| Bahan Ajar MK Arsitektur Lansekap D3 1 | Sri Handayani ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP Elemen-elemen pendukung lansekap dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: elemen lunak dan elemen keras. Yang dimaksud dengan elemen lunak di sini adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi (pepohonan/perdu/rerumputan). Sedangkan elemen keras adalah unsur tidak hidup dalam lansekap yang keberadaannya dapat meningkatkan kualitas dan fungsi dari lansekap tersebut misalnya pagar, lampu-lampu taman, bangku dan meja taman, gazebo, kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain. A. ELEMEN LUNAK Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap. Elemen tanaman memiliki beberapa sifat khas yang membedakannya dengan elemen- elelemen lainnya. Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa tanaman merupakan elemen yang hidup dan tumbuh. Dengan sifat khas demikian maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, tanaman merupakan elemen yang dinamis, setiap saat berubah, baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun maupun karakter keseluruhan sesuai dengan sifat pertumbuhannya. Kedua, kualitas dinamis tadi mempunyai implikasi terhadap penggunaan tanaman dalam penataan lansekap. Atas pertimbangan ini maka dalam penataan lansekap karakteristik setiap tanaman yang akan digunakan harus diperhatikan, karena spesies tanaman sangat banyak sehingga perlu pengelompokkan untuk memudahkan memilih jenis tanaman sesuai kebutuhan. Tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang cepat dalam komposisi tanaman sebaiknya ditempatkan di belakang sedangkan tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh lambat dapat ditempatkan di depan. Demikian juga sifat ekologis tanaman perlu mendapat pertimbangan yang matang. Berdasarkan morfologi, tanaman dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah. Pohon biasanya berfungsi sebagai pohon pelindung dengan ditandai: memiliki satu batang pokok, berkayu keras dan hidup tahunan. Perdu memiliki batang pokok lebih dari satu, berkayu keras dan hidup bertahun-tahun. Semak adalah tanaman yang tidak memiliki batang pokok, dapat berkayu dan dapat pula tidak berkayu. Tanaman penutup tanah biasanya digunakan untuk menutupi atau mengisi permukaan tanah, umumnya tidak berkayu keras dan tingginya kurang dari 30 cm.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
1 | S r i H a n d a y a n i
ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP
Elemen-elemen pendukung lansekap dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu: elemen lunak dan elemen keras. Yang dimaksud dengan elemen lunak di sini
adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi
(pepohonan/perdu/rerumputan). Sedangkan elemen keras adalah unsur tidak
hidup dalam lansekap yang keberadaannya dapat meningkatkan kualitas dan fungsi
dari lansekap tersebut misalnya pagar, lampu-lampu taman, bangku dan meja
taman, gazebo, kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain.
A. ELEMEN LUNAK
Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap.
Elemen tanaman memiliki beberapa sifat khas yang membedakannya dengan elemen-
elelemen lainnya. Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa tanaman
merupakan elemen yang hidup dan tumbuh. Dengan sifat khas demikian maka ada beberapa
hal yang harus diperhatikan. Pertama, tanaman merupakan elemen yang dinamis, setiap
saat berubah, baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun maupun karakter keseluruhan sesuai
dengan sifat pertumbuhannya. Kedua, kualitas dinamis tadi mempunyai implikasi terhadap
penggunaan tanaman dalam penataan lansekap.
Atas pertimbangan ini maka dalam penataan lansekap karakteristik setiap tanaman
yang akan digunakan harus diperhatikan, karena spesies tanaman sangat banyak sehingga
perlu pengelompokkan untuk memudahkan memilih jenis tanaman sesuai kebutuhan.
Tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang cepat dalam komposisi tanaman
sebaiknya ditempatkan di belakang sedangkan tanaman yang mempunyai kecepatan
tumbuh lambat dapat ditempatkan di depan. Demikian juga sifat ekologis tanaman perlu
mendapat pertimbangan yang matang. Berdasarkan morfologi, tanaman dibagi menjadi
beberapa kelompok yaitu: pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah.
Pohon biasanya berfungsi sebagai pohon pelindung dengan ditandai: memiliki satu
batang pokok, berkayu keras dan hidup tahunan. Perdu memiliki batang pokok lebih dari
satu, berkayu keras dan hidup bertahun-tahun. Semak adalah tanaman yang tidak memiliki
batang pokok, dapat berkayu dan dapat pula tidak berkayu. Tanaman penutup tanah
biasanya digunakan untuk menutupi atau mengisi permukaan tanah, umumnya tidak
berkayu keras dan tingginya kurang dari 30 cm.
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
2 | S r i H a n d a y a n i
1. Penggolongan Jenis Vegetasi
Penggolongan jenis tanaman harus memperhatikan aspek arsitektural,
aspek artistik visual, aspek hortikultural dan aspek pengendali iklim mikro.
a. Aspek Arsitektural
Aspek Arsitektural adalah penggolongan jenis vegetasi yang didasarkan
pada konsep pembentukan ruang. Membentuk ruang berarti mengolah bidang
atau unsur pembentuk ruang, yaitu lantai, dinding dan atap. Penggolongan
dengan aspek arsitektural artinya menciptakan ruang dengan unsur tanaman.
Ruang dapat diciptakan dengan memodifikasi bidang dasar, bidang vertikal dan
bidang pengatap, atau dapat dikatakan membentuk ruang dengan membangun
lantai, dinding dan atap.
Arsitek akan membentuk bidang-bidang tadi untuk menciptakan ruang-
ruang kegiatan dengan bahan buatan seperti ubin, batu-bata, genteng dan
sebagainya. Sedang Arsitek Pertamanan menggunakan unsur alam yaitu
tanaman, selain juga bahan buatan.
Rumput atau jenis tanaman ground cover (tanaman penutup tanah)
dapat digunakan untuk membentuk bidang dasar (lantai). Tanaman semak
dapat digunakan sebagai pembentuk bidang vertikal (dinding). Pohon dapat
digunakan untuk membentuk bidang atap/pengatap. Berbagai kesan ruang
dapat diciptakan dengan elemen tanaman. ruang dapat bersifat terbuka, semi
terbuka, tertutup, intim, publik, semi publik dan sebagainya.
Penggolongan jenis tanaman dari aspek arsitektural dikelompokkan ke dalam:
tanaman pelantai, tanaman pedinding, tanaman pengatap
1) Tanaman Pelantai
Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang lantai. Termasuk dalam golongan
ini ialah tanaman yang tingginya mulai dari nol sampai setinggi mata kaki
seperti: lumut, rumput, groundcovers.
Lumut Slaginell Opiopogon
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
3 | S r i H a n d a y a n i
2) Tanaman Pedinding
Jenis tanaman pembentuk bidang dinding dibagi ke dalam 3 ketinggian yaitu:
Rendah, dari setinggi mata-kaki sampai lutut, contoh: semak pendek dan tanaman
border
Sedang, dari setinggi lutut sampai setinggi tubuh, contoh: semak besar dan perdu.
Tinggi, dari setinggi tubuh sampai beberapa meter, contoh: bambu dan jenis cemara
Tanaman Pedinding Sedang
Rumput gajah Bawang-bawangan
Lahan yang ditutupi rumput
Contoh tanaman pedinding rendah
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
4 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman Pedinding Tinggi
Deretan phon cemara adalah
tanaman pedinding tinggi
Contoh tanaman pedinding sedang
Serumpun bambu adalah tanaman
pedinding tinggi
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
5 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman Pengatap
Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang atap. Yang termasuk dalam
kelompok ini ialah tanaman yang mempunyai karakter percabangan yang
melebar ke samping seperti pada pohon-pohon rindang, dan jenis tanaman yang
bisa dibentuk sebagai atap seperti: bugenvile, stefanot, flame of Irian.
Tanaman Pengatap
Tanaman pengatap
Tanaman Flame of Irian
Tanaman pengatap
Tanaman Stefanot
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
6 | S r i H a n d a y a n i
3) Tanaman Pendekorasi
Yaitu jenis tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga ataupun
daunnya, dan bertajuk indah.
Tanaman Pendekorasi
Keberhasilan menciptakan lansekap sangat tergantung pada kepekaan dan
pemahaman terhadap potensi yang dimiliki oleh elemen tanaman. Didalam merancang
lansekap, kegunaan arsitektural adalah yang pertama kali dipelajari, baru kemudian
dipilih jenis tanaman yang secara visual sesuai dengan fungsi-fungsi tadi.
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
7 | S r i H a n d a y a n i
b. Aspek Artistik-Visual
Tanaman mempunyai karakter visual yang khas yang membedakannya dari
elemen lansekap lainnya. Karakter visual tersebut diantaranya adalah: ukuran, warna,
tekstur, tipe dan massa daunnya. Menggolongkan jenis tanaman dari segi artistik visual
berarti mengelompokkannya menjadi:
1) Tanaman yang menonjol sebagai unsur garis
Tanaman berbatang tunggal yang ramping dan tinggi seperti kelapa, pinang/jambe,
cemara pecut, dan sebagainya.
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
8 | S r i H a n d a y a n i
2) Tanaman yang menonjol sebagai unsur bentuk
Daun berbentuk geometrik (bulat, oval, segitiga, dsb.) atau berbentuk
ornamental (ragam hias) seperti: keladi monstera, palem kuning, hedera helix.
Semak atau jenis cemara yang dipangkas menjadi bentuk-bentuk geometrik.
Karakteristiknya seperti pada jenis palem, cemara, khaya, senegalensis, saguaro.
Yaitu membagi tanaman berdasarkan struktur fisiologisnya, sehingga
menghasilkan jenis-jenis tanaman: lumut, rumput, tanaman semusim, perdu, pohon,
epifit, parasit dan lain sebagainya.
Kalau pembagian tanaman secara arsitektural memudahkan pemilihan tanaman
dalam hubungannya dengan konsep perencanaan ruang. Penggolongan artistik visual
memudahkan pemilihan tanaman untuk dikombinasikan dalam border atau dengan
wajah bangunan rumah, kondisi lingkungan, bentuk pagar dan sebagainya yang
bertujuan mencapai nilai keindahan maksimalnya. Pembagian tanaman secara
hortikulutural, akan membantu pemilihan tanaman dalam hubungannya dengan
teduh/panas; lembab/kering; sirkulasi udara bebas/terhalang; jumlah air siramanna;
pupuk yang dikehendaki; dan lain sebagainya yang berhubungan dengan segar-sehat-
subur-berkembangnya tanaman.
d. Aspek Pengendali Iklim Mikro
Tanaman/tetumbuhan melakukan proses fotosintesa pada siang hari dengan
menyerap CO2 dan mengeluarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Pada proses transpirasi, tanaman mengeluarkan uap air yang dapat menurunkan suhu
di sekitarnya sehingga lingkungan di sekitar tanaman terasa sejuk dan segar.
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
11 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman terutama pepohonan besar dapat menciptakan keteduhan. Tajuknya
yang lebar dapat menahan sinar matahari langsung ke permukaan tanah. Demikian juga
tanaman-tanaman yang ditanam sedemikian rupa sebagai buffer dapat menahan atau
menyaring aliran udara ke tempat tertentu agar tetap nyaman. Berbagai aspek tersebut
termasuk ke dalam fungsi tanaman sebagai pengendali iklim mikro.
e. Aspek Kegunaan Rekayasa
Aspek ini memperhatikan cara bagaimana elemen tanaman digunakan untuk
mengendalikan erosi, kebisingan, mengarahkan sirkulasi dan menahan silau atau
refleksi cahaya. Kegunaan rekayasa ini antara lain adalah:
1) Permukaan tanah terutama yang miring dan lereng terjal apabila ditanami
dengan penutup tanah akan memperkecil erosi akibat aliran permukaan.
2) Tanaman yang mempunyai massa daun lebar dengan kerapatan dan tinggi
tertentu bila ditempatkan diantara objek dan sumber kebisingan dapat
meredam suara atau mengurangi kebisingan yang terjadi.
3) Bidang dasar yang digunakan untuk sirkulasi dapat diarahkan dan
dikendalikan dengan cara menanam tanaman di kedua sisinya, sesuai arah
sirkulasi yang dikehendaki.
4) Silau matahari atau refleksi cahaya yang tidak dikehendaki dapat dikurangi
dengan cara menanam tanaman yang berfungsi untuk menahan silau.
2. Karakteristik Vegetasi
Karakteristik tanaman menampilkan ciri dan bentuk tanaman yang terdiri dari:
ukuran, bentuk, warna dan tekstur tanaman. Masing-masing ciri tersebut berpengaruh
langsung terhadap hasil penataan lansekap.
a. Ukuran
Tinggi dan lebar tanaman merupakan faktor yang harus diperhitungkan dalam
pemilihan maupun penetapan titik tanam. Karenanya perancang harus memahami
benar pertumbuhan maksimal, serta kondisi lingkungan yang dikehendaki tanaman.
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
12 | S r i H a n d a y a n i
Adakalanya suatu jenis tanaman tidak dapat tumbuh maksimal karena kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dan kurang mendukung, atau karena gangguan
hama/penyakit. Untuk itu diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu.
JENIS/UKURAN
TANAMAN
KARAKTERISTIK DAN PERANAN DALAM TAMAN
CONTOH TANAMAN
Pohon Kecil 3 – 6 m.
Kanopi membentuk ruang akrab. Cocok pada halaman yang kecil. Menjadi penarik visual bila digabung dengan tanaman rendah
Belimbing, Kemboja, Cemara kipas
Pohon Sedang 9 – 12 m.
Tidak cocok untuk halaman yang kecil Nangka, Kisabun, Jambu air
Pohon Besar > 12 M.
Penarik visual Mahoni, Damar, Kihujan
Semak/Perdu tinggi 3 – 4,5 m.
Berperan sebagai dinding. Digunakan sebagai sekat dan pembentuk ruang yang bersifat privat atau sebagai latar belakang netral bagi patung atau tanaman berbunga
Kol merak, Kol banda, Nusa indah
Semak Sedang dan Redah 0,3 – 2 m.
Digunakan untuk pembatas ruang, sebagai unsur peralihan komposisi dari semak tinggi ke semak rendah. Sebaiknya ditanam dalam kelompok besar
Puring, Kembang sepatu, Diefen bahia.
Pohon Ornamental
Tidak cocok digabung dalam komposisi. Sangat cocok dipasang dekat pintu gerbang masuk karena menarik perhatian
Cemara norfolk. Tanaman yang berubah karena alam
Penutup tanah 15 – 30 cm
Membentuk pola bidang alas. Pembatas antara rumput dan perkerasan. Dapat menghubunkan unsur unsur dalam komposisi. Menutup tanah yang tidak sesuai dengan rumput.
Lantana, Lili paris, Portulaka.
b. Bentuk
1) Pohon
Bentuk pohon diekspresikan dalam bentuk tajuk dan pecabangan. Meski
bentuk pohon beraneka ragam, namun pada dasarnya bentuk-bentuk tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam bentuk yang melebar, membulat, piramidal,
columnar, tinggi ramping dan bentuk-bentuk yang tidak beraturan.
Bentuk yang cenderung kaku seperti pyramidal, membulat dan
columnar, cocok untuk rancangan lansekap yang bersifat formal. Bentuk-bentuk
demikian banyak digunakan untuk penataan lansekap yang mempunyai pola
simetris, fungsinya untuk mempetegas kesan ruang.
Bentuk yang tidak beraturan dan meliuk atau merunduk (weeping) lebih
tepat digunakan dalam rancangan lansekap informal. Bentuk-bentuk pyramidal,
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
13 | S r i H a n d a y a n i
weeping, columnar dapat dijadikan sebagai aksen, sedangkan untuk struktur
pembingkaian (frame) dapat dipilih bentuk-bentuk melebar atau columnar.
Agar tercapai bentuk yang dikehendaki, terutama pada jenis semak dapat
dilakukan pemangkasan. Dengan cara tersebut dapat diperoleh bentuk-bentuk
topiary, bulat, piramidal, bahkan bentuk yang menyerupai makhluk hidup dan
bentuk-bentuk geometris.
Bentuk-bentuk pohon
BENTUK TANAMAN
DAN CONTOH
KARAKTERISTIK
PENGGUNAAN DALAM TAMAN
Melebar/Spreading
Flamboyan Sengon Hujan mas
Lebar tajuk kira-kira sama dengan tingginya.
Menampilkan kesan luas dan melebar.
Kontras terhadap bentuk yang tinggi ramping
Menjadi penghubung dengan bentuk lain dalam suatu
komposisi.
Cocok ditempatkan pada permukaan tanah datar.
Dipergunakan untuk meneruskan garis bangunan.
Untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya
Bulat
Kisabun Nangka Kasia singapur
Merupakan bentuk yang relatif
banyak ditemui. Bersifat netral dalam suatu
komposisi. Mudah menyatukan dalam
komposisi
Cocok pada tanah yang datar. Kurang cocok digunakan
sebagai pohon pengarah. Digunakan untuk pelembut
pada bentuk yang mencolok
Tinggi ramping Cemara Lilin Glodogan tiang
Menarik perhatian ke atas. Menghasilkan ruang yang
tinggi vertikal. Kontras jika dikomposisi-kan
dengan bentuk bulat atau menyebar.
Berperan sebagai aksen
Digunakan dalam jumlah
terbats pada titi-titik tertentu saja.
Tidak dianjurkan diletak-kan menyebar karena memecah perhatian.
Sebagai pohon pengarah.
Columnar Damar Puspa
Memiliki karakter sama dengan
bentuk tinggi ramping
Dapat dimanfaatkan seperti
pada pohon bentuk tinggi ramping
Piramidal Cengkeh Cemara kipas Pinus
Merupakan bentuk yang relatif
banyak ditemui. Bersifat netral dalam suatu
komposisi. Mudah menyatukan dalam
suatu komposisi
Digunakan sebagai aksen
visual terutama jika ditata dengan bentuk yang bulat rendah.
Cocok digunakan pada pola-pola geometris atau formal.
Merunduk
Yang liu Willow
Struktur percabangan
merunduk ke bawah. Mengarahkan pandangan ke
bawah.
Cocok diterapkan di tepian air. Untuk melembutkan garis
bangunan yang keras.
Bentuk Menarik
Menarik dan eksotis. Berubah karena dibentuk
manusia atau terbentuk oleh kondisi alam.
Ditempatkan sebagai penarik
perhatian. Ditanam secara soliter, tidak
dalam suatu komposisi
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
14 | S r i H a n d a y a n i
Semak/Perdu
BENTUK TANAMAN
DAN CONTOH
KARAKTERISTIK
PENGGUNAAN DALAM TAMAN
Bulat
Tanaman pangkas
Menartik perhatian. Daunnya rapat.
Digunakan sebagai tanaman penarik visual. Mendukung tanaman yang berbentuk
piramidal agar menjadi lebih kuat daya tariknya
Harus dihindarkan pemakaian dalam jumlah besar
Rendah dan menyebar
Pangkas kuning
Banyak terdapat dalam
bentuk ground cover. Daunnya rapat. Bentuknya kurang
beraturan.
Digunakan sebagai tepian jalan setapak
(barrier). Melembutkan garis bangunan. Pencegah erosi pada lereng/ tanah yang
miring. Sebagai pelembut tanaman yang lebihi
tinggi
Melebar
Akalipha Tehtehan
Berdaun rapat. Lebih lebar dibanding
dengan tingginya
Untuk melembutkan sudut dan garis
bangunan. Untuk penyekat dan pembentuk ruang
privacy. Menghantar arah sirkulasi. Menjadi latar belakang elemen taman.
c. Warna
Warna tanaman merupakan ciri visual yang cukup penting dan dapat
dianggap sebagai karakteristik emosional karena berpengaruh secara langsung
pada kesan dan suasana lansekap yang ditimbulkan. Warna tanaman dihasilkan
oleh daun, bunga, buah, tunas, batang dan cabang. Penampilan warna tanaman
dalam penataan lansekap dibagi ke dalam kelompok dasar:
1) Warna gelap
Biasanya dihasilkan oleh warna daun yang lebih tua atau terjadi karena