Top Banner
Luchman Hakim Buku ini mengulas tentang peran etnobotani sebagai salah satu cabang keilmuan Biologi yang mengulas hubungan manusia dengan tetumbuhan disekitarnya. Di era moderen di mana masyarakat global tengah menghadapi berbagai krisis sumberdaya, etnobotani menawarkan pendekatan yang unik untuk memahami kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya tumbuhan secara berkelanjutan. Etnobotani kebun dan pekarangan rumah sangat jarang diulas dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah penting dalam konservasi keanekaragaman hayati. Serangkaian pertanyaan- pertanyaan yang seringkali mendasari kajian-kajian etnobotani kebun-pekarngan rumah antara lain adalah sebagai berikut: Tetumbuhan apa yang tersedia dalam kebun-pekarangan rumah masyarakat? Mengapa tetumbuhan tersebut tersedia dalam kebun- pekarangan rumah dalam masyarakat? Untuk alasan-alasan apa tetumbuhan ada? Faktor-faktor sosial, politis, biologis, ekonomis dan ekologis apa yang menyebabkan tumbuhan tertentu ada dalam ekosistem kebun-pekaranagn rumah? Dalam buku ini, etnobotani kebun dan pekarangan rumah didiskusikan secara komprehensif disertai perkenalan metode penelitian lapang dasar yang dibutuhkan peneliti etnobotani. Untuk menunjukkan peran etnobotani di era modern, buku ini mengulas peran dari etnobotani kebun-pekarangan rumah terkait isu-isu kontemporer saat ini, meliputi antara lain ketahanan pangan, kesehatan dan pengembangan agrowisata. Pada bagian akhir buku ini mendiskusikan strategi konservasi kebun dan pekarangan rumah sebagai salah satu intrumen dalam pelestarian keanekragaman hayati global. Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Agrowisata ETNOBOTANI dan MANAJEMEN KEBUN-PEKARANGAN RUMAH: Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Agrowisata ETNOBOTANI dan MANAJEMEN KEBUN-PEKARANGAN RUMAH: Luchman Hakim 9 786021 890035 ISBN 978-602-18900-3-5
279

ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

Mar 18, 2019

Download

Documents

lamdan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

punggungJ hal : 2 x gr : 10.000HASIL +20%

Lu

chm

an H

akim

ETNOBOTANI dan MANAJEMENKEBUN-PEKARANGAN RUMAH:

Buku ini mengulas tentang peran etnobotani sebagai salah satu cabang keilmuan Biologi yang mengulas hubungan manusia dengan tetumbuhan disekitarnya. Di era moderen di mana masyarakat global tengah menghadapi berbagai krisis sumberdaya, etnobotani menawarkan pendekatan yang unik untuk memahami kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya tumbuhan secara berkelanjutan. Etnobotani kebun dan pekarangan rumah sangat jarang diulas dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah penting dalam konservasi keanekaragaman hayati. Serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang seringkali mendasari kajian-kajian etnobotani kebun-pekarngan rumah antara lain adalah sebagai berikut:

·Tetumbuhan apa yang tersedia dalam kebun-pekarangan rumah masyarakat?

·Mengapa tetumbuhan tersebut tersedia dalam kebun-pekarangan rumah dalam masyarakat?

·Untuk alasan-alasan apa tetumbuhan ada?

·Faktor-faktor sosial, politis, biologis, ekonomis dan ekologis apa yang menyebabkan tumbuhan tertentu ada dalam ekosistem kebun-pekaranagn rumah?

Dalam buku ini, etnobotani kebun dan pekarangan rumah didiskusikan secara komprehensif disertai perkenalan metode penelitian lapang dasar yang dibutuhkan peneliti etnobotani. Untuk menunjukkan peran etnobotani di era modern, buku ini mengulas peran dari etnobotani kebun-pekarangan rumah terkait isu-isu kontemporer saat ini, meliputi antara lain ketahanan pangan, kesehatan dan pengembangan agrowisata. Pada bagian akhir buku ini mendiskusikan strategi konservasi kebun dan pekarangan rumah sebagai salah satu intrumen dalam pelestarian keanekragaman hayati global.

P Ø Ö ·

Ketahanan Pangan, Kesehatan dan AgrowisataETNOBOTANI dan MANAJEM

EN KEBUN-PEKARANGAN RUMAH: Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Agrowisata

ETNOBOTANI dan MANAJEMENKEBUN-PEKARANGAN RUMAH:

Luchman Hakim

9 786021 890035

ISBN 978-602-18900-3-5

Page 2: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

i

ETNOBOTANI dan MANAJEMEN KEBUN-PEKARANGAN RUMAH: Ketahanan

pangan, kesehatan dan agrowisata

Page 3: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

ii

Page 4: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

iii

ETNOBOTANI danMANAJEMEN KEBUN-

PEKARANGAN RUMAH:Ketahanan pangan, kesehatan

dan agrowisata

Luchman Hakim

Page 5: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

iv

Penulis: Luchman Hakim

Layout Isi dan Sampul: Tim Penerbit Selaras

@copyright 2014

Diterbitkan oleh:Penerbit SelarasPerum. Pesona Griya Asri A-11Malang 65154Tlp.: 0341-9405080Anggota IKAPI

Hak cipta dilindungi undang-undang

Jumlah : viii + 280 hlm.Ukuran : 15,5 x 23 cm

Cean 1, Oktober 2014

ISBN : 978-602-18900-3-5

Sanksi Pelanggaran Pasal 22Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002Tentang Hak Cipta:

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidanapenjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjualkepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkaitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima)tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

ETNOBOTANI dan MANAJEMEN KEBUN-PEKARANGAN RUMAH:Ketahanan pangan, kesehatan dan agrowisata

Page 6: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

v

KATA PENGANTAR

ETNOBOTANI dan MANAJEMEN KEBUN-PEKARANGAN RUMAH: Ketahanan pangan, kesehatan danagrowisata ini memberikan pengantar tentang prinsip-prinsipdasar tentang etnobotani dan perannya dalam memecahkanpermasalahan global yang dihadapi dunia saat ini. Etnobotaniadalah ilmu yang membahas tentang hubungan manusia dengantetumbuhan yang ada disekitarnya, dan dengan demikianmenjadi sangat relavan untuk dipertimbangkan sebagai salahsatu pendekatan dalam memecahkan berbagai krisis global.Etnobotani berlandaskan atas dua keilmuan utama, Botani danAntropologi, yang harus dipahami secara komperehensif, baikpada aspek pengertian, pendekatan metodologi, danimplementasinya dalam meletakkan etnobotani sebagai salahsatu kunci ilmiah dalam pemecahan krisis global. Pengalamanpenelitian penulis sejak lama di bidang etnobotani kebun-pekarangan rumah memberikan informasi berguna bahwapemanfaataan tetumbuhan dalam lahan kebun-pekaranganrumah oleh masyarakat sangat beragam dan berpotensi berbeda-beda pada setiap kelompok masyarakat. Kebun dan pekaranganrumah adalah spot ideal bagi konservasi keanekaragaman hayati.Pengalaman empirik dari beragam kelompok masyarakatterhadap tumbuhan disekitarnya akan dapat diilustrasikandengan baik jika pendekatan etnobotani dilakukan dengan benar.Sejauh ini, dokumentasi etnobotani kebun-pekarangan rumahsangat jarang dikaji. Dengan terbitnya buku ini, penulis berharaptersedia referensi tentang konservasi kebun-pekarangan rumahyang dapat digunakan untuk memperkaya khasanahpengetahuan masyarakat, terutama dalam upaya konservasikeanekaragaman hayati global.

Atas selesainya buku ini, penulis mengucapkan terimakasihkepada kolega penulis di Jurusan Biologi FMIPA UniversitasBrawijaya, mahasiswa Sarjana, Magister dan Doktor di Jurusan

Page 7: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

vi

Biologi FMIPA Universitas Brawijaya, dan segenap sivitasakademica Universitas Brawijaya. Secara khusus, penulismengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Soemarno, Prof.Sutiman B Sumitro, Prof. Fathcyah, Prof. Estri LarasArumingtyas, Prof. Muhaimin Rifai, dan Prof. Purwanto.Terimakasih juga kami ucapkan kepada segenap sejawat yangtelah memberikan ruang bagi penelitian etnobotani, antara lainDr. Widodo, Dr. Rodiyati, Dr. Bagyo Yanuwiadi, Dr. JatiBatoro, Dr. Tri Ardyati dan Dr. Serafinah Indryani. Terimakasihkepada keluarga penulis - Feny Claudiya, Samicha JasmineHakim, Shanaz Aqila Hakim dan Syakila Alya Hakim- yangyang telah memberikan semangat, selalu sabar dan memberikanbanyak waktu untuk menyelasaikan penelitian dan menulis bukuini. Semoga buku ini dapat menjadi referensi yang berguna bagikonservasi kebun dan pekarangan rumah.

Malang, Desember 2014

Penulis

Page 8: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

vii

Kata Pengantar .............................................................. v

Daftar Isi ....................................................................... vi

1. Pengantar Etnobotani .............................................. 1

2. Interaksi Manusia dan Tumbuhan ........................... 22

3. Etnobotani Kebun dan Pekarangan Rumah .............. 59

4. Prinsip Dasar Penelitian Etnobotani Kebun

Pekarangan Rumah .................................................. 85

5. Survey Sosial Etnobotani ......................................... 111

6. Kebun dan Pekarangan Rumah Sebagai Sumber

Tanaman Obat dan Kesehatan .................................. 135

7. Kebun dan Pekarangan Rumah dalam Ketahanan

Pangan..................................................................... 170

8. Kebun dan Pekarangan Rumah dalam Pengembangan

Agrowisata............................................................... 195

9. Konservasi Kebun dan Pekarangan Rumah .............. 223

Daftar Pustaka ............................................................... 244

Tentang Penulis .............................................................. 252

DAFTAR ISI

Page 9: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

viii

Page 10: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

1

1

Tumbuhan adalah sumberdaya hayati yang telah digunakanmanusia diseluruh bagian dunia sejak lama. Interaksi manusiadengan tumbuhan begitu penting, sehingga minat mempelajaritumbuhan telah timbul sepanjang sejarah manusia di mukabumi. Ilmu tumbuhan ini sering disebut sebagai Botani, dengancakupan yang sangat luas mulai dari struktur molekuler danseluler, asal-mula, diversitas dan sistem klasifikasinya, sampaidengan fungsi tumbuhan di alam dan perannya bagi kehidupanmanusia sendiri. Kebutuhan akan pengetahuan ini semakinmeningkat seiring dengan semakin meningkatnyaketergantungan manusia terhadap tumbuhan. Berbagai penyakitbaru yang muncul dan mengancam kelangsungan hidupmanusia adalah salah satu contoh dimana obat-obatan baruharus dicari dari beragam senyawa yang terkandung dalamtumbuhan. Bahkan, saat ini krisis energi telah membidiktumbuhan sebagai penghasil sumber energi masa depan untukmenggantikan bahan bakar fosil.

Seringkali, pengetahuan modern manusia tentang manfaattumbuhan tidak dapat dilepaskan dari sumbangan ilmupengetahuan lokal yang tersebar di berbagai masyarakattradisional. Begitu pentingnya sumbangan kelompokmasyarakat tersebut dalam menambah pengetahuan tentangmanfaat tumbuhan, sehingga etnobotani muncul dan menjadisangat penting dalam memahami fungsi tetumbuhan yangseringkali belum diketahui dan dipahami oleh masyarakatmodern, namun jawabannya harus dicari dalam kelompokmasyarakat tertentu.

Pengantar Etnobotani

Page 11: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

2

1.1. Mendefinisikan etnobotani

Sebelum berkecimpung dengan etnobotani lebih jauh,adalah penting untuk memahami asal mula kemunculanetnobotani, pengertian-pengertian menyangkut etnobotani dancabang-cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengannya.Hal ini sangat penting, sebagaimana mempelajari ilmu-ilmulainnya selalu dimulai dari penjelasan awal tentang definisi ilmu,fokus dan cakupan, serta elemen-elemen terkait lainnya.

1.1.1. Asal mula dan perkembangan etnobotani

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa etnobotaniadalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengantetumbuhan. Terminologi etnobotani sendiri muncul dandiperkenalkan oleh ahli tumbuhan Amerika Utara, JohnHarshberger tahun 1895 untuk menjelaskan disiplin ilmu yangmenaruh perhatian khusus pada masalah-masalah terkaittetumbuhan yang digunakan oleh orang-orang primitif danaborigin. Harshberger memakai kata Ethnobotany (selanjutnyaakan ditulis etnobotani) untuk menekankan bahwa ilmu inimengkaji sebuah hal yang terkait dengan dua objek, “ethno” dan“botany”, yang menunjukkan secara jelas bahwa ilmu ini adalahilmu terkait etnik (suku bangsa) dan botani (tumbuhan)(Alexiades & Sheldon, 1996; Cotton, 1996; Carlson & Maffi,2004).

Pada awal-awal perkembangan etnobotani, kebanyakansurvei menaruh perhatian terhadap pengumpulan informasijenis-jenis dan nama lokal dari tetumbuhan serta manfaatnya.Hal ini juga terkait dengan upaya masyarakat ilmu pengetahuanuntuk melakukan dokumentasi secara tertulis akan kekayaanjenis tetumbuhan dan manfaatnya yang dikebanyakan daerah“primitif dan tak tersentuh teknologi” tidak terdokumentasidengan baik. Pada tahun 1916, Robbins memperkenalkankonsep baru tentang etnobotani. Robbins menganjurkan bahwakajian-kajian etnobotani tidak boleh hanya terhenti kepadasekedar mengumpulkan tetumbuhan, tetapi etnobotani harus

Page 12: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

3

lebih berperan dalam memberi pemahaman yang mendalamkepada masyarakat tentang biologi tumbuhan dan perannyadalam kehidupan masyarakat tertentu.

Dengan semakin berkembangnya kajian-kajian etnobotani,Richard Ford pada tahun 1997 memberi beberapa catatanpenting sebagai arahan bagi perkembangan etnobotani di masadepan. Pertama, Ford menegaskan bahwa etnobotani adalahstudi tentang hubungan langsung antara manusia dan tumbuhan“Ethnobotany is the direct interelationship between human and plants”.Kata direct memberikan penekanan khusus terhadap tetumbuhanyang benar-benar terkait dalam kehidupan masyarakat. Dengankata lain, tumbuhan yang mempunyai manfaat dandiperkirakan akan memecahkan masalah yang dihadapimasyarakat di masa depan adalah target utama kajianetnobotani. Kedua, Ford menghilangkan kata-kata “primitive”dalam etnobotani untuk memberi peluang bagi semakin lebarnyacakupan studi etnobotani. Ketiga, selama ini ada kesan bahwasasaran studi etnobotani adalah masyarakat tradisional dikawasan negara berkembang (non-western). Ford menekankanbahwa tidak benar bahwa etnobotani harus mempelajarimasyarakat non-barat; bangsa-bangsa barat (western) jugamempunyai nilai-nilai etnobotani yang harus diselidiki dandidokumentasikan. Dengan kata lain, cakupan etnobotaniharuslah global. Lebih lanjut, Richards Ford (1979) menekankanbeberapa aspek penting masa depan kajian-kajan etnobotanisebagai berikut:

Harus dapat mengidentifikasi nilai penting/ hakikitumbuhan

Mampu menjawab bagaimana masyarakat lokalmengkategorikan tetumbuhan, mengidentifikasi danmengkaitan keragaman diantaranya

Mampu memeriksa tentang bagaimana sebuah persepsimempengaruhi dan membantu masyarakat terkait hal-halyang khas seperti struktur vegetasi lingkungan sekitar(misalnya manajemen kebun rumah).

Page 13: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

4

Sampai dengan akhir abad ke 19, etnobotani telahberkembang sebagai cabang ilmu penting yang menopangpenelitian-penelitian di bidang industri farmasi. Saat ini,berbagai lembaga penelitian milik pemerintah, swasta, WorldHealth Organization (WHO) serta perusahaan-perusahaanfarmasi besar di dunia mulai mengalokasikan dana untukkepentingan ekspedisi etnobotani ke pelosok-pelosok terpencil,terutama dikawasan tropis untuk mencari dan memperoleh ilmupengetahuan dari masyarakat setempat terkait ilmu obat-obatandan selanjutnya mengkoleksi sampel lapangan untuk analisis dilaboatorium (Rodrigues et al., 2003).

Demikian penting dan menariknya, berbagai jurnal ilmiahsecara khusus memfasilitasi para ahli dan peneliti etnobotaniuntuk berbagi ilmu pengetahuan terkait hubungan manusia dantumbuhan disekelilingnya. Dewasa ini terdapat publikasi-publikasi penting seperti Journal of Ethnobiology, Journal ofEthnofarmacology, Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine,Ethnoecological Research and Application dan lainnya yangmemberikan peran sangat penting bagi kemajuan etnobotani.Gagasan-gagasan etnobotani saat ini juga tersebar di berbagaijurnal yang secara spesifik tidak mendiskusikan etnobotani,tetapi makalah-makalah etnobotani sangat dihargai untukditerbitkan di dalamnya. Contohnya adalah Journal of AridEnvironments, Geoderma, The International Information & LibraryReview, Agroforestry Systems, dan masih banyak lainnya. Haltersebut menunjukkan betapa etnobotani telah diterima dandihargai oleh seluruh kalangan. Selain itu, terdapat juga literatur-literatur tentang etnobotani yang ditulis untuk memberikemudahan bagi kegiatan survei dan penyidikan bidangetnobotani.

Selain isu-isu terkait obat-obatan, pada akhir abad 19etnobotani telah dilirik dan dipertimbangkan sebagai bagian dariskenario manajemen lingkungan, terutama potensinya dalammencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengandemikian, ruang lingkupnya semakin diperkaya. Namundemikian, sebagaimana dikatakan Hamilton et al. (2002), untuk

Page 14: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

5

mencapainya masih diperlukan kerja keras dari para penelitibidang etnobotani. Selain itu, yang tidak kalah pentingnyaadalah memperbaiki proses belajar-mengajar dalam bidangetnobotani untuk meningkatkan jumlah penelitian, kualitas dankompetensi peneliti etnobotani.

1.1.2. Sasaran dan ruang lingkup

Ada sebuah pandangan yang menyatakan bahwaetnobotani mempelajari hubungan antara masyarakat tradional/masyarakat lokal, atau etnik-etnik tertentu dengan tetumbuhandisekitarnya. Ini terjadi karena kebanyakan studi tentangetnobotani mempunyai fokus masyarakat pemburu, peladangdan kelompok masyarakat tradisional lainnya. Asumsi ini tidakselamanya tepat. Pada dasarnya studi-studi etnobotani tidakterbatas pada kalangan masyarakat tertentu, namun demikianseluruh masyarakat, baik saat ini maupun saat lampau,terpengaruh kehidupan modernisasi ataupun tetapmempertahankan tradisionalitas adalah cakupan etnobotani.Demikan juga relasinya tidak dibatasi apakah berkaitan denganekologi, simbolis dan ritual masyarakat (Alcorn et al., 1995).

Dalam dunia yang selalu tumbuh dan berkembang,etnobotani memainkan perang penting dalam melakukan koleksidata dan menter jemahkan hasilnya untuk bahan bagirekomendasi-rekomendasi kebijakan dalam pembangunankawasan, khususnya kawasan lokal dimana data tersebutdiperoleh. Serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang seringkalimendasari kajian-kajian etnobotani antara lain adalah sebagaiberikut:

Tetumbuhan apa yang tersedia dalam masyarakat?

Mengapa tetumbuhan tersebut tersedia dalam masyarakat?

Untuk alasan-alasan apa tetumbuhan ada dalammasyarakat?

Tetumbuhan apa sajakah yang dikenal sebagai sumberdayamasyarakat?

Page 15: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

6

Bagaimana masyarakat mengidentifikasi danmengklasifikasikan tetumbuhan tersebut?

Faktor-faktor sosial, politis, biologis, ekonomis dan ekologisapa yang menyebabkan tumbuhan tertentu dianggap sebagaisumberdaya oleh masyarakat?

Bagaimana tetumbuhan yang dianggap sebagai sumberdayatersebut digunakan?

Apakah manfaat ekonomi dan sosial yang diperolehmasyarakat dari tetumbuhan tersebut?

Bagaimana populasi tetumbuhan tersebut dijaga dalammasyarakat?

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan danmanajemen pengeloalan sumberdaya tersebut?

Dengan demikian, etnobotani mempelajari hubunganantara manusia dan tumbuhan dalam ekosistem alamiah yangdinamis dan terkait komponen-komponen sosial lainnya.Menurut Alcorn et al. (1995), etnobotani adalah studi tentanginteraksi manusia dan tetumbuhan serta penggunaantetumbuhan oleh manusia terkait dengan sejarah, faktor-faktorfisik dan lingkungan sosial, serta daya tarik tetumbuhan itusendiri.

Survei dari Miguel Angelo Martinez, menyebutkan, bahwameskipun kajian etnobotani sangat luas dan bermacam-macam,namun demikian hal tersebut dapat dikelompokkan menurutbeberapa kategori di bawah ini, yang disusun berdasarkanranking pemeringkatan dari paling disukai/ sering dikaji sampaidengan paling jarang dikaji, meliputi:

Tanaman obat-obatan

Domestikasi dan asal-mula tanaman dalan sistem terkaiatbudidaya

ArchaeobotanyTanaman berguna (edibel)

Page 16: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

7

Studi etnobotani secara umum

Agroforestri dan kebun/pekarangan

Penggunaan sumberdaya hutan

Studi terkait kognitif

Studi sejarah, dan

Studi pasar

Etnobotani tanaman obat sebagai bidang yang palingbanyak dikaji menunjukkan peran penting informasi darimasyarakat tradisional terkait upaya-upaya penyembuhanberbagai penyakit. Hal ini sangat relevan dengan kondisi duniasaat ini dimana anekara ragam penyakit mulai muncul dan gagaldipecahkan dengan penekatan modern. Ditengah-tengahkeputusasaan akan kegagalan penyembuhan aneka penyakit olehobat-obatan sintetik, studi tentang tanaman obat membukacakrawala baru bagi penemuan obat alternatif. Studi tentangtanaman obat juga semakin strategis ditengah-tengah semakinmahalnya biaya obat dan pengobatan (Prance et al., 1994).

1.1.3. Kontribusi etnobotani

Kontribusi dan peran etnobotani bagi kehidupanmasyarakat saat ini dan generasi mendatang sangat luas. Dariberbagai literatur, konferensi, seminar dan berbagai sumberilmiah lainnya, dapat disimpulkan bahwa peran etnobotanisangat beragam dan dapat disarikan sebagai berikut:

Konservasi tumbuhan, meliputi juga konservasi berbagaivarietas tanaman pertanian dan perkebunan dalam kantung-kantung sistem pertanian tradisional di negara tropik, sertakonservasi sumberdaya hayati lainnya

Inventori botanik dan penilaian status konservasi jenistumbuhan

Menjamin keberlanjutan persediaan makanan, termasukjuga didalamnya sumberdaya hutan non-kayu

Page 17: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

8

Menjamin ketahanan pangan lokal, regional dan global

Menyelamatkan praktek-praktek kegiatan pemanfaatansumberdaya secara lestari yang semakin terancam punahkarena kemajuan jaman

Memperkuat identitas etnik dan nasionalisme

Memperbesar keamanan fungsi lahan produktif, danmenghindari kerusakan lahan

Pengakuan hak masyarakat lokal terhadap kekayaansumberdaya dan akses terhadapnya

Meningkatkan kemakmuran dan daya tahan masyarakatlokal sebagai bagian dari masyarakat dunia

Mengidentifikasi dan menilai potensi ekonomi tanamandan produk-produk turunannya untuk berbagai manfaat

Berperan dalam penemuan obat-obatan baru

Berperan dalam penemuan bahan-bahan akrab lingkungan

Berperan dalam perencanaan lingkungan yangberkelanjutan

Berperan dalam meningkatkan daya saing daerah dalambidang pariwisata karena mampu menjamin autentisitas/keaslian dan keunikan objek dan daerah tujuan wisata

Berperan dalam menciptakan ketentraman hidup secaraspiritual

dan masih banyak lagi

Tentunya daftar dari manfaat etnobotani akan semakinpanjang. Kegiatan-kegiatan seminar yang diselenggarakanmasyarakat penggiat etnobotani, kebun raya, universitas,sekolah-sekolah dan lembaga pemerintah seringkali memberikaninformasi tentang kontribusi etnobotani bagi masyarakat.Contohnya, sebuah seminar tentang manfaat tanaman bagikegiatan spritual masyarakat Bali yang dilaksanakan oleh KebunRaya Baturiti Bali tahun 2006 memberikan gambaran betapakontribusi etnobotani sangat strategis untuk menguak berbagai

Page 18: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

9

manfaat tanaman untuk berbagai upacara dan ritual masyaakatBali. Kegiatan seminar ini berhasil menghimpun informasi dariberbagai pihak tentang jenis-jenis tetumbuhan dan manfaatnyayang dapat dipelajari oleh generasi Bali dan masyarakat dunialainnya di masa mendatang.

1.2. Posisi dan ilmu terkait etnobotani

Saat ini, para ahli sepakat bahwa etnobotani adalah cabangilmu pengetahuan yang keberadaannya sangat diperlukan untukmendukung dan menjamin kesejahteraan seluruh umat manusiadan kelangsungan hidup biosfer. Karena sifat alamiahnya,dimana etnobotani terkait dengan penyelidikan hubunganmanusia dengan tanaman, maka etnobotani bukanlah sebuahilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah yang berdiri sendirisecara eksklusif dan tidak membutuhkan ilmu lainnya.Sebaliknya, etnobotani sering menunjukkan sifat bahwa integrasiberbagai ilmu terkait adalah sangat penting dan mendasar.

1.2.1. Etnobotani adalah integrasi berbagai ilmu

Bidang-bidang kajian seperti seperti botani, biokimia,farmakognosi, toksikologi, kedokteran, ilmu gizi, ekologi,evolusi, hukum, ekonomi sumberdaya, sosiologi, antropologi,linguistik dan berbagai ilmu lainnya memainkan peran pentingdalam studi etnobotani. Sifat alamiah daripada etnobotanitersebut mempunyai sebuah konsekuensi bahwa pendekatan-pendekatan yang dipakai didalammya beragam, dan inimembuka peluang bagi peneliti etnobotani mendekatinya daribidang manapun yang dianggapnya sesuai untuk memecahkanpersoalannya.

Sebagai contoh, untuk memahami beragam tumbuhanyang tumbuh dalam sebuah komunitas desa masyarakat adat,dan mengenali jenis-jenis pemanfaatan tumbuhan olehmasyarakat didalamnya diperlukan setidaknya ilmu identifikasidan taksonomi tumbuhan, antropologi, dan ekonomi. Jika target

Page 19: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

10

survei juga mengikutkan tujuan untuk mengetahui keterikatandan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, sangat jelasbahwa disiplin ilmu ekologi akan sangat diperlukan. Hal inimenunjukkan bahwa etnobotani adalah ilmu yang berdiri dariberbagai ilmu lainnya dan saling terikat.

Seberapa banyak bekal ilmu yang diperlukan dalammelakukan kajian etnobotani bergantung kepada tujuanpenelitian. Jika ingin mengetahui jenis-jenis tumbuhan danpemanfaatannya, cukuplah kiranya modal identifikasi danpengenalan tumbuhan serta metode wawancara dipahami. Jikatujuannya sangat komplek, tentunya ilmu yang dibutuhkan jugasangat komplek. Itulah sebabnya, sebuah tim survey etnobotaniseringkali akan sangat baik jika terdiri dari beberapa orang yangmemahami masing-masing bidang ilmu yang diperlukan.

1.2.2. Botani

Meskipun telah disebutkan bahwa etnobotanimembutuhkan kehadiran berbagai ilmu pengetahuan terkaitlainnya, adalah sangat penting untuk dipahami bahwa beberapailmu tertentu bersifat fundamnetal dan wajid diketahui. Darikata etnobotani, sudah sangat jelas bahwa memahami botanisebagai "ilmu tumbuhan" adalah sangat penting. Secara umum,botani adalah ilmu tentang tumbuhan (plant science, phytology).Beberapa ahli menyebut sebagai ilmu biologi tumbuhan (plantbiology). Sebagai ilmu yang mencakup apa saja terkaittumbuhan, botani adalah ilmu yang besar dimana padaperkembangannya dapat dibagi dalam beberapa subdisiplinseperti dirangkum dalam Tabel 1.1.

Page 20: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

11

Tabel 1.1 Beberapa sub disiplin dari botani

Disiplin ilmu terkait Cakupan

Agronomi (Agronomy)

Briologi (Bryology)

Ekonomi botani(Economics Botany)

Hortikultur (Horticulture)

Paleobiologi (Paleobiology)

Palinologi (Palynology)

Pikologi (Phycology)

Fitokimia (Phytochemistry)

Fitopatologi(Phytopatology)

Anatoni tumbuhan (Plantanatomy)

Ekologi tumbuhan (Plantecology)

Genetika tumbuhan (Plantgenetics)

aplikasi dari ilmu tumbuhanterkait produksi tanamanbudidaya

ilmu tumbuhan yangmemfokuskan kajian padalumut, lumut hati dan lumuttanduk

mempelajari tempattetumbuhan dalam ekonomi

mempelajari budidayatumbuhan

mempelajari fosil-fosiltumbuhan

mempelajari polen dan spora

mempelajari alga

mempelajari produk-produkmetabolik sekunder dan aspek-aspek kimiawi tumbuhan

mempelajari penyakittumbuhan

mempelajari sel dan jaringantumbuhan

mempelajari peran tumbuhan dilingkungan sekitar

mempelajari aspek-aspekgenetik dan hukum penurunan/pewarisan sifat pada tumbuhan

Page 21: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

12

Fisiologi (Plant physiology)

Sistematika tumbuhan(Plant systematic)

Fitogeografi(Phytogeography)

Dan lainnya

mempelajari fungsi faal/fisiologitumbuhan

mempelajari klasifikasi danpenamaan tetumbuhan

menyangkut pengetahuantentang asal mula dan sebarantetumbuhan di dunia

1.2.3. Antropologi

Etnobotani sangat khas dibandingkan ilmu-ilmu denganfokus utama tumbuhan karena etnobotani terkait erat dengandisiplin ilmu non-botani, yaitu aspek-aspek penyelidikanmasyarakat. Penyelidikan ini, yaitu aspek-aspek kehidupanmasyarakat, adalah tema dasar dari studi antopologi.Antropologi sebagai ilmu sebenarnya telah muncul danberkembang sejak lama. Kata antropologi berasal dari kataYunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logos” berartiilmu pengetahuan. Antropologi adalah disiplin ilmu yangmempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.Koentjaraningrat berpendapat bahwa antropologi adalah ilmuyang mempelajari manusia dan merupakan paduan daribeberapa ilmu yang masing-masing mempelajari masalah khususmengenai manusia. Lebih lanjut William A. Havilandmenjelaskan bahwa antropologi adalah suatu studi mengenaimanusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaattentang manusia dan perilakunya. Selain itu, antropologi adalahilmu yang berfungsi untuk memperoleh pengertian yang lengkaptentang keanekaragaman manusia. Antropologi tersusun daritiga pilar penting, meliputi ilmu alam (natural sciences),kemanusian (humanities) dan ilmu sosial (social scinces) (Haviland,2013).

Saat ini, pandangan holistik tentang kajian antropologimenyebutkan bahwa setidaknya ada empat pendekatan utama

Page 22: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

13

yang penting untuk diketengahkan, yaitu antropologi ragawi(physical anthropology), kepurbakalaan (archaeology), kebahasaan(linguistics), dan antropologi kultural-sosial (cultural or socialanthropology). Antropologi Ragawi terutama berkembang pesatsetelah tulisan Darwin yang berjudul “The origin of species”mendiskusikan asal usul kehidupan di muka bumi. Hasratmanusia untuk mengetahui asal-usulnya mendorongantropologi ragawi berkembang pesat terutama untuk membantupenyeledikan atas temuan anekaragam fosil dan merekontruksisejarah kehidupan umat manusia di bumi. Ilmu kepurbakalaan(archaeology) berkembang salah satunya terkait dengan upayamanusia mengetahui asal-usulnya. Antropologi kultural-sosiallebih memfokuskan diri kepada hubungan manusia dengan polahidup yang berkembang, meliputi perilaku, perpektif dan carapandang, nilai-nilai dan tradisi dalam komunitas masyarakat.

Dalam kajian etnobotani, pemahaman tentang dasar-dasarantropologi sangat penting bagi peneliti untuk memahamiinteraksi masyarakat tertentu terhadap tumbuhan disekitarnya.Pengalaman empirik yang telah diperoleh secara turun-temurundan dalam waktu yang lama dari sebuah kelompok masyarakattradisional akan melahirkan teknik-teknik pemanfaatan danpengetahuan yang mendalam tentang flora dan fauna didaerahnya masing-masing. Selain interaksi yang panjang dankesadaran bahwa kelangsungan hidup mereka tergantung padaflora dan fauna tersebut, faktor kesadaran komunal dan spiritualmasyarakat memunculkan perilaku bahwa pemanfaatansumberdaya harus dilakukan secara lestari.

Aspek antropologi akan membantu menjelaskan mengapamasyarakat lokal tidak menebang pohon atau membunuhbinatang untuk mencari kesenangan, seperti yang dilakukan olehorang-orang modern berburu untuk kesenangan dan gaya hiduphedonik. Antropologi sosial dan kultural akan menjelaskanbagaimana cara-cara masyarakat berburu, menebang pohon danberladang diatur dengan ketat untuk menjamin tidak terjadinyakerusakan lingkungan. Perilaku masyarakat yang menetapkan

Page 23: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

14

lokasi-lokasi tertentu seperti sungai, danau, sumber air, atauhutan adalah tempat yang keramat, angker, atau disucikan,sebenarnya dapat dilihat sebagai strategi yang berdayaguna danberhasilguna untuk melindungi sumber daya alam dan genetis.Hal ini karena pada tempat-tempat yang dikatakan masyarakatsetempat sebagai angker, keramat, atau suci itulah ikan, satwalain, serta tumbuhan menjadi aman dari ancaman penangkapan,perburuan, atau penebangan secara semena-mena. Denganstrategi pengkeramatan bagian-bagian tertentu dari alamlingkungan, maka fungsi hidrologis hutan, sungai, danau danyang lainnnya akan tetap terjaga kelestariannya (Tetlock, 2003;Wild et al., 2008).

1.3 Pendidikan dan tujuan penelitian etnobotani

Pengetahuan etnobotani sangat penting bagi perencanapembangunan dan pengambil kebijakan sebagai bagian daripemecahan masalah pembangunan nasional, regional atau lokal.Pemahaman tentang etnobotani adalah sangat penting bagipenilaian sisi-sisi hubungan ekologis antara manusia danekosistem yang termanipulasi. Pengetahuan tentang sumberdayadan keberhasilan sistem manajemen dan pemanenansumberdaya memberikan informasi bagaimana manusiaberadaptasi terhadap lingkungan sosial dan alamiahnya;bagaimana manusia harus beradaptasi, bagaimana merekaberadaptasi dan apa konsekuensi dari adatasi-adaptasi yangdikembangkan (Alcorn et al., 1995)

Meskipun telah dijelaskan bahwa peran dari etnobotaniadalah sangat penting, para ahli sepakat bahwa dukunganmasyarakat harus terus ditingkatkan. Hal ini, terutama karenalaju kepunahan biodiversitas yang semakin tinggi. Selain itu,banyak daerah-daerah yang dikenal sebagai hot spot dan"penyumbang" pengetahuan tradisional mengalami perubahanpola pikir lokal dalam memanfaatkan sumberdaya alam, menujupola pikir masyarakat luar yang tidak sesuai dengan

Page 24: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

15

lingkungannya. Banyak peramu obat-obatan dan ahli pertaniantradisional telah meninggal, dan masyarakat dunia kehilanganperpustakaan yang berharga karena ilmu tersebut dibawa jugake liang lahat.

Harapan besar bagi kemajuan etnobotani sebenarnyaterletak dipundak masyarakat kawasan tropik dengan kekayaanhayatinya yang melimpah. Terutama masyarakat desa danpinggiran hutan yang secara turun temurun telah berinteraksidengan alam, dan mendasarkan diri pada kekayaan alam untukmerespon segala perubahan dan problem yang terjadi. Tidakmengherankan jika sampai saat ini, kawasan tropik adalahhamparan luas bagi studi etnobotani. Menyadari hal tersebut,para ahli sepakat bahwa pendidikan dan kegiatan-kegiatanpenelitian etnobotani harus semakin ditingkatkan.

1.3.1. Nilai penting dan kendala bagi perkembangan ethnobotani

Saat ini, terbukti bahwa banyak praktek-praktekpemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat tradisionalternyata mempunyai nilai positif dalam pelestarian sumberdayahayati dan lingkungan hidup (Gambar 1.1. dan 1.2). Cara danteknik tersebut tidak hanya mengajarkan tentang optimalisasipemanfaatan sumberdaya alam, namun lebih dari itu tersimpansebuah filosofi tentang pengawetan alam bagi generasimendatang. Hal ini terutama umum pada masyarakattradisional.

Namun demikian, para ahli merasakan bahwaperkembangan etnobotani menghadapi beberapa kendala serius,antara lain adalah:

Adanya pandangan bahwa etnobotani bukanlah bagian dariilmu inti (hardcore science); ethnobotani tidak lebih sebagaisebuah soft subject.

Seringkali diajarkan sebagai subjek yang dangkal dan lemahdalam orientasinya

Page 25: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

16

Kurang mendapat perhatian dan dukungan dari disiplinilmu lainnya, tidak diapresiasi dengan baik oleh peneliti,mahasiswa dan pemerintah

Kekurangan dana penelitian dan dukungan lainnya

Kekurangan mentor dan ahli-ahli yang berkompeten

Perkembangan teknologinya terkesan lambat

Gerakan masyarakat penggiat studi etnobotani masihlemah, terpisah-pisah, dan kurang koordinasi jikadibandingakan dengan perkumpulan-perkumpulan ilmiahlainnya

Jaringan kerja antara peneliti, pemerhati dan masyarakat eeuntungan finansial yang memadai dibandingkan risetterapan lainnya seperti biologi sel-molekuler, bioteknologidan rekayasa hayati dan kedokteran

Permasalahan tersebut harus menjadi perhatian seriusmasyarakat etnobotani dunia. Tanggung jawab memecahkandan mengeliminasi masalah tersebut tentunya juga harus menjadiperhatian masyarakat negara berkembang, terutama Indonesiadengan beragam suku bangsa dan kekayaan hayati yangmelimpah. Bagi bangsa Indonesia, ini adalah sangat pentingbagi kelangsungan hidup bangsa serta meningkatkan daya saingbangsa diera globalisasi. Hal ini terutama relevan karenaIndonesia mempunyai beragam suku bangsa yang berimplikasikepada keragaman cara pemanfaatan tetumbuhan.

1.3.2. Strategi peningkatan dan penguatan etnobotani

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembanganetnobotani sebagaimana telah dijelaskan diatas menunjukkanbetapa langkah-langkah strategis perlu dirumuskan. Menurutpara ahli, beberapa langkah berikut sangat strategis dalam upayapeningkatan dan penguatan peran etnobiologi dalammasyarakat, meliputi antara lain:

Page 26: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

17

Pertukaran studi kasus, analisis dan gagasan antar ahlietnobotani dan ilmu terkait lainnya

Mempromosikan standar dan level pendidikan terkaitetnobiologi

Meningkatkan kepedulian terhadap nilai etnobotani

Mempromosikan dan mendorong kegiatan riset etnobotanilebih lanjut

Meningkatkan daya analisis, termasuk statistik danmolekuler didalamnya

Meningkatkan dan mempertajam elemen-elemen hardcoreyang menunjang etnobotani, seperti fitokimia.

1.3.3. Tanggung jawab masyarakat dalam pendidikan danpeningkatan kualitas etnobotani

Dengan memperhatikan nilai penting dari etnobotani,dan melihat peluang serta tantangan-tantangan yang dihadapai,masyarakat dunia tergerak untuk semakin mendorong sikapbetapa pentingnya etnobotani. Tabel 1.2. adalah ringkasan daribeberapa kegiatan masyarakat dunia terkait aksi mendorongetnobotani agar semakin dikenal dan berdampak baik padamasyarakat dunia.

Tabel. 1.2. Perhatian masyarakat terhadap kajian etnobotani danperkembangannya

Tahun Kejadian Penting

1959

1978

1980

Society for Economic Botany (SEB) didirikan

Konferensi internasional pertama Society ofEthnobiology. Anggota perkumpulankebanyakan dari Kanada dan Amerika Serikat

Didirikan Society of Ethnobotanists, bermarkasdi India

Page 27: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

18

1981

1982

1988

1990

Awal 1990an

1992

1995-1997

1997

2000-2002

Pendirian China Association of Ethnomedicineand Folk MedicineTraditional Medicine for the Islands (TRAMIL)didirikan. Pertamakali terbatas kalangannegara-negara Karibia, dan kemudian meluassampai Amerika Tengah tahun 1993

Pendirian International Society of Ethnobiology(ISE)

Pendirian Society of EthnopharmacologyGEF/FAO/UNDP menginisiasipemberdayaan institusi bagi konservasikeanekaragaman hayati di Afrika Timur, danini mendorong bagi perkembangan etnobotanidi kawasan ini

People and Plants Initiative WWF, UNESCOdan Royal Botanical Garden Kew dimulai,dengan tujuan meningkatkan kapasitasinstitusi pemahaman dan aplikasi etnoekologidi negara berkembang

Training dan workshop dilakukan diBangladesh, China, India, Nepal, danPakistan. Pada periode yang sama berbagaikegiatan penguatan kapasitas penguasaanbidang etnobotani dilakukan di banyak negaraberkembang, termasuk Indonesia.

Pendirian African Ethnobotanical Network(AEN), dan Uganda Network of Ethnobotanistsand Ethnoecologist (UGANEP)

Pendirian Sociedad Colombiana de Etnobiologia,Kenya Ethnoecological Society (KES), PakistanEthnoecological Society (PES), dan TanzanianEthnoecological Society. Pada kurun waktu yangsama, juga dilakukan berbagai kegiatan ilmiahdan pelatihan internasional di berbagaikawasan.

Page 28: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

19

Secara strategis, di Indonesia atau negara berkembanglainnya, pendekatan bagi penguatan etnobotani dapat dilakukandengan cara:

Pendekatan kultural dan religi,

Pendidikan formal lewat dunia pendidikan denganmemasukkan etnobotani dalam kurikulum dan/muatanlokal sekolah-sekolah di daerah

Pembentukan sentra-sentra penelitian dan kajian etnobotani

Pendekatan formal oleh pemerintah pusat dan daerah

Peran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sertabadang-badan konservasi keanekaragaman hayati juga menjadikomponen penting dalam penguatan etnobotani di duniamodern saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa upaya lembaga-lembaga tersebut telah menunjukkan hasil yang nyata.Kekuatannya seringkali terletak kepada komitmen yang kuatuntuk kegiatan pelestarian, program-program yang terstrukturdan target yang realistik dan jelas, serta adanya pendampinganyang dilakukan secara terus-menerus. Kelompok-kelompok iniseringkali melibatkan jaringan luas dan global yang dimilikinyauntuk konservasi bentuk-bentuk etnobotani di berbagai penjurudunia. Dengan demikian, bagi upaya penguatan etnobiologi,kelompok-kelompok tersebut harus dilibatkan secara aktif.

Di Indonesia, banyak Lembaga Swadaya Masyarakatmengangkat isu-isu kearifan local dalam pemanfaatansumberdaya alam secara lestari, dan dengan dengan demikiansecara tidak langsung berupaya meletarikan pengetahuanethnobotani masyarakat local, mengangkat nilai-nilai kearaifanyang ada, memperkenalkan kepada generasi muda saat ini danberupaya melestarikannya. Secara nyata, banyak lembagaswadaya masyarakat menginisiasi dan membentuk kelompoktani untuk kembali kepada ajaran pertanian nenek moyang,antara lain dengan mendorong praktek pertanian organik,memperkuat system kebun campuran atau wanatani

Page 29: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

20

(agroforestry), pemanfaatan kompos dan pupuk organik,pemanfaatan pestisida hayati, pertanian-peternakan terpadu,serta menghidupkan lagi kegiatan gotong royong dan aspek-aspek ritual dan budaya pertanian yang ada.

Kerjasama dari perguruan tinggi dalam justifikasi kearifanlokal dalam praktek kehidupan masyarakat saat ini dianggappenting. Perguruan tinggi daerah mempunyai kompotensi untukmenggarap nilai-nilai kearifan local dan praktek etnobotanimasyarakat sekitar, mendokumentasikan dan mencarikebenaran ilmiah di balik praktek tersebut. Rekomendasi-rekomnedasi dari penelitan perguruan tinggi seringkali dipakaisebagai acuan akademik dalam kebijakan pemerintah danpengambilan keputusan startegis dalam pembangunanmasyarakat. Dengan demikian, peran dan keterlibatan perguruantinggi sangat penting.

Beberapa contoh tumbuhan yang dimanfaatkan olehmasyarakat tersimpan dalam herbarium-herbarium yang adadi perguruan tinggi. Meskipun belum semua jenis dikoleksidalam herbarium karena keterbatasan sarana dan prasarana,peran dari inisiasi herbarium di perguruan tinggi sangat penting.Diperlukan upaya-upaya ker jasama mulitipihak untukmendorong kelengkapan koleksi herbarium tumbuhanbermanfaat di perguruan tinggi yang menjadi "pustaka" bagiperadaban suatu bangsa yang dapat menjadi acuan generasimendatang dalam memanfaatkan tetumbuhan yang ada. Halini terutama penting karena banyak potensi sumberdaya hayatitelah dimanfaatkan bagi kehiduan masyarakat, namun sangatkurang dipelajari sebagai bahan rekomendasi pembangunan bagikesejahteraan masyarakat.

Page 30: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

21

Gambar. 1.1. Keanekaragaman tumbuhan kebun dan pekaranganrumah tropik di pedalaman Kalimantan miskin akan kajian ilmiah.

Gambar. 1.2. Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat Tenggerdalam kegiatan ritual budaya

Page 31: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

22

2

Sejarah interaksi manusia dan tumbuhan relatif cukuppanjang. Umat manusia, apakah itu sebagai kelompok yangselalu berpindah tempat, petani dan peladang menetap,masyarakat maritim, sampai dengan penduduk kota besar secaramutlak membutuhkan berbagai macam tetumbuhan sebagaisumberdaya untuk mendukung kehidupannya. Utamanya,tetumbuhan telah menjadi bahan pokok penyedia karbohidratutama di alam karena kemampuannya melakukan prosesfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat.

Pengetahuan manusia terhadap berbagai jenis tetumbuhandan manfaatnya dari waktu ke waktu semakin berkembang.Sejarah panjangnya sendiri mungkin telah dimulai pada jamanpaleolitikum dan mencapai puncaknya pada saat ini.Kemampuan manusia saat ini tidak hanya memanfaatkantetumbuhan yang telah ada sebagai bahan pangan, tetapi jugatelah menjadikannya sebagai bahan kajian ilmiah dilaboratorium untuk memahami ilmu pengetahuan bagi upayapencapaian kesejahteraan umat manusia. Meskipun saat iniperadaban manusia telah mencapai puncak kemajuan dandiversifikasi manfaat tetumbuhan semakin luas, namundemikian di beberapa tempat di belahan dunia ini masih terdapatsekelompok masyarakat pengumpul dan pemanfaat tetumbuhansecara langsung dari alam. Kelompok-kelompok ini seringkaliadalah perhatian utama dari studi etnobotani.

Interaksi Manusia danTumbuhan

Page 32: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

23

2.1. Asal mula interaksi manusia dengan tumbuhan

2.1.1. Dimulai dari jaman Paleolitikum

Berdasarkan analisis ahli-ahli antropologi, saat ini telahditerima suatu pendapat bahwa selama jaman Paleolitikum umatmanusia hidup dengan cara berburu dan mengumpulkanpangan. Manusia berburu, menangkap ikan dan mengumpulkanapapun yang dapat digunakan sebagai sumber pangan secaraaktif. Tidak ada bukti-bukti bahwa pada jaman Paleolitikummanusia melakukan budidaya tetumbuhan atau sumberdayahayati lainnya. Manusia jaman Paleolitikum selalu bergerakdari satu tempat ketempat lain mengikuti pergerakan binatangdan mengumpulan tetumbuhan liar. Tentunya, hal inimengandalkan kecerdikan umat manusia untuk mendeterminasilokasi-lokasi dimana sumberdaya makanan melimpah.

Memasuki jaman Paleolitikum akhir atau memasuki jamanNeolitikum awal, manusia mulai mengganti cara hidupnya.Bergerak dari satu tempat ketempat lain untuk berburu danmengumpulkan sumberdaya makanan dianggap tidak efektifdan mempunyai resiko yang besar bagi keselamatan umatmanusia. Beberapa komunitas manusia kemudianmengembangkan sistem hidup yang menetap dalam satukawasan dan mengusahakan budidaya. Tidak banyak informasididapatkan bagaimana masyarakat pertama kalimengembangkan sistem budidaya. Namun demikian, agaknyapraktek pertanian dan pengembalaan mulai dikenal secarasederhana (pastoralisme) sejak jaman Neolitikum.

Seiring dengan waktu, pertumbuhan manusia di berbagaidunia yang diikuti dengan tumbuhnya peradaban-peradabanbaru menyebabkan kecenderungan manusia untuk memulaiperilaku hidup mengelompok untuk membentuk desa-desa dankantung-kantung kebudayaan semakin menguat. Memasukijaman Neolitikum, domestikasi dan pembudidayaantetumbuhan mulai dilakukan dan dikembangkan di beberapapusat kebudayaan saat itu.

Page 33: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

24

Usaha domestikasi pertamakali penuh dengan coba-cobadan mempunyai resiko kegagalan yang besar. Tetumbuhanmungkin diambil dari tempat yang jauh, hutan, puncak gunungatau tempat-tempat lainnya dan dibawa masuk kedalamperkampungan untuk ditanam. Maksud dari praktek ini adalahagar pada suatu saat nanti jika tetumbuhan tersebutmenghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan, orang tidakperlu lagi harus pergi jauh ke hutan. Seleksi alamiahkemungkinan terjadi terhadap tetumbuhan untuk menyesuaikankeadaan baru, sementara umat manusia secara sengaja atau tidaksengaja melakukan praktek seleksi terhadap jenis-jenis yangdisukai. Ini adalah tahapan pertama dalam budidayatetumbuhan dan pertanian yang dikenal.

Kemungkinan besar sistem-sistem pertanian pertama kalidikembangkan di Timur Dekat sekitar 11.500 tahun yanglampau. Daerah budidaya kuno itu saat ini adalah bagian darinegara-negara yang meliputi Iran, Irak, Turki, Siria, Lebanondan Israel. Jenis-jenis pertama yang mungkin dibudidayakanadalah gandum, kacang polong, dan jenis kacang-kacanganlainnya. Selain Timur Dekat, di Timur Jauh dan Asia Tenggarajuga ditemukan bukti-bukti adanya usaha awal budidayatetumbuhan oleh umat manusia. Titik-titik inisiasi pertaniankuno pertama kali di Asia Tenggara tersebar di Thailand, SungaiKuning dan Lembah Sungai Yangtze di Cina. Hasil penelitianarkeologis saat ini memberikan petunjuk bahwa kultivasi padisebagai bahan pangan pokok pertama kali mungkin terjadi disepanjang kawasan sekitar aliran Sungai Yangtze sekitar 11.500tahun yang lampau (Zeven & De Wet, 1982; Vavilov, 1992,Zohary et al., 2012).

2.1.2. Peran ekspedisi masyarakat Eropa

Iklim ilmu pengetahuan masyarakat di benua Eropa yanglebih baik dibanding masyarakat dibelahan dunia lainnya padaabad pertengahan mendorong tumbuhnya berbagai ekspedisimenuju tempat-tempat yang belum diketahui orang Eropa saat

Page 34: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

25

itu. Abad ini adalah abad-abad pelayaran untuk eksplorasisumberdaya baru karena keterbatasan sumberdaya di daratanEropa. Ekspansi bangsa-bangsa Eropa menjelajahi benua padaabad pertengahan menyebabkan serapan ilmu pengetahuanbangsa Eropa tentang wilayah-wilayah lain dibelahan dunia,terutama Asia terhadap sumberdaya tumbuhan semakin cepat.Pangeran Henry dari Portugis (1394-1460) adalah salah satupembesar Eropa pertama yang mengawali dan mendorongtumbuhnya minat penjelajahan maritim bangsa Eropa.Selanjutnya, Spayol tumbuh sebagai pesaing Portugis dalamdunia maritim dan kompetisi ini mencapai puncaknya padaperang Castilia (1474-1479). Inggris, Perancis dan Belandakemudian mengikuti jejak Portugis dan Spanyol untukmembangun sistem maritim yang kuat.

Sejarah mencatat bahwa ekspedisi-ekspedisi Eropa untukmengenal dunia baru telah menghasilkan naturalis-naturalis yangberpengaruh dan meletakkan konsep-konsep dasar ilmupengetahuan, termasuk Teori Evolusi oleh Darwin didalammya. Penjelajahan yang dikuti kolonisasi daerah-daerahbaru oleh bangsa Eropa menyebabkan persebaran jenis-jenisyang bernilai komersial semakin cepat. Kentang adalah tanamanyang dibawa oleh imigran Irlandia ke Amerika Utara sekitartahun 1719, dan kemudian cepat menyebar di Amerika. Kopiadalah tanaman yang mula-mula berasal dari Afrika, lalu meluaske Asia dan Amerika Selatan. Karet adalah tanaman yang umumdijumpai di cekungan Amazonia dan menjadi monopoli Braziliasampai dengan tahun 1875. Namun demikian, orang-orangInggris kemudian menyelundupkan sekitar 7.000 biji karet keluarBrazilia dan selanjutnya ditanam di Asia Tenggara. Saat ini,Indonesia dan Malaysia di kawasan Asia Tenggara adalahpenghasil karet utama dunia (Gambar 2.1).

Peran ahli-ahli alam atau naturalis saat itu bisa jadi sangatpenting dalam setiap penjelajahan. Pioner naturalis Eropa yangterkenal adalah Linnaeus, yang kemudian terkenal karena sistemklasifikasi mahluk hidup yang dibuatnya. Sistem ini

Page 35: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

26

memungkinkan seluruh mahluk hidup didunia mempunyainama dalam bahasa latin atau yang dilatinkan dan bersifatuniversal sehingga mudah untuk dikomunikasikan oleh orangdi seluruh dunia. Sangat menarik, bahwa naturalis-naturalisterkenal saat itu bukanlah ahli-ahli lulusan terbaik dariuniversitas terkenal. Charles Darwin adalah naturalis yangsebelumnya tercatat sebagai mahasiswa kedokteran, namundemikian minatnya dalam sejarah alam menjadikannya lebihtertarik untuk bergabung dengan ekspedisi HMS Beagle.Bukunya, The Origin of Species, adalah hasil karyanya yangmendasari teori evolusi. Sementara itu, A.R. Wallace adalahnaturalis yang berusia lebih muda dari Darwin yang tidak pernahmengenyam pendidikan formal di universitas. Namundemikian, perjalannya ke berbagai penjuru dunia telahmenyumbangkan peran yang sangat penting dalam meletakandasar-dasar ilmu pengetahuan alam, terutama biogeografi.

Banyak bukti menunjukkan bahwa pengetahuan tertulisdan dokumentasi modern tentang tetumbuhan dipengaruhi dandiinisiasi oleh ekspedisi-ekspedisi penjelajahan bangsa Eropa.Sebagai contoh, Garcia da Orta, seorang Portugis yang tinggaldi Goa adalah salah satu tokoh yang berjasa dalammenyebarluaskan tanaman-tanaman dunia timur ke masyarakatEropa. Pengetahuan etnobotani awal dan paling tua tanamanobat Goa tertulis dalam Coloquios dos simples e drogas he cousasmedicinais da India yang diterbitkan tahun 1563 di Goa. Tahun1567, Charles d’ecluse menterjemahkannya dalam teks-teks latin.Pudarnya kekuasaan Portugis atas Goa dan disusul olehdominasi Belanda di Goa menginisiasi terbitnya Hortus IndicusMalabaricus yang diprakarsai oleh Hendrik van Rheede.

Pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia juga sangatberperan dalam pengetahuan tentang keanekaragaman jenistumbuhan di kepulauan Indonesia dan sekitarnya. Diawalidengan misi dagang VOC, secara pasti bangsa Belanda berhasilmenguasai kepulauan Indonesia dan hal ini mendorong usaha-usaha eksplorasi tetumbuhan di seluruh pelosok Indonesia

Page 36: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

27

berjalan dengan baik. Daftar flora di Pulau Jawa dibuat sangatlengkap, dan salah satu kebun raya terbesar di Dunia, KebunRaya Bogor, terbentuk karena inisiasi pemerintahan kolonialBelanda. Pengetahuan tentang flora Jawa antara lainterdokumentasi dalam Voorloper eener Schoolflora voor Java olehDr.C.A. Backer yang diterbitkan tahun 1908. Tahun 1911diterbitkan Schoolflora oleh penulis yang sama, yang diikuti olehOnkruidflora der Javasche Suikerrietgroden, Handboek der Javaschetheeonkruiden (Backer dan van Slooten), Varenflora (Backer danPosthumus), Zakflora voor de landboustreken op Java (I. Boldingh),Flora of Java (Backer) dan buku yang sampai saat ini masihmenjadi pegangan, Flora untuk Sekolah di Indonesia (vanSteenis). Naskah-naskah kuno, publikasi dan spesimenherbarium flora Jawa saat ini tersimpan dengan baik di beberapatempat seperti Nationaal Herbarium of Netherland di Leiden,Belanda dan Herbarium Bogorienses, Bogor.

Gambar 2.1. Peta ekplorasi masyarakat Eropa dan kaitannyadengan pengenalan dan distribusi tetumbuhan dengan nilai

ekonomik di dunia. Sumber gambar. gs2americanstudies.blogspot.com

Page 37: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

28

2.1.3. Daerah asal mula budidaya

Orang pertama yang secara serius mengkaji asal-mulageografis tumbuhan yang saat ini menjadi sumber pangan danmempunyai nilai ekonomi penting didunia adalah Alphonsode Candolle. Tahun 1882, de Candole menerbitkan bukunyayang berjudul Origins of Cultivated, dimana dia mencoba untukmenerangkan asal mula tumbuhan didunia berdasarkaninformasi dari studi-studi geografi, linguistik, arkeologi, dansejarah tumbuhan. Selanjutnya, 70 tahun kemudian NikolayVavilow mencoba untuk menjelaskan asal-mula tumbuhan secaralebih komprehensif. Menurut Vavilow, pusat-pusat budidayaadalah Cina, Asia Tengah, Timur Tengah dan Timur Dekat,India dan Indo-malaya, Mediterania, Abyssinia, Meksiko danAmerika Tengah, Amerika Selatan dan zona PegununganAndean Tengah (Tabel 2.1).

Namun demikian, saat ini dengan adanya penemuan-penemuan baru di bidang biologi sel dan molekuler, serta adanyadukungan data arkeologi lainnya, konsep Vavilow mulaiditingalkan. Jack Harlan kemudian mengembangkan konsepyang lebih modern. Harlan menyebutkan bahwa bisa jadi TimurJauh, Asia (terutama Cina Utara) dan Meso-amerika adalahpusat-pusat budidaya pertamakali. Dalam konsepnya, daerahdaerah ini adalah tempat dimana sistem-sistem budidayaberkembang secara independen satu sama lain. Sangat menarikuntuk disebutkan bahwa meskipun konsep Harlan lebih mudahditerima, tetapi banyak orang lebih suka memakai konsepVavilow dalam diskusi dan pekerjaan praktis (Zeven & De Wet,1982; Vavilov, 1992, Zohary et al., 2012).

Page 38: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

29

Tabel 2.1. Contoh beberapa tanaman yang diperkirakan berasaldari pusat-pusat budidaya masa lampau

Pusat Nama umum Nama ilmiah Familia

Cina

Asia Tengah

Timur Tengah,Timur dekat

India danIndomalaya

Mediterania

MulberiJerukKedelaiTeh

ApelAnggurWortelBawangErcisPearBuah Bit

AlfalfaHazelnutMelon

PisangSukunJeruk sitrunKelapaManggaLada hitamPadiTebuUbi rambat

AsparagusKol, kubisLavenderZaitunSelada

Morus albaCitrus sinensisGlycine maxCamellia sinensis

Malus domesticaVitis viniferaDaucus carotaAlium cepaPisum sativumPyrus communisRaphanus sativus

Meducago sativaCorylus avellanaCucumis melo

Musa sp.Artocarpus altilisCitrus medicaCocos nuciferaMangifera indicaPiper nigrumOriza sativaSaccarumofficinalisDioscorea aleta

AsparagusofficinalisBrassica oleraceaLavendulaangustifolis

MoraceaeRutaceaeFabaceaeTheaceae

RosaceaeVitaceaeApiaceaeLiliaceaeFabaceaeRosaceaeBrassicaceae

FabaceaeBetullaceaeCucurbitaceae

MusaceaeMoraceaeRutaceaeArecaceaeAnacardiaceaePiperaceaePoaceaePoaceaeDioscoriaceae

LiliaceaeBrassicaceaeLamiaceaeOleaceaeAsteraceae

Page 39: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

30

Abbisinia

Meksiko danAmerikaTengah

PegununganAndes danAmerikaselatan

BarleyKopiSorgumJarak

AlpukatKedelaiKakaoJagungKapasLada merahKetela

KacangNenasTembakauTomatKaret

Olea europeaLactuca sativa

Hordeum vulgareCoffea arabicaSorgu bicolorRicinuscommunis

Persea americanaPhaseolusvulgarisTheobroma cacaoZea maysGossipiumhirsutumCapsicum sppIpomoea batatas

Aracchis hipogeaAnanas sppNicotianatobacumSolanuesculentumHevea brasiliensis

PoaceaeRubiaceaePoaceaeEuphorbiaceae

LauraceaeFabaceaesterculiaceaePoaceaMalvaceaeSolanaceaConvolvulaceae

FabaceaeBromeliaceaeSolanaceaeSolanaceaeEuphorbiaceae

2.2. Manusia, bahan pangan dan industri

Manusia tidak pernah terlepas dari isu-isu pangan dantanaman industri. Perhatian tentang persediaan makanan danpertumbuhan populasi ini telah dianalisis oleh Thomas Malthus(1766-1834) dalam bukunya yang terkenal “An essay on the principleof population” tahun 1798, yang pada intinya menyatakan bahwapertumbuhan makanan akan mengikuti deret aritmatik(arithmetically mengikuti deret 2,3,4,5...), sementara

Page 40: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

31

pertumbuhan populasi manusia mengikuti deret geometrik(geometrically mengikuti deret 2,4,8,16...). Meskipun teori inimendapat banyak kritikan, tetapi kondisi saat ini masih relevandengan teori tersebut. Faktanya, jumlah populasi duniameningkat dengan cepat, sementara pertumbuhan bahan panganlambat, bahkan dibeberapa kawasan menurun karena konversilahan-lahan pertanian dalam peruntukan lain (Gambar 2.2).

Gambar 2.2. Pertumbuhan populasi manusia dalam tiga era yangberbeda, era manusia mulai membuat alat, era pertanian mulai

berkembang dan era industrialisasi

2.2.1. Manusia dan bahan pangan

Saat ini, dengan semakin bertambahnya jumlah pendudukdunia, maka bahan pangan semakin dibutuhkan. Terkait haltersebut, para peneliti saat ini berupaya keras untukmemaksimalkan tumbuh-tumbuhan yang jarang dikonsumsisebagai sumber pangan, namun di alam melimpah. Serelia,kacang-kacangan dan umbi-umbian adalah tanaman pokokbahan pangan manusia. Berbagai komunitas masyarakat duniamemanfaatkan anekaragam tumbuhan tersebut sebagai bahanpangan penting. Beberapa diantara bahan pangan tersebut secara

Page 41: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

32

luas dimanfaatakan oleh masyarakat dunia, seperti jagung, padi,sorgum, kentang, dan gandum. Beberapa diantaradimanfaatkan oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu,seperti singkong, ubi jalar, dan talas. Beberapa jenisdimanfaatkan secara terbatas oleh etnis-etnis tertentu diIndonesia bagian timur dan polinesia, seperti sagu dan pandan.Pada masa lampau, beberapa jenis tumbuhan seperti Iles-iles/porang, garut, gembili, gembolo, tomboreso dan uwi (uwi beras,uwi ungu, uwi ulo) dikonsumsi di masyarakat pedesaan di Jawa,namun demikian saat ini pemanfaatannya sangat jarang.

2.2.2. Manusia dan tanaman Industri

Industrialisasi saat ini menjadi sangat penting bagikehidupan manusia dan menjadi sendi-sendi penting bagibanyak negara di dunia. Dalam kebanyakan industri, tanamanmemainkan peran penting dan tidak tergantikan olehsumberdaya lainnya. Kebutuhan akan bahan baku yangdiperoleh dari tumbuhan telah merangsang tumbuhnyaperkebunan-perkebunan secara luas dan massif yang dikelolasecara intensif. Seringkali, upaya untuk memaksimalkan industriperkebunan tersebut mengorbankan hutan tropik yang ada.

Kopi, Cengkeh dan Tembakau adalah jenis-jenis komoditasdengan transaksi perdagangan yang tinggi (Tabel 2.2). Kopi adalahkomoditas perkebunan utama yang dibudidayakan dalam skalaperkebunan besar dan skala kebun rakyat. Pusat-pusat budidayakopi dunia saat ini adalah Brazilia, Indonesia, Vietnan, danKenya. Konsumsi global kopi pada tahun 2009-2010 mencapai133.9 juta bungkus. Konsumsi kopi dunia naik mencapai 1,2persen sejak tahun 1980an, dan meningkat mencapai 2 persenpada tahun-tahun ini. Di Jepang, pertumbuhan konsumsi kopisaat ini mencapai 3,5 persen, dan merupakan pertumbuhankonsumsi terbesar di dunia. Jepang saat ini adalah salah satuimpotir kopi terbesar di dunia. Di Indonesia, budidaya kopi diPulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi telah menjadi bagian darisejarah kehidupan bangsa, dan pada beberapa kawasan kopimenjadi trademark dan kebanggaan wilayah tersebut.

Page 42: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

33

Cengkeh dibudidayakan secara luas pada perkebunan besardan banyak diantaranya diintegrasikan dalam perkebunan kopimembentuk sistem agroforestry yang dinamik. Cengkeh pernahmenjadi komoditas unggulan dan menjadi factor bagipertumbuhan ekonomi kawasan-kawasan perkebunan diIndonesia. Cengkeh terutama digunakan sebagai bumbu masakdan ramuan rokok kretek.

Industri otomotif yang berkembang juga tidak lepas darikebutuhan karet. Produksi karet di Indonesia semakinmeningkat dalam memenuhi kebutuhan dunia. Karetdibudidayakan secara luas dalam kebun-kebun besar milikpemerintah dan swasta. Banyak diantaranya bahkandibudidayakan oleh masyarakat dalam kebun-kebun tradisional,seperti di Kalimantan dan Jawa.

Tabel 2.2. Produksi Perkebunan Besar menurut Jenis Tanaman,Indonesia (Ton), 2003 - 2013

Catatan : 1). Termasuk produksi yang menggunakan bahanmentah dari perkebunan rakyat. Sumber: bps.go.id

Industri olahan kayu saat ini telah berkembang denganpesat. Jati, Kruing, Kamper, Bangkiray, Meranti, Mahoni,Sengon, Suren, Manglid, Rasamala, Pulai, Pinus, Mindi adalahjenis-jenis kayu yang saat ini banyak dibutuhkan dipasar. Jatisejak lama telah dibudidayakan di Pulau Jawa untuk berbagai

Page 43: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

34

keperluan, meliputi antara lain sebagai bahan kontruksi rumah,mebel, kerajinan dan lainnya. Ulin adalah salah satu kayubangunan yang kuat dan tahan lama. Kayu Ulin banyakdigunakan sebagai kontruksi sipil di Kalimantan, namundemikian populasinya di alam saat ini semakin menurun(Anyonge & Roshetko, 2003). Banyak kayu bernilai ekonomipenting saat ini dibudidayakan pada lahan-lahan marjinal,kebun dan pekarangan rumah (Gambar 2.3).

Krisis energy fosil saat ini telah menarik perhatian manusiadengan beralih kepada bioenergi (biodiesel, biogas, bioenergi).Masyarakat tradisional memanfaatkan kayu bakar sebagaibioenergi. Sementara saat ini bioenergi yang dikembangkanantara lain meliputi Bioetanol, biodiesel, CPO, dan biogas. Jaraksejak lama telah digunakan sebagai tanaman penghasil minyak.Saat ini, jagung, sorgum, singkong, aren, kelapa sawit, kelapa,dan tebu secara intensif dibudidayakan sebagai bahan bakuproduksi bioenergi.

Gambar 2.3. Tanaman penghasil kayu saat ini banyakdibudidayakan pada lahan-lahan marjinal (meliputi antara lain

tebing sungai) untuk tujuan konservasi tanah dan pendapatanekonomi.

Page 44: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

35

2.3. Kesehatan dan pengetahuan tradisional tentang obat

Selain ketersediaan makanan pokok yang mencukupi,kesehatan adalah masalah mendasar bagi umat manusia. Sejarahperadaban manusia telah mencatat bahwa pada masa lampaubeberapa penyakit penting pernah mewabah dan mengancamkehidupan umat manusia. Tumbuhan dalam sejarahnya, dansampai saat ini, mempunyai peran penting dalam kesehatanmanusia. Interaksi manusia dengan tetumbuhan sebagai bahanobat setidaknya dapat dilacak mulai 4.000 tahun yang lampau,dimana dokumen medik pertama kali menyebutkan adanyaketerlibatan komponen tetumbuhan sebagai bahan obat. Namundemikian, banyak ahli percaya bahwa sebenarnya fungsitanaman sebagai obat telah dikenal dan digunakan oleh manusiasejak lama, lebih lama dari 4000 tahun yang lampau. Namundemikian sangat disayangkan tidak ada dokumen tertulis.

2.3.1. Pengetahuan tradisional tentang obat

Bangsa-bangsa kuno yang seringkali melaporkan adanyapenggunaan obat berbasis sumberdaya tumbuhan adalah Mesirkuno, India dan Cina kuno. Awal mula dunia medik dunia baratdapat dilacak balik mulai dari kemunculan ahli Yunani terkenalseperti Hipocrates. Hipocrates mempercayai bahwa penyakitdisebabkan oleh sebab alamiah dalam tubuh atau adanyamasalah tubuh, bukan karena setan sebagaimana keyakinan saatitu, dan tetumbuhan terutama herba dapat digunakan untukmenghilangkan penyakit. Aristoteles kemudian jugamengumpulkan dan membuat daftar tetumbuhan yang dapatbermanfaat sebagai bahan obat. Selanjutnya, kontribusi yangsangat berarti bagi pengetahuan dunia barat tentang penyakitdan fungsi tanaman dibuat oleh Dioscorides yang menulis DeMateria Medica. Ensiklopedi ini memuat sekitar 1000 contohobat-obatan sederhana.

Selanjutnya, herba mulai dipertimbangkan memainkanperan penting sebagai komponen medik dalam usaha-usaha

Page 45: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

36

penyembuhan. Selama abad pertengahan, hubungan antara ilmutumbuhan, terutama yang berkaitan dengan masalah obat-obatandan kedokteran semakin dekat dan berkaitan sebagai bagiandari pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dialamimanusia. Pentingnya jenis-jenis herba ini kemudian dipelajarilebih lanjut di Eropah, dan untuk mengkoleksi contoh tumbuhanhidupnya beberapa herba di tanam di lingkungan kampusuniversitas-universitas Eropah.

Ilmu pengobatan terakumulasi pada masing-masingkelompok masyarakat. Karena lemahnya komunikasi antarakelompok satu dengan kelompok lainnya, penemuan bahan aktifdan tata cara pengobatan tumbuh secara independen/ salingterpisah diantara masyarakat dunia. Tidak diketahui secarapasti, mengapa masyarakat menggunakan tetumbuhan untukmengatasi masalah kesehatan. Ada anggapan bahwa masyarakatpada awalnya percaya bahwa sakit disebabkan oleh faktor alam,dan mitos–mitos banyak menyebutkan bahwa penyembuhannyadapat didatangkan dari bagian alam yang lain, sepertitetumbuhan dan hewan. Azas penyembuhan dalam semuasistem kesehatan selalu didasarkan pada kepercayaan tentangsebab terjadinya penyakit yang disebut etiologi penyakit.Etiologi penyakit dapat dibedakan dalam dua macam, etiologipersonalistik dan etiologi naturalistik. Dalam etiologi personalistik,keadaan sakit dipandang sebagai sebab adanya campur tanganagen atau perantara seperti orang halus, jin, setan, hantu atauroh tertentu. Seorang jatuh sakit karena sebab-sebab tersebut.Dalam perpektif masyarakat tradisional tersebut, tanamanadalah salah satu sarana dan media pemindah dan penangkalroh halus yang berotensi menimbulkan penyakit. Pohon Pinangmerah, Kenanga, dan Kelor adalah jenis-jenis tanaman yangdipercaya dapat menangkal roh jahat, ilmu hitam dan perilakukejahatan lainnya. Sebaliknya, etiologi naturalistik memandangbahwa keadaan sakit adalah sebab dan gangguan sistem –sistemfisilogi tubuh. Tanaman dipandang mempunyai khasiatmenyembuhkan penyakit. Dalam masyarakat tradisional, orangcenderung menganut paham personalistik (Balick, 1994).

Page 46: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

37

Obat-obatan tradisional merupakan dasar pemeliharaankesehatan penting bagi manusia saat ini, dan hampir 80 %penduduk di negara berkembang masih menyandarkan diri padaobat-oban tradisional. Asia, terutama Cina, sampai saat iniadalah kawasan dimana obat-obatan dari bahan alam masihsecara intensif dipergunakan. Dalam bidang farmakologimodern, hampir ¼ resep dokter di Amerika Serikatmengandung komponen aktif yang berasal dari tanaman, danlebih dari 3000 jenis antibiotika berasal dari mikroorganisme.

Di Bali, tumbuh-tumbuhan dapat dimanfaatakan sebagaitumbuhan obat (disebut Tumbuhan Usada Bali). TumbuhanUsada Bali muncul sebagai salah satu upaya masyarakat Balidalam menyembuhkan berbagai penyakit dengan perantaraantumbuhan atas kehendak Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan YangMaha Esa melalui para dewa. Terdapat beberapa lontar usadayang menjadi kekayaan literatur kesehatan masyarakat Balidalam memanfaatkan tumbuhan sebagai tanaman obat, antaralain adalah Budha Kecapi, Ratuing Usada, Usada Sari, UsadaSasah Bebahi, Usada Netra dan sebagainya. Diperkirakanterdapat lebih dari 50.000 lontar Usada yang memuat hampir491 tumbuhan. Dari sekitar 121 lontar yang diteliti secaraseksama dari Gedong Kertya Singaraja diketahui sebanyak 433jenis tumbuhan digunakan sebagai tumbuhan obat olehmasyarakat bali. Dari semua jenis lontar usada yang ada,beberapa lontar saat ini masih terawat baik di beberapa tempatseperti, universitas, Gedong Kertya Singaraja dan di PusatDokumentasi Provisi Bali. Kebanyakan dari tumbuh-tumbuhantersebut tumbuh di kebun dan pekarangan rumah masyaraat Bali(Siregar et al., 2007).

2.3.2. Senyawa metabolit sekunder

Nilai penting tumbuhan bagi komponen obat-obatanterutama terletak pada berbagai senyawa metabolit sekunderyang dihasilkan dari tumbuhan. Pertama kali para ahli tumbuhanmempertimbangkan bahwa komponen-komponen ini adalah

Page 47: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

38

“sampah metabolisme”, namun demikian saat ini diketahuibahwa senyawa-senyawa tersebut mempunyai peran penting.Bagi tumbuhannya sendiri, beberapa senyawa membantutumbuhan mengindarkan diri dari gangguan herbivor, dan yanglainnya mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhanbakteri dan jamur. Keberagaman senyawa metabolit sekunderdalam tanaman tersebut membuat orang tertarik untukmengklasifikasinnya sehingga mudah untuk dipelajari dandigunakan sesuai kepentingannya. Salah satu cara untukmengklasifikasikan tumbuhan obat adalah berdasarkan senyawaaktif yang dikandungnya. Dua macam komponen senyawa aktiftersebut dapat digolongkan sebagai alkaloid dan glikosid.

Alkaloid adalah komponen-komponen senyawa aktif yangsaat ini diperkirakan berjumlah kurang lebih 3000 jenis yangtelah diidentifikasi dari setidaknya 4000 jenis tumbuhan.Meskipun alkaloid terdistribusi secara luas dalam duniatumbuhan, namun demikian beberapa famili tumbuhan sepertiherba dikotil diketahui kaya akan kandungan alkaloid. Famili-famili penting penghasil alkaloid adalah Fabaceae, Solanaceaedan Rubiaceae. Meskipun secara kimiawi strukturnya sangatberagam, alkaloid mempunyai ciri-ciri utama yaitu:mengandung nitrogen, seringkali adalah senyawa alkali (basa),dan mempunyai rasa pahit. Alkaloid mempengaruhi fisiologimanusia dan hewan lewat berbagai cara, tetapi yang palingsering adalah berhubungan dengan sistem syaraf. Meskipunbanyak alkaloid digunakan sebagai obat, beberapa adalah racunkuat dan menimbulkan efek halusinasi kuat bagi pemakainya.Dosis alkaloid seringkali digunakan sebagai ukuran untukmenentukan apakah alakoid tersebut mempunyai akibat sebagaiobat yang menguntungkan atau racun yang merugikan. Jadi,bahan tersebut disebut sebagai racun atau obat akandipengaruhi oleh dosisnya (Makkar et al., 2007).

Aplikasi racun adalah teknologi yang telah lamaberkembang dikalangan masyarakat tradisional dan saat inipeninggalannya masih dapat diamati terutama pada suku-suku

Page 48: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

39

tertentu di pedalaman hutan tropis. Bahan-bahan metabolitsekunder yang diperoleh dari Strychnos nux-vomica, S. toxifera,Chondrodendron tomentosum, Derris elliptica, Fordia coriacea,Diospyros sp., Parartocarpus venenosus, Antiaris toxicaria dan banyakjenis lainnya adalah racun-racun efektif yang digunakan dalamkehidupan sehari-hari suku-suku dipedalaman untuk berburudan melumpuhkan lawannya. Racun-racun tersebut terbuktiefektif untuk melumpuhkan hewan buruan di hutan-hutantropic.

Sebagaimana alkaloid, glikosid adalah senyawa yangtersebar luas pada tumbuhan. Glikosid berbeda dengan alkaloidkarena struktur kimiawinya dilengkapi dengan molekul gula(glyco-), sehingga dikenal sebagai glikosid. Komponen-komponen bukan gula dalam struktur kimianya seringkalidigunakan sebagai pedoman dalam kategorisasi glokosid.Glikosid-glikosid yang umum dijumpai adalah cyanogenic,glicosides, cardioactive glycosides dan saponins.

2.3.3. Minyak Atsiri

Bau dan aroma adalah hal-hal yang tidak lepas darikehidupan manusia mulai jaman lampau sampai saat ini. Jamandahulu, bau dan aroma adalah bagian penting dari upacara–upacara kerajaan, pesta, perjamuan tamu dan kegiatan lainnya.Eksplorasi sumber-sumber bau dan aroma saat ini semakingencar dilakukan tidak hanya karena pemenuhan akan selerabau dan aroma baru, tetapi juga sebagai bagian dari terapikesehatan.

Bau dan aroma tidak pernah lepas dari minyak atsiri,karena memang fungsi minyak atsiri yang paling luas adalahsebagai pengharum, baik itu pengharum tubuh, ruangan, sabun,pemberi cita rasa masakan dan makanan serta lainnya. Minyakatsiri dari suatu tumbuhan diketahui berbeda dengan tumbuhanlainnya, dan ini tentunya memperkaya jenis-jenis minyak atsiri.Famili dari tumbuh-tumbuhan seperti Lauraceae, Myrtaceae,Rutaceae, Myristicaceae, Astereaceae, Apocynaceae,

Page 49: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

40

Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae dan Labiatae adalah famili-famili tumbuhan yang sangat terkenal sebagai sumber minyakatsiri di alam.

Selain famili yang telah dikenal diatas, penyumbang bahandasar minyak atsiri lainnya adalah dari famili Gramineae. Darifamili Gramineae ini antara lain dihasilkan produk-produkantara lain Minyak Palmarosa, Minyak Rumput Gingger,Minyak Sereh, Minyak Andropogon, Minyak akar wangi danlainnya. Di Jawa, Minyak Palmarosa telah dikembangkan olehmasyarakat Jawa beberapa tahun menjelang perang Dunia II.Pulau Jawa memulai memproduksi Minyak Palmarosa secarakomersial dari Palmarosa yang merupakan palmarosa asli.Minyak palmarosa dari Jawa ini terkenal sangat baik dalam halkualitas karena sumbernya diambil dari rumpun-rumpunpalmarosa yang terawat baik. Pada mulanya jumlah produksiminyaknya sangat kecil. Pada tahun 1937, ekspor minyakpalmarosa tercatat sebayak 2.755 kg minyak dengan tujuanBelanda dan Inggris. Tahun 1938, jumlah ini semakin meningkatmenjadi 4.721 kg. Namun kemudian, perang yangberkepanjangan menyebabkan industri ini tidak berjalansebagaimana diharapkan (Sastrohamidjojo, 2004).

Dalam tanaman, keberadaan minyak atsiri dapatditemukan dalam organ-organ tanaman meliputi akar, rhizome,batang, kulit batang, daun, biji, dan buah. Minyak atsiri dapatdiperoleh dari salah satu organ tanaman, namun demikian padabeberapa tanaman minyak atsiri dapat diperoleh dari seluruhbatang. Berdasarkan informasi dari Dewan Atsiri Indonesiadan IPB, organ-organ tanaman tertentu penghasil minyak atsiridirangkum dalam Tabel 2.3:

Page 50: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

41

Organ tanaman Sumber tanaman

Akar

Daun

Biji

Buah

Bunga

Kulit kayu

Ranting

Rimpang

Seluruh bagian

Akar wangi, Kemuning

Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, SerehWangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih,Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem,Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit,Kunci, Selasih, Kemangi

Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga,Klausena, Kasturi, Kosambi

Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis,Ketumbar

Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati,Sedap malam, Cempaka kuning, Daunseribu, Gandasuli kuning, Srikanta,Angsana, Srigading

Kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana,Masoi, Selasihan, Sintok

Cemara gimbul, Cemara kipas

Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau,Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temuhitam, Temulawak, Temu putri

Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih,Sudamala, Trawas

Sumber: Dewan Atsiri Indonesia dan IPB, 2009, “Minyak AtsiriIndonesia”. Editor: Dr. Molide Rizal, Dr. Meika S. Rusli danAriato Mulyadi.

2.4. Manusia dan sistem-sistem terkait ekologidisekitarnya

Ekologi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatuilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan

Tabel 2.3. Organ tanaman penghasil Atsiri

Page 51: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

42

lingkungan disekitarnya. Terminologi ekologi diperkenalkanpertama kali oleh Ernst Haecel (1866), yang terdiri dari kata“oikos” yang berarti rumah dan “logos” yang mengacu pada ilmupengetahuan. Meskipun terminologi ini telah diperkenalkantahun 1866, namun pengetahuan manusia terhadap alamdisekitarnya telah berkembang jauh sebelum masa itu. Manusiamenyadari bahwa keberadaannya adalah bagian dari kosmosyang tidak terpisahkan.

2.4.1. Sistem-sistem pertanian

Berbagai contoh tentang apresiasi masyarakat tradisionalterhadap ekosistem disekitarnya diberikan oleh masyarakatagraris. Tidak jelas mulai kapan apresiasi ini timbul, tetapi dapatdipastikan bahwa pengalaman dan pengetahuan nenek moyangmengalami akumulasi dan selanjutnya disintesis menjadi suatupengetahuan bersama. Pengelolaan lahan secara tradisional olehmasyarakat seringkali diketahui lebih arif dalam menjagakeberlanjutan ekosistem. Sebagai contoh, dalam sistem pertaniantradional di Indonesia telah mengenal siklus pertanian terkaitwaktu tanam yang dikenal sebagai pranata mangsa (Tabel 2.4)Pranata mangsa adalah hitungan tahun (jadi merupakan sistemkalender atau penanggalan waktu di alam) berdasarkan jalannyamatahari yang bergeser dari equator ke utara dan selatan selamaenam bulan. Secara ekologis, peredaran matahari dalam setahuntersebut mempengaruhi keadaan musim di bumi.

Dengan adanya pranata mangsa, masyarakat agraris diPulau Jawa pada masa lampau mengenal waktu tanam danwaktu istirahat sehingga memungkinkan lahan pertanian danekosistem sekitarnya mempunyai waktu untuk mengembalikankondisinya. Agaknya, ide dasar bahwa tanah memerlukan waktuuntuk beristirahat setelah menjalankan fungsinya dalammemproduksi bahan makanan telah dipahami benar olehmasyarakat tradisional saat itu. Sistem ini dianggap lebih dapatmenjamin sustainabilitas lahan (Daldjoeni, 1984;Wiriadiwangsa, 2005). Hal yang sama sebenarnya terjadi pada

Page 52: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

43

sistem perladangan berpindah yang terjadi pada masyarakattradional lainnya seperti suku Dayak di Kalimantan. Selain diPulau Jawa, sistem yang serupa dengan pranata mangsa di PulauJawa adalah vorhalakan di Batak, lontara di Sulawesi Selatan,wariga di Bali dan nyali di Flores Timur. Tidak ada teks-teksyang menjadi rujukan bagi masyarakat tradisional, selaintransfer pengetahuan dari mulut-kemulut yang dilakukan darisatu generasi ke genarsi.

Tabel 2.4. Pembagian pranata mangsa dan relevansinya dengantetumbuhan dalam sistem pertanian, kebun dan pekaranganrumah di Pulau Jawa.

Mangsa Periodisitas dan jenis tumbuhan kebun danpekarangan rumah

1 Kasa

2 Karo

3 Katelu

4 Kapat

5 Kalima

6 Kanenem

Daun-daun berguguran. Tanaman jambu,durian, manggis, nangka, rambutan,srikaya, cerme, dan kedondong berbunga

Benih mulai tumbuh. Pepohonan sepertijambu, durian, mangga, gadung, nangka,dan rambutan mulai berbunga. Sementarapohon jeruk dan sawo kecik berbuah

Rumpun bambu, gadung, temu-temuan,kunyit, uwi, gembili dan gembolo mulaitumbuh

Tanaman tahunan seperti kepel dan asemmulai berbunga. Tanaman duwet, durian,randu dan nangka mulai berbuah

Pohon asam berdaun muda (sinom),gadung, kunyit dan temu-temuan berdaunbanyak. Pohon duwet, mangga, durian,cempedak dan cerme mulai berbuah.

Buah mangga, durian dan rambutan mulaimasak pada masing-masing pohonnya

Page 53: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

44

Pohon-pohon yang masih berbuah antaralain adalah durian, kepundung, salak,nangka belanda, kelengkeng dan gandaria

Pohon yang berbunga antara lain adalahsawo manilo,kepel dan gayam. Pohon yangberbuah adalah wuni, kepundung danalpukat

Pohon yang berbunga antara lain adalahkawista, durian dan sawokecik. Pohonyang berbuah antara lain adalah alpukat,duku, kepundung, dan wuni. Padi disawah mulai berisi dan bahkan ada yangmulai menguning

Pohon alpukat, jeruk nipis, duku dan salakberbuah

Umbi-umbian dan padi-padian mulaipanen

Pohon yang berbuah adalah jeruk keprok,nanas, alpukad dan kesemek

7 Kapitu

8 Kawolu

9 Kasanga

10 Kadasa

11 Dhesta

12 Sadha

2.4.2. Konservasi kebun dan pekarangan rumah

Tingkat kepadatan penduduk yang rendah di kawasanpedesaan menyebabkan penduduk mempunyai banyak tempatuntuk menanam tumbuhan. Berbacam-macam tumbuhan telahditanam oleh masyarakat untuk berbagai kepentingan. Padamulanya, bisa jadi kebun dan pekarangan rumah adalah tempat“penimbunan” sumberdaya penghasil makanan, buah dansumberdaya lainnya disekitar manusia tinggal. Tujuannya jelas,yaitu memudahkan akses terhadap sumberdaya, danmengurangi resiko kecelakaan atau bahaya lainnya saatmemperoleh sumberdaya tersebut diluar lingkunganpemukiman.

Page 54: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

45

Nampaknya sistem-sistem manajemen pengelolaan kebundan pekarangan rumah ini berjalan dan berkembang seiringdengan gagasan kultivasi spesies-spesies dalam sejarah pertaniandan peternakan umat manusia. Perbedaan antara manajemenkebun dan pekarangan rumah dengan area persawahankemudian menjadi sangat jelas. Jenis-jenis yang kemudianmempunyai nilai strategis dalam hal perekonomian kemudianlebih mengalami ekstensifikasi (perluasan lahan pengelolaan)dan intensifikasi (terkait dengan usaha pemuliaan bibit yangdilakukan terus menerus), sementara jenis-jenis tanaman yangbersifat “melengkapi” kehidupan sehari-hari, terutama yangterkait sosial dan budaya tetap dikonservasi dalam kebun danpekarangan rumah.

Karena masyarakat tumbuh secara bebas terhadapkelompok lainnya, sedemikian juga budaya dan sistem-sistemkemasyarakatan yang dikembangkannya, maka terdapat pola-pola arsitektural dan manajemen pengelolaan kebun danpekarangan rumah yang berbeda sebagai wujud keragamanapresiasi masyarakat terhadap tanaman disekitarnya. Satra-sastra lokal seringkali memberikan petunjuk dalam halmanajemen kebun dan pekarangan sebagai bagian dari anjurandan pantangan menjalani hidup. Kitab-kitab tertentu dalamsastra Jawa telah membuat daftar tetumbuhan yangdiperbolehkan ditanaman dihalaman rumah, dan jenis-jenis yangtidak baik untuk ditanaman didepan rumah. Catatansebelumnya yang lebih kuno tentang kebun dan pekarangantertera dan terpahat dalam relief candi-candi di Pulau Jawa.Tumbuh-tumbuhan yang ditunjukkan dalam relief CandiBorobudur antara lain adalah Durian, Lontar, Kelapa, Duku,sejenis Jambu, Pisang, Kecubung, Nangka, Manggis, Mangga,Pinang sirih, Talas-talasan, dan Kembang sepatu adalah jenis-jenis yang digambarkan tumbuh disekitar komunitas manusiapada relief-relief candi.

Di Indonesia, ekosistem kebun dan pekarangan rumahadalah salah satu pusat bagi keanekaragaman hayati di area

Page 55: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

46

pemukiman penduduk di pedesaan. Banyak penelitiansebelumnya menyatakan bahwa kebun dan pekarangan rumahadalah habitat bagi anekaragam tumbuhan. Kubota et al., (2009)mencatat bahwa kebun dan pekarangan rumah di desa SelajambeJawa Barat setidaknya mengandung 169 tanaman berguna. DiDesa Rajegwesi yang merupakan desa pesisir selatan diKabupaten Banyuwangi, Pamungkas et al., (2013) menyatakanbahwa kebun dan pekarangan rumah adalah habitat potensialbagi konservasi rempah-rempah. Penelitian Pamungkas et al.,(2013) sebelumnya mengidentifikasi keberadaan rempah-rempahdi kebun masyarakat pesisir Banyuwangi di Rajegwesi. Kebun-kebun dan pekarangan rumah kaya akan rempah-rempah darikelompok tumbuhan penghasil rimpang, antara lain Jahe,Kencur, Pandan, Piper dan lainnya. Beberapa kebun danpekarangan rumah adalah habitat bagi vanili. Pada kebun-kebundi dataran tinggi Tengger, seringkali dijumpai tanaman Adasyang tumbuh liar dan tidak dibudidayakan. Sampai sejauh ini,tidak ada indikasi Adas menjadi salah satu komoditas bernilaiekonomi tinggi di desa-desa Tengger.

Kelompok-kelompok rumah adat di Bali memiliki lebih dari30 jenis tumbuhan dihalamannya, dan sebagain besar ditanamanuntuk keperluan upacara adat. Jarang sekali tanaman-tanamandi pekarangan tersebut diperjual belikan. Masyarakat KayanMenyarang di Kalimantan Timur juga diketahui memiliki motifyang berbeda dengan masyarakat Bali. Masyarakat KayangMentarang memanfaatkan kebun dan pekarangan rumahnyasebagai tempat konservasi jenis-jenis sayuran dan buah gunamenunjang kehidupan sehari-hari. Namun demikian, jika hasildari kebun sangat berlebih, dan terutama untuk menghindaripembusukan, maka ada kalanya hasil berlebih tersebut dijual.

Jenis-jenis pohon yang mencolok di pedesaan Jawa dan Baliadalah beringin. Kepercayaan masyarakat Jawa dan Balimengganggap bahwa pohon ini adalah kediaman- roh-roh, danada pantangan tegas untuk tidak mengganggunya. Dapatdikatakan bahwa hampir setiap tempat-tempat tradisional dan

Page 56: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

47

mempunyai nilai spiritual mempunyai pohon beringin. Pohonlain, yang seringkali disebut-sebut dalam sastra Jawa dan Baliadalah Nagasari dan Kepuh. Penggambaran Kepuh dalamgunungan wayang kulit Jawa adalah cermin apresiasi masyarakatJawa terhadap pohon Kepuh. Jenis-jenis semak dan perdupekarangan rumah antara lain adalah Acalypha, Jahe merah,Kembang merak, Bunga pagoda, Hanjuang, Kembang sepatu,Bugenvil dan perdu berbunga lainnya. Jenis-jenis tersebut banyakberfungsi sebagai komponen ornamental dalam lingkunganperuamahan.

Karakter kebun yang berbeda ditunjukkan oleh masyarakatTengger. Jika diamati, maka kebun dan pekarangan rumahTengger miskin jenis-jenis pohon tetapi kaya akan semak danherba. Iklim dan kondisi fisik desa-desa di Pengunungan Tenggermembatasi aneka ragam jenis-jenis tumbuhan dataran rendahuntuk tumbuh di pegunungan Tengger (Gambar 2.4). Halamandepan rumah-rumah di desa Tengger mempunyai aneka ragamtumbuhan berbunga dan berdaun indah seperti Bunga callaputih, Bunga cana, Mawar, Brojo lintang, Bakung, Agave,Hanjuang, Daun suji, aneka ragam Aglaonema, Gladiol danDahlia. Di sekitar pegunungan Tengger, hal yang menakjubkanadalah keberadaan tanaman apel di setiap halaman depanrumah. Apel tumbuh di Indonesia karena introduksi yangdilakukan oleh bangsa Eropa. Saat ini Apel adalah salah satukekayaan hayati Indonesia yang tumbuh terbatas di wilayahMalang dan sekitarnya. Tanaman ini mulai dibudidayakansecara intensif di Batu (Malang Barat) sejak tahun 1960 dan tahun1970an mulai ditanam di dataran tinggi Poncokusumo (MalangTimur) serta Nongkojajar. Beberapa kultivar apel yang telahdibudidayakan antara lain adalah rome beauty, anna, manalagi,dan princes noble.

Page 57: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

48

Gambar 2.4. Komposisi tumbuhan di pekarangan rumah di empatdesa Tengger: Gubukklakah, Wonokitri, Ngadas dan Ranupani.

(Sumber: Hakim et al., 2007)

Di desa-desa suku Osing, Banyuwangi, kebun danpekarangan rumah hampir mirip hutan heterogen. Selaintanaman ornamental de depan rumah, seringkali kebunmempunyai tanaman Kopi yang bercampur dengan Durian,Manggis, Mahoni, Jabon, Kelapa, Kayu Wuru, Cengkih, Pala,Rambutan, Lansat, Jambu air, dan tumbuhan lainnya. Kebundan pekarangan rumah juga merupakan pusat dari rempah-rempah yang dimanfaatkan sehari-hari oleh masyarakat untukaneka kebutuhan (Hakim et al., 2014). Beberapa jenisdiantaranya yang tumbuh liar dan dibudidayakan dirangkumdalam Table 2.5. Beberapa spesies adalah tumbuhan asli dariIndonesia (fitoregion Malesia), dan beberapa jenis adalahtanaman yang berasal dari kawasan lainnya namun telahternaturalisasi dalam kawasan Malesia.

Page 58: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

49

Table 2.5. Tanaman rempah yang tumbuh dan dibudidayakandi Kebun masyarakat Osing di Banyuwangi.

Spesies Distribusi asal

Cengkeh

Kemiri

Lengkuas

Jahe

Kunyit

Cabe rawit

Kencur

Sereh

Daun suji

Kayu manis

Tumbuhan asli Indonesia, saat ini juga telahdikultivasi di zona paleotropik

Tumbuhan asli di kawasan Asia temperate,Asia tropik dan Australasia

Distribusi asli meliputi Asia temperate –Asia tropik, selanjutnya banyak dikultivasidi Asia temperate-tropik dan Amerikaselatan

Kemungkinan asli Asia tropik; saat inibanyak dijumpai di semua wilayah tropic didunia

Kemungkinan asli dari India tropik, saat inisudah menyeber dan dikultivasi di seluruharea tropik

Tumbuh alamiah di Amerika utara (AS),Meksiko sampai Amerika selatan. Saat inibanyak dikultivasi di Afrika dan Asia tropik

Rempah asli Asia tropik

Tumbuh secara alamiah di Amerika selatan,saat ini sudah dikultivasi di Afrika, Asiatemperate, Asia tropik dan Amerika selatan

Diduga asli Afrika dan Asia selatan. Saat inibanyak tumbuh di kawasan tropik

Tumbuhan asli Asia temperat dan Asiatropik. Dikultivasi pada pulau-pulau diPasifik

Page 59: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

50

Diduga asli dari India timur, tumbuh alamidi Asia temperate. Saat ini banyakdikultivasi di Asia temperate dan Asiatropik

Tersebar secara luas di dunia

Kemungkinan asli Indonesia, saat ini telahdikultivasi di beberapa daerah di Asia tropikserta Karibia

Asli Asia tropic dan Asia temperate; saat initelah dikultivasi di berbagai daerah

Berasal dari Meksiko dan Amerika tengah(Karibia, Meso Amerika, Brazilia).Dikultivasi pada kebanyakan negara tropiskarena nilai ekonomi yang prospektif dalamperdagangan rempah dunia

Tanaman asli Afrika, Asia temperate, Asiatropic, ternaturalisasi di Australisia

Tumbuhan asli Asia temperat-tropik, saatini dikultivasi di berbagai daerah

Jeruk nipis

Tomat

Pala

Jeruk purut

Vanili

Kemangi

Temu kunci

Catatan: Data distribusi diolah dari basis data Germ PlasmResources Information Network.

Bambu adalah tumbuhan yang sangat bermanfaat bagikehidupan masyarakat. Penggunaan bambu juga sangatberagam. Penanaman bambu di kebun dan pekarangan rumahsangat beragam dan dipengaruhi oleh adat-istiadat. Beberapakelompok masyarakat mentabukan menanam bambu di depanrumah, sementara kelompok lainnya tidak mempermasalahkanhal tersebut. Beberapa bambu yang mempunyai nilai estetikaseperti Bambu kuning, Bambu talang, Bambu gendang danBambu pagar secara sengaja ditanaman didepan rumah sebagaiornamen taman. Dibagian belakang seringkali tumbuh Bambu

Page 60: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

51

ori, Bambu petung, Bambu apus, dan Bambu jawa. Beberapajenis dimanfaatkan sebagai bahan bangunan atau kontruksi sipillainnya, sementara bagian tunas muda (rebung) dimanfaatkansebagai sayur. Masyarakat juga diketahui memanfaatkan bambusebagai bagian dari teknologi sederhana penanggulanganlongsor dengan menanam bambu ditebing-tebing yang curam.Masyarakat Indonesia adalah salah satu masyarakat yang secaraintensif memanfaatkan anekaragam jenis bambu untukkontruksi sipil dan pembuatan peralatan sehari-hari.

2.4.3. Lansekap budaya (Cultural landscape)

Secara sederhana, Lansekap budaya (cultural landscape)dapat diterjemahkan sebagai bentang alam yang terinduksipengaruh manusia. Lansekap budaya adalah manifestasi daripengelolaan lahan dan sumberdaya dengan pendekatan kulturaluntuk menjamin keberlangsungan hidup komunitas masyarakatsetempat. Pendekatan kultural dalam pengelolaan tidak sajaditujukan kepada pemenuhan nilai-nilai spiritual dan kulturalmasyarakat, namum juga diarahkan untuk menjaminkesinambungan sumberdaya di alam agar tetap mampudimanfaatkan masyarakat (Droste, 1995). Teknik-teknikpengelolaan ini telah dikenal luas sebagai indigenous knowledge,local wisdom, ethnoecology, ethnobiology atau istilah-istilah lain yangmerujuk pada dominansi pengetahuan lokal dalam pengelolaansumberdaya (Grenier, 1998).

Meskipun lansekap budaya telah diketahui secara luasmempunyai peran yang strategis, perhatian terhadap pegelolaanlansekap budaya masih kurang. Sampai saat ini, di Indonesiabelum ada kegiatan dan kebijakan terkait lansekap budayasehingga menjadikan kajian-kajian lansekap budaya sangatkurang. Di lain pihak, tekanan-tekanan dan ancaman terhadapeksistensi lansekap budaya semakin tinggi, antara lain adalahkonservasi lansekap budaya menjadi bentuk-bentuk peruntukanlain, kepunahan komponen-komponen penyusun lansekapbudaya dan dengan demikian mengurangi makna dari lansekap

Page 61: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

52

budaya, turunnya pemahaman dan penghargaan generasi mudaterhadap lansekap budaya, dan kurangnya pengetahuan tentangstruktur dari komponen-komponen hayati penyusun lansekapbudaya (Droste, 1995).

Konservasi agroekosistem berbasis lansekap budayaberperan penting dalam konservasi lahan dan menunjangketahanan pangan bagi masyarakat lokal. Karena tingkathayatinya yang tinggi, banyak lansekap budaya berperan dalampenyimpanan cadangan diversitas genetik bagi pemuliaantanaman dan hewan masa depan. Selain itu, aneka kekayaantumbuhan yang ada pada setiap sistem kebun dan pekaranganrumah memberikan kontribusi positif dalam upaya mengurangipemanasan global. Konservasi lansekap budaya agroekosistemdengan demikian menjadi sangat penting (Gambar 2.5).

Sebagai contoh bagi bentang alam yang dimaksud sebagaicultural landscape adalah sistem terasiring persawahan yang seringdijumpai didaerah berbukit-bukit atau pegunungan. DiIndonesia, terasiring ini banyak tersebar di Jawa dan Bali, dandaerah-daerah dimana sistem pertanian terpusat di kawasanberbukit dan pegunungan. Upaya manusia untuk mengolah danmemaksimalkan kontur lahan yang seringkali bergelombang,dan mempunyai kemiringan tajam mengakibatkan petanimenciptakan kondisi sistem pertanian yang sesuai. Fungsi dariterasiring ini sangat luas, antara lain memaksimalkan lahansecara lestari, mencegah longsor, mencegah run-off air irigasidan fungsi-fungsi konservasi tanah lainnya. Di Bali, keberhasilansistem ini ditunjang adanya sistem pengairan tradisional yangdikenal sebagai Subak. Di beberapa daerah dengan kemiringanlahan yang curam, masyarakat lokal mengenal dengan baik jenis-jenis tetumbuhan yang digunakan untuk menahan laju longsorlewat sistem terasiring yang dibuat tanpa mengurangiproduktifitas lahan pertanian baik sawah maupun kebun.

Peran budaya dalam pengaturan lansekap sekitarpemukiman diketahui dipengaruhi oleh kepercayaan danpersepsi. Pohon sawo kecik yang ditanam dirumah bagi

Page 62: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

53

masyarakat tertentu melambangkan permohonan pemilikrumah agar setiap tamu yang datang membawa kebaikan (becik,Jawa). Kepel adalah tumbuhan yang ditanam sebagaiperlambang “kumpul bersama, kempal)” dari beberapa kalanganmasyarakat Jawa. Pada masyarakat yang tinggal di sekitar danauAyamaru di Kabupaten Maybrat di (Papua Barat), beberapa jenistanaman seperti Tahh dan Puring di tananam di halaman rumahuntuk menangkal roh jahat (Solossa, 2014). Banyak jenis-jenistumbuhan ditanam dirumah untuk maksud tertentu, namundemikian secara ilmiah pengetahuan ini belum banyak digalibagai upaya konservasi lingkungan.

Gambar 2.5. Lansekap pertanian tradisional di lereng Gunung Ijen,Jawa Timur menunjukkan pola pemanfaatan lahan yang dinamik.

2.5. Tumbuhan dan kehidupan spiritual, sosial danbudaya

Kehidupan manusia tidak terlepas dari unsur-unsur sosialdan budaya. Konsep tentang kebudayaan pertama kalidiperkenalkan oleh para ahli antropologi menjelang akhir abadke sembilan belas. Definisi pertama yang sangat jelas dan bersifatkomprehensif diperkenalkan oleh ahli antropologi Inggris, Sir

Page 63: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

54

Edward Burnett Tylor. Tylor mendefinisikan kebudayaansebagai kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan,kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan dan lain-lainkecakapan dan biasanya diperoleh manusia sebagai anggotamasyarakat. Semua kebudayaan dihasilkan dari proses belajar,bukan warisan biologis.

Kebudayaan sebagai sistem pengetahuan merupakan alatpenting untuk memposisikan manusia pada posisi sebaikmungkin untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapidari lingkungan fisik dan sosial guna memenuhi kebutuhannya.Sistem budaya adalah keseluruhan dari nilai-nilai, norma-norma, sikap, harapan dan tujuan. Fakta bahwa budayaseringkali terkait lingkungan alam disekitarnya telah dikeatahuisejak lama. Kesadaran akan pentingnya sumberdaya alam bagikehiduan manusia telah menciptakan hubungan yang harmonispemanfaatan sumberdaa alam oleh manusia di berbagai penjurudunia, sebuah tema kajian dari etnobotani.

Demikian besarnya perhatian manusia terhadap alamsekitarnya, banyak masyarakat di berbagai daerah memberiapresiasi yang tinggi terhadap alam. Sebagai contoh, seringkalihutan dan segara sumberdaya yang ada didalamnya adalahbagian penting dari mitos dan kepercayaan kebanyakanmasyarakat yang tinggal disekitar hutan. Dalam masyarakatPolinesia, Mikronesia, kepulauan Indonesia, Afrika dan banyaktempat lainnya, hutan masih dijadikan sumber mitos (Meilleur& Meilleur, 1996). Dalam masyarakat ini, etnobotani berkaitandengan pemanfaatan tetumbuhan sebagai bagian dari ritualsosial, budaya, mitos dan kepercayaan masih melekat kuat.

Kehidupan Hindu Bali selalu berkaitan dengan upacarakeagamaan yang kompleks, dimana peran dari tumbuhan sangatvital. Banyak tanaman digunakan dalam upacara-upaca pentingseperti Dewa Yadnya, Pitra Yadya, Resi Yadnya, ManusiaYadya dan Butha Yadnya. Dewa Yadnya sebagai upacara untukmemuja Ida Sang Hyang Widhi melibatkan tetumbuhan sepertiAndong dan Daun sirih, Pitra yadnya upacara memuja leluhur

Page 64: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

55

dan ritus kematian melibatkan antara lain taumbuhan Melatidan daun Medinilla alpestris. Manusia Yadnya melibatkantetumbuhan antara lain Keladi, Dadap, dan Kunyit. Kambojadan daun muda kelapa adalah contoh tumbuhan lain yang seringdigunakan dalam upacara-upacara.

Sedekah bumi, bersih desa, petik laut, dan berbagai macamkegiatan yang mencerminkan ungkapan terimakasih penduduklokal terhadap berkah dari Tuhan Yang Maha Esa jugadiketahui sangat terkait dengan berbagai jenis tanaman. OrangJawa seringkali menggunakan tetumbuhan dalam klasifikasi polopendem untuk menunjukkan tetumbuhan yang dikolesi dari tanahseperti Kacang tanah, Ubi jalar, Ketela pohon, Talas, Uwi, danumbi-umbian lainnya sebagai komponen ritual, sesaji atausalamata. Selain itu, digunakan juga beragam polo gumandul,atau tetumbuhan budidaya yang dikoleksi bagian-bagiannya dariatas tanah. Termasuk kategori ini adalah kacang-kacangan, dananeka ragam buah (Gambar 2.6).

Gambar 2.6. Salah satu sesaji yang dibuat masyarakat DesaRanupani dalam menyambut salah satu hari besar masyarakat

Tengger.

Page 65: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

56

Perkawinan adalah bagian hidup penting bagi masyarakat.Bagi orang Jawa, upacara perkawinan adalah salah satu hal yangtidak bisa ditinggalkan. Dalam kaitannya dengan upacaratersebut, banyak bukti didapatkan bahwa keterlibatan berbagaitetumbuhan adalah hal yang mutlak. Sebagai contoh, daunmuda pohon kelapa (janur) adalah komponen utamapemasangan bleketepe, suatu tanda bahwa pemilik rumah sedangmempunyai hajat. Janur kuning juga mengisyaratkan adanyakemenangan. Kembang mayang adalah komponen lainnya yangdigunakan dalam upacara pernikahan, dimana komposisinyajuga sangat beragam. Seringkali, kembang mayang tersusun daridaun muda dan kelopak bunga dari Kelapa (manggar), daunHanjuang, dan aneka Puring-puringan yang ditancapkan padatunas muda. Tumbuh-tumbuhan lain yang digunakan selamaprosesi pernikahan juga beragam, dan umumnya adalahtumbuhan dengan aroma harum (aromatic plants) seperti Melati,Kenanga, Kantil, Suruh, Mawar, Pandan, dan Sedap malam.

Tumbuhan adalah sumber dari pewarna alam yang sejaklama telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagaikeperluan, seperti pewarna untuk menghias tubuh (tato),pewarna makanan, dan pewarna kain. Masyarakat Indonesiaadalah salah satu masyarakat yang sejak lama telahmemanfaatkan anekaragam jenis tumbuhan sebagai pewarnaalam. Zat pewarna alam berbahan dasar tumbuhan sejak lamadigunakan sebagai pewarna kain, terutama dalam prosesmewarna benang dan membatik. Tidak diketahui dengan pastisejak kapan tumbuhan dimanfaatkan untuk pewarna kain,namun demikian praktek ini diduga telah berlangsung sejaklama. Jenis-jenis tumbuhan dan bagian tumbuhan yangdigunakan sangat beragam dan secara mudah dapat dijumpaidi sekitar tempat tinggal masyarakat (Table 2.6).

Page 66: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

57

Tabel 2.6. Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagaipewarna alam oleh masyarakat Indonesia

Nama tumbuhan Efek warna yang dihasilkan

Kesumba keling (Bixa orellana)

Biji secang (Caesalpinia sappan)

Jambal (Peltophorumpterocarpum)Teh (Camelia sinensis)

Temu lawak (Curcumazanthorrhiza)Akar mengkudu (Morinda citrifolia)Daun teruntum (Lumnitzera littorea)Biji nila ( Indigofera tintectoria)

Tarum (Marsdenia tincloria)

Bunga kesumba (Cartahamustinctoria)

Buah pinang (Areca cathechu)

Kulit buah manggis(Garciniamangostana)Akar jati (Tectona grandis)

Rimpang kunyit (Curcumadomestica)Akar senduduk (Melastenamalabathricum)

warna merah jingga (Rostiana,dkk. ( 1992 ).warna merah (Rostiana, dkk.(1992).warna merah (Rostiana, dkk.(1992 ).warna cokelat (Rostiana, dkk.(1992 ).warna cokelat (Andayani,2006).warna merah (Andayani, 2006).warna merah (Andayani, 2006).untuk warna biru (Andayani,2006).pewarna biru, untuk katun(Wardah dkk., 1999)warna merah dan kuning untukwarnakatun dan sutera (Hakim,1999)memberikan warna merah danhitam untuk pewarna katun danwol (Hakim, 1999)memberi warna coklat-hitamuntuktekstil (Hakim, 1999)memberikan warna kuning(Hakim, 1999)memberikan warna kuning(Hakim, 1999)memberikan warna merah danungu pada tekstil (Hakim 1999)

Page 67: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

58

Dengan memperhatikan fakta diatas, dapatlah kiranyadikatakan bahwa peran tetumbuhan dalam kehidupan religi,sosial dan budaya masyarakat sangat terkait dengan keberadaantetumbuhan. Etnobotani dengan demikian menjadi pentinguntuk dipelajari.

