Top Banner
ETIKA DAN KEPROFESIAN VETERINER oleh : Drh.Wiwiek Bagja PB- Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia
33

etika veteriner

Jan 02, 2016

Download

Documents

Farhani Annas

etika menjadi dokter hewan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: etika veteriner

ETIKA DAN KEPROFESIAN

VETERINER

oleh : Drh.Wiwiek Bagja

PB- Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia

Page 2: etika veteriner

INTERAKSI ANTARA HEWAN DAN MANUSIA

Sudah berabad-abad diketahui dan dipahami oleh

manusia bagaimana hewan menjadi bagian penting dari

kehidupan manusia sebagaimana yang terlihat pada

gambar-gambar peninggalan kuno yang banyak

melukiskan hewan di masyarakat atau bersama manusia

sehingga saling berinteraksi

Page 3: etika veteriner

PERLAKUAN MANUSIA KEPADA HEWAN

Secara alami manusia dan hewan mempunyai karakter

cenderung akan saling berupaya mendominasi di antara

sesamanya.

Dalam keadaan dimana manusia menguasai kehidupan

manusia lainnya, maka dapat terjadi hal-hal buruk yang

berlaku bagi yang lebih lemah.

Hal yang sama juga terjadi bilamana hewan-hewan

berada dalam penguasaan manusia apapun tujuannya.

Page 4: etika veteriner

MUNCULNYA HUKUM DAN ETIKA DALAM

MASYARAKAT

Seiring dengan perjalanan peradaban manusia, maka

muncul pula hal-hal yang dipandang penting oleh

penguasa untuk mengatur masyarakat yaitu dikenal

sebagai HUKUM dan juga ETIKA. Hal ini dituangkan ke

dalam atura-aturan tertulis dan berkekuatan untuk

memberikan sanksi kepada manusia yang melanggar

aturan-aturan tersebut.

Page 5: etika veteriner

PENGERTIAN-PENGERTIAN

Hukum adalah segala aturan tertulis dan tidak tertulis yang

berlaku di dalam suatu masyarakat agar manusia tidak saling

merugikan satu dengan yang lain dan bilamana aturan tersebut

dilanggar maka dikenakan sanksi-sanksi.

Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang

benar dan yang salah yang disepakati oleh sekumpulan

orang/masyarakat yang memiliki kepentingan atau profesi yang

sama.

Kode adalah bentuk hukum yang artinya adalah suatu perjanjian

dan kesepakatan yang mengikat

Page 6: etika veteriner

MORAL Baik Hukum maupun Etika pada intinya adalah “Moral Manusia”

Moral adalah bilamana seorang manusia dengan hati nuraninya

berprinsip dan berperilaku untuk tidak merugikan, tidak

menyusahkan, tidak tega mencemari nama orang lain, keluarga,

korsa, institusi, bangsa dan negara dan tidak mau mengganggu

ataupun mengambil yang bukan haknya.

Manusia yang bermoral adalah orang yang “berhati nurani”

terhadap manusia lainnya. Berawal dari hal ini, manusia juga

perlu mengatur dirinya dan masyarakat BAGAIMANA

BERPERILAKU TERHADAP HEWAN.

Page 7: etika veteriner

ETIKA DALAM MEMPERLAKUKAN HEWAN

Dalam perjalanan perkembangan ETIKA sebagai

MORAL manusia di dunia sangat banyak sikap pro dan

kontra sebelum ia menjadi suatu standard.

Terlebih lagi dalam isu HEWAN. Sebagian mengatakan

untuk hewan tidak perlu ada pengaturan-pengaturan

perlakuan karena tidak bisa bicara atau diajak bicara

dan tidak berakal budi.

Page 8: etika veteriner

Namun adanya pertanyaan tentang :

“Bagaimana manusia yang masih bayi/balita yang belum

mampu membela dirinya ataupun manusia yang cacat

mental ?”

Apakah berarti tidak ada haknya dan perlindungannya

secara hukum ?

Kalau ternyata juga harus ada perlindungan, maka

makhluk lain yang juga mempunyai “indera” dan “mental”

(rasa sakit, rasa takut, rasa lapar, dll) bukankah

seyogyanya juga memperoleh hak dan perlindungan ?

Page 9: etika veteriner

KESEJAHTERAAN HEWAN

SEBAGAI ETIKA MEMPERLAKUKAN HEWAN

Dalam ilmu Etika berkenaan Hewan dikenal 2 istilah

yaitu :

a. Etika Hewan (Animal Ethics)

b. Etika Veteriner (Veterinary Ethics)

Pada Animal Ethics diatur secara luas mengenai

berbagai isu moral berkenaan dengan berbagai

spesies hewan oleh berbagai bidang keilmuan baik

ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu biologi.

Page 10: etika veteriner

ETIKA VETERINER

Dalam hal ini ada dua (2) aspek etika yang dibahas yaitu :

A. Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan

tenaga-tenaga pendukungnya (paramedis, perawat hewan, dll)

memperlakukan hewan atau dalam praktek kedokteran.

B. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia

perlu dijaga hak dan mendapatkan perlindungan dengan

kajian/argumentasi ilmiahnya maupun animal behaviour

mengapa spesies hewan tersebut perlu diperlakukan tertentu

serta manfaatnya.

Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas

mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran dengan

hewan.

Page 11: etika veteriner

Ada 4 Jenis Etika Veteriner 1. Etika Veteriner Deskriptif

2. Etika Veteriner Profesi (profesional)

3. Etika Veteriner Administratif

4. Etika Veteriner Normatif

Penjelasan :

Butir 1 adalah yang secara umum perilaku sebagai

profesi dan individu yang langsung terlihat baik

buruknya oleh masyarakat.

Butir 2 adalah kesepakatan anggota organisasi

profesinya.

Page 12: etika veteriner

Penjelasan :

Butir 3 adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan

hukum dan dapat diberi sanksi.

Butir 4 adalah norma-norma etika yang benar dan

tepat yang dalam berperilaku sebagai profesi veteriner

termasuk terhadap hewan atau disepakati sebagai

norma-norma Kesejahteraan Hewan.

Page 13: etika veteriner

CIRI – CIRI PEKERJAAN PROFESI

Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional.

Pekerjaannya berlandaskan etik profesi.

Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan.

Pekerjaannya legal melalui perizinan.

Anggota – anggotanya belajar sepanjang hayat.

Anggota – anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi

profesi.

Page 14: etika veteriner

TANGGUNG JAWAB PROFESI

Dokter Hewan mempunyai peran-peran khusus bagi masyarakat melalui

dunia hewan (manusya mriga satwa sewaka) yang meliputi:

1. Menjaga dan meningkatkan kesehatan hewan, produktifitas dan

keadaan yang baik dari hewan-hewan yang dimanfaatkan manusia

agar tidak membawa bahaya bagi manusia dan lingkungan.

2. Menggunakan ilmu dan teknologi di bidang veteriner dalam layanan

medik veteriner kepada masyarakat, bangsa dan negara secara

kompeten dan profesional.

3. Mencegah terjadinya dan mengurangi terjadinya kesengsaraan

atau teraniayanya hewan (kesejahteraan hewan) sebagai obyek

profesi yang harus dilindungi dan dibela.

Page 15: etika veteriner

PENGATURAN TANGGUNG JAWAB

MELALUI KODE ETIK

Kode Etik Dokter Hewan akan mengatur Etika dalam hal :

1. Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang bermartabat dan kompeten.

2. Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan (menegakkan kesejahteraan hewan / animal welfare).

3. Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama dokter hewan / sejawatnya.

Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994 walaupun belum sempurna (perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal tersebut di atas.

Page 16: etika veteriner

TINDAKAN ETIKAL OLEH

PROFESIONAL MEDIK VETERINER

Ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang harus dijunjung

tinggi dan tidak secara sembarangan dialihkan tanggung jawab

kewenangan dan penerapannya yaitu :

1. Bidang ilmu-ilmu Klinik.

2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan.

3. Bidang Pathologi.

4. Bidang Reproduksi.

Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4

bidang ini. Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar

dan ilmu penunjang yang berkembang melalui penelitian dan

pengembangan teknologi.

Page 17: etika veteriner

ACUAN DASAR TINDAKAN

PROFESIONAL MEDIK VETERINER

(Guide to Professional Conduct)

Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai

profesi yang berkeahlian khusus dan berkewenangan

medis, bilamana di dalam negaranya belum diatur

dengan kekuatan Undang-Undang, namun tetap

harus tunduk kepada rambu-rambu Internasional

profesi yang sama. Oleh karenanya setiap organisasi

profesi sebagaimana PDHI wajib menerbitkan

pedoman ini yang juga kemudian juga wajib dipatuhi

oleh anggotanya.

Page 18: etika veteriner

RAMBU-RAMBU ETIK DALAM

TINDAKAN PROFESIONAL MEDVET

1. Berkenaan memperlakukan hewan (tanggung jawab

Kesrawan).

2. Berhubungan dengan pekerjaan profesinya.

3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi veteriner

kepada masyarakat.

4. Dalam periklanan layanan profesi medvet.

5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obat-

obatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan.

6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi MedVet .

7. Dalam membina hubungan professional sesama profesi

veteriner.

8. Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam

penyelesaian adanya masalah hukum dan etik.

Page 19: etika veteriner

UU no.18/2009 tentang Biomedik

Bab I Pasal 1 Ketentuan Umum

Butir 33 : Definisi Biomedik

Biomedik adalah penyelenggaraan medik

veteriner di bidang biologi farmasi ,

pengembangan sains kedokteran ,atau

industri biologi untuk kesehatan dan

kesejahteraan MANUSIA

Page 20: etika veteriner

1. Berkenaan memperlakukan hewan

(tanggung jawab Kesrawan)

a) Dokter hewan mempunyai tanggung jawab khusus dalam

Kesrawan mengingat masyarakat banyak memanfaatkan

hewan untuk teman, kerja, dimakan, bahan pakaian, penelitian,

mengajar, olahraga dll.

b) Berkenaan hal pada butir 1 diperlukan UU yang mengandung

aturan hukum tentang Kesrawan.

c) Bilamana UU yang mengatur Kesrawan telah diberlakukan

maka dokter hewan berkewajiban untuk membuat standard

minimum dan aturan pelaksanaan yang dapat di terapkan oleh

seluruh masyarakat.

d) Dokter hewan yang bekerja di tempat dimana memiliki koleksi

hewan hidup apapun spesiesnya harus mengarahkan dan

mengajarkan nilai Kesrawan agar mengurangi penderitaan

hewan.

Page 21: etika veteriner

e) Dokter hewan yang bekerja di klinik ataupun RSH harus mempunyai sistem manajemen yang mempertimbangkan Kesrawan dan kemanusiaan.

f) Dokter hewan dalam riset yang menggunakan hewan harus mematuhi berbagai kode etik dan aturan berkenaan hewan coba.

g) Dokter hewan yang terlibat dalam pendidikan dan pengajaran dan juga menggunakan hewan harus menekankan pentingnya penanganan yang manusiawi pada hewan tidak hanya teori namun juga dibuktikan dengan implementasinya.

h) Dokter hewan yang bekerja dalam industri pengolahan ataupun produksi daging harus bertanggung jawab untuk memastikan penanganan hewan – hewan sewaktu masih hidup hingga disembelih memenuhi standard kesejahteraan hewan sesuai aturan hukum.

i) Dokter hewan yang pekerjaannya termasuk mentransportasikan hewan hidup harus memahami dan menerapkan standard Kesrawan sesuai aturan yang berlaku.

Page 22: etika veteriner

2. Dokter Hewan Dan Pekerjaannya.

2.1. Praktek klinik dan konsultan klinik.

– Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan layanan yang up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat, peralatan, fasilitas dan SDM.

– Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif kepada reputasi profesi.

– Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk menerima klien pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan.

Page 23: etika veteriner

2.2. Dokter hewan dalam layanan publik (PNS)

– Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban – kewajiban kepada negara dengan pedoman – pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya aturan hukum yang memayungi pekerjaannya.

– Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan – kewenangan dan tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para dokter hewan.

– Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan dokter hewan lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi yang harmonis. Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi kepentingan keselamatan dan kesehatan masyarakat.

– Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki kompetensi yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu – rambu profesi veteriner

Page 24: etika veteriner

2.3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang komersil.

– Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi

karyawan diharuskan setia kepada perusahaan /

atasannya. Namun demikian mereka juga

mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan

standard etik dan kewajiban–kewajiban profesi

untuk melawan setiap upaya yang meremehkan

standard profesi yang ada demi kepentingan

perusahaan / komersial.

– Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam

dalam permasalahan, oleh karenanya dokter hewan

berkewajiban menginformasikan dan menyarankan

informasi teknis yang terbaik kepada atasannya.

Page 25: etika veteriner

2.4. Dokter hewan di dunia pendidikan.

Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban

khusus untuk memastikan baik dengan

mengarahkan maupun mencontohkan standard–

standard tertinggi yang etikal dalam memper-

kenalkan dan mempertahankannya diseluruh

aspek kegiatan profesi.

Page 26: etika veteriner

2.5. Dokter hewan dalam penelitian

Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan,

setiap dokter hewan yang terlibat harus berinisiatif

untuk memastikan standard etik dan teknis yang

tertinggi. Dokter hewan yang melakukan bedah

percobaan atau menyiapkan hewan coba harus

memastikan memiliki keterampilan bedah dan

kompetensi yang memadai serta memenuhi

persyaratan hewan coba yang distandardkan.

Page 27: etika veteriner

3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi

veteriner kepada masyarakat.

– Mengangkat reputasi dan integritas profesi.

– Memberikan informasi yang tepat dan tidak menyesatkan

atau cenderung berbohong.

– Opini profesi harus tidak berpihak (obyektif) dan faktual.

– Promosi harus dapat menampilkan citra profesi secara

menyeluruh.

– Berkenaan dengan media, materi tulis maupun

wawancara dengan media harus dengan standard yang

tinggi dengan informasi yang harus tepat, dapat

dipercaya, dan diupayakan berdasarkan fakta yang dapat

dipertanggung jawabkan.

– Promosi berkenaan praktisi hanya dengan mencapai

reputasi profesional melalui demontrasi keterampilan dan

pengetahuan.

Page 28: etika veteriner

4. Dalam periklanan layanan profesi medvet.

– Format

– Tidak Angkuh

– Layanan yang ditawarkan

– Tidak bohong

– Tidak superior

– Papan nama yang distandard

– Citra profesi veteriner tidak boleh

dikalahkan oleh material periklanan.

Page 29: etika veteriner

5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obat- obatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan.

– Dokter hewan harus mengacu pada aturan hukum tentang obat.

– Dokter hewan hanya boleh menuliskan resep atau menjual obat – obatan yang disyaratkan menggunakan serep untuk pengobatan hewan setelah mendapatkan konsultasi dokter hewan.

– Pengeluaran obat – obatan oleh dokter hewan hanya kepada mereka yang mempunyai kewenangan khusus sesuai aturan yang berlaku.

– Dokter hewan yang dibantu oleh orang awam harus memastikan tidak terjadi penyalahgunaan dan hanya memberikan kewenangan terbatas dalam penggunaan obat.

– Aturan – aturan berkenaan dengan penggunaan obat pada hewan pacu atau kontes harus mengikuti aturan – aturan etikal dan tidak hanya mengikuti keperluan organisasi.

Page 30: etika veteriner

6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi MedVet.

– Prinsipnya sesama praktisi harus saling

menghormati dan memelihara hubungan

profesional semaksimal mungkin yang

menghindari konflik serta bersikap ramah

terhadap sejawat baru.

– Layanan, kontrak kerja dan perjanjian kemitraan.

– Penggunaan gelar akademik yang memadai.

– Standard pertolongan emergency untuk berbagai

kategori status hewan.

– Kewajiban membantu dalam kasus emergency.

Page 31: etika veteriner

7.Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner.

– Memperoleh pendapat kedua (jangan ragu – ragu, harus jiwa besar, dan tidak menolak).

– Tata cara bertatakrama dalam memperoleh pendapat ke dua harus diatur.

– Merujuk kasus.

– Menerima kasus yang telah ditangani dokter lain harus ada aturan.

– Klien yang memiliki banyak dokter (harus ada aturan).

– Pengaturan kasus house call untuk jarak yang jauh.

– Persengketaan antar dokter hewan.

Page 32: etika veteriner

8. Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme

dalam penyelesaian adanya masalah hukum dan etik.

– Dokter hewan yang dituduh mengakibatkan

kerugian bagi publik.

– Adanya complain atas ketidak mampuan dokter

hewan dalam layanan medvet.

– Mekanisme penyelesaian permasalahan secara

hukum dan etik.

Page 33: etika veteriner