EFEKTIVITAS MEDIA EDMODO PADA MATA KULIAH RIAS PENGANTIN JAWA DI PRODI TATA KECANTIKAN UNNES Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan Oleh Indah Luky Saksiani NIM.5402412007 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
75
Embed
EFEKTIVITAS MEDIA EDMODO PADA MATA KULIAH RIAS …lib.unnes.ac.id/31627/1/5402412007.pdf · edmodo untuk digunakan media pembelajaran pada pembelajaran mandiri. Edmodo sangat erat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEKTIVITAS MEDIA EDMODO PADA MATA
KULIAH RIAS PENGANTIN JAWA DI PRODI TATA
KECANTIKAN UNNES
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan
Oleh
Indah Luky Saksiani
NIM.5402412007
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Education is the most powerful weapon which can you use to change the world.”
----Nelson Mandela----
“Teknologi membuat belajar menyenangkan”
----Indah Luky Saksiani----
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. Ibu Kamsiyah dan Bapak Slamet Soemarjono tercinta atas doa, motivasi, dan
kasih sayangnya yang telah rela berkorban tanpa batas.
2. Bapak Ventje Langkay, dan Mas Titisan Pulung Manunggal yang selalu
memberi dukungan dan semangat.
3. Teman – teman Pendidikan Tata Kecantikan 2012 paling setia dalam kondisi
apapun, yang selalu memberi motivasi dan saling membantu.
vi
ABSTRAK
Indah Luky Saksiani, 2017. Efektivitas Media Edmodo Pada Mata Kuliah Rias Pengantin Jawa di Prodi Tata Kecantikan Unnes. Pembimbing Dr. Trisnani
Widowati, M. Si. dan Dra. Erna Setyowati, M. Si. Program Studi S1 Pendidikan Tata
Kecantikan, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang.
Media edmodo merupakan media yang diharapkan dapat mengantarkan
mahasiswa untuk belajar mandiri untuk membantu menyeimbangkan antara
pembelajaran secara teori dengan pembelajaran secara praktek. Interaksi dan
keaktifan baik dari dosen, mahasiswa, ataupun orang tua atau wali yang merupakan
kunci dalam melakukan pembelajaran mandiri, sehingga hasil belajar akan menjadi
lebih baik dari segi teori ataupun praktek. Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk
mengetahui validitas media edmodo pada mata kuliah rias pengantin jawa di prodi
Tata Kecantikan Unnes 2) untuk mengetahui efektivitas media edmodo pada mata
kuliah rias pengantin jawa di prodi Tata Kecantikan Unnes.
Penelitian ini merupakan penelitian RnD eksperimen dengan menggunakan
desain One Group Pretest-Posttest Design, validitas instrumen menggunakan expert judgment. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa prodi Tata Kecantikan Unnes
2014 berjumlah 37 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah total sampling sebesar 37 mahasiswa Tata Kecantikan Unnes 2014 yang
mengambil mata kuliah rias pengantin jawa tahun 2016. Metode pengumpulan data
menggunakan metode tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan uji normalitas, uji- t, uji n- gain, dan deskriptife persentase.
Hasil penelitian validasi produk berdasarkan analisa mean= 3,52 , median= 4,
dan modus= 4 dengan demikian menunjukkan bahwa media edmodo dalam kategori
sangat baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran sedangkan hasil penelitian
keefektifan media edmodo berdasarkan hasil belajar kognitif dengan uji normalitas
hasil pretest χ2
hitung adalah 5,08 < 7,81 postest χ2
hitung adalah 4,92 < 7,81 sehingga
berdistribusi normal, uji- t thitung= 13,28 > 2,028 jadi H1 diterima, uji n- gain 47,1%
dengan kriteria sedang. Hasil belajar afektif memperoleh mean= 3, 69 dengan
kriteria sangat baik, serta hasil belajar psikomotorik memperoleh mean= 3,62, selain
itu hasil tanggapan mahasiswa diperoleh 65%, tanggapan dosen 71%, dan tanggapan
orang tua 64%. Kesimpulan: 1) media edmodo valid digunakan sebagai media
pembelajaran dengan kategori sangat baik, 2) media edmodo efektif digunakan
sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah rias pengantin Jawa di prodi Tata
Kecantikan Unnes dengan hasil ranah kognitif kriteria sedang, ranah afektif kriteria
sangat baik, ranah psikomorik kriteria sangat baik. Saran sebaiknya menggunakan
media pembelajaran yang tepat, memberikan motivasi yang kuat terhadap mahasiswa
dalam belajar, perlu adanya pembiasaan dalam menggunakan media edmodo, serta
perlunya motivasi yang sangat kuat dari tenaga pendidik, masyarakat harus belajar
dan membuka pikiran tentang teknologi agar tidak tertinggal dalam perkembangan
zaman.
Kata kunci : Edmodo, Media Pembelajaran, Rias Pengantin Jawa.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmad-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efektivitas Media Edmodo Pada Mata Kuliah Rias Pengantin Jawa di
Prodi Tata Kecantikan Unnes”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan
meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Tata Kecantikan
Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaatNya di yaumil
akhir nanti, Amin.
Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih serta
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk menempuh studi di
Universitas Negeri Semarang
2. Dr. Nur Qudus, MT., Dekan Fakultas Teknik, Dra. Sri Endah Wahyuningsih,
M.Pd.,Ketua Jurusan, Ade Novi Nurul Ihsani, M.Pd., Ketua Program Studi
atas faslitas yang disediakan bagi mahasiswa.
3. Dr. Trisnani Widowati, M.Si. dan Dra. Erna Setyowati, M.Si., pembimbing I
dan II yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan dan
dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai kemudahan menunjukkan sumber-
sumber yang relevan dengan penelitian karya ini.
viii
4. Maria Krisnawati, S. Pd, M. Sn., Penguji yang telah memberikan masukan
yang sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar,
tanggapan, menambah bobot, dan kualitas karya tulis ini.
5. Semua dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT Unnes yang
telah memberi bekal pengetahuan yang berharga.
6. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Dengan rasa syukur dan ikhlas peneliti panjatkan doa semoga Allah SWT
memberikan balasan berupa rahmad dan karunia bagi mereka. Peneliti berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan menambahkan pengetahuan bagi
pembaca.
Semarang, Februari 2017
Peneliti,
Indah Luky Saksiani
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING…........................................................... ii
PENGESAHAN…........................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 3
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.5 Tujuan ............................................................................................. 5
Lampiran 12 Soal-Soal Pretest dan Postest .................................................. 118
Lampiran 13 Story Board .............................................................................. 123
Lampiran 14 Buku Panduan Penggunaan Edmodo Untuk Dosen ................ 129
Lampiran 15 Buku Panduan Penggunaan Edmodo Untuk Mahasiswa ......... 173
Lampiran 16 Buku Panduan Penggunaan Edmodo Untuk Orang Tua ......... 183
Lampiran 17 Dokumentasi Proses Pembelajaran Pada Kelas Edmodo ......... 193
Lampiran 18 Dokumentasi Praktek 1 Rias Pengantin Jogja Paes Ageng ..... 194
Lampiran 19 Dokumentasi Praktek 2 Rias Pengantin Jogja Paes Ageng ..... 195
Lampiran 20 Dokumentasi Pengisian Tes dan Angket ................................. 196
Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 197
Lampiran 22 Surat Ijin Validasi Materi ........................................................ 198
xvi
Lampiran 23 Surat Ijin Validasi Teknologi Pendidikan ............................... 199
Lampiran 24 Surat Ijin Validasi Media ......................................................... 200
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi manusia
adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk
memperluas cakrawala pengetahuan melalui nilai, sikap, dan perilaku. Melalui
pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang dapat dijadikan sebuah
modal untuk menyongsong perkembangan dunia yang semakin meningkat. Untuk
mencapai pendidikan yang maksimal dibutuhkan seorang tenaga pengajar yang
dituntut profesional dan kreatif. Dengan tenaga pengajar yang memiliki kualitas
tinggi maka akan menghasilkan mahasiswa yang berkualitas pula yang memiliki
keseimbangan kemampuan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Seorang dosen haruslah melakukan pengembangan pembelajaran.
