Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Sistem pemuluh darah mudigah manusia tampak pada pertengahan minggu ketiga, pada saat mudigah tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan akan zat makanan hanya melalui difusi saja. Pada tingkat ini, sel-sel lapisan mesoderm splanknik pada mudigah presomit lanjut diinduksi oleh endoderm di bawahnya untuk membentuk angioblas. Sel-sel ini berpoliferasi dan membentuk kelompok-kelompok sel endotel tersendiri yang disebut angiokista. Pada mulanya sel-sel tersebut berada di sisi lateral mudigah tapi kemudian secara cepat menyebar ke daerah kepala. Dengan berlalunya waktu, kelompok-kelompok ini menyatu dan membentuk pembuluh darah kecil yang berbentuk tapal kuda. Bagian sentral pleksus ini dikenal sebagai daerah kardiogenik dan rongga selom intraembrional yang terletak diatas daerah ini nantinya akan berkembang menjadi rongga perikardium.Selain pleksus yang membentuk tapal kuda ini , kelompok-kelompok sel angiogenik lain muncul bilateral, sejajar dan dekat garis tengah cakram mudigah. Kelompok-kelompok ini juga memperoleh lumen dan membentuk sepasang pembuluh memanjang, aorta dorsale. Pada tingkat lebih lanjut, pembuluh-pembuluh darah ini berhubungan, melalui lengkung-lengkung aorta, dengan pleksus membentuk tapal kuda tadi dan akan membentuk tabung jantung.
17

Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Aug 12, 2015

Download

Documents

Selvy Elfandary

keperawatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Sistem pemuluh darah mudigah manusia tampak pada pertengahan minggu ketiga,

pada saat mudigah tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan akan zat makanan hanya

melalui difusi saja. Pada tingkat ini, sel-sel lapisan mesoderm splanknik pada mudigah

presomit lanjut diinduksi oleh endoderm di bawahnya untuk membentuk angioblas. Sel-

sel ini berpoliferasi dan membentuk kelompok-kelompok sel endotel tersendiri yang

disebut angiokista. Pada mulanya sel-sel tersebut berada di sisi lateral mudigah tapi

kemudian secara cepat menyebar ke daerah kepala. Dengan berlalunya waktu, kelompok-

kelompok ini menyatu dan membentuk pembuluh darah kecil yang berbentuk tapal kuda.

Bagian sentral pleksus ini dikenal sebagai daerah kardiogenik dan rongga selom

intraembrional yang terletak diatas daerah ini nantinya akan berkembang menjadi rongga

perikardium.Selain pleksus yang membentuk tapal kuda ini , kelompok-kelompok sel

angiogenik lain muncul bilateral, sejajar dan dekat garis tengah cakram mudigah.

Kelompok-kelompok ini juga memperoleh lumen dan membentuk sepasang pembuluh

memanjang, aorta dorsale. Pada tingkat lebih lanjut, pembuluh-pembuluh darah ini

berhubungan, melalui lengkung-lengkung aorta, dengan pleksus membentuk tapal kuda

tadi dan akan membentuk tabung jantung.

Pembentukan rongga jantung dimulai dengan memanjang dan terus

membengkoknya tabung jantung kearah ventral dan kaudal dan kekanan (hari ke 23),

sementara bagian atrium (kaudal) bergeser ke arah dorso kranial dan kekiri.

Pembengkokan ini mungkin disebabkan oleh perubahan bentuk sel, membentuk rongga

jantung danselesai pada hari ke-28.

Page 2: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan Jantung

Berkembang pada pertengahan minggu ke-3, yaitu pada hari ke 18 atau 19 setelah fertilisasi, dimana pada saat itu embrio tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan akan nutrisi dan oksigen hanya melalui difusi saja.

Sistem cardiovascular terutama berkembang dari splanchnic mesoderm, paraxial & lateral mesoderm, dan sel-sel neural crest.

Pada ujung cranial dari embrio, jantung berkembang dari sekelompok sel-sel mesoderm yang disebut cardiogenic area.

Page 3: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Gambar Proses Pembentukan Jantung

Di atas cardiogenic area, terdapat pericardial coelom yang akan berkembang menjadi pericardium cavity.

Sebagai respon terhadap sinyal dari lapisan endoderm di bawahnya, mesoderm pada cardiogenic area membentuk sepasang untaian memanjang yang disebut cardiogenic (angioblastic) cord.

Sesaat kemudian, cardiogenic cord mengalami kanalisasi membentuk endocardial tube yang berdinding tipis.

Akibat pertumbuhan otak dan embrio yang melipat secara sefalokaudal, jantung dan pericardium cavity pertama kali terletak di daerah leher, dan akhirnya di dada.

Page 4: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Pada hari ke-21, akibat embrio yang melipat secara lateral, kedua endocardial tube saling mendekat satu sama lain dan bersatu membentuk tabung tunggal yang disebut primitive heart tube.

Bersamaan dengan penyatuan endocardial tube, terbentuk 3 lapisan jantung, yaitu :1. Endocardium membentuk lapisan di bagian dalam jantung2. Myocardium mesoderm di sekeliling tabung endocardium berangsur-angsur menebal

membentuk myocardium yang membentuk dinding otot3. Epicardium sel-sel mesotel dari daerah sinus venosus bermigrasi ke atas jantung

membentuk epicardium yang melapisi bagian luar jantung Pada hari ke-22, primitive heart tube berkembang menjadi 5 regio yang berbeda dan mulai

memompa darah (mulai berfungsi). Sesuai dengan aliran darah, dari ujung kaudal ke ujung cranial, kelima regio itu adalah :1. Sinus venosus : - menerima darah dari seluruh vena pada embrio

- kontraksi jantung dimulai pada regio ini, kemudian diikuti oleh regio lainnya secara berurutan

- berkembang menjadi atrium kanan, coronary sinus, sinoatrial (SA) node, vena cava superior, dan vena cava inferior

2. Atrium berkembang menjadi atrium kanan dan kiri3. Ventricle berkembang menjadi ventricle kiri4. Bulbus cordis berkembang menjadi ventricle kanan5. Truncus arteriosus berkembang menjadi ascending aorta dan pulmonary trunk

Pada hari ke-23, primitive heart tube memanjang. Akibat bulbus cordis & ventricle tumbuh lebih cepat dari pada regio lainnya, dan akibat atrial & venous end dari tabung dibatasi oleh

Page 5: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

pericardium, primitive heart tube mulai berputar dan melipat. Bagian cranial bergerak ke arah ventral, kaudal, dan kiri. Sedangkan bagian kaudal beregak ke arah dorsal, cranial, dan kanan. Pertama-tama, heart tube berbentuk seperti huruf U, kemudian menjadi berbentuk huruf S. Pergerakan ini berakhir pada hari ke-28, dan pergerakan ini menentukan posisi akhir atrium dan ventricle.

Perkembangan selanjutnya adalah pembentukan septum & katup jantung untuk membentuk 4 ruang jantung.

Pembentukan sekat jantung terjadi antara hari ke-27 dan hari ke-37, dan selesai pada akhir minggu ke-5.

Cara pembentukan sekat :1. 2 massa jaringan yang sedang tumbuh aktif saling mendekat hingga menjadi satu,

sehingga membagi lumen menjadi 2 saluran yang terpisah.2. Pertumbuhan aktif 1 massa jaringan saja yang terus meluas hingga mencapai sisi lumen

diseberangnya.3. Segaris kecil jaringan di dinding atrium atau ventricle gagal tumbuh, sedangkan daerah di

kanan-kirinya meluas dengan cepat, maka akan terbentuk sebuah rigi yang sempit di antara kedua bagian yang sedang meluas tersebut. Nantinya rigi tersebut akan membentuk sekat, namun sekat semacam ini tidak memisahkan 2 rongga secara sempurna.

