Top Banner
EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA AKTIVITAS PEMBATIKAN MENGGUNAKAN METODE BRIEF SURVEY (Studi Kasus: UKM Batik Oguud Kampung Batik Laweyan) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik oleh: NURKHASANAH D 600 130 029 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
16

EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

Mar 15, 2019

Download

Documents

dinhcong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA AKTIVITAS

PEMBATIKAN MENGGUNAKAN METODE BRIEF SURVEY

(Studi Kasus: UKM Batik Oguud Kampung Batik Laweyan)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

oleh:

NURKHASANAH

D 600 130 029

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan
Page 3: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan
Page 4: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan
Page 5: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

1

EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA AKTIVITAS PEMBATIKAN

MENGGUNAKAN METODE BRIEF SURVEY

(Studi Kasus: UKM Batik Oguud Kampung Batik Laweyan)

Abstrak

Batik Cap Oguud adalah produsen batik yang memproduksi kain batik cap yang sebagian

besar teknik pewarnaan smok kenyuk. Proses produksi batik ini masih tradisional atau masih

menggunakan tenaga manusia. Berdasarkan pengamatan lapangan, sebagian besar pekerja

melakukan aktivitas dengan postur janggal, seperti pada aktivitas smok, penutulan warna, dan

pelipatan kain dengan postur jongkok dengan posisi punggung condong ke depan dalam waktu

yang cukup lama. Jika aktivitas tersebut dilakukan dengan postur tubuh janggal maka dapat

menimbulkan musculoskeletal disorders (MSDs) dan dapat menurunkan produktivitas kerja.

Berdasarkan permasalahan aktivitas pembatikan dengan postur janggal (tidak alamiah), maka

diperlukan evaluasi Musculoskeletal Diorders menggunakan kuesioner Nordic Body Map

(NBM) untuk mengetahui tingkat keluhan Musculoskeletal pekerja dan Baseline Risk

Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey berupa penilaian tingkat risiko ergonomi

pada 18 aktivitas kerja di 9 stasiun kerja. Hasil dari penelitian diperoleh bahwa tingkat keluhan

MSDs tertinggi dengan kategori sakit adalah bahu kanan sebesar 54,5%, tangan kanan sebesar

54,5%, dan betis kiri sebesar 45,5%. Hasil untuk tingkat risiko ergonomi tertinggi pada aktivitas

smok, pewiruan kain, dan pelipatan kain dengan skor 3. Perbaikan yang diperlukan pada

aktivitas tersebut adalah siku,bahu, leher, punggung, dan kaki. Setelah dilakukan simulasi

perbaikan postur dan penambahan alat bantu dengan CATIA, skor tingkat risiko ergonomi pada

aktivitas tersebut mengalami penurunan yaitu aktivitas smok yang semula 3 menjadi 1, pewiruan

kain yang semula 3 menjadi 1, dan pelipatan kain yang semula 3 menjadi 0.

Kata Kunci: MSDs, BRIEF Survey, NBM, CATIA

Abstract

Batik Cap Oguud is batik manufacturers who produce batik cap mostly kenyuk smok

coloring techniques. The process of batik production is still traditional or still using human

power. Based on field observations, most workers do activities with awkward postures, such as

on the activity of the smok, coloring, and fabric by folding postures squatting position with your

back leaning forward in quite a long time. If the activity is performed with the awkward posture

thus can lead to musculoskeletal disorders (MSDs) and can decrease the productivity of work.

Based on the problems of this activities with awkward postures (not natural), it required the

evaluation of Musculoskeletal Diorders using Nordic Body Map (NBM) questionnaire to find

out the level of workers and Musculoskeletal complaints Baseline Risk Identification of

Ergonomic Factor (BRIEF) Surveys in the form of an assessment of the level of risk of

ergonomics at work activities in 9 of 18 work stations. The results of the research obtained the

highest level of complaints that the MSDs by category of right shoulder pain is 54.5%, 54.5% of

right hand, and the left calf of 45.5%. The results for the highest level of ergonomics risks on the

activity of the smok, pewiruan fabric, and folding the fabric with a score of 3. The necessary

improvements on those activities is the elbow, shoulder, neck, back, and legs. After a simulated

repair posture and the addition of tools with CATIA, score on ergonomics risk levels has

decreased the activity of activity i.e. smok originally 3 to 1, pewiruan cloths originally 3 to 1,

and folding fabric originally 3 to 0.

