Top Banner
Transportasi dan Penanganan Cargo BAB VI TRANSPORTASI dan PENANGANAN CARGO Pada umumnya seller atau penjual tidak menangani sendiri proses pengiriman barang tersebut, ada banyak pihak yang terkait didalamnya. Selain eksportir ada perusahaan jasa pengiriman barang, perusahaan pelayaran, kepabeanan, importir di negara tujuan dan institusi-institusi lain yang berkaitan dengan ekspor-impor baik di negara asal maupun negara tujuan. Semua pihak yang terkait tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme ekspor-impor. Berkaitan dengan pengiriman barang mulai dari seller hingga barang sampai ke tangan buyer diperlukan dokumen-dokumen pendukung. Dokumen- dokumen tersebut merupakan tanda terima pengalihan barang atau pemilikan barang dari satu pihak ke pihak lain. Dalam hal pengalihan barang tersebut ada beberapa pihak yang akan terlibat selain seller dan buyer, diantaranya carrier dan maskapai pelayaran / mualim kapal. Karena transaksi ekspor-impor merupakan kegiatan perdagangan yang melibatkan antara satu negara dengan negara lain, diperlukan suatu aturan yang mengatur pengiriman barang antar negara tersebut. Peraturan internasional tersebut mengatur tanggung jawab, biaya dan asuransi dari barang yang akan dikirim dilihat dari sisi seller maupun buyer. Agar pembaca mudah memahami materi transportasi dan cargo pada kegiatan ekspor-impor ini, pada bagian awal akan dijelaskan mengenai tipe pengiriman barang dengan angkutan laut conventional, dan angkutan laut dengan menggunakan container. Kedua angkutan tersebut sangat umum digunakan dalam transaksi ekspor impor untuk jumlah barang yang cukup banyak. Pembahasan berikutnya adalah mengenai dokumen-dokumen pendukung pengiriman barang yang menggunakan angkutan laut, termasuk Bill of Lading (B/L) yang merupakan syarat pencairan dana dari pembukaan Letter of Credit (L/C) oleh importir. Selanjutnya akan dibahas mengenai angkutan barang dengan transportasi udara termasuk dokumen pendukungnya. Karena pada 1
21

Ekspor Impor

Dec 22, 2015

Download

Documents

AgungPutra

Ekspor Impor
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

BAB VITRANSPORTASI dan PENANGANAN CARGO

Pada umumnya seller atau penjual tidak menangani sendiri proses

pengiriman barang tersebut, ada banyak pihak yang terkait didalamnya. Selain

eksportir ada perusahaan jasa pengiriman barang, perusahaan pelayaran,

kepabeanan, importir di negara tujuan dan institusi-institusi lain yang berkaitan

dengan ekspor-impor baik di negara asal maupun negara tujuan. Semua pihak

yang terkait tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme

ekspor-impor.

Berkaitan dengan pengiriman barang mulai dari seller hingga barang

sampai ke tangan buyer diperlukan dokumen-dokumen pendukung. Dokumen-

dokumen tersebut merupakan tanda terima pengalihan barang atau pemilikan

barang dari satu pihak ke pihak lain. Dalam hal pengalihan barang tersebut ada

beberapa pihak yang akan terlibat selain seller dan buyer, diantaranya carrier

dan maskapai pelayaran / mualim kapal.

Karena transaksi ekspor-impor merupakan kegiatan perdagangan yang

melibatkan antara satu negara dengan negara lain, diperlukan suatu aturan yang

mengatur pengiriman barang antar negara tersebut. Peraturan internasional

tersebut mengatur tanggung jawab, biaya dan asuransi dari barang yang akan

dikirim dilihat dari sisi seller maupun buyer.

