Top Banner
EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR‟AN (Di Pondok Pesantren Roudlotu „Usysyaaqil Qur‟an Rowosari, Rowopolo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Siti Nurhalimah 111 08 086 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
112

Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Qur%e2%80%99an - Stain Salatiga

Nov 22, 2015

Download

Documents

Dicky Fattah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN

    (Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,

    Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh:

    Siti Nurhalimah

    111 08 086

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2012

  • EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN

    (Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,

    Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh:

    Siti Nurhalimah

    111 08 086

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2012

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

    [email protected]

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lamp : 3 Eksemplar

    Hal : Pengajuan Skripsi

    Kepada

    Yth. Ketua STAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamualaikum. Wr. Wb

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

    bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi:

    Nama : Siti Nurhalimah

    NIM : 11108086

    Jurusan/Progdi : Tarbiyah/ PAI

    Judul : Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul

    Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec.

    Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012

    Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

    Wassalamualaikum.Wr. Wb.

    Salatiga, 06 Agustus 2012

    Pembimbing

    H. Agus Ahmad Suaidi, MA.

    NIP. 19730610 200501 1002

  • SKRIPSI

    EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN

    (Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,

    Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)

    DISUSUN OLEH

    Siti Nurhalimah

    111 08 086

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,

    Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,

    pada tanggal 30 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat

    guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.

    Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

    Penguji I : Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.

    Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.

    Penguji III : H. Agus Ahmad Suaidi, MA.

    Salatiga, 30 Agustus 2012

    Ketua STAIN Salatiga

    Dr. Imam Sutomo, M.Ag

    NIP. 19580827 198303 1002

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

    [email protected]

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang betanda tangan dibawah ini:

    Nama : Siti Nurhalimah

    NIM : 111 08 086

    Jurusan : Tarbiyah

    Progam studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

    hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau

    temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

    kode etik ilmiah.

    Salatiga, 03 Agustus 2012

    Penulis

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

    [email protected]

    Motto

    Berangkat dengan penuh keyakinan

    Berjalan dengan penuh kesabaran & keikhlasan

    Istiqomah dalam menghadapi cobaan & rintangan

    YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

    [email protected]

    PERSEMBAHAN

    Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayahku H.Sunaryo & Ibuku Muryani tersayang yang selalu mendoakan

    dan memberikan banyak kasih sayang dan pengorbanan untukku hingga

    aku seperti sekarang, kakaku Joko Malik, Murtafiatul Himmah & Adikku

    Siti Khunaini yang selalu mendoakan dan memberikan semangat sampai

    saat ini.

    2. Kangmas (M. Baharudin) yang selalu memberiku semangat, doa dan

    dukungan penuh untuk menyelesaikan skripsi ini.

    3. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku.

    4. Bapak H. Ahmad Agus Suaidi selaku dosen pembimbing mengucapkan

    terimakasih atas bantuanya dalam menyelesaikan skripsi ini, mudahan-

    mudahan bermanfaat.

    5. Semua teman-temanku kampung PAI C yang telah melukis begitu

    banyak kenangan.

    6. Keluarga besar Mahad Nurul Asna Bapak KH. Nasafi & Ummi Asfiyah

    terimakasih atas bimbinganya selama 4 tahun, dan teman-temanku

    seperjuangan trimakasih dukunganya.

  • ABSTRAK

    Nurhalimah, Siti. 2012. 11108086. Efektifitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul

    Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun

    ajaran 2012 Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

    Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

    Salatiga. Pembimbing: H. Agus Ahmad Suaidi, M.A.

    Kata Kunci: Efektifitas, Sistem Pendidikan, Tahfidzul Quran.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana Efektifitas Sistem

    Pembelajaran Tahfidzul Quran di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil

    Quran Rowosari Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

    yang menitik beratkan pada data kualitatif yaitu data hasil wawancara, observasi,

    dokumentasi. Sampel penelitian ini diambil dari santri putra-putri Roudlotu

    Usysyaaqil Quran.

    Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa

    daftar pertanyaan yang terangkum dalam pedoman wawancara. Pedoman

    wawancara menggunakan triangulasi yang ditujukan kepada pengasuh, pengurus

    dan santri. Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data mengenai hal-

    hal yang berupa transkrip, catatan, buku, dan lain sebagainya dan melengkapi data

    yang diperoleh dari hasil wawancara atau observasi. Data yang terkumpul

    dianalisis dengan menggunakan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa:

    Efektifitas sistem pendidikan tahfidzul Quran di pondok pesantren RUQ

    Desa Rowosari Tahun 2012 berada pada kategori sangat baik. Kurikulum dan

    sistem pengajaran tersusun dengan baik, sehingga proses belajar mengajar

    penghafalan Al-Quran dan pengkajian kitab terlaksana sesuai dengan yang

    direncanakan. Santri yang yang berada di pondok RUQ berjumlah 120 santri di

    antaranya tingkat pendidikan kelas TK 40 santri putra-putri, kelas I SD 25 santri

    putra-putri, kelas II SD 25 santri putra-putri, kelas III SD 20 santri putra-putri,

    kelas IV SD 10 santri putra-putri.

    Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa sistem

    pedidikan tahfidzul Quran di pondok Roudlotu Usysyaaqil tersebut sangat

    efektif sehingga target yang telah ditentukan dengan menghafal Al-Quran

    selama 5-6 tahun santri bisa tercapai.

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

    [email protected]

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

    Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran Di Pondok Pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo kecamatan Tuntang.

    Kabupaten Semarang Tahun 2012 . Skripsi ini merupakan salah satu syarat

    untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Jurusan Tarbiyah Sekolah

    Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan

    pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan

    segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga

    2. Bapak H. Agus Ahmad Suaidi, M.A. Selaku dosen pembimbing yang

    dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

    dalam penulisan skripsi ini.

    3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya

    kepada penulis.

  • 4. Bapak KH. Masduq Haririe, Al-Hafidz yang telah memberikan izin

    penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.

    5. Kedua orang tuaku, keluarga besar, semua saudaraku yang telah

    memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini.

    6. Seluruh dewan pengurus Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    pada umumnya dan seluruh santri Putra- Putri pada khususnya yang telah

    bekerja sama dalam penelitian ini.

    7. Semua pihak yang terkait dengan ihlas telah memberikan bantuan baik

    materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.

    Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa

    berdoa semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh

    Allah SWT sebagai amal ibadah.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan

    pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

    itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk

    kesempurnaan skripsi ini.

    Salatiga, 03 Agustus 2012

    Penulis

    Siti Nurhalimah

    NIM 11108086

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. ............ ii

    PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii

    DEKLARASI................................................................................................... ........ iv

    MOTTO ............................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ........................................................................... 4

    C. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5

    D. Penegasan Istilah .......................................................................... 5

    E. Metodologi Penelitian. .................................................................. 8

    F. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Efektifitas Sistem Pembelajaran .................................................... 18

    1. Pengertian Efektifitas ............................................................ 18

    2. Pengertian Sistem Pembelajaran .............................................. 18

    3. Dasar dan tujuan .................................................................... 19

  • B. Konsep Dasar Tahfidzul Quran ..................................................... 21

    C. Petunjuk Pelaksanaan Menghafal Al-Quran .................................. 33

    D. Evaluasi Tahfidzul Quran ............................................................ 34

    BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Potret Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ................. 35

    1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quran ................................................................. 35

    2. Letak Geografis Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil

    Quran ..................................................................................... 37

    3. Dasar Dan Tujuan Pondok Pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quran ................................................................. 38

    B. Mekanisme Pengelolan Pesantren ................................................. 40

    C. Latar Belakang Keberadaan Santri ............................................... 44

    D. Pelaksanaan Pengajaran Hafalan Al-Quran Di Pondok

    Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ...................................... 45

    1.Aktifitas di lokal pesantren ......................................................... 45

    2. Kurikulum pendidikan Al-Quran ............................................. 48

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Efektifitas Sistem Pedmbelajaran Tahfidzul Quran Di

    Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,

    Rowopolo Kec. Tuntang Kab. Semarang ....................................... 55

  • B. Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Proses

    Tahfidzul Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quran 61

    1. Faktor yang mendukung efektifitas penghafalan Al-

    Quran ..................................................................................... 61

    2. Faktor yang menghambat efektifitas penghafalan Al-

    Quran ..................................................................................... 66

    3. Hasil Yang Dicapai Oleh Santri Roudlotu Usysyaaqil

    Quran Semarang Dalam Keefektifannya Mengahafal

    Al-Quran 68

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................. 72

    B. Saran-saran ................................................................................... 73

    C. Kalimat Penutup ........................................................................... 73

  • DAFTAR TABEL

    I. TABEL SETRUKTUR KEPENGURUSAN PONDOK

    ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN

    . ........................................................ 42

    II. TABEL JUMLAH SANTRI PUTRA-PUTRI PONDOK

    ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN DESA ROWOSARI ................ 44

    III. TEBEL KURIKULUM PENDIDIKAN PONDOK ROUDLOTU

    USYSYAAQIL QURAN DESA ROWOSARI KECAMATAN .............. 58

    IV. STRUKTUR PROGRAM PENGKAJIAN KITAB KUNING

    PONDOK ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN DESA

    ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG ................................................ 58

    V. TABEL HASIL HAFALAN SANTRI PONDOK ROUDLOTU

    USYSYAAQIL QURAN ........................................................................ 69

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Al-Quran merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya

    (mukjizat), yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para

    Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat Jibril alaihis salam, dimulai

    dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nash, dan ditulis dalam

    mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir

    (Shabuni,1991:15).