Keywords: MSDs, BRIEF Survey, NBM, CATIA

Page 6: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Batik Cap Oguud kampung batik laweyan merupakan produsen batik yang

memproduksi kain batik cap yang sebagian besar teknik pemberian warna dasar dengan

cara smok kenyuk. Proses produksi batik cap Oguud masih tradisional atau dapat

dikatakan bahwa sebagian besar proses produksi menggunakan tenaga manusia.

Berdasarkan pengamatan lapangan, sebagian besar pekerja melakukan aktivitas dengan

postur janggal, seperti pada aktivitas smok, penutulan warna, dan pelipatan kain dengan

postur jongkok dengan posisi punggung condong ke depan dalam waktu yang cukup

lama. Jika aktivitas manual dilakukan pekerja dengan postur tubuh janggal (tidak

alamiah), maka aktivitas tersebut dapat mengakibatkan musculoskeletal disorders

(MSDs) dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Menurut Tarwaka (2004) bahwa

postur tubuh yang janggal atau tidak alamiah merupakan sikap kerja yang menyebabkan

posisi bagian tubuh menjauhi posisi alamiahnya seperti posisi punggung yang terlalu

membungkuk, posisi leher yang mendongak ke atas, dan posisi-posisi tidak ergonomis

lainnya. Selain faktor postur kerja, terdapat juga faktor lain penyebab munculnya

musculoskeletal disorders (MSDs), yaitu beban, durasi, faktor manusia (usia, jenis

kelamin, masa kerja), dan frekuensi. Menurut pendataan European Occupational

Disease Statistics (EODS) pada tahun 2005 bahwa proporsi tertinggi penyakit akibat

kerja adalah Musculoskeletal Disorders (MSDs) sebesar 38.1%. Pekerjaan yang

dilakukan tidak ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi,

kecelakaaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performa kerja menurun sehingga hal

ini mengakibatkan penurunan efisiensi dan daya kerja (Tarwaka, 2004).

Berdasarkan permasalahan aktivitas pembatikan dengan postur janggal (tidak

alamiah), maka diperlukan evaluasi Musculoskeletal Diorders menggunakan Nordic Body

Map (NBM) dan Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey.

Hasil evaluasi NBM berupa tingkat keluhan Musculoskeletal anggota tubuh. Sedangkan,

hasil scoring BRIEF Survey berupa tingkat risiko ergonomi setiap aktivitas pada masing-

masing stasiun kerja.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui bagian anggota tubuh pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal

ketika melakukan aktivitas di pembatikan.

Page 7: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

3

b. Mengetahui tingkat risiko ergonomi postur kerja yang dapat menyebabkan keluhan

musculoskeletal dengan menggunakan Baseline Risk Identification of Ergonomic

Factor (BRIEF) Survey ketika melakukan aktivitas di pembatikan.

c. Mengidentifikasi stasiun kerja dan bagian anggota tubuh pekerja yang mengalami

keluhan musculoskeletal serta tingkat risiko ergonomi tinggi.

2. METODE

2.1 Kuesioner Nordic Body Map

Nordic Body Map (NBM) merupakan sebuah tools subjektif yang digunakan untuk

mengetahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan mulai dari rasa tidak sakit

sampai sangat sakit (Corlett, 1992). Kuisioner NBM berisikan data-data bagian tubuh

yang dikeluhkan oleh para pekerja. Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk melihat

bagian spesifik dari tubuh yang mengalami keluhan ketidaknyamanan dapat berupa nyeri,

pegal, kekakuan, kesemutan, panas, kejang, dan bengkak. NBM berupa gambar tubuh

manusia, yang terdiri dari 27 segmen bagian tubuh, yaitu leher, bahu, lengan bagian atas,

lengan bagian bawah, siku, pergelangan tangan, tangan, punggung, pinggang, bokong,

paha, lutut, betis, pergelangan kaki, dan kaki.

2.2 Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey

BRIEF Survey adalah sebuah metode yang digunakan untuk menilai tingkat risiko

ergonomi di tempat kerja yang dapat menimbulkan Cummulative Trauma Disorders

(CTD). Faktor-faktor risiko yang dinilai dalam metode ini yaitu postur pergelangan

tangan, bahu, siku, leher, punggung, dan kaki. Selain menialai bagian postur kerja juga

menilai faktor beban, durasi, dan frekuensi yang dialami oleh masing-masing postur yang

diukur.

Gambar 2.1 BRIEF Survey Checklist

Page 8: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

4

2.3 Antropometri

Antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dimensi

tubuh tersebut dibagi beberapa kelompok statistika dan ukuran persentil. Jika terdapat

seratus orang berdiri berjajar dengan urutan yang terkecil ke yang terbesar, maka

digolongkan dari 1 persentil sampai 100 persentil. Data dimensi manusia berfungsi untuk

perancangan produk yang bertujuan untuk produk yang dirancang sesuai dengan calon

pemakainya. Dalam pemakaian data antropometri diusahakan perancangan alat

disesuaikan dengan kemampuan manusia, hal ini bertujuan untuk mengurangi bahaya

yang ditimbukan akibat kesalahan kerja karena desain yang salah (Widagdo, 2007).

2.4 Program CATIA

CATIA adalah produk yang dikeluarkan oleh Dassault System. Program CATIA

digunakan untuk keperluan teknik karena memiliki fitur-fitur yang sangat baik untuk

melakukan Computer Aided Desain (CAD), Computer Aided Manufacture (CAM), dan

Computer Aided Engineering (CAE) (Basori dan Rudianto, 2014).

2.5 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di UKM Batik Cap Oguud yang terletak di Kampung Batik

Laweyan, Kecamatan Laweyan. Penelitian dilakukan pada karyawan di 9 stasiun kerja

proses pembuatan batik, yaitu pewarnaan, pengecapan, penjemuran, pencucian,

penguncian warna, penglorotan, pemutihan, peracikan warna, dan penyimpanan.

2.6 Pengumpulan Data

2.6.1 Nordic Body Map (NBM)

Pengumpulan data keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) dilakukan dengan

wawancara secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner

Nordic Body Map (NBM).

2.6.2 BRIEF Survey

a. Data untuk tingkat risiko ergonomis diperoleh dengan mengambil gambar atau

video pekerja ketika melakukan aktivitas pembatikan.

b. Pengukuran beban dengan menggunakan timbangan.

c. Pengukuran durasi dan frekuensi pekerjaan pada setiap stasiun kerja dengan

menggunakan stopwatch.

Page 9: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

5

2.7 Pengolahan Data

2.7.1 Nordic Body Map (NBM)

Pengolahan data untuk kuesioner Nordic Body Map (NBM) dengan menghitung

distribusi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) tiap bagian tubuh resonden.

2.7.2 BRIEF Survey

a. Penilaian postur tubuh

Pada langkah ini yaitu penilaian 9 bagian tubuh yaitu tangan dan pergelangan

tangan (kanan dan kiri), siku (kanan dan kiri), bahu (kanan dan kiri), leher,

punggung, dan kaki yang tergolong postur janggal atau berisiko. Penilaian pada

postur adalah memberikan nilai 1 jika melakukan postur berisiko, nilai 0 jika

tidak melakukan postur berisiko.

b. Penilaian beban, durasi, dan frekuensi

Penilaian beban, durasi, dan frekuensi pada 9 bagian tubuh yaitu tangan dan

pergelangan tangan (kanan dan kiri), siku (kanan dan kiri), bahu (kanan dan

kiri), leher, punggung, dan kaki dapat dilihat pada tabel 2.1 penilaian brief

survey untuk beban, durasi, dan frekuensi.

Tabel 2.1 Penilaian BRIEF Survey untuk Beban, Durasi, dan Frekuensi

2.8 Analisis Data

2.8.1 Analisis tingkat risiko postur kerja setiap aktivitas kerja pada masing-masing

stasiun kerja dengan BRIEF survey checklist seperti tingkat risiko tertinggi dan

terendah.

2.8.2 Analisis keluhan MSDs pada bagian tubuh yang mengalami keluhan tertinggi

sampai dengan terendah dari hasil kuesioner NBM.

Kategori Bagian Anggota Tubuh Nilai Keterangan

0 Pinch grip < 0,9 kg atau power grip < 4,5 kg

1 Pinch grip ≥ 0,9 kg atau power grip ≥ 4,5 kg

0 Beban < 4,5 kg

1 Beban ≥ 4,5 kg

0 Tidak terdapat tambahan beban

1 Terdapat tambahan beban

0 Beban < 9 kg

1 Beban ≥ 9 kg

0 < 10 detik

1 ≥10 detik

0 <30% per hari.

1 ≥ 30% per hari

0 < 30 kali per menit

1 ≥ 30 kali per menit

0 < 2 kali per menit

1 ≥ 2 kali per menit

Frekuensi

Tangan dn pergelangan

tangan

Siku, Bahu, Leher, Punggung,

dan Kaki

Beban

Tangan dn pergelangan

tangan

Siku, bahu, dan kaki

Leher

Punggung

Durasi

Tangan dan pergelangan

tangan, Siku, Bahu, Leher,

serta Punggung

Kaki

Page 10: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Kuesioner Nordic Body Map (NBM)

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Keluhan MSDs

Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

tertinggi dengan kategori cukup sakit dengan kode B, yaitu lengan atas kanan sebesar

45,5%, dan kaki kanan kiri sebesar 54,5%. Keluhan dengan kategori sakit dengan kode C

terdapat pada bagian tubuh, yaitu bahu kanan sebesar 54,5%, tangan kanan sebesar

54,5%, dan betis kiri sebesar 45,5%.

3.2 Data BRIEF Survey

Tabel 3.2 Grafik Rekapitulasi Scoring BRIEF Survey

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

0 Sakit/kaku di leher bagian atas 7 63,6% 1 9,1% 3 27,3% 0 0%

1 Sakit/kaku di leher bagian bawah 7 63,6% 1 9,1% 3 27,3% 0 0%

2 Sakit di bahu kiri 6 54,5% 4 36,4% 1 9,1% 0 0%

3 Sakit di bahu kanan 2 18,2% 3 27,3% 6 54,5% 0 0%

4 Sakit pada lengan atas kiri 9 81,8% 2 18,2% 0 0,0% 0 0%

5 Sakit di punggung 8 72,7% 3 27,3% 0 0,0% 0 0%

6 Sakit pada lengan atas kanan 4 36,4% 5 45,5% 2 18,2% 0 0%

7 Sakit pada pinggang 7 63,6% 1 9,1% 2 18,2% 0 0%

8 Sakit pada bokong 11 100,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0%

9 Sakit pada pantat 11 100,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0%

10 Sakit pada siku kiri 10 90,9% 0 0,0% 1 9,1% 0 0%

11 Sakit pada siku kanan 10 90,9% 0 0,0% 1 9,1% 0 0%

12 Sakit pada lengan bawah kiri 10 90,9% 0 0,0% 1 9,1% 0 0%

13 Sakit pada lengan bawah kanan 8 72,7% 1 9,1% 2 18,2% 0 0%

14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 6 54,5% 2 18,2% 3 27,3% 0 0%

15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 4 36,4% 3 27,3% 4 36,4% 0 0%

16 Sakit pada tangan kiri 6 54,5% 4 36,4% 1 9,1% 0 0%

17 Sakit pada tangan kanan 0 0,0% 5 45,5% 6 54,5% 0 0%

18 Sakit pada paha kiri 7 63,6% 1 9,1% 3 27,3% 0 0%

19 Sakit pada paha kanan 7 63,6% 1 9,1% 3 27,3% 0 0%

20 Sakit pada lutut kiri 8 72,7% 2 18,2% 1 9,1% 0 0%

21 Sakit pada lutut kanan 7 63,6% 3 27,3% 1 9,1% 0 0%

22 Sakit pada betis kiri 4 36,4% 2 18,2% 5 45,5% 0 0%

23 Sakit pada betis kanan 4 36,4% 3 27,3% 4 36,4% 0 0%

24 Sakit pada pergelanggan kaki kiri 8 72,7% 0 0,0% 3 27,3% 0 0%

25 Sakit pada pergelanggan kaki kanan 8 72,7% 0 0,0% 3 27,3% 0 0%

26 Sakit pada kaki kiri 3 27,3% 6 54,5% 2 18,2% 0 0%

27 Sakit pada kaki kanan 2 18,2% 6 54,5% 3 27,3% 0 0%

DNo Jenis Keluhan

A B C

Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

Penimbangan Warna 2 2 0 0 3 0 3 0 0 1

Pencampuran Warna dan air 2 2 0 1 3 3 0 3 1 2

Smok 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3

Kenyuk 3 0 3 3 3 0 3 3 3 2

Penuangan water glass 3 3 0 1 1 1 2 2 0 1

Pengeluaran kain 3 3 0 0 0 0 3 2 0 1

Pemotongan lilin 3 2 0 3 0 0 3 3 2 2

Pengecapan 3 0 3 1 3 3 3 3 0 2

Perendaman di kaporit 2 0 3 3 0 0 3 3 0 2

Pencucian 2 2 3 3 3 0 2 2 1 2

Pewiruan kain 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3

Penggosokan kain 0 3 3 3 3 0 3 3 2 2

Pembuangan air 3 3 3 0 3 3 3 3 0 2

Pengangkatan Kain 2 2 0 0 3 0 3 0 0 1

Penaburan Soda 3 2 3 0 3 0 3 3 0 2

Penjemuran Gantung 2 2 0 0 3 3 3 0 0 1

Penjemuran Bambu 1 1 2 2 2 2 0 0 0 1

9 Penyimpanan Pelipatan Kain 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3

Kaki Rata-rata Aktivitas

Tangan dan

Pergelangan TanganSiku Bahu

Leher PunggungNo Stasiun Kerja

1Peracikan

Warna

2 Pewarnaan

3Penguncian

Warna

4 Pengecapan

5 Pemutihan

6 Pencucian

7 Penglorotan

8 Penjemuran

Page 11: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

7

Hasil pengolahan data BRIEF Survey dari 18 aktivitas kerja di 9 stasiun kerja,

diperoleh hasil tingkat risiko ergonomi tinggi atau skor 3 diantara 18 aktivitas, yaitu

pada aktivitas smok, pewiruan kain, dan pelipatan kain. Gambaran dari tingkat risiko

ergonomi pada aktivitas di 9 stasiun kerja dapat dilihat pada tabel 3.2.

3.3 Analisis Data

Berdasarkan hasil pengolahan data BRIEF Survey pada aktivitas di 9 stasiun kerja

diperoleh hasil bahwa aktivitas yang memerlukan perbaikan adalah aktivitas smok,

pewiruan kain, dan pelipatan kain. aktivitas tersebut memiliki rata-rata tingkat risiko 3

yang berarti bahwa tingkat risiko ergonomi tinggi yang dapat menimbulkan cidera atau

MSDs.

Tabel 3.3 Data Bagian Tubuh yang Perlu Perbaikan

Pada tabel 3.3 yang bertanda centang merupakan bagian tubuh yang perlu diperbaiki

untuk mencegah terjadi cidera atau Musculoskeletal disorders (MSDs). Sedangkan,

menurut hasil kumulatif kuesioner nordic body map (NBM) bagian tubuh pekerja yang

memiliki keluhan tertinggi dengan kategori sakit bahu kanan sebesar 54,5%, tangan

kanan sebesar 54,5%, dan betis kiri sebesar 45,5%. Berikut ini merupakan gambaran

kondisi awal dari postur tubuh pekerja dengan rata-rata skor 3 atau tingkat risiko

ergonomi tinggi dan hasil rekomendasi perbaikan yang diperlukan pada aktivitas

tersebut.

Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

Smok √ √ - √ √ √ √ √ √

Pewiruan kain - - √ √ √ √ √ √ -

Pelipatan Kain - - √ √ √ √ √ √ -

BahuLeher Punggung KakiAktivitas

Tangan dan

Pergelangan TanganSiku

Page 12: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

8

Tabel 3.4 Gambaran Kondisi Awal Postur dan Rekomendasi Perbaikan

3.4 Rekomendasi Perbaikan

a. Perancangan Alat Bantu dengan CATIA

Pada 18 aktivitas kerja di 9 stasiun kerja yang memerlukan perbaikan dapat dilihat

pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Rekapitulasi Perancangan Alat Bantu untuk Perbaikan Postur

No Stasiun Kerja Aktivitas Tingkat

Risiko Keterangan

1 Pewarnaan Smok kain 3 Perancangan meja smok

2 Pencucian Pewiruan kain 3 Perancangan ulang bak air

3 Penyimpanan Pelipatan kain 3 Perancangan meja pelipatan kain

Data antropometri yang dipakai untuk perancangan alat bantu diambil dari rekap data

antropometri indonesia berdasarkan kriteria suku jawa, jenis kelamin adalah laki-laki,

dan usia 25 sampai dengan 47 tahun.

Tabel 3.6 Data Antropometri

No Bagian Tubuh Persentil (cm)

5th

50th 95

th

1 Tinggi siku 96,16 97,8 99,45

2 Panjang rentangan tangan ke depan 64,02 65,67 67,31

3 Panjang rentangan tangan ke samping 172,36 174 175,65

Kanan Kiri

Smok

Tangan kanan pinch

grip, siku kanan 124,9⁰,

bahu kanan diangkat

91,7⁰, leher miring ke kiri

dan fleksi 7,8⁰,

punggung membungkuk

65,3⁰, dan kaki posisi

jongkok.