Page 6: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Pada hari ke-28, lapisan endocardium menebal membentuk endocardial cushion yang akan membentuk atrioventricular canal, interatrial septum, dan interventricular septum.

Pembentukan katup jantung :Setelah endocardial cushion bersatu, masing-masing atrioventricular canal dikelilingi oleh proliferasi setempat jaringan mesenkim. Jaringan mesenkim tersebut berproliferasi membentuk katup, yang menempel pada dinding ventricle melalui tali-tali otot yang nantinya akan berdegenerasi diganti jaringan ikat padat dan dibungkus endocardium.Katup yang terbentuk adalah katup bicuspid (mitral) pada atrioventricular canal kiri, dan katup tricuspid pada atrioventricular kanan.Selain itu, pada truncus arteriosus akan tampak tonjolan-tonjolan kecil yang nantinya akan membentuk katup semilunaris.

Pembentukan tabung dan rongga jantung :hari ke-18 atau 19 setelah fertilisasi

↓embrio tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan akan nutrisi dan oksigen hanya melalui difusi saja

↓mulai pembentukan jantung dari sel-sel mesoderm pada cardiogenic area

↓terbentuk sepasang cardiogenic cord

↓mengalami kanalisasi membentuk 2 endocardial tube

↓hari ke-21 : kedua endocardial tube saling mendekat dan bersatu membentuk primitive heart tube

↓hari ke-22 primitive heart tube terbagi menjadi : sinus venosus, atrium, ventricle, bulbus cordis,

trunkus arteriosus↓

hari ke-23 : primitive heart tube memanjang dan mulai berputar & melipat↓

hari ke-28 : atrium dan ventricle menempati posisi akhirnya

Page 7: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Pembentukan atrioventricular septum (canal):

endocardial cushion bergerak dari lateral ke arah tengah↓

saling mendekat satu sama lain↓

bersatu membentuk atrioventricular septum (canal) yang membagi lumen jantung menjadi atrium dan ventricle

Pembentukan interatrial septum :

jaringan dari dinding atas primordial atrium turun menuju ke penyatuan endoardial cushion↓

membentuk septum primum↓

membagi atrium menjadi atrium kanan dan kiri secara tidak sempurna ↓

terbentuk foramen primum↓

sel-sel pada bagian atas dari septum primum mengalami apoptosis↓

terbentuk foramen secundum↓

jaringan lain dari dinding atas primordial atrium turun kembali↓

membentuk septum secundum yang terletak disamping kanan septum primum↓

membagi atrium menjadi atrium kanan dan kiri secara tidak sempurna↓

terbentuk foramen ovale↓

foramen ovale akan tertutup setelah kelahiran

Page 8: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Pembentukan interventricular septum :

myocardium dari dinding bawah primordial ventricle naik menuju ke penyatuan endocardial cushion

↓membentuk septum interventricular pars muscularis

↓membagi ventricle menjadi ventricle kanan dan kiri secara tidak sempurna

↓jaringan endocardial cushion turun menuju ke septum interventricular pars muscularis

↓membentuk septum interventricular pars membranosa

↓membagi ventricle menjadi ventricle kanan dan kiri secara sempurna

B. Pembentukan Pembuluh Darah

Pembuluh darah utama pada embrio adalah pembuluh yang membawa nutrisi ke

tubuh dan gas ketempat terjadinya respirasi. Vena vitelin dibentuk dari kumpulan sel-sel

mesoderm splanknik terjadi pulau-pulau darah kemudian berongga membentuk tabung

berdinding rangkap seperti hal nya pada jantung. Lapisan dalam sel-selnya memipih dan

menjadi endotelium dan sel-sel sebelahluar menjadi otot polos. Kelompok sel pulau darah

yang berada ditengah berdiferensiasi menjadi sel darah embrio. Sambil pulau darah

tumbuh, mereka lalu bersatu membentuk jaringan kapoler yang bermuara di kedua

pembuluh vitelin membawa makanan dan darah kedalam jantung yang baru dibentuk.

Pembentukan pembuluh darah dalam tubuh berlangsung sama seperti halnya

pembentukan darah ekstra-embrio pada kantung yolk. Hanya disini sel-selnya dari

mesenkim.Sel-sel darah dan kapiler berkembang di dalam mesoderm ekstra embrional

dari jonjot-jonjot dan tangkai penghubung. Dengan terus bertunasnya pembuluh ekstra-

embrional terbentuklah hubungan dengan pembuluuh darah mudigah, sehingga

menghubungkan mudigah dan plasenta.

Page 9: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Gambar 2. (A) sel‐sel mesenkim tidak yang tidak berdiferensiasi. (B) pembentukan pulau

pulau darah pulau‐pulau . (C) kapiler primitive

Sel-sel darah dan pembuluh darah intra-embrional termasuk tabung jantung dibentuk

dengan cara yang sama dengan pembuluh ekstra-embrional yakni dari sel-sel mesoderm yang

membentuk kelompok sel-sel angiogenetik yangmembentuk rongga karena bergabungnya

celah antar sel-sel. Yang terletak ditengah membentuk sel darah sederhana sedangkan sel

yang terletak di tepi yang bersatu membentuk pembuluh kecil.

Page 10: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Embriologi Pembuluh Darah

Lengkung Aorta

Ketika lengkung faring terbentuk pada minggun keempat dan kelima, setiap lengkung

mempunyai saraf cranial dan arterinya sendiri-sendiri. Arteri-arteri ini disebut sebagai lengkung-

lengkung aorta dan berasal dari sakus aortikus, bagian paling distal dari trunkus arteriosus.

Lengkung aorta  terbenam di dalam mesenkim lengkung faring dan berakhir pada aorta dorsalis

kiri dan kanan. Lengkung faring dan pembuluh darah terbentuk berurutan dari cranial sampai

caudal, sehingga tidak semua lenkung dan pembukuh darah tersebut terdapay pada waktu yagn

bersamaan. Sakus aortikus ikut membentuk satu cabang untuk setiap kali terbentuk lenkung baru,

sehingga totalnya terdapat lima pasang arteri(lengkung kelima tidak pernah terbentuk/ terbentuk

tidak sempurna lalu mengalami regresi) yang kelimanya diberi angka I, II, III,IV, dan VI.

(gambar 12.33)

Page 11: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

Pemisahan trunkus arteriosus oleh septum aortikopulmonalis membagi saluran keluar

jantung menjadi aorta ventral dan arteri pulmonalis pada minggu kelima. Sakus aortikus

kemudian membentuk kornu kanan dan kiri, yang selanjutnya masing-masing membentuk arteri

brakiosefalika dan segmen proksimal lengkung aorta. (gambar 12.34, B dan C)

Page 12: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

            Pada hari ke-27, lengkung aorta pertama sudah menghilang (gambar 12.33). tetapi

sebagian kecil tetap menetap sebagai arteri maksillaris. Demikian pula,  lengkung aorta kedua

akan segera menghilang juga. Bagian yang tersisa daru lengkung ini adalah arteri hioidea dan

arteri stapedia. Lenkung ketiga besar, lengkung keempat dan keenam sedang dalam proses

terbentuk. Meskipun lengkun keenam belum terbentuk , arteri pulmonalis primitive sudah

Nampak sebagai sebuah cabang besar (gambar 12.33, A)

            Pada mudiagh usia 29 hari, lengkung aorta pertama dan kedua sudah menghilang

(gambar 12.33B). Lengkung ketiga, keempat, dan keenam menjadi pembuluh darah besar. Sakus

Page 13: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

trukoaortikus telah terbagi sehingga lengkung keenam kinin berlanjut dengan trunkus

pulmonalis.

           

Page 14: Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah 1

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.(2001). Textbook of Medical Surgical Nursing . Alih Bahasa:

dr.Andry Hartono (2002) Keperawatan Medikal Bedah . Edisi 8 Volume 3. Jakarta .

EGC

Guyton, Hall (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC.