Top Banner
Geografi Efisiensi Lahan Mikael Pratama Kristyawicaksono [email protected] Kelas Sosial - XIA SMA KOLESE KANISIUS Jakarta – Indonesia
6

Efisiensi Lahan

Jun 16, 2015

Download

Documents

Berisi tentang bagaimana terselenggaranya efisiensi lahan di Indonesia, dan perencanaan kedepannya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Efisiensi Lahan

Geografi

Efisiensi Lahan

Mikael Pratama

Kristyawicaksono

[email protected]

Kelas Sosial - XIA

SMA KOLESE KANISIUS

Jakarta – Indonesia

Page 2: Efisiensi Lahan

FOTO 1

FOTO 2

Page 3: Efisiensi Lahan

Foto-foto diambil di depan sebuah Komplek Perumahan di wilayah Bintaro,

Tangerang yang baru saja selesai dibangun dengan nama Greenview Bintaro. Beberapa

tahun lalu lahan ini masih hanya berupa sebuah lahan kosong luas berisi tanaman pisang.

Dalam foto 1 mungkin tak ada hal yang aneh bila dilihat. Tapi pada foto selanjutnya

dapat dilihat bahwa komplek ini dibangun di atas sebuah lahan yang dulunya adalah

sebuah kebun pisang dan hanya disisakan sedikit saja untuk habitat pohon pisang tersebut

(di bagian kiri foto).

Dalam hal ini sebenarnya dapat terlihat betapa mudahnya untuk mendapatkan izin

untuk pihak swasta untuk mendirikan perumahan di dareah suburban atau dareah

pinggiran seperti daerah Bintaro ini. Pembangunan secara horizontak ini tentu akan

memakan banyak lahan hijau, seperti yang dapat kita lihat pada foto di atas pembangunan

komplek ini oleh pihak swasta telah banyak mengurangi Daerah Resapan Air (DAS)

dengan hanya disisakan sedikit lahan untuk pohon tumbuh.

Berikut kami sediakan data mengenai Daerah Resapan Air di Jakarta dan sekitarnya dari

tahun ke tahun:

Periode I 1960-an – 27%

Periode II 1980an – 26%

Periode III 200an – 13% tapi kenyataannya hanya 9%

Melihat data tersebut terlihat jelas penurunan yang sangat signifikan sekali

mengenai keberadaan daerah resapan air di Jakarta. Penurunan secara signifikan terdapat

dari periode II ke periode III, mengapa demikian diantaranya karena mudahnya izin

untuk mendirikan bangunan di daerah-daerah yang seharusnya menjadi resapan air. Hal

ini menandakan pengalihan fungsi dari resapan air menjadi bangunan, baik itu rumah

tinggal atau dijadikan tempat bisnis. Sebut saja, wilayah Kelapa Gading, Pantai Indah

Kapuk, Pluit, Bintaro, dan masih banyak tempat lainnya.

Dampaknya di Jakarta ini sangat fatal sekali. contoh konkretnya yang sering

terjadi dari tahun ke tahun yaitu banjir. Banjir seperti yang kita ketahui dewasa ini telah

menjadi agenda tahunan beberapa daerah di Jakarta, di daerah Kampung Melayu

misalnya hujan deras selama 15 menit sudah membuat perkampungan ini digenangi air

setinggi 1 meter. Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa Jakarta sebagai ibukota

negara perlu sebuah perubahan besar, terutama dalam menambah Daerah Resapan Air.

Berikut kami sediakan kutipan artikel dari harian Poskota:

" MEDAN - Sejak sepuluh tahun terakhir daerah resapan air di kota Medan

menjadi daerah permukiman penduduk, akibatnya jika musim hujan tiba ibu

kota Provinsi Sumatera Utara itu sering mengalami banjir.

"Salah satu penyebab banjir di Kota Medan karena daerah resapan air

sudah dibangun perumahan penduduk," kata sekretaris Program Magister

Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU) Agus Suriadi.

Page 4: Efisiensi Lahan

Daerah resapan air yang dipadati pemukiman penduduk, lanjut dia,

terdapat di kawasan Medan Selayang, Medan Johor, Medan Tuntungan dan

Medan Helvetia.

Salah satu penyebab tidak dapat terbendungnya banjir di kota itu, tambah

dia, adalah banyaknya bangunan yang berdiri di daerah aliran sungai

(DAS), bahkan termasuk kantor walikota Medan, gedung DPRD

Medan dan Sumatera Utara. Ia mengatakan, banjir memang menjadi masalah yang sering terjadi di kota

Medan. Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah seharusnya peka dengan

masalah ini. ... ”

Dari artikel yang kami kutip di atas ini dapat kami simpulkan bahwa masalah

tentang berkurangnya Daerah Resapan Air tidak hanya terjadi di Jakarta. Hal ini juga

terjadi di daerah-daerah Indonesia lainnya. Pemerintah kurang peduli terhadap masalah

ini dan cenderung lebih mementingkan pihak yang memiliki uang banyak terlebih dahulu,

dalam hal ini pihak swasta yang mendirikan perumahan yang memakan banyak lahan

hijau.

SOLUSINYA

Kita lihat beberapa negara tetanggga kita:

Singapore, adalah negara kecil yang luas area

negaranya tidak seluas ibukota negara Indonesia,

Jakarta. Di negara yang kecil dan padat gedung

pencakar langit ini tidak pernah terjadi banjir, atau

beberapa bencana alam lainnya yang diakibatkan

ulah manusia. Mengapa? itu semua dikarenakan

warga Singapore semuanya taat hukum, sehingga

ada istilah "Singapore is Fine City". Dan satu lagi

adalah perencanaan yang sangat mapan yang

disusun oleh pemerintah negara ini bahkan jauh sebelum negara ini terbentuk. Sehingga

di tanah yang padat oleh gedung pencakar langit dan aspek kontur tanah yang buruk,

negara kecil ini justru bisa membangun kereta bawah tanah. Sesuatu yang seharusnya di

Jakarta bisa diadakan tetapi dengan kondisi Jakarta yang sekarang sudah susah untuk

membuat kereta bawah tanah. Dan lagi di antara padatnya gedung bertingkat di

Singapore, pemerintah di sini masih bisa untuk merencanakan diadakannya taman

sebagai Daerah Resapan Air, yaitu taman yang terletak di daerah Bhisan. Satu hal yang

harus dicontoh pemerintahan Indonesia dari Singapore adalah mengenai hal perencanaan

kota.

Page 5: Efisiensi Lahan

Hongkong, termasuk negara kecil dengan beberapa pulau besar sebagai pusat

aktivitasnya. Di Hongkong pemerintah menetapkan peraturan dimana bangunan yang

dibangun harus memiliki minimal 14 lantai. Hal ini membuat Hongkong yang merupakan

negara kecil dapat menampung masyarakatnya yang cukup banyak. Hongkong

merupakan negara yang sangat efisien, pemerintah Hongkong sendiri sudah menetapkan

beberapa dareah di Hongkong untuk memiliki fungsinya sendiri. Misalnya daerah untuk

para bussinessman dengan banyak office buildingnya terdapat di Hongkong bagian

Central, lalu untuk dareah tempat tinggal masyarakatnya berada di daerah New

Territories, untuk rekreasi terdapat di daerah Tsimshatsue, untuk daerah perbelanjaan ada

di daerah Kowloon, dan pemerintahan Hongkong juga menetapkan daerah sebagai daerah

resapan air yang cukup besar berupa hutan seperti yang kita lihat dari gambar di atas itu

adalah daerah Mongkok. Dari Hongkong, Indonesia patut mencotoh tentang tata kotanya,

Hongkong sangat teratur dalam tata kotanya. Tidak seperti Indonesia yang seluruh

kegiatan masyarakatanya semuana terpusat di kota Jakarta.

Untuk dewasa ini mungkin sudah sulit bagi Indonesia untuk menambah daerah

resapan air, untuk di Jakarta satu-satunya hal yang mungkin yaitu dengan pembangunan

lapangan golf. Tetapi lapangang golf itu sendiri dapat merusak ekosistem yang ada di

sekitarnya.

Pernah terdengar oleh pers

mengenai rencana terselubung presiden

SBY untuk memindahkan ibukota

Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan

Timur dengan nama "Kota Merdeka".

Menurut kami itu merupakan langkah

yang bagus, hal itu untuk menimbulkan

spesialitas daerah seperti yang terjadi pada

Hongkong. Hal ini memiliki 3 keuntungan

secara garis besar, yang pertama yaitu

mertakan jumlah penduduk, dan

menambah dareah hijau sebagai daerah

resapan air, serta penanganan langsung

oleh pemerintah pusat kepada hutan di Kalimantan yang rusak. Menurut kami Indonesia

sekarang perlu pemerintahan yang cepat dan tanggap serta bijaksana, yang dibutuhkan

oleh negara kita tercinta ini adalah perubahan yang cepat ke arah yang lebih positif.

Page 6: Efisiensi Lahan

Daftar Pustaka:

http://terselubung.blogspot.com/2009/12/rencana-sby-tentang-pemindahan-ibukota.html