Tangan kiri pinch

grip, siku kiri 162,9⁰,

bahu kiri diangkat

100,1⁰.

Keluhan sakit

pada bahu

kanan, tangan

kanan, betis

kanan kiri, dan

pergelangan

kaki kanan kiri.

Siku fleksi < 135⁰,

bahu kanan kiri

diangkat < 45⁰, leher

menunduk <20⁰ dan

tidak miring

,punggung

membungkuk <20⁰,

dan tidak jongkok .

Pemberian

tambahan meja

kerja dan

pekerjaan

dilakukan

dengan berdiri.

Pewiruan kain

Tangan kanan pinch

grip, siku fleksi 141,5⁰,

bahu kanan kiri diangkat

61,5⁰, leher miring ke kiri

dan fleksi 14,3⁰,

punggung fleksi 49,1⁰

dan miring ke kiri, dan

kaki posisi jongkok.

Tangan kiri pinch

grip, siku kiri fleksi

177,3⁰, bahu kiri

diangkat 62,2⁰,

Keluhan sakit

pada bahu

kanan,

pergelangan

tangan kanan

kiri, dan tangan

kanan.

Siku fleksi < 135⁰,

bahu kanan kiri

diangkat < 45⁰, leher

menunduk <20⁰ dan

tidak miring

,punggung

membungkuk <20⁰,

dan tidak jongkok .

Mempertinggi

bagian bak

cuci sesuai

dengan

antropometri

Pelipatan Kain

Tangan kanan power

grip, siku kanan fleksi

164,3⁰, bahu kanan

diangkat 109,3⁰, leher

ekstensi 17⁰ dan miring

ke kanan

33,7⁰,punggung

membungkuk 69,9⁰, dan

kaki posisi jongkok.

Tangan kiri power

grip, siku kiri fleksi

168,7⁰, bahu kiri

diangkat 114,9⁰.

Keluhan sakit

pada bahu

kanan, tangan

kanan.

Siku fleksi < 135⁰,

bahu kanan kiri

diangkat < 45⁰, leher

menunduk <20⁰ dan

tidak miring

,punggung

membungkuk <20⁰,

dan tidak jongkok .

Pemberian

tambahan meja

kerja dan

pekerjaan

dilakukan

dengan berdiri.

AktivitasKondisi Awal

Keterangan Rekomendasi Keterangan

Page 13: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

9

Persentil data antropometri yang digunakan untuk merancang alat bantu adalah

persentil 50 karena dengan persentil ini diharapkan dapat mewakili kelompok orang

dengan ukuran tubuh besar dan kecil.

b. Hasil Perbaikan Aktivitas Kerja

Rekomendasi perbaikan pada aktivitas yang memiliki nilai skor rata-rata

tertinggi yaitu 3 dengan arti tingkat risiko tinggi. Perbaikan postur aktivitas

berdasarkan dengan variabel postur, beban, durasi, dan frekuensi yang mempengaruhi

hasil perhitungan skor tingkat risiko ergonomi. Pada pengolahan data diperoleh hasil

bahwa variabel postur kerja memberikan pegaruh besar tehadap penilaian tingkat

risiko dengan metode BRIEF survey. Rekomendasi perbaikan postur kerja juga

mempertimbangkan hasil keluhan yang dirasakan pekerja berdasarkan hasil kuesioner

nordic body map (NBM). Berikut ini hasil perbaikan aktivitas smok, pewiruan kain,

dan pelipatan kain yang dapat dilihat pada gambar 3.1.

(a) (b) (c)

Gambar 3.1 Aktivitas Smok (a), Aktivitas Pewiruan Kain (b), dan Aktivitas Pelipatan

Kain (c)

Berdasarkan gambar 3.1 diperoleh hasil penilaian tingkat risiko dengan menggunakan

lembar BRIEF Survey yang dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Penilaian Perbaikan Postur

Jadi, rata-rata skor dengan BRIEF Survey untuk aktivitas smok kain dan pewiruan kain

dengan skor 1 yang berarti tingkat risiko rendah rendah. Pelipatan kain dengan tingkat

skor 0 yang berarti rendah.

Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

Smok 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1

Pewiruan

Kain2 2 0 3 0 0 0 0 0 1

Pelipatan

kain2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

KakiAktivitas

Tangan dan

Pergelangan TanganSiku Bahu

Leher PunggungRata-

rata

Page 14: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

10

Tabel 3.8 Kondisi Sebelum dan Sesudah Perbaikan

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Hasil kuesioner nordic body map (NBM) pekerja UKM Batik Cap Oguud diperoleh

bahwa keluhan MSDs dengan kategori cukup sakit dengan kode B, yaitu pada lengan

atas kanan sebesar 45,5%, dan kaki kanan kiri sebesar 54,5%. Keluhan dengan

kategori sakit dengan kode C terdapat pada bagian tubuh, yaitu bahu kanan sebesar

54,5%, tangan kanan sebesar 54,5%, dan betis kiri sebesar 45,5%.

b. Berdasarkan hasil pengolahan data Brief Survey pada aktivitas di 9 stasiun kerja

diperoleh hasil bahwa aktivitas yang memerlukan perbaikan adalah aktivitas smok,

pewiruan kain, dan pelipatan kain dengan tingkat risiko 3.

c. Tingkat keluhan MSDs tertinggi dengan kategori sakit adalah bahu kanan sebesar

54,5%, tangan kanan sebesar 54,5%, dan betis kiri sebesar 45,5%. Tingkat risiko

ergonomi tertinggi pada aktivitas smok, pewiruan kain, dan pelipatan kain. Aktivitas

tersebut, tubuh yang memerlukan perbaikan adalah siku,bahu, leher, punggung, dan

kaki.

4.2 Saran

a. UKM Batik Cap Oguud menerapkan kebersihan lingkungan kerja seperti pada tempat

peracikan warna yang ditemukan banyak sampah plastik.

Kanan Kiri Kanan Kiri

Smok

Tangan kanan pinch

grip, siku kanan 124,9⁰,

bahu kanan diangkat

91,7⁰, leher miring ke kiri

dan fleksi 7,8⁰,

punggung membungkuk

65,3⁰, dan kaki posisi

jongkok.

Tangan kiri pinch

grip, siku kiri

162,9⁰, bahu kiri

diangkat 100,1⁰.3

Bahu diangkat dengan

sudut 44.3⁰, siku

membentuk sudut

129.1⁰punggung

membungkuk dengan

sudut 19.2⁰, leher fleksi

dengan sudut 5.1⁰, dan

posisi berdiri.

Bahu diangkat dengan

sudut 36⁰, siku

membentuk sudut

113.7⁰punggung

membungkuk dengan

sudut 19.2⁰, leher fleksi

dengan sudut 5.1⁰, dan

posisi berdiri.

1

Pewiruan

Kain

Tangan kanan pinch

grip, siku fleksi 141,5⁰,

bahu kanan kiri diangkat

61,5⁰, leher miring ke kiri

dan fleksi 14,3⁰,

punggung fleksi 49,1⁰

dan miring ke kiri, dan

kaki posisi jongkok.

Tangan kiri pinch

grip, siku kiri fleksi

177,3⁰, bahu kiri

diangkat 62,2⁰, 3

Siku ekstensi 116.7⁰,

bahu diangkat sudut

12.9⁰, punggung

membungkuk dengan

sudut 19⁰, leher fleksi

13.1⁰, dan kaki posisi

berdiri.

Siku ekstensi 139.1⁰,

bahu diangkat sudut

30.6⁰, punggung

membungkuk dengan

sudut 19⁰, leher fleksi

13.1⁰, dan kaki posisi

berdiri.

1

Pelipatan

Kain

Tangan kanan power

grip, siku kanan fleksi

164,3⁰, bahu kanan

diangkat 109,3⁰, leher

ekstensi 17⁰ dan miring

ke kanan

33,7⁰,punggung

membungkuk 69,9⁰, dan

Tangan kiri power

grip, siku kiri fleksi

168,7⁰, bahu kiri

diangkat 114,9⁰.3

Siku ekstensi 113.6⁰,

bahu diangkat sudut

15⁰, punggung

membungkuk dengan

sudut 8.9⁰, leher fleksi

18.1⁰, dan kaki posisi

berdiri.

Siku ekstensi 107.6⁰,

bahu diangkat sudut

5.3⁰, punggung

membungkuk dengan

sudut 8.9⁰, leher fleksi

18.1⁰, dan kaki posisi

berdiri.

