Top Banner
Enzim Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Model komputer enzim purina nukleosida fosforilase (PNPase) Diagram energi potensial reaksi kimia organik yang menunjukkan efek katalis pada suatu reaksi eksotermik hipotetis X + Y = Z. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik . [1] [2] Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter . Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
100

Enzim1 111

Oct 26, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Enzim1 111

EnzimDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Model komputer enzim purina nukleosida fosforilase (PNPase)

Diagram energi potensial reaksi kimia organik yang menunjukkan efek katalis pada suatu reaksi eksotermik hipotetis X + Y = Z.

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.[1][2] Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.

Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah,

Page 2: Enzim1 111

sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:

X + C → XC (1)Y + XC → XYC (2)XYC → CZ (3)CZ → C + Z (4)

Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.

Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

Daftar isi

1 Etimologi dan Sejarah 2 Konvensi penamaan 3 Struktur dan mekanisme

o 3.1 Kespesifikan 3.1.1 Model "kunci dan gembok" 3.1.2 Model ketepatan induksi

o 3.2 Mekanisme 3.2.1 Stabilisasi keadaan transisi 3.2.2 Dinamika dan fungsi

o 3.3 Modulasi alosterik 4 Kofaktor dan koenzim

o 4.1 Kofaktoro 4.2 Koenzim

5 Termodinamika 6 Kinetika 7 Inhibisi 8 Fungsi biologis 9 Kontrol aktivitas 10 Keterlibatan dalam penyakit

Page 3: Enzim1 111

11 Referensi 12 Lihat pula

Etimologi dan Sejarah

Eduard Buchner

Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.

Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh sekresi perut[3] dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi.[4]

Pengetahuan tentang enzim telah dirintis oleh Berzelius pada tahun 1837. Ia mengusulkan nama "katalis" untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Namun, proses kimia yang terjadi dengan pertolongan enzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan anggur dengan cara fermentasi atau peragian, dan pembuatan asam cuka. Lois Pasteur salah seorang yang banyak bekerja dalam fermentasi ini dan ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang terdapat dalam sel ragi, disebut sebagai "ferment", dan diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa "fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel tersebut."[5]

Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837–1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani ενζυμον yang berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata "enzyme" kemudian digunakan untuk

Page 4: Enzim1 111

merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.

Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran.[6] Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase" (zimase).[7] Pada tahun 1907, ia menerima penghargaan Nobel dalam bidang kimia "atas riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).

Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada bidang kimia.[8]

Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965.[9] Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.

Konvensi penamaan

Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase. Contohnya adalah laktase, alkohol dehidrogenase (mengatalisis penghilangan hidrogen dari alkohol), dan DNA polimerase.

International Union of Biochemistry and Molecular Biology telah mengembangkan suatu tatanama untuk enzim, yang disebut sebagai nomor EC; tiap-tiap enzim memiliki empat digit nomor urut sesuai dengan ketentuan klasifikasi yang berlaku. Nomor pertama untuk klasifikasi teratas enzim didasarkan pada ketentuan berikut:

EC 1 Oksidoreduktase: mengatalisis reaksi oksidasi/reduksi EC 2 Transferase: mentransfer gugus fungsi EC 3 Hidrolase: mengatalisis hidrolisis berbagai ikatan

Page 5: Enzim1 111

EC 4 Liase: memutuskan berbagai ikatan kimia selain melalui hidrolisis dan oksidasi EC 5 Isomerase: mengatalisis isomerisasi sebuah molekul tunggal EC 6 Ligase: menggabungkan dua molekul dengan ikatan kovalen

Tata nama secara lengkap dapat dilihat di http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/ (Bahasa Inggris).

Struktur dan mekanisme

Lihat pula: Katalisis enzim

Diagram pita yang menunjukkan karbonat anhidrase II. Bola abu-abu adalah kofaktor seng yang berada pada tapak aktif.

Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase [10] , sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak sintase.[11] Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner).[12] Walaupun struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit.[13]

Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam katalisis.[14] Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang mengikat kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.

Page 6: Enzim1 111

Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.

Kespesifikan

Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan maupun terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.[15]

Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua.[16] Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia.[17] Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase,[18] aminoasil tRNA sintetase [19] dan ribosom.[20]

Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.[21]

Model "kunci dan gembok"

Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi.[22] Hal ini sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.

Model ketepatan induksi

Page 7: Enzim1 111

Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi.

Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan modifikasi model kunci dan gembok: oleh karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tapak aktif secara terus menerus berubah bentuknya sesuai dengan interaksi antara enzim dan substrat.[23] Akibatnya, substrat tidak berikatan dengan tapak aktif yang kaku. Orientasi rantai samping asam amino berubah sesuai dengan substrat dan mengijinkan enzim untuk menjalankan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus, misalnya glikosidase, molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki tapak aktif.[24] Tapak aktif akan terus berubah bentuknya sampai substrat terikat secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.[25]

Mekanisme

Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuaannya menurunkan ΔG‡:[26]

Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan transisi terstabilisasi (contohnya mengubah bentuk substrat menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim.)

Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan keadaan transisi.

Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat sementara waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.

Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini melibatkan destabilisasi keadaan dasar,[27] dan kontribusinya terhadap katalis relatif kecil.[28]

Stabilisasi keadaan transisi

Pemahaman asal usul penurunan ΔG‡ memerlukan pengetahuan bagaimana enzim dapat menghasilkan keadaan transisi reaksi yang lebih stabil dibandingkan dengan stabilitas keadaan transisi reaksi tanpa katalis. Cara yang paling efektif untuk mencapai stabilisasi yang besar adalah menggunakan efek elektrostatik, terutama pada lingkungan yang relatif polar yang diorientasikan ke distribusi muatan keadaan transisi.[29] Lingkungan seperti ini tidak ada dapat ditemukan pada reaksi tanpa katalis di air.

Page 8: Enzim1 111

Dinamika dan fungsi

Dinamika internal enzim berhubungan dengan mekanisme katalis enzim tersebut.[30][31][32] Dinamika internal enzim adalah pergerakan bahagian struktur enzim, misalnya residu asam amino tunggal, sekelompok asam amino, ataupun bahwa keseluruhan domain protein. Pergerakan ini terjadi pada skala waktu yang bervariasi, berkisar dari beberapa femtodetik sampai dengan beberapa detik. Jaringan residu protein di seluruh struktur enzim dapat berkontribusi terhadap katalisis melalui gerak dinamik.[33][34][35][36] Gerakan protein sangat vital, namun apakah vibrasi yang cepat atau lambat maupun pergerakan konformasi yang besar atau kecil yang lebih penting bergantung pada tipe reaksi yang terlibat. Namun, walaupun gerak ini sangat penting dalam hal pengikatan dan pelepasan substrat dan produk, adalah tidak jelas jika gerak ini membantu mempercepat langkah-langkah reaksi reaksi enzimatik ini.[37] Penyingkapan ini juga memiliki implikasi yang luas dalam pemahaman efek alosterik dan pengembangan obat baru.

Modulasi alosterik

Enzim alosterik mengubah strukturnya sesuai dengan efektornya. Modulasi ini dapat terjadi secara langsung, di mana efektor mengikat tapak ikat enzim secara lngsung, ataupun secara tidak langsung, di mana efektor mengikat protein atau subunit protein lain yang berinteraksi dengan enzim alosterik, sehingga memengaruhi aktivitas katalitiknya.

Kofaktor dan koenzim

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kofaktor dan Koenzim

Kofaktor

Beberapa enzim tidak memerlukan komponen tambahan untuk mencapai aktivitas penuhnya. Namun beberapa memerlukan pula molekul non-protein yang disebut kofaktor untuk berikatan dengan enzim dan menjadi aktif.[38] Kofaktor dapat berupa zat anorganik (contohnya ion logam) ataupun zat organik (contohnya flavin dan heme). Kofaktor dapat berupa gugus prostetik yang mengikat dengan kuat, ataupun koenzim, yang akan melepaskan diri dari tapak aktif enzim semasa reaksi.

Enzim yang memerlukan kofaktor namun tidak terdapat kofaktor yang terikat dengannya disebut sebagai apoenzim ataupun apoprotein. Apoenzim beserta dengan kofaktornya disebut holoenzim (bentuk aktif). Kebanyakan kofaktor tidak terikat secara kovalen dengan enzim, tetapi terikat dengan kuat. Namun, gugus prostetik organik dapat pula terikat secara kovalen (contohnya tiamina pirofosfat pada enzim piruvat dehidrogenase). Istilah holoenzim juga dapat digunakan untuk merujuk pada enzim yang mengandung subunit protein berganda, seperti DNA polimerase. Pada kasus ini, holoenzim adalah kompleks lengkap yang mengandung seluruh subunit yang diperlukan agar menjadi aktif.

Page 9: Enzim1 111

Contoh enzim yang mengandung kofaktor adalah karbonat anhidrase, dengan kofaktor seng terikat sebagai bagian dari tapak aktifnya.[39]

Koenzim

Model pengisian ruang koenzim NADH

Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya.[38][40][41] Contoh koenzim mencakup NADH, NADPH dan adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa mencakup ion hidrida (H–) yang dibawa oleh NAD atau NADP + , gugus asetil yang dibawa oleh koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim seperti riboflavin, tiamina, dan asam folat adalah vitamin.

Oleh karena koenzim secara kimiawi berubah oleh aksi enzim, adalah dapat dikatakan koenzim merupakan substrat yang khusus, ataupun substrat sekunder. Sebagai contoh, sekitar 700 enzim diketahui menggunakan koenzim NADH.[42]

Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim terjadi dalam sel. Contohnya, NADPH diregenerasi melalui lintasan pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina melalui metionina adenosiltransferase.

Termodinamika

Page 10: Enzim1 111

Tahapan-tahapan energi pada reaksi kimia. Substrat memerlukan energi yang banyak untuk mencapai keadaan transisi, yang akan kemudian berubah menjadi produk. Enzim menstabilisasi keadaan transisi, menurunkan energi yang diperlukan untuk menjadi produk.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Energi aktivasi, Kesetimbangan termodinamik, dan Kesetimbangan kimia

Sebagai katalis, enzim tidak mengubah posisi kesetimbangan reaksi kimia. Biasanya reaksi akan berjalan ke arah yang sama dengan reaksi tanpa katalis. Perbedaannya adalah, reaksi enzimatik berjalan lebih cepat. Namun, tanpa keberadaan enzim, reaksi samping yang memungkinkan dapat terjadi dan menghasilkan produk yang berbeda.

Lebih lanjut, enzim dapat menggabungkan dua atau lebih reaksi, sehingga reaksi yang difavoritkan secara termodinamik dapat digunakan untuk mendorong reaksi yang tidak difavoritkan secara termodinamik. Sebagai contoh, hidrolsis ATP sering kali menggunakan reaksi kimia lainnya untuk mendorong reaksi.

Enzim mengatalisasi reaksi maju dan balik secara seimbang. Enzim tidak mengubah kesetimbangan reaksi itu sendiri, namun hanya mempercepat reaksi saja. Sebagai contoh, karbonat anhidrase mengatalisasi reaksinya ke dua arah bergantung pada konsentrasi reaktan.

(dalam jaringan tubuh; konsentrasi CO2 yang tinggi)

(pada paru-paru; konsentrasi CO2 yang rendah)

Walaupun demikian, jika kesetimbangan tersebut sangat memfavoritkan satu arah reaksi, yakni reaksi yang sangat eksergonik, reaksi itu akan menjadi ireversible. Pada kondisi demikian, enzim akan hanya mengatalisasi reaksi yang diijinkan secara termodinamik.

Kinetika

Page 11: Enzim1 111

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kinetika enzim

Mekanisme reaksi enzimatik untuk sebuah subtrat tunggal. Enzim (E) mengikat substrat (S) dan menghasilkan produk (P).

Kinetika enzim menginvestigasi bagaimana enzim mengikat substrat dengan mengubahnya menjadi produk. Data laju yang digunakan dalam analisis kinetika didapatkan dari asai enzim.

Pada tahun 1902, Victor Henri[43] mengajukan suatu teori kinetika enzim yang kuantitatif, namun data eksperimennya tidak berguna karena perhatian pada konsentrasi ion hidrogen pada saat itu masih belum dititikberatkan. Setelah Peter Lauritz Sørensen menentukan skala pH logaritmik dan memperkenalkan konsep penyanggaan (buffering) pada tahun 1909[44], kimiawan Jerman Leonor Michaelis dan murid bimbingan pascadokotoralnya yang berasal dari Kanada, Maud Leonora Menten, mengulangi eksperimen Henri dan mengkonfirmasi persamaan Henri. Persamaan ini kemudian dikenal dengan nama Kinetika Henri-Michaelis-Menten (kadang-kadang juga hanya disebut kinetika Michaelis-Menten).[45] Hasil kerja mereka kemudian dikembangkan lebih jauh oleh G. E. Briggs dan J. B. S. Haldane. Penurunan persamaan kinetika yang diturunkan mereka masih digunakan secara meluas sampai sekarang .[46]

Salah satu kontribusi utama Henri pada kinetika enzim adalah memandang reaksi enzim sebagai dua tahapan. Pada tahap pertama, subtrat terikat ke enzim secara reversible, membentuk kompleks enzim-substrat. Kompleks ini kadang-kadang disebut sebagai kompleks Michaelis. Enzim kemudian mengatalisasi reaksi kimia dan melepaskan produk.

Kurva kejenuhan suatu reaksi enzim yang menunjukkan relasi antara konsentrasi substrat (S) dengan kelajuan (v).

Page 12: Enzim1 111

Enzim dapat mengatalisasi reaksi dengan kelajuan mencapai jutaan reaksi per detik. Sebagai contoh, tanpa keberadaan enzim, reaksi yang dikatalisasi oleh enzim orotidina 5'-fosfat dekarboksilase akan memerlukan waktu 78 juta tahun untuk mengubah 50% substrat menjadi produk. Namun, apabila enzim tersebut ditambahkan, proses ini hanya memerlukan waktu 25 milidetik.[47] Laju reaksi bergantung pada kondisi larutan dan konsentrasi substrat. Kondisi-kondisi yang menyebabkan denaturasi protein seperti temperatur tinggi, konsentrasi garam yang tinggi, dan nilai pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghilangkan aktivitas enzim. Sedangkan peningkatan konsentrasi substrat cenderung meningkatkan aktivitasnya. Untuk menentukan kelajuan maksimum suatu reaksi enzimatik, konsentrasi substrat ditingkatkan sampai laju pembentukan produk yang terpantau menjadi konstan. Hal ini ditunjukkan oleh kurva kejenuhan di samping. Kejenuhan terjadi karena seiring dengan meningkatnya konsentrasi substrat, semakin banyak enzim bebas yang diubah menjadi kompleks substrate-enzim ES. Pada kelajuan yang maksimum (Vmax), semua tapak aktif enzim akan berikatan dengan substrat, dan jumlah kompleks ES adalah sama dengan jumlah total enzim yang ada. Namun, Vmax hanyalah salah satu konstanta kinetika enzim. Jumlah substrat yang diperlukan untuk mencapai nilai kelajuan reaksi tertentu jugalah penting. Hal ini diekspresikan oleh konstanta Michaelis-Menten (Km), yang merupakan konsentrasi substrat yang diperlukan oleh suatu enzim untuk mencapai setengah kelajuan maksimumnya. Setiap enzim memiliki nilai Km yang berbeda-beda untuk suatu subtrat, dan ini dapat menunjukkan seberapa kuatnya pengikatan substrat ke enzim. Konstanta lainnya yang juga berguna adalah kcat, yang merupakan jumlah molekul substrat yang dapat ditangani oleh satu tapak aktif per detik.

Efisiensi suatu enzim diekspresikan oleh kcat/Km. Ia juga disebut sebagai konstanta kespesifikan dan memasukkan tetapan kelajuan semua langkah reaksi. Karena konstanta kespesifikan mencermikan kemampuan katalitik dan afinitas, ia dapat digunakan untuk membandingkan enzim yang satu dengan enzim yang lain, ataupun enzim yang sama dengan substrat yang berbeda. Konstanta kespesifikan maksimum teoritis disebut limit difusi dan nilainya sekitar 108 sampai 109 (M-1 s-1). Pada titik ini, setiap penumbukkan enzim dengan substratnya akan menyebabkan katalisis, dan laju pembentukan produk tidak dibatasi oleh laju reaksi, melainkan oleh laju difusi. Enzim dengan sifat demikian disebut secara katalitik sempurna ataupun secara kinetika sempurna. Contoh enzim yang memiliki sifat seperti ini adalah karbonat anhidrase, asetilkolinesterase, katalase, fumarase, β-laktamase, dan superoksida dismutase.

