Top Banner

of 38

endokrin tiroid baru 2.docx

Apr 04, 2018

Download

Documents

frizzy_moetzy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    1/38

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangSetiap tahunnya, sekurang-kurangnya ada 37000 kasus baru dari

    karsinoma tiroid di Amerika serikat, menurut National Cancer Institute.

    Perempuan lebih beresiko untuk terkena kanker ini dengan rasio 3:1. Kanker

    dapat terjadi pada umur berapapun walaupun umumnya pada usia 30an, dan

    akan semakin parah gejalanya pada pasien usia tua. Umumnya, pasien dengan

    nodul tiroid tidak menimbulkan gejala klinis, yang perlu di ingat adalah 99%

    nodul tiroid adalah bukan kanker. Tetapi ketika seseorang telah terkena

    karsinoma tiroid perlu dicurigai berawal dari nodul tiroidnya.

    Kanker tiroid merupakan penyakit yang sering ditemukan, pada

    umumnya berupa tumor jinak, sebagian kecil berupa karsinoma, jarang sekali

    dijumpai sarkoma. Kesulitan terbesar dalam menangani nodul tiroid adalah

    dalam memastikan ada tidaknya karsinoma di dalamnya. Ada yang telah

    mengumpulkan data sampel tiroid dari hasil otopsi 1116 kasus dari Jepang,

    Kanada, Polandia, Kolombia dan Hawaii, ditemukan adanya kanker

    tersembunyi pada 5,6-28,4% kasus, yang tertinggi di Jepang.

    Kanker tiroid penyakit keganasan tersering ditemukan pada sistim

    endokrin, 1% dari seluruh keganasan, di Indonesia menempati urutan 9 dari

    10 keganasan yang sering ditemukan. Pada daerah endemik insidensi kanker

    tiroid folikuler dan anaplastik lebih sering, terutama pada usia lanjut.

    Sedangkan daerah yang kaya akan jodium (Iceland) tipe papiler lebih

    menonjol. Golongan umur terutama pada usia 7-20 tahun dan 40-65 tahun,dimana wanita lebih sering dari pada pria ; 3:1. Gambaran klinis yang sering

    ditemukan berupa nodul tunggal (70-75%), sesak nafas, perubahan suara,

    sulit menelan, dan pembesaran kelenjar getah bening leher.Insidensi kanker

    tiroid sangat dipengahuri oleh banyak faktor antara lain: demografi,

    lingkungan, usia, riwayat keluarga dan pernah terpapar radiasi.

    Kanker tiroid terjadi pada sel-sel kelenjar tiroid (organ berbentuk mirip

    kupu-kupu terletak di pangkal leher), yang berfungsi memproduksi hormon

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    2/38

    2

    untuk mengatur kecepatan jantung berdetak, tekanan darah, suhu tubuh dan

    berat badan.

    Berbagai modalitas dalam menegakkan diagnosis pasti nodul tiroid dan

    untuk mengetahui jenisnya telah dikenal dalam dunia kesehatan. Mulai dari

    anamnesis sederhana, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang yang

    canggih dapat dipergunakan dalam penanganan pasien dengan nodul tiroid.

    Pemeriksaan penunjang tersebut meiliputi pemeriksaan kadar Thyroid-

    Stimulating Hormone (TSH) di dalam serum, Fine-Needle Aspiration (FNA),

    Ultrasonografi tiroid, hingga menggunakan Thyroid scan.

    1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi dari kanker tiroid?2. Bagaimana anatomi dan fisiologi tiroid?3. Bagaimana etiologi tentang kanker tiroid?4. Apa manifestasi klinis dari kanker tiroid?5. Apa sajakah klasifikasi dari kanker tiroid?6. Bagaimana patofisiologi dari kanker tiroid?7. Bagaimana woc dari kanker tiroid?8. Bagaimana penatalaksanaan dari kanker tiroid?9. Apa pemeriksaan diagnostik pada kanker tiroid?10.Apa pemeriksaan pemeriksaan penunjang pada kanker tiroid?11.Apa klasifikasi pada kanker tiroid?12.Bagaimana asuhan keperawatan dengan kanker tiroid?

    1.3

    Tujuan1. Tujuan Umum

    Mahasiswa mampu membuat dan mengaplikasikan proses pemberian

    asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker tiroid.

    2. Tujuan Khususa. Mengetahui definisi dari kanker tiroidb. Mengetahui anatomi dan fisiologi tiroidc. Mengetahui etiologi tentang kanker tiroid

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    3/38

    3

    d. Mengetahui manifestasi klinis dari kanker tiroide. Mengetahui klasifikasi dari kanker tiroidf. Mengetahui patofisiologi dari kanker tiroidg. Mengetahui woc dari kanker tiroidh. Mengetahui penatalaksanaan dari kanker tiroidi. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada kanker tiroid

    j. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada kanker tiroidk. Mengetahui klasifikasi pada kanker tiroidl. Memahami asuhan keperawatan dengan kanker tiroid

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    4/38

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    5/38

    5

    dan cincin trakea superior. Diluar kapsul adalah jaringan ikat longgar yang

    dibentuk oleh lapisan viscera daripretracheal deep cervical fascia.

    Kelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media dan fasia

    prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus,

    pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan

    fascia pretrachealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga

    perempat lingkaran. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan

    sinistra yang saling berhubungan oleh istmus. Masing-masing lobus tebalnya

    2 cm, panjangnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm. Struktur dari kelenjar tiroid

    terdiri dari banyak folikel-folikel tertutup (100-300 mikrometer) yang dibatasi

    sel epitel kuboid. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada

    permukaan belakang kelenjar tiroid, tetapi letak dan jumlah kelenjar ini dapat

    bervariasi. Saraf vasomotor pada kelenjar tiroid sebagian besar tidak

    bermielin dan terdapat pada dinding arteri tiroid, sedangkan saraf simpatis

    berakhir pada lamina basal folikel yang merangsang langsung pada sel

    folikel. Arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus

    terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus

    rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan

    trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasia media dan

    prevertebralis.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    6/38

    6

    Suplai darah kelenjar tiroid berasal dari sepasang arteri tiroid superior

    dan inferior. Arteri tiroid superior merupakan cabang pertama dari arteri

    karotid eksternal. Arteri tiroid superior menuju ke kelenjar dan terbagi

    menjadi cabang anterior dan posterior. Arteri tiroid inferior merupakan

    cabang terbesar dari thyrocervical trunk, berjalan superomedial dan posterior

    dari selubung karotid untuk mencapai aspek kelenjar tiroid. Pada sekitar 10%

    orang, ima thyroid artery berasal dari brachiocephalic trunk atau cabang

    aorta. Arteri kecil ini berjalan ke atas pada permukaan anterior trakea dan

    menuju ke isthmus kelenjar tiroid

    Tiga pasang vena biasanya mengalirkan vena dari pleksus tiroid pada

    permukaan anterior kelenjar tiroid dan trakea. Vena tiroid superior

    mengalirkan darah dari kutub superior kelenjar, vena tiroid tengah

    mengalirkan darah dari pertengahan lobus dan vena tiroid inferior

    mengalirkan darah dari kutub inferior dan atau isthmus. Vena tiroid superior

    dan tengah mengalirkan darah ke vena jugular internal dan vena tiroid inferior

    mengalirkan darah ke vena brachiocephalic (kebanyakan yang kiri).

