BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Estimasi biaya memegang peranan penting dalam konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus bangunan. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di (owner), estimasi biaya diperlukan sebagai kebijakan yang dipakai untuk dilaksana Dalam pelaksanaan praktik konstruksi estimasi yang berbeda didasarkan tujuan penggunaan tahap awal perencanaan proyek pemeliharaan berkala penyusunan anggaran proyek, jelas estimasi tidak perhitungan kuantitas (volume) pekerjaan karena uraian belum tersusun. Akan tetapi bagaimanapun, pemilik estimasi biaya dalam rangka menyusun anggaran biaya awal proyek pemeliharaan berkala sederhana. Metode yang parameter panjang jalan, yaitu dengan menghitung 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan
konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam
konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk
bangunan. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya
cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan
kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Bagi pemilik
(owner), estimasi biaya diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan
kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya investasi yang harus
dilaksanakan
Dalam pelaksanaan praktik konstruksi dibutuhkan beberapa macam
estimasi yang berbeda didasarkan tujuan penggunaan dan peruntukannya.
tahap awal perencanaan proyek pemeliharaan berkala jalan, seperti pada
penyusunan anggaran proyek, jelas estimasi tidak mungkin didasarkan
perhitungan kuantitas (volume) pekerjaan karena uraian dan spesifikasi
belum tersusun. Akan tetapi bagaimanapun, pemilik proyek (owner)
estimasi biaya dalam rangka menyusun anggaran proyek. Dalam
biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan masih menggunakan cara
sederhana. Metode yang paling sering digunakan adalah dengan estimasi
parameter panjang jalan, yaitu dengan menghitung biaya pemeliharaan
1
2
jalan untuk setiap 1 km panjang jalan berdasarkan data proyek
Sehingga dengan anggaran yang tersedia pemilik proyek (owner) dapat
memberikan informasi panjang jalan kabupaten yang akan mendapatkan
pemeliharaan
Panjang suatu ruas jalan memperlihatkan karakteristik dan ukuran
dari suatu proyek pemeliharaan berkala jalan yang dalam
informasi ini bisa tersedia dengan mudah pada tahap awal perencanaan
Seiring dengan kebutuhan akan efisiensi, perlu dikembangkannya teknik
pembuatan suatu model estimasi biaya yang sederhana. Hal yang penting
model estimasi biaya pada tahap awal perencanaan proyek adalah harus
mudah dalam penggunaannya, akurat dan menghasilkan estimasi yang
dipertanggungjawabkan. Metode Cost Significant Model yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan memberi jawaban
tuntutan akan tersedianya estimasi biaya awal proyek pemeliharaan berkala
di Kabupaten
Ada pendapat bahwa metode pengukuran sekarang ini tidak perlu
dan detail, sehingga timbul tuntutan untuk memperbaiki sistem, misalnya
pengembangan Cost Model. Cost Model dapat digunakan untuk penaksiran
Poh dan Horner (1995) telah mengidentifikasi sifat-sifat model yang ideal yaitu
sederhana, cukup akurat, dapat memberikan umpan balik yang cepat, terdiri
elemen-elemen yang mudah untuk diukur dan yang menggambarkan operasi
lapangan yang dapat digunakan untuk pengawasan pekerjaan maupun
pelaksanaannya. Prinsip cost significance dapat digunakan untuk
3
model yang mendekati ideal dengan lebih teliti. Cost Significant
mengandalkan pada penemuan yang terdokumentasi dengan baik mengenai
dan informasi proyek terdahulu yang sejenis. Data dan informasi bisa
dengan mengumpulkan arsip penawaran terdahulu untuk proyek sejenis
memenangkan tender atau proyek yang telah
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas
dapat dirumuskan pokok permasalahan
1. Komponen pekerjaan apakah yang berpengaruh secara
terhadap biaya total pemeliharaan
2. Bagaimanakah model estimasi biaya pemeliharaan jalan
metode “Cost Significant Model “ di Kabupaten
3. Bagaimanakah akurasi model estimasi biaya pemeliharaan jalan
metode “Cost Significant Model “ terhadap realisasi
4. Bagaimanakah perbandingan akurasi model estimasi
pemeliharaan jalan menggunakan metode “Cost Significant Model
dengan model estimasi yang sudah digunakan pada Dinas
Umum Kabupaten
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu
estimasi yang dapat memberikan informasi biaya awal proyek secara
mudah dan dengan hasil yang cukup
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai
1. Untuk Pemerintah Kabupaten
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan
melaksanakan estimasi biaya pada tahap awal penyusunan
kegiatan pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten
Jembrana, dengan hasil estimasi yang cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan
2. Untuk
Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat
langsung memahami model estimasi yang memberikan
biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan kabupaten di
Jembrana secara cepat dan dapat
BAB
KAJIAN
2.1. Tinjauan Estimasi Biaya Proyek
Menurut Iman Soeharto (1997), estimasi biaya proyek memegang
penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada tahap awal dipergunakan
mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun suatu
Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan
terbatas pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu
ataupun proyek secara keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan
terinci perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek
dikaitkan dengan waktu. Definisi perkiraan biaya menurut National
Society – USA adalah sebagai berikut : “Perkiraan biaya adalah seni
memperkirakan ( the art of approximating ) kemungkinan jumlah biaya
diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang
pada saat
Perkiraan biaya di atas erat hubungannya dengan analisis biaya,
pekerjaan yang menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu
akan dipakai sebagai bahan untuk menyusun perkiraan biaya. Dengan kata
menyusun perkiraan biaya berarti melihat masa depan, memperhitungkan,
mengadakan prakiraan atas hal-hal yang akan dan mungkin terjadi.
analisis biaya menitikberatkan pada pengkajian dan pembahasan biaya
masa lalu yang akan dipakai sebagai
5
6
Menurut Hajek (1994) bahwa banyak perusahaan dalam suasana
yang dinamis dewasa ini mengalami persaingan yang sangat ketat.
hidup suatu organisasi tergantung pada keberhasilannya dalam menaksir
untuk berprestasi secara memuaskan dalam berbagai kontrak. Pembuatan
Anggaran Biaya mengandung unsur ketidakpastian data masukan, misalnya
penggunaan jam-orang, bahan yang digunakan, alat yang digunakan,
sebagainya yang sangat tergantung pada pengalaman estimator di
Dalam taksiran biaya harus diperhitungkan pula biaya cadangan yang cukup
menutup bidang-bidang resiko itu. Perhitungan yang tidak
cadangan untuk resiko-resiko yang akan terjadi, mungkin berhasil
tender karena rendahnya penawaran, tetapi pada umumnya akan
kerugian yang menyangkut kontrak. Jelas, tidak ada perusahaan yang
bertahan lama bisa beroperasi jika perusahaannya merugi. Sebaliknya
yang terlalu banyak mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko yang
terjadi dalam perkiraan biayanya tidak akan memenangkan tenderdan tidak
dapat
Dalam menaksir biaya yang hendak ditawarkan, estimator harus
mempergunakan segenap pengalaman, kelihaian berusaha, serta
untuk mendapatkan taksiran yang tidak hanya memungkinkannya untuk
memenangkan tender, juga akan mendapatkan keuntungan yang wajar
perusahaannya. Kesulitan mendapatkan taksiran biaya yang tepat berbanding
dengan jumlah pekerjaan dalam perencanaan atau pengembangan yang
dilaksanakan. Syarat utama adalah estimator harus mengetahui apa yang
7
diperlukan dalam suatu penawaran atau pendekatan rekayasa apa yang
dipakai untuk memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan perhitungan yang
maka harus dikembangkan suatu model perhitungan biaya untuk
pemahaman tentang proyek dan untuk mengkomunikasikan konsep yang
komplek
Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah
berikut
1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan
karakteristik fisik tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang,
volume dan
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu,
dengan mencari angka perbandingan antara harga pada suatu waktu
(tahun tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang
sebagai dasar. Juga pemakaian data dari manual, hand book, katalog,
penerbitan berkala, amat membantu dalam memperkirakan biaya
3. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu
dengan cara menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur
fungsinya
4. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat
korelasi diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen
terkait
8
5. Quantity take-off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan
mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar,
dan
6. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya
harga satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume
pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per
(per meter persegi, per meter kubik) telah dapat
7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu
yang memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani,
angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang
Seiring dengan laju kemajuan pelaksanaan proyek, tataran kecermatan dan
ketelitian estimasi yang diperlukan sudah tentu akan semakin meningkat
Sehingga biasanya suatu proyek dimulai dengan kebutuhan macam estimasi
kurang terperinci dan selanjutnya dapat dikelompokkan dalam urutannya,
berikut
1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka
pendekatan kelayakan ekonomi di samping tujuan pengendalian
pembiayaan
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan,
serta harga satuan
3. Estimasi definitif, merupakan gambaran pembiayaan dan
pertanggungjawaban rampung untuk suatu proyek dengan hanya
kemungkinan kecil terjadi
9
PENGEMBANGAN KONSEP
TAHAP PERENCANAAN
TAHAP PELELANGAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
EstimasiPendahuluan
EstimasiKasar
EstimasiTerperinci
Nilai Kesepakatan Kontrak
EstimasiDefinitif
SelisihHarga
Gambar 2.1 Macam Estimasi sesuai dengan tahapan proyek
Pada Gambar 2.1 diberikan skema urutan kebutuhan macam
sesuai dengan tahapan proyek. Pada tahapan kelayakan proyek, prosentase
akuratnya perkiraan biaya cukup besar, dan makin mendekati penawaran proyek
prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya makin kecil. Hal ini
belum detailnya dokumen proyek yang tersedia diantaranya : gambar,
kontrak, dan ketentuan
2.2. Hambatan-hambatan dalam Praktek Estimasi Biaya
Dengan pendeknya waktu yang dimiliki oleh para quantity surveyor
dalam melaksanakan estimasi biaya, maka akan mungkin muncul
hambatan di dalam estimasi tersebut. Victor G. Hajek (1994)
beberapa hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan estimasi,
1. Adanya hal-hal yang terlewatkan. Apakah ada unsur biaya penting
terlupakan, misalnya apakah telah direncanakan adanya pemeriksaan
1
apakah taksiran telah memperhitungkan biaya perekayasaan, bahan,
lain-lain bagi upaya
2. Rincian pekerjaan yang tak memadai. Apakah struktur rincian
yang sedang digunakan telah memperhatikan secara cukup segenap
sistem serta upaya yang diperlukan bagi proyek
3. Salah tafsir tentang fungsi atau data proyek. Tepatkah
kerumitan disain tersebut, salah tafsir akan mengakibatkan taksiran
terlalu tinggi atau terlalu
4. Penggunaan teknik penaksiran yang salah. Bagi disain yang
dipermasalahkan harus diterapkan teknik penaksiran yang benar,
penggunaan statistik biaya yang diperoleh dari jalan produksi suatu
sistem yang serupa bagi suatu alat prototipe yang memerlukan
perekayasaan dan/atau pengembangan pasti akan menghasilkan
yang sangat terlampau
5. Kegagalan mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada unsur-unsur
utama. Telah ditetapkan secara statistik bahwa setiap proyek, 20
dari sub sistem-subsistem akan menyebabkan 80 persen biaya total,
terlukis dalam Gambar 2.2 (halaman 11). Dengan demikian para
surveyor seyogyanya memusatkan waktu serta upayanya pada
subsistem serta golongan-golongan upaya biaya tinggi guna
peluang mereka memperoleh taksiran biaya yang
1
100
80
60
40
20
0 20 40 60 80 100
Persen dari jumlah total subsistem-subsistem
Gambar 2.2 Hukum Pareto Tentang Distribusi
2.3. Prosentase Komponen Biaya Bangunan
Dalam pekerjaan proyek konstruksi biaya total proyek merupakan
komponen biaya yang meliputi : biaya atas tenaga kerja, biaya material,
peralatan, biaya tak langsung, dan keuntungan yang prosentasenya dapat
pada Gambar
Labor
Materia
Transportation
Depreciation
Profi
0 10 20 30 40 50
Gambar 2.3 Total Program Cost DistributionSumber : Istimawan D, 1996
1
2.3.1 Biaya Tenaga Kerja
Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit
keseluruhan analisis biaya konstruksi. Banyak sekali faktor berpengaruh
harus diperhitungkan antara lain : kondisi tempat kerja, ketrampilan, lama
kerja, kepadatan penduduk, persaingan, produktivitas, dan indeks biaya
setempat. Dari sekian banyak faktor, yang paling sulit adalah mengukur
menetapkan tingkat produktivitas, yaitu prestasi pekerjaan yang dapat dicapai
pekerja atau regu kerja setiap satuan waktu yang ditentukan. Tingkat
selain tergantung pada keahlian, ketrampilan, juga terkait dengan sikap
pekerja yang sangat dipengaruhi oleh keadaan setempat dan
2.3.2 Biaya Material
Analisis meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan
material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan, baik
pekerjaan pokok maupun penunjang. Biaya material diperoleh dengan
menerapkan harga satuan yang berlaku pada saat dibeli. Harga satuan
merupakan harga di tempat pekerjaan yang di dalamnya sudah
memperhitungkan biaya pengangkutan, menaikkan dan menurunkan,
asuransi, pengujian, penyusutan, penyimpanan di gudang, dan
2.3.3 Biaya Peralatan
Estimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa,
demobilisasi, memindahkan, transportasi, memasang, membongkar, dan
1
pengoperasian selama konstruksi berlangsung. Apabila kontraktor tidak
mempunyai alat penting yang diperlukan untuk menangani proyek, maka
memutuskan untuk membeli atau menyewanya. Sedangkan jika
memiliki alat yang dimaksud biasanya masih harus mempertimbangkan
hal : apakah alat dalam keadaan menganggur dan siap pakai, butuh
biayaperbaikan dan persiapan, biaya mobilisasi, dan apakah alatnya layak
dioperasikan. Adakalanya, dengan memperhatikan sederetan permasalahan
dihadapi mungkin masih akan lebih ekonomis jika diputuskan untuk membeli
baru atau
2.3.4 Biaya Tak langsung
Biaya tak langsung dibedakan menjadi dua golongan yaitu biaya
(overhead cost) dan biaya proyek. Yang dikelompokkan menjadi sebagai
umum adalah (1) gaji personil tetap kantor pusat dan lapangan; (2)
kantor pusat seperti sewa kantor, telepon, dan sebagainya; (3) perjalanan
akomodasi; (4) biaya dokumentasi; (5) bunga bank; (6) biaya notaris; dan
peralatan kecil dan material habis pakai. Sedangkan yang dapat
sebagai biaya proyek, pengeluarannya dapat dibebankan pada proyek tetapi
dimasukkan pada biaya upah tenaga kerja, material, atau peralatan,
(1) bangunan kantor lapangan beserta perlengkapannya; (2) biaya telepon
lapangan; (3) kebutuhan akomodasi lapangan seperti listrik, air bersih, air
sanitasi, dan sebagainya; (4) jalan kerja dan parkir, batas perlindungan, dan
di lapangan; (5) pengukuran lapangan; (6) tanda-tanda untuk pekerjaan
1
kebersihan lapangan pada umumnya; (7) pelayanan keamanan dan
Untuk dapat melaksanakan teknik analisis data, pada awalnya
dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel seperti yang terlihat pada
3.1. Selanjutnya teknik analisis data pada penelitian ini dilaksanakan
tahapan sebagai berikut : (1) perhitungan pengaruh time value; (2)
cost-significant items; (3) uji persyaratan untuk analisis; (4) analisis data;
(5) pengujian
3
3.5.1 Perhitungan Pengaruh Time Value
Dalam penelitian ini perhitungan pengaruh time value perlu
karena tahun anggaran proyek yang digunakan sebagai data penelitian
berbeda-beda. Dengan mempertimbangkan pengaruh time value maka
mendapatkan nilai proyek yang riil. Pengaruh time value dapat dihitung
berkurangnya nilai uang akibat faktor inflasi tiap tahunnya. Perhitungan
menggunakan Future Value (FV) dengan persamaan 3.2 (Giatman,
F P1 ....................................................................
Keterangan persamaan :
F : nilai harga pada proyeksi yang ditentukan
P : harga sebelum diproyeksi
i : faktor inflasi
n : tahun proyeksi
3.5.2 Menentukan Cost-Significant Items
Dengan melihat deskripsi hasil penelitian, didapatkan proporsi
masing komponen biaya (variabel bebas) terhadap jumlah biaya (variabel
Proporsinya diurut dari yang terbesar sampai terkecil. Cost-significant
diidentifikasi sebagai item-item terbesar yang jumlah prosentasenya sama
lebih besar dari 80% jumlah biaya. Variabel bebas yang diidentifikasi
cost-significant items inilah yang selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan program
3
3.5.3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melaksanakan analisis data, diperlukan pemenuhan atas
asumsi dasar ditribusi data pada variabel yang digunakan dalam
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas yaitu data
hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS
Product and Service Solution). Normalitas data dapat diketahui dengan
uji Kolmogorov Smirnov. Persyaratan data disebut normal jika nilai sig
probabilitas atau p > 0,05. Sehingga data yang diuji memenuhi persyaratan
normalitas
3.5.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis inferensial
analisis regresi berganda dengan dengan bantuan komputer program SPSS
(Statistical Product and Service
Dalam menganalisa kekuatan hubungan antara variabel terikat
variabel bebas digunakan analisis koefisien korelasi, yaitu dengan melihat
koefisien korelasi (R). Besar nilai R dapat diinterpretasi untuk
kekuatan hubungan korelasi yang memiliki nilai antara -1 sampai dengan 1.
R = 0 atau mendekati nol menunjukkan hubungan yang lemah diantara
tersebut. Jika R mendekati -1 menunjukkan antara variabel yang
hubungannya sangat kuat dan dikatakan berkoralasi negatif, yang artinya
nilai X akan terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai Y atau sebaliknya.
3
bila R mendekati 1, hubungan X dengan Y sangat kuat dan dikatakan
positif, artinya kenaikan dan penurunan nilai X akan diikuti oleh kenaikan
penurunan nilai
Untuk mengetahui sampai sejauh mana ketepatan atau kecocokan
regresi yang diperoleh dalam mewakili kelompok data yang diteliti, maka
dilihat sampai seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan
yang sebenarnya. Dalam analisis regresi dikenal suatu ukuran yang dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut yaitu koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi (R2) berkisar diantara 0 dan 1. Jika R2 = 0, berarti tidak ada
hubungan antara X dan Y atau model regresi yang terbentuk tidak sesuai untuk meramalkan Y. Dan bila R2 = 1, maka model regresi yang terbentuk dapat meramalkan secara sempurna. Nilai koefisien determinasi (R2) merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel bebas X
variabel terikat
Dalam menganalisa apakah model regresi yang diperoleh layak
dipergunakan dalam melaksanakan estimasi nilai variabel terikatnya, maka
diuji dengan uji ANOVA atau F test dan uji t. Uji F dilaksanakan dengan
membandingkan nilai probabilitas (Sig) dari F hitung dengan nilai
signifikansi (α = 0,05). Jika nilai probabilitas (Sig) dari F hitung memiliki nilai
kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini (α =
model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi nilai
terikatnya. Dan sebaliknya jika nilai nilai probabilitas (Sig) dari F hitung
nilai lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini (α
3
0,05), model regresi yang diperoleh tidak dapat dipakai untuk memprediksi nilai
variabel terikatnya. Uji t dilaksanakan dengan cara membandingkan
probabilitas (sig) dari t hitung dengan nilai tingkat signifikansi (α =
Persamaan yang memenuhi syarat ditunjukkan dengan nilai probabilitas (sig)
t hitung <
3.5.5 Pengujian Model
Model estimasi biaya yang dikembangkan perlu diuji
Menurut Poh dan Horner (1995), bahwa pengujian model bisa dilakukan
cara membagi biaya estimasi model dengan Cost Model Factor (CMF).
merupakan rata-rata rasio dari biaya estimasi model dengan biaya
Akurasinya dalam bentuk persentase dan dievaluasi secara sederhana
selisih antara harga yang diprediksi dengan yang sebenarnya, sesuai
Data histori proyek yang sejenis didapatkan dari RAB (Rencana
Biaya) berkas penawaran pada kontrak kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan
kabupaten pada bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Data yang dihimpun berjumlah 48 paket pekerjaan dari tahun anggaran
sampai 2009. Harga yang dimaksud tidak termasuk Pajak Pertambahan
(PPN)
Data yang disajikan meliputi : tahun pelaksanaan, luas jalan, biaya
proyek (Y) dan pengelompokan komponen biaya pekerjaan. Dimana data-
tersebut sudah melalui proses perhitungan pada setiap item, berdasarkan
satuan pekerjaan untuk masing-masing paket pekerjaan. Pengelompokan
komponen biaya pekerjaan disesuaikan dengan identifikasi variabel bebas
telah ditentukan diantaranya : pekerjaan persiapan (X1), bahan aspal (X2),
pemulihan jalan (X3), bahan agregat hotmik (X4), upah pemulihan jalan
upah hotmix (X6), alat pemulihan jalan (X7), alat hotmix (X8), bahu jalan (X9),
dan drainase (X10). Berikut ini ditampilkan data proyek seperti tabel
(halaman 37 s/d halaman
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4.2. Pengolahan Data
Prinsip yang digunakan untuk mendapatkan rumus model biaya
menggunakan regresi linier berganda. Sebelum data dimasukkan ke
program statistik, maka diperlukan pengolahan data sekunder yang telah
dari histori penawaran. Luas jalan untuk masing-masing paket pekerjaan
sesuai dengan panjang dan lebar untuk masing-masing ruas jalan. Untuk keseragaman data, maka data yang ada disesuaikan menjadi biaya per m2 luas
jalan. Biaya total pekerjaan (Y) dan komponen biaya pekerjaan (X1 s/d
dibagi luas jalan untuk masing-masing paket pekerjaan, sehingga Y adalah biaya per m2 luas jalan dan X1 s/d X10 adalah komponen biaya per m2
luas jalan.
Berikut contoh
Data tahun 2009, Rehabilitasi/pemeliharaan jalan Paket I (APBD), dengan luas jalan 9.600,00 m2, sehingga biaya per m2 untuk masing-masing variabel menjadi :
1. Y = Rp. 858.496.453,57 / 9.600,00 m2 = Rp. 89.426,71 per m2.
bahan aspal (X2) = Rp. 48.284,01; bahan pemulihan jalan (X3) = Rp.
bahan agregat hotmix (X4) = Rp. 12.831,46; selengkapnya disajikan dalam
grafik sesuai yang tertera pada gambar 5.1 (halaman
5
5
Tabel 5.1 Deskripsi Hasil No. Uraian Simbol Mean
(Rp)Std.Deviasi
%
1 Jumlah Biaya Y 86.492,66 19.277,17100,00
2 Pek. Persiapan X1 177,49 252,510,21
3 Bahan Aspal X2 48.284,01 13.636,8555,82
4 Bahan Pemulihan Jalan X3 2.281,83 1.602,712,64
5 Bahan Agregat Hotmix X4 12.831,46 6.550,4214,84
6 Upah Pemulihan Jalan X5 1.163,91 925,281,35
7 Upah Hotmix X6 870,43 268,201,01
Gambar 5.1 Proporsi Komponen Biaya Per M2 Luas Jalan
5
5.2. Menentukan Cost-Significant Items
Dari tabel 5.1 Deskripsi Hasil Penelitian (halaman 55), dapat
cost-significant items
1. Bahan aspal (X2) : prosentasenya = 55,82%
2. Bahan agregat hotmix (X4) : prosentasenya = 14,84%
3. Alat hotmix (X8) : prosentasenya = 13,76%
Jumlah =
Jumlah biaya (Y) sebagai variabel terikat, dan variabel bebas adalah
bahan aspal (X2), bahan agregat hotmix (X4) dan alat hotmix (X8). Tabel
(halaman 50 s/d 53 disesuaikan dengan mencari cost-significant items
disederhanakan menjadi sesuai pada tabel 5.2 Input Data SPSS ( halaman
Tabel 5.2 (halaman 57,59) selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
SPSS. Salah satu metode yang sering digunakan dalam analisis regresi
adalah dengan menggunakan Stepwise Method yaitu metode untuk
variabel bebas yang dominan. Variabel yang telah dimasukkan ke dalam
regresi bisa dikeluarkan lagi dari model. Metode ini dimulai dengan
variabel bebas yang mempunyai korelasi paling kuat dengan variabel
Kemudian setiap kali pemasukan variabel bebas yang lain, dilakukan
untuk tetap memasukkan variabel bebas atau
5
Tabel 5.2 Input Data SPSS
No. Y X2 X4 X8
1 89.426,71 55.411,13 5.004,80 20.533,33
2 98.895,61 63.583,04 6.455,45 14.584,12
3 77.095,78 35.599,43 5.786,62 24.799,86
4 90.184,47 54.770,52 5.453,85 15.625,00
5 80.519,74 29.578,88 4.936,85 26.489,43
6 108.257,30 57.650,57 16.998,12 4.952,93
7 87.987,52 55.168,94 5.598,88 13.928,69
8 76.757,69 47.205,07 10.692,10 15.548,85
9 98.945,04 70.437,14 4.768,80 12.625,00
10 112.381,01 66.653,49 7.280,70 17.605,00
11 105.858,71 54.459,06 6.353,85 24.883,00
12 85.890,15 52.284,24 8.664,15 15.850,00
13 107.495,23 59.907,45 5.234,98 22.926,02
14 121.743,13 77.917,79 6.049,61 16.364,23
15 99.800,18 61.191,49 6.307,00 16.092,88
16 101.626,04 55.198,09 5.445,42 22.294,20
17 74.710,89 34.118,34 5.902,34 25.295,82
18 95.926,73 49.779,59 4.798,95 31.905,43
19 69.220,38 26.716,61 4.783,55 21.496,89
20 100.394,64 65.924,93 5.716,48 9.643,70
21 106.791,06 62.757,34 5.484,60 22.689,73
22 90.905,09 41.226,39 17.497,32 9.878,61
23 78.685,34 41.692,09 14.633,25 9.908,64
24 78.760,77 40.488,73 17.583,05 9.975,42
25 88.291,45 52.640,44 21.914,93 4.893,89
26 165.108,12 90.799,46 20.112,77 4.865,33
27 69.924,55 44.455,23 14.608,52 4.679,28
28 87.353,02 51.844,87 18.816,64 4.760,09
29 101.564,10 53.094,11 17.897,54 4.122,33
30 73.163,79 38.246,62 18.026,28 10.177,25Sumber : Hasil perhitungan
5
Lanjutan Tabel 5.2 Input Data SPSS
No. Y X2 X4 X8
31 80.858,62 39.731,46 24.584,70 6.467,58
32 76.752,49 46.073,51 18.862,07 4.794,02
33 81.879,93 51.195,33 15.182,28 4.863,06
34 100.129,58 56.646,65 22.137,09 5.775,00
35 84.172,15 56.382,55 18.492,44 4.628,39
36 68.619,52 42.352,60 10.789,48 6.736,48
37 86.867,04 39.519,77 20.242,76 4.501,99
38 63.341,86 31.979,18 21.853,35 4.831,83
39 77.169,78 42.511,23 15.294,32 9.121,72
40 76.008,41 39.973,03 21.623,46 4.943,98
41 74.253,21 39.653,77 22.989,09 4.666,31
42 81.205,87 46.004,44 19.922,88 5.008,41
43 73.747,69 36.494,65 14.149,12 8.355,26
44 63.746,18 32.153,71 8.688,51 11.927,99
45 58.040,58 28.920,20 12.275,27 10.334,49
46 54.239,25 31.072,18 12.837,13 4.702,65
47 61.186,93 29.818,95 18.589,56 5.338,32
48 65.764,10 36.348,01 18.589,19 4.802,90
Sumber : Hasil perhitungan
Dengan :
Y = Jumlah Biaya ( Rp/m2)
X2 = Bahan Aspal ( Rp/m2)
X4 = Bahan Agregat Hotmix ( Rp/m2)
X8 = Alat Hotmix ( Rp/m2)
5
5.3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data berdasarkan Kolmogorov-Smirnov,
dilaksanakan berdasarkan pedoman perbandingan nilai probabilitasnya
nilai signifikansinya (α = 0,05). Persyaratan data disebut normal jika
atau p > 0,05. Rangkuman hasil uji normalitas berdasarkan nilai
Smirnov dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.3 Uji Normalitas berdasar nilai Kolmogorov-
No. Uraian Simbol Probabilitas(Sig)
Kesimpula
1 Jumlah Biaya Y 0,672 Normal
2 Bahan Aspal X2 0,703 Normal
3 Bahan Agregat Hotmix X4 1,309 Normal
4 Alat Hotmix X8 1,153 Normal
Sumber : Hasil SPSS
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
1.
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Gambar 5.2 Grafik Normal P-P PlotSumber : Hasil SPSS
6
Gambar 5.2 (halaman 59) grafik normal P-P plot, menunjukkan
sebaran titik-titik residual berada di sekitar garis normal. Hal tersebut
karena titik-titik residual tersebut berasal dari data dengan distribusi
Dengan demikian, disimpulkan bahwa regresi telah memenuhi
normalitas
5.4. Pembahasan
Hasil analisis korelasi secara parsial pada masing-masing variabel bebas
bahan aspal (X2), bahan agregat hotmix (X4) dan alat hotmix (X8)
variabel terikat biaya proyek (Y), seperti disajikan dalam tabel 5.4. Nilai
koefisien korelasi (R) yang paling besar adalah komponen bahan aspal
sebesar 0,902. Hal tersebut menyatakan bahwa hubungan antara biaya (Y)
bahan aspal (X2) sangat kuat dan berkorelasi positif, yang artinya kenaikan
penurunan nilai bahan aspal (X2) akan diikuti oleh kenaikan dan penurunan
(Y). Nilai signifikasi p = 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa bahan aspal
signifikan mempengaruhi biaya (Y) pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan
signifikasi bahan agregat hotmik (X4) = 0,107 > 0,05 dan nilai signifikasi
hotmix (X8) = 0,086 > 0,05, menyatakan bahwa bahan agregat hotmik (X4)
alat hotmix (X8) tidak signifikan mempengaruhi biaya
Tabel 5.4 Pengaruh Variabel Terhadap Biaya
No. Uraian Simbol PearsonProbabilitas
1 Bahan Aspal X2 0,902 0,0002 Bahan Agregat Hotmix X4 -0,182 0,1073 Alat Hotmix X8 0,201 0,086
Sumber : Hasil SPSS
6
Tabel 5.5 Ringkasan Model (Model Summary)
Model R R2 Adjusted R2 Std. Error of theEstimate
1 0,902 0,814 0,810 8.400,04
Sumber : Hasil SPSS
Dari tabel 5.4 ringkasan model didapatkan angka koefisien determinasi
(R2) = 0,814 menunjukkan bahwa 81,4% biaya (Y) dipengaruhi oleh bahan (X2). Sedangkan sisanya (100% - 81,4% = 18,6%) dipengaruhi oleh sebab-
lain. Standar error of the estimate = 8.400,04 < standar deviasi =
(sesuai tabel 5.1, halaman 55) menyatakan bahwa model regresi layak
Tabel 5.6 Analisis Varian
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression Residual Total
14.219.835.602,913.245.792.763,99
146
14.219.835.602,91
201,53 0,00
Sumber : Hasil SPSS
Tabel 5.7
Model UnstandardizedCoefficients
Standardized
t Sig.
B Beta
1 (constant
24.905,8791,276 0,902
5,529
0,000
Sumber : Hasil SPSS
6
Dari tabel 5.6 (halaman 61) uji Anova atau uji F, tingkat signifikasi
= 0,00 < 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi biaya.
bisa dijelaskan bahwa bahan aspal (X2) berpengaruh terhadap biaya
(Y)
Dari tabel 5.7 (halaman 61) coefficients, nilai signifikasi X2= 0,00
< 0,05 menyatakan bahwa bahan aspal (X2) berpengaruh secara signifikan
terhadap biaya (Y) pada taraf kepercayaan 95%. Nilai B constant =
menyatakan bahwa jika bahan aspal diabaikan, maka biaya pemeliharaan jalan per m2 adalah Rp. 24.905,879 . Nilai B X2 = 1,276 menyatakan bahwa setiap penambahan biaya bahan aspal Rp. 1, biaya pemeliharaan jalan per m2 akan
meningkat Rp.
Berdasarkan nilai B constant dan B X2 pada tabel 5.7 (halaman
, maka dapat dibuatkan persamaan
Y = 24.905,879 + 1,276 X2 ........................................................ 5.1
dengan, Y = Biaya pemeliharaan berkala jalan per m2 luas jalan dengan
konstruksi HRS tebal 3 cm (Rp/m2).
X2 = Biaya bahan aspal per m2 luas jalan (Rp/m2).
Sesuai dengan persamaan regresi di atas, variabel bebas adalah X2 yaitu biaya bahan aspal per m2 luas jalan. Pada tahap awal proyek seperti saat
penyusunan konsep, dimana kuantitas (volume) bahan aspal belum
Sehingga untuk memprediksi biaya pemeliharaan jalan, model persamaan
5.1 tidak bisa digunakan. Untuk itu perlu diketahui hubungan atau korelasi
6
biaya bahan aspal (X2) dengan harga satuan aspal (X2’). Hasil analis
Anonim. 2000. Modul Pelatihan : Teknik-Teknik Pemeliharaan Jalan. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga.
Anonim. 2004. Undang - Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 TentangJalan. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga.
Anonim. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006
Anonim. 2007. Klasifikasi Jaringan Jalan Menurut Fungsi (Peranan) Dan Status(Wewenang Pengaturan). Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina
Anonim. 2007. Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 42/PRT/2007. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Dipohusodo, Istimawan 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2.
Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta : Andi
Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta : Raja Grafindo
Hajek, Victor G. 1994. Manajemen Proyek Perekayasaan. Jakarta :
Hifni, M. 1988. Metode Statistik. Malang : Politeknik Universitas
Kushartini, Maria G. 2000. Pengembangan “Cost Significant Modeling” Untuk
Nasution, S. 2008. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Jakarta : PT. Dwi Aksara
7
7
Pemayun, I D.G.A. 2003. Praktek Estimasi Biaya Dengan Metode “CostSignificant Model” Pada Bangunan Gedung Yang Memakai Arsitektur Bali
Poh, Paul SH dan Horner R Malcolm W .1995. Cost-Significant Modelling-Its Potential For Use In South-East Asia : Paper in Engineering, Construction and Architectural Management.
Riduwan, 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Santoso, Singgih. 2002. Mengolah Data Statistik Secara Profesional SPSS Versi
Soedrajat, A. 1985. Manajemen Ekonomi Proyek. Jakarta : Nova.
Soeharto, Imam. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga.
Sutjipto, R. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi 2. Surabaya : Kartika
Tri Mulyawan. 1999. Analisis Model Perkiraan Biaya Pekerjaan Struktur Gedung