Kinetika Michaelis-Menten bergantung pada hukum aksi massa, yang diturunkan berdasarkan asumsi difusi bebas dan pertumbukan acak yang didorong secara termodinamik. Namun, banyak proses-proses biokimia dan selular yang menyimpang dari kondisi ideal ini, disebabkan oleh kesesakan makromolekuler (macromolecular crowding), perpisahan fase enzim/substrat/produk, dan pergerakan molekul secara satu atau dua dimensi.[48] Pada situasi seperti ini, kinetika Michaelis-Menten fraktal dapat diterapkan.[49][50][51][52]

Beberapa enzim beroperasi dengan kinetika yang lebih cepat daripada laju difusi. Hal ini tampaknya sangat tidak mungkin. Beberapa mekanisme telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Beberapa protein dipercayai mempercepat katalisis dengan menarik substratnya dan melakukan pra-orientasi substrat menggunakan medan listrik dipolar. Model lainnya menggunakan penjelasan penerowongan kuantum mekanika, walaupun penjelasan ini masih kontroversial.[53][54] Penerowongan kuantum untuk proton telah terpantau pada triptamina.[55]

Page 13: Enzim1 111

Inhibisi

Inhibitor kompetitif mengikat enzim secara reversibel, menghalangi pengikatan substrat. Di lain pihak, pengikatn substrat juga menghalangi pengikatan inhibitor. Substrat dan inhibitor berkompetisi satu sama lainnya.

Page 14: Enzim1 111

Jenis-jenis inihibisi. Klasifikasi ini diperkenalkan oleh W.W. Cleland.[56]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inhibitor enzim

Laju reaksi enzim dapat diturunkan menggunakan berbagai jenis inhibitor enzim.

Inhibisi kompetitif

Pada inihibisi kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Sebagai contoh, metotreksat adalah inihibitor kompetitif untuk enzim dihidrofolat reduktase. Kemiripan antara struktur asam folat dengan obat ini ditunjukkan oleh gambar di samping bawah. Perhatikan bahwa pengikatan inhibitor tidaklah perlu terjadi pada tapak pengikatan substrat apabila pengikatan inihibitor mengubah konformasi enzim, sehingga menghalangi pengikatan substrat. Pada inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun memerlukan konsentrasi substrat yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga meningkatkan Km.

Page 15: Enzim1 111

Inhibisi tak kompetitif

Pada inhibisi tak kompetitif, inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim bebas, namun hanya dapat dengan komples ES. Kompleks EIS yang terbentuk kemudian menjadi tidak aktif. Jenis inhibisi ini sangat jarang, namun dapat terjadi pada enzim-enzim multimerik.

Inhibisi non-kompetitif

Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama substrat berikatan dengan enzim. Baik kompleks EI dan EIS tidak aktif. Karena inhibitor tidak dapat dilawan dengan peningkatan konsentrasi substrat, Vmax reaksi berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, Km tetaplah sama.

Inhibisi campuran

Inhibisis jenis ini mirip dengan inhibisi non-kompetitif, kecuali kompleks EIS memiliki aktivitas enzimatik residual.

Pada banyak organisme, inhibitor dapat merupakan bagian dari mekanisme umpan balik. Jika enzim memproduksi terlalu banyak produk, produk tersebut dapat berperan sebagai inhibitor bagi enzim tersebut. Hal ini akan menyebabkan produksi produk melambat atau berhenti. Bentuk umpan balik ini adalah umpan balik negatif. Enzim memiliki bentuk regulasi seperti ini sering kali multimerik dan mempunyai tapak ikat alosterik. Kurva substrat/kelajuan enzim ini tidak berbentuk hiperbola melainkan berbentuk S.

Koenzim asam folat (kiri) dan obat anti kanker metotreksat (kanan) memiliki struktur yang sangat mirip. Oleh sebab itu, metotreksat adalah inhibitor kompetitif bagi enzim yang menggunukan folat.

Inhibitor ireversibel bereaksi dengan enzim dan membentuk aduk dengan protein. Inaktivasi ini bersifat ireversible. Inhibitor seperti ini contohnya efloritina, obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh protozoa African trypanosomiasis.[57] Penisilin dan Aspirin juga bekerja dengan cara yang sama. Senyawa obat ini terikat pada tapak aktif, dan enzim kemudian mengubah inhibitor menjadi bentuk aktif yang bereaksi secara ireversibel dengan satu atau lebih residu asam amino.

Kegunaan inhibitor

Page 16: Enzim1 111

Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, inhibitor sering digunakan sebagai obat. Contohnya adalah inhibitor yang digunakan sebagai obat aspirin. Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradangan prostaglandin, sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun, banyak pula inhibitor enzim lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida yang merupakan inhibitor enzim ireversibel, akan bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c oksidase dan memblok pernapasan sel.[58]

Fungsi biologis

Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh organisme hidup. Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali melalui enzim kinase dan fosfatase.[59] Enzim juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh, dengan miosin menghidrolisis ATP untuk menghasilkan kontraksi otot.[60] ATPase lainnya dalam membran sel umumnya adalah pompa ion yang terlibat dalam transpor aktif. Enzim juga terlibat dalam fungs-fungsi yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya pada kunang-kunang.[61] Virus juga mengandung enzim yang dapat menyerang sel, misalnya HIV integrase dan transkriptase balik.

Salah satu fungsi penting enzim adalah pada sistem pencernaan hewan. Enzim seperti amilase dan protease memecah molekul yang besar (seperti pati dan protein) menjadi molekul yang kecil, sehingga dapat diserap oleh usus. Molekul pati, sebagai contohnya, terlalu besar untuk diserap oleh usus, namun enzim akan menghidrolisis rantai pati menjadi molekul kecil seperti maltosa, yang akan dihidrolisis lebih jauh menjadi glukosa, sehingga dapat diserap. Enzim-enzim yang berbeda, mencerna zat-zat makanan yang berbeda pula. Pada hewan pemamah biak, mikroorganisme dalam perut hewan tersebut menghasilkan enzim selulase yang dapat mengurai sel dinding selulosa tanaman.[62]

Beberapa enzim dapat bekerja bersama dalam urutan tertentu, dan menghasilan lintasan metabolisme. Dalam lintasan metabolisme, satu enzim akan membawa produk enzim lainnya sebagai substrat. Setelah reaksi katalitik terjadi, produk kemudian dihantarkan ke enzim lainnya. Kadang-kadang lebih dari satu enzim dapat mengatalisasi reaksi yang sama secara bersamaan.

Enzim menentukan langkah-langkah apa saja yang terjadi dalam lintasan metabolisme ini. Tanpa enzim, metabolisme tidak akan berjalan melalui langkah yang teratur ataupun tidak akan berjalan dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sel. Dan sebenarnya, lintasan metabolisme seperti glikolisis tidak akan dapat terjadi tanpa enzim. Glukosa, contohnya, dapat bereaksi secara langsung dengan ATP, dan menjadi terfosforliasi pada karbon-karbonnya secara acak. Tanpa keberadaan enzim, proses ini berjalan dengan sangat lambat. Namun, jika heksokinase ditambahkan, reaksi ini tetap berjalan, namun fosforilasi pada karbon 6 akan terjadi dengan sangat cepat, sedemikiannya produk glukosa-6-fosfat ditemukan sebagai produk utama. Oleh karena itu, jaringan lintasan metabolisme dalam tiap-tiap sel bergantung pada kumpulan enzim fungsional yang terdapat dalam sel tersebut.

Kontrol aktivitas

Page 17: Enzim1 111

Terdapat lima cara utama aktivitas enzim dikontrol dalam sel.

1. Produksi enzim (transkripsi dan translasi gen enzim) dapat ditingkatkan atau diturunkan bergantung pada respon sel terhadap perubahan lingkungan. Bentuk regulase gen ini disebut induksi dan inhibisi enzim. Sebagai contohnya, bakteri dapat menjadi resistan terhadap antibiotik seperti penisilin karena enzim yang disebut beta-laktamase menginduksi hidrolisis cincin beta-laktam penisilin. Contoh lainnya adalah enzim dalam hati yang disebut sitokrom P450 oksidase yang penting dalam metabolisme obat. Induksi atau inhibisi enzim ini dapat mengakibatkan interaksi obat.

2. Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metabolisme yang berbeda-beda yang terjadi dalam kompartemen sel yang berbeda. Sebagai contoh, asam lemak disintesis oleh sekelompok enzim dalam sitosol, retikulum endoplasma, dan aparat golgi, dan digunakan oleh sekelompok enzim lainnya sebagai sumber energi dalam mitokondria melalui β-oksidasi.[63]

3. Enzim dapat diregulasi oleh inhibitor dan aktivator. Contohnya, produk akhir lintasan metabolisme seringkali merupakan inhibitor enzim pertama yang terlibat dalam lintasan metabolisme, sehingga ia dapat meregulasi jumlah produk akhir lintasan metabolisme tersebut. Mekanisme regulasi seperti ini disebut umpan balik negatif karena jumlah produk akhir diatur oleh konsentrasi produk itu sendiri. Mekanisme umpan balik negatif dapat secara efektif mengatur laju sintesis zat antara metabolit tergantung pada kebutuhan sel. Hal ini membantu alokasi bahan zat dan energi secara ekonomis dan menghindari pembuatan produk akhir yang berlebihan. Kontrol aksi enzimatik membantu menjaga homeostasis organisme hidup.

4. Enzim dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Ia dapat meliputi fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya, sebagai respon terhadap insulin, fosforilasi banyak enzim termasuk glikogen sintase membantu mengontrol sintesis ataupun degradasi glikogen dan mengijinkan sel merespon terhadap perubahan kadar gula dalam darah.[64] Contoh lain modifikasi pasca-translasional adalah pembelahan rantai polipeptida. Kimotripsin yang merupakan protease pencernaan diproduksi dalam keadaan tidak aktif sebagai kimotripsinogen di pankreas. Ia kemudian ditranspor ke dalam perut di mana ia diaktivasi. Hal ini menghalangi enzim mencerna pankreas dan jaringan lainnya sebelum ia memasuki perut. Jenis prekursor tak aktif ini dikenal sebagai zimogen.

5. Beberapa enzim dapat menjadi aktif ketika berada pada lingkungan yang berbeda. Contohnya, hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif dikarenakan kondisi asam lingkungan. Hal ini terjadi ketika virus terbawa ke dalam sel inang dan memasuki lisosom.[65]

Keterlibatan dalam penyakit

Page 18: Enzim1 111

Fenilalanina hidroksilase. Sumber: PDB 1KW0

Oleh karena kontrol aktivitas enzim yang ketat diperlukan untuk menjaga homeostasis, malafungsi (mutasi, kelebihan produksi, kekurangan produksi ataupun delesi) enzim tunggal yang penting dapat menyebabkan penyakit genetik. Pentingnya enzim ditunjukkan oleh fakta bahwa penyakit-penyakit mematikan dapat disebabkan oleh hanya mala fungsi satu enzim dari ribuan enzim yang ada dalam tubuh kita.

Salah satu contohnya adalah fenilketonuria. Mutasi asam amino tunggal pada enzim fenilalania hidroksilase yang mengatalisis langkah pertama degradasi fenilalanina mengakibatkan penumpukkan fenilalanina dan senyawa terkait. Hal ini dapat menyebabkan keterbelakangan mental jika ia tidak diobati.[66]

Contoh lainnya adalah mutasi silsilah nutfah (germline mutation) pada gen yang mengkode enzim reparasi DNA. Ia dapat menyebakan sindrom penyakit kanker keturunan seperti xeroderma pigmentosum. Kerusakan ada enzim ini dapat menyebabkan kanker karena kemampuan tubuh memperbaiki mutasi pada genom menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan akumulasi mutasi dan mengakibatkan berkembangnya berbagai jenis kanker pada penderita

VitaminDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Gaya penulisan artikel atau bagian ini tidak atau kurang cocok untuk Wikipedia.Silakan lihat halaman pembicaraan. Lihat juga panduan menulis artikel yang lebih baik.

Page 19: Enzim1 111

Buah-buahan sebagai sumber vitamin bagi tubuh.

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap [[organism e]],[1] yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.

Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.[2] Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.[3]

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).[3] Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.[3]

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.[3] Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.[2] Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.[4] Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.[5]

Daftar isi

1 Sejarah o 1.1 Era penyembuhan empiris o 1.2 Era karakterisasi defisiensi o 1.3 Masa keemasan

Page 20: Enzim1 111

o 1.4 Era karakterisasi fungsi dan produksi o 1.5 Era penemuan nilai kesehatan vitamin

2 Berbagai vitamin o 2.1 Vitamin A o 2.2 Vitamin B o 2.3 Vitamin B1 o 2.4 Vitamin B2 o 2.5 Vitamin B3 o 2.6 Vitamin B5 o 2.7 Vitamin B6 o 2.8 Vitamin B12 o 2.9 Vitamin C o 2.10 Vitamin D o 2.11 Vitamin E o 2.12 Vitamin K

3 Senyawa serupa vitamin 4 Vitamin sebagai antioksidan 5 Vitamin dan penuaan tubuh 6 Lihat pula 7 Catatan kaki 8 Pranala luar

Sejarah

Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting.[6] Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Era penyembuhan empiris

Era pertama dimulai pada sekitar tahun 1500-1570 sebelum masehi.[6] Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati yang kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari. Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A.[2] Walau pada masa tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit kerabunan tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan empiris (berdasarkan pengalaman).[7]

Page 21: Enzim1 111

Christiaan Eijkman, salah satu tokoh penting dalam sejarah penemuan vitamin.

Era karakterisasi defisiensi

Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun 1890-an.[7] Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan penelitian mengenai penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian memulai era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia.[6] Penelitian mereka terfokus pada pengamatan penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor).[8] Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan dapat mencegah peradangan saraf (neuritis) untuk pertama kalinya.[9] Dr. Casimir juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari sekam beras yang diyakini memiliki aktivitas antiberi-beri pada tahun berikutnya. Pada saat itulah (dan untuk pertama kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa aktif hasil temuannya tersebut dengan istilah vitamine (vital dan amines). Pemberian nama amines pada senyawa vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki gugus amina (amine). Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti menjadi vitamin (dengan penghilangan akhiran huruf "e") pada tahun 1920.[10] vitamin tidak dapat diproduksi mamusia

Masa keemasan

Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya.[7] Pada masa tersebut, terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan vitamin jenis baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, dan síntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah vitamin ini dikenal dengan masa keemasan (golden age).[7] Banyak penelti yang mendapatkan hadiah nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir Walter N. Hawort mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C pada tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam di bidang Fisiologi - Pengobatan pada tahun 1943 atas penemuannya terhadap vitamin K.[11] Fritz A Litmann juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai penemuan koenzim A dan perannya di dalam metabolisme tubuh.[11]

Page 22: Enzim1 111

Tadeus Reichstein, seorang ahli kimia yang berhasil memproduksi vitamin C secara massal untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Era karakterisasi fungsi dan produksi

Era keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, dan produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah.[7] Pada tahun 1930-an, para peneliti menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian dari “enzim kuning”. Vitamin B2 ini sendiri diperoleh dari ekstrak ragi.[12] Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia. Produksi masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini. Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus Reichstein pada tahun 1933, vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga yang relatif murah sehingga terjangkau bagi khalayak ramai.[13] Vitamin C yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan, penelitian, dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein mendapatkan nobel di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1950.[14]

Era penemuan nilai kesehatan vitamin

Hanya dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin keempat, perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh.[7] Masa ini dimulai pada tahun 1955 ketika Rudolf Altschul menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.[15] Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.[16]

Berbagai vitamin

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak.[17] Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan

Page 23: Enzim1 111

di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.[17]

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin.[18] Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.

Vitamin A

Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.[17] Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung Vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).[1]

Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh.[1] Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan.[19] Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit.[1]

Sayur-sayuran hijau dan kacang-kacangan sebagai sumber vitamin A dan vitamin B yang tinggi.

Vitamin B

Page 24: Enzim1 111

Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas.[18] Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.[19]

Vitamin B1

Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.[17] Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.[1]

Vitamin B2

Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia.[1] Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.[6] Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.

Vitamin B3

Page 25: Enzim1 111

Beri-beri, penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1

Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein.[20] Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.[20] Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan.[17] Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.[19]

Vitamin B5

Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.[6] Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. [20] Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.[1]

Vitamin B6

Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.[20][6] Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.[20] Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah

Page 26: Enzim1 111

didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.[19]

Vitamin B12

Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini.[20] Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.[6] Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.[1]

Vitamin C

Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang tinggi.

Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. [21] Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.[22] Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.[21] Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.[21]

Vitamin D

Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang

Page 27: Enzim1 111

paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang.[23] Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.[24] Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.[1] Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan.[17]

Vitamin E

Struktur molekul vitamin E

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.[19]

Vitamin K

Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.[25] Oleh karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.[17]

Berikut adalah senyawa-senyawa yang tergolong vitamin alami.

