EFEKTIVITAS MENGUNYAH BUAH APEL DAN JAMBU BIJI TEHADAP PERUBAHAN
ANGKA DEBRIS INDEKS PADA SISWA KELAS VII SMP N 24 SEMARANG 2010
Karya Tulis IlmiahDiajukan kepadaJurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes SemarangUntuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyeleseaikan programDiploma III Kesehatan
Gigi
Di Susun Oleh :
ERVINA HERMAWATIP17425007109
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANGJURUSAN KESEHATAN GIGI2010INTISARIHermawati, E.,
2010. Efektivitas Mengunyah Buah Apel dan Mengunyah Buah Jambu Biji
Terhadap Perubahan Angka Debris Indeks Pada Siswa Kelas VII SMP N
24 Semarang 2010, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Pembimbing : (I) drg. Irma
H.Y Siregar, (II) Sadimin S.Si.T.Kata Kunci : Mengunyah Buah Apel,
Mengunyah Buah Jambu Biji, Debris IndeksDebris Indeks adalah angka
yang menunjukkan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Debris adalah
sisa makanan yang terdapat dalam rongga mulut. Salah satu cara
untuk membersihkan debris adalah dengan mengunyah buah seperti apel
dan jambu biji, karena teksturnya yang keras sehingga saat
mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji, secara
fisiologis akan merangsang mulut untuk menggerus dan
menghancurkannya sebelum masuk kesaluran pencernaan sehingga dapat
membersihkan mulut dari debris secara alami. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektifitas antara mengunyah buah apel dan
buah jambu biji terhadap perubahan angka debris indeks.Variabel
bebas adalah mengunyah buah apel dan jambu biji dan variabel
terikat adalah angka debris indeks. Jenis penelitian adalah quasi
experiment. Sampel yang digunakan berjumlah 40 orang dan dibagi
menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 berjumlah 20 orang diberi perlakuan
mengunyah buah apel. Kelompok 2 berjumlah 20 orang diberi perlakuan
mengunyah buah jambu biji. Uji yang dipakai untuk mengetahui
perbedaan efektivitas penurunan angka debris indeks kedua perlakuan
dilakukan dengan uji mann whitney dengan = 0.05.Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah
buah apel mengalami penurunan sebesar 0,366. Sedangkan mengunyah
buah jambu biji mengalami penurunan sebesar 0,3910. Hasil uji
analitik didapatkan nilai probabilitas mengunyah buah apel dan
mengunyah buah jambu biji adalah 0.865 > 0.05 maka dapat
simpulkan, tidak ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan
mengunyah buah jambu biji terhadap perubahan angka debris indeks.
Disarankan agar masyarakat untuk mengkonsumsi buah yang berserat
dan berair sesudah makan karena buah berserat dan berair dapat
menurunkan angka debris indeks.BAB 1PENDAHULUANA. Latar
belakangMenurut UU no 36 tahun 2009 BAB 1 pasal 1 tentang
kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Tujuan pembangunan
kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 mengacu pada Undang Undang
R.I No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, adalah Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis (UU no 36 tahun 2009/ tentang kesehatan) Mayoritas
orang Indonesia cenderung mengabaikan kesehatan giginya. Drg Zaura
Rini Matram MDS praktisi kedokteran gigi dari Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menyebut 80% orang Indonesia
mengidap penyakit gigi berlubang. Ini bukan sesuatu yang
mengejutkan karena menurut Rini bahwa 77% orang Indonesia ternyata
malas gosok gigi alias tak pernah gosok gigi (Mangku, 2009). Data
ini pun sesuai dengan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
2004 dalam mangku 2009, yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan.
Survei itu menyebut prevalensi karies gigi di Indonesia adalah
90,05 %. Karies hanya merupakan salah satu bukti tidak terawatnya
kondisi gigi dan mulut masyarakat, kata Rini dalam kesempatan
seminar tentang kesehatan gigi di Jakarta (Mangku, 2009).Gigi yang
berlubang tentu memang tidak sehat. Masyarakat di Indonesia masih
belum mempertimbangkan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini menurut
Rini terlihat dari 50% orang Indonesia berusia di atas 10 tahun
mengidap masalah karies (lubang) gigi yang belum teratasi. Fakta
yang lainnya adalah orang Indonesia yang menderita penyakit gigi
dan mulut tersebut bersifat agresif kumulatif. Artinya daerah yang
rusak tersebut menjadi tidak dapat disembuhkan (Mangku, 2009).Mulut
merupakan bagian tubuh yang sangat penting, maka harus dijaga
kebersihannya salah satunya dengan cara menggosok gigi secara
teratur dan benar. Menggosok gigi yang di anjurkan adalah setiap
sehabis makan dan sebelum tidur. Untuk menentukan kebersihan gigi
dan mulut seseorang dapat diukur dengan menggunakan indeks. Indeks
adalah suatu angka yang menunjukan keadaan klinis gigi yang di
dapat pada waktu melakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas
permukaan gigi yang tertutup oleh debris dan kalkulus. Debris
adalah Debris adalah sisa makanan yang terdapat dalam rongga mulut
(Sandira, 2009)Angka debris indeks dapat di pengaruhi oleh jenis
makanan yang di makan seseorang. Jenis makanan ini dapat berupa
makanan yang berserat, berair atau makanan manis, lunak, melekat.
