STEP 7 1. HEPAR a. Anatomi: Hepar terletak pada hipokondriaca dextra, epigastrica dan sedikit hipokondriaka sinistra Hepar memiliki 4 lobus : lobus dextra, lobus sinistra, lobus caudatus dan lobus quadratus Penggantungnya meliputi lig.falciforme, lig. Teres hepatis, lig.coronarium, lig.triangulare dextra et sinistra, lig.venosum arantii
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STEP 7
1. HEPARa. Anatomi:
Hepar terletak pada hipokondriaca dextra, epigastrica
dan sedikit hipokondriaka sinistra
Hepar memiliki 4 lobus : lobus dextra, lobus sinistra,
lobus caudatus dan lobus quadratus
Penggantungnya meliputi lig.falciforme, lig. Teres
hepatis, lig.coronarium, lig.triangulare dextra et sinistra, lig.venosum arantii
Secara anatomis dipisahkan oleh fissura sagittalis sinistra, sehingga lobus
C dan lobus Q berada di lobus dextra
Secara fungsionil dipisahkan oleh fossa sagitalis dextra menurut
innervasi, vaskularisasi dan aliran limfenya sehingga lobus C dan lobus Q
berada di lobus sinistra
Di hepar. Terdapat hillus yang berupa porta hepatis :
Keterangan gambar :178.22. Lig. falciforme 130.26. Lobus caudatus178.23. Lig. triangulare dextra 26. Pars anterior23. Facies diaphragmatica 27. Pars dextra178.24. Lig. triangulare sinistra 28. Pars posterior246.24. Venae hepatica 29. Area nuda *
24. Pars superior 30. Sulcus venae cavae25. Impressio cardiac 31. Fisura ligament venosi*
Area Nuda, adalah area yang tidak diselubungi oleh peritoneum.
1.1.2. Ligamenti HepatisPada hepar terdapat beberapa ligamentum (Gambar 1, 3, dan 4) yaitu :1. Ligamentum falciformis. Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdolmen dan
terletak di antara umbilicus dan diafragma.
2. Ligamentum teres hepatis (round ligament). Merupakan bagian bawah ligamentum
falciformis; merupakan sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yang telah menetap.
3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis. Merupakan bagiandari omentum minus yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan duodenumsebelah proksimal ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat arterie hepatica, vena
5
porta dan ductus choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk
tepi anterior dari Foramen Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior (dextra & sinistra) dan ligamentum coronaria
posterior (dextra & sinistra). Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma
ke hepar.
5. Ligamentum triangularis (dextra & sinistra). Merupakan fusi dari ligamentum
coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang
beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia mengandung
50.000 sampai 100.000 lobulus.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus
portalis/triad yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri
hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan
isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Sistem bilier dimulai dari
canaliculi biliaris yang halus yang terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut
membentuk dinding sel.
1.1.3. Segmentum Hepatis (Gambar 5 dan 6)
Gambar 5. Segemen Hepar dari arah ventral
6
Gambar 6. Segemen Hepar dari arah dorsal
1.1.4. Impressio (Gambar 3)
1. Hepatica dextra
1. impressio duodenalis
2. impressio suprarenalis
3. impressio renalis
4. impressio colica
2. Hepatica sinistra
1. impressio esophagus
2. impressio gastrica
1.1.5. Perdarahan
Lobulus hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica
dan kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel
hati yang menyebar dari vena sentralis seperti jeruji roda. Masing –masing lempeng hati
tebalnya dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris kecil yang
mengalir ke ductus biliaris ke dalam septum fibrosa yang memisahkan lobules hati yang
berdekatan.
7
Di dalam septum terdapat vena porta kecil yang menerima darah terutama dari vena
saluran pencernaan melalui vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke sinusoid hati
gepeng dan bercabang yang terletak di antara lempeng-lempeng hati dan kemudian ke vena
sentralis. Dengan demikian, sel hepar terus-menerus terpapar dengan darah vena porta.
Arteriol hati juga ditemukan di dalam septum interlobaris. Arteriol ini menyuplai darah
arteri ke jaringan septum di antara lobulus yang berdekatan, dan banyak juga arteriol kecil
yang mengalir langsung ke sinusoid hati, paling sering berlokasi pada sepertiga jarak ke
septum interlobaris (Gambar 7).
Gambar 7. Struktur dasar lobulus hati
Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh dua ripe sel yang lain:
1. sel endotel khusus dan
2. sel kupffer besar (retikuloendotelial), yang merupakan makrofag residen yang
melapisi sinusoid dan mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam
darah sinus hepatikus.
Lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori-pori yang sangat besar, beberapa
diantaranya berdiameter hampir 1 mikrometer. Di bawah lapisan ini, terletak di antara sel
8
endotel dan sel hepar, terdapat ruang jaringan yang sangat sempit yang disebut ruang Disse
yang juga dikenal dengan ruang perisinusoidal. Jutaan ruang Disse menghubungkan
pembuluh limfe di dalam septum interlobaris. Oleh karena itumelalui aliran limfatik.
Karena besarnya pori di endotel, zat di dalam plasma bergerak bebas ke dalam ruang
Disse, bahkan banyak protein plasma berdifusi dengan bebas ke ruang ini.1
Kira-kira 1050 mL darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati setiap menit, dan
tambahan 300ml lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatica, dengan total rata-rata 1350
ml/menit. Jumlah ini sekitar 27% dari sisa curah jantung. Rata-rata tekanan di dalam vena
porta yang mengalir ke dalam hati adalah sekitar 9 mm Hg, dan rata-rata tekanan di dalam
vena hepatica yang mengalir dari hati ke vena cava normalnya hampir tepat 0 mm Hg.
Perbedaan tekanan yang kecil ini, hanya 9 mm Hg. Menunjukkan bahwa tahanan aliran
darah melalui sinusoid hati normalnya sangat rendah. Terutama bila seseorang dapat
memperkirakan bahwa sekitar 1350 ml darah mengalir melalui jalur ini setiap menit.
Jika sel-sel parenkim hati hancur, sel-sel tersebut digantikan oleh jaringan fibrosa yang
akhirnya akan berkontraksi di sekeliling pembuluh darah, sehingga sangat menghambat
darah porta melalui hati. Proses penyakit ini dikenal dengan sirosis hati. Penyakit ini lebih
umum disebabkan oleh alkoholisme.
Sistem porta juga kadang-kadang terhambat oleh suatu gumpalan besar yang berkembang
di dalam vena porta atau cabang utamanya. Bila system porta tiba-tiba tersumbat,
kembalinya darah dari usus dan limfa melalui system aliran darah porta hati ke sirkulasi
sistemik menjadi sangat terhambat, menghasilkan hipertensi porta dan tekanan kapiler, di
dalam dindimg usus meningkat 15 sampai 20 mmHg diatas normal.
Sejauh ini rangsangan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah
hormone kolesistokinin. Hormone ini adalah hormone kolesistokinin yang telah
dibicarakan sebelumnya yang menyebabkan peningkatan sekresi enzin pencernaan oleh
sel-sel asinar pancreas. Rangsangan untuk memasukkan kolesistokinin kedalam darah dari
mukosa duodenum terutama adalah kehadiran makanan berlemak dalam duodenum.
17
Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut-
serabut saraf yang menyekresi asetil kolin dari system saraf fagus dan enterik usus.
Keduanya adalah saraf yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian
lain traktus gastrointestinal bagian atas.
Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya kedalam duodenum terutama
sebagai respon terhadap perangsangan kolesistokonin yang terutama dicetuskan oleh
makanan berlemak. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung
empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat lemak dalam jumlah yang berarti dalam
makanan, normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar satu
jam.
2. VESICA FELLEAa. Anatomi
1.2. Anatomi Vesica Biliaris (Kandung Empedu)
Kedudukan kandung empedu bervariasi terhadap kedudukan hati. Fundus kandung empedu
terletak khas pada tepi lateral m. Rektus abdominis kanan, agak di bawah tepi kosta.vesicabiliaris memiliki kemampuan menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya,
serta memekatkannya dengan cara mengabsorspi air.Vesica biliaris dibagi menjadi :
1. Fundus vesicae biliaris, berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah margo
inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengandinding anterior abdomen setinggi ujung kartilago costalis IX dextra.
2. Corpus vesicae biliaris, terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepardan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.
3. Collum vesicae biliaris, melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok kedalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis
untuk membentuk ductus choledochus (Gambar 8).
Keterangan gambar :2. Fundus biliaris 14. Ampulla hepatopancreatica3. Corpus biliaris 15. Sphincter ampullae
4. Collum biliaris 16. Ductus choledochus
132.8. Ductus hepatica 128.18. M. sphincter ductuscommunis pancreatici.
10. Ductus cysticus11. Plica spiralis12. M. ductus choledochus13. M. sphincter ductus choledochi.
Gambar 8. Anatomis Vesica biliaris
1.2.1. Perdarahan
Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dariarteri hepatica dextra. Dan vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae. Sejumlah
arteri dan venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.
10
1.2.2. Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris b
erkontraksi
sebagai respons terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunik
a mukosa
duodenum karena masuknya makanan dari gaster.
b. Histology
3.2. Histologi Vesica Biliaris
Gambar 15. Histologi Vesica Biliaris
Keterangan gambar :
1. Tunica mucosa 3. Mucosal crypt
2. Mucosal plicae 4. Lamina propia
(Masson-Goldner trichrome; magnification: X 80)
Gambar 16. Histologi Ductus Cholodochus
Keterangan gambar :
1. Epitelium ductus choledochus
2. Jaringan penghubung dan pelindung
3. Kelenjar saluran pipa empedu
(Weigert’s picrofuchsin - magnification: X 300)
c. Embriologi
d. Fisiologi
Fisiologi
Kandung empedu memiliki fungsi :
sebagai tempat menyimpan cairan empedu
memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan
cara mengabsorpsi air dan elektrolit, Cairan empedu ini
adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh
tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah
dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan
penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan
meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang
larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari
usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah
merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam
empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam
fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
www.medicastore.com
3. LienA. Anatomi
Lien berwarna kemerahan dan merupakan sebuah massa limfoid
terbesar di dalam tubuh. Lien berbentuk lonjong dan mempunyai
incisura di ekstremitas anteriornya, terletak tepat di bawah
pertengahan kiri diaphragm, dekat dengan costa IX – XI. Sumbu
panjangnya terletak sepanjangcorpus costalis X. Kutub bawahnya
membebtang ke depan hanya sampai linea axillaris media, dan tidak
dapat diraba pada pemeriksaan fisik.
Lien diselubungi oleh peritoneum dan yang bejalan dari hilum lienale
sebagai ligamentum gastrolienale ke curvatura gastric major
(membawa arteria dan vena grastica brevis serta arteria dan vena
gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga berjalan menuju ren
sinistra sebagai ligamentum lienorenale (membawa arteria, vena
lienalis, dan cauda pancreatic).
Vascularisasi:
Areteriae: arterie lienalis cabgng truncus coeliacus. Berjalan di
sepanjang margo superior pancreas. Kemudian bercababg menjadi 6
pembuluh arteri y7ang masuk hilum lienale.
Venae: v.lienalis dan berjalan di belakang cauda dan ccorpus
pancreatic. Di belakang collum pancreatic, v.lienalis bergabung
dengan v. mesenterisca superior membentuk vena prate hepatis.
Aliran limfe
Pembuluh limf keluar dari hilum lienale dan berjalan melalui
beberapa kelenjar limf yang terletak di sepanjang a.lienalis dan
kemudia bermuara ke nodi coeliaci.
Innervasi:
Saraf- saraf berjlan mengikuti a.lienalis dan berasal dari plexus
coeliacus.
Sumber : Anatomi Klinik. Richard Snell.
B. Embriologi
C. Histology
Limpa dibungkus sebuah simpai jaringan ikat padat yang
menjulurkan trabekula jaringan ikat ke bagian dalam limpa.
Trabekula utama memasuki limpa di hilus dan bercabang –cabang
menyusup seluruh organ. PAda trabekula, terdapat di arteri
trabekularis dan vena trabekularis. Trabekula yang terpotong
melintang tampak bulat atau nodular.
Limpa ditandai dengan sejumlah agregat limfonodulus; noduli ini
membentuk pulpa alba organ. Limfonoduli mengandung pusat
germinal, jumlahnya secara progresif berkurang bersama dengan
penambahn umur. Arteri sentralis melewati setiap limfonodulus;
namun arteri ini umumnya tidak terletak di pusat. Arteri sentralis
adalah cabang dari arteri trabekularis yang mendapat selubung
jaringan limfatik saat meninggalkan trabekula. Selubung ini juga
membentuk limfonodulus yang kemudian membentuk pulpa alba
limpa.
Di sekitar limfonodulus dan trabekula terdapat anyaman sel merata
yang membentuk bagian terbesar organ dan secara kolektif
membentuk pulpa rubra atau pulpa limpa. Sediaan segar pulpa rubra
tampak merah karena jarinngan vaskularnya, PUlpa rubra juga
mengandung arteri pulpa, sinus venosus dan korda limpa (Billroth);
hal ini tampak sebagai untaian difusi jaringan limfatik di antara sinus
venosus. Korda limpa membentuk anyaman longgar jaringan ikat
reticular yang biasanya tertutup jaringan padat lain
Atlas Histologi. Di Fiore.
D. Fisiologi
Fisiologi
Menguasai teransportasi cairan (transportasi kelebihan air
dari jaringan kembali ke darah) dan pengolahan makanan.
Limpa memisahkan cairan yang berguna dan tidak berguna
dari cairan yang sudah dicerna, mengirim yang bersih ke
Paru-paru untuk di distribusikan ke kulit dan yang kotor di
salurkan ke Usus Halus untuk di suling / dimurnikan. Bila
fungsi ini lemah maka terjadi penumpukan cairan sehingga
menimbulkan kelembaban, banyak lendir atau oedema .
Pengendalian darah agar tetap berjalan sebagaimana
mestinya dalam pembuluh darah dan tidak terjadi
pendarahan.
Limpa mengektrasi nutrisi dari makanan dan
mengangkutnya ke bagian tubuh lainnya termasuk otot,
menjamin kekuatan dan pengembangan otot serta anggota
gerak, maka kuat lemahnya anggota gerak mencerminkan
kuat lemahnya organ limpa.
Waktu masih janin Limpa berperan membentuk sel-sel darah
merah.
Memisahkan eritrosit (sel darah merah) yang sudah usang.
Menghasilkan limposit (sejenis sel darah putih) bagian
penting dari sistem kekebalan tubuh (limposit-B dibentuk di
sumsum tulang sebagai anti bodi dan limposit-T dibentuk di
kelenjar getah bening dan limpa yang diprogram untuk
memerangin antigen tertentu) — fungsi pertahanan dan anti
bodi.
Diduga menghancurkan leukosit dan trombosit.
Mengekstrasi Chi-energi dari makanan lalu mengirimnya ke
Paru-paru untuk bergabung dengan Chi-energi yang
diekstrasi dari udara (O2) kemudian diedarkan melalui
meridian dan di bawah kulit dan sebagai Chi-energi
Pertahanan.
Penyerapan lemak dari usus kecil ke pembuluh getah bening
usus.
Penyimpanan dan pemecahan sel darah merah dalam limpa.
Sumber : www.usu.ac.id
4. PANCREASa. Anatomi
Anatomi
Letak : regio epigastrika & hipokondriaka sainistra
Endokrin : hormone yang dihasilkan oleh 1 jaringan kelenjar
dan menampakkan efeknya pada jaringan atau sel-sel sasaran
yang cukup jauh.kelenjar endokrin yaitu kelenjar buntu, tidak
punya saluran keluarkan produk yang di hasilkannya dan
hasilnya langsung diserap pembuluh darah. Ex : hormone tiroid
Parakrin : hormon yang timbul dari 1 sel, berjalan cukup
pendek untuk nerinteraksi dengan reseptornya. Ex : hormon
steroid kelamin dan ovarium
Autokrin : hormone yang dihasilkan oleh sel yang sama, yang
berfungsi sebagai sasaran hormone tersebut. Ex :
prostalglandin
Fisiologi Guyton
Fisiologi
A. Eksokrin - Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas yang bermuara ke duodenum. - Enzim – enzim tersebut berfungsi untuk mencerna 3 jenis makanan utama = karbohidrat, protein, dan lemak.menetralkan asam kimus dari lambung. - Sekresi ini juga mengandung sejumlah besar ion bikarbonat
- Enzim proteolitik = tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase. Tripsin dan kimotripsin : memisahkan protein yang dicerna menjadi peptida, tapi tidak menyebabkan pelepasan asam – asam amino tunggal. Karboksipolipeptidase : memecah beberapa peptida menadi asam – asam amino bentuk tunggal. - Enzim proteolitik yang kurang penting = elastase dan nuklease. - Enzim proteolitik disintesis di pankreas dalam bentuk tidak aktif berupa = tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipolipeptidase = menjadi aktif jika disekresikan di tractus intestinal. Tripsinogen diaktifkan oleh enzim enterokinase yang disekresi mukosa usus ketika kimus berkontak dengan mukosa.Kimotripsinogen dan prokarboksipolipeptidase diaktifkan oleh tripsin. - Enzim pankreas untuk mencerna karbohidrat = amilase pankreas : menghidrolisis serat, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat (kecuali selulosa) untuk membentuk trisakaridan dan disakarida. - Enzim pencerna lemak = lipase pankreas : menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan monogliserida. Kolesterol esterase : hidrolisis ester kolesterol. Fosfolipase : memecah asam lemak dan fosfolipid. - Tiga rangsangan dasar yang menyebabkan sekresi pankreatik : 1. Asetikolin : disekresikan ujung n. vagus parasimpatis dan saraf2 kolinergenik. 2. Kolesistokinin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam. 3. Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.
B. Endokrin sel α, sel β, sel δ, dan sel F. terdiri atas 4 sel - Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans - Sekresi sel – sel ini berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui pembuluh darah.Sel Hormon Target Utama Efek Hormonal Regulasi 1.α (Glukagon) Target : Hati, jaringan adiposa Efek : merombak cadangan lipid, merangsang sintesis glukosa dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin. 2. β (Insulin) Target : Sebagian besar sel Efek : membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh somatostatin. 3. δ (Somatostatin) Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas. 4. F (Polipeptida pankreas) Target : Organ pencernaan Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
1. Hubungan / peran pancreas dengan sistem enterohepatikPankreas terbentuk dari dua sel dasar yang mempunyai fungsi sangat berbeda. Sel sel eksokrin
yang berkelompok yang berkelompok kelompok disebut asini menhasilkan unsur unsur getah pancreas. Sel sel endokrin atu Pulau Langerharns menghasilkan sekret endokrin, insulin dan glukagon yang penting untk metabolisme karbohidrat.
Pancreas merupakan kelenjar kompleks tubulo alveolar.Secara keseluruhan, pankreas menyerupai setangkai anggur. Cabang- cabangnya merupakan saluran yang bermuara pada duktus pankreatikus utama(Wirsungi). Saluran saluran kecil dari tiap asinus mengosongkan isinya ke saluran utama. Saluran utama berjalan disepanjang kelenjar , sering bersatu dengan duktus koledokus pada ampula Vateri sebelum masuk ke duodenum.Saluran tambahan, duktus Santorini sering ditemukan berjalan dari caput pankreas masuk ke duodenum, sekitar satu inci di atas papila duodeni.
(Patofisiologi, Sylvia A. Price)
2. Hubungan / peran kandung empedu dengan sistem enterohepatikKandung empedu mempunyai peranan penting dalam pencernaan lemak.Kandung empedu menampung ±50ml empedu yang dapat dibuat kembali dalam merespon pencernaan makanan.Dalam keadaan puasa kira-kira setengah dari empedu secara terus-menerus dialirkan ke dalam kandung empedu untuk disimpan. Selama empedu berada dalam kandung empedu, maka akan terjadi peningkatan konsentrasi empedu oleh terjadinya proses reabsorpsi ion-ion Natrium, Kalsium, dan bikarbonat diikuti oleh difusi air sehingga terjadi penurunan pH intrasistik. Kandung empedu mampu menurunkan volumenya jika diisi empedu 80-90 %
(Buku Ajar IPD jilid 1edisi IV)
3. Hubungan / peran lien dengan sistem enterohepatikLimpa menghasilkan, memantau, menyimpan dan menghancurkan sel darah.
limpa merupakan organ sebesar kepalan tinju yang lembut dan berongga-rongga, dan berwarna keunguan.
limpa terdapat dibagian atas rongga perut, tepat dibawah lengkung tulang iga di sebelah kiri.
Limpa berfungsi sebagai 2 organ.
bagian yang putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak).
sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi.
limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa.
bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembeluh darah.
Bagian merah memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya.
karena itu, bagian merah ini kadang disebut sebagai kuburan sel darah merah.
bagian merah juga berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit.
Pada banyak binatang, bagian merah ini melepasakan elemen darah ke dalam darah sirkulasi pada saat tubuh memerlukannya; tetapi pada manusia pelepasan elemen ini bukan merupakan fungsi limpa yang penting.
Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk menghasilkan antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh.
sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang.
tidak lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut, sehingga peningkatan resiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama.
Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat. Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi.
Jika limpa yang membesar menangkap sejumlah besar sel darah yang abnormal, sel-sel ini akan menyumbat limpa dan mengganggu fungsinya.
Proses ini menyebabkan suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terperangkap dalam limpa, maka limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa, maka akan semakin banyak sel yang terperangkap.
jika limpa terlalu banyak membuang sel darah dari sirkulasi (hipersplenisme), bisa timbul sejumlah masalah, seperti:
- anemia (karena jumlah sel darah merah berkurang)
- sering mengalami infeksi (karena jumlah sel darah putih berkurang)