Top Banner
Evaluasi Kebijakan Pengembangan Industri Minuman ,2009 Farchad Poeradisastra Pusat Informasi Produk Industri Makanan Minuman (PIPIMM) 29 Oktober 2009
30

Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Jul 04, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Evaluasi Kebijakan Pengembangan Industri Minuman ,2009

Farchad PoeradisastraPusat Informasi Produk Industri Makanan Minuman (PIPIMM)

29 Oktober 2009

Page 2: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Klasifikasi Minuman Non Alkohol1. Minuman Saribuah2. Minuman Berkarbonasi3. Minuman AMDK4. Minuman Teh Siap Saji5. Minuman Kopi & Susu

Siap Saji6. Minuman Isotonik/

Energi/Suplemen

Page 3: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Profil industri mamin

• Industri makanan,minuman dan tembakau merupakan industri padat karya,menyerap 15,82 % dari total tenaga kerja industri manufaktur non migas.

• peranannya dalam menciptakan nilai tambah sangat besar,sekitar 25% dari nilai tambah industri besar dan sedang (2007).

• Input industri sebagian besar berasal dari dalam negeri,hanya 13,6% yang diimpor.

• Orientasi pemasaran untuk pasar domistik. Pasar ekspor hanya 14,5%.

Page 4: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Jumlah perusahaan dan penyerapan tenaga kerja industri mamin dan tembakauUraian 2004 2005 2006 2007 2008

Unit usaha 4.638 4.721 6.615 6.495 6.316% thd unitusaha non migas

22,42 22,78 22,45 22,42 22,71

Tenaga kerja 732.945 636,597 771.759 733.202 752.836%thd total tenaga kerja non migas

16,95 15,06 16,45 15,82 16,51

Sumber; Kadin,2009

Page 5: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

• Pertumbuhan • Penyediaan Lapangan kerja (pengentasan kemis kinan)• Pemanfaatan sumber daya lokal• Nilai tambah

20042005

20062007

20085

5.2

5.4

5.6

5.8

6

6.2

6.4

Pertumbuhan ekonomi

Pertum-buhan ekonomi

Page 6: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

KEKUATAN

• Pasar (khususnya dn)• Pertumbuhan ekonomi • Pertumbuhan Penduduk • Ketersediaan bahan baku (mis : Sumber Air, produk pertanian)• Tenaga Kerja yang Murah• Komitmen pemerintah

20042005

20062007

20081

1.21.41.61.8

22.22.42.62.8

Pendapatan per kapita

Pendapatan per kapita

Page 7: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Kelemahan

• Peraturan perundangan • Insfrastruktur (suplai energi, fasilitas pelabuhan,jalan raya)• kredit investasi dan modal kerja• misleading information

Page 8: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Peraturan perundangan yang menghambat

Masalah Uraian Dept/Badan

1 Single MD Registrasi MD didasarkan pada lokasipabrik, Dampak pada penambahan biayapengurusan ijin edar produk.

BPOM

2 Klaim BTP Produsen dilarang mencantumkan klaim (tanpa pengawet,tanpa pemanis buatan).Dampak penambahan biaya pada proses penarikan produk (returnable bottled)

BPOM

3 Ijin edar Produk mengandung bahan tertentu yang haram tidak mendapat ijin edar. Produk meliputi mamin,obat dan kosmetik baik produk lokal maupun impor. Dampak membatasi pengedaran barang teraebut.

BPOM

4 Nama produk Produk dilarang menggunakan nama generik maupun superlatif. Dampak membatasi pengembangan produk baru.

BPOM

Page 9: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Peraturan perundangan yang menghambat

No Masalah Uraian Dept/Badan

5 RUU Kesehatan Larangan mengedarkan produk yang mengan dung zat adiktif (mis;kafein). Pengendalian Pemerintah terhadap harga mamin bergizi. Dampak merugikan industri.

BPOM

6 RUU JP Halal Sertifikasi halal diwajibkan pada produk mamin,obat dan kosmetik baik yang diproduksi DN maupun impor. Dampak memberatkan industri khususnya skala kecil,menengah.

Dep Agama

7 Importasi gula Impor gula rafinasi dibatasi dengan kriteria; kawasan berikat,KITE,perluasan dan spek khusus.Dampak merugikan produsen pemilik IP dan melemahkan posisi tawar pengguna gula

Perindustrian,Perdagangan

8 Perda Perda Bali menetapkan kenaikan 1000% atas biaya retribusi air tanah. Dikhawatirkan menjadi preseden di daerah lain. Dampak merugikan industri,apalagi pengunaan retribusi tidak tepat

Dep Dalam Negeri

Page 10: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

MISLEADING INFORMATION

• Kombet ( Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet)mengumum kan hasil analisis labo ratorium(Embrio,

Sucofindo, dsb)

• Daftar bahan makanan & minuman yang mengandung bahan pengawet.

• Daftar bahan makanan & minuman mengandung bahan pengawet melebihi dosis yang di izinkan.

• Bahan pengawet dapat menyebabkan kanker dan lupus.

Page 11: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

• BTP BERBAHAYA BAGI KESEHATAN• ENTEROBACTER SAKAZAKII• MECHANICALLY DEBONED MEAT• SUSU MENGANDUNG MELAMIN• MAKANAN & MINUMAN MENGAN DUNG FORMALIN• ASPARTAM DAN PEMANIS

BUATAN DALAM MAKANANDAN MINUMAN

MISLEADING INFORMATION

SUSU

Page 12: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

BER

ITA Y

AN

G

MEN

YESA

TKA

N

MIS

LEA

DIN

G IN

FOM

ATIO

N

Page 13: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

KERUGIAN MISLEADING INFORMATION

• Menimbulkan kepanikan dan ketakutan konsumen untuk mengkonsumsi bukan hanya produk yang diisukan, namun juga menimpa produk sejenis.

• Ketakutan agen distributor hingga retail karena aksi sweeping yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

• Memicu tindakan kontraproduktif a.l. : beberapa instansi (Kepolisian, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Sekolah) dengan mengeluarkan surat edaran baik berupa imbauan, hingga perintah penarikan produk dari pasaran.

Page 14: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

INSTRUMEN KEBIJAKAN

• MAKROTarif Non tarifBunga bankPajak

• MIKROSNICPPOBPengawasan barang

beredarPembatasan pelabuhan

impor

Page 15: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Trend 2004 - 2015

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

RTD Tea

995.2 1046 1110 1218 1327 1439 1554 1672 1792 1914 2047.98

2191.3386

RTD Carbonates

571.7 588.6 546.7 587.1 611.3 625.7 634.8 642.1 647.9 652.5 698.17500000000

1

747.04724999999

8

RTD Water

9897.2999999999

8

10879.2

11462.8

12073 12837.2

13717.3

14735.186

15901.8443

2

17237.657638399

9

18769.504555008

20086.565101609

21496.203313802

Others

264.8 322.2 330.5 440.9 506.5 560 607.014

644.05568

679.442361

6

711.995444

992

758.63989839104

808.16603619796

3

Total NARTD

11729 12836 13450 14319 15282 16342 17531 18860 20357 22048 23591.36

25242.7552

2500.0

7500.0

12500.0

17500.0

22500.0

27500.0

Pertumbuhan Minuman Ringan Siap Saji

Juta

Lit

er

Page 16: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Prioritas pengembangan

• AMDK1. kosumsi perkapita relatif

rendah (53 lt/tahun-2008; bandingkan Thailand 89 lt/tahun-2008)

2. jumlah penduduk besar3. Pendapatan per kapita ( $

2.800/tahun)4. sumber air cukup5. pertumbuhan industri > 10 %

dikala krisis.6. penyerapan tenaga kerja

27.806 orang.

• Juice1. Bahan baku belum

dikembangkan optimal2. Pasar cukup besar• Minuman energi/isotonik1. Trend minuman berkaitan

dengan kesehatan2. Pemain besar di industri

minuman mulai terjun

Page 17: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Penyerapan lapangan kerja

• Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil.

• Dari segi penciptaan lapangan kerja bahwa industri minuman mempunyai efek multiplier 4,025

Page 18: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Pasar DN yang meningkat

• Penduduk yang terus meningkat (pertumbuhan masih positif)

• Tahun2000 sebesar 210 juta meningkat di 2010 menjadi lebih dari 235 juta orang

1 2 3 4 5150

160

170

180

190

200

210

220

230

240

250

Series1Series2

Page 19: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Pasar DN yang meningkat

• Penduduk perkotaan dengan ciri;

1. Mobilitas tinggi2. Gaya hidup praktis3. Daya beli terus meningkat• Aksesibilitas produk

terhadap konsumen tinggi

140%

260%

proporsi penduduk perkotaan dan perdesaan,2010

Page 20: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Perkembangan industri AMDK

No uraian satuan 2005 2006 2007 2008

1unit usaha unit 460 490 518 548

2produksi juta lt 9550 10,304 11,656 12,800

3pertumbuhan % 9.5 9.5 12 12

4utilisasi kap. % 94.11 89.69 89.01 88.28

5nilai produksi Rp milyar 4,775 5,228 5,856 7,100

6pemasaran dn juta lt 5,154 5,690 6,376 7,735

7porsi pasar 0.540 0.552 0.547 0.604

Page 21: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Industri Minuman Sari Buah

• Sari Buah yang ada di pasar terdiri dari tiga kelompok:1. Minuman Sari Buah segar (Freshly Squeezed Juice) yang tidak

dikemas dan hanya dijual Retail di counter-counter Juice dan Smoothies.

2. Minuman Sari Buah Siap Saji (Ready to Drink) yang Fresh/Chilled Product dan yang Long Shelf-Life Product (Pasteurized dan Aseptic).

3. Sari Buah Konsentrat dan Fruit Puree/Pulp (Bubur Buah), baik untuk Food Service market maupun sebagai bahan baku Industri Minuman Anak, Biskuit dan Bubur Bayi, Sambal, Bakery dan Selai/Jam Buah.

Page 22: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Buah-buahan Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis tinggi

Tanaman Halaman• Sirsak (Soursop)• Delima (Pomegranate)• Nangka (Jackfruit)• Lengkeng (Longan)• Leci (Lychee)• Terong Belanda (Tamarillo)• Manggis (Mangosteen)• Mengkudu (Noni - Morinda

citrifolia)• Asam Jawa (Tamarind)

Tanaman Kebun• Nanas (Pineapple)• Jambu Biji (Guava)• Mangga (Mango)• Markisa (Passionfruit)• Pisang (Pisang)• Rambutan (Rambutan)• Jeruk (Tangerine)• Kakao (Cocoa)• Kelapa (Coconut)• Pepaya (Papaya)

Page 23: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Buah-buahan Indonesia yang Mempunyai Nilai Ekspor

• Nanas

• Markisa

• Soursop• Kakao

• Rambutan

• Delima Merah

• Konsentrat Saribuah, Buah Kalengan, Selai, Kripik, Manisan

• Puree/Pulp, Syrup, Saribuah dan Seed Oilnya untuk Kosmetik

• Saribuah dan Selai

• Coklat Bubuk, Coklat Batang

• Buah kaleng, cocktail

• Saribuah yang mempunyai antioksidan tinggi

Page 24: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Hambatan dalam Pengadaan Buah untuk Industri

• Bagi Industri Besar • Peralatan yang tersedia kapasitasnya besar sehingga tidak mungkin produksi dalam skala kecil

• Supplai buah tidak dapat dari outsourcing karena tidak ada lahan petani yang cukup besar

• Pembukaan lahan yang lama dan mahal, di samping sulitnya mendapatkan lahan ( mis; di daerah SUMUT banyak tanah adat yang tidak dapat diperjual belikan)

• Perubahan Iklim Global menyebabkan produktivitas lahan menurun, sehingga ketersediaan buah menjadi rendah sekali

Page 25: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Hambatan dalam Pengadaan Buah untuk Industri

• Bagi UMKM• Tidak tersedianya peralatan

dengan teknologi maju dalam skala kecil

• Bervariasinya ukuran kematang an dan mutu buah karena membeli dari petani di berbagai wilayah

• Terbatasnya Teknik Budiadaya petani/GAP

• Produktivitas rendah dan terbatasnya sarana angkutan.

• Belum tersedianya sarana cooling unit untuk penyimpanan/ transpor tasi buah

• Belum adanya Mitra di setiap wilayah yang bisa mendorong UMKM

Page 26: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Minuman berenergi dan isotonik sebagai primadona baru

Page 27: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Kiat Industri Minuman Ringanmenerobos Pasar Kini dan Mendatang?

• Menjadi produsen yang tidak melulu mempunyai kategori produk tunggal dan memaksimalkan kemampuan dan efisiensi dalam jalur distribusi penjualan. Cocacola grup yang semula lebih dikenal sebagai produsen minuman karbonasi, kini merambah ke Teh Dalam Kemasan, Saribuah, Isotonik Drink dan Air Minum dalam Kemasan.

• Grup Tang Mas dan Sosrodjojo, dari produsen teh bubuk, kemudian teh siap saji, AMDK, Minuman Buah, Isotonik dan lain-lain. Nestle pun dari produsen kopi dan susu lalu terjun ke AMDK dengan Pure Lifenya.

• Melakukan efisiensi dan produktifitas industri guna menekan biaya produksi, karena pasar tidak bisa menyerap kenaikkan harga produk. Padahal biaya produksi meningkat tajam, terutama biaya energi, transportasi dan kemasan.

• Melakukan Co-Branding dengan usaha sejenis guna memaksimalkan penetrasi dan pengembangan pasar. Misalnya Cocacola dengan Nestle, Indofood dengan Nestle.

• Membuat Produk dengan merk retail chain besar dalam rangka peningkatan produksi dan penyebaran produk ke area yang belum dapat ditanggani sendiri pendistribusiannya. Misalnya dengan Carrefour dan Hypermart.

Page 28: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Faktor-faktor yang menjadi tantangan dalam Perkembangan Industri Minuman

• Kondisi iklim usaha yang belum mendukung seperti :penyelundupan, kepastian hukum, ekonomi biaya tinggi, sistem perpajakan, sistem kepabeanan yang memberatkan pelaku industri baik untuk kerluan impor bahan baku maupun untuk ekspor dalam rangka pemasaran produk.

• Kondisi keamanan yang relatif belum stabil, belum dapat menjamin kepastian berusaha merupakan tantangan yang cukup besar bagi investasi di sektor industri.

• Persaingan global diantara bangsa-bangsa didunia semakin ketat. Penetrasi produk dari negara China, Thailand, Afrika Selatan dengan dumping systemnya mengganggu industri dalam negeri.

• Integrasi dan regionalisasi ekonomi ekonomi global yang melanda dunia saat ini sangat mempengaruhi tatanan perekonomian dunia

• Adanya organisasi perdagangan dunia (WTO), liberalisasi perdagangan dan investasi dalam APEC serta skema CEPT dalam AFTA-ASEAN maka gerak perdagangan dunia semakin dinamis dan cepat

• Kemampuan yang belum merata di antara industri minuman ringan, sehingga menghambat kegiatan pemasaran global menghadapi restriksi peraturan negara Eropa dan Amerika Serikat, sehingga produk Indonesia sering ditolak karena standar keamanan pangan. Terakhir, produk Indonesia yang ditolah pasar Amaerka meningkat dari 15 kategori menjadi 24 kategori.

• Kurangnya supply Tenaga Listrik pemerintah dan sering padam sangat merugikan dunia industri.• Sementara pengadaan listrik swasembada terbentur pasokan BBM yang mahal dan tidak stabil baik

kualitas maupun pasokannya.• Bahan baku dalam negeri, terutama untuk industri minuman saribuah terasa masih sangat jauh dari

kebutuhan, baik dari jumlah, variasi dan kualitas produk, supply maupun harga.• Belum adanya standarisasi produk (SNI) untuk minuman di luar AMDK. Untuk AMDK pun SNI yang

seharusnya sudah direvisi setelah 10 tahun, belum sempat ditangani BSN. Akibatnya perkembangan produk yang pesat terganjal oleh peraturan. Misalnya AMDK beraroma, fortifikasi dan mengandung ion.

Page 29: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Harapan dan Himbauan• Untuk membangun industri, semua potensi sumber daya alam harus dapat

dimanfaatkan dan diolah menjadi produk industri secara optimal. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan review kembali peraturan perundangan yang ada, dimana hal-hal yang harus dihilang, disempurnakan, dan diperbaiki, tidak hanya di lingkungan departemen perindustrian, melainkan juga di bidang lain yang bersentuhan dengan industri. Yaitu perdagangan (impor/ekspor), Peraturan dan Aparat Pajak & Bea dan Cukai. Dinas Perhubungan.

• Pihak Pemerintah juga diminta untuk mengadakan pertemuan dengan stakeholder di bidang industri. Misalnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) baik di pusat maupun di daerah, asosiasi dunia usaha, dan investor asing. Pemerintah diminta agar melibatkan asosiasi industri terkait seperti ASRIM sebagai Mitra Kerja pemerintah yang juga untuk pembinaan dan pengawasan industri minuman ringan.

• Beberapa prioritas industri yang perlu ditangani adalah industri yang berbasis sumber daya alam dan industri yang berbasis manufaktur dan padat karya.

• Industri nasional kalah bersaing dengan industri luar negeri karena industri nasional terlalu banyak beban. Oleh sebab itu, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali memberikan keringanan untuk mendorong industri agar tetap tumbuh.

Page 30: Evaluasi Kebijakan an Industri Minuman Dan Tembakau 2009

Kontak PIPIMM

Sekretariat : Sdri. Santi Sartika, HP 081808387375

Telp. 021-5255509 ext. 2261, Tel./Fax. 021-52920970

Email : [email protected] Departemen Perindustrian RI, Lantai 3

Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 52-53,Jakarta 12950.

Website : www.pipimm.orgatau Farchad Poeradisastra,

Email: [email protected]: 0818142039