Dr. Sahrun ENDOMETRIOSIS
Dr. Sahrun
ENDOMETRIOSIS
Definisi
Endometriosis secara klinis adalah kelenjar dan stroma endometrium yang terdapat di luar kavum uteri, seperti di organ-organ genitalia interna, vesika urinaria, usus, peritoneum, paru, umbilikus, mata dan otak, yang memicu reaksi peradangan menahun
INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI wanita remaja dan usia reproduksi dari
seluruh etnis dan kelompok masyarakat Insidensi endometriosis di Amerika 6-10
% dari wanita usia reproduksi. Indonesia sendiri, insidensi pasti dari
endometriosis belum diketahui
Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui beberapa teori mengemukakan kaitan antara endometriosis dengan masalah imunologik (kekebalan tubuh) serta faktor genetik (keturunan). Beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis: Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun ) Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek
(7 hari) Spotting sebelum menstruasi Peningkatan jumlah estrogen dalam darah Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit
yang sama. Memiliki saudara kembar yang menderita
endometriosis Terpapar Toksin dari lingkungan
Patogenesis
1. Teori Regurgitasi dan Implantasi Haid (1927)darah haid mengalir dari kavum uteri melalui tuba fallopi ke kavum peritoneum, dan berimplantasi pada permukaan peritoneum
2. Teori Metaplasia (Meier - 1919)lesi endometriosis terbentuk akibat metaplasia dari sel-sel epitel coelom yang berasal dari saluran Muller. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel-sel peritoneal, pleura dan sel-sel pada permukaan ovarium
3. Teori Induksidarah haid atau rangsangan atau paparan lain memicu sel-sel peritoneum sehingga terjadi perubahan sel-sel asal yang tidak berdiferensiasi menjadi sel-sel endometrium yang berdiferensiasi dan memiliki kemampuan untuk berimplantasi
1. Teori Aliran Limfe (Halban-1924)kejadian endometriosis jarak jauh berdasarkan aliran limfe yang membawa dan akhirnya dapat tumbuh di tempat yang baru
2. Teori Iatrogenikterjadinya endometriosis pada dinding abdomen adalah karena pemindahan desidua saat operasi sesarea
3. Teori Neurologiklesi menginfiltrasi dinding usus besar sepanjang nervus, pada jarak yang jauh dari lesi primer
4. Faktor Genetik dan ImunologikDitemukan penurunan imunitas seluler pada jaringan endometrium wanita yang menderita endometriosis, Bila salah satu orang tua (ibu) menderita endometriosis, maka anak dari orang tua tersebut lebih mungkin menderita endometriosis
Manifestasi Klinis
1. Nyeri : Dismenore sekunder Dismenore primer yang buruk Dispareunia Nyeri ovulasi Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke
dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter.
2. Perdarahan abnormal Hipermenorea Menoragia Spotting belum menstruasi Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar
sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi. 3. Keluhan buang air besar dan buang air kecil
Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
Darah pada feces Diare, konstipasi dan kolik
Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan dalam atau colok dubur, kadang teraba adanya nodul-nodul di daerah kavum Douglasi dan daerah ligamentum sakrouterina yang sangat nyeri. Uterus biasanya teraba retrofleksi dan sulit digerakkan. Di parametrium terba massa kistik yang nyeri pada penekanan.
Selalu harus dilakukan pemeriksaan kombinasi retrovaginal.
Kemungkinan endometriosis berdasarkan gejala
Kelompok Gabungan
gejala Kemungkinanendometriosis(%)
1 • nyeri haid• tumor >2x2 atau nodul• infertilitas
89,09
2 • nyeri haid• tumor >2x2 atau nodul
65,45
3 • nyeri haid• infertilitas
60,00
4 • tumor >2x2 atau nodul• infertilitas
52,73
Pemeriksaan Penunjang
1. Uji serum CA-125
Sensitifitas atau spesifisitas berkurang Protein plasenta 14
Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.
Antibodi endometrialSensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan Ultrasound
Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11%
MRI90% sensitif dan 98% spesifik
PembedahanMelalui laparoskopi dan eksisi.
3. Laparoskopi pemeriksaan visualisasi langsung ke rongga pada kasus sering
dijumpai jaringan endometriosis tanpa adanya gejala klinis
Hubungan warna lesi endometriosis peritoneal secara laparoskopidan makna klinisnya
Warnalesi
Aktivitas biologis Makna klinis
Merah Sangat tervaskularisasi dan proliferatif;aktivitas produksi prostaglandin F 2 alphasama dengan lesi hitam.
Stadium dini endometriosis
Putih Sedikit sekali tervaskularisasi, metabolik takaktif, jaringan fibrosa.
Lesi yang sembuh atau latenkurang nyeri dibandingkan lesihitam atau merah
Hitam Aktivitas produksi prostaglandin F 2 alphasama dengan lesi merah.
Stadium lanjut endometriosis (76-93% terpastikan secarahistopatologis)
Lesi endometriosis dan Endometrioma
PENATALAKSANAAN
Tergantung pada : Luasnya penyakit seperti yang ditemukan saat laparoskopi Fungsi reproduksi
1. OBSERVASIPada pasien asimptomatik atau dengan rasa nyeri ringan.Pada pasien infertil dengan kelainan ringan sebaiknya dilakukan terapi ekspektatif
2. TERAPI ANALGESIK NSAID’s Prostaglandine synthetase – inhibiting drugs
3. TERAPI HORMONALuntuk menghentikan ovulasi, sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati
a. Pil kontrasepsi oralb. Progestinc. Danazold. Gestrinonee. e. GnRH agonis
4. TERAPI PEMBEDAHANTerapi bedah konservatif dilakukan pada : Kasus infertilitas Penyakit berat dengan perlekatan hebat Usia “tua”
Terapi bedah konservatif antara lain meliputi pelepasan perlekatan, merusak jaringan endometriotik, rekonstruksi anatomis sebaik mungkin.
TERIMA KASIH