Pengembangan pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil belajar
mahasiswa. Pengembangan pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya melalui media. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang
digunakan untuk proses belajar mengajar dimana dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan mahasiswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar, khususnya pada mata kuliah praktik yang
dituntut untuk mengasah kreatifitas dan keterampilannya secara lebih dalam.
Kenyataanya dalam mata kuliah praktik khususnya pada mata kuliah rias pengantin
jawa Jogja paes ageng mahasiswa masih menemui kendala dalam belajar. Seperti
pada observasi yang saya lakukan dalam pembelajaran pada mata kuliah rias
2
pengantin Jawa Jogja paes ageng hasilnya belumlah maksimal, kendala yang
dikeluhkan mahasiswa adalah terlalu sedikitnya waktu atau jam praktik yang
diberikan sehinggapara mahasiswa merasa belum mencapai keterampilan merias
Jogja paes ageng secara maksimal. Sehingga alangkah baiknya menggunakan
pengembangan dengan menggunakan pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh
mahasiswa disaat mereka mempunyai waktu luang seperti saat libur, bersantai,
ataupun saat dirumah. Namun, adanya pembelajaran mandiri ini dosen tidak serta
merta melepaskan mahasiswa untuk belajar secara sendiri tetapi dosen hendaklah
ikut membantu mahasiswa dalam mencapai pemahaman mahasiswa pada materi
yang diberikan. Untuk menggunakan pembelajaran mandiri dibutuhkan media
sebagai penunjang. Salah satunya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
edmodo untuk digunakan media pembelajaran pada pembelajaran mandiri.
Edmodo sangat erat kaitannya dengan jaringan internet. Internet bukanlah hal
yang baru dimana internet yang merupakan pusat informasi terluas juga dapat
digunakan sebagai media pembelajaran, karena banyak diketahui bahwa internet
merupakan cara mudah untuk terhubung dengan dunia, serta melalui internet
pengguna juga akan mendapatkan informasi-informasi yang sangat banyak dan luas.
Untuk dunia pendidikan, internet sangatlah penting dimana melalaui internet dapat
menambah pengetahuan, dan mengembangkan kreatifitas mahasiswa sehingga
membantu dalam proses pembelajaran terlebih dalam pembelajaran praktik dimana
setiap mahasiswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan diri dengan
meningkatkan kreatifitas. Begitu juga dengan edmodo, edmodo merupakan sebuah
platform pembelajaran sosial yang interaktif digunakan oleh dosen, dan mahasiswa.
Selain itu perkembangan anak juga dapat dipantau oleh orang tuanya. Aplikasi
3
edmodo yang interaktif juga dimungkinkan dapat membantu mahasiswa dalam
menerima pemebelajaran. Selama ini, selain merasa belum maksimal dengan cara
metode ceramah saja, edmodo juga dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan
keterampilannya dalam praktik merias pengantin jawa Jogja paes ageng karena
dengan menggunakan edmodo maka jam teoripun akan dapat digunakan sebagai jam
praktik, dan pembelajaran teori dapat dilakukan dimana saja, dan kapanpun sesuai
dengan kesepakan dosen dan mahasiswa karena belajar mandiri sangatlah penting
untuk mahasiswa tata kecantikan dimana untuk menguasai praktik dibutuhkan waktu
yang lebih dan pengasahan keterampilan secara berulang. Sehingga dengan adanya
edmodo mahasiswa dapat mempelajarai dan mengulang materi disaat waktu luang
seperti dirumah untuk mencapai pemahaman yang disertai interaksi dengan dosen
serta pengawasan oleh orang tua.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui penggunaan
edmodo sebagai media pemebelajaran dengan mengambil judul skripsi “Efektivitas
Media Edmodo Pada Mata Kuliah Rias Pengantin Jawa di Prodi Tata
Kecantikan Unnes”.
1.2 Identifikasi Masalah
Penulis perlu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam penelitian ini, agar menjadi jelas dan terarah. Adapun identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Kurangnya waktu praktik yang diberikan.
1.2.2 Hampir rata-rata mahasiswa setiap hari membuka internet.
4
1.2.3 Kurangnya antusias dan respon mahasiswa terhadap materi yang disampaikan
oleh dosen saat di kelas.
1.2.4 Hasil belajar mahasiswa yang kurang memuaskan.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien dan
terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Penelitian terbatas pada materi make-up,sanggul, dan aksesoris pengantin
Jawa paes ageng
1.3.2 Pengaplikasian media pembelajaran ini diberikan kepada mahasiswa Prodi
Tata Kecantikan Unnes angkatan 2014 yang mengambil mata kuliah Tata
Rias Pengantin Jawa.
1.4 Perumusan Masalah
Suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu diteliti,
dianalisis dan dipecahkan. Masalah dalam penelitian ini adalah:
1.4.1 Bagaimana validitas penggunaan edmodo sebagai media pembelajaran rias
pengantin Jawa Jogja paes ageng di Prodi Tata Kecantikan Unnes?
1.4.2 Bagaimana efektivitas edmodo sebagai media pembelajaran rias pengantin
Jawa Jogja paes ageng di Prodi Tata Kecantikan Unnes?
5
1.5 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1.5.1 Untuk mengetahui validitas penggunaan edmodo sebagai media pembelajaran
rias pengantin Jawa Jogja paes ageng di Prodi Tata Kecantikan Unnes
1.5.2 Untuk mengetahui efektivitas edmodo sebagai media pembelajaran rias
pengantinJawa Jogja paes ageng di Prodi Tata Kecantikan Unnes.
1.6 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat. Manfaat yang ingin
dicapai oleh peneliti adalah:
1.6.1 Bagi mahasiswa, adanya penerapan model pembelajaran dengan pemanfaatan
Edmodo diharapkan dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar
mahasiswa.
1.6.2 Meningkatkan pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas, dimanapun
dan kapanpun dengan efisien.
1.6.3 Bagi dosen, dapat memudahkan dalam pencapaian materi, mempersingkat
waktu dan juga dapat mendisiplinkan mahasiswa terutama dalam
pengumpulan tugas.
1.6.4 Bagi universitas, dari penelitian ini dapat dijadikan alternatif bagi universitas
negeri semarang sendiri untuk seterusnya dijadikan media penunjang
pembelajaran.
6
1.6.5 Bagi pembaca, dapat memperoleh informasi maupun pengetahuan baru
dalambelajar dan mendapatkan wawasan.
1.6.6 Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
penerapanmodel pembelajaran yang modern dan efektif.
1.7 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penggunaan edmodo sebagai media
pemebelajaran ditelaah dari berbagai hasil kajian antara lain:
1.7.1 Jurnal skripsi dsari Muhamad Azyes Herlambank, S-1 Pend. Teknik
Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015 yang
berjudul “Edmodo Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Pelajaran Simulasi
Digital Di Smk Negeri 1 Gombong”. Dalam skripsi ini membahas tentang
tingkat penggunaan media pembelajaran edmodo dan hasil belajar mahasiswa
pada pelajaran simulasi digital dan hubungan penggunaan media pembelajaran
edmodo dengan hasil belajar mahasiswa pada pelajaran simulasi digital di
SMK Negeri 1 Gombong.
1.7.2 Jurnal dari Gede Suriadhi dkk, Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha tahun 2014 yang berjudul
“Pengembangan E-Learning Berbasis Edmodo Pada Mata Pelajaran Ipa
Kelas Viii Di Smp Negeri 2 Singaraja”. Dalam jurnal ini membahas tentang
pengembangan media pembelajaran e- learning yang berbasis edmodo untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata pelajaran IPA di SMPN 2
Singaraja.
7
1.7.3 Jurnal skripsi dari Fitri Trisnawati, S- 1 Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang tahun 2015 yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Media Edmodo
Sebagai Penunjang Pembelajaran MataPelajaran Tik Smp Negeri 25
Semarang” Dalam jurnal skripsi ini membahas tentang keefektivan edmodo
keefektifan media edmodo sebagai penunjang pembelajaran mata pelajaran
TIK di SMP Negeri 25 Semarang.
Berdasarkan jurnal skripsi diatas, persamaan dalam penelitian ini hanya pada
penggunaan edmodo sebagai media pembelajaran.
1.8 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Prodi Tata Kecantikan Unnes dengan
mengambil mata kuliah rias pengantin Jawa Jogja paes ageng dimana dalam
penelitian ini hanya terbatas pada materi make-up, sanggul, danaksesorisnya saja.
Penggunaan edmodo dilakukan pada bulan november pada 2 rombel mahasiswa tata
kecantikan 2014 dengan jumlah mahasiswa 37 anak.
1.9 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap judul penelitian, maka
diberikan penegasan istilah mengenai :
1.9.1 Efektivitas
Efektivitas yang merupakan kata dasar dari efektif menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 374),memiliki arti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tentang obat); dapat membawa hasil;
8
berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Dengan demikian maksud dari efektivitas
adalah adanya suatu efek atau akibat yang baik yang ditimbulkan dengan adanya
media pembelajaran menggunakan edmodo pada mata kuliah rias pengantin Jawa
paes ageng di Prodi Tata Kecantikan Unnes.
1.9.2 Media
Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 931) yang
artinya adalah perantara; penghubung; ygterletak di antara dua pihak (orang,
golongan, dsb). Perantara dalam penelitian ini maksudnya adalah digunakan sebagai
alat untuk menyampaikan materi pembelajaran yang membantu mahasiswa untuk
belajar rias pengantin Jawa paes ageng yang berbasis e-learning dengan
menggunakan aplikasi edmodo.
1.9.3 Edmodo
Menurut Ainiyah Zahrotul (2015: 6) Edmodo merupakan salah satu jenis
LMS yang sering digunakan saat ini. Dalam penelitiannya, Basori (2013)
menyebutkan bahwa edmodo merupakan aplikasi yang menyerupai facebook tapi
dengan nilai edukasi yang tinggi, sehingga menarik bagi dosen dan mahasiswa.
Sehingga edmodo merupakan sebuah sarana pembelajaran dengan sistem e-learning
yang disediakan khusus untuk membantu dalam dunia belajar mengajar. Dalam
penelitian ini edmodo digunakan sebagai media pembelajaran mata kulah rias
pengantin Jawa Jogja paes ageng di Prodi Tata Kecantikan Unnes.
1.9.4 Mata kuliah
Mata kuliah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 925)
memiliki arti satuan pelajaran yang diajarkan di tingkat perdosenan tinggi. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil mata kuliah rias pengantin Jawa Jogja paes ageng
9
sebagai suatu wadah untuk melakukan penelitian media pembelajaran berbasis e-
learning yang menggunakan edmodo.
1.9.5 Rias Pengantin Jawa
Rias pengantin Jawa jika di artikan menurut perkatanya menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 1208), adalah rias yang berarti hiasrias,
pengantin jawa merupakan salah satu mata kuliah yang ada di Prodi Tata Kecantikan
Unnes. Menurut rencana pembelajaran semester (RPS) deskripsi mata kuliah rias
pengantin Jawa adalah penguasaan pengetahuan tentang rias dan upacara adat
Pengantin Jawa dan keterampilan merias Pengantin Jawa yang terdiri dari pengantin
Jawa Barat, DKI, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penelitian ini mengambil
pengantin Jogja yang berasal dari Jawa Tengah dimana corak pengantin yang dipilih
adalah corak rias pengantin Paes Ageng yang dalam pembelajarannya menggunakan
media edmodo.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang.
Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap,
keyakinan, tujuan, kepribadian, dan persepsi seseorang.
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2010:27-29) mengatakan bahwa belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan.
Ada pula tafsiran lain tentang belajar yang lain bahwa, belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Pengertin ini menitik beratkan pada interaksi antar individu dengan lingkungan.
Didalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar. Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh
masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar
2. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri
3. Didalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui kesulitan,
rintangan, dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan
4. Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat
5. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. Belajar apa yang
diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari
6. Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan
tujuan dalam situasi belajar
7. Murid memberikan reaksi secara keseluruhan
8. Murid merespon suatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya
9. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan
itu
10. Murid-murid dibawa atau diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang
berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam
situasi belajar.
11
2.1.2 Faktor Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2010: 32-33), Belajar yang efektif sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor itu adalah sebagai
berikut:
(1) Faktor kegiatan, (2) Belajar memerlukan latihan, (3) Belajar siswa lebih berhasil,
(4) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam
belajarnya, (5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, (6) Pengalaman masa
lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang dimiliki oleh siswa, (7)
Kalau seseorang telah melakukan perbuatam belajar maka akan terlihat terjadinya
perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.
Sesuai dengan uraian diatas maka belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu proses yang memiliki tujuan menjadi lebih baik, lebih pandai, dan lebih
mahir pada suatu fokus kegiatan. Fokus kegiatan yang dimaksud disini adalah rias
pengantin Jawa Jogja paes ageng dimana para mahasiswa berproses untuk dapat
melakukan rias pengantin Jawa Jogja paes ageng. Dalam berproses, peran dosen
sangatlah penting dalam membantu mahasiswa untuk memahami materi-materi yang
berhubungan dengan rias pengantin Jawa Jogja paes ageng namun, dosen bukanlah
satu-satunya sumber belajar walaupun tugas, peranan, dan fungsinya dalam proses
belajar mengajar sangat penting. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar
12
adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.Tentunya dosen haruslah lebih
kreatif dalam membantu mahasiswa untuk memahami materi yang diberikan karena
mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mengerti teori yang diberikan, tetapi
mahasiswa juga dituntut untuk mahir dalam melakukan rias pengantin Jogja paes
ageng karena sebuah hasil belajar dapat dilihat dengan berubahnya tingkah laku, dari
yang belum tahu dan belum bisa melakukan rias pengantin Jogja paes ageng menjadi
tahu dan bisa merias pengantin Jogja paes ageng.
2.2 Pembelajaran
Pada sebuah pembelajaran tugas dosen yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
mahasiswa, dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu proses membuat
mahasiswa belajar melalui interaksi mahasiswa dengan lingkungannya sehingga
terjadi perubahan perilaku bagi mahasiswa.
Menurut definisi tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan proses interaksi mahasiswa dengan lingkungannya pada suatu kondisi
yang sehat, dilengkapi fasilitas dan perlengkapan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan yaitu perubahan perilaku mahasiswa ke arah yang
lebih baik. Kondisi yang sehat akan muncul apabila semua komponen pembelajaran
tersedia.
2.2.1 Komponen Tujuan Pembelajaran
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.
Dalam sekala macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau
system nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu
13
masyarakat yang dicita-citakan. Tujuan pembelajaran memiliki klasifikasi, dari
mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan
dapat diukur,yang kemudian dinamakan kompetensi.
Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (2013: 130), ada 3 (tiga) ranah
atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke- 2 yang selanjutnya disebut
dengan taksonomi yaitu:
1. Domain Kognitif,
2. Domain afektif,
3. Domain Psikomotor.
2.2.2 Komponen Metode atau Strategi
Komponen merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting,
sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Nur’aini (2008: 31)
menggungkapkan secara harfiah metode berarti suatu cara yang teratur dan yang
direncanakan digunakan untuk mencapai tujuan/ sesuatu, dengan demikian metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang telah direncanakan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Banyak macam atau jenis metode pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru, masing-masing metode mempunyai kelebihan dan
kekurangan sehingga guru harus mempertimbangkan faktor lain yang juga
berpengaruh dalam keberhasilan pencapaian tujuan sehingga sering kali guru tidak
hanya menggunakan satu macam metode dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.2.3 Komponen Evaluasi
Menurut Nur’aini, (2008: 44) bahwa, gerakan kegiatan yang meliputi
mengukur dan menilai. Pengukuran adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi
berupa data kuantitatif, sedang menilai kegiatan untuk mendapatkan data yang
14
kualitatif. Alat yang digunakan untuk mengukur adalah tes dan non tes. Hasil
pengukuran berupa skor.
Evaluasi diadakan oleh guru dengan maksud atau bertujuan untuk
mengetahui kemampuan atau penguasaan materi pembelajaran yang telah diajarkan
selain itu juga bermanfaat sebagai umpan balik guru sehingga dapat memperbaiki
kelemahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang baik haruslah
berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan atau yang akan dicapai oleh
siswa.
2.2.4 Komponen Mahasiswa
Mahasiswa merupaka salah satu komponen dalam pembelajaran disamping
komponenyang lain seperti dosen, tujuan, materi – materi dan sebagainya. Sebagai
salah satu komponen yang penting, karena bila tidak ada mahasiswa maka proses
pembelajaran maka yang diperhatikan pertama kali adalah mahasiswa, karena
mahasiswa yang akan belajar sehingga tujuan pembelajaran ditujukan kepada
mahasiswa. Komponen pembelajaran yang lain ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan mahasiswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Agar kebutuhan
mahasiswa bisa tercapai maka dosen harus mengenal mahasiswanya, bagaimana
keadaan dan kemampuannya dengan kata lain dosen harus mengenal karakteristik
mahasiswa sehingga dosen dapat menentukan materi yang akan diberikan kepada
mahasiswa, prosedur yang akan digunakan, metode untuk mencapai tujuan dan
menentukan diagnosis dengan tepat untuk mengatasi kesulitan.
Menurut Nur’aini (2009: 17) bahwa, kesulitan belajar yang dialami
mahasiswa dapat dengan cepat teratasi, membantu masalah-masalah baik pribadi
15
maupun sosial, mengatur disiplin kelas dan kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya
dengan mahasiswa, dengan latar belakang atau karakteristik mahasiswa tersebut.
Selain karakter mahasiswadosen juga harus tahu tentang perilaku awal yang
dimiliki mahasiswa sebelum mahasiswa memperoleh tingkah laku yang baru.
Perilaku awal ini yang akan mengantarkan mahasiswa untuk memperoleh
pengetahuan, sikap, ketrampilan.
Kesulitan yang dialami dalam mata kuliah rias pengantin jawa adalah
kurangnya waktu praktik yang diberikan dimana dengan kurangnya waktu maka
hasil praktik mereka kurang mencapai titik maksimal. Sehingga perlu adanya suatu
pemecahan dari dosen agar menghasilkan hasil belajar yang maksimal terlebih lagi
pada mata kuliah praktik.
2.2.5 Komponen Dosen
Menurut Nur’aini (2008: 21) bahwa, Dosen merupakan salah satu komponen
dalam pembelajaran yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia
yang potensial dibidang pembangunan, oleh karena itu dosen dituntut dapat berperan
aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional. Sehingga dalam
hal ini dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik dan
pembimbing, berkenaan dengan itu maka tugas dosen sangatlah kompleks dan berat.
Untuk itu dituntut persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh seorang dosen, antara
lain:
(a) Harus memiliki bakat sebagai seorang dosen, (b) Harus memiliki keahlian
sebagai dosen, (c) Memiliki kepribadian yang baik, (d) Memiliki mental yang sehat,
(e) Berbadan sehat, (f) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, (g)
Berjiwa pancasila, (h)Dosen adalah seorang warga negara yang baik.
2.2.6 Komponen Materi Atau Isi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman
belajar yang harus dimiliki mahasiswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek
baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya
tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan
16
kegiatan mahasiswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan. Pada mata kuliah rias pengantin Jawa Jogja paes
ageng menggunakan modul sebagai materi dalam mata kuliah tersebut dikarenakan
mahasiswa tata kecantikan Unnes telah terbiasa dengan modul dalam setiap mata
kuliahnya dan apabila tidak ada modul dalam mata kuliah tersebut mahasiswa akan
merasa bingung dalam belajar bahkan dapat mempengaruhi hasil belajar mereka
sehingga modul merupakan karakteristik dariProdi Tata Kecantikan Unnesdalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, dalam penelitian ini peneliti
juga menggunakan video untuk menunjang penyampaian materi agar mahasiswa
semakin mudah memahami rias pengantin Jawa Jogja paes ageng.
2.2.7 Komponen Media Pembelajaran
Menurut Nur’aini, (2008: 41) mengatakan bahwa, media pembelajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
atau isi pelajaran. Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media membawa
dan mengandung pesan atau informasi dari dosen si pengirim pesan pada mahasiswa
yang menrima pesan. Pesan yang dibawa media bisa bersifat sederhana atau bersifat
komplek, yang penting adalah bagaimana menyiapkan media agar dapat memenuhi
kebutuhan belajar dan kemampuan mahasiswa sehingga mahasiswa dapat aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran.
Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu dosen dalam
menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran agar mudah dipahami, menarik,
dan menyenangkan mahasiswa selain itu media juga memberikan pengalam belajar
yang berbeda. Media pembelajaran juga dapat dijadikan solusi dalam kesulitannya
mahasiswa mendapatkan hasil yang maksimal.
17
Berdasarkan uraian diatas bahwa suatu pembelajaran adalah suatu proses
interaksi antara dosen dengan mahasiswa untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
berproses tentunya banyak hal yang harus dipenuhi seperti memenuhi komponen-
komponen pembelajaran. Karena jika satu komponen terlewat maka pembelajaran
kurang sempurna dan hasilnya pun akan kurang maksimal dalam mencapai suatu
tujuan. Komponen pokok dari komponen pembelajaran adalah komponen dosen,
komponen mahasiswa, dan komponen materi. Dalam penelitian ini komponen
dosennya adalah dosen Tata Kecantikan Unnes, dan mahasiswanya adalah
mahasiswa Tata Kecantikan Unnesangkatan 2014 dengan komponen materi yang
menggunakan modul dan video rias pengantin Jawa Jogja paes ageng kemudian
proses pembelajaran akan didukung oleh media pembelajaran yang didesain untuk
membantu mahasiswa dalam memahami materi. Banyak kendala yang ditemukan
saat pembelajaran mata kuliah rias pengantin Jawa khususnya Jogja paes ageng yaitu
kurangnya waktu pembelajaran sehingga mahasiswa masih merasa belum bisa tetapi
waktu sudah habis, padahal pada mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk
memahami teori dan menguasai praktik rias pengantin Jawa. Dengan adanya
komponen pendukung seperti komponen media dapat digunakan untuk membantu
memecahkan permasalah mahasiswa dalam mata kuliah rias pengantin Jawa Jogja
paes ageng. Media edmodo dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada
dengan mahasiswa belajar mandiri yang dapat berinteraksi dengan dosen kapanpun,
dan dimanapun, sehingga waktu pembelajaran formal dapat digunakan untuk
menguasai praktik rias pengantin JawaJogja paes ageng.
18
2.3 Pembelajaran Mandiri
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Mandiri
Menurut Supandi dalam Rio dan Pardijono (2014: 263) bahwa, metode
pembelajaran mandiri berstruktur adalah suatu metode yang menekankan pada
pemberian kebebasan yang lebih luas pada siswa, sedangkan Melvin L. Silberman
dalam Sri Hastuti (2013: 162) berpendapat bahwa, pembelajaran mandiri adalah
belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk
memfokuskan diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi
siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka
pelajari.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran
mandiri adalah kegiatan belajar bebas aktif, yang didorong oleh niat atau motif yang
timbul dari diri sendiri guna menguasai dan mengatasi sesuatu masalah dengan cara
mereka sendiri.
Menurut Sri Hastuti (2013: 163) mengungkapkan bahwa, pembelajaran
dengan sistem belajar mandiri mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan pendidikan dengan sistem lain. Sistem belajar mandiri bukan cara belajar
yang tertutup, dimana pembelajar belajar secara sendiri tanpa bantuan orang lain,
tetapi belajar mandiri terjadi dengan bantuan orang lain seperti guru, tutor, mentor,
atau narasumber.
2.3.2 Konsep Pembelajaran Mandiri
Menurut Wedemeyer dalam Sri Hastuti (2013: 164) bahwa, mahasiswa/
peseta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa
harus menghadiri pelajaran yang diberikan guru/ instruktur dikelas. Mahasiswa/
19
peserta didik dapat mempelajari pokok bahasan atau topik pelajaran tertentu dengan
membaca buku atau melihat dan mendengarkan program media pandang-dengar
(audio visual) tanpa bantuan atau dengan bantuan terbatas dari orang lain.
2.3.3 Langkah Belajar Mandiri
Suyatmini & wafroturrohmah, (2013: 34) berpendapat bahwa, pada konteks
yang benar, kegiatan belajar mandiri akan diawali dengan kesadaran adanya masalah
yang harus diselesaikan, disusul dengan timbulnya niat melakukan kegiatan belajar
secara sengaja untuk menguasai sesuatu kompetensi yang diperlukan guna mengatasi
masalah. Kegiatan belajar itu berlangsung dapat dengan ataupun tanpa bantuan orang
lain, termasuk teman dan dosen .
2.3.4 Manfaat Belajar Mandiri
Sri Hastuti (2013: 165) berpendapat bahwa belajar mandiri memiliki manfaat
yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi, dam psikomotorik mahasiswa,
manfaat tersebut seperti dibawah ini: (a) memupuk tanggung jawab, (b)
meningkatkan keterampilan, (c) memecahkan masalah, (d) mengambil keputusan, (e)
berfikir kreatif, (f) berfikir kritis, (g) percaya diri yang kuat, (h) menjadi guru bagi
dirinya sendiri. Disamping itu juga manfaat belajar mandiri akan semakin terasa bila
para mahasiswa menelusuri literatur, penelitian, analisis, dan pemecahan masalah.
Pengalaman yang mereka peroleh semakin semakin kompleks dan wawasan mereka
semakin luasm dan menjadi semakin kaya dengan ilmu pengetahuan.
Dari paparan pembelajaran mandiri diatas bahwa pembelajaran mandiri dalam
penelitian ini digunakan sebagai pengganti pembelajaran teori secara formal. Dimana
waktu yang digunakan untuk pembelajaran teori secara formal digunakan untuk
pembelajaran praktik. Perlu adanya interaksi yang aktif dalam pembelajaran mandiri
20
ini antara mahasiswa dan dosen karena sistem belajar yang tidak didampingi dosen
secara langsung maka harus menjaga komunikasi yang baik dalam melakukan
pembelajaran mandiri ini, untuk itu perlu adanya suatu media yang membantu proses
pembelajaran mandiri agar tujuan belajar dapat tercapai.
2.4 Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sebuah alat yang digunakan oleh dosen untuk
menyampaikan materi kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran ini sangatlah penting dalam dunia belajar mengajar karena dengan
media pembelajaranlah mahasiswa lebih mudah untuk menyerap apa yang
disampaikan oleh dosen.
2.4.1 Pengertian Media
Menurut Arsyad, Azhar (2009: 3) menyatakan bahwa kata media berasal dari
bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Dalam bahasa arab, media adalah perantara. Ada juga yang mengatakan bahwa
media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Dari
beberapa pendapat yang ada dapat disimpulkan bahwa pengertian media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dam minat, serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
21
2.4.2 Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Menurut Gelach& Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (2009: 12-14)
mengemukakan bahwa tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru
tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property), Ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau
objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan
media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property), Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Disamping dapat
dipecepat, diperlambat, ataupun diputar mundur pada saat menayangkan kembali
hasil suatu rekaman video. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit
sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting atau utama dari
ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian
yang tidak diperlukan.
3. Ciri Distributif (Distributive Property), Ciri distributif dari media
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali
informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa
kali pun siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan
secara berulang-ulang suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam
akan menjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
2.4.3 Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat startegis dalam
pembelajaran. Ada beberapa fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran
diantaranya:
1. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
2. Sebagai komponen dari subsistem pembelajaran.
3. Sebagai pengarah pembelajaran.
4. Sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi mahasiswa.
5. Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.
6. Mengurangi terjadinya verbalisme.
22
7. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
2.4.4 Kegunaan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar
Penggunaan media menurut Budi T Siswanto (2016: 114) adalah dalam
pembelajaran merupakan sarana penunjang yang dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas keberhasilan pembelajaran seperti yang diungkapkan Smaldino, et al.
(2012, p.5) yaitu teknologi dan media yang disesuaikan dan dirancang secara khusus
bisa memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif dari seluruh siswa dan bisa
membantu mereka meraih potensi tertinggi mereka.
Sadiman Arief (2010: 17-18) mengemukakan bahwa secara umum media
pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif anak didik.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar
belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan.
2.4.5 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu:
1. Media visual. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan yang terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa
gambar diam atau gambar bergerak.
2. Media audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para mahasiswa
untuk mempelajari bahan ajar.
23
3. Media audio-visual, yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual
atau bisa disebut media pandang-dengar.
4. Kelompok media penyaji. Media kelompok penyaji dikelompokkan ke dalam
tujuh jenis, yaitu: (a) kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan gambar diam,
(b) kelompok kedua; media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga; media audio,
(d) kelompok keempat; media audio, (e) kelompok kelima; media gambar hidup/
film, (f) kelompok keenam; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh;
multimedia.
5. Media objek dan media interaktif berbasis komputer, media objek merupakan
media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk
penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya,
beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya. Media ini dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya dan media objek
pengganti, sedangkan media interaktif berbasis komputer adalah media yang
menuntut mahasiswa untuk berinteraksi selain melihat maupun mendengarkan.
Dalam penelitian ini, media digunakan sebagai sarana pembelajaran yang
membantu mahasiswa dan dosen untuk mencapi tujuan belajar pada mata kuliah rias
pengantin Jawa Jogja paes ageng secara maksimal dimana dalam mata kuliah
tersebut masih ditemukan kendala atau permasalahan dalam pencapaian hasil belajar
siswa yang kurang maksimal terlebih pada materi praktik yang dirasa waktu praktik
yang diberikan masih kurang karena sangat penting untuk mahasiswa tata kecantikan
belajar secara berulang-ulang untuk mengasah keterampilannya. Dengan adanya
permasalahan tersebut, maka dibutuhkan media yang interaktif berbasis komputer
tentunya yang menuntut mahasiswa untuk interaksi selain melihat dan mendengar
24
yang dapat digunakan mahasiswa untuk pembelajaran mandiri sehingga dapat
menggantikan pembelajaran teori secara formal dan waktu untuk pembelajaran teori
secara formal dapat dijadikan untuk pembelajaran praktik. Sehingga dengan adanya
media sebagai alat bantu penyampaian materi yang interaktif dapat membantu
meningkatkan hasil belajar mahasiswa terlebih pada materi praktik yang dapat
melakukan praktik lebih banyak dari pada sebelum menggunakan media interaktif
ini.