    Sedangkan menurut Ahsin (1994:26) menghafal Al-Quran

    merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia. Banyak sekali

    hadist-hadist Rasulullah Saw yang mengungkapkan keagungan orang yang

    belajar membaca, atau menghafal Al-Quran dan orang-orang yang

    mempelajarinya. Orang-orang yang membaca atau menghafal Al-Quran

    merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih oleh Allah untuk

    menerima warisan kitab suci Al-Quran. Menghafal Al-Quran boleh

    dikatakan sebagai langkah awal dalam suatu proses penelitian yang

    dilakukan oleh para penghafal Al-Quran terhadap kandungan ilmu-ilmu Al-

    Quran, dan tentunya setelah proses dasar membaca Al-Quran dilalui

    dengan baik dan benar.

    Dalam hal ini proses penghafalan Al-Quran pada garis besarnya

    dapat dilakukan dengan dua jalan: Pertama, mengahafal terlebih dahulu

  • walaupun penghafal itu sendiri belum mengetahui tentang seluk beluk

    Ulumul-Quran, gaya bahasa, atau makna yang terkandung. Kedua, terlebih

    dahulu mempelajari uslub bahasa dengan mendalami bahasa Arab dengan

    segala aspek sebelum menghafal.

    Dalam Nihayah Qaulil-Mufid Syeikh Muhammad Makki Nashr

    (Ahsin,1994: 24) mengatakan:

    . sesunggunya menghafal Al-Quran di luar kepala hukumnya fardu kifayah

    Dari ungkapan di atas sudah jelas bahwa menghafal Al-Quran

    hukumnya adalah fardu kifayah, maka sudah seharusnya kaum muslim

    memperhatikan pentingnya menghafal Al-Quran. Kita bersyukur karena

    memiliki banyak lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai program

    Tahfidzul Quran di Indonesia, salah satunya adalah pondok pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran Kec.Tuntang Kab. Semarang. Pondok

    pesantren ini menempati lokasi yang strategis jauh dari pusat kota,

    mempunyai lokasi yang sangat luas sehingga untuk proses penghafalan Al-

    Quran sangat mendukung, kegiatan yang tersusun rapi menjadi proses

    belajar mengajar lebih efektif.

    Dalam bukunya, (Dhofier,1983:16) menjelaskan bahwa tradisi

    pesantren merupakan kerangka sistem pembelajaran Islam tradisional yang

    merupakan suatu bentuk lembaga agama yang spesifik khas Indonesi, pondok

    pesantren adalah menyiapkan santri menghadapi masa depan yang penuh

    dengan perubahan maka watak pendidikan harus dinamik. Disamping itu

  • mengingat bahwa pondok pesantren selalu berada di tengah-tengah

    lingkungan sosio-kultural yang terus berubah dan berkembang dengan

    berbagai macam tuntunan, maka pondok pesantren harus relevan dengan

    realitas lingkungan dan tingkat kebutuhan yang dihadapinya.

    Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini tidak khusus untuk

    santri yang menghafal Al-Quran tetapi ada juga pelajar setingkat SD, SMP

    dan SMA. Oleh karena itu pendidikan yang diutamakan di sana adalah

    tahfidzul Quran dan binnadzor. Selain itu, disela-sela waktu selain tahfidzul

    Al-Quran dan binnadzor para santri juga diberi materi ilmu-ilmu agama

    seperti aqidah, akhlaq dan tauhid dan kegiatan lainya selain hari aktif untuk

    menghafal Al-Quran, semua kegiatan yang ada di pondok tersebut bisa

    mencapai keberhasilan para santri untuk belajar.

    Harapanya adalah agar pondok tersebut bisa mencetak kader-kader

    hafidz yang bermanfaat baik bagi masyarakat maupun bagi para santri

    sendiri. Maka dari itu di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    adalah memberikan jangka waktu 5-6 tahun 30 juz.

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka

    penulis tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam tentang sistem

    pendidikan tahfidzul Quran di pondok pesantren Roudlotu 'Usysyaaqil

    Qur'an. dengan judul Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran

    di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo

    Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012

  • B. Fokus Penelitian

    Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Bagaimana efektivitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok

    pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec.

    Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012?

    2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran Tahfidzul Quran di pondok pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab.

    Semarang Tahun 2012?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan fokus penelitian di atas maka tujuan dari penelitian ini

    adalah:

    1. Untuk Mengetahui efektifitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di

    pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec.

    Tuntang, Kab. Semarang.

    2. Untuk Mengetahui pelaksanaan pengajaran Tahfidzul Quran di pondok

    pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec.

    Tuntang, Kab. Semarang.

  • D. Kegunaan Penelitian

    Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian adalah :

    Penelitian ini memiliki kegunaan secara teoritik dan praktis.

    1. Teoritis

    Menyumbangkan wacana dan informasi guna meningkatkan kualitas dan

    memperluas wawasan guna sama-sama memikirkan masa depan pondok

    pesantren yang lebih baik.

    2. Praktis

    Bagi pondok pesantren yang menjadi fokus perhatian hasil studi ini

    diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan

    pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan

    kualitas pengasuh dan pendidikan santri. Selain itu memberikan

    pemahaman kepada seluruh santri, agar mengetahui dan memahami serta

    mengimplementasikan pada khasanah sejarah pendidikan Islam.

    E. Penegasan Istilah

    Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar dari

    kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi diatas yaitu : Efektivitas

    Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran di Pondok Pesantren Usysyaaqil

    Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012,

    maka penulis perlu menjelaskan maksud dan arti dari berbagai istilah yang ada

    pada judul tersebut.

  • 1. Efektivitas

    Efektivitas dalam (kamus Besar Bahasa Indonesia:1989:284)

    adalah ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan.

    Jadi efektivitas disini berarti bahwa hasil yang dicapai dalam

    penghafalan Al-Quran santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil

    Quran haruslah sesuai dengan target yang telah ditentukan di pondok

    tersebut dan sesuai dengan harapan yaitu mampu menghafal Al-Quran

    dengan benar dan tepat sebanyak 30 juz dalam jangka waktu 5-6 tahun.

    2. Sistem

    Sistem adalah kumpulan berbagai komponen yang saling

    berinteraksi satu dengan yang lainya membentuk suatu kesatuan dengan

    tujuan yang jelas (Nasir, 2005: 27). Sedangkan Sistem menurut Hamaliki

    (1993: 12) adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling

    berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

    3. Pembelajaran

    Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu

    untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004: 24 ).

    Pembelajaran dalam (UU,2007:6) adalah proses interaksi peserta

    didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Jadi

    sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi

  • unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

    yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sub sistem pembelajaranya

    antaralain: Dasar dan tujuan, subjek didik, pendidik, kurikulum, sarana

    dan lingkungan.

    4. Tahfidzul Quran/ Penghafalan al-Quran

    Menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berarti menerima,

    mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan

    yang diperolehnya melalui pengamatan. Menghafal dalam bahasa Arab

    berasal dari kata hafizho-yahfazhu-hifzhon ( )

    Menurut Badwilan (2009:20) penghafal adalah seorang yang

    paling utama untuk menjadi imam. Karena paling banyak bacaan Al-

    Qurannya sebab menghafal mengharuskan pembacaan yang berulang-

    ulang, dan penguatan hafalan membutuhkan pengulangan yang terus

    menerus.

    5. Pondok Pesantren

    Pondok adalah sebuah asrama pendidikan Islam di mana para

    santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seseorang (atau

    lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai. Sedangkan

    pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an

    yang berarti tempat tinggal (Dhofier, 1983: 18).

    Sedangkan yang dimaksud peneliti di sini yaitu pondok pesantren

    Tahfidzul Quran di mana di pondok ini terdapat sebuah program

  • menghafal Al-Quran sehingga semua santrinya adalah bersifat umum, dan

    para santrinya mendapatkan perhatian dan perhatiaanya secara ketat atas

    segala kegiatanya, hal itu disebabkan para ustadz ustadzah dan pengasuh

    di pesantren tersebut juga berada dalam asrama bersama para santri.

    Dari beberapa istilah diatas, dapat diambil pengertian bahwa yang

    dimaksudkan oleh judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan

    tentang keefektifan Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran secara

    menyeluruh di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,

    Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang.

    F. Metodologi Penelitian.

    Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena

    merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang sempurna

    dan memperoleh hasil secara optimal.

    1. Pendekatan dan jenis penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

    reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

    dilakukan oleh peneliti yang berada langsung dengan obyek, terutama

    dalam memperoleh data dan berbagai informasi. Dengan kata lain peneliti

    langsung berada di lingkungan yang hendak ditelitinya

    (Moleong,1989:26).

    Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah

    prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata

    tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

  • Penelitian ini hendak mendeskripsikan keseluruhan kegiatan atau

    proses pengahafalan Al-Quran di pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    untuk mencapai tujuan atau target yang diinginkan, yaitu santri mampu

    menghafal Al-Quran dengan fasih dan jelas secara efektif 30 juz jangka

    waktu selama 5-6 tahun seperti yang ditentukan dalam kurikulum yang

    ada di pondok tersebut.

    2. Kehadiran Peneliti

    Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka

    peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh

    data-data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti

    menjadi pelajar yakni belajar dari orang yang dipelajarinya yang menjadi

    sumber data.

    3. Lokasi Peneliti

    Penelitian ini dilakukan di lembaga pendidikan pondok pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang

    Kab. Semarang. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah karena letak

    pondok pesantren yang strategis, mudah dijangkau, serta transportasinya

    yang mudah.

    4. Sumber Data

    Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari

    sumber, di antaranya :

    a. Para ustadz atau ustadzah dan pengasuh pondok Pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang

  • Kab. Semarang yang memberikan keterangan secara menyeluruh

    mengenai berbagai aktivitas pengajaran di pondok pesantren tersebut.

    b. Santri yang berjumlah 8 orang, yang juga ikut berperan serta

    memberikan keterangan mengenai berbagai keadaan di pondok

    pesantren guna melengkapi proses penelitian penulis.

    c. Berbagai buku dan laporan tentang kegiatan di pondok Pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang,

    Kab. Semarang yang relevan dengan penelitian penulis.