    Pembuluh limfa kelenjar tiroid berhubungan dengan jaringan kapsular

    pembuluh limfa. Dari bagian superior lobus dan dan isthmus kelenjar,

    pembuluh limfa mengalir menuju superior deep cervical lymph nodes. Pada

    bagian inferior kelenjar tiroid, pembuluh limfa mengalir menuju inferior deep

    cervical lymph nodes. Beberapa pembuluh limfa mengalir menuju

    brachiocephalic nodes atau thoracic duct.

    Persarafan kelenjar tiroid berasal dari bagian superior, tengah, dan

    inferior dari ganglion simpatik servikal. Menuju ke kelenjar melewati cardiac

    serta pleksus periarterial superior dan inferior bersama-sama dengan arteritiroid. Serabut ini bersifat vasomotor sehingga dapat menyebabkan konstriksi

    pembuluh darah. Terdapat dua macam saraf yang mensarafi laring dengan

    pita suara (plica vocalis) yaitu nervus rekurens dan cabang dari nervus

    laringeus superior.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    7/38

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    8/38

    8

    terlihat adanya sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin yang berfungsi

    untuk mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium

    serum terhadap tulang.

    2.3 EtiologiEtiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk

    terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter

    endemis, dan untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum diketahui

    suatu karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler.

    Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid

    berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler

    dua kali lebih besar.

    Sel folikel mengeluarkan cairan lekat yaitu koloida tiroid (materi

    proteinaseosa berwarna merah muda) mengandung yodium yang dinamakan

    hormon tiroxin (T4) dan triiodotironin (T3). T4 dan T3 meningkatkan

    kecepatan metabolisme basal tubuh (BMR) dengan mempercepat reaksi kimia

    tubuh, mengatur penggunaan oksidasi dan udara pernapasan. Sekresinya

    dipengaruhi hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu

    tirotropik/TSH. T3 disekresikan oleh kelenjar tiroid hanya 7 % sehingga

    jumlahnya di dalam darah jauh lebih sedikit dan lebih sebentar daripada T4

    namun T3 empat kali lebih kuat intensitas dan kecepatan kerjanya. T4 juga

    nantinya akan diubah menjadi T3 di dalam jaringan, diantaranya karena

    faktor stress, intake makanan dan minuman beryodium, suhu, dan kebutuhan

    oksigen. Bila kelenjar tiroid tidak aktif maka koloid dihasilkan banyak serta

    folikel akan membesar dan lapisan selnya datar.Selain T4 dan T3, kelenjar tiroid mensekresikan juga Tirokalsitonin

    atau Kalsitonin untuk metabolisme kalsium tubuh, mempengaruhi

    pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Kalsitonin memacu pengendapan

    kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi kalsium dalam

    cairan ekstravaskuler. Kelenjar tiroid akan meningkatkan pelepasan kalsitonin

    bila kadar serum kalsium meningkat, dan sebaliknya.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    9/38

    9

    Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak

    kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan

    leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun,

    tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah

    satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat

    keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun. Ada juga faktor

    predisposisilainnya seperti kelainan genetic, usia, jenis kelamin, ras, dan

    tempat tinggal (daerah pantai).

    2.4 Manifestasi KlinisTanda dan gejala kanker tiroid adalah:

    1. Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau pembengkakan kelenjar getahbening di daerah leher (karena metastasis).

    2. Nodul ganas membesar cepat, dan nodul anaplastik cepat sekali (dihitungdalam minggu), tanpa nyeri.

    3. Terdapat faktor risiko :a. Masa anak-anak pernah mendapat terapi sinar didaerah leher atau

    sekitarnya.

    b. Anggota keluarga lain menderita kelainan kelenjar gondok.c. Tetangga atau penduduk sekampung ada yang menderita kelainan

    kelenjar gondok (endemis).

    4. Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti gangguanmenelan yang menunjukkan adanya desakan esofagus, atau perasaan

    sesak yang menunjukkan adanya desakan / infiltrasi ke trakea.

    5.Penonjolan kelainan pada tulang cranium.

    6. Perasaan sesak dan batuk-batuk yang disertai dahak berdarah (metastasisdi paru-paru bagi jenis folikuler).

    7. Suara penderita berubah atau menjadi serak.8. Bisa terjadi batuk atau batuk berdarah, serta diare atau sembelit.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    10/38

    10

    2.5 KlasifikasiKanker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah

    menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada. Faktor resiko

    lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan

    gondok menahun serta tetangga atau penduduk sekampung ada yang

    menderita kelainan kelenjar gondok (endemis). Hal ini lebih kepada pola

    hidup dan letak geografis yang tidak mendukung pada pemenuhan intake

    yodium. Selain itu, terdapat penyebab spesifik berdasarkan klasifikasi atau

    pembagian tipe kanker tiroid, yaitu sebagai berikut:

    a. Kanker Papiler60-70% dari kanker tiroid adalah kanker papiler. 2-3 kali lebih sering

    terjadi pada wanita. Kanker papiler lebih sering ditemukan pada orang

    muda, tetapi pada usia lanjut kanker ini lebih cepat tumbuh dan

    menyebar. Resiko tinggi terjadinya kanker papiler ditemukan pada orang

    yang pernah menjalani terapi penyinaran di leher.

    b. Kanker Folikuler15-20% dari kanker tiroid adalah kanker folikuler. Ini merupakan jenis

    kanker yang paling tidak ganas dan paling mudah diobati. Kanker

    folikuler juga lebih sering ditemukan pada wanita, usia 20-50 tahun.

    Mirip tiroid normal namun dapat berkembang lambat dan bermetastase

    cepat. Pada penderita yang tidak diobati, kematian disebabkan karena

    perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti aliran darah

    dengan keterlibatan yang luas dari tulang dan paru-paru.

    c. Kanker AnaplastikKurang dari 10% kanker tiroid merupakan kanker anaplastik. Inimerupakan jenis kanker tiroid yang sangat ganas. Kanker ini paling

    sering ditemukan pada wanita usia lanjut. Kanker anaplastik tumbuh

    sangat cepat dan biasanya menyebabkan benjolan yang besar di leher.

    Kanker ini mengakibatkan kematian dalam beberapa minggu (bulan).

    Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat goiter yang lama

    dimana kelenjar tiba-tiba (dalam waktu beberapa minggu atau bulan)

    mulai membesar dan menghasilkan gejala-gejala penekanan, disfagia

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    11/38

    11

    atau kelumpuhan pita suara, kematian akibat perluasan lokal yang masif

    biasanya terjadi dalam 6-36 bulan. Kanker ini sangat resisten terhadap

    pengobatan.

    d. Kanker MedulerPada kanker meduler, kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar

    kalsitonin (dari sel C). Kanker meduler ini sangat jarang terjadi dan

    merupakan penyakit keturunan. 5-10% dari semua kasus.