Selain faktor makan debris indeks juga dapat di pengaruhi oleh
faktor kebiasaan seperti menyikat gigi sesudah makan, dan sebelum
tidur dsb. Angka debris indeks ini dapat di turunkan dengan cara
memakan makanan yang berserat dan berair.Ada berbagai macam makanan
berserat dan berair, yang dapat di peroleh di pasaran seperti buah
- buahan. Hal lain dari buah buahan adalah kemampuannya untuk dapat
melakukan self cleansing terhadap rongga mulut. Makanan padat dan
juga serat dari buah dan sayur secara fisiologis akan memaksa mulut
manusia untuk menggerus dan menghancurkannya sebelum masuk ke
saluran pencernaan selanjutnya, sehingga mendorong sekresi ludah
(Milati, 2009). Buah apel dan buah jambu biji merupakan buah yang
memiliki kandungan serat dan air yang cukup banyak. Selain itu
kedua buah ini juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras
sehingga dapat mendorong sekresi ludah. Sehingga buah apel dan
jambu biji dapat membersihkan gigi dari sisa sisa makanan secara
alami, jadi dapat mempengaruhi angka debris indeks seseorang. Dalam
penelitian ini, untuk membandingkan perbedaan kebersihan gigi
sebelum dan sesudah di gunakan buah apel dan buah jambu
biji.Berdasarkan uraian data diatas dan kenyataan yang ada,
peneliti berminat untuk mengetahui efektifitas mengunyah buah apel
dan buah jambu biji terhadap perubahan angka debris indeks.
Penelitian ini dilakukan pada siswa siswi kelas VII SMP N 24
Semarang, karena pada usia itu mereka telah mempunyai gigi
permanent secara sempurna.B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat di rumuskan suatu
masalah sebagai berikut : Manakah yang lebih Efektif antara
mengunyah buah apel dan buah jambu biji terhadap debris indeks pada
siswa kelas VII SMP N 24 Semarang?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan
UmumMengetahui efektivitas mengunyah buah apel dan buah jambu biji
tehadap perubahan angka debris indeks pada siswa Kelas VII SMP N 24
Semarang.2. Tujuan Praktisa. Mengukur rata rata debris indeks pada
siswa kelas VII SMP N 24 Semarang sebelum dan sesudah mengunyah
buah apel.b. Mengukur rata rata debris indeks pada siswa kelas VII
SMP N 24 Semarang sebelum dan sesudah mengunya jambu biji.c.
Mengukur selisih rata rata debris indeks siswa kelas VII SMP N 24
Semarang sebelum dan sesudah mengunyah buah apel dan buah jambu
biji.D. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini
di harapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut terhadap
efektifitas mengunyah buah apel dan jambu biji terhadap perubahan
debris indeks2. Manfaat Praktisa. Masyarakat dapat mengetahui
pengaruh mengunyah buah apel dan buah jambu biji dalam meningkatkan
status kebersihan gigi dan mulut.b. Diharapkan dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu kesehatan gigi dan mulut dan untuk menambah
literatur perpustakaan.c. Dapat menambah pengetahuan tentang
pengaruh mengunyah buah apel dan jambu biji terhadap perubahan
angka debris indeks.E. PENJELASAN KEASLIAN PENELITIANPenelitian
berjudul Efektifitas Mengunyah Buah Apel dan Buah Jambu Biji
Terhadap Perubahan Angka Debris Indeks Pada Siswa Kelas VII SMP N
24 Semarang Tahun 2010 merupakan penelitian lanjutan.Sebelumnya
pada tahun 2007 Noor Ina Pretiyani telah melakukan penelitian yang
berjudul Pengaruh Mengunyah Buah Belimbing Terhadap Penurunan
Debris Pada Anak Reterdasi Mental di SLB Susukan Kab. Semarang
tahun 2007. Dengan hasil penurunan debris indeks setelah mengunyah
buah Belimbing sebesar 0,43.Dan pada tahun 2005 Maryati telah
melakukan penelitian yang berjudul Efektifitas mengunyah buah
berserat terhadap perubahan Debris Indeks dengan hasil hasil
penurunan debris indeks setelah mengunyah buah nanas sebesar 0,66
dimana dari 1,93 dalam kategori buruk menjadi 1,02 dalam kategori
sedang dan setelah mengunuah buah bengkoang sebesar 1,12 dimana
dari 1,893 dalam kategori buruk menjadi 0,76 dalam kategori
sedang.Kedua penelitian diatas meunjukan bahwa buah berserat dan
berair selain buah apel dan buah jambu biji dapat menurunkan angka
debris indeks, sehingga pada penelitian ini di coba buah apel dan
jambu biji karena buahnya mudah di dapat dan relatif murah
BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka1. MengunyahMengunyah
adalah proses menghaluskan makanan dari partikel yang besar ke
partikel yang lebih kecil. Mengunyah terdiri dari 3 tahap, fase
pembukaan mulut di buka dan rahang bawah bawah menurun, fase
