Top Banner
ISSN 0215 - 8250 EFEKTIFITAS TEKNIK INCIDENTAL FOCUS ON FORM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS PEBELAJAR oleh I Nyoman Suka Sanjaya I Made Rai Jaya Widanta Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bali ABSTRAK Penelitian ini secara khusus dilakukan untuk mengetahui apakah teknik yang diyakini efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal pebelajar oleh ilmuan linguistik terapan (yakni, teknik incidental focus on form dengan cara recast) juga efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal tulis mahasiswa semester V yang mengambil mata kuliah English for Secretary di Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bali, yang berjumlah 28 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas, yakni penelitian ini dilakukan bersamaan dengan aktifitas perkuliahan. Sumber data utama dari penelitian ini adalah hasil tes tulis yang diberikan dua kali, yakni di awal dan di akhir ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006 869
30

Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

Mar 12, 2018

Download

Documents

dangquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

EFEKTIFITAS TEKNIK INCIDENTAL FOCUS ON FORM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GRAMATIKAL BAHASA

INGGRIS PEBELAJAR

olehI Nyoman Suka SanjayaI Made Rai Jaya Widanta

Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bali

ABSTRAK

Penelitian ini secara khusus dilakukan untuk mengetahui apakah teknik yang diyakini efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal pebelajar oleh ilmuan linguistik terapan (yakni, teknik incidental focus on form dengan cara recast) juga efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal tulis mahasiswa semester V yang mengambil mata kuliah English for Secretary di Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bali, yang berjumlah 28 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas, yakni penelitian ini dilakukan bersamaan dengan aktifitas perkuliahan. Sumber data utama dari penelitian ini adalah hasil tes tulis yang diberikan dua kali, yakni di awal dan di akhir semester. Teknik incidental focus on form diterapkan dengan cara mengoreksi setiap kesalahan gramatikal yang dibuat oleh mahasiswa pada saat mereka terlibat dalam aktifitas komunikatif lisan. Cara yang diadopsi adalah teknik recast, yakni reformulasi terhadap sebagian atau seluruh ucapan pebelajar yang mengandung kesalahan gramatikal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik incidental focus on form dengan cara recast efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal mahasiswa, walaupun tidak secara sempurna. Penjelasan diberikan mengenai mengapa teknik ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal mahasiswa dan mengapa teknik ini tidak secara sempurna dapat membuat

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

869

Page 2: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

mahasiswa kompeten dalam menggunakan aspek gramatikal dalam tulisan. Beberapa saran diberikan untuk penelitian lanjutan.

Kata kunci : focus on form, incidental focus on form, recast

ABSTRACT

This research was exclusively conducted to examine whether the pedagogical technique deemed by applied linguists to be able to promote students’ grammatical competence (i.e. incidental focus on form technique using recast) is effective in promoting written grammatical competence of 28 female students of Business Administration Department of State Polytechnic of Bali, doing English for Secretary course. The research was conducted by adopting classroom action research approach, that is the research was carried out when the regular class was in progress. Results of two written tests administered twice, one before and the other after the semester, constitute the primary data source for the study. The incidental focus on form technique was implemented by correcting every single grammatical error made by the students while they participated in an oral communicative activity. The strategy adopted was recast, that is corrective reformulation of part or all of students’ grammatically erroneous utterance. The results indicated that incidental focus on form technique using recast was effective in enhancing students’ grammatical competence, though not completely effective. Speculative reasons are proposed for why such a technique turned out to be effective, and why it could not achieve complete effectiveness. A number of suggestions for further research follow.

Key words: focus on form, incidental focus on form, recast

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

870

Page 3: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

1. PendahuluanTeknik focus on form merupakan suatu teknik pedagogis dalam

pengajaran bahasa kedua (L2) di mana pengajar mengalihkan perhatian pebelajar kepada elemen linguistik (leksikal, morfologis, fonologis, sintaktik, semantik, dll) pada saat pebelajar terlibat dalam aktifitas komunikatif (Long, 1991), dan biasanya diintegrasikan ke dalam metode pengajaran L2 yang berbasis task atau task-based language teaching (Ellis, 2003). Teknik pedagogis L2 ini merupakan reaksi dari kegagalan metode pengajaran L2 yang mengadopsi pendekatan murni sintetik dan analitik (Long & Robinson, 1998; untuk penjelasan mengenai pendekatan sintetik dan analitik, lihat Wilkins, 1976).