    5. Prosedur pengumpulan data

    Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah:

    a. Observasi

    Menurut Kartono (1986:287), observasi adalah studi yang

    disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala

    alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan .

    Sedangkan menurut Hadi (1984:136), observasi adalah sebuah

    metode ilmiah, yang bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

    secara sistematis masalah yang diselidiki.

    Teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang

    efektifitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang,

    Kab. Semarang.

  • b. Interview

    Metode interview adalah percakapan dengan maksud tertentu.

    Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

    (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

    (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

    (Moleong,1989:186).

    Interview ditunjukan kepada pengasuh pondok pesantren untuk

    memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya pondok

    pesantren serta perkembanganya, para ustadz, para santri dan

    masyarakat.

    c. Dokumentasi

    Metode ini adalah suatu metode untuk mencari data yang

    terkait dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

    buku, surat kabar, majalah (Arikunto,2006:231).

    Sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji

    dan menafsirkan, metode ini digunakan untuk mengetahui

    pengembangan data jumlah santri, aktivitas santri setiap hari, susunan

    pengurus pesantren dan yang lainya.

    6. Tehnik Analisis Data

    Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

    bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

    satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

    pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

  • memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong,

    1989: 248).

    Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif, di

    mana data dianalisa dengan metode deskriptif analisis nonstatistik yang

    meliputi cara berfikri induktif yaitu penulis berangkat dari pengetahuan

    yang besifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum.

    7. Pengecekan Keabsahan Data

    Menurut Moleong (1989:324) untuk menetapkan keabsahan

    (trustworthiness) data, diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik

    pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria

    yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

    (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

    (confirmability).

    Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini hanya

    menggunakan tiga unsur, yaitu:

    a. Kepercayaan (credibility)

    Kredibilitas data dimasudkan untuk membuktikan data yang

    berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa

    tekhnik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain: Sumber,

    pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan,

    diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi.

  • b. Ketergantungan ( dependability)

    Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan

    terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan

    menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan

    secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan

    pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk

    menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan

    melalui audit dependability oleh auditor independent atau dosen

    pembimbing.

    c. Kepastian (confirmability)

    Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang

    dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi

    hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

    8. Tahap-tahap Penelitian

    Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke

    lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan

    laporan.

    Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:

    a. Tahap sebelum ke lapangan

    Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

    paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi

    lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi

    fokus penelitian dan penyusunan usulan penelitian.

  • b. Tahap pekerjaan lapangan

    Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

    dengan efektivitas dalam penghafalan Al-Quran dan sistem

    pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang. Kab. Semarang. Data tersebut

    diperoleh melalui observasi,wawancara dan dokumentasi.

    c. Tahap Analisis Data

    Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperoleh

    melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan

    pengasuh, ustadz, santri dan masyarakat yang ada disekitar lingkungan

    pondok tersebut . Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan

    konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya pengecekan keabsahan

    data dengan mengecek sumber data yang didapat dan metode

    perolehan data sehingga data benar-benar valid. Data yang valid adalah

    dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan

    proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang

    diteliti

    d. Tahap Penulisan Laporan

    Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

    semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian

    makna data. Setelah itu dilakukan konsultasi hasil penelitian dengan

    dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran

    demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil

  • bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah

    terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian

    skripsi.

    G. Sistematika Penulisan

    Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas tentang

    Efektivitas Sistem Pendidikan Tahfidzul Quran di pondok pesantren

    Roudlotul Usyyaqil Quran. Oleh karena itu, untuk mempermudah pembaca

    mengikuti pembahasan skripsi ini, peneliti menyusun sistematika

    pembahasannya sebagai berikut:

    BAB I Pendahuluan Meliputi:

    Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,

    Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian,

    Sistematika Penulisan.

    Bab II Kajian Pustaka Meliputi :

    A. Efektifitas sistem pembelajaran yang meliputi:

    1. Dasar dan tujuan.

    2. Subjek didik dan pendidik.

    3. Kurikulum.

    4. Sarana.

    5. Lingkungan.

  • B. Konsep-konsep Dasar Tahfidzul Quran.

    1. Pengertian Tahfidzul Quran.

    2. Dasar dan Tujuan Tahfidzul Quran.

    3. Petunjuk pelaksanaan Tahfidzul Quran.

    C. Evalusi Tahfidzul Quran.

    Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian:

    Paparan Data:

    A. Sejarah berdirinya pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil

    Quran.

    B. Letak geografis pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil

    Quran.

    C. Kurikulum dan pengelolaan pondok pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quran.

    D. Latar belakang santri dan pelaksanaan pengajaran Tahfidzul

    Quran.

    Bab IV Pembahasan, yang berisi tentang:

    A. Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok

    pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,

    Kec.Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012.

    B. Faktor-faktor pendukung dan penghambat santri Roudlotu

    Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang,

    Kab. Semarang Tahun 2012.

  • C. Hasil yang dicapai santri dalam menghafal Al-Quran.

    Bab V Penutup, meliputi:

    A. Kesimpulan

    B. Saran

    C. Penutup

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Efektifitas Sistem Pembelajaran

    1. Pengertian efektifitas

    Efektivitas dalam (kamus Besar Bahasa Indonesia,1989:284) adalah

    ketepatgunaan, hasilguna, dan menunjang tujuan.

    Sedangkan menurut Abdurahmat (2003:92) efektifitas adalah

    pemanfaatan sumber daya, sarana prasarana dalam jumlah tertentu yang secara

    sadar ditetapkan sebelumnya untuk mengasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada

    waktunya.

    Jadi efektivitas disini berarti bahwa hasil yang dicapai dalam

    penghafalan Al-Quran santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    haruslah sesuai dengan target yang telah ditentukan di pondok tersebut dan

    sesuai dengan harapan yaitu mampu menghafal Al-Quran dengan benar dan

    tepat sebanyak 30 juz dalam jangka waktu 5-6 tahun.

    2. Sistem pembelajaran

    Sistem pembelajaran adalahkombinasi terorganisasi yang meliputi

    unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

    berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sitem

    pembelajaran adalah siswa, guru atau pengajar serta orang-orang yang

    mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Unsur material adalah

    berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber belajar, misalnya:

    buku-buku, catatan penting.

  • Unsur fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat

    mendudkung terhadap jalanya proses pembelajaran, misalnya : ruang kelas,

    penerangan, dan lain sebagainya. Sebagai suatu sistem, seluruh unsur yang

    membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk

    mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalaha keberhasilan

    pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Yang harus mencapai tujuan adalah

    siswa atau santri sebagai subjek belajar, sehingga tujuan utama sistem

    pembelajaran adalah keberhasilan siswa atau santri mencapai tujuan.

    Sedangkan sistem pembelajaran memuat beberapa komponen yang

    berberhubungan diantaranya adalah:

    a. Dasar dan tujuan pembelajaran

    Tujuan pembelajaran adalah komponen terpenting dalam pembelajaran

    setelah komponen subjek didik, tujuan penyelenggaraan pendidikan

    diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu sendiri.

    b. Pendidik

    Seorang pendidik merupakan unsur yang mempunyai peran amat

    penting bagi terwujudnya pembelajaran, menurut kualitas yang

    dikehendaki. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas guru harus

    profesioanal. Walaupun guru sebagai seorang individu yang memiliki

    kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan sebagai pribadi, namun

    seorang guru mengemban tugas menghantarkan anak didiknya

    mencapai tujuan.

    c. Subjek didik

  • Peserta didik adalah anggota masyarakat yang harus mengembangkan

    potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jenjang dan

    jenis pendidikan tertentu.

    d. Kurikulum

    Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

    pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

    kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

    e. Sarana

    Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap

    kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat

    pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Prasarana adalah

    segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung

    keberhasilan proses pembelajaran misalnya jalan menuju sekolah,

    penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan

    sarana dan prasarana akan dapat membantu gfuru dalam

    penyelenggaraan proses pembelajaran.

    f. Lingkungan

    Ditinjau dari segi lingkungannya, ada 2 faktor yang dapat

    mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan

    faktor iklim sosial psikologis. Faktor organisasi kelas di dalamnya

    meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang merupakan aspek penting

    yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.Faktor iklim sosial

    psikologis adalh keharmonisan hubungan antara orang yang

  • terlibatdalam proses pembelajaran yang dapat terjadi secara internal

    atau eksternal.

    B. Konsep-konsep Dasar Tahfidzul Quran

    1. Pengertian Tahfidzul Quran

    Penghafalan sebenarnya berasal dari kata kerja menghafal, dan

    menghafal itu sendiri penerjemahan dari bahasa Arab yaitu: yang berarti

    memelihara, menjaga, menghafal (Zahwan,1989:10).

    Dalam kamus Bahasa Indonesia (1989:333) disebutkan bahwa

    menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam

    ingatan, dapat mengucapkan di luar kepala.

    Pengertian secara etimologis Al-Quran berarti bacaan atau yang

    dibaca. Kata Al-Quran merupakan bentuk masdar dari kata kerja

    qaraa. Adapun menurut istilah para ulama, Al-Quran adalah kalamullah

    yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, disampaikan

    secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya,

    dan ditulis dalam mushaf (Amrullah,2008:2).

    Masih terdapat beberapa pengertian mengenai Al-Quran yang

    dapat dikemukakan di sini yaitu:

    a. Al-Quran adalah kalam(perkataan) Allah yang diwahyukan pada

    Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril dengan lafadz dan

    maknanya. Al-Quranmenempati posisi sebagai sumber pertama dan

    utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau

  • pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di

    dunia dan di akhirat (Shabuni,1991:15).

    b. Al-Quran adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan musuh

    (mujizat) yang diturunkan kepada Nabi atau Rasul yang terakhir

    dengan perantara Malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa mushaf,

    dipindahkan (dinukil) kepada kita secara mutawatir, merupakan ibadah

    dengan membacanya, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri

    dengan surat An-Nas (Munjahid,2007:26).

    Berdasarkan uraian tentang Al-Quran di atas dapat, maka dapat

    disimpulkan bahwasanya tahfidzul Quran adalah proses membaca serta

    mencamkan Al-Quran dengan tanpa melihat tulisan Al-Quran (di luar

    kepala) secara berulang-ulang agar senantiasa ingat dan mampu

    membacanya setiap saat tanpa melihat mushaf.

    2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tahfidzul Quran

    Dasar dan tujuan dari pengajaran menghafal Al-Quran dari Al-

    Quran, Al-Hadist, dan pendapat ulama adalah sebagai berikut:

    a. Dasar dari Al-Quran yaitu:

    1) Surat Al-Qomar ayat 17

    Artinya : dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran

    untuk pelajaran,maka adakah orang yang mengambil

    pelajaran.(Al-Qomar:17). (Soenarjo,1997:879 )

    2) Surat Al-Alaq ayat 1-4

  • Artinya:Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

    menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari

    segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha

    Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara-

    perantara kalam(QS. Al-alaq:1-4).

    3) Dasar dari nash Al-hadist sebagaimana sabda Nabi dalam kitab

    shahih bukhori jilid II

    ( )

    Artinya:muslim yang terbaik diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mempelajarinya(HR.Bukhori, Al-kitabu: fadailu Qurani, Babun, khayrukum man taalama Al-Quranu wa -alamahu, RaqmuAl-hadithi: 4639).

    b. Tujuan menghafal Al-Quran menurut ulama.

    Sedangkan tujuan pendidikan Tahfidzul Quran adalah untuk

    membina dan mengembangkan serta meningkatkan para penghafal Al-

    Quran, baik kualitas maupun kwantitasnya dan mencetak kader

    muslim yang hafal Al-Quran, memahami dan mendalami isinya serta

    berpengetahuan luas dan berakhlaqul karimah (Muhaimin,1983:26).

  • Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menghafal

    Al-Quran adalah:

    1) Untuk menjaga kemurnian Al-Quran

    2) Untuk membina dan mengembangkan serta meningkatkan jumlah

    para penghafal Al-Quran, baik kualitas maupun kwantitasnya dan

    mencetak kader-kader muslim yang hafal Al-Quran, memahami

    dan mendalami isinya serta berpengetahuan luas dan berakhlaqul

    karimah.

    3. Syarat -syarat TahfidzulAl-Quran.

    Menurut Badwilan (1994:48-54) seseorang yang ingin berhasil

    dalam menghafal Al-Quran, harus memahami syarat sebagai berikut:

    a. Mampu mengosongkan benaknya dari pikiran-pikiran dan teori-teori,

    atau permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan mengganggu.

    Harus membersihkan diri dari segala sesuatu perbuatan yang

    kemungkinan dapat merendahkan nilai studinya, kemudian menekuni

    secara baik dengan hati terbuka, lapang dada dan dengan tujuan yang

    suci.

    Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah saw. Bersabda:

    :

    Artinya : Tidak ada hal yang selalu diingini oleh seseorang, selaindua

    perkara yaitu seorang yang dianugrahi kemampuan untuk

    membaca atau menghafal Al-Quran dan ia selalu membacanya siang dan malam. Dan seorang yang dianugrahi

  • harta, dan ia selalumendengarkanya siang dan

    malam(HR.Bukhori, Al-kita>bu : litawh{i>di, Babun : Rajulun

    ata>hu Alla>hu Al-Qura>na fahuwa yaqu>mu bihi a>na>a al-annaha>ri, Raqmu Al-h{adi>thi : 4461).

    Dari penjelasan di atas, seorang yang menghafal Al-Quran

    harus benar-benar mengosongkan semua urusan yang sekiranya

    mengganggu konsentrasi hafalannya dan harapannya agar tidak

    menghambat proses menghafal Al-Quran.

    b. Niat yang ikhlas

    Niat yang kuat dan sungguh-sungguh akan mengantarkan

    seseorang ke tempat tujuan dan akan membentengi atau menjadi

    perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang

    merintanginya.

    Allah berfirman :

    Artinya:katakanlah, sesungguhnya aku perintahkan supaya

    menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-

    Nya dalam (menjalankan) agama (QS. Az-Zumar:11).

    Niat adalah kunci terpenting yang harus dipegang erat-erat oleh

    semua yang mempunyai keinginan akan meraih keberhasilanya. Tanpa

    niat yang kuat dan ikhlas maka keinginan tidak akan kita raih. Oleh

    karena itu orang-orang yang masih dalam tahap belajar menghafal Al-

    Quran, syarat yang terpenting adalah mempunyai niat yang kuat dan

    ikhlas.

  • c. Memiliki keteguhan dan kesabaran

    Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat

    penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal Al-Quran.

    Hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al-Quran akan

    banyak sekali ditemui berbagai macam kendala.kendala-kendala

    tersebut antara lain rasa jenuh, gangguan lingkungan, bising atau

    gaduh, gangguan batin, atau mungkin karena menghadapi ayat-ayat

    tertentu yang dirasakan sulit menghafalnya, dan lain sebagainya,

    terutama dalam menjaga kelestarian menghafal Al-Quran (Al-Ani &

    Murad, 2012:31).

    Rasulullah saw. Bersabda:

    (

    )

    Artinya: Peliharalah hafalan Al-Quran itu. Demi Zat yang diri Muhammad dalam kekuasaan-Nya, Al-Quran itu lebih cepat terlepas dari pada unta yang terikat dalam

    ikatanya(HR.Bukhori, Al-kita>bu : fad\\\\\\\\\{a>ilu Al-qurani, Babun, fatudhakiru Qura>na wa-taadahu, Raqmu Al-h{adi>thi: 4645).

    d. Istiqomah

    Yang dimaksud dengan istiqomah yaitu konsisten, yakni tetap

    menjaga keajekan dalam proses menghafal Al-Quran. Istiqomah

    berarti harus senantiasa menjaga kontinuitas dan efisiensi terhadap

    waktu. Seorang penghafal yang konsisten akan sangat menghargai

  • waktu. Begitu berharganya waktu baginya, sang penghafal dianjurkan

    memiliki waktu khusus baik untuk menghafal materi baru maupun

    untuk mengulang (murajaah takrir) yang waktu tersebut tidak boleh

    diganggu oleh kepentingan lain (Sugianto, 2004:54).

    e. Menjauhi Sifat Tercela (Madzmumah)

    Perbuatan maksiat dan perbuatan yang tercela merupakan

    sesuatu perbuatan yang harus dijauhi bukan saja oleh orang yang

    menghafal Al-Quran, tetapi juga oleh kaum muslimin pada umumnya.

    Sebagaimana syair Syaikh Az-Zarnuji (2009:98) dalam

    terjemah Talimul-Mutaalim:

    #

    #

    Artinya : Aku laporkan kepada kiai Waqitentang buruknya hafalan, lalu beliau menasihatiku agar meninggalkan perbuatan

    maksiat, karena sesungguhnya hafalan itu anugrah dari

    Allah, sedangkan Allah tidak memberikan anugerah hafalan

    kepada orang yang ahli maksiat

    f. Izin Orang Tua, Wali atau Suami

    Izin orang tua atau wali memberikan pengertian bahwa:

    1) Orang tua, wali atau suami telah merelakan waktu kepada anak,

    istri atau orang yang dibawah perwaliannya untuk menghafal Al-

    Quran.

    2) Merupakan dorongan moral yang amat besar bagi tercapainya

    tujuan menghafal Al-Quran , karena tidak adanya kerelaan orang

  • tua, wali atau suami akan membawa pengaruh batin yang kuat

    sehingga penghafal menjadi bimbang dan kacau pikiranya.

    3) Penghafal mempunyai kebebasan dan kelonggaran waktu sehingga

    ia merasa bebas dari tekanan yang menyelesakkan dadanya, dan

    dengan pengertian yang besar dari orang tua, wali, atau suami

    maka proses menghafal menjadi lancar.

    g. Mampu membaca dengan baik

    Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode

    menghafal, seharusnya terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar

    bacaanya. Sebagian besar ulama bahkan tidak memperkenankan anak

    didik yang diampunya untuk menghafal Al-Quran sebelum terlebih

    dahulu ia mengkhatamkan Al-Quran bin-nadzar (dengan melihat

    tulisan). Hal ini dimaksudkan, agar calon penghafal benar-benar lurus

    dan lancar membacanya, serta ringan lisanya untuk mengucapkan

    fonetik Arab.

    Menurut Aly Asad (1978:78) penerjemah Talimul

    Mutaalim.

    .

    Artinya :Yang menjadi sebab-sebab hafal antara lain bersungguh-sungguh, kontinuitas, sedikit makan, memperbanyak sholat

    malam dan memperbanyak membaca Al-Quran.

    Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa, para calon hafidz

    dan hafidzoh yang sedang dalam proses menghafal Al-Quran harus

  • memahami syarat-syarat tersebut di atas dan diusahakan

    memenuhinya.

    4. Strategi Tahfidzul Quran

    Strategiataucaramenghafal Al-Quran di pesantrenRoudlotuUsysyaaqil

    Quran padadasarnya yang terpentingadalahadanyaminat yang

    besardarisantridalammengahal Al-Quran

    dandidukungolehkeaktifansantridanustadznyadalam proses penghafalan Al-

    Quran.