penutupan rahang bawah kea rah rahang atas, fase oklusi rahang
bawah tetap di tempat gigi dari atas mendekat (Anonimc, 2009),
mengunyah yang baik, terutama untuk makanan adalah 32 kali (Nina,
2006)2. Buah Berserat dan beraira. Apel1) Pengertian Apel Buah apel
adalah salah satu buah yang banyak mengandung serat dan air. Orang
mulai pertama kali menumbuhkan apel di Asia Tengah. Kini apel
berkembang di banyak daerah di dunia yang lebih dingin. Nama ilmiah
pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya
adalah keturunan dari Malus sieversii asal Asia Tengah, dengan
sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar)
(Anonima, 2009).Satu buah apel mengandung 5 gram serat atau
seperlima kebutuhan serat harian. Sekitar 80 persen merupakan serat
larut air dan 20 persen serat tidak larut air. Serat larut dalam
air yang terdapat pada buah apel adalah pectin, sedangkan serat
tidak larut yang terdapat di buah apel adalah selulosa (Ryani,
2007)Rahasia apel sebagai pencegahan penyakit terletak pada
kandungan karoten dan pektinnya yang merupakan serat larut dalam
air. Pektin merupakan salah satu tipe serat kasar yang mempunyai
beberapa keuntungan, karena merupakan serat yang berbentuk gel,
pectin dapat memperbaiki otot pencernaan dan mendorong sisa makanan
pada saluran pembuangan. Pektin juga dikenal sebagai
antikolesterol, bila berinteraksi dengan vitamin C dapat menurunkan
kolesterol darah. Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan
air dalam usus dan memperlunak feses serta mengikat dan
menghilangkan racun dalam isi usus (Ryu, 2008)Pektin pada sel
tumbuhan merupakan penyusun lamela tengah, lapisan penyusun awal
dinding sel. Sel-sel tertentu, seperti buah, cenderung mengumpulkan
lebih banyak pektin. Pektinlah yang biasanya bertanggung jawab atas
sifat "lekat" apabila seseorang mengupas buah (Anonimd, 2009).
Sifat pectin salah satunya adalah larut dalam air terutama air
panas, sedangkan dalam bentuk larutan koloidal (bentuk campuran dua
atau lebih zat yang bersifat homogen) akan berbentuk pasta. Jika
pektin di dalam larutan ditambahkan gula dan asam maka akan
terbentuk jel dan prinsip ini di gunakan sebagai dasar pembuatan
selai dan jeli (Hartoko, 2009).Khasiat buah apel bagi kesehatan,
sedemikian rupa berhubungan dengan zat-zat gizi maupun non gizi
yang terkandung di dalam buah apel. Kandungan zat-zat gizi dalam
100 gram buah apel adalah sebagai berikut .Tabel 2.1 : Kandungan
Zat gizi buah apel per 100gram :Kandunganjumlah
Energi58 kal
Protein0,30 g
Lemak0,40 g
Karbohidrat14,90 g
Kalsium6 g
Fosfor10 g
Serat5 g
Besi1,30 g
Vitamin A24 RE
Vitamin B10,04 mg
Vitamin B20,03 mg
Vitamin C5 mg
Niacin0,10 g
Air80 g
Tiamin7 mg
Riboflavon3 mg
Kalium130 mg
(Sumber : Ryu, 2008)Apel memiliki kandungan serat dan air yang
cukup banyak yaitu kandungan serat sebesar 5 g dan kandungan air
sebesar 80 g.2) Jenis ApelApel merupakan jenis tumbuhan buah-buahan
sub tropis yang sudah di kembangkan di Indonesia khususnya wilayah
Pasuruan (Kecamatan Tutur Nongkojajar).Jenis-jenis apel yang berada
di Indonesia a) Apel Rome beauty b) Manalagic) Ana d) Hijau (New
Zeland) (Aziz, 2009)b. Jambu Biji1) Pengertian Jambu bijiJambu biji
adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris
disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika
Tengah, menyebarke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti
Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di
daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk,
jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian dilakukan
persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain,
sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang lebih besar dengan keadaan
biji yang lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi nama jambu
Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok (Anonim, 2008) Bentuk
buah jambu biji sangat bervariasi dari bulat hingga lonjong seperti
buah pir, serta beraroma wangi. Rasa buah manis, manis asam, atau
asam. Rasa dan aroma jambu biji yang sangat khas disebabkan oleh
senyawa eugenol. Kulit buah tipis berwarna hijau sampai hijau
kekuningan. Bijinya bervariasi dari sangat sedikit hingga sekitar
500 biji dalam buah yang beratnya sekitar 150 gram. (Anonimb,
2009)Tabel 2.2 : Kandungan zat gizi buah Jambu biji per 100 gram:
Kandunganjumlah
Energi51 kal
Protein51 g
Lemak0,60 g
Karbohidrat11,88 g
Kalsium20 g
Fosfor25 g
Serat5,4 g
Besi0,81 g
Vitamin A792 IU
Vitamin B10,04 mg
