaimana mengelola risiko tersebut, melakukan evaluasi untuk

menghindari terjadinya fraud, dan sudah menerapkan sistem training yang

didampingi kepala farmasi agar kegiatan pengendalian persediaan obat

tidak terganggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

63

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan tindakan yang ditetapkan melalui

kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan manajemen

untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian yang dilakukan organisasi.

Ada tiga prinsip dalam aktivitas pengendalian, yaitu:

a. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian

yang mendukung upaya mitigasi risiko sehingga risiko berada pada

level yang dapat diterima.

b. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian

umum dengan menggunakan teknologi untuk mendukung pencapaian

tujuan organisasi.

c. sebagaimana tercermin pada kebijakan, yang menetapkan apa yang

diharapkan dan dalam prosedur yang relevan untuk melakukan

kebijakan tersebut.

Dari ketiga prinsip dalam pengendalian internal menurut COSO pada

komponen aktivitas pengendalian tersebut, kemudian dibandingkan

dengan pengendalian internal persediaan obat yang diterapkan pada bagian

farmasi RSUD Temanggung dan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan

prinsip pengendalian internal menurut COSO. Tabel 5.3 menjelaskan hasil

perbandingan evaluasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

64

Tabel 5.3: Perbandingan dan Evaluasi Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Aktivitas Pengendalian

Komponen

Pengendalian

internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian farmasi Keterangan

Aktivitas

Pengendalian

1.

Organisasi telah menyeleksi dan membangun

aktivitas pengendalian yang mendukung upaya mitigasi risiko sehingga risiko berada pada level

yang dapat diterima.

Terdapat kebijakan untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dan dapat diterima oleh bagian

farmasi

Sesuai COSO

2.

Organisasi telah menyeleksi dan membangun

aktivitas pengendalian umum dengan menggunakan

teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Bagian farmasi telah menjalankan aktivitas

pengendalian yang memadai dari pencapaian tujuan

dengan menggunakan teknologi

Sesuai COSO

3.

Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian

sebagaimana tercermin pada kebijakan, yang

menetapkan apa yang diharapkan dan dalam

prosedur yang relevan untuk melakukan kebijakan

tersebut.

Bagian farmasi telah membuat dan menetapkan

kebijakan pelaksanaan prosedur pengendalian

persediaan obat.

Sesuai COSO

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

65

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.3 mengenai penerapan

pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen aktivitas

pengendalian, diperoleh hasil eveluasi sebagai berikut:

a. Perusahaan telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian

yang mendukung upaya mitigasi risiko sehingga risiko berada pada

level yang dapat diterima. Bagian farmasi telah menerapkan beberapa

kebijakan yang dapat meminimalisir adanya risiko yang telah

diidentifikasi sehingga risiko tersebut dapat berada pada level yang

dapat diterima bagian farmasi yaitu:

1) Bagian farmasi menerapkan sistem persediaan FIFO (first in first

out) dengan arus FEFO (first expired first out).

2) Bagian farmasi menerapkan pemisahan tugas dalam setiap

prosedur.

3) Bagian farmasi menerapkan komputerisasi dalam pencatatan keluar

masuknya obat, kemudian dicatat secara manual untuk pencatatan

dibuku catatan penerimaan dan pengeluaran obat.

b. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian

umum dengan menggunakan teknologi untuk mendukung pencapaian

tujuan organisasi. Bagian farmasi telah menjalankan aktivitas

pengendalian yang memadai dari pencapaian tujuan dengan

penggunaan alat detektor asap untuk menghindari kebakaran,

penggunaan AC untuk menjaga suhu ruangan agar dapat menjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

66

kualitas obat, karna ada jenis obat yang harus berada dalam suhu yang

baik.

c. Perusahaan menerapkan kegiatan pengendalian sebagaimana tercermin

pada kebijakan, yang menetapkan apa yang diharapkan, dan dalam

prosedur yang relevan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Bagian

farmasi telah membuat dan menetapkan kebijakan pelaksanaan

prosedur pengendalian persediaan obat. Kebijakan tersebut

dikomunikasikan oleh kepala farmasi pada saat setelah merekrut staf

baru agar prosedur tesebut dapat dilaksankan dengan baik.

Pelaksanaan prosedur pengendalian internal persediaan obat dipimpin

kepala farmasi dibantu oleh seluruh staf dalam melaksanakannya.

