Top Banner

of 13

EKOWISATA CIPATUJAH

Jul 19, 2015

Download

Documents

Zulaykha Ikha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki peran strategis, selain berperan sebagai penghasil devisa negara dan sumber pendapatan daerah, industri pariwisata juga dapat menimbulkan multiplier effect kepada sektorsektor ekonomi lainnya. Pariwisata di Indonesia terdiri dari tiga kategori objek wisata yang terdiri dari objek wisata alam, budaya, dan campuran alam dan budaya. Ketiga objek wisata tersebut ada di Indonesia sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Istilah ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Sejak 1970an, organisasi konservasi mulai melihat ekowisata sebagai alternatif ekonomi yang berbasis konservasi karena tidak merusak alam ataupun tidak ekstraktif dengan berdampak negatif terhadap lingkungan seperti penebangan dan pertambangan. Ekowisata juga dianggap sejenis usaha yang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan konservasi. Namun agar ekowisata tetap berkelanjutan, perlu tercipta kondisi yang memungkinkan di mana masyarakat diberi wewenang untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan usaha ekowisata, mengatur arus dan jumlah wisatawan, dan mengembangkan ekowisata sesuai visi dan harapan masyarakat untuk masa depan. Ekowisata dihargai dan dkembangkan sebagai salah satu program usaha yang sekaligus bisa menjadi strategi konservasi dan dapat membuka alternatif ekonomi bagi masyarakat. Dengan pola ekowisata, masyarakat dapat memanfaatkan keindahan alam yang masih utuh, budaya, dan sejarah setempat tanpa merusak atau menjual isinya(Depbudpar,2009).

Obyek wisata pantai Selatan Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 74 km dari pusat kota Tasikmalaya. Pantai Cipatujah merupakan pantai berkarang yang kaya akan terumbu-terumbu untuk ikan-ikan bertelur dan berkembang biak. Pantai ini merupakan pantai yang terlebar dan terpanjang di kawasan Pantai Selatan, memiliki pasir besi sehingga sangat baik untuk berjemur dan melakukan aktivitasi rekreasi pantai lainnya.

Keindahan Pantai Cipatujah terlihat dari perpaduan hamparan pantai yang landai, gelombang laut yang besar dan perkebunan kelapa yang subur serta hamparan rumput yang luas. Keindahan pantai cipatujah tersebut berbanding terbalik dengan pengunjung, kurangnya publikasi dan akses yang sulit menjadikan kurang berpotensinya pantai tersebut. Sehingga perlu adanya pengkajian terhadap potensi dan peluang yang dimiliki pantai cipatujah agar dapat menjadi objek ekowisata yang banyak diminati turis asing maupun domestik.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan paper ini adalh unuk mengetahui potensi yang dimiliki Pantai Cipatujah sebgai objek ekowisata bahari.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekowisata Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam(Depbudpar,2009). Ekowisata adalah kegiatan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih, dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan warisan budaya,partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdayaalam dan lingkungan (Nugroho, 2004).

2.2 Ekowisata berbasis masyarakat (community-based ecotourism) Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis: fee pemandu; ongkos transportasi; homestay; menjual kerajinan, dll. Ekowisata membawa dampak positiff terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata.

2.3 Ekowisata dan konservasi Sejak 1970an, organisasi konservasi mulai melihat ekowisata sebagai alternatif ekonomi yang berbasis konservasi karena tidak merusak alam ataupun tidak ekstraktif dengan berdampak negatif terhadap lingkungan seperti penebangan dan pertambangan. Ekowisata juga dianggap sejenis usaha yang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan konservasi. Namun agar ekowisata tetap berkelanjutan, perlu tercipta kondisi yang memungkinkan di mana masyarakat diberi wewenang untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan usaha ekowisata, mengatur arus dan jumlah wisatawan, dan mengembangkan ekowisata sesuai visi dan harapan masyarakat untuk masa depan. Ekowisata dihargai dan dkembangkan sebagai salah satu program usaha yang sekaligus bisa menjadi strategi konservasi dan dapat membuka alternatif ekonomi bagi masyarakat. Dengan pola ekowisata, masyarakat dapat memanfaatkan keindahan alam yang masih utuh, budaya, dan sejarah setempat tanpa merusak atau menjual isinya.