    Karakteristiknya adalah bentuk tumor bulat, keras yang terletak di lobus

    tengah dan atas kelenjar tiroid. Kanker cenderung menyebar melalu

    sistem getah bening ke kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati,

    paru-paru dan tulang. Pada metastase stadium dini dapat merupakan

    komplikasi dari masalah kelenjar lain (sindroma neoplasia endokrin

    multipel), yakni Pheochromocytomo (kelainan pada kelenjar adrenal) dan

    pertumbuhan pesat kelenjar paratiroid. Kanker ini lebih agresif dari pada

    kanker papiler atau folikuler tetapi tidak seagresif kanker tiroid

    anaplastik.

    e. Jenis-Jenis Lain

    1. Limfoma

    Satu-satunya jenis kanker tiroid yang tumbuh cepat yang berespon

    baik terhadap pengobatan. Limfoma tiroid kadang-kadang timbul

    pada pasien dengan tiroiditis Hashimoto yang lama dan sulit

    dibedakan dari tiroiditis kronik. Invasi limfosit pada folikel tiroid

    dan dinding pembuluh darah dapat membantu dalam membedakan

    limfoma tiroid dari tiroiditis kronik.

    2. Kanker Metastatik ke TiroidKanker sistemik metastasis ke kelenjar tiroid, termasuk kanker

    payudara dan ginjal, kanker bronkogenik dan melanoma maligna.

    2.6 PatofisiologiTerapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang

    menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau penduduk

    sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis) dapat

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    12/38

    12

    mencetuskan timbulnya neoplasma yang menyebabkan timbulnya

    pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar tiroid seseorang. Hal ini

    dipengaruhi oleh pelepasan TRH oleh Hipotalamus. Dimana karena pengaruh

    TRH, Hipofisis anterior akan merangsang peningkatan sekresi TSH sebagai

    reaksi adanya neoplasma. Peningkatan TSH ini akan meningkatkan massa

    tiroid yang akan berdiferesiasi sehingga memunculkan kanker tiroid. Kanker

    ini umumnya akan meluas dengan metastasis dan invasi kelenjar dan organ

    tubuh. Berikut perluasan kanker pada organ tubuh yang lain :

    a. Pada kanker papiler, kanker ini biasanya meluas dengan metastasis

    dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar getah bening lokal. Selama

    bertahun-tahun tumbuh sangat lambat dan tetap berada dalam kelenjar

    tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua kanker ini bisa

    jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal ke dalam otot dan trakea.

    Selain itu, dapat tumbuh cepat dan berubah menjadi karsinoma

    anaplastik. Pada stadium lanjut, dapat menyebar ke paru-paru.

    b. Pada kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah,

    menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini sedikit

    lebih agresif dari pada kanker papiler dan menyebar dengan invasi lokal

    kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai

    metastasis jauh ke tulang atau paru. Kanker-kanker ini sering tetap

    mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodin radioaktif untuk

    membentuk tiroglobulin dan jarang untuk mensintesis T3 dan T4.

    c. Pada kanker anaplastik, terjadi invasi lokal pada stadium dini ke

    struktur di sekitar tiroid lalu bermetastasis melalui saluran getah bening

    dan aliran darah.d. Kanker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke kelenjar

    getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada

    metastase stadium dini dapat merupakan komplikasi dari masalah

    kelenjar lain (sindroma neoplasia endokrin multipel).

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    13/38

    13

    2.7 WOC ( Web Of Coution )Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada,

    riwayat keluarga, endemis, konsumsi minim yodium

    Timbul neoplasma, pertumbuhan kecil

    (nodul) di kelenjar tiroid

    Hipotalamus melepas TRH

    Hipofisis anterior akan merangsang

    peningkatan sekresi TSH

    Massa tiroid meningkat, berdiferensi

    Menyebar melalui aliran darah &

    saluran getah bening

    Meluas dengan metastasis dan

    Invasi kelenjar dan organ hati,

    Paru-paru dan tulang tubuh

    Memunculkan kanker tiroid

    T3,T4, Kalsitonin meningkat

    Pembengkakan laring

    Nyeri akut Gangguan

    pola nafas

    Kurang

    pengetahuan

    Resti tinggi

    infeksi

    Cedera pita

    suara, serak

    Cemas

    Pembedahan

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    14/38

    14

    2.8 PenatalaksanaanSecara umum, penatalaksanaan kanker tiroid adalah:

    a. OperasiPada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan

    tiroidektomi (operasi pengambilan tiroid) total merupakan pilihan untuk

    mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor. Pertimbangan dari

    tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan kanker jenis papilare

    ditemukan di kedua lobus. 5-10% kekambuhan terjadi pada lobus

    kontralateral, sesudah operasi unilateral. Operasi yang sering dilakukan

    (Thyroid Cancer Survivors Association, 2011)

    1. Lobectomy yaitu hanya mengambil daerah thyroid yangditemukan carcinoma.

    2. Subtotal thyroidectomy yaitu mengangkat semua thyroid kecualihanya sebagian kecil saja.

    3. Total thyroidectomy yaitu mengangkat seluruh organ thyroid.4. Diseksi limfonodi yaitu mengangkat limfonodi pada leher yang

    mengandung carcinoma.

    b. Terapi Ablasi Iodium RadioaktifTerapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi

    total dengan maksud mematikan sisa sel kanker post operasi dan

    meningkatkan spesifisitas sidik tiroid untuk deteksi kekambuhan atau

    penyebaran kanker. Terapi ablasi tidak dianjurkan pada pasien dengan

    tumor soliter berdiameter kurang 1mm, kecuali ditemukan adanya

    penyebaran.

    c.

    Terapi Supresi L-TiroksinSupresi terhadap TSH pada kanker tiroid pascaoperasi dipertimbangkan

    karena adanya reseptor TSH di sel kanker tiroid bila tidak ditekan akan

    merangsang pertumbuhan sel-sel ganas yang tertinggal. Harus juga

    dipertimbangkan segi untung ruginya dengan terapi ini. Karena pada

    jangka panjang (7-15 tahun) bisa menyebabkan gangguan metabolisme

    tulang dan bisa meningkatkan risiko patah tulang.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    15/38

    15

    Secara khusus (berdasarkan klasifikasi kanker tiroid), penatalaksanaan kanker

    tiroid adalah:

    1. Penatalaksanaan Kanker PapilerKanker ini diatasi dengan tindakan pembedahan, yang kadang

    melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening di sekitarnya. Nodul

    dengan diameter lebih kecil dari 1,9 cm diangkat bersamaan dengan

    kelenjar tiroid di sekitarnya, meskipun beberapa ahli menganjurkan

    untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Pembedahan hampir selalu

    bisa menyembuhkan kanker ini. Diberikan hormon tiroid dalam dosis

    yang cukup untuk menekan pelepasan TSH dan membantu mencegah

    kekambuhan. Jika nodulnya lebih besar, maka biasanya dilakukan

    pengangkatan sebagian besar atau seluruh kelenjar tiroid dan seringkali

    diberikan yodium radioaktif, dengan harapan bahwa jaringan tiroid

    yang tersisa atau kanker yang telah menyebar akan menyerapnya dan

    hancur. Dosis yodium radioaktif lainnya mungkin diperlukan untuk

    memastikan bahwa keseluruhan kanker telah dihancurkan. Kanker

    papiler hampir selalu dapat disembuhkan.