Teknik focus on form dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni teknik planned focus on form dan incidental focus on form (Ellis, 2001). Kedua teknik pedagogis ini berbeda satu sama lain dalam hal penentuan aspek linguistik yang akan dibahas di kelas oleh pengajar. Dalam planned focus on form, aspek linguistik yang akan dibahas telah ditentukan sebelum proses instruksional berlangsung, sebaliknya penentuan awal ini tidak dilakukan dalam incidental focus on form, dengan kata lain topik bahasan muncul secara insidental.

Teknik incidental focus on form dapat diterapkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara recast (lihat Doughty & Williams, 1998a). Recast adalah suatu feedback korektif yang bersifat implisit di mana pengajar mereformulasikan sebagian atau seluruh ucapan pebelajar yang mengandung kesalahan linguistik (Nicholas, Lightbown & Spada, 2001).

Mayoritas penelitian tentang efektifitas teknik focus on form yang dilakukan di luar negeri tergolong ke dalam tipe planned focus on form

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

871

Page 4: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

(lihat Doughty & Williams, 1998b), yakni aspek linguistik (aspek gramatikal) yang ditargetkan dalam penelitian tersebut telah ditentukan sebelum perlakuan eksperimen dimulai. Di sisi lain, dengan perkecualian penelitian Loewen (2005) yang memakai tes tailor-made, efektifitas teknik incidental focus on form diamati berdasarkan frekuensi kemunculan uptake yang diucapkan oleh pebelajar (misalnya, Ellis, Basturkmen & Loewen, 2001; Lyster & Ranta, 1997).

Penelitian Loewen (2005) yang dilakukan di Auckland, Selandia Baru, dengan melibatkan dua belas pengajar penutur asli Bahasa Inggris menunjukkan bahwa teknik incidental focus on form efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal pebelajar dan tidak mengganggu aktifitas komunikatif yang sedang berlangsung. Pertanyaan yang muncul sekarang adalah “Apakah teknik ini juga efektif dalam pengajaran Bahasa Inggris yang secara kontekstual berbeda dari pengajaran L2 di luar negeri?” Penelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form dengan cara recast efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal mahasiswa. Dalam penelitian tentang teknik focus on form sebelumnya yang dilakukan di dalam kelas L2 (misalnya, Doughty & Varela, 1998; Williams & Evans, 1998), aspek gramatikal yang ditargetkan jumlahnya hanya satu atau dua. Penelitian ini tidak menargetkan aspek gramatikal tertentu. Dalam penelitian ini konsep ‘kemampuan gramatikal mahasiswa’ diberikan definisi operasional sebagai skor tingkat akurasi gramatikal yang mereka peroleh dalam satu tes tulis (lihat Bagian Metode Penelitian mengenai cara menghitung skor tingkat akurasi gramatikal mahasiswa).

Manfaat langsung dari studi ini dapat dirasakan oleh pengajar Bahasa Inggris baik di tingkat perguruan tinggi maupun di tingkat sekolah

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

872

Page 5: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

menengah. Jika terbukti efektif, teknik ini dapat menjadi teknik alternatif dalam pengajaran Bahasa Inggris mereka. Teknik incidental focus on form juga relevan dalam pengajaran L2 selain Bahasa Inggris, sehingga penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi langsung bagi pengajar L2 selain Bahasa Inggris.