2.4 Sarana dan Pendukung Ekowisata Sarana dan penyediaan jasa pendukung dalam mengembangkan ekowisata yang bernilai konservasi dan ekonomi tinggi Industri parawisata adalah industri yang diperkirakan akan terus berkembang, dan nuansa alam dalam industri ini akan semakin jauh meningkat. Ekowisata dapat menciptakan nilai ekonomis bagi kawasankawasan konservasi. Agar bisnis ekowisata dapat menguntungkan sebagai mana yang diharapkan, beberapa kondisi harus diciptakan, yaitu antara lain: Meningkatkan dan menambah sarana prasarana pendukung serta mendorong

terbuka dan terhubungnya akses ke/dari dan antar daerah tujuan ekowisata tanpa merusak aset utama ekowisata yaitu alam yang asli melalui peningkatan dan optimalisasi jalur transportasi udara. Mendorong kebijakan pemerintah Indonesia di bidang keimigrasian di daerah tujuan ekowisata yang terletak di perbatasan.

2.5 Observasi dan Peran Pemerintah Langkah yang harus ditempuh oleh pemerintah adalah observasi pariwisata yang terdiri dari 3 macam tahap yaitu menentukan segmentasi ekowisata, menentukan target ekowisata, dan positioning objek ekowisata di daerah wisata.

Yang pertama adalah segmentasi ekowisata, maksudnya adalah pemerintah harus bisa menentukan kepada siapa jasa pariwisata ini akan di promosikan, apakah ke wisatawan domestik atau wisatawan mancanegara, masyarakat berpendapatan menengah ke atas atau menengah ke bawah. Dalam kasus ini ada 2 lapisan masyarakat secara general yaitu lapisan yang peduli pariwisata impian*1) dan lapisan yang hanya mementingkan harga tanpa melihat atau mengabaikan kekurangan dari konsep pariwisata impian. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa menentukan akan ditujukan kepada kalangan seperti apakah objek wisata yang akan ditawarkan. Kemudian yang kedua adalah pemerintah harus menentukan target ekowisata dalam artian yang hampir sama dengan segmentasi ekowisata namun perbedaannya pada targeting. Pemerintah menentukan target pariwisatanya apakah penduduk negara maju atau negara berkembang, atau kepada masyarakat perkotaan ataukah pedesaan. Jadi cakupan dari proses targeting ini lebih spesifik. Hal selanjutnya yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah memposisikan objek ekowisatanya kepada daerah atau negara tujuan promosi. Pemerintah harus menentukan objek wisatanya ini adalah objek wisatanya yang berorientasi pada harga, keindahan alam atau pelayanan yang diberikan. Contohnya objek ekowisata yang berorientasi pada keindahan alam sebagai andalannya umumnya hanya mementingkan faktor bentuk dari objek wisata yang dimaksud tetapi kurang memperhatikan pelayanan sehingga mudah dilupakan (wisatawan hanya akan berkunjung satu kali saja) dan beralih ke daerah tujuan wisata lainnya pada saat kunjungan berikutnya. Objek wisata yang mementingkan harga pada umumnya memasang tarif dengan harga yang murah tetapi tidak memperhatikan pelayanan terutama objek wisata yang memang memiliki keindahan alam dan infrastruktur yang serba tanggung (dipaksakan menjadi objek wisata). Objek wisata yang mementingkan kualitas pelayanan umumnya memiliki kesan yang baik karena dengan pelayanan yang baik akan makin sempurna karena ditunjang dengan keindahan alam yang cukup baik dan fasilitas menunjang yang terdapat didalamnya. Kegunaan dari proses positioning ini adalah untuk memudahkan si pemerintah untuk menentukan segmentasi dan target ekowisata. Sedangkan tujuan dari segmentasi ekowisata dan menentukan target ekowisata adalah agar si pemerintah dapat lebih efektif dalam mempromosikan tempat, produk & jasa wisata sehingga bisa meminimalisir investasi dan risiko. Hal yang perlu digarisbawahi disini adalah sungguh tidak mungkin apabila pemerintah dan pelaku

bisnis pariwisata harus mempromosikan berbagai jenis pariwisata untuk semua kalangan, lagi pula objek wisata akan lebih mudah diterima di masyarakat karena pangsa pasarnya lebih terspesifikasi. Faktor lainnya yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah adalah : a. Price (harga), harga menjadi salah satu indikator keberhasilan promosi ekowisata. Dalam hal penentuan harga terhadap segala sesuatu di tempat objek wisata yang dipromosikan sangatlah penting. Sebaliknya harga dengan kualitas ekowisata yang dipromosikan itu seimbang. b. Place (tempat) tempat promosi ekowisata adalah satu hal penting dan harus dipikirkan secara hati-hati oleh pemerintah. Dalam hal ini, berdasarkan hasil analisis, hendaknya pemerintah mempromosikan objek ekowisata di tempat yang benar-benar lahan subur untuk menggaet wisatawan. Karena tempat tujuan promosi yang strategis akan mempermudah proses promosi serta mempengaruhi minat berkunjung wisatawan. c. Promotion (promosi) promosi ekowisata adalah hal terpenting dalam memasarkan ekowisata, khusunya objek ekowisata baru. Sebenarnya ada begitu banyak promosi diantaranya, promosi 1 arah atau promosi yang bentuknya hanya seperti iklan tanpa melibatkan konsumen didalamnya sehingga bentuknya hanya bersifat pemberian informasi saja. Ada juga promosi 2 arah seperti membuat acara-acara interaktif atau sistem direct promotion dengan metode visit Indonesia year dimana bisa dibuat promosi gencar ke luar dan dalam negeri dengan membuat beberapa event pendukung yang menarik atau memilih duta-duta wisata seperti ajang Abang None untuk tingkat DKI Jakarta dan acara sejenis lainnya untuk masing-masing daerah dengan tujuan mempromosikan pariwisata. Hal yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah adalah mengingat objek wisata yang dijual ini masih baru adalah membuat promosinya seatraktif mungkin serta promosi langsung dan promosi 1 arah (melaui iklan saja). Namun tentu saja pemerintah bebas memilih cara promosi apa yang akan digunakan berdasarkan hasil riset dan observasi sebelumnya.

2.5 Pantai Cipatujah Pantai Cipatujah merupakan salah satu obyek wisata alam, dengan daya tarik utama berupa wisata bahari. Pengelolaan obyek wisata pantai Selatan ini dibawah kendali Kantor Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya. Obyek wisata pantai Selatan Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 74 km dari pusat kota Tasikmalaya. Pantai Tasikmalaya Selatan memiliki potensi wisata yang tersebar di sepanjang pantai Cipatujah sampai Cikalong. Obyek dan daya tarik wisata yang sudah mulai dirintis antara lain: Pantai Sindangkerta, Pamayangsari, Karangtawulan, semuanya termasuk wilayah Kecamatan Cipatujah. Sementara obyekobyek wisata pantai yang termasuk Kecamatan Cikalong antara lain: Pantai Mandalajaya dan Sindangjaya. Disamping obyek-obyek wisata tersebut masih terdapat obyek dan daya tarik lain. Pada area pantai Selatan Tasikmalaya bermuara sungai-sungai yang cukup besar membuat panorama alam disekitarnya indah dan sangat potensial untuk dikemas menjadi obyek wisata(Furnawatina,2009)

III.

PEMBAHASAN

Pemerintah harus menciptakan iklim investasi dan persaingan yang sehat agar pertumbuhan pariwisata sesuai dengan yang diharapkan ditengah teknologi yang terus berkembang. Jika di masa depan peranan tour travel akan menurun karena semua reservasi akan dilakukan secara elektronik maka pemerintah dan pelaku bisnis pariwisata harus bekerja sama dengan pihak terkait (misal perusahaan penerbangan, pihak hotel, penyedia jasa internet, dll) untuk membenahi sarana dan prasarana serta melatih SDM yang akan memberikan jasa pariwisata tersebut. Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan dengan pihak hotel / tempat penginapan adalah dengan menyediakan akomodasi yang mudah diakses, terjangkau, dan memenuhi syarat minimum standar internasional. Karena wisatawan lebih senang mencari sendiri seluruh informasi tentang tempat pariwisata yang dituju lewat internet maka kerjasama dengan pihak jejaring internet agar mereka bisa selalu online dalam transaksi di internet, selalu meng up date informasi yang diberikan dan bisa menyediakan keterangan yang lengkap dan terpercaya tetang objek wisata yang akan dipromosikan. Terakhir kerjasama dengan pihak penerbang, pelayanan terbaik, harga yang bersaing, dan jaminan keamanan lah yang dicari oleh setiap orang yang akan menggunakan jasa penerbangan tersebut. Posisi pemerintah pada saat mempromosikan ekowisata adalah sebagai penantang negara tujuan pariwisata lainnya (dalam hal ini terutama yang berada di Asia Tenggara dan sekitarnya). Oleh karena itu hal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah mengadakan promosi besar-besaran atau gencar, yang cakupan wilayahnya harus luas dan merata berdasarkan hasil analisis yang mendalam. Yang kedua adalah seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pemerintah harus mampu membentuk segmentasi melalui ceruk pasar. Maksudnya adalah pemerintah harus dapat memanfaatkan karakteristik objek wisata yang unik untuk berbagai kalangan masyarakat, karena dengan besarnya tingkat pluralitas maka tentunya ada suatu keinginan yang belum terpuaskan oleh jasa pariwisata sebelumnya (dalam hal ini adalah objek wisata). Hal yang perlu diingat adalah pemerintah dan pelaku bisnis pariwisata harus siap menanggung risiko. Maksudnya adalah setiap objek wisata apabila dipromosikan

perlu waktu untuk menjadikannya laku di masyarakat. Oleh karena itu hasil keuntungan yang didapat pertama kali mungkin tidak akan langsung maksimum, namun diharapkan pendapatan dari sektor ini akan terus bergerak ke arah yang positif (naik).

Potensi-Potensi yang dimiliki Pantai Cipatujah:

Gambar 1. Pantai Cipatujah

Gambar 2. Pesta Laut Nelayan

Gambar 3. Gelombang Besar Untuk Selancar

Gambar 4. Terumbu Karang

Gambar 5. Tradisi Balap Kerbau

IV.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Pemberdayaan pariwisata melalui ekowisata bisa menjadi salah satu strategi untuk menghadapi persaingan sektor pariwisata di situasi yang penuh dengan ketidakpastian. Ekowisata merupakan kegiatan perjalanan wisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau di daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahannya, namun disamping itu peran serta pemerintah dalam mengelola potensi yang telah dimiliki pantai Cipatujah harus lebih diperhatikan agar potensi yang dimiliki bisa dimanfaatkan secara optimal yang nantinya dapat menguntungkan terhadap daerah maupun masyarakat sekitar tanpa mengesampingkan aspek pelestarian lingkungan. Ekowisata merupakan upaya untukmelestarikan dan memaksimalkan

potensisumberdaya alam dan budaya untukdijadikan sumber pendapatan. Ekowisata bahari ini dapat memberikanladang penghidupan bagi masyarakatdengan tetap menjaga keanekaragamanekosistem laut.

DAFTAR PUSTAKA

Depbudpar dan WWF. 2009 Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat Jakarta http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ Wisata Pantai Selatan 2011 diakses pada 15 April 2011. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/10/08 diakses pada 15 April 2011.

PERENCANAAN EKOWISATA PANTAI CIPATUJAH JAWA BARAT

OLEH SITI ZULAYKHA K2E 009 056

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012