2.5 Pembelajaran Berbasis E- Learning
Perkembangan teknologi informasi yang mampu mengolah, mengemas, dan
menampilkan, serta menyebarkan informasi pembelajaran baik secara audiovisual,
bahkan multimedia, dewasa ini mampu mewujudkan apa yang disebut e- learning.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e- learning yaitu kelas ‘tradisional’,
guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan
ilmu pengetahuan kepada peajarnya. Sedangkan didalam pembelajaran ‘e- learning’
fokus utamanya adalah pelajar (Mohammad Yazdi, 2012: 146). Konsep ini
berkembang sehingga mampu mengemas setting dan realitas pembelajaran
sebelumnya menjadi lebih menarik dan memberikan pengondisian secara psikologis
adaptif pada mahasiswa dimanapun mereka berada.
2.5.1 Pengertian E- Learning
Daryanto (2010: 168) mendefinisikan bahwa, e- learning adalah sistem
pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu
kegiatan pembelajaran. Menurut Basori (2013) dalam Zamrotul Ainiyah (2015: 4)
yang mendefinisikan e-learning sebagai pembelajaran jarak jauh yang
25
memanfaatkan komputer, jaringan komputer atau internet sehingga dalam suasana
pembelajaran e-learning dapat mengakomodasi mahasiswa memainkan peran yang
lebih aktif dalam pembelajaran, mahasiswa membuat perancangan dan mencari
materi dengan usaha sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
sistem pembelajaran dengan menggunakan media elektronik dan jaringan komputer
yang dapat digunakan sebagai pembelajaran jarak jauh dan dapat digunakan sebagai
metode pembelajaran mandiri.
2.5.2 Keuntungan Menggunakan E- Learning
Pada saat ini perkembangan e-learning di dunia pendidikan Indonesia cukup
pesat, ada beragam e-learning yang digunakan, mulai dari hanya penggunaan power
point di kelas hingga menuju Learning Management System atau LMS. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan melalui e-learning memiliki banyak keuntungan.
Keuntungan menggunakan e-learning sebagai berikut:
1. Fleksibilitas Waktu, pembelajaran yang dilakukan melalui e-learning membuat
mahasiswa dapat menyesuaikan waktu belajar, dosen juga dapat mengatur waktu
kapan untuk menyampaikan materinya. Saat ini banyak program e-learning yang
memiliki fasilitas bookmark, sehingga dosen dan mahasiswa yang mengakses
kembali secara otomatis dibawa ke halaman terakhir pelajaran sebelumnya.
2. Fleksibilitas Tempat, pembelajaran dengan e-learning tidak dibatasi tempat,
selama tempat tersebut tersedia sambungan internet maka dapat dilakukan e-
learning. Seperti yang diungkapkan Edy Herianto (2013: 2) bahwa,
perkembangan teknologi yang berbasis internet nampaknya dapat memenuhi
obsesi seperti itu. Siswa sangat dimungkinkan tetap tinggal di rumah tetapi
berbagai sumber belajar datang menghampirinya sehingga di tetap dapat belajar.
26
3. Fleksibilitas Kecepatan Pembelajaran, kemampuan mahasiswa dalam memahami
materi yang disampaikan oleh dosen beragam, ada mahasiswa yang memiliki
kemampuan cepat dalam memahami ada juga mahasiswa yang lamban. E-
learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing mahasiswa.
Mahasiswa dapat mengatur sendiri kecepatan belajarnya, apabila belum
mengerti, ia dapat tetap mempelajari modul tertentu dan mengulanginya
4. Standarisasi Pengajaran, perbedaan kemampuan dan metode pengajaran yang
diterapkan oleh dosen, hal tersebut tidak berlaku di e-learning karena pelajaran
e-learning memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung pada
suasana hati pengajar
5. Efektivitas Pengajaran, e-learning yang didesain dengan instructional design
terbaru membuat mahasiswa lebih giat dalam memahami isi pelajaran.
Penyampaian materi pelajaran dapat berupa simulasi dan kasus-kasus,
menggunakan bentuk permainan dan menerapkan teknologi animasi canggih
sehingga menarik minat mahasiswa untuk lebih giat dalam belajar
6. Kecepatan Distribusi, internet sebagai media dalam e-learning, membuat e-
learning dapat menjangkau seluruh dunia yang telah terhubung dengan internet
sehingga distrIbusi materi lebih cepat sampai
7. Ketersediaan On-demand, e-learning yang dapat diakses sewaktu-waktu,
membuat e-learning dapat dimanfaatkan sebagai “buku saku” yang dapat
membantu mahasiswa setiap saat
8. Otomasisasi Proses Administrasi, e-learning menggunakan suatu Learning
Management System (LMS) yang berfungsi sebagai platform pelajaran-pelajaran
e-learning. LMS berfungsi pula menyimpan data-data pelajar, pelajaran dan
27
proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan adanya laporan di dalam sistem,
administrator atau dosen sangat terbantu. Waktu dan proses penyelesaian tugas
administrasi laporan akan lebih singkat dan mudah, seperti yang diungkapkan
Fernando Alonso, dkk dalam Numiek S. Hanum (2013: 93) mengatakan bahwa
“Learning Management Systems (LMS) or elearning platform are dedicated software
tools intended to offer a virtual educational and/or online training environment”.
Learning Management System (LMS) adalah perangkat lunak yang digunakan untuk
membuat materi perkuliahan online berbasiskan web dan mengelola kegiatan
pembelajaran serta hasil-hasilnya. LMS juga memiliki fiturfitur yang dapat memenuhi
semua kebutuhan dari pengguna dalam hal pembelajaran.
2.5.3 Kekurangan E- Learning
Walaupun e-learning memiliki banyak keuntungan, bukan berarti e-learning tidak memiliki kekurangan atau keterbatasan. Kekurangan itu antara lain:
1. Kurangnya motivasi belajar mahasiswa karena biasanya motivasi belajar
bergantung pada dosen
2. Instansi pendidikan harus menganggarkan biaya desain dan pembuatan program
LMS, paket pelajaran, biaya perawatan dan pengembangan teknologi dan juga
biaya-biaya yang lain
3. Adanya kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada
dan terjadi konflik teknologi sehingga e-learning tidak dapat berjalan dengan
baik
4. Keterbatasan pada layanan internet yang biasanya hanya tersedia pada kota-kota
besar
5. Tidak dapat mengajarkan pelajaran yang memerlukan banyak kegiatan fisik.
Untuk mata pelajaran yang memerlukan banyak kegiatan fisik, pembelajaran
dengan e-learning dapat diterapkan untuk memberikan dasar-dasar atau teori
sebulum praktek di lapangan secara langsung (Effendi dan Hartono, 2005:15-17)
dalam Zamrotul Ainiyah (2015: 7-8).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media pembelajaran berbasis e-
learning dengan menggunkan edmodo sebagai platform pembelajaran yang interaktif
dan dapat digunakan pembelajaran secara jarak jauh. Dalam penggunaan media
28
berbasis e- learning dosen juga dapat melampirkan bahan ajar atau alamat web yang
berhubungan dengan rias pengantin Jawa Jogja paes ageng.
2.6 Edmodo
2.6.1 Pengertian
Menurut Zamrotul Ainiyah (2015: 8) mengatakan bahwa Perkembangan e-
learning yang pesat di dunia pendidikan Indonesia sampai pada penggunaan
Learning Management System (LMS) di sekolah-sekolah. Saat ini banyak jenis
LMSyang ditawarkan, setiap jenis LMS memiliki keunggulan tersendiri. Edmodo
merupakan salah satu jenis LMS yang sering digunakan saat ini. Basori (2013)dalam
Gede Suriadhi (2014: 3) menyebutkan bahwa edmodo merupakan aplikasi yang
menyerupai facebook tapi dengan nilai edukasi yang tinggi, sehingga menarik bagi
dosen dan mahasiswa. Gede Suriadhi (2014: 3) mendefinisikan Edmodo sebagai
platform media sosial yang sering digambarkan seperti facebook untuk sekolah dan
dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan dosen dan mahasiswa.
Dari beberapa pendapat diatas, terdapat kesamaan dalam mendefinisikan Edmodo,
yakni Edmodo memiliki kemiripan dengan facebook hanya saja Edmodo lebih
bersifat edukatif dan lebih banyak digunakan untuk kepentingan dunia pendidikan.
Edmodo dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk semua mata pelajaran
kecuali mata pelajaran yang membutuhkan aktivitas dan pengamatan langsung,
untuk mata pelajaran ini Edmodo digunakan sebagai pengantar teori sebelum
mahasiswa terjun pada aktivitas dan pengamatan langsung.
Fasilitas yang akan didapat seorang dosen di edmodo antara lain dosen dapat
mendesain kelas secara online sesuai keinginan, setiap kelas memiliki kode kelas
29
yang unik(tiap kelas bisa dibuat berbeda), mengendalikan siapa saja yang boleh
bergabung, berkomentar/ berpesan ke kelas, perorangan secara spesifik/individual,
memberikan tugas, menanggapi dan menilai tugas yang telah dikerjakan, membuat
kuis/ulangan interaktif, melakukan polling, membentuk kelompok kecil,
berkomunikasi secara personal, berkolaborasi dengan dosen lainnya. Sedangkan
fasilitas yang didapatkan untuk orang tua adalah mampu mengamati semua aktifitas
anaknya di edmodo, berkomunikasi dengan dosen,mengetahui perkembangan
anaknya, hanya bisa berkomunikasi dengan dosen dan anaknya. Keunggulan lain
dari edmodo saat dimana dosen tidak dapat bertatap muka dengan mahasiswa di
karenakan dosen berhalangan hadirdengan adanya edmodo dosen dapat memberikan
tugas kepada mahasiswa secara online dan tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai
dengan target pembelajaran tersebut.
2.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Edmodo
Zamrotul Ainiyah (2015: 10-11) mengatakan, setiap media pembelajaran
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan Edmodo.
Menurut Umaroh (dalam Basori, 2013) kelebihan dari Edmodo antara lain:
1. Membuat pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat.
2. Meringankan tugas dosen untuk memberikan penilaian kepada mahasiswa.
3. Memberikan kesempatan kepada orang tua atau wali mahasiswa untuk memantau
aktivitas belajar dan prestasi dari putra-putrinya.
4. Membuat kelas lebih dinamis karena memungkinkan interaksi dosen dan
mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa dalam hal pelajaran maupun
tugas.
5. Memfasilitasi kerja kelompok yang multidisiplin.
6. Mendorong lingkungan virtual kolaboratif yang membantu pembelajaran
berbasis proses.
Kekurangan dari Edmodo sebagai berikut:
1. Penggunaan bahasa program yang masih menggunakan Bahasa Inggris sehingga
terkadang menyulitkan dosen dan mahasiswa.
2. Belum tersedianya sintaks online secara langsung pada Edmodo.
30
2.6.3 Langkah-Langkah Pembuatan Akun Edmodo
1. Ketik edmodo.com pada address bar dan lakukan penelusuran. Setelah muncul
halaman selamat datang, kemudian pilih “saya guru” dan klik pada kolom
tersebut.
Gambar 1. Halaman selamat datang
Sumber: www.edmodo.com, 2016
2. Kemudian akan muncul kolom untuk mengisi alamat email dan kata sandi yang
akan digunakan. Lalu pilih “Sign Up For FREE”.
Gambar 2. Tampilan membuat akun edmodo 1
Sumber: www.edmodo.com, 2016
31
3. Lalu akan muncul kolom yang berisi nama depan dan nama belakang yang akan
digunakan pada akun edmodo. Kemudian, pada tampilan ini juga berisi
pertanyaan akan digunakan untuk apa akun edmodo ini, untuk guru pilih “Use it
with my student”. Kemudian klik “Continue”.
Gambar 3. Tampilan membuat akun edmodo 2
Sumber: www.edmodo.com, 2016
4. Selanjutnya akan muncul tampilan untuk memilih komunitas sekolah. Dalam
akun ini ang dipilih adalah Universitas Negeri Semarang. Kemudian ketik
Universitas Negeri Semarang pada kolom yang tersedia dan pilih.
32
Gambar 4. Tampilan pengaturan profil
Sumber: www.edmodo.com, 2016
5. Lalu akan muncul sebuah tampilan dan klik “Select School”.
6. Selanjutnya akan muncul tampilan untuk menemukan teman yang berfungsi
untuk sharing antar guru. Jika akan dikoneksikan dengan teman sekomunitas,
maka pilih “Connect With Your Friends”, jika tidak, pilih “Skip”.
Gambar 5. Tampilan memilih
komunitas sekolah
Sumber: www.edmodo.com, 2016
33
Gambar 6. Tampilan memilih teman
Sumber: www.edmodo.com, 2016
7. Selanjutnya akan muncul tampilan untuk membuat grup, yang artinya adalah
kelas yang digunkan untuk kegiatan belajar mengajar dalam kelas edmodo.
Tampilan ini akan muncul kolom untuk memberikan nama kelas, tingkatan, dan
subyek. Lalu klik “Get Started”.
Gambar 7. Tampilan mengatur class roomSumber: www.edmodo.com, 2016
8. kemudian akan muncul tampilan beranda, yang artinya telah sukses dalam
membuat akun edmodo dan siap digunakan.
34
Gambar 8. Tampilan beranda akun edmodo
Sumber: www.edmodo.com, 2016
Edmodo dalam penelitian ini digunakan sebagai media pemebelajaran dimana
fungsinya adalah sebagai wadah belajar mandiri yang menyampaikan teori sehingga
jam pelajaran teori dapat digunakan untuk praktik karena kurangnya jam terbang
mahasiswa dalam mengasah keterampilan merias pengantin Jogja paes ageng.
Dengan terhubungnya dengan internet, maka edmodo dapat digunakan kapan pun,
dan dimanapun. Selain itu, fitur-fitur dalam edmodo juga dpaat mendukung
pembelajaran dengan adanya fitur penguploadancatatan jadwal kegiatan, pemberian
tugas, skoring, serta materi yang berupa ,modul dan video yang dapat secara
langsung diberikan kepada mahasiswa. Dengan begitu edmodo diharapkan dapat
membantu berjalannya pembelajaran antara pemebelajaran praktik dan teori dapat
belajar beriringan dengan begitu akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
35
STUDY LITERATUR
OBSERVASIPembelajaran rias pengantin Jawa Jogja
paes ageng menggunakan metode ceramah,
dan presentasi. Jika dilihat dari hasil
prakteknya masih belum maksimal
dikarenakan kurangnya waktu dalam
pembelajaran praktik
SOLUSIMenggunakan media pembelajaran yang
interaktif yang dapat menggantikan jam teori
menjadi jam praktik.
MEDIA EDMODO
- Ainiyah, Zamrotul. 2015.
- Fitalucha, Nadia. 2009.
- Trisnawati, Fitria. 2015.
- Suriadhi, Gede dkk. vol: 2,
ejournal.undiksha.ac.id.
MATERI
PENYUSUNAN PERANGKAT MEDIA EDMODO
VALIDASI AHLIAhli Teknologi pendidikan
Ahli Media
Ahli Materi
Gambar 9. Pembuatan media edmdo
KURIKULUM
RPS
VIDEOYoutube: Workshop Paes Ageng
by Ratna Hidayati
MODULRIAS PENGANTIN JAWA JOGJA
PAES AGENG� Novi Arimuko, 2011
� Ratna Hidayati, 2012
� Fitri Liza, 2015
� Sri Supadmi dan Murtiadji, 2012
� www.isigood.com/wawasan/penti
ng-tahukah-kamu-makna-
mendalam-riasan-paes-ageng-
bagi-perempuan/
� Kamala.putri.com/rias-pengantin-
jogja-paes-ageng/
� Riaspengantinsaadah.blogspot.co.
id/2013_11_01_archive.html.
STORY BOARD
PERBAIKAN
PENELITIAN
36
2.7 Modul
2.7.1 Pengertian Modul
Daryanto (2013: 9)mengungkapkan bahwa, modul sebagai salah satu bahan
ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, yang memuat seperangkat pengalaman
belajar yang terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar
yang spesifi. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/ substansi belajar,
dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar mandiri, sehingga peserta didik
dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. Kemudian
menurut Purwanto dkk (2007: 9) bahwa, Modul adalah bahan belajar yang
dirancang secara sistematis dan terencana berdasarkan kurikulum tertentu dan
dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran dan memungkinkan dipelajari secara
mandiri oleh siswa dalam satuan waktu tertentu. Oleh karena itu, modul harus
menggambarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai, serta disajikan dengan bahasa
yang baik, menarik, dan dilengkapi dengan ilustrasi. Selain itu diungkapkan juga
oleh Prastowo dalam Hima dan Elizabeth (2015: 6-7) menggungkapkan modul
adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah
di pahami oleh mahasiswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka
dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari
pendidik. Modul ini cara penyajiannya sederhana sehingga diharapkan dapat
dipelajari sendiri oleh mahasiswa dengan bantuan terbatas dari orang lain.
37
2.7.2 Fungsi Modul
Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah
dan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut
oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Modul juga daharapkan memberikan
petunjuk belajar bagi peserta selama mengikuti diklat (Purwanto dkk, 2007: 10).
2.7.3 Karakteristik Modul
Daryanto (2013: 9-11) berpendapat bahwa, untuk menghasilkan modul yang
mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan
karakteristik yang diperlukan sebagai modul.
1. Self InstructionMerupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak
lain.
2. Self ContainedTujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas
kedalam satu kesatuan yang utuh.
3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)Merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung adabahan ajat/ media lain,
atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/ media lain.
4. Adaptif
Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/ luwes digunakan diberbagai
perangkat keras (hardware). 5. Bersahabat/ akrab (User Friendly)
Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon
dan mengakses sesuai dengan keinginan.
2.7.4 Langkah-Langkah Penyusunan Modul
Menurut Daryanto (2013: 16-24) penulisan modul dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan Pembelajaran
Analisis kebutuhan pembelajaran merupakan kegiatan menganalisis
silabus dan RPS untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan
mahasiswa dalam mata kuliah hantaran pengantin. Nama atau judul modul
disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPS mata kuliah
38
hantaran pengantin.Analisis kebutuhan pembelajaran digunakan untuk mengkaji
referensi dari berbagai sumber seperti buku, internet, dan majalah. Pada dasarnya
tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul
terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran.Tujuan analisis kebutuhan pembelajaran
adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang
harus dikembangkan dalam satuan program satusemester.
Analisis kebutuhan pembelajaran dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
a. Menetapkan satuan program yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan.
Dalam hal ini merupakan program satu semester.
b. Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional untuk
pelaksanaan program tersebut. Misal program semestran, silabus, RPS, atau
lainnya.
c. Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang akan dipelajari, sehingga
diperoleh materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai
standar kompetensi tersebut.
d. Selanjutnya, susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar yang dapat
mewadahi materi-materi tersebut. Satuan atau unit ajar ini diberi nama, dan
dijadikan sebagai judul modul.
e. Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan tersebut, identifikasi
mana yang sudah ada dan yang belum ada/tersedia di kampus.
f. Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhannya.
2. Desain Modul
Desain modul yang dimaksud disini adalah Rencana Program Semester.
Dalam RPS telah memuat strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis
besar materi pembelajaran dan metoda penilaian serta perangkatnya. Dengan
demikian, RPS diacu sebagai desain dalam penyusunan/penulisan modul.
3. Implementasi
Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan
alur yang telah digariskan dalam modul. Bahan, alat, media dan lingkungan
belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat dipenuhi
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran dilaksanakan
secara konsisten sesuai dengan skenario yang ditetapkan.
4. Penilaian
Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
penguasaan mahasiswa setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam
modul. Pelaksanaan penilaian mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di
dalam modul. Penilaian hasil belajar dilakukan menggunakan instrumen yang
telah dirancang atau disiapkan pada saat penulisan modul.
5. Evaluasi dan Validasi
Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi. Evaluasi dimaksudkan
untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi pembelajaran dengan
modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Untuk
39
keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang
didasarkan pada karakteristik modul tersebut.
Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul dengan
kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul sesuai, artinya efektif
untuk mempelajari kompetensi yang menjadi target berlajar, maka modul
dinyatakan valid (sahih). Validasi modul rias pengantin jawa Jogja paes ageng
dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang
dipelajari. Dalam hal ini modul rias pengantin jawa Jogja paes ageng divalidasi
oleh expert judgment (dosen ahli) yaitu ahli materi. Validator membaca ulang
dengan cermat isi modul. Validator memeriksa, apakah tujuan belajar, uraian
materi, bentuk kegiatan, tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini
dapat efektif untuk digunakan sebagai media menguasai kompetensi yang
menjadi target belajar.
2.8 Mata Kuliah Rias Pengantin Jawa
Mata kuliah rias pengantin Jawa merupakan mata kuliah yang diberikan pada
mahasiswa Prodi Tata Kecantikan Unnes. Dalam mata kuliah ini mahasiswa
diberikan pengetahuan dan teknik-teknik merias pengantin nusantara dengan gaya
Jawa. Deskripsi mata kuliah rias pengantin Jawa menurut rencana pembelajaran
semester (RPS) adalah penguasaan pengetahuan tentang rias dan upacara adat
Pengantin Jawa dan keterampilan merias Pengantin Jawa yang terdiri dari pengantin
Jawa Barat, DKI, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Mata kuliah rias pengantin
jawa yang berbobot 3 SKS ini juga menerapkan sistem praktik dimana mahasiswa
40
setelah mendapatkan teori-teori yang diberikan kemudian dipraktekkan dengan
model agar hasil pembelajaran yang diberikan dapat terserap secara maksimal.
2.8.1 Rias Pengantin Jawa
Di Indonesia ada beraneka macam upacara perkawinan adat yang diwariskan
turun-temurun dari generasi yang satu kegenarasi berikutnya. Hampir setiap suku
atau daerah di Indonesia memiliki upacara perkawinan adat yang berbeda-beda.
Masing-masing memiliki keagungan, keindahan, dan keunikannya sendiri. Salah satu
kekayaan budaya bangsa tersebut adalah upacara perkawinan adat jawa.
Dalam upacara perkawinan adat jawa terdapat banyak gaya dari setiap
daerahnya. Dalam daerah Jawa Tengah ada dua gaya upacara adat perkawinan yang
sangat terkenal dan sering digunakan yaitu, upacara adat perkawinan jawa Solo dan
upacara adat perkawinan Jogjakarta. Dalam upacara adat perkawinan disetiap
daerahnya memiliki berbagai macam corak seperti pada perkawinan adat gaya Solo
terdapat dua corak yaitu Solo Basahan, dan Solo Putri. Kemudian pada gaya
perkawinan adat Jogjakarta terdapat 5 corak yaitu Jogja Putri, Jogja Kesatrian, Jogja
Kesatrian Ageng, Paes Ageng, dan Paes Ageng Jangan Menir. Namun dalam
penelitian ini peneliti akan mengambil corak Jogja paes ageng.
2.8.2 Jogja Paes Ageng
Tata rias pengantin gaya Yogyakarta merupakan salah satu unsur dalam
upacara perkawinan adat daerah Yogyakarta yang mulanya berasal dari istana.