Tahun penemuan vitamin alami dan sumbernyaTahun penemuan Vitamin Nama biokimia Ditemukan di1909 Vitamin A Retinol Wortel1912 Vitamin B1 Tiamin Susu1912 Vitamin C Asam askorbat Jeruk sitrun1918 Vitamin D Kalsiferol Keju

Page 28: Enzim1 111

1920 Vitamin B2 Riboflavin Telur1922 Vitamin E Tokoferol Minyak mata bulir gandum,1926 Vitamin B12 Sianokobalamin Telur1929 Vitamin K Filokuinona Kuning telur1931 Vitamin B5 Asam pantotenat Susu1931 Vitamin B7 Biotin Hati1934 Vitamin B6 Piridoksin Kacang1936 Vitamin B3 Niasin Ragi1941 Vitamin B9 Asam folat Hati

Senyawa serupa vitamin

Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh kontribusi vitamin B, C, dan E, serta asam para-aminobenzoat

Selain vitamin, tubuh juga memproduksi senyawa lain yang juga berperan dalam kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Senyawa ini memiliki karakteristik dan aktivitas yang mirip dengan vitamin sehingga seringkali disebut dengan istilah senyawa serupa vitamin ({{lang-en|vitamin like substances).[26] Perbedaan utamanya dengan vitamin adalah senyawa ini diproduksi tubuh dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa senyawa ini pernah diklasifikasikan ke dalam kelompok vitamin B kompleks karena kemiripan fungsi dan sumber makanannya. Akan tetapi, secara umum peranan senyawa serupa vitamin ini tidaklah sepenting vitamin.[27]

Kolina merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin. Senyawa ini dapat ditemukan di setiap sel mahluk hidup dan berperan dalam pengaturan sistem saraf yang baik dan beberapa metabolisme sel.[28] Mioinositol (myoinositol) juga termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin yang larut dalam air.[29] Peranannya dalam tubuh secara spesifik belum diketahui. Contoh lain dari senyawa serupa vitamin ini adalah asam para-aminobenzoat (4-aminobenzoic acid, PABA) yang berperan sebagai senyawa antioksidan dan penyusun sel darah merah. Karnitina merupakan senyawa lain yang berperan dalam sistem transportasi asam lemak dan pembentukkan otot tubuh.[28]

Vitamin sebagai antioksidan

Page 29: Enzim1 111

Semua jenis kehidupan di bumi memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Untuk menghasilkan energi ini, makhluk hidup memerlukan bantuan berbagai substansi, salah satunya adalah oksigen. Oksigen terlibat secara langsung dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Sebagai produk sampingannya, oksigen dilepaskan dalam bentuk yang tidak stabil. Molekul inilah yang dikenal dengan nama radikal bebas (free radicals).[30] Oksigen yang tidak stabil memiliki elektron bebas yang tidak berpasangan sehingga bersifat reaktif. Kereaktifan oksigen ini sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengoksidasi dan merusak DNA, protein, karbohidrat, asam lemak, dan membran sel di dalam tubuh. Sumber radikal bebas lainnya adalah asap rokok, polusi lingkungan, dan sinar ultraviolet.[31]

Asap rokok, salah satu sumber radikal bebas yang dapat merusak jaringan tubuh, terutama paru-paru.

Tubuh memiliki beberapa mekanisme pertahanan terhadap senyawa radikal bebas ini untuk menetralkan efek negatifnya. Kebanyakan diantaranya adalah senyawa antioksidan alami, seperti enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan sendiri berarti senyawa yang dapat mencegah terjadinya peristiwa oksidasi atau reaksi kimia lain yang melibatkan molekul oksigen (O2).[32] Senyawa lain yang juga dapat berperan sebagai antioksidan adalah glutation, CoQ10, dan gugus tiol pada protein, serta vitamin.[33] Beberapa jenis vitamin telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Contoh vitamin yang banyak berperan sebagai senyawa antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan vitamin E.[6]

Vitamin E dapat membantu melindungi tubuh dari oksidasi senyawa radikal bebas.[33] Vitamin ini juga mampu bekerja dalam kondisi kadar senyawa radikal bebas yang tinggi sehingga mampu dengan efisien dan efektif menekan reaksi perusakan jaringan di dalam tubuh melalui proses oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu jenis vitamin lagi yang juga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu vitamin C. Vitamin ini berinteraksi dengan senyawa radikal bebas di bagian cairan sel. Selain itu, vitamin C juga dapat memulihkan kondisi tubuh akibat adanya reaksi oksidasi dari berbagai senyawa berbahaya.[33]

Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh menjadi sangat berlebih dan tidak lagi dapat diantisipasi oleh senyawa antioksidan maka akan timbul berbagai penyakit kronis, seperti kanker, arterosklerosis, penyakit jantung, katarak, alzhemeir, dan rematik.[30] Bagi orang yang memiliki sejarah penyakit kronis tersebut dalam garis keturunannya, dianjurkan untuk mengonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E sebagai sumber senyawa antioksidan. Selain itu, suplemen makanan juga dapat turut membantu mengatasi masalah tersebut.

Page 30: Enzim1 111

Vitamin dan penuaan tubuh

Struktur mitokondria, salah satu organel sel penghasil energi bagi tubuh

Penuaan tubuh merupakan hasil akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan jaringan tubuh dapat diperbaiki melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal dengan istilah mitosis.[34] Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi dapat diperbaharui, melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan penuaan pada tubuh.[33] Senyawa radikal bebas merupakan salah satu agen yang berkontribusi besar dalam peristiwa ini.

Mitokondria merupakan salah satu organel sel yang paling rentan mengalami kerusakan oleh senyawa oksigen reaktif (radikal bebas). Hal ini terkait dengan banyaknya reaksi pelepasan oksigen bebas di dalam organel ini yang merupakan pusat metabolisme energi tubuh.[30] Banyak penelitian telah membuktikan bahwa tingkat kerusakan mitokondria ini berhubungan langsung dengan proses penuaan tubuh atau panjangnya umur suatu makhluk hidup. Selain itu, kerusakan DNA akibat reaksi oksidasi oleh radikal bebas juga turut berperan besar dalam peristiwa ini.[30] Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu senyawa untuk menekan efek perusakan oleh radikal bebas.

Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh best bodybuilding supplements oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif.[35] Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang.

Kemoterapi

2.1 Pengertian dan Sejarah Kemoterapi Kemoterapi dapat didefinisikan sebagai obat – obatan kimiawi yang digunakan untuk memberantas penyakit infeksi akibat mikroorganisme seperti bakteri, fungi, virus, dan protozoa (plasmodium, amuba, trichomonas dll), juga terhadap infeksi oleh cacing tanpa merusak tuan rumahnya. Obat – obatan tersebut berkasiat memusnahkan parasit tanpa merusak jaringan.

Page 31: Enzim1 111

Pustaka kuno menguraikan sediaan kemoterapi zama dulu, tetapi banyak diantaranya merupakan obat yang tak berguna yang disertai dengan takhyul dan sihir. Namun, beberapa dari senyawa itu ternyata mempunyai nilai menurut proses coba – coba selama bertahun – tahun. Sejak jaman purbakala, orang kuno telah mempraktekkan fitoterapi (phytos yang artinya tanaman) dengan jalan mencoba – coba. Orang yunani dan aztec di meksiko menggunakan masing – masing pakis pria (Filix mas) dan minyak chenopodi untuk membasmi cacing dalam usus. Orang hindu sudah beribu–ribu tahun lalu mengobati lepra dengan minyak chaulmogra dan di cina serta di pulau mentawai sumatra barat sejak dahulu kala borok ditangani dengan jamur – jamur tertentu sebagai pelopor antibiotika. Orang cina dan vietnam sejak dua ribu tahun lalu menggunakan tanaman qinghaosu yang mengandung artesiminin untuk mengobati malaria, sedangkan suku – suku indian di amerika selatan memanfaatkan kulit pohon kina. Pada abad ke-16, air raksa mulai digunakan sebagai kemoterapeutika pertama terhadap sifilis. Kemoterapi modern mulai berkembang pada akhir abad ke-19. Saat itu, peneliti dr Robert Koch dan dr Louis Pasteur membuktikan bahwa banyak penyakit diakibatkan oleh bakteri dan protozoa. Dr Paul Ehrlich adalah sarjana pertama yang melontarkan konsepsi dan istilah kemoterapi dan indeks terapi. Pada penelitiannya dengan jaringan dan bakteri yang diwarnai dengan anilin dan metilenbiru, ia menemukan khasiat bakterizid dari zat – zat tersebut. Pada tahun 1891, ia berhasil menyembuhkan binatang yang telah terinfeksi parasit malaria dengan metilenbiru. Dan, pada tahun 1907, ditemukan obat anti spirokheta arsfenamin (salvarsan) yang merupakan obat standar sifilis pada waktu itu sampai kemudian terdesak oleh ditemukannya penisilin. Kemoterapeutika penting yang disintesa atas dasar zat – zat warna adalah obat malaria pamaquin dan mepakrin (1930). Dengan penemuan sulfonamida (1935) kemungkinan terapi yang ada hingga saat itu hanya terbatas pada infeksi protozoa dan spirokheta sangat diperluar dengan adanya bakteri lain. Antara lain, banyak penyebab penyakit fatal seperti radang selaput otak (meningitis) dan radang paru – paru (pneumonia) mulai dapat ditanggulangi dan disembuhkan dengan terapi sistemis, yakni melalui peredaran darah. Titik – titik puncak dalam perkembangan selanjutnya, yang membuka babak baru dalam pengobatan sistemis penyakit infeksi adalah diintroduksinya penisilin (1941) dengan khasiat dan toksisitas sangat selektif. Antibiotikum pertama diusul oleh banyak antibiotika lain, seperti kloramfenikol dan kelompok cefalosporin, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, polipeptida, linkomisin, dan rafimisin. Selain sulfonamida, dikembangkan juga kemoterapeutika sintesis, seperti senyawa nitrofuran (1944), asam nalidiksat (1962), serta turunannya (fluorkinolon, 1985), dan obat – obatan protozoa (kloroquin, proguanil, metronidazol, dll). Dewasa ini banyak zat antimikroba baru telah diperkembangkan, yang mampu menyembuhkan hampir semua infeksi mikroba, kecuali infeksi dengan kebanyakan virus.

2.2 Jenis-Jenis Kemoterapi2.2.1 Antibiotika Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios = hidup. Antibiotika merupakan zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil. Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh Profesor Howard W. Florey dan Dr. Ernst B. Chain.

Page 32: Enzim1 111

Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Beberapa cara telah digunakan secara luas untuk mengisolasi organisme penghasil antibiotik yang berasal dari berbagai tempat alami. Pada satu cara yang paling sederhana, tanah dari kebun atau lapangan biasa disuspensikan dalam air steril kemudian diinokulasikan di atas permukaan pelat agar nutrisi yang steril. Sejumlah besar koloni mikroba biasanya akan ditemukan setelah beberapa hari diinkubasi dalam temperatur kamar. Beberapa dari mikroorganisme ini memproduksi antibiotik dan menghambat pertumbuhan organisme lainnya pada pelat tersebut. Hal ini menghasilkan suatu daerah jernih di sekitar koloni yang memproduksi antibiotik, yang kemudian dipilih untuk penelitian lebih lanjut. Selain antibiotik yang dapat diperoleh secara alami, antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis atau semi sintetis. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki antibiotik sehingga dapat digunakan sebagai obat kemoterapi yaitu:1) aktivitas spesifik yang tinggi sehingga hanya sejumlah kecil antibiotik yang diperlukan untuk menghambat infeksi organisme2) peredaran dalam tubuh yang cukup cepat dan eksresi setelah waktu tertentu3) jarang terjadi efek samping yang tidak dikehendaki dan efek ini harus terpulihkan4) dapat diberikan dengan pengobatan lain yang mungkin harus diterima oleh pasien5) potensi anti bakteri yang cukup sehingga mikroorganisme yang resisten tidak akan terbentuk selama pengobatan6) kesesuaian yang memungkinkan penggunaan dalam berbagai bentuk sediaan, termasuk pemberian secara oral7) stabil secara kimia pada waktu diproses menjadi produk yang murni dan dalam bentuk sediaan8) ketersediaannya dengan harga yang cukup rendah Meskipun hanya sedikit antibiotik yang memiliki semua sifat diatas, beberapa hampir mempunyai sifat tersebut. Ampisilin mempunyai aktivitas spesifik cukup tinggi, beredar cepat dalam tubuh bila diberikan secara oral, cukup stabil dalam pembuatan dan sediaan, serta relatif tidak mahal. Namun, berdasarkan data yang diperoleh, sekitar 8% orang di Amerika yang sensitif terhadap Penisilin G juga sensitif terhadap Ampisilin dan hal ini merupakan langkah mundur utama dalam penggunaannya. Di lain pihak, beberapa antibiotik yang tidak mampu memenuhi sebagian besar persyaratan di atas masih digunakan secara klinik karena tidak ada alternatif lain yang baik. Termasuk diantaranya daktinomisin, kromomisin A3, dan mitramisin yang digunakan untuk pengobatan kanker. Mekanisme kerja Antibiotika Mekanisme kerja antibiotika antara lain :1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosis dari plasma, akhirnya sel akan pecah (penisilin dan sefalosporin)2. Menghambat sintesis membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok polipeptida)3. Menghambat sintesis protein sel, akibatnya metabolisme sel terganggu serta sel tidak terbentuk sempurna (kloramfenikol, tetrasiklin)4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel tidak dapat berkembang (rifampisin)

Page 33: Enzim1 111

Efek samping penggunaan antibiotikaPenggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat

menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:1. Sensitasi / hipersensitifBanyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi hipersensitif atau alergi seperti gatal-gatal, kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi shock, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang rentan hipersensitif tidak diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).2. Resistensi Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.3. Super infeksiYaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus, saluran pernafasan dan urogenital.Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik, obat yang menekan sistem kekebalan tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya, anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.

Penggolongan antibiotika berdasar aktivitasnya Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas:1. Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum)Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif)2. Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif.Contohnya ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenicol.

Kelompok antibiotika Beberapa kelompok antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit di masyarakat yaitu:1. Golongan Penisilin Antibiotik pertama yang ditemukan dari Alexander Fleming tahun 1928 di London yang satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey untuk penggunaan sistemik dengan

Page 34: Enzim1 111

menggunakan biakan Penisilium notatum. Akibat kebutuhan penisilin dalam jumlah besar pada saat perang dunia II, kemudian digunakan Penisilium chrysogenum yang dapat menghasilkan Penisilin lebih banyak. Penisilin termasuk antibiotik golongan betalaktam karena mempunyai rumus bangun dengan struktur seperti cincin ?-lactam yang merupakan syarat mutlak untuk menunjukan khasiatnya. Jika cincin menjadi terbuka misalnya oleh enzym ? lactamase (penisilinase) maka khasiat anti bakteri (aktivitas) antibiotik penisilin menjadi lenyap.

Mekanisme kerja:Penisilin merintangi/menghambat pembentukan/sintesis dinding sel bakteri sehingga bila

sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma atau air yang terserap melalui osmosis akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi mati.Resistensi:

Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan Stafilococcus dan Eschericia coli menjadi resisten terhadap penisilin. Resistensi bakteri ini terbentuk dengan cara membentuk enzim ?-lactamase yang pembentukannya dikode dalam plasmid. Sebelumnya hanya bakteri Stafilococcus dan Eschericia coli yang memiliki kemampuan tersebut namun gen dari bakteri tersebut ditransfer ke bakteri lain dengan mekanisme seksual sehingga banyak bakteri telah memiliki kemampuan ini dan resistensi telah disebarluaskan dengan cepat. Efek samping:

Efek samping yang sering timbul akibat pemakaian antibiotik penisilin yaitu reaksi alergi karena hipersensitif. Reaksi alergi terhadap terapi penisilin disebabkan oleh terbentuknya protein asing dalam tubuh yang bersifat antigenic. Protein serum diasilasi oleh penisilin dan hasilnya yang berupa protein penisiloil adalah suatu zat antigenik yang menyebabkan produksi antibody bersangkutan. Apabila seorang pasien yang telah diobati dengan penisilin menunjukkan gejala respon alergi, dapat diberikan suntikan penisilinase yang dimurnikan, yang akan menghancurkan antibiotik dengan jalan mengubahnya menjadi asam penisiloat.Derivat (turunan) Penisilin

Berdasarkan perkembangannya, terbentuk derivat-derivat penisilin seperti di bawah ini :a. Penisilin spektrum sempit :1) Benzil penisilin = Penisilin GTidak tahan asam lambung, sehingga pemberian secara oral akan diuraikan oleh asam lambung, karena itu penggunaannya secara injeksi atau infus intra vena.2) Penisilin V = Fenoksimetil PenisilinPenisilin ini tahan asam lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum makan.3) Penisilin tahan PenisilinaseDerivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tapi aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G dan penisilin V. Umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin.Kombinasi kloksasilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat, efektif terhadap E. coli, H. influenza dan Staphylococcus aureus. Asam klavulanat adalah senyawa ?-lactam dari hasil fermentasi Streptomyces clavuligerus.b. Penisilin spektrum luas:1) Ampisilin

Page 35: Enzim1 111

Spektrum kerjanya meliputi banyak kuman gram positif dan gram negatif yang tidak peka terhadap penisilin-G. Khasiatnya terhadap kuman-kuman gram positif lebih ringan daripada penisilin-penisilin spektrum sempit. Banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau peradangan pada saluran pernafasan (bronkitis), saluran penceranaan (desentri), dan infeksi saluran kemih.2) AmoksilinSpektrum kerjanya sama dengan ampisilin, tetapi absorbsinya lebih cepat dan lengkap. Banyak digunakan terutama pada bronkitis menahun dan infeksi saluran kemih.Obat Generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping.1. Benzil Penisilin (Penisilin G).IndikasiInfeksi tenggorokan, otitis media, streptococus endo karditis, meningo kokus, meningitis, pnemonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki.Kontra indikasiHipersensitivitas (alergi) terhadap penisilinEfek sampingReaksi alergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare.SediaanBenzatin Penisilin G (generik) Injeksi2. Fenoksi Metil Penisilin (Penisilin V)

IndikasiTonsilitis, otitis media, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus.Kontra indikasi dan efek samping sama dengan Benzil Penisilin.SediaanPhenoxymethyl Penicillin (generik), tablet 250mg, 500mg.3. Ampisilin

IndikasiInfeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis, gonorrhoe.Kontra indikasiHipersensitif terhadap penisilinEfek sampingMual,diare, ruam, kadang-kadang kolitis SediaanAmpisilin (generik) Kapsul 250mg, Kaptab 500mg serbuk injeksi, sirup kering.Cara penyimpananDalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 25o C4. Amoksisilin

Indikasi(lihat ampisilin), juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi tambahan Kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin.SediaanAmoksisilin (generik), kapsul 250 mg, kaptab 500mg, serbuk injeksi , sirup kering.Cara penyimpananDalam botol tertutup rapat.5. Co Amoksiklav (amoksisilin-asam klavulanat).Kontra Indikasi dan Efek Samping sama dengan ampisilin.

Page 36: Enzim1 111

SediaanCoamoksiklav (generik), kaptab Spesialite obat-obat penisilin. NOGENERIKDAGANGPABRIK1BenzilpenisilinProkain Penisilin G MeijiMeiji IndonesiaPanadur LASunthi Sepuri2Penisilin VFenocinDumex Alpharma IndonesiaOspenNovartis Indonesia3KloksasilinIkacloxIkapharmindo4AmpicillinumPenbritinBeechamOmnipenWyethViccilinMeiji5AmoksisillinAmoxilBeecham(Amoxicillinum)TopcillinDankosOspamoxBiochemi6Co-AmoxyclavAugmentinBeechamClavamoxKalbe Farma

Page 37: Enzim1 111

2. Golongan Sefalosforin Sefalosporin diperoleh dari biakan Cephalosporinum acremonium. Seperti halnya penisilin, daya antimikrobanya terletak pada cincin ? lactam, dengan mekanisme kerja berdasarkan perintangan sintesis dinding sel. Walaupun aktivitasnya luas, namun sefalosporin bukan merupakan obat pilihan pertama untuk penyakit manapun, karena masih terdapat obat – obat lain yang kurang lebih sama khasiatnya dan jauh lebih murah harganya. Efek samping yang terpenting pada penggunaan oral berupa gangguan lambung-usus dan reaksi reaksi alergi seperti penisilin, yakni rash, urticaria, anafilaksis. Alergi silang sering terjadi dengan derivat penisilin. Mekanisme kerja:

Bersifat bakterisida dengan spektrum kerja luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif, termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus. Sefalosporin resisten terhadap asam penghidrolisis dari penisilanase dan kemampuannya relatif rendah untuk mengikat serum.Obat Generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping1. SefaklorIndikasiInfeksi bakteri gram positif dan gram negatifKontra indikasihipersensitiv terhadap sefalosporin, porfiriaEfek sampingdiare dan kolitis, mual muntah, sakit kepala SediaanCefaclor (generik) kapsul 250mg, 500mg2. SefadroksilIndikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaanCefadroksil (generik), kapsul 250mg, 500mg, sirup kering.3. SefotaksimIndikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaanCefotaxime (generik) serbuk inj4. SeftazidimIndikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaanCeftazidime (generik) serbuk injeksi5. SeftriaksonIndikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaanCeftriaxone (generik) serbuk injeksi.6. SefuroksimIndikasiProfilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadap Haemophilus. influenzae, dan N.gonorrhoeae.Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaan

Page 38: Enzim1 111

Cefuroxime (generik) serbuk injeksi.7. SefaleksinIndikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaanCephalexin (generik) kapsul 250 mg, 500mg8. SefradinIndikasiProfilaksis bedah (lihat sefaklor).Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaanCephradin (generik) kaps 250mg, 500mg, sirup kering.9. SefazolinIndikasiProfilaksis bedah (lihat sefaklor).Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklorSediaanSefazolin (generik), serbuk injSpesialite obat-obat golongan sefalosporin.NOGENERIK dan LATINDAGANGPABRIKSefadroksilDuricefBristol-Myers SquibCefatSanbe FarmaSefotaksimClaforanHoechstClacefDexamedicaSefaleksin(Cephalexinum)TepaxinTakedaCefabioticBernofarmOspexinNovartisSeftriaxoneRocephinRocheSefradin(Cephadrinum)VelocefBristol-Myers SquibCeficin

Page 39: Enzim1 111

Kalbe FarmaSefazolinCefacidalSquibSefaklorCeclorTempoCloracefEthicaSefuroksimCefuroxPrafaKalcefKalbe FarmaZinnatGlaxo WellcomeSeftazidimCeftumDexamedica

3. Golongan Aminoglikosida Golongan ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram negatif. Tahun 1943 berhasil diisolasi suatu turunan Streptomyces griseus yang menghasilkan streptomisin, yang aktif terutama terhadap mikroba gram negatif termasuk terhadap basil tuberkulosis.

Kemudian ditemukan lagi berbagai antibiotik lain yang bersifat mirip streptomisin sehingga antibiotik ini dimasukan dalam satu kelompok yaitu antibiotik golongan aminoglikosida. Golongan ini mempunyai 2 atau 3 gugusan amino pada rumus molekulnya.Mekanisme kerja

Aktivitasnya adalah bakterisida berdasarkan dayanya untuk penetrasi dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses transkripsi dan translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga sintesis proteinnya dikacaukan. Penggolongan Berdasarkan rumus kimianya digolongan sebagai berikut :a) Steptomisin

Diperoleh dari steptomyces griseus oleh Walksman pada tahun 1943 dan sampai sekarang penggunaannya hampir terbatas hanya untuk tuberkulosa.

Toksisitasnya sangat besar karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke-8 yang melayani organ keseimbangan dan pendengaran. Gejala-gejala awalnya adalah sakit kepala, vertigo, mual dan muntah. Kerusakan bersifat bersifat revesible, artinya dapat pulih kembali kalau penggunaan obat diakhiri meski kadang-kadang tidak seutuhnya.

Resistensinya sangat cepat sehingga dalam penggunaan harus dikombinasi dengan INH dan PAS Na atau rifampisin. Pemberian melalui parenteral karena tidak diserap oleh saluran cerna. Derivat streptomisin, dehidrostreptomisin, menyebabkan kerusakan organ pendengaran lebih cepat dari streptomisin sehingga obat ini tidak digunakan lagi sekarang.b) Neomicin

Page 40: Enzim1 111

Diperoleh dari Streptomyces fradiae oleh Waksman. Tersedia untuk penggunaan topikal dan oral, penggunaan secara parenteral tidak dibenarkan karena toxis. Karena baik sebagai antibiotik usus (aktif terhadap bacteri usus) maka digunakan untuk sterilisasi usus sebelum operasi. Penggunaan lokal banyak dikombinasikan dengan antibiotik lain (polimiksin B, basitrasin) untuk menghindari terjadinya resistensi.c) Kanamisin

Diperoleh dari Streptomyces Kanamyceticus oleh Umezawa pada tahun 1955. Persediaan dalam bentuk larutan atau bubuk kering untuk injeksi. Pemakaian oral hanya kadang-kadang diberikan untuk infeksi usus, atau membersihkan usus untuk persiapan pembedahan.

Berkhasiat bakteriostatik pada basil TBC, bahkan yang resisten terhadap streptomisin sehingga menjadi obat pilihan kedua bagi penderita TBC. Juga digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih oleh pseudomonas (suntikan) Efek sampingnya gangguan kesimbangan dan pendengaran, toksis terhadap ginjal.d) Gentamisin

Diperoleh dari Mycromonospora purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman garam negatif seperti Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Enterobacter yang dapat menyebabkan penyakit antara lain meningitis, osteomielitis pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran kencing, telinga, hidung dan tenggorokan.

Sebaiknya penggunaan gentamisin secara sistemis hanya diterapkan pada infeksi-infeksi yang berat saja, dan penggunaan gentamisin secara topikal khususnya di lingkungan rumah sakit dibatasi agar tidak terjadi resistensi pada kuman-kuman yang sensitif.

Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran toksis terhadap ginjalSediaan : dalam bentuk injeksi dan salap (topikal)Obat generik : Gentamisin (generik) Cairan inj. 10 mg/ml, dan 40 mg/ml.e) Framisetin

Diperoleh dari Streptomyces decaris. Rumus kimia dan khasiatnya mirip Neomisin. Hanya di gunakan secara lokal saja, misalnya salap atau kasa yang diimpragnasi..NOGENERIK DAGANGPABRIK1. 1Kanamisina SulfatKanabioticKanarcoKanoxinBerno FarmaPoncoDumex Alpharma2. 2GentamisinaOttogentaPyogentaSagestamGaramycinOtto

Page 41: Enzim1 111

Kalbe FarmaSanbe FarmaSchering 3. 3Tobramisina SulfatTobryneNebcinFahrenheitTempo Scan Pasific4. 4Neomisin SulfatNeobioticBernofarm(Neomycini Sulfat)5. 5FramisetinSofra TulleDarya Varia(Framycetin)Daryant-TulleDarya Varia6. 6Streptomisin (Streptomycini)Sterptomycin MeijiMeiji7. 7Amikasin (Amikacini)AmikinBMS

4. Golongan Kloramfenikol Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari Streptomyces venezuelae. Merupakan antibiotik dengan spektrum luas dan memiliki daya antimikroba yang kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Karena toksisitasnya, penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat akibat Haemophilus influenzae, demam tifoid, meningitis, abses otak dan infeksi berat lainnya. Bentuk tetes mata sangat bermanfaat untuk konjungtivitis bakterial. Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sangat sulit larut dalam air (1 : 400) dan rasanya sangat pahit, maka untuk anak-anak digunakan bentuk esternya yaitu K-Palmitat dan K -Stearat/ Suksinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk suspensi. Dalam tubuh bentuk ester akan diubah menjadi kloramfenikol aktif.Mekanisme kerja Menghambat sintesis protein bakteri. Polimerisasi asam amino menjadi polipeptida dihambat. Efek samping

Page 42: Enzim1 111

* Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul anemia aplastis.* Gangguan gastrointestinal: mual, muntah, diare,* Gangguan neuron: sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer* Pada bayi atau bayi prematur dapat menyebabkan gray sindrome.Penggunaan

Kloramfenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk thypus-abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenzae). Sebaiknya tidak diberikan pada bayi prematur untuk menghindari gray sindrom karena enzim perombakan di hati bayi belum aktif, ibu hamil dan menyusui.

Derivat kloramfenikol ialah tiamfenikol, dipakai sebagai pengganti kloramfenikol karena dianggap lebih aman (namun belum terdapat cukup bukti untuk itu)Obat Generik* Kloramfenicol (generik) Kapsul 250 mg, suspensi 125 mg/5 ml* Tiamfenicol (generik) kapsul 250 mg, 500 mg.NOGENERIKDAGANGPABRIK1KloramfenicolChloramexDumex Alpharma indColmeInterbatColsancetineSanbe KalmicetinKalbefarmaKemicetineCarloerba / Dankos2TiamfenikolBiothicolSanbeUrfamycinZambonThiamycinInterbatThiambioticPrafa

5. Golongan Tetrasiklin Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetis dari klortetrasiklin.

Page 43: Enzim1 111

Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spektrum luas, bersifat bakteriostatik dan mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat sintesa protein bakteri. Penggunaan saat ini semakin berkurang karena masalah resistensi.Sifat kimia

Berwarna kuning, bersifat amfoter dan mudah terurai oleh cahaya menjadi anhidro dan epi tetrasiklin yang toksis untuk ginjal. Tetrasiklin yang telah mengalami penguraian mudah dilihat dari sediannya yang berwarna kuning tua sampai coklat tua. Tetrasiklin harus disimpan.di tempat yang kering, terlindung dari cahaya.

Dengan logam bervalensi 2 dan 3 (Ca, Mg, Fe ) membentuk kompleks yang inaktif, maka tetrasiklin tidak boleh diminum bersama dengan susu dan obat yaitu obat antasida.Penggunaan

Tetrasiklin banyak digunakan untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera, infeksi saluran empedu. Penggunaan lokal sering dipakai karena jarang menimbulkan sensitasi.Efek samping* Mual, muntah-muntah, diare karena adanya perubahan pada flora usus.* Mengendap pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh (terikat pada kalsium) menyebabkan gigi menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang serta pertumbuhan tulang terganggu.* Foto sensitasi* Sakit kepala, vertigoPeringatan/larangan* Tidak boleh diberikan pada anak-anak di bawah 8 tahun, ibu hamil dan menyusui * Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati.Kontra indikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap tetrasiklinAnggota golongan tetrasiklin yang lain* Klortetrasiklin, diberikan secara oral, parenteral, topikal, absorbsi dihambat oleh susu* Oksitetrasiklkin (generik), cairan injeksi 50 mg/ vial : diberikan secara oral, parenteral, topikal, absorbsi dihambat oleh susu* Doksisiklin, bersifat long akting, absorbsi tidak dihambat baik oleh makanan maupun susu* Minosiklin, dianjurkan untuk meningitis, bronchitis dan jerawat. Pemberian secara oral..NOGENERIKNAMA DAGANGPABRIK1TetrasiklinDumocyclineDumex Alphara indSuper TetraDarya VariaTetra SanbeSanbe2Doxycycline

Page 44: Enzim1 111

DoturNovartis IndonesiaInterdoxinInterbat3OxytetracyclineTeramycinPfizer Indonesia.4MinosiklinMinocinPhaphros.

6. Golongan Makrolida Kelompok ini memiliki rumus bangun berupa cincin lakton besar (makro) yang terikat pada turunan gula (1,2). Kelompok antibiotik ini terdiri dari eritromisin dan spiramisina) Eritromisin Dihasilkan oleh Streptomyces erythreus. Berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan mekanisme kerja merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam (mudah terurai oleh asam lambung) dan kurang stabil pada suhu kamar. Untuk mencegah pengrusakan oleh asam lambung maka dibuat tablet salut selaput atau yang digunakan jenis esternya (stearat dan estolat) . Karena memiliki spektrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan sebagai alternatif pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitif terhadap penisilin.Sediaan: Erytromisin (generik) kapsul 250 mg, 500 mg, sirup kering 200 mg/5 mlb) Spiramisin Spektrum kegiatannya sama dengan eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntungannya adalah daya penetrasi ke jaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dari Eritromisin.Sediaan : Spiramisin (generik) tabl. 250 mg, 500 mg.

NOGENERIKNAMA DAGANGPABRIK1ErytromisinErysanbeSanbeErythrocynAbbot Indonesia2SpiramisinRovamycineRhone Poulenc Ind

Page 45: Enzim1 111

Spiradan Dankos3. RoxythromycinRulidHoechst4AzithromycinZithromaxPfizerZycinInterbat

7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat- Rifampisin Antibiotik yang dihasilkan dari Streptomyces mediterranei. Berkhasiat bakteriostatik terhadap mikobakterium tuberculosa dan lepra. Penderita dengan pengobatan rifampisin perlu diberitahu bahwa obat ini dapat menyebabkan warna merah pada urin, dahak, keringat dan air mata, juga pemakai lensa kontak dapat menjadi merah permanen.- Asam fusidat Dihasilkan oleh jamur antara lain Fusidum coccineum. Merupakan satu-satunya antibiotik dengan rumus steroid Aktifitasnya mirip penisilin tetapi lebih sempit. Berkhasiat bakteriostatik berdasarkan penghambatan sintesis protein bakteri. Khususnya dianjurkan pada radang sumsum tulang, biasanya obat ini dikombinasikan dengan eritromysin atau penisilin

NOGENERIKNAMA DAGANGPABRIK1RifampicinKalrifamKalbe FarmaRifamDexamedicaRifamtibiSanbe Farma2Asam fusidatRucidinLeo Pharmaceutical

8. Golongan lain-lainKelompok ini terdiri dari :* Linkomisin* Klindamisin

Page 46: Enzim1 111

* Golongan Kuinolona) Linkomisin Berasal dari Streptomyces lincolnensis, memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif dengan spektrum lebih sempit dari eritromisin. Merupakan obat pilihan ke kedua bagi kuman yang resisten terhadap penisilin khususnya pada radang tulang (osteomielitis)b) Klindamisin Merupakan derivat linkomisin. Sejak tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan jerawat. c) Golongan Kuinolon : Obat golongan ini bekerja dengan jalan menghambat pembentukan DNA kuman. Interaksi golongan kuinolon, bila muncul tanda inflamasi atau nyeri pada tendon, maka pemakaian obat harus dihentikan dan tendon yang sakit harus diistirahatkan sampai gejala hilang. Golongan ini terdiri dari :1) Asam Nalidiksat Efektif untuk infeksi saluran kemih. Preparat : Asam nalidiksat (generik ) tablet 500 mg. Di Indonesia saat ini, juga beredar asam pipemidat 2) Ofloksasin. Digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonorrhoe. Kontra indikasi : untuk pasien epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil/ menyusui. Sediaan: Ofloksasin (generik) tabl 200 mg, 400 mg3) Siprofloksasin Terutama aktif terhadap kuman gram negatif termasuk salmonella dan shygella. Meskipun aktif terhadap kuman gram positif seperti Str. pneumonia tapi bukan merupakan obat pilihan utama untuk Streptococcus pneumonia. Siprofloksasin terutama digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran cerna (termasuk Thypus abdominalis) dan gonorrhoe. Tidak dianjurkan untuk anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan. Dapat menimbulkan tremor, gagal ginjal, sindrom Steven Johnson dan lain-lain. Hati-hati untuk pengendara karena dapat menurunkan kewaspadaan. Sediaan: Ciprofloksasin (generik ) tablet 200 mg, kaptab 500 mg 4) Norfloksasin Indikasi: efektif untuk infeksi saluran kemihKontra Indikasi: dapat menimbulkan anoreksia, depresi, ansietas dan lain– lain.Perhatian: hati-hati pada pengendara karena dapat mengurangi kewaspadaan.Spesialite obat-obat golongan Kuinolon.NOGENERIKDAGANGPABRIK1CiproflokxacinCiproxinBayerBaquinorSanbe Farma2OfloxacinTarivid

Page 47: Enzim1 111

Kalbe/Daichi3LincomycinLincocinUp John4Nalidixic AcidNegramSanofi

2.2.2 Anti Tuberkulosis (Tuberkulostatistika) Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882). Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah tulang, ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:* Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.* Perumahan yang tidak memenuhi syarat.(ventilasi dan masuknya cahaya matahari)* Kebersihan/hygiene* Kurang gizi/gizi tidak baik.Penularan kuman TBC dapat melalui:* Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin.* Lewat makanan dan minuman Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik. Cara pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayi-bayi yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak terinfeksi TBC.Pengobatan Sebelum ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak dan vitamin A. Obat TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC menjadi INH, ethambutol dan rifampisin.

Page 48: Enzim1 111

Dengan pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu yang cukup lama . Tujuan pengobatan kombinasi :* Mencegah resistensi* Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal.* Mengurangi efek samping.Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan Efek samping1. RifampisinIndikasiPengobatan,tuberkulosis, lepra,meningitisKontra indikasiPasien kelainan hati, wanita hamil dan menyusuiEfek sampingMual,muntah, diare, pusing, ganguan penglihatanPeringatanPerlu penerangan rifampisin menyebab-kan warna merah pada urin, tinja, liur, dahak keringat,dan air mata.SediaanRifampisin (generik), kapsul 300mg, 450mg, kaptab 600mg2. EthambutolIndikasiTuberkulosis dengan kombinasi bersama obat lainKontra indikasianak dibawah 6 thn, neuritis optik, gangguan visual.Efek sampingNeuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis periferSediaanEtambutol (generik), tabl 250mg, 500mgCara penyimpananWadah kedap udara3. IsoniazidIndikasiTuberkulosis, kombinasi dengan obat lain. Khasiat tuberkulostatik paling kuat dibanding obat lain.Kontra indikasiPenyakit hati, gangguan fungsi ginjalEfek sampingNeuropati perifer (ganguan saraf dengan gejala kejang-kejang) yang dapat dicegah dengan pemberian pyridoxin (vitamin B6). INH kalau digunakan sebagai obat tunggal, resistensinya sangat cepat.SediaanINH (generik) , tabl 100mg,300mg4. PyrazinamidIndikasi

Page 49: Enzim1 111

Tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, khasiatnya diperkuat oleh isoniazidaKontra indikasiPenderita ganguan hatiEfek sampingHepatotoksik (menimbulkan kerusakan hati) terutama pada dosis lebih dari 2 g/hariSediaanPyrazinamide (generik), tbl 500mg)Cara penyimpananWadah kedap udara terlindung dari sinarSpesialite obat-obat TBC. GENERIK dan LATINDAGANGPABRIK 1Isoniazid (Isoniazidum)INH CibaNovartis Indonesia IsonexDumex 2Rifampisin (Rifampicinum)RifabioticBernofarm RifamtibiSanbe 3Pyrazinamid (Pyrazinamidum)PezetaNovartis Indonesia 4EthambutolCetabutolSoho KalbutolKalbe farma EtibiRocella 5Isoniazida+Vit B6PehadoxinPhapros

Page 50: Enzim1 111

InoxinDexa Medica 6INH+Vit B6+EthambutolIntam 6Rhone P MeditamMedikon Mycotambin-INH ForteUAP 7Rifampicin+INHRimetazidBiochemie Ramicin-IsoWestmont 2.2.3 Anti Lepra (Leprostatika) Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun. Di Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen Kesehatan.Pencegahan Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut. Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk – L.Pengobatan Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit. Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin. WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup pada bentuk – L dan borderline.Efek samping

Page 51: Enzim1 111

Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin. Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping 1. Dapson : diaminodifenilsulfon (DDS) )Rumus bangun obat ini mirip sulfonamida : R-NH-C6H4-SO2-R.Spektrum kerja kurang lebih sama, namun kegiatannya lebih kurang 10 kali lebih kuat, sekaligus lebih toksis. IndikasiLeprostatik kuat berdasarkan persaingan terhadap PABAKontra indikasi-Efek sampingSukar tidur dan anemia ringa, demikian pula agranulositosis.SediaanDapson (generik) tablet 50mg,100mg.Cara penyimpananTerlindung dari sinarLama pengobatanDapson tidak mematikan baksil lepra, maka meskipun gejala-gejala klulit dan luka-luka dalam beberapa bulan lenyap, kuman masih tetap berada dalam selaput lendir, kulit dan saraf. Karena itu terapi harus diteruskan hingga kuman lenyap sama sekali dari jaringan-jaringan tersebut untuk bentuk-T kurang lebih 3 tahun, dan untuk bentuk – L setelah kurang lebih 5 tahun2. Rifampisin Antibiotik ini merupakan obat satu-satunya yang bekerja leprosid terhadap basil lepra. Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu 3-4 minggu bentuk – L yang ganas sudah menjadi tidak bersifat menular lagi. Resistensi dapat timbul dalam waktu singkat. Indikasi, kontra indikasi dan efek samping sama seperti obat anti TBC.3. Klofazimin Obat ini memiliki khasiat leprostatik yang sama kuatnya dengan dapson. Setelah pengobatan beberapa bulan sebagian besar basil di dalam mukosa dan kulit dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit, misalnya saraf dan otot-otot polos yang memerlukan waktu lebih lama. Sama dengan waktu yang diperlukan dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari jaringan. Klofazimin juga berkhasiat anti radang dan mencegah terjadinya benjol-benjol pada bentuk -L. E.Samping : gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan lambung-usus, terjadi ,warna coklat kehitaman pada lesidan kulit yang terkena sinar mata hari, perubahan warna rambut dll

Page 52: Enzim1 111

Sediaan Generik: -Spesialite obat-obat anti lepra.GENERIK dan LATINDAGANGPABRIK 1Diamino Difenil Sulfon (DDS)DapsonIndofarma 2ClofazimineLampreneNovartis 2.2.3 Anti Jamur (Antimikotika) Antimikotika yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur dapat digolongkan sebagai berikut:a. Antibiotika : griseofulvin dan antibiotika-polyen (amfoterisin B, nistatin, dan natamisin), yang pada umumnya bekerja fungistatis. Mekanisme kerjanya adalah melalui pengikatan diri pada ergosterol yang mutlak dibutuhkan jamur untuk pembentukan dinding selnya. Akibatnya adalah kerusakan membran sel dan peningkatan permeabelitasnya, sehingga komponen intraseluler yang penting untuk kehidupan sel merembes keluar. Akhirnya sel-sel tersebut mati. 1. Griseofulvin Griseofulvin dihasilkan oleh Penicillium Griseofulvum dan pada gangguan oral berkasiat fungistatis terhadap banyak dermatosit. Mekanisme kerjanya melalui penghambatan sintesa RNA. Resorpsinya di usus kurang baik, karena sukar sekali melarut, tetapi dapat diperbaiki dengan menggunakan serbuk yang sangat halus (microfine) atau diminum dengan makanan berlemak. Sebagian besar zat dikeluarkan lewat tinja dalam keadaan utuh. Bagian yang terserap akan mendifusi ke dalam lapisan tanduk (keratin) dari kulit (stratum corneum), kuku, dan akar rambut. Maka, griseofulvin efektif untuk mengobati infeksi kulit dan kuku yang menahun, meskipun penyembuhannya belangsung sangat lambat, yakni lebih kurang 2-3 bulan, bahkan membutuhkan satu tahun untuk menyembuhkan infeksi kuku. Hal ini disebabkan waktu penyembuhan tergantung pada jangka waktu penggantian jaringan yang terinfeksi oleh jaringan baru.Efek sampingnya berupa sakit kepala, gatal-gatal, (urtikania), dan kepekaan terhadap cahaya (fotosensitasi), juga gangguan hati. Griseofulvin mengurangi aktivitas antikoagulansia dan memperkuat kerja alcohol. Tidak boleh diberikan pada wanita hamil karena resiko efek teratogen dan keguguran. Zat ini dapat mengganggu pembentukan kromosom pada waktu pembelahan sel.2. Amfoteresin BAmfoteresin B dihasilkan oleh Streptomycetes nodosus bersama dengan derivatnya, yaitu Amfoteresin A yang kurang aktif. Spectrum kerja dan penggunaannya mirip dengan nistatin. Amfoterisin B dapat digunakan sebagai obat sintemis (oral dan i.v. sebagai infuse) maupun local terhadap infeksi oleh Candida.Efek sampingnya yang terpenting adalah gangguan fungsi ginjal (nefrotoksis). Data pengguanaannya pada waktu hamil masih kurang cukup.3. Nistatin: Mycostatin

Page 53: Enzim1 111

Nistatin berasal dari Streptomyces noursei. Resorpsinya di usus praktis tidak ada, begitu pula tidak diserap oleh kulit atau mukosa. Sering kali digunakan pada candidiasis usus atau guna mencegahnya pada terapi dengan antibiotika berspektrum luas yang buruk resorpsinya (tetrasiklin). Juga sewaktu terapi dengan kortikosteroida, dan pada candidiasis mulut (stomatitis, sariawan) atau vagina (vaginitis), secara local digunakan sebagai salep atau krem. Efak sampingnya pada dosis oral tinggi biasanya berupa mual atau muntah. Zat ini dapat digunakan pada waktu hamil.4. Natamisin: pimarisinNatamisin dihasilkan oleh Streptomyces nataliensis. Resorpsinya dari usus tidak baik, maka penggunaannya secara oral untuk membentuk efek tablet vaginal pada candidiasis sudah dihentikan. Kasiatnya terhadap parasit Trichmonas, yang juga sering mengakibatkan vaginitis. Zat ini terutama digunakan sebagai tablet vaginal dan salep.Efek sampingnya pada penggunaan local berupa iritasi kulit dan mukosa. Natamisin dapat digunakan pada waktu hamil.b. Derivate imidazol : mikonzol, ketokonazol, klotrimazol bifonazol, ekonazol, isokonazol dan tiokonazol (Trosyd). Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan pada enzim sitokrom P450, sehingga sintesa ergosterol dirintangi dan terjadinya kerusakan membrane sel. Pada penggunaan sistemis, sisem ensim manusia juga dapat dirintangi yang bertanggung jawab atas efek samping tertentu. Bekerja fungistatis dan bakteriostatis lemah terhadap kuamn Gram-positif. Obat ini terutama digunakan sebagai obat local kecuali ketokonazol yang juga dapat diguanakan secara sistemis. 1. Mikonazol: Daktarin, Derivat imidazol ini berkasiat fungisid kuat dengan spectrum kerja lebar sekali, lebih aktif dan efektif terhadap dermatofit biasa dan Candida daripada fungistatiska lainnya. Kurang berkasiat terhadap Aspergillus. Zat ini juga bekerja bakterisid pada dosis terapi terhadap sejumlah kuman gram-positif, kecuali basil-basil Doderlrin yang terdapat dalam vagina. Resorpsinya dari usus hanya ringan dengan BA ca 25 %, maka mikonazol terutama digunakan untuk mengobati infeksi kulit dan kuku. Penggunaannya juga sebagai krem/tablet vagina, yang dapat digunakan oleh wanita hamil.Efek sampingnya dapat berupa iritasi, reaksi alergi, dan rasa terbakar di kulit. * Isokonazol (Gyno/Travogen) adalah isomer dari mikonazol dengan kasiat dan penggunaan yang sama. Zat ini terutama digunakan untuk candidiasis vagina (keputihan) dalam bentuk krem 1% dan dosis tunggal tablet vagina dari 600mg malam hari.* Ekonazol (Gyno/Pevayl) adalah derivate mikonazol, spectrum kerjanya lebih kurang sama, hanya lebih aktif terhadap Aspergillus. Zat ini terutama digunakan pada candidiasis; pada infeksi kulit, salep atau serbuk 1%. Ekonazol dapat digunakan pada waktu hamil.2. Ketokonazol: nizoral, Spectrum kerjanya mirip dengan mikonaznol dan meliputi banyak fungi pathogen (ragi, dermatofit, termasuk Pityrosporon ovale). Zat ini digunakan pada infeksi jamur sistemis yang parah dan kronis, secara local pada ketombe hebat. Namun, tidak efektif terhadap infeksi oleh Aspergillus. Resorpsinya dari lambung-usus praktis lengkap pada pH di bawah 3. Dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit tak aktif; eksresinya terutama melalui empedu dan tinja. Efek sampingnya adalah gangguan alat cerna (mual, muntah, diare), nyeri kepala, pusing-pusing, dan gatal-gatal. Yang lebih serius adalah sifat hepatotoksisitasnya, karena mengakibatkan hepatitis pada 1 per 2.000-10.000 pasien, terutama bila digunakan lebih dari 14 hari. Pada dosis tinggi (lebih dari 600 mg seharinya), dapat menghambat sintesa hormone testosterone, yang

Page 54: Enzim1 111

mengakibatkan terganggunya produksi sperma dan impotensi. Wanita hamil dan yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan obat ini, karena, data mengenai efek teratogennya masih memuaskan.3. Klotrimazol: Derivat imidazol ini memiliki spectrum fungistatis yang relative lebih sempit daripada mikonazol. Pada vaginitis Candida dianjurkan malam hari tablet vaginal 200mg selama 3 hari atau single dose 1 tablet vaginal dari 500mg. pada infeksi kulit (panu), krem atau losion 1% dengan cacatan jangan dikenakan pada selaput lender atau mata. Dapat digunakan pada waktu hamil.* Bifonazol (Mycospor) adalah derivate imidazol yang berkasiat terhadap beberapa jenis jamur (antara lain Malassesia furfur, penyebab panu) dan ragi (Candida) yang pathogen bagi manusia, serta terhadap beberapa kuman gram positif. Sedikit zat diresorpsi tubuh,sedangkan daya kerjanya berlangsung lebih kurang 48 jam. Dapat digunakan sebagai obat luar pada waktu hamil.c. Derivate triazol: flukonazol, itrakonazol, dan terkonazol (Gyno-Terazol). Pada umumnya juga bekerja fungistatis dengan mekanisme kerja seperti imidazol, tetapi bersifat lebih selektif bagi system enzim jamur manusia. Bekerja terhadap dermatofit dan Candida itrakonazol juga terhadap aspergillus. Flukonazol dan itrakonazol khusus digunakan secara sistemis, terkonazol khusus secara vaginal. Wanita hamil tidak dianjurka minum obat-obat ini, karena pada hewan ternyata merugikan janin. Efek sampingnya yang utama berupa gangguan lambung-usus, sakit kepala dan pusing-pusing, gangguan haid, dan reaksi alergi kulit. Pada penggunaan lebih lama dari 1 bulan dilaporkan rontok rambut dan kerusakan hati.1. Itrakonazol: Sporanox, Trisporal.Zat ini berkasiat fungisid luas terhadap dermatofit dan ragi pathogen, juga terhadap Aspergillus. Itrakonazol menghambat metabolism dari antihistaminika long acting terfenadin dan astemizol, maka jangan digunakan bersamaan untuk menghindari gangguan ritme jantung. Efek sampingnya sedikit seperti gangguan fungsi hati dan ginjal.Pada vaginitis candida 1dd 200 mg selama 3 hari.2. Flukonazol: Diflucan.Efektif terhadap candidiasis mulut, kerongkongan, dan vagina. Resorpsinya dari saluran pencernaan baik dan cepat. Zat ini hanya sedikit dimetabolisasi; ekskresinya lewat urin dan 80% dalam bentuk utuh.Efek sampingnya berupa umum. Harus waspada bila ada gangguan fungsi ginjal.d. Asam-asam organis : asam benzoate, salisilat, propionate, kaprilat, dan undesilinat1. Asam salisilat: Asam organis ini berkasiat fungisid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6% dalam salep. Zat ini juga bekerja keratolitis, yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10%. Bila dikombinasikan dengan obat lain, misalnya kortikosteroida, asam salisilat meningkatkan penetrasinya ke dalam kulit. 2. Asam benzoateAsam ini dan ester hidroksinya dalam konsentrasi 0,1% berkasiat fungistatis dan bakteriostatis lemah. Biasanya zat ini digunakan bersamaan dengan asam salisilat yang bekerja keratolytis, juga sebagai zat pengawet untuk bahan makanan dan minuman (0,5-1 mg/ml), dan krem (1-5 mg/ml), serta sebagai asam maupun ester-ester Nipagin dan Nipasol. Daya pengawetnya hanya efektif pada pH di bawah 5. Nipagin = metiloksibenzoat; Nipasol = propiloksibenzoat.3. Asam undesilenat