    2. Penatalaksanaan Kanker Folikuler

    Pengobatan untuk kanker ini adalah pengangkatan sebanyak mungkin

    kelenjar tiroid dan pemberian yodium radioaktif untuk menghancurkan

    jaringan maupun sel kanker yang tersisa.

    3. Penatalaksanaan Kanker Anaplastik

    Pemberian yodium radioaktif tidak berguna karena kanker tidak

    menyerap yodium radioaktif. Pemberian obat anti kanker dan terapi

    penyinaran sebelum dan setelah pembedahan memberikan hasil yangcukup memuaskan. Operasi reseksi diikuti radiasi dan kemoterapi.

    4. Penatalaksanaan Kanker Meduler

    Pengobatannya meliputi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid.

    Lebih dari 2/3 penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari

    sindroma neoplasia endokrin multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika

    kanker meduler berdiri sendiri, maka angka harapan hidup penderitanya

    tidak sebaik itu. Kadang kanker ini diturunkan, karena itu seseorang

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    16/38

    16

    yang memiliki hubungan darah dengan penderita kanker meduler,

    sebaiknya menjalani penyaringan untuk kelainan genetik. Jika hasilnya

    negatif, maka hampir dapat dipastikan orang tersebut tidak akan

    menderita kanker meduler. Jika hasilnya positif, maka dia akan

    menderita kanker meduler; sehingga harus dipertimbangkan untuk

    menjalani pengangkatan tiroid meskipun gejalanya belum timbul dan

    kadar kalsitonin darah belum meningkat. Kadar kalsitonin yang tinggi

    atau peningkatan kadar kalsitonin yang berlebihan setelah dilakukan tes

    perangsangan, juga membantu dalam meramalkan apakah seseorang

    akan menderita kanker meduler.

    2.9 Pemeriksaan Diagnostik1. Skin test : menggunakan radio isotop

    2. Lab : pemeriksaan T3 & T4

    3. Kadar kalsitonin

    4. USG : menentukan kadar nodul padat, keras, dan kistis

    5. MRI

    6. Pemeriksaan fungsi tiroid

    7. Pemeriksaan potongan beku : untuk membedakan tumor ganas atau jinak

    sebelum dilakukan pembedahaan.

    8. SGOT & SGPT

    9. Foto X-Ray

    10. Ultrasound

    11. CT-Scan : melihat perluasan tumor

    12. Biopsy aspirasi13. Pemeriksaan sidik tiroid

    14. Pemeriksaan Histopatologi

    2.10 Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan laboratorium.

    1. Human Thyroglobulin (HTG) ; suatu tumor marker untuk keganasantiroid ; jenis yang berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    17/38

    17

    2. Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid.Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas

    tiroid belum ada yang khusus. Kecuali karsinoma meduler, yaitu

    pemeriksaan kalsitonin (tumor marker) dalam serum. Pemeriksaan

    T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid

    dapat terjadi tirotoksikosis walaupun jarang. HTG Tera dapat

    dipergunakan sebagai tumor marker terutama pada karsinoma

    berdiferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk

    karsinoma tiroid, namun peninggian HTG setelah tiroidektomi total

    merupakan indikator tumor residif.

    b. Radiologis1. Foto X-Ray

    Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang

    diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan

    tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma

    papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi

    halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada

    karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-

    kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada

    kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan

    untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan

    disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya

    infiltrasi tumor pada esophagus.

    2. Ultrasonografi (USG)Saat ini USG sering digunakan dalam pemeriksaan thyroid.

    Selain murah, USG juga mudah digunakanan dan tidak memiliki

    efek radiasi. USG dapat menentukan volume thyroid, ukuran nodul,

    struktur (difus, uni, atau multinodular), echogenitas (iso-, hiper-,

    hipo-echogenik) dan juga dapat mengevaluasi struktur leher di

    sekitar thyroid. USG yang disarankan adalah USG dengan

    frekuensi tranduser tinggi (7,5-10 MHz) karena dapat mendeteksi

    lesi thyroid yang sangat kecil (2-3 mm). Tanda keganasan thyroid

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    18/38

    18

    yang sering ditemukan (90% kasus) adalah dengan lesi hipoechoic

    yang solid. Jarang sekali ditemukan keganasan thyroid dengan lesi

    isoechoic atau hiperechoic (Biersack and Grnwald; 2005)..

    Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui

    apakah adanya halo sign (pada tepi nodul), degenerasi kistik, atau

    kalsifikasi dapat digunakan untuk membedakan antara nodul

    thyroid yang jinak dan yang ganas. Hasilnya, indikator yang dapat

    digunakan untuk membedakan nodul thyroid jinak atau ganas

    adalah adanya invasi pada struktur sekitar thyroid dan adanya

    metastase pada pembuluh limfe cervical. Ke depannya, penggunaan

    USG 3-dimensi diharapkan lebih membantu dalam penegakan

    nodul thyroid secara akurat (Biersack and Grnwald; 2005).

    Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul

    posterior yang secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu

    dapat dipakai untuk membedakan nodul yang padat dan kistik serta

    dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam tidakan biopsi.

    Gambaran USG pada Ca Thyroid Papilare

    Tampak gambaran kontur yang ireguler dan deformasi kapsul

    thyroid (Biersack and Grnwald; 2005)

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    19/38

    19

    3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)Hingga saat ini, hanya terdapat sedikit literatur tentang MRI

    (magnetic resonance imaging) thyroid. Semula diharapkan teknik

    ini dapat membedakan berbagai macam kelainan patologis dari

    jaringan thyroid, tetapi sampai saat ini harapan tersebut tidak

    terpenuhi. Akibatnya, penggunaan MRI untuk memeriksa thyroid

    berkembang jauh lebih lambat dibandingkan area tubuh lainnya.

    Secara umum, peran dari pencitraan cross-sectional area ini

    telah dikurangi pada tahun-tahun belakangan, karena fungsi

    kedokteran nuklir lebih berguna bagi organ endokrin. Secara

    morfologi, organ berukuran kecil dan terletak superficial secara

    anatomi lebih cocok untuk sonografi frekuensi tinggi, sehingga

    biasanya tidak dibutuhkan penggunaan CT (computed tomography)

    atau MRI. Hal ini juga berkaitan dengan efisiensi dari segi biaya

    (Biersack and Grnwald; 2005).

    Sampai akhir 1980-an, tiga pengecualian telah diterima:

    pemeriksaan morfologi dari perluasan dan hubungan anatomi

    dengan goiter intratorakal, carcinoma, dan carcinoma rekuren.

