-
EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN
(Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
Rowopolo,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Siti Nurhalimah
111 08 086
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
-
EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN
(Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
Rowopolo,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Siti Nurhalimah
111 08 086
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 Eksemplar
Hal : Pengajuan Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi:
Nama : Siti Nurhalimah
NIM : 11108086
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/ PAI
Judul : Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul
Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec.
Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Wassalamualaikum.Wr. Wb.
Salatiga, 06 Agustus 2012
Pembimbing
H. Agus Ahmad Suaidi, MA.
NIP. 19730610 200501 1002
-
SKRIPSI
EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN
(Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
Rowopolo,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)
DISUSUN OLEH
Siti Nurhalimah
111 08 086
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,
pada tanggal 30 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat
guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Penguji I : Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.
Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.
Penguji III : H. Agus Ahmad Suaidi, MA.
Salatiga, 30 Agustus 2012
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1002
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang betanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Nurhalimah
NIM : 111 08 086
Jurusan : Tarbiyah
Progam studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang
lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 03 Agustus 2012
Penulis
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Motto
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh kesabaran & keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan & rintangan
YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis
persembahkan untuk:
1. Ayahku H.Sunaryo & Ibuku Muryani tersayang yang selalu
mendoakan
dan memberikan banyak kasih sayang dan pengorbanan untukku
hingga
aku seperti sekarang, kakaku Joko Malik, Murtafiatul Himmah
& Adikku
Siti Khunaini yang selalu mendoakan dan memberikan semangat
sampai
saat ini.
2. Kangmas (M. Baharudin) yang selalu memberiku semangat, doa
dan
dukungan penuh untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu
kepadaku.
4. Bapak H. Ahmad Agus Suaidi selaku dosen pembimbing
mengucapkan
terimakasih atas bantuanya dalam menyelesaikan skripsi ini,
mudahan-
mudahan bermanfaat.
5. Semua teman-temanku kampung PAI C yang telah melukis
begitu
banyak kenangan.
6. Keluarga besar Mahad Nurul Asna Bapak KH. Nasafi & Ummi
Asfiyah
terimakasih atas bimbinganya selama 4 tahun, dan
teman-temanku
seperjuangan trimakasih dukunganya.
-
ABSTRAK
Nurhalimah, Siti. 2012. 11108086. Efektifitas Sistem
Pembelajaran Tahfidzul
Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun
ajaran 2012 Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: H. Agus Ahmad Suaidi, M.A.
Kata Kunci: Efektifitas, Sistem Pendidikan, Tahfidzul Quran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana Efektifitas
Sistem
Pembelajaran Tahfidzul Quran di Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil
Quran Rowosari Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif
yang menitik beratkan pada data kualitatif yaitu data hasil
wawancara, observasi,
dokumentasi. Sampel penelitian ini diambil dari santri
putra-putri Roudlotu
Usysyaaqil Quran.
Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian
berupa
daftar pertanyaan yang terangkum dalam pedoman wawancara.
Pedoman
wawancara menggunakan triangulasi yang ditujukan kepada
pengasuh, pengurus
dan santri. Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data
mengenai hal-
hal yang berupa transkrip, catatan, buku, dan lain sebagainya
dan melengkapi data
yang diperoleh dari hasil wawancara atau observasi. Data yang
terkumpul
dianalisis dengan menggunakan hasil wawancara yang menunjukkan
bahwa:
Efektifitas sistem pendidikan tahfidzul Quran di pondok
pesantren RUQ
Desa Rowosari Tahun 2012 berada pada kategori sangat baik.
Kurikulum dan
sistem pengajaran tersusun dengan baik, sehingga proses belajar
mengajar
penghafalan Al-Quran dan pengkajian kitab terlaksana sesuai
dengan yang
direncanakan. Santri yang yang berada di pondok RUQ berjumlah
120 santri di
antaranya tingkat pendidikan kelas TK 40 santri putra-putri,
kelas I SD 25 santri
putra-putri, kelas II SD 25 santri putra-putri, kelas III SD 20
santri putra-putri,
kelas IV SD 10 santri putra-putri.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
sistem
pedidikan tahfidzul Quran di pondok Roudlotu Usysyaaqil tersebut
sangat
efektif sehingga target yang telah ditentukan dengan menghafal
Al-Quran
selama 5-6 tahun santri bisa tercapai.
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul
Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran Di Pondok
Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo kecamatan
Tuntang.
Kabupaten Semarang Tahun 2012 . Skripsi ini merupakan salah satu
syarat
untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Jurusan
Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan
dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Bapak H. Agus Ahmad Suaidi, M.A. Selaku dosen pembimbing
yang
dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
penulis
dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmunya
kepada penulis.
-
4. Bapak KH. Masduq Haririe, Al-Hafidz yang telah memberikan
izin
penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
5. Kedua orang tuaku, keluarga besar, semua saudaraku yang
telah
memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Seluruh dewan pengurus Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
pada umumnya dan seluruh santri Putra- Putri pada khususnya yang
telah
bekerja sama dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang terkait dengan ihlas telah memberikan
bantuan baik
materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya
bisa
berdoa semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat
diterima oleh
Allah SWT sebagai amal ibadah.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan
keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk
kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 03 Agustus 2012
Penulis
Siti Nurhalimah
NIM 11108086
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...........................................................................................
i
PERSETUJUAN
PEMBIMBING..............................................................
............ ii
PENGESAHAN KELULUSAN
...........................................................................
iii
DEKLARASI...................................................................................................
........ iv
MOTTO
...............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN
...............................................................................................
vi
ABSTRAK
...............................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
.........................................................................................
viii
DAFTAR ISI
.......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
...............................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
...............................................................
1
B. Fokus Penelitian
...........................................................................
4
C. Kegunaan Penelitian
.....................................................................
5
D. Penegasan Istilah
..........................................................................
5
E. Metodologi Penelitian.
..................................................................
8
F. Sistematika Penulisan
..................................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Efektifitas Sistem Pembelajaran
.................................................... 18
1. Pengertian Efektifitas
............................................................ 18
2. Pengertian Sistem Pembelajaran
.............................................. 18
3. Dasar dan tujuan
....................................................................
19
-
B. Konsep Dasar Tahfidzul Quran
..................................................... 21
C. Petunjuk Pelaksanaan Menghafal Al-Quran
.................................. 33
D. Evaluasi Tahfidzul Quran
............................................................ 34
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Potret Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
................. 35
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran
.................................................................
35
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
.....................................................................................
37
3. Dasar Dan Tujuan Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran
.................................................................
38
B. Mekanisme Pengelolan Pesantren
................................................. 40
C. Latar Belakang Keberadaan Santri
............................................... 44
D. Pelaksanaan Pengajaran Hafalan Al-Quran Di Pondok
Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
...................................... 45
1.Aktifitas di lokal pesantren
......................................................... 45
2. Kurikulum pendidikan Al-Quran
............................................. 48
BAB IV PEMBAHASAN
A. Efektifitas Sistem Pedmbelajaran Tahfidzul Quran Di
Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
Rowopolo Kec. Tuntang Kab. Semarang
....................................... 55
-
B. Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Proses
Tahfidzul Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran 61
1. Faktor yang mendukung efektifitas penghafalan Al-
Quran
.....................................................................................
61
2. Faktor yang menghambat efektifitas penghafalan Al-
Quran
.....................................................................................
66
3. Hasil Yang Dicapai Oleh Santri Roudlotu Usysyaaqil
Quran Semarang Dalam Keefektifannya Mengahafal
Al-Quran 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
..................................................................................
72
B. Saran-saran
...................................................................................
73
C. Kalimat Penutup
...........................................................................
73
-
DAFTAR TABEL
I. TABEL SETRUKTUR KEPENGURUSAN PONDOK
ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN
. ........................................................
42
II. TABEL JUMLAH SANTRI PUTRA-PUTRI PONDOK
ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN DESA ROWOSARI ................ 44
III. TEBEL KURIKULUM PENDIDIKAN PONDOK ROUDLOTU
USYSYAAQIL QURAN DESA ROWOSARI KECAMATAN .............. 58
IV. STRUKTUR PROGRAM PENGKAJIAN KITAB KUNING
PONDOK ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN DESA
ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG
................................................ 58
V. TABEL HASIL HAFALAN SANTRI PONDOK ROUDLOTU
USYSYAAQIL QURAN
........................................................................
69
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Quran merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya
(mukjizat), yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup
para
Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat Jibril alaihis salam,
dimulai
dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nash, dan
ditulis dalam
mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir
(Shabuni,1991:15).
Sedangkan menurut Ahsin (1994:26) menghafal Al-Quran
merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia. Banyak
sekali
hadist-hadist Rasulullah Saw yang mengungkapkan keagungan orang
yang
belajar membaca, atau menghafal Al-Quran dan orang-orang
yang
mempelajarinya. Orang-orang yang membaca atau menghafal
Al-Quran
merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih oleh Allah
untuk
menerima warisan kitab suci Al-Quran. Menghafal Al-Quran
boleh
dikatakan sebagai langkah awal dalam suatu proses penelitian
yang
dilakukan oleh para penghafal Al-Quran terhadap kandungan
ilmu-ilmu Al-
Quran, dan tentunya setelah proses dasar membaca Al-Quran
dilalui
dengan baik dan benar.