0

AktivitasKondisi Awal Kondisi Usulan

Skor Skor

Page 15: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

11

b. Pekerja menggunakan sarung tangan dan masker ketika bekerja di stasiun kerja yang

berhubungan dengan bahan kimia atau tekstil supaya bahan-bahan tersebut tidak

terhirup dan terkena oleh kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Adiguna, B, Adam, H & Kusmindari, C. D., 2016, ‘Perbaikan Stasiun Kerja Kritis Menggunakan

Metode Ergonomic Assessment Survey (EASY)’, Prosiding Seminar Nasional Ekonomi

dan Bisnis Global Competitive Advantage, hh. 7-15.

A., Ahmadi, R., Mirzaei & H., Ansari, 2015, ‘Assesment of Work Postures and Prevalence of

Musculoskeletal Disorders Among Porcelain Industry Workers’, JOHE Summer.

Basori & Rudianto, 2014, ‘Analisis Konstruksi Rangka Alat Pengujian Pompa Menggunakan

Program CATIA V5’, Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ.

Bird, E, Jr, Frank, & L. Germain, 2005, Kepemimpinan Pengendalian dan Kerugian Praktis,

Edisi Ke-3, Terjemahan oleh W. Abdullah, Jakarta, PT. Denvegraha.

Bridger, R. S., 2003, Introduction to Ergonomics 2nd Edition, London and New York, Taylor &

Francis.

Corlett, E.N, 1992, Static Muscle Loading and The Evaluation of Posture, Edited by Wilson. J.R

& Corlett, E.N, evaluation of Human Work a Practical Ergonomics Methodology,

Tailor & France, hh. 542-570, London.

Dewi, Luciana Triani, 2016, ‘Analisis Tingkat Risiko Bahaya Musculoskeletal Aktivitas Industri

Kecil Makanan di Yogyakarta’, Jurnal Metris.

EU-OSHA, 2010, OSH In Figures: Work - Related Musculoskeletal Disorders In The EU-Facts

and Figures, Luxembourg, Publications Office of the European Union.

Humantech Inc, 1995, Humantech Applied Ergonomics Training Manual: Prepared for Procter

& Gamble Inc, 2nd

edition, Barkeley Vale, Australia.

Kurnianto, R. Y., & Mulyono, 2014, ‘Gambaran Postur Kerja dan Resiko Terjadinya

Musculoskeletal Pada Pekerja Bagian Welding Di Area Workshop Bay 4.2 PT. Alstom

Power Energy Systems Indonesia’, The Indonesian Journal of Occupational Safety, vol.

1, no. 1, hh. 61-72.

Li, Kai-Way., & Hsu, Yau-Wen, ‘Applying The BRIEF Survey in Taiwan’s High-Tech

Industries’, International Journal of The Computer, vol. 11, no. 2, hh. 78-86.

NIOSH, 1997, Musculoskeletal Disorders and Workplace Factor: A Critical Riview of

Epidermiologic Evidence for work related musculoskeletal disorders, NIOSH, Center

for Desease Control and Prevention.

Page 16: EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA …eprints.ums.ac.id/56242/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Berdasarkan tabel 4.23 distribusi frekuensi keluhan MSDs diketahui bahwa jenis keluhan

12

Octarisya, Mega, 2009, Tinjauan faktor Risiko Ergonomic Terhadap Keluhan MSDs pada

Aktivitas Manual Handling di Department Operasional HLPA Station PT. Reptex,

Jakarta, FKM Universitas Indonesia.

Oesman,T.I., Yusuf, M & Irawan, L, 2012, ‘Analisis Sikap dan Posisi Kerja Pada Perajin Batik

Tulis di Rumah Batik Nakula Sadewa, Sleman’, Seminar Nasional Ergonomi.

Sukania, I.W., Widodo, L & Natalia, D, 2003, ‘Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan

Operator Proses Packing’, Jurnal Energi dan Manufaktur, vol. 6, no.1, hh.19-24.

Sutalaksana, I. Z, 2001, ‘Sebuah Metodologi Penetapan Persentil Ukuran Antropometri untuk

Perancangan Produk’, Jurnal Ergonomika.

Tarwaka, Bakri, SHA, & Sudiadjeng, L, 2004, ‘Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja

dan Produktivitas’, Uniba Press, hh. 35;97-101.

Widagdo, S, Liliana, Y.P., & Abtokhi, A, 2007, Pertimbangan Antropometri Pendesain,

Yogyakarta.