2. Metode Penelitian

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini dipecahkan dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Nunan, 1992) yang dilakukan selama satu semester (empat bulan). Seluruh mahasiswa semester V (dua puluh delapan mahasiswa, semuanya wanita), Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bali, yang sedang mengambil mata kuliah English for Secretary berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai subjek penelitian. Tingkat kemampuan Bahasa Inggris mereka, berdasarkan pengamatan peneliti, rata-rata dapat digolongkan ke dalam tingkat intermediate. Percakapan informal dengan mahasiswa menunjukkan bahwa mereka menggunakan Bahasa Inggris hanya pada saat perkuliahan Bahasa Inggris berlangsung.

Mengikuti fase yang disarankan oleh Nunan (1992: 19), penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan mengikuti prosedur seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1 di bawah ini.

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

873

Page 6: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

Peneliti mengamati bahwa kemampuan gramatikal tulis Bahasa Inggris mahasiswa yang pernah diajar (oleh peneliti) tidak dapat dikatakan memadai, padahal kompetensi gramatikal dalam L2 memegang peranan yang sangat penting (lihat sub-bab 2.1). Kondisi inilah yang menjadi inisiasi (initiation) dari dilakukannya penelitian tindakan kelas ini.

Selanjutnya, peneliti mengadakan investigasi awal (preliminary investigation, fase 2) terhadap kemampuan gramatikal tulis mahasiswa semester V (yang diajar oleh peneliti sendiri) di awal semester (pretest). Tes ini berlangsung selama 30 menit. Mereka diminta untuk membuat surat lamaran pekerjaan berdasarkan pada soal ini: “Write a job application letter to apply for the position of a junior secretary. Include all your

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

874

Inisiasi

Investigasi awal

Intervensi

hipotesis

evaluasi

Fase 1

Fase 2

Fase 3

Fase 4

Fase 5

Gambar 1. Fase Penelitian

Page 7: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

qualifications presumably required for this position.” Untuk menghindari mahasiswa bekerja sama, setengah dari mahasiswa mengerjakan soal ini pada 30 menit pertama, dan sisanya pada 30 menit kedua. Mahasiswa yang tidak hadir pada saat pretest ini diberikan tes susulan pada pertemuan selanjutnya, dimana mahasiswa tersebut mengerjakan soal tes di ruang dosen. Skor tingkat akurasi gramatikal tulis mahasiswa diperoleh dengan menggunakan rumus di bawah ini.

Jika ada kalimat yang mengandung klausa anakan (embedded clause) yang mengandung kata kerja non-finite (lihat Quirk & Greenbaum, 1973: 16-18 mengenai penjelasan tentang finite dan non-finite verbs), kalimat tersebut dianggap sebagai satu klausa (e.g. I would like to be considered for the post of secretary in your company), di mana frase to be considered merupakan frase kata kerja non-finite. Kesalahan mahasiswa yang bukan merupakan kesalahan gramatikal (seperti kesalahan leksikal, ejaan, tanda baca) tidak diperhitungkan.

Dari pengamatan awal peneliti tentang kemampuan gramatikal tulis mahasiswa (seperti disebutkan di atas), peneliti menarik suatu hipotesis (pada fase hipothesis) bahwa kegagalan mahasiswa disebabkan karena metode pengajaran yang dipakai oleh dosen selama ini (yakni dosen yang mengajarkan mereka Bahasa Inggris sebelumnya) kurang tepat.

Pada fase 4 (intervensi), peneliti menerapkan teknik incidental focus on form yang diasumsikan (oleh beberapa kalangan ilmuan linguistik

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

875

Skor tingkat akurasi = x 100

Page 8: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

terapan) dapat meningkatkan kemampuan gramatikal pebelajar L2. Perkuliahan (yang diberikan oleh peneliti sendiri) berlangsung seperti biasa, yakni dua kali seminggu dengan waktu tatap muka sembilan puluh menit untuk setiap pertemuan, dan menggunakan hand out yang telah digunakan sebelumnya (yang merupakan kompilasi dari materi yang diambil dari beberapa buku terbitan luar negeri). Latihan dalam hand out yang terpisah dari aktifitas komunikatif, seperti mengubah pertanyaan langsung (What is your name) menjadi pertanyaan tidak langsung (May I know what your name is), tidak dibahas oleh peneliti, karena teknik incidental focus on form mensyaratkan penggunaan metode pengajaran yang berbasis task (task-based language teaching). Teknik incidental focus on form dengan cara recast diterapkan dengan cara melakukan reformulasi parsial terhadap ucapan mahasiswa yang mengandung hanya satu kesalahan gramatikal, seperti contoh 1 di bawah.Contoh 1M1: Can you tell me when you graduated from Bali State Polytechnic?M2: I graduated at Bali State Polytechnic in 2003.D : Graduated from.M2: I graduated from Bali State Polytechnic in 2003.

Jika ucapan pebelajar mengandung lebih dari satu kesalahan gramatikal, peneliti mereformulasi keseluruhan ucapan, seperti contoh 2 di bawah. Contoh 2M : This company establsihed at 1987.D : This company was established in 1987.M : This company was established in 1987.

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

876

Skor tingkat akurasi = x 100

Page 9: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

Semua ucapan mahasiswa yang mengandung minimal satu kesalahan gramatikal diberikan recast oleh peneliti. Recast ini hanya diberikan pada saat di mana mahasiswa terlibat dalam aktifitas komunikatif lisan dan bukan dalam tulisan mereka, sehingga prosedur yang diterapkan dalam penelitian ini sama dengan penelitian Doughty & Varela (1998) dan Han (2002).

Peneliti berusaha agar mahasiswa yang dikoreksi mengucapkan uptake. Jika mereka tidak mengucapkan uptake (misalnya mereka melanjutkan membaca atau berbicara) peneliti dengan “memaksa” menyuruh mereka melakukannya, seperti contoh 3 di bawah. Loewen (2005) menemukan bahwa salah satu indikator yang secara signifikan mempengaruhi keberhasilan pebelajar (subjek penelitiannya) dalam menjawab soal tes adalah uptake yang benar (successful uptake), yakni di mana pebelajar mengulangi recast pengajar.Contoh 3M : There is 400 employees in our company.D : There are.M : And the main products on our company are computer software.D : How many employees do you have?M : There is 400 employees in our company.D : There ARE.M : There are 400 employees in our company.

Evaluasi terhadap efektifitas dari teknik incidental focus on form (fase 5) dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan ujian akhir semester (posttest). Soal yang sama yang diberikan di awal perkuliahan diberikan lagi dalam ujian akhir semester, disamping juga dua soal lainnya. Sebelum

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

877

Page 10: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

ujian dilaksanakan, mahasiswa tidak diinformasikan bahwa mereka akan mengerjakan soal menulis surat dalam ujian akhir semester. Ujian akhir semester ini berlangsung selama sembilan puluh menit. Tingkat akurasi gramatikal mahasiswa dihitung sama dengan pada saat menghitung tingkat akurasi mereka dalam tes yang diselenggarakan di awal semester (pretest).

Rata-rata hasil pretest dibandingkan dengan rata-rata hasil posttest dengan menggunakan uji statistik t (paired-samples t test) untuk mengetahui apakah skor tingkat akurasi gramatikal yang diperoleh oleh mahasiswa pada saat pretest (sebelum teknik incidental focus on form diterapkan) berbeda secara signifikan dengan skor yang mereka peroleh pada saat posttest, yang akan menentukan apakah teknik incidental focus on form membawa dampak yang positif atau negatif terhadap kemampuan gramatikal mahasiswa. Uji statistik ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 10.00 (Pallant, 2001). Uji eta squared juga dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh (efek) teknik incidental focus on form terhadap kemampuan gramatikal tulis mahasiswa, dengan rumus di bawah.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan3.1 Hasil PenelitianTabel 1. Rata-rata dan standar deviasi skor tingkat akurasi gramatikal

(n = 28)Pretest Posttest Gain

M 49.058 64.917 15.859SD 12.966 9.334 -3.632

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

878

Eta Squared = t2

t2 + N-1

Page 11: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

Rata-rata (M) dan standar deviasi (SD) skor tingkat akurasi mahasiswa dapat dilihat pada tabel 1 di atas. Seperti yang ditunjukkan oleh tabel tersebut, rata-rata skor tingkat akurasi gramatikal pada saat pretest adalah sebesar 49.058 (SD = 12.966), sementara pada saat posttest adalah 64.917 (SD = 9.334) atau 15.859 lebih besar dibandingkan dengan pada saat pretest. Seperti yang ditunjukkan oleh besaran standar deviasinya, tingkat keseragaman kemampuan gramatikal mahasiswa lebih besar pada saat posttest daripada pada saat pretest. Uji statistik paired-samples t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang secara statistik signifikan antara Time 1 (M = 49.058, SD = 12.965) dan Time 2 (M = 64.917, SD = 9.334), t (28) = -7.838, p < .05. Nilai eta squared sebesar .69 menunjukkan besaran efek yang tinggi (large effect size).

3.2 PembahasanPenelitian ini secara spesifik dilakukan untuk mengetahui apakah

sebuah teknik pedagogis yang secara teoritis diyakini, dan telah terbukti secara empiris melalui penelitian dalam pengajaran L2 di luar negeri, dapat meningkatkan kemampuan gramatikal pebelajar juga efektif dalam pengajaran L2 yang secara kontekstual berbeda dari pengajaran L2 di luar negeri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa teknik incidental focus on form dengan menggunakan cara recast efektif dapat meningkatkan kemampuan gramatikal mahasiswa. Hasil penelitian ini memang bertentangan dengan pendapat yang disampaikan oleh Lyster (2002), yakni recast memiliki tendensi menghasilkan apa yang ia sebut sebagai ambivalensi pragmatik (pragmatic ambivalence). Pendapat Lyster ini didasarkan pada penelitiannya (Lyster, 1998) yang menemukan bahwa pengajar dalam program immersion

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

879

Page 12: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

menggunakan recast bersamaan dengan approval signs (Yes!, Good!, Excellent!, Fantastic!). Seperti yang diasumsikan oleh Lyster, peneliti beranggapan bahwa approval signs inilah yang mengakibatkan terjadinya ambivalensi pragmatik. Dalam penelitian ini, approval signs sedapat mungkin dihilangkan oleh peneliti ketika ia melakukan koreksi dengan recast terhadap ucapan mahasiswa yang mengandung kesalahan gramatikal, walaupun ucapan mereka mengandung kebenaran dalam hal pesan yang disampaikan. Singkatnya, ketiadaan ambivalensi pragmatik dalam mengoreksi kesalahan gramatikal mahasiswa inilah yang menyebabkan penggunaan teknik incidental focus on form dengan cara recast efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal mereka.

Faktor lain yang mungkin menyebabkan keberhasilan teknik incidental focus on form dengan cara recast efektif dalam mengalihkan perhatian mahasiswa kepada aspek gramatikal mereka yang bermasalah (sehingga dapat meningkatkan kemampuan gramatikal mereka) adalah karena peneliti memusatkan recast pada aspek yang bermasalah saja (dengan melakukan reformulasi terhadap sebagian ucapan pebelajar yang mengandung kesalahan gramatikal), seperti contoh 1 di atas. Jika peneliti melakukan reformulasi terhadap seluruh ucapan mahasiswa dalam contoh 1 di atas, kemungkinan mahasiswa tersebut tidak menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan dalam hal penggunaan preposisi setelah kata kerja graduate.

Aktifitas peneliti yaitu memaksa mahasiswa untuk mengucapkan uptake (seperti contoh 3 di atas) mungkin juga ikut memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan gramatikal mahasiswa. Loewen (2005) menemukan bahwa successful uptake (yakni, pebelajar mengulangi ucapan pengajar dengan benar) merupakan salah satu indikator kuat yang

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

880

Page 13: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

menentukan keberhasilan pebelajar dalam menjawab pertanyaan dalam sebuah tes tailor-made. Di sini perlu ditekankan bahwa tidak selalu aktifitas peneliti ini (“memaksa” pebelajar mengucapkan uptake) mengasilkan hasil seperti yang diharapkan, seperti contoh3 di atas. Seberapa sering pebelajar mengucapkan uptake setelah koreksi peneliti tidak diketahui ─ disebabkan karena ketiadaan rekaman proses belajar mengajar ─ sehingga dalam konteks penelitian ini penjelasan ini masih bersifat spekulatif.

Hasil penelitian ini memang sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Han (2002). Seperti dalam penelitian Han, dalam penelitian ini recast memiliki efek intermodal, yakni mahasiswa diberikan recast pada kesalahan gramatikal lisan mereka, dan mereka mampu mentransfer kemampuan mereka dalam tulisan.

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa teknik incidental focus on form dengan cara recast efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal pebelajar. Namun demikian, perlu ditekankan bahwa teknik ini tidak serta merta membuat pebelajar menjadi ahli dalam menggunakan aspek gramatikal Bahasa Inggris. Dengan perkataan lain, rata-rata tingkat akurasi gramatikal yang mereka peroleh pada saat posttest hanya sebesar 64.92, bukan 100. Ini menunjukkan bahwa tulisan mereka pada saat posttest masih mengandung kesalahan gramatikal. Pengamatan sekilas terhadap tulisan pebelajar pada saat posttest menunjukkan bahwa kesalahan tipikal yang dibuat meliputi pemilihan kata sifat yang memiliki dua bentuk, yakni bentuk –ing dan bentuk –ed (misalnya, I’m interesting with this job), kalimat yang berisi lebih dari 1 klausa yang dihubungkan dengan hubungan koordinasi (seperti I can type, operate computer, filling, shorthand), dan bentuk jamak (I have attended job training for 3 month). Ada sedikitnya tiga penjelasan yang dapat menjelaskan keadaan ini. Pertama, kemungkinan

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

881

Page 14: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

kesalahan-kesalahan gramatikal ini tidak mendapatkan koreksi selama semester berlangsung, atau memang mendapatkan koreksi namun kemunculan kesalahan-kesalahan ini sangat jarang. Ilmuan Linguistik terapan (seperti, N. Ellis, 2002) menyatakan bahwa frekuensi memiliki dampak bagi perkembangan linguistik pebelajar, yakni semakin sering sebuah aspek gramatikal muncul atau dibahas, maka semakin besar pula kemungkinannya bahwa aspek tersebut diamati (noticed) oleh pebelajar. Dalam penelitian ini, seperti yang telah disebutkan di atas, rekaman proses belajar mengajar tidak dibuat, sehingga agak sullit untuk membuktikan kebenaran klaim ini.

Penjelasan kedua menyangkut kesesuaian teknik pedagogis dengan aspek gramatikal yang dibahas. Hulstijn (1995) menyatakan: “Not all grammar rules are equal,” artinya bahwa suatu teknik pedagogis mungkin akan efektif untuk aspek gramatikal tertentu, namun mungkin tidak akan efektif untuk aspek gramatikal lainnya. Dalam konteks penelitian ini, teknik incidental focus on form mungkin saja kurang tepat diterapkan dengan cara recast untuk membahas aspek gramatikal di atas. Recast adalah teknik koreksi yang bersifat implisit. Teknik koreksi yang bersifat lebih eksplisit, misalnya penjelasan metalinguistik tentang aspek gramatikal yang dikoreksi, mungkin diperlukan untuk menangani kesalahan gramatikal yang masih muncul pada saat posttest.

Ketiga, kemungkinan masa waktu implementasi teknik ini (empat bulan, dua kali sembilan puluh menit per minggu) belum memadai untuk dapat mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Ellis (2002) dalam sebuah review penelitian yang mengamati fenomena pengajaran aspek gramatikal L2 menyimpulkan bahwa efektifitas pengajaran aspek

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

882

Page 15: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

gramatikal (form-focused instruction) dipengaruhi oleh masa waktu (lama) pengajaran: semakin lama pengajaran, semakin efektif pengajaran tersebut.

Teknik koreksi recast, dalam teori analisis percakapan (conversation analysis), dapat digolongkan ke dalam tipe other-iniated other repair, yakni koreksi dimulai dan dilakukan oleh orang lain dan biasanya dihindari untuk dipakai dalam percakapan sesama penutur asli karena berpotensi membuat pembicara yang membuat kesalahan linguistik tersebut menjadi “kehilangan muka” (lihat Seedhouse, 2001). Penelitian yang dilaporkan dalam artikel ini tidak menyelidiki bagaimana persepsi mahasiswa mengenai penggunaan teknik recast oleh dosen: apakah teknik pedagogis ini membuat mereka takut atau malu berbicara. Penyelidikan ini penting dilakukan untuk melihat sejauh mana teknik recast membawa dampak afektif negatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris mahasiswa. Persepsi pebelajar mengenai sebuah teknik pedagogis akan mempengaruhi motivasi belajar mereka, dan motivasi selanjutnya akan mempengaruhi keberhasilan belajar mereka (lihat Ellis, 1994).

4. PenutupTeknik incidental focus on form dengan cara recast terbukti efektif

dapat meningkatkan kemampuan gramatikal tulis mahasiswa. Ini memberikan indikasi bahwa teknik pedagogis ini efektif dalam mengalihkan perhatian mahasiswa kepada aspek gramatikal yang bermasalah pada saat mereka terlibat dalam aktifitas yang memprioritaskan pemahaman dan penyampaian pesan. Penjelasan yang masih bersifat spekulatif tentang mengapa teknik ini fasilitatif terhadap perkembangan linguistik (khususnya, kemampuan gramatikal) mahasiswa meliputi (1) reformulasi parsial yang diberikan oleh peneliti, khususnya ketika ucapan

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

883

Page 16: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

mahasiswa mengandung hanya satu kesalahan dan (2) “pemaksaan” yang dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswa agar mereka mengucapkan uptake. Penjelasan di atas semua masih diselimuti oleh spekulasi. Ini sebagian besar disebabkan oleh ketiadaan rekaman proses belajar mengajar.

Perlu ditekankan bahwa hasil penelitian ini tidak sepenuhnya dapat dipakai sebagai acuan bahwa teknik incidental focus on form dengan cara recast lebih superior dari teknik pedagogis lainnya karena, diantara faktor lainnya, kontrol yang ketat terhadap variabel yang mungkin mempengaruhi validitas hasil tidak dilakukan, seperti waktu penyelenggaraan pretest dan posttest yang tidak sama. Penelitian ini hanya menunjukkan bahwa teknik incidental focus on form efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal tulis mahasiswa saja, sehingga pertanyaan yang masih tersisa adalah “Apakah teknik ini juga efektif dalam meningkatkan kemampuan gramatikal lisan mereka?”

Pemaparan di atas memberikan indikasi bahwa sebelum teknik ini dapat diimplementasikan oleh pengajar di kelas, penelitian lanjutan perlu dilakukan. Penelitian tersebut hendaknya dilakukan dengan menggunakan kelompok pembanding dan memakai desain eksperimental murni, sehingga variabel yang dapat mempengaruhi validitas hasil dapat dikontrol secara ketat. Proses rekaman juga perlu dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan interpretasi yang lebih tepat. Disamping itu, tes tulis dan lisan perlu dilakukan untuk melihat efektifitas teknik ini dalam meningkatkan kemampuan gramatikal tulis dan lisan pebelajar. Terakhir, penelitian tersebut hendaknya juga mengadakan penyelidikan (melalui wawancara atau kuesioner, misalnya) tentang persepsi subjek penelitian mengenai penggunaan teknik pedagogis ini. Seperti yang telah disebutkan

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

884

Page 17: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

di atas, penyelidikan ini penting dilakukan untuk mengetahui dampak afektif yang ditimbulkan dari penggunaan teknik pedagogis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Doughty, C. dan Varela, E. 1998. Communicative Focus on Form. Dalam C. Doughty dan J. Williams (Eds.), Focus on Form in Classroom Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.