Dalam hal ini proses penghafalan Al-Quran pada garis
besarnya
dapat dilakukan dengan dua jalan: Pertama, mengahafal terlebih
dahulu
-
walaupun penghafal itu sendiri belum mengetahui tentang seluk
beluk
Ulumul-Quran, gaya bahasa, atau makna yang terkandung. Kedua,
terlebih
dahulu mempelajari uslub bahasa dengan mendalami bahasa Arab
dengan
segala aspek sebelum menghafal.
Dalam Nihayah Qaulil-Mufid Syeikh Muhammad Makki Nashr
(Ahsin,1994: 24) mengatakan:
. sesunggunya menghafal Al-Quran di luar kepala hukumnya fardu
kifayah
Dari ungkapan di atas sudah jelas bahwa menghafal Al-Quran
hukumnya adalah fardu kifayah, maka sudah seharusnya kaum
muslim
memperhatikan pentingnya menghafal Al-Quran. Kita bersyukur
karena
memiliki banyak lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai
program
Tahfidzul Quran di Indonesia, salah satunya adalah pondok
pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Kec.Tuntang Kab. Semarang. Pondok
pesantren ini menempati lokasi yang strategis jauh dari pusat
kota,
mempunyai lokasi yang sangat luas sehingga untuk proses
penghafalan Al-
Quran sangat mendukung, kegiatan yang tersusun rapi menjadi
proses
belajar mengajar lebih efektif.
Dalam bukunya, (Dhofier,1983:16) menjelaskan bahwa tradisi
pesantren merupakan kerangka sistem pembelajaran Islam
tradisional yang
merupakan suatu bentuk lembaga agama yang spesifik khas
Indonesi, pondok
pesantren adalah menyiapkan santri menghadapi masa depan yang
penuh
dengan perubahan maka watak pendidikan harus dinamik. Disamping
itu
-
mengingat bahwa pondok pesantren selalu berada di
tengah-tengah
lingkungan sosio-kultural yang terus berubah dan berkembang
dengan
berbagai macam tuntunan, maka pondok pesantren harus relevan
dengan
realitas lingkungan dan tingkat kebutuhan yang dihadapinya.
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini tidak khusus
untuk
santri yang menghafal Al-Quran tetapi ada juga pelajar setingkat
SD, SMP
dan SMA. Oleh karena itu pendidikan yang diutamakan di sana
adalah
tahfidzul Quran dan binnadzor. Selain itu, disela-sela waktu
selain tahfidzul
Al-Quran dan binnadzor para santri juga diberi materi ilmu-ilmu
agama
seperti aqidah, akhlaq dan tauhid dan kegiatan lainya selain
hari aktif untuk
menghafal Al-Quran, semua kegiatan yang ada di pondok tersebut
bisa
mencapai keberhasilan para santri untuk belajar.
Harapanya adalah agar pondok tersebut bisa mencetak
kader-kader
hafidz yang bermanfaat baik bagi masyarakat maupun bagi para
santri
sendiri. Maka dari itu di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
adalah memberikan jangka waktu 5-6 tahun 30 juz.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan,
maka
penulis tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam tentang
sistem
pendidikan tahfidzul Quran di pondok pesantren Roudlotu
'Usysyaaqil
Qur'an. dengan judul Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul
Quran
di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
Rowopolo
Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012
-
B. Fokus Penelitian
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
1. Bagaimana efektivitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di
pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec.
Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012?
2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran Tahfidzul Quran di pondok
pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang,
Kab.
Semarang Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian di atas maka tujuan dari
penelitian ini
adalah:
1. Untuk Mengetahui efektifitas sistem pembelajaran Tahfidzul
Quran di
pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,
Kec.
Tuntang, Kab. Semarang.
2. Untuk Mengetahui pelaksanaan pengajaran Tahfidzul Quran di
pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec.
Tuntang, Kab. Semarang.
-
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian adalah :
Penelitian ini memiliki kegunaan secara teoritik dan
praktis.
1. Teoritis
Menyumbangkan wacana dan informasi guna meningkatkan kualitas
dan
memperluas wawasan guna sama-sama memikirkan masa depan
pondok
pesantren yang lebih baik.
2. Praktis
Bagi pondok pesantren yang menjadi fokus perhatian hasil studi
ini
diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan
pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna
meningkatkan
kualitas pengasuh dan pendidikan santri. Selain itu
memberikan
pemahaman kepada seluruh santri, agar mengetahui dan memahami
serta
mengimplementasikan pada khasanah sejarah pendidikan Islam.
E. Penegasan Istilah
Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar
dari
kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi diatas yaitu :
Efektivitas
Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran di Pondok Pesantren
Usysyaaqil
Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun
2012,
maka penulis perlu menjelaskan maksud dan arti dari berbagai
istilah yang ada
pada judul tersebut.
-
1. Efektivitas
Efektivitas dalam (kamus Besar Bahasa Indonesia:1989:284)
adalah ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan.
Jadi efektivitas disini berarti bahwa hasil yang dicapai
dalam
penghafalan Al-Quran santri di pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil
Quran haruslah sesuai dengan target yang telah ditentukan di
pondok
tersebut dan sesuai dengan harapan yaitu mampu menghafal
Al-Quran
dengan benar dan tepat sebanyak 30 juz dalam jangka waktu 5-6
tahun.
2. Sistem
Sistem adalah kumpulan berbagai komponen yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainya membentuk suatu kesatuan
dengan
tujuan yang jelas (Nasir, 2005: 27). Sedangkan Sistem menurut
Hamaliki
(1993: 12) adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain
saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri
dalam
interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004: 24 ).
Pembelajaran dalam (UU,2007:6) adalah proses interaksi
peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan.
Jadi
sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang
meliputi
-
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur
yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sub sistem
pembelajaranya
antaralain: Dasar dan tujuan, subjek didik, pendidik, kurikulum,
sarana
dan lingkungan.
4. Tahfidzul Quran/ Penghafalan al-Quran
Menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berarti menerima,
mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali
tanggapan-tanggapan
yang diperolehnya melalui pengamatan. Menghafal dalam bahasa
Arab
berasal dari kata hafizho-yahfazhu-hifzhon ( )
Menurut Badwilan (2009:20) penghafal adalah seorang yang
paling utama untuk menjadi imam. Karena paling banyak bacaan
Al-
Qurannya sebab menghafal mengharuskan pembacaan yang
berulang-
ulang, dan penguatan hafalan membutuhkan pengulangan yang
terus
menerus.
5. Pondok Pesantren
Pondok adalah sebuah asrama pendidikan Islam di mana para
santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan
seseorang (atau
lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai.
Sedangkan
pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran
an
yang berarti tempat tinggal (Dhofier, 1983: 18).
Sedangkan yang dimaksud peneliti di sini yaitu pondok
pesantren
Tahfidzul Quran di mana di pondok ini terdapat sebuah
program
-
menghafal Al-Quran sehingga semua santrinya adalah bersifat
umum, dan
para santrinya mendapatkan perhatian dan perhatiaanya secara
ketat atas
segala kegiatanya, hal itu disebabkan para ustadz ustadzah dan
pengasuh
di pesantren tersebut juga berada dalam asrama bersama para
santri.
Dari beberapa istilah diatas, dapat diambil pengertian bahwa
yang
dimaksudkan oleh judul skripsi ini adalah suatu penelitian
lapangan
tentang keefektifan Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran
secara
menyeluruh di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Rowosari,
Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang.
F. Metodologi Penelitian.
Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena
merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang
sempurna
dan memperoleh hasil secara optimal.
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan
(field
reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
ini
dilakukan oleh peneliti yang berada langsung dengan obyek,
terutama
dalam memperoleh data dan berbagai informasi. Dengan kata lain
peneliti
langsung berada di lingkungan yang hendak ditelitinya
(Moleong,1989:26).
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor
adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa
kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati.
-
Penelitian ini hendak mendeskripsikan keseluruhan kegiatan
atau
proses pengahafalan Al-Quran di pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
untuk mencapai tujuan atau target yang diinginkan, yaitu santri
mampu
menghafal Al-Quran dengan fasih dan jelas secara efektif 30 juz
jangka
waktu selama 5-6 tahun seperti yang ditentukan dalam kurikulum
yang
ada di pondok tersebut.
2. Kehadiran Peneliti
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka
peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai
memperoleh
data-data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif seorang
peneliti
menjadi pelajar yakni belajar dari orang yang dipelajarinya yang
menjadi
sumber data.
3. Lokasi Peneliti
Penelitian ini dilakukan di lembaga pendidikan pondok
pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang
Kab. Semarang. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah karena
letak
pondok pesantren yang strategis, mudah dijangkau, serta
transportasinya
yang mudah.
4. Sumber Data
Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil
dari
sumber, di antaranya :
a. Para ustadz atau ustadzah dan pengasuh pondok Pesantren
Roudlotu
Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang
-
Kab. Semarang yang memberikan keterangan secara menyeluruh
mengenai berbagai aktivitas pengajaran di pondok pesantren
tersebut.
b. Santri yang berjumlah 8 orang, yang juga ikut berperan
serta
memberikan keterangan mengenai berbagai keadaan di pondok
pesantren guna melengkapi proses penelitian penulis.
c. Berbagai buku dan laporan tentang kegiatan di pondok
Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang,
Kab. Semarang yang relevan dengan penelitian penulis.
5. Prosedur pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Observasi
Menurut Kartono (1986:287), observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala
alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan .
Sedangkan menurut Hadi (1984:136), observasi adalah sebuah
metode ilmiah, yang bisa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan
secara sistematis masalah yang diselidiki.
Teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang
efektifitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok
pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang,
Kab. Semarang.
-
b. Interview
Metode interview adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong,1989:186).
Interview ditunjukan kepada pengasuh pondok pesantren untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya
pondok
pesantren serta perkembanganya, para ustadz, para santri dan
masyarakat.
c. Dokumentasi
Metode ini adalah suatu metode untuk mencari data yang
terkait dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip,
buku, surat kabar, majalah (Arikunto,2006:231).
Sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji
dan menafsirkan, metode ini digunakan untuk mengetahui
pengembangan data jumlah santri, aktivitas santri setiap hari,
susunan
pengurus pesantren dan yang lainya.
6. Tehnik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan
-
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong,
1989: 248).
Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif,
di
mana data dianalisa dengan metode deskriptif analisis
nonstatistik yang
meliputi cara berfikri induktif yaitu penulis berangkat dari
pengetahuan
yang besifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (1989:324) untuk menetapkan keabsahan
(trustworthiness) data, diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik
pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada
empat kriteria
yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan (credibility),
keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability), dan
kepastian
(confirmability).
Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini hanya
menggunakan tiga unsur, yaitu:
a. Kepercayaan (credibility)
Kredibilitas data dimasudkan untuk membuktikan data yang
berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa
tekhnik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain:
Sumber,
pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti
dilapangan,
diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi.
-
b. Ketergantungan ( dependability)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan
terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan
menginterprestasikan data sehingga data dapat
dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan
keterbatasan
pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara
untuk
menetapkan bahwa proses penelitian dapat
dipertanggungjawabkan
melalui audit dependability oleh auditor independent atau
dosen
pembimbing.
c. Kepastian (confirmability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta
interprestasi
hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada
pelacakan audit.
8. Tahap-tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum
ke
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap
penulisan
laporan.
Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai
berikut:
a. Tahap sebelum ke lapangan
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian
paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi
lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti,
konsultasi
fokus penelitian dan penyusunan usulan penelitian.
-
b. Tahap pekerjaan lapangan
Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan
dengan efektivitas dalam penghafalan Al-Quran dan sistem
pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang. Kab. Semarang. Data
tersebut
diperoleh melalui observasi,wawancara dan dokumentasi.
c. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang
diperoleh
melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan
pengasuh, ustadz, santri dan masyarakat yang ada disekitar
lingkungan
pondok tersebut . Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai
dengan
konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya pengecekan
keabsahan
data dengan mengecek sumber data yang didapat dan metode
perolehan data sehingga data benar-benar valid. Data yang valid
adalah
dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan
proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang
sedang
diteliti
d. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian
dari
semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian
makna data. Setelah itu dilakukan konsultasi hasil penelitian
dengan
dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran
demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti
hasil
-
bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.
Langkah
terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk
ujian
skripsi.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas tentang
Efektivitas Sistem Pendidikan Tahfidzul Quran di pondok
pesantren
Roudlotul Usyyaqil Quran. Oleh karena itu, untuk mempermudah
pembaca
mengikuti pembahasan skripsi ini, peneliti menyusun
sistematika
pembahasannya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Meliputi:
Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,
Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian,
Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka Meliputi :
A. Efektifitas sistem pembelajaran yang meliputi:
1. Dasar dan tujuan.
2. Subjek didik dan pendidik.
3. Kurikulum.
4. Sarana.
5. Lingkungan.
-
B. Konsep-konsep Dasar Tahfidzul Quran.
1. Pengertian Tahfidzul Quran.
2. Dasar dan Tujuan Tahfidzul Quran.
3. Petunjuk pelaksanaan Tahfidzul Quran.
C. Evalusi Tahfidzul Quran.
Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian:
Paparan Data:
A. Sejarah berdirinya pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran.
B. Letak geografis pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran.
C. Kurikulum dan pengelolaan pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran.
D. Latar belakang santri dan pelaksanaan pengajaran
Tahfidzul
Quran.
Bab IV Pembahasan, yang berisi tentang:
A. Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,
Kec.Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012.
B. Faktor-faktor pendukung dan penghambat santri Roudlotu
Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang,
Kab. Semarang Tahun 2012.
-
C. Hasil yang dicapai santri dalam menghafal Al-Quran.
Bab V Penutup, meliputi:
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Efektifitas Sistem Pembelajaran
1. Pengertian efektifitas
Efektivitas dalam (kamus Besar Bahasa Indonesia,1989:284)
adalah
ketepatgunaan, hasilguna, dan menunjang tujuan.
Sedangkan menurut Abdurahmat (2003:92) efektifitas adalah
pemanfaatan sumber daya, sarana prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya untuk mengasilkan sejumlah pekerjaan
tepat pada
waktunya.
Jadi efektivitas disini berarti bahwa hasil yang dicapai
dalam
penghafalan Al-Quran santri di pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran
haruslah sesuai dengan target yang telah ditentukan di pondok
tersebut dan
sesuai dengan harapan yaitu mampu menghafal Al-Quran dengan
benar dan
tepat sebanyak 30 juz dalam jangka waktu 5-6 tahun.
2. Sistem pembelajaran
Sistem pembelajaran adalahkombinasi terorganisasi yang
meliputi
unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam
sitem
pembelajaran adalah siswa, guru atau pengajar serta orang-orang
yang
mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Unsur
material adalah
berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber
belajar, misalnya:
buku-buku, catatan penting.
-
Unsur fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang
dapat
mendudkung terhadap jalanya proses pembelajaran, misalnya :
ruang kelas,
penerangan, dan lain sebagainya. Sebagai suatu sistem, seluruh
unsur yang
membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang
diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalaha
keberhasilan
pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Yang harus mencapai tujuan
adalah
siswa atau santri sebagai subjek belajar, sehingga tujuan utama
sistem
pembelajaran adalah keberhasilan siswa atau santri mencapai
tujuan.
Sedangkan sistem pembelajaran memuat beberapa komponen yang
berberhubungan diantaranya adalah:
a. Dasar dan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah komponen terpenting dalam
pembelajaran
setelah komponen subjek didik, tujuan penyelenggaraan
pendidikan
diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu
sendiri.
b. Pendidik
Seorang pendidik merupakan unsur yang mempunyai peran amat
penting bagi terwujudnya pembelajaran, menurut kualitas yang
dikehendaki. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas guru harus
profesioanal. Walaupun guru sebagai seorang individu yang
memiliki
kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan sebagai pribadi,
namun
seorang guru mengemban tugas menghantarkan anak didiknya
mencapai tujuan.
c. Subjek didik
-
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang harus
mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
d. Kurikulum
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
e. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran,
alat-alat
pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Prasarana
adalah
segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran misalnya jalan menuju
sekolah,
penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya.
Kelengkapan
sarana dan prasarana akan dapat membantu gfuru dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran.
f. Lingkungan
Ditinjau dari segi lingkungannya, ada 2 faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas
dan
faktor iklim sosial psikologis. Faktor organisasi kelas di
dalamnya
meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang merupakan aspek
penting
yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.Faktor iklim
sosial
psikologis adalh keharmonisan hubungan antara orang yang
-
terlibatdalam proses pembelajaran yang dapat terjadi secara
internal
atau eksternal.
B. Konsep-konsep Dasar Tahfidzul Quran
1. Pengertian Tahfidzul Quran
Penghafalan sebenarnya berasal dari kata kerja menghafal,
dan
menghafal itu sendiri penerjemahan dari bahasa Arab yaitu: yang
berarti
memelihara, menjaga, menghafal (Zahwan,1989:10).
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1989:333) disebutkan bahwa
menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk
dalam
ingatan, dapat mengucapkan di luar kepala.
Pengertian secara etimologis Al-Quran berarti bacaan atau
yang
dibaca. Kata Al-Quran merupakan bentuk masdar dari kata
kerja
qaraa. Adapun menurut istilah para ulama, Al-Quran adalah
kalamullah
yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW,
disampaikan
secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang
membacanya,
dan ditulis dalam mushaf (Amrullah,2008:2).
Masih terdapat beberapa pengertian mengenai Al-Quran yang
dapat dikemukakan di sini yaitu:
a. Al-Quran adalah kalam(perkataan) Allah yang diwahyukan
pada
Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril dengan lafadz dan
maknanya. Al-Quranmenempati posisi sebagai sumber pertama
dan
utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk
atau
-
pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup
di
dunia dan di akhirat (Shabuni,1991:15).
b. Al-Quran adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan
musuh
(mujizat) yang diturunkan kepada Nabi atau Rasul yang
terakhir
dengan perantara Malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa
mushaf,
dipindahkan (dinukil) kepada kita secara mutawatir, merupakan
ibadah
dengan membacanya, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan
diakhiri
dengan surat An-Nas (Munjahid,2007:26).
Berdasarkan uraian tentang Al-Quran di atas dapat, maka
dapat
disimpulkan bahwasanya tahfidzul Quran adalah proses membaca
serta
mencamkan Al-Quran dengan tanpa melihat tulisan Al-Quran (di
luar
kepala) secara berulang-ulang agar senantiasa ingat dan
mampu
membacanya setiap saat tanpa melihat mushaf.
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tahfidzul Quran
Dasar dan tujuan dari pengajaran menghafal Al-Quran dari Al-
Quran, Al-Hadist, dan pendapat ulama adalah sebagai berikut:
a. Dasar dari Al-Quran yaitu:
1) Surat Al-Qomar ayat 17
Artinya : dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran
untuk pelajaran,maka adakah orang yang mengambil
pelajaran.(Al-Qomar:17). (Soenarjo,1997:879 )
2) Surat Al-Alaq ayat 1-4
-
Artinya:Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara-
perantara kalam(QS. Al-alaq:1-4).
3) Dasar dari nash Al-hadist sebagaimana sabda Nabi dalam
kitab
shahih bukhori jilid II
( )
Artinya:muslim yang terbaik diantara kamu adalah orang yang
mempelajari Al-Quran dan mempelajarinya(HR.Bukhori, Al-kitabu:
fadailu Qurani, Babun, khayrukum man taalama Al-Quranu wa -alamahu,
RaqmuAl-hadithi: 4639).
b. Tujuan menghafal Al-Quran menurut ulama.
Sedangkan tujuan pendidikan Tahfidzul Quran adalah untuk
membina dan mengembangkan serta meningkatkan para penghafal
Al-
Quran, baik kualitas maupun kwantitasnya dan mencetak kader
muslim yang hafal Al-Quran, memahami dan mendalami isinya
serta
berpengetahuan luas dan berakhlaqul karimah
(Muhaimin,1983:26).
-
Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menghafal
Al-Quran adalah:
1) Untuk menjaga kemurnian Al-Quran
2) Untuk membina dan mengembangkan serta meningkatkan jumlah
para penghafal Al-Quran, baik kualitas maupun kwantitasnya
dan
mencetak kader-kader muslim yang hafal Al-Quran, memahami
dan mendalami isinya serta berpengetahuan luas dan
berakhlaqul
karimah.
3. Syarat -syarat TahfidzulAl-Quran.
Menurut Badwilan (1994:48-54) seseorang yang ingin berhasil
dalam menghafal Al-Quran, harus memahami syarat sebagai
berikut:
a. Mampu mengosongkan benaknya dari pikiran-pikiran dan
teori-teori,
atau permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan
mengganggu.
Harus membersihkan diri dari segala sesuatu perbuatan yang
kemungkinan dapat merendahkan nilai studinya, kemudian
menekuni
secara baik dengan hati terbuka, lapang dada dan dengan tujuan
yang
suci.
Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah saw. Bersabda:
:
Artinya : Tidak ada hal yang selalu diingini oleh seseorang,
selaindua
perkara yaitu seorang yang dianugrahi kemampuan untuk
membaca atau menghafal Al-Quran dan ia selalu membacanya siang
dan malam. Dan seorang yang dianugrahi
-
harta, dan ia selalumendengarkanya siang dan
malam(HR.Bukhori, Al-kita>bu : litawh{i>di, Babun :
Rajulun
ata>hu Alla>hu Al-Qura>na fahuwa yaqu>mu bihi
a>na>a al-annaha>ri, Raqmu Al-h{adi>thi : 4461).
Dari penjelasan di atas, seorang yang menghafal Al-Quran
harus benar-benar mengosongkan semua urusan yang sekiranya
mengganggu konsentrasi hafalannya dan harapannya agar tidak
menghambat proses menghafal Al-Quran.
b. Niat yang ikhlas
Niat yang kuat dan sungguh-sungguh akan mengantarkan
seseorang ke tempat tujuan dan akan membentengi atau menjadi
perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang
merintanginya.
Allah berfirman :
Artinya:katakanlah, sesungguhnya aku perintahkan supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama (QS. Az-Zumar:11).
Niat adalah kunci terpenting yang harus dipegang erat-erat
oleh
semua yang mempunyai keinginan akan meraih keberhasilanya.
Tanpa
niat yang kuat dan ikhlas maka keinginan tidak akan kita raih.
Oleh
karena itu orang-orang yang masih dalam tahap belajar menghafal
Al-
Quran, syarat yang terpenting adalah mempunyai niat yang kuat
dan
ikhlas.
-
c. Memiliki keteguhan dan kesabaran
Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat
penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal
Al-Quran.
Hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al-Quran
akan
banyak sekali ditemui berbagai macam kendala.kendala-kendala
tersebut antara lain rasa jenuh, gangguan lingkungan, bising
atau
gaduh, gangguan batin, atau mungkin karena menghadapi
ayat-ayat
tertentu yang dirasakan sulit menghafalnya, dan lain
sebagainya,
terutama dalam menjaga kelestarian menghafal Al-Quran (Al-Ani
&
Murad, 2012:31).
Rasulullah saw. Bersabda:
(
)
Artinya: Peliharalah hafalan Al-Quran itu. Demi Zat yang diri
Muhammad dalam kekuasaan-Nya, Al-Quran itu lebih cepat terlepas
dari pada unta yang terikat dalam
ikatanya(HR.Bukhori, Al-kita>bu : fad\\\\\\\\\{a>ilu
Al-qurani, Babun, fatudhakiru Qura>na wa-taadahu, Raqmu
Al-h{adi>thi: 4645).
d. Istiqomah
Yang dimaksud dengan istiqomah yaitu konsisten, yakni tetap
menjaga keajekan dalam proses menghafal Al-Quran. Istiqomah
berarti harus senantiasa menjaga kontinuitas dan efisiensi
terhadap
waktu. Seorang penghafal yang konsisten akan sangat
menghargai
-
waktu. Begitu berharganya waktu baginya, sang penghafal
dianjurkan
memiliki waktu khusus baik untuk menghafal materi baru
maupun
untuk mengulang (murajaah takrir) yang waktu tersebut tidak
boleh
diganggu oleh kepentingan lain (Sugianto, 2004:54).
e. Menjauhi Sifat Tercela (Madzmumah)
Perbuatan maksiat dan perbuatan yang tercela merupakan
sesuatu perbuatan yang harus dijauhi bukan saja oleh orang
yang
menghafal Al-Quran, tetapi juga oleh kaum muslimin pada
umumnya.
Sebagaimana syair Syaikh Az-Zarnuji (2009:98) dalam
terjemah Talimul-Mutaalim:
#
#
Artinya : Aku laporkan kepada kiai Waqitentang buruknya hafalan,
lalu beliau menasihatiku agar meninggalkan perbuatan
maksiat, karena sesungguhnya hafalan itu anugrah dari
Allah, sedangkan Allah tidak memberikan anugerah hafalan
kepada orang yang ahli maksiat
f. Izin Orang Tua, Wali atau Suami
Izin orang tua atau wali memberikan pengertian bahwa:
1) Orang tua, wali atau suami telah merelakan waktu kepada
anak,
istri atau orang yang dibawah perwaliannya untuk menghafal
Al-
Quran.
2) Merupakan dorongan moral yang amat besar bagi tercapainya
tujuan menghafal Al-Quran , karena tidak adanya kerelaan
orang
-
tua, wali atau suami akan membawa pengaruh batin yang kuat
sehingga penghafal menjadi bimbang dan kacau pikiranya.
3) Penghafal mempunyai kebebasan dan kelonggaran waktu
sehingga
ia merasa bebas dari tekanan yang menyelesakkan dadanya, dan
dengan pengertian yang besar dari orang tua, wali, atau
suami
maka proses menghafal menjadi lancar.
g. Mampu membaca dengan baik
Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode
menghafal, seharusnya terlebih dahulu meluruskan dan
memperlancar
bacaanya. Sebagian besar ulama bahkan tidak memperkenankan
anak
didik yang diampunya untuk menghafal Al-Quran sebelum
terlebih
dahulu ia mengkhatamkan Al-Quran bin-nadzar (dengan melihat
tulisan). Hal ini dimaksudkan, agar calon penghafal benar-benar
lurus
dan lancar membacanya, serta ringan lisanya untuk
mengucapkan
fonetik Arab.
Menurut Aly Asad (1978:78) penerjemah Talimul
Mutaalim.
.
Artinya :Yang menjadi sebab-sebab hafal antara lain
bersungguh-sungguh, kontinuitas, sedikit makan, memperbanyak
sholat
malam dan memperbanyak membaca Al-Quran.
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa, para calon hafidz
dan hafidzoh yang sedang dalam proses menghafal Al-Quran
harus
-
memahami syarat-syarat tersebut di atas dan diusahakan
memenuhinya.
4. Strategi Tahfidzul Quran
Strategiataucaramenghafal Al-Quran di
pesantrenRoudlotuUsysyaaqil
Quran padadasarnya yang terpentingadalahadanyaminat yang
besardarisantridalammengahal Al-Quran
dandidukungolehkeaktifansantridanustadznyadalam proses
penghafalan Al-
Quran.
MenurutAhsin (1994:63) adabeberapastrategi yang
digunakandalammengahafal Al-Quran .
a. Strategi pengulangan ganda.
Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup dengan
sekali proses menghafal saja, namun penghafalan itu harus
diulang-
ulang. Karena pada dasarnya ayat-ayat Al-Quran itu walaupun
mudah dihafal namun juga cepat hilang, maka supaya ayat-ayat
Al-
Quran tidak lepas harus diulang terus menerus, yaitu mulai pagi
hari
sampai pagi hari lagi.
b. Tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang
dihafal benar-
benar hafal.
Strategi penghafalan ini membutuhkan kesabaran dan
kontinuitas, sebab pada umumnya seseorang mengahfal Al-Quran
ingin cepat menghafal banyak dan cepat menghatamkanya,
sehingga
ketika ada ayat-ayat yang belum hafal secara sempurna maka
ayat-
-
ayat itu dilewati begitu saja, karena pada dasarnya ayat-ayat
tersebut
lafadznya sulit untuk dihafal.
c. Memperhatikan ayat-ayat serupa
Ditinjau dari aspek makna, lafadz dan susunan atau struktur
bahasanya diantara ayat-ayat dalam Al-Quran banyak yang
terdapat
keserupaan atau kemiripan antara satu dengan yang lainya.
Ada
beberapa ayat dalam Al-Quran yang hampir sama redaksinya,
kalau
penghafal tidak pernah memperhatikan, maka dia akan sulit
untuk
menghafalnya.
d. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu
kesatuan
jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya.
Untuk mempermudah proses ini, biasanya digunakan Al-
Quran yang biasanya disebut dengan Quran pojok akan sangat
membantu. Jenis mushaf Al-Quran ini mempunyai ciri-ciri :
1) Setiap juz terdiri dari sepuluh lembar.
2) Pada setiap muka /halaman diawali dengan ayat, dan
diakhiri
dengan akhir ayat.
3) Memiliki tanda-tanda visual yang cukup membantu dalam
proses
menghafal Al-Quran.
Dengan menggunakan mushaf seperti ini, maka penghafal akan
lebih mudah mebagi-bagi sejumlah ayat dalam rangka menghafal
rangkaian ayat-ayatnya.
e. Menggunakan satu jenis mushaf
-
Diantara strategi mengahafal yang baik yang membantu proses
menghafal Al-Quran ialah menggunakan satu jenis mushaf
tertentu,
walau tidak ada keharusan menggunakannya. Hal ini perlu
diperhatikan, karena bergantinya penggunaan satu mushaf
kepada
mushaf lain akan membingungkan pola hafalan dalam
bayangannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek visual sangat
mempengaruhi dalam pembentukan pola hafalan.
f. Memahami (pengertian) ayat-ayat yang dihafalnya.
Memahami pengertian, kisah atau asbabun-nuzul ysng
terkandung dalam ayat yang sedang dihafalnya merupakan unsur
yang
sangat mendukung dalam mempercepat proses menghafal
Al-Quran.
Pemahaman itu sendiri akan lebih memberi arti bila didukung
dengan
pemahaman terhadap makna kalimat, tata bahasa dan struktur
kalimat
dalam suatu ayat.
g. Disetorkan pada seorang pengampu
Menghafal Al-Quran memerlukan bimbingan yang terus
menerus dari seorang pengampu, baik untuk menambah setoran
hafalan baru atau untuk takrir yakni mengulang kembali
ayat-ayat
yang telah disetorkannya terdahulu.
5. Petunjuk Teknis Tahfidzul Quran
Menurut Muhaimin (1983:246-248) sebelum memulai menghafal
perlu memperhatikan hal-hal seperti berikut:
-
Pertama, penggunaan Al-Quran. Di dalam menghafal Al-Quran,
ada Al-Quran khusus untuk mengahafal yang terkenal namanya
Al-
Quran pojok atau Al-Quran Sudut Yakni mushaf Al-Quran yang
setiap halaman diakhiri dengan akhir ayat. Al-Quran pojok ini
yang
berciri khas yaitu mempunyai 15 baris dalam setiap halamanya dan
setiap
juznya berisi 20 halaman. Akan sangat praktis untuk mengahafal
dan
membantu ingatan. Oleh karena itu hampir semua orang Indonesia
yang
menghafal Al-Quran menggunakan Al-Quran tersebut.
Kedua, perlu diperhatikan bacaan-bacan yang disunatkan
sebelum
membaca Al-Quran yaitu membaca doa atau sholawat.
Ketiga, perlu diperhatikan jumlah banyaknya hatam di dalam
membaca Al-Quran. Sebelum memulai menghafal Al-Quran
dianjurkan
sekurang-kurangnya sudah pernah tamat membaca Al-Quran tujuh
kali
bacaan yang benar dan fasih lagi bertajwid sehingga dalam
pelaksanaan
menghafal nanti tidak lagi membetulkan bacaan-bacaan yang
salah.
Oleh karena itu di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
sebelum masuk harus mempunyai bekal dari rumah dan setidaknya
sudah
hatam turutan dengan fasih lagi bertajwid sebab tidaklah mungkin
harus
mengkhatamkan terlebih dahulu Al-Quran sebanyak tujuh kali. Agar
hasil
yang dicapai oleh santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
benar-benar sesuai target yang diharapakan.
6. Petunjuk Pelaksanaan Tahfidzul Quran
-
Dalam menghafal Al-Quran, setelah mengikuti teori-teori dan
petunjuk
teknis serta mematuhi segala ketentuan yang telah dikemukakan,
maka untuk
menentukan progam berikutnya dapat ditentukan dengan mengukur
kemampuan
yang ada pada dirinya serta dapat menyesuaikan daya kemampuan
berfikir,
situasi dan kondisi pada lingkungan masing-masing.
Menghafal Al-Quran inidapatdiaturdalam program-program
sebagaiberikut :
a. Program khusus menghafal
Yang dimaksud dengan program khusus menghafal yaitu
semua waktu yang telah ditentukan dikhususkan untuk
menghafal
Al Quran saja tanpa disertai belajar pengetahuan lain atau
pekerjaan lain.
b. Program di dalam pendidikan formal
Pegelolaan pendidikan Tahfidzul Al-Quran dapat juga
dilakukan di dalam pendidikan formal, sehingga nantinya akan
menghasilakan hafidz dan hafidzah yang berpengetahuan tinggi
atau sarjana yang hafal Al-Quran dan dapat pula mencetak
kader-
kader intelektual yang hafidzul Al-Quran
(Muhaimin,1985:252).
Terkait dengan program-program di atas, di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran selain program menghafal
Al-Quran juga ada program sekolah formal baik tingakat SD,
SMP maupun perguruan tinggi. Dari sinilah pondok pesantren
tersebut bisa menghasilkan hafidz dan hafidzah yang
-
berpengetahuan tinggi atau sarjana yang menghafal Al-Quran
dan dapat mencetak kader-kader intelektual yang hafidzul
Quran.
C. Evaluasi Tahfidzul Quran
Evaluasi merupakan salah satu sistem penghafalan Al-Quran
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainya. Di
samping itu,
evaluasi berfungsi untuk mengetahui sejauh mana metode menghafal
yang
digunakan dapat berhasil untuk mengetahui kekurangan serta
kelebihan
dari evaluasi, yang akhirnya kita berusaha mencari
perbaikan.
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation
yang
berarti penentuan nilai atau mengadakan serangkaian
penilaian(Yusuf,1995:209).Sedangkan menurut Kartawijaya
(1982:3)
evaluasi adalah perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai
tertentu
dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa evaluasi menghafal Al-Quran adalah suatu
kegiatan
penilian, pengukuran dan penafsiran terhadap perkembangan
belajar para
santri mengikuti kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang
telah
diterapkan.
Yang paling menarik dari penelitian ini adalah aspek
evaluasi,
sistem evaluasi yang diterapkan di pondok pesantren Raudlotu
Usysyaaqil Quran adalahsemua santri baik dari tingkat juz amma,
bin-
nadzar dan bilghoib santri wajib mempunyai buku prestasi untuk
setoran
harian. Sedangkan buku rapot digunakan untuk penilaian yang
diadakan
satu tahun dua kali dan nantinya bisa diberitahukan oleh wali
santri.
-
Dengan evaluasi tersebut maka proses menghafal Al-Quran
menjadi
lebih efektif dan akan menambah semangat para santri untuk tekun
dalam
menghafal Al-Quran.
-
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Potret Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran berdiri pada
tahun
1956. Pendirinya adalah KH. Masum Jazuly yang lahir pada tahun
1923
dan wafat pada tahun 2010. Istrinya bernama Nyai Hj. Siti
Marfuah. Kyai
MasumJ azuly merupakan sesepuh dari kota Solo keturunan Raden
Mas
Mangkurnyowo Mangkubumi, ia pertama kali belajar di pondok
pesantren
yang diasuh KH. Munawir Krapyak Yogyakarta, bersama-sama
dengan
KH. Mufid Masum Pandanaran.
Kyai Mufid Masum Pandanaran kemudian menjadi menantu
KH. Munawir Krapyak Yogyakarta. KH. Masum Jazuly pada
gilirannya
mengikut ijejak KH.Arwani Amin Kudus. Setelah itu KH.Masum
Jazuly
berpindah ke pondok Betengan Demak mengikuti KH. Raden
Muhammad
Bin Maghfur Attarmasi yang lahir di Mekah. Masa kecilnya ia
diasuh oleh
Raden Maghfur. Pada waktu Raden Muhammad berumur 8 tahun ia
oleh
KH.Munawir Krapyak Yogyakarta setelah yang terakhir ini tiba di
kota
Mekah. Kemudian selama 1 tahun KH. Munawir pulang dan Raden
Muhammad dipasrahkan kembali kepada keluarganya
KH.MaghfurTermas.
-
KH.Masum Jazuly mengikuti dan belajar pada KH.Raden
Muhammad, KH. Raden Muhammad mempunyai putra yaitu Gus Harir
Muhammad bin Muhammad bin Maghfur Attarmasi yang diasuh oleh
KH. Masum Jazuly sampai dewasa. Setelah KH. Masum Jazuly
selesai
dari proses belajarnya, ia pulang keDesa Rowopolo. Ia
mempunyai
keinginan untuk mendirikan pondok pesantren yang diberi nama
Roudlotu
UsysyaaqilQuran. Ia memberi nama RUQ dikarenakan ia ingin
menyamakan dengan nama pondokRaden Muhammad yang juga
bernama
Bustanu Usysyaaqil Quran yang artinya adalah pertamanaan
orang-
orang yang suka membaca Al-Quran .
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran berdiri sejak 56
tahun yang lalu. Pondok tersebut sudah melahirkan alumni yang
sebagian
besar pondok tersebut telah mendirikan pondok Al-Quran
diantaranya
berada di kota Cirebon dan Banten. Setelah KH. Masum Jazuly
wafat,
pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran dilanjutkan oleh
bapak
KH.Masduq Haririe.Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
ini
darimasa KH. Masum Jazuly sampai sekarang hanya memiliki
kurang
lebih 150 orang santri.
Kurikulum di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
meliputi pengajaran kitab dan penghafalan Al-Quran. Metode
yang
dipakai maupun system evaluasi pondok pesantren ini tidak lepas
dari
metode salafi yang diterapkan sejak waktu pondokn ini masih
dipimpin
oleh KH. Masum Jazuly. Kurikulumnya memang belum teratur,
tetapin
-
dalam 2 tahun ini oleh bapak KH. Masduq Haririe sistemnya
dikembangkan dan menjadi teratur sampai saat ini (wawancara
dengan
pengasuh pon-pe s KH .Masduq Haririe PP Roudlotu Usysyaaqil
Quran pada tanggal
28 juni 2012 jam 14.30 WIB).
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
semarang adalah suatu lembaga pendidikan Al-Quran yang
orientasi
utama pendidikanya adalah melahirkan para santri yang dapat
menghafal
Al-Quran 30 juz dengan fasih sesuai target waktu yang telah
ditentukan
di pondok yaitu 5-6 tahun.
Secara geografis, pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Tuntang menempati lokasi dengan luas2500 ha, dimana jaraknya
dari
pusat kota Salatiga5 Km, tepatnya di Dusun Rowosari, Desa
Rowopolo,
Kec. Tuntang, Kab. SemarangPropinsi Jawa Tengah. Jarak yang
cukup
jauh dari pusat kota dapat menghindarkan pesantren dari
keramaian dan
kebisingan yang dapat mengganggu terlaksananya pendidikan di
pesantren
secara efektif.
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran selain menempati
lokasi yang jauh dari kota juga mempunyai kelebihan. Diantara
kelebihan
yang dimiliki diantaranya: Pondok pesantren berdiri sudah lama
dan sudah
banyak alumni-alumni yang dihasilkanya, kurikulum tersusun rapi,
lokasi
yang sangat luas, fasilitas yang sangat cukup memadai, pelayanan
cukup
baik.
-
Sedangkan kelemahan yang dimiliki pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quranadalah pada masalah info pondok yang tidak
pernah
disebar luaskan, sehingga santri yang datang tidak melalui
brosur, pamflet
atau yang lainya melainkan dari alumni, saudara ataupun para
tetangga
yang masih berada di pondok tersebut.
Dari kedua kelebihan dan kelemahan yang dimiliki pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran tidak mengurangi
kualitas
ataupun kuantitas pondok tersebut.
Adapun batas-batas wilayah yang berbatasan dengan desa
Rowosari adalah:
Sebelah Utara : Desa Rowosabi
Sebelah Timur : Desa Kauman
Sebelah Barat : Desa Rowosari
Sebelah selatan : Desa Bandungan
3. Dasar dan Tujuan Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
a. Dasar
Al-Quran dan As-Sunnah merupakan landasan dasar yang
dipakai oleh Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran tahfidzul Quran.
Kedua dasar ini ditunjukkan agar output pondok tersebut lebih
terarah
dan fitrah yang dimilikinya akan lebih terjaga. Pemahaman
terhadap
Al-Quran dan As-Sunnah tersebut dijabarkan dalam sikap dan
perilaku santri, maka dasar tersebut adalah sebagai berikut:
-
1) Dasar atau asas yang akan memberi ruh di pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah Al-Quran dan As-Sunnah.
2) Al-Quran dan As-Sunnah digunakan sebagai neraca dan
ukuran
dalam segala pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tahfidzul
Quran.
3) Dengan dasar dan pengertian tersebut di atas, maka sikap
dan
perilaku sehari-hari yang dilaksanakan di Pondok Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran harus mencerminkan suatu
pelaksanaan disiplin, yaitu disiplin terhadap diri sendiri
dan
disiplin terhadap Allah SWT (Diambil dari papan pemberitahuan
dasar
dan tujuan PP Roudlotu Usysyaaqil Quran).
b. Tujuan
Pada dasarnya,tujuan Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran yang sangat signifikan adalah sebagai berikut
1) Tujuan Umum
Membimbing santri untuk menjadi manusia yang
berkepribadiaan Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya
menjadi hafidz yang bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun
masyarakat sekitar.
2) Tujuan Khusus
a) Mengusahakan sumber daya santri yang memiliki nilai dan
sikap, pengetahuan baik agama ataupun umum, kecerdasaran,
-
ketrampilan, kemampuan komunikasi dan kesadaran akan
lingkungan.
b) Mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam pondok pesantren dan
sekitarnya.
c) Melahirkan dan menciptakan santri dan alumni pesantren
dengan keilmuan yang tangguh dan mampu memainkan
perannya sebagai hafidz yang berjiwa Qurani dalam
masyarakat secara umum(wawancara pengasuh KH.Masduq
Haririe PP Roudlotu Usysyaaqil Quran pada tanggal 28 juni
2012 jam 14.00).
B. Mekanisme Pengelolan Pesantren
Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, semarang
merupakan pondok pesantren milik pribadi kyai dan keluarganya,
seperti
halnya pesantren-pesantren pada umumnya.
Pendiri pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Almaghfurlah KH.
Muhammad Masum Jazuly dalam kepemimpinanya adalah sebagai
pengasuh,
penasehat dan dewan tertinggi. Sedangkan dalam pengelolaanya
diserahkan
kepada kedua putranya K.H. Masduq Haririe dan K.H. Manshur Azizi
yang
menjabat sebagai pemimpin pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran
putra putri itu.
Tugas dan amanat yang ditinggalkan oleh ayahanda KH.
Muhammad
Masum Jazuly untuk meneruskan perjuangan beliau sampai mati
amatlah
berat. Alhamdulilah pengelolaan pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran kini
-
semakin kelihatan menonjol sepeninggal KH. Muhammad Masum
Jazuly
(Wafattahun 2010). Namun masalah yang dihadapi semakin komplek,
mulai
dari memposisikan pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran yang ideal
yang
dapat diterima oleh masyarakat luas dengan tidak merugikan salah
satu pihak
sampai kepada jaminan kesehatan, kenyamanan, keamanan dan
ketentraman
para santri baik putra ataupun putri dalam melaksanakan proses
belajar
mengajar (wawancara dengan pengasuh KH. Manshur Azizi PP
Roudlotu
Usysaaqil Quran pada tanggal 14 juni 2012 jam 15.05 WIB).
Dalam hal mekanisme pengasuhan santri di asrama, terdapat 5
gedung
yang masing-masing terdiri dari delapan kamar untuk santri putri
dan enam
kamar untuk santri putra. Untuk setiap kamar diisi oleh 8
santri, dan ada
pengurus yang memantau santri sepanjang hari. Jadi setiap
pengurus
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengawasi santri mulai
bangun
tidur sampai tidur lagi.
Struktur kepengurusan dan personalia pelaksanaan pendidikan
adalah
sebagai berikut:
-
TABEL I
STRUKTUR ORGANISASI KEPENGURUSAN MASA KHIDMAT
2011-2012
Pengasuh: KH.Masduq
Haririe, Al-Hafidz
Ketua: M. Ainun Najib
Wakil:Aris Triharyanto
wwwww
wa
Sekretaris: M. Faizin
Nailal Hidayah
Bendahara:Ahmad Asyari
Fatia Al Haidar
Seksi-seksi
Keamanan
Yusuf Isnanto
Mujahidin
Zunnatul Jannah
Thoifah
Kesenian Pendidikan
M. Basyiron Naim
Mustafidah
Muhammad
Asyaari
Kebersihan
Alaik Nashrulloh
Muhammad Ainun
Najib
Muhammad Faizin
Hajah Aliayah
Siti Fatimah
Aris Setiawan
-
Sedangkan apabila dilihat dari segi pembiayaan atau pendanaan,
maka
sumber pendanaan yang utama adalah dari orang tua santri yaitu
uang SPP
atau syahriyah sebesar Rp.12.000,00 perbulan.Penggunaan dana ini
lebih
diarahkan untuk kebutuhan santri termasuk kesehatan dan kegiatan
ekstra
kurikuler santri. Adapun untuk pembangunan gedung pesantren
akhir-akhir ini
pendanaan lebih banyak dari bantuan dan simpatisan pesantren
baik itu dari
sebuah instansi swasta maupun perorangan terutama masyarakat
Rowosari
sendiri(Wawancara skrtetaris PP Roudlotu Usysyaaqil Quran Nailal
Hidayah pada tanggal
15 mei 2012 jam 10.00 WIB ).
Biaya masuk ke pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
ini
cukup standar dengan perincian sebagai berkut:
Uang pendaftaran Rp. 50.000,
Uang pembangunan Rp. 25.000,
Uang Almari Rp. 50.000,
Uang syahriyah 1 bulan Rp. 12.000,
Uang konsumsi 1 bulan Rp. 100.000,
Uang lapanan Rp. 3.000,
Pembayaran perabot makan Rp. 50.000,
Surat menyurat Rp. 10.000,
Kas dan gas Rp. 3.000,
Jumlah Rp. 303.000
-
C. Latar Belakang Keberadaan Santri
Santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini
berasal
dari bermacam-macam tingkatan umur. Dilihat dari usia, ada anak
usia 6-12
tahun atau usia anak sekolah dasar, anak usia sekolah menengah
pertama dan
santri yang lain khusus menghafal Al-Quran. Untuk tahun
ajaran
1432-1433/2011-2012 jumlah santri putra putri sebanyak 120
santri.
Jumlah santri di pesantren ini jika dikelompokkan menurut
kelas
adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:
TABEL II
Data jumlah santri Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari santri
putra/putri
No Kelas Jumlah santri putra-putri
1. Tk 40
2. Satu 25
3. Dua 25
4. Tiga 20
5. Empat 10
Ditinjau dari segi asal daerah para santri maka diketahui bahwa
mereka
tidak hanya berasal dari desa Rowosari ataupun kota Salatiga
saja tetapi juga
dari daerah-daerah lain, di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,
Sumatra dan
lain-lain(wawancara dengan lurah pondok Muhammad Ainun Najib
Aminudin
pada tanggal 11 mei 2012 jam 10.00 WIB).
-
Untuk bisa masuk dan belajar di pondok Tahfidzul Quran ini,
calon
santri harus melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan oleh
pondok.
Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
Ketentuan Pendaftaran santri baru pondok pesantren Roudlotu
Usysyaqil Quran tahun ajaran 1432-1433/ 2011-212.
Syarat-syarat pendaftaran :
1. Mendaftarkan diri dengan diantar wali
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Menyerahkan foto copy akta kelahiran
4. Memenuhi biaya administrasi
Setelah santri terdaftar di pondok Roudlotu Usysyaaqil Quran
maka
dalam pondok tersebut semua santri harus mengikuti, mematuhi,
dan
melaksanakan semua peraturan-peraturan yang semuanya telah
ditentukan oleh
pondok pesantren tersebut sejara terjadwal ( Dikutip dari
beberapa Buku laporan
pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran priode
1432-1433/2011-2012).
D. Pelaksaan Pengajaran Hafalan Al-Quran Di Pondok Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran
1. Aktifitas di lokal pesantren
Menjelang sepertiga malam santri sudah mulai dibangunkan
untuk
melaksanakan kegiatan awal yaitu sholat malam(tahajud)
secara
berjamaah. Tetapi ada beberapa santri yang memang tidak bisa
melaksanakan sholat sunnah karena usianya yang masih kecil dan
supaya
-
tidak mengganggu aktifitas sekolah formal (MI) karena
mengantuk.
Maka bagi mereka, pengurus memberikan keringanan.
Setelah selesai sholat dengan menunggu adzan subuh semua
santri
mencari tempat yang tenang, nyaman untuk menambah maupun
mengulangi hafalanya secara khusu sehingga proses hafalan
santri
maksimal.
Fokus perhatian dalam pelaksanaan pengajaran Al-Quran di
sini
adalah kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada
kurikulum atau
materi pelajaran agama, metode pendidikan, sarana pendidikan dan
tujuan
utama pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari yaitu
terciptanya
kemampuan santri dalam menghafal Al-Quran dengan fasih, lancar,
baik
dan benar secara efektif 30 juz.
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut terlihat jelas dalam
aktifitas
sehari-hari di aula pesantren dan masjid. Aktifitas santri telah
dijadwalkan
dalam bentuk kegiatan santri, yaitu sebagai berikut:
a. Harian
Jam 03.00: Sholat malam.
Jam 04.00: Deresan.
Jam 05.00: Sholat subuh.
Jam 06.00: Setoran tambahan + sholat dhuha.
Jam 07.00: Setoran bersama bapak KH. Masduq Haririe.
-
(Adapun yang bersekolah di luar maka diberikan waktu untuk
beraktifitas di sekolahnya masing-masing dari pukul 07.00
sampai
13.00).
Istirahat mulai jam 07.00 samapai jam 09.30 WIB
Jam 09.30-11.00: Deresan bersama ummi Munifatul Arifah.
Jam 11.00-12.00: Tidur siang.
Jam 12.30 : Sholat jamaah dhuhur.
Jam 13.00-14.00 : Deresan siang semua santri.
Jam 14.00-15.00 : Istirahat (waktu luang).
Jam 15.00-15.30: Sholat asar.
Jam 15.30-17.00: Setoran deresan Bilghoib bersama Ibu Nyai
Mustainah + Mengaji kitab khusus yang Binadhor.
Jam 17.00-18.00: Istirahat.
Jam 18.00-19.00: Sholat maghrib +setoran Binadhor bersama
simbah
putri (Nyai Hj. Siti Marfuah).
Jam 19.00-21.00: Sholat Isya+ Deresan malam semua santri.
Jam 21.00-22.00: Mengaji kitab santri Binadhor.
Jam 22.00-03.00: Waktu istirahat.
Khusus hari selasa jam 18.00: Dzibaan.
Selasa jam 05.00-06.00: Sholat subuh + tartilan semua santri
Binadhor
dan Bilghoib.
Untuk Hari jumat jam 18.00-19.00: Yasinan + sholat isya.
b. Kegiatan Mingguan
-
1) Mujahadah rutin semua santri putra-putri dan masyarakat
yang
dipimpin oleh bapak K.H. Masduq Haririe, Al-Hafdiz.
2) Pengajian umum setiap hari jumat jam 14.00.
c. Kegiatan Bulanan
1) Setiap jumat kliwon jam 05.00: Sholat subuh dan
dilanjutkan
simakan Al-Quran untuk semua santri sampai jam 17.00.
2) Tes Hafalan Al-Quran.
d. Kegiatan Tahunan
1) Penerimaan santri baru.
2) Peringatan Hari Besar Islam.
3) Seleksi wisuda khotmil Quran.
4) Ziarah ke makam Walisongo.
5) Lomba-lomba pada bulan Rajab .
Pelaksanaan pendidikan di lokal pesantren diperuntukkan
untuk
pengajaran Al-Quran yaitu menghafal Al-Quran 30 juz dan
binadhzordengan baik dan benar. Dalam pengajaran Al-Quran,
tempatnya
digunakan secara bergantian antara santri putra dan santri putri
dan
dilaksanakan di kediaman pengasuh.
Aktifitas pendidikan Al-Quran sehari-hari secara umum
berjalan
lancar, akan tetapi bukan berarti tidak ada masalah. Diantara
hambatan
-
yang terkadang muncul adalah rendahnyakemampuan santri tertentu
dalam
menghafal Al-Quran.
2. Kurikulum pendidikan Al-Quran
Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah lembaga
pendidikan yang program utamanya adalah pendidikan Al-Quran.
Dalam
pendidikan Al-Quran, materi yang ada meliputi makhroj, tajwid
dan
tahfidz.
Materi-materi tersebut, terutama materi
tahfidzdiselenggarakan
sebanyak 5 kali pertemuan, yakni setiap hari selasa, waktunya
adalah:
a. Selesai sholat subuh berjamaah untuk menambah hafalan
b. Selesai sholat dzuhur berjamaah untuk melancarkan hafalan
c. Selesai sholat ashar berjamaah untuk melancarkan hafalan
d. Menjelang sholat maghrib berjamah untuk menambah hafalan
e. Selesai sholat maghrib berjamah untuk melancarkan
hafalan(wawancara pengurus seksi pendidikan ustadzah
Mustafidah
pada tanggal 20 Mei 2012).
Pokok-pokok bahan pengajaran yang dapat dijelaskan dari
beberapa buku tajwidadalah tentang:
a. Makhroj Al-huruf
b. Hukum nun dan mim mati dan tanwin
c. Hukum bacaan mad
d. Hukum tafkhim, huruf qolqolah
-
Hukum hukum bacaan yang telah diterangkan di atas diberikan
karena sering digunakan dalam membaca Al-Quran agar santri
dapat
membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
3. Metode pendidikan Al-Quran
Metode pendidikan Al-Quran yaitu cara yang dipakai dalam
mengajarkan Al-Quran. Metode yang penulis maksud adalah
cara-cara
yang digunakan oleh pengasuh dan ustadz-ustadzah dalam
mengajarkan
materi Al-Quran kepada santri, dan juga digunakan oleh para
santri
dalam menghafal Al-Quran. Metode merupakan faktor yang
mempunyai
peran penting dalam usaha untuk mencapai target yang baik.
Metode-metode untuk menghafal Al-Quran yang digunakan di
pondok Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah sebagai berikut:
a. Metode Setoran
Istilah setoran dalam aktifitas menghafal Al-Quran adalah
santri memperdengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dihafalkanya.
Pada
waktu setor hafalan, santri disimak secaralangsung oleh
pengasuh,
sehingga dengan metode ini, hafalan santri bisa meningkat dari
waktu
ke waktu. Sedangkan waktu yang digunakan untuk setor hafalan
adalah sebagai berikut:
1) Setelah Sholat Shubuh berjamaah/jam 05.15 sampai jam
06.30
2) Setelah Sholat Ashar berjamah/jam 15.45 sampai jam 17.00
3) Setelah Sholat Maghrib berjamah/jam 18.30 sampai jam
19.15
-
Kemampuan setor hafalan bagi santri di pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran sangat beragam, sehingga banyak
sedikitnya setor tidak dibatasi, tetapi semua itu disesuaikan
dengan
kemampuan hafalan santri sendiri.
b. Metode takrir/ deresan
Metode takrir adalah metode mengulang hafalan yang
diperdengarkan kepada ustadz-ustadzah yang fungsinya adalah
untuk
menjaga agar materi yang sudah dihafal tidak terlupakan ketika
santri
menambah hafalan baru.
Pelaksanaan metode takrir disini adalah pada setiap kali
setor
terdapat perbandingan antara materi yang disetor dengan materi
yang
ditakrir. Frekwensi takrir ini bervariasi disesuaikan dengan
kemampuan setor hafalanya dan rata-rata santri mentakrir
seperempat
juz atau dua setengah lembar.
c. Metodemudarosah
Metode mudarosah dalam istilah menghafal Al-Quran adalah
santri berkumpul dalam satu majlis kemudian secara satu persatu
atau
bergantian membaca Al-Quran baik yang binadzordanbilghoibdan
disimak oleh teman-teman lainya. Metode ini biasanya
dilakukan
untuk melancarkan ayat-ayat yang telah dihafal secara
bersama-sama.
Metode ini sering disebut dengan istilah semaan hafalan yang
dimulai
dari juz awal sampai selesai.
-
Di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran pelaksanaan
metode mudarosah ini dilakukan dua cara yaitu:
1) Mudarosah ayatan: yaitu setiap santri membaca bilghoib satu
ayat
kemudian ayat selanjutnya diteruskan oleh santri berikutnya.
Pelaksanaan mudarosah perayat ini dilakukan satu minggu
sekali
setiap hari Jumat dan wajib diikuti semua santri.
2) Mudarosah halaman (pojok): yaitu semua santri
yangmenghafal
atau bilghoib membaca satu halaman kemudian digantikan oleh
santri yang berikutnya. Mudarosah perhalaman ini dilakukan
satu
bulan sekali setiap hari Jumat. Pelaksanaanya dilakukan di
makam
pendiri pondok pesantren Roudltu Usysyaaqil Quran yaitu Alm.
KH. Muhammad Masum Jazuly.
Metode mudarosah ini sangat efektif untuk mendukung
program menghafal Al-Quran sehingga hafalan-hafalan yang
telah
dihafalkan akan tetap aman dalam memori santri.
d. Metode tes hafalan
Metode tes hafalan adalah usaha yang dilakukan oleh pihak
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran untuk menilai keadaan
hafalan
santri dengan penekanannya pada materi kelancaran bacaan
berikut
makhroj maupun tajwidnya.
e. Evaluasi hafalan
-
Untuk dapat mengukur sampai dimana keberhasilan yang
dicapai dalam menghafal Al-Quran di pondok pesantren
Roudlotu
Usysyaaqil Quran maka diperlukan evaluasi
Adapun evaluasi yang diterapkan dipondok ini adalah:
1) Evaluasi harian yaitu: evaluasi yang dilakukan setiap hari
pada jam
setoran hafalan Al-Quran. Yang mengevaluasi adalah pengasuh
KH. Masduq Haririe dengan memberikan tanda tangan dengan
warna tinta tertentu. Apabila santri meperoleh tanda tangan
tinta
merah, maka hafalannya harus mengulang. Jika berhasil
mendapat
tanda tangan tinta hitam maka bisa melanjutkan ke ayat
berikutnya.
2) Evaluasi bulanan yaitu : evaluasi yang dilaksanakan 1 bulan
sekali,
apabila santri selesai hafalan 1 juz maka santri tersebut
dites
terlebih dahulu.Jika berhasil maka santri diperbolehkan
untuk
menambah hafalan. Pelaksanaan evaluasi ini mereka sebut
ngejuz. Adapunyang mengevaluasi adalah pengurus pondok.
3) Evaluasi tahunan yaitu: evaluasi yang dilaksanakan satu
tahun
sekali. Yang dievaluasi adalah seluruh hafalan yang telah
diperoleh. Jika santri ingin mengetahui hasilnya maka pada
akhir
tahun santri diberikan buku raport yang ditujukan kepada
orang
tua santri.
Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi baik itu,
evaluasi harian, bulanan, maupun evaluasi tahunan adalah:
-
1) Makhraj Al-huruf, yaitu bagaimana mengucapkan satu huruf
hijaiyah dari asal tempat keluarnya huruf.
2) Tajwid, yakni bagaimana mengucapkan rangkaian kalimat
yang
benar seperti bacaan tafkhim, qalqalah dan lain sebagainya.
3) Tilawah atau bacaan terhadap ayat-ayat Al-Quran.
4) Kefasihan dalam membaca Al-Quran.
5) Kelancaran dalam membaca Al-Quran.
Semua evaluasi yang dilaksanakan, dimaksudkan untuk
menentukan boleh tidaknya santri menambah halaman atau juz
berikutnya. Evaluasi tersebut merupakan proses pendadaran
untuk
mendapat gelar Al-Hafidz. Bagi santri yang hafalanya belum
dinyatakan lulus, maka belum atau tidak dapat naik ke halaman
atau
juz berikutnya. Demikian juga dengan santri yang masih tahap
binadzor, sistem evaluasinya sama dengan bilghoib. Apabila
kurang
bagus, maka harus diulangi kembali atau bertadarus lagi agar
lebih
baik (wawancara lurah Pondok M. AinunNajib PP Roudlotu
Usysyaaqil Quran pada tanggal 16 Mei 2012 jam 09.00).
-
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Efektifitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran Di Pondok
Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang
Kab.
Semarang
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari ini
mempunyai target dan tujuan untuk mencetak seorang hafidz sesuai
dengan
jangka waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu jika
pendidikan tahfidzul
Quran di pesantren tersebut ingin dilaksanakan secara terencana
dan teratur,
maka berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan
perlu dikenali,
untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan hafalan
Al-Quran yang
efektif.
Pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
telah
melahirkan dan mencetak banyak hafidz. Hasil itu sendiri
merupakan buah
dari suatu aktifitas baik yang terencana maupun yang tidak
terencana.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di pondok ini diukur
dengan
berhasilnya santri untuk memenuhi target dalam belajar, yang
maksudnya
adalah kemampuan santri untuk menyelesaikan program menghafal
dengan
target-target yang telah ditetapkan yaitu 5-6.
Hasil yang dimaksud, dalam proses pencapainya, supaya lebih
efektif,
banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain adalah metode
yang
-
digunakan, materi yang diberikan, lingkungan dan sarana belajar
serta
pendidik dan anak didik.
Keefektifan dalam menghafal Al-Quran di sini diukur dengan
ketepatan waktu dalam menghafal Al-Quran sesuai dengan target
dan tujuan
yang telah ditentukan, yang didukung oleh elemen-elemen
disekitarnya yang
berpengaruh(wawancara pengurus muhammad Asyari seksi pendidikan
pada tanggal 1
juni 2012 jam 10.00 WIB).
Adapun target-target itu adalah sebagai berikut:
1. Kelas TK: Target yang ditetapkan adalah pasholatan beserta
artinya, surat-
surat pilihan, doa-doa dan sebagainya.
2. Kelas I SD: Target yang ditetapkan adalah melancarkan bacaan
secara
bin-nadzor minimal 3 kali serta menghafalkan juz 30 dan sampai
juz 5.
3. Kelas II SD: Target yang ditetapkan adalah juz 6 sampai
10.
4. Kelas III SD: Target yang ditetapkan adalah juz 11 sampai
20.
5. Kelas IV SD: Target yang ditetapkan adalah juz 21 sampai
30.
Dengan disusun target-target seperti yang disebut di atas, maka
segala
upaya akan difokuskan untuk mencapai sasaran sesuai target.
Pembagian kelas ini didasarkan pada jumlah yang telah
dihafal.
Sedangkan prosesnya adalah semua santri baik putra maupun putri
satu
persatu menghadap ustadz atau ustadzah untuk membacakan Al-Quran
baik
itu secara bin-nadzor dengan membaca langsung pada mushaf maupun
secara
bilghoib atau hafalan (Dikutip dari buku Rapot PP Roudlotu
Usysyaaqil
Quran)..
-
Sistem pengajaran Al-Quran di atas masih menggunakan metode
tradisional yaitu metode sorogan, di mana dalam satu kelompok
yang terdiri
dari 10 santri maju menyetor hafalan Al-Quran kepada ustadz
atau
ustadzahnya masing-masing satu persatu. Hal ini menuntut para
santri harus
benar-benar hafal di luar kepala. Metode sorogan yang terdiri
dari kurang
lebih 10 santri dari 2 ustadz tetap dipertahankan, sebab dengan
metode ini
semua santri tertuntut mendapatkan hasil yang efektif