Berdasarkan hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.3 dan evaluasi

yang dilakukan menunjukkan bahawa bagian farmasi sudah seluruhnya

sesuai dengan komponen pengendalian internal yang ketiga aktivitas

pengendalian. Bagian farmasi telah membentuk aktivitas pengendalian

agar risiko berada pada level yang dapat diterima, dalam melaksanakan

aktivitas pengendalian , bagian farmasi sudah menggunakan teknologi

yang mendukung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

67

4.Informasi dan Komunikasi

Menurut COSO informasi diperlukan perusahaan untuk

melaksanakan tanggung jawab pengendalian dan untuk mendukung

pencapaian tujuan organisasi dan komunikasi untuk menyediakan,

berbagi,serta memperoleh informasi yang diperlukan. Ada tiga prinsip

informasi dan komunikasi, yaitu:

a. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan

informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya

seluruh komponen pengendalian internal.

b. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal termasuk

tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal, yang terpenting

untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen pengendalian

internal.

c. Organisasi berkomunikasi dengan eksternal terkait dengan berbagai

hal yang dapat mempengaruhi berfungsinya seluruh komponen

pengendalian internal.

Dari ketiga prinsip tersebut, kemudian penulis melakukan

perbandingan dan evaluasi antara pelaksanaan pengendalian internal pada

bagian bagian farmasi RSUD Temanggung dengan prinsip pengendalian

internal menurut COSO. Tabel 5.4 menjelaskan perbandingan dan evaluasi

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

68

Tabel 5.4: Perbandingan dan Evaluasi Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Informasi dan Komunikasi

Komponen

Pengendalian

Internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian

farmasi Keterangan

Informasi dan

Komunikasi

1.

Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan

menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen

pengendalian internal.

Bagian farmasi memperoleh informasi yang relevan dari gudang tentang prosedur

penerimaan obat.

Sesuai COSO

2.

Organisasi mengkomunikasikan informasi secara

internal termasuk tujuan dan tanggung jawab

pengendalian internal, yang penting untuk mendukung

berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.

Bagian farmasi telah mengkomunikasikan

pengendalian internal kepada seluruh staf

berupa prosedur yang dibuat.

Sesuai COSO

3.

Organisasi berkomunikasi dengan eksternal terkai

dengan berbagai hal yang dapat mempengaruhi

berungsinya seluruh komponen pengendalian internal.

Bagian farmasi telah melakukan komunikasi

dengan pihak eksternal melalui kepala

farmasi yang selanjutnya dilaporkan kepada

direksi dalam bentuk laporan

Sesuai COSO

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

69

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.4 mengenai penerapan

pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen informasi

dan komunikasi, diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:

a. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan

informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya

seluruh komponen pengendalian internal. Bagian farmasi memperoleh

informasi yang relevan untuk mendukung berfungsinya pengendalian

internal, bagian farmasi memperoleh informasi dari gudang tentang

prosedur penerimaan obat. Informasi tersebut berisikan tentang

jumlah, jenis obat, dan jenis kemasan obat. Informasi yang diterima

digunakan untuk meminimalisir risiko kerusakan obat.

b. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk

tujuan dan tanggung jawab terhadap pengendalian internal untuk dapat

mendukung berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.

Bagian farmasi telah menyelenggarakan komunikasi tentang

pengendalian internal kepada staf melalui kepala farmasi, hal yang

dikomunikasikan berupa prosedur prosedur pengendalian internal

persediaan obat yaitu prosedur penerimaan, prosedur penyimpanan,

dan prosedur pengeluaran obat.

c. Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal terkait dengan

berbagai hal yang dapat mempengaruhi berfungsinya seluruh

komponen pengendalian internal. Bagian farmasi telah melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

70

komunikasi kepada pihak eksternal melalui kepala farmasi kepada

direksi pada saat rapat pimpinan, hal yang dikomunikasikan berupa

informasi seperti laporan persediaan obat, permasalahan seperti

disfungsinya perangkat keras komputer dan alat cetak faktur sehingga

mempengaruhi pengendalian internal persediaan obat.

Berdasarkan penjabaran hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.4

dan evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa bagian farmasi sudah

menerapkan pengendalian internal secara keseluruhan dalam komponen

pengendalian internal yang ke empat yaitu informasi dan komunikasi.

Bagian farmasi telah memperoleh informasi yang relevan untuk

mendukung berfungsinya pengendalian internal persediaan obat. Kepala

farmasi juga telah mengkomunikasikan tentang pengendalian internal

kepada seluruh staf, dan sudah mengkomunikasikan informasi kepada

pihak eksternal berupa laporan persediaan obat dan permasalahan internal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

71

5. Pemantauan atau Pengawasan

Menurut COSO kegiatan pemantauan atau pengawasan ini

merupakan evaluasi berkelanjutan, terpisah, atau beberapa kombinasi dari

keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing

komponen pengendalian benar-benar ada dan berungsi. Komponen

pemantauan atau pengawasan ini memiliki dua prinsip, yaitu:

a. Organisasi menseleksi, membangun dan melaksanakan evaluasi

berkelanjutan dan terpisah untuk meyakinkan apakah seluruh

komponen pengendalian internal telah berfungsi dengan baik.

b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan

pengendalian internal dalam waktu yang tepat kepada pihak-pihak

yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan koreksi.

Dari prinsip-prinsip di atas, kemudian penulis melakukan

perbandingan dan evaluasi antara pelaksanaan pengendalian internal pada

bagian bagian farmasi RSUD Temanggung dengan prinsip pengendalian

internal menurut COSO. Tabel 5.5 menjelaskan perbandingan dan evaluasi

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

72

Tabel 5.5: Perbandingan dan Evaluasi Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Pemantauan atau

Pengawasan

Komponen

Pengendalian

Internal

No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian

farmasi Keterangan

Pemantauan atau

Pengawasan

1.

Organisasi menseleksi, membangun dan melaksanakan

evaluasi berkelanjutan dan terpisah untuk dapat meyakinkan

apakah seluruh komponen pengendalian internal telah

berfungsi dengan baik.

Bagian farmasi melakukan pemantauan

berkelanjutan yang dilakukan oleh dewan

pengawas internal dan kepala bagian

keuangan

Sesuai COSO

2.

Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan

kelemahan pengendalian internal dalam waktu yang tepat

kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk

melakukan tindakan koreksi.

Kepala farmasi telah mengevaluasi

kelemahan pengendalian internal yang ada,

melalui laporan persediaan obat

Sesuai COSO

Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

73

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.5 mengenai penerapan

pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen pemantauan

atau pengawasan, diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:

a. Organisasi menseleksi, membangun, dan melaksanakan evaluasi

berkelanjutan dan terpisah untuk dapat meyakinkan apakah seluruh

komponen pengendalian internal telah berfungsi dengan baik. Bagian

farmasi melakukan pemantauan berkelanjutan, yang dilakukan

bersama dewan pengawas internal dan kepala bagian keuangan, pada

umumnya pemantauan berkelanjutan dilakukan secara mendadak tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu agar menghindari tindakan kecurangan

yang dilakukan oleh karyawan. Pemantauan berkelanjutan ini berupa

pemeriksaan fisik yang dicocokkan dengan laporan keuangan apakah

pemeriksaan fisik sesuai dengan yang tertulis dalam laporan keuangan.

b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan

pengendalian kontrol dalam waktu yang tepat kepada pihak yang

bertanggung jawab untuk melakukan tindakan koreksi. Kepala farmasi

telah mengevaluasi kelemahan pengendalian internal, kelemahan yang

ditemukan dalam pengendalian internal berada pada bagian prosedur

penerimaan dan pengeluaran obat karena pada awalnya bagian farmasi

mencatat penerimaan dan pengeluaran obat hanya dengan pencatatan

manual yang dicatat dalam buku penerimaan dan pengeluaran obat,

yang menyebabkan kepala farmasi kesulitan dalam memeriksa karena

ada beberapa tulisan yang kurang jelas dalam penulisannya. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

74

kejadian tersebut kepala farmasi menyampaikan kepada direksi pada

rapat pimpinan sebagai upaya perbaikan prosedur pengendalian

internal persediaan obatdan memberikan masukan berupa pengadaan

perangkat keras komputer beserta software atau aplikasi yang

mendukung dalam perbaikan prosedur pengendalian internal

persediaan obat.

Berdasarkan penjabaran hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.5

dan evaluasi yang telah dilakukan, pengendalian internal bagian farmasi

telah seluruhnya sesuai dengan komponen pengendalian yang kelima yaitu

pemantauan atau pengawasan. Bagian farmasi melakukan pemantauan

berkelanjutan, yang dilakukan bersama dewan pengawas internal dan

kepala bagian keuangan serta mengevaluasi kelemahan pengendalian

internal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

75

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan mengenai pengendalian

internal persedian obat di bagian farmasi RSUD Temanggung dapat

disimpulkan bahwa bagian farmasi RSUD Temanggung secara keseluruhan

telah menerapkan dan sesuai dengan standar pengendalian internal menurut

COSO. Bagian farmasi telah sepenuhnya menerapkan sesuai dengan

komponen lingkungan pengendalian dengan adanya standar perilaku,

pengawasan kinerja, membentuk struktur organisasi dan melaksanakan

tanggung jawab terhadap kinerja.

Bagian farmasi telah menerapkan seluruhnya dari komponen

pengendalian internal sesuai dengan pengendalian internal menurut COSO

yang kedua yaitu penilaian risiko dengan melaksanakan pemisahan tugas,

mengidentifikasi dan menganalisis setiap bentuk risiko yang mungkin terjadi

dan mengetahui bagai mana risiko tersebut harus dikelola, serta

mempertimbangkan faktor risiko.

Bagian farmasi juga telah menerapkan seluruhnya dari komponen

pegendalian internal sesuai dengan pengendalian internal menurut COSO yang

ketiga, bagian farmasi telah menerapkan kebijakan yang dapat meminimalisir

adanya risiko yang telah teridentifikasi dan bagian farmasi telah melakukan

aktivitas pengendalian sebagai upaya meminimalkan risiko sehingga risiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

76

berada pada level yang dapat diterima. Aktivitas yang telah diterapkan

dibangun menggunakan teknologi yang mendukung teracapainya tujuan

operasi.

Bagian farmasi juga telah menerapkan pengendalian internal sesuai

dengan pengendalian internal menurut COSO yang keempat yaitu informasi

dan komunikasi secara keseluruhan. Bagian farmasi telah menyelenggarakan

komunikasi tentang pengendalian internal kepada seluruh staf melalui kepala

farmasi.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak dapat mengakses

dokumen-dokumen terkait prosedur pengendalian persediaan penerimaan dan

pengeluaran seperti faktur penerimaan dan faktur pengeluaran dikarenakan

kebijakan dari rumah sakit yang berlaku sebagai upaya meminimalisir

penyalah gunaan faktur.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi RSUD Temanggung khususnya bagian farmasi, pada dasarnya

kegiatan pengendalian di RSUD Temanggung sudah cukup baik. Hal ini

ditunjukkan dari lima komponen pengendalian menurut COSO secara

umum RSUD Temanggung sudah sesuai dengan standar COSO, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

77

dari lima komponen yang terdiri dari 17 prinsip masih terdapat tiga prinsip

yang tidak sesuai dengan standar COSO. Penulis berharap kegiatan

pengendalian internal di bagian farmasi RSUD Temanggung lebih baik

lagi dengan perbaikan sistem dan strukturnya lebih diperjelas baik secara

gambar dan juga hitam di atas putih, agar seluruh prinsip dapat sesuai

dengan standar COSO.

2. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah objek penelitian

yaitu pada bagian gudang obat RSUD Temanggung agar informasi yang

dihasilkan dapat lebih akurat dalam pengambilan kesimpulan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

78

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Petty. 2013.”Analisis Pengendalian Internal Persediaan Obat untuk

Pasien Umum di Klinik Ibumas Tanjungpinang”. Jurnal, Universitas

Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Riau.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. 2008. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis bagi

Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Committee of sponsoring Organizations (COSO). 2013. 2013 COSO Framework.

https://coso.org/Pages/default.aspx. Diunduh pada 25 mei 2018.

Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Gondodiyoto, Sanyoto. 2009. Pengelolaan Fungsi Audit Sistem Informasi.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Gondodiyoto, Sanyoto. 2010. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Kartika, Fauzia. 2013. “Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Terhadap

Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Umum Daerah Abepura”. Jurnal EMBA.

Vol. 1. (Desember). No. 4.

Ketut, Widiasa. 2015. ”Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang

Dagang Pada UD Tirta Yasa”. Jurnal Akuntansi. Vol. 3. No. 1.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam, Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba

Empat.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Prawirosentono, Suyadi. 2005. Riset Operasi dan Ekonofisika. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

79

Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chan Management. Edisi Pertama. Surabaya:

Guna Widya.

Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehetan No. 983 Tahun

1992/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit

Umum.1992.https://farmalkes.kemses.go,id/?wpdmact=process&did=MTY2

LmhvdGxpbms=. Diakses 6 November 2018.

Republik Indonesia. “Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.”

2009. Lembar Negara RI Tahun 2009, No. 153. Sekretariat Negara, Jakarta.

Ristono, Agus. 2013. Manajaemen Persediaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Warren, dkk. 2006. Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitati Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Suradi. 2009. Pengantar Akuntansi 1. Edisi Pertama. Yogyakarta: Gava Media.

Warren, dkk. 2017. Pengantar Akuntansi 1. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba

Empat.

Wijaya, Anindita. 2014. “Analisis Pengendalian Internal Persediaan Obat pada

Apotek Kencana Semarang”. Jurnal, Semarang: Universitas Dian

Nuswantoro Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

80

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

81

Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut

Bagian Faramasi RSUD Temanggung

No Komponen Pengendalian

Internal Ya Tidak Keterangan

Lingkungan Pengendalian

1. Apakah bagian farmasi

memiliki standar perilaku

atau kode etik?

Bagian farmasi memiliki

standar perilaku yang sudah

ditetapkan dalam rumah

sakit

2. Apakah bagian farmasi

terdapat struktur organisasi?

Bagian farmasi memiliki

memiliki struktur organisasi

tetapi hanya sederhana dan

tidak tertulis

3. Apakah dewan komisaris

melaksanakan pengawasan

terhadap kinerja

pengenddlian internal

dibagian farmasi?

Yang melakukan

pengawasan terhadap kinerja

pengendalian internal adalah

Dinas Kesehatan, karena

rumah sakit tidak memiliki

dewan komisaris

4. Apakah bagian farmasi

dalam merekrut staf

berdasarkan latar belakang

pendidikan yang sesuai ?

Dalam bagian farmasi

melakukan perekrutan staf

sesuai dengan latar belakang

pendidikannya yaitu dengan

pendidikan minimal diploma

tiga farmasi

5. Apakah dalam bagian

farmasi menerapkan sistem

penghargaan pada karyawan?

Bagian farmasi menerapkan

sistem penghargaan pada

karyawan berupa jabatan

seperti pengangkatan staf

honorer menjadi staf tetap

6. Apakah ada prosedur khusus

dalam perekrutan karyawan?

Bagian farmasi melakukan

perekrutan karyawan melalui

3 tahap yaitu psikotes,

wawancara, dan tes

kesehatan

7. Apakah ada evaluasi yang

dilakukan terhadap kinerja

karyawan?

Bagian farmasi melakukan

evaluasi satu bulan sekali

dalam upaya peningkatan

kinerja karyawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

82

Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut

Bagian Faramasi RSUD Temanggung

No Komponen

Pengendalian Internal Ya tidak Keterangan

Penilaian Risiko

1. Apakah ada risiko yang

dihadapi dalam proses

penyimpanan obat?

Bagian farmasi terdapat risiko

dalam proses penyimpanan

obat seperti kerusakan obat

pada saat pengiriman dari

gudang

2. Apakah terdapat risiko

yang dihadapi dalam

prosedur pengeluaran

obat?

Bagian juga terdapat risiko

dalam prosedur pengeluaran

seperti kesalahan perhitungan

atau kesalahan dalam jumlah

penerimaan

3. Apakah ada perlakuan

khusu terhdap obat yang

rentan akan kerusakan

Ada perlakuan khusus

terhadap jenis obat yang

rentan, seperti obat yang

kemasannya berbentuk botol

kaca dengan penyimpanan

yang tidak terlalu tinggi dari

permukaan lantai.

4. Apakah ada perlakuan

khusus terhadap obat

yang sudah kadaluarsa

Terhadap obat kadaluarsa,

bagian farmasi hanya

memisahkan dan akan

dilaporkan kepada bagian

gudang untuk diproses

selanjutnya

5. Apakah bagian farmasi

melakukan prosedur

pemusnahan obat?

Bagian farmasi tidak

melakukan prosedur

pemusnahan karena yang

berwenang melakukan

prosedur pemusnahan adlah

bagian gudang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

83

Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut

Bagian Faramasi RSUD Temanggung (lanjutan)

No Komponen

Pengendalian Internal Ya tidak Keterangan

Aktivitas Pengendalian

1. Apakah ada langkah

pengendalian untuk

menghindari kerusakan

persediaan obat?

Langkah yang dilakukan

dalam untuk menghindari

kerusakan obat bagian farmasi

menggunakan AC dalam

menjaga kualitas obat serta

lemari penyimpanan yang

tertutup untuk menghindari

kontak fisik pada staf

2. Apakah setiap perubahan

dalam pada jumlah

persediaan obat dicatat

secara langsung?

Bagian farmasi mencatat

langsung setiap perubahan

jumlah persediaan kedalam

komputer kemudian diinput

kedalam buku pencatatan

penerimaan dan pengeluaran

obat

3. Apakah dalam aktivitas

pengendalian persediaan

obat bagian farmasi

menerapkan sistem

FIFO?

Bagian farmasi menerapkan

sistem FIFO dengan arus

FEFO

4. Apakah bagian farmasi

telah menerapkan

pemisahan tugas dalam

melakukan aktivitas

pengendalian?

Bagian farmasi telah

menerapkan pemisahan tugas

dalam upaya pelakasanaan

aktivitas pengendalian agar

tidak terjadi rangkap fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

84

Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut

Bagian Faramasi RSUD Temanggung (lanjutan)

No Komponen

Pengendalian Internal Ya tidak Keterangan

Informasi dan Komunikasi

1. Apakah bagian farmasi

menyelenggarakan

komunikasi tentang

pengendalian internal

terhadap seluruh staf?

Bagian farmasi telah

menyelenggarakan

komunikasi tentang

pengendalian internal kepada

seluruh staf melalui kepala

farmasi

2. Apakah bagian farmasi

menggunakan informasi

yang relevan?

Bagian farmasi menggunakan

informasi yang relevan dari

bagian gudang untuk

mendukung berjalannya

operasional pengendalian

internal persediaan berupa

informasi dalam prosedur

penerimaan obat tentang

jumlah, jenis, dan kemasan

obat.

3. Apakah bagian farmasi

menyelenggarakan jalur

komunikasi antara

direksi?

Bagian farmasi

menyelenggarakan jalur

komunikasi antara direksi

pada saat rapat pimpinan

sekaligus mengevaluasi hasil

kinerja bagian farmasi

Pemantauan atau Pengawasan

1. Apakah bagian farmasi

melakukan evaluasi

berkelanjutan ?

Bagian farmasi tidak

melakukan evaluasi

berkelanjutan karena evaluasi

berkelanjutan dilakukan oleh

dewan pengawas internal

2. Apakah setiap

kelemahan pengendalian

internal disampaikan

kepada pihak yang

bertanggung jawab untuk

dilakukan perbaikan?

Setiap kelemahan

pengendalian internal yang

ada di bagian farmasi akan

disampaikan kepada direksi

untuk dilakukan perbaikan

seperti sarana pelakasanaan

pengendalian internal yaitu

teknologi berbasis komputer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

85

Lampiran 2

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana sejarah rumah sakit ini berdiri?

2. Apa tugas pokok dan fungsi rumah sakit?

3. Apa visi dan misi dari perusahaan ini?

4. Bagaimana struktur organisasi di rumah sakit ini?

5. Siapakah pihak-pihak yang berwenang persediaan obat dalam bagian

farmasi?

6. Bagaimana kepala farmasi melakukan pekerjaan terkait persediaan obat?

7. Bagaimana pembagian tugas yang dilakukan untuk setiap fungsi sesuai

struktur organisasi?

8. Bagaimana pelaksanaan prosedur penerimaan obat dalam bagian farmasi?

9. Bagaimana pelaksanaan prosedur penyimpanan obat dalam bagian farmasi?

10. Bagaimana pelaksanaan prosedur pengeluaran obat dalam bagian farmasi?

11. Apakah pemeriksaan pengendalian internal dilakukan oleh pihak farmasi

itu sendiri ?

12. Apakah bagian farmasi sudah menerapkan sistem training terhadap staf

atau karyawan baru?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

86

Lampiran 3 Penerimaan Obat dari gudang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

87

Lampiran 4 Ruang Penyimpanan Obat bagian Farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN OBAT …

88

Lampiran 5 Ruang Karyawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI