Top Banner

of 21

Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

Jul 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    1/21

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    2/21

     

    1.  PENDAHULUAN

    1.1. Topik

    Pada hari Kamis, 26 Mei 2016 dilakukan praktikum Teknologi Pengolahan Susu dengan

    topik Es Krim. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan

    Universitas Katolik Soegijapranata pada pukul 15.00 sampai dengan selesai, bersamaan

    dengan pengamatan Susu Pateurisasi dan Susu Fermentasi. Pada praktikum ini

    menggunakan bahan baku susu full cream yang diberi dua perlakuan yaitu es krim tanpa

    custard   dan es krim dengan custard.  Kemudian dari produk yang dibuat ini lalu

    dianalisa secara sensori dan mengukur overrun. Praktikum Es Krim ini diawasi oleh

    asisten dosen yaitu Rr. Panulu. P. M; Tjan, Ivana Chandra; dan Beatrix. R. Restiani.

    1.2. Tujuan

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan ice cream dengan bahan

    yang berbeda (dengan custard dnan tanpa custard ), dan mengetahui perbedaan kedua

     jenis ice cream tersebut berdasarkan karakteristik fisik (kenampakan, tekstur, dan

    overrun) serta karakteristik organoleptiknya.

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    3/21

     

    2.  HASIL PENGAMATAN

    Hasil pengamatan praktikum es krim dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Uji Sensori dan Overrun Es Krim

    Kelompok Formula Waktu Flavor Rasa Tekstur Overrun

    C1 Mix 1 Setelah penyimpanan 4-6 jam ++ Kuat, agak manis Kasar 116,67%Setelah proses pemecahan kristal ++ Kuat, agak manis Halus

    C2 Mix 1Setelah penyimpanan 4-6 jam ++ Kuat, agak manis Kasar

    108,30%Setelah proses pemecahan kristal ++ Kuat, agak manis Kasar

    C3 Mix 1Setelah penyimpanan 4-6 jam +++ Kuat, manis Kasar

    125,00%Setelah proses pemecahan kristal +++ Kuat, manis Halus

    C4 Mix 2Setelah penyimpanan 4-6 jam +++ Kuat, agak manis Kasar

    125,00%Setelah proses pemecahan kristal +++ Kuat, agak manis Kasar

    C5 Mix 2Setelah penyimpanan 4-6 jam +++ Kuat, manis Kasar

    125,00%Setelah proses pemecahan kristal +++ Kuat, manis Halus

    Keterangan:

      Rasa : meliputi rasa susu (kuat atau tidak) dan tingkat kemanisan (tidak manis, agak manis, manis, atau sangat manis)

      Tekstur : ukuran Kristal es saat dirasakan (kasar atau halus)

      Flavor : Tidak creamy : +

    Agak creamy : ++

    Creamy : +++

    Sangat creamy : ++++

    Dari tabel 1 diatas dapt dilihat hasil pengamatan es krim dengan berbeda adonan yaitu mix 1 dan mix 2. Es krim dengan adonan mix 2 atau

    dengan menggunakan custard memiliki flavor yang lebih creamy dibandingkan dengan es krim adonan mix 1 atau tanpa menggunakan

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    4/21

    custard. Semua adoanan es krim memiliki rasa yang kuat dengan range agak manis sampai manis. Perubahan tekstur es krim setelah

     penyimpanan 4-6 jam dan setelah proses pemecahan kristal adalah dari bertekstur kasar menjadi bertekstur halus. Overrun yang diperoleh

    dalam praktikum pembuatan es krim dengan adonan mix 2 atau dengan penambahan custard memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan

    dengan overrun es krim mix 1 atau tanpa penambahan custard. Rata-rata overrun yang diperoleh adonan mix 1 tanpa penambahan custard  

    adalah sebesar 116,66%, sedangkan rata-rata overrun yang diperoleh es krim adonan mix 2 dengan penambahan custard adalah sebesar

    125%.

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    5/21

     

    3.  PEMBAHASAN

    Menurut Jay (1996) susu merupakan suatu bahan pangan yang memiliki gizi cukup

    tinggi seperti laktosa, lemak, protein, vitamnin, dan mineral. Dengan demikian susu

    memiliki nutrisi yang baik untuk pertumbuhan manusia sekaligus baik untuk menjadi

    media pertumbuhan mikroorganisme, sehingga susu termasuk dalam bahan pangan

    yang mudah rusak. Susu dapat diolah menjadi berbagai produk susu, dan salah satunya

    adalah es krim. Es krim adalah makanan beku atau dingin yang sangat disukai oleh

     berbagai kalangan. Menurut Astawan & Astawan (1988) es krim adalah makanan beku

    yang dibuat dengan mencampurkan susu yang memiliki presentase lemak susu tertentu,

    telur, dan bahan penegas atau penguat rasa, serta pewarna tertentu. Es krim terbentuk

    dari campuran beberapa bahan pangan yang memiliki kandungan protein yang tinggi

    (susu dan telur). Selain itu, di dalam es krim juga terdapat vitamin dan mineral. Dengan

    demikian es krim akan memiliki kandungan kalori yang tinggi karena mengandung

    kadar gula yang cukup tinggi akibat ditambahkan gula. 

    Menurut Marshall et al. (2003) es krim adalah makanan penutup yang sangat popular.

    Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan susu adalah kombinasi dari susu

    dengan bahan tambahan lain seperti gula atau madu, bahan perasa dan warna, dan

     stabilizer . Bahan ini disebut sebagai ice cream mix. Dimana dengan mencampurkan

     bahan-bahan ini akan menghasilkan es krim dengan kualitas yang cukup baik. Curthbert

    & Wilson (2008) dan Goff (2011) menambahkan bahwa pada umumnya terdapat

     berbagai jenis  frozen dessert   selain es krim yang cukup popular yaitu  sorbet, sherbet,

     frozen, yoghurt, water ice, frozen milk shakes, dll.  Frozen custard   dikenal sebagai

     French Ice Cream  yang mempunyai nama lain yaitu es krim, hanya ada perbedaandalam proses pembuatannya karena ditambah kuning telur. Kepopuleran es krim

    dibuktikan melalui penelitian jurnal “Turkish consumers’ purchase attitude and

     behaviours towards Kahramanmaras type ice cream as a local branded product” es krim

    merupakan suatu produk yang sangat populer. Menurut survey faktor yang paling

    mempengaruhi orang-orang di Turki untuk membeli es krim adalah dari kualitas sensori

    es krim tersebut, mulai dari taste,  flavor , hardness, viscosity, colour , appearance,

    texture, dan aroma. Setelah dari kualitas sensori, konsumen akan menilai produk es

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    6/21

    5

    krim dari perusahaan mana es krim tersebut dibuat, perusahaan harus terpercaya

    memiliki sistem keamanan pangan dan juga higienis dalam proses pembuatan.

    Kemudian konsumen juga akan melihat bahan-bahan tertentu yang ditambahkan ke es

    krim, seperti susu kambing. Melihat hal terpenting yang diperhatikan oleh konsumen

    dalam mengkonsumsi es krim adalah faktor sensorinya, maka dalam praktikum

    dilakukan uji sensori terhadap es krim yang dibuat untuk memastikan apakah metode

    dan bahan yang digunakan sudah tepat dan es krim yang dihasilkan sudah memiliki

    karakteristik yang sesuai.

    Dalam praktikum dibuat es krim dengan 2 adonan yang berbeda, yaitu mix 1 tanpa

    custard dan mix 2 dengan penambahan custard. Pertama-tama semua bahan yaitu susu

     full cream, whipping cream, icing sugar (untuk mix 1), dan gula castor (untuk mix 2),

    serta 3 tetes essens vanila dicampur rata dengan menggunakan sendok kayu atau solet.

    Susu yang digunakan dalam proses pembuatan es krim harus menggunakan susu

     pasteurisasi atau susu yang sudah dipasteurisasi. Menurut Hadiwiyoto (1983) pada

     pembuatan es krim, susu yang digunakan harus dalam kondisi yang terpasteurisasi. Hal

    ini bertujuan untuk membunuh bakteri Potter & Hotchkiss (1996) menambahkan bahwa

     proses pasteurisasi ini dilakukan dengan cara memanaskan susu dengan waktu tertentu

    sehingga bakteri yang ada dapat hancur atau mati. Kemudian adonan dimasukkan ke

    dalam wadah 1 liter dan diberi tanda pada batas volume adonan sebelum dikocok

    dengan menggunakan spidol. Lalu adonan dikembalikan ke dalam mangkok dan

    dikocok dengan menggunakan mixer kecepatan tinggi hingga bercampur rata. Setelah

    itu adonan dimasukkan kembali ke wadah 1 liter dan ditandai kembali volumenya

    dengan menggunakan spidol sebagai volume setelah dikocok. Kemudian adonan

    dimasukkan ke dalam  freezer dalam kondisi tertutup selama 4-6 jam hingga es krimmembeku secara parsial dan teksturnya menjadi solid. Lalu es krim diambil dan dikocok

    kembali dengan menggunakan mixer untuk mendispersikan kristal es yang terbentuk.

    Kemudian es krim disimpan kembali dalam  freezer selama 1 jam dan ulangi

     pengocokkan hingga 3 kali supaya tekstur es krim menjadi lembut. Menurut

    Herschdoerfer (1986) proses pengocokan dilakukan dengan tujuan untuk menyatukan

    atau menghomogenkan adonan es krim dan juga untuk menghancurkan kristal es yang

     berukuran besar menjadi berukuran lebih kecil dan seragam sehinga es krim yang

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    7/21

    6

    dihasilkan memiliki tekstur yang lebih lembut. Buckle et al . (1987) juga menambahkan

     pengocokan berulang yang dilakukan dalam proses pemecahan kristal es dilakukan

    supaya menghasilkan tekstur es krim yang lembut.

    Untuk adonan mix 2 yang membedakan adalah adanya penambahan adonan custard

    yang dibuat dengan proses mencampur gula kastor, kuning telur, dan essens vanila yang

    kemudian dikocok hingga mengembang dan memiliki warna agak keputihan. Adonan

    custard ini ditambahkan ke dalam single cream yang telah dipanaskan hingga mendidih,

    kemudian diaduk hingga rata. Setelah adonan mendingin, adonan campuran custard

    dicampurkan dengan adonan whipped cream yang telah dikocok sebelumnya.

    Kemudian lakukan pengukuran volume sebelum dan sesudah dikocok dalam wadah

     plastik 1 liter, langkahnya sama seperti adonan es krim mix 1. Selama proses pembuatan

    adonan custard, whipped cream yang sudah dikocok ditutup menggunakan plastik cling

    dan diletakkan diatas wadah berisi es batu. Menurut Bennion & Hughes (1975)

    temperatur yang rendah dapat meningkatkan viskositas yang nantinya akan

    mempengaruhi sifat pengocokan krim. Wadah yang digunakan untuk mengocok

    whipped cream  sebaiknya terbuat dari  stainless steel   supaya dapat menghantarkan

    dingin dari es batu yang ada di dalam baskom. Selain itu, tujuan pemberian temperatur

    rendah pada proses pengocokan whipped cream ini untuk mempercepat pembuihan dan

     pembekuan dari kristal lemak, jika pengocokan dilakukan di suhu ruang maka kristal

    lemak akan dalam kondisi cair dan susah membeku sehingga proses pengocokan akan

     berjalan lebih lama. Tahapan pembuatan es krim yang dilakukan dalam praktikum

    sudah sesuai dengan teori yang ada, menurut Potter & Hotchkiss (1996) mengatakan

     bahwa ada beberapa tahapan dalam pembuatan es krim meliputi: 

    a. 

     pencampuran b.

     

     pasteurisasi

    c.  homogenisasi

    d.   penguatan adonan

    e. 

     pembekuan dan pembuihan

    Menurut Desroisier (1978) proses pembekuan merupakan langkah yang paling penting

    dalam proses pembuatan es krim sehingga perlu dilakukan dengan cepat supaya tidak

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    8/21

    7

    terbentuk kristal es yang besar. Suhu yang digunakan untuk proses pembekuan

    tergantung dari persentase total padatan dan juga jenis es krim yang dibuat. Menurut

    Walstra et al. (2006) berdasarkan proses pembuatan dan cara penyajiannya es krim

    dibedakan menjadi 3 yaitu soft ice cream, ordinary ice cream ,dan hard ice cream. Soft

    ice cream merupakan es krim yang dikonsumsi langsung setelah selesai dibuat,

    memiliki suhu -3oC sampai -5oC. Ordinary ice cream adalah es krim yang es krim yang

    telah mengalami proses aging, memiliki suhu -10oC sampai -15oC, dan memiliki umur

    simpan lebih panjang daripada  soft ice cream yaitu sekitar beberapa minggu.  Hard ice

    cream merupakan es krim yang telah mengalami aging lebih lama daripada ordinary ice

    cream, memiliki suhu sekitar -25oC, dan memiliki umur simpan yang lebih panjang

    dibandingkan dengan ordinary ice cream yaitu sekitar beberapa bulan. Menurut

     pernyataan dari Desroisier (1978) proses pembekuan ini memiliki tujuan untuk

    membekukan sejumlah air yang ada pada campuran dan menggabungkan atau

    memasukkan udara ke dalam campuran. 

    Selain berdasarkan proses pembuatan dan cara penyajiannya, menurut Welch et al.

    (1997) es krim dapat dibedakan berdasarkan komposisi dan adonan dasar eskrim

    menjadi beberapa jenis, yaitu :

    a. 

    Standard ice cream 

      Es krim vanilla, coklat, buah, kacang, dan lain-lain.

     b.  Variegated ice cream 

      Es krim rasa vanilla yang kemudian diolah dengan menggunakan alat

    khusus supaya es krim yang dihasilkan berwarna dan memiliki rasa yang

     bervariasi.

    c. 

    Special ice cream   Es krim jenis ini mengandung banyak lemak susu, telur, buah, dan

    memiliki warna yang bermacam-macam. Es krim jenis ini dapat

    diklasifikasikan menjadi:

    o  Custard : memiliki warna yang beragam dan lemaknya tidak

    lebih dari standard ice cream. 

    o   Parfait : jenis ini kaya akan susu dan lemak serta telur, buah,

    kacang, atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut.

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    9/21

    8

    o   Bisque : jenis ini kaya akan lemak dan rasa.

    o   Mousse : berasal dari whipped cream  yang dibekukan dan

    memiliki rasa yang kaya.

     Philadelphia ( New York Ice Cream) : es krim jenis ini memiliki

     banyak warna dan lemak yang terdapat lebih sedikit jika

    dibandingkan dengan standard ice cream. 

    d.   Milk sherbet  

      Es krim jenis ini berasal dari susu yang diolah menggunakan gula, buah,

    atau jus buah.

    e.   Fruit ice 

     

    Jenis ini adalah milk sherbet  yang tanpa penambahan susu atau produk

    yang mengandung susu.

    f.   Novelties

       jenis ini terbuat dari es krim, es buah, milk sherbet  atau whipped cream,

    atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut.

    Es krim adonan mix 1 yang dibuat dalam praktikum ini termasuk dalam jenis  soft ice

    cream tipe  standart ice cream.  Es krim adonan mix 2 yang dibuat dalam praktikum

    termasuk dalam jenis soft ice cream tipe special ice cream.

    Menurut Marshall, et al.  (2003) nilai gizi dalam es krim sangat bergantung pada nilai

    gizi dari bahan-bahan yang digunaan. Untuk membuat suatu es krim dengan kualitas

    yang tinggi maka kualitas bahan-bahan yang digunakan harus diketahui dengan pasti.

    Bahan utama yang harus digunakan yaitu susu, dimana susu ini menyumbang sebagian

     besar gizi dari es krim. Es krim yang lembut dan manis memiliki beberapa fakta gizi

    yaitu menggunakan bahan utama susu tanpa lemak dan lemak susu sehinggamenghasilkan es krim yang kandungannya sempurna. Selain susu, Clarke (2004)

    menambahkan bahwa komposisi utama dalam pembuatan es krim adalah protein susu,

    gula, lemak, dan air. Komposisi minor dalam pembuatan es krim adalah emulsifier,

     stabilizer,  pewarna, dan flavor. Es krim juga bisa ditambahkan komponen pendukung

    lainnya seperti coklat, biskuit, wafer, potongan buah, dan kacang-kacangan yang

    dikombinasikan ke dalam es krim pada proses pembuatan. Menurut Goff (2011)

    komposisi bahan penyusun es krim ini dapat mempengaruhi kualitas es krim seperti

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    10/21

    9

    kenampakan, tekstur, mouthfeel , dan rasa. Masing-masing bahan penyusun es krim

    memiliki fungsi tertentu sebagai berikut :

      Lemak  

     

    Membuat es krim menjadi creamy 

      Memberikan flavor  

      Membuat tekstur menjadi lembut 

      Membuat es krim memiliki konsistensi sehingga tidak mudah meleleh

    Apabila kandungan lemak terlalu tinggi dapat menghasilkan produk yang kering dan

    memiliki tekstur berpasir. Sedangkan kandungan lemak terlalu rendah maka dapat

    menghasilkan es yang lembut, homogeny, dan bertekstur licin.

     

    Bahan padat bukan lemak

      Memberikan flavor

      Mengikat dan menggantikan air

      Meningkatkan viskositas

      Laktosa dapat membantu pengkristalan pada suhu rendah

      Menyeimbangkan rasio lemak

      Untuk protein dapat membantu menstabilkan foam dan membantu pembentukan

    membrane globula lemak

      Gula

      Sebagai pemanis

      Sebagai penguat rasa

      Memberikan tekstur lembut

      Meningkatkan viskositas

    Apabila kandungan gula terlalu sedikit dapat menyebabkan es yang terbentuk terlalu

     banyak. Sedangkan kalau kandungan gula terlalu banyak maka akan menyebabkan

    rasa yang terlalu manis. Sebaiknya penggunaan sukrosa diganti dengan sirup

    glukosa.

      Zat Penstabil

      Menaikkan viskositas

      Mengikat kelembaban

      Mencegah keluarnya air

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    11/21

    10

    Berikut ini ada beberapa senyawa penstabil yang sering digunakan dalam

     pembuatan es krim yaitu gelatin, guar gum, xanthan, CMC, alginat, karagenan,

     pektin, dll. 

     

    Senyawa Pengemulsi

      Membantu mengelmusi penyatuan globula lemak dan melekatkan globula lemak

    dengan gelembung udara

      Membuat penyebaran lemak menjadi lebih merata

    Berikut ini ada beberapa jenis senyawa pengelmusi yang sering digunakan dalam

     pembuatan es krim yaitu kuning telur, monogliserida, tweens, dll.

      Flavor

     

    Mempercantik penampilan

      Memperkuat rasa

      Membuat prodk menjadi lebih diterima oleh konsumen

    Pada praktikum ini flavor yang digunakan adalah flavor vanilla.

      Air dan Udara

      Memberikan tekstur yang lembut dan tidak terlalu berat

      Membuat es krim lebih mudah meleleh pada saat di mulut

     

    Membuat es krim menjadi tidak terlalu dingin (tidak membuat rasa dingin di

    dalam mulut)

    Dalam praktikum ini bahan baku yang digunakan untuk membuat es krim adalah susu

     full   cream dengan 2 perlakuan berbeda yaitu mix 1 (tanpa custard ) dan mix 2

    (menggunakan custard ). Menurut Bennion & Hughess (1975) custard atau kuning telur

     berfungsi sebagai pengelmusi. Kuning telur dapat digunakan sebagai pengelmusi karena

    mengandung lesithin yang dapat membantu penyebaran globula lemak selama proses

     pengocokan dan mencegah supaya tidak menggumpal serta meningkatkan busa

    sehingga didapatkan overrun yang sesuai. Telur memiliki sifat yang dapat

    meningkatkan viskositas dan membantu proses penggabungan udara ke dalam adonan

    es krim. Menurut Wardana (2012) es krim jika dikeluarkan dari  freezer  dalam beberapa

    waktu akan terjadi sineresis. Sehingga dalam proses pembuatannya perlu ditambahkan

     bahan penstabil untuk memperlambat terjadinya proses sineresis. Bahan-bahan lain

    yang digunakan dalam proses pembuatan es krim adalah susu, krim, gula, dan bahan

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    12/21

    11

    flavor. Menurut Reineccius et al . (1994) penambahan susu memiliki fungsi untuk

    membentuk body  dan memberikan teksur pada es krim. Susu disini berfungsi untuk

    meningkatkan kualitas dari es krim yang dihasilkan.Kemudian penambahan gula

     bertujuan untuk memberikan rasa manis, membantu mengentalkan adonan, menurunkan

    titik didih dalam pengocokan supaya tidak terbentuk padatan di dalam freezer . Buckle et

    al . (1987) menambahkan bahwa selain susu dan gula juga ditambahkan whipped cream 

    yang bertujuan untuk menambah jumlah padatan lemak di dalam es krim. Dengan

    ditambahkan whipped cream ini dapat menyebabkan tesktur dan flavor yang dihasilkan

     pada es krim menjadi lebih baik dan es krim tidak mudah meleleh. whipping cream 

    merupakan produk yang dihasilkan karena adanya pengocokkan krim. Pengocokan ini

    dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan gumpalan lemak.  Pengocokan whipped

    cream  dilakukan dengan menggunakan mixer   dengan kecepatan tinggi hingga

    mengembang dan kaku. Menurut Bennion & Hughes (1975) mengatakan bahwa

    whipping cream ini berperan dalam proses pembuatan es krim dimana membantu proses

     pengembangan dan pembentukan krim dan tekstur, sehingga dapat menghasilkan

     produk yang berupa es krim. Krim akan menjadi kental apabila dikocok di dalam

    kondisi suhu 7oC atau 75oF atau lebih rendah. Apabila pengocokan dilakukan pada suhu

    diatas 10o

    C atau 50o

    F maka proses pengadukan dapat meningkatkan disperse lemak. 

    Dalam praktikum gula yang digunakan adalah icing sugar untuk adonan mix 1 dan gula

    castor untuk adonan mix 2. Menurut Gaman & Sherrington (1994) mengatakan bahwa

    gula yang biasa ditambahkan pada saat pembuatan es krim adalah sukrosa. Selain untuk

    memberikan rasa manis juga dapat untuk membentuk struktur pada es krim. Menurut

    Sulistyowati (2000) mengatakan bahwa adanya gula dapat menurunkan titik beku dari

    es krim. Hal ini terjadi karena sejumlah kandungan air pada es krim terikat dengan guladan tidak dapat membentuk kristal es sehingga es krim memiliki tekstur yang tidak

    keras. Selain dapat membuat tekstur es krim menjadi lebih lembut, menurut Reineccius

    (1994) apabila kandungan gula di dalam es krim terlalu banyak maka akan dapat

    menghambat proses pembekuan. 

    Pada praktikum kali ini, es krim dibuat dengan dua macam jenis yaitu  American ice

    cream (mix 1) dan French ice cream (mix 2). Berdasarkan hasil pengamatan yang dapat

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    13/21

    12

    dilihat pada tabel 1, diperoleh hasil uji sensori dan overrun yang diperoleh kedua jenis

    es krim. Uji sensori yang dilakukan pada es krim meliputi flavor, rasa, dan juga tekstur

    dari es krim. Dari hasil yang diperoleh es krim dengan menggunakan custard memiliki

    flavor yang lebih creamy dibandingkan dengan es krim tanpa custard. Hal ini

    membuktikan bahwa penambahan kuning telur ikut berkontribusi dalam flavor es krim,

    menurut Bennion & Hughess (1975) yang didukung dengan pernyataan Matz (1992)

    mengatakan bahwa kuning telur akan memberikan warna, flavor, dan pengempukan.

    Selain itu, penambahan kuning telur dalam es krim akan meningkatkan kandungan

    lemak yang ada sehingga menjadikan produk es krim memiliki flavor creamy.

    Kemudian untuk parameter rasa es krim kelompok C1 dan C2 dengan adonan mix 1 dan

    kelompok C4 dengan adonan mix 2 memperoleh hasil rasa susu yang kuat dan agak

    manis, kelompok C3 dengan adonan mix 1 dan kelompok C5 dengan adonan mix 2

    memperoleh hasil rasa susu yang kuat dan manis. Pengamatan rasa ini diperoleh hasil

    yang berbeda-beda, hal ini dapat disebabkan kesalahan panelis saat melakukan sensori

    rasa es krim. Menurut teori 

    seharusnya pada mix 2 dihasilkan es krim yang lebih manis

    dibandingkan dengan mix 1 karena adanya penambahan gula berupa gula kastor. Pada

    adonan mix 1 gula yang ditambahkan berupa icing sugar atau gula bubuk, menurut

    France (1964) icing sugar memiliki tingkat kemanisan yang lebih rendah dibandingkan

    dengan gula pasir atau gula kastor, selain itu gula jenis ini sering digunakan untuk

    menghias produk bakery. Parameter selanjutnya yang diuji adalah parameter tekstur.

    Untuk kelompok C1 dan C3 dengan menggunakan adonan mix 1 dan kelompok C5

    dengan menggunakan adonan mix 2 memperoleh hasil tekstur sebelum dan sesudah

     pemecahan kristal es dari kasar menjadi lembut atau halus. Berbeda dengan yang

    diperoleh kelompok 2 dengan adonan mix 1 dan kelompok C4 dengan adonan mix 2

    yang memperoleh hasil tekstur sebelum dan setelah pemecahan kristal es yang tetapdalam kondisi kasar. Seharusnya es krim setelah proses pemecahan kristal es

    mengalami perubahan tekstur dari kasar menjadi lebih halus karena kristal es yang

    sebelumnya berukuran besar menjadi berukuran lebih kecil. Selain itu, menurut

    Herschdoerfer (1986) proses pembekuan pada es krim juga dapat mempengaruhi produk

    akhir, apabila produk es krim masih memiliki tekstur yang kasar bisa disebabkan oleh

     proses pendinginan atau pembekuan yang terjadi berjalan lambat sehingga kristal es

    yang terbentuk menjadi berukuran besar. Es krim dengan proses pembekuan yang cepat

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    14/21

    13

    atau  fast freezing akan memiliki tekstur yang lebih lembut karena kristal es yang

    terbentuk kecil dan seragam. Apabila dibandingkan antara es krim mix 1 dengan es krim

    mix 2, seharusnya es krim mix 1 memiliki tekstur yang lebih lembut karena

    menggunakan gula halus atau icing sugar dalam proses pembuatannya. Menurut U. S

    Wheat Association (1983) icing sugar memiliki kemampuan yang lebih mudah larut

    karena memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan dengan gula kastor,

    sehingga adonan yang dihasilkan tidak berpasir dan tidak kasar. Selain gula,

     penambahan telur pada adonan mix 2 juga berpengaruh pada tekstur es krim, menurut

    Gaman & Sherrington (1994) es krim yang ditambahkan bahan penstabil akan

    mencegah pertumbuhan dan pembentukan kristal es yang berukuran besar selama proses

     penyimpanan di dalam freezer .

    Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap overrun dari adonan es krim mix 1 dan mix

    2. Hasil yang diperoleh kelompok C1, C2, dan C3 dengan menggunakan adonan mix 1

    adalah sebesar 116,67%, 108,3%, dan 125%, sedangkan kelompok C4 dan C5 dengan

    menggunakan adonan mix 2 memperoleh hasil yang sama yaitu sebesar 125%. Jika

    hasil overrun yang diperoleh dirata-rata maka adonan mix 1 memperoleh hasil yaitu

    116,66%, sedangkan rata-rata overrun yang diperoleh es krim adonan mix 2 dengan

     penambahan custard adalah sebesar 125%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

    es krim dengan adonan mix 2 memiliki pengembangan volume yang lebih besar

    dibandingkan dengan volume pengembangan es krim adonan mix 1. Hal ini sesuai

    dengan teori yang ada dimana adonan mix 2 menggunakan penambahan kuning telur

    yang mampu meningkatkan volume adonan. Menurut Bennion & Hughess (1975)

    kuning telur dapat meningkatkan busa sehingga nilai overrun yang didapat meningkat.

    Potter & Hotchkiss (1996) menambahkan bahwa pengocokan dan stabilitas buih daritelur sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas dan volume es krim. Apabila

     pengocokan terlalu lama maka akan menyebabkan pecahnya gelumbung udara yang

    dihasilkan sehingga kestabilan tidak terjaga. Nilai overrun yang diperoleh dalam

     praktikum ini sudah sesuai dengan teori yang ada, menurut Buckle et al. (1987) pada

    umumnya kelebihan volume adonan es krim yang diperoleh adalah sekitar 100-120%.

    Menurut jurnal “RESISTENSI PELELEHAN, OVER-RUN, DAN TINGKAT

    KESUKAAN ES KRIM VANILLA YANG TERBUAT DARI BAHAN UTAMA

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    15/21

    14

    KOMBINASI KRIM SUSU DAN SANTAN KELAPA” menjelaskan bahwa overrun

    yang diperoleh es krim dipengaruhi oleh kadar lemak dalam adonan es krim tersebut.

    Semakin tinggi kandungan lemak dalam adonan es krim maka overrun yang diperoleh

     juga akan semakin tinggi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian bahwa es krim yang

    dibuat dengan kombinasi whipping cream dan santan memiliki hasil overrun yang lebih

     besar dibandingkan dengan es krim yang dibuat dengan menggunakan whipping cream

    saja. Hal ini juga didukung hasil penelitian dari jurnal “OVERRUN, WAKTU LELEH

    DAN KESUKAAN ES KRIM YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PRESENTASE

    GULA YANG BERBEDA” yang menjelaskan bahwa penambahan gula juga

     berpengaruh terhadap overrun dari es krim. Semakin banyak gula yang ditambahkan

    maka nilai overrun yang diperoleh akan semakin tinggi. Hal ini juga dijelaskan oleh

     jurnal “Pengaruh Penambahan Tepung Porang ( Amorphophallus onchophyllus) pada

    Pembuatan Es Krim Instan Ditinjau dari Kualitas Fisik dan Organoleptik” bahwa es

    krim yang dibuat dengan penambahan gula dan garam akan memiliki nilai viskositas

    yang lebih besar dibandingkan dengan es krim tanpa penambahan gula dan garam. Hal

    ini akan berdampak pada overrun yang dihasilkan, semakin tinggi viskositas adonan es

    krim maka nilai overrun yang diperoleh akan semakin tinggi juga. Menurut jurnal

    “APLIKASI KULIT MANGGIS (Garciania mangistana L.) SEBAGAI SUMBER

    ANTIOKSIDAN PADA ES KRIM” jumlah total padatan yang ada dalam es krim akan

    menentukan nilai overrun yang akan diperoleh. Semakin tinggi kadar total padatannya

    maka nilai overrun es krim akan semakin rendah. Penambahan konsentrasi sari kulit

    manggis bertujuan untuk meningkatkan kandungan antioksidan dalam es krim. Akan

    tetapi, semakin banyak konsentrasi sari kulit manggis yang ditambahkan maka overrun

    es krim yang diperoleh semakin rendah. Hal ini disebabkan penambahan konsentrasi

    sari kulit manggis meningkatkan kadar total padatan yang ada didalam es krim sehinggaakan mempengaruhi banyaknya udara yang terperangkap selama proses pengocokan.

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    16/21

     

    15 

    4.  KESIMPULAN

      Es krim merupakan salah satu produk olahan susu yang dibekukan.

      Proses pembuatan es krim meliputi pencampuran, pasteurisasi, pembekuan dan

     pembuihan.

      Dalam praktikum dibuat 2 adonan berbeda yaitu mix 1 tanpa custard dan mix 2

    dengan custard. 

      Custard atau kuning telur berfungsi sebagai zat pengemulsi alami dalam proses

     pembuatan es krim.

      Bahan pengemulsi membantu meyebarkan globula lemak selama pengocokan dan

    mencegah agar tidak menggumpal.

      Gula yang ditambahkan ada 2 jenis, yaitu icing sugar untuk adonan mix 1 dan gula

    kastor untuk adonan mix 2.

      Gula berperan untuk memberi rasa manis dan melembutkan tekstur es krim.

      Whipped cream  dapat menjadi kental dan mengembang lebih baik bila dikocok

     pada suhu yang rendah sehingga dilakukan di atas wadah yang berisi es batu.

      Pada suhu rendah, lemak yang ada dalam whipped cream akan lebih cepat

    mengembang dan membeku sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses

     pengocokan menjadi lebih singkat.

      Essens vanilla yang ditambahkan memiliki fungsi untuk menambah flavor produk

    es krim.

      Pembekuan pada es krim harus dilakukan dengan cepat agar tidak terbentuk kristal

    es yang besar.

      Es krim adonan mix 2 memiliki flavor yang lebih creamy dibandingkan dengan es

    krim adonan mix 1.

      Flavor creamy disebabkan oleh tingginya kandungan lemak dalam es krim tersebut.

      Seharusnya es krim mix 2 memiliki rasa yang lebih manis daripada es krim mix 1

    karena terbuat dari gula kastor.

      Proses pengocokan pada pembuatan es krim membantu proses pemecahan kristal

    es, sehingga es krim mengalami perubahan tekstur dari kasar menjadi lembut.

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    17/21

    16

      Es krim dengan menggunakan icing sugar seharusnya memiliki tekstur yang lebih

    lembut daripada es krim dengan menggunakan gula kastor, karena icing sugar

    memiliki ukuran partikel yang lebih kecil sehingga lebih mudah larut dalam

    adonan.

       Nilai overrun yang diperoleh es krim mix 2 lebih besar dibandingkan dengan es

    krim mix 1.

      Overrun yang optimal ini dapat dibantu dengan penambahan zat pengemulsi seperti

    kuning telur atau custard. 

    Semarang, 3 Juni 2016

    Praktikan, Asisten dosen,

    -  Beatrix. R. Restiani

    Lavenia Meryana Cahya

    13.70.0044

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    18/21

     

    17 

    5.  DAFTAR PUSTAKA

    Astawan, M. & M. W. Astawan. (1988). Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat

    Guna. Jakarta: Akademika Pressindo.

    Bennion, M & O. Hughes. (1975). Introductory Foods. Macmillan Publishing Co, Inc.

     New York.

    Buckle, K. A et al  . (1987) . Ilmu Pangan . Universitas Indonesia Press . Jakarta.

    Clarke, C. (2004). The Science of Ice Cream. Royal Society of Chemistry. Cambridge

    Cuthbert, P. & L. C. Wilson. 2008. Ice Cream New Holland Publishers (UK) Ltd.London.

    Desrosier, N.W & J.N. Desrosier. ( 1978 ). The Technology of Food Preservation. A

    Fance, J. W. (1964). Breadmaking and Flour Confectionery. Routledge and Kegan Paul.

    London.

    Gaman, P. M. & Sherrington, K. B. (1994). Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan

    Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

    Goff . 2011. Uce Cream and Dessert. Di dalam Fuquary, J. W., P. F. Fox & P. L. H.

    McSweeney. Encyclopedia of Dairy Sciences 2nd Ed. Academic Press. London.

    Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil Olahan : Susu, Ikan, Daging, dan Telur. Liberty.

    Yogyakarta.

    Handayani. N., Sulistyowati. M., Sumarmono. J. 2014. OVERRUN, WAKTU LELEH

    DAN KESUKAAN ES KRIM YOGHURT SUSU SAPI DENGANPRESENTASE GULA YANG BERBEDA. Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 1-7.

    Herschdoefer, S.M. (1986). Quality Control in The Food Industry Vol 3. Academic

    Press. London.

    Jay, M. J . (1996). Modern Food Microbiology.Fifth Ed. International Thomson

    Publishing,

    Marshall, R.T., H.D Goff and R.W. Hartel. 2003. Ice Cream. Sixth Edition. Kluwer

    Academic. Planum Publisher. New York.

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    19/21

    18

    Masykuri, Y. B. Pramono, D. Ardilia. 2012. RESISTENSI PELELEHAN, OVER-RUN,

    DAN TINGKAT KEUKAAN ES KRIM VANILLA YANG TERBUAT DARI

    BAHAN UTAMA KOMBINASI KRIM SUSU DAN SANTAN KELAPA. Jurnal

    Aplikasi Teknologi Pangan Vol. 1 (3): 78-82.

    Matz, S. A. (1992). Bakery Technology and Engineering, 3 th  edition. Van Nostrand

    Reinhold. Texas.

     Nugroho. Y. A., Kusnadi. J. 2015. APLIKASI KULIT MANGGIS (Garciania

    mangistana L.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PADA ES KRIM.  Jurnal

     pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p. 1263-1271.

    Potter, N. N & J. H Hotchkiss. (1996). Food Science. 5 th Edition. CBS Publishers andDistributors . New Delhi. Publishing Company, Inc. Westport.

    Putri. V. N., Susilo. B., Hendrawan. Y. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Porang

    ( Amorphophallus onchophyllus) pada Pembuatan Es Krim Instan Ditinjau dari

    Kualitas Fisik dan Organoleptik. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan

    Biosistem vol. 2 No. 3, 188-197.

    Reineccius, G. (1994). Source Book of Flavor 2nd Edition. Chapman & Hall. New York.

    Sulistyowati, M. (2000). Penggunaan Berbagai Macam Lemak Dalam Pembuatan  Ice

    cream Dengan Susu Segar Dan Susu Kental. Jakarta.

    TOPCU. Y., UZUNDUMLU. A. S. 2012. Turkish consumers’ purchase attitude and

     behaviours towards Kahramanmaras type ice cream as a local branded product.

    African Journal of Bussiness Management Vol. 6(3), pp. 9695-9703.

    US. Wheat Association. (1983). Pedoman Pembuatan Roti dan Kue. Djambatan.

    Jakarta.

    Walstra,P., J. T. M. Wouters & T. J. Geurts. 2006. Diary Science and Technology 2nd 

    Ed. Taylor & Francis Group, LLC. Boca Raton.

    Wardana, A. S. (2012). Teknologi Pengolahan Susu. Universitas Slamet Riyadi.

    Surakarta.

    Welch, R. A. S. ; Burns, D. J. W. ; Davis, S. R. ; Popay, A. ; C. G. Prosser. (1997). Milk

    Composition, Production and Biotechnology. CAB International. Wallingford.

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    20/21

     

    19 

    6.  LAMPIRAN

    6.1. Foto

    Foto es krim kelompok C1-C5 (kiri ke kanan).

    6.2. Perhitungan

    Volume sebelum pengocokkan = p x l x t

    Volume setelah pengocokkan = p x l x tOverrun =

     x 100%

      Kelompok C1

    Volume sebelum pengocokkan = 24,5 cm x 11,5 cm x 3 cm

    = 845,25 cm3 

    Volume setelah pengocokkan = 24,5 cm x 11,5 cm x 6,5 cm

    = 1831,38 cm3

     

    Overrun =

     x 100%

    = 116,67%

      Kelompok C2

    Volume sebelum pengocokkan = 17 cm x 10,5 cm x 4,2 cm

    = 749,7 cm3 

    Volume setelah pengocokkan = 17,5 cm x 10,5 cm x 8,5 cm

  • 8/16/2019 Es Krim _Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata

    21/21

    20

    = 1561,875 cm3 

    Overrun =

     x 100%

    = 108,30%

      Kelompok C3

    Volume sebelum pengocokkan = 15 cm x 10 cm x 4 cm

    = 600 cm3 

    Volume setelah pengocokkan = 15 cm x 10 cm x 9 cm

    = 1350 cm3 

    Overrun =

     x 100%

    = 125,00%

      Kelompok C4

    Volume sebelum pengocokkan = 25 cm x 11 cm x 2 cm

    = 550 cm3 

    Volume setelah pengocokkan = 25 cm x 11 cm x 4,5 cm

    = 1237,5 cm

    3

     Overrun =

     x 100%

    = 125,00%

      Kelompok C5

    Volume sebelum pengocokkan = 21 cm x 14,5 cm x 2 cm

    = 609 cm3 

    Volume setelah pengocokkan = 21 cm x 14,5 cm x 4,5 cm

    = 1370,25 cm3 

    Overrun =

     x 100%

    = 125,00%

    6.3. Abstrak Jurnal

    6.4. 

    Laporan Sementara