Page 55: Enzim1 111

Zat ini bersifat fungistatis terhadap banyak dermatofit dan terutama digunakan terhadap kutu air (tinea pedis) dalam kosentrasi 5-10%. Kegiatannya paling kuat pada lingkungan asam. Asam salisilat lainnya adalah Asam propionate dan asam kaprilat (caprylic acid), juga bersifat bakteriostastis. Asam kaprilat digunakan oral pada candidiasis sistemis. Sediaan: tingtur 5%, salep dan serbuk.4. TolnaftatTolfanat berkasiat fungistatis terhadap banyak dermatofit, antara lain panu,tetapi tidak efektis candida,5. Haloprogin.Haloprogin berkasiat fungisid terhadap epidermofiton, Pitirosporum, Trichophyton dan Candida. Kadang-kadang terjadi sintesis dengan timbulnya gatal-gatal, perasaan terbakar, dan iritasi kulit. Zat ini digunakan sebagai krem atau larutan 1% terhadap panu dan terutama kutu air (Tinea pedis) dengan persentase penyembuhan lebih kurang 80%, sama dengan tolnaftat.6. Naftifin: ExoderilSenyawa alilamin ini digunakan sebagai krem 1% untuk mrngobati, antara lain panu dan infeksi kuku.7. Siklopirok: Batrafen.Senyawa hidroksipiridon ini berspektrum luas. Senyawa ini berkasiat fungisid terhadap Candida albicans dan Trichophyton rubrun, fungistatis terhadap Malassezia furfur (panu), bekerja bakteriostatis lemah. Mekanisme kerjanya diperkirakan sama dengan zat imidazol, yaitu terhadap membrane plasma dari sel jamur. Mungkin juga mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan transport dari asam-asam amino dan ion-ion melalui membrane sel. Siklopiroks khusus digunakan secara dermal..8. Terbinafin: Lamisin.Terbinafin adalah senyawa naftilamin yang bekerja fungisid, anatara lain terhadap Malassezia furfur, penyebab panu, juga bekerja fungiststis terhadap Candida. Zat ini digunakan lenih banyak terhadap kuku kapur daripada griseofulvin, karena efeknya lebih kuat dan waktu pengobatannya lebih singkat. Juga digunakan sebagai obat luar (krem 1%) untuk mengobati panu dan Tinea Capitis pada anak-anak. Mekanisme kerjanya berdasarkan penghambatan sintesa ergosterol di membrane sel yang mengakibatkan sel mati. Efek sampingnya pada penggunaan oral adalah gangguan saluran cerna, (mual dan diare). 2.2.4 Anti Parasit1. Amubiasis

Amubiasis adalah suatu infeksi usus besar yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica, suatu parasit bersel tunggal. Parasit ini memiliki 2 (dua) bentuk dalam siklus hidupnya, yaitu bentuk aktif (trofozoit) dan bentuk pasif (kista). Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan yang banyak terjangkit adalah Negara (sub) tropis dengan tingkat sosio-ekonomi yang rendah dan kondisi kebersihan yang belum memadai. penyebarannya melalui makanan yang terinfeksi dan juga dapat berlangsung melalui kontak seksual. Bila tidak diobati (dengan tepat), penyakit dapat menjadi sistemis dan menjalar ke organ – organ lain, khususnya hati.

1) Bentuk - bentuk entamoebaEntamoeba histolytica mempunyai beberapa bentuk yaitu bentuk-minuta dan bentuk-histolitika a) Bentuk-minuta

Page 56: Enzim1 111

Amebiasis intestinalis menularkan penyakit langsung dari orang ke orang atau melalui makanan dan air minum yang telah terifeksi kista, yaitu bentuk inaktif amoeba. Kista diliputi oleh suatu membrane pelindung yang ulet, tahan getah lambung, dan dapat hidup di luar tubuh. Di dalam usus halus, kista berkembang menjadi bentuk aktif, yakni trofosit yang terutama hidup dari kuman – kuman usus besar dan memperbanyak diri dengan pembelahan. Trofozoit biasanya hidup di colon sebagai komensal non-patogen, yakni membentuk kista tanpa merugikan tempat hidupnya. Kemudian kista – kista ini meninggalkan tubuh lewat tinja bersama trofozoit yang tak berubah.

b) Bentuk-histolitikaAmebiasis hati ini dalam keadaan tertentu, trofozoit dapat memasuki dinding usus dan mengalami perubahan yakni, tumbuh menjadi lebih kurang dua kali lebih besar. trofozoit besar ini menembus dinding usus dan melalui vena porta menjalar ke organ – organ lain, antara lain jantung, paru – paru, dan otak, kususnya hati. di sini, trofozoit hidup dari eritrosit dan sel – sel jaringan yang dilarutkan olehnya melalui fagositosis. Penyakit ini sangat serius dan dapat menjalar ke paru – paru bila tidak segera diobati seringkali berakibat fatal. 2) PengobatanObat amubiasis dapat dibagi berdasarkan efektivitasnya terhadap bentuk Entamoeba dalam dua kelompok besar yaitu zat amebisida-kontak dan zat amebisida-jaringan a) Obat amebisida-kontak berdaya mematikan dengan jalan kontak langsung bentuk minuta dalam rongga usus, tetapi tidak dalam hati. Obat – obat ini terdiri dari beberapa senyawa kimia, yakni : * senyawa nitroimidazol : metronidazol, tinidazol, dll. Obat ini aktif terhadap bentuk jaringan dan dapat dianggap obat amubisida umum. Di samping itu, senyawa ini jug berkhasiat terhadap protozoa lain, misalnya Trichomonas vaginalis dan Giardia lamblia.* diloksanida : khusus digunakan untuk mematikan kista pada pembawa amuba, tidak untuk disentri amuba.* kliokinol : karena efek sampingnya terhadap mata, maka obat ini tidak dianjurkan lagi oleh WHO.* antibiotika : tetrasiklin, eritromisin, azitromisin, dan paromomisin. Kerjanya tidak langsung, tetapi melalui pemusnahan bakteri usus sehingga amuba tidak dapat hidup. Paromomisin berkhasiat langsung amebisid.b) Obat amebisid jaringan berkhasiat terhadap bentuk histolitik di dinding usus dan jaringan lain, yaitu zat nitroimidazol, emetin, dan klorokuin. Macam-macam obat amebisida menurut tempat kerjanya :1. Amebisida bekerja langsung, terutama di lumen usus.o derivat kuinolin : diiodohidroksikuin, iodoklorhidrok-sikuin, kiniofon.o derivat arsenikal : karbason, asetarsol, glikobiarsol.o golongan amida : klefamid, diloksanid furoat.o alkaloid : emetin bismuth-iodid.2. Amebisida bekerja tak langsung, di lumen usus dan dinding usus melalui pengaruhnya terhadap bakteri. Contohnya : tetrasiklin, eritromisin dB.3. Amebisida jaringan.o bekerja terutama di dinding usus dan hati : emetin, dehidroemetin.o bekerja terutama di hati : klorokuin.

Page 57: Enzim1 111

4. Amebisida bekerja di lumen dan jaringan.Derivat-derivat nitroimidazol : niridazol, metronodazol, tinidazol, ornidazol dan seknidazol (turunan terbaru).Berdasarkan manifestasi klinis.a) Amebiasis asimtomatik (carrier atau cyst passer)

Penderita amebiasis asimtomatik sebaiknya diobati karena dapat menjadi amebiasis klinis atau invasi ke organ-organ ekstra intestinal lainnya setiap saat.

Pilihan utama : diloksanid furoat atau diiodohidroksikuin Alternatif : diloksanid furoat atau diiodohidroksikuin ditambah oksitetrasiklin, ditambah klorokuin.b) Amebiasis intestinal ringan-sedang Pada penderita ini ditemukan ulkus mukosa usus besar yang dapat mencapai lapisan submukosa, dapat mengakibatkan gangguan peristaltik usus dengan manifestasi klinis disentri tetapi tidak berat sehingga belum memerlukan cairan dan elektrolit parenteral. Karena ditemukan trofozoid di dalam lumen dan dinding usus besar maka obat amebisid yang rasional adalah amebisid jaringan dan luminal seperti nitroimidazol. Pilihan utama : diloksanid furoat, ditambah oksitetrasiklin dan klorokuin. Alternatif : metronidazol, diloksanid furoat atau diiodohidroksikuin.c) Amebiasis intestinal berat.

Pada stadium ini penderita memerlukan terapi cairan dan elektrolit parenteral atau bahkan transfusi darah. Selain pengobatan di atas (b) dapat ditambahkan emetin/ dehidroemetin im/sk dalam (tidak intravena) dengan memantau jantung melalui EKG atau kadar enzim jantung (terutama pada pemberian emetin). Pemberian amebisid parenteral juga dianjurkan pada stadium ini mengingat keadaan umum pasien serta gejala klinis berupa mual, muntah bahkan penurunan kesadarand) Abses hati amebiasis

Penderita perlu dirawat inap. Farmakoterapi rasional adalah pemberian golongan nitroimidazol selama 10 hari Sebaliknya, bila dengan metronidazol sudah menunjukkan perbaikan klinis maka dilanjutkan dengan pemberian klorokuin selama 2-3 minggu untuk mencegah kegagalan pengobatan abses hati di kemudian hari. Antibiotika hanya digunakan jika didapatkan infeksi bakterial pada abses hati; hal ini jarang terjadi.e) Ameboma dan amebiasis ekstra intestinal lainny. Golongan nitroimidazol merupakan obat pilihan dan dapat ditambah dengan hidroemetin/emetin selama 10 hari. Namun klorokuin tidak dapat dipakai karena konsentrasinya di jaringan selain hati tidak cukup efektif untuk mengeradikasi E. histolytica. Pemberian amebisid luminal dianjurkan bersamaan dengan terapi di atas.3) Obat laina) Emetin/dehidroemetin Dehidroemetin mempunyai toksisitas lebih rendah dibanding emetin, namun potensi dan half timenya juga lebih rendah, maka diperlukan dosis lebih tinggi untuk mencapai efek terapeutik yang diharapkan. Emetin membunuh E. histolytica secara langsung dan lebih efektif terhadap bentuk trofozoid daripada kista. Kadarnya tertinggi di jaringan hati, hal yang sangat berarti bagi pengobatan amebiasis hati. Pemberian obat ini hanya pada penderita amebiasis ekstraintestinal yang tidak responsif terhadap metronidazol mengingat efek sampingnya yang cukup mengkhawatirkan. b) Klorokuin

Page 58: Enzim1 111

Absorbsi klorokuin di usus halus sangat baik dan lengkap (kadar di hati 200-700 kali di plasma), sehingga kadar dalam kolon sangat rendah. Oleh karena itu perlu ditambah amebisid luminal untuk menghindari relaps. Pada penelitian ditemukan bahwa kadar klorokuin setelah diabsorbsi tertinggi di dalam jaringan hati; maka sangat baik untuk terapi abses hati amebiasis. Dosis klorokuin untuk dewasa dengan amebiasis ekstra intestinal 4x250 mg (garam klorokuin), atau 150 mg basa klorokuin sehari selama 2 hari pertama kemudian dilanjutkan dengan 2x250 mg/hari selama 2-3 minggu. c) Derivat 8-hidroksikuinolin Beberapa derivat ini yang berperan dalam pengobatan amebiasis adalah diyodohidroksikuin (iodokuinol), yodoklorhidroksikuin (kliokuinol), broksikuinolin, klorkuinadol dan kiniofon. Golongan amebisid ini memperlihatkan efeknya langsung terhadap E.histolytica dalam lumen usus dan tidak efektif untuk amebiasis jaringan. Namun efektif untuk trofozoid maupun kista. Jadi baik sekali untuk pengobatan carrier/cyst passer. d) Golongan nitroimidazolYang mempunyai efek amebisid adalah metronidazol, tinidazol dan ornidazol. Dua obat terakhir mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding metronidazol selain half timenya yang cukup panjang (14 jam dan 12-13 jam). Golongan ini merupakan obat pilihan untuk amebiasis intra dan ekstra intestinal. Amebisid ini efektif untuk amebiasis hati.Keuntungan lain, adalah mampu membunuh kuman-kuman anaerob yang sering terdapat pada kasus-kasus abses. Efek samping yang sering dijumpai ialah mual, muntah, nyeri ulu hati, pusing, glositis, stomatitis, penurunan nafsu makan, dan gangguan darah terutama jika diberikan pada orang muda dan penderita yang rendah daya tahannya serta lama pemberian lebih dari 7 hari. Kontraindikasi pada penderita dengan riwayat penyakit darah, ibu hamil trimester pertama. e) Diklosanit furoatSaat ini merupakan amebiasid luminal terbaik, karena efektif membunuh trofozoid dan kista di lumen usus (80%- 85%), dengan efek samping yang relatif kecil. Bahkan pada carrier, amebisid ini digunakan secara tunggal untuk kasus-kasus amebiasis ekstra intestinal dikombinasi dengan amebisid jaringan. Dosis pemberian 3x500 mg/hari selama 10 hari atau 20 mg/kgbb./hari dalam dosis terbagi . f) TetrasiklinTetrasiklin mempunyai efek terapi yang kurang kuat terhadap E. histolytica, namun efeknya terhadap kuman-kuman usus besar cukup berguna untuk mengobati amebiasis intestinal ringan sampai sedang. Dosis yang dianjurkan 4x250mg/hari selama 5 hari, dilanjutkan dengan 4x500 mg selama 5 hari. Sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil serta anak kurang dari 8 tahun. g) ParomomissinMerupakan golongan aminoglikosida yang sangat buruk absorbsinya di usus, sehingga konsentrasi di lumen usus cukup tinggi untuk membunuh E.histolytica. Karena merupakan antibiotika, maka memiliki juga efek antibakterial di dalam kolon. Efek sampingnya antara lain: mual, muntah, ototoksik, dan nefrotoksik, sehingga dikontraindikasikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan pendengaran. Dosis pemberian 25-35 mg/kgbb./hari atau 3 x 500 mg/hari selama 5-10 hari.2. Malaria Malaria merupakan penyebab utama kematian pada Negara berkembang. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh empat spesies plasmodium yaitu plasmodium falcifarum, P. vivac, P. malariae, dan P. ovale. Perkembangbiakkan malaria adalah meliputi siklus aseksual dan seksual. Siklus aseksual terjadi dalam tubuh manusia, yang dimulai dengan masuknya

Page 59: Enzim1 111

sporozoit melalui gigitan nyamuk anofeles betina yang terinfeksi parasit. Selain itu infeksi dapat terjadi melalui transfusi darah yang tercemar parasit. Sporozoit dalam tubuh akan berkembang melalui fase preeritrosit, fase eritrosit, dan fase hepatis. Siklus seksual ini dimulai dengan merozoit yang berdiferensiasi menjadi gamet jantan dan betina bila berpindah ke nyamuk pada saat nyamuk mengigit pasien. Hal ini disebut fase gametosit. Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk tertentu yaitu Anopheles. Malaria dapat menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat. Gejala malaria antara lain demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, mual dan muntah.1) Jenis-jenis penyakit Malaria Malaria dapat dibedakan pada jenis parasit malaria yang menjadi penyebab malaria yaitu protozoa dari jenis Plasmodium. Parasit malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anophheles yang habitat hidupnya adalah tempat-tempat basah dan lembab.Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu:* Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia* Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.* Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.* Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.

2) Daur hidup Manusia merupakan hospes antara tempat plasmodium mengandakan skizogoni (siklus aseksual), sedangkan nyamuk Anopheles merupakan vektor dan hospes definitif.