    MenurutAhsin (1994:63) adabeberapastrategi yang

    digunakandalammengahafal Al-Quran .

    a. Strategi pengulangan ganda.

    Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup dengan

    sekali proses menghafal saja, namun penghafalan itu harus diulang-

    ulang. Karena pada dasarnya ayat-ayat Al-Quran itu walaupun

    mudah dihafal namun juga cepat hilang, maka supaya ayat-ayat Al-

    Quran tidak lepas harus diulang terus menerus, yaitu mulai pagi hari

    sampai pagi hari lagi.

    b. Tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-

    benar hafal.

    Strategi penghafalan ini membutuhkan kesabaran dan

    kontinuitas, sebab pada umumnya seseorang mengahfal Al-Quran

    ingin cepat menghafal banyak dan cepat menghatamkanya, sehingga

    ketika ada ayat-ayat yang belum hafal secara sempurna maka ayat-

  • ayat itu dilewati begitu saja, karena pada dasarnya ayat-ayat tersebut

    lafadznya sulit untuk dihafal.

    c. Memperhatikan ayat-ayat serupa

    Ditinjau dari aspek makna, lafadz dan susunan atau struktur

    bahasanya diantara ayat-ayat dalam Al-Quran banyak yang terdapat

    keserupaan atau kemiripan antara satu dengan yang lainya. Ada

    beberapa ayat dalam Al-Quran yang hampir sama redaksinya, kalau

    penghafal tidak pernah memperhatikan, maka dia akan sulit untuk

    menghafalnya.

    d. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu kesatuan

    jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya.

    Untuk mempermudah proses ini, biasanya digunakan Al-

    Quran yang biasanya disebut dengan Quran pojok akan sangat

    membantu. Jenis mushaf Al-Quran ini mempunyai ciri-ciri :

    1) Setiap juz terdiri dari sepuluh lembar.

    2) Pada setiap muka /halaman diawali dengan ayat, dan diakhiri

    dengan akhir ayat.

    3) Memiliki tanda-tanda visual yang cukup membantu dalam proses

    menghafal Al-Quran.

    Dengan menggunakan mushaf seperti ini, maka penghafal akan

    lebih mudah mebagi-bagi sejumlah ayat dalam rangka menghafal

    rangkaian ayat-ayatnya.

    e. Menggunakan satu jenis mushaf

  • Diantara strategi mengahafal yang baik yang membantu proses

    menghafal Al-Quran ialah menggunakan satu jenis mushaf tertentu,

    walau tidak ada keharusan menggunakannya. Hal ini perlu

    diperhatikan, karena bergantinya penggunaan satu mushaf kepada

    mushaf lain akan membingungkan pola hafalan dalam bayangannya.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek visual sangat

    mempengaruhi dalam pembentukan pola hafalan.

    f. Memahami (pengertian) ayat-ayat yang dihafalnya.

    Memahami pengertian, kisah atau asbabun-nuzul ysng

    terkandung dalam ayat yang sedang dihafalnya merupakan unsur yang

    sangat mendukung dalam mempercepat proses menghafal Al-Quran.

    Pemahaman itu sendiri akan lebih memberi arti bila didukung dengan

    pemahaman terhadap makna kalimat, tata bahasa dan struktur kalimat

    dalam suatu ayat.

    g. Disetorkan pada seorang pengampu

    Menghafal Al-Quran memerlukan bimbingan yang terus

    menerus dari seorang pengampu, baik untuk menambah setoran

    hafalan baru atau untuk takrir yakni mengulang kembali ayat-ayat

    yang telah disetorkannya terdahulu.

    5. Petunjuk Teknis Tahfidzul Quran

    Menurut Muhaimin (1983:246-248) sebelum memulai menghafal

    perlu memperhatikan hal-hal seperti berikut:

  • Pertama, penggunaan Al-Quran. Di dalam menghafal Al-Quran,

    ada Al-Quran khusus untuk mengahafal yang terkenal namanya Al-

    Quran pojok atau Al-Quran Sudut Yakni mushaf Al-Quran yang

    setiap halaman diakhiri dengan akhir ayat. Al-Quran pojok ini yang

    berciri khas yaitu mempunyai 15 baris dalam setiap halamanya dan setiap

    juznya berisi 20 halaman. Akan sangat praktis untuk mengahafal dan

    membantu ingatan. Oleh karena itu hampir semua orang Indonesia yang

    menghafal Al-Quran menggunakan Al-Quran tersebut.

    Kedua, perlu diperhatikan bacaan-bacan yang disunatkan sebelum

    membaca Al-Quran yaitu membaca doa atau sholawat.

    Ketiga, perlu diperhatikan jumlah banyaknya hatam di dalam

    membaca Al-Quran. Sebelum memulai menghafal Al-Quran dianjurkan

    sekurang-kurangnya sudah pernah tamat membaca Al-Quran tujuh kali

    bacaan yang benar dan fasih lagi bertajwid sehingga dalam pelaksanaan

    menghafal nanti tidak lagi membetulkan bacaan-bacaan yang salah.

    Oleh karena itu di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    sebelum masuk harus mempunyai bekal dari rumah dan setidaknya sudah

    hatam turutan dengan fasih lagi bertajwid sebab tidaklah mungkin harus

    mengkhatamkan terlebih dahulu Al-Quran sebanyak tujuh kali. Agar hasil

    yang dicapai oleh santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    benar-benar sesuai target yang diharapakan.

    6. Petunjuk Pelaksanaan Tahfidzul Quran

  • Dalam menghafal Al-Quran, setelah mengikuti teori-teori dan petunjuk

    teknis serta mematuhi segala ketentuan yang telah dikemukakan, maka untuk

    menentukan progam berikutnya dapat ditentukan dengan mengukur kemampuan

    yang ada pada dirinya serta dapat menyesuaikan daya kemampuan berfikir,

    situasi dan kondisi pada lingkungan masing-masing.

    Menghafal Al-Quran inidapatdiaturdalam program-program

    sebagaiberikut :

    a. Program khusus menghafal

    Yang dimaksud dengan program khusus menghafal yaitu

    semua waktu yang telah ditentukan dikhususkan untuk menghafal

    Al Quran saja tanpa disertai belajar pengetahuan lain atau

    pekerjaan lain.

    b. Program di dalam pendidikan formal

    Pegelolaan pendidikan Tahfidzul Al-Quran dapat juga

    dilakukan di dalam pendidikan formal, sehingga nantinya akan

    menghasilakan hafidz dan hafidzah yang berpengetahuan tinggi

    atau sarjana yang hafal Al-Quran dan dapat pula mencetak kader-

    kader intelektual yang hafidzul Al-Quran (Muhaimin,1985:252).

    Terkait dengan program-program di atas, di pondok

    pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran selain program menghafal

    Al-Quran juga ada program sekolah formal baik tingakat SD,

    SMP maupun perguruan tinggi. Dari sinilah pondok pesantren

    tersebut bisa menghasilkan hafidz dan hafidzah yang

  • berpengetahuan tinggi atau sarjana yang menghafal Al-Quran

    dan dapat mencetak kader-kader intelektual yang hafidzul Quran.

    C. Evaluasi Tahfidzul Quran

    Evaluasi merupakan salah satu sistem penghafalan Al-Quran

    yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainya. Di samping itu,

    evaluasi berfungsi untuk mengetahui sejauh mana metode menghafal yang

    digunakan dapat berhasil untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan

    dari evaluasi, yang akhirnya kita berusaha mencari perbaikan.

    Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang

    berarti penentuan nilai atau mengadakan serangkaian

    penilaian(Yusuf,1995:209).Sedangkan menurut Kartawijaya (1982:3)

    evaluasi adalah perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu

    dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa evaluasi menghafal Al-Quran adalah suatu kegiatan

    penilian, pengukuran dan penafsiran terhadap perkembangan belajar para

    santri mengikuti kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah

    diterapkan.

    Yang paling menarik dari penelitian ini adalah aspek evaluasi,

    sistem evaluasi yang diterapkan di pondok pesantren Raudlotu

    Usysyaaqil Quran adalahsemua santri baik dari tingkat juz amma, bin-

    nadzar dan bilghoib santri wajib mempunyai buku prestasi untuk setoran

    harian. Sedangkan buku rapot digunakan untuk penilaian yang diadakan

    satu tahun dua kali dan nantinya bisa diberitahukan oleh wali santri.

  • Dengan evaluasi tersebut maka proses menghafal Al-Quran menjadi

    lebih efektif dan akan menambah semangat para santri untuk tekun dalam

    menghafal Al-Quran.

  • BAB III

    PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Potret Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran berdiri pada tahun

    1956. Pendirinya adalah KH. Masum Jazuly yang lahir pada tahun 1923

    dan wafat pada tahun 2010. Istrinya bernama Nyai Hj. Siti Marfuah. Kyai

    MasumJ azuly merupakan sesepuh dari kota Solo keturunan Raden Mas

    Mangkurnyowo Mangkubumi, ia pertama kali belajar di pondok pesantren

    yang diasuh KH. Munawir Krapyak Yogyakarta, bersama-sama dengan

    KH. Mufid Masum Pandanaran.

    Kyai Mufid Masum Pandanaran kemudian menjadi menantu

    KH. Munawir Krapyak Yogyakarta. KH. Masum Jazuly pada gilirannya

    mengikut ijejak KH.Arwani Amin Kudus. Setelah itu KH.Masum Jazuly

    berpindah ke pondok Betengan Demak mengikuti KH. Raden Muhammad

    Bin Maghfur Attarmasi yang lahir di Mekah. Masa kecilnya ia diasuh oleh

    Raden Maghfur. Pada waktu Raden Muhammad berumur 8 tahun ia oleh

    KH.Munawir Krapyak Yogyakarta setelah yang terakhir ini tiba di kota

    Mekah. Kemudian selama 1 tahun KH. Munawir pulang dan Raden

    Muhammad dipasrahkan kembali kepada keluarganya

    KH.MaghfurTermas.

  • KH.Masum Jazuly mengikuti dan belajar pada KH.Raden

    Muhammad, KH. Raden Muhammad mempunyai putra yaitu Gus Harir

    Muhammad bin Muhammad bin Maghfur Attarmasi yang diasuh oleh

    KH. Masum Jazuly sampai dewasa. Setelah KH. Masum Jazuly selesai

    dari proses belajarnya, ia pulang keDesa Rowopolo. Ia mempunyai

    keinginan untuk mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Roudlotu

    UsysyaaqilQuran. Ia memberi nama RUQ dikarenakan ia ingin

    menyamakan dengan nama pondokRaden Muhammad yang juga bernama

    Bustanu Usysyaaqil Quran yang artinya adalah pertamanaan orang-

    orang yang suka membaca Al-Quran .

    Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran berdiri sejak 56

    tahun yang lalu. Pondok tersebut sudah melahirkan alumni yang sebagian

    besar pondok tersebut telah mendirikan pondok Al-Quran diantaranya

    berada di kota Cirebon dan Banten. Setelah KH. Masum Jazuly wafat,

    pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran dilanjutkan oleh bapak

    KH.Masduq Haririe.Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini

    darimasa KH. Masum Jazuly sampai sekarang hanya memiliki kurang

    lebih 150 orang santri.

    Kurikulum di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    meliputi pengajaran kitab dan penghafalan Al-Quran. Metode yang

    dipakai maupun system evaluasi pondok pesantren ini tidak lepas dari

    metode salafi yang diterapkan sejak waktu pondokn ini masih dipimpin

    oleh KH. Masum Jazuly. Kurikulumnya memang belum teratur, tetapin

  • dalam 2 tahun ini oleh bapak KH. Masduq Haririe sistemnya

    dikembangkan dan menjadi teratur sampai saat ini (wawancara dengan

    pengasuh pon-pe s KH .Masduq Haririe PP Roudlotu Usysyaaqil Quran pada tanggal

    28 juni 2012 jam 14.30 WIB).

    2. Letak Geografis Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,

    semarang adalah suatu lembaga pendidikan Al-Quran yang orientasi

    utama pendidikanya adalah melahirkan para santri yang dapat menghafal

    Al-Quran 30 juz dengan fasih sesuai target waktu yang telah ditentukan

    di pondok yaitu 5-6 tahun.

    Secara geografis, pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    Tuntang menempati lokasi dengan luas2500 ha, dimana jaraknya dari

    pusat kota Salatiga5 Km, tepatnya di Dusun Rowosari, Desa Rowopolo,

    Kec. Tuntang, Kab. SemarangPropinsi Jawa Tengah. Jarak yang cukup

    jauh dari pusat kota dapat menghindarkan pesantren dari keramaian dan

    kebisingan yang dapat mengganggu terlaksananya pendidikan di pesantren

    secara efektif.

    Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran selain menempati

    lokasi yang jauh dari kota juga mempunyai kelebihan. Diantara kelebihan

    yang dimiliki diantaranya: Pondok pesantren berdiri sudah lama dan sudah

    banyak alumni-alumni yang dihasilkanya, kurikulum tersusun rapi, lokasi

    yang sangat luas, fasilitas yang sangat cukup memadai, pelayanan cukup

    baik.

  • Sedangkan kelemahan yang dimiliki pondok pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quranadalah pada masalah info pondok yang tidak pernah

    disebar luaskan, sehingga santri yang datang tidak melalui brosur, pamflet

    atau yang lainya melainkan dari alumni, saudara ataupun para tetangga

    yang masih berada di pondok tersebut.

    Dari kedua kelebihan dan kelemahan yang dimiliki pondok

    pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran tidak mengurangi kualitas

    ataupun kuantitas pondok tersebut.

    Adapun batas-batas wilayah yang berbatasan dengan desa

    Rowosari adalah:

    Sebelah Utara : Desa Rowosabi

    Sebelah Timur : Desa Kauman

    Sebelah Barat : Desa Rowosari

    Sebelah selatan : Desa Bandungan

    3. Dasar dan Tujuan Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    a. Dasar

    Al-Quran dan As-Sunnah merupakan landasan dasar yang

    dipakai oleh Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran dalam

    menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran tahfidzul Quran.

    Kedua dasar ini ditunjukkan agar output pondok tersebut lebih terarah

    dan fitrah yang dimilikinya akan lebih terjaga. Pemahaman terhadap

    Al-Quran dan As-Sunnah tersebut dijabarkan dalam sikap dan

    perilaku santri, maka dasar tersebut adalah sebagai berikut:

  • 1) Dasar atau asas yang akan memberi ruh di pondok pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah Al-Quran dan As-Sunnah.

    2) Al-Quran dan As-Sunnah digunakan sebagai neraca dan ukuran

    dalam segala pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tahfidzul

    Quran.

    3) Dengan dasar dan pengertian tersebut di atas, maka sikap dan

    perilaku sehari-hari yang dilaksanakan di Pondok Pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran harus mencerminkan suatu

    pelaksanaan disiplin, yaitu disiplin terhadap diri sendiri dan

    disiplin terhadap Allah SWT (Diambil dari papan pemberitahuan dasar

    dan tujuan PP Roudlotu Usysyaaqil Quran).

    b. Tujuan

    Pada dasarnya,tujuan Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil

    Quran yang sangat signifikan adalah sebagai berikut

    1) Tujuan Umum

    Membimbing santri untuk menjadi manusia yang

    berkepribadiaan Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya

    menjadi hafidz yang bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun

    masyarakat sekitar.

    2) Tujuan Khusus

    a) Mengusahakan sumber daya santri yang memiliki nilai dan

    sikap, pengetahuan baik agama ataupun umum, kecerdasaran,

  • ketrampilan, kemampuan komunikasi dan kesadaran akan

    lingkungan.

    b) Mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam pondok pesantren dan

    sekitarnya.

    c) Melahirkan dan menciptakan santri dan alumni pesantren

    dengan keilmuan yang tangguh dan mampu memainkan

    perannya sebagai hafidz yang berjiwa Qurani dalam

    masyarakat secara umum(wawancara pengasuh KH.Masduq

    Haririe PP Roudlotu Usysyaaqil Quran pada tanggal 28 juni

    2012 jam 14.00).

    B. Mekanisme Pengelolan Pesantren

    Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, semarang

    merupakan pondok pesantren milik pribadi kyai dan keluarganya, seperti

    halnya pesantren-pesantren pada umumnya.

    Pendiri pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Almaghfurlah KH.

    Muhammad Masum Jazuly dalam kepemimpinanya adalah sebagai pengasuh,

    penasehat dan dewan tertinggi. Sedangkan dalam pengelolaanya diserahkan

    kepada kedua putranya K.H. Masduq Haririe dan K.H. Manshur Azizi yang

    menjabat sebagai pemimpin pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran

    putra putri itu.

    Tugas dan amanat yang ditinggalkan oleh ayahanda KH. Muhammad

    Masum Jazuly untuk meneruskan perjuangan beliau sampai mati amatlah

    berat. Alhamdulilah pengelolaan pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran kini

  • semakin kelihatan menonjol sepeninggal KH. Muhammad Masum Jazuly

    (Wafattahun 2010). Namun masalah yang dihadapi semakin komplek, mulai

    dari memposisikan pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran yang ideal yang

    dapat diterima oleh masyarakat luas dengan tidak merugikan salah satu pihak

    sampai kepada jaminan kesehatan, kenyamanan, keamanan dan ketentraman

    para santri baik putra ataupun putri dalam melaksanakan proses belajar

    mengajar (wawancara dengan pengasuh KH. Manshur Azizi PP Roudlotu

    Usysaaqil Quran pada tanggal 14 juni 2012 jam 15.05 WIB).

    Dalam hal mekanisme pengasuhan santri di asrama, terdapat 5 gedung

    yang masing-masing terdiri dari delapan kamar untuk santri putri dan enam

    kamar untuk santri putra. Untuk setiap kamar diisi oleh 8 santri, dan ada

    pengurus yang memantau santri sepanjang hari. Jadi setiap pengurus

    mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengawasi santri mulai bangun

    tidur sampai tidur lagi.

    Struktur kepengurusan dan personalia pelaksanaan pendidikan adalah

    sebagai berikut:

  • TABEL I

    STRUKTUR ORGANISASI KEPENGURUSAN MASA KHIDMAT

    2011-2012

    Pengasuh: KH.Masduq

    Haririe, Al-Hafidz

    Ketua: M. Ainun Najib

    Wakil:Aris Triharyanto

    wwwww

    wa

    Sekretaris: M. Faizin

    Nailal Hidayah

    Bendahara:Ahmad Asyari

    Fatia Al Haidar

    Seksi-seksi

    Keamanan

    Yusuf Isnanto

    Mujahidin

    Zunnatul Jannah

    Thoifah

    Kesenian Pendidikan

    M. Basyiron Naim

    Mustafidah

    Muhammad

    Asyaari

    Kebersihan

    Alaik Nashrulloh

    Muhammad Ainun

    Najib

    Muhammad Faizin

    Hajah Aliayah

    Siti Fatimah

    Aris Setiawan

  • Sedangkan apabila dilihat dari segi pembiayaan atau pendanaan, maka

    sumber pendanaan yang utama adalah dari orang tua santri yaitu uang SPP

    atau syahriyah sebesar Rp.12.000,00 perbulan.Penggunaan dana ini lebih

    diarahkan untuk kebutuhan santri termasuk kesehatan dan kegiatan ekstra

    kurikuler santri. Adapun untuk pembangunan gedung pesantren akhir-akhir ini

    pendanaan lebih banyak dari bantuan dan simpatisan pesantren baik itu dari

    sebuah instansi swasta maupun perorangan terutama masyarakat Rowosari

    sendiri(Wawancara skrtetaris PP Roudlotu Usysyaaqil Quran Nailal Hidayah pada tanggal

    15 mei 2012 jam 10.00 WIB ).

    Biaya masuk ke pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini

    cukup standar dengan perincian sebagai berkut:

    Uang pendaftaran Rp. 50.000,

    Uang pembangunan Rp. 25.000,

    Uang Almari Rp. 50.000,

    Uang syahriyah 1 bulan Rp. 12.000,

    Uang konsumsi 1 bulan Rp. 100.000,

    Uang lapanan Rp. 3.000,

    Pembayaran perabot makan Rp. 50.000,

    Surat menyurat Rp. 10.000,

    Kas dan gas Rp. 3.000,

    Jumlah Rp. 303.000

  • C. Latar Belakang Keberadaan Santri

    Santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini berasal

    dari bermacam-macam tingkatan umur. Dilihat dari usia, ada anak usia 6-12

    tahun atau usia anak sekolah dasar, anak usia sekolah menengah pertama dan

    santri yang lain khusus menghafal Al-Quran. Untuk tahun ajaran

    1432-1433/2011-2012 jumlah santri putra putri sebanyak 120 santri.

    Jumlah santri di pesantren ini jika dikelompokkan menurut kelas

    adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:

    TABEL II

    Data jumlah santri Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari santri putra/putri

    No Kelas Jumlah santri putra-putri

    1. Tk 40

    2. Satu 25

    3. Dua 25

    4. Tiga 20

    5. Empat 10

    Ditinjau dari segi asal daerah para santri maka diketahui bahwa mereka

    tidak hanya berasal dari desa Rowosari ataupun kota Salatiga saja tetapi juga

    dari daerah-daerah lain, di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra dan

    lain-lain(wawancara dengan lurah pondok Muhammad Ainun Najib Aminudin

    pada tanggal 11 mei 2012 jam 10.00 WIB).

  • Untuk bisa masuk dan belajar di pondok Tahfidzul Quran ini, calon

    santri harus melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan oleh pondok.

    Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:

    Ketentuan Pendaftaran santri baru pondok pesantren Roudlotu

    Usysyaqil Quran tahun ajaran 1432-1433/ 2011-212.

    Syarat-syarat pendaftaran :

    1. Mendaftarkan diri dengan diantar wali

    2. Mengisi formulir pendaftaran

    3. Menyerahkan foto copy akta kelahiran

    4. Memenuhi biaya administrasi

    Setelah santri terdaftar di pondok Roudlotu Usysyaaqil Quran maka

    dalam pondok tersebut semua santri harus mengikuti, mematuhi, dan

    melaksanakan semua peraturan-peraturan yang semuanya telah ditentukan oleh

    pondok pesantren tersebut sejara terjadwal ( Dikutip dari beberapa Buku laporan

    pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran priode 1432-1433/2011-2012).

    D. Pelaksaan Pengajaran Hafalan Al-Quran Di Pondok Pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran

    1. Aktifitas di lokal pesantren

    Menjelang sepertiga malam santri sudah mulai dibangunkan untuk

    melaksanakan kegiatan awal yaitu sholat malam(tahajud) secara

    berjamaah. Tetapi ada beberapa santri yang memang tidak bisa

    melaksanakan sholat sunnah karena usianya yang masih kecil dan supaya

  • tidak mengganggu aktifitas sekolah formal (MI) karena mengantuk.

    Maka bagi mereka, pengurus memberikan keringanan.

    Setelah selesai sholat dengan menunggu adzan subuh semua santri

    mencari tempat yang tenang, nyaman untuk menambah maupun

    mengulangi hafalanya secara khusu sehingga proses hafalan santri

    maksimal.

    Fokus perhatian dalam pelaksanaan pengajaran Al-Quran di sini

    adalah kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada kurikulum atau

    materi pelajaran agama, metode pendidikan, sarana pendidikan dan tujuan

    utama pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari yaitu terciptanya

    kemampuan santri dalam menghafal Al-Quran dengan fasih, lancar, baik

    dan benar secara efektif 30 juz.

    Upaya untuk mencapai tujuan tersebut terlihat jelas dalam aktifitas

    sehari-hari di aula pesantren dan masjid. Aktifitas santri telah dijadwalkan

    dalam bentuk kegiatan santri, yaitu sebagai berikut:

    a. Harian

    Jam 03.00: Sholat malam.

    Jam 04.00: Deresan.

    Jam 05.00: Sholat subuh.

    Jam 06.00: Setoran tambahan + sholat dhuha.

    Jam 07.00: Setoran bersama bapak KH. Masduq Haririe.

  • (Adapun yang bersekolah di luar maka diberikan waktu untuk

    beraktifitas di sekolahnya masing-masing dari pukul 07.00 sampai

    13.00).

    Istirahat mulai jam 07.00 samapai jam 09.30 WIB

    Jam 09.30-11.00: Deresan bersama ummi Munifatul Arifah.

    Jam 11.00-12.00: Tidur siang.

    Jam 12.30 : Sholat jamaah dhuhur.

    Jam 13.00-14.00 : Deresan siang semua santri.

    Jam 14.00-15.00 : Istirahat (waktu luang).

    Jam 15.00-15.30: Sholat asar.

    Jam 15.30-17.00: Setoran deresan Bilghoib bersama Ibu Nyai

    Mustainah + Mengaji kitab khusus yang Binadhor.

    Jam 17.00-18.00: Istirahat.

    Jam 18.00-19.00: Sholat maghrib +setoran Binadhor bersama simbah

    putri (Nyai Hj. Siti Marfuah).

    Jam 19.00-21.00: Sholat Isya+ Deresan malam semua santri.

    Jam 21.00-22.00: Mengaji kitab santri Binadhor.

    Jam 22.00-03.00: Waktu istirahat.

    Khusus hari selasa jam 18.00: Dzibaan.

    Selasa jam 05.00-06.00: Sholat subuh + tartilan semua santri Binadhor

    dan Bilghoib.

    Untuk Hari jumat jam 18.00-19.00: Yasinan + sholat isya.

    b. Kegiatan Mingguan

  • 1) Mujahadah rutin semua santri putra-putri dan masyarakat yang

    dipimpin oleh bapak K.H. Masduq Haririe, Al-Hafdiz.

    2) Pengajian umum setiap hari jumat jam 14.00.

    c. Kegiatan Bulanan

    1) Setiap jumat kliwon jam 05.00: Sholat subuh dan dilanjutkan

    simakan Al-Quran untuk semua santri sampai jam 17.00.

    2) Tes Hafalan Al-Quran.

    d. Kegiatan Tahunan

    1) Penerimaan santri baru.

    2) Peringatan Hari Besar Islam.

    3) Seleksi wisuda khotmil Quran.

    4) Ziarah ke makam Walisongo.

    5) Lomba-lomba pada bulan Rajab .

    Pelaksanaan pendidikan di lokal pesantren diperuntukkan untuk

    pengajaran Al-Quran yaitu menghafal Al-Quran 30 juz dan

    binadhzordengan baik dan benar. Dalam pengajaran Al-Quran, tempatnya

    digunakan secara bergantian antara santri putra dan santri putri dan

    dilaksanakan di kediaman pengasuh.

    Aktifitas pendidikan Al-Quran sehari-hari secara umum berjalan

    lancar, akan tetapi bukan berarti tidak ada masalah. Diantara hambatan

  • yang terkadang muncul adalah rendahnyakemampuan santri tertentu dalam

    menghafal Al-Quran.

    2. Kurikulum pendidikan Al-Quran

    Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah lembaga

    pendidikan yang program utamanya adalah pendidikan Al-Quran. Dalam

    pendidikan Al-Quran, materi yang ada meliputi makhroj, tajwid dan

    tahfidz.

    Materi-materi tersebut, terutama materi tahfidzdiselenggarakan

    sebanyak 5 kali pertemuan, yakni setiap hari selasa, waktunya adalah:

    a. Selesai sholat subuh berjamaah untuk menambah hafalan

    b. Selesai sholat dzuhur berjamaah untuk melancarkan hafalan

    c. Selesai sholat ashar berjamaah untuk melancarkan hafalan

    d. Menjelang sholat maghrib berjamah untuk menambah hafalan

    e. Selesai sholat maghrib berjamah untuk melancarkan

    hafalan(wawancara pengurus seksi pendidikan ustadzah Mustafidah

    pada tanggal 20 Mei 2012).

    Pokok-pokok bahan pengajaran yang dapat dijelaskan dari

    beberapa buku tajwidadalah tentang:

    a. Makhroj Al-huruf

    b. Hukum nun dan mim mati dan tanwin

    c. Hukum bacaan mad

    d. Hukum tafkhim, huruf qolqolah

  • Hukum hukum bacaan yang telah diterangkan di atas diberikan

    karena sering digunakan dalam membaca Al-Quran agar santri dapat

    membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

    3. Metode pendidikan Al-Quran

    Metode pendidikan Al-Quran yaitu cara yang dipakai dalam

    mengajarkan Al-Quran. Metode yang penulis maksud adalah cara-cara

    yang digunakan oleh pengasuh dan ustadz-ustadzah dalam mengajarkan

    materi Al-Quran kepada santri, dan juga digunakan oleh para santri

    dalam menghafal Al-Quran. Metode merupakan faktor yang mempunyai

    peran penting dalam usaha untuk mencapai target yang baik.