    Tetapi, sampai akhir-akhir ini penggunaan klinis dari MRI untuk

    dua alasan awal diatas jarang direkomendaskan, walaupun

    terkadang digunakan untuk mengetahui invasi ke jaringan sekitar

    oleh carcinoma thyroid, tetapi untuk penentuan staging awal

    penelitian akhir-akhir ini mengatakan bahwa ultrasonografi lebih

    superior dibandingkan dengan MRI. Tetapi untukfollow-up MRI

    tetap merupakan alat yang berguna (Biersack and Grnwald; 2005).Thyroid normal dapat dibedakan dari otot sternothyroid dan

    sternocleidomastoideus oleh intensitas sinyalnya yang lebih hebat

    pada gambaran T2-weighted. Pada gambaran T1-weighted, kelenjar

    adalah isointens sampai sedikit hiperintens dibandingkan otot

    sekitar. Pada STIR gambarannya adalah isointens. Kelenjar

    parathyroid normal terletak dibelakangnya, tetapi tidak dapat

    dibedakan dari thyroid (Biersack and Grnwald; 2005)

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    20/38

    20

    Dibandingkan dengan jaringan thyroid normal, hampir semua

    abnormalitas thyroid memiliki kecenderungan memanjang waktu

    relaksasinya pada T1 dan T2 dengan variabilitas antar invividu

    yang luas. Hal ini dikarenakan komposisi campuran dari koloid,

    fibrosis, nekrosis dan perdarahan. Lesi hiperintens pada gambar

    T1-weighted biasanya merupakan hasil dari perdarahan atau kista

    koloid; pada gambar T2-weighted, hamper semua perubahan

    patologikal mendemonstrasikan peningkatan intensitas yang

    homogeny atau heterogen. Sayangnya, terdapat kemiripan yang

    bermakna dan saling tumpang tindih antara gambaran MRI pada

    berbagai keadaan patologis dari thyroid, termasuk carcinoma.

    Klinisi tidak mampu membedakan lesi jinak dari ganas dengan

    menggunakan waktu relaksasi T1 dan T2, nilai difusi atau berbagai

    usaha akhir-akhir ini dengan menggunakan pemeriksaan konras

    dinamik. Terdapat laporan pendahuluan yang menjanjikan

    penggunaan MRI spektroskopi untuk tujuan ini, tetapi sayangnya

    kemampuan dari MRI spektroskopi untuk memprediksi lesi jinak

    folikuler belum dikonfirmasi dengan follow-up jangka panjang.

    Tetapi bagaimanapun skar dapat dibedakan degan jelas dari

    carcinoma thyroid rekuren pada gambar T2-weighted karena

    jaringan fibrous adalah hipointens terhadap otot (Biersack and

    Grnwald; 2005).

    Gambar lesi hiperintens muncul jauh lebih menonjol pada

    gambaran STIR. Biasanya protocol pemeriksaan thyroid pada

    literature MRI saat ini termasuk T1 dan T2-weighted standardengan atau tanpa pemeriksaan kontras intravena. Hanya terdapat

    satu penelitian terakhir yang mana peulis melaporkan penggunaan

    sequence STIR. Biersack and Grnwald (2005) sendiri

    menyebutkan penggunaan sequence penekan lemak (biasanya

    STIR) yang menunjukkan semua perubahan patologis yang

    berhubungan pada pandangan pertama dan memungkinkan

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    21/38

    21

    mendeteksi bahkan penemuan yang sangat kecil (Biersack and

    Grnwald; 2005).

    Gambaran MRI pada Carcinoma Thyroid

    Tampak gambaran fokus hiperintens di antara lobus thyroid

    (SpringerImages, 2009)

    Peran MRI sendiri sejauh ini pada carcinoma primer adalah

    memeriksa morfologi dari luas jaringan masa juga keterlibatan

    jaringan sekitar seperti pembuluh dan otot. Invasi tumor ke jaringan

    sekitar dapatdisingkirkan dengan mendemonstrasikan garis lemak

    yang berkesinambungan dan intermediate, yang paling baik terlihat

    pada gambaran T1-weighted. Tetapi bagaimanapun, garis lemak ini

    tidak selalu ada dan mungkin akan sulit untuk membedakan invasi

    tumor pada jaringan sekitar. Invasi tumor pada otot paling baik

    ditunjukkan sebagai hiperintens pada STIR dan Gd-DTPA

    (gadolinium diethylene triamine pentaacetic acid)-enhanced t1-

    weighted sequence, dimana gambaran otot normal yang berbatasan

    dengan tumor mungkin menyingkirkan invasi otot (Biersack and

    Grunwald; 2005).

    Kemudian setelah thyroidektomi, terapi radioiodine

    (radioiodine therapy; RIT) biasanya dilakukan sampai tidak lagi

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    22/38

    22

    terdapat pengambilan patologis yang terlihat. Jika setelah siklus

    RIT multiple dilakukan masih terdapat ambilan pada daerah

    thyroid, maka menjadi penting untuk mengetahui berapa banyak

    masa jaringan thyroid persisten dan apakah eksplorasi bedah kedua

    diperlukan. Sisa thyroid ini terkadang susah didemonstrasikan

    dengan penggunaan sonografi, terutama pada pasien dengan

    obesitas atau jika terdapat pada mediastinum atas. Berdasarkan

    Biersack and Grnwald (2005) sisa ini sering teramati pada MRI

    setelah satu sampai dua kali siklus RIT dan kemudian muncul

    sebagai jaringan hiperintens pada STIR atau gambar T2 TSE-

    weighted meskipun sampai saat ini kebanyakan literatur

    menyebutkan kebanyakan sisa thyroid ini tidak tampak. Kemudian,

    setelah RIT yang berhasil sisa thyroid akan menjadi fibrous yang

    memiliki waktu ralksasi T2 yang singkat dan konsekuensinya

    adalah intensitas yang rendah pada gambaran T2. Hal ini

    menyebabkan skar dapat dibedakan dari sisa yang masih vital,

    terutama pada STIR sequence. Sebagai tambahan, kjaringan skar

    (fibrosis stabil) idak menyangat setelah Gd-DTPA (Biersack and

    Grnwald; 2005).

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat

    persetjuan penggunaan MRI untuk mendeteksi carcinoma thyroid

    rekuren dan terkadang lebih baik dibandingkan pemeriksaan

    follow-up lainnya seperti skintigrafi dengan I atau Tl, atau

    sonografi, terutama bila serum tiroglobulin adalah negative.

    Diagnosis banding paling penting dari carcinoma rekuren adalahskar; seperti yang disebutkan diatas adalah hipointens pada T2-

    weighted atau gambaran STIR, sedangkan carcinoma thyroid

    rekuren akan menghasilkan intensitas yang tinggi dan menyangat

    setelah Gd-DTPA. Kesulitan dengan diagnosis banding ini adalah

    ketika carcinoma muncul kembali awal, yaitu pada jangka waktu

    selama jaringan sisa menjadi seperti skar. Hal ini dikarenakan

    keduanya sama-sama hiperintens pada T2-weightedatau gambaran

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    23/38

    23

    STIR dan menyangat setelah pemberian Gd-DTPA. Permasalahan

    ini dapat diatasi dengan membandingkan dengan hasil MRI

    sebelumnya, yaitu lesi bari pada region jaringan thyroid yang

    muncul sebagai tambahan terhadap sisa thyroid yang sudah

    diketahui, dan yang tidak tampak sebagai nodus limfe tipikal yang

    tidak mencurigakan adalah sangat mungkin merupakan carcinoma

    rekuren (Biersack and Grnwald; 2005).

    Untuk metastase jauh dari carcinoma thyroid dapat muncul di

    hamper semua region tubuh, terutama pada paru-paru dan tulang,

    dan dapat didemonstrasikan dengan pemeriksaan MRI yang cukup

    (Biersack and Grnwald; 2005).

    4. Computerized TomografiCT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor,

    namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas

    atau jinak untuk kasus tumor tiroid.

    Gambaran CT scan Aksial Carcinoma Thyroid Tanpa Kontras

    Potongan aksial pada leher menunjukkan massa besar pada lobus

    kiri tiroid yang meluas hingga isthmus (panah oranye), perluasan

    massa pada manubrium (panah kuning), metastase paru multipel

    (panah merah) (Lee, 2009)

    5. ScintisgrafiDengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot

    nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas.

    Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy

    aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    24/38

    24

    Gambaran Thyroid Scan dengan I-123 pada Ca. Thyroid

    Tampak uptake pada thyroid dan massa di inferior sternal notch.

    Poorly differentiated thyroid carcinoma terletak di lobus kiri

    bawah dan isthmus (Lee, 2009)

    c. Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH)Pada decade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai

    prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada

    tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan

    akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10

    ml, dan jarum no.22 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor

    diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat

    diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma

    anaplastik dan karsinoma meduler. Keberhasilan dan ketepatan hasil

    BAJAH tergantung atas 2 hal yaitu faktor kemampuan pengambilan

    sampel dan faktor ketepatan interpretasi oleh seorang sitolog sehingga

    angka akurasinya sangat bervariasi. Ketepatan pemeriksaan ini pada

    karsinoma tiroid anaplastik, medulare dan papilare hampir mendekati

    100%, tetapi jenis folikulare hampir tidak dapat dipakai karena gambaran

    sitologi untuk adenomatosus goiter, adenoma folikulare dan adeno

    karsinoma folikuler adalah sama, tergantung dari gambaran invasinya ke

    kapsul dan vaskular yang hanya dapat dilihat dari gambaran

    histopatologi.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    25/38

    25

    d. Pemeriksaan Sidik tiroidPemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap lebih sedikit dari

    jaringan tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama

    afinitasnya maka disebut nodul panas (warm nodule) dan bila afinitasnya

    lebih maka disebut nodul panas (Hot nodule).

    e. Pemeriksaan histopatologi1. Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa, setelah

    ilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi

    2. Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakanbiopsi insisi.

    2.11 Komplikasi1. Paralisis pita suara2. Metastasis jauh3. Pendarahan4. Trauma nervus langerhan5. Abses6. Hipokalsemia7. Infeksi sepsis

    2.12 Asuhan Keperawatan1. Pengkajian Keperawatan

    a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada

    anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti Pola makan, Pola tidur (klien

    menghabiskan banyak waktu untuk tidur), Pola aktivitas.

    c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balitad. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem

    tubuh:

    1. Sistem pulmonary2. Sistem pencernaan

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    26/38

    26

    3. Sistem kardiovaskuler4. Sistem musculoskeletal5. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis6. Sistem reproduksi7. Metabolik

    e. Pemeriksaan fisik mencakup1. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya

    edema disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar

    leher.

    2. Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun,kelemahan fisik.

    3. Parastesia dan reflek tendon menurun.4. Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara.5. Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas.

    f. Pengkajian psikososial1. Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan

    lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania.

    2. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingintidur sepanjang hari.

    3. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelimakomponen konsep diri.

    g. Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atauHipertiroidisme

    2.

    Diagnosa Keperawatana. Gangguan pola nafas berhubungan dengan obstruksi akibat adanya

    perdarahan atau edem pada tempat pembedahan, kerusakan saraf

    laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.

    b. Nyeri akut berhubungan dengan tiroidektomi.c. Cemas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang

    kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek

    pembedahan.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    27/38

    27

    d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tiroidektomi, edema padadan sekitar insisi, pengangkatan tak sengaja dari para tiroid,

    perdarahan dan kerusakan saraf laringeal.

    e. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketakutan berkaitandengan diagnosis kanker yang baru saja diterima, masalah potensial

    ketidak pastian masa depan.

    3. Intervensia. Gangguan pola nafas berhubungan dengan obstruksi akibat adanya

    perdarahan atau edema pada tempat pembedahan, kerusakan saraf

    laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.

    Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 15 menit

    diharapkan pola napas dapat normal kembali

    Kriteria Hasil :

    - Pola nafas klien berada dalam batas normal.

    - Klien dapat berbicara dengan suara biasa.

    Rencana Tindakan:

    NO. INTERVENSI RASIONAL

    1. Observasi

    a.Monitor tanda-tanda respiratoridistres, sianosis, takipnea &

    nafas yang berbunyi.

    b.Periksa balutan leher setiap jampada periode awal post op,kemudian tiap 4 jam.

    c.Monitor frekuensi & jumlahdrainase serta kekuatan balutan.

    d.Periksa sensasi klien karenakeketatan disekeliling tempat

    a. Memonitor & mengkaji terus-menerus dapat membantu untuk

    mendeteksi & mencegah

    masalah pernafasan.

    b.Pembedahan didaerah leherdapat menyebabkan obstruksi

    jalan nafas karena adanya edem

    post op.

    c. Persiapan untuk gawat daruratmemastikan pemberian

    perawatan yang cepat dan tepat.

    d.Kerusakan pada saraf laringealselama pembedahan tiroid dapat

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    28/38

    28

    2.

    insisi.

    Mandiri

    e.Pertahankan klien dalam posisisemi fowler dengan diberi

    kantung es (ice bag) untuk

    mengurangi bengkak.

    f. Anjurkan klien untuk berbicarasetiap 2 jam tanpa merubah nada

    atau keparauan suara.

    menyebabkan penutupan glotis.

    a. Dengan mempertahankan posisi& pemberian es dapat

    mengurangi pembengkakan.

    b.Hipokalsemia, akibat darikerusakan atau pemotongan

    kelenjar paratiroid dapat

    menyebabkan tetani & laringo

    spasme.

    b.Nyeri akut berhubungan dengan tiroidektomi.Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 jam nyeri

    berkurang/hilang.

    Kriteria: Menyangkal nyeri, tidak ada rintihan, ekspresi wajah rileks.

    Rencana Tindakan:

    NO INTERVENSI RASIONAL

    1.

    2.

    3.

    Observasi

    a. Kaji tingkat nyeri klien.Mandiri

    b. Bantu pasien untuk mendapatkanposisi yang nyaman yaitu dengan

    mengubah posisi setiap 2 jam

    sekali.c. Ajarkan pasien teknik relaksasi,

    seperti napas dalam dan distraksi,

    seperti mendengarkan musik,

    menonton tv, membaca buku.

    Edukasi

    d. Beritahu dan ajarkan klien dankeluarganya untuk mengikuti

    a. Untuk mengetahui nyeri yangdirasakan.

    b. Untuk mengurangi tekanan danmembantu mencegah komplikasi

    yang lebih lanjut.

    c. Untuk mengurangi rasa nyeriyang dirasakan oleh klien.

    d. Peregangan pada garis jahitanadalah sumber ketidak nyamanan.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    29/38

    29

    4.

    tindakan-tindakan untuk

    mencegah peregangan pada insisi

    seperti:

    - Menyokong leher bilabergerak di tempat tidur & bila

    turun dari tempat tidur.

    - Menghindari hiper ekstensi &fleksi akut leher

    Kolaborasi

    e. Berikan analgesik narkotik yangdiresepkan & evaluasi

    keefektifannya.

    e. Analgesik narkotik perlu padanyeri hebat untuk memblok rasa

    nyeri.

    c. Cemas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentangkejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa

    aspek pembedahan.

    Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama

    1x24 jam diharapkan ansietas berkurang/hilang.

    Kriteria evaluasi : Klien melaporkan lebih sedikit perasaan gugup,

    mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pra

    operasi dan pasca operasi, postur tubuh rileks.

    Rencana Tindakan:

    NO INTERVENSI RASIONAL

    1. Observasi

    a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga

    terhadap penyakit.

    b. Kaji derajat kecemasan yangdialami klien.

    a. Ketidaktahuan dapat menjadidasar peningkatan rasa cemas.

    b. Rasa takut yang berlebihan atauterus menerus akan

    mengakibatkan stres yang

    berlebihan

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    30/38

    30

    2.

    3.

    Mandiri

    c. Bantu Pasien dalam membuatmetode untuk menghindari atau

    mengubah episode stres, diskusi

    teknik relaksasi.

    d. Sediakan waktu kunjungan olehpersonel kamar operasi sebelum

    pembedahan

    e. Biarkan klien dan keluargamengungkapkan perasaan

    tentang pengalaman

    pembedahan, perbaiki jika ada

    kekeliruan konsep. Rujuk

    pertanyaan khusus tentang

    pembedahan kepada ahli bedah.

    Edukasi

    f. Jelaskan apa yang terjadi selamaperiode pra operasi dan pasca

    operasi, termasuk testlaboratorium pra op, persiapan

    kulit, alasan status puasa, obat-

    obatan pre op, aktifitas area

    tunggu, tinggal diruang

    pemulihan dan program pasca

    operasi. Informasikan klien

    bahwa obatnya tersedia bila

    c. Penurunan stress dapatmembatasi pengeluaran

    katekolamin oleh sistem saraf

    simatis, sehingga membatasi /

    mencegah respon vasokonstriksi.

    d. Dapat menjamin meredakankeresahan px, dan juga

    menyediakan informasi untuk

    perawatan intra operasi

    e. Dengan mengungkapkanperasaan membantu pemecahan

    masalah dan memungkinkan

    pemberi perawatan untuk

    mengidentifikasi kekeliruan yang

    dapat menjadi sumber kekuatan.

    Keluarga adalah sistem

    pendukung bagi klien. Agar

    efektif, sistem pendukung harus

    mempunyai mekanisme yang

    kuat.

    f. Pengetahuan tentang apa yangdiper-lukan membantu

    mengurangi ansie-tas &meningkatkan kerjasama klien

    selama pemulihan,

    mempertahankan kadar analgesik

    darah konstan, memberikan

    kontrol nyeri terbaik.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    31/38

    31

    4.

    diperlukan untuk mengontrol

    nyeri, anjurkan untuk

    memberitahu nyeri dan meminta

    obat nyeri sebelum nyerinya

    bertambah hebat.

    g. Informasikan klien bahwa adasuara serak & ketidaknyamanan

    menelan dapat dialami setelah

    pembedahan, tetapi akan hilang

    secara bertahap dengan

    berkurangnya bengkak 3-5

    hari.

    h. Ajarkan & biarkan klienmempraktekkan bagaimana

    menyokong leher untuk

    menghindari tegangan pada insisi

    bila turun dari tempat tidur atau

    batuk.

    Kolaborasi

    i. Lengkapi daftar aktifitas padadaftar cek pre op, beritahu dokter

    jika ada kelainan dari test Lab.

    pre op.

    j. Kolaborasi dengan tim dokterdalam pemberian obat anti cemas

    g. Pengetahuan tentang apa yangdiperkirakan membantu

    mengurangi ansietas.

    h. Praktek aktifitas-aktifitas pascaope-rasi membantu menjamin

    penurunan program pasca operasi

    terkomplikasi.

    i. Daftar cek memastikan semuaaktifi-tas yang diperlukan telah

    lengkap. Aktifitas ini dirancang

    untuk memas-tikan klien telah

    siap secara fisiologis untuk

    operasi dan mengurangi resikolamanya penyembuhan.

    j. Untuk mengurangi ansietas danmeningkatkan kenyamanan.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    32/38

    32

    d.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tiroidektomi, edema padadan sekitar insisi, pengangkatan tak sengaja dari para tiroid,

    perdarahan dan kerusakan saraf laringeal.

    Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam diharapkan

    tidak terjadi komplikasi sampai klien pulang ke rumah (hari

    ke-710 post op).

    Kriteria : Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang hebat,

    hiperkalemia, kerusakan saraf laringeal, obstruksi jalan nafas,

    ketidak seimbangan hormon tiroid dan infeksi.

    Rencana Tindakan:

    NO INTERVENSI RASIONAL

    1. Pendarahan:

    Observasi

    a. Pantau:- TD, nadi, RR setiap 2x24 jam.

    Bila stabil setiap 4 jam.

    - Status balutan: inspeksidirasakan dibelakang leher setiap

    2x 24 jam, kemudian setiap 8

    jam setelahnya.

    Mandiri dan Edukasi

    b. Tempatkan bel pada sisi tempattidur & instruksikan klien untuk

    memberi tanda bila tersedak atau

    sensasi tekanan pada daerah insisiterasa. Bila gejala itu terjadi,

    kendur-kan balutan, cek TTV,

    inspeksi insisi, perta-hankan klien

    pada posisi semi fowler, beritahu

    dokter.

    Kolaborasi

    c. Beritahu dokter bila drainase merah

    a. Untuk mendeteksi tanda-tandaawal perdarahan.

    b. Temuan ini menandakanperdarahan berlebihan dan

    perlu perhatian medis segera.

    c. Temuan ini menandakan

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    33/38

    33

    2.

    3.

    terang pada balutan/penurunan TD

    disertai pe-ningkatan frekuensi nadi

    & nafas.

    Obstruksi jalan nafas:

    Observasi

    a.Pantau pernafasan setiap 2x24 jam.

    Mandiri

    b.Pertahankan posisi semi fowlerdengan bantal dibelakang kepala

    untuk sokongan

    c. Jamin bahwa O2 & suction siaptersedia di tempat.

    Edukasi

    d.Anjurkan penggunaan spirometriinsentif setiap 2 jam untuk

    merangsang pernafasan dalam.

    Kolaborasi

    e.Beritahu dokter bila keluhan-keluhan ke-sulitan pernafasan,

    pernafasan tidak teratur atau

    tersedak.

    Infeksi luka:

    Observasi

    a. Kaji luka post-op pembedahan.

    perdarahan berlebihan dan

    perlu perhatian medis segera.

    a. Untuk mendeteksi tanda-tandaawal obstruksi pernafasan.

    b. Posisi tegak memungkinkanekspansi paru lebih penuh &

    membantu menu-runkan

    bengkak.

    c. Untuk digunakan bila terjadikompresi trakea.

    d. Pernafasan dalammempertahankan alveoli

    terbuka untuk mencegah ate-

    lektasis.

    e. Temuan - temuan inimenandakan kompresi trakeal

    yang dapat disebab-kan oleh

    perdarahan, perhatian medisuntuk mencegah henti nafas.

    a. Untuk mengetahui prosespenyembuhan luka dan

    tindakan untuk pencegahan

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    34/38

    34

    4.

    5.

    6.

    Mandiri

    b. Ganti balutan sesuai programdengan menggunakan teknik steril.

    Kolaborasi

    c. Beritahu dokter bila ada tanda-tandainfeksi.

    Kerusakan saraf laringeal:

    Edukasi

    a. Instruksikan klien untuk tidakbanyak bicara.

    b. Laporkan peningkatan suara serak& ke-lemahan suara.

    Hipokalsemia:

    Observasi

    a.Pantau laporan-laporan kalsiumserum.

    Kolaborasi

    b.Beritahu dokter bila keluhan-keluhan ke-bal, kesemutan padabibir, jari-jari/jari kaki, kedutam otot

    atau kadar kalsium di bawah rentang

    normal.

    Ketidakseimbangan hormon tiroid:

    Observasi

    a.Pantau kadar T3 & T4 serum.

    infeksi.

    b. Untuk melawan/mencegahmasuknya bakteri.

    c. Temuan ini menandakaninfeksi luka & perlu terapi

    antibiotik.

    a. Untuk menurunkan teganganpada pita suara.

    b. Perubahan-perubahan inimenunjukkan kerusakan saraf

    laringeal, dima-na hal ini tidak

    dapat disembuhkan.

    a. Perubahan kadar kalsiumserum terjadi sebelum

    manifestasi ketidak se-

    imbangan kalsium.

    b. Temuan ini menandakanhipokalsemia & perlunyapenggantian garam kalsium.

    a. Untuk mendeteksi indikasi

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    35/38

    35

    Kolaborasi

    b.Berikan penggantian hormon tiroidsesuai pesanan dan resep dokter.

    awal keti-dakseimbangan

    hormon tiroid.

    b. Hormon tiroid penting untukfungsi metabolik normal.

    f. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketakutan berkaitandengan diagnosis kanker yang baru saja diterima, masalah potensial

    ketidak pastian masa depan.

    Tujuan:

    - Klien dan keluarga dapat beradaptasi secara konstruktif terhadap

    krisis.

    - Klien dan keluarga mampu mengkomunikasikan secara terbuka dan

    efektif diantara anggota keluarga.

    Kriteria:

    - Sering mengungkapkan perasaan terhadap perawat/dokter.

    - Berpartisipasi dalam perawatan anggota keluarga yang sakit.

    - Mempertahankan sistem fungsional saling mendukung antar tiap

    anggota keluarga.

    Rencana Tindakan:

    NO INTERVENSI RASIONAL

    1.

    2.

    Observasi

    a. Kaji tingkat pengetahuan klien.

    Mandirib. Bantu klien & keluarga dalam

    menghadapi kekhawatiran

    terhadap situasi: resikonya,

    pilihan yang ada serta bantuan

    yang didapat.

    c. Ciptakan lingkungan rumahsakit yang bersifat pribadi &

    a. Mengetahui tingkatpengetahuan klien.

    b. Klien & keluarga mengetahuisegala sesuatu yang mungkin

    dapat menyebabkan

    kekhawatiran serta dapat

    mengatasi nya.

    c. Klien merasa terlindungi rasaamannya.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    36/38

    36

    3.

    mendukung untuk klien &

    keluarga.

    d. Bantu anggota keluarga untukmengubah harapan-harapan

    klien yang sakit dalam suatu

    sikap yang realistis.

    Edukasi

    e. Buatlah daftar bantuanprofesional lain bila masalah-

    masalah meluas diluar batas-

    batas keperawatan.

    f. Libatkan anggota keluargadalam Perawatan anggota

    keluarga yang sakit bila

    memungkinkan.

    d. Harapan yang tidak realistismembuat kelurga berpikir

    tidak objektif.

    e. Dengan mengetahui bantuanprofesional diharapkan klien

    & keluarga dapat mencari

    alternatif & usaha lain dalam

    mengobati & merawat klien.

    f. Klien mendapat perhatian &kasih sayang dari

    keluarganya & keluarga

    dapat berperan lebih aktif

    dalam merawat klien.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    37/38

    37

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 SimpulanKanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki empat

    4 tipe, yaitu papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler. Penyebab kanker

    tiroid tidak diketahui secara pasti. Pada stadium awal, kanker tiroid tidak

    menimbulkan gejala dan tanda pada penderita. Bila kanker tiroid berkembang

    maka akan menyebabkan benjolan yang dapat dirasakan pada kulit leher,

    perubahan suara yang menjadi lebih serak, sulit menelan, pembesaran

    kelenjar getah bening di daerah leher, serta rasa sakit pada kerongkongan dan

    leher

    Kanker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah

    menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada. Terapi penyinaran

    di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan

    gondok menahun serta tetangga atau penduduk sekampung ada yang

    menderita kelainan kelenjar gondok (endemis) dapat mencetuskan timbulnya

    neoplasma yang menyebabkan timbulnya pertumbuhan kecil (nodul) di dalam

    kelenjar tiroid seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh pelepasan TRH oleh

    Hipotalamus. Dimana karena pengaruh TRH, Hipofisis anterior akan

    merangsang peningkatan sekresi TSH sebagai reaksi adanya neoplasma.

    Penatalaksanaannya diantaranya adalah Operasi, Terapi Ablasi Iodium

    Radioaktif, Terapi Supresi L-Tiroksin.

    3.2

    SaranSebagai mahasiswa keperawatan, diharapkan dapat mengerti akan

    asuhan keperawatan dengan ca tiroid secara benar dan dapat menerapkannya

    dengan baik. Penulis juga meminta kepada pembaca agar dapat memberikan

    masukan saran yang positif agar makalah ini dapat lebih baik lagi dan

    mendekati sempurna.

  • 7/30/2019 endokrin tiroid baru 2.docx

    38/38

    DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan; Edisi 8. EGC.

    Jakarta.

    Guyton A, Hall J. Thyroid Metabolic Hormone. In: Guyton A. Textbook of

    Medical Physiology 10th

    edition. Philadelpia. 2000;817-822

    Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah; volume

    3. EGC. Jakarta.

    Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran; Edisi 3, Jilid 1. Media

    Aesculapius, FKUI. Jakarta.

    Soeparman. 1999. Buku Ajar Penyakit Dalam; Jilid 1, Edisi 2. FKUI. Jakarta.

    Suastika, K. 1995. Penyakit Kelenjar Tiroid. EGC. Jakarta.

    Greenspan & Baxter. 2000.Endokrinologi Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta.