Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan O2 ke seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Pembuluh darah manusia terdiri atas pembuluh nadi (arteri), pembuluh kapiler, dan pembuluh batik (vena). Pembuluh nadi berfungsi mengalirkan darah keluar dari jantung. Pembuluh ini berdinding tebal, kuat, dan elastis. Denyutnya dapat dirasakan jika kamu memegang pangkal pergelangan tangan ataupun leher. Berdasarkan ukurannya, pembuluh nadi terbagi menjadi aorta, arteri, dan arteriol. Pembuluh arteri dihubungkan dengan pembuluh darah vena oleh pembuluh kapiler. Pembuluh balik atau vena berfungsi membawa darah menuju jantung. Pembuluh ini terletak di dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluh ini tipis dan tidak elastis serta memiliki katup berpasangan di sepanjang pembuluhnya. Katup berfungsi menjaga tekanan darah dan arah aliran darah. Pembuluh balik bercabang-cabang membentuk pembuluh yang berukuran lebih kecil yang dinamakan venula. 1 Emboli Vena
32

Emboli Vena

Oct 25, 2015

Download

Documents

Titin Agustina
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Emboli Vena

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan O2 ke

seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak,

dan untuk beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas

tiga bagian utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.

Pembuluh darah manusia terdiri atas pembuluh nadi (arteri), pembuluh kapiler,

dan pembuluh batik (vena). Pembuluh nadi berfungsi mengalirkan darah keluar dari

jantung. Pembuluh ini berdinding tebal, kuat, dan elastis. Denyutnya dapat dirasakan jika

kamu memegang pangkal pergelangan tangan ataupun leher. Berdasarkan ukurannya,

pembuluh nadi terbagi menjadi aorta, arteri, dan arteriol. Pembuluh arteri dihubungkan

dengan pembuluh darah vena oleh pembuluh kapiler.

Pembuluh balik atau vena berfungsi membawa darah menuju jantung. Pembuluh

ini terletak di dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluh ini

tipis dan tidak elastis serta memiliki katup berpasangan di sepanjang pembuluhnya.

Katup berfungsi menjaga tekanan darah dan arah aliran darah. Pembuluh balik

bercabang-cabang membentuk pembuluh yang berukuran lebih kecil yang dinamakan

venula.

Katup-katup semilunaris satu arah menyebar ke seluruh sistem vena ekstremitas

bawah. Katup-katup ini adalah lapisan Tunisia intim yang terdiri dari endotel dan

kolagen. Katup-katup vena mencegah terjadinya refluks dan mengarahkan aliran ke

proksimal mulai dari ekstremitas bawah ke vena kava. Kemampuan katup ini untuk

menjalankan fungsinya sangat penting sebab aliran darah dari ekstremitas bawah ke

jantung melawan gravitasi.

Fisiologi aliran vena yang melawan kekuatan gravitasi melibatkan berbagai aktor

yang dikenal sebagai pompa vena. Pompa vena terdiri dari komponen sentral dan perifer.

Pompa vena perifer bergantung dari kompresi saluran vena selama kontraksi otot.

Kontraksi otot mendorong aliran maju di dalam sistem vena profunda; katup vena

mencegah aliran balik darah selama periode relaksasi otot. Selain itu sinus-sinus vena

1 Emboli Vena

Page 2: Emboli Vena

yang kecil dan tidak berkatup atau venule berfungsi sebagai penampung darah dan

mengosongkan darahnya ke vena-vena profunda selama kontraksi otot. Kontribusi

saluran intramuskular ini sangat penting untuk aliran balik vena. Kekuatan-kekuatan

sentral yang mendorong aliran balik vena adalah pengurangan tekanan intra toraks

sewaktu inspirasi dan penurunan tekanan atrium kanan dan ventrikel kanan setelah ejeksi

ventrikel.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa itu Emboli Vena?

2) Apa yang dapat menyebabkan emboli vena?

3) Bagaimana mekanisme sehingga terjadi emboli vena?

4) Bagaimana patofisiologinya?

1.3 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi,penyebab, mekanisme dan

patofisiologi dari emboli vena

2 Emboli Vena

Page 3: Emboli Vena

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi Pembuluh Vena

Vena (Pembuluh Balik)

Pembuluh darah vena dikenal dengan nama pembuluh balik. Pembuluh balik vena

adalah jenis pembuluh darah yang datang menuju atrium jantung yang sifatnya tipis dan

cukup elastis. Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju

jantung. Darahnya banyak mengandung karbondioksida. Umumnya terletak dekat permukaan

tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis, jika diraba

denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya.

Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran

darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi

merembes.

Dinding pembuluh darah vena berstruktur tipis dan elastic dengan lubang

pembuluh lebih besar dari arteri. Dalam vena banyak terdapat katup untuk mencegah

darah tidak mengalir kembali. Pembuluh darah ini mengandung karbondioksida kecuali

vena pulmonalis dan terletak di dekat permukaan tubuh.

3 Emboli Vena

Page 4: Emboli Vena

Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah

balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui atrium

kanan. Setelah terjadi pertukaran darah di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi

melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen, dan

memasauki jantung melalui atrium kiri. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak

mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.

Anatomi Pembuluh Darah Vena Ekstremitas bawah

Vena Superfisialis Ekstremitas Bawah

Sistem superfisialis terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva.

Keduanya memiliki arti klinis yang sangat penting karena memiliki predisposisi

terjadinya varises yang membutuhkan pembedahan.