Doughty, C. & Williams, J. 1998a. Pedagogical Choices in Focus on Form. Dalam C. Doughty dan J. Williams (Eds.), Focus on Form in Classroom Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.

Doughty, C. & Williams, J. (Eds.), 1998b. Focus on Form in Classroom Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.

Ellis, N.C. 2002. Frequency Effects in Language Processing: A Review with Implications of Implicit and Explicit Language Acquisition. Studies in Second Language Acquisition 24, (hal. 143-188).

Ellis, R. 1994. The Study of Second Language Acquisition (2nd Ed). Oxford: Oxford University Press.

Ellis, R. 2001. Investigating Form-Focused Instruction. Dalam R. Ellis (Ed.), Form-Focused Instruction and Second Language Learning. UK: Basil Blackwell.

Ellis, R. 2002. Does Form-Focused Instruction Affect the Acquisition of Implicit Knowledge. Studies in Second Language Acquisition 24, (hal. 223-236).

Ellis, R. 2003. Task-based Language Learning and Teaching. Oxford: Oxford University Press.

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

885

Page 18: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

Ellis, R., Basturkmen, H., dan Loewen, S. 2001. Learner Uptake in Communicative ESL Lessons. Language Learning 51, (hal. 281-218).

Han, Z. 2002. Study of the Impact of Recasts on Tense Consistency in L2 Output. TESOL Quarterly 36 (4), (hal. 543-572).

Hulstijn, J.H. 1995. Not All Grammar Rules Are Equal: Giving Grammar Instruction Its Proper Place in Foreign Language Teaching. Dalam R. Schmidt (ed.), Attention & Awareness in Foreign Language Learning (Technical Report # 9) Hawaii: University of Hawaii, second Language Teaching &Curriculum Center.

Loewen, S. 2005. Incidental Focus on Form and Second Language Learning. Studies in Second Language Acquisition 27, (hal. 361-386).

Long, M. H. 1991. Focus on Form: a design Feature in Language Teaching Methodology. Dalam K. de Bot, R. Ginsberg, dan C. Kramsch (Eds.), Foreign Language Research in Cross-Cultural Perspective (hal. 39 – 52). Amsterdam: John Benjamins.

Long, M. H. dan Robinson, P. 1998. Focus on Form: Theory, Research, and Practice. Dalam C. Doughty dan J. Williams (Eds.), Focus on Form in Classroom Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.

Lyster, R. 1998. Recasts, Repetition, and Ambiguity in L2 Classroom Discourse. Studies in Second Language Acquisition 20, (hal. 51-81).

Lyster, R. 2002. Negotiation in Immersion Teacher-Student Interaction. International Journal of Educational Research 37, (237-253).

Lyster, R. dan Ranta, L. 1997. Corrective Feedback and Learner Uptake: Negotiation of Form in Communicative Classrooms. Studies in Second Language Acquisition 19 (1), (hal. 37-66).

Nicholas, H., Lightbown, P. an Spada, N. 2001. Recasts as Feedback to Language Learners. Language Learning 51 (4), (al. 719-758).

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

886

Page 19: Effektifitas Teknik Incidental Focus on Form dalam ... · Web viewPenelitian yang dilaporkan dalam artikel ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik incidental focus on form

ISSN 0215 - 8250

Nunan, D. 1992. Research Methods in Language Learning. Cambridge: Cambridge University Press.

Pallant, J. 2001. SPSS: Survival Manual. New South Wales: Allen & Unwin.

Quirk, R. & Greenbaum, S. 1973. University Grammar of English. London: Longman.

Seedhouse, P. 2001. The Case of the Missing “No”: The Relationship between Pedagogy and Interaction. Dalam R. Ellis (Ed.), Form-Focused Instruction and Second Language Learning. United Kingdom: Blackwell Publishers.

Wilkins, D. 1976. Notional Syllabuses. Oxford: Oxford University Press.

Williams, J. dan Evans, J. 1998. What Kind of Focus and on Which Form. Dalam C. Doughty dan J. Williams (Eds.), Focus on Form in Classroom Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006

887