3) Pengobatana) KloroquinKloroquin adalah obat malaria yang mempunyai aktivitas yang besar terhadap semua bentuk aseksual, tetapi tidak berkhasiat sebagai obat pencegah kambuh. Kerja ikutan dari kloroquin antara lain mual-mual dan gatal. Dosis biasa: Sebagai obat penyembuh: oral, permulaan 800 mg sekaligus, kemudian 1 x sehari 400 mg selama 2 hari berikutnya. Sebagai obat pencegah: 1 x seminggu 400 mg. Obat-obat paten yang mengandung kloroquin:1. Tablet kloroquin, produksi Kimia Farma Tiap tablet mengandung kloroquin bifosfat 100 mg.2. Mexaquin tablet, produksi Konimex.Tiap tablet mengandung kloroquin difosfat 100 mg & 200 mgb) PamaquinMerupakan satu-satunya obat yang mempunyai khasiat langsung terhadap gametocyt. Di samping itu mereka juga dapat merusakkan bentukbentuk E.E. sekunder, sehingga berguna

Page 60: Enzim1 111

sebagai obat pencegah kambuh. Keberatan pemakaian obat ini ialah sifat racunnya yang dapat mengakibatkan sianosis (kulit menjadi biru karena pembuluh darah balik tertahan) dan leukopenia (berkurangnya sel-sel darah putih). Dosis biasa: Sebagai pencegah kambuh: oral selama 14 hari 3 x sehari 10 mg Pamaquin basa.c) PrimaquinSering digunakan sebagai bentuk garamnya, yaitu garam HCl atau garam difosfatnya.Khasiatnya sama seperti pamaquin, tetapi lebih aktif dan tidak begitu beracun.Obat-obat paten yang mengandung Primaquin:Tablet Primaquin, produksi Kimia Farma. Tiap tablet mengandung Primaquin difosfat yang setara dengan primaquin basa 15 mg.d) ProguanilDigunakan sebagai obat pencegah kausal dan obat penyembuh. Kerja ikutannya boleh dikatakan hampir tidak ada atau ringan sekali, sayangnya dapat mengakibatkan resistensi terhadap jenis plasmodium tertentu. Dosis: Sebagai penyembuh: Oral 1 — 3 x sehari 100 mg, selama 10 hari. Sebagai pencegah: Oral 1 x sehari 100 mg dimulai 1 minggu sebelum datang ke daerah malaria sampai 4 minggu setelah meninggalkannya. Obat-obat paten yang mengandung proguanil: Paludrin tablet, produksi ICI. Tiap tablet mengandung 100 mg Proguanil HCI.e) PirimethaminPirimethamin mempunyai khasiat yang sama dengan proguanil, tetapi jauh lebih besar khasiatnya. Terutama digunakan sebagai obat pencegah. Pirimethamin dalam dosis yang besar dapat mengakibatkan gangguan pem-bentukan sel-sel darah merah. Dosis biasa: sebagai obat pencegah: Oral 1 x seminggu 25 mg. Obat paten yang mengandung pirimethamin: Tablet Daraprim, produksi Welcome. Tiap tablet mengandung pirimethamin 25 mg.

Obat malaria yang dikenal umum adalah:1. Obat standar: Klorokuin dan Primakuin. Klorokuin efefktivitasnya sangat tinggi terhadap Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.2. Obat alternatif: Kina dan Sp (Sulfadoksin + Pirimetamin). Kombinasi SP sangat efektif untuk mengobati penderita malaria oleh Plasmodium falciparum yang sudah resisten kloroluin.3. Obat penunjang: Vitamin B Complex, Vitamin C dan SF (Sulfas Ferrosus).4. Obat malaria berat: Kina HCL 25% injeksi (1 ampul 2 cc).5. Obat standar dan Klorokuin injeksi (1 ampul 2 cc) sebagai obat alternatif.3. Helmintiasis Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia di seluruh dunia. Walaupun tersedia obat – obat baru yang lebih spesifik dengan kerja lebih efektif, eradikasi penyakit cacing masih tetap merupakan suatu masalah karena kondisi social ekonomi di beberapa bagian dunia. Pada umumnya, cacing jarang menimbulkan penyakit serius, tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang merupakan suatu faktor ekonomis sangat penting. Di negara – negara berkembang, termasuk Indonesia, penyakit cacing adalah penyakit rakyat umum. 1) Jenis CacingCacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni : a. Platyhelminthes. Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki rongga tubuh dan berkelamin ganda (hemafrodit). Cacing yang termasuk golongan ini adalah cacing pita (Cestoda) dan cacing pipih (Trematoda). - Cacing pita (Cestoda) : Taenia, Echinococcus. Parasit ini memiliki kelamin ganda (hermafrodit), berbentuk pita yang bersegmen, dan tidak memiliki saluran cerna.

Page 61: Enzim1 111

- Cacing pipih (Trematoda) : Schistosoma, Fasciola, dan lain – lain. Umumnya cacing ini berbentuk seperti daun dan juga bersifat hermafrodit, kecuali spesies schistosoma yang berbentuk lebih memanjang dan memiliki kelamin terpisah. Schistosoma ditulari oleh bentuk aktifnya. Fasciola khusus terdapat pada domba dan menimbulkan antara lain pembesaran hati, jarang sekali menulari manusiaa. Nematoda (roundworms). Ciri-cirinya bertubuh bulat, tidak bersegmen, memiliki rongga tubuh dengan saluran cerna dan kelamin terpisah. Infeksi cacing ini disebut ancylostomiasis (cacing tambang), trongyloidiasis, oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis (cacing gelang) dan trichuriasis (cacing cambuk). Beberapa jenis cacing sangat potensial untuk menimbulkan infeksi pada anak-anak. Dan untuk selanjutnya mereka akan menjadi sumber penularan bagi infeksi berikutnya yang sangat potensial. Keadaan yang demikian inilah yang menyebabkan infeksi akibat parasit cacing sukar diatasi secara tuntas. Penderita yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, merupakan sumber penularan bagi orang-orang dekat di sekitarnya* Cacing gelang.  Cacing betinanya yang panjangnya kira-¬kira 20-30 cm ini mampu bertelur 200.000 telur per harinya. Dalam waktu lebih kurang 3 minggu telur ini akan berisi larva yang bersifat infektif, yang dapat menjadi sumber penularan jika secara tidak sengaja mencemari makanan/minuman yang kita konsumsi. Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus halus, sehingga akan mengambil nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh kita dan menimbulkan kerusakan pada` lapisan usus tersebut. Akhirnya timbullah diare dan gangguan penyerapan sari-sari makanan tersebut. Bahkan pada keadaan yang berat, larva dapat masuk ke paru sehingga membutuhkan tindakan operatif.* Cacing cambuk (Trichuris trichiura). Cacing ini juga menghisap sari makanan yang kita makan. Dia menghisap darah dan hidup di dalam usus besar. Cacing betinanya bisa bertelur 5 ribu-10 ribu butir per hari. Biasanya infeksi cacing ini menyerang pada usus besar. Infeksinya sering menimbulkan perlakaan usus, karena kepala cacing dimasukkan ke dalam permukaan usus penderita. Pada infeksi yang ringan biasanya hanya timbul diare saja. Tetapi pada infeksi yang berat, hampir pada sebagian besar permukaan usus besar dapat ditemukan cacing jenis ini. Akibatnya diare yang terjadi juga relatif berat dan dapat berlangsung terus menerus. Karena juga dapat menyebabkan perlukaan usus, maka anemia sebagai komplikasi perdarahan merupakan akibat yang tidak begitu saja dapat dianggap ringan. Inilah sebetulnya akibat-akibat infeksi cacing yang tidak pernah kita perkirakan selama ini dan proses yang merugikan itu berlangsung terus tanpa kita sadari. Infeksi cacing biasanya menimbulkan anemia.* Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Inilah cacing yang paling ganas, karena ia menghisap darah. Cacing betinanya bisa bertelur 15 ribu-20 ribu butir per hari. Penularannya cepat, karena larva cacing tambang sanggup menembus kulit kaki dan selajutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus. Cacing dewasa bertahan hidup 2-10 tahun. Cacing tambang ini menimbulkan perlukaan pada permu-kaan usus, sehingga perdarahan dapat terjadi secara lebih berat dibanding dengan infeksi cacing jenis lainnya. Perdarahan yang lebih berat ini disebabkan karena mulut (stoma) cacing mengerat permukaan usus. Bahkan satu ekor cacing saja dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005¬0,34 cc sehari. Mengingat itu semua, maka infeksi cacing tambang merupakan penyebab anemia yang paling sering ditemukan pada anak-anak, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan tubuhnya dan menurunkan prestasi belajarnya. Telur cacing gelang yang masuk ke pencernaan akan menetas menjadi larva. Larva ini menembus dinding usus halus menuju jantung dan paru-paru. Cacing gelang menyebabkan gizi buruk dan membuat anak tidak nafsu makan, karena nutrisinya direbut cacing. Cacing

Page 62: Enzim1 111

betinanya bisa bertelur mencapai 200 ribu butir per hari. Cacing dewasa dapat bertahan hidup 6-12 bulan.* Cacing kremi. Cacing ini mirip kelapa parut, kecil-kecil dan berwarna putih. Awalnya, cacing ini akan bersarang di usus besar. Saat dewasa, cacing kremi betina akan pindah ke anus untuk bertelur. Telur-telur ini yang menimbulkan rasa gatal.  Bila balita menggaruk anus yang gatal, telur akan pecah dan larva masuk ke dalam dubur. Saat digaruk, telur-telur ini bersembunyi di jari dan kuku, sebagian lagi menempel di sprei, bantal atau pakaian. Lewat kontak langsung, telur cacing menular ke orang lain. Lalu siklus cacing dimulai lagi.2) Daur Hidup Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak.

3) Pengobatan Komposisi obat cacing dalam kelompok broad spectrum berarti obat cacing tersebut dapat digunakan untuk beberapa atau segala jenis cacing antara lain :1. Mebendazole. Zat ini mampu membunuh beberapa jenis cacing secara perlahan dengan menghambat sintesis mikrotubulus dan menghalangi kemampuan cacing untuk memanfaatkan glukosa. Selain itu ia juga bekerja dengan menghancurkan sitoplasma yang teradapat dalam sel usus sehingga cacing tak mendapatkan makanan maka akan mati. Penggunaan obat cacing berkomposisi mebendazole efektif untuk mengatasi cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang dan cacing kremi. Nilai lebih dari zat ini adalah ia tidak mudah diserap oleh tubuh dan hanya menyerang cacing saja sehingga tidak mempengaruhi konisi tubuh penderita.2. Pirantel pamoat. Komposisi obat ini bekerja dengan cara menghambat neuromuskuler yang membuat cacing menjadi tak berdaya secara tiba-tiba sehingga cacing tak mampu lagi menempel pada dinding usus, akibatnya cacing akan otomatis keluar bersama feses atau muntah. Obat cacing yang mengandung zat ini berguna untuk mengatasi jenis cacing tambang, cacing kremi dan cacing gelang.3. Piperazine. Piperazine adalah senyawa organik yang mengandung atom nitrogen dan bersifat larut dalam air. Zat ini bekerja dalam usus dengan melumpuhkan cacing sehingga cacing keluar bersama kotoran. Obat cacing ini bermanfaat mengatasi cacing gelang dan cacing kremi.4. Albendazole. Senyawa ini bekerja dengan melakukan degenartif sel usus cacing sehingga cacing tak mampu menyerap glukosa dari manusia dan membuat cacing menguras habis toko glikogen mereka sebagai pengganti energi. Hal ini membuat cacing lemah dan kemudian mati. Obat ini untuk mengatasi cacing pipih, cacing cambuk dan cacing kremi.

Page 63: Enzim1 111

Pada kelompok obat cacing narrow spectrum bertujuan untuk mengobati infeksi cacing yang disebabkan oleh satu jenis cacing. Adapun cara kerja obat ini secara umum langsung membunuh cacing yang menjadi sasarannya. Beberapa komposisinya adalah:1. Niklosamide. Obat ini bekerja dengan langsung membunuh cacing pita bahkan lebih sering kemudian menghancurkannya sehingga cacing akan langsung keluar bersama kotoran. obat cacing ini biasanya berbentuk tablet kunyah yang efektif hanya bagi cacing pita.2. Pyrvinium. Zat ini bekerja efektif hanya khusus untuk infeksi yang disebabkan oleh cacing kremi.3. Befenium hidroksinaftoat. Obat cacing ini khusus dipergunakan untuk membunuh cacing tambang.

2.2.5 Anti Virus Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun) merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20-300 mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan tinggi sekali. Jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut ‘bernyawa’ kembali dan memperbanyak diri.Penggolongan Virus Virus yang paling sering mengakibatkan penyakit pada manusia dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yakni virus DNA dan virus RNA, dengan masing-masing DNA dan RNA di dalam intinya.b. Virus DNA Virus DNA meliputi antara lain kelompok Herpes : Herpes simplex (penyebab antara lain penyakit kelamin), Herpes zoster (penyebab sinanhnaga, “shingles”), dan Vericella zoster (cacar air). Juga virus Epstein-Barr (demam kelenjar), cytomegalovirus = CMV (pada pasien AIDS) dan Human papillomavirus (HPV), yang menjadi penyebab kutil genital dan kanker cervix.c. Virus RNA Virus RNA terpenting adalah HIV (penyebab AIDS), virus-virus hepatitis (penyakit kuning), rhinovirus (selesma), dan poliovirus (penyebab lumpuh pada anak-anak poliomyelitis). Begitu pula virus influenza (flu), rotavirus (diare), virus rubella (“rode hand”) dan bermacam-macam paramyxovirus.Interferon

Interferon adalah glycoprotein yang diproduksi oleh sel-sel tertentu dan T-limfosit selama infeksi virus. Ada 3 tipe interferon manusia yakni alfa-, beta-, dan gamma-interferon, yang sejak 1985 telah diperoleh murni dengan jalan teknik rekombinan DNA. Pada proses ini, sepotong DNA dari lekosit yang mengandung gen interferon, dimasukkan dalam plasmid kuman E.coli, dengan demikian kuman ini mampu memperbanyak DNA tersebut dan mensintesa interferon.

Interferon-alfa dan –beta (IFN-?/?) dibentuk oleh bermacam-macam sel sebagai reaksi terhadap infeksi viral. Fungsinya mencegah infeksi lebih lanjut dengan jalan menduduki reseptor-reseptor khas di membrane-membran sel sehat, sehingga tidak dapat dipenetrasi oleh virus. Di samping berkhasiat virustatis, juga berdaya cytostatis (antitumor), yakni menghambat pertumbuhan sel-sel tumor dan menstimulasi sel-sel makrofag dan NK-cells (Natural Killer cells), yang dapat mendeteksi sel-sel tumor (dan sel-sel yang diinvasi virus) untuk kemudian memusnahkannya. IFN-alfa digunakan antara lain pada hepatitir dan jenis-jenis leukemia tertentu, sedangkan IFN-beta khusus pada MS (multiple sclerosis).

Page 64: Enzim1 111

Interferon-gamma (IFN-?) (dan limfokin-limfokin lain) dibentuk oleh limfo-T, dan berfungsi mengatur proses-proses imun. Khasiat antiviralnya lemah dibandingkan IFN-? dan IFN-?.Penyakit-Penyakit Virus Penting1. HIV dan AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau sindrom cacat kekebalan dapatan merupakan epidemic mikroorganisme terpenting dari abad ke-20, yang untuk pertama kalinya disinyalir di AS pada awal tahun 1980-an. Penyebabnya adalah HIV (Human Immunodeviciency Virus), yang menurut perkiraan sudah lama sekali terdapat pada binatang liar.

HIV adalah virus-RNA yang termasuk kelompok retrovirus. Virus-virus ini berciri memiliki enzim reverse-transcriptase (RT) yang setelah masuk ke dalam limfosit mampu mentranskripsi RNA-nya menjadi DNA. Lalu DNA ini diinkorporasi ke dalam genom sel limfosit-T, yang diperintahkan untuk memperbanyak virus : sel-sel tersebut akan mati. Jadi, HIV seakan-akan mengubah limfosit menjadi pabrik untuk memproduksi virus-virus baru.

Penularan Terjadi terutama melalui darah, mani, dan cairan vagina, akibat penggunaan jarum suntik terinfeksi, dan tranfusi darah serta kontak seksual tanpa pelindung (kondom) dengan seorang pembawa-HIV. Atau, virus dapat ditularkan pada bayi oleh ibu seorang positif, selama hamil atau persalinan, juga melalui air susu.

Gejala-gejala AIDS yang mencolok adalah diare berat, rasa sangat letih, susut bobot badan, suprainfeksi hebat dengan fungi (Candidiasis mulut/tenggorokan) dan virus Herpes dan CMV). Karena sistem imun pasien sudah menjadi sangat lemah, maka berbagai infeksi kuman sekunder dapat menghinggapinya.Virustatika yang kini tersedia untuk terapi AIDS termasuk dua kelompok yakni :* reserve-transcriptase Blockers (RTI) :zidovudin, didanosin, zalcitabine, stavudin, dan lamivudin (1,2,3), juga nevirapin. Obat-obat ini (1998) berkhasiat menghambat enzim RT, sehingga sintesis DNA viral (bertolak dari RNA) dan multiplikasinya dicegah. Di samping itu, obat-obat ini di dalam DNA viral yang sudah terbentuk menghambat perpanjangan selanjutnya dari rantai DNA. Hanya bekerja virustatis, virus-virus laten tidak dimatikan.1.a. Zidovudin, didanosine, zalcitabine, stavudin, dan lamivudin adalah derivate nukleosida yang sebagai prodrugs di di dalam sel diubah menjadi msing-masing trifosfatnya. Kombinasi dari 2 atau 3 obat ini dapat mencegah/memperlambat terjadinya resistensi.1.b. Nevirapin (Viramune) termassuk suatu kelompok baru yakni NNRTI (nonnucleotidreverse transcriptase inhibitors)* Protease blockers (PI) :indinavir, ritonavir dan saquinavir (5,6), nelvinavir (viracept), aprinavir (agenerase) dan lopinavir (kaletra). Obat-obat ini bekerja pada fase akhir dari multiplikasi virus dan efeknya terhadap HIV lebih kuat daripada penghambat RT. Senyawa ini menghambat enzim protease yang mencegah poliprotein besar yang terbentuk oleh DNA viral menjadi protein-protein lebih kecil untuk digunakan bagi pembangunan virus baru.

2. Virus Herpes Herpes Simlpex Virus ( HSV) dikenal dalam dua bentuk, tipe I dan tipe II. HSV-I menghinggapi terutama muka, mata, mulut, dan sekitarnya. HSV II kebanyakan terdapat di

Page 65: Enzim1 111

daerah kelamin. Pada infeksi HSV(virus herpes simpleks) tipe I obat anti virus Asiklovir memberikan hasil yang baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberian anti virus asikovir injeksi dapat meningkatkan survival rate. Untuk HSV tipe 1 yang menimbulkan kerato-konjungtivitis, dapat diberikan an virus lokal pada mata seperti idoksuridin 0.15. Mekanisme kerja analog purin dan pirimidin pada obat jenis asiklovir, yaitu asiklovir dimetabolisme oleh enzim kinase virus menjadi senyawa intermediet. Senyawa intermediet asiklovir (dan obat obat seperti idosuridin, sitarabin,vidaradin, dan zidovudin) dimetabolisme lebih lanjut oleh enzim kinase sel hospes menjadi analog nukleotida, yang bekerja menghambat replikasi virus. Pada infeksi HSV tipe 2 biasanya menimbulkan herpes genitalis. Bentuk primer dari herpes genitalis dapat diobati dengan obat anti virus asiklovir yang menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat. Bentuk herpes genitalis kambuhan/rekuren tidak dapat dihambat oleh obat anti virus asikovir. Pemberian oral memberikan efek sedang.3. Infeksi virus Varicella-zoster (‘Chickenpox”) Bentuk lazim pada anak-anak biasanya ringan dan tidak membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya penyakitnya memberat, tertutama pada pasien yang disertai defisiensi imunologis. Untuk ini diberikan obat anti virus asiklovir secara injeksi selama 5-7 hari.4. Hepatitis Hepatitis (radang hati) dapat ditimbulkan oleh banyak sebab tetapi paling sering terjadi karena infeksi oleh virus-virus hepatitis. Sebab-sebab lain hepatitis adalah virus demam kuning dan penyumbata saluran empedu (antara lain akibat batu empedu), zat-zat kimia atau obat-obat tertentu, dan minum terlalu banyak alkohol. Untuk infeksi hepatitis B kronis digunakan obat anti virus Entecavir untuk perawatannya.Untuk infeksi kronis hepatitis C menggunakan obat anti virus interferon-a. Yang sekarang sudah berkembang dengan penambahan PEG agar lebih efektif PEG interferon dan pemakaiannya dipermudah dengan peralatan khusus pula.5. Influenza Influenza disebabkan oleh virus RNA yang dapat hidup pada manusia, kuda, babi, ikan paus, ayam, itik, burung. Infeksi terjadi melalui inhalasi dari tetesan air liur (pada waktu bersin, batuk, berbicara). Masa inkubasinya 1-3 hari. Pengobatan untuk infeksi antivirus pada saluran pernapasan termasuk influenza tipe A & B, Virus Sinsitial Pernapasan (RSV). Obat-obat tersebut antara lain:* Amantadin dan Rimantadin Amantadin & rimantadin memiliki mekanisme kerja yang sama. Efikasi keduanya terbatas hanya pada influenza A saja. Mekanisme kerja obat ini yaitu, Amanatadin dan rimantadin merupakan antivirus yang bekerja pada protein M2 virus, suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi oleh pH. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke virion selama proses uncoating. Hal ini menyebabkan destabilisasi ikatan protein serta proses transport DNA virus ke nucleus. Selain itu, fluks kanal ion M2 mengatur pH kompartemen intraseluler, terutama aparatus Golgi.* Inhibitor Neuraminidase ( Oseltamivir, Zanamivir ) Merupakan obat amtivirus dengan mekanisme kerja yang sama terhadap virus influenza A dan B. Keduanya merupakan inhibitor neuraminidase; yaitu analog asam N-asetilneuraminat (reseptor permukaan sel virus influenza), dan desain struktur keduanya didasarkan pada struktur neuraminidase virion.

Page 66: Enzim1 111

Mekanisme kerja obat ini yaitu, Asam N-asetilneuraminat merupakan komponen mukoprotein pada sekresi respirasi, virus berikatan pada mucus, namun yang menyebabkan penetrasi virus ke permukaan sel adalah aktivitas enzim neuraminidase. Hambatan terhadap neuraminidase mencegah terjadinya infeksi. Neuraminidase juga untuk penglepasan virus yang optimal dari sel yang terinfeksi, yang meningkatkan penyebaran virus dan intensitas infeksi. Hambatan neuraminidase menurunkan kemungkinan berkembangnya influenza dan menurunkan tingkat keparahan, jika penyakitnya berkembang. 2.2.6 Anti Neoplastika (sitostatika)Pengertian kanker

Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Akibatnya adalah terbentuknya suatu kelompok sel yang mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat (proliferasi) dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan, yang disebut tumor atau neoplasma (neo = baru; plasma = bentukan). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melalui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain dari tubuh (metastase), dimana berkembang neoplasma sekunder. Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat, penurunan berat badan mendadak, kepenatan total (cachexia), dan berkeringat malam.

Jenis-jenis kanker yang dikenal banyak sekali dan hampir semua organ dapat dihinggapi penyakit ganas ini, termasuk limfe, darah, sumsum, dan otak. Bentuk-bentuk neoplasma menurut jaringan tempat neoplasma berasal, yaitu :a. Adenoma : benjolan maligne pada kelenjar, misalnya pada prostat dan mammab. Limfoma : kanker pada kelenjar limfe, misalnya penyakit (non) Hodgkin dan p. Burkitt yang berciri benjolan rahangc. Sarkoma : neoplasma ganas yang berasal dari pembuluh darah, jaringan ikat, otot, atau tulang.d. Leukimia : kanker darah yang berhubungan dengan produksi leukosit yang abnormal tinggi dan eritrosit sangat berkurange. Myeloma : kanker pada sumsum tulang, misalnya penyakit Kahler dengan pertumbuhan liar sel-sel plasma di sumsum. Sel plasma termasuk leukosit dan membentuk antibodif. Melanoma : neoplasma kulit yang luar biasa ganasnya, terdiri dari sel-sel pigmen yang dapat menyebar dengan sangat pesat.

Sebab-sebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen. Zat karsinogen adalah zat yang dapat mengakibatkan tumor. Zat karsinogen dapat berasal dari obat-obatan maupun makanan. Obat-obatan yang mengandung karsinogen antara lain zat alkilasi, azatioprin, doksorubisin, daunorubisin, dan prokarbazin. Beberapa zat karsinogen terkenal berasal dari makanan adalah : Nitrosamin, Nitrat, Benzpiren, Asam desoksikholat, aflatoksin, dan zat-zat pewarna.PengobatanPengobatan kanker dikenal beberapa cara, antara lain:1. Operasi / pembedahan, yaitu dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah yang terkena kanker, misalnya pada kanker kulit.2. Radiasi / penyinaran, yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang terdapat sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radio aktif.

Page 67: Enzim1 111

3. Kemoterapi, yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau membunuh sel-sel kanker.4. Terapi hormon. Hormon dan antihormon tertentu digunakan pada kanker yang pertumbuhannya tergantung dari hormon, terutama zat-zat anti-estrogen (tamoksifen) pada kanker mamma dan endometrium, serta zat anti-androgen (flutamida, nilutamida) pada kanker prostat.5. Imunoterapi adalah pengobatan gangguan maligne dengan zat-zat stimulator sistem-imun, antara lain interferon, interleukine-2, atau LAK-cells

SitostatikaCytostatica atau oncolytica (Yun. kytos = sel, stasis = terhenti, ongkos = benjolan, lysis = melarutkan) adalah zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas (maligne). Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang memiliki titik kerja di dalam sel yang berlainan, Dengan demikian daya kerjanya diperkuat dan terjadinya resistensi dapat dihindarkan. Beberapa kombinasi terkenal adalah :* MVPP = mustin, vinkristin, prokarbazin, dan prednisolon pada limfoma non-Hodgkin yang bermetastase* VMCP = vinkristin, melfelan, cisplatin, dan prednisolon pada myeloma* FAM = fluorurasil, adriamisin, dan mitomisin pada kanker lambung* CAF = cyclofosfamida, adriamisin, dan fluorurasil pada kanker mamma yang sudah menyebar

PenggolonganBerdasarkan mekanisme kerjanya, sitostatika dapat dibagi dalam beberapa golongan :1. Zat – Zat Alkilasi2. Antimetabolit3. Antimitotika4. Antibiotika5. Obat-Obat Lainnya1) Zat-Zat Alkilasi

Yang terpenting adalah klormethin dan derivatnya, tiotepa dan busulfan. Obat-obat ini juga disebut radiomimetikam, karena kerjanya mirip dengan efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi. Obat-obat ini terutama digunakan pada kanker korion, limfogranuloma dan leukimia. a) Klormethin Merupakan sitostatika pertama yang digunakan (1946) terhadap kanker limfogranuloma dan leukemia akut. Kerjanya pendek sekali karena dalam darah terurai dalam beberapa menit. * KlorambusilAdalah derivat klormertin dengan cincin aromatik, khasiat dan penggunaannya sama. Daya kerjanya lebih lambat dan efek sampingnya lebih ringan. * SiklofosfamidAdalah derivat klormetin dengan cincin fosfat, yang baru aktif setelah dioksidasi di hati. Selain merusak sumsum tulang, seringkali mengakibatkan kerontokan rambut dan radang mukosa kandung kemih dengan perdarahan.* Melfalan

Page 68: Enzim1 111

Adalah derivat klormetin yang mengandung fenilalanin, kerjanya jauh lebih lama lebih kurang 6 jam. Banyak digunakan pada kanker sumsum tulang. Efek samping perintangan produksi megkaryocyt di sumsum tulang, yang membentuk pelat-pelat darah.b) Thiotepa Memiliki daerah indikasi yang lebih luas daripada derivat-derivat mustin, yaitu juga pada kanker yang sudah tersebar, maupun pada jenis-jenis kanker lain yang gagal pengobatannya dengan penyinaran.c) Busulfan Berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, maka khusus digunakan pada leukemia kronis guna menekan produksi leukosit.d) Lomustin Mampu mengalkilasi dan menghambat berbagai proses di dalamsel. Karena sifatnya yang lipofil dan mudah melintasi sawar otak, maka obat ini merupakan obat pilihan pertama pada tumor otak.2) Anti metabolit

Antimetabolit menghambat jalur metabolisme yang penting untuk sel kanker agar tetap hidup atau berkembang dengan cara menghambat jalur folat, purin, pirimidin, dan nukleosida pirimidin yang dibutuhkan untuk sintesis DNA.

Tidak ditemukan adanya kekhasan jalur metabolisme untuk sel kanker, namun antimetabolit dapat dipakai untuk membunuh sel tumor tanpa membunuh tuan rumah, karena adanya perbedaan dalam fraksi pertumbuhan sel seperti diuraikan terdahulu. Antimetabolit mempunyai spektrum pemakaian yang lebih sempit dibandingkan dengan obat antikanker dari kelas lain.a) Merkaptopurin Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, juga dalam hal MTX atau zat-zat alkilasi tidak efektif lagi.* Azathioprin Dalam tubuh dirombak menjadi merkaptopurin. Banyak digunakan sebagai imunosupresivum pada transplantasi ginjal dan organ-organ lain guna memperkecil bahaya penolakan organ-organ baru oleh tubuh si penerima.b) Fluorouracil Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar atau (kolon) dan poros usus (rektum). Efek samping sama dengan MTX.* Sitarabin Berkhasiat virustatik terhadap virus-virus DNA. Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak.3) Anti Mitotika

Zat ini mencegah pembelahan sel dengan merintangi pembelahan inti sel.a) Vinblastin Merupakan alkaloid tanaman Vinca rosea bersama derivatnya vindesin dan vinkristin. Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya tidak efektif. Efek samping utama neuritis perifer, mual, muntah, rambut rontok dan obstipasi.* Vindesin Khasiat kurang lebih sama dengan vinblastin, tetapi kurang menekan sumsum tulang dan neurotoksis. Digunakan antara lain pada leukemia akut pada anak-anak dan pada kanker buah dada.

Page 69: Enzim1 111

* Vinkristin Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, umumnya dikombinasikan dengan obat lain, misalnya merkaptopurin dan prednison. Efek samping sama dengan vinblastin, polineuritis lebih cepat terjadi dan terapi harus segera ditunda hingga gejala - gejala lenyap. Depresi sumsum tulang praktis tidak terjadi.c) Podofilin Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum yang antara lain mengandung zat antimitotik podolifotoksin. Dua glikosida semisintetisnya adalah teniposida dan etoposida

* Teniposida Digunakan pada limfoma Hodgkin, kanker otak dan kandung kemih.* EtoposidaDigunakan antara lain pada kanker testis dan ovarium.4) Antibiotika Sejumlah antibiotik (metabolit mikroba) telah memperlihatkan aktiviats terhadap kanker, pada saat ini aktinomisin adalah yang terefektif secara klinik. Terutama digunakan pada kanker korion yang sudah metastasis, biasanya dikombinasikan dengan klorambusil dan MTX. Efek samping sama dengan sitostatika lain yakni gangguan darah, lambung-usus dan rambut rontok.a) Mitomisin Sangat toksis untuk sumsum tulang, maka pengawasan darah seksama harus dilakukan bila obat-obat lain tidak efektif.b) Doksorubisin Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma yang tidak dapat diobati dengan sitostatika lain, biasanya dengan vinkristin dan prednison.* Daunorubisin Merupakan derivat doksorubisin dengan khasiat dan efek samping yang sama. Urin dapat berwarna merah seperti doksorubisin.5) Obat-Obat Lainnya Obat-obat lain yang digunakan pada kanker terdiri dari kortikosteroida, hormon kelamin, prokarbazin dan asparaginase.a) Kortikosteroida Hampir pada semua kombinasi obat pada terapi kanker mengandung prednison atau turunannya, karena efeknya langsung terhadap sel-sel kanker sendiri dan menghasilkan pengaruh yang baik seperti demam menurun, perasaan nyaman, tumor menjadi ringan, nafsu makan bertambah, dan sebagainya.b) Hormon-hormon kelamin Kerapkali digunakan dengan hasil yang baik, pada jenis-jenis kanker yang tergantung dari hormon, yang pertumbuhannya dapat dihambat oleh androgen atau estrogen, atau anti hormon, misalnya estrogen diberikan pada kanker prostat (guna meniadakan efek hormon pria). Androgen diberikan pada kanker payudara.c) Prokarbazin Dianjurkan sebagai obat pilihan kedua pada limfogranuloma, dalam kombinasi dengan klormethin, vinkristin dan prednison.d) L-Asparaginase Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E.coli. Pada leukemia tertentu sel-sel kanker tidak dapat membentuk 1-asparagin yang diperlukannya untuk sintesis proteinnya. Maka zat ini

Page 70: Enzim1 111

menggunakan asparagin tersebut sehingga sel-sel kanker terhenti perkembangannya. Efek samping mual, muntah, gangguan SSP dan hati, alergi. Hanya digunakan pada leukemia akut dan sebagai obat pilihan kedua.e) Cisplatin Terutama digunakan pada kanker testis dalam kombinasi dengan vinkristin dan bleomisin, serta pada kanker ovarium.f) Interferon Daya sitostatiknya telah dibuktikan untuk beberapa bentuk kanker. Selain itu juga berdaya anti virus dan dianjurkan sebagai pencegah influensa sampai 24 jam sesudah terjadinya infeksi.Spesialite obat-obat sitostatika.NOGENERIK dan LATINDAGANGPABRIK1Dokosorubisin HidrokloridaAdiamycin RDCarlo Erba(Doxorubici Hydrochloridum)2FluorourasilAdrucilCarlo Erba(Fluorouracilum)3Bleomisin SulfatBleocinKalbe Farma(Bleomicini Sulfas)4Sisflatin(Cisflatinum)CisplatinKalbe Farma5SiklofosfamidaEndoxanAsta(Cyclophosphamidum6Metotreksat(MethotrexatumFarmitrexatCarlo Erba7Sitarabin (Cytarabin)ErbabinKalbe Farma

Page 71: Enzim1 111

8Vinkristin SulfatKrebinKalbe Farma(Vincristini Sulfas)9Vinblastin SulfatVinblastine Sulphate DBLTempo Scan Pasific(Vinblastini Sulfas)