    Metode-metode untuk menghafal Al-Quran yang digunakan di

    pondok Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah sebagai berikut:

    a. Metode Setoran

    Istilah setoran dalam aktifitas menghafal Al-Quran adalah

    santri memperdengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dihafalkanya. Pada

    waktu setor hafalan, santri disimak secaralangsung oleh pengasuh,

    sehingga dengan metode ini, hafalan santri bisa meningkat dari waktu

    ke waktu. Sedangkan waktu yang digunakan untuk setor hafalan

    adalah sebagai berikut:

    1) Setelah Sholat Shubuh berjamaah/jam 05.15 sampai jam 06.30

    2) Setelah Sholat Ashar berjamah/jam 15.45 sampai jam 17.00

    3) Setelah Sholat Maghrib berjamah/jam 18.30 sampai jam 19.15

  • Kemampuan setor hafalan bagi santri di pondok pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran sangat beragam, sehingga banyak

    sedikitnya setor tidak dibatasi, tetapi semua itu disesuaikan dengan

    kemampuan hafalan santri sendiri.

    b. Metode takrir/ deresan

    Metode takrir adalah metode mengulang hafalan yang

    diperdengarkan kepada ustadz-ustadzah yang fungsinya adalah untuk

    menjaga agar materi yang sudah dihafal tidak terlupakan ketika santri

    menambah hafalan baru.

    Pelaksanaan metode takrir disini adalah pada setiap kali setor

    terdapat perbandingan antara materi yang disetor dengan materi yang

    ditakrir. Frekwensi takrir ini bervariasi disesuaikan dengan

    kemampuan setor hafalanya dan rata-rata santri mentakrir seperempat

    juz atau dua setengah lembar.

    c. Metodemudarosah

    Metode mudarosah dalam istilah menghafal Al-Quran adalah

    santri berkumpul dalam satu majlis kemudian secara satu persatu atau

    bergantian membaca Al-Quran baik yang binadzordanbilghoibdan

    disimak oleh teman-teman lainya. Metode ini biasanya dilakukan

    untuk melancarkan ayat-ayat yang telah dihafal secara bersama-sama.

    Metode ini sering disebut dengan istilah semaan hafalan yang dimulai

    dari juz awal sampai selesai.

  • Di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran pelaksanaan

    metode mudarosah ini dilakukan dua cara yaitu:

    1) Mudarosah ayatan: yaitu setiap santri membaca bilghoib satu ayat

    kemudian ayat selanjutnya diteruskan oleh santri berikutnya.

    Pelaksanaan mudarosah perayat ini dilakukan satu minggu sekali

    setiap hari Jumat dan wajib diikuti semua santri.

    2) Mudarosah halaman (pojok): yaitu semua santri yangmenghafal

    atau bilghoib membaca satu halaman kemudian digantikan oleh

    santri yang berikutnya. Mudarosah perhalaman ini dilakukan satu

    bulan sekali setiap hari Jumat. Pelaksanaanya dilakukan di makam

    pendiri pondok pesantren Roudltu Usysyaaqil Quran yaitu Alm.

    KH. Muhammad Masum Jazuly.

    Metode mudarosah ini sangat efektif untuk mendukung

    program menghafal Al-Quran sehingga hafalan-hafalan yang telah

    dihafalkan akan tetap aman dalam memori santri.

    d. Metode tes hafalan

    Metode tes hafalan adalah usaha yang dilakukan oleh pihak

    pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran untuk menilai keadaan hafalan

    santri dengan penekanannya pada materi kelancaran bacaan berikut

    makhroj maupun tajwidnya.

    e. Evaluasi hafalan

  • Untuk dapat mengukur sampai dimana keberhasilan yang

    dicapai dalam menghafal Al-Quran di pondok pesantren Roudlotu

    Usysyaaqil Quran maka diperlukan evaluasi

    Adapun evaluasi yang diterapkan dipondok ini adalah:

    1) Evaluasi harian yaitu: evaluasi yang dilakukan setiap hari pada jam

    setoran hafalan Al-Quran. Yang mengevaluasi adalah pengasuh

    KH. Masduq Haririe dengan memberikan tanda tangan dengan

    warna tinta tertentu. Apabila santri meperoleh tanda tangan tinta

    merah, maka hafalannya harus mengulang. Jika berhasil mendapat

    tanda tangan tinta hitam maka bisa melanjutkan ke ayat berikutnya.

    2) Evaluasi bulanan yaitu : evaluasi yang dilaksanakan 1 bulan sekali,

    apabila santri selesai hafalan 1 juz maka santri tersebut dites

    terlebih dahulu.Jika berhasil maka santri diperbolehkan untuk

    menambah hafalan. Pelaksanaan evaluasi ini mereka sebut

    ngejuz. Adapunyang mengevaluasi adalah pengurus pondok.

    3) Evaluasi tahunan yaitu: evaluasi yang dilaksanakan satu tahun

    sekali. Yang dievaluasi adalah seluruh hafalan yang telah

    diperoleh. Jika santri ingin mengetahui hasilnya maka pada akhir

    tahun santri diberikan buku raport yang ditujukan kepada orang

    tua santri.

    Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi baik itu,

    evaluasi harian, bulanan, maupun evaluasi tahunan adalah:

  • 1) Makhraj Al-huruf, yaitu bagaimana mengucapkan satu huruf

    hijaiyah dari asal tempat keluarnya huruf.

    2) Tajwid, yakni bagaimana mengucapkan rangkaian kalimat yang

    benar seperti bacaan tafkhim, qalqalah dan lain sebagainya.

    3) Tilawah atau bacaan terhadap ayat-ayat Al-Quran.

    4) Kefasihan dalam membaca Al-Quran.

    5) Kelancaran dalam membaca Al-Quran.

    Semua evaluasi yang dilaksanakan, dimaksudkan untuk

    menentukan boleh tidaknya santri menambah halaman atau juz

    berikutnya. Evaluasi tersebut merupakan proses pendadaran untuk

    mendapat gelar Al-Hafidz. Bagi santri yang hafalanya belum

    dinyatakan lulus, maka belum atau tidak dapat naik ke halaman atau

    juz berikutnya. Demikian juga dengan santri yang masih tahap

    binadzor, sistem evaluasinya sama dengan bilghoib. Apabila kurang

    bagus, maka harus diulangi kembali atau bertadarus lagi agar lebih

    baik (wawancara lurah Pondok M. AinunNajib PP Roudlotu

    Usysyaaqil Quran pada tanggal 16 Mei 2012 jam 09.00).

  • BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. Efektifitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran Di Pondok Pesantren

    Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang Kab.

    Semarang

    Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari ini

    mempunyai target dan tujuan untuk mencetak seorang hafidz sesuai dengan

    jangka waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu jika pendidikan tahfidzul

    Quran di pesantren tersebut ingin dilaksanakan secara terencana dan teratur,

    maka berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali,

    untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan hafalan Al-Quran yang

    efektif.

    Pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran telah

    melahirkan dan mencetak banyak hafidz. Hasil itu sendiri merupakan buah

    dari suatu aktifitas baik yang terencana maupun yang tidak terencana.

    Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di pondok ini diukur dengan

    berhasilnya santri untuk memenuhi target dalam belajar, yang maksudnya

    adalah kemampuan santri untuk menyelesaikan program menghafal dengan

    target-target yang telah ditetapkan yaitu 5-6.

    Hasil yang dimaksud, dalam proses pencapainya, supaya lebih efektif,

    banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain adalah metode yang

  • digunakan, materi yang diberikan, lingkungan dan sarana belajar serta

    pendidik dan anak didik.

    Keefektifan dalam menghafal Al-Quran di sini diukur dengan

    ketepatan waktu dalam menghafal Al-Quran sesuai dengan target dan tujuan

    yang telah ditentukan, yang didukung oleh elemen-elemen disekitarnya yang

    berpengaruh(wawancara pengurus muhammad Asyari seksi pendidikan pada tanggal 1

    juni 2012 jam 10.00 WIB).

    Adapun target-target itu adalah sebagai berikut:

    1. Kelas TK: Target yang ditetapkan adalah pasholatan beserta artinya, surat-

    surat pilihan, doa-doa dan sebagainya.

    2. Kelas I SD: Target yang ditetapkan adalah melancarkan bacaan secara

    bin-nadzor minimal 3 kali serta menghafalkan juz 30 dan sampai juz 5.

    3. Kelas II SD: Target yang ditetapkan adalah juz 6 sampai 10.

    4. Kelas III SD: Target yang ditetapkan adalah juz 11 sampai 20.

    5. Kelas IV SD: Target yang ditetapkan adalah juz 21 sampai 30.

    Dengan disusun target-target seperti yang disebut di atas, maka segala

    upaya akan difokuskan untuk mencapai sasaran sesuai target.

    Pembagian kelas ini didasarkan pada jumlah yang telah dihafal.

    Sedangkan prosesnya adalah semua santri baik putra maupun putri satu

    persatu menghadap ustadz atau ustadzah untuk membacakan Al-Quran baik

    itu secara bin-nadzor dengan membaca langsung pada mushaf maupun secara

    bilghoib atau hafalan (Dikutip dari buku Rapot PP Roudlotu Usysyaaqil

    Quran)..

  • Sistem pengajaran Al-Quran di atas masih menggunakan metode

    tradisional yaitu metode sorogan, di mana dalam satu kelompok yang terdiri

    dari 10 santri maju menyetor hafalan Al-Quran kepada ustadz atau

    ustadzahnya masing-masing satu persatu. Hal ini menuntut para santri harus

    benar-benar hafal di luar kepala. Metode sorogan yang terdiri dari kurang

    lebih 10 santri dari 2 ustadz tetap dipertahankan, sebab dengan metode ini

    semua santri tertuntut mendapatkan hasil yang efektif