Agar pembaca mudah memahami materi transportasi dan cargo pada

kegiatan ekspor-impor ini, pada bagian awal akan dijelaskan mengenai tipe

pengiriman barang dengan angkutan laut conventional, dan angkutan laut

dengan menggunakan container. Kedua angkutan tersebut sangat umum

digunakan dalam transaksi ekspor impor untuk jumlah barang yang cukup

banyak. Pembahasan berikutnya adalah mengenai dokumen-dokumen

pendukung pengiriman barang yang menggunakan angkutan laut, termasuk Bill

of Lading (B/L) yang merupakan syarat pencairan dana dari pembukaan Letter of

Credit (L/C) oleh importir. Selanjutnya akan dibahas mengenai angkutan barang

dengan transportasi udara termasuk dokumen pendukungnya. Karena pada

1

Page 2: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

beberapa negara pengiriman barang dilakukan dengan menggunakan beberapa

alat transportasi, maka di sini juga akan dibahas mengenai intermodal

transportation. Terakhir akan dibahas mengenai INCOTERM 2000 sebagai

peraturan internasional yang mengatur batas tanggung jawab, biaya dan

pertanggungan asuransi dari barang yang dikirim yang menjadi kewajiban seller

maupun buyer dalam melakukan kegiatan ekspor-impor.

6.1. Alat Angkutan Laut dengan Kapal ConventionalDalam kegiatan pengiriman barang, ada beberapa pihak yang saling

terkait satu sama lain yaitu Shipper (pengirim barang) – Carrier (jasa

pengangkutan) – Consignee (penerima barang). Untuk mengakomodasikan

pengiriman barang tersebut diperlukan alat atau sarana transportasi. Ada

berbagai alat transportasi, baik melalui darat, laut dan udara yang digunakan

untuk mengirim barang dari suatu negara ke negara lain. Namun yang sering

digunakan sebagai alat angkut barang untuk kegiatan ekspor-impor adalah

angkutan laut. Dalam hal ini alat angkut laut memiliki kelebihan dapat memuat

lebih banyak barang.

Secara umum ada beberapa tipe kapal laut :

- Conventional Liner Vesell, adalah jenis kapal pengangkut yang belum

menggunakan container

- Semi Container Vesell, adalah jenis kapal pengangkut yang sebagian

menyediakan tempat untuk container

- Full Container Vesell, adalah jenis kapal yang khusus mengangkut

barang-barang yang dikemas dalam container dan berlabuh di

dermaga atau pelabuhan peti kemas.

Sedangkan bila dilihat dari Jenis Layanan dari Kapal Pengangkut tersebut, dapat

terbagi menjadi :

1. Conference Line, yaitu jenis pelayanan kapal yang memiliki jadual tetap

berdasarkan persetujuan di antara anggota-anggota perusahaan pelayaran

dan adanya kesamaan dalam penentuan tarif B/L .

2

Page 3: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

2. Non Conference Line, perusahaan pelayaran yang tidak bergabung dalam

kelompok perusahaan pelayaran dan tarif ditentukan berdasarkan harga

pasar

3. NVOCC (Non Vessell Operating Common Carrier), yaitu perusahaan yang

tidak memiliki armada pelayaran namun menyediakan jasa pengurusan

transportasi. Kapal yang digunakan bisa kelompok 1 maupun 2. Dengan cara

ini tarif yang dibayarkan oleh eksportir dapat lebih rendah, karena

perusahaan ini biasanya mendapat potongan harga dari perusahaan

pelayaran asalkan dapat menjamin banyaknya barang yang dapat diangkut

oleh perusahaan pelayaran tersebut dalam 1 tahun.

4. Tramper Service, jenis pelayanan kapal carter untuk melayani pengiriman

barang dalam jumlah besar dan homogen.

Untuk mengatur kewajiban dan tanggung jawab dari perusahaan pelayaran

dibuatlah perjanjian internasional. Adapun perjanjian-perjanjian tersebut adalah :

- The Hague Rules 1924

(The International Convention For The Unification Of Certain Rules Of Law

Relating To Bill Of Lading)

Dalam perjanjian ini diatur bahwa tanggung jawab dari carrier atau

perusahaan pengangkutan barang adalah sampai batas GB 100 / package

- Hague – Visby Rules 1977

(The Protocol To Amend The Brussels International Convention For The

Unification Of Certain Rules Of Law Relation To Boll Of Lading)

Batas tanggung jawab dari carrier atau perusahaan pengangkutan barang

adalah sampai batas 30 point care france = SDR 2 per kilo atau 10.000 point

care france = SDR 666.67 per package / unit

- Hamburg Rules 1978 untuk pengganti Hague Visby Rules

(The United Nations Convention For The Carriage Of Goods By Sea)

Batas tanggung jawab dari carrier atau perusahaan pengangkutan barang

adalah sampai batas SDR 836 / package / unit atau SDR 2.6 per kilo

SDR : Special Drawing Right

3

Page 4: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

Ketentuan IMF ; 1,4 US$ = 1 SDR

Mekanisme dari arus barang dari shipper hingga barang siap untuk dibawa

menggunakan kapal laut dapat digambarkan sebagai berikut :

GAMBAR 6.1 : DIAGRAM ARUS BARANG

Keterangan gambar :

1. Gudang pengiriman (shipper – consignee)

2. EMKL / pengangkutan (forwarder)

3. Kantor perusahaan pelayaran (shipping company)

4. Gudang (warehouse)

5. Pabean (customs)

6. Jasa bongkar / muat (slavedoring company)

7. Kapal laut pengangkutan (carrier)

GAMBAR 6.2 : SKEMA PEMUATAN KAPAL CONVENTIONAL

4

Shipping lineShipper

Gudang

S/O + barang

S / O

S / I

Via gudang

Langsung ke kapal

MRB / L

1

2

34

5

6

7

Page 5: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

GAMBAR 6.3 : KONDISI PENGAPALAN (TERM OF SHIPMENT)

Keterangan gambar :

1. Liner term

2. Free In Liner Out

3. Liner In Free Out

4. Free In Out Stowages

Free In Out Stowages and Trim

Dalam mengangkut barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar

atau pelabuhan tujuan, dikenal adanya uang tambang (freight), yaitu sejumlah

uang yang harus disetorkan pihak carrier kepada maskapai pelayaran. Untuk

conventional vessel dasar perhitungan uang tambang adalah Revenue Ton (RT)

atau Freight Ton (FT), Volume (m3) atau Berat (Ton), tergantung mana yang

lebih besar.

Contoh : 1 peti, berat = 3 ton

Volume = 6 m3

Uang tambang dihitung 6 F/T (R/T)

Jakarta / Ujung Pandang Rp 40.000,- / FT

Maka uang tambang yang harus dibayar = 6 x Rp 40.000,- = Rp 200.000,-

A. Angkutan Laut dengan Container / Peti Kemas

Container atau suatu peti empat persegi panjang, tahan cuaca, digunakan

untuk mengangkut dan menyimpan sejumlah muatan kemasan dan barang-

5

12

34

Page 6: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

barang curah yang melindungi isinya dari kehilangan dan kerusakan, dapat

dipisahkan dari alat transport, diperlakukan sebgai satuan muat dan jika pindah

kapal tanpa harus dibongkar isinya.

Dilihat dari jenisnya, ada beberapa tipe container, yaitu :

1. General Cargo Container (Dry / General Purpose Container)

Container jenis ini umum digunakan untuk memuat barang-barang padat dan

kering, baik yang telah dikemas dalam kotak sebelum dimuat di container

maupun yang menggunakan alat bantu lain seperti hanger untuk garment.

Ukuran panjang dari container jenis ini :

Standar : 20 kaki (twenty footer)

40 kaki (forty footer)

Perkembangan terakhir : 45’, 48’ dan 53’

Ukuran lebar : 8’

Ukuran tinggi :

Standar : 8’6’’

High Cube (jumbo) : 9’ dan 9’6’’

Satuan hitung Container adalah :

TEU : Twenty Footer Equivalent Unit 20’

FEU : Forty Footer Equivalent Unit 40’

Misal : 6 x 20’ = 6 TEUS = 3 FEUS

4 x 40 ‘ = 4 FEUS = 8 TEUS

Kelompok kapal container :

- First Generation 600 – 1000 TEU

- Second Generation 1100 – 2000 TEU

- Third Generation 2000 – 3000 TEU

- Fourth Generation 3000 – 4000 TEU

Ada beberapa jenis general cargo, diantaranya :

• Closed Container, container yang paling banyak dijumpai, dengan pintu

dibagian belakang.

6

Page 7: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

• Open Container, container yang bagian atapnya terbuka.

• Open Sided Container, container yang bagian sisinya terbuka

• Open Top Open Sided, container yang bagian atas dan sisinya terbuka

• Open Top End Container, container yang bagian atas dan bagian

belakangnya terbuka

• Half Height Container, container yang tingginya ½ dari tinggi standard.

Biasanya digunakan untuk memuat barang yang berat jenisnya tinggi.

• Ventilated Container, container yang memiliki jendela untuk sirkulasi

udara

• Special Container, container yang digunakan untuk memuat barang-

barang khusus . Jenisnya :

- Cattle Container, container yang digunakan untuk memuat binatang

hidup dan dilengkapi dengan sangkar/ kerangkeng

- Hanging Container, container yang digunakan memuat pakaian jadi

dan dilengkapi dengan hanger untuk menggantung pakaian

- Meat Rall Container, container yang digunakan memuat daging tanpa

pendingin

2. Thermal Container

Container yang dilengkapi dengan alat pendingin sehingga suhunya dapat

diatur, contohnya adalah perishable dan refrigator cargo, yaitu container

yang digunakan untuk memuat udang, ikan, daging atau buah-buahan.

3. Bulk Container

Container yang digunakan untuk memuat barang curah, seperti kopi, dan

kacang-kacangan. Container ini dilengkapi dengan alata hidrolik yang dapat

mengangkat satu sisinya pada saat barang yang dimuat akan dicurahkan.

4. Tank Container

Disebut juga liquid cargo, yang digunakan untuk mengangkut barang cair /

likuid.

7

Page 8: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

Ada beberapa istilah umum yang digunakan dalam pengangkutan menggunakan

container atau peti kemas :

• Muat barang

- STUFFING

- VANNING

• Bongkar barang

- UNSTUFFING

- DEVANNING

- STRIPING / Mengosongkan

• LO-LO

- LIFT ON : Menaikkan container ke atas alat angkut

- LIFT OFF : Menurunkan container dari alat angkut

• CY: Container Yard, tempat penumpukkan container kosong dan berisi

• CFS : Container Freight Station, gudang tempat stuffing dan stripping

container

• FCL : Full Container Load, container berisi barang yang semuanya dimiliki

oleh 1 orang atau 1 perusahaan

• LCL : Less Container Load, container berisi barang yang dimiliki oleh

beberapa orang atau beberapa perusahaan

• SOC : Shipper Own Container, container milik shipper

• COC : Carrier Own Container, container milik carrier atau armada

pengangkutan

• Detention : pungutan biaya yang dikenakan karena pemilik barang

mengembalikan container melewati batas free time

• Demurrage : pungutan biaya yang dikenakan karena pemilik barang

mengambil container isi di pelabuhan setelah melewati batas free time

• Konsorsium : kelompok container operator yang melayani rute khusus, sling

melakukan slot charter antara satu sama lain

• Container Depot : lapangan tempat penyimpanan container kosong

• Container Leasing : perusahaan yang menyewakan container

8

Page 9: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat persiapan pemuatan barang

(stuffing)

1. Memeriksa container :

Light test, bersih, bebas bau, kering dan bebas hama, pintu dapat ditutup

dengan baik dan atap tidak berkarat

2. Stuffing dengan baik

- maksimumkan kapasitas container

- berat terbagi rata

- peraturan umum pemuatan barang dalam karton

- yang ringan di atas yang berat di bawah

- ruang kosong harus didunage (diganjal)

- kemasan mudah pecah jangan tertekan di dinding

- susunan jangan runtuh menimpa pintu container

- peraturan spesial kargo harus diperhatikan

- muatan berbahaya harus diperhatikan

3. Mengurangi kondensasi

- harus ditata di tempat yang lebih lapang

- container harus kering

- pergunakan silica gel

- dunage harus kering

- besi telanjang harus dicat atau dibungkus pipa PVC

Berikut ini akan dijelaskan mengenai Moda Angkutan Container :

Unsur-unsur yang terkait dengan moda angkutan container ada 4, yaitu :

• CY : Container Yard

• CFS : Container Freight Station

• FCL : Full Container Load

• LCL : Less Than Container Load

9

Page 10: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

Keempat moda angkutan container tersebut kemudian akan dipasangkan

sebagai berikut :

CY / CY = FCL / FCL

CFS / CFS = LCL / LCL

CY / CFS = FCL / LCL

CFS / CY = LCL / FCL

Gambar 6.4 : Mode of Container Transport

Uang tambang yang berlaku untuk angkutan laut dengan menggunakan

container, terbagi 2, yaitu :

- Full Container Load (FCL)

Dasar perhitungan per Box (Box Rate) yaitu per 20 FT atau 40 FT

Contoh : Jkt / Sin = US$ 350 – 20 FT US$ 650 – 40 FT

Freight dapat berupa :

- Comodity Rate, dibebankan setiap comodity yang berlebihan

10

Container Yard Container Yard

Container Depot

CFS

Shipper

Container Depot

CFS

Consignee

CY/CY - FCL / FCL

CFS/CFS - LCL/LCL

stuffing

Page 11: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

- Freight All Kinds (FAK), dibebankan sama untuk semua jenis

barang

- Less than Container Load (LCL)

Dasarnya tetap seperti conventional yaitu RT / FT

B. Dokumen – dokumen yang dibutuhkan untuk Angkutan Laut

1. Shipping Instuction , yaitu dokumen yang berisi instruksi dari shipper kepada

agen pengangkut/carrier untuk mengangkut barang yang telah ditentukan

2. Shipping Order, yaitu dokumen order pengapalan dari agen pengangkutan ke

armada pelayaran dalam hal ini diwakili oleh kapten kapal

3. Mate’s Receipt, yaitu tanda terima yang diberikan oleh mualim kapal sebagai

tanda bahwa barang telah diterima di kapal

4. Bill of Lading, surat pengangkutan. Untuk bagian ini akan dijelaskan tersendiri

5. Manifest, yaitu rekapitulasi muatan dari pelabuhan muat ke pelabuhan

bongkar

6. Delivery Order, yaitu dokumen yang diberikan agen pengangkutan kepada

penerima barang sebagai tanda bahwa barang telah dapat diambil di

pelabuhan

Bill of LadingBill of Lading (B/L) merupakan tanda terima barnag-barang yang diberikan

oleh si pengangkut (carrier) kepada pengirim barang (Shipper). Isinya

menyatakan bahwa barang-barang tersebut telah diterima dan disetujui untuk

diangkut ke pelabuhan tujuan dan diserahkan di tempat tujuan kepada penerima

barang (consignee) yang ditunjuk oleh pengirim barang.

Fungsi dari B/L adalah :

1. Tanda bukti penerimaan barnag-barang (receipt of goods)

2. Perjanjian pengangkutan (a contract of affreightment)

3. Tanda bukti hak milik ( a document of tittle)

Jenis-jenis B/L dapat dilihat dari beberap segi :

11

Page 12: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

a. Pemilikan B/L

1. Bearer B/L (B/L atas pemegang)

2. Straight B/L (B/L atas nama)

3. B/L order,yaitu B/L yang mencantumkan kata-kata :

- CONSIGNEE TO ORDER OF

- TO THE ORDER OF

- TO ORDER

b. Pernyataan dalam Pemuatan

1. RECEIVED FOR SHIPMENT

2. ON BOARD / SHIPPED ON BOARD / RECEIVED ON BOARD

3. ON DECK

c. Bentuk-bentuk B/L1. Short Form B/L2. Long Form B/L3. Through B/L4. Combined Transport B/L5. Liner B/L6. Charter B/L7. Container B/L8. Gropage B/L9. House B/L

d. Kondisi-kondisi B/L

1. Clean B/L

2. Unclean B/L , Foul B/l, Dirty B/L

3. Stale B/L

e. Full Set B/L

1. Original B/L

2. Copy Non Negotiable

3. One For All, All For One

Beberapa Tanggal penting dalam B/L :

1. Tanggal penerbitan (date of issue)

12

Page 13: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

2. Tanggal barang dimuat (on board ship)

Kegunaan tanggal B/L :

1. Last shipment date L/C

2. Syarat L/c dokumen 21 hari setelah terbit B/L

3. Asuransi mulai pada tanggal pengapalan.

C. Angkutan Udara

Secara umum angkutan udara dapat dikategorikan seabagai berikut :

1. Passenger Aircraft, barang disimpan di lower deck

2. All Cargo Aircraft, angkutan udara yang khusus mengangkut cargo

3. Mixed / Combined Airfreight, kapal terbang yang dapat membawa cargo /

passenger pada main deck.

Konvensi Internasional mengenai angkutan udara, yaitu :

- Warsawa Convention – 1929

- The Hague Protocol – 1956

- Guadalajara Convention – 1961

- Nibtreak Convention Protovol – 1975

Pada dasarnya konvensi internasional tersebut membahas mengenai tanggung

jawab pengangkutan udara , yaitu :

• Periode ditetapkannya

• Tanggung jawab atas kerusakan, keterlambatan

• Jika ada kerusakan mengadu paling lambat 14 hari dan keterlambatan paling

lambat 21 hari setelah kapal tiba

• Hilang, rusak dan keterlambatan, tanggung jawab terbatas 17 SDR per kg

• Periode claim 2 tahun setelah kapal tiba.

Dokumen-dokumen angkutan udara :

- Airway Bill (AWB)

- Master AWB) / House AWB

13

Page 14: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

- Shipping Instruction

- Commercial Invoice

- Shipper’s Declaration of Dangerous Cargo

- Shipper’s Certificate for Arms and Ammunition

Fungsi AWB :

- Kontrak angkutan

- Bukti penerimaan barang

- Sertifikat asuransi

- PEB

- Petunjuk bagi staff penerbangan

Special Cargo

- Live animal

- Dangerous cargo

- Valuable cargo

Barang-barang yang memerlukan special handling :1. alat-alat kesehatan khusus2. alat-alat berbahaya3. pathological specimen4. air mail5. barang cepat rusak6. barang mudah rusak7. mayat

Uang tambang untuk angkutan udara (air freight) didasarkan pada perhitungan

berat dalam kilogram atau berat volume (voleme weight) tergantung mana yang

lebih besar.

Contoh : - Berat ditimbang- Volumetric weight- Dikalkulasikan : P x L x T cm

6000 0,6 cm atau lebih dibulatkan jadi 1 cm kurang dari 0,6 cm dihapus

14

Page 15: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

Struktur rate air line

• General Cargo Rate (GCR)

• Special Commodity Rate (SCR)

• Freight All Kinds

• ULD Rate (Unit Load Device)

D. INTERMODAL TRANSPORT

Intermodal transport adalah sistem transport yang dioperasikan dengan

menggabungkan lebih dari dua moda transport di bawah kontrol dan

tanggungjawab satu operator.

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam intermodal transport :1. Multimodal Transport Opertaion2. Thorugh Transport3. Combined Transport4. Integrated Transport5. Door To Door Transport6. Angkutan Terpadu7. House to House Transport

Keuntungan digunakannya Intermodal Transport :

1. Mengurangi waktu terbuang di tempat-tempat transhipment

2. Menghasilkan transit time pendek

3. Mengurangi penggunaan dokumen

4. Mengurangi cost

5. Penanggung jawab angkutan hanya 1 tangan

6. Mengurangi biaya-biaya ekspor

Tipe-tipe operasional Intermodal :

1. Sea / Air

2. Air / Road

3. Rail / Road / Inland Waterways – Sea atau Rail / Road / Inland Waterways

4. Mini Bridge

15

Page 16: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

5. Land Bridge

6. Piggyback

7. Sea Train

Tipe-tipe operator Intermodal :

1. Vessel – Operating Intermodal Transport Operators

2. Non – Vessel Operating Intermodal Transport Operators

Ruang lingkup Pelayanan Intermodal :

1. FCL

2. LCL

3. CFS

4. Consolidation

5. Booking Space

6. Container Yards

7. Liasion with customs

8. Insurance coverage

9. Return of Leased Containers

10.Communication

Jenis Dokumen :

1. COMBIDOC : berdasarkan Baltic and International Maritime Conference

(BIMCO)

2. FIATA : Combined Transport Bill of Loading (FBL)

3. MULTIDOC : dibuat UNCTAD (PBB)

GAMBAR : PENGAPALAN MELALUI MTO ATAU FREIGT FORWARDERGAMBAR : INTERMODAL

16

Page 17: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

BAGAN : HUBUNGAN MTO DENGAN BERBAGAI PIHAK

E. INCOTERM 2000

INCOTERM atau International Commercial Terms 2000 bertujuan :

• Menciptakan seperangkat peraturan itnernasional, agar tidak terjadi

kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah yang umum dipergunakan dalam

perdagangan internasional, supaya tidak terjadi mis interpretasi di negara-

negara yang berbeda.

• ICC (International Chamber of Commerce) menerbitkan INCOTERM pertama

tahun 1936, penambahan dan perbaikan tahun 1953, 1967, 1980, 1990 dan

2000.

INCOTERM 2000 terbagi ke dalam 4 kelompok :

Kelompok Terms“E” Seller menyerahkan barang di tempatnya sendiri“F” Seller menyerahkan barang di tempat yang ditunjuk buyer“C” Seller menandatangani kontrak angkutan tanpa

menanggung resiko kehilangan atau kerusakan“D” Seller menanggung biaya dan resiko yang diperlukan / akan

timbul dalam pengankutan, kehilangan atau kerusakan

Masing-masing kelompok tadi kemudian diperinci lagi menjadi :

Group E

Departure

EXW (Ex Works)

Group F

Main Carriage Unpaid

FCA (Free Carrier)

FAS (Free Alongside Ship)

FOB (Free On Board)

Group C

Main Carriage Paid

CFR (Cost and Freight)

CIF (Cost, Insurance and Freight)

CPT (Carriage Paid To )

CIP (Carriage and Insurance Paid To )

Group D DAF (Delivered At Frontier)

17

Page 18: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

Arrival DES (Delivered Ex Ship)

DEQ (Delivered Ex Quay)

DDU (Delivered Duty Unpaid)

DDP (Delivered Duty Paid)

• EXW (Ex Works)

1. Penjual hanya menyediakan barang di tempatnya (pabrik / gudang) –

penjualan prangko gudang

2. Pembeli harus mengatrur pengangkutannya berarti menanggung biaya

dan resiko, termasuk izin Export

3. Tanggung jawab penjual minim karena buyer membeli barang di gudang

seller (cash and carry)

4. Bagi buyer cara ini kurang disenangi karena resiko ditanggung semua

oleh buyer

• FAS (Free Alongside Ship)

1. Kewajiban seller untuk menyerahkan barangnya “cleared for export” di

sisi kapal, dermaga atau tongkang di pelabuhan muat

2. Buyer menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang timbul

saat barang tiba di sisi kapal

3. Seller memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan dilimne-

dokumen penyerahan yang diperlukan.

• FCA (Free Carrier)

1. Untuk memenuhi persyaratan dari modern transprt seperti multi modal

transport, container, roll on/off dengan trailer danf eey

2. Mirip FOB, hanya disini seller menyerahkan barang di tempat yang

ditunjuk buyer dalam keadaan “clear for export”

3. Disebut juga “Free Carriage Name Point”, di tempat (titik) tersebut

tanggung jawab seller berakhir

4. Seller tidak menanggung asuransi

18

Page 19: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

• FOB (Free On Board)

1. Seller menyerahkan barangnya di atas kapal “clean on board”

2. Buyer mengurus angkutan, membayar freight dan menanggung asuransi

3. Resiko pindah dari selledr ke buyer pada waktu barang lewat pagar kapal

4. Keuntungan seller

- pelabuhan pemuatan di negerinya sendiri, dimana seller sudah

mengenal kondisi, pertauran perpajakan dan pabean

- menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing

• CFR (Cost and Freight)

1. Seller menanggung biaya freight sampai tempat tujuan yang ditunjuk

buyer

2. Resiko kerusakan / kehilangan dipindahkan ke buyer mulai saat barang

melewati pagar kapal

3. Menguntungkan seller bila exportir besar, karena dapat memilih term

yang lebih baik dari carrier

4. Dapat menguntungkan buyer karena seller dapat mengurusi angkutannya

dan menghindari fluktuasi rate.

• CIF (Cost, Insurance and Freight)

1. Sama dengan CFR hanya ditambah seller menanggung asuransi

2. Seller mengapalkan barang dalam keadaan “clear for export”

• CPT (Carriage Paid To )

1. Carriage Paid To …. (Name of Destination) menunjukkan kewajiban

seller seperti C&F dan membayar freight hingga ketempat tujuan. Tapi

resiko kerusakan barang dipindah ke buyer

2. Seller menyerahkan barangnya “clear for export”. Carrier, dalam hal ini

semua orang menandatangani kontrak angkutan dan melaksanakannya

dengan multi modal transport.

• CIP (Carriage and Insurance Paid To Name Place of Destination)

19

Page 20: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

1. Kewajiban seller menyiapkan barangnya “Clear for export”

2. Membayar freight + asuransinya

• DAF (Delivery At Frontier)

1. Angkutan yang digunakan kereta api atau truck (land transport)

2. Kewajiban seller menyerahkan barang sampai batas negara sebelum

batas pabean dengan menyerakhkan dokumen-dokumen yang diperlukan

untuk customs clearance.

3. Biasanya dilakukan di Eropa

• DES (Delivery Ex Ship)

1. Seller menyerahkan barang ke buyer di atas kapal di pelabuhan tujuan,

atas biaya dan resiko seller

2. Buyer menerima penyerahan barang dari kapal, menanggung biaya

bongkar, izin import, bea masuk, pajak dan biaya lain-lain.

3. Hnaya untuk penyerahan barang melalui laut atau sungai atau dengan

intermodal di atas kapal di pelabuhan tujuan

• DEQ (Delivery Ex Quay)

1. Kewajiban utama seller mengangkut barangya dan menyerahkan barang

tersebut kepada buyer di dermaga pelabuhan tujuan (uncleared for

import)

2. Seller menanggung biaya angkutan dan resiko yang terjadi

3. Pembeli mengurus formalitas import, membayar semua biaya resmi, bea

masuk, pajak dan biaya-biaya import lainnya.

• DDU (Delivery Duty Unpaid)

1. Seller menyerahkan barangnya di pelabuhan tujuan dan menanggung

biaya angkutan dan resikonya

2. Menanggung biaya pembongkaran sampai di darat “unclear for import”

3. Kewahiban buyer menerima barang dalam keadaan “unclear for import”

20

Page 21: Ekspor Impor

Transportasi dan Penanganan Cargo

• DDP (Delivery Duty Paid)

1. Kewahiban seller adalah maksimum, seller menyerahkan barang di

pelabuhan tujuan dengan menanggung semua biaya import di negara

buyer.

2. Buyer menerima barangnya di pelabuhan bongkar “clear for import”

21