Vitamin B20,04 mg
Vitamin B60,143 g
Vitamin C183 mg
Niacin1200 g
Air86,1 g
Tiamin0,050 mg
Riboflavon0,050 mg
Kalium284 mg
Sumber: USDA nutrient Database for Standard Reference, Release
14 July 2001Jambui biji memiliki kandungan serat dan air yang cukup
banyak yaitu 5,4 gram dan kandungan air 86,1 gram.2) Jenis Jambu
BijiDari sejumlah jenis jambu biji, terdapat beberapa varietas
jambu biji yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih
nilai ekonomisnya yang relatif lebih tinggi diantaranya:a) Jambu
sukun (jambu tanpa biji yang tumbuh secara partenokarpi dan bila
tumbuh dekat dengan jambu biji akan cenderung berbiji kembali).b)
Jambu bangkok (buahnya besar, dagingnya tebal dan sedikit bijinya,
rasanya agak hambar). Setelah diadakan percampuran dengan jambu
susu rasanya berubah asam-asam manis.c) Jambu merah.d) Jambu pasar
minggu.e) Jambu sarif) Jambu apel.g) Jambu palembang.h) Jambu merah
getas (Anonim, 2008)Dari penjelasan di atas di bandingkanantara
kandungan buah apel dan jambu biji yaitu sebagai berikut:Tabel 2.3
: perbandingan kandungan zat gizi buah apel dan jambu biji per
100gram:KandunganApelJambu biji
Energi58 gram51 garm
Protein0,30 gram51 gram
Lemak0,4 gram0,6 gram
Karbohidrat14,90 gram11,88 gram
Kalsium6 mg20 mg
Fosfor10 mg25 mg
Serat 5 gram5,4 gram
Besi1,30 mg0,31 mg
Vitamin A24 RE792 IU
Vitamin B10,04 gram0,04 gram
Vitamin B 20,04 gram0,04 gram
Vitamin B60,143 mg
Vitamin C5 mg183,5 mg
Niacin 0,10 mg1200 mg
Air80 gram86,10 gram
Tiamin7 mg0,050 mg
Riboflavin3 mg0,050 mg
Kalium130 mg284 mg
Dari hasil penjelasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan
yaitu buah apel dan jambu biji mempunyai kandungan serat dan air
yang cukup banyak yaitu pada buah apel kandungan serat 5 gram dan
kandungan air 80 gram dan pada buah jambu biji kandungan serat 5,4
gram dan kandungan air 86,1 gram.3. Kebersihan Gigi Dan
MulutKebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut, salah satunya kita harus
membersihkan gigi dan mulut kita dari debris. Debris adalah sisa
makanan yang terdapat dalam rongga mulut. Kebanyakan sisa makanan
terbentuk secara cepat oleh enzim, bakteri dan jelas pada permukaan
mulut dalam 5 menit setelah makan tetapi tersisa pada gigi dan
mukosa (Sandira, 2009)4. Siswa SMPSiwa kelas VII SMP 24 Semarang
adalah anak anak yang sedang memasuki usia belasan tahun. Usia
belasan tahun ini berkisar umur 13-14 tahun. Dan pada usia belasan
tahun periode pergantian gigi tetap berakhir (Pratiwi, 2007).
B. Kerangka KonsepVariabel Bebas : Mengunyah Buah Jambu biji dan
Mengunyah Buah ApelVariabel Terikat : Debris IndeksVariabel
Terkendali : Jenis Buah, Berat Buah (masing2 50g), Jumlah Kunyah
(32x), Teknik Kunyah
Variabel Tak terkendali : Kondisi Gigi
C. Hipotesis PenelitianDalam penelitian hipotesis adalah
diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang
hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau
variabel mandiri (deskripsi) (Sugiyono, 2007).Ho = tidak ada
perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji
dalam menurunkan debris indeks.Ha = ada perbedaan antara mengunyah
buah apel dan mengunyah buah jambu biji dalam menurunkan debris
indeks.BAB IIIMETODE PENELITIANA. Jenis PenelitianJenis penelitian
menggunakan desain deskriptif kuantitatif yaitu menganalisa data
dengan menampilkan pemahaman tentang karakteristik data berupa
angka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi
ekperiment (eksperimen semu) yaitu eksperimen yang tidak mempunyai
pembatasan ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat
mengontrol validitas, di sebut eksperimen semu karena tidak
mempunyai ciri ciri eksperimen yang sesungguhnya yang seharusnya di
kontrol dan di manipulasi (Notoatmodjo, 2005).Rancangan penelitian
ini secara skematisdapat dituliskan sebagai berikut : O1 ( X1) O2O3
(X2) O4Keterangan : O1 : Observasi 1 perlakuan mengukur debris
indeks sebelum mengunyah Buah apel.X1 : Perlakuan berupa mengunyah
buah apelO2 : Observasi 2 perlakuan mengukur debris indeks
sesudahmengunyah buah apelO3 : Observasi 3 perlakuan mengukur
debris indeks sebelum mengunyah buah jambu biji.X2 : Perlakuan
berupa mengunyah buah jambu bijiO4 : Observasi 4 perlakuan mengukur
debris indeks sesudah mengunyah buah jambu bijiB. Subjek
Penelitian1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan objek penelitian
atau objek yang di teliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa anak kelas 1 SMP N 24 Semarang.
Dengan jumlah siswa 197.2. SampelSampel adalah sebagian yang
diambil dari keseluruhan objek yang di teliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Bila subjek lebih dari
100maka sample di ambil antara 1015 %, atau 20 25% atau apa bila
subyek kurang dari 100 lebih baik di ambil semua sehingga
penelitian merupakan penelitian populasi (arikunto, 2002).Dalam
penelitian ini sampel yang di gunakan adalah sebagian dari
populasi, yaitu 20% dari populasi.Jumlah sampel : 20 x 38 = 39,4
(pembulatan menjadi 40 siswa)100Dengan pembagian tiap kelas :Kelas
VII A = 20 x 38 = 7,6 (pembulatan menjadi 8 siswa)100Kelas VII B =
20 x 40 = 8 siswa100Kelas VII C = 20 x 39 = 7,8 (pembulatan menjadi
8 siswa)100Kelas VII D = 20 x 40 = 8 siswa100Kelas VII E = 20 x 40
= 8 siswa100Pengambilan sampel dengan teknik random sampling yaitu
pengambilan sampel secara random atau acak (Notoatmodjo, 2005)C.
Identifikasi Variabel1. Variable BebasVariabel bebas dalam
penelitian ini adalah mengunyah buah apel dan buah jambu biji.2.
Variabel TerikatVariable terikat dalam penelitian ini adalah angka
debris indeks3. Variabel TerkendaliVariabel terkendali dalam
penelitian ini adalah jenis buah yaitu buah apel dan buah jambu
biji, berat buah masing masing 50 gram, jumlah kunyah sebanyak 32
kali, teknik mengunyah.4. Variabel Tak TerkendaliVariabel tak
terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi gigi.D. Definisi
Operasional Variabel1. Variabel BebasVariabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel laina. Mengunyah buah apel dan jambu
bijiMengunyah adalah kegiatan menghaluskan makanan (buah apel dan
jambu biji dengan berat masing masing 50 gram) dari partikel besar
menjadi partikel yang lebih halus. Mengunyah makanan yang baik
harus menggunakan kedua sisi rahang secara bergantian dengan jumlah
kunyah 32 kali, masing masing rahang 16 kali.2. Variabel
TerikatVariabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi oleh
variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikat adalah angka /
nilai debris indeks yang di lakukan pada siswa kelas 1 SMP N 24
Semarang yang menjadi sampel dari penelitian.a. Nilai Debris
IndeksDebris adalah sisa makanan yang terdapat dalam rongga mulut.
Kebanyakan sisa makanan terbentuk secara cepat oleh enzim, bakteri
dan jelas pada permukaan mulut dalam 5 menit setelah makan tetapi
tersisa pada gigi dan mukosa (Sandira, 2009)b. Cara Pemeriksaan
Debris IndeksPemeriksaan untuk dapat mengetahui banyaknya debris
dilakukan pada gigi gigi tertentu saja dan hanya pada permukaan
tertentu.Untuk rahang atas:1) Gigi molar permanent pertama kanan
atas (M1 kanan atas), permukaan buccal2) Gigi insisivus permanent
pertama kanan atas (I1 Kanan atas), permukaan labial3) Gigi molar
permanent pertama kiri atas (M1 kanan atas), permukaan buccalUntuk
rahang bawah:1) Gigi molar permanent pertama kiri bawah (M1 kiri
bawah) pada permukaan lingual 2) Gigi insisivus permanent pertama
kiri bawah (I1 kiri bawah) pada permukaan labial 3) Gigi molar
permanent pertama kanan bawah (M1 kanan bawah) pada permukaan
lingualBuccal labial Buccal1.61.12.6
4.63.13.6
Lingual Labial LingualMenurut Be (1987) kriteria pemeriksaan
debris adalah sebagai berikut:KriteriaNilai
1) Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris maupun
perwarnaan ekstrinsik2) Ada 2 kriteria :a. pada permukaan gigi yang
terlihat, ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas
sepertiga permukaan atau kurang dari sepertiga permukaan. b. pada
permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris lunak, akan tetapi
ada perwarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian
atau seluruhnya.3) Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris
lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari sepertiga,
tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi4) Pada permukaan gigi
yang terlihat, ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas
lebih dari dua pertiga permukaan atau seluruh permukaan
gigi0123
Cara pemeriksaan:
Keterangan 1) Pemeriksaan di mulai pada bagian A1, jika terdapat
debris pada sonde maka di beri nilai 32) Bila bagian A1 bersih maka
pindah pada bagian A2 jika ada debris maka di beri nilai 2 3) Bila
bagian A2 bersih maka pindah kebagian A3 jika ada debris maka di
beri nilai 14) Bila bagian A3 bersih maka di beri nilai 0c. Cara
menghitung debris IndeksBuccal labial Buccal1.61.12.6
4.63.13.6
Lingual Labial LingualRumus Penghitungan Debris indeks:Jumlah
penilaian Debris Debris Indeks = Jumlah gigi yang diperiksa
Pemeriksaan Debris Indeks dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan
sesudah mengunyah buah apel dan jambu bijiPenurunan Debris Indeks =
DI sebelum DI sesudah
Kriteria penilaian Debris Indeks:Baik : 0 0,6Sedang : 0,7
1,8Buruk : 1,9 3,0Skala pengukuran yang di gunakan adalah ordinalE.
Instrument PenelitianVariabelMetode PenelitianInstrumen
penelitian
1. Variabel bebas :Mengunyah buah apel dan jambu biji2. Variabel
Terikat : Debris IndeksEksperimen PemeriksaanBuah apel dan jambu
biji- OD set- Kartu Pemeriksaan- Alkohol- Kapas
F. Prosedur Pelaksanaan PenelitianLangkah langkah yang di
lakukan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:1.
Persiapana. Melakukan perijianan kepada kepala sekolah SMP N 24
Semarangb. Menentukan sampelc. Memberikan informed consent sebagai
persetujuan untuk di teliti.d. Menentukan waktu pelaksanaan
penelitiane. Pemberitahuan kepada repondenf. Persiapan alat dan
bahan
2. Pelaksanaana. Membagi responden menjadi 2 bagian kelompok di
mana kelompok pertama adalah mengunyah buah apel dan kelompok ke
dua mengunyah buah jambu. b. Memanggil 8 anak terlebih dahulu dari
satu kelas untuk diteliti sehingga dilakukan 5 kali pemanggilan.c.
Memberi arahan kepada setiap kelompok untuk mengunyah 50 gram buah
apel untuk kelompok pertama dan 50 gram buah jambu biji untuk
kelompok ke dua.d. Memberikan arahan tentang cara mengunyah yaitu
mengunyah dengan ke dua sisi rahang dengan jumlah kunyah masing
masing 16 kali.e. Menghitung debris indeks sebelum di beri
perlakuan pada setiap kelompokf. Menginstruksikan responden untuk
masing masing mengunyah buah apel pada kelompok pertama dan
kelompok ke dua mengunyah buah jambu biji.g. Menghitung kembali
debris indeks setelah di beri perlakuan pada setiap kelompok.G.
Cara Analisa Data Data dari hasil penelitian diolah (editing),
untuk menjelaskan data yang ada dengan kode kode (coding). Kemudian
memasukkan data ke dalam tabel (tabulating). Dalam menganalisa data
peneliti menggunakan metode analisa data statistik deskriptif
dengan data kuantitatif yaitu teknik statistik yang bertujuan untuk
menggambarkan suatu keadaan hasil pengamatan berupa angka.
selanjutnya analisa data deskriptif kuantitatif untuk
mendeskripsikan hasil penelitian melalui prosentase di saji dalam
bentuk tabulasi. Selanjutnya data di olah menggunakan analisa
statistik inferensial.Untuk menguji perbedaan rata rata antara
debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel dan buah
jambu biji di gunakan uji Wilcoxon karena data distribusi yang di
dapatkan tidak normal sedangkan untuk mengetahui efektifitas
mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap
perubahan debris indeks di gunakan uji Mann Whitney t-test. Uji ini
di lakukan dengan menggunakan SPSS for windows version 11.00.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasi
PenelitianPenelitian yang berjudul Efektifitas Mengunyah Buah Apel
dan mengunyah buah Jambu Biji Terhadap Perubahan Angka Debris
Indeks Pada Siswa Kelas VII SMP N 24 Semarang 2010 telah di
laksanakan pada tanggal 29 April 2010 di SMP N 24 Semarang.
Penelitian ini lakukan pada siswa kelas VII dengan jumlah sampel
40, sampel ini kemudian di bagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok
pertama mengunyah buah apel dan kelompok ke dua mengunyah buah
jambu.1. Debris Indeks Sebelum Mengunyah Buah Apel dan Mengunyah
Buah Jambu BijiDari Penelitian yang telah di lakukan di dapatkan
hasil debris indeks sebelum mengunyah buah apel dan jambu biji,
sebagai berikut :Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Prosentase Debris
Indeks (DI) sebelum mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu
biji pada siswa kelas VII SMP N 24 Semarang.PerlakuanDebris
IndeksNTotal%
BaikSedangBuruk
n%n%n%
Mengunyah Buah Apel420%1050%630%20100%
Mengunyah Buah Jambu biji315%1260%525%20100%
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 menunjukkan bahwa kriteria
Debris Indeks siswa kelas VII SMP N 24 Semarang sebelum mengunyah
buah apel dan jambu biji, sebagian besar adalah sedang dan sebagian
kecil ada yang baik. Untuk Debris Indeks dengan kriteria sedang
mengunyah buah apel berjumlah 10 siswa (50%) sedangkan pada
mengunyah buah jambu biji lebih banyak yaitu 12 siswa (60%).
Sedangkan untuk Debris Indeks dengan kriteria baik pada mengunyah
buah apel berjumlah 4 siswa (20%) dan pada mengunyah buah jambu
biji berjumlah 3 siswa (15%).2. Debris Indeks Sesudah Mengunyah
Buah Apel dan Mengunyah Buah Jambu BijiDari Penelitian yang telah
di lakukan di dapatkan hasil debris indeks sesudah mengunyah buah
apel dan jambu biji, sebagai berikut :Tabel 4.2 Distribusi
Frekuansi Prosentase Debris Indeks (DI) sesudah Mengunyah buah apel
dan jambu biji pada siswa kelas VII SMPN 24
Semarang.PerlakuanDebris IndeksNTotal%
BaikSedangBuruk
n%n%n%
Mengunyah Buah Apel735%1365%00%20100%
Mengunyah Buah Jambu biji630%1470%00%20100%
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 menunjukkan bahwa kriteria
Debris Indeks siswa kelas VII SMP N 24 Semarang sesudah mengunyah
buah apel dan jambu biji, sebagian besar adalah sedang. Untuk
Debris Indeks dengan kriteria sedang pada mengunyah buah apel
berjumlah 13 siswa (65%) sedangkan pada mengunyah buah jambu biji
lebih banyak yaitu 14 siswa (70%). Dan tidak ada lagi siswa yang
termasuk pada Debris Indeks dengan kriteria buruk.3. Perbedaan
Penurunan Debris Indeks Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Apel Dan
Mengunyah Buah Jambu BijiDari Penelitian yang telah di lakukan di
dapatkan hasil perbedaan penurunan debris indeks sebelum dan
sesudah mengunyah buah apel dan jambu biji, sebagai berikut :Tabel
4.3 Nilai rata rata dan nilai penurunan Debris Indeks (DI) sebelum
dan sesudah mengunyah buah apel dan jambu biji pada siswa kelas VII
SMPN 24 Semarang PerlakuanRata Rata Debris IndeksPenurunan
SebelumSesudah
Mengunyah buah Apel1,4121,04550,3665
Mengunyah Buah Jambu Biji1,42951,03850,3910
Berdasarkan Tabel 4.3 dan gambar 4.3 menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji.
Hal Ini dapat dilihat dari rata rata penurunan Debris Indeks
mengunyah buah jambu biji adalah 0,3910 sedangkan pada mengunyah
buah apel menurunkan Debris Indeks sebesar 0,3665.4. Uji Statistik
Debris Indeks Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Apel dan Mengunyah
Jambu Biji, dan Perbedaan Penurunan Debris Indeks Sebelum dan
Sesudah Mengunyah Buah Apel dan Buah Jambu Biji.Hasil analisa
dengan analisis ststistik inferensial, untuk menguji perbedaan rata
rata antara Debris indeks (DI) sebelum sesudah mengunyah buah apel
dan mengunyah buah jambu biji di gunakan uji statistik Wilcoxon
karena data yang di peroleh tidak normal, sedangkan untuk mengukur
beda rata rata penurunan Debris Indeks (DI) antara Mengunyah Buah
Apel dan Mengunyah Buah Jambu Biji di gunakan uji statistik Mann
Whitney t-tes, dan di hitung dengan program SPSS pada out put di
dapatkan hasil sebagai berikut :a. Terdapat penurunan Debris Indeks
secara nyata antara sebelum dan sesudah mengunyah buah apel dengan
nilai P = 0,000 yang berarti signifikan karena p b. Terdapat
penurunan Debris Indeks secara nyata antara sebelum dan sesudah
mengunyah buah jambu biji dengan nilai P = 0,000 yang berarti
signifikan karena p c. Tidak ada perbedaan penurunan Debris Indeks
yang bermakna antara sebelum dan sesudah mengunyah buah apel dan
mengunyah buah jambu biji dengan nilai P = 0,865 > 0,05 , yang
artinya tidak ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan buah
jambu biji terhadap perubahan angka debris indeks.B.
PEMBAHASANHasil penelitian menunjukkan bahwa debris indeks siswa
kelas VII SMPN 24 Semarang mengalami penurunan setelah mengunyah
buah apel dan buah jambu biji. Penurunan ini terjadi karena makanan
berserat dan makanan padat mempunyai kemampuan untuk dapat
mendorong sekresi ludah terhadap rongga mulut sehingga terjadi self
cleansing di dalam mulut (Milati, 2009). Self cleansing adalah
pembersihan secara alami pada gigi terhadap sisa sisa makanan yang
tertinggal di dalam mulut (Grandfa, 2007)Dari hasil penelitian yang
telah di lakukan dapat di lihat bahwa debris indeks yang semula
termasuk kategori buruk berubah menjadi kategori sedang, hal ini
terjadi karena makanan padat mempunyai kemampuan untuk dapat
mendorong sekresi ludah terhadap rongga mulut sehingga terjadi self
cleansing di dalam mulut. Makanan padat selalu mempunyai kandungan
serat,dan membutuhkan kerja otot yang lebih untuk menghancurkan
makanan. Kerja otot manusia inilah yang akan memacu produksi saliva
sebagai penunjang, proses inilah yang akan menunjang terjadinya
proses pembersihan secara alami (self cleansing) pada gigi. Makanan
padat dan juga serat dari buah inilah yang secara fisiologis akan
merangsang mulut manusia untuk menggerus dan menghancurkannya
sebelum masuk ke saluran pencernaan selanjutnya (Milati, 2009).
Sehingga terjadi terjadi sekresi saliva yang berfungsi sebagai
pembersih mulut dari sisa makanan (Syams, 2010)Berdasarkan tabel
dan gambar 4.3 dapat di lihat bahwa tidak ada perbedaan penurunan
debris indeks antara sebelum dan setelah mengunyah buah apel dan
mengunyah buah jambu biji, yang artinya mengunyah buah apel dan
mengunyah buah jambu biji sama sama efektif dalam menurunkan angka
debris indeks, hal ini dapat terjadi karena kandungan air dan
kandungan serat pada buah apel dan buah jambu biji yang hampir
sama, yaitu pada buah jambu biji kandungan serat sebesar 5,4 gram
dan kandungan air sebesar 86,10 gram sedangkan pada buah apel
kandungan serat sebesar 5 gram dan kandungan air sebesar 80 gram.
Selain itu cara mengunyah dan jumlah kunyah yang di kendalikan
dapat mempengaruhi penurunan debris indeks, karena mengunyah akan
meningkatkan jumlah air ludah karena pengunyahan dipengaruhi oleh
kekerasan dari jenis makanan.
BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil
penelitian tentang efektifitas mengunyah buah apel dan mengunyah
buah jambu biji pada siswa kelas VII di SMP N 24 Semarang yang
telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa :1. Rata rata Debris
indeks siswa sebelum mengunyah buah apel sebagian besar adalah
sedang, dengan nilai rata rata 1,4295 sedangkan setelah mengunyah
buah apel rata rata debris indeks turun menjadi 1,0455.2. Rata rata
debris indeks siswa sebelum mengunyah buah jambu biji termasuk pada
kategori sedang dengan nilai rata rata 1,4295 sedangkan setelah
mengunyah buah jambu biji rata rata debris indeks turun menjadi
1,0385.3. Rata rata penurunan debris indeks terbesar yaitu pada
buah jambu biji yang mengalami penurunan sebesar 0,3910 sedangkan
pada buah apel mengalami penurunan sebesar 0,3665.4. Berdasarkan
uji statistik nilai P = 0,865 > = 0,05, sehingga Ho ditolak
yaitu tidak ada perbedaan penurunan debris indeks sebelum dan
sesudah mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji, yang
artinya kedua buah ini sama efektif dalam menurunkan angka debris
indeks.B. SaranBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:1. Masyarakat umum
dan anak anak sekolah untuk mengkonsumsi buah berserat dan berair
sesudah makan maupun untuk keseharian karena buah berserat dapat
menurunkan angka debris indeks.2. Perlu adanya peningkatan
penyuluhan tentang manfaat makan makanan buah berserat dan berair
baik untuk kesehatan gigi yang dilakukan oleh guru penjaskes atau
tenaga kesehatan di UKS.
DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2000, Keuntungan Apel,
http://www.sedapsekejap.com/artikel/2000/edisi7/files/ulas.htm
Anonim, 2008, Budi Daya Jambu
Biji,http://infokebun.blogspot.com/2008/06/budidaya-jambu-bijibatu.html
Anonima, 2009, Apel, http://id.wikipedia.org/wiki/Apel ______ b,
2009, Berburu Es Juice (Seri Jambu
Biji),http://cahturqlho.wordpress.com/2009/01/14/berburu-es-juice-seri-jambu-biji/
______ c, 2009, Mastika, http://id.wikipedia.org/wiki/mastika
_________ d, 2009, Pektin, http://id.wikipedia.org/wiki/pektin
Aziz, A., 2009, Jenis Apel,
http://azisgr.blogspot.com/2009/03/apel-nongkojajarpasuruan.htmlArikunto,
S., 2002, Prosedur Penelitian Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.______
,2006, Prosedur Penelitian (Edisi Revisi) Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta,Rineka Cipta.Be Kien Nio, 1987, Preventive Dentistry,
Bandung, Yayasan Kesehatan GigiIndonesia.Grandfa, 2007, Jangan
Remehkan Kesehatan Gigi dan Mulut,
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1648986-jangan-remehkankebersihan-gigi-dan/Hartoko,
2009, Gizi. http://hartoko.wordpress.com/gizi/ Hidayat, 2009,
Fungsi Serat,
http://hidayat07.wordpress.com/2009/06/08/fungsi-karbohidrat/Mangku,
2009, Jorok 77 Persen Orang Indonesia Malas Sikat
Gigi,http://www.suarakarya-online/news.html?id=180439Milati, N.,
2009, Jangan remehkan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak
Anak,http://lovemydentist.multiply.com/journal. Nina, 2006,
mengunyah,
http://jemapelle-nina.blog.friendster.com/2006/08/mengunyah/Notoadmodjo,
S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka
Cipta.______ , 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta,
Rineka Cipta.Pratiwi, D., 2007, Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari
Hari, Jakarta, Kompas.Ryani, 2007, Pentingnya Sebutir Apel Setiap
Hari,http://ryanienutrient.blogspot.com/2007_03_01_archive.html
Ryu, 2008, Manfaat Buah Buahan
,http://kramasmg.blog.friendster.com/2008/12/manfaat-buah-buahan/Sandira,
2009, Food
Debris,http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/05/fooddebris.htmlSugiyono,
2007, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, CV.AlfabetaSyam, A.,
2010, Cara Mengatasi Mulut
Kering,http://adesyams.blogspot.com/2010/03/mengatasi-mulut-kering.htmlUU
RI Nomor.36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan