BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya. Hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan peningkatan proporsi penderita stroke di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada tahun 1984 menjadi 0,95/100 penderita di tahun 1986. Serangan stroke adalah akut dan menyebabkan keatian mendadak. Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun sampai dewasa ini belumlah jelas penyebabnya. Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke berkaitan dengan gangguan aliran darah ke otak. Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan berbagai klasifikasi stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke Data Bank, World Health Organization (WHO, 1989) dan National Institute of Neurological Disease and Stroke (NINDS, 1990).Pada dasarnya klasifikasi tersebut dikelompokkan atas dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya. 1 EPIDEMIOLOGI STROKE
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena
ditandai dengan tingginya mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak
adanya kecenderungan peningkatan insidennya.
Hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan peningkatan
proporsi penderita stroke di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada
tahun 1984 menjadi 0,95/100 penderita di tahun 1986. Serangan stroke
adalah akut dan menyebabkan keatian mendadak.
Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun sampai dewasa ini
belumlah jelas penyebabnya. Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke
berkaitan dengan gangguan aliran darah ke otak.
Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak institusi yang
mengemukakan berbagai klasifikasi stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke
Data Bank, World Health Organization (WHO, 1989) dan National
Institute of Neurological Disease and Stroke (NINDS, 1990).Pada
dasarnya klasifikasi tersebut dikelompokkan atas dasar manifestasi klinik,
proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya.
Hal ini berkaitan dengan pendekatan diagnosis neurologis yang
melakukan diagnosis klinis, diagnosis kausal, dan diagnosis topis (Bustan,
2007).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran umum dari epidemiologi stroke ?
2. Sudah sebesar apakah masalah dalam penyakit stroke ?
3. Apa saja batasan dan klasifikasi dari penyakit sroke ?
4. Apa saja yang menjadi faktor resiko penyakit stroke ?
5. Bagaimanakah pencegahan pada penyakit stroke ?
6. Seperti apakah itu penyakit stroke ?
1 EPIDEMIOLOGI STROKE
C. Tujuan penulisan
1. Ingin mengetahui gambaran umum epidemiologi stroke.
2. Ingin mengetahui besarnya masalah dalam penyakit stroke.
3. Ingin mengetahui batasan dan klasifikasi penyakit stroke.
4. Ingin mengetahui faktor resiko penyakit stroke.
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan pada penyakit stroke.
6. Ingin mengetahui penyakit stroke.
2 EPIDEMIOLOGI STROKE
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan
oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan
menimbulkan gejala dan tanda yangsesuai dengan daerah otak yang
terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu
dan keadaan penduduk.
Ditemukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan
dijumpai pada usia di atas 55 tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden
stroke meningkat secara eksponensial denagn bertambahnya usia, dimana
akan terjadi peningkatan 100 kali lipat pada mereka yang berusia 80-90
tahun. Insiden usia 80-90 adalah 300/10.000 dibandingkan dengan
3/10.000 pada golongan usia 30-40 tahun. Stroke banyak ditemukan pada
pria dibandingkan pada wanita. Variasi gender ini bertahan tanpa pengaruh
umur.
Insiden stroke bervariasi antarnegara dan tempat. Menurut hasil
penelitian yang dikoordinasi oleh WHO, dari 16 pusat riset di 12 negara
naju dan berkembang antara Mei 1971 sampai dengan Desember 1974
memperlihatkan bahwa insiden stroke yang paling tinggi adalah di Ahita
(Jepang) yaitu 287 per 100.000 populasi per tahun, sedang yang terendah
adalah di Ibadan (Nigeria) sebesar 150 per 100.000 populasi per tahun.
Clifford Rose dari Inggris memperkirakan insidens stroke dikebanyakan
negara adalah sebesar perdarahan intra serebral meningkat sesuai dengan
pertambahan umur, sedang perdarahan subarachnoidal lebih banyak
terdapat di kalangan usia muda.
Di Indonesia, walaupun belum ada penelitian epidemiologis yang
sempurna, dari hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1984 dilaporkan
prevalensi stroke pada golongan umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan pada
kelompok umur 55 tahun ke atas berturut-turut 6,7; 24,4 dan 276,3 per
3 EPIDEMIOLOGI STROKE
100.000 penduduk sedangkan proporsi stroke di rumah-rumah sakit di 27
provinsi pada tahun 1984 dan tahun 1986 meningkat 0,96 per 100
penderita. Masih dari hasil survei kesehatan rumah tangga, mortalitas
stroke pada tahun 1986 adalah tercatat 37,3 per 100.000 penduduk ;
sementara di negara – negara maju, stroke merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan keganasan. Walaupun
mortalitasnya sangat bervariasi antargeografi , namun secara rata – rata
disebutkan angka 100 kematian per 100.000 penduduk per tahun.
B. Besarnya Masalah
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke
Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini
jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan
pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan
kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun.
Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap no 1 di seluruh
dunia.
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat
ini diingatkan bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6
detik seseorang meninggal karena stroke. Organisasi Stroke Dunia
mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar
dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke
akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan
kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana
kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di
Amerika,setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika.
Berdasarkan datatersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu
orang di Amerika yangterkena serangan stroke dan 4 dari 5 keluarga di
Amerika terkena stroke.
4 EPIDEMIOLOGI STROKE
Di Indonesia,stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke
merupakan pembunuh no.1di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Kejadian stroke di Indonesia punselalu meningkat dari tahun ke tahun.
Sebanyak 33 % pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain untuk
aktivitas pribadi, 20 % membutuhkanbantuan orang lain untuk dapat
berjalan kaki, dan 75 % kehilangan pekerjaan.
Menurut WHO (2011), Indonesia telah menempati peringkat
ke-97 dunia untuk jumlah penderita stroke terbanyak dengan jumlah
angka kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari total kematian
yang terjadi pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan
ada 500.000 orang penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000
diantaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya
sulitdiketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter karena ketiadaan
biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Kasus stroke
di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke
tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak.
Pada tahun 2004, be b e r a pa penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkanstroke berjumlah 23.636
orang. Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawake rumah sakit
tidak diketahui jumlahnya (Kompas, 2008) Di Bali jumlah penderita
Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik yang masuk ke RSUP
Sanglah Denpasar tidak bisa dikatakan sedikit.
Dari data catatan medik RSUP Sanglah Denpasar didapatkan jumlah
penderita stroke 2 tahun terakhir memang mengalami penurunan,
namun jumlah kasusnya masih tergolong banyak. Pada tahun 2011
jumlah penderita stroke yang menjalani perawatan adalah 848
orangdimana bila dirata-ratakan terdapat 71 kasus per bulan. Sedangkan
pada tahun 2012 menjadi 715 orang dimana bila dirata-ratakan terdapat 60
kasus per bulan.
5 EPIDEMIOLOGI STROKE
C. Batasan dan Klasifikasi
Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and
Other Cerebrovascular Disease tahun 1989, stroke secara klinis adalah
sebagai berikut :
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak ( dalam beberapa
detik ) atau cepat (dalam beberapa jam ) dengan gejala-gejala dan tanda-
tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu.
Pada umumnya disfungsi itu berupa hemiparalisis atau hemiparesis
yang disertai dengan defisit sensorik dengan atau tanpa gangguan fungsi
luhur. Di dalam praktek, stroke (bahasa inggris) umum di gunakan sebagai
sinonim Cerebrow Vascular Disease (CVD) dan Kurikilum Inti Pendidikan
Dokter di Indonnesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit
akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO).
Mengenai klasifikasi stroke, telah banyak institusi yang
mengemukakan berbagai klasifikasi stroke, seperti yang di buat oleh
Stroke Data Bank, World Health Organization (WHO,1989) dan National
Institute of Neurological Disease and Stroke (NINDS,1990). Pada
dasarnya klasifikasi tersebut di kelompokkan atas dasar manifestasi klinik,
proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya . hal ini berkaitan
denagn pendekatan diagnosis neurologis yang melakukan diagnosis klinis ,
diagnosis kausal, dan diagnosis topis.
Klasifikasi yang dipakai saat ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan manisfestasi klinik :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in Evolutian (SIE)
c. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
d. Completed Stroke
2. Berdasarkan proses patologik (kausal) :
a. Infark
b. Perdarahan Intra serebral.
6 EPIDEMIOLOGI STROKE
c. Perdarahan subarachnoidal
3. Berdasarkan tempat :
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebrobasiler.
Di klinik, secara umum ada 2 jenis stroke , yakni stroke iscemik
(nonhemorhagik) dan hemorhagik. Jenis iscemic dapat berupa TIA,
trombosis dan embolitik. Jenis hemorhagik dapat terjadi sebagai
perdarahan intracerebral ataupun subaranoid. Iswadi melaporkan bahwa
jenis infark otak merupakan jenis stroke yang banyak di temukan.
Pembagian di klinik biasanya melakukan diagnosis berikut :
1. Stroke non hemorgik (cerebral infraction):
Klinis terdiri dari:
a. TIA
b. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
c. Progessing stroke = stroke in evolusi
d. Complete stroke
Secara kausal:
a. Stroke trombotik
b. Stroke emboli/non trombotik
2. Stroke haemorhagik :
a. PSD (Perdarahan Sub Dural)
b. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid)
c. PIS (Perdarahan Intra Cerebral)
D. Faktor Resiko
Dalam upaya pencegahannya maka diperlukan identifikasi
karakteristik epidemiologinya yang dapat merupakan sebagai faktor resiko
stroke.Faktor resiko ini menyebabkan orang menjadi lebih rentan atau
mudah mengalami stroke.
Faktor-faktor resiko yang selama ini telah diidentifikasi dapat berupa
hipertensi, diabetes mellitus, riwayat stroke sebelumnya, obesitas, dan
7 EPIDEMIOLOGI STROKE
kebiasaan merokok. Selain itu, disebutkan juga beberapa faktor yang
dicurigai berkaitan dengan stroke seperti alkohol, kontrasepsi hormonal,
trauma, dan herpes zoster .
Beberapa faktor resiko stroke yang dapat disebutkan, yakni:
1. Umur: Rate meninggi sesuai dengan pertambahan umur.
2. Ras: lebih tinggi black dari white.
3. Seks: lelaki > wanita.
4. Hipertensi: faktor resiko tertinggi dari stroke.
5. Diabetes (> 120mg/100ml): kuat asosiasinya, kapiler
rapuh.
6. Penyakit jantung sebelumnya: resiko meninggi sampai 3 x.
7. Atrial fibrilation/TIA: faktor resiko kuat.
8. Obesitas: inconsistent findings.
9. Rokok: tidak ditemukan efek besar, kapiler kaku.
10. Kolesterol dan trigliserida: inconsistent.
Di antara faktor resiko di atas, dapat disebutkan 4 major risk factors
dari stroke:
1. Hipertensi
2. Transient ischemic attack
3. Hipercholesterolemia
4. DM
Sidharta (1985) memperingatkan bahwa Cerebrovascular Disease
merupakan penyakit orang-orang golongan usia di atas 50 tahun, karena
pada orang-orang golongan tersebut terdapat arterioslerosis serebri. Proses
atherosklerosis disebabkan dan ditentukan oleh faktor keturunan,
hipertensi dan cara hidup. Semua faktor yang menentukan timbulnya
manifestasi stroke dikenal sebagai faktor resiko stroke, dikenal juga
sebagai stroke profile; sehingga orang-orang yang mempunyai stroke
profile dinamakan stroke prone person, yaitu orang-orang yang
mempunyai kecenderungan untuk mengidap stroke (Bustan, 2007).
8 EPIDEMIOLOGI STROKE
Menurut (Israr, 2008) Faktor risiko stroke dibagi atas 2 jenis, faktor
risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang dapat diubah antara lain:
a. hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
b. kolesterol,
c. aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),
d. gangguan jantung,
e. diabetes,
f. riwayat stroke dalam keluarga,
g. migrain,
h. merokok (aktif &pasif),
i. makanan tidak sehat (junk food, fast food),
j. alkohol,
k. kurang olahraga,
l. mendengkur,
m. kontrasepsi oral,
n. narkoba,
o. obesitas.
Faktor resiko yang tak dapat diubah:
a. Umur.
Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat seiring
dengan bertambahnya usia hingga makin bertambah usia
makin tinggi kemungkinan mendapat stroke. Dalam
statistic factor ini menjadi 2x lipat setelah usia 55 tahun.
b. Jenis.
Stroke diketahui lebih banyak laki-laki dibanding
perempuan. Kecuali umur 35-44 tahun dan diatas 85
tahun, lebih banyak diderita perempuan. Hal
inidiperkirakan karena pemakaian obat-obat kontrasepsi
dan usia harapan hidup perempuan yang lebih tinggi
dibanding laki-laki.
9 EPIDEMIOLOGI STROKE
c. Berat Lahir Yang Rendah
Statistik di Inggris memungkinkan orang dengan
beratbayi lahir rendah menunjukkan angka kematian
yang lebih tinggi disbanding orang yang lahir dengan
berat normal. Namun apa hubungan antara ke duanya
belum diketahui secara pasti.
d. Ras
Penduduk Afrika - Amerika dan Hispanic - Amerika
berpotensi stroke lebih tinggi dibanding Eropa -
Amerika. Pada penelitian penyakit artherosklerosis
terlihat bahwa penduduk kulit hitam mendapat serangan
stroke 38 % lebih tinggi dibanding kulit putih.
e. Faktor Keturunan
Adanya riwayat stroke pada orang tua menaikkan faktor
resiko stroke. Hal ini diperkirakan melalui beberapa
mekanisme antara lain:
Faktor genetik
Faktor life style
Penyakit-penyakit yang ditemukan
Interaksi antara yang tersebut diatas
f. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan : sering tak diketahui
sebelum terjadi stroke.
E. Pencegahan Stroke
Untuk bisa melakukan pencegahan stroke tentu saja kita harus tahu
penyebab terjadinya stroke. Faktor risiko yang terbanyak adalah hipertensi,
diabetes, kadar kolesterol tinggi, kekakuan pembuluh darah dan penyakit
jantung. Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjalankan gaya
hidup sehat, seperti pola makan sehat, tidak merokok, olahraga teratur,
menjaga berat badan dan mengendalikan stres. Pola pencegahan ini sesuai
dengan perilaku hidup yoga, sehingga tidak mustahil untuk dikatakan