V. Safena magna keluar dari ujung medial jaringan v.dorsalis pedis.

Vena ini berjalan di sebelah anterior maleolus medialis, sepanjang aspek

anteromedial betis (bersama dengan nervus safenus), pindah ke posterior selebar tangan

di belakang patela pada lutut dan kemudian berjalan ke depan dan menaiki bagian

anteromedial paha. Pembuluh ini menembus fasia kribriformis dan mengalir ke

v.femoralis pada hiatus safenus. Bagian terminal v.safena magna biasanya mendapat

percabangan superfisialis dari genitalia eksterna dan dinding bawah abdomen. Dalam

pembedahan, hal ini bisa membantu membedakan v.safena dari femoralis karena satu-

satunya vena yang mengalir ke v.femoralis adalah v.safena. Cabang-cabang femoralis

anteromedial dan posterolateral (lateral aksesorius), dari aspek medial dan lateral paha,

kadang-kadang juga mengalir ke v.safena magna di bawah hiatus safenus (Faiz dan

Moffat, 2004).

V. safena magna berhubungan dengan sistem vena profunda.

V. safena magna berhubungan dengan sistem vena profunda di beberapa tempat

melalui vena perforantes. Hubungan ini biasanya terjadi di atas dan di bawah maleolus

medialis, di area gaiter, di regio pertengahan betis, di bawah lutut, dan satu hubungan

panjang pada paha bawah. Katup-katup pada perforator mengarah ke dalam sehingga

darah mengalir dari sistem superfisialis ke sistem profunda dari mana kemudian darah

4 Emboli Vena

Page 5: Emboli Vena

dipompa keatas dibantu oleh kontraksi otot betis. Akibatnya sistem profunda memiliki

tekanan yang lebih tinggi daripada superfisialis, sehingga bila katup perforator mengalami

kerusakan, tekanan yang meningkat diteruskan ke sistem superfisialis sehingga terjadi

varises pada sistem ini (Faiz dan Moffat, 2004).

V. safena parva keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis pedis.

Vena ini melewati bagian belakang maleolus lateralis dan di atas bagian belakang

betis kemudian menembus fasia profunda pada berbagai posisi untuk mengalir ke

v.poplite.

Dibandingkan dengan arteri, dinding vena lebih tipis dan mudah terdistensi . kira-

kira 70% volume darah terkandung dalam sirkuit vena dengan tekanan yang relative

rendah. Sirkulasi vena bervolume tinggi dan bertekanan rendah ini berfungsi sebagai

sirkuit kapasitansi, berbeda dengan sirkuit arteri yang bertekanan tinggi dan bervolume

rendah. Kapasitas dan volume sirkuit vena merupakan factor penting curah jantung karena

volume darah yang diejeksi oleh jantung bergantung pada aliran balik vena.

System vena pada ekstremitas bawah terbagi menjadi tiga subsistem:

(1) subsistem vena superfisial,

(2) subsistem vena profunda,

(3) subsistem penghubung (saling berhubungan).

Vena superfisialis terletak di jaringan subkutan anggota gerak dan menerima

aliran darah vena dari pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil di dalam kulit, jaringan

subkutan, dan kaki. System superfisial terdiri dari vena safena magna dan vena safena

parva. Vena safena magna adalah vena terpanjang di tubuh, berjalan dari malleolus di

mata kaki, naik ke bagian medial betis dan paha, bermuara ke vena femoralis tepat di

bawah selangkangan. Titik persambungan antara kedua vena tersebut, persambungan

safena, merupakan patokan anatomi yang penting. Vena safena magna mengalirkan darah

dari bagian antero-medial betis dan paha. Vena safena parva berjalan dari sepanjang sisi

lateral dari mata kaki melalui betis menuju ke lutut, mandapatkan darah dari bagian

5 Emboli Vena

Page 6: Emboli Vena

posterolateral betis dan mengalirkan darah ke vena popliteal. Titik pertemuan antara vena

safena dan popliteal disebut sebagai persambungan safenopoplitea. Di antara vena safena

magna dan parva ini terdapat banyak anastomosis, anastomosis ini merupakan rute aliran

kolateral yang memiliki petensi penting, bila terjadi obstruksi vena.

System vena profunda membawa sebagian besar darah vena dari ekstremitas

bawah dan terletak dalam kompartemen otot. Vena-vena profunda menerima aliran darah

dari venula-venula kecil dan pembuluh darah intramuscular. System vena profunda

cenderung berjalan parallel dengan pembuluh arteri anggota gerak bawah, dan diberi

nama yang sama dengan arteri tersebut. Ssebagai akibatnya, yang termasuk dalam system

vena ini adalah vena tibialis anterior dan posterior, vena peroneus, vena popliteal, vena

femoralis, vena femoralis profunda, dan pembuluh-pembuluh darah betis yang tidak

diberi nama. Vena iliaka juga termasuk dalam system vena profunda ekstremitas bawah

karena aliran vena dari anggota gerak ke vena kava bergantung pada patesis dan

integritas pembuluh-pembuluh ini. Vena iliaka komunis kiri melewati bawah arteri iliaka

komunis pada jalurnya menuju vena kava, sehingga vena tersebut berpotensi tertekan

arteri. Jumlah persilangan ini memiliki perbandingan 2:1 dalam menyebabkan thrombosis

vena profunda kiri daripada thrombosis vena profunda kana.

Subsistem vena-vena profunda dan superfisialis dihubungkan oleh saluran-saluran

pembuluh darah yang disebut vena penghubung. Vena-vena penghubung menyusul

subsistem penghubung ektremitas bawah. Aliran biasanya dipirau dari vena superfisialis

ke vena profunda dari selanjutnya ke vena kava inferior.

Katup-katup semilurnaris satu arah menyebar ke seluruh system vena ekstremitas

bawah. Katup-katup ini adalah lipatan tunika intima yang terdiri dari endotel dan

kolagen. Katup-katup vena ini mencegah terjadinya aliran balik dan mengrahkan aliran

ke proksimal mulai dari ekstremitas bawah ke vena kava, dan dari system superfisial ke

system profunda melalui penghubung. Kemampuan katup-katup ini untuk menjalankan

fungsinya sangat penting sebab aliran darah dari ekstremitas ke jantung berjalan melewati

gravitasi.

6 Emboli Vena

Page 7: Emboli Vena

Fisiologi aliran darah vena yang melewati kekuatan gravitasi ini melibatkan

berbagai factor yang dikenal sebagai pompa vena. Pompa vena terdiri dari komponen

perifer dan sentral. Pompa vena perifer bergantung pada kompresi saluran vena selama

kontraksi otot. Kontraksi otot mendorong aliran untuk maju di dalam system vena

profunda, katup-katup vena mencegah aliran retrograde atau refluksi darah selama

relaksasi otot. Selain itu, sinus-sinus vena yang kecil dan tidak berkatup atau vanula yang

terletak dalam otot soleus dan gastrocnemius berfungsi sebagai penampung darah dan

mengosongkan darahnha ke vena-vena profunda selama kontraksi otot. Kontribusi

saluran intramuscular ini sangat penting untuk aliran balik vena. Kekuatan-kekuatan

sentral yang mendorong aliran balik vena adalah pengurangan tekanan intratoraks

sewaktu inspirasi dan penurunan tekanan atrium kanan dan ventrikel kanan setelah ejeksi

ventrikel.

2.2 Definisi Emboli Dan Jenis-Jenisnya

Definisi Emboli

Transportasi masa fisik yang terbawa dalam aliran darah dari satu tempat lain dan

tersangkut di tempat baru dinamakan embolisme. Massa fisik itu sendiri dinamakan embolus.

Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari thrombus dan dinamakan

tromboemboli. Namun, banyak zat atau benda lain yang dapat menjadi emboli. Pecahan

jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki system pembuluh darah, biasanya terjadi pada

trauma. Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, dan merupakan cara penyebaran penyakit yang

memperburuk keadaan pasien. Benda asing yang disuntikkan ke dalam system

kardiovaskuler dapat menjadi embolus. Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat

dari berbagai keadaan atau yang masuk ke dalam sirkulasi melalui suntikan dapat menjadi

embolus, bahkan gelembung gas dapat juga menjadi embolus.

Pathogenesis, Perjalanan, dan Efek

Emboli dalam tubuh terutama berasal dari thrombus vena, paling sering pada vena

profunda di tungkai atau di panggul. Jika fragmen thrombus vena ini terlepas dan terbawa

aliran darah, maka fragmen tersebut akan masuk ke vena cava dan kemudian ke jantung

kanan. Fragmen ini tidak tersangkut selama dalam perjalanan karena pembuluh dan ruangan

7 Emboli Vena

Page 8: Emboli Vena

jantung berukuran besar. Darah akan meninggalkan ventrikel kanan dan mengalir ke cabang

utama arteria pulmonalis, kemudian ke cabang arteria pulmonalis kanan dan kiri, untuk

selanjutnya ke cabang-cabang pembuluh darah yang lebih kecil. Karena keadaan anatomis

ini, emboli yang berasal dari thrombus vena biasanya berakhir sebagai emboli arteria

pulmonalis. Jika fragmen thrombus yang sangat besar menjadi embolus, maka sebagian besar

suplai arteria pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak. Hal ini dapat menimbulkan

kematian mendadak. Sebaliknya, emboli arteria pulmonalis yang lebih kecil dapat tanpa

gejala, atau dapat mengakibatkan perdarahan sekunder pada paru karena kerusakan vascular

atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dari paru. Emboli paru dengan berbagai ukuran

dapat ditemukan pada sejumlah besar pasien yang meninggal setelah beberapa lama

berbaring di tempat tidur; kadang-kadang emboli paru mempercepat kematian pasien,

kadang-kadang hanya bersifat kebetulan. Penyebaran emboli kecil paru yang berlangsung

lama dapat menimbulkan penyumbatan pada pembuluh darah paru sehingga timbul

pembebanan yang berlebihan dan kegagalan jantung kanan.

Emboli yang tersangkut pada sirkulasi arterial berasal dari “bagian kiri” system

sirkulasi, baik dalam ruang-ruang jantung kiri atau arteri yang besar. Satu-satunya jalan bagi

emboli yang berasal dari sirkulasi vena untuk tersangkut pada arteri adalah menghindari paru

melalui defek dalam septum interatrial atau interventrikular jantung. Keadaan ini dinamakan

embolisme paradoks, dan jarang sekali ditemukan. Emboli arteri paling sering ditemukan

berasal dari thrombus intrakardium atau lebih jarang dari thrombus mural dalam aorta atau

salah satu cabangnya yang besar.

Gelembung gas pada berbagai keadaan dapat menjadi emboli. Salah satu keadaan

dapat menjadi emboli. Salah satu keadaan dinamakan penyakit caisson, lebih dikenal sebagai

“kejang urat”. Keadaan ini timbul jika seseorang tinggal dibawah tekanan atmosfer yang

meningkat, seperti dalam sebuah caisson bertekanan atau dibawah air denganperlengkapan

penyelam. Pada keadaan ini makin banyak gas atmosfer yang terlarut dalam darah. Jika

terjadi dekompresi yang mendadak, maka akibatnya sama seperti apa yang terlihat jika

sebuah botol soda hangat dibuka tiba-tiba dibuka. Banyak sekali gelembung gas kecil timbul

dalam sirkulasi dan dibawa ke berbagai tempat dalam tubuh tempat gelembung-gelembung

tersebut tersangkut dalam mikrosirkulasi, dan menyumbat aliran darah ke jaringan. Kadang-

8 Emboli Vena

Page 9: Emboli Vena

kadang timbul keadaan yang sama jika udara atmosfer memasuki pembuluh vena akibat

kesalahan infus intravena atau pemasangan kateter, atau kadang-kadang pada tindakan

pembedahan jika harus memotong pembuluh darah besar. Pada embolisme udara massif,

bolus udara yang besar dapat masuk ke bagian kanan jantung, dan pada autopsy terlihat

massa busa udara yang besar dan darah yang meregangkan jantung dan pembuluh paru.

Suatu contoh embolisme tetesan cairan adalah embolisme lemak traumatic. Sesuai

dengan namanya, emboli ini terdiri butir-butir lemak, cenderung terbentuk di dalam sirkulasi

setelah terjadi trauma. Tempat penumbatan yang sering adalah mikro-sirkulasi paru.

Embolisme lemak ringan sebagian besar dapat timbul setelah tindakan pembedahan tempat

jaringan lemak diinsisi, hal tersebut memungkinkan bahan lipid masuk pembuluh darah. Pada

keadaan. Pada keadaan seperti ini emboli kecil yang tersebar dan tersangkut dalam paru tidak

menimbulkan gejala dapat diabaikan. Keadaan serupa timbul jika tulang patah, dan jelas

disertai dengan pembebasan lipid masuk ke dalam sinusoid sumsum tulang. Sekali lagi,

emboli lemak paru yang tersebar seperti ini tidak menimbulkan gejala dan dapat diabaikan.

Namun, kadang-kadang setelah cedera akibat trauma, embolisme lemak dapat massif. Tidak

jelas apakah dalam keadaan ini semua tetesan lemak berasal dari trauma pada sel-sel lemak.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa pada keadaan ini lipid yang biasanya terbawa dalam

aliran darah bergabung menjadi satu. Pada setiap keadaan saat terdapat embolisme lemak

yang cukup massif, dapat timbul gejala kesukaran bernafas, biasanya dalam satu atau dua

hari pertama setelah trauma. Pada keadaan berat, emboli tersangkut pada berbagai tempat

dalam tubuh di luar paru, termasuk kulit, dan yang lebih penting, pada system saraf pusat.

Pada kedua daerah terakhir tersebut, embolus lemak mikroskopik disertai dengan perdarahan

petekia. Di otak, focus kecil nekrosis mengelilingi setiap pembuluh yang tersumbat. Pada

keadaan yang jarang terjadi ini, embolisme lemak dapat mematikan, biasanya karena

kerusakan otak.

Berdasarkan jenis zat pembentukannya embolus dibagi menjadi embolus lemak,

embolus udara, embolus sel tumor, embolus aterom, dan sebagainya. Sebagai berikut

perinciannya :

9 Emboli Vena

Page 10: Emboli Vena

Embolus vena

Sebagian besar berasal dari vena profunda tungkai dan di angkut oleh sirkulasi

vena ke paru, lainnya dari vena pelvis. Emboli paru sebelum masuk organ ini melewati

vena kava, jantung kanan dan baru kemudian ke sirkulasi paru. Di sini emboli dapat

menyumbat arteri dan cabang – cabang utama arteri pulmonalis dan membentuk embolus

pelana dan menimbulkan kematian mendadak. Emboli kecil akan mengikuti aliran

pembuluh yang lebih kecil dan perifer. Emboli yang menyeberang dari rongga kanan

jantung melalui foramen ovale atau defek septum interventrikulare sisi kiri dan memasuki

jantung bagian kiri disebut emboli paradoks. Efek embolus paru bisa tidak nyata,

hemoragi, atau infark, bergantung pada kondisi paru dan kardiovaskular.

Embolus arteri

Emboli arteri dapat menyebabkan infark di organ atau ekstremitas mana pun.

Emboli dapat berasal dari ventrikel kiri, katup jantung kiri atau aorta dan arteri – arteri

besar. Embolus arteri sering mengenai otak, ginjal, limpa dan ekstremitas bawah. Sumber

emboli arteri yang paling sering ialah thrombus yang menyelubungi jejas aterosklerotik

aorta. Embolus dalam arteri mesenterika menyebabkan infark usus, dalam arteri

koronaria menimbulkan kematian mendadak.

Embolus lemak

Lemak dalam bentuk butir – butir yang berasal dari struktur tubuh yang banyak

mengandung lemak dapat masuk ke dalam peredaran darah. Embolus terbentuk bila butir

lemak menyumbat arteri atau kapiler. Embolus lemak merupakan penyulit yang khas

pada fraktur tulang – tulang panjang seperti femur dan tibia atau jaringan lemak. Butir –

butir lemak di angkut ke paru dan menyebabkan gangguan pada organ ini. Di sini

embolus dapat menimbulkan kegawatan dan juga kematian. Butir – butir ini bisa juga di

filtrasi melalui sirkulasi paru kedalam aliran darah arteri sistemik dan mencapai berbagai

organ tubuh. Sumbatan pembuluh darah otak paling sering menimbulkan hemoragi peteki

mutipel.

10 Emboli Vena

Page 11: Emboli Vena

Luka bakar kulit, radang tulang atau jaringan lemak, perlemakan hati akibat gizi

buruk atau alkoholisme dapat mengakibatkan embolus lemak, juga pada wanita dalam

masa nifas.

Embolus cairan amnion

Emboli jenis ini terjadi jika cairan amnion masuk ke dalam sirkulasi vena rahim

ibu hamil yang sedang melahirkan. Embolus cairan amnion dalam arteri pulmonalis ini

mengandung skuama janin, verniks kaseosa, lender dan lanugo.

Pasien yang mengalami embolus cairan amnion akan memperlihatkan gejala –

gejala sesak nafas, syok atau mati mendadak. Pada autopsi di temukan edema, bendungan

paru dan dilatasi jantung kanan mendadak.

Embolus gas

Dalam keadaan tertentu gas atau udara atmosfir dalam jumlah besar dapat masuk

ke dalam sirkulasi sehingga timbul sumbatan bahkan kematian. Misalnya, ketika timbul

robekan pembuluh vena besaryang tidak di sengaja pada waktu tindakan bedah toraks.

Embolus dapat terjadi pada transfusi darah, cairan intravena karena udara tersedot ke

dalam vena setelah infusan habis.

Embolus aterom

Tindakan bedah seperti pemotongan arteri (endarterektomi) atau bedah jantung

kadang – kadang di lakukan untuk mengatasi aorta atau pembuluh darah besar yang

dilekati oleh plak aterom yang mengalami ulserasi. Aterom yang merupakan Kristal –

kristal kolesterol dapat lepas dari plak aterom tersebut. Akibat yang timbul dari embolus

aterom antara lain infark pada ginjal atau organ lain.

Embolus trombosit

Trombosit merupakan komponen darah dengan ukuran sangat kecil yang terlibat

pada proses awal terbentuknya aterom. Emboli ini sering di kaitkan dengan serangan

iskemik sepintas ( transient ischaemic attack) yang berlangsung kurang dari 24 jam.

11 Emboli Vena

Page 12: Emboli Vena

Embolus sel tumor

Seperti sudah di katakana di atas fragmen atau sel tumor ganas yang hanyut

terbawa aliran darah atau limfe akan menyebarkan tumor ke tempat lain atau

menimbulkan proses metastasis. Inilah yang di sebut dengan embolus sel tumor.

Embolus korpus alienum

Orang – orang yang kecanduan obat – obatan tidak jarang menyayat kulit mereka

untuk memasukkan obat ke dalam tubuh. Kadang – kadang mereka juga menggunakan

alat – alat suntik untuk tujuan yang sama, termasuk obat yang dalam bentuk bubuk.

Serbuk ini lazim masuk kedalam tubuh pengguna obat semacam itu berupa emboli.

Embolus infeksi

Penyakit katup jantung biasanya disertai oleh adanya vegetasi pada katup organ

tersebut. Kalau vegetasi ini mengandung kuman akibat infeksi dan lepas serta terbawa

darah, maka terjadilah embolus infeksi.

2.3 Penyakit Yang Berkaitan Dengan Emboli Vena

Thrombosis Vena

Adanya thrombus di dalam vena superfisial atau profunda dan respon radang yang

menyertai dalam dinding pembuluh darah disebut thrombosis vena atau tromboflebitis. Mula-

mula, thrombus terutama tersusun dari trombosit dan fibrin. Sel darah merah menjadi

tersebar fibrin, dan thrombus cenderung menyebar sesuai aliran darah. Respon radang dalam

dinding pembulu darah mungkin minimal atau ditandai oleh sebukan granulosit, hilangnya

endothelium, dan edema.

Faktor yang mempercepat thrombosis vena mula-mula diperkenalkan oleh Vichow

pada tahun 1865 dan meliputi statis, kerusakan vaskuler, dan hiperkoagulabilitas. Oleh sebab

itu, berbagai jenis situasi klinis disertai dengan berbagai peningkatan resiko thrombosis vena.

Thrombosis vena dapat terjadi pada lebih dari 50 persen pasien yang mengalami prosedur

bedah ortopedi, terutama yang mengenai pinggul da lutut, dan pada 10 sampai 40 persen

pasien yang mengalami operasi abdominalis atau toraks. Prevalensi thrombosis vena yang

12 Emboli Vena

Page 13: Emboli Vena

tinggi terutapa pada pasien dengan kanker pangkreas, paru, traktus genitourinarius, lambung,

dan payudara. Kurang lebih 10 sampai 20 persen pasien dengan thrombosis vena profunda

idiopatik mengalami kanker yang nyata secara klinis, tidak terdapat consensus apakan

individu ini sebaiknya diarahkan pada pemeriksaan diagnostic yang intensif untuk mencari

keganasan yang tersembunyi. Risiko thrombosis meningkat setelah trauma, seperti fraktur

spina, pelvis, femur dan tibia. Imobilisasi, tanpa peduli penyakit yang mendasarinya, adalah

penyebab predisposisi utama dari thrombosis vena. Hal ini bertanggung jawab terhadap

insiden yang relative tinggi pada pasien dengan infak miokard akut atau gagal jantung

kongestif. Insiden thrombosis vena meningkat selama kehamilan, terutama pada trimester

ketiga dan pada bulan pertama pascapersalinan, dan individu yang menggunakan estrogen.

Berbagai jenis gangguan klinis yang menimbulkan hiperkoagulabilitas sistemik, termasuk

defisiensi anti thrombin II, protein C, dan protein S, lupus eritematosus sistemik, penyakit

mieloproliferatif, disfibrinogennemia, dan koagulasi intra vaskuler diseminata, dapat

menyebabkan thrombosis vena. Venulitis terjadi pada tromboanginitis obliterans, penyakit

becet, dan homosisteinuria juga dapat menyebabkan thrombosis vena.

o Thrombosis vena profunda

Prosedur Diagnosis

Tanda-tanda klinis penyakit pembuluh darah vena dipercaya sehingga sangat

penting melakukan metode-metode evaluasi invasive dan noninfasive. Tujuan pengujian

ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi obstruksi atau refluksi vena melalui

katu-katup yang tidak berfungsi baik.

Pemeriksaan fisik

Katup vena yang tidak berfungsi baik dapat dievaluasi secara klinis dengan

menguji waktu pengisian vena. Tes Brodi-trendelenburg dilakukan dengan

mengosongkan vena safena melalui anggota gerak dan mengurangi aliran arteri melalui

oklusi. Pada katup yang tidak berfungsi baik, terlihat pengisian vena yang cepat pada saat

oklusi dilepas dan kemungkinan juga pada saat posisi berdiri. Teknik lain adalah tes

kompresi manual, yaitu dengan melakukan kompresi di sebelah proksimal vena dan

palpasi di sebelah distal untuk mengevaluasi vena retrograde karena refluks katup.

13 Emboli Vena

Page 14: Emboli Vena

Penyakit vena tromboembolik

Istilah tromboembolik mencerminkan hubungan antara thrombosis, yaitu proses

pembentukan bekuan darah, dan resiko emboli yang selalu ada. Seringkali tanda pertama

thrombosis vena adalah emboli paru. Angka mortalitas dan morbiditas akibat emboli paru

menyebabkan pengobatan thrombosis vena profunda ditekankan pada pencegahan

emboli. Sebagai akibatnya, kedua proses tersebut saling berkaitan.

Harus ditarik garis yang jelas perbedaan antara tromboflebitis dan flebotrombosis

bedasarkan pada derajat peradangan yang menyertai proses trombolik. Tromboflebitis

ditandai oleh tanda-tanda peradangan akut. Flebotrombosis menunjukkan adanya

thrombosis vena tanpa tanda dan gejala peradangan yang jelas. Perbedaan ini dianggap

penting dalam menentukan resiko emboli paru karena peradangan dipercaya

meningkatkan daya lekat bekuan darah pada dinding pembuluh darah, sehingga

mengurangi resiko emboli paru. Kini disadari bahwa tidak dapat membedakan kedua

istilah ini dengan jelas, peradangan biasanya timbul bersama dengan thrombosis. Karena

itu, keadaan ini hanya menunjukkan perbedaan derajad proses yang sudah terlebih dahulu

terjadi. Selain itu, emboli paru selalu menjadi resiko, walaupun tidak ada manifestasi

thrombosis vena.

Istilah tromboflebitis superfisial adalah istilah yang lebih disukai untuk

menunjukkan peradangan vena-vena superfisial. Istilah thrombosis vena profunda lebih

disukai untuk penyakit tromboembolik pada vena-vena profunda ekstremitas bawah

(daripada tromboflebitis profunda). Prosen trombolik pada vena–vena superfisial

memiliki manifestasi dan ciri peradangan lebih berat dibandingkan dengan proses

tromboembolik pada system vena profunda.

Patofisiologi

Mekanisme pasti mengenai keadaan yang mengawali terjadinya thrombosis masih

belum dipahami. Tiga kelompok factor pendukung yang dikenal sebagai trias Virchow,

lazim dijumpai: (1) stasis aliran darah, (2) cedera endotel, dan (3) hiperkoagulabilitas

darah. Kontribusi relative dari setiap factor dan bagaimana hubungan antara factor-faktor

tersebut masih dalam perdebatan.

14 Emboli Vena

Page 15: Emboli Vena

Statis atau lambatnya aliran darah merupakan predisposisi untuk terjadinya

thrombosis dan tampaknya menjadi factor pendukung pada keadaan imobilisasi atau saat

anggota gerak tidak dapat dipakai untuk jangka waktu lama. Imobilisasi (seperti yang

timbul selama masa perioperasi atau pada paralisis) menghilangkan pengaruh pompa

vena perifer, meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.

Diusulkan bahwa stasis darah dibelakang daun katup vena dapat menyebabkan

penumpukan trombosist dan fibrin, yang mencetuskan perkembangan thrombosis vena.

Walaupun cedera endotel diketahui dapat mengawali pembentukan thrombus, lesi

yang nyata tidak selalu dapat di tunjukkan. Tetapi, perubahan endotel yang tidak jelas,

yang disebabkan oleh perubahan kimiawi, iskemia atau anoksia atau peradangan dapat

terjadi. Penyebab kerusakan endotel yang jelas adalah trauma langsung pada pembuluh

darah (seperti fraktur atau cedera jaringan lunak) dan infus intravena atau zat-zat yang

mengiritasi (seperti kalium klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi).

Hiperkoagulabilitas darah bergantung pada intraksi kompleks antara berbagai

macam variable, termasuk endotel pembuluh darah, factor pembekuan dan thrombosis,

komposisi, dan sifat-sifat aliran darah. Selain itu, system fibrinolitik intrinsic

menyeimbangkan system pembekuan melalui lisis dan disolusi bekuan untuk

mempertahankan patensi vascular. Keadaan hiperkoagulasi timbul akibat perubahan salah

satu variable ini. Kelainan hematologis, keganasan, trauma, terapi estrogen, atau

pembedahan dapat menyebabkankelainan koagulasi.

Thrombosis vena (apapun rangsangan yang mendasarinya) akan meningkat

resistensi aliran vena dari ekstremitas bawah. Dengan meningkatkan resistensi,

pengosongan vena akan terganggu, menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah

vena. Thrombosis dapat melibatkan kantong katup dan merusak fungsi katup. Katup yang

tidak berfungsi atau inkompten mempermudah terjadinya stasis dan penimbunan darah di

ekstremitas.

Trombus akan menjadi semakin terorganisir dan melekat pada dinding pembuluh

darah apabila thrombus makin matang. Sebagai akibatnya, resiko embolisasi menjadi

lebih besar pada fase-fase awal thrombosis, namun demikian ujung bekuan tetap dapat

15 Emboli Vena

Page 16: Emboli Vena

terlepas dan menjadi emboli sewaktu fase organisasi. Selain itu, perluasan thrombus

dapat membentuk ujung yang panjang dan bebas, dan dapat lepas dan menjadi emboli

yang menuju sirkulasi paru. Perluasan progresif juga meningkatkan derajat obstruksi

vena dan melibatkan daerah-daerah tambahan dari system vena. Pada akhirnya, patensi

lumen mungkin dapat distabilkan dalam derajat tertentu (atau direkanalisasi) dengan

retraksi bekuan dan lisis melalui system fibrinolitik endogen. Sebagian besar pasien

memiliki lumen yang terbuka tapi dengan daun katup terbuka dan jaringan perut, yang

menyebabkan aliran vena dua arah.

Thrombosis vena profunda akut

Thrombosis vena profunda (DVT) mengenai pembuluh-pembuluh darah system

vena profunda yang menyerang hampir 2 juta orang Amerika hampir setiap tahunnya.

Serangan awalnya disebut DVT akut. Adanya riwayat DVT akut merupakan predisposisi

untuk terjadinya DVT rekuren. DVT dapat menimbulkan kecacatan dalam waktu yang

lama karena kerusakan katu-katup profunda. Emboli paru adalah resiko yang cukup

bermakna pada DVT, terjadi pada 30% pasien DVT. Emboli paru penyebabkan 60.000

kematian setiap tahunnya di AS.

Kebanyakan thrombosis vena profunda berasal dari ekstrmitas bawah, banyak

yang sembuh sepontan, dan lainnya menjadi lebih luas atau membentuk emboli. Penyakit

ini dapat menyerang satu vena atau lebih, vena-vena di betis adalah vena-vena yang

paling sering terserang. Thrombosis pada vena popliteal, femoralis superfisialis juga

sering terjadi. Amat banyak kasus emboli paru-paru yang terjadi akibat DVT pada vena-

vena panggul dan ekstremitas bawah.

Factor resiko utama adalah (1) imobilitas nyata, (2) dehidrasi, (3) keganasan

lanjut, (4) diskrasia darah, (5) riwayat DVT, (6) varises vena, (7) operasi atau trauma

pada anggota gerak bawah atau pelvis. Factor predisposisi lain adalah pemakaian obat

kontasepsi yang mengandung estrogen, kehamilan, gagal jantung, kongestif kronik, dan

obesitas.

Tromboflebitis superfisialis

16 Emboli Vena

Page 17: Emboli Vena

Tromboflebitis superfisialis menyerang pembuluh darah subkutan di ekstremitas

atas dan bawah. Penyebab tromboflebitis pada ekstremitas atas adalah infus intravena,

trauma jika memasukkan larutan asam atau hipertonik. Tromboflebitis superfisialis pada

ekstremitas bawah biasanya disebabkan oleh varises vena atau trauma. Jika tidak

diketahui penyebab pasti tromboflebitis superfisialis, harus dipertimbangkan

kemungkinan proses penyakit lain yang mendasari, seperti penyakit buerger atau

keganasan. Perjalanan tromboflebitis superfisialis biasanya jinak dan swasirna. Emboli

paru jarang terjadi, tetapi dapat terjadi perluasan thrombus ke system vena profunda,

terutama jika thrombus berada dekat saluran penghubung utama atau pada pertemuan

antara vena safena dan popliteal vena femoralis.

Manifestasi klinis

Manifestasi khas dari tromboflebitis superfisialis adalah nyeri akut disertai rasa

terbakar dan nyeri tekan permukaan. Tromboflebitis superfisialis biasanya lebih nyeri

dari pada thrombosis vena profunda karena ujung-ujung saraf kulit berdekatan dengan

letak proses peradangannya. Kulit di sepanjang vena tersebut mungkin menjadi

eritematosa dan hangat. Mungkin kulit juga terlihat sedikit lebih bengkak. Vena tersebut

bisa teraba. Kekuatan vena ini kadang-kadang disebut tali subkutan. Dapat timbul

manifestasi sistemik dari peradangan ini, berupa demam dan malese.

Penatalaksanaan nonfarmakologis

Pengobatan thromboflebitis superfisialis berupa meninggikan ekstremitas yang

terserang da mengompresnya dengan air hangat. Obat anti radang (seperti aspirin) dapat

mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan kinerja antitrombosis. Kaus kaki

penekan atau pembalut elastic dapat mengurangi stasis dan meningkatkan aliran balik

vena dari ekstremitas bawah. Kateter intravena apapun pada daerah yang terserang harus

diambil apabila kateter tersebut berperan dalam terjadinya tromboflebitis superfisialis.

Bila terdapat kemungkinan perluasan penyakit ke pembuluh darah vena profunda utama.,

dapat diindikasikan ligasi atau pemotongan vena superfisialis yang terserang pada

persambungan safenofemoral.

Penatalaksanaan secara farmakologis

17 Emboli Vena

Page 18: Emboli Vena

Bedasarkan morbiditas dan mortalitas akibat DVT dan emboli paru, maka

pengobatan ditekankan pada pengenalan adanya resiko tinggi dan tindakan pencegahan

yang sesuai. Bila curiga adanya DVT, tujuan pengobatan adalah untuk menghindari

perluasan bekuan dan embolisasi.

Metode-metode fisik untuk mengurangi stasis vena sering dipakai untuk

profilaksis pasien yang berisiko tinggi. Tekanan dari luar (misalnya dengan kaus kaki

penekanan atau pembalut elastic) dianjurkan untuk mengurangi statis vena. Tetapi,

pemakaian kaus kaki dan pembalut elastis ini harus selalu dilakukan dengan hati-hati,

untuk menghindari efek torniket yang ditimbulkan oleh alat yang tidak pas atau

pemakaian yang ceroboh. Aliran balik vena ke jantung dapat juga diperbaiki dengan

melakukan latihan pada tungkai secara aktif dan pasif dan bergerak sedini mungkin

pascaopersi. Meninggikan bagian kaki tempat tidur hingga lebih tinggi dari jantung

adalah tindakan sederhana untuk mengurangi tekanan hidrostatik vena dan memudahkan

pengosongan vena.

Ada juga alat-alat yang menirukan atau untuk merangsang aksi pemompaan

mekanisme otot-otot betis. Kompresi pneumatic eksternal pada ekstremitas bawah dapat

dicapai dengan menutupi betis menggunakan sepatu beralas tinggi yang dapat diisi udara,

yang secara priodik dikempiskan. Sepatu pneumatic sudah banyak dipakai oleh sebagian

besar pasien bedah saraf dan pascaoperasi mayor abdomen. Terapi antikoagulasi denga

heparin dosis rendah atau enoksaparin (yaitu heparin dengan berat molekuler rendah

[LMWH]) dianjurkan oleh beberapa ahli sebagai profilerasi pada kelompok berisiko

tinggi. Terapi anti koagulasi dengan heparin dosis rendah dianjurkan oleh beberapa ahli

sebagai profilaksis pada kelompok berisiko tinggi. Heparin dosis rendah dianggap dapat

mengurangi resiko komplikasi besamaan dengan penggunaan antikoagulan yang adekuat.

Keefektifan pengobatan ini masih kontroversial.

Tujuan pengobatan antikoagulan adalah untuk pencegahan perluasa thrombus,

propagasi, atau embolisasi. Antikoagulan yang digunakan selama fase akut sekarang ini

menggunakan heparin intravena atau enoksaparin subkutan (Lovenox). Penggunakan

LMWH biasanya diberikan pada pasien dengan DVT atau emboli paru yang tersumbat

aliran venanya, pada pasien rawat jalan yang telah selesai menggunakan antikoagulan,

18 Emboli Vena

Page 19: Emboli Vena

atau pada wanita yang sedang hamil. Enoksapirin tersedian dalam dosis 1 mg/kg yang

diberikan secara injeksi subkutan setiap 12 jam. Heparin diberikan secara infus intravena

dengan dosis pembebanan 80 unit/kg dan kemudian dilanjutkan dengan infus 18 unit/kg

disesuaikan dengan keadaan pasien. Antikoagulan oral dengan warfarin (Coumadin)

diberikan sebelum penghentian heparin atau enoksaparin. Warparin sering diberikan

bersamaan dengan antikoagulan intravena atau subkutan. Target pengobatan

antikoagulasi adalah untuk mencapai Perbandingan Normal Internasional (INR) yaitu 2:3.

Pengobatan antikoagulasi oral berlanjut selama 3 hingga 6 bulan pada pasien dengan

risiko sementara (setelah operasi) atau dengan penyebab DVT yang idiopatik, pada

pasien dengan DVT yang berulang atau dengan factor risiko yang terus menerus,

pengobatan dapat dilanjutkan selama 12 bulan atau seumur hidup.

Pemberian obat-obat fibrinolitik (seperti streptokinase dan urokinase) untuk

melarutkan bekuan menjadi semakin disukai untuk pengobatan DVT. Obat-obatan ini

diberikan selama tahap awal DVT akut untuk mengaktifkan system fibrinolysis endogen.

System fibrinolitik berperan untuk memecahkan dan melarutkan bekuan. Idealnya,

pengobatan fibrinolitik harus dimulai dalam waktu 24 sampai 48 jam setelah awitan DVT

karena batuan matur lebih sukar lisis. Kontraindikasi pengobatan fibrinolitik bila baru

mengalami operasi atau perdarahan saluran cerna.

Pengobatan DVT yang sudah menetap yaitu dengan menggabungkan prinsip-

prinsip fisik yang disebutkan sebelumnya dengan sedikit modifikasi. Tirah baring

merupakan indikasi pada tahap awal untuk memberikan kesempatan terbentuk bekuan

dan menempel pada dinding pembuluh darah, tirah baring diharapkan akan

meminimalkan risiko emboli paru seminimal mungkin. Kaki ditempat tidur harus

diangkat sedikit untuk memaksimalkan pengosongan vena, kompresi dari luar pada lutut

atau selangkangan dengan bantal atau tempat tidur harus dihindari. Tirah baring biasanya

dilanjutkan sampai tanda dan gejala (terutama edema) berkurang. Kompresi dari luar

dengan kasus kaki atau pembalut dapat dipakai untuk mengobati edema setelah hari

pertama. Pergerakan secara bertahap dan kompresi dari luar dengan kaus kaki dilakukan

setelah tanda dan gejala berkurang.

19 Emboli Vena

Page 20: Emboli Vena

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Emboli ialah benda asing yang terangkut mengikuti aliran darah dari tempat

asalnya dan dapat tersangkut pada suatu tempat menyebabkan sumbatan aliran darah.

Embolisme adalah keadaan dimana emboli yang berupa benda padat (thrombus), cair

(amnion), ataupun gas (udara) yang di bawa oleh darah menyumbat aliran darah.

Di tinjau dari faktor – faktor yang berperan akibat yang di timbulkan oleh

embolus kurang lebih sama dengan akibat oleh thrombus. Faktor – faktor tersebut

meliputi jenis pembuluh darah, ukuran, letak embolus dan kolateral yang terbentuk.

Embolus yang kecil disertai kolateral baik tidak akan banyak pengaruhnya terhadap

tubuh. Yang dapat menimbulkan kematian mendadak ialah embolus kecil yang

tersangkut pada arteri koronaria atau embolus yang lebih besar pada arteri pulmonalis.

Akibat lain dapat berupa infark, infeksi atau abses paru.

Sebagian besar berasal dari vena profunda tungkai dan di angkut oleh sirkulasi

vena ke paru, lainnya dari vena pelvis. Emboli paru sebelum masuk organ ini melewati

vena kava, jantung kanan dan baru kemudian ke sirkulasi paru. Di sini emboli dapat

menyumbat arteri dan cabang – cabang utama arteri pulmonalis dan membentuk embolus

pelana dan menimbulkan kematian mendadak. Emboli kecil akan mengikuti aliran

pembuluh yang lebih kecil dan perifer. Emboli yang menyeberang dari rongga kanan

jantung melalui foramen ovale atau defek septum interventrikulare sisi kiri dan memasuki

jantung bagian kiri disebut emboli paradoks. Efek embolus paru bisa tidak nyata,

hemoragi, atau infark, bergantung pada kondisi paru dan kardiovaskular.

20 Emboli Vena

Page 21: Emboli Vena

Daftar Pustaka

Isselbacher, dkk.2013.HARRISON Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam(Harrison’s

Principles of Internal Medicine) vol.3 edisi 13.Jakarta:EGC(hlm.1282-1284)

Price, Sylvia A & Lorraine M.Wilson.2012.PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit Vol.1 edisi 6.Jakarta:EGC(hlm.130-132,674-680)

21 Emboli Vena