Page 68: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

59

3

Diantara berbagai komponen lansekap pedesaan, kebundan pekarangan rumah adalah bagian penting dari tata gunalahan pemukinan. Kebun dan pekarangan rumah adalahekosistem yang merepresentasikan kepentingan dan kearifanmanusia dalam memanfaatkan lahan dan sumberdaya tanamanyang ada disekitarnya. Kebun dan pekarangan rumah adalahsarana penting bagi preservasi sumberdaya hayati ekosistemlokal. Berbagai laporan penelitian menyebutkan bahwa tingkatbiodiversitas kebun rumah di kawasan pedesaan adalah sangattinggi. Jika dikelola dengan baik, kebun dan pekarangan rumahadalah salah satu ekosistem kunci dalam pemecahan berbagaikrisis yang saat ini dihadapai oleh masyarakat dunia.

3.1. Etnobotani kebun dan pekarangan rumah

Etnobotani kebun dan pekarangan rumah seringkalimenarik untuk dipelajari karena hubungan yang khas antarakeanekaragaman jenis tetumbuhan yang ditanaman dengankebutuhan lokal yang seringkali mencerminkan budayamasyarakat lokal. Sejak lama, minat terhadap etnobotani kebundan pekarangan rumah telah diminati. Kebun adalah sebuahplot dari bentang alam dimana tetumbuhan atau tanamanditanam. Istilah ini juga meliputi lahan disekitar rumah yangseringkali disebut sebagai kebun rumah (home garden).Pekarangan adalah istilah yang berasal dari bahasa Jawa, dansecara khusus diartikan sebagai kebun polikultur yang berasosiasidengan rumah. Pekarangan rumah adalah area terbuka (openspace) dalam lingkungan rumah yang disediakan untukmemfasilitasi berbagai kegiatan social dan ekonomi yang terkait

Etnobotani Kebun danPekarangan Rumah

Page 69: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

60

dengan pemilik rumah. Masyarakat seringkali menanananekaragam tetumbuhan untuk maksud tertentu, sepertimembuat pagar hidup, meningkatkan keindahan lingkunganrumah, menyediakan tempat berteduh dari panas matahari dansebagainya. Dalam buku ini, istilah kebun dan pekaranganrumah mengacu kepada lahan disekitar pemukiman yangdikelola oleh keluarga pemilik rumah secara intensif-semiintensif untuk mendukung pemenuhan anekaragam kebutuhanpemilik rumah yang dapat difasilitasi oleh fungsi kebun-pekarangan rumah. Luas kebun dan pekarangan rumah dapatbervariasi dan dipengaruhi oleh kepemilikan lahan, karakteritikgeofisik lahan, derajat perekonomian keluarga dan aspek lainnya.

Struktur vegetasi kebun dan pekarangan rumah di desa-desa tropis seringkali menyerupai struktur vegetasi hutan denganberbagai strata. Jenis-jenis tanamannya kebanyakan adalahtanaman yang menyukai cahaya, setengah menyukai naungan,atau menyukai naungan. Pohon-pohon tertinggi seperti kelapadan durian memberikan buah dan kayunya untuk dijual.Pepohonan dengan ketinggian lebih rendah seperti kelompokperdu dan semak menghasilkan buah, kayu bakar dan makananternak. Herba seringkali menyediakan bahan sayur, obat-obatan,dan penghias lingkungan rumah (Kubota et al., 2009). Secaraekonomik, semua tanaman pada strata atas, tengah dan bawahmempunyai potensi ekonomi.

Dalam kontek ekologis, keanekaragaman jenis tumbuhanini mempunyai arti bahwa sistem yang ada cukup stabil dantidak mudah mengalami serangan hama atau penyakit. Lapisanserasah seringkali juga mampu melindungi erosi tanahpermukaan. Secara global, keragaman jenis tanaman di kebundan pekarangan berbeda-beda menurut kondisi iklim. Iklimsetempat sangat mempengaruhi fisiologi dan adaptasi jenis-jenistanaman yang dapat tumbuh di kebun dan pekarangan rumah.Banyaknya jenis tetumbuhan yang ditanam di kebun danpekarangan diwakili oleh berbagai varietas, sehingga ekosistemkebun dan pekarangan dapat dijadikan bank gen alami.

Page 70: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

61

Menurut Dr. Van Steenis, ahli tetumbuhan dan taksonomiflora Malesia, kebun rumah didesa-desa di Jawa seringkalimengandung kekayaan flora yang secara teoritis dapat dibagidalam kebun tanaman hias, kebun sayur-sayuran, kebun buah-buahan, dan tanaman pagar yang membatasi yang membatasihalaman dan atau kepemilikan lahan. Kebun tanaman hiasseringkali sederhana, tata cara penanaman diatur atau acak.Tanaman dengan warna daun yang mencolok seperti Puring,Acalypa, atau tanaman dengan bunga menyolok seperti Bungasepatu, Euphorbia, Bunga pukul empat dan Polianthes yangmenghasilkan bau harum adalah pilihan utama dalam strukturkebun tanaman hias. Sampai saat ini, jenis-jenis ini masihbanyak didapatkan di desa-desa.

Van Stennis juga menyatakan bahwa, kebun sayuran orangIndonesia adalah tempat ideal untuk menanam aneka ragamflora sebagai bahan bumbu-bumbuan, sayuran, obat, untukbahan bau-bauan, atau untuk tujuan lain misalnya Kapasan,Kemangi, jenis polong-polongan, Pisang, Lombok, Gandasuli,Talas, Gendola, Ketepeng cina, Jarak dan Labu-labuan.Menanam aneka jenis tanaman dalam kebun dan pekaranganrumah dapat dikatakan menjadi bagian dari budaya bercocoktanaman dalam lingkungan sekitar rumah pada masyarakat.Intensitas pemanfaatan rempah-rempah, sayur dan bahanpangan lainnya menyebabkan jenis-jenis tersebut ditanamdisekitar rumah, dimana lokasinya secara mudah dapatdijangkau.

Kebun buah seringkali tidak tegas dan menghuni petaktersendiri. Tanaman buah seringkali menjalankan fungsi sebagaipeneduh. Jumlah pohon buah-buahan sangat banyak, namundemikian tidak semuanya ditanam di kebun-pekarangan rumahkarena keterbatasan ruang dan pengaruh kanopi pohonmempengaruhi tingkat intensitas cahaya yang menerpa halamanrumah. Tanaman buah dapat digolongkan dalam beberapakelompok, meliputi tanaman buah yang langsung dapatdimakan, tanaman buah yang memerlukan proses pengelolaan

Page 71: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

62

lebih dahulu (digoreng, direbus), dan tanaman buah yangdimanfaatakan dalam seni kuliner masyarakat local. Kelapa,Rambutan, Mangga, Jambu, Kemiri, Asam, Durian, Petai,Jambu monyet, Manggis, Mengkudu, Rukem, Pala, Aren, Salak,Nangka, Sukun, Belimbing, Sirsat dan Nam-nam seringkaliterdapat dipekarangan rumah di desa-desa dalam komposisiyang campur aduk.

Halaman rumah seringali di tanaman tanaman pagar danpeneduh seperti Agave, Bunga telekan, Euphorbia, Kaktus,Nanas, Pandan, Barlera, Dadap dan Randu. Tanaman-tanamanyang menghasilkan duri dan cabang-cabang yang rapatseringkali efektif digunakan sebagai pagar, seperti Bunga sepatudan Beluntas. Tumbuhan berduri seperti Salak seringdimafaatkan sebagai pagar di bagian belakang atau sampingkanan kiri rumah sebagai pembatas dengan area kebun-pekarangan rumah masyarakat lainnya. Di desa-desa, tanamanJarak adalah tanaman umum yang digunakan sebagai penandabatas pekarangan rumah. Pada masa laumau, Jarak jugaberfungsi sebagai tanaman penghasil minyak (Minyak Jarak).

Blanckaert et al. (2004) melakukan analisis terhadap kebun-kebun di Amerika dan mendapatkan kesimpulan bahwakomposisi tetumbuhan di kebun rumah biasanya dipengaruhioleh faktor-faktor tertentu seperti misalnya:

Akses terhadap sumber air

Organisasi sosial dan tradisi masyarakat

Kondidi ekonomi pemilik kebun/ rumah

Ketersediaan pekerja/ perawat kebun

Pertumbuhan ekonomi

Proses modernisasi

Produk-produk kebun rumah biasanya dinikmati sendiri,namun demikian jika hasilnya berlebih akan dijual di pasartradisional terdekat, atau dibeli oleh pengepul buah. Whitten etal. (1996), menyatakan bahwa tanaman di kebun dan

Page 72: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

63

pekarangan rumah di kawasan Nusa Tenggara dan Malukudapat berperan antara lain dalam:

Memenuhi kebutuhan sehari-hari tanaman pokok, kayubakar, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan

Makanan ternak

Bahan bangunan

Mendatangkan manfaat pendapatan karena penjualan hasilkebun

Bahan-bahan untuk upacara keagamaan

Kebutuhan akan adanya nilai estetika (tanaman hias)

Manajemen kebun diantara kelompok mayarakat dapatberbeda-beda. Blanckaert et al (2004) menjelaskan bahwasetidaknya manajemen terhadap tanaman kebun-pekaranganrumah rumah dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis: sengajaditanam, dilindungi dan dibiarkan tumbuh. Tanaman yangsengaja ditanam adalah tanaman-tanaman yang sengajaditanam oleh pemiliknya. Biasanya tanaman ini adalahtanaman umum yang menyediakan bahan-bahan pokok.Tanaman dilindungi, adalah tanaman-tanaman yang biasanyadibawa dari luar dan ditanam di pekarangan untuk maksudtertentu. Tanaman ini bisanya diawasi secara intensif olehpemiliknya dan dilindungi dari gangguan gangguan satwa yangsering masuk pekarangan rumah. Tanaman bisanya dipagarisecara rapat dengan bambu atau tonggak-tonggak, batu kali,batu bata atau material pelindung lainnya (Gambar 3.1).Tanaman yang dibiarkan tumbuh adalah tanaman yang secaraspontan tumbuh atau sebelumnya telah tumbuh dipekarangandan tidak dihilangkan dari kebun tersebut oleh pemiliknyakarena suatu alasan. Biasanya tanaman-tanaman ini adalahtanaman pohon yang berusia tua dan merupakan sisa-sisatetumbuhan masa lalu sebelum tempat tersebut dibuka sebagaipemukiman. Tanaman ini seringkali dimanfaatkan sebagaipelindung dari penetrasi sinar matahari yang panas.

Page 73: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

64

Gambar 3.1. Tanaman baru yang diintroduksi dalam pekaranganrumah seringkali dipagari untuk menghindari gangguan-gangguan

3.2. Ekologi kebun dan pekarangan rumah

Peran penting kebun dan pekarangan rumah memerlukanpenguatan pemahaman yang komprehensif, terutama dalamupaya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan fungsikebun dan pekarangan rumah. Pemahaman aspek-aspek ekologikebun dan pekarangan rumah dengan demikian menjadi sangatpenting. Kebun dan pekarangan rumah tidak dapat dilihat hanyasebatas keragaman hayati flora yang tumbuh dalam kebun danfauna yang berinteraksi dengannya. Secara lebih luas, aspek-aspek abiotik kebun dan pekarangan rumah menjadi penting.Aspek-aspek abitotik bahkan memberikan peran dominan dalammendeterminasi keanekeragaman, struktur dan dinamikatanaman yang ada dalam kebun dan pekarangan rumah. Selainitu, patut dipertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi danbudaya masyarakat dan pemilik kebun dan pekarangan rumah.

Page 74: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

65

3.2.1. Aspek-aspek biotik

Komunitas tumbuhan di kebun dan pekarangan rumahdengan sistem penanaman multi-spesies seringkali membentukmulti strata. Pada kebun dan pekrangan rumah di Pulau Jawa,Lapisan paling bawah (understorey) seringkali terdiri dari herba-herba dan semak-semak pendek. Lapisan tengah (midlestorey)terdiri dari jenis-jenis seperti Kopi, Coklat, Belimbing, Bambudan lainnya. Lapisan atas (upperstorey) terdiri dari pohon-pohonbesar seperti Durian, Kelapa, dan tumbuhan kayu-kayuanlainnya. Lapisan atas seringkali membentuk kanopi. Jenis-jenispenyusun lapisan atas, tengah dan bawah bisa jadi berbeda-bedauntuk setiap daerah. Namun demikian, pola struktur verticaltersebut cenderung sama dan membentuk sistem agroforestry.Praktek-praktek pertanian kebun campuran (agroforestry)memungkinkan kelompok-kelompok tumbuhan dalam tiga levellapisan tersebut tumbuh bersama-sama dalam ekosistem kebundan pekarangan rumah. Kompleksitas struktur tersebutdipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan biotik, fisik danbudaya dari masyarakat setempat (Hakim, 2011; Rahu et al.,2013).

Kebun dan pekarangan rumah adalah habitat penting darisatwa, terutama burung Kacamata, Kutilang, Cinene pisang,Prenjak, Cabe Jawa, Burung Madu-sriganti, Bondol haji, danBurung hantu. Tumbuh-tumbuhan seperti Keres adalahtumbuhan yang disukai burung. Di desa-desa, mamalia kecilyang sering dijumpai adalah Bajing dan Kelelawar. Ular bahkansering dijumpai di kebun-kebun. Selain itu, kebun danpekarangan rumah adalah habitat bagi aneka jenis serangga,termasuk kupu-kupu.

Kekayaan dan struktur tetumbuhan akan memberikanpengaruh kepada kekayaan fauna burung dan mamalia kecillainnya. Jenis-jenis tertentu lebih memilih strata tertentu sebagaihabitatnya. Burung warbler mempunyai nice yang berbeda secaravertikal untuk menghindari kompetesi dalam memperebutkanmakan. Cape May Warbler lebih menyukai bagian atas dan

Page 75: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

66

pucuk-pucuk ranting dari pohon Spruce, sementara Bay-breastedWarbler menyukai bagian tengah dari pohon Spruce. Yellowrumped warbles diketahui lebih memanfaatkan bagian bawahdari pohon Spruce. Penelitian-penelitian tentang pemanfaatanruang dalam tumbuhan secara vertikal oleh satwa dari ekosistemkebun belum banyak dikaji, namun diduga bahwa jenis-jenistertentu akan memanfaatkan strata tertentu untuk menghindarikompetesi dan mengembangkan strategi pertahanan.

3.2.2. Aspek-aspek abiotik

Garis lintang dan ketinggian mempengaruhi suhulingkungan, dan dengan demikian mempengaruhi vegetasibumi, termasuk tanaman yang tumbuh di kebun danpekarangan rumah. Komunitas tumbuhan dalam suatu areadengan demikian menjadi indikator sensitif terhadap klimatsetempat. Fitogeografi menjelaskan bahwa secara alamiahpertumbuhan tanaman pada suatu area ditentukan oleh sejarahalamiahnya dan dibatasi oleh kemampuan toleransi tanamanterhadap faktor-faktor lingkungannya. Spesies dengankesamaam toleransi ekologik tumbuh dan berkembang untukmembetuk formasi tumbuhan yang khas (vegetasi) pada areatertentu. Dengan demikian, dikenal adanya vegetasi padangrumput, vegetasi hutan tropik dataran rendah, vegetasi tundra,vegetasi hutan mangrove, dan sebagainya (Gambar 3.2).

Daerah sekitar garis katulistiwa menerima sinar mataharisepanjang tahun dengan fluktuasi suhu yang rendah dancenderung stabil. Kondisi ini memungkinkan berbagai macamtetumbuhan dapat hidup dengan nyaman dan membentukmasyarakat tetumbuhan yang kaya akan jenis dan varietas.Daratan-daratan pada zona katulistiwa, meliputi antara lainIndonesia, Zaire, Brasilia, India bagian selatan, SemenanjungMalaysia- adalah kawasan-kawasan dengan kekayaan hayatiyang luar biasa. Daerah-daerah ini dikenal sebagai pusatkeanekaragaman hayati dunia yang disebut sebagai megadiversitycountries.

Page 76: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

67

Gambar 3.2. Pengaruh garis lintang dan ketinggian tempat terhadapiklim kawasan. Sumber gambar: ihug.co.nz.

Vegetasi dan jenis-jenis tanaman pada kebun danpekarangan rumah di lingkungan kering (arid) dan lingkungandengan curah hujan yang tinggi akan berbeda. Pekaranganrumah dan kebun-kebun yang berlokasi di lingkungan keringcenderung kurang memiliki kekayaan jenis dibandingkan kebundan pekarangan rumah yang berlokasi pada area dengan curahhujan yang tinggi. Tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup danberadaptasi dengan lingkungan kering sangat terbatas. Beberapajenis tanaman, seperti bambu, dapat tumbuh di berbagailingkungan tersebut.

3.2.3. Aspek social-ekononi dan budaya

Aspek sosio-ekonomi dan budaya memberi peran pentingdalam tingkat keanekaragaman tanaman dalam kebun danpekarangan rumah. Kesadaran akan pentingnya konservasilingkungan sekitar, keindahan lingkungan dan apresiasi terhadap

Page 77: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

68

tumbuhan mendorong kebun dan pekarangan rumah lebih kayajenis-jenis tumbuhan. Motif ekonomi mempengaruhi apakahjenis-jenis tumbuhan yang ditanam akan memberikan kontribusipendapatan tambahan bagi rumah tangga atau tidak.

Kondisi ekonomi yang mapan seringkali direpresentasikandengan keberadaan anekaragam tumbuhan yang bernilai mahal.Kondisi ekonomi keluarga yang mapan mempengaruhikemampuan untuk mendatangkan tanaman-tanaman tersebutdari pasar bunga untuk menjadi bagian dari koleksi tanaman dirumah. Beberapa jenis tanaman mempunyai nilai ekonomi yangtinggi dan menanam jenis-jenis tanaman tersebut adalahrepresentasi dari kemampuan ekonomi pemilik rumah. Sebagaicontoh, aneaka jenis angrek (terutamam Dendrobium, Vanda),Gelombang cinta, Kamboja jepang adalah bunga-bunga bernilaimahal yang dibeli oleh orang-orang tertentu setelah kebutuhandasar hidupnya terpenuhi.

Budaya masyarakat yang kuat dalam menjaga tradisimempengaruhi profil dari kebun masyarakat. Pada komunitasmasyarakat Dayak di Kapuas, kebun tradisional (Kaleka) yangada disekitar pemukiman dapat berumur ratusan tahun sehinggamemiliki pohon-pohon Durian dalam ukuran besar (Tabel 3.1.dan Gambar 3.3). Masyarakat di Desa Dahian Tambuk danTumbang Danau tabu untuk melakukan aktifitas jual beli lahankebun (Kaleka) yang telah dibangun dan diwariskan oleh nenekmoyangnya (Rahu et al., 1013).

Page 78: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

69

Table 3.1. Diameter batang (cm) dari beberapa jenis pohon yangtumbuh dalam plot observasi 10 x10 m dalam Kaleka di DesaTumbang danau dan Dahian tambuk

Sumber data: Rahu et al., 2013

Gambar 3.3. Kebun tradisional masyarakat Dayak Kapuas memilikianeka jenis tanaman buah-buahan berumur puluhan dan ratusan

tahun yang tetap dipelihara sebagai warisan nenek moyang.

Page 79: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

70

Penanaman jenis dan tata letak dari tetumbuhan seringkalidipengaruhi oleh nilai-nilai dan kepercayaan setempat. Di Jawa,tumbuhan sawo kecik di tanam didepan rumah dengankepercayan dan simbol-simbol tertentu agar orang yang datangsebagai tamu mempunyai maksud yang baik.

3.3. Kelompok-kelompok penting

Beragam tumbuhan yang ada di planet bumi ditanamandalam lingkungan tempat tinggal manusia untuk beberapakepentingan strategis. Terdapat kecenderungan tetumbuhantertentu saja yang umum dijumpai di lingkungan kebun danpekarangan rumah. Tetumbuhan ini pada dasarnya dapatdikelompokkan dalam:

• Jenis-jenis penghasil buah

• Jenis-jenis penghasil pangan dan sayur

• Komponen tanaman hias

• Fungsi-fungsi lain

Menurut Trinh et al. (2003), dari berbagai tumbuhan yanghidup di lingkungan kebun dan pekarangan, ada beberapa spesiespenting (spesies kunci), yang keberadaannya dapat ditelusuriberdasarkan:

Tingkat keanekaragaman genetik/infraspesies

Secara ekonomik sangat penting, baik lokal maupunnasional

Mempunyai hubungan-hubungan kultural yang kuat

Digunakan dalam berbagai macam penggunaan

Terdisribusi secara luas

3.3.1 Kelompok jenis penghasil buah

Sesuai namanya, kelompok tumbuhan ini ditanam karenamenghasilkan buah. Jenis-jenis ini kebanyakan terdiri dari

Page 80: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

71

pepohonan, perdu dan herba (Tabel 3.2). Selain memberikanfungsi menghasilkan buah, kelompok tumbuhan penghasil buahberkayu sering berfungsi sebagai penyejuk dan memperlunakiklim mikro lingkungan pemukiman dengan memberikan fungsinaungan. Fungsi lainnya, seringkali berhubungan denganpemanfaatan kayunya untuk berbagai jenis penggunaan.

Tabel 3.2. Tetumbuhan yang biasa terdapat dalam kebun danpekarangan serta nilai manfaatnya

Nama lokal Nilai kandungan gizi

Nangka

Cempedak

Jambu mete

Kedondong

Kandungan karbohidrat dalam buah ± 18%;protein ± 1,72% dan lemak ± 3%. Dalam 100gr buah nangka mengandung ± 95 K.kal.Buah nangka kaya akan Vitamin A, C, dan Bkomplek. Buah nangka adalah sumber darimineral, antara lain Kalium, Magnesium, danMangan

Dalam 100 bram buah Cempedakmengandung energi ± 116 kkal, protein ±3 gr,lemak ± 0,4 gr, dan karbohidrat ± 28,6 gr.Buah cempedak juga kaya akan Vitamin A (200IU/100 gr buah) dan C (15 mg/100 gr buah).Cempedak juga kaya akan Kalsium, Fosfor,Zat bezi

Daging buah Jambu mete mengandungVitamin A, B1, B2, C. Biji Jambu mete kayaakan lemak, dimana pada setiap 100 gram bijimengandung 47-57 gr lemak

Dalam 100 gr mengandung ± 41 K.kal. buahmengandung Kalsium, Fosfor, dan Zat besi.Buah kaya akan Vitamin A, B1 dan C. Dalam100 gr buah Kedondong mengandung 10,3 grkarbohidrat, dan 1 gr protein

Page 81: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

72

Dalam setiap 100 g buah Alpukat antara lainmengandung energi 160 kkal; karbohidrat 8,53gr; lemak 14,66 gr; dan protein 2 gr. Selainitu Alpukat mengandung Vitamin B1 sebanyak0,067 mg; Vitamin B2 sebanyak 0,130 mg;Vitamin B3 sebanyak 1.738 mg; Vitamin B5sebanyak 1,389 mg; Vitamin B6 sebanyak 0,257mg; Vitamin B9 sebanyak 81 mg dan VitaminC sebanyak 10 mg. Selain itu, buah Alpukatmengandung Kalsium, Besi, Magnesium,Fosfor, Kalium dan Seng

Setiap 100 gr rambuatan mengandung energi82 kkal; karbohidrat sebesar 20,87gr danprotein sebesar 0,65 gr. Buah Rambutan kayaakan vitamin, antara lain adalah Vitamin AIU 3 Beta-karoten 2; Vitamin B1 sebanyak0,013 mg; Vitamin B2 sebanyak 0,022 mg;Vitamin B3 sebanyak 1,352 mg; Vitamin B5sebanyak 0.018 mg; Vitamin B6 sebanyak 0,020mg; Vitamin B9 sebanyak 8 mg; Vitamin B12sebanyak 0.00 mg; dan Vitamin C sebanyak4,9 mg. Selain itu, buah Rambutanmengandung Kalsium, Besi, Magnesium,Mangan, Fosfor Kalium dan Sodium.

Setiap 100 gr daging buah Salak mengandungenergi sebesar 368 kkal, protein 0,8 gr,karbohidrat 90,3 gr, dan Lemak 0,4 gr. Buahsalak juga mengandung Vitamin C sebesar 8,4miligram Buah Salak juga diketahuimengandung Kalsium 38 mg, Fosfor 31 mg,zat besi 3,9 mg.

Alpukat

Rambutan

Salak

Page 82: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

73

Dalam 100 gr buah Jeruk Bali mengandungenergi ± 48 kkal, karbohidrat sebanyak ± 12,4gr, protein sebanyak ± 0,6 gr, dan lemak ± 0,2gr. Buah Jeruk Bali mengandung Kalsium ±23mg, Fosfor ± 27 mg, zat Besi ± 1 mg. JerukBali berpotensi mengandung vitamin, antaralain Vitamin A ± 20 IU, Vitamin B1 ± 0,04mg, dan Vitamin C ± 43 mg.

Jeruk Bali

Sumber: USDA, 1999.

3.2.2. Jenis-jenis penghasil pangan dan sayur

Jenis-jenis tanaman dalam kebun dan pekarangan rumahpenghasil pangan dan sayur kebanyakan adalah herba. Beberapajenis tanaman berkayu juga dimanfaatkan sebagai bahan sayur-mayur. Daun, umbi dan pelepah, serta bunga adalah bagian-bagian penting yang dikoleksi oleh masyarakat pedesaan untukmemenuhi kebutuhan pangan dan sayur. Kandungan gizi dankalori ubi jalar dibandingkan dengan beras, ubi kayu, dan jagungper 100gr bahan ditunjukkan dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kandungan kalori, karbohidrat, lemak dan proteinpada beberapa tanaman pangan umum yang dijumpai di kebun-pekarangan rumah.

Sumber: Harnowo et al.(dimodifikasi)

Ubi Jalar umbi 123 27,9 1,8 0.7(merah)

Beras biji 360 78,9 6,8 0,7

Ubi Kayu umbi 146 34,7 1,2 0,3

Jagung biji 361 72,4 8,7 4,5(kuning)

Bahan Bagian yang Kalori Karbohidrat Lemak Proteindikonsumsi (Kal) (gr) (gr) (gr)

Page 83: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

74

3.3.3. Jenis-jenis untuk tanaman hias

Bisa dipastikan bahwa keberadaan tanaman hias selaludijumpai dalam kebun dan pekarangan rumah. Untuk rumahdengan area yang sempit dan tidak memungkinkan untukmenanan tumbuhan penghasil buah dan tanaman pokok sertasayur, setidaknya tanaman ornamental umum dijumpai.Tanaman ini biasanya dicirikan dengan adanya bunga, daun,batang, atau gabungan darinya yang memberikan kesan indah(Tabel 3.4, Gambar 3.4).

Tabel 3.4. Jenis-jenis yang umum sebagai tanaman hias

Spesies Keindahan visual

Kamboja

Oleander

Puring

Alamanda

Andong

Relatif dapat hidup dalam tekanan kekeringandan mudah ditanam dengan cara stek batang.Menghasilkan anekaragam bunga, putih, kuning,merah, dan merah muda.

Relatif dapat hidup dalam tekanan kekeringandan mudah ditanam dengan cara stek batang.Menghasilkan bunga yang menarik.

Relatif mudah diperbanyak secara vegetatif.Puring terutama ditanam sebagai tanaman pagar,pada titik-titik tertentu di halaman rumah, ataudikombinasikan dengan jenis tanaman hiaslainnya. Keindahan puring terletak padaanekaragam warna daun yang dihasilkan.

Tanaman tumbuh merambat, bunga kuning.Berbunga sepanjang tahun, ditanam sebagaitumbuhan pagar di depan rumah.

Relatif mudah tumbuh dan mudah diperbanyakdengan stek batang. Variasi daun yang berwarnamerah dan putih-hijau menarik untuk ditanamdi halaman rumah.

Page 84: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

75

Bugenvil Umum dijumpai pada lahan pekarangan rumahdengan anekaragam variasi warna bungabugenvil. Bunga akan muncul dan menampakkanwarna bunga yang cerah, terutama jikamendapatkan panas yang cukup.

Gambar 3.4. Bugenvil adalah salah satu tanaman hias umum didaerah pedesaan dan perkotaan tropic.

3.3.4. Rempah-rempah

Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang digunakansebagai bumbu di dapur, penguat cita rasa, pengharum, danpengawet makanan yang digunakan secara terbatas. Rempahadalah tanaman atau bagian tanaman yang bersifat aromatikdan digunakan dalam makanan dengan fungsi utama sebagaipemberi cita rasa. Pada berbagai rempah-rempah, minyak atsiriyang dikandung bagian tumbuhan tertentu memberikan aromayang kuat pada cita rasa (Duke et al., 2002).

Page 85: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

76

Rempah-rempah berasal dari bagian batang, daun, kulitkayu, umbi, rimpang (rhizome), akar, biji, bunga atau bagian-bagian lainnya. Contoh dari rempah-rempah yang merupakanbiji dari tanaman antara lain adalah biji Adas, Jinten danKetumbar. Rempah-rempah yang diperoleh dari rimpang(rhizome) tanaman antara lain adalah Jahe, Kunyit, Lengkuas,Temulawak, dan Kapulaga. Daun adalah bagian tanaman yangsering dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, terutama sebagaipenguat cita rasa dan aroma makanan. Daun-daun yang seringdipakai antara lain adalah daun jeruk, daun salam, dan daunpandan (de Gusman & Siemonsma, 1999).

Selain terkait makanan, rempah-rempah juga digunakansebagai jamu, kosmetik, dan anti mikroba. Dengan semakinmeningkatnya kesadaran manusia akan kesehatan dan peranpenting kesehatan berbasis tanaman, konsumsi makanan danminuman berbasis rempah rempah saat ini semakin digemari.Beberapa minuman berbasis rempah-rempah yang saat ini mulaimuncul dan menjadi hidangan dalam wisata kuliner antara lainadalah bandrek hanjuang, bajigur hanjuang, sekoteng danlainnya (Marliyati et al., 2013).

Sampai saat ini diperkirakan terdapat 400-500 rempah-rempah di dunia dengan Asia Tenggara adalah pusat rempah-rempah dunia. Di Asia Tenggara setidaknya terdapat 275 spesiesrempah. Rempah-rempah penting penting dari Asia Tenggaraadalah Kapulaga Jawa (Cardamon), Kayu manis (Cinnamon),Cengkeh, Jahe, Pala, Lada hitam dan lainnya. Beberapa spesiesrempah Indonesia adalah introduksi dari belahan dunia lain,meliputi antara lain Eropa, Amerika, India dan Cina. Rempah-rempah banyak ditanam di sekitar rumah dan lahan-lahanbudidaya, namun demikian banyak diantaranya masih diambildari habitat alamiahnya di hutan tropik (de Guzman &Siemonsma, 1999).

Tanah yang subur dengan cuaca sepanjang tahun yang stabilmenyebabkan berbagai jenis rempah dapat tumbuh di Indonesia.Pada beberapa tanah yang kurang subur dengan kandungan

Page 86: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

77

kimia tanah yang kurang mendukung pertumbuhan banyaktanaman, rempah-rempah masih dapat tumbuh dengan baik.Hal ini membuka peluang bagi kontribusi gerakan penanamanrempah-rempah dalam konservasi lahan dengan potensipendapatan ekonomi yang menjanjikan. Sebagai contoh, Paladapat tumbuh pada lahan perbukitan berbatu dan menghasilkanbuah yang baik (de Guzman & Siemonsma, 1999).

Jenis-jenis rempah yang dimanfaatkan dalam kehidupansehari-hari masyarakat di Indonesia , antara lain adalah sebagaiberikut:

1. Vanili

Vanilla planifoliaBagian yang diambil adalah buah polong dari tanaman.Buah dikeringkan dan ditumbuk sampai menjadi bubuk siappakai. Vanili dahulu banyak ditanaman oleh masyarakatsebagai tanaman industry. Tanaman tumbuh dalam kondisiyang ideal antara lain curah hujan 1000-3000 mm/tahun,cahaya matahari antara 30-50%, suhu udara optimal 20-25C dan kelembaban udara berkisar antara 60-80%.

2. Daun Suji

Dracaena angustifoliaDaun suji merupakan perdu menahun. Bagian yang diambiladalah daun. Daun segar diambil dan dirajang untukdicampurkan pada santan atau bahan makanan sebagaipenyedap dan pewarna hijau pada makanan. Pandan Cinaatau Daun Suji ditanam dengan cara stek batang. Selainsebagai tanaman yang bermanfaat dalam memperkuat citarasa, Pandan cina juga digunakan sebagai tanaman pagardan tanaman ornamental. Pemanfaatannya padamasyarakat adalah sebagai penyedap rasa makanan. dapatdikatakan mulai jarang dalam kehidupan sehari-hari.Potensi lain sebagai tanaman obat, antara lain untukdisentri, beri-beri, nyeri lambung, nyeri haid, dan penawarracun.

Page 87: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

78

3. Kayu manis

Cinnamomum burmanniKayu manis adalah tanaman rempah bernilai ekonomitinggi. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah kulitkayu. Pemanfaataannya beragam, mulai dari penyedapmakanan dan untuk membuat minuman herba. Kayu manistumbuh bersama dengan tanaman lainnya di kebun-kebunmasyarakat, namun populasinya dapat dikatakan jarang.Kulit dari batang, daun dan akar tumbuhan ini dapatdigunakan sebagai obat peluruh kentut, peluruh keringat,antirematik, meningkatkan nafsu makan, menghilangkansakit, penambah vitalitas, dan penurun kolesterol. Kayumanis mengandung minyak atsiri, eugenol, safrole,sinamaldehide, tanin, dan kalsium oksalat.

4. Jeruk nipis

Citrus aurantiifoliaJeruk nipis terutama ditanam karena diambil buahnya untukproses penyiapan makanan dan bahan pembuat minuman.Jeruk nipis dkenal mempunyai kandungan vitamin C yangbermanfaat untuk kesehatan, dan digunakan untukmenghilankan bau amis pada ikan. Buah jeruk nipismengandung asam sitrat, limonen, linalin asetat, geranilasetat, fellandren, dan sitral.

5. Jahe

Zingiber officinaleJahe ditanam sebagai tanaman yang banyak memberikanmanfaat, terutama dalam seni memasak dan sebagaiminuman penghangat. Jahe ditanam disekitar rumah hanyaterbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jahe yangumum dikenal oleh masyarakat adalah jahe gajah dan jaheemprit. Jahe mempunyai aroma yang menyegarkan.Masyarakat terutama memanfaatkan rimpang tanamanJahe yang tumbuh di kebun-kebun. Rimpang dipisahkan

Page 88: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

79

dari pelepah daun dan dikeringkan. Minuman berbahanJahe dipercaya dapat mengobati masuk angin, perutkembung, mengobati mual dan gangguan pencernaan. Jahemengandung minyak atsiri zingiberena, zingiberol,bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena dan resin yangbermanfaat untuk tubuh.

6. Bawang merah

Allium cepaBawang merah dimanfaatkan dalam bentuk umbi lapis dandaun untuk keperluan pembuatan makanan. Bawang merahtidak ditanam dalam kebun. Bawang merah adalah bumbudasar bagi kebanyakan masakan yang dihidangkan. Bawangmerah mengandung beberapa komponen esensial bagikesehatan seperti Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin,dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin.

7. Bawang putih

Allium sativumUmbi lapis bawang putih digunakan sebagai komponenresep dari kebanyakan makanan di Bawang putih sangatpenting untuk aneka ragam masakan. Bawang putih banyakdibudidayakan terutama pada lahan-lahan pegunungansebagai tanaman bernilai ekonomi tinggi

8. Ketumbar

Coriandrum sativumKetumbar adalah tumbuhan herba semusim yang diambilbijinya sebagai rempah-rempah. Ketumbar terutamadigunakan untuk memasak menu-menu tertentu. Bijiketumbar mengandung kalsium, phospor, magnesium, zatbesi, Niasin, Riboflavin dan Asam folat. Minyak atsiri dariketumbar yang masuk dalam tubuh berkhasiat sebagaistimulan, penguat organ pencernaan, merangsang enzim

Page 89: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

80

pencernaan, dan peningkatan fungsi hati. Ketumbardiketahui mempengaruhi dan meningkatkan nafsu makan.

9. Lengkuas

Alpinia galangalLengkuas atau Laos tumbuh liar di kebun dibawah tajuk-tajuk kanopi tanaman Kopi dan tumbuhan kebun lainnya.Tanaman laos dimanfaatkan karena kandungan rimpangyang kaya akan saponin, tanin, flavonoida, dan minyakatsiri. Selain itu, terdapat kandungan aktif basonin, eugenol,galangan, dan galangol. Rimpang dipisahkan dari pelepahdaun dan dikeringkan. Lengkuas tidak ditanaman secaraluas. Selain sebagai bahan bumbu dapur, Laos dikenalsebagai tanaman obat dan digunakan untuk mengobatipenyakit kulit (panu, kurap), sakit kepala, dan nyeri dada.

10. Kencur

Kaempferia galangaRimpang kencur terutama dipakai sebagai bahan masakankarena mempunyai aroma yang spesifik. Selaiandimanfaatkan sebagai penguat cita rasa makanan, kencurdimanfaatakan sebagai jamu tradisional (beras kencur).Menurut penelitian, kencur dapat menyembuhkan batuk,flu, sakit kepala, keseleo, radang lambung, memperlancarhaid, radang telinga, membersihkan darah kotor, matapegal, diare, masuk angin. Rimpang dipisahkan dari daun-daunan, dan kemudian dikering anginkan untuk disimpanuntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rimpang kencurmengandung 4,14 % pati, 13,73% mineral, dan 0,02%minyak astiri.

11. Kemiri

Aleurites moluccanusDibandingkan dengan rempah-rempah lainnya, Kemiri

Page 90: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

81

kaya akan minyak. Kemiri banyak digunakan sebagaipenyedap masakan. Manfaat lain dari kemiri adalah sebagaipencahar dan perawatan rambut.

12. Cabai

Capsicum annuumCabai besar ditanaman di kebun dan lingkungan sekitartempat tinggal. Pada beberapa petak sawah, cabai ditanamsebagai tanaman sela setelah menanam padi. Ditanamuntuk diambil buahnya dalam memperkuat sensasi pedasdan bumbu merah. Cabai diketahui mengandungantioksidan, Lasparaginase dan Capsaicin yang berperansebagai zat anti kanker.

13. Tomat

Solanum lycopersicumDitanaman di sekitar tempat tinggal. Terdapat tomat buahdan tomat ranti. Tomat digunakan sebagai penyedapmasakan. Bersama-sama dengan cabai, tomat adalahpenyusun utama sambal dalam masakan tradisional yangdisebut Nasi Tempong. Buah tomat mengandung lycopene,lutein, vitamin A, B1, C dan Asam Sitrat. Buah tomat telahdilaporkan dapat membantu penyembuhan diabetes,kesehatan mata, jantung, stroke, perawatan kulit,pencegahan kanker prostat, dan penguatan tulang.

14. Kemangi

Ocimum americanumDitanaman di sekitar tempat tinggal. Dikonsumsi secarasegar atau dimasak bersama-sama dengan bumbu dan sayurlainnya. Daun kemangi mengandung flavanoid dan minyakatsiri dari golongan lnalool, eugenol, metil khavikol, 3-karen, a-humulen, sitral dan trans-karofillen. Aroma yangditimbulkan oleh minyak atsisiri tersebut dikatakan dapatmembangkitkan nafsu makan.

Page 91: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

82

15. Sereh

Cymbopogon citratusDitanaman di sekitar tempat tinggal. Penggunaan Serehsebagai bumbu masakan menghasilkan aroma masam.Rimpang sereh dimanfaatkan untuk obak batuk (peluruhdahak). Beberapa kelompok masyarakat memanfaatakanakar sereh sebagai penghangat badan. Daun sereh jugadilaporkan ebrkhasiat untuk menambah nafsu makan.

16. Kunyit

Curcuma domesticaKunyit mengandung kurkumin, desmetoksikumin danbisdesmetoksikurkumin. Kunyit memberikan efek kuningcerah yang mengudang selera pada kuah bersantan ataunasi Kuning. Kunyit tidak dibudidayakan secara luassebagai tanaman bernilai ekonomik. Kunyit tumbuhdisekitar rumah sehingga memudahkan dalampengambilannya. Rimpang Kunyit mengandung sejumlahminyak atsiri seperti Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon,Zingiberen, felandren , sabinen , borneol dan sineil.

17. Pala

Myristica fragransTumbuh dalam sisitem agroforestry bersama –sama dengantanaman lainnya. Pala terutama dipanen untuk diambilbijinya dan dijual kepengepul di desa (Gambar 3.5.). Paladilaporkan mempunyai potensi sebagai tanaman obat. Kulitdan daging buah Pala mengandung minyak atsiri dan zatsamak. Biji Pala diketahui mengandung minyak atsiri,saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pectin, lemonenadan asam oleanolat.

Page 92: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

83

18. Salam

Syzygium polyanthumTanaman salam tumbuh di kebun-kebun masyarakat osing.Daun diperoleh dari kebun disekitar dan tidak ada laporanbahwa daun dikumpulkan untuk dijual. Daun salamdigunakan dalam memasak menu-menu tertentu (terutamamasakan bersantan) karena menghasilkan bau dan rasa yangkhas. Daun salam mengandung minyak esensial (0,17%)eugenol dan metil kavikol.

19. Temu kunci

Boesenbergia pandurataTemu kunci mudah dijumpai pada beberapa titik di kebunmasyarakat sebagai tanaman liar yang tidak dibudidayakan.Dalam keseharian, penggunaannya sangat sedikit,kebanyakan adalah untuk menyiapkan menu tertentu.Pemanfataannya sebagai tanaman obat jarang dilaporkan,meskipun tanaman ini mempunyai potensi untuk mencegahdan menyembuhkan masuk angin, sulit buang air kecil,keputihan obat panas dalam, perangsang ASI, penambahstamina tubuh dan lainnya. Untuk bumbu dapur biasanyadigunakan untuk memasak sayur bening (Bayam, daunkelor) untuk menambah cita rasa sayur.

20. Jeruk purut

Citrus hystrixTanaman jeruk purut berupa perdu, setinggi 3 – 5 meter,dengan tajuk yang tidak beraturan. Daun jeruk purutdigunakan sebagai bumbu dapur penyedap masakan karenamemiliki aroma yang khas. Daun jeruk purut mengandungminyak astiri citronelal (80%). Sebagian kecil adalahcitronelol (10%), nerol dan limonena. Jeruk purutmempunyai nilai jual yang baik dipasaran, berkisar antara13.000-17.000 per kilo. Panen daun dapat dilakukan 4-6

Page 93: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

84

bulan sekali. Namun demikian potensi ini belumdioptimalkan oleh masyarakat.

21. Cengkeh

Syzygium aromaticumCengkeh umum didapatkan di kebun-kebun di pedesaan.Cengkeh ditanam karena memberikan keuntunganekonomi yang menjanjikan, selaian kopi, kelapa, manggis,durian dan tanaman bernilai ekonomik lainnya. Cengkehjarang dimanfaatkan dalam kehidupan sehar-hari, terutamadalam seni mengolah makanan.

22. Kluwek

Pangium eduleKluwek atau Pangi secara alamiah tersebar di hutan dataranrendah dan menengah. Kluwek tumbuh di hutan dandikoleksi biji-bijinya yang sudah mengering. Kluwek adalahrempah-rempah dasar untuk Rawon, Sup konro, sayurbrongkos dan kulienr lainnya.

23. Cabai kecil

Capsicum frutescensCabai kecil biasa di tanam disekitar rumah, terutamamhalaman belakang dekat dapur. Beberapa tumbuh liar (tidakditanam sebelummnya, dan tumbuh dari sampah-sampahorganic yang dibuang di sekitar tempat tinggal). Rasa pedaspada cabai disebabkan oleh capsaicin dan dihidrocapsaicin.Cabai kecil diketahui banyak mengandung vitamin A.Cabai banyak digunakan untuk sambal.

Page 94: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

85

4

Etnobotani adalah disiplin ilmu pengetahuan dengankebanyakan aktifitas pengambilan data di lapangan. Kegiatanlaboratorium seringkali menjadi komponen penting dalampenelitian etnobiologi untuk hal-hal yang terkait dengan analisisdata yang membutuhkan peralatan khusus yang hanya dapatdisediakan di laboratorium. Kegiatan penelitian di lapanganadalah kegiatan mengumpulkan data terkait inventarisasi jenis-jenis tetumbuhan, wawancara dengan masyarakat di lokasidimana survei etnobotani dilakukan. Sebagaimana kegiatanpenelitian lainnya, persiapan-persiapan awal sebelummelakukan kajian etnobotani dan pelaporan hasil penelitianetnobotani menjadi sangat penting. Persiapan-persiapan yangmatang akan mendukung keberhasilan kegiatan penelitian,sementara persiapan yang buruk akan menghambat kegiatanpenelitian. Karena penelitian lapangan mempunyai peran yangstrategis, persiapan-persiapan awal untuk kegiatan tersebut harusdipahami secara benar.

4.1. Persiapan dasar

Penelitian bidang etnobotani memerlukan kerjasama yangterintegrasi diantara peneliti, pemerintah, masyarakat lokal,serta institusi-institusi terkait lainnya seperti pusat penelitiankependudukan, makanan, herbarium, museum serta badan-badan tekait lainnya. Di kebanyakan lokasi penelitian, ijinformal dari pemangku wilayah setempat seperti Bupati, Camat,Kepala Desa, atau organ-organ pemerintah lainnya sangatdibutuhkan. Meskipun tidak ada prosedur baku tentang carapengajuan ijin memasuki wilayah tertentu untuk melakukan

Prinsip Dasar PenelitianEtnobotani Kebun dan

Pekarangan Rumah

Page 95: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

86

penelitian dan pengumpulan sampel, untuk memudahkan,biasanya peneliti harus:

1. bermitra atau berafiliasi dengan lembaga ilmiah setempatseperti universitas atau balai-balai penelitian setempat

2. bagi peneliti asing, disarankan untuk membangun danmelakukan kerjasama dengan institusi lokal

3. menyimpan atau memberikan arsip atau turunan data-datadan spesiemen yang didapatkan kepada negara/ daerahdimana penelitian etnobotani dilakukan.

Penelitian etnobotani seringkali dilakukan di lapanganyang penuh dengan situasi dan kondisi yang dapat menyesatkandan mempersulit upaya penggalian data. Pelibatan masyarakatdalam penelitian etnobotani adalah salah satu aspek pentingdalam mendapatkan data. Untuk meningkatkan keberhasilanpenelitian etnobotani di lapangan, beberapa hal berikut harusdipertimbangkan dalam penelitian etnobotani

1. Ilmu pengetahuan atau fiksi. Melakukan detreminasiterhadap isu yang akan diangkat sebagai bagian dari ilmupengetahuan atau fiksi belaka sangat diperlukan untukmengarahkan penelitian etnobotani. Hal ini sangat pentingkarena dalam pekerjaan etnobotani akan banyakbersingungan dengan sisi fiksi (mitos, hikayat, dongeng)dari kebudayaan masyarakat setempat. Bagaimanapun,etnobotani adalah kajian ilmiah dengan metodologi ataulangkah-langkah ilmiah di dalamnya.

2. Sumberdaya. Peneliti perlu melakukan sebuah kajiansingkat, apakah sumberdaya di sekitar peneliti mendukunguntuk melakukan kajian etnobotani. Terutama dalam halklarifikasi sampel tetumbuhan yang memang menbutuhkanklarifikasi kebenaran nama. Herbarium, Kebun Raya,universitas, perpustakaan atau badan-badan penelitianadalah rujukan penting jika didapatkan kesulitan terhadapidentifikasi sampel

Page 96: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

87

3. Biaya dan keuangan. Jika dibandingkan dengan penelitianyang sebagian besar waktunya dihabiskan di laboratorium,seperti penelitian biokimia, bologi sel dan molekuler,mikrobiologi dan lainnya dimana biaya banyak dihabiskanuntuk pembelian bahan kimia, maka penelitian etnobotaniakan membutuhkan dana untuk operasional di lapangan.Interaksi dengan orang-orang dilapangan memerlukanmediasi untuk membantu komunikasi dan atau selamakegiatan wawancara berlangsung.

4. Waktu. Waktu yang tersedia dan disediakan untukpenelitian sangat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh.Dengan waktu yang panjang, data yang diperoleh akansemakin banyak.

Penetapan tujuan penelitian

Menetapkan tujuan analisis kebun dan pekarangan rumahmenjadi hal penting yang harus dipahamim oleh peneliti. Halini sangat penting untuk menetapkan metode yang akan dipakaidan alat-alat analisis yang akan digunakan. Tujuan ini juga akanmembatasi sampai sejauh mana pekerjaan di lapangan harusdilakukan, isu-isu apa yang akan disinggung, dan apa yang tidakperlu dilakukan. Singkatnya, tujuan harus dipahami denganbaik.

Tujuan umum bagi analisis kebun dan pekarangan rumah,antara lain adalah:

mengetahui jenis-jenis tumbuhan dan jenis-jenispemanfaatannya,

mengetahui persepsi dan latar belakang pengelola kebunterhadap diversitas tanaman kebun dan pekarangan rumah

mengetahui struktur komunitas kebun dan pekaranganrumah

mengetahui fenologi tanaman kebun dan pekaranganrumah, dan hubungannya dengan pemanfaatan,

Page 97: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

88

mengetahui peran penting kebun dalam ketahanan pangankeluarga

mengetahui peran penting kebun dan perkarangan rumahuntuk konservasi sumberdaya hayati, dsb.

Penelitian tentang kebun dan pekarangan rumah sangatbermanfaat untuk beberapa hal penting sebagai berikut:

Dengan mengetahui struktur akan mengoptimalkan potensilahan kebun untuk mendukung beragam tujuan, baik yangdicanangkan oleh masyarakat atau pemerintah secaraumum

Membantu dalam melakukan konservasi lahan

Mempunyai nilai strategis dalam upaya meningkatkankesejahteraan masyarakat

Review literatur

Membaca literatur etnobotani dan bahan-bahan bacaansejenisnya mempunyai peran penting untuk beberapa hal sebagaiberikut:

Meningkatkan pemahaman peneliti akan disiplin ilmu yangdipelajari

Meningkatkan pemahaman terkait pendekatan penelitiandan metodologi yang telah dilakukan oleh peneliti lainnyadalam memecahkan permasalahan yang sama

Menemukan gap permasalahan yang mungkin dapatdipecahkan

Membantu perbaikan metode penelitian yang direncanakan

Memahami karakteritik tempat wilayah yang akan menjadilokasi penelitian

Memahai aspek-aspek sosial budaya yang terkait di lokaipenelitian

Page 98: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

89

Mempelajari pustaka dapat dilakukan lewat jurnal-jurnalilmiah, text book, buku statistik daerah, dan buku-buku lainnyayang relevan dan informasinya dapat dipertanggung jawabkan.Sumber-sumber informasi dapat diperoleh di perpustakaan atausecara on line.

Perijinan

Perijinan adalah hal yang krusial untuk dilakukan olehpeneliti sebelum memasuki komunitas. Sebuah komunitasmempunyai aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulisyang mengatur tata kehidupan, nilai-nilai dan norma yangberlaku di masyarakat. Pada dasarnya, hal tersebut tidak hanyaberlaku secara internal bagi masyarakat, tetapi juga mengikatdan menjadi petunjuk bagi orang asing yang akan masuk dalamkomunitas masyarakat. Peneliti etnobotani harus menyadaribahwa penelitian etnobotani adalah penelitian tentangmasyarakat, dan data didapatkan dari masyarakat. Perludiperhatikan bahwa perijinan dalam studi etnobotani adalahhal yang prisnip. Sebelum terjun ke lapangan, peneliti etnobotanidiwajibkan untuk berhubungan dengan institusi terkait untukmenjamin keberlangsungan studi.

Linguistik

Tidak semua informan atau responden mempunyaipersamaan bahasa dengan peneliti. Dengan demikian, koleksidata lapangan sangat berat untuk diperoleh. Untuk itu, sebelummemasuki komunitas, peneliti etnobotani disarankan untuk

Mempelajari dan memahami bahasa lokal, setidaknya untukkeperluan sehari-hari

Menggunakan penerjemah atau mitra yang menguasaibahasa lokal dan bahasa peneliti

Page 99: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

90

4.2. Prosedur penelitian lapang

Prosedur penelitian etnobotani dapat merujuk kepadarekomendasi International Institute of Rural Reconstruction (IIRR)Guidelines untuk penelitian Indigenous knowledge (IK). Proseduryang dapat dipakai dalam mencatat dan mendokumentasikanIK dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Preparasi

Mendefinisikan tujuan penelitian

Membatasi dan mendefinisikan batasan penelitian

Memilih metode pencatatan dan dokumentasi yangsesuai, dan menyiapkannya untuk dipakai di lapangan

Mengumpulkan berbagai informasi berkaitan denganpenelitian yang akan dilakukan sebelum terjun kelapangan

Memperoleh ijin dari masyarakat setempat sebelummemulai aktifitas

2. Memasuki komunitas

Memperkenalkan diri

Menjelaskan kepada masyarakat secara detail tentangpenelitian yang dikerjakan dan tujuan yang diharapkan

Memastikan kepada komunitas bahwa peneliti datanguntuk belajar dari masyarakat

Melakukan diskusikan dengan masyarakat terkaitkeuntungan yang mungkin didapatkan dari penelitiantersebut

Mempelajari bahasa lokal, jika memungkinkanmelakukan komunikasi dalam bahasa lokal

3. Mempelajari etnobotani

Menyiapkan form-form penelitian lapang dengan baik

Page 100: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

91

Mengajukan pertanyaan pertanyaan netral, tidakberupaya menuntun jawaban

Mengunakan kalimat tanya apa, bagaimana, siapa,kapan, dimana, seberapa sering dan sejenisnya

Mendengarkan dan menyimak dengan baik

Terbuka, dan membiarkan persepsi/ opini informanberkembang

4. Mencatat data dan informasi

Mencatat semua data dan informasi, meski beberapadata/ informasi keluar dari target yang ditentukan

Mencatat apa adanya,tidak menambah dan mengurangi

Mencatat data dengan cermat

Menggunakan beberapa alat pencatat dan perekam datadengan cermat

5. Jika pekerjaan lapangan selesai:

Melakukan validasi hasil yang didapat denganmasyarakat

Memberikan arsip/ copy dari hasil studi

Mendiskusikan dengan masyarakat, bagaimana hasilstudi akan ditindaklanjuti dan bagaimana merekamemperoleh keuntungan dari IK

4.3. Pemilihan dan penentuan metode

Sebagaimana pekerjaan ilmiah, sebuah metode seringkalitelah ditetapkan oleh para peneliti dilapangan. Namundemikian, sebagaimana situasi masyarakat dan kondisidilapangan seringkali jauh dari kondisi ideal, maka sebelummelakukan kegiatan dilapangan diperlukan analisis metode yangakan dilakukan. Analisis dilakukan untuk mengetahui:

Page 101: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

92

Apakah metode yang akan dilakukan akan dapat dilakukandi lapangan

Apakah metode akan mampu menjawab tujuan daripenelitian etnobotani yang akan dilakukan

Apakah metode cukup efektif untuk mencari data ditengah-tengah masyarakat yang mempunyai banyak keterbatasan.Perlu diingat bahwa banyak masyarakat adalah buta aksaradan tidak mempunyai kecakapan dalam bertutur denganbaik, serta mempunyai sifat pemalu yang seringkalimenghambat dalam komunikasi dan wawancara.

Mempelajari penelitian-penelitian sebelumnya sangatpenting untuk memberikan referensi metode yang tepat. Penelitidapat mempelajari jurnal-jurnal dan laporan ilmiah lainnyauntuk memilih metode yang tepat.

Metode penelitian etnobotani seringkali memungkinkanadanya gabungan beberapa metode untuk mendapatkan datayang komprehensif tentang aspek-aspek etnobotani suatumasyarakat. Dalam penelitian etnobotani terdapat duapendekatan penting, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatankuantitatif. Pendekatan kualitatif dalam etnobotani berupayauntuk menjelaskan dan memperoleh pemahaman yangmendalam dari suatu fenomena lewat koleksi intensif data-datanaratif. Pedekatan kualitatif menekannya kepada bukan angka.Kredibilitas data dapat ditingkatkan antara lain dengan tekniktrianggulasi, dan memperpanjang lama tinggal peneliti dilapangan. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan etnobotaniyang menenkankan adanya data-data dalam angka. Angka-angka yang diperoleh selama penelitian dianalisis untukmenjelaskan fenomena pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakatdan menjadi dasar dari penarikan kesimpulanBeberapa penelitisaat ini juga menggunakan kedua pendekatan tersebut untukmenjawab tujuan penelitian etnobotani. Pemilihan metodebergantung kepada hal-hal berikut:

Page 102: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

93

Research QuestionsTujuan penelitian

Kepercayaan dan keyakinan peneliti

Ketrampilan peneliti

Waktu, dan

Sumber dana

Secara prinsip, perbedaan pendekatan kualitatif dankuantitatif tersebut dalam etnobotani dirangkum dalam Tabel4.1.

Tabel 4.1. Perbedaan mendasar dari metode kualitatif dankuantitatif dalam etnobotani

Kualitatif Kuantitatif

Desain penelitianfleksibel, terspesifikasihanya dalam kontek dasartujuan penelitian.historis etnografisstudi kasus

Pendekatan pencarian datainduktifsubyektif holistikpendekaan berorientasikepada proses

Desain penelitiantertruktur, tidak fleksibel,terspesifikasi secara detaildalam mencapai tujuanpenelitianeskriptifkorelasional, kausal-komparatifeksperimental

Pendekatan pencarian datadeduktifobyektifberorientasi kepadaoutcome

Page 103: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

94

Karakteristik samplingberalasan (purposive): lebihmemilih “kecil”,keterwakilan tidakpenting,sampel diambil untukmemperoleh pemahamanmendalam terhadap datayang ditanyakan

Strategi koleksi datakoleksi dokumenobservasi partisipatifFocus Group Discussionkawancara informal, tidakterstrukturkembutuhkan catatan-catatan yang banyak dandetail dari data dilapangan

Analisis datadata mentah berupa kata-katadinalisis berjalan, meliputisintesis (prosespenyusunan hasil dan idedari komponen-komponen data yangterpisah menjadi satu-kesatuan yang salingterhubung)

Karakteristik samplingacak (random): lebihmemilih “besar”,memperhitungkanketerwakilan (representativesample) untukmenjeneralisasi hasilterhadap populasi

Strategi koleksi dataobservasi non partisipanwawancara formaltest atau kuisioner

Analisis datadata mentah adalah angkadibahas pada akhirkegiatan, menyertakananalisis statistik

Page 104: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

95

4.4. Analisis etnobotani kebun dan pekarangan rumah

Sebelum melakukan penelitian tentang etnobotani kebundan pekarangan rumah, adalah sangat penting untuk melakukanstandarisasi definisi kebun dan pekarangan rumah, danmembatasi petak-petak atau bagian yang dirujuk/ dimaksuddengan kebun dan pekarangan rumah. Hal ini sangat pentingkarena kebun-pekarangan rumah adalah petak contoh darisebuah analisis, dan standarisasi petak contoh sangat penting.Seringkali, kebun dan pekarangan rumah sebuah keluargadibatasi oleh pembatas yang jelas, namun demikian, banyakkebun dan pekarangan keluarga tidak mempunyai batas-batasyang jelas.

Bagi penelitian dimana sumberdaya tim peneliti belummengetahui dengan baik jenis-jenis tanaman di kebun,melakukan koleksi sampel dan merujuknya pada koleksiherbarium atau universitas sangat dianjurkan. Bagi peneliti yangsudah memahami dengan baik tentang jenis-jenis tetumbuhan,sampel dilapangan dapat didokumentasikan langsung tanpaharus mengumpulkan sampel herbariumnya. Pengumpulansampel herbarium dari semua jenis-jenis tumbuhan yangdiperoleh untuk sebuah survei singkat kurang efektif. Jikadianggap penting, sampel untuk herbarium dapat dikumpulkanuntuk jenis-jenis tertentu saja yang dianggap langka dan pentinguntuk identifikasi lebih lanjut.

Untuk mengetahui struktur vegetasi tanaman kebun,seringkali peneliti menggunakan pendekatan-pendekatanekologi. Informasi yang sering dicari adalah dominasi, dominasirelatif, frekuensi, frekuensi relatif, indeks nilai penting, indekdiversitas dan ukuran-ukuran kuantitatif lainnya. Pendekatanekologi kuantitatif dapat menjadi instrumen dalam penilaianetnobotani kebun-pekarangan rumah secara kuantitatif.

Seringkali, struktur vegetasi pekarangan berubah dari waktukewaktu. Perubahan ini dapat terjadi karena faktor alam sepertikekeringan atau badai yang merusak struktur vegetasi di desa.

Page 105: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

96

Namun demikian, sebab yang paling sering adalah masyarakatsetempat. Banyak alasan masyarakat melakukan perubahanstruktur lahan. Alasannya bisanya adalah adanya kebutuhanruang yang mengharuskan perubahan lahan pekarangan rumah-kebun menjadi peruntukan lainnya. Untuk mengetahui motifasimasyarakat secara detail, kegiatan wawancara dapat dilakukanuntuk mengetahui motivasi masyarakat. Sejumlah pertanyaandapat didesain untuk mendapatkan informasi tentang persepsimasyarakat terhadap kebun dan alasan-alasan yangmendasarinya.

Analisis vegetasi

Analisis vegetasi dengan mencari nilai dominansi, densitas,dan frekuensi telah dilakukan untuk analisis kebun di India,Meksiko atau tempat lainnya. Seringkali, index nilai peentingjuga dihitung. Dari nilai-nilai tersebut, peneliti etnobotani akanmengetahui jenis-jenis tanaman apa saja yang ada dalam kebunmasyarakat serta jenis apa yang dominan. Secara spatial,informasi ini juga akan menjelaskan apakah struktur kebunmasyarakat mempunyai kesamaan yang tinggi (homogenitas)atau tidak.

Dari berbagai penelitian vegetasi kebun dan pekaranganrumah, para peneliti secara luas telah melakukan beberapa kajianpenting untuk mendeskripsikan peran penting kebun danpekerangan rumah bagi kehidupan masyarakat. Beberapa fokusdari penelitian analisis vegetasi yang telah dilakukan antara lainadalah:

Mengetahui jenis-jenis yang tumbuh di kebun danpekarangan rumah

Mengetahui struktur dan komposisi tumbuhan kebun danpekarangan rumah

Mengetahui potensi biomas tumbuhan yang tumbuh dikebun dan pekarangan rumah

Mengetahui bentuk hidup tumbuhan (life form)

Page 106: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

97

Analisis karakter keberlanjutan spesies dalam kebun danpekarangan rumah

Jenis-jenis tumbuhan di kebun dan pekarangan rumah

Survey tentang jenis-jenis tanaman di kebun danpekarangan rumah dapat dilakukan secara langsung denganmendatangi area penelitian. Terdapat beberapa teknikpengenalan jenis, antara lain adalah dengan melakukanpenelitian sepanjang jalur pengamatan yang telah ditentukan,atau mengamati aneka tetumbuhan dalam sebuah plotpengamatan yang telah ditentukan. Alasan penentuannyadilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan teknis danmenyangkut tujuan dari penelitian yang dilakukan.

Identifikasi tumbuhan secara morfologis seringkali menjadicara pertama dalam mengenali jenis-jenis tumbuhan. Selain lebihmudah, cara ini secara langsung dapat menyimpulkan apakahdua individu adalah spesies yang berbeda. Untuk melakukanidentifikasi secara morfologi, bagian-bagian tumbuhan serta sifatyang melekat padnya harus diketahui. Untuk melakukandeskripsi ini, bagian-bagian penting yang sering digunakandalam identifikasi adalah:

• Akar

• Batang atau aksis/ sumbu tumbuhan

• Stipula

• Daun

• Stamen

• Pistil (yang akan berkembang menjadi buah)

• Ovule (yang akan berkembang menjadi biji)

Struktur dan komposisi

Struktur dan komposisi vegetasi kebun adalah representasiseni arsitektur masyarakat local dalam mengolah lahan kebun

Page 107: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

98

dan pekarangan rumahnya. Dibandingkan dengan ekosistemhutan alami, dinamika dan perubahan-perubahan struktur dankomposisi tanaman kebun-pekarangan rumah banyakdipengaruhi oleh manusia.

Analisis struktur komunitas tumbuhan dapat dilakukan secarakualitatif dan kuantitatif.

1) Analisis kualitatif, menekankan kepada komposisi, bentukhidup (life form), fenologi, sosiabilitas, dan vitalitas.

Vitalitas terkait dengan derajat kesehatan, kesuburan,kemampuan tumbuh, dan aspek-aspek lain yangmenggambarkan vitalitas. Dengan demikian, vitalitasmencerminkan kapasitas pertumbuhan danperkembangbiakan organism tumbuhan di alam, dalam halini organism tumbuhan yang tumbuh kebun dan pekaranganrumah. Penilaian vitalis suatu tumbuhan dapat dinilaiberdasarkan derajat vitalitasnya.

Vitalitas 1 Tanaman berkembangan dengan baik,siklus hidup lengkat. Terdapat tumbuhandalam kategori kecambah, sapihan, tiangdan pohon.

Vitalitas 2 Tanaman berkembangan dengan siklushidup lengkap namun tidak teratur.

Vitalitas 3 Tanaman mempunyai siklus hidup yangjarang lengkap.

Vitalitas 4 Tanaman mempunyai siklus hidup yangkadang lengkap. Perkecambahan sedikit danbanyak diantaranya tidak dapat meneruskanpertumbuhan.

Page 108: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

99

Sosiabilitas adalah kode yang menunjukkan bagaimanaspesies terdistribusi dalam plot pengamatan. Sosiabilitasmengukur derajat pengelompokan individu tanaman dalamplot pengamatan. Kode sosiabilitas diperkenalkan olehMueller-Dombois and Ellenberg tahun 1974 sebagai berikut:

Sosiabilitas 5 Spesies tanaman tumbuh dalam danmembentuk koloni/kelompok yangbesar, menutup sebagaian besarpermukaan tanah (plot yang diamati)

Sosiabilitas 4 Spesies tanaman tumbuh dalam danmembentuk koloni/kelompok kecil,menutup beberapa bagian permukaantanah (plot yang diamati)

Sosiabilitas 3 tanaman tumbuh dalam kelompok-kelompok kecil (patches), meliputi antaralain tanaman herba, semak, kolonijamur dan lumut kerak.

Sosiabilitas 2 Tanaman tumbuh dalam kelompok-kelompom kecil dan membentukrumpun-rumpun padat. Rumpun-rumpun kecil terkesan menyebar dalamsuatu plot yang diamati.

Sosiabilitas 1 Tanaman tumbuh soliter. Pengukuansolitaritas ini dapat dilakukan terhadaptumbuhan kayu dan herba berbatangtunggal.

2) Analisis kuantitatif, meliputi perhitungan frekuensi,frekuensi relatif, densitas, densitas relatif, dominansi,dominansi relatif dan indek nilai penting tumbuhan.

Densitas atau kerapatan adalah jumlah individu suatu jenistumbuhan dalam suatu luasan tertentu.

Page 109: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

100

Frekuensi adalah jumlah petak contoh dimanaditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contohyang dibuat

Dominansi adalah luas dasar dari suatu jenis terhadap luaspetak contoh.

Perhitungan densitas (kerapan), frekuensi dan dominansijenis-jenis tanaman dalam petak contoh di hitung sebagaiberikut:

Indek Nilai Penting (INP) adalah yang didapatkan daripenjumlahan nilai relatif dari kerapatan relatif, kerimbunanrelatif, dan frekuensi relatif. Untuk menghitung nilai INPpada tingkat pohon, tiang dan tumbuhan bawah padaekosisitem kebun-pekarangan rumah, INP dihitungsebagai:

Indek Nilai Penting = Kr + Dr + Fr

Page 110: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

101

Biomassa

Seiring dengan berbagai permasalahan global yang saat inimuncul, isu dan diskusi tentang biomassa menjadi sangatpenting. Di banyak negara, isu tentang energi, keamanan danketahanan ekonomi serta konservasi lingkungan telah membuatperan dari diskusi-diskusi tentang biomassa sangat penting.Biomassa saat ini menjadi fokus perhatian dunia. Biomassasering dipertimbangkan sebagai indikator penting bagi proses-proses ekologis sekaligus manajemen vegetasi suatu kawasan.Tetumbuhan dengan biomassa tertinggi diantara tumbuhanlainnya merefleksikan dominasi tumbuhan tersebut dalammengontrol nutrisi, air dan cahaya matahari terhadap tumbuhanlainnya di tempat tersebut. Dengan demikian, biomassa dapatdipakai untuk menilai status ekologik tempat tersebut.Pengukuran-pengukuran biomassa tetumbuhan akanmemberikan informasi berharga terkait energi, produktifitas dankarbon yang disimpan dalam tetumbuhan.

Pengukuran biomassa tanaman dalam kebun danpekarangan rumah saat ini menjadi focus dari banyak peneliti,terutama dalam mempromosikan peran kebun dan pekaranganrumah dalam penurunan CO2 di atmosfer yang menyebabkanpemanasan global. Berbagai jenis tumbuhan di kebun danpekarangan rumah adalah instrumen-instumen alam pentingdalam pengendalian pemanasan global. Jensen 1993 melakukanstudi terhadap struktur vegetasi dan biomassa pada pekarangandi wilayah Soreang, Jawa Barat dan menghasilkan perhitungansebagaimana tercantum dalam tabel 4.2.

Page 111: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

102

Table 4.2. Contoh perhitungan biomas yang dilakukan Jensen(1993) dengan beberapa pendekatan medode (a-e).

Species Juml. Biomas (Kg)

ind (a) (b) (c) (d) (e)

A. heterophyllus 4 217 180 456 396 347

Annona muricata 2 7 34 37 35 22

Cocos nucifera 7 2692 1575 2475 2379 2588

Coffea caneophora 15 74 552 198 238 118

Eugenia aqua 1 23 27 89 71 53

Eugenia aromatica 28 966 1363 796 714 639

Gnetum gnemon 1 2 22 6 9 3

Hibiscus macrophyllus 5 197 185 207 184 203

Lansium domesticum 17 1080 1051 1576 1382 1192

Mangifera foetida 1 40 43 68 54 39

Parkia speciosa 3 49 84 86 75 72

Persea americana 1 2 16 8 10 4

Pithecellobium lobatum 1 23 33 39 32 20

Psidium guajava 3 27 27 84 74 40

Toona sureni 2 118 118 86 71 89

Total 5515 5366 6210 5724 5428

Total t ha-1 60 58 67 62 59

Catatan metode (a) Volume = Basal area setinggi dada x Tinggibatang

(b) Volume = 0,0368 + 0,545 x Basal areasetinggi dada x Tinggi batang. (mengikutiDawkins 1961 dalam Lundgren, 1978)

(c) Berat kering (Kg) = (0.2076X – 1,0193)2,dimana X adalah ukuran keliling batangsetinggi dada (cm). (mengikuti Edwards andGrubb, 1977)

Page 112: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

103

(d) Berat kering (g) = (10,82 + 2,109X)3,dimana X adalah DBH (cm). (mengikutiGolley, 1975)

(e) Berat kering (Kg) = 0,0396(D2 x H)0,9326,dimana D = DBH (cm), dan H = tinggitumbuhan (m). (mengikuti Hozumi et al.,1969)

Bentuk hidup (life form)

Mengetahui bentuk hidup (Life form) seringkali sangatberguna untuk mendapatkan gambaran tentang manajementetumbuhan oleh masyarakat di daerah tertentu. Dalammemanfaatkan tetumbuhan, masyarakat didaerah pegunungandengan suhu harian yang relatif rendah akan berbeda denganmasyarakat yang tinggal di daerah pesisir yang panas. Mengenalitetumbuhan dan mengklasifikasikannya menurut bentuk hidupsangat membantu dalam memahami hubungan tersebut. Untukklasifikasi ini, seringkali digunakan klasifikasi Raunkiaersebagai berikut:

Phanerophytes: Gr. phanero = terlihatTumbuhan dengan tunas tumbuh ada di permukaan ujungbatang, menjulang tinggi meninggalkan permukaan tanah(setidaknya lebih dari 50 cm). Termasuk didalamnya adalahtumbuhan berkayu

Chamaephytes: Gr. chamai = dekat dengan tanahTumbuhan dengan tunas tumbuh ada di permukaan ujungbatang biasanya mencapai 25 cm. Termasuk didalamnyasemak merambat dan kebanyakan herba

Hemicryptophytes: Gr. hemi =separo/setengah; crypto =tersembunyiTumbuhan dengan tunas tumbuh bisanya tertutup sisik,salju atau seresah.

Page 113: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

104

Cryptophytes atau geophytes: Gr. geo = bumiTumbuhan dengan tunas tumbuh bisanya dalam tanah atauair. Meliputi tumbuhan berumbi lapis.

TherophytesMerupakan tumbuhan annual

Epiphytes Gr. epi =permukaan; phyton =tumbuhanTumbuhan yang bisanya menempel pada tumbuhan lain

Helophytes Gr. helos = marsh/rawa/payaTitik tumbuh ada pada air, bagian yang berbunga diatasair

Hydrophytes Gr. hydros = airTumbuhan air

Dengan mendeterminasi vegesati berdasarkan proporsi,Raunkiaer mencoba untuk menghubungkan antara komposisivegetasi dengan kondisi iklim. Berdasarkan ini pula, Raunkiaermenyimpulkan bahwa tetumbuhan berdasarkan iklim dapatmenjadi tumbuhan dominan di kawasan tertentu, seperti

• Phanerophyte- mendominasi struktur vegetasi dan florakawasan tropik basah,

• Hemicryptophyte- mendominasi struktur vegetasi dan florakawasan lembab dan temperate,

• Therophyte- mendominasi struktur vegetasi dan flora dikawasan kering (arid),

• Helophytes – mendominasi struktur vegetasi dan florakawasan rawa-rawa, dan

• Chamaephyte-mendominasi struktur vegetasi dan florakawasan pegunungan atau sekitar kutub.

Page 114: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

105

Koleksi tanaman untuk bahan analisis

Untuk jenis-jenis tertentu yang ditanaman di kebun,pekarangan atau kawasan budidaya masyarakat, pengambilanspesimen memerlukan ijin dari pemilik atau masyarakatsetempat. Idealnya, seluruh bagian tetumbuhan harus diambiluntuk dijadikan voucher spesimen herbarium. Sebuah vouceradalah spesimen tumbuhan yang dikoleksi herabrium, telahdiidentifikasi dan secara permanen disimpan dalam herbarium.Voucer memungkinkan peneliti melakukan pemeriksaan-ulang(re-examine) material-material yang ada untuk berbagai keperluan.

Namun demikian, pada faktanya tetumbuhan yang hidupdi alam sangat beragam dalam bentuk dan ukuran. Tetumbuhahkecil seperti lumut, paku-pakuan, rumput dan herba harusdikoleksi seluh bagian tubuhnya, meliputi akar,batang, daun,bunga, buah dan bji. Seringkali bunga, buah dan biji sulitdidapatkan karena pekerjaan koleksi tidak dalam waktu yangtepat, untuk itu akar, batang dan daun adalah bagian utamayang harus dikumpulkan. Pengambilan spesimen dapatdilakukan dengan bantuan pisau, parang, cangkul, atau alat-alat lainya.

Bagian yang dikoleksi

Bagian-bagian penting dari tetumbuhan yang harusdikoleksi adalah bagian-bagian tumbuhan yang fertil, yaitubagian-bagian yang mengandung bunga atau buah.Mengumpulkan bagian-bagian steril seringkali tidak akanbanyak membantu dalam pengenalan spesies dalam analisis dilaboratorium. Bagian-bagian yang dimaksud fertil contohnyaadalah batang beserta daun-daunnya yang padanya terdapatbunga dan atau buah. Jika bagian ini telah diambil, biarkanstruktur tersebut sebagaimana mestinya, jangan dipisah-pisahkan. Hal ini akan sangat membantu dalam identifikasispesiemen di laboratorium. Beberapa prinsip dasar berikutpenting untuk diperhatikan:

Page 115: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

106

Beberapa tetumbuhan di alam mempunyai sifat berkelaminganda, artinya kelamin tumbuhan tersebut terpisah secarastruktural. Untuk tumbuhan yang berkelamin ganda,koleksi material harus dilakukan baik pada tumbuhanjantan maupun tumbuhan betinanya.

Beberapa spesies tumbuhan menunjukan bagian-bagiantubuhnya yang bersifat dimorfisme, sebagai contoh daunmuda nangka atau bendo akan mempunyai strukturberlekuk-lekuk, namun demikian, saat dewasa daun tersebuttidak membentuk lekukan-lekukan. Dengan demikian, baikdaun saat muda maupun bentuk tuanya harus dikoleksikedua-duanya.

Jika tetumbuhan tersebut bersifat parasitik, ambil jugatanaman inangnya. Benalu dapat dikoleksi beserta batangdari tumbuhan inangnya.

Jika tanaman tersebut adalah tanaman memanjat, sahakanjuga untuk menentukan bagian dari liana yangmemungkinkan tanaman tersebut memanjat, seperti alatpengait, daun pembelit, batang khusus, akar tambahan ataustruktur lainnya. Sampel yang berukuran besar aseperti daunpalem dapat dikoleksi setengah bagian dari daunnya saja

Dalam hal koleksi, disarankan untuk melakukan koleksilebih dari satu set untuk menghindari kerusakan ataukehilangan spesimen.

Membuat catatan tentang spesimen

Membuat catatan tentang spesimen yang didapatkandilapangan sangat berguna untuk mengetahui tetumbuhan yangsedang dikumpulkan. Catatan setidaknya harus meliputi point-point penting sebagai berikut:

Page 116: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

107

Poin penting Penjelasan

Lokasi Menjelaskan tentang lokasi ditemukannyatetumbuhan tersebut. Lokasi bisa disebutkandalam nama desa, kampung, nama hutan,gunung, bukit, sungai atau yang kategori lokasilain yang besangkutan dengan adminstratif danmudah dikenali oleh orang lain. Jikamemungkinkan, koordinat tempat diambilnyaspesiemen dapat dicatat denganmenggunakakan GPS.

Nama lokal Untuk mnegetahui nama lokal dapatditanyakan pada penduduk atau orang lokal.Bisa jadi nama yang diberikan pada tiap daerahberbeda, namun demikian semuanya harusdicatat sebagai nama lokal spesimen.

Habitat Tuliskan pada bagian ini informasi-informasitentang tipe tanah, kemiringan lahan,ketinggian, tipe lansekap dan tipe vegetasisetempat dimana tumbuhan yang diambilsampelnya tersebut tumbuh. Ketinggianseringkali sangat penting, karena banyaktetumbuhan distribusinya dipengaruhi olehketinggian tempat. Untuk melakukanpengukuran ketinggian dapat dilakukandengan membaca ketinggian dengan altimeter,atau memperkirakan ketinggian dari petakontur yang dibawa.

Habitus Tuliskan di sini apakah tetumbuhan yangdikoleksi termasuk semak, herba, epifit, liana,pohon atau jenis lainya. Jika tetumbuhantersebut pohon, informasi mengenai tinggitumbuhan, diameter setinggi dada dan ukuranlainnya dapat disertakan.

Page 117: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

108

Eksudat Tuliskan apakah tetumbuhan yangdikumpulkan di lapangan mengandungeksudad seperti latek, resin atau lainnya. Halini dapat dilakukan dengan melukai batangtumbuhan untuk mengetahui macameksudatnya.

Warna Warna sangat penting dalam identifikasi danpengenalan tumbuhan. Informasi warna daribeberapa bagian tubuh tumbuhan seperti bungadan buah apat dituliskan dalam catatanlapangan. Bau seringkali menjadi petujuktentang kandungan kimiawi suatu spesimen.Bau dapat diperoleh dari mencium bunga ataubuah, serta remasan dari daun daun.

Tuliskan disini tentang frekuensi, dominansi,tipe polinasi/ penyerbukan bunga,kemungkinan penyebaran biji apakahdiperantarai oleh angin, binatang atau air.

Pengguaan lokal Tuliskan di sini berbagai manfaat danpenggunan dari tetumbuhan yangdimaksudkan berdasarkan informasi daripenduduk atau masyarakat lokal.

Observasiekologis danbiologis

Pengelolaan spesimen untuk bahan studi

Setelah spesimen dikoleksi di lapangan harus segeradilakukan pemrosesan lebih lanjut untuk bahan studi dan koleksiherbarium. Koleksi museum atau herbarium sangat penting dansuatu saat dapat berperan sebagai spesimen refensi untuk studi-studi lainnya. Dengan demikian, menyiapkan dan membuatkoleksi yang bagus adalah sangat penting. Pada dasarnya,pengelolaan spesimen dapat dilakukan dengan membuat awetankering dalam bentuk herbarium atau dalam bentuk awetanbasah.

Page 118: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

109

Metode awetan kering

Spesimen herbarium yang baik adalah spesimen yang diolahdari sampel yang segera ditangani sesegera mungkin darilapangan sebagai voucer herbarium. Karena seringkali spesimenyang diambil banyak jenis, pengumpulan sampel harusdilakukan secermat mungkin untuk menghindari bercampurnyamasing-masing bagian sehingga menyulitkan identifikasi.

Beberepa orang melakukan pekerjaan ini dengan segerameletakkan dan menata sampel yang didapatkannya dalamlembaran-lembaran kertas koran dan melakukan “pressing”dalam sasak bambu yang telah disiapkan. Ini adalah cara yangsederhana, murah dan mudah untuk dilakukan. Beberapa orangmeletakkan masing-masing sampel dalam kantung plastik yangterpisah-pisah. Setelah sampai di base-camp, sampel tersebutditata dan diatur dalam lembaran-lembaran koran. Cara inidianggap lebih rasional jika peneliti bermaksud mengumpulkanbanyak sampel dalam satu kali perjalanan ekplorasi.

Di lapangan, sampel-sampel dalam lembaran koran inikemudian dapat dikeringanginkan dengan hati-hati. Angin yangkencang seringkali memporak-porandakan sampel sehinggabagian dari berbagai sampel dapat tercampur jadi satu. Untukitu, perlakukan kering-angin di lapangan harus dilakukan denganhati-hati. Pengeringan di lapangan biasanya tidak sempunakarena keterbatasan waktu sehingga perlu dilanjutkan dilabororium, atau tempat-tempat yang aman bagi pengeringan.Di laboratorium, pengeringan lebih lanjut dapat dibantu denganmemasukkan sampel dalam oven-herba untuk mengeringkansampel.

Metode awetan basah

Buah dan biji tetumbuhan seringkali diawetkan secaraawetan basah. Buah dan biji yang diperoleh dilapangan segeradibersihkan, dan beberapa diantaranya dapat dibelah menjadidua untuk mengetahui struktur dan anatomi bagian dalammya.

Page 119: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

110

Setelah itu, sampel dimasukkan dalam botol atau bejana yangtelah berisi alkohol atau FAA untuk membuat awetan basah.Jika hal ini dilakukan secara langsung di lapangan, hal ini akanmenyulitkan karena awetan basah cenderung lebih berat danmemakan tempat dibandingkan awetan kering. Penelitilapangan lebih suka mengumpulkan sampel di lapangan dankemudian meprosesnya di base-camp atau laboratorium.

Page 120: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

111

5

Bab ini secara khusus akan mendiskusikan metode-metodeperolehan data etnobotani dilapangan, terutama menyangkutmasalah wawancara dan transkrip data lapangan. Hal ini akanmenjadi bagian penting karena banyak pengetahuanmenyangkut masalah etnobotani pada kebanyakan masyarakatbelum terdokumentasikan dan terarsipkan sehingga data berupatulisan, referensi tulisan dan manuskrip sangat terbatas.Wawancara menjadi bagian penting dalam pengumpulan datadilapangan. Hal ini membutuhkan ketrampilan wawancaradengan masyarakat yang baik.

5.1. Pendahuluan

Terdapat perbedaan arti dari “data” dan “informasi”. Dataadalah sebuah representasi dari kenyataan apa adanya (raw facts)dilapangan dan atau di laboratorium, sementara informasisebenarnya adalah sebuah makna atau pengertian yang timbulatau dapat diambil dari suatu data dengan menggunakankonvensi-konvensi yang umum di dalam representasinya, ataumetode-metode tertentu untuk menafsirkannya. Dengandemikian, data etnobotani akan memberikan informasi seputarhubungan manusia dengan tetumbuhan yang dimaksud.Sebagaimana pada disiplin ilmu lainnya, berbagai teknik danmetode telah dikembangkan untuk memperoleh dataetnobotani. Data etnobotani antara lain dapat diperoleh denganberbagai macam cara seperti koleksi tetumbuhan dan hewan dilapangan, catatan-catatan dan arsip hasil wawancara dilapangan, analisis laboratorium, aktifitas dokumentasi fotografi,dan lainnya.

Survey Sosial Etnobotani

Page 121: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

112

Dalam pengumpulan data lapangan, peran informanadalah sangat penting. Informan adalah nara sumber yang dapatmemberikan informasi tentang hal-hal yang menjadi perhatianpeneliti. Dalam sebuah penelitian etnobotani, informan dapatdicari dengan mempertimbangkan aspek-aspek dasar darisampling informan (Tabel 5.1). Ketepatan dalam penentuaninforman akan menjamin kualitas data yang didapatkan.

Tabel 5.1. Dasar dari penentuan informan dalam penelitianetnobotani.

Organ tanaman Sumber

Siapa target dalam penelitianini?

Siapa dalam grup/komunitastersebut yang akan dilibatkan/diteliti dalam penelitian?

Berapa yang akan disurvei?

Bagaima kita memutuskanmemilih mereka?

Sebagai: Populasi dalampenelitian (studypopulation)

Sebagai: sampel (sample)

Sebagai: ukuran sampel(sample size)

Sebagai: teknik sampling(sampling method).

5.2. Cara dan teknik penentuan informan

Dalam sebuah komunitas, tentunya tidak semua anggotakomunitas (populasi dari suatu tempat dimana penelitiandilakukan) harus dilibatkan sebagai informan. Hanya beberapasaja yang dapat menjadi informan. Penentuan informan adalahsangat penting karena akan mempengaruhi kualitas data daninformasi yang dihasilkan. Kaidah penelitian seringkalimenyarankan adanya sampling. Dalam pemilihan informanada dua pendekatan yang dapat dipakai, sampling secara acakatau sampling dengan alasan tertentu (purposive). Keduanyadipakai berdasarkan tujuan dari penelitian etnobotani.

Page 122: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

113

tanaman

5.2.1. Sampling acak/random

Sampling acak seringkali digunakan jika populasi banyak,dan akan sangat strategis dalam membantu peneliti untukmengurangi beberapa keterbatasan seperti dana, waktu dansumberdaya yang tersedia. Dalam penentuan jumlah responden,terdapat beberapa pendekatan penentuan jumlah sampel. Salahsatu perhitungan sampel untuk populasi menggunakan dapatmenggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

N’ =

Keterangan :

N’ = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = 100% dikurangi derajat kepercayaan yang merupakanindikasi presisi penelitian

Sebagai gambaran, jika dalam penelitian menggunakantingkat kepercayaan 90%, dan jumlah populasi penduduk sebesar± 1.751 orang, maka jumlah sampel yang digunakan adalahsejumlah:

N’ = = = 94,54 dibulatkan menjadi 95

orang

Penarikan sampel secara acak/random dapat dilakukan dengancara:

1. Sampel acak sederhana

2. Sampel acak sistematis

3. Sampel acak stratifikasi

4. Sampel acak klaster

Page 123: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

114

5.2.2. Sampling beralasan (purposive)

Sampling beralasan/purposive adalah cara pengambilansampel tidak secara acak. Puposive sampling mempunyaikeuntungan, antara lain jika tujuan etnobotani adalahmengetahui hal-hal yang sering tersembunnyi atau menjadirahasia, termasuk juga didalamnya peristiwa-peritiwa dan ritualrahasia dimana hanya beberapa orang saja yang dapat terlibatdi dalammnya. Penggunaan ini juga penting, dalam studietnobotani dimana praktek-praktek tersebut saat ini jarang/tidaklagi terjadi dan menjadi rahasia/pengetahuan orang-orangtertentu saja, misalnya adalah orang tua, pemimpin adat, dukun,dan sebagainya.

Purposif sampling seringkali memilih responden karenaalasan tertentu dalam sebuah komunitas. Sebagi contoh, jikaingin mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkanuntuk tanaman obat maka informan dipilih denganmempertimbangkan aspek-aspek pengetahuan, pengalaman,umur dan ketrampilan mengolah tanaman obat dari informan.Dengan demikian, bisa jadi seorang informan adalah dukun,pengumpul tanaman obat, atau orang-orang terkait denganupaya kesehatan dalam komunitas tersebut. Informan ini adalahkey person (informan kunci) yang diharapkan dapat memberikaninformasi dengan benar dan tepat. Perlu diperhatikan bahwateknik purposif sampling seringkali didahuli oleh kegiatan surveiawal/ studi pendahuluan untuk mengetahui calon dari informanyang akan dilibatkan dalam penelitian.

Telah banyak peneliti memanfaatkan dan menggunakanpurposif sampling dalam memilih informan dalam penelitianetnobotani. Dalam hal ini, Tongco (2007) mengklasifikasikanpemanfaatan purposive sampling dalam etnobotani dalam tigahal, yaitu:

• Studi tentang ketrampilan, pengetahuan dan aplikasi-aplikasi khusus

• Perbandingan diantara praktek-praktek, dan

• Studi kasus

Page 124: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

115

Tabel 5.1. memberikan contoh-contoh dari berbagai kajianetnobotani dengan teknik sampling dengan alasan untukmendapatkan data.

Tabel 5.1. Pemanfaatan sampling purposive dalam penelitianetnobotani

Permasalahan Metode Populasi yang Jumlah Analisis Literaturdalam riset disampling sampel

A. Studi tentang ketrampilan, pengetahuan dan aplikasi-aplikasi khusus

Tumbuhanyang secarakultural penting

Kompilasiinformasitentangpemanfaatanyang terlupakandari tumbuhan

Pengetahuandan penilaiantumbuhan liaryang dapatdikonsumsi

Wawancaratidakterstruktur

Wawancara

Semiterstrukturdanwawancarainformal

Informan dipilihberdasarkanpengetahuantradisional terkaitekologi, tempattinggal, aktifitasprofesional, danumur

Orang tuadengan pengalamempirik yanglama

Informan dipilihberdasarkanpengetahuanterhadaptumbuhan liaryang dapatdikonsumsi

54 orang

132 orangdari 60desa

Tidakterspesifikasi

Indexpentingkultural

Tidakterspesifi-kasi,deskriptif

Tidakterspesifi-kasi

Silva &Andrade2006

Tardio etal., 2005

Garcia,2005

Page 125: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

116

Dokumentasipraktekkesehatantradisional

Tumbuhandenganmanfaat obatdalammakanan dikuil Budha

Wawancara

Wawancara,quisioner

Dukun desa,orang tertentudengankemampuanpengobatantradisional/traditionalhealer

Juru masak kuilbudha

Tidakterspesifi-kasi

Setidaknya2 jurumasak dari27 kuil

Tidakterspesifi-kasi

Persentase

Hammice& Maiza,2006

Kim et al.,2006

B. Perbandingan diantara praktek-praktek

Perbandingandari empatpraktekpenggunaanlahan

Evalusipendapatanpertaniantradisional

Survey,Wawancara,FGD

Survey

Petani

Petani dariprojek vs. Petanidiluar projek

10 daritiap-tiapjenispraktekuntuk tigadesa

223 rumahtangga

Anova,analisisuntung-rugi,analisissensitifitas,analisistenagakerja,Net-presentvalue

persentase

Belcher etal., 2004

Neupane& Thapa,2001

Page 126: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

117

Pemanfaatanpestisidanabati

Kuisioner Petani sayuryangmemanfaatkandan tidakmemanfaatkantanamantertentu sebagaiinsektisida nabati

32 orang persentase Tran&Perry,2003

C. Studi kasus

Apakah petaniberpandanganpositif ataunegatif terhadaphutan

Praktek-praktekmanajemenberkelanjutan

FGD,dilanjutkandengankuisioner

Kuisioner

Petani

Kominitasterpilihberdasarkangeografi,sosioekonomidan praktek-praktek pertanian

20 orang

270 rumahtangga

Tidakterspesifi-kasi

Tidakterspesifi-kasi

Dolisca etal., 2007

Zhen etal., 2006

5.3. Wawancara

5.3.1. Jenis-jenis wawancara

Wawancara (interview) adalah salah satu teknik pentingdalam studi-studi etnobotani. Suatu kegiatan wawancara bukansekedar wawancara. Wawancara adalah kegiatan yangmemerlukan interaksi diantara peneliti dengan responden. Adaberbagai pertanyaan mendasar dan pertanyaan kunci sepertipengalaman dan sikap tingkah laku, pengetahuan dan latarbelakang pendidikan, opini dan sebagainya yang kesemuanyaditujukan untuk mendapatkan data etnobotani di lapangan.

Page 127: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

118

Dalam pelaksanaannya dilapangan, metode wawancarasendiri dapat dibedakan beberapa jenis, antara lain adalah:

Wawancara informal informal interviewWawancara tidak terstruktur unstructured interviewWawancara semiterstruktur semistructured interviewWawancara terstruktur structured interview

Wawancara informal informal interview seringkali menjadipilihan metode bagi kegiatan wawancara pada saat awalpekerjaan-pekerjaan etnobotani dilapangan. Wawancara inijuga sering ditujukan untuk membangun hubungan yang baikdengan informan sebelum berbagai pertanyaan yang lebih detaildiketengahkan. Wawancara informal tidak mempunyai sebuahstuktur pertanyaan dan kontrolnya. Peneliti hanya berusahamengingat-ingat hasil dari percakapan yang telah dilakukan.Seringkali, penelitian-penelitian etnografi menggunakan tipewawancara ini, dengan tujuan untuk membangun hubunganyang baik antara peneliti dengan masyarakat atau informanpenelitian, menggali hal-hal yang belum terkuak dipermukaan,atau mencari hal-hal baru yang ingin diketahui tetapi tidaktampak pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

Ide dasar dari wawancara tidak terstruktur unstructuredinterview adalah mengorek informasi dari informan sedemikiansehingga informan memberikan berbagai keterangan danmembiarkan informan mengekpresikan pendapat mereka dalambahasa mereka dan dalam gaya mereka. Desain wawancara iniadalah adanya kesadaran antara kedua-belah pihak bahwakeduanya sadar dan mengetahui tentang apa yang sedangdikerjakan, yaitu kegiatan wawancara. Kebanyakan studietnografi menyukai wawancara jenis ini karena informanmemberikan berbagai keterangan yang seringkali tidak pernahdipikirkan oleh pewawancara. Wawancara ini digunakan jikapeneliti mempunyai bayak waktu untuk berbincang-bincang danmendengarkan uraian yang panjang lebar dengan sabar dan

Page 128: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

119

penuh perhatian dari informan. Namun demikian, meskipunbersifat tidak tersruktur, seringkali kontrol masih dilakukansecara minimum. Hasil dari wawancara tidak terstruktur iniseringkali menjadi dasar bagi penyusunan draf pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara semiterstruktur.

Wawancara semi terstruktur semistructured interviewseringkali digunakan dalam studi-studi etnobotani karenawawancara ini memungkinkan wawancara didesain sepertipercakapan biasa, sekalipun percakapan ini dikendalikan danterstruktur. Wawancara ini membutuhkan sebuah penuntun,misalnya daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaandiajukan sesuai daftar yang fleksibel, atau sebuah pedoman dantidak dari sebuah angket formal. Tentunya pertanyaan-pertanyaan yang kurang relevan tidak digunakan. Wawancarasemiterstruktur seringkali dilaksanakan bersamaan denganteknik ekploratoris dan partisipatoris, misalnya pengamatan,penempatan rangking dan pemetaan.

Wawancara tersruktur adalah jenis wawancara dimanapertanyaan yang akan ditanyakan telah dibuat sebelumnya danmenjadi pedoman bagi pertanyaan yang ditanyakan saatwawancara. Wawancara terstruktur terhadap pemanfaatananeka jenis tumbuhan memungkinkan peneliti mendapatkandeskripsi pemanfaatan dari berbagai pihak dengan materi/tema-tema pertanyan yang sama. Beberapa contoh pertanyaan yangdiajukan dalam wawancara terstruktur antara lain adalah sebagaiberikut:

Jenis-jenis tumbuhan apa sajakah dalam kebun-pekaranganrumah yang dapat dimafaatkan sebagai tanaman obat?

Menurut anda, tumbuh-tumbuhan apa sajakah yang bolehditanan dan tidak boleh ditanam di area kebun-pekaranganrumah?

Beberapa saat yang lalu terdapat program pemerintahtentang optimalisasi pemanfaatan tanaman, bagaimanamenurut anda?

Page 129: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

120

Organisasi-organisasi atau badan-badan apa sajakah yangpernah membantu anda dalam memahami potensi kebundan pekarangan rumah?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat ditanyakan kepadasemua lapisan masyarakat, mulai dari pemuda, remaja putri,ibu-ibu, petani, dukun tradisional, tokoh masyarakat, petugaskesehatan dan lainnya. Karena semua orang mendapatkan temapertanyaan yang sama, maka tidak akan ada satu pertanyaanyang terlewatkan dari dari informan. Data yang terkumpul akansangat beragam dan variatif, tetapi prinsipnya data tersebutmemberikan data dan informasi dasar yang berguna bagitahapan penelitian selanjutnya.

Kotak 5.1. Wawancara semiterstruktur dalam etnobotani.

Studi-studi etnobotani untuk mengetahui penggunaandan manfaat tetumbuhan bagi masyarakat seringmenggunakan wawancara semi terstruktur. Ini adalah sebuahwawancara yang telah dipandu oleh sejumlah pertanyaankunci. Pada wawancara semi tersruktur, pertanyaan-pertanyaan yang digunakan seringkali adalah pertanyaanterbuka. Isu-isu relevan yang diketengahkan danmendapatkan respon dari informan hendaknya diikuti lagidengan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui lebih detailatau menggali lebih banyak informasi. Kelompokmasyarakat yang diwawancarai umumnya adalah tokoh-tokoh penting, tokoh-tokoh kunci, kelompok-kelopokterpilih atau campuran kelompok-kelompok.

Tokoh kunci adalah orang-orang yang dipandangmemiliki wawasan atau pendapat mengenai pokok masalahyang akan diteliti. Tokoh kunci yang dilibatkan harus sesuaidan relevan dengan pokok-pokok bahasan yang akan diteliti.Kata “tokoh kuci” tidak harus orang penting. Mereka bisajadi orang biasa, tidak harus memiliki spesialisasi, atau

Page 130: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

121

tingkat pendidikan yang baik, atau puncak pimpinanwilayah. Tokoh kunci adalah orang yang relevan untukmemberikan data dan infromasi yang diharapkan. Tokoh-tokoh kunci seringkali diidentifikasi sebelum melakukanwawancara lewat berbagai sumber dan informasi untukmemperkecil kesalahan dan bias hasil wawancara. Sebuahstudi tentang jenis-jenis tanaman obat di suatu kawasan etnikseringkali menempatkan orang-orang tua yangberpengalaman dalam pengobatan tradisional atau dukunadat sebagai tokoh kunci karena relevansinya.

Seperti halnya tokoh kunci, kelompok terfokusseringkali adalah informan-informan penting dalam studietnobotani. Jika tokoh kunci cenderung individual, makakelompok terfokus terdiri dari lebih dari satu orang. Jenisini menjadi relevan apabila dinamika kelompok dipandangakan memberikan informasi yang berguna. Sekelompokorang dengan pengetahuan atau keahlian tertentu mungkindapat memberikan informasi lebih akurat dibandingkandengan pelaksaan wawancara yang pada setiap individudalam kelompok sasaran yang sama. Hal ini tentunya akanmenghemat waktu dan biaya, serta akan menghasilkankoreksi-koreksi terhadap kesalahan yang terjadi.

Kelemahan yang sering dijumpai seringkali adalahdominansi seseorang dalam wawancara kelompok. Kelopokterfokus ini pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori,homogen dan heterogen. Kelompok homogen seringkaliakan memberikan informasi lebih mendalam. Kemampuanuntuk menentukan kategori ini menjadi sangat pentingdalam mengumpulkan data etnobotani dilapangan.Sekelompok petani yang homogen mungkin akanmemberikan informasi yang mendalam tentang sistempengairan. Sebaliknya, wawancara dengan suatu kelompokwanita yang para anggotanya heterogen, misalnya terdiriatas wanita usia muda, setengah baya dan tua akanmemberikan lebih banyak informasi mengenai pengetahuan

Page 131: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

122

dan sikap perilaku terhadap program keluarga berencanadibandingkan pada wawancara terhadap suatu kelompokwanita homogen. Namun demikian, sebuah langkah kehati-hatian perlu dilakukan, misalnya mencampurkan kelaswanita dari kelas sosial yang berbeda-beda, atau kelompok-kelompok etnis dengan cara yang tidak tepat.

5.3.2. Perihal pertanyaan dalam wawancara

Pertanyaan merupakan sarana untuk mendapatkanketerangan dan data dari informan. Pertanyaan yang dapatdiklasifikasikan dalam beberapa tipe dan kemampuan untukmemilih pertanyaan tersebut pada saat yang tepat adalah kuncisukses untuk mendapatkan data yang diinginkan. Alexiades &Sheldon (1996) mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaandalam empat tipe berikut:

• Pertanyaan terbuka open questions. Biasanya pertanyaan inimemungkinkan responden untuk memberikan jawabanseluas-luasnya terhadap pertanyaan yang diajukan. Sebagaicontoh pertanyaan yang biasanya disodorkan adalahsebagai berikut:

“ …ceritakan kepada saya tentang tanaman ini”, atau

“ …ceriterakan kepada saya tentang sistem pertanian dalammasyarakat ini” dan sebagainya.

Manfaat dari pertanyaan terbuka adalah informan akanmenceritakan dan menjawab pertanyaan yang dimaksudberdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, dan seringkalipenjelasannya menjadi panjang lebar. Informan bebas untukmenyampaikan gaya penyampainnya, dan seringkali halini memakan waktu dalam proses wawancara. Kontrol daripewawancara seringkali sangat sedikit dengan tujuan untukmemberi peluang berbagai informasi yang disampaikan

Page 132: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

123

informan tersampaikan. Namun demikian, pertanyaan iniseringkali sangat berguna dalam kegiatan wawancarapertama kali untuk memecah “bongkahan espermasalahan” untuk mengidentifikasi topik-topik danpertanyaan lebih detail yang dikehendaki peneliti padapekerjaan (wawancara) selanjutnya.

• Pertanyaan tertutup closed questions. Pertanyaan ini hanyamengijinkan informan hanya menjawab “ya’ atau “tidak”terhadap pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan disusun dalam suatu frase pertanyaan yangpasti. Dengan demikian, kontrol dari pewawancara dalamkegiatan wawancara sangat ketat, sehingga proseswawancara dilaksanakan dengan sangat hati-hati untukmenghindari kesalahan-kesalahan interpretasi informandalam menjawab pertanyaan.

• Pertanyaan tidak langsung indirect question. Pertanyaan inisering diistilahkan “menguak semak untuk mencari tahu apayang ada dalam semak”. Tentunya, yang dimaksud adalahbahwa pertanyaan yang diajukan penuh dengan kehati-hatian untuk mendapatkan data tertentu yang tidak baikuntuk “ditanyakan secara langsung”. Tipe pertanyaan inibiasanya diajukan untuk mengetahui hal-hal yang sensitif,seperti tanggal kematian, usia, atau ilmu-ilmu sihir.

• Pertanyaan langsung Direct question. Pertanyaan ini dikenalsebagai “wh questions”, dimana pertanyaan-pertanyaanyang diajukan menyangkut what, when, who, whom, why, how.Meskipun jawaban atau keterangan dari informan sangatfleksibel dan panjang lebar sebagaimana pada pertanyaanterbuka, namun kontrol yang dilakukan oleh peneliti lebihsering dilakukan dibanding pertanyaan terbuka.

Page 133: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

124

5.3.3. Pedoman dalam menyusun pertanyaan

Pertanyaan memegang peran kunci dalam eksplorasi dataetnobotani selama kegiatan wawancara dengan masyarakatlokal. Bernard Russel, profesor Antropogi dari UniversitasFlorida, yang terkenal sebagai ahli metode dalam studi-studiantropologi memberikan petunjuk penting mengenai tip-tipmembuat pertanyaan dan teknik bertanya selama kegiatanwawancara sebagai berikut:

1. Jangan membingungkan. Pertanyaan-pertanyaan yangmembingungkan akan mengarahkan jawaban-jawaban yangtidak dikehendaki sehingga data yang dihasilkan bisa tidaktepat. Contoh dari pertanyaan-pertanyaan yangmembingungkan (ambiguous) adalah “seberapa sering andamemasuki kawasan lindung untuk mendapatkansumberdaya tumbuhan”, bisa jadi pertanyaan yangmembingungkan dan menimbulkan berbagai penafsiranbagi responden. Kawasan lindung mempunyai makna yangberbeda-beda, dan seringkali pengakuan kelompokmasyarakat terhadap legalitas kawasan sangat beragam.Pertanyaan akan lebih baik kalau misalnya diajukan sebagaiberikut “seberapa sering anda memasuki kawasan hutanA......”, “seberapa sering anda menyusuri sungai B....” dansebagainya.

2. Gunakan kalimat pertanyaan yang jelas sehingga informanmemahami pertanyaan yang diajukan dan jangan terlalusingkat sehingga sulit untuk dipahami.

3. Peneliti meyakini dan percaya bahwa informanmempunyai pengetahuan yang cukup untuk menjawabpertanyaan yang diajukan.

4. Setiap pertanyaan yang diajukan memiliki alasan jelasuntuk ditanyakan. Jelas bagi penanya dan jelas bagi yang

Page 134: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

125

memberikan jawaban. Seringkali hal ini memerlukan sebuahprolog/ pembukaan pembicaraan sebelum mengarahkepada petanyaan-pertanyaan yang dimaksud. Dengandemikian, untuk mengetahui penggunaan kayu olehpenduduk sebagai bahan bakar akan lebih baik kalau sebelumpertanyaan-pertanyaan diajukan ada sebuah prolog untukmasuk kepada diskusi tentang kayu bakar. Jika tidak,seringkali responden menjadi tidak jelas terhadap arahpembicaraan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

5. Memberi perhatian terhadap daftar pertanyaan untukkemungkinan-kemungkinan pertanyaan yang akandimunculkan dan menyaringnya dari berbagai pertanyaaanyang ada. Artinya, peneliti harus kreatif membuat danmengembangkan pertanyaan-pertanyaan, atau membuatdan memberikan alternatif-alternatif pertanyaan untukmendapatkan data dan informasi dari informan.

6. Pertanyaan dapat dibuat dalam format kuisioner denganorganisasi pertanyaan dan susunan kuisioner yang sistematisdan terorganisasi dengan baik

7. Penggunaan skala yang jelas. Ada banyak skala yang umumdigunakan seperti: sangat baik, baik, cukup, kurang; setuju,tidak setuju; baik, jelek. Pemilihan skala yang tepat akanmenghasilkan data yang memuaskan. Seringkali hal initidak jelas dan membingungkan bagi responden kuisioner.Untuk itu sebelumnya harus diperkenalkan kepadaresponden tentang skala yang dimaksud. Yang lebih pentinglagi adalah skala tersebut mengandung pembobotan yangjelas dan dikuasai benar oleh pewawancara. Skala denganlima pilihan dipandang lebih baik daripada skala dengantiga atau dua pilihan karena hal ini akan memungkinkanresponden memberikan jawaban yang lebih akurat. Namundemikian, banyak masyarakat tidak dapat membedakan

Page 135: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

126

antara “ sangat tidak setuju’ dan “ tidak setuju”, hal iniharus diidentifiaksi sejak awal sehingga skala cukup dengan3 tingkatan. Misalnya: tidak setuju, netral, setuju.

8. Pertanyaan yang kelihatannya mengintimidasi informanharus mempunyai pendahuluan untuk menghilangkankesan intimidasi. Pertanyaan intinya sendiri, sebisamungkin menggunakan kalimat singkat.

9. Seringkali informan mengalami kebingungan terkaitpertanyaan yang diberikan. Meskipun menurut penanyamaksud dari pertanyaan tersebut jelas, namun penanyaharus selalu menyediakan alternatif pertanyaan untukmaksud yang sama.

10. Hindari pertanyaan yang bersifat membebani. Bentuk-bentuk pertanyaan seperti “ Bukankah anda tidak setujubahwa......” adalah pertanyaan yang bersifat membebani(loaded questions). Hal ini memberikan kesan kuat bahwapewawancara memaksakan jawaban, atau telah mengetahuikondisi sebenarnya, dan hanya sekedar mencari tambahaninformasi yang bisa jadi tidak perlu.

11. Jangan emosional dalam memberikan pertanyaan. Hal iniakan mengurangi kualitas data yang akan didapatkan danmenyebabkan kegagalan wawancara karena situasi yangtidak nyaman antara kedua belah pihak. Seringkaliinforman memberikan respon yang lambat. Pewawancaraharus sabar terkait hal tersebut.

5.3.4. Melakukan wawancara

Proses wawancara akan mempengaruhi kualitas data yangdidapatkan. Karena data yang didapatkan begitu penting dalammenafsirkan hubungan antara manusia dan tetumbuhan dalam

Page 136: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

127

ruang lingkup kajian etnobotani, kualitas wawancara menjadisangat penting. Wawancara yang berkualitas dan baik tidakdapat dilakukan sekali jadi.

Wawancara yang baik dihasilkan dari proses perbaikan-perbaikan terhadap wawancara yang telah dilakukan. Dengandemikian, praktek-praktek langsung kegiatan wawancara dariwaktu ke waktu akan sangat membantu meningkatkankemampuan pewawancara (peneliti) untuk mengadakanwawancara. Seringkali, kegiatan wawancara pertamakali akanmenghasikan data yang tidak banyak berguna karena“kesalahan’ pertanyaan yang diajukan, atau “kesalahan”informan dalam memberikan jawaban. Daftar pertanyaan yangdibuat seringkali membantu selama kegiatan wawancara, sepertihalnya wawancara semiterstruktur, namun demikian, kegiatanwawancara adalah seni dan ketrampilan dalam komunikasi.Ketrampilan hanya akan diperoleh jika kegiatan itu dilakukanterus menerus dan melibatkan evaluasi terhadap proseswawancara. Sebagai contoh, seiring dengan semakin seringnyapeneliti melakukan wawancara, proses perbaikan teknikpertanyaan dan kegiatan wawancara akan semakin dapatdilakukan dengan baik.

Komunikasi selama kegiatan wawancara seringkalidilakukan dalam bahasa lokal. Hal ini adalah sesuatu yang wajardan umum dilakukan mengingat studi etnobotani mempunyaipenekanan kepada pencarian data lapangan di berbagaikelompok etnis. Setiap etnis mempunyai bahasa dan dialektertentu, yang seringkali berbeda dengan bahasa dan dialekpeneliti. Untuk itu, memahami bahasa dan budaya masyarakatlokal sangat dianjurkan untuk dilakukan pertama kali sebelummelakukan kegiatan wawancara.

Waktu kegiatan wawancara adalah strategis. Kelompokmasyarakat agraris, nelayan, pekebun, pemburu dan pengumpulmempunyai jadual aktifitas yang berbeda. Mengenali waktu-waktu terbaik yang memungkinkan untuk melakukan kegiatanwawancara adalah sangat penting. Waktu-waktu sibuk tidak

Page 137: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

128

mungkin untuk dilakukan kegiatan wawancara. Hal ni akanmenggangu kegiatan masyarakat dan data yang diperolehberpotensi tidak optimal.

Gambar 5.1. Wawancara dapat dilakukan di tempat-tempat yangnyaman oleh kedua belah pihak, termasuk dapur dan perapian.

Membangun komunikasi yang efektif adalah kunci dari keberhasilanwawancara.

Selain dilakukan secara mandiri oleh peneliti, kegiatanwawancara untuk mengumpulkan data etnobotani dilapangandapat dilakukan dengan menggunakan kelompok pewawancara,atau dilakukan secara tim. Kelebihannya adalah kemungkinanuntuk mempercepat studi dilapangan dan kemungkinanmemperbesar sampel. Terhadap teknik ini, peneliti utama harusmelakukan kegiatan awal untuk melatih dan mengarahkankelompok pewawancara agar mempunyai kesamaan persepsi,standar penggalian data, dan tema-tema yang akan ditanyakanselama penelitian lapang berlangsung. Pembekalan terkaitinfomasi dasar kondisi social, etika penelitian dan hal-hal nonteknis lainnya perlu disampaikan kepada kelompokpewawancara dilapangan untuk menghindari kegagalan dalamkoleksi data lapangan (Bernard, 2002).

Page 138: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

129

5.4. Kuisioner

Kuisioner adalah alat pengumpul data berupa daftarpertanyaan lengkap dan seringkali mempunyai jawaban-jawabanyang memungkinkan responden mengisi sebagaimanapersepsinya.

5.4.1. Isi dan sifat kuisioner

Isi dari kuisioner pada hakikatnya adalah sejumlahpertanyan tentang fakta-fakta atau persepsi yang dimiliki dandirasakan oleh responden. Dalam penelitian etnobotani,berbagai pertanyaan pada dasarnya dapat dikategorikan sebagaipertanyaan:

Pertanyaan terkait demografi

Pertanyaan tentang fakta

Pertanyaan tentang perbuatan

Pertanyaan tentang pendapat

Pertanyaan tentang persepsi

Pertanyaan pada dasarnya dapat dibagi dalam dua jenis:pertanyaan tidak terstruktur/ pertanyaan terbuka danpertanyaan terstruktur. Seringkali, dalam satu set kuisioner dapatmencantumkan kedua jenis pertanyaan tersebut secara bersama-sama.

Pertanyaan tidak terstruktur/pertanyaan terbuka.Pertanyaan terbuka dalam quisioner mempunyai fungsidalam mengekplorasi pendapat responden.

Pertanyaan tersruktur adalah pertanyaan yang didesainsedemikian hingga responden hanya memiliki danmemberikan jawaban tertentu saja. Jawaban sudah tersediadalam set pertanyaan kuisioner. Berikut adalah contoh bagijenis-jenis pertanyaan terstruktur dalam etnobotani:

Page 139: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

130

1. Apakah anda memanfaatkan tanaman disekitar andauntuk kegiatan upacara-upacara atau perayaankeagamaan?

A. Ya B. Tidak

2. Diantara anggota keluarga, siapakah yang palingdominan dalam pengelolaan kebun dan pekaranganrumah?

A. Bapak B. Ibu C. Bapak dan Ibu D. AnakE. Keluarga

3. Apakah didalam hutan terdapat tetumbuhan sebagaibahan obat-obatan?

A. Banyak/melimpah B. Cukup C. Tidak ada

4. Bagaimanakah tumbuhan obat dapat anda peroleh?

A. Ditanam/dibudidaya sendiri dipekarangan/kebun

B. Dibeli di pasar tradisional

C. Diperoleh dari hutan

D. Lainnya (sebutkan)....

Seringkali, skala Likert sangat bermanfaat untuk digunakandalam memahami jawaban informan. Skala Likert adalahsekuen respon kualitatif dari daftar jawaban atas pertanyaantertentu yang tertera dalam kuisioner. Skala Likert adalah skalabipolar yang mengukur baik respon positif atau negatif terhadapsuatu pernyataan. Responden akan menjawab pertanyaandengan memberikan tanda lingkaran (atau tanda-tanda lain)pada jawaban yang dikehendaki, yang biasanya terdiri darisekuen level sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Level skalabisa terdiri dari 5 tingkatan atau 7 tingkatan. Dalam 5 tingkatan,skala Likert adalah:

Page 140: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

131

1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. netral 4. Setuju5. Sangat setuju

Setelah kuisioner terisi dengan berbagai jawaban, tiap itempertanyaan dapat dianalisis secara sendiri-sendiri atau dianalisisdengan menggabungkan beberapa pertanyaan. Rumus dasaruntuk analisis skala Likert adalah sebagai berikut:

Nilai-nilai dari perhitungan tersebut akan masuk dalam salahsatu kategori sebagai berikut:

1<x<1,8 = masuk kategori sangat tidak setuju

1,81<x<2,6 = masuk kategori tidak setuju

2,61<x<3,4 = masuk kategori netral

3,41<x<4,2 = masuk kategori setuju, dan

4,21<x<5 = masuk kategori sangat setuju

5.4.2. Pengujian kuisioner

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkantingkat keabsahan suatu alat ukur. Uji validitas dilakukan untukmengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alatukur dalam menjalankan fungsinya. Suatu instrumen dikatakanvalid apabila nilai korelasinya (Pearson correlation) positif dannilai probabilitas [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (á) sebesar

Page 141: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

132

(0,05). Hal ini berarti bahwa instrumen tersebut mampumemberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksuddilakukannya penelitian tersebut.

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang digunakanuntuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapatdipercaya. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilaikoefisien reliabilitas > 0,60. Semakin tinggi nilai koefisienreliabilitas maka semakin baik pula hasil pengukuran instrumenttersebut (Tabel 5.2).

Tabel 5.2 Kriteria indeks koefisien reliabilitas

Interval Kriteria

< 0,200 Sangat rendah

0,200-0,399 Rendah

0,400-0,599 Cukup

0,600-0,799 Tinggi

0,800-1,00 Sangat tinggi

5.5. Indek pemanfaatan tumbuhan

Mengukur “pentingnya” tanaman dan vegetasi bagimasyarakat merupakan masalah sentral dalam etnobotanikuantitatif. Secara kuantitatif, pemanfaatan tumbuhan olehmasyarakat dapat dihitung berdasarkan indek pemanfaatantumbuhan. Dalam etnobotani, indeks adalah sebuah alat yangumum dipakai untuk kuantifikasi data kualitatif dalam ilmubiologi dan sosial. Dengan mengadopsi metode-metode daribidang ilmu-ilmu sosial dan ekologi, kemajuan yang besar dalametnobotani telah menghasilkan penerapan indeks-indeksetnobotani yang bersifat numerik.

Page 142: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

133

Indek Relative Cultural Importance (RCI)

Referensi Rumus Penjelasan

Jumlah total jenis pemanfaatanyang diketahui untuk tiap spesies.Pemanfaatan dapatdikelompokkan berdasarkegunaan, takson tumbuhan,atau tipe vegetasi.

Use Value(Prance et al.1987)

Index ofCulturalSignificance(Turner 1988)

Ethnic Index ofCulturalSignificance

= Σ Penggunaanspesies(i)

Use Value suatu spesies = jumlahskor yang diberikan peneliti untukberbagai kegunaan suatu spesies.Kegunaan “mayor” diberi skor 1,kegunaan “minor” diberi skor 0.5).Kegunaan mengacu pada kategoripemanfaatan (misalnya untukbahan bangunan, makanan),bukan kegunaan-kegunaanspesifik.

Skor untuk tiap kegunaan didapatdari perkalian skor 3 skala ordinal:q = kualitas kegunaan, [sangat

penting/kritis (5) sampaikurang diperhatikan/tidakpenting (0)].

i = intensitas kegunaan [tinggi(5), rendah (0)].

e = eksklusivitas kegunaan: [adaspesies substitusi?, (2)-(1)-(0.5)]

Dimodifikasi dari Turner (1988)untuk mengurangi subyektivitas.Merupakan jumlah total kegunaan

2) Alokasi subjektif (Skoring peneliti, Researcher-Score)

1) Penggunaan total (Researcher-Tally)

Page 143: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

134

(Lajones &Lemas 2001,Stoffle 1990)

CulturalSignificanceIndex (Silva etal. 2006)

dan/atau bagian tanaman yangdigunakan untuk tujuan khusus(p/u) dikalikan dengan:i = intensitas penggunaan

[menurut Turner 1988),e = eksklusivitas penggunaan

[disukai minimal oleh 1informan (2), tidak disukai(1)],

c = penggunaan kontemporer[kontemporer (2), tidak (1)]

Dirancang untukmengkombinasikan komponenindeks terdahulu dengan metodekonsensus dan pengelompokkanbersifat biner untuk mengurangisubyektivitas. i = managemenspesies [tidak dikelola/diatur (1)atau dikelola/diatur (2)] e =Preferensi penggunaan [tidakdisukai (1) disukai (2)] c =Frekuensi Penggunaan [jarang (1)sering (2)] CF = Faktor koreksi[jumlah sitasi untuk suatu spesiesdibagi dengan jumlah sitasiterbanyak untuk sebuah spesies].

3) Informant Consensus (Informant Tally)

CorrectedFidelity Level(Rank OrderPriority)(Friedman 1986)

Fidelity Level menghitungkepentingan suatu spesiesuntuk tujuan tertentu.Ip = jumlah informan yangmensitasi suatu spesies untukkegunaan tertentu.Iu = total jumlah informanyang mensitasi spesies tsbuntuk berbagai kegunaan.RPL / Relative Popularity Levelmerupakan nilai di antara 0-1.

Page 144: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

135

6

Kesehatan adalah masalah pokok bagi umat manusia.Sepanjang sejarah peradaban manusia, tetumbuhan dankesehatan masyarakat adalah dua hal yang sangat terkait dalamkehidupan manusia. Aneka ragam jenis tumbuhan telahdimanfaatkan sejak lama untuk memecahkan masalah-masalahterkait kesehatan, meningkatkan kesehatan dan menjagakebugaran. Saat ini, dimana gairah untuk hidup selaras alamsemakin meningkat, penggunaan tumbuhan sebagai materipenting dalam kesehatan manusia semakin mendapat banyakperhatian. Hal ni antara lain ditunjukkan dengan semakinmaraknya penelitian tentang tanaman obat.

Studi tentang etnobotani kesehatan masyarakat banyakmenaruh perhatian kepada jenis-jenis tertentu yang dikonsumsisebagai jamu atau bentuk-bentuk olahan lainnya. Pemanfaatanlain yang juga terkait kesehatan dan kebugaran saat ini jugamulai tumbuh, antara lain pemanfaatan tetumbuhan dalamaroma terapi. Masing-masing komunitas masyarakat di duniamempunyai cara yang unik dalam mempertahankan diriterhadap penyakit dan perawatan tubuh. Masing-masingpengetahuan ini berkembang secara bebas antar daerah yangberbeda sehingga kekayaaan pengetahuan masing-masingkelompok berbeda.

6.1. Herbalisme

Tumbuhan dalam sejarahnya, dan sampai saat ini,mempunyai peran penting dalam kesehatan manusia. Interaksimanusia dengan tetumbuhan sebagai bahan obat setidaknyadapat dilacak mulai 4.000 tahun yang lampau, dimana dokumen

Kebun dan Pekarangan RumahSebagai Sumber Tanaman Obat

dan Kesehatan

Page 145: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

136

medik pertama kali menyebutkan adanya keterlibatan komponentetumbuhan sebagai bahan obat. Namun demikian, banyak ahlipercaya bahwa sebenarnya, fungsi tanaman sebagai obat telahdikenal dan digunakan oleh manusia sejak lama, lebih lama dari4000 tahun yang lampau. Namun demikian sangat disayangkanbanhwa tidak banyak dokumen tertulis yang ditinggalkan untukgenerasi saat ini.

Bangsa-bangsa kuno yang seringkali melaporkan adanyapenggunaan obat berbasis sumberdaya tumbuhan adalah Mesirkuno, India dan Cina kuno. Tahun 2000 sebelum Masehi –Tulisan Shen Nung menyebutkan Cannabis sativa sebagaitanaman penting bagi pengobatan berbagai penyakit seperti beri-beri, malaria, dan tidak sadarkan diri. Tahun 2000 sebelumMasehi – Tulisan Shen Nung menyebutkan Cannabis sebagaitanaman penting bagi pengobatan berbagai penyakit seperti beri-beri, malaria, dan tidak sadarkan diri. Tahun 1500 SM, tanamanini dikenal sebagai “ma” yang dilaporkan sebagai bahan pentingdalam praktek Shamanistic. Tahun 500-30 SM, nenek moyangbangsa Siantian di Timur Dekat memanfaatkan Cannabis sebagaiobat sikotropik. Abad ke 2 Masehi, Tabib di Cina mencampurMarijuana dengan Anggur untuk anastesi selama kegiatanoperasi. Dengan melihat catatan sejarah penggunaan tanamansebagai obat-obatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa interaksimanusia dan tumbuhan sebagai obat sudah terjadi sejak lama.

Di kawasan Asia Tenggara, kemunculan dan penggunaantanaman obat terkait dengan melimpahnya herba di negera-negara asia tropik. Ilmu pengobatan terakumulasi pada masing-masing kelompok masyarakat. Isolasi geografi antar kelompokmasyarakat yang panjang menyebabkan penemuan bahan aktifdan tata cara pengobatan tumbuh secara independen diantaramasyarakat dunia (Martin, 2004). Dengan demikian,berdasarkan pengalaman empirik yang telah didapatkan olehmasing-masing kelompok masyarakat, pemanfaatantetumbuhan sebagai obat bisa berbeda-beda. Perbedaan ini bisaterjadi antar negara dalam benua sampai antar kelompokmasyarakat dalam suatu pulau (Tabel 6.1)

Page 146: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

137

Kajian tanaman obat ini pada masyarakat tradisionaladalah salah satu objek dari cabang etnobotani. Obat-obatantradisional merupakan dasar pemeliharaan kesehatan pentingbagi manusia saat ini, dan hampir 80% penduduk di negaraberkembang masih menyandarkan diri pada obat-obantradisional. Asia, terutama Cina, sampai saat ini adalah kawasandimana obat-obatan dari bahan alam masih secara intensifdipergunakan. Dalam bidang farmakologi modern, hampir ¼resep dokter di Amerika Serikat mengandung komponen aktifyang berasal dari tanaman. Jumlah ini akan semakin terusmeningkat seiring dengan penemuan-penemuan senyawa aktifbaru dalam tumbuhan. Selain itu, lebih dari 3000 jenisantibiotika berasal dan dikembangkan dari mikroorganisme(Heywood & Watson, 1995). Pengalaman empirik kelompokmasyarakat tertentu dalam memakai tetumbuhan sebagai obat-obatan adalah informasi berguna bagi pengembangan obat.Dengan kekayaan etnis dan sumberdaya hayati yang melimpah,Indonesia adalah salah satu pusat tanaman obat dunia.

Kesehatan berbasis kearifan dan pengetahuan lokal terkaitpemanfaatan tanaman disekitar masyarakat saat ini dipandangpenting untuk beberapa alasan startegis kesehatan masyarakatglobal, antara lain adalah:

• Data WHO menyebutkan: sekitar 80% masyarakat di negaraberkembang masih menggunakan jasa penyembuhantradisional (traditional healers)

Tabel 6.1. Perbedaan pemanfaatan tanaman obat padamasyarakat Bali

Buleleng 50 jenis (33 jenis tumbuh di pekrangan)

Mendoyo 83 jenis

Desa Selat dan 60 jenis (dari sekitar 120 jenis tanamanTegak, Klungkung tumbuh di pekarangan)

Masyarakat Bali Jumlah jenis

Page 147: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

138

• Menurut ilmu kesehatan modern, sekitar 60% penyakitberasal dari masalah psycho-social.

• Di Afrika Selatan: terdapat sekitar 200.000 dukunpengobatan tradisional, dan jika dibandingkan denganpopulasi masyarakat maka diperoleh perbandingan 1 orangdukun melayani 250 masyarakat.

• Rasio dokter terhadap populasi diperkirakan 1: 40.000.

• Pendekatan praktisi penyembuhan tradisional (misalnyadukun) terhadap pasien konsisten dengan pendekatanholistik dan kepercayaan pasien, seringkali praktisikesehatan tradisional juga menjalankan fungsi sebagaipenasihat spiritual kesehatan

• keterjangkauan dan pembayaran yang fleksibel, dapatdisesuaikan dengan kondisi lokal

Seringkali, ada kesan kuat bahwa penelitian tentangpemanfaatan tumbuhan dalam kaitannya dengan kesehatanmenfokuskan diri kepada herba terkonsumsi-ingestif (masukdalam tubuh dan tercernakan), seperti jamu. Pada faktanya,tantangan peningkatan kualitas kesehatan saat ini menunjukkanbahwa pemanfaatan herba untuk kesehatan manusia sangat luasdan hal ini menyebabkan cakupan penelitian tanaman obatdapat diperluas. Hal ini karena beberapa teknik pemanfaatannon-konsmptif-ingestif (penggunaan luar) juga memegang peranpenting. Termasuk dalam kajian-kajian ini adalah perawatankulit seperti lulur dan pengembangan kebun terapi.

Pemanfaatan herba konsumtif-ingestif

Pemanfaatan tanaman untuk tujuan pengobatan telahdilakukan manusia sejak jaman dahulu. Di Indonesia,pemanfaatan ini juga dapat dijumpai di berbagai daerah dengantingkat keanekaragaman jenis yang dipakai, komposisi dankasiat yang ditawarkan. Di Indonesia, pemanfaatan herba terkaitkesehatan dan kebugaran tubuh dapat diklasifikasikan dalam 3kategori yaitu jamu, herbal, dan fitofarmaka.

Page 148: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

139

Jamu, adalah obat yang secara empiris digunakan turuntemurun. Sedangkan herbal sudah lebih terstandar karenamerupakan tanaman obat yang sudah mengalami uji praklinisdari segi khasiat, keamanan dan dosis pada hewan percobaan.Sementara fitofarmaka merupakan tanaman obat yang sudahmengalami uji klinis untuk efikasi dan keamanan terhadapmanusia.

Pemanfaan luar

Pemanfaatan luar yang dimaksud adalah non-konsumtif-ingestif, yaitu pemanfaatan herbal untuk penyembuhan luka,penyakit dan peningkatan kualitas kesehatan dengan cara tidakmengkonsumsi dan mencerna (non konsumtif, non ingestif).Tercakup dalam kelompok ini adalah jamu luar (bobok), spa danlulur. Pemanfaatan herba secara non konsumtif, non ingestifdiketahui telah dipraktekkan oleh berbagai kelompok masyarakattimur sejak waktu yang lama.

Jamu luar seringkali diperkenalkan sebagai pengobatan luarterhadap luka kulit. Masyarakat Jawa secara umum menyebutsebagai bobok, untuk menyebut kepada seperangkat ramuanherbal yang diracik untuk penyembuhan dari luar tubuh.Permasalahan terkait kulit tubuh manusia yang membutuhkanjamu luar meliputi antara lain luka bakar, serangan jamur kulit,memar, keriput dan warna gelap yang kurang disukai. Di Jawa,rimpang laos adalah tanaman yang secara umum dikenal untukpengobatan kulit akibat serangan jamur kulit. Pemanfaatanbagian tumbuhan untuk penyembuhan luar umum dijumpaipada masyarakat Indonesia. Beberapa jenis tumbuhan untukpengobatan luar pada masyarakat yang tinggal di sekitar DanauAyamaru, Papua Barat dilaporkan oleh Solossa (2013) padaTabel 6.2.

Page 149: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

140

Table 6.2. Pemanfaatan beberapa jenis tumbuhan untukpengobatan luar pada masyarakat yang tinggal di sekitar DanauAyamaru, Papua Barat.

Nama Bagian yang Kegunaan Tekniktanaman dimanfaatkan pemanfaatan

Daun Gatal

Tahsi

Mayana

Fangges

Rabain

Daun

Daun

Daun

Getah

Daun

Penyembuhan sakitkepala, badan-badanyang sakit, rasa nyeripada otot

Mengeluarkan darahkotor pwanita setelahmelahirkan.

Pengobatan danpenyembuhan lukakulitdan bisul

Digunakan untukmengeringkan pusarbayi yang baru lahir

Pengobatan penyakitkulit (kaskado)

Masyarakatmemanfaatakan bagianbelakang dari daundengan caramenggosokkannya padabagian yang sakit.

Daun segar dipanaskandi api. Dalam keadaanpanas daun ditempelkanpada perut, bagianbelakang tubuh danpinggang.

Daun dihancurkan danditempelkan pada lukaatau bisul.

Getah dari tanamanFangges di gosok padapusar bayi yang barulahir.

Daunnya dipetik dandigosok-gosok padabagain tubuh yangmengalami penyakitkulit (kaskado)

Sumber. Solossa, 2014,

Page 150: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

141

Pada masyarakat di Desa Jatiluwih, Tabanan Bali, beberapaspesies tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan luaradalah Daun Sirih, Daun tapak kaki kuda, batang Pisang, getahSambung tulang, daun Singkong dan getah vanili. Selain itudigunakan juga getah Kendal, Paku jukut, getah Jarak, Jepun,getah Bintaro, Bawang merah dan Sambung bikul.

Spa adalah terapi kesehatan yang pada awalnya terkaitdengan mandi kesehatan (medicinal bathing) yang berkembangdi Eropah. Terapi mandi ini sebelunya telah dikenal dalamkehidupan masyarakat Amerika kuno, Persia, Babilonia, Mesir,dan Yunani. Spa juga telah dikenal jauh sebelumnya di kawasanIndonesia, tetapi kurang mendapat perhatian. Beberapamengkombinasikan dengan pemanfaatan herbal dalam spa.Mandi rempah-rempah adalah cara membuang bau badan dariluar. Spa adalah upaya kesehatan tradisional yang menggunakanpendekatan holistik, melalui perawatan menyeluruh denganmenggunakan metode kombinasi pelayanan kesehatantradisional keterampilan dan ramuan meliputi hydrotherapy(terapi air), pijat (massage) dan aromatherapy yangdiselenggarakan secara terpadu untuk menyeimbangkan tubuh,pikiran dan perasaan (body, mind and spirit) dengan tujuanrelaksasi, rejuvenasi, dan revitalisasi. Aneka jenis tanaman yangmenghasilkan bau harum dalam aroma terapi antara lainmeliputi mawar, melati, kenanga, kantil, pandan digunakandalam spa.

Zumsteg & Weckerle (2007) mencatat bahwa setidaknyaterdapat 60 spesies tumbuhan digunakan dalam spa tradisionaldi Minahasa (dikenal sebagai Bakera). Pemanfaatan tetumbuhantersebut sangat beragam, mulai dari rimpang, tunas dari umbi,umbi, bunga, daun, bunga, buah, biji, batang, dan kayu.Tumbuhan yang dimanfaatakan rimpangnya antara lain adalahDringu, Lengkuas, Temu lawak, Kencur dan Jahe-jahean.Pemanfaatan daun dalam Bakera sangat dominan, meliputiantara lain daun dari tanaman Sirsat, Seledri, Blimbing, Pepaya,Kayu manis, Jeruk nipis, daun Kunir, Langsat, Kayu putih,

Page 151: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

142

daun Pisang, Pala, daun Pandan, Turi, Salam dan sebagainya.Masyarakat di Tara-tara Dua dalam penelitian Zumsteg &Weckerle (2007) menyebutkan beberapa alasan dalammelaksanakan Bakera setelah melahirkan, antara lain:

Penyembuhan, ada dalam kondisi sehat dan bugar,memulihkan kondisi ibu pasca melahirkan

Menginduksi keringat

Mengikuti tradisi masyarakat lokal

Mendapatkan kesegaran, kebersihan, kebugaran

Meningkatkan suhu tubuh

Memancarkan pipi kemerahan

Mencegah pusing

Lulur adalah metode perawatan kulit yang dipraktekkanoleh para wanita, termasuk di Indonesia, dalam waktu yanglama. Lulur adalah tradisi perawatan dan kesehatan kulit yangberasal dari lingkungan kraton Jawa, Indonesia. Kegiatan inisangat terkenal untuk mempercantik dan memperhalus kulittubuh. Bahan dasar yang paling sering digunakan untuk berlulurdan telah menjadi resep warisan leluhur seringkali diambil daritetumbuhan lokal. Bahan dari tetumbuhan tersebut antara lainadalah tepung beras putih, tepung beras merah, tepung ketanputih, tepung ketan hitam, Kunyit, Temugiring, Asam jawa,dan Jeruk nipis. Beberapa bahan bahan-bahan pelengkap lainnyaseperti buah-buahan dan sayuran. Alpukat, Kemiri, Bengkuang,Adas putih, Kayu rapet, Pulosari dan berbagai jenis tetumbuhanlainnya

6.2. Kebun dan pekarangan rumah sebagai sumbertanaman obat

6.2.1. Kebun sebagai habitat tanaman obat

Kebun dan pekarangan rumah adalah habitat bagianekaragam tanaman obat. Tanaman-tanaman tersebut dapat

Page 152: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

143

tumbuh secara liar atau sengaja ditanam untuk kepentingantertentu. Banyak diantara tanaman tersebut tidak ekslusifberfungsi sebagai tanaman obat, tetapi sekaligus berfungsisebagai tanaman buah-buahan, tanaman hias, tanaman pagar,atau untuk pemanfaatan lainnya (Tabel 6.3). Dalam strukturkebun dan pekarangan rumah, tanaman obat dapat ditanamatau tumbuh liar sebagai:

Tanaman pagar. Sengaja ditanam sekaligus berfungsisebagai tanaman obat dan pemanfaatan lainnya terkaitdengan kesehatan

Tanaman empon-empon. Tumbuh liar atau sengajaditanam untuk bumbu-bumbuan sekaligus berfungsi sebagaitanaman obat

Tanaman ornamental. Sengaja ditanam untukmeningkatkan keindahan lingkungan rumah/pemukiman,tetapi juga bermanfaat sebagai tanaman obat

Tanaman persediaan obat alam. Secara eklusif ditanamsebagai tanaman obat, atau koleksi tanaman obat.

Tanaman liar. Tumbuh sebagai tanaman liar, kadang-kadang dianggap sebagai gulma.

Tabel. 6.3. Tanaman obat dalam kebun dan pekarangan rumah

Spesies Manfaat

Tanaman pagar

Beluntas Dimanfaatkan sebagai jamu, dicampur dengan kunyit dan asam

Katuk Katuk terutama dimanfaatkan untuk memperlancar ASI,mencegah osteoporosis, dan mengatasi hipertensi

Kayu manis Pemanfaatan utama adalah sebagai rempah. Sebagai tanaman obat,Kayu manis digunakan untuk menurunkan kolesterol, mengobatimaag dan sakit kepala.

Kelapa hijau Diminum sebagai anti racun

Meniran Mengobati disentri, nyeri waktu kencing, hepatitis, rematik

Page 153: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

144

Empon-empon, rimpang dan umbi

Jahe Terdapat tiga varietas jahe, yaitu jahe besar, jahe kecil dan jahemerah. Digunakan sebagai jamu, minuman penghangat

Kunir Digunakan sebagai jamu, untuk menyegarkan tubuh

Kencur Digunakan sebagai jamu (beras kencur) untuk meningkatkankebugaran tubuh

Lengkuas/ Laos Digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit. Lengkuas jugadilaporkan dapat menjadi obat dalam mengatasi gangguanpencernakan.

Temu lawak Aneka ragam pemanfaatan temu lawak sebagai obat meliputiantara lain mengatasi gangguan pencernakan, maag, masuk angin,sakit perut, kesulitan buang air besar dan sebagainya

Temu kunci Mengobati perut kembung dan muntah-muntah. Selain itu dapatdimanfaatkan untuk obat luar dalam mengobati penyakit kulit

Dringu Digunakan untuk menyembuhkan encok, rematik

Lempuyang Terdapat tiga jenis utama Lempuyang, yaitu Lempuyang emprit,Lempuyang gajah dan Lempuyang wangi. Lempuyang terutamadigunakan sebagai jamu untuk menambah nafsu makan. Selainitu, Lempuyang gajah juga digunakan untuk pengobatan kejangpada anak, menambah nafsu makan. Lempuyang sebagai obatluar digunakan untuk pengobatan kulit.

Bawang merah Bermanfaat dalam pencegahan kanker prostat, kanker perut, obatcacing, dan mengatasi batuk

Bawang putih Bermanfaat dalam pengobatan diabetes, menurunkan kolesterol,sariawan, sebagai penawar racun, dan manfaat lainnya

Tanaman hias

Ketepeng cina Mencegah cacing kremi pada anak, sariwan, sembelit. Sebagai obatluar untuk panu, kadas, kurap, eksim.

Bunga pacar air Mengatasi keputihan, hematoma, hipertensi, radang usus buntu

Bunga kenop Dilaporkan dapat digunakan untuk penyembuhan asma, batukrejan, disentri, bronchitis kronis

Cengger ayam Bunga digunakan untuk mengatasi mimisan, batuk darah, muntahdarah, wasir berdarah

Page 154: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

145

Kembang sepatu Sebagai obat batuk dan penuruan panas, batuk berdarah, batukrejan, gondongan, infeksi saluran kemih

Bunga pagoda Akar, bunga dan daun bermanfaat untuk penyembuhan berbagaimacam penyakit, misalnya antiradang, peluruh kencing, susah tidur,memar dan sebagainya

Bunga tasbih Rimpang dari bunga tasbih digunakan sebagai obat radang hatiakut, tekanan darah tinggi, wasir, keputihan, demam.

Persediaan obat alam

Mahkota dewa Bersifat detoksifikasi, antiinflamasi, anti bakteri dan anti virus

Blimbing manis Diginakan untuk menurunkan kolesterol, meredakan rasa sakit,dan mengatasi radang

Blimbing wuluh Sebagai obat batuk batuk rejan, rematik, sakit gigi, sariawan, obatdarah tinggi.

Pinang Digunakan dalam pengobatan penyakit kulit dan penyakitpencernakan

Liar

Pecut kuda Pecut kuda digunakan untuk pengobatan Hepatitis A, infeksisaluran kencing, dan rematik

Nanas Tumbuh sebagai tanaman pagar. Bermanfaat dalam kesehatanantara lain dalam menurunkan berat badan, mengobati masalahpencernakan (sembelit, perut kembung)

Alang-alang Berpotensi sebagai obat untuk anekaragam penyakit, meliputiantara lain gangguan system ekresi tubuh (batu ginjal, infeksiginjal, kencing batu, batu air, air seni mengandung darah, buangair kecil tidak lancar atau terus-menerus), batuk rejan, batuk darah,mimisan, dan pendarahan pada wanita. Selain itu dimanfaatkanuntuk pegobatan radang hati, hepatitis, tekanan darah tinggi dansebagainya.

Adas Adas dimanfaatkan untuk beragam penyembuhan penyakit,meliputi antra lain merangsang kerja organ pencernaan,melancarkan buang angin dan menghangatkan badan. Adas jugadimanfaatkan untuk membantu mengeluarkan dahak dan batukberdahak. Ada juga digunakan sebagai jamu untuk menambahnafsu makan.

Page 155: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

146

Gambar 6.1. Mahkota dewa adalah salah satu tanaman obatkelurga yang umum dijumpai dikebun-pekarangan rumah

Gambar 6.2. Pinang adalah salah satu tumbuhan dengan berbagaimanfaatan kesehatan yang banyak tumbuh di kebun-pekarangan

rumah

Page 156: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

147

Gambar 6.3. Nanas banyak tumbuh secara liar di kebun-pekaranganrumah sebagai tanaman pagar, tanaman obat dan tanaman hias

6.2.2. Penelitian lapang

Penelitian lapang adalah salah satu jalan untuk menguaktabir pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan di masyarakat.Untuk menjamin kelancaran penelitian lapang, beberapa haldibawah ini sangat penting untuk dilakukan sebelum memulaipenelitian.

Pentingnya studi pendahuluan

Studi pendahuluan etnobotani tumbuhan obat dapatdilakukan antara lain dengan:

Pendalaman pustaka/Studi literatur

Mengunjungi industri-industri terkait pemanfataantumbuhan sebagai obat

Mengunjungi herbarium atau kebun-kebun dengan koleksitumbuhan obat

Page 157: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

148

Lokasi strategis bagi survei herba bagi kesehatan

Lokasi survei bagi tanaman obat penting untukdiperhatikan karena pemilihan lokasi yang tepat akanmemberikan data dan informasi yang maksimal bagi tujuan studietnobotani. Beberapa lokasi penting antara lain adalah pasar,perumahan, museum dan taman yang didedikasikan untukkonservasi tanaman obat.

1. Pasar dan teknik pengambilan dataInformasi yang diperoleh dari pasar sering kali sangatberguna. Teknik ini telah digunakan oleh banyak penelitietnobotani. Beberapa teknik dalam survei di pasar-pasartradisional antara lain memperhatikan aspek-aspekmetodologis berikut:

Kunjungan pasar dan melakukan wawancara semiterstruktur dengan penjual tanaman obat atau obat-obattradisional berbahan baku tumbuhan, dan dilakukanidentifikasi spesies.

Wawancara dapat diperluas dengan melibatkaninforman kunci seperti farmakolog tumbuhan obat,naturalis, tabib, tempat pengelolahan tanaman menjadiobat, dan pihak-pihak terkait seperti departemenkesehatan.

Harga pasar dilakukan survey secara periodik, misalnyatiap dua bulanan, untuk mengetahui fluktuasi danfaktor-faktor yang mempengaruhinya.

Seringkali pasar tradisional berjumlah banyak, sehinggaharus dilakukan seleksi. Untuk ini, seleksi dapatdidasarkan atas beberapa pertimbangan seperti lokasigeografis, jumlah dari pedagang tanaman obat, jumlahdari jenis/spesies yang diperjualbelikan dan aksesibilitaspasar.

Page 158: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

149

2. Museum dan taman tanaman obatMuseum seringkali menyimpan catatan-catatan pentingbagi praktek kesehatan masyarakat, mencantumkan jenis-jenis yang bermanfaat, serta memberikan petunjukaplikasinya. Dalam dunia medik dan pengobatan modern,informasi dari museum sangat penting. Tempat lain yangjuga memainkan peran penting adalah taman-taman publikatau perseorangan yang didedikasikan untuk konservasitanaman obat. Beberapa tempat, bahkan memberikaninformasi kedua-duanya, yaitu informasi tertulis dancontoh tumbuhan hidupnya.

3. Kraton, Puri dan tempat-tempat terkaitKraton, puri atau tempat-tempat eksklusif dalam sistemsosial masyarakat tradisional seringkali menyimpaninformasi yang berharga tentang pemanfaatan tetumbuhan.Kraton seringkali masih menyimpan ribuan informasiberharga yang belum terdokumentasikan dengan baik,dimana arus penyimpanan dan trasnformasi informasimasih dilakukan secara oral. Perkembangan danpertumbuhan industri-industri jamu, kosmetik danperawatan kesehatan tradisional seringkali tumbuh karenaketerbukaan kraton.

6.2.3. Wawancara dan pertanyaan-pertanyaan kunci

Teknik-teknik wawancara pada dasarnya tidak jauh berbedadengan apa yang telah didiskusikan pada bab-bab sebelumnya.Namun demikian, ada beberapa pertanyaan dasar yang dapatdipergunakan untuk studi etnobotani tanaman obat. Banyakpeneliti awal tentang tanaman obat mempunyai kesulitan awaltentang pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya ditanyakan,sehingga tidak efektif di lapangan. Kesulitan-kesulitan tersebutmempunyai akibat lamanya wawancara, berputar-putar, dandata yang dihasilkan tidak banyak membantu dalammengungkap sisi penting dalam etnobotani tanaman obat.

Page 159: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

150

Beberapa pertanyaan mendasar studi etnobotani tanamanobat adalah sebagai berikut:

Latar belakang apakah yang mendasari masyarakatmemanfaatkan tanaman sebagai obat

Bagaimana pengetahuan itu diperoleh? Apakah informasitercantum dalam satra/kitab-kitab atau catatan yang ada

Frekuensi penggunaan tanaman obat

Jenis-jenis yang sering digunakan

Fungsi fungsi tanaman obat, adakah yang bersifat generalatau spesifik

Bagaimana tanaman obat diperoleh

Bagaimana tanaman obat tersedia

Bagaimana teknik pengawetan, penyimpanan danpenyuguhan

Dimana sebaran tanaman obat

Adakah peraturan dan adat-istiadat tertentu untukmemanen tanaman obat di hutan

Beberapa pertanyaan berikut seringkali tidak efektif untukditanyakan kepada masyarakat local:

Apakah nama ilmiah dari tanaman obat ini?

Apakah kandungan kimia yang anda ketahui dari tanamanini

6.3. Kelompok-kelompok penting

6.3.1. Penghasil alkaloid

Alkaloid adalah komponen-komponen senyawa aktif yangsaat ini diperkirakan berjumlah kurang lebih 3000 jenis yangtelah diidentifikasi dari setidaknya 4000 jenis tumbuhan.Meskipun alkaloid terdistribusi secara luas dalam duniatumbuhan, namun demikian beberapa famili tumbuhan seperti

Page 160: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

151

herba dikotil diketahui kaya akan kandungan alkaloid. Famili-famili penting penghasil alkaloid adalah Fabaceae, Solanaceaedan Rubiaceae. Meskipun secara kimiawi strukturnya sangatberagam, alkaloid mempunyai ciri-ciri utama yaitu:mengandung nitrogen, seringkali adalah senyawa alkali (basa),dan mempunyai rasa pahit. Alkaloid mempengaruhi fisiologimanusia dan hewan lewat berbagai cara, tetapi yang palingsering adalah berhubungan dengan sistem syaraf. Meskipunbanyak alkaloid digunakan sebagai obat, beberapa adalah racunkuat dan menimbulkan efek halusinasi kuat bagi pemakainya.Dosis alkaloid seringkali digunakan sebagai ukuran untukmenentukan apakah alakoid tersebut mempunyai akibat sebagaiobat yang menguntungkan atau racun yang merugikan. Jadi,bahan tersebut disebut sebagai racun atau obat akandipengaruhi oleh dosisnya.

Alkaloid adalah produk alamiah yang banyak dijumpaidalam tetumbuhan, dan secara struktur kimianya setidaknyamempunyai satu gugus Nitrogen. Kebanyakan alkaloidmempunyai efek terhadap sistem susunan syaraf pusat. Sejakditemukannya alkaloid pertama berupa morphine yangdihasilkan oleh Papaver somniferum tahun 1806, lebih dari sepuluhribu alkaloid saat ini telah ditemukan. Alkaloid adalahkomponen aktif dari berbagai macam tetumbuhan yangdimanfaatkan sebagai obat dan racun.

Alkaloid seringkali terkonsentrasi dalam bagian-bagiantetumbuhan seperti batang, akar, daun dan buah. Pada kentang,tidak ada alkaloid pada umbi, tetapi daun mengandung alkaloidberupa solanine yang bersifat racun. Bagian tubuh dari tanamanyang memperoduksi alkaloid tidak selalu menjadi pusat alkaloid,tetapi kemungkinan alkaloid bisa terkonsentrasi pada bagianyang lain. Contohnya, pada tembakau nicotine dihasilkan diakar, tetapi kemudian ditranfer dan terkumpul di daun.

Sebuah tetumbuhan bisa jadi mengadung lebih dari seratusalkaloid, dan konsentrasinya bisa sangat bervariasi. Beragamalkaloid diklasifikasikan berdasarkan keberadaan molekul

Page 161: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

152

prekursor umum dan lintasan metaboliknya (metabolic pathway).Jika sangat sedikit informasi biosintesis diperoleh, klasifikasibiasanya berdasarkan senyawa yang diketahui. Jika informasibaru didapatkan, klasifikasinya dapat berubah. Tabel 6.4merangkum sejumlah alkaloid penting.

Tabel 6.4. Macam-macam alkaloid dan klasifikasinya

Senyawa fenolik Tanaman

Cannabinoids Senyawa aktif dalam Cannabis sativa

Eugenol Dijumpai dalam tumbuhan cengkihSyzygium aromaticum

Methyl salicylate Sering didapatkan dalam genus Gaultheria

Psilocin Terdapat dalam jamur genus Psilocybe

Asam salisilat Merupakan hormon dalam beberapatumbuhan

Capsaicin Banyak terdapat dalam lombok Capsium spp.

Chavibetol Terdapat dalam tumbuhan Suruh Piper betle

Flavonoid adalah senyawa fenolik dengan anggota terbesaryang ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Tumbuhanseringkali mempunyai dan mengandung beragam flavonoid yangtersimpan dalam vakuola sel. Secara umum terdapat limakelompok flavonoid, yaitu flavon (contohnya luteolin), flavanon(contohnya naringenin), flavonol (contohnya kaempferol),antosianin dan calkon.

6.3.2. Penghasil terpenoid

Tumbuhan penghasil terpenoid secara luas dimanfaatkankarena aspek dan kualitas aromatik yang dihasilkan. Senyawa-senyawa yang mengandung terpenoid dibangun oleh komponenterpen, dimana tiap terpen terusun dari dua pasang isopren.

Page 162: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

153

Berdasarkan jumlah dari unit-unit isopren penyusun, senyawaini dapat diklasifikasikan ke dalam monoterpen (2 unit isoprene),sesquiterpen (3 unit isoprene), diterpen (4 unit isoprene), triterpen(6 unit isoprene), tetraterpen (8 unit isoprene), dan politerpen.Aroma harum dari Mawar dan Lavender adalah sebab darikeberadaan monoterpen. Kelompok-kelompok penghasilterpenoid di rangkum dalam Tabel 6.6.

Tabel 6.6. Kelompok-kelompok penghasil terpenoid.

Hemiterpenoid Minyak atsiri

Monoterpenoid Minyak atsiri

Sesquiterpenoid Minyak atsiri dan resin

Diterpenoid Minyak atsiri

Triterpenoid Resin dan lateks

Tetraterpenoid Pigmen

Polyterpenoid Lateks

Kelompok Produk

6.3.3. Glikosid

Glikosid adalah senyawa yang tersebar luas pada tumbuhan.Glikosid berbeda dengan alkaloid karena struktur kimiawinyadilengkapi dengan molekul gula (glyco-), sehingga dikenal sebagaiglikosid. Komponen-komponen bukan gula dalam strukturkimianya seringkali digunakan sebagai pedoman dalamkategorisasi glokosid. Glikosid-glikosid yang umum dijumpaiadalah cyanogenic, glicosides, cardioactive glycosides dan saponins(Yaniv & Bachrach, 2005).

6.4. Etnobotani tumbuhan beracun

Penemuan tumbuhan sebagai racun adalah warisan nenekmoyang umat manusia sebagai bagian dari strategi kehidupandi alam. Pada beberapa kelompok masyarakat, pemanfaatan

Page 163: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

154

tumbuhan sebagai racun masih dijumpai. Pemanfaatantumbuhan beracun seringkali digunakan untuk beberapakeperluan, seperti perburuan satwa dan pemanenen ikan secaraekologis oleh masyarakat tradisional. Sejatinya, banyak tanamanmengandung racun tumbuh di lahan kebun dan pekeranganrumah. Banyak diantaranya ditanam bukan untuk menghasilkansenyawa racun, tetapi untuk penggunaan lainnya. Paling banyakadalah penggunaan tanaman sebagai tanaman hias (Table 6.7).

Tabel 6.7. Tumbuhan beracun yang didapatkan disekitar kebunpekarangan rumah, atau habitat liar disekitar rumah

Nama Nama Toksisitas Bagian yang Toksinumum spesies beracun

Azalea

Black henbane

Caladium

Lili kala

Jarak

Biji kapas

Krotalaria

Dieffenbachia

Elder

Talas-talasan

Kembangtelekan

Ekor kuda

Digitalis

Oleander

Philodendron

Rhododendron

Rhododendronindicum

Hyscyamus niger

Caladium spp

Zantedeschia sp.

Ricinus communis

Gossypium spp.

Crotolariaspectabalis

Dieffenbachia spp.

Sambucus

Colocasia

Lantana camara

Equisetum sp.

Digitalis purpurea

Nerium oleander

Philodendron spp.

Rhododendron spp.

Tinggi

Tinggi

Medium

tinggi

tinggi

Rendah

Tinggi

Medium

Tinggi

Medium

Tinggi

Tinggi

Tinggi

High

Rendah

Tinggi

Semua bagian

Semua bagian

Semua bagian

Semua bagian

biji

biji

Semua bagian

Semua bagian

daun

Semua bagian

Semua bagian

Semua bagian

Semua bagian

Semua bagian

Semua bagian

Semua bagian

glikosid

Alkaloid tropan

oksalat

oksalat

risin

gosipol

Alkaloidpirolizidin

oxalates

sianida

oksalat

Asam triterpen

Tiaminase

Digitalis

oleandrin,neriosid

oksalate

glikosida

Page 164: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

155

Di Selandia Baru, setidaknya telah dikenali sebanyak 75spesies tumbuhan yang mengandung racun, terutama jika masukdalam sistem pencernakan. Beberapa spesies adalah tumbuhanornamental yang berpotensi tidak sengaja untuk masuk dalamsisitem pencernakan anak-anak. Tumbuh-tumbuhan ini antaralain adalah Brugmansia candida (semua bagian dari tanaman inidikenali mengandung racun), Zantedeschia aethiopica (semuabagian dari tanaman ini beracun, racun terutamamempengaruhi sistem penernakan, mulai dari mulut sampaianus), Ricinus communis (beracun dan dapat berdampak seriusterhadap tubuh manusia), Talas Colocasia esculenta dankebanyakan kelompok Araceae (kebanyakan mengandungracun, gatal). Semua bagian dari Talas (Colocasia esculenta )beracun, dan dengan demikian umbi harus diolah dengan baikuntuk menghasilkan bahan pangan yang dapat dikonsumsi.Beberapa jenis tanaman yang mengandung racun dan gejala yangditimbulkan akibat tubuh terkontaminasi racun tumbuhandiberikan dalam Table 6.8.

Tabel 6.8. Jenis-jenis spesies tumbuhan mengandung racun yangsering dijumpai disekitar rumah.

Tanaman dalam rumah

Spesies Bagian beracun Gejala

Hyacinth,Narcissus, Daffodil

Oleander

Dieffenbachia (beraskutah), kuping gajah

Umbi

Daun dan ranting

Semua bagiantanaman

Mual, merasa muntah, diare. Bisaberakibat fatal.

Mengandung racun keras,mengakibatkan masalah paa jantung,menyebabkan pusing-pusing berat dandapat menyebabkan kematian.

Iritasi dan panas pada mulut dan lidah.

Page 165: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

156

Tanaman di halaman rumah

Monkshood

Autumn Crocus,Star of Bethlehem

Lily-of-the-Valley

Iris

Foxglove

Kembang telekan

Laurel,Rhododendron,Azalea

Akar yang masihmuda, berair

umbi

Daun, bunga

Batang dalamtanah

daun

Biji yang masihhijau

All parts

Sistem pencernakan, sistem syaraf

Muntah, dan menpengaruhi sisitemsyaraf.

Irregular heart beat and pulse, usuallyaccompanied by digestive upset andmental confusion.

Permasalahan pada pencernakan,namun tidak selalu serius.

Keracunan dalam jumlah bayak datamenyebabkan pusing dan nyeri dada,menyebabkan ermasalahanpencernakan, dapat berakibat fatal.

Fatal. Mengakibatkan masalah paru-paru, ginjal, jantung dan sisitem syaraf.

Fatal. Mengakibatkan pusing danmuntah-muntah, depresi, sesak nafas,dan dapat menyebabkan koma.

6.5. Kebun terapi

Kebun dan pekarangan rumah sebagai bagian dari terapisangat sedikit didiskusikan. Kebun dan pekarangan rumah jikadisusun berdasarkan kombinasi tanaman tertentu yangmengeluarkan aroma tertentu adalah tempat ideal bagi lokasiaroma terapi. Dengan keragaman jenis-jenis tetumbuhan dankeindahan warna daun dan bungan, kebun dan pekaranganrumah juga menawarkan ketentraman jiwa dan mampumembawa kepada kedamaian jiwa manusia jika disusunberdasarkan kaidah dan susunan tertentu. Namun demikian,sayang sekali bahwa penelitian-penelitian dasar tentang haltersebut sangat kurang.

Page 166: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

157

Keberadaan kebun terapi saat ini menjadi penting dalamkedokteran holistik. Para peneliti sebelumnya mendapatkanbukti bahwa terdapat hubungan positif antara upayapenyembuhan penyakit dengan lingkungan yang asri disekitarnya. Hubungan antara manusia dan kebun dalamkesehatan dapat terjadi dalam secara pasif maupun aktif. Secarapasif, manusia menikmati suasana kebun untuk kesehatan jiwadengan cara jalan-jalan di lingkungan kebun, mendapatkanudara segar di kebun, mengirup aroma yang dihasilkan olehaneka jenis tanaman di kebun, dan meningkatkan kesegaran jiwadengan menikmati anekaragam tanaman. Secara aktif, untukmeningkatkan dan menjaga kesehatan manusia dapatmelakukan aktifitas berkebun. Berkebun tidak hanya berfungsiuntuk mengerakkan badan, tetapi juga mengandung jilai-nilaimembangkitkan sisi sosial manusia yang menjadi bagian pentingdari kesehatan holistik. Berkebun sebagai aktifitas meningkatkankesehatan fisik dan meningkatkan aspek sosial pasien telahdilakukan sejak 40 tahun yang lampau di beberapa rumah sakit,misalnya dengan program terapi kebun di the Central StateHospital di Milledgeville, dan beberapa rumah sakit regional diAmerika seperti di Atlanta, Augusta, Columbus, Rome,Thomasville dan Savannah.

Menurut sebuah artikel yang berjudul “Your future startshere: practitioners determine the way ahead” (Growth Pointtahun 1999, volume 79, halaman 4-5), terapi kebun atau disebutjuga terapi hortikultur (horticultural therapy) adalah pemanfaatantetumbuhan oleh terapis professional yang telah dilatih sebagaimedia untuk mencapai tujuan klinis tertentu. Terapi hortukulturadalah sebuah proses adalah dimana seseorang akan dapatmengembangkan kesehatannya dengan menggunakan tanamandan berkebun. Kegiatan ini dapat dilakukan baik secara aktifmaupun pasif. Terapi berkebun dapat meningkatkan kepercaraandiri, meningkatkan kepedulian untuk hidup sehat, meningkatkanketrampilan, dan meningkatkan keterlibatan individu dalamaspek-aspek sosial kemasyarakatan sebagai bagian menyeluruhdari kesehatan holistik.

Page 167: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

158

Tabel. 6.9. Aneka jenis tanaman yang memberikan dampakpsikologis dan kesehatan jiwa

Bau harum Keindahan Keindahan Tanamanbunga daun merambat

Mawar

Kantil putih

Kantil kuning

Kopi (pada musimberbunga)

Kemuning

Padma

Sedap malam

Bunga jeruk bali

Cempaka

Daun pandanwangi

Kaca piring

Gardenia carinata

Arumdalu

Kesidang

Manaca

Melati

Melati bali

Melati tuscani

Cempaka gondok

Lily

Kamboja putih

Lavender

Angrek

Anyelir

Mondokaki

Teratai

Dahlia

Mawar

Angrek

Alamanda

Bugenfil

Bunga kupu-kupu

Flamboyan

Kaboja

Asoka

Kembang merak

Kemuning

Lily

Gerbera

Hibiscus

Dadap

Dahlia

kecubung

Euporbia

Wijaya kusuma

Heliconia

Kuku macan

Nusa indah

Lolipop

Wundani

Azalea

Rhododendron

Hanjuang

Puring

Krokot

Anekaragamtalas-talasan

Aneka jenis palem

Kerai payung

Walisongo

Koleus

Aglaonema

Philodendron

Sanseviera

Suplir

Simbarmenjangan

Begonia

Monstera

Nona makan sirih

sirih

Stepanot ungu

Kembang telang

Kuku macan

Thunbergia

Wundani

Passiflora

Bauhinia

Air mata penganti

Bunga irian/merah

Asparaga

Bugenvil

Nona makan sirih

Perambat lurik

Daun markisa

Kongea

Fuhsia

Bintang terang

Hoya

Petrea

Sangga langit

Sirih gading

Stepanut

Bunga irian/biru

Page 168: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

159

Pembuatan taman disekitar rumah masyarakat seringkalisangat khas dan mencerminkan budaya lokal. Arsitekturpertamanan Bali adalah salah satu wujud dari etnobotanimasyarakat local dalam memanfaatkan anekaragamtetumbuhan dalam menyusun taman yang harmonis. Beberapajenis tumbuhan bahkan menjadi ciri dan karakter khas daripekarangan rumah dan taman orang Bali, seperti misalnyaKamboja dan anekaragam puring. Di Mediterania, taman tidakpernah terlepas dari penciri taman mediran, antara lain meliputiPelargonium, Marguerite Daisy, Petunia, Salvia, Verbena,Artemesia, Diosma, Nandina, Nerium, Oregano, Rosemary,Lavender, Garlic.

Gambar 6.4. Menelusuri jalan-jalan di desa adalah salah satukegiatan terapi kesehatan yang dapat dioptimalkan dalam program

kebun terapi.

Page 169: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

170

7

Meskipun kebun dan pekarangan rumah telah diketahuisecara luas mempunyai potensi strategis dalam pemenuhanpangan di area pedesaan, perhatian terhadap potensi strategistersebut masih sangat kurang. Sampai saat ini, di Indonesiabelum ada kegiatan dan kebijakan terkait penguatan fungsi danperan kebun sehingga menjadikan kebun dan pekarangan rumahmenjadi salah satu kunci bagi ketahanan pangan masyarakat.Di lain pihak, tekanan-tekanan dan ancaman terhadap eksistensivegetasi kebun dan pekarangan rumah semakin tinggi, antaralain disebabkan oleh konversi lahan kebun-pekarangan rumahmenjadi bentuk-bentuk peruntukan lain, hilangnyakeanekaragaman hayati dan jenis-jenis tanaman dalam kebundan pekarangan rumah, turunnya pemahaman dan penghargaangenerasi muda terhadap kebun dan pekarangan rumah, dankurangnya pengetahuan tentang struktur dari komponen-komponen hayati penyusun kebun dan pekarangan rumah.

Studi tentang peran kebun dan pekarangan rumah dalamketahanan pangan bersifat interdisipliner, dimana berbagai ilmupengetahuan saling terkait didalamnya. Isu-isu terkait bisa sangatberagam, dan dengan demikian untuk mengetahui tipologikebun-pekarangan rumah, aspek manajemen, latar belakangsosial ekonomi, dan aspek lainnya menjadi sangat penting.Dengan demikian, survei-survei antropologi dan sosio-eokonomik menjadi komponen penting dalam analisis perankebun dan pekarangan rumah dalam ketahanan pangan. Teknik-teknik bekerja dengan masyarakat lokal menjadi sangat krusial,dan seringkali membutuhkan kretifitas dan modifikasi diberbagai pendekatan untuk mendapatkan informasi yangmendukung penelitian kebun dan pekerangan rumah dalamketahanan pangan.

Kebun dan Pekarangan Rumahdalam Ketahanan Pangan

Page 170: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

171

Kebun dan pekarangan rumah berperan penting dalampenyediaan sumberdaya pangan bagi masyarakat lokal. Karenatingkat hayatinya yang tinggi, banyak kebun dan pekaranganrumah berperan dalam penyimpanan cadangan diversitasgenetik bagi pemuliaan tanaman masa depan. Kebun danpekarangan adalah plot-plot penyedia sumberdaya makanan,vitamin dan zat-zat yang berguna bagi kesehatan manusia(Fernandes & Nair, 1986). Di Jawa, struktur kebun danpekarangan rumah dipengaruhi oleh beberapa faktorlingkungan, seperti ketinggian tempat, kondisi lahan, curahhujan, kelembaban, dan kondisi iklim. Pengamatan kebun danpekarangan rumah banyak memfokuskan diri pada jenis-jenistetumbuhan penyusunnya, strukturnya dan manfaatnya. Namundemikian, penyelidikan tentang kebun dan pekarangan rumahsebagai bagian integral dari upaya pemenuhan pangan sangatkurang dilakukan. Penyelidikan ini penting dalam upayameningkakan fungsi kebun dalam mendukung ketahan pangan,

7.1. Etnobotani pangan

Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yangtidak tergantikan oleh sumberdaya lainnya. Pemenuhan pangantelah mendorong manusia untuk melakukan domestikasiberbagai jenis tetumbuhan dan membudidayakannya dalamlahan-lahan pertanian atau lahan sekitar pemukiman untukmenanam tanaman pangan. Dalam kontek kesehatan, bahanpangan yang dikonsumsi manusia harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara mengandung cukup karbohidrat sebagaipenyedia energi, protein, lemak dan vitamin-vitamin (Tabel 7.1).Kebun dan pekarangan rumah adalah tempat yang secaraalamiah dapat menyediakan aneka kebutuhan tubuh dalamjumlah yang mencukupi. Jika dikelola dengan baik maka kebundan pekarangan rumah akan mampu memenuhi kebutuhanpangan bergizi secara berkelanjutan. Hal ini terutama pentingkarena saat ini terdapat kecenderungan untuk “back to nature”dalam konsumsi bahan pangan. Masyarakat sadar akan

Page 171: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

172

pentingnya mengkonsumsi bahan pangan alamiah sebagaibagian dari upaya peningkatan kesehatan (Egeland et al, 2009).

Tabel 7.1. Jenis-jenis tanaman yang berpotensi untukmenghasilkan energi, protein, lemak dan vitamin.

Energi Protein Lemak Vitamin C Vitamin A

Jagung

Padi

Alpukat

Pisang

Sukun

Ganyong

Talas

Bentoel

Porang

Kacangtanah

Singkong

Buah kelapa

Minyakkelapa

Nangka

Tebu

Ubi jalarmanis

Kedelai

Kacangtanah

Kembangkol

Bayam

Brokoli

Jamur

Jagungmanis

DagingbuahKelapa

Minyakkelapa

Alpukat

Kacang

Durian

Macadamia

Jeruk

Rambutan

Tomat

Jambu

Cabe

Apel

Kemangi

Ketimun

Buncis

Blewah

Delima

Sirsat

Mangga

Wortel

Cabai

Tomat

Pepaya

Buah Naga

Apel

Pisang

LabuKuning

Kangkung

Belimbing

Nanas

Page 172: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

173

Fakta bahwa lingkungan bio-geo-fisik manusia di planetbumi sangat beragam telah menyebabkan pemanfaatansumberdaya hayati sebagai bahan pangan dari berbagaikelompok manusia sangat beragam. Namun demikian, semuajenis sumberdaya tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahanpangan pokok manusia mempunyai kesamaan, yaitukandungan dan kekayaan karbohidrat yang ada dalam organdan jaringan tanaman. Karbohidrat dalam bahan panganterutama penting dalam menyediakan energi bagi manusia.Karbohidrat adalah hasil dari proses metabolisme sel-seltanaman. Karbohidrat yang dapat dikonsumsi oleh manusiasebagai bahan pangan terutama tersimpan dalam biji dan umbi.Beberapa saja diantaranya tersimpan dalam batang sebagaibahan pangan, seperti pada Sagu. Sebagai bahan yangdikonsumsi untuk memperoleh energi, kandungan karbohidratdalam tanaman pokok menunjukkan perbedaan-perbedaannyata (Tabel 7.2).

Tabel 7.2. Komposisi protein, lemak, karbohidrat dan energidari bahan pokok utama.

Sumber: dimodifikasi dari FAO, Souci, Fuchmann & Kraut,1986; Eggum, 1969,1977,1979.

Bahan Kelem- Protein Lemak Karbo-hi Energi Energipokok baban (g N x (g) hidrat (g) (kj) (kcal)

(%) 6.25)

Padi 14,0 7,3 2,2 71,1 1 610 384Gandum 14,0 10,6 1,9 61,6 1 570 375Jagung 14,0 9,8 4,9 60,9 1 660 396Jawawut 14,0 11,5 4,7 64,6 1 650 395Sorgum 14,0 8,3 3,9 57,4 1 610 384Rye 14,0 8,7 1,5 60,9 1 570 375Oats 14,0 9,3 5,9 63,0 1 640 392Kentang 77,8 2,0 0,1 15,4 294 70Singkong 63,1 1,0 0,2 31,9 559 133Uwi 71,2 2,0 0,1 22,4 411 98

Page 173: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

174

Pisang adalah salah satu sumber karbohidrat potensial(Tabel 7.3). Indonesia mempunyai keanakeragaman pisang luarbiasa. Pisang banyak ditanam di kebun dan pekarangan rumahsebagai tanaman buah. Namun demikian, pisang jugamempunyai potensi sebagai tanaman ekonomik karena buahyang dihasilkan dapat dijual. Pisang dengan perawakan besarseringkali ditanam di halaman samping kanan dan kiri rumah,dan bagian belakang. Pisang-pisang dengan perwakan kerdilatau kecil lebih sering ditanam didepan rumah sekaligus sebagaitanaman hias. Pada beberapa kelompok masyarakat, beberapajenis tidak ditanam didepan rumah karena kepercayaan danpersepsi sosial yang berkembang (pantangan). Namun demikian,sejatinya penanaman pisang di kebun dan pekarangan rumahtidak mengikuti pola baku.

Tabel 7.3. Kandungan gizi varietas pisang (dlm 100 g bahan)

Pisang Ambon 99 25,80 146 72,00

Pisang Angleng 68 17,20 76 80,30

Pisang Lampung 99 25,60 61,80 72,10

Pisang Mas 127 33,60 79 64,20

Pisang Raja 120 31,8 950 65,80

Pisang Raja Sere 118 31,10 112 67,00

Pisang Raja Uli 146 38,20 38,20 59,10

Varietas pisang Kalori Karbohidrat Vitamin A Air(%) (SI) (%)

Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1977) Suhardi, Sabarudin,Soedjoko, Darwanto, Minarningsih, Widodo ( 2002)

Pangan adalah sumberdaya pokok yang mempengaruhikehidupan manusia sehingga memerlukan perlindungan dalamaksesibilitasnya. Banyak pemerintah negara-negara maju danberkembang berkepentingan terhadap pangan sehingga negara-

Page 174: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

175

negara tersebut membuat peraturan terkait pangan. DiIndonesia, menurut Bab I ayat 1 Undang-undang RepublikIndonesia No 18 tahun 2012, “Pangan adalah segala sesuatuyang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yangdiolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagaimakanan atau minuman bagikonsumsi manusia, termasukbahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahanlainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,dan/atau pembuatan makanan atau minuman”. Dengandemikian, pangan tidak saja dihasilkan dari lahan-lahanpertanian intensif, tetapi juga berpotensi dihasilkan dari kebundan pekarangan rumah.

Dengan latar belakang kekayaan sumberdaya alam danfaktor biofisik yang berbeda, masyarakat Indonesiamengkonsumsi berbagai bahan makanan pokok yang secara khasdapat berbeda-beda diantara kelompok masyarakat. MasyarakatJawa dan Sumatra sejak lama adalah konsumen beras. Dengandukungan lahan yang subur dengan curah hujan yang mencukupisepanjang tahun, Jawa dan Sumatra menyediakan ruang yangluas bagi budidaya padi untuk memproduksi beras secara intensifdan ekstensif. Pada beberapa daerah, padi ditanam sebanyak 3kali dalam satu tahun. Di Kalimantan, padi dikultivasi padasawah, lahan gambut dan kebun-kebun tadah hujan di pesisirdan pedalaman Pulau Kalimantan. Masyarakat Kalimantan saatini adalah masyarakat yang masih memelihara dan melestarikankeberadaan berbagai varietas padi lokal. Sebuah laporanmenyatakan bahwa varietas padi local di propinsi KalimantanBarat dapat mencapai 100 varietas. Dari survey terhadap delapankabupaten di Kalimantan Barat, BPTP Kalimantan Barat telahmelakukan kegiatan ekplorasi dan mendapatkan setidaknya 150asesi plasma nutfah padi local. Di Kalimantan Selatan, terdapatsetidaknya 40 asesi plasma nutfah padi local (Wahdah et al.,2012)

Jagung adalah makanan utama pada daerah-daerah kering,seperti pulau Madura dan Nusa Tenggara Barat dan Timur. Nusa

Page 175: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

176

Tenggara Timur adalah propinsi dengan konsumsi jagungterbesar di Indonesia. Terdapat dua varietas jagung yangditanam dan dikonsumsi, yaitu jagung kuning dan jagung putih.Jagung dikonsumsi bersama-sama dengan beras. Berdasarkantingkat kesejahteraan rumah tangga petani, komposisipencampuran jagung dan beras untuk dikonsumsi dapat berbeda-beda. Jagung menjadi salah satu bahan pangan pokok yangdapat dibudidayakan pada tanah-tanah yang kurang subur dancenderung memiliki iklim kering. Di Madura, masyarakat lebihmemilih budidaya jagung local (disebut jagung Madura) karenamemiliki ketahanan terhadap serangan hama lebih baikdibandingkan dengan jagung hibrida. Jagung juga tumbuh dandibudidayakan oleh masyarakat pegunungan di Tengger, JawaTimur sebagai bahan pangan pokok (Hakim, 2011).

Sagu adalah salah satu bahan pangan pokok di Indonesiatimur, meliputi antara lain Kepulauan Maluku dan Papua. Sagudiduga berasal dari Kepulauan Maluku dan Papua, namun saatini keberadaannya sudah menyebar ke Kalimantan, Malaysiadan bahkan Sumatera. Sagu adalah palem yang dapat tumbuhpada dataran rendah tropik. Di Pulau Seram (Maluku) saguhidup pada beberapa tipe habitat yang berbeda, meliputi antaralain lahan pasang-surut air payau, lahan tergenang airtawar, lahan-lahan tergenang permanen, dan lahan kering. Sagudapat hidup pada lahan marginal (Botanri et al., 2011). DiIndonesia timur, Sagu diolah sebagai makanan pokok yangdisebut Papeda atau bubur sagu.

Umbi-umbian, seperti Ubi jalar manis dan Talas adalahmakanan pokok kebanyakan masyarakat di pegunungan PulauPapua. Talas mengandung serat, protein, karbohidrat, sertatinggi vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin B6, dan asamfolat. Umbi dari talas juga mengandung magnesium, besi, zinc,fosfor, kalium, mangan, dan tembaga. Di Papua, Talas ditanampada ladang berpindah secara monokultur atau polikulturdengan tanaman lainnya pada ladang yang dikelola dengansisem tebang bakar. Masyarakat di pedalaman pegununganPapua menyukai menanam Talas untuk di panen umbinya

Page 176: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

177

karena teknik budidaya dan penanaman yang mudah (Solossaet al., 2013). Pada masyarakat Jawa, umbi-umbian lain yangdikonsumsi antara lain adalah gembili, uwi, porang, ganyongdan bentoel. Pada masyarakat suku Kanum di Papua, Gembiliadalah salah satu sumber karbohidrat utama yang dikonsumsiuntuk memenuhi kebutuhan pangan. Porang dahulu adalahsalah satu bahan pangan pokok masyarakat di pulau Jawa,namun saat ini pemanfaatannya sebagai bahan pangan sudahmulai menurun.

Business Insider dalam laporannya tahun 2009 menyebutkanada 10 tanaman bahan pangan pokok penting dunia yangkeberadaannya sangat diperlukan oleh manusia, antara lainadalah Plantain, Talas, Sorgum, Ubi jalar manis, Kedelai,Singkong, Kentang, Padi, Gandum dan Jagung (Tabel 7.4).Plantain adalah tanaman sejenis pisang yang menjadi bahanpangan masyarakat pada beberapa kawasan, seperti di Karibia,Kuba dan beberapa kelompok masyarakat yang tinggal dikawasan di Amerika Selatan.

Tabel 7.4. Produksi sepuluh bahan pangan pokok terbesar didunia tahun 2008.

1 Jagung 822.712.527 5.12 Gandum 689.945.712 3.13 Padi 685.013.374 4.34 Kentang 314.140.107 17.25 Singkong 232.950.180 12.56 Kedelai 230.952.636 2.47 Ubi jalar manis 110,128,298 13.58 Sorgum 65.534.273 1.59 Ubi Talas 51.728.233 10.510 Plantain 34.343.343 6.3

(sejenis pisang)

No Nama Produksi Rata-ratabahan pangan tahun 2008 (ton) Produktifitas

(ton/ha)

Page 177: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

178

Tanaman pangan tersebut dibudidayakan dalam lahan-lahan intensif yang luas, dan beberapa bahkan dibudidayakandalam lahan dan pekarangan rumah sekitar penduduk. Di desa-desa, tidak ada pola pengaturan baku terhadap tata letakpenanaman tanaman bahan pangan dalam arsitektur tatabangunan rumah terhadap keseluruhan lahan yang dimiliki.Terdapat kesan bahwa rumah tangga petani dengan tingkatperekonomian yang rendah cenderung untuk memanfaatkanlahan pekarangan di depan, samping kanan dan kiri rumahuntuk penanaman Jagung, Singkong, Talas dan penghasilkarbohidrat lainnya. Untuk rumah tangga petani yang lebihmampu secara ekonomi, penanaman bahan pokok di sampingkanan-kiri dan depan rumah sangat jarang dilakukan. Kelompoktersebut lebih memilih tanaman hias sebagai tanaman utamahalaman pekarangan rumah.

Beberapa tanaman lainnya yang dimanfaatkan sebagaibahan pangan antara lain adalah Uwi, Porang (Iles-ils), Talas,Sukun, Kapiri, Jawawut, Garut/Lerut, dan bentul. Di Indonesia,bahan pangan pokok untuk memenuhi karbohidrat terdiri atasPadi, Jagung, Kedelai, Singkong dan Ubijalar. Luas danproduktifitas tanaman pangan tersebut disajikan dalam Tabel7.5.

Tabel 7.5. Luas panen tanaman pangan di Indonesia tahun 2013.

Padi 13.835.252 51.52 71.279.709

Jagung 3.821.504 48.44 18.511.853

Kedelai 550.793 14.16 779.992

Singkong 1.065.752 224.60 23.936.921

Ubi jalar 161.850 147.47 2.386.729

Tanaman Luas Panen Produktivitas Produksipangan (Ha) (Kwt/Ha) (Ton)

Page 178: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

179

Ubi jalar adalah tanaman bahan pokok di Papua. Padatahun 2013, produksi ubi jalar diperkirakan mencapai 405.520ton. Dalam kontek produktifitas nasional, Papua adalah salahsatu penyumbang angka produktifitas Ubi jalar terbesar nasional.Hal ini menunjukkan bahwa Ubi jalar adalah penting bagimasyarakat di Papua. Selain itu, produksi Umbi talas jugadiperkirakan signifikan karena merupakan salah satu umbipokok di beberapa masyarakat pegunungan Papua. Produksipadi, sebaliknya, sangat kecil (mencapai 169.791 ton pada tahun2013) jika dibandingkan produksi pada dari propinsi lain sepertiJawa Timur (12.049.342 ton), Jawa Barat (12.083.162 ton), JawaTengah (10.344.816 ton) dan propinsi-propinsi lainnya diSumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Hal ini menunjukkanbahwa masing-masing kelompok masyarakat mempunyai polapemanfaatan sumberdaya alam yang berbeda sebagai bahanpangan.

Gambar 7.1. Kebun talas masyarakat Papua disekitar DanauAyamaru, Kabupaten Maybrat. Foto: Solossa.

Page 179: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

180

7.2. Ketahanan pangan

Kebutuhan pangan dalam dasawarsa terakhir ini semakinmeningkat. Menurut catatan FAO, produksi pangan kawasanAsia dan dunia dalam 50 tahun ini cenderung meningkat.Menurut Indek pangan FAO, sampai sejauh ini stok pangandinyatakan cukup, tetapi ketersediaan pangan seringkali tidakrutin dan pangan tidak terdistribusi merata. Pada beberapamasyarakat yang membutuhkan pangan sangat terbatas danmendorong kelaparan dan kekurangan gizi. Setidaknya, tercatatlebih kurang 2 milyar orang ada dalam kondisi defisiensimikronutrien makanan, meliputi misalnya kekurangan vitaminA dan zat besi. Krisis ekonomi dan pangan pada tahun 2007telah menyebabkan kenaikan harga pangan. Situasi ini telahmengancam dunia ada kiris pangan yang berkepajangan (Yang& Hanson, 2009).

Menurut Haryono (2013), kebutuhan pangan Indonesiayang semakin meningkat berdampak kepada pemenuhan lahanbaru nasional yang semakin naik, diperkirakan hingga tahun2025 akan dibutuhkan seluas 4,7 juta lahan bukaan baru.Sebanyak 1,4 juta ha sawah baru diperlukan untuk mendukungproduksi Padi hingga tahun 2025; dan dibutuhkan sekitar 1,3juta ha untuk Jagung dan 2 ha untuk Kedelai. Dalam kontekperlindungan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati, bisajadi hal ini menjadi sebab potensial bagi perubahan tata gunalahan hutan di masa mendatang.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 18 tahun2012 Bab I ayat, dijelaskan bahwa yang dimaksud denganKetahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya Pangan baginegara sampai dengan perseorangan, yang tercermin daritersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidakbertentangan dengan agama, keyakinan, dan budayamasyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secaraberkelanjutan”.

Page 180: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

181

Menurut bab XII pasar 130 Undang-undang RepublikIndonesia No 18 tahun 2012, Peran serta masyarakatmewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, danKetahanan Pangan sangat penting, dan hal ini antara lain dapatdilakukan dalam hal:

a. pelaksanaan produksi, distribusi, perdagangan, dankonsumsi Pangan;

b. penyelenggaraan cadangan pangan masyarakat;

c. pencegahan dan penanggulangan rawan pangan dan gizi;

d. penyampaian informasi dan pengetahuan pangan dan gizi;

e. pengawasan kelancaran penyelenggaraan ketersediaanpangan, keterjangkauan pangan, penganekaragamanpangan, dan keamanan pangan; dan/atau

f. peningkatan kemandirian pangan rumah tangga.

Salah satu kontribusi dan peran penting dari kelompokmasyarakat adalah manajemen kebun-pekarangan rumah untukmendukung ketahanan pangan. Selain telah dilaporkanmengandung berbagai jenis tanaman untuk memenuhikebutuhan sehari-hari, kebun dan pekarangan rumah relatifmudah dikelola oleh keluarga petani tanpa melibatkanpemodalan dan teknologi modern (Tabel 7.6).

Tabel 7.6. Peran dan kontribusi kebun dan pekaragan rumah

Karakteristik Keterangan

Densitas spesies Tinggi

Tipe spesies Buah, sayur, rempah, tanaman obat,

Tujuan produksi Skala rumah tangga, pemenuhankebutuhan rumah tangga

Tenaga kerja Anggota keluarga

Cara kerja Paruh waktu, disela-sela kegiatan, tidakintensif

Page 181: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

182

Panen Setiap hari, musiman

Pemanfatan ruang Horizontal dan vertikal

Lokasi Dekat rumah, pemukiman

Pola tanam Ireguler, membujur, campuran

Teknologi Sederhana,tidak memerlukanperalatan berat

Pemodalan Rendah

Distribusi Desa dan kota

Ketrampilan yang dibutuhkan Ketrampilan berkebun

Bantuan Minor, tidak ada

Sumber. Midmore, D. J., Niñez, V. K., & Venkataraman, R.(1991).

Kombinasi karakteristik budidaya tanaman pokok dalamlingkungan kebun dan pekarangan rumah tersebut mendorongekosistem kebun dan pekarangan rumah dengankeanekaragaman hayati tanaman pokok yang tinggi mudahdijumpai pada masyarakat Indonesia. Pada lokasi-lokasi kering,seperti di Nusa Tenggara, kebun dan pekarangan rumah adalahbenteng dari penyediaan bahan pangan pokok dan anekaragambahan tambahan lainnya. Sebuah survey tentang potensi kebundan pekarangan rumah pada masyarakat di Desa Bera Dolu,Sumba Barat menunjukkan bahwa kebun dan pekarangan rumahadalah spot penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan (Table7.7). Hal yang sama juga ditemukan pada Kaleka, yaitu sistemkebun-pekarangan rumah tradisional pada Suku Dayak diKapuas. Jenis-jenis tanaman tidak hanya berasal dari kelompokpenghasil energi, tetapi juga diperkaya dengan tanaman untukpemenuhan kebutuhan protein, lemak, dan vitamin-vitaminlainnya. Ilustrasi dari kontribusi penting kebun dan pekaranganrumah diberikan dalam Gambar 7.1.

Page 182: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

183

Tabel 7.7. Jenis-jenis tanaman yang tumbuh di Kaliwow(kebun-pekarangan rumah di Desa Bera Dolu, Sumba Barat).

Nama lokal Spesies Fungsi

Kanikki/kemiri

Naga/nangka

Bokasawu/Lombok

Karara/sukun

Kasa/asam

Karobbo pia/labu kuning

Kunyit

Roo madawa ngaingo/serai

Roo madawa toro/kemangi

Lissa rata/laos

Lissa/jahe

Kuopi/Kopi

Nu’u/Kelapa

Winno/pinang

Alpokat/alpukat

Jambu

Uppo/mangga

Maroto/jeruk besar

Kadondong/kedondong

Lukkuta/Sirsat

Pisang

Aleurites moluccanus

Artocarpus heterophyllus

Capsicum frutescens

Artocarpus communis

Tamarindus indica

Cucurbita moschata

Curcuma longa

Cymbopogon citratus

Ocimum basilicum

Alpinia galanga

Zingiber officinale

Coffea sp.

Cocos nucifera

Areca catechu

Persea americana

Psidium guajava

Mangifera indica

Citrus maxima

Spondias pinnata

Annona muricata

Musa ×paradisiaca

Termasuk rempah-rempahuntuk bahan masak

Buah muda di buat sayur,buah tua dimakanlangsung

Pelengap sayur

Digoreng dan konsumsisebagai camilan keluarga

Bahan untuk memasak

Dimasakak untuk sayur

Termasuk rempah-rempahuntuk bahan masak

Diolah untuk minuman

Bahan memasak

Pelengkap kegiatan adatBuah dikonsumsi secaralangsung

Page 183: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

184

Kalowo Jawa/pepaya

Langitoro/lamtoro

Toro wuli/tomat

Torro bogga/terong tomat

Luwwa/Ubi kayu

Ganyo/Ganyong

Watara/jagung

Ulii/keladi

Ketele/ketela rambat

Carica papaya

Leucaena leucocephala

Solanum lycopersicum

Solanum torvum

Manihot esculenta

Canna edulis

Zea mays

Colocasia esculenta

Ipomoea batatas.

Buah muda di buat sayur,buah tua dimakanlangsung, daun dibuatsayur

Diolah sebagai sayuran

Ditanam sebagai tanamanpenghasil karbohidrat.Pengelolaan pasca panenbergantung kepadatanaman danpemanfaatannya

Sumber. Erniyati, diolah.

Tabel 7.8. Jenis-jenis tanaman yang tumbuh di Kaleka (kebun-pekarangan rumah di Desa Dahian Tambuk dan TumbangDanau, Kalimantan Tengah).

Nama lokal Spesies Fungsi

DurianLangsatRambutanPapakenPisangCempedakManggisTangkuhis

Nangka

Kelapa

Durio zibenthinusLansium domesticumNephelium lappaceumDurio kutejensisMusa sp.Artocarpus champedenGarcinia mangostanaDimocarpus longan

Artocarpus heterophyllus

Cocos nucifera

Buah yang matangdikonsumsi secaralangsung

Buah muda di buat sayur,buah tua dimakanlangsung

Ditanam untuk diambilsantannya

Page 184: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

185

Kunyit/JanarJaheLaos/LengkuasLombok

Tanggaring

Keladi

Kecapi/Ketapi

Curcuma domesticaZingiber officinaleAlpinia galangaCapsicum annum

Nephelium mutabile

Colocasia esculenta

Sandoricum koetjape

Ditanam sebagaitanaman rempah

Dikonsumsi

Dikonsumsi

Dikonsumsi sebagaitanaman buah

Gambar 7.2. Peran dan kontribusi kebun dan pekarangan rumahdalam ketahanan pangan dan pendapatan ekonomi rumah tangga

petani. (Sumber gambar FAO,1995).

Page 185: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

186

Jenis-jenis tanaman pangan

Jenis-jenis tanaman pangan yang ditanam di kebun danpekarangan rumah dapat diklasifikasikan sebagai (Tabel 7.8):

Tanaman pagar

Sayuran

Rempah-rempah

Umbi

Buah

Bunga-bungaan

Tabel 7.8 Contoh beberapa tanaman yang dimanfaatkan sebagaipangan utama dan pendukung masyarakat di pedesaan

Tanaman pagar

KatukSauropus androgynus

SingkongManihot esculenta

BeluntasPluchea indica

LamtoroLeucaena leucocephala

Katuk dapat dinaman rapat, penanaman mudahdan tidak memerlukan pemeliharaan intensif.Selain sebagai pagar, daun katuk dikonsumsisebagai sayur.

Batang singkong ditanam berjajar rapat denganjarak antara 10-20 cm. Untuk memperkuat pagarbiasanya diapit dengan bambu yang dibelahmemanjang. Daun singkong pagar dapatdikonsumsi sebagai sayur.

Beluntas mudah tumbuh sebagai tanaman pagar.Tumbuh baik terutama dalam kondisimendapatkan sinar matahari yang cukup. Daunbeluntas dimanfaatkan sebagai sayur atau bahanjamu.

Lamtoro ditanam sebagai pagar karenaanekaragam fungsinya, antara lain bijinya sebagaisayur dan daun-daunnya untuk pakan ternak

Page 186: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

187

Sayuran

BayamAmaranthus spp.

Labu siam/ManisahSechium edule

SawiBrassica juncea

SeladaLactuca sativa

KoroCanavalia spp.

KankungIpomoea aquatica

Kacang panjangVigna sinensis

WortelDaucus carota

TerongSolanum melongena

TomatSolanum lycopersicum

Tanaman herba yang relatif mudah tumbuh,terutama pada musim penghujan. Terdapatbeberapa jenis bayam, antara lain bayam berdaunlebar, bayam menahun, bayam sayur, bayammerah.

Ditanam disamping kanan atau kiri rumah.Penanam labu siang seringkali diikuti denganpembuatan kerangka rambatan berbahan dasarbambu (anjang-anjang) sebagai tempat tumbuh

Tanaman herba yang relative mudah tumbuh,daunnya dimanfaatkan sebagai sayuran

Selada terutama dibudidayakan pada pekaranganrumah atau kebun. Merupakan tanamansemusim. Daun dimanfaatkan sebagai sayur.

Polong-polongan yang merambat, ditanamansebagai sayuran

Ditanam pada pekarangan atau kebun dengankolam air, atau ditanam pada lahan disekitarrumah. Daun dimanfaatakan sebagai sayur

Polong-polongan yang merambat, ditanamansebagai sayuran pada sisi kanan-kiri rumah.Polong dimanfaatakan sebagai sayur.

Ditanama pada kebund an pekrangan rumah,terutamam pada pedesaan dataran tinggi. Umbiwortel dikonsumsi sebagai sayuran

Ditanam disamping kanan, kiri dan halamandepan rumah dengan intensitas sinar matahariyang cukup. Buah terong dimanfaatkan sebagaisayuran

Ditanam sebagai bahan bumbu-bumbuan utama,buah tomat berukuran besar dikonsumsi langsungsebagai buah

Page 187: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

188

CabaiCapsicum annuum

GambasLuffa acutangula

PareMomordica charantia

KecipirPsophocarpustetragonolobus

KapriPisum sativum

BuncisPhaseolus vulgaris

Ditanam sebagai bahan bumbu-bumbuan utama,penguat cita rasa pedas

Ditanam untuk dimanfaatkan buahnya sebagaisayur. Tumbuh merambat pada pagar dantanaman-tanaman disekitarnya

Ditanam untuk dimanfaatakan buahnya sebagaisayur. Tumbuh merambat pada pagar dantanaman-tanaman disekitarnya

Polong-polongan yang merambat, ditanamansebagai sayuran

Polong-polongan yang merambat, ditanamansebagai sayuran

Polong-polongan yang merambat, ditanamansebagai sayuran

Rempah-rempah

PaniliVanilla planifolia

Daun sujiDracaena angustifolia

Kayu manisCinnamomum burmanni

Jeruk nipisCitrus aurantiifolia

JaheZingiber officinale

Buah dikeringkan dan ditumbuk sampai menjadibubuk siap pakai.

Daun segar diambil dan dirajang untukdicampurkan pada santan atau bahan makanansebagai penyedap dan pewarna hijau padamakana

Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah kulitkayu. Pemanfaataannya beragam, mulai daripenyedap makanan dan untuk membuatminuman herba.

Buah dimanfaatkan untuk bahan kuliner local,menghilangkan bau amis dan juga dimanfaatkanuntuk tanaman obat dan minuman

Jahe yang umum ditanaman oleh masyarakatadalah jahe gajah dan jahe emprit.

Page 188: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

189

Bawang polongAllium porum

LengkuasAlpinia galanga

KencurKaempferia galanga

KemangiOcimum americanum

Sereh, seraiCymbopogon citratus

KunyitCurcuma domestica

PalaMyristica fragrans

Daun salamSyzygium polyanthum

Temu kunciBoesenbergia pandurata

Jeruk purutCitrus hystrix

Ditanam dan dijumpai pada pekarangan rumahmasyarakat tengger dan beberapa kelompokmasyarakat d dataran tinggi

Selain sebagai bahan bumbu dapur, Laos dikenalsebagai tanaman obat dan digunakan untukmengobati penyakit kulit

Kencur merupakan terna kecil yang tumbuhdisekitar area dapur. Rimpang kencur terutamadipakai sebagai bahan masakan karenamempunyai aroma yang spesifik

Dikonsumsi secara segar atau dimasak bersama-sama dengan bumbu dan sayur lainnya. Aromayang ditimbulkan oleh minyak atsiri daun dapatmembangkitkan nafsu makan

Penggunaan Sereh sebagai bumbu masakanmenghasilkan aroma masam.

Kunyit tumbuh disekitar rumah untuk berbagaikeperluan

Pala ditanam sebagai tanaman peneduh danjuga sebagai tanaman ekonomik. Pala terutamadipanen untuk diambil bijinya dan dijualkepengepul di desa

Biasanya tumbuh d bagian belakang pekeranganrumah. Daun salam digunakan dalam memasakmenu-menu tertentu, terutama masakanbersantan.

Temu kunci mudah dijumpai pada beberapatitik di kebun masyarakat sebagai tanaman liaryang tidak dibudidayakan.

Tumbuh di samping kanan atau kiri rumah,sekitar dapur. Daun dimanfaatkan sebagaibahan masak.

Page 189: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

190

CengkehSyzygium aromaticum

Cengkeh dapat ditanam didepan, samping kananatau kiri rumah. Di bagian belakang rumahseringkali ditanam bersamaan dengan kopi.Cengkeh ditanam karena memberikankeuntungan ekonomi yang menjanjikan

Umbi

TalasColocasia esculenta

SingkongManihot esculenta

Ketela rambatIpomoea batatas

UwiDioscorea alata

PorangAmorphophallusoncophyllus

Dibudidayakan disekitar rumah untuk dikonsumsiumbinya

Dibudidayakan disekitar rumah untuk dikonsumsiumbinya.

Dibudidayakan disekitar rumah untuk dikonsumsiumbinya

Seringkali tumbuh liar atau dibudidayakandisekitar rumah untuk dikonsumsi umbinya.Tumbuh melilit pada tanaman berkayu yangtumbuh disekitarnya.

Dibudidayakan disekitar rumah untuk dikonsumsiumbinya.

Buah

KedondongSpondias dulcis

MelinjoGnetum gnemon

AlpukatPersea americana

ManggaMangifera indica

RambutanNephelium lappaceum

Buah dimakan secara langsung. Beberapakelompok masyarakat mengolah kedondongsebagai manisan

Buah diolah sebagai emping atau direbus dandikonsumsi langsung.

Buah dimakan secara langsung, kaya akan lemak.

Buah dimakan secara langsung

Buah dimakan secara langsung

Page 190: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

191

Bunga-bungaan

PepayaCarica papaya

Buah muda diolah sebagai sayur, buah tuadimakan secara langsung

BrokoliBrassica oleracea

Kembang turiSesbania grandiflora

Kembang pisangMusa ×paradisiaca

Bunga brokoli, terutama dibudidayakan di kebun-pekarangan rumah pedesaan pegunungandengan iklim yang sejuk

Bunga turi putih, dikonsumsi terutama untukbahan sayur kuliner pecel

Di Jawa disebut ontong, dimasak sebagai sayuran

Amorphopallus adalah salah satu bahan pangan potensialyang terlupakan pada era modern ini. Amorphopallus adalahanggota dari famili Araceae dengan asal-usul dan sebaran utamadalah kawasan Afrika tropik, Asia tropik dan Pulau-pulau diSamudera Pasifik. Genus ini masih belum banyak diketahui dansaat ini diperkirakan beranggotakan lebih dari 170 spesies (Flachand Rumawas, 1996). Di Indonesia, Amorphophallus lebihdikenal dengan nama buna bangkai, atau nama-nama lain sepertiles-iles, suweg, dan porang. Menurut Backer dan van den Brink(1968), Pulau Jawa setidaknya menjadi habitat bagi 5 jenisamorphophallus, namun demikian diperkirakan bahwa adabanyak varian dilapangan. Beberapa jenis adalah edibel,sementara jenis-jenis lainnya adalah tumbuh liar dan tidak dapatdimakan. Jenis Amorphophallus oncophyllus adalah komoditasbernial ekonomi tinggi dan telah diekspor ke luarnegeri sebagaibahan baku industri. Jenis Amorphophallus titanium adalah jenisyang mengundang banyak perhatian wisatawan internasionaldan dengan demikian menjadi maskot ODTW di habitatalamiahnya (Sumatera) dan kawasan ex situ (Kebun Raya).

Amorphophallus adalah herba perenial dan berumbitelanjang. Tumbuhan ini mudah dikenal karena keberadaantangkai daun yang umumnya berwana hijau dan bertotol-totol

Page 191: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

192

putih yang tersebar diseluruh permukaan tangkai. Tumbuhanmembentuk umbi bulat, dengan akar-akar yang tumbuhdipermukannya. Umbi adalah bagian yang seringdimanfaatakan karena mengadung karbohidrat yang tinggi.Amarphophallus biasanya tumbuh dihutan sekunder, tepi-tepihutan, di kawasan hutan jati dan dikawasan pedesaan sebagaitanaman budidaya. Temperatur optimum untuk tumbuh adalah25-35º C, dan menyukai habitat dengan naungan yang cukup.Amorphophallus dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, tetapitidak pernah dijumpai dalam ekosistem rawa-rawa. Populasinyaakan tumbuh baik pada tanah dengan drainase baik dan kayahumus (Sufiani, 1993; Flach and Rumawas, 1996.).

7.3. Tantangan pengelolaan kebun dan pekaranganrumah

Para peneliti menggarisbawahi bahwa tantangan dalampemanfaatan kebun dan pekarangan rumah dalam ketahananpangan dapat beragam, meliputi antara lain:

Keterbatasan akses terhadap input pertanian, seperti bibit,alat-alat pertanian, teknik dan modal

Keterbatasan lahan dan kepemilikan lahan

Keterbatasan air

Kerusakan karena serangan hama penyakit, antara lainserangan insekta, jamur, serangan hewan, dan pencurian

Kondisi lingkungan yang buruk

Rendahnya pengetahuan, informasi dan pendampinganpetani

Rendahnya kesuburan tanah dan ancaman erosi

Lemahnya pemasaran

Masalah penanganan pasca-pangan

Kurangnya kajian dan penelitian ilmiah tentang kebun danpekrangan rumah

Page 192: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

193

Pembatasan sosial dan budaya yang timbul di masyarakat

Kurangnya informasi manfaat gizi tanaman kebun danpekarangan rumah yang menyebabkan apresiasi berkebunmenjadi rendah

Perubahan iklim saat ini diketahui sebagai salah satuancaman bagi ketersediaan dan keamanan stok pangan global.Perubahan iklim antara lain dapat mempengaruhi:

Perubahan aspek dan daya dukung ekologis

Peningkatan intensitas bencana karena pengaruh prubahaniklim yang ekstrim

Peningkatan permukaan air laut

Kerentanan sosial

Kegagalan adapatasi tetumbuhan

Perubahan tata guna dan peruntukan lahan diketahui jugamemberikan dampak terhadap keberadaan kebun danpekarangan rumah serta keanekaragaman hayati yangdikandungnya. Perubahan tata guna lahan antara lain disebabkanoleh:

Pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kebutuhanlahan perumahan semakin meningkat

Pertumbuhan jumlah anggota keluarga yang menyebabkanlahan pekarangan rumah diubah menjadi bangunanpermanen rumah

Kegiatan ekonomi, menyebabkan lahan pekaranganberubah menjadi toko atau pusat kegiatan ekonomi rumahtangga lainnya

Page 193: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

194

Gambar 7.3. Pisang adalah tanaman umum yang dijumpai di kebundan pekarangan rumah

Page 194: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

195

8

Gugusan kepulauan Indonesia dan kekayaan alam-budayayang ada di dalamnya adalah potensi dasar bagi pengembangandaya saing wisata di Indonesia. Secara bio-geo-fisik kepulauanIndonesia menawarkan beragam bentang alam yang kaya danunik sebagai atraksi wisata. Dalam kontek kebudayaan,Indonesia adalah rumah bagi beragam suku bangsa dengan polahidup, tradisi, nilai-nilai, seni dan kearifan budaya yang kaya.

Pariwisata adalah salah satu industri yang saat ini sedangtumbuh pesat dan memainkan peran penting dalammenggerakkan perekonomian pedesaan. Di Eropa, desa denganpotensi sumberdaya alam dan budaya yang dimilikinya telahlama menjadi salah satu tujuan wisata alternatif yangmemberikan dampak ekonomi penting bagi desa. Kegiatanwisata di lingkungan pedesaan telah tumbuh sejak lama dibanyak negara di Eropa dengan nama-nama local yang beragamsesuai dengan bahasa masing-masing, seperti misalnya:

Denmark: landturisme

Belanda: plattelandstoerisme

Ingriss:rural tourism

Estonia:maaturism

Finlandia:maaseutumatkailu

Perancis:tourisme rural

Hungaria:vidéki turizmus

Italia:turismo rurale

Latvia:lauku tûrisms

Lithuania:kaimo turizmas

Norwegia:bygdeturisme

Kebun dan Pekarangan Rumahdalam Pengembangan

Agrowisata

Page 195: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

196

Polandia:turystyka wiejska

Portugis:turismo rural

Romania:Turism rural

Slovenia:kmeèki turizem

Spanyol:turismo rural

Swedia:landsbygdsturism

Meskipun disebut dengan berbagai kata, namun demikiankegiatan dan tujuannya secara umum mempunyai kesamaan:menumbuh kembangkan dan memberdayakan potensi pertaniandesa dalam industri wisata berbasis sistem pertanian(Agrowisata). Istilah agrowisata dan desa wisata seringkalidipakai untuk maksud yang sama. Namun demikian, sejatinyaterdapat prinsip-prinsip dasar yang membedakannya. Beberapapengamat menegaskan bahwa Agrowisata adalah salah satubagian dari wisata desa.

8.1. Potensi pengembangan sumberdaya desa dalamagrowisata

8.1.1. Agrowisata

Agrowisata adalah salah satu sektor wisata yangmemanfaatkan usaha pertanian (agro) di desa sebagai obyekutama. Agrowisata adalah kegiatan dimana rumah tanggapetani di kawasan pedesaan berupaya mengoptimalkan anekakegiatan terkait pertanian sebagai atraksi yang dapat ditawarkankepada wisatawan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi antaralain hidup dalam lingkungan desa dan kehidupan pertanian,menyaksikan kegiatan pertanian, menikmati produk-produkpertanian, mendapatkan pengalaman mengikuti kegiatanpertanian, menikmati hasil pengelolaan pangan berbasissumberdaya local, dan menikmati kekayaan budaya terkaitdengan sistem pertanian. Kegiatan-kegiatan ini sering diperkayadengan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk

Page 196: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

197

tinggal sementara di rumah petani untuk menyelami kehidupansehari-hari keluarga petani desa. Agrowisata adalah aktifitas/kegiatan kewirausahaan (enterpreneur) atau bisnis skala kecil-menengah yang menggabungkan potensi pertanian dengankebutuhan akan barang dan jasa/layanan wisata. Agrowisatasaat ini tumbuh sebagai salah satu alternatif penggerak dan mesinpertumbuhan ekonomi untuk mencapai kesejahteraanmasyarakat desa (Buhalis & Cooper, 1998; Hakim, 2007).

Secara lebih rinci, ada beberapa alasan lebih rinci yangdapat menjelaskan mengapa saat ini agrowisata semakindiminati oleh petani dan masyarakat desa, antara lain adalah:

Saat ini produk pertanian mempunyai harga jual murahdan tidak menentu

Adanya keinginan untuk melakukan diversifikasi sektorpertanian di desa

Adanya upaya untuk mempergunakan danmendayagunakan seluruh potensi yang ada di desa untukmenggerakkan perekonomian desa

Mengembangkan hobi menjadi kegiatan yang lebihmenguntungkan

Upaya untuk mendukung konservasi sumberdaya alam yangada di hutan atau kawasan lindung lainnya sekitar desa

Agrowisata terutama bersandar kepada industri pertaniandesa, kehidupan sosial masyarakat desa dan keaslian lingkunganbio-geo-fisik desa. Dengan demikian, program yang dapatdirancang dan ditawarkan dalam wisata desa sangat terbukaluas. Spektrum dari agrowisata ditunjukkan dalam Gambar 8.1.Agrowisata dapat menawarkan penjelajahan menelusuri wilayahpedesaan, meliputi antara lain penjelajahan kebun masyarakat,penelurusan sungai, mengamati satwa liar (terutama burung),bersepeda mengelilingi desa dan sebagainya. Kegiatanpenjelajahan ini dapat diintegrasikan dengan wisata agroheritage,

Page 197: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

198

Gambar 8.1. Spektrum dari dimensi agrowisata yang dapatdikembangkan di wilayah perdesaan

terutama untuk mengetahui dan mempelajari peninggalan-peninggalan sejarah baik bangunan fisik ataupun peninggalansejarah sistem pertanian lainnya di lingkungan desa (Gambar8.2). Wisatawan juga dapat diajak untuk menikmati kuliner desa,mengunjungi pusat-pusat kesehatan dan kebugaran di desa, sertamengunjungi pasar tradisional untuk pemasaran produk-produkpertanian di desa. Semua hal tersebut, harus didorong dandiupayakan menjadi kegiatan wisata berbasis masyarakatsehingga dampak yang diperoleh bagi pengembangan komunitasmasyarakat desa akan optimal. Oleh karena itu menjaga sistem-sistem kehidupan masyarakat agraris beserta atribut-atributlansekap budaya yang ada menjadi sangat penting. Agrowisataadalah salah satu sektor dan kegiatan ekonomi penting yangdapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani.Selain itu, agrowisata diharapkan dapat memberikan berbagaimanfaat, antara lain adalah melestarikan lansekap pedesaan.

Page 198: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

199

Pertumbuhan agrowisata antara lain didorong olehtumbuhnya minat wisatawan akan dunia pertanian, keinginanuntuk memahami lebih jauh dunia pertanian, dan memuaskanhasrat berlibur pada daeah pertanian. Tekanan psikis dan hasratuntuk relaksasi di kawasan pedesaan saat ini menjadi tren bagimasyarakat perkotaan. Selain itu, kesadaran orang tua untukmemperkenalkan dunia pertanian dan lingkungan hidup yanglebih holistik kepada anak-anak telah mendorong lajupertumbuhan agrowisata di berbagai tempat.

Gambar 8.2. Pemanfaatan peninggalan sejarah bangunan Belandasebagai kamar-kamar tamu di Agrowosata Kebun Blawan,

Bondowoso

8.1.2. Etnobotani dan sumberdaya desa dalam pengembanganagrowisata

Salah satu bentuk dan kegiatan wisata yang saat ini sedangtumbuh pesat adalah program yang mampu menawarkanwisatawan berinteraksi dengan komunitas penduduk setempat

Page 199: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

200

dan secara langsung menikmati lingkungan alamiah, termasukalam dan pemukiman pedesaan. Kesadaran masyarakat globalakan pentingnya konservasi lingkungan hidup dan penggunaansumberdaya alam secara berkelanjutan telah mendorongtumbuhnya wisata minat khusus, dimana salah satunya adalahmengunjungi desa sebagai destinasi wisata. Agrowisatamenawarkan visi kegiatan pariwisata modern yangmengakomodasi pertumbuhan ekonomi, penghargaan akannilai-nilai social dan konservasi lingkungan pedesaan dansumberdaya alam yang ada di sekitarnya (Gossling, 2007; Reid,2009; Hakim et al., 2012).

Tantangan pengembangan agrowisata di Indonesia adalahmenciptakan destinasi yang berdaya saing dan menawarkanprogam yang unik, orisinil dan mengesankan dari lingkungandan kehidupan masyarakat desa. Untuk mencapai hal tersebut,dibutuhkan strategi komprehensif dengan tetap mengedepankanprinsip pelestarian lingkungan pedesaan dan sumberdaya alamyang ada disekitaranya (Hakim et al., 2012). Keunikan desa-desadi Indonesia banyak dihasilkan oleh sentuhan masyarakat desadalam mengolah sumberdaya dan lingkungan di sekitarnyamengikuti kearifan local. Orisinalitas pemandangan alam desa(village landscape) adalah hasil dari persepsi masyarakat desaterhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Komunitas yangtinggal dalam suatu kawasan, termasuk desa, mempunyaikepedulian untuk menciptakan karakter-karakter yang berbedadengan tempat lainnya. Aspek-aspek alamiah, social, budaya,dan kepercayaan telah diketahui memberikan kontribusi dalamarsitektur keruangan desa. Lansekap desa adalah adaptasimasyarakat yang muncul terhadap lingkungannya. Dalamupaya meningkatkan daya saing penyelenggaraan wisata desa,etnobotani memberikan beberapa konribusi dasar penting danstrategis (Tabel 8.1).

Page 200: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

201

Tabel 8.1. Kontribusi etnobotani dalam penguatan daya saingagrowisata

Atraksi program agrowisata Kontribusi etnobotani

Lansekap desa

Produk pertanian sehat

Menyaksikan kegiatan pertanian

Kuliner

Pusat-pusat kesehatan dankebugaran di desa

Persepsi dan cara masyarakat menanamtumbuhan dalam konsep ruang dan fungsitertentu menghasilkan pemandangan alamdesa yang unik

Tata cara pertanian tradisional cenderungdilakukan secara organik sehingga terbebas daripestisida dan racun lainnya

Menjamin dan meningkatkan orisinalitastatacara pertanian tradisional

Menyediakan bahan-bahan mentah bagi senikuliner tradisional, memperkenalkananekaragam pemanfaatan tumbuhan sebagaipangan dan kuliner lokal

Menjaga pengetahuan tentang pemanfaatananeka jenis tanaman sebagai tanaman obatdalam mendukung program-program wisatakesehatan dan kebugaran. Memeprkenalkanseni kesehatan tradisional berbasis pemanfaatantetumbuhan di sekitar masyarakat lokal(ethnowellness)

Sumberdaya yang ada di desa, industri wisata danwisatawan terikat dalam suatu hubungan yang saling terkait danmempengaruhi (Gambar 8.3). Para peneliti mengamati bahwahubungan harmonis tersebut adalah salah satu kunci pentingdalam menjamin agrowisata dapat berlangsung secaraberkelanjutan untuk memenuhi tujuan dari program dan upayadiversifikasi kegiatan ekonomi desa.

Page 201: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

202

Gambar 8.3. Hubungan antara sumberdaya desa, wisata danindustry wisata (diadopsi dari Gossling, 2007).

Sumberdaya desa untuk pengembangkan agrowisata dapatdiklasifikasikan dalam tiga aspek utama, yaitu social, fisik danalamiah:

Sosial, antara lain meliputi:

Kehidupan masyarakat agraris

Tradisi dan sistem sistem dalam pertanian, termasuk aspek-aspek social dalam persiapan lahan, penanaman,pemeliharaan dan panen

Seni pertunjukan masyarakat, termasuk festifal-festifalmenyambut peritiwa tertentu

Budaya, adat-istiadat, dan nilai-nilai spiritual yangberkembang dalam masyarakat

Modal social masyarakat, norma-norma, peraturan, nilai-nilai yang masih kuat dan mampu memberikan atmosferunik sebagai atraksi sosial

Page 202: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

203

Fisik, antara lain meliputi:

Infrastruktur jalan

Bangunan-bangunan peninggalan sejarah

Pemukiman penduduk

Pasar tradisional, termasuk pasar agribisnis

Bangunan irigasi dan bangunan infrastruktur pendukungpertanian

Infrastruktur, sarana-prasarana dan sumber daya fisiklainnya

Alamiah, meliputi antara lain:

Lansekap hutan dan area lindung di sekitar desa

Lansekap pertanian, termasuk bentang sawah, kebun danbentuk-bentuk pengelolaan produksi agribisnis lainnya

Pesisir dan bahari

Sungai, danau, gunung dan komponen lansekap alamiahlainnya

Kekayaan flora-fauna

8.2. Prinsip dasar manajemen atraksi agrowisata desa

8.2.1. Kebutuhan akan atraksi

Atraksi adalah jantung dari kegiatan pariwista. Atraksiadalah alasan utama mengapa wisatawan mengunjungi suatuarea, termasuk desa sebagai tujuan wisata. Dalam kontekpemasaran. Atraksi adalah “apa yang bisa dilihat”, “apa yangbisa di lakukan”, dan “apa yang bisa dibeli dan dikonsumsi”.Secara teoritik, bentuk-bentuk atraksi wisata dapat dibagi dalamempat kategori (Table 8.2) (Swarbrooke & Page, 2001; Fyall etal., 2005). Dengan memperhatikan klasifikasi dan spectrum dariatraksi wisata, sumberdaya yang ada di desa dapat dioptimalkandalam salah satu bentuk atraksi dalam kategorisasi Tabel 8.2.Daya tarik agrowisata yang dapat dikembangkan sangat

Page 203: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

204

beragam, meliputi antara lain baik proses budidaya anekaragamtanaman, cara dan teknologi penanganan pasca panen,pengelohan hasil pertanian, dan transaksi hasil/komoditaspertanian.

Tabel 8.2. Klasifikasi atraksi

Alamiah Buatan manusia; Buatan manusia Festifal,pertama dibuat dan dibuat Even-evenbukan sebagai sebagai atraksi spesial

atraksi

PantaiGuaHutanHidupan liar(Flora danFauna)

Gereja, candiLokasiarkeologisTamanbersejarahJalur kereta api

MarinaTamantematikTaman kotaSpa kesehatanMuseum dangalleriPusatkebudayaan

Even olahragaEvenkeagamaanEven perayaankenegaraanPesta rakyat

Kebun dan pekarangan rumah dibuat oleh masyarakatbukan sebagai atraksi wisata, tetapi mempunyai peluang danpotensi besar sebagai atraksi wisata dalam kontekpengembangan agrowisata. Ekosistem kebun dan pekaranganrumah mempunyai hal-hal unik yang dapat menjadikannyasebagai atraksi, antara lain karena secara potensial ekosistemkebun dan pekarangan rumah adalah:

Spot bagi anekaragam tanaman

Spot bagi fauna (terutama burung) untuk datang

Representasi dari keunikan budaya pertanian

Ekosistem yang menyejukkan dan berperan dalam relaksasi

Habitat bagi anekaragam tanaman bernilai ekonomi untukpendidikan konservasi sumberdya hayati

Page 204: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

205

8.2.2. Tipologi wisatawan

Dari hasil penelitian berbagai ahli sebelumnya, adahubungan yang erat antara atraksi dengan motivasi orang untukberkunjung (Patterson, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhiantara lain adalah sebagai berikut:

wisatawan menginkan melihat hidupan liar (flora-fauna)pada setting alamiah. Wisatawan ingin bersentuhan secaralangsung dengan alam

wisatawan menginginkan dapat melakukan ekplorasimenuju tempat-tempat yang masih terpencil, menikmatipemandangan pemandangan alam beserta flora-fauna yangada di dalammnya

wisatawan ingin lebih dekat dan menikmati kehidupansosial budaya secara langsung

Jika dihubungkan dengan data dari wisatawan yang ada,maka motivasi tersebut akan sangat berkaitan dengan kondisiwisatawan saat ini. Menurut Patterson (2002) dan Uriely et al.(2007), generasi wisatawan saat ini dan di masa mendatangmempunyai beberapa karakteristik penting, antara lain adalah:

didominasi kalangan muda,

mempunyai pendidikan yang baik dan mempunyai minatterhadap lingkungan,

memiliki pendapatan ekonomi yang baik mendukunghasrat mengunjungi area terpencil

cenderung mempunyai sensitifitas terhadap isu-isulingkungan.

mempunyai kesadaran terhadap hubungan sosial yang baik

Dengan karakteristik yang dimilikinya, kelompokwisatawan ini telah diketahui memberikan kontribusi nyatadalam penyelamatan dan konservasi lingkungan dan sumberdayahayati. Dalam kontek pemanfaaatan sumberdaya, baik langsung

Page 205: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

206

mapun tak langsung, kelompok ini mempunyai kesadaran akanpentingnya produk-produk yang dikelola dengan pendekatanlingkungan. Kelompok ini adalah pangsa potensial bagipengembangan agrowisata (Tabel 8.3). Secara praktis, tipologiwisatawan ini penting diketahui karena terkait dengan potensipengembangan produk serta peluang dan tantangan yang akandihadapi. Memahami aspek ini adalah salah satu kunci pentingdalam keberhasilan agrowisata.

Table 8.3. Tipologi wisatawan dan karakteritik produk yangditawarkan

Tipe wisatawan Karakteritik produk Peluang dan tantangan

Orientasi ekologik

Orientasi petualangan/budaya

• Tempat-tempat alamiahterbaik, merupakan tujuanwisata klasik dariekowisata, agrowisataatau wisata berbasis alamlainnya

• Perjalanan ke hutan tropik• Area-area terpencil yang

jarang dikunjungi danmasih alamiah

• Penemuan danpersentuhan dengankultur/budaya lain

• Perjalanan ke tempat-tempat arkeologi, bernilaisejarah dan budaya

• Perjalanan berorientasiekologik

• Perjalanan yangmemungkinkanpersentuhan antaramasyarakat local danwisatawan

• Masih terdapat banyakwilayah yang dapatdidorong menjadi destinasiagrowisata, namundemikian sedikit yangtelah dipelajari. Sistem-sistem ekologik danpenentuan daya dukungmemegang peran pentingdalam pengembanganinovasi

• Sistem-sistem kearian localtelah banyak dikaji,namun pemanfaatannyauntuk menilai dayadukung social, penguatanautentisitas destinasi danpengaturan code ofconduct belum banyakdilakukan. Produk masihmiskin inovasi

Page 206: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

207

Orientasi konservasi

Orientasi pencarian/pengetahuan

• Kegiatan voluntir• Perjalanan dengan minat

mendukung konservasidan restorasiagroekosistem

• Produk berbasisinterpretasi

• Melibatkan usaha wisatamedium-kecil

• Pemandu adalah naturalis

• Semakin meningkatnyakepedulian masyarakatglobal berpotensimendorong perkembanganagrowisata. Namundemikian, pelaksanaanyaterhambat oleh mekanismedan tata laksanadilapangan. Perludilakukan upaya inovasiproses, manajerial daninstitusional

• Basis data tujuanagrowisata belum lengkapdan sejarah alam kawasanseringkali tidak tersedia.Interpretasi dilakukanbelum berdasarkan hasil-hasil penelitian. Pemandulocal kurang mendapatkanpengalaman danpemahaman komprehensifterkait potensi destinasi

Sumber. Hakim 2013(dimodofikasi)

8.3. Pemberdayaan kebun dan pekarangan rumah

8.3.1. Perbaikan image visual koridor

Dalam kontek spasial dan fungsional, destinasi tersusundari komponen pintu masuk, komunitas, koridor dan komplekatraksi (Gun & Var, 2002). Koridor secara sederhana adalahjalur-jalur yang dapat menghubungkan dan memfasilitasipergerakan wisatawan menuju atraksi-atraksi wisata. Koridordapat berupa jalan negara, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalankampung, sungai ataupun komponen-komponen lansekaplainnya yang dapat memfasilitasi pergerakan (Gambar 8.3).

Page 207: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

208

Dalam kontek kenyamanan dan kepuasan wisatawan, koridortidak saja menjalankan fungsi menghubungkan wisatawandengan atraksi yang dituju. Secara strategis, korridor yang baikdapat meningkatkan kenyaman dan kepuasan wisatawan selamaperjalanan menuju atraksi wisata. Koridor, jika dikelola denganbaik, adalah atraksi wisata yang tidak kalah pentingnya dengankomplek atraksi yang dituju.

Gambar 8.4. Skema dasar dari desa dan sistem koridor yangberperan dalam peningkatan kualitas tour agrowisata (model

diadopsi dari Gun & Var, 2002).

Image visual koridor kurang mendapat perhatian dalampengembangan destinasi wisata. Selama ini, fokus daripeningkatan koridor seringkali adalah upaya fisik perbaikankualitas koridor, antara lain dengan meningkatkan kualitas jalan,membangun jembatan, dan meningkatkan drainase sepanjangjalan. Koridor menuju atraksi utama dalam sistem destinasiwisata seringkali kotor pada beberapa titik. Potensi atraksi yang

Page 208: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

209

tersebar sepanjang koridor bahkan tidak banyak mendapatperhatian untuk dikembangkan. Secara visual, peningkatankualitas koridor antara lain dapat dilakukan denganmeningkatkan diversitas jenis-jenis tumbuhan di pekaranganrumah masyarakat di sepanjang koridor desa (Hakim &Nakagoshi, 2007; Pamungkas et al., 2013).

Pemukiman sepanjang jalan menuju atraksi wisata utamaseringkali kaya dengan tanaman hias dan tanaman buah yangdapat dioptimalkan dalam sistem dan manajemen destinasiagrowisata. Menanan aneka jenis tanaman di halaman rumahsepanjang koridor jalan telah menjadi bagian dari upayapemeliharaan lingkungan oleh masyarakat. Di Desa Ranupanidi pegunungan Tengger, dengan lahan pekarangan yang terbatas,masyarakat menanam aneka jenis tanaman hias yang merupakanupaya untuk mempercantik pemukiman dan tempat tinggal.Beberapa jenis tanaman hias yang dijumpai sepanjang jalanutama di Desa Ranupani dirangkum dalam Tabel. 8.4)

Tabel. 8.4. Contoh tanaman hias yang tumbuh di sepanjangkoridor di Desa Ranupani

Agavaceae1 Agave americana Century plant Agave2 Agave attenuata Fox tail agave Agave3 Cordyline fruticosa Ti tree Andong4 Dracaena fragrans Corn plant Dracaena5 Dracaena reflexa Song of India Dracaena6 Dracaena sp. Grass dracaena Dracaena7 Sansevieria trifasciata Mother-in-law’s tongue Lidah mertua

Amaranthaceae8 Amaranthus sp. Amaranth Jengger ayam

Amaryllidaceae9 Agapanthus orientalis African lily Lili afrika10 Hymenocallis sp. Spider lily Lili laba-laba11 Zephyranthes candida Zephyr lily Bawang brojol12 Zephyranthes sp. Zephyr Lily Bawang-bawangan

No Family (spesies)

Page 209: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

210

Anacardiaceae13 Mangifera indica Mango Mangga

Apiaceae14 Apium graveolens Wild celery Seledri15 Foeniculum vulgare Fennel Adas

Apocynaceae16 Adenium obesum Desert-rose Adenium17 Catharanthus roseus Madagascar periwinkle Tapak dara18 Pachipodium succulentum Pachipodium Pachipodium

Araceae19 Anthurium sp. Flamingo flower Anthurium20 Aglaonema crispum Aglaonema Sri rejeki21 Aglaonema commutatum Philipine evergreen Sri rejeki22 Aglaonema pictum Aglaonema Sri rejeki23 Aglaonema pseudobracteatum Golden evergreen Sri rejeki24 Aglaonema modestum Chinese evergreen Sri rejeki

Aglaonema nitidum Aglaonema silver queen Sri rejeki25 Caladium bicolor Elephant ears Kuping gajah26 Caladium zebrina Zebra plant Daun zebra27 Dieffenbachia amoena Dumb cane Beras kutah28 Dieffenbachia exotica Dumb cane Beras kutah29 Dieffenbachia maculata Dumb cane Beras kutah30 Dieffenbachia sequine Spotted Dumb cane Beras kutah31 Monstera deliciosa Taro-vine Monstera32 Philodendron sp. Philodendron Daun pilo33 Syngonium podophyllum Arrowhead vine Syngonium

Araliaceae34 Schefflera actinophylla Octopus tree Wali songo

Asparagaceae35 Asparagus densiflorus Asparagus ferns Asparagus36 Asparagus officinalis Garden Asparagus Asparagus

Balsaminaceae37 Impatiens balsamina Spotted snap-weed Pacar air

Begoniaceae38 Begonia coccinea scarlet begonia Begonia39 Begonia semperflorens Wax begonia Begonia40 Begonia sp. Local begonia Begonia

Canathaceae41 Pachystachys lutea lollipop-plant Lolipop

Page 210: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

211

Cannaceae42 Canna coccinea Canna kana merah43 Canna generalis Canna Kana hias44 Canna glauca Canna Kana kuning45 Canna indica Canna Kana lokal

Caricaceae46 Carica papaya Papaya Pepaya47 Carica sp. Wild Papaya Pepaya hutan

Caryophyllaceae48 Dianthus sp. Carnation Anyelir

Casuarinaceae49 Casuarina junghuhniana Casuarinas Kasuarina

Compositae50 Anaphalis javanica Edelwijs Edelweiss51 Anaphalis viscida Senduro Senduro

Compositae50 Anaphalis javanica Edelwijs Edelweiss51 Anaphalis viscida Senduro Senduro52 Chrysanthemum cinerariifolium Pyrethrum Krisan53 Chrysanthemum maximum Shasta daisy Krisan54 Chrysanthemum morifolium Florists' chrysanthemums Krisan55 Chrysanthemum leucanthemum Yellow chrysanthemums Krisan56 Chrysanthemum sp. - Krisan57 Dahlia pinnata Pinnate dahlia Dahlia58 Gazania rigens Treasure flower Krisan kerdil59 Senecio cineraria Silver ragwort Daun perak60 Senecio sp. - Daun perak61 Tagetes erecta Aztec marigold Telekan62 Tagetes patula French marigold Telekan

Convolvulaceae62 Jacquemontia sp Binahong Binahong

Crassulaceae64 Crassula ovata Jade plant65 Echeveria elegans Hen and Chicks Mawaran66 Echeveria sp. Echeveria Mawaran67 Kalanchoe blossfeldiana Madagascar widow's-thrill Cocor bebek68 Kalanchoe gastonis-bonnieri Palm beach-bells Cocor bebek

Cupressaceae69 Chamaecyparis obtusa Hinoki false cypress Cemara70 Chamaecyparis sp 1 Cypress Cemara

Page 211: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

212

71 Cupressus sp. Cypress Cemara tiang72 Juniperus communis Common juniper Cemara73 Thuja orientalis Oriental arborvitae Cemara kipas

Cycadaceae74 Cycas sp. Sago palm Mawar jambe

Cyperaceae75 Cyperus involucratus Umbrella plant Suket payung

Ericaceae76 Rhododendron sp. Rhododendron Azalea

Euphorbiaceae77 Codiaeum variegatum Garden croton Puring78 Euphorbia milii Christ plant Euphorbia

Geraniaceae79 Pelargonium sp. Rose pelargonium Pelargonium

Gesneriaceae80 Episcia cupreata Flame violet

Hypoxidaceae81 Molineria capitulata Palm-grass Angrek tanah

Iridaceae82 Belamcanda chinensis Blackberry lily Brojolintang83 Crocosmia sp. Crocosmia Krokosmia84 Gladiolus grandiflorus Gladiolus Gladiol

Lamiaceae85 Ajuga reptans Common bugle Daun ungu86 Coleus blumei Flame nettle Koleus

Lauraceae87 Persea americana Avocado Apukat

Liliaceae88 Acorus calamus Calamus89 Allium porrum Garden leek Bawang tropong89 Aloe arborescens Candelabra aloe Lidah buaya90 Aloe saporina Soap aloe Lidah buaya91 Aloe vera Medicinal aloe Lidah buaya92 Chlorophytum comosum Spider plant Laba-laba93 Crinum asiaticum Poison bulb Bakung94 Hemerocallis lilioasphodelus Yellow daylily95 Hippeastrum sp. Amarillis96 Ophiopogon jaburan White Lilyturf97 Zantedeschia aethiopica Calla Lily Lili putih

Page 212: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

213

Lythraceae98 Pemphis acidula Sentigi99 Cuphea melvilla Candy corn plant

Magnoliaceae100 Michelia campaca Fragrant champaca Cempaka

Malvaceae101 Abutilons sp. Flowering maple Abutilon

Moraceae102 Ficus benjamina Weeping fig Beringin

Myrtaceae103 Psidium guajava Guava Jambu

Nyctaginaceae104 Bougainvillea spectabilis Bougainvillea Bugenvil105 Mirabilis jalapa Marvel of Peru Bunga pukul empat

Onagraceae106 Fuchsia magellanica Hardy fuchsia Anting-anting

Orchidaceae107 Spathoglottis plicata Ground orchids Angrek tanah

Palmae108 Chrysalidocarpus lutescens Golden cane palm Palem109 Cyrtostachys renda Lipstick Palm Palem merah110 Pinanga kuhlii Java pinanga palm Pinang hijau111 Pinanga sp. Pinang Pinang112 Rhapis excelsa Lady palm Palem wregu

Pandanaceae113 Pandanus amaryllifolius Fragrant pandan Pandan wangi

Papilionaceae114 Mucuna pruriens Cowitch Benguk

Poaceae115 Molinia caerulea Purple moor grass115 Stenotaphrum secundatum St. Augustine grass115 Bambusa multiplex Hedge bamboo Bambu116 Saccharum officinarum Sugarcane Tebu

Portulacaceae117 Portulaca grandiflora Rose moss Portulaka118 Portulaca oleracea Little hogweed Krokot

Rosaceae119 Duchesna indica Indian strawberry Stroberi120 Fragaria sp. Wild strawberry Stroberi121 Malus pumila Apple Apel

Page 213: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

214

122 Rosa alba White rose123 Rosa centifolia Cabbage rose124 Rosa sp. 1125 Rosa sp. 2126 Rosa sp. 3 Local rose127 Rubus sp. Thimbleberry

Rubiaceae128 Ixora sp Ixora Soka

Saxifragaceae129 Hydrangea macrophylla French hydrangea Hortensia

Solanaceae130 Brugmansia x candida131 Capsicum sp. Pepper132 Solanum lycopersicum Tomatoes Tomat133 Solanum sp. 1 Tengger eggplant Trung tengger134 Solanum sp. 2 - Kembang Tomat

tomatanThymelaeaceae

135 Phaleria macrocarpa - Mahkota dewaVerbenaceae

136 Duranta repens Pigeon Berry Penitian137 Lantana camara Lantana Telekan

Zingeberaceae138 Hedicium coronarium Ginger Lily139 Zingiber officinale Garden Ginger140 Paku Tiang

Sumber: Hakim & Nakagoshi, 2007.

Penduduk yang tinggal di desa-desa di dataran tinggibanyak menanam aneka ragam semak dan herba untukmeningkatkan image visual pekarangan rumah. Di Desa GubukKlakah (Jawa Timur), masyarakat banyak menanam pohon apeldihalaman depan rumah sepanjang koridor jalan menuju objekwisata Gunung Bromo-Tengger-Semeru. Sejak ditanam pertamakali pada tahun 1970an, populasi apel di Desa Gubuk Klakahmengalami fluktuasi (Gambar 8.5). Apel adalah salah satu ikonwisata Malang Raya yang tidak didapatkan di tempat lain. Apel

Page 214: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

215

diduga pertama kali diintroduksi ke Indonesia oleh Belanda.Populasi Apel pertama di Indonesia adalah Batu dan sekitarnya.Pada tahun 1970an, apel mulai menyebar di kawsan malangTimur dan dataran Tinggi Tengger Barat. Tanaman apel denganbuah yang lebat di sepanjang jalan menuju objek wisata BromoTengger Semeru adalah tontonan yang menyegarkan wisatawan,namun potensinya belum digarap maksimal. Selaian itu,tanaman Apel di kebun dan pekarangan rumah sepanjangkoridor menuju kawasan wisata Bromo Tengger Semeru dapatdidorong sebagai atraksi wisata petik apel dan/dijual secaralangsung kepada wisawan yang lewat sebagai oleh-oleh buahsegar.

Gambar 8.5. Dinamika sebaran apel sepanjang koridor desa GubukKlakah menuju atraksi utama Bromo Tengger Semeru.

Pada penduduk di desa-desa yang terletak pada zona dibawah 1000 m dpl, berbagai macam pohon pengasil buah-buahan didapatkan di sepanjang korodor jalan, seperti durian,jambu air, rambutan, alpukat, jeruk, sukun, dan lainnya.

Page 215: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

216

Sepanjang jalan Desa Kemiren (Banyuwangi), koridor jalanmenuju objek wisata Perkebunan Kalibendo dan Kawah Ijenpenuh dengan anekaragam buah-buahan. Jenis-jenis buah yangtumbuh sepanjang koridor jalan di desa Kemiren-KampungAnyar yang merupakan koridor pergerakan wisatwan menujuke Ijen antara lain terdiri dari Rambutan, Belimbing, Alpukat,Mangga, Cerme, Nangka, Pisang, Buah Naga, Manicu,Belimbing, Jambu air, Jambu biji, Jeruk, Durian, Manggis,Sukun, Duku, Klengkeng dan anekaragam buah-buahan lainnya(Zakiyah et al., 2013). Keberadaan tanaman tersebut tidak sajameningkatkan keindahan koridor menuju Kawah Ijen, tetapijuga memberikan kontribusi penting bagi konservasi tanah,konservasi fauna (terutama burung) dan pendapatan ekonomitambahan keluarga pemilik kebun-pekarangan rumah.

Kontribusi konservasi kebun dan pekarangan rumah dalammendorong daya saing dan keberlanjutan agrowisata sangatpenting (Gambar 8.5). Kebun dan pekarangan rumah yangmerupakan representasi bagaimana masyarakat melakukanintroduksi aneka jenis tanaman dalam lingkungan pemukimanmemberikan kontribusi penting dalam dua hal. Pertama, dalamaspek komposi dan struktur, akan meningkatkan fungsi visualkoridor. Kedua, dalam aspek fungsi, akan memberikandukungan penting dalam operasionalisasi ecolodge.

Gambar 8.6. Kontribusi konservasi kebun dan pekarangan rumahdalam mendorong daya saing dan keberlanjutan agrowisata

(Sumber. Hakim, 2008)

Page 216: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

217

8.3.2. Pemenuhan kebutuhan pendukung industri agrowisata

Tetumbuhan yang tumbuh di kebun dan pekaranganrumah adalah sumberdaya penting yang dapat diintegrasikandan dioptimalkan fungsinya dalam industri kepariwisataan didesa. Industri pariwisata desa tidak terlepas dari sajian danmenu-menu makanan (culinary) yang menjadi komponenpenting terkait aspek pangan. Beberapa makanan yang khasterkait dan mempunyai jenis-jenis tanaman kunci dalam senikuliner, misalnya adalah rawon yang terkait dengan Kluwek,Gudeg yang berbahan dasar buah Nangka, dan sayur rebungyang berbahan dasar tunas-tunas bambu tertentu.

Kelapa adalah tanaman penting penghasil santan buahkelapa yang sangat dibutuhkan dalam seni kuliner nusantara.Selain sebagai penguat cita rasa, santan kepala mengandung zatbesi, vitamin C, kalsium, fosfor, serat, lemak dan lainnya yangbermanfaat dalam kesehatan. Makanan bersantan atau makananmengandung buah kelapa adalah salah satu ciri dari menu khasIndonesia, seperti opor ayam, nasi gurih, soto betawi, rendang,dan sebagainya.

Buah mempunyai peran strategis sebagai sumberdaya yangdapat dikonsumsi secara langsung, atau diolah terlebih dahuluuntuk menghasilkan makanan dan sebagai buah tangan darilokasi wisata. Buah dapat diklasifikasikan sebagai:

Buah dimakan langsung. Hampir semua buah-buahan yangtumbuh di kebun dapat dikonsumsi secara langsung.Beberapa buah mempunyai potensi untuk dikonsumsi secaralangsung dan membuka peluang bagi program wisata petikbuah di kebun dan pekarangan rumah. Contoh-contoh buahyang dapat disajikan dan dimakan secara langsung danmelimpah di kebun adalah Pisang, Apel, Belimbing, Jeruk,Strowbery, Rambutan.

Buah diolah sebagai bahan makanan yang dikonsumsisecara langsung, misalnya adalah Pisang (pisang goreng),sukun (sukun goreng)

Page 217: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

218

Buah diolah sebagai makanan kering dan menjadi buahtangan dari destinasi wisata. Saat ini telah berkembanganeka ragam kripik buah, dodol buah, cake berbahan buahdan aneka ragam makanan olahan berbahan buah yangdapat menajdi buah tangan. Nangka, Salak, Apel, Pisang,Sukun adalah buah-buahan yang dapat diolah menjadianeka jenis camilan dan menjadi buah tangan andalan darisuatu daerah tujuan wisata.

Buah diolah sebagai komponen kuliner local, terutama buahsebagai rempah-rempah. Kelompok ini meliputi antara lainKelapa, Jeruk, Kluwek, Pala, Kemiri.

Selain buah-buahan, herba-herba yang tumbuh di kebundan pekarangan rumah adalah bahan dasar dari kuliner local,baik minuman maupun makanan. Jahe adalah herba yang dapatdimanfaatkan sebagai minuman berbahan dasar jahe yangdisukai wisatawan. Wedang jahe adalah minuman khas yangbanyak disediakan oleh restouran-restouran guna memenuhipesanan wisatawan.

Kopi adalah tanaman yang banyak didapatkan dilingkungan desa kebun. Kopi sejak lama dikenal sebagaitanaman bernilai ekonomi tinggi. Biji kopi diolah menjadiminuman yang menjadi kegemaran banyak orang. Keragamankondisi bio-geografis alam Indonesia menghasilkan jenis-jeniskopi khas daerah tertentu yang dikenal sebagai kopi spesialti.Kopi jenis ini sangat khas dan mempunyai potensi untukdiintegrasikan dalam kuliner agrowisata. Kekayaan kopi spesialtiIndonesia antara lain adalah Kopi Java, Kopi Gayo, KopiMandheling, Kopi Toraja/Kalosi, Kopi Bali, Kopi Aceh, KopiFlores dan Kopi dataran tinggi Balliem.

8.3.3 Kebun sebagai atraksi

Kebun sebagai atraksi menarik untuk dikaji lebih lanjut.Tour kebun adalah kegiatan untuk menggali aneka ragam jenis-

Page 218: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

219

jenis tanaman yang ada di kebun berserta manfaatnya. Kekayaanhayati kebun sangat menarik sebagai traksi karena banyakdiantara wisatawan tidak mengenali berbagai jenis tanamankebun sebelummnya.

Banyak ecolodge saat ini terinspirasi dan berhasilmembangun daya tarik yang kuat bagi kebun sebagai atraksiwisata. The Tropical Spice Garden di Penang, Malaysia adalahsalah satu inovasi ecolodge yang mengadopsi pola tanam kebundan pekarangan rumah yang kaya akan anekaragam rempah-rempah sebagai salah satu ecolodge yang banyak dikunjungiwisatawan. Selain mendapatkan layanan kesehatan, pengunjungThe Tropical Spice Garden mendapatkan pengetahuan danpemahaman tentang anekaragam rempah-rempah. Berbagaivarietas tanaman rempah-rempah tropik ditanam di area TheTropical Spice Garden. Dengan desain taman dan jalur-jalurpengamatan yang menarik, wisatawan dapat menikmati koleksitanaman rempah-rempah. Wisatawan akan merasa nyamandan mendapatkan manfaat kesehatan sepanjang penyusuranjalur-jalur tersebut karena aroma yang ditimbulkan oleh tanamanherba. Dalam kawasan The Tropical Spice Garden terdapat tigajalur yang dapat dinikmati wisatawan, antara lain adalah:

Jalur rempah-rempah, dimana wisatawan dapat melihatkoleksi dari hampir 100 jenis tanaman herba dan rempah

Jalur tanaman ornamental, dimana wisatawan dapatmenikmati anekaragam tanaman hias, dan

Jalur “hutan”. Dimana wisatawan dapat menikmati sensasihutan tropik dengan anekaragam tanaman paku-pakuan,anggrek liar, palem dan jenis-jenis tumbuhan hutan lainnya.

Pengembangan atraksi wisata berbasis konsep kebun jugatelah dikembangan di Margo Utomo Resort, Banyuwangi.Derajat daya tarik dan harmoni komposisi jenis-jenis tumbuhandalam wisata kebun di Margo Utomo ditampilkan dalam Table8.5. Keragaman dan harmonisasi komposisi anekaragam jenis

Page 219: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

220

tumbuhan yang ditanam di Margo Utomo menarik wisatawandan mampu memberikan efek yang menyegarkan/menentramkan wisatawan yang berkunjung.

Tabel 8.5. Komposisi dari kekayaan hayati tumbuhan daribeberapa plot pengamatan di Margo Utomo Resort.

Keterangan: Bu=buah, Da=daun, Bu-da= baik buah maupundaun. Bah, buah. Pha= Phanerophytes, Cha= Chamaephytes,Hem= Hemicryptophytes, Cry= Cryptophytes, Epi= Epiphytes.Sumber, Kaunang, et al., 20012.

Wisata kebun Margo Utomo mampu menghadirkan jalurjelajah kebun dan pengamatan anekaragam tanaman sehinggamampu menjadi daya tarik dari wisata kebun di Margo Utomo.Tetumbuhan dari family Araceae meliputi antara lain genusXanthosoma, Alocasia, Anthurium, Monstera, Caladium,Syngonium, dan Philodendron. Anggota dari Apocynaceaediwakili oleh spesies-spesies dari genus Catharanthus, Alamada,Plumeria, Nerium dan Adenium. Wisatawan juga dapat denganmudah mengenali tumbuhan tropik yang jarang dijumpai dilingkungan perkotaan, seperti misalnya Cengkeh, Juwet, Jambuair lokal, dan Jambu biji (Kaunang et al., 2012).

Kebun di Desa Tambaksari, Pasuruhan, juga memilikianekaragam tanaman yang diintegrasikan dalam program wisatadesa. Tanaman berkayu dikebun adalah penghasil utama buah-buahan, seperti misalnya Kelapa, Durian, Cengkeh, Alpukat,Klengkeng, Langsat, Nangka, Rambutan dan Melinjo. Herba-herba lainnya yang tumbuh di kebun dan dimanfaatkan untukmendukung industri wisata desa antara lain adalah Tomat,

Page 220: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

221

Pisang, Jahe, Kunyit, Talas, Kacang panjang, Buncis, Serai,Temulawak, Sirih, Uwi, Nanas dan lainnya. Kopi dan Coklattumbuh di kebun dan pekarangan rumah, dimana bijinyadimanfaatkan sebagai minuman yang disuguhkan kepadawisatawan. Terdapat empat jenis pisang yang tumbuh, antaralain adalah Pisang berlin, Pisang emas, Pisang ambon, danPisang hijau. Secara keseluruhan, tanaman kebun danpekarangan rumah di Desa Tambaksari untuk mendukungprogram agrowisata Tambaksari dirangkum dalam Tabel 8.6.

Tabel 8.6. Diversitas dan periodisitas tanaman kebun danpekarangan rumah di Desa Tambaksari untuk mendukungprogram agrowisata tambaksari

Page 221: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

222

Sumber. Oktavianti, 2013.

Page 222: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

223

9

Dengan memperhatikan peran dan kontribusis kebun danpekarangan rumah dalam kehidupan masyarakat, konservasikebun dan pekarangan rumah menjadi sangat penting.Konservasi kebun dan pekarangan rumah adalah seni, ilmu danproses untuk mengintegrasi faktor-faktor biologi, sosial,ekonomi, dan faktor-faktor lain terkait ekosistem kebun danpekarangan rumah untuk mencapai tujuan pemanfaatan yangberkelanjutan. Pendekatan konservasi kebun dan pekaranganrumah bersifat holistic dan integrative, dimana pemahamanterkait konservasinya tidak bisa hanya dilandaskan pada satudisiplin keilmuan.

9.1. Tantangan

Tantangan konservasi kebun dan pekarangan rumah saatini menjadi sangat relevan untuk didiskusikan. Sebagaimanatelah dijelaskan pada bagian terdahulu, peran dan kontribusikebun dan pekarangan rumah sangat penting bagi kehidupanmanusia. Namun demikian tidak berarti bahwa ekosistem kebundan pekarangan rumah mendapatkan apreasiasi yang baik. Masadepan Kebun dan pekarangan rumah menghadapi permasalahansistemik, terutama terkait eksistesi dan perannya di masamendatang. Tantangan yang dihadapai kebun dan pekaranganrumah pada prinsipnya dapat diklasifikasikan dalam beberapaaspek dasar, meliputi antara lain

Kebijakan

Saat ini, pemerintah pusat dan banyak pemeritah daerahkurang memperhatikan dan melirik kebun dan pekarangan

Konservasi Kebun danPekarangan Rumah

Page 223: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

224

rumah sebagai salah satu potensi pembangunan bangsa,khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatdesa. Pemerintah kurang mempromosikan kebun danpekarangan rumah sebagai salah satu ekosistem pentingdalam lingkungan manusia. Baik kebijakan pusat, propinsidan daerah kurang memberikan ruang bagi upayaperlindungan dan penguatan kebun dan pekaranganrumah. Sampai saat ini, tidak terdapat panduan tentangkonservasi lahan kebun dan pekarangan rumah yang secaraoptimal dapat memberikan kontribusi nyata bagikesejahteraan pemilik kebun-pekarangan rumah.

Persepsi masyarakat yang rendah

Banyak anggota masyarakat tidak mengetahui manfaat dariekosistem kebun dan pekarangan rumah dalam kehidupansehari-hari. Masyarakat masih menganggap kebun danpekarangan rumah adalah lahan sisa yang belumdimanfaatkan untuk rencana pembangunan selanjutnya.Masyarakat mempertimbangkan biaya pengelolaan kebundan pekarangan rumah sangat tinggi dan belum tentu hasilyang didapatkan menguntungkan. Masyarakat lebih tertarikdengan konsep ekologi-ekonomi luar yang dianggap lebihmodern, antara lain dengan menutup permukaan tanahdengan semen/keramik dan tidak memberi kesempatantumbuhan untuk tumbuh. Perubahan gaya hidup danpesepsi terhadap keindahan lingkungan sekitar seringkalidilakukan dengan menanam tanaman ekostik yang bisajadi tidak sesuai.

Lingkungan ekternal

Kebun dan pekarangan rumah saat ini menghadapiancaman perubahan iklim global. International Panel onClimate Change (IPPC) menganalisis bahwa antara tahun1990-2100, suhu bumi akan meningkat rata-rata antara 1.1hingga 6.4 °C. Peningkatan konsumsi bahan bakar fossil(misalnya gas alam, minyak bumi, batubara), kerusakanhutan, pertambahan penduduk dan pengurangan vegetasi

Page 224: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

225

di permukaan bumi menyebabkan pemanasan global.Pemanasan global akan menyebabkan peningkatanpermukaan air laut yang mengancam ekosistem pulau-pulaukecil, peningkatan fenomena cuaca yang ekstrim,peningkatan intensitas banjir dan mendorong migrasi satwa-satwa untuk menemukan habitat baru. Perubahan iklimbumi akan mempengaruhi fisiologi dan fenologianekaragam tanaman kebun dan pekarangan rumah. Dalamkontek penyediaan ekonomi rumah tangga yang diperolehdari kebun dan pekarangan rumah, hal ini menjadi salahsatu ancaman bagi ketahanan ekonomi dan pangan rumahtangga petani.

Perubahan tata guna lahan

Perubahan tata guna lahan didorong oleh pertumbuhanjumlah anggota keluarga dan jumlah penduduk di kawasanpedesaan. Saat ini, banyak area kebun dan pekaranganrumah berubah fungsi dan peruntukan lainnya. Paling seringterjadi adalah perubahan lahan kebun dan pekaranganrumah untuk perluasan bangunan, atau pendirian bangunanbaru (Gambar 9.1).

Ancaman eksotif-invasif spesies

Keberadaan tanaman eksotik dalam kebun dan pekaranganrumah terkait dengan introduksi yang dilakukan olehpemilik kebun dan pekarangan rumah. Seringkali,tanaman-tanaman tersebut pada awalnya adalah tanamanhias, namun demikian tanpa kontrol yang ketat menjadispesies invasif (Tabel 9.1). Model lain bagi tumbuhnyaspesies eksotik invasif adalah jatuhnya biji-biji tanaman ataubagian vegetatif tanaman di lingkungan kebun danpekarangan rumah tanpa dipedulikan oleh pemiliknya.Jenis-jenis ini akan tumbuh dengan cepat.

Page 225: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

226

Gambar 9.1. Perluasan rumah adalah salah satu faktor yangmemengaruhi perubahan area kebun dan pekarangan rumah serta

pemiskinan keragaman jenis-jenis tumbuhan

Page 226: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

227

Tabel 9.1. Jenis-jenis tanaman di lingkungan kebun danpekarangan rumah dalam kategori eksotik kawasan fitoregionMalesia dan berpotensi sebagai invasif.

Spesies tumbuhan Keterangan

Telekan

Terong Lombok,terong hias

Kembang pahitan

Adas

Pletekan, ceplikan

Widelia, serunirambat

Kembang kertas

Tanaman asli Meksiko, Karibia, Venezuela, Kolombia.Ditanam sebagai tanaman hias karena anekaragam warnabunganya yang menarik dan tanaman berbunga sepanjangtahun. Mudah tumbuh dan menyebar di area terbuka danmiskin hara. Tahan pada kondisi kekeringan.

Tanaman asli Meksiko dan beberapa tempat di AmerikaSelatan. Ditanam sebagai tanaman hias, namun demikiankemampuan perbanyakan tanaman dari biji yang cepatmenyebabkan tumbuhan mudah tumbuh dan melimpah dilingkungan kebun dan pekarangan rumah. Tanaman inijuga toleran terhadap naungan.

Tanaman asli Meksiko, Belize, Costa Rica, El Salvador,Guatemala, Honduras, Nicaragua dan Panama. Tanamanmudah tumbuh dari biji. Secara vegetatif mudah tumbuhdari batang. Pada musim penghujan tumbuh dengan cepat,terutama pada populasi yang tidak mendapat halangancahaya matahari. Pada kebun-kebun terlantar seringkaliKembang paitan tumbuh subur dan dominan.

Tanaman asli pada daerah temperate Asia, Afrika dan Eropah.Di desa-desa di pegunungan Tengger, Adas tumbuh dipekarangan rumah yang tidak dimanfaatkan olehpemiliknya.

Berasal dari Karibia dan Amerika selatan. Mudah tumbuhdi lahan marjinal, perbanyakan tanaman dengan anakanatau umbi.

Asli Meksiko, Belize dan Brazil. Mudah tumbuh danmenyebar pada kebun dan pekarangan rumah

Tanaman berbunga, biasanya ditanam sebagai tanaman hiasdi depan pekarangan rumah. Mudah tumbuh dan menyebar.Tanaman asli Meksiko

Page 227: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

228

Penyebaran eksotik-invasif spesies sangat mudah terjadi karenabeberapa hal berikut:

• Kurangnya perhatian, setidaknya sampai saat inimasyarakat tidak mempedulikan ancaman dan konsekuensiinvasi biologik dari eksotik spesies;

• Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap efekpotensial dan aktual dari invasif spesies, masyarakatcenderung mengabaikan keberadaan ekositik spesies;

• Kurangnya sistem monitoring;

• Tidak adanya sistem pengendalian dini yang dikembangkan;

• Kurangnya perhatian untuk menjaga dan melestarikanspesies local (native species dan indigenous species). Spesies localdianggap tidak indah, kurang produktif secara ekonomidan kurang dapat merepresentasikan status sosial pemilikkebun-pekarangan rumah

• Kurangnya apresiasi nilai dari spesies local, menyebabkanbanyak dari spesies lokal dalam ekosistem kebun danpekarangan rumah diganti dengan spesies eksotik baru. Halini terutama didorong dengan mudahnya mendapatkanbibit-bibit spesies eksotik.

• Kurangnya teknologi untuk kontrol dan pengendalianspesies invasive, terutama di negara-negara berkembang

• Tidak adanya intrumen hukum untuk mengukur danmengendalikan spesies eksotik-invasif, dan intrumenkebijakan untuk mengembangkan insentif untukperlindungan tanaman asli

9.2. Prinsip dasar dari konservasi

9.2.1. Prinsip dasar

Sejak pertumbuhan populasi manusia yang semakinmeningkat, kesadaran akan krisis keanekaragaman hayatisemakin meningkat. Konservasi sumberdaya hayati sejatinyatelah dimulai sejak 1662 dan semakin berkembang pesat mulai

Page 228: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

229

abad 19. Biologi konservasi lahir sebagai sebuah ilmupengetahuan dan teknologi untuk menanggulangi krisiskeanekaragaman hayati dan mencegah kepunahan spesies. Krisiskeanekaragaman hayati terjadi pada semua level, baik gen,spesies dan ekosistem. Para peneliti menyatakan bahwasetidaknya ada tiga alasan utama untuk menyelamatkankeanekaragaman hayati pada seluruh level, yaitu alasan estetika,etik dan ekonomik.

Estetika adalah wujud dari keindahan dan keselerasan dariharmonisasi keanekeragaman hayati yang dibutuhkan olehmanusia terkait dengan ketenangan jiwa, keseimbangan,kesenangan dan kedamaian. Keragaman jumlah, struktur dankomposisi spesies dalam suatu sistem bentang alam yangdinamis menciptakan nilai-nilai estetika yang dapat dinikmatioleh manusia. Manusia selalu mencari keindahan alam, danmenyelamatkan keanekaragaman hayati pada semua level adalahkunci bagi penyediaan alam yang indah untuk dinikmati darigenerasi ke generasi.

Etik terkait dengan pertanyaan mendasar diri manusiaterhadap anggota masyarakat planet bumi lainnya: apakahmanusia berhak mengarahkan spesies lainnya punah di mukabumi? Biologi konservasi terkait dengan prinsip-prinsip dasaretik dasar sebagai berikut:

– Biodiversitas adalah penting dalam biosfer

– Kepunahan karena perilaku manusia harus dihentikan

– Integritas ekosistem yang mendukung keberadaanbiodiversitas harus didukung

Krisis keanekaragaman hayati dan kepunahan adalah salahsatu isu penting yang dihadapi manusia saat ini. Sejarahmencatat bahwa kepunahan spesies telah terjadi dan akan terusterjadi. Benua Asia adalah salah satu benua penyumbangkepunahan terbesar di planet bumi. Beberapa spesies telah punahdari India, antara lain adalah Cynometra beddomei (populasi

Page 229: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

230

terakhir dicatat tahun 1870,), Hopea shingkeng (1996), Ilexgardneriana (1859), Sterculia khasiana (1877), Madhuca insignis(1900) dan Crudia zeylanica (1990, Sri Lanka). Tumbuhan yangpunah dengan habitat terakhir di China adalah Adiantumlianxianense (populasi terakhir di Guangdong), Ormosia howii(populasi terakhir dijumai tahun 1997 di Cina selatan), danOtophora unilocularis (populasi terakhir dijumai di Hainan tahun1935). Pada abad ke Sembilan belas, spesies-spesies tumbuhanyang dinyatakan punah dari Yaman meliputi Pluchea glutinosa,Psiadia schweinfurthii dan Valerianella affinis. Dari kawasan AsiaTenggara, spesies Shorea cuspidata tercatat terakhir tahun 1996di Malaysia dan Dipterocarpus cinereus tercatat terakhir tahun 1996di Sumatra. Beberapa spesies tumbuhan dari Asia diduga telahpunah di alam, seperti misalnya India Monocarpic Palm(Corypha taliera ), Pallasana Spurge (Euphorbia mayurnathanii),Yunnan Malva (Firmiana major), Sarawak Mango – (Mangiferarubropetala), Kanehira Azalea (Rhododendron kanehirai) dan Tulipturki Tulipa sprengeri.

Secara ekonomik, alasan untuk melakukan konservasikeanekaragamn hayati sangat jelas. Keanekaragaman hayatiadalah sumber pangan, komoditas perdagangan, menyediakananeka kebutuhan obat-obatan, dan sebagainya. Banyak spesiestumbuhan mengandung potensi senyawa aktif yang dapat diolahmenjadi obat-obatan masa depan. Banyak negaramengantungkan hidup dari ekpor dan perdagangan hasilpertanian, perkebunan, kehutanan dan jasa wisata alam.Sebagai contoh, Andora mengandalkan export Tembakau,Pulau Kokos mengandalkan ekpor kopra dan Costa Ricamengandalkan export Pisang, nanas, kopi, melon dan anekaragam tanaman hias. Beberapa Negara seperti Indonesia, Timortimur, Basilia, Madagaskar, Vietnam, Cote de I’voirememperoduksi kopi dan mengekpor ke luar negeri.

Konservasi adalah tindakan pemanfaatan sumberdayasecara berkelanjutan. Konservasi adalah melindungi spesies,mempelajari dan menggunakan sumberdaya alam dan hayatisecara bijaksana. Konservasi saat ini menjadi isu penting

Page 230: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

231

masyarakat dunia karena merupakan salah satu harapan dalammelestarikan keanekaragaman hayati global bagi kehidupanmanusia di masa mendatang. Konservasi kebun dan pekaranganrumah berarti memanfaatkan lahan kebun dan pekaranganrumah dengan anekaragam tetumbuhan yang ada di dalammnyasecara optimal dan berkelanjutan. (Tabel 9.2)

Prinsip-prinsip konservasi kebun dan pekarangan rumah, antaralain dilakukan dengan:

Menjaga kesehatan populasi tanaman kebun danpekarangan rumah

Memegang prinsip pengelolaan sumberdaya secarabijaksana untuk generasi saat ini dan generasi mendatang

Penilaian dasar dari aspek-aspek biotik dan abiotik kebundan pekarangan rumah dilakuakn secara terinteratif

Penilaian dasar aspek-aspek social emnajdi bagian integraldari strategi keberlanjutan ekosistem kebun dan pekranganrumah

Penguatan kebun dan pekarangan rumah dalam sistemkehidupan sehari-hari masyarakat dipedesaan dapat dilakukanantara lain dengan:

Meningkatkan akses yang lebih baik terhadap kepemilikanlahan dan pengelolaan lahan

Dukungan teknis untuk meningkatkan ketrampilanmasyarakat dalam berkebun

Identifikasi peluang produk dan pasar dari aneka jenisproduk pertanian dan jasa yang dapat dihasilkan oleh kebundan pekrangan rumah

Menciptakan insentif untuk pelestarikan dan peningkatanperan kebun-pekarangan rumah

Mendorong monitoring biodiversitas kebun danpekarangan rumah

Page 231: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

232

Mendorong keterlibatan aktif masyakat lokal dalammerumuskan arah dan kebijakan pengelolaan kebun-pekarangan rumah

Mempromosikan pentingnya penelitian terkait kebun danpekarangan rumah

Mendorong pertukaran informasi antar pemilik kebun danpekarangan rumah

Peningkatan kepedulian

Tabel 9.2. Isu strategsi dan tujuan yang dapat dicapai dalamkonservasi kebun-pekaranagn rumah.

Isu strategis Tujuan

Konservasi spesies kebundan pekarangan rumah

Konservasi ekosistemkebun dan pekaranganrumah

Penilaian dan monitoringkeanekaragaman hayatikebun dan pekaranganrumah

Menjaga keanekaragaman hayati spesies tumbuhankebunMenjaga keberadaan spesies terancama punahdalam kebunMeningkatkan keragaman spesies indigenoussetempat

Mengembangkan regulasi-regulasi dan peraturanuntuk melindungi ekosistem kebun dan pekaranganrumahMenjaga integritas ekosistem kebun dan pekranagnrumahMencegah degradasi ekosistem kebun danpekarangan rumahMelakukan restorasi ekosistem kebun danpekarangan rumah

Mengendalikan eksotik spesiesMengendalikan ancaman invasi spesies eksotikdalam kebun dan pekarangan rumahMenjamin kemantapan kebun-pekaranagn rumahsebagai bagian integral dari strategi pembangunanmasyarakat

Page 232: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

233

Mendorong partisipasipublik

Mempromosikan perankebun dan pekaranganrumah dalampenanganan isu-isu dankebijakan pembangunanglobal

Menjaga dan memberikan apresiasi praktek kearifanlocal dalam masyarakatMemasukkan isu-isu peran strategis kebun-pekarangan rumah dan upaya konservasinya padakurikulum pendidikan formal, informal dan padakesempatan-kesempatan pendidikan lainnyaMendorong pelatihanMemberikan pelatihan teknis

Menciptakan dukungan global terhadap konservasikebun dan pekarangan rumah di seluruh penjuruduniaMenjadikan kebun-pekarangan rumah sebagai salahsatu kunci bagi keamanan pangan, kesehatan danreduksi pemanasan globalMenjadikan kebun dan pekarangan rumah sebagaipusat-pusat konservasi berbasis partisipasimasyarakat lokal

Etnobotani adalah salah satu pendekatan untuk memahamidan mendorong konservasi keanekragaman hayati. Sebagaimanatelah disinggung dibagian depan, dalam aspek yang sangat luasetnobotani dapat menjelaskan hubungan manusia dengantumbuhan disekitarnya. Informasi ini penting tidak saja dalammenyediakan informasi mengenai tumbuhan di masyaraat,tetapi juga dapat membuka jalan bagi upaya pelibatanmasyarakat secara aktif dalam konservasi. Di Indonesia, halini antara lain dapat dilihat dari eksistensi kebun dan pekranganrumah tradisional yang masih dipertahankan dan mempunyaitingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, misalnya sistemkebun/kebon-pekarangan rumah di Jawa Tengah-Jawa Timur,Kaliwow di Sumba, Kebun-Talun (Jawa Barat), Dusun(Maluku), Kaleka (Dayak Kapuas, Kalimantan Tengah), Munan(Dayak Tunjung), Sinpunkng (Dayak Benuang) dan Lembo(Kutai).

Tantangan dari konservasi kebun dan pekarangan rumahsaat ini adalah keberadaan eksotik spesies. Kebun dan pekaranganrumah adalah salah satu ekosistem dengan kekayaan eksotik

Page 233: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

234

spesies yang berpotensi invasif dan merusak lingkungan.Introduksi spesies eksotik adalah salah satu hal yang sulit dicegah.Salah satu alasan utama dari introduksi spesies dalam kebundan pekarangan rumah adalah alasan ekonomi. Banyak daritanaman eksotik mempunyai nilai ekonomi penting sehinggadiintroduksi dalam kebun dan pekarangan rumah.

Beberapa elemen berikut adalah penting untuk diperhatikandalam membangun protocol pengendalian introduksi spesieseksotik di kebun dan pekaranagan rumah:

• Aspek kemanfaatan dan keberlanjutannya harus didefinikandengan jelas; Informasi kemanfaatan seringkali diperolehdari kasus-kasus diluar kawasan yang belum tentu sesuaidengan daerah target introduksi. Untuk itu, diperlukankajian mendalam tentang aspek kemanfaatan dari eksotikspesies secara menyeluruh

• Eksotik spesies tidak boleh diintroduksikan dalam habitatalamiah atau dekat dengan daerah alamiah. Banyak kebundan pekarangan rumah di desa-desa terletak disekitar tamannasional, baik sebagai desa enclave (dalam kawasan)maupun desa penyangga (buf fer) kawasan lindung.Dikhawatirkan keberadaan ekositik spesies pada kebun danpekarangan rumah tersebut akan menyebar dan tumbuhtidak terkendali dalam kawasan lindung (Gambar 9.2)

• Secara taksonomi, karakterisasi spesies introduksi harusdilakukan secara cermat

• Performa spesies introduksi harus diawasi dan dinilai secaracermat

• Survey terhadap musuh alami spesies eksotik harusdilakukan secara cermat

Page 234: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

235

Gambar 9.2 Terong Lombok atau terong hias adalah salah satutanaman hias karena keindahan buah terong-lombok yang semarak.Pertama kali ditanam sebagai tanaman hias di Ranupani, namunkemudian menyebar dengan cepat di area lindung sekitar DanauRegulo (Ranu Regulo) yang terletak dekat dengan pemukiman.

9.2.2 Meningkatkan peran serta masyarakat

Konservasi kebun dan pekarangan rumah akan berhasil jikadidukung oleh masyarakat. Peran serta masyarakat secara aktifakan memberikan keuntungan, antara lain adalah melakukanpeningkatan, pemeliharaan dan perlindungan. Namundemikian, fakta menunjukkan bahwa kapasitas masyarakatdalam mendukung program konservasi kebun dan peranagnrumah masih perlu ditingkatkan. Hal ini antara lain dibuktikandengan banyaknya lahan kebun dan pekranganr umah yang tidakdimanfaatkan secara optimal. Lahan kebun dan pekranganrumah miskin vegetasi, mengalami erosi, menjadi tempatpenumpukan sampah dan pembuangan limbah, serta ditumbuhianeka jenis gulma dan tanaman yang kurang memberikanmanfaat ekonomi.

Page 235: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

236

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam konservasikebun dan perangan rumah diharapkan dapat

Memantapkan kelestarian keanekaragaman hayati danekosistem kebun-pekarangan rumah,

Mengembangkan partisipasi, desentralisasi, kemitraan,pemerataan, keberlanjutan dan kemandirian gunameningkatkan kelestarian biodiversitas kebun danpekarangan rumah.

Meningkatkan kontribusi kebun dan pekarangan rumahterhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat yang tertuangdalam Pedoman Kriteria dan Indikator pemberdayaanMasyarakat di Sekitar Kawasan Konservasi tahun 2007 secarategas menyatakan bahwa pendekatan keluarga menjadi sangatpenting. Hal ini sangat penting karena keluarga adalah unitterkecil dari sasaran program pemberdayaan. Sebuah keluargadi Desa dengan basis sistem pertanian mempunyai masalah dankebutuhan yang sangat spesifik dibanding kelompok keluargalain. Dalam siklus kehidupan masyarakat keluarga pertaniandipengaruhi oleh faktor-faktor demogafi, lingkungan fisik, danlingkungan social yang dapat merubah pola perilaku masyarakatdan apresiasi terhadap sumberdaya alam yang ada disekelilingnya (Gambar 9.3). Secara prinsip, jika pemberdayaandiarahkan untuk memperkuat basis ekonomi keluarga denganmendorong industri kreatif yang muncul dari keluarga atausekelompok masyarakat, maka hal ini tidak lepas dari kebijakanpemerintah dan perencana. Sebagai contoh, subsidi, kebijakanharga dan pengurangan/penghapusan pajak akan menolongdaya saing produk-produk yang dihasilkan masyarakat desabinaan untuk diserap pasar. Ini berarti bahwa kegiatanpemberdayaan masyarakat harus direncanakan secaraterintegratif dengan mempertimbangkan simpul-simpul produkyang dihasilkan bisa diserap oleh pasar. Jika tidak, maka produkyang akan dihasilkan akan terhenti pada tahap tertentu dan pada

Page 236: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

237

akhirnya gagal memberikan kontribusi ekonomi dalam upayapeningkatan derajat ekonomi keluaga dan masyarakat sasaran.Hal ini juga berlaku pada pemberdayaan masyarakat dalammeningkatkan peran kebun dan pekarangan rumah padamasyarakat pesedaan.

Gambar 9.3. Hubungan-hubungan integral dari semua komponenterkait dalam manajemen kebun dan pekrangan rumah.

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses yangdilakukan mengikuti metodologi tertentu. Secara umum,kegiatan-kegiatan ini dapat diawali dengan membangunkesadaran masyarakat, pengorganisasian masyarakat hinggaperencanaan partisipatif. Pemberdayaan adalah suatu prosesdimana input kekuatan dan kelemahan input diolah sedemikianhingga menghasilkan output yang diharapkan (Gambar 9.4).

Page 237: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

238

Dalam kegiatan pemberdayaan, Input dapat meliputiprasarana- sarana, dana, tim fasilitator dan lainnya yangdialokasikan kepada masyarakat sasaran sebagai perangsang(stimuli) untuk memacu percepatan kegiatan-kegiatanmasyarakat masyarakat sasaran sehingga terjadi perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang diharapkan. Masyarakatsering memiliki keterbatasan dalam beberapa komponen inputuntuk mendayagunakan kekuatan internal yang dimilikinya.Dalam kontek konservasi kebun dan pekarangan rumah, input-input prasarana- sarana, dana dan tim fasilitator sangat pentinguntuk diadakan.

Meskipun secara ideal kegiatan pemberdayanaanmasyarakat diharapkan dapat meningkatkan keberdayaanmasyarakat dan kontribusinya dalam pembangunan, terutamapembangunan lingkungan (termasuk kebun dan pekaranganrumah), kegiatan pemberdayaan masyarakat rawan mengalamikegagalan. Analisis terhadap faktor-faktor yang menyebabkankegagalan telah diteliti oleh beberapa peneliti pada berbagaikasus. Dalam kajiannya tentang pengembangan agribisnismelalui konsep pemberdayaan masyarakakat, Handayani dkk(2003) menjelaskan ada enam factor yang mempengaruhikeberhasilan pemberdayaan, meliputi productivity process,institutional development, human resource, semangat entrepreneurship,networking development, dan policymaking. Pada kajian yang lain,Sidu (2005) menjelaskan bahwa hal-hal yang berpotensimenjadikan tingkat keberdayaan masyarakat yang rendah disekitar kawasan Hutan Lindung Jompi di Sulawesi meliputiantara lain faktor modal fisik, modal manusia dan kemampuanpelaku pemberdaya (fasilitator, pemerintah) dan lemahnyaproses pemberdayaan masyarakat.

Page 238: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

239

Gambar 9.4. Alur kegiatan pemberdayaan masyarakat

Lebih lanjut, untuk memecahkan hal tersebut, perbaikanproses pemberdayaan dan penguatan modal sosial menjadisangat penting. Modal sosial saat ini banyak diabaikan dalamkegiatan pemberdayaan masyarakat. Pada prinsipnya, modalsosial adalah sumberdaya atau segala sesuatu yang menyebabkanmasyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasarpersamaan, dimana aspek-aspek nilai dan norma yang tumbuhdan dihormati dalam masyarakat menjadi pengikat pentingdalam masyarakat (Francis, 1995). Memberdayakan masyarakatpada prinsipnya adalah membangkitkan kemampuan, kekuatandan potensi individual, serta hubungan antar individu dalampopulasi/kelompok untuk mencapai target pemberdayaanmasyarakat secara keseluruhan. Dengan memperhatikan sifatdasar bahwa manusia adalah mahluk sosial, maka memahamikondisi-kondisi individu dan kelompok dalam kontek sosialmenjadi sangat penting.

Page 239: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

240

Sosialisasai program pemberdayaan dilaporkan jugasangat mempengaruhi keberhasilan program pemberdayaan.Banyak analisis menyatakan bahwa lemahnya sosialisasi akanmenyebabkan ketidaktahuan masyarakat akan adanya kegiatandan rendahnya partisipasi. Para pengamat menyatakan bahwabahwa peran para agen sosialisasi pada tahap awal sangatpenting. Program pemberdayaan masyarakat seringkalidiadakan dengan pendekatan top-down, dimana amsyarakatsebelumnya tidak banyak mengetahui program yang akandiluncurkan. Selaian itu, potensi ekspektasi yang tinggi darimasyarakat tentang program pemberdayaan menjadi sangattidak strategis bagi program itu sendiri. Agar programpemberdyaan yang akan dilakukan dapat dipahami dengan baikoleh amsyarakat, maka sosialisasi menajdi sangat penting.

Pengaruh manusia dengan keragaman pengalaman, sudutpandang dan persepsi terhadap alam mempengaruhi danmenghasilkan beragam bentuk dan karakter lansekap. Padabanyak masyarakat tradisional dengan praktek-praktetk kearifanlocal (local wisdom, indigenous knowledge) yang masih terjagadalam kehidupan sehari-hari masyarakat, keberadaan lansekaptersebut sangat stabil dan mampu secara terus menerusmemberikan dukungan bagi kehidupan masyarakat yangtinggaal dalam lansekap tersebut. Lansekap yang dihasilkan dariaktifitas dan persepi masyarakat yang dipengaruhi oleh budayasetempat ini disebut sebagai lansekap budaya.

Meskipun lansekap budaya telah diketahui secara luasmempunyai peran yang strategis, perhatian terhadap pegelolaanlansekap budya masih kurang. Sampai saat ini, di Indonesiabelum ada kegiatan dan kebijaka terkait lansekap budayasehingga menjadikan kajian-kajian lansekap budaya snagtkurang. Di lain pihak, tekanan-tekanan dan ancaman terhadapeksisitensi lansekap budaya semakin tinggi, antar lain adalahkonversi lansekap budaya menjadi bentuk-bentuk peruntukanlain, kepunahan kompoenne-komponen penyusun lansekapbudaya dan dengan demikian mengurangi makna dari lansekap

Page 240: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

241

budaya, turunanya pemahaman dan penghargaan generasimuda terhadap lansekap budaya, dan kurangnya pengetahuantentang struktur dari koponen-komponen hayati penyusunlansekap budaya.

9.3. Eco-entrepreneurship kebun dan pekarangan rumah

Dengan mempertimbangkan berbagai ancaman danperubahan yang terjadi pada ekosistem kebun dan pekaranganrumah, sebuah tindakan terintegratif dengan mengedepankanvisi eco-entrepreneurship dalam mengelola kebun dan pekaranganrumah menjadi sangat strategis. Dalam kontek ini, visi eco-entrepreneurship adalah berupaya untuk mengoptimalkanekosistem kebun dan pekarangan rumah untuk meningkatkankeuntungan ekonomi dengan tetap menjaga prinsip-prinsipkonservasi sumberdaya alam berkelanjutan. Dalam erapersingan produk yang semakain ketat, dimana aspek kesehatandan lingkungan menjadi salah satu parameter penting untukmeningkatkan daya saing dan memenangkan persaingan,pendekatan eco-entrepreneurship dalam mengelola kebun danpekarangan rumah menjadi sangat relevan. Disksusisebelummnya dalam buku ini setidaknya memberikan gambaranterkait potensi optimalisasi barang dan jasa yang dapatdihasilkan dari kebun dan pekarangan rumah, yaitu pangan,kesehatan dan jasa wisata.

Kebun dan pekarangan rumah harus dapat dikelola sebagaibasis industri alternatif kawasan pedesaan, seperti pangan,kesehatan dan jasa wisata. Terkait dengan upaya tersebut,terdapat dua tahapan prinsip yang dapat dilakukan. Pertamaadalah mendapatkan informasi dasar terkait potensi kebun-pekarangan rumah, dan kedua adalah mengidentifikasi industryyang dapat dilakukan.

Beberapa informasi dasar dan penting yang dibutuhkanuntuk menyusun industrialisasi kebun dan pekrangan rumahdalam skala rumah tangga dan komunitas masyarakat setempatantara lain adalah sebagai berikut:

Page 241: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

242

Potensi produk barang dan jasa dari kebun dan pekaranganrumah

Kebutuhan pasar

Tenaga kerja

Infrastruktur transportasi

Infrastruktur layanan

Energi

Dukungan air dan pengelolaan limbah

Jaringan komunikasi

Identifikasi industri dapat dilakukan dengan beberapapendekatan, namun prinsipnya harus memperhatikan karaktersumberdaya (aspek supply) dan permintaan pasar (aspek demand).Industri dalam rangka meningkatkan peran kebun danpekarangan rumah dapat dipertimbangkan dalam dua aspek:berbasis lahan dan non lahan. Produksi berbasis lahanberhubungan dengan barang-barang yang dapat dihasilkan darikebun dan pekarangan rumah, seperti misalnya penjualan kayu,tanaman obat, tanaman hias, buah-buahan, umbi-umbian danlainnya. Produksi berbasis non lahan terkait dengan peningkatanjasa layanan potensial yang dapat diberikan, meliputi antaralaian wisata. Namun demikian, terdapat potensi dalampengembangan kedua aspek tersebut.

Peran pemerintah dan pemberdaya kebun dan pekerangandalam kontek eco-entrepreneurship sangat strategis, antara lainuntuk:

Menciptakan, mendorong dan meningkatkan terjadinyakaitan bisnis antara rumah tangga petani dan pengepul hasilpertanian kebun-pekarangan rumah

Meningkatkan kapasitas koperasi desa atau institusi-institusi ekonomi lainnya untuk menampung danmengelola produk yang dihasilkan dari kebun-pekaranganrumah

Page 242: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

243

Meningkatkan kerjasama antara keluarga pemilik kebundan pekarangan rumah dengan pihak-pihak lain terkaituntuk peningkatan akses bantuan dana, bantuan teknis danakses pasar

Membuat pusat-pusat promosi hasil kebun dan pekaranganrumah

Mendorong pemenuhan standar hasil kebun danpekarangan rumah

Memberikan pelatihan-pelatihan teknis manajemen kebundan pekarangan rumah

Eco-entrepreneurship adalah masa depan dari visi pengelolaankebun dan pekarangan rumah. Selaian berpotensi untukmeningkatkan peran kebun dan pekarangan rumah secara nyatadalam kontek ekonomi, eco-entrepreneurship akan menjaminkelestarian kebun dan pekarangan rumah sebagai salah satukomponen potensial lansekap pedesaan yang harus dilestarikan.Eco-entrepreneurship dalam pengelolaan kebun adalah manifestasisemangat pembangunan local berkelanjutan. Hal ini terutamampenting dalam meminimalkan biaya produksi dan pemeliharaankebun-pekarangan rumah, menarik minat calon pembeli (danwisatawan dalam agrowisata), menarik minat investor,meningkatkan daya saing produk dan jasa yang dihasilkan,meningkatkan dukungan, dan meningkatkan citra. Jika haltersebut dapat dilakukan, kontribusi pemilik kebun danpekarangan rumah dalam pembangunan berkelanjutan globalakan sangat besar. Etnobotani kebun dan pekarangan rumahdengan demikian menjadi salah satu aspek penting dalampencapaian pembangunan berkelanjutan dan pemecahan krisisglobal.

Page 243: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

244

Daftar Pustaka

Alexiades, M. N., & Sheldon, J. W. (1996). Selected guidelines forethnobotanical research: a field manual. New York BotanicalGarden.

Alcorn, J. B., Warren, D. M., Slikkerveer, L. J., & Brokensha,D. (1995). Ethnobotanical knowledge systems-a resourcefor meeting rural development goals. The cultural dimensionof development: indigenous knowledge systems., 1-12.

Anyonge, C. H., & Roshetko, J. M. (2003). Farm-level timberproduction: orienting farmers towards the market.Unasylva, 54(1), 48-56.

Balick, M. J. (1994). Ethnobotany, drug development andbiodiversity conservation: exploring the linkages.Ethnobotany and the search for new drugs, 185, 4-24.

Blanckaert, I., Swennen, R. L., Paredes Flores, M., RosasLópez, R., & Lira Saade, R. (2004). Floristiccomposition, plant uses and management practices inhomegardens of San Rafael Coxcatlán, Valley ofTehuacán-Cuicatlán, Mexico. Journal of Arid Environments,57(2), 179-202.

Botanri S., D. Setiadi, E. Guhardja, I. Qayim & L.B. Prasetyo.(2011). Karakteristik habitat tumbuhan Sagu (Metroxylonspp.) di Pulau Seram, maluku. Forum Pascasarjana Vol.34 No. 1: 33-44

Buhalis, D., C.Cooper. (1998). Small and medium sized tourismenterprises at the destination. Embracing and managingchange in tourism: International case studies, 329.

Camejo-Rodrigues, J., Ascensão, L., Bonet, M., & Valles, J.(2003). An ethnobotanical study of medicinal andaromatic plants in the Natural Park of “Serra de SãoMamede”(Portugal). Journal of Ethnopharmacology, 89(2),199-209.

Page 244: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

245

Carlson, T. J., & Maffi, L. (2004). Ethnobotany and conservationof biocultural diversity. New York Botanical Garden.

Cotton, C. M. (1996). Ethnobotany: principles and applications.John Wiley & Sons.

Christanty, L., Abdoellah, O. S., Marten, G. G., & Iskandar, J.(1986). Traditional agroforestry in West Java: thepekarangan (homegarden) and kebun-talun (annual-perennial rotation) cropping systems. Traditional agriculturein Southeast Asia: a human ecology perspective., 132-158.

Daldjoeni, N. (1984). 3. Pranatamangsa, the Javanese agriculturalcalendar—its bioclimatological and sociocultural functionin developing rural life. The Environmentalist, 4, 15-18.

De Guzman CC & J.S Siemonsma. (1999). PROSEA-PlantResources of South-East Asia No. 13. Spices. BackhuysPublisher, The Leiden

Droste, B. V., Plachter, H., & Rössler, M. (1995). Culturallandscapes of universal value: components of a globalstrategy. Cultural landscapes of universal value: componentsof a global strategy. Unesco

Duke JA., M. Jo Bogenschutz-Godwin, J. Du Cellier & PAKDuke. (2002). Handbook of Medial Spices. CRC Press.

Egeland, G., Charbonneau-Roberts, G. U. Y. L. A. I. N. E.,Kuluguqtuq, J. O. H. N. N. Y., Kilabuk, J. O. N. A. H.,Okalik, L. O. O. E. E., Soueida, R. U. L. A., & Kuhnlein,H. V. (2009). Back to the Future-Using Traditional Foodand Knowledge to Promote a Healthy Future among Inuit.Indigenous Peoples’ Food Systems, 9-22.

FAO. (1995). Improving nutrition through home gardening: atraining package for prearing field worker in Souht EastAsia, Rome

Fernandes, E. C., & Nair, P. R. (1986). An evaluation of thestructure and function of tropical homegardens.Agricultural systems, 21(4), 279-310.

Page 245: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

246

Firmino, A. (2010). New Challenges for Organic Farmers inIndia-tourism, spices and herb. Revija za geografijo-Journal for Geography, 5(1), 101-113.

Fyall, A., B.Garrod & A.Leask. (2005). Managing VisitorsAttractions: New Directions. Butterworth-Heinemann.

Grenier, L. (1998). Working with indigenous knowledge.International Development Research Centre, Ottawa, Ontario,Canada.

Gun, C.A. & T. Var. (2002). Tourism planning: Basic, Principlesand Cases, Roudledge, New York.

Hakim, E.H.; Sjamsul, A.A.; Lukman, M.; Y ang Maolana,S. & Didi M. 1999. “Zat Warna Alami : Retrospek danProspek. Disampaikan pada Seminar Bangkitnya Warna-Warna Alam. Yogyakarta, 3 Maret 1999.Jurusan KimiaFMIP A. ITB, Bandung

Hakim, L. (2007). Exploring a Local Entrepreneurial Spirit toReduce Poverty and Unemployment: TheEntrepreneurship and Ecotourism in rural area ofBanyuwangi, East Java. Working paper on InternationalWorkshop, Seminar and Small-MediumEntrepreneurship Exhibition. Japan Bank of InternationalCooperation (JBIC)-Brawijaya University-WasedaUniversity Tokyo

Hakim, L.& N. Nakagoshi. (2007). Plant species compositionin home gardens in the Tengger highland (East Java,Indonesia) and its importance for regional ecotourismplanning. Hikobia 15 (1), 23-36.

Hakim L. (2008). Planning for nature conservation andecotourism development in Java and Bali. Phd.Disertation, University of Hiroshima.

Hakim, L. (2011). Cultural Landscapes of the TenggerHighland, East Java. In Landscape Ecology in Asian Cultures(pp. 69-82). Springer Japan.

Page 246: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

247

Haryono, (2013). Strategi Kebijakan Kementrian Pertaniandalam Optimalisasi Lahan Suboptimal MendukungKetahanan Pangan Nasional. Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal “Intensifikasi Pengelolaan LahanSuboptimal dalam Rangka Mendukung KemandirianPangan Nasional”, Palembang 20-21 September 2013

Haviland, W., Prins, H., McBride, B., & Walrath, D. (2013).Cultural anthropology: the human challenge. CengageLearning.

Hill, A. F. (1952). Economic botany. A textbook of useful plantsand plant products. Economic botany. A textbook of usefulplants and plant products., (2nd ed).

Kaefer, C. M., & J.A. Milner. (2008). The role of herbs andspices in cancer prevention. The Journal of nutritionalbiochemistry, 19(6), 347-361.

Kaunang, T, L. Hakim & N. Nakagoshi. (2012). The use ofethnobotany for the purposes of tourism eco-accomodation assessment: A case study from East Java.Proc.Soc.Indon.Biodiv.Intern.Con. Vol.1. 227-231,

Kehlenbeck K. & BL. Maass, (2004). Crop diversity andslaccification of homegardens in Central Sulawesi,Indonesia. Agroforestry System, 63(1), 53-62.

Krishnaswamy, K. (2008). Traditional Indian spices and theirhealth significance. Asia Pacific journal of clinicalnutrition, 17(S1), 265-268.

Kubota N., H.Y. Hadikusumah, O.S. Abdoellah, & N. Sugiyama.(2009). Change in the utilization of cultivated plants inhomegardens in West Java for twenty years (2) Changesin the ultilization of cultivated plants in homegardens. InHayashi (eds). Sustainable Agriculture in Rural Indonesia,Gajah Mada University Press.

Kumar, B. M., & Nair, P. K. R. (2006). Tropical homegardens (p.377). Dordrecht: Springer.

Page 247: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

248

Marliyati, SA., D. Hastuti, & T. Sinaga. (2013). Ecoculinarytourism in Indonesia. In: Teguh, F and Avenzora, R (Eds),Ecotourism and Sustainable Tourism Development inIndonesia. Ministry of Tourism and Creative Economy,Republic of Indonesia.

Makkar, H. P., Siddhuraju, P., & Becker, K. (2007). Plantsecondary metabolites. Humana Press.

Meilleur, B. A., & Meilleur, B. A. (1996). Forests and Polynesianadaptations. Tropical Deforestation: The Human Dimension,76-94.

Midmore, D. J., Niñez, V. K., & Venkataraman, R. (1991).Household gardening projects in Asia: Past experience and futuredirections. Asian Vegetable Research and DevelopmentCenter.

Mohri, H., Lahoti, S., Saito, O., Mahalingam, A., Gunatilleke,N., Hitinayake, G. & Herath, S. (2013). Assessment ofecosystem services in homegarden systems in Indonesia,Sri Lanka, and Vietnam. Ecosystem Services, 5, 124-136.

Monk, K., De Fretes, Y., & Reksodiharjo-Lilley, G. (1996).Ecology of Nusa Tenggara and Maluka. Tuttle Publishing.

Niñez VK:Household gardens: theoretical and policyconsiderations.Agr Syst1987,23:167–186.

Oktavianti, E., & Hakim, L. (2013). Etnobotani PekaranganRumah Inap (Homestay) di Desa Wisata Tambaksari,Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Journal of IndonesianTourism and Development Studies, 1(1), 39-45.

Pamungkas, R.N., S. Indriyani, & L. Hakim. (2013). TheEtnobotany of Homegardens Along Rural Corridors as aBasis for Ecotourism Planing: a Case Study of RajegwesiVillage, Banyuwangi, Indonesia. J. Bio. Env. Sci. 3(9), 60-69.

Patin, R., M. Kanlayavattanakul, & N. Lourith. (2010).Aromatherapy and Essential Oils in Thai Spa Business.Isan Journal of Pharmaceutical Science, 5(2), 160-166.

Page 248: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

249

Patterson, C. (2002). The complete guide for nature and culture-based tourism operators; The Bussines of Ecotourism,Explores Guide Publishing, Washington

Peter, K. V. (2004). Handbook of herbs and Spices. CRC-Woodhead Publishing Limited

Prance, G. T., Chadwick, D. J., & Marsh, J. (1994). Ethnobotanyand the search for new drugs. John Wiley & Sons Limited.

Raghavan, S. (2006). Handbook of spices, seasonings, andflavorings. CRC Press.

Raihani W, B. F. Langai, & T. Sitaresmi. (2012). KeragamanKarakter Varietas Lokal Padi Pasang Surut KalimantanSelatan. Penelitian pertanian tanaman pangan vol. 31 no.3. 158-165.

Reid, PG. (2009). Rural Tourism Development: Localism andCultural Change (Tourism and Cultural Change), ChannelView Publication

Rostiana, O., E. Hadipoentyanti., & A. Abdullah. (1992).“Potensi Bahan Pewarna Alami di Indonesia” dalamProseding Seminar dan Lokakarya Nasional EtnobotaniCisarua Bogor. Departemen Pendidikan DanKebudayaan, Departemen Lembaga Pertanian danLemnbaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri. UGM Press.

Sherman, P. W. & J. Billing. (1999). Darwinian Gastronomy:Why We Use Spices Spices taste good because they aregood for us. BioScience, 49(6), 453-463.

Siregar, M. IMR. Pendit. DMS. Putri. NKE. Undaharta, SF. &Hanum HM. Siregar. (2007). Keanekragamana tumbuhanusada dan konservasinya di kebun Raya Ekakarya Bali.Proseding seminar “ Konservasi tumbuhan usada bali danperanannya dalam mendukung ekowisata. UPT BalaiKonservasi tumbuhan Kebun Raya Ekakarya Bali – LIPI,

Page 249: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

250

Soemarwoto, O., Soemarwoto, I., Karyono, S. E., & Ramlan,A. (1985). The Javanese home garden as an integratedagroecosystem. Food and Nutrition Bulletin, 7(3), 44-47.

Soemarwoto, O., & Conway, G. R. (1992). The javanesehomegarden. Journal for Farming Systems Research-Extension,2(3), 95-118.

Solossa, A. H., Sastrahidayat, I. R., & Hakim, L. (2013). Homegardens of the local community surrounding LakeAyamaru, West Papua province, and its consequences fortourism development and lake conservation. Journal ofBiodiversity and Environmental Sciences (JBES), 3(3), 1-11.

Tapsell, L. C., I. Heimphill, L. Cobiac, D.R. Sullivan, M.Fenech, C.S., Patch & K.E. Inge. (2006). Health benefitsof herbs and spices: the past, the present, the future.Faculty of Health and Behavioural Science-Papers.

Tetlock, P. E. (2003). Thinking the unthinkable: Sacred valuesand taboo cognitions. Trends in cognitive sciences, 7(7), 320-324.

Torquebiau, E. (1992). Are tropical agroforestry home gardenssustainable?. Agriculture, ecosystems & environment, 41(2),189-207.

Trinh, L. N., Watson, J. W., Hue, N. N., De, N. N., Minh, N.V., Chu, P., & Eyzaguirre, P. B. (2003). Agrobiodiversityconservation and development in Vietnamese homegardens. Agriculture, Ecosystems & Environment, 97(1), 317-344.

Uriely, N., A. Reichel, A. Shani. (2007). Ecological orientationof tourists: An empirical investigation. Tourism andHospitality Research, 7, 161–175.

van Steenis, C. G. G. J., den Hoed, G., Bloembergen, S., Eyma,P. J., & Nur, N. (1967). Flora untuk sekolah di Indonesia.Fakultas Biologi, Universitas Nasional.

Page 250: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

251

Vavilov, N. I. (1992). Origin and geography of cultivated plants.Cambridge University Press.

Wardah & F .M. Setyowati (1999). “Keaneka RagamanTumbuhan Penghasil Bahan Pewarna Alami DibeberapaDaerah di Indonesia “.Disampaikan pada SeminarBangkitnya W arna –W arna Alam,Y ogyakarta 3-4 Maret1999. Balitbang Botani, Puslitbang Biologi –LIPI

Wiersum, K. F. (2006). Diversity and change in homegardencultivation in Indonesia. In Tropical Homegardens (pp. 13-24). Springer Netherlands.

Wild, R., McLeod, C., & Valentine, P. (Eds.). (2008). Sacrednatural sites: guidelines for protected area managers (No. 16).IUCN.

Wiriadiwangsa, D. (2005). Pranata Mangsa masih penting untukpertanian. Tabloid Sinar Tani, 9-15.

Yang, R. Y., & Hanson, P. M. (2009). Improved food availabilityfor food security in Asia-Pacific region. Asia Pacific journalof clinical nutrition, 18(4), 633.

Zakiyah, Z., Indriyani, S., & Hakim, L. (2013). PemetaanSebaran Dan Karakter Populasi Tanaman Buah DiSepanjang Koridor Jalur Wisatadesa Kemiren,Tamansuruh, Dan Kampunganyar, KabupatenBanyuwangi. Journal of Indonesian Tourism and DevelopmentStudies, 1(2), 46-51.

Zeven, A. C., & De Wet, J. M. (1982). Dictionary of cultivatedplants and their regions of diversity (No. Ed. 2). Pudoc.

Zohary, D., Hopf, M., & Weiss, E. (2012). Domestication of Plantsin the Old World: The origin and spread of domesticated plantsin Southwest Asia, Europe, and the Mediterranean Basin.Oxford University Press.

Page 251: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

252

Tentang Penulis

Luchman Hakim, adalah staf dosen jurusan BiologiFMIPA Universitas Brawijaya. Menyelesaian pendidikansarjana Biologi dari Fakultas Matematika dan ilmu PengetahuanAlam Universitas Brawijaya (1998), Master of Agriculture dariIDEC-Hiroshima University (2002)), dan Doctor of Philosophydari IDEC-Hiroshima University (2008). Bidang minat dankajian penulis adalah Biologi Konservasi, dengan minat utamapenelitian adalah konservasi kebun-pekarangan rumah,konservasi kawasan lindung, Ekowisata (Nature-based Tourism)dan kewirausahaan berkelanjutan (Eco-entrepreneurship).

Penulis telah mempublikasi beberpa tulisan ilmiah yangdimuat di jurnal, antara lain berjudul Cultural Landscapes ofthe Tengger Highland, East Java. In: S.-K. Hong, et al. (eds.)Landscape Ecology in Asian Cultures (Ecological ResearchMonographs, Springer Verlag); Challenges for conservingbiodiversity and developing sustainable island tourism in NorthSulawesi Province, Indonesia (Journal of Ecology and Field Biology);Ecotourism and Climates changes: the ecolodge contributionin global warming mitigation (Journal of Tropical Life Science);Plant trees species for restoration program in Ranupani, BromoTengger Semeru National Park Indonesia (Biodiversity Journal);Etnobotani Upacara Kasada Masyarakat Tengger, di DesaNgadas, Kecamatan Malang, Poncokusumo, Kabupaten Malang(Journal of Indonesian Tourism and Development Studies); Theethnobotany of homegardens along rural corridors as a basisfor ecotourism planning: a case study of Rajegwesi village,Banyuwangi, Indonesia (Journal of Biodiversity and EnvironmentalSciences) dan publikasi-publikasi lainnya. Buku yang pernahditulis antara lain adalah Dasar-dasar Ekowisata (PenerbitBayumedia, 2002).

Page 252: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

253

AAbelmoschus moschatus Medik. Malvaceae (Kapasan)

Abutilons sp. Malvaceae Abutilon

Acalypha hispida Burm. f. Euphorbiaceae (Ekor kucing)

Acorus calamus L. Acoraceae (Dlingo)

Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult. Apocynaceae(Kamboja jepang)

Agapanthus orientalis F. M. Leight. Sin.: Agapanthus praecox Willd.subsp. orientalis (F. M. Leight.) F. M. Leight. Amaryllidaceae(lili ungu)

Agave americana L., Asparagaceae (Agave)

Aleurites moluccanus (L.) Willd. Euphorbiaceae

Allamanda cathartica L. Apocynaceae (Alamanda)

Allium cepa L. Amaryllidaceae (Bawang merah)

Allium porrum L. Amaryllidaceae (Bawang polong, bawang daun)

Allium sativum L. Amaryllidaceae (Bawang putih)

Aloe arborescens Miller Xanthorrhoeaceae (Lidah buaya)

Aloe vera (L.) Burm. f. Xanthorrhoeaceae (Lidah buaya)

Alpinia galanga (L.) Willd. Zingiberaceae (Lengkuas)Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum. Zingiberaceae (Haliamerah/jahe merah)

Alpinia zerumbet (Pers.) B. L. Burtt & R. M. Sm. Zingiberaceae(Honje)

Alstonia scholaris (L.) R. Br. Apocynaceae (Pulai)

Altingia excelsa Noronha Altingiaceae (Rasamala)

Amaranthus sp. L. Amaranthaceae (Bayam)

Amorphophallus oncophyllus Prain Araceae (Porang, iles-iles)

Nama-nama tanaman dalam buku ini

Page 253: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

254

Anacardium occidentale L. Anacardiaceae (Jambu Monyet)

Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees Acanthaceae(Sambiloto)

Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae (Nanas)

Annona muricata L. Annonaceae (Sirsat)

Antigonon leptopus Hook. & Arn. Polygonaceae (Air matapengantin)

Anthurium andreanum Araceae. (Anthurium)

Arachis hypogaea L. Fabaceae (Kacang tanah)

Areca catechu L. Arecaceae (Pinang)

Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Arecaceae (Aren)

Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg Moraceae (Sukun)

Artocarpus champeden (Lour.) Stokes Moraceae (Cempedak)

Artocarpus heterophyllus Lam. Moraceae (Nangka)

Asparagus plumosus Baker Asparagaceae (Asparaga)

Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae (Belimbing)

Ageratum conyzoides L. Asteraceae (Bandotan, buyung-buyung)

BBaccaurea motleyana (Müll. Arg.) Müll. Arg. Phyllanthaceae(Rambai)

Bambusa spinosa Roxb. Sin.: Bambusa blumeana Schult. & Schult.f. Poaceae (Bambu ori)

Bambusa multiplex (Lour.) Raeusch. ex J.A. & J.H. SchultesPoaceae (Bambu pagar)

Bambusa ventricosa McClure Poaceae (Bambu kendang)

Bambusa vulgaris Schrad. ex J. C. Wendl. Poaceae (Bambukendang)

Basella rubra L. Basellaceae (Gendola)

Bauhinia ×blakeana Dunn Fabaceae (Bunga kupu kupu)

Bauhinia malabarica Roxb Fabaceae (Bunga kupu kupu)

Page 254: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

255

Belamcanda chinensis (L.) Redouté Iridaceae (Brojo Lintang)

Begonia rex Putz. Begoniaceae (Begonia)

Bixa orellana L. Bixaceae (Kesumba keling)

Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schltr. Zingiberaceae (Temukunci)

Borassus flabellifer L. Arecaceae (Lontar)

Bougainvillea spectabilis Willd. Nyctaginaceae (Bugenvil)

Brassica juncea (L.) Czern. Brassicaceae (Sawi)

Brassica oleracea L. Brassicaceae (Brokoli)

Brugmansia ×candida Pers. Solanaceae (Kecubung)

Brunfelsia calycina Benth. Sin.: Brunfelsia pauciflora (Cham. &Schltdl.) Benth. Solanaceae (Melati ungu putih)

CCaesalpinia sappan L. Fabaceae (Biji secang)

Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw. Fabaceae (Kembang merak)

Calamus sp. Arecaceae (Rotan)

Camellia sinensis (L.) Kuntze Theaceae (Teh)

Canna indica L. Cannaceae (Bunga kana)

Canna edulis Ker Gawl. Cannaceae (Ganyong)

Canavalia spp. Fabaceae (Koro)

Carica papaya L. Caricaceae (Pepaya)

Calathea G. Mey. Marantaceae (Calathea)

Cartahamus tinctoria L. Asteraceae (Bunga kesumba)

Callistemon citrinus (Curtis) Skeels Myrtaceae (Sikat botol)

Cinnamomum burmanni (Nees & T. Nees) Nees ex BlumeLauraceae (Kayu manis)

Capsicum annuum L. Solanaceae (Lombok kecil, chili)

Capsicum frutescens L. Solanaceae (Lombok merah, besar, redchili)

Page 255: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

256

Cassia alata L. sinomim: Senna alata (L.) Roxb. Fabaceae(Ketepeng cina)

Catharanthus roseus (L.) G. Don Apocynaceae (Tapak dara)

Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae (Tapak kaki kuda)

Cerbera odollam Gaertn. Apocynaceae (Bintaro)

Cissus discolor Blume Vitaceae (Perambat lurik)

Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle Rutaceae (Jeruk nipis)

Citrus maxima (Burm.) Merr. Rutaceae (Jeruk besar)

Citrus hystrix DC. Rutaceae (Jeruk purut)

Cledodendrum paniculatum Lamiaceae (Bunga pagoda)

Clerodendrum thomsoniae Balf. Lamiaceae (Nona makan sirih)

Clitoria ternatea L. Fabaceae (Kembang telang)

Chlorophytum comosum (Thunb.) Jacques Asparagaceae (Labalaba)

Cocos nucifera L. Arecaceae (Kelapa)

Costus speciosus (J. Koenig) Sm. Sin.: Cheilocostus speciosus (J.Koenig) C. D. Specht Costaceae (Costus)

Codiaeum variegatum (L.) A. Juss. Euphorbiaceae (Puring)

Coffea L. Rubiaceae (Kopi)

Chrysalidocarpus lutescens H. Wendl. Palmae (Palem batang emas)

Colocasia esculenta (L.) Schott Araceae (Talas)

Cordia myxa L. Boraginaceae (Kendal)

Cordyline fruticosa (L.) A. Chev. Asparagaceae (Andong)

Crinum asiaticum L., Amaryllidaceae (Bakung)

Cuphea melvilla P. Browne Lythraceae (Cuphea, candy corn)

Curcuma zanthorrhiza Roxb. Zingiberaceae (Temu lawak)

Curcuma domestica Valeton. Sinonim: Curcuma longa L.Zingiberaceae (Kunyit)

Cucurbita moschata Duchesne Cucurbitaceae (Labu kuning)

Cymbopogon citratus (DC.) Stapf Poaceae (Sereh, serai)

Cynometra cauliflora L. Fabaceae (Nam-nam)

Page 256: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

257

Cymbopogon martinii (Roxb.) J. F. Watson Poaceae (Palmarosa)

Cyrtostachys renda Blume Palmae (Palem merah)

Chrysanthemum L. Asteraceae (Krisan)

BDahlia pinnata Cav. Asteraceae (Dahlia)

Datura metel L. Solanaceae (Kecubung)

Daucus carota L. Apiaceae (Wortel)

Delonix regia (Bojer) Raf. Fabaceae (Flamboyan)

Dendrocalamus asper (Schult. & Schult. f.) Backer ex K. HeynePoaceae (Bambu petung)

Dioscorea alata L. Dioscoreaceae (Uwi)

Dioscorea esculenta (Lour.) Burkill Dioscoreaceae (Gembili)

Dioscorea bulbifera L. Dioscoreaceae (Gembolo, uwi buah, uwiblicik atau jebubug)

Dioscorea pentaphylla L. Dioscoreaceae (Tomboreso)

Dimocarpus longan Lour. Sapindaceae (Kelengkeng)

Dimocarpus sp. Sapindaceae (Tangkuhis)

Dracaena angustifolia (Medik.) Roxb. Asparagaceae (Daun suji)

Duchesna indica (Andrz) Focke Rosaceae Stroberi

Durio kutejensis (Hassk.) Becc. Malvaceae (Papaken)

Durio zibenthinus L. Malvaceae (Durian)

Duranta repens L. Verbenaceae (Penitian)

EErythrina variegata L. (Fabaceae) Dadap

Euphorbia pulcherrima Willd. ex Klotzsch Euphorbiaceae(Euphorbia)

Euphorbia tirucalli L. Euphorbiaceae (Sambung tulang)

Epiphyllum oxypetalum (DC.) Haw. Cactaceae (Wijaya kusuma)

Page 257: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

258

Etlingera elatior (Jack) R. M. Sm. Zingiberaceae (Kecombrang)

Echinodorus macrophyllus (Kunth) Micheli Alismataceae (Melatiair)

Equisetum debile Roxb. ex VaucherEquisetaceae (Paku ekor kuda)

Excoecaria cochinchinensis Lour. Euphorbiaceae (Sambang darah)

FFicus benjamina L. Moraceae (Beringin)

Ficus septica Burm. f. Moraceae (Awar-awar)

Ficus racemosa L. Moraceae (Elo. Lo)

Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi Flacourtiaceae (Rukam, rukem)

Fuchsia magellanica Lam. Onagraceae (Anting-anting)

Foeniculum vulgare Mill. Apiaceae (Adas)

GGarcinia mangostana L. Clusiaceae (alt. Guttiferae) (Manggis)

Gnetum gnemon L. Gnetaceae (Melinjo)

Gigantochloa apus (Schult. & Schult. f.) Kurz. Poaceae (Bambuapus)

Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz. Poaceae (Bambu jawa, bambooater).

Glycine max (L.) Merr. Fabaceae (Kedelai)

HHedychium coronarium J. Koenig Zingiberaceae (Gandasuli)

Hevea brasiliensis (Willd. Ex A. Juss.) Müll. Arg. Euphorbiaceae(Karet)

Helianthus tuberosus L. Asteraceae

Heliconia bihai (L.) L. Heliconiaceae (heliconia Lobster Claw)

Page 258: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

259

Heliconia rostrata Ruiz & Pav. Heliconiaceae (Heliconia)

Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae (Kembang sepatu)

Hippeastrum sp. Amaryllidaceae (Amarillia)

Hydrangea macrophylla (Thunb.) Ser. Saxifragaceae (Hortensia)

IIpomoea aquatica Forssk. Convolvulaceae (Kangkung)

Ipomoea batatas (L.) Lam. Convolvulaceae (Ketela rambat, ubijalar)

Indigofera tinctoria L. Fabaceae (Biji nila)

Ixora coccinea L. Rubiaceae (Bunga soka)

JJasminum sambac (L.) Aiton Oleaceae (Melati)

Jatropa pandurifolia Euphorbiaceae (Batavia)

Jacobinia coccinea (Aubl.) Hiern Sin.: Pachystachys coccinea (Aubl.)Nees Acanthaceae (lilin merah)

Jatropha curcas L. Euphorbiaceae (Jarak)

KKaempferia galanga L. Zingiberaceae (kencur)

Kaempferia angustifolia Rosc. Zingiberaceae (kunci pepet)

LLactuca sativa L. Asteraceae (Selada)

Lansium sp. Meliaceae (Ruko)

Lansium domesticum Corrêa Meliaceae (Langsat)

Lagerstroemia indica L. Lythraceae (Bungur)

Lantana camara L. Verbenaceae (Telekan)

Page 259: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

260

Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit Fabaceae (Lamtoro)

Luffa acutangula (L.) Roxb. Cucurbitaceae (Gambas)

Lumnitzera littorea (Jack) Voig. Combretaceae (Daun teruntum)

MMalus pumila P. Mill. Rosaceae (Apel)

Malvaviscus arboreus Cav. Malvaceae (Kembang Wera atauKembang Sepatu Kuncup)

Manihot esculenta Crantz Euphorbiaceae (Ketela pohon)

Mangifera casturi Koesterm. Anacardiaceae (Mangga kasturi,Asam kasturi)

Mangifera indica L. Anacardiaceae (Mangga)

Mangifera sp. Anacardiaceae (Asam tewu)

Manglieta glauca Bl. (Manglid)

Maranta arundinacea L. Marantaceae (Garut, lerut)

Marsdenia tinctoria R. Br. Asclepiadaceae (Tarum)

Medinilla alpestris Melastomataceae (Medinelia)

Melastoma malabathricum L. Melastomataceae (Senduduk)

Melia azedarach L. Meliaceae (Mindi)

Mesua ferrea L. Calophyllaceae (Nagasari)

Momordica charantia L. Cucurbitaceae (Pare)

Morinda citrifolia L. Rubiaceae (Mengkudu)

Mucuna bennettii F. Muell. Fabaceae Bunga irian/merah

Mucuna pruriens (L.) DC. Fabaceae (Benguk)

Michelia champaca L. sin.: Magnolia champaca (L.) Baill. ex Pierre.Magnoliaceae (Cempaka)

Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae (Pala)

Manihot esculenta Crantz Euphorbiaceae (Singkong)

Metroxylon sagu Rottb Arecaceae (Sagu)

Mirabilis jalapa L. Nyctaginaceae (Bunga pukul empat)

Page 260: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

261

Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae (Pala)

Musa ×paradisiaca L. Musaceae (Pisang)

NNephelium lappaceum L. Sapindaceae (Rambutan)

Nephelium mutabile Blume Sapindaceae (Tanggaring)

Nephelium sp. Sapindaceae (Sanggalang)

OOcimum basilicum L. Lamiacea

Ocimum americanum L. Lamiaceae (kemangi)

Orthosiphon stamineus Benth. Sin.: Orthosiphon aristatus (Blume)Miq. Labiatae (Kumis kucing)

PPachystachys lutea Nees Acanthaceae (Lolipop)

Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae (Pandan wangi)

Pangium edule Reinw. Achariaceae (Kluwek, Pangi)

Paraserianthes falcataria (L.) I. C. Nielsen Fabaceae (Sengon)

Parkia speciosa Hassk. Fabaceae (Petai)

Paronema canescens Jack Lamiaceae (Sungkai)

Panicum miliaceum L. Poaceae (Milet)

Peltophorum pterocarpum (DC.) Backer ex K. Heyne Fabaceae(Jambal)

Peronema canescens Jack. Lamiaceae (Sungkai)

Persea americana Mill. Lauraceae (Alpukat)

Pemphis acidula Forst. & Forst. Lythracea (Sentigi)

Passiflora caerulea L. Passifloraceae (Markisa)

Pinanga kuhlii Blume Palmae (Pinang Jawa hijau)

Page 261: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

262

Pinus merkusii Jungh. & de Vriese Pinaceae (Pinus)

Pisum sativum L. Fabaceae (Kapri)

Piper betle L. Piperaceae (Sirih)

Phaseolus vulgaris L. Fabaceae (Buncis)

Plantago major L. Plantaginaceae (Ki urat)

Pluchea indica (L.) Less. Asteraceae (Beluntas)

Plumeria rubra L. Apocynaceae (Kamboja)

Portulaca grandiflora Hook. Portulacaceae (Portulaka)

Portulaca oleracea L. Portulacaceae (Krokot)

Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC. Fabaceae (Kecipir)

Pseudocalymma alliaceum (Lam.) Sandwith Sin.: Mansoa alliacea(Lam.) A. H. Gentry Bignoniaceae (Stepanot ungu)

Pseuderanthemum reticulatum (W. Bull) Radlk. Acanthaceae(Melati jepang)

Psidium guajava L. Myrtaceae (Jambu biji)

Pisum sativum L. Fabaceae (Ercis)

RRosa spp., Rosaceae (Mawa)

Rhapis excelsa (Thunb.) A. Henry ex Rehder Palmae (Palemwregu)

Rhoeo spathacea (Sw.) Stearn Sin.: Tradescantia spathacea Sw.Commelinaceae (Nanas kerang)

Rhododendron L. Ericaceae (Rhododendron)

Ruellia tuberosa L. Acanthaceae (Pletekan, ceplikan)

SSaccharum officinarum L. Poaceae (Tebu)

Salacca edulis Reinw. Sin.: Salacca zalacca (Gaertn.) VossArecaceae (Salak)

Page 262: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

263

Sauropus androgynus (L.) Merr. Phyllanthaceae (Katuk)

Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr. Meliaceae (Kecapi)

Sechium edule (Jacq.) Sw. Cucurbitaceae (Labu siam)

Sesbania grandiflora (L.) Poir. Fabaceae (Turi)

Solanum pseudocapsicum L. Solanaceae (Terong lombok, Teronghias)

Solanum lycopersicum L. Solanaceae (Tomat)

Solanum melongena L. Solanaceae (Terong)

Solanum torvum Sw. Solanaceae (Terong tomat, Pokak)

Spondias pinnata (L. f.) Kurz Anacardiaceae

Spondias dulcis Sol. ex Parkinson Anacardiaceae (Kedondong)

Sterculia foetida L. Malvaceae (Kepuh).

Syngonium podophyllum Schott Araceae (Singonium)

Syzygium aqueum (Burm. f.) Alston Myrtaceae (Jambu air)

Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry Myrtaceae(Cengkeh)

Syzygium cumini (L.) Skeels Myrtaceae (Juwet)

Spathoglottis plicata Orchidaceae (Angrek tanah)

Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Myristicaceae (Daun salam)

Swietenia macrophylla King. Meliaceae (Mahoni)

Scindapsus aureus (Linden & André) Engl. Araceae (Sirih gading)

Stephanotis floribunda Brongn Apocynaceae (Stepanut)

Schizostachyum brachycladum (Munro) Kurz Poaceae (BambuTalang)

TTamarindus indica L. Fabaceae (Asam)

Tapeinochilos ananassae (Hassk.) K. Schum. Costaceae (Pacing)

Tagetes erecta L. Asteraceae (Kenikir tagetes)

Tagetes patula L. Asteraceae (Kembang tai)

Page 263: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

264

Tectona grandis L. f. Lamiaceae (Jati)

Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray Asteraceae (Kembangpahitan)

Toona sureni (Blume) Merr. Meliaceae (Suren)

VVanilla planifolia Andrews Orchidaceae (Panili)

Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk. Fabaceae (Kacang panjang)

Vernonia cinerea (L.) Less. Sin.: Cyanthillium cinereum (L.) H. Rob.Asteraceae (sembung bekul)

WWedelia trilobata (L.) Hitchc. Sin.: Sphagneticola trilobata (L.)Pruski Asteraceae (Widelia, seruni rambat)

XXanthosoma sagittifolium (L.) Schott Araceae (Kimpul, bentul)

ZZantedeschia aethiopica (L.) Spreng. Araceae (Bunga kala putih)

Zea mays L. Poaceae (Jagung)

Zingiber officinale Roscoe Zingiberaceae (Jahe)

Zinnia elegans Jacq. Compositae (Kembang kertas)

Page 264: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

265

Nama-nama tanaman yang dijumpai di kebun dan pekaranganrumah, atau dimanfaatkan sehari-hari oleh masyarakat

AAbutilon Abutilons sp. Malvaceae

Adas Foeniculum vulgare Mill. Apiaceae

Agave Agave americana L., Asparagaceae

Air mata pengantin Antigonon leptopus Hook. & Arn.Polygonaceae

Alamanda Allamanda cathartica L. Apocynaceae

Alang-alang Imperata cylindrica (L.) P. Beauv. Poaceae

Alpukat Persea americana Mill. Lauraceae

Amarillia Hippeastrum sp. Amaryllidaceae

Andong Cordyline fruticosa (L.) A. Chev. Asparagaceae

Angrek tanah Spathoglottis plicata Orchidaceae

Anthurium Anthurium andreanum Araceae

Anting-anting Fuchsia magellanica Lam. Onagraceae

Apel Malus pumila P. Mill. Rosaceae

Aren Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Arecaceae

Asparaga Asparagus plumosus Baker Asparagaceae

Asam Tamarindus indica L. Fabaceae

Asam tewu Mangifera sp. Anacardiaceae

Awar-awar Ficus septica Burm. f. Moraceae

BBakung Crinum asiaticum L., Amaryllidaceae

Bambu apus Gigantochloa apus (Schult. & Schult. f.) Kurz.Poaceae

Bambu jawa, bambu ater Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz.Poaceae.

Page 265: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

266

Bambu kendang Bambusa ventricosa McClure Poaceae ()

Bambu kuning Bambusa vulgaris Schrad. ex J. C. Wendl. Poaceae

Bambu ori Bambusa spinosa Roxb. Sin.: Bambusa blumeana Schult.& Schult. f. Poaceae

Bambu pagar Bambusa multiplex (Lour.) Raeusch. ex J.A. & J.H.Schultes Poaceae

Bambu petung Dendrocalamus asper (Schult. & Schult. f.) Backerex K. Heyne Poaceae

Bambu Talang Schizostachyum brachycladum (Munro) KurzPoaceae

Bandotan Ageratum conyzoides L. Asteraceae

Batavia Jatropa pandurifolia Euphorbiaceae

Bawang merah Allium cepa L. Amaryllidaceae

Bawang polong, bawang daun Allium porrum L. Amaryllidaceae

Bawang putih Allium sativum L. Amaryllidaceae

Bayam Amaranthus sp. L. Amaranthaceae

Begonia Begonia rex Putz. Begoniaceae

Belimbing Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae

Beluntas Pluchea indica (L.) Less. Asteraceae

Benguk Mucuna pruriens (L.) DC. Fabaceae

Bentul Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott Araceae

Beringin Ficus benjamina L. Moraceae

Bintaro Cerbera odollam Gaertn. Apocynaceae

Bugenvil Bougainvillea spectabilis Willd. Nyctaginaceae

Buncis Phaseolus vulgaris L. Fabaceae

Bunga irian/merah Mucuna bennettii F. Muell. Fabaceae

Bunga kala putih Zantedeschia aethiopica (L.) Spreng. Araceae

Bunga kana Canna indica L. Cannaceae

Bunga kupu kupu Bauhinia ×blakeana Dunn Fabaceae

Bunga kupu kupu Bauhinia malabarica Roxb Fabaceae

Bunga pukul empat Mirabilis jalapa L. Nyctaginaceae

Page 266: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

267

Bungur Lagerstroemia indica L. Lythraceae

Brojo Lintang Belamcanda chinensis (L.) Redouté Iridaceae

Brokoli Brassica oleracea L. Brassicaceae

CCalathea Calathea G. Mey. Marantaceae

Cempaka Michelia champaca L. sin.: Magnolia champaca (L.) Baill.ex Pierre. Magnoliaceae

Cempedak Artocarpus champeden (Lour.) Stokes Moraceae

Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. PerryMyrtaceae

Cuphea, candy corn Cuphea melvilla P. Browne Lythraceae

Costus Costus speciosus (J. Koenig) Sm. Sin.: Cheilocostus speciosus(J. Koenig) C. D. Specht Costaceae

DDadap Erythrina variegata L. (Fabaceae)

Dahlia Dahlia pinnata Cav. Asteraceae

Dlingo Acorus calamus L. Acoraceae

Durian Durio zibenthinus L. Malvaceae

EEkor kucing Acalypha hispida Burm. f. Euphorbiaceae

Elo. Lo Ficus racemosa L. Moraceae

Ercis Pisum sativum L. Fabaceae

Euphorbia Euphorbia pulcherrima Willd. ex KlotzschEuphorbiaceae

Page 267: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

268

FFlamboyan Delonix regia (Bojer) Raf. Fabaceae

GGambas Luffa acutangula (L.) Roxb. Cucurbitaceae

Gandasuli Hedychium coronarium J. Koenig Zingiberaceae

Ganyong Canna edulis Ker Gawl. Cannaceae

Garut, lerut Maranta arundinacea L. Marantaceae

Gembili Dioscorea esculenta (Lour.) Burkill Dioscoreaceae

Gendola Basella rubra L. Basellaceae

HHalia merah/jahe merah Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum.Zingiberaceae

Heliconia Lobster Claw Heliconia bihai (L.) L. Heliconiaceae

Heliconia Heliconia rostrata Ruiz & Pav. Heliconiaceae

Honje Alpinia zerumbet (Pers.) B. L. Burtt & R. M. Sm.Zingiberaceae

Hortensia Hydrangea macrophylla (Thunb.) Ser. Saxifragaceae

JJagung Zea mays L. Poaceae

Jahe Zingiber officinale Roscoe Zingiberaceae

Jambal Peltophorum pterocarpum (DC.) Backer ex K. HeyneFabaceae

Jambu Monyet Anacardium occidentale L. Anacardiaceae

Jambu air Syzygium aqueum (Burm. f.) Alston Myrtaceae

Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae

Jarak Jatropha curcas L. Euphorbiaceae

Page 268: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

269

Jati Tectona grandis L. f. Lamiaceae

Jeruk besar Citrus maxima (Burm.) Merr. Rutaceae

Jeruk nipis Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle Rutaceae

Jeruk purut Citrus hystrix DC. Rutaceae

Juwet Syzygium cumini (L.) Skeels Myrtaceae

KKacang panjang Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk. Fabaceae

Kacang tanah Arachis hypogaea L. Fabaceae

Kamboja Plumeria rubra L. Apocynaceae

Kamboja jepang Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult.Apocynaceae

Kana (Bunga Kana) Canna indica L. Cannaceae

Kangkung Ipomoea aquatica Forssk. Convolvulaceae

Kapasan Abelmoschus moschatus Medik. Malvaceae

Kapri Pisum sativum L. Fabaceae

Karet Hevea brasiliensis (Willd. Ex A. Juss.) Müll. Arg.Euphorbiaceae

Katuk Sauropus androgynus (L.) Merr. Phyllanthaceae

Kayu manis Cinnamomum burmanni (Nees & T. Nees) Nees exBlume Lauraceae

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr. Meliaceae

Kecipir Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC. Fabaceae

Kecombrang Etlingera elatior (Jack) R. M. Sm. Zingiberaceae

Kecubung Brugmansia ×candida Pers. Solanaceae

Kecubung Datura metel L. Solanaceae

Kedelai Glycine max (L.) Merr. Fabaceae

Kedondong Spondias dulcis Sol. ex Parkinson Anacardiaceae

Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae

Kelengkeng Dimocarpus longan Lour. Sapindaceae

Page 269: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

270

Kemangi Ocimum americanum L. Lamiaceae

Kemiri Aleurites moluccanus (L.) Willd. Euphorbiaceae

Kembang kertas Zinnia elegans Jacq. Compositae

Kembang merak Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw. Fabaceae

Kembang pahitan Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. GrayAsteraceae

Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae

Kembang tai Tagetes patula L. Asteraceae

Kembang telang Clitoria ternatea L. Fabaceae

Kembang Wera atau Kembang Sepatu Kuncup Malvaviscusarboreus Cav. Malvaceae

Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae

Kendal Cordia myxa L. Boraginaceae

Kenikir tagetes Tagetes erecta L. Asteraceae

Kepuh Sterculia foetida L. Malvaceae

Kesumba keling Bixa orellana L. Bixaceae

Kesumba, Bung Kesumba Cartahamus tinctoria L. Asteraceae

Ketela pohon Manihot esculenta Crantz Euphorbiaceae

Ketela rambat, ubi jalar Ipomoea batatas (L.) Lam.Convolvulaceae

Ketepeng cina Cassia alata L. sin.: Senna alata (L.) Roxb. Fabaceae

Kimpul, bentul Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott Araceae

Ki urat Plantago major L. Plantaginaceae

Kluwek, Pangi Pangium edule Reinw. Achariaceae

Koro Canavalia spp. Fabaceae

Kopi Coffea L. Rubiaceae

Krisan Chrysanthemum L. Asteraceae

Krokot Portulaca oleracea L. Portulacaceae

Kunci pepet Kaempferia angustifolia Rosc. Zingiberaceae

Kunyit Curcuma domestica Valeton. Sinonim: Curcuma longa L.Zingiberaceae

Page 270: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

271

Kumis kucing Orthosiphon stamineus Benth. Sin.: Orthosiphonaristatus (Blume) Miq. Labiatae

LLaba laba Chlorophytum comosum (Thunb.) Jacques Asparagaceae

Labu kuning Cucurbita moschata Duchesne Cucurbitaceae

Labu siam Sechium edule (Jacq.) Sw. Cucurbitaceae

Lamtoro Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit Fabaceae

Lengkuas Alpinia galanga (L.) Willd. Zingiberaceae

Langsat Lansium domesticum Corrêa Meliaceae

Lili ungu Agapanthus orientalis F. M. Leight. Sin.: Agapanthuspraecox Willd. subsp. orientalis (F. M. Leight.) F. M. Leight.Amaryllidaceae

Lidah buaya Aloe arborescens Miller Xanthorrhoeaceae

Lidah buaya Aloe vera (L.) Burm. f. Xanthorrhoeaceae

Lilin merah Jacobinia coccinea (Aubl.) Hiern Sin.: Pachystachyscoccinea (Aubl.) Nees Acanthaceae

Lolipop Pachystachys lutea Nees Acanthaceae

Lombok kecil, chili Capsicum annuum L. Solanaceae

Lombok merah, besar, red chili Capsicum frutescens L. Solanaceae

Lontar Borassus flabellifer L. Arecaceae

MMahoni Swietenia macrophylla King. Meliaceae

Mangga kasturi, Asam kasturi Mangifera casturi KoestermAnacardiaceae

Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae

Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae (alt. Guttiferae)

Manglid Manglieta glauca Bl.

Markisa Passiflora caerulea L. Passifloraceae

Page 271: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

272

Mawar Rosa spp., Rosaceae

Medinelia Medinilla alpestris Melastomataceae

Melati Jasminum sambac (L.) Aiton Oleaceae

Melati air Echinodorus macrophyllus (Kunth) Micheli Alismataceae

Melati jepang Pseuderanthemum reticulatum (W. Bull) Radlk.Acanthaceae

Melati ungu putih Brunfelsia calycina Benth. Sin.: Brunfelsiapauciflora (Cham. & Schltdl.) Benth. Solanaceae

Milet Panicum miliaceum L. Poaceae

Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae

Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae

Mindi Melia azedarach L. Meliaceae

NNagasari Mesua ferrea L. Calophyllaceae

Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae

Nam-nam Cynometra cauliflora L. Fabaceae

Nanas kerang Rhoeo spathacea (Sw.) Stearn Sin.: Tradescantiaspathacea Sw. Commelinaceae

Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Moraceae

Nila Indigofera tinctoria L. Fabaceae

Nona makan sirih Clerodendrum thomsoniae Balf. Lamiaceae

PPacing Tapeinochilos ananassae (Hassk.) K. Schum. Costaceae

Pagoda, Bunga pagoda Cledodendrum paniculatum Lamiaceae

Paku ekor kuda Equisetum debile Roxb. ex Vaucher Equisetaceae

Pala Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae

Palem batang emas Chrysalidocarpus lutescens H. Wendl. Palmae

Palem merah Cyrtostachys renda Blume Palmae

Page 272: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

273

Palem wregu Rhapis excelsa (Thunb.) A. Henry ex Rehder Palmae

Palmarosa Cymbopogon martinii (Roxb.) J. F. Watson Poaceae

Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae

Panili Vanilla planifolia Andrews Orchidaceae

Papaken Durio kutejensis (Hassk.) Becc. Malvaceae

Pare Momordica charantia L. Cucurbitaceae

Penitian Duranta repens L. Verbenaceae

Pepaya Carica papaya L. Caricaceae

Petai Parkia speciosa Hassk. Fabaceae

Pinang Areca catechu L. Arecaceae

Pinang Jawa hijau Pinanga kuhlii Blume Palmae

Pisang Musa ×paradisiaca L. Musaceae

Pinus Pinus merkusii Jungh. & de Vriese Pinaceae

Portulaka Portulaca grandiflora Hook. Portulacaceae

Pletekan, ceplikan Ruellia tuberosa L. Acanthaceae

Pokak Solanum torvum Sw. Solanaceae

Porang, iles-iles Amorphophallus oncophyllus Prain Araceae

Pulai Alstonia scholaris (L.) R. Br. Apocynaceae

Puring Codiaeum variegatum (L.) A. Juss. Euphorbiaceae

RRambai Baccaurea motleyana (Müll. Arg.) Müll. Arg.Phyllanthaceae

Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae

Rasamala Altingia excelsa Noronha Altingiaceae

Rhododendron Rhododendron L. Ericaceae

Rotan Calamus sp. Arecaceae

Rukam, rukem Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi Flacourtiaceae

Ruko Lansium sp. Meliaceae

Rumput Gajah Pennisetum purpureum Schumach Poaceae

Page 273: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

274

SSagu Metroxylon sagu Rottb Arecaceae

Salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Myristicaceae

Sambang darah Excoecaria cochinchinensis Lour. Euphorbiaceae

Sambiloto Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex NeesAcanthaceae

Sambung tulang Euphorbia tirucalli L. Euphorbiaceae

Sanggalang Nephelium sp. Sapindaceae

Salak Salacca edulis Reinw. Sin.: Salacca zalacca (Gaertn.) VossArecaceae

Sawi Brassica juncea (L.) Czern. Brassicaceae

Secang Caesalpinia sappan L. Fabaceae

Selada Lactuca sativa L. Asteraceae

Sembung bekul Vernonia cinerea (L.) Less. Sin.: Cyanthilliumcinereum (L.) H. Rob. Asteraceae

Senduduk Melastoma malabathricum L. Melastomataceae

Sengon Paraserianthes falcataria (L.) I. C. Nielsen Fabaceae

Sentigi Pemphis acidula Forst. & Forst. Lythracea

Sereh, serai Cymbopogon citratus (DC.) Stapf Poaceae

Seruni rambat Wedelia trilobata (L.) Hitchc. Sin.: Sphagneticolatrilobata (L.) Pruski Asteraceae

Sikat botol Callistemon citrinus (Curtis) Skeels Myrtaceae

Singkong Manihot esculenta Crantz Euphorbiaceae

Singonium Syngonium podophyllum Schott Araceae

Sirih Piper betle L. Piperaceae

Sirih gading Scindapsus aureus (Linden & André) Engl. Araceae

Sirsat Annona muricata L. Annonaceae

Soka, Bunga soka Ixora coccinea L. Rubiaceae

Stepanut Stephanotis floribunda Brongn Apocynaceae

Stepanot ungu Pseudocalymma alliaceum (Lam.) Sandwith Sin.:

Page 274: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

275

Mansoa alliacea (Lam.) A. H. Gentry Bignoniaceae

Stroberi Duchesna indica (Andrz) Focke Rosaceae

Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg Moraceae

Sungkai Paronema canescens Jack Lamiaceae

Suji, Daun suji Dracaena angustifolia (Medik.) Roxb.Asparagaceae

Suren Toona sureni (Blume) Merr. Meliaceae

TTalas Colocasia esculenta (L.) Schott Araceae

Tanggaring Nephelium mutabile Blume Sapindaceae

Tangkuhis Dimocarpus sp. Sapindaceae

Tapak dara Catharanthus roseus (L.) G. Don Apocynaceae

Tapak kaki kuda Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae

Tarum Marsdenia tinctoria R. Br. Asclepiadaceae

Tebu Saccharum officinarum L. PoaceaeTeh Camellia sinensis (L.) Kuntze Theaceae

Telekan Lantana camara L. Verbenaceae

Temu kunci Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schltr. Zingiberaceae

Temu lawak Curcuma zanthorrhiza Roxb. Zingiberaceae

Terong Solanum melongena L. Solanaceae

Terong lombok, Terong hias Solanum pseudocapsicum L.Solanaceae

Terong tomat, Pokak Solanum torvum Sw. Solanaceae

Teruntum, Daun teruntum Lumnitzera littorea (Jack) Voig.Combretaceae

Tomat Solanum lycopersicum L. Solanaceae

Tomboreso Dioscorea pentaphylla L. Dioscoreaceae

Turi Sesbania grandiflora (L.) Poir. Fabaceae

Page 275: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

276

UUwi Dioscorea alata L. Dioscoreaceae

Uwi buah, uwi blicik atau jebubug Dioscorea bulbifera L.Dioscoreaceae

WWijaya kusuma Epiphyllum oxypetalum (DC.) Haw. Cactaceae

Wortel Daucus carota L. Apiaceae

Page 276: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

277

A

Agroforestry 65

Agrowisata 196

Alkaloid 150

Alkaloid 38

Antropologi 12,23

Atraksi 203,218

B

Bambu 50

Bentuk hidup (life form)103

Bioenergi 34

Biologi konservasi 229

Biomasa 101

Botani 1,10

D

Data etnobotani 111

Domestika 24

Dominasi 100

E

Eco-entrepreneurship241,242

Ekolologi 41

Eksotik spesies 234

Etiologi Naturalistik 36

Etiologi Personalistik 36

Etnobotani 2,6,85,124,233

Index

Page 277: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

278

F

Flavonoid 152

Frekuensi 100

G

Glikosid 39,153

H

Herba 35

Herbalisme 135

I

Identifikasi tumbuhan 97

Iklim global 224

Indek nilai penting 100

Indigenous knowledge 90

K

Kaleka 68

Karbohidrat 173

Kebudayaan 54

Kebun 59,63

Kebun terapi 156,157

Key person (informan kunci) 114

Klasifikasi Raunkiaer 103

Konservasi 230,231

Koridor 207,209,216

Page 278: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

279

L

Lansekap budaya ( cultural landscape)51,52

Lansekap budaya 240

Lembaga Swadaya Masyarakat 19

M

Megadiversity countries 66

Mindlestorey 65

P

Pangan 171,174,180

Pariwisata 195

Pekarangan 59

Pemberdayaan masyarakat 237,238

Perubahan iklim 193

Pewarna alam 56

Pranata mangsa 42

R

Rempah-rempah 75

S

Sampling acak/random 113

Sampling beralasan (purposive)114

Skala Likert 130

Sosiabilitas 99

Struktur vegetasi 60

Survey 97

Page 279: ETNOBOTANI dan MANAJEMEN HASIL +20% J hal : 2 x gr : 10 ...epuspeduli.com/ETNOBOTANI_dan_MANAJEMEN_KEBUN_PEKARANGAN_RUMAH.pdf · dan didiskusikan sebagai salah satu kajian ilmiah

280

T

Tanaman eksotik 225

Tanaman hias 74

Tanaman obat 137, 142,143

Tengger 47

Terpenoid 152

U

Understorey 65

Upperstorey 65

Usada Bali 37

V

Vavilow 28

Vitalitas 98

Voucer 105

W

Wawancara (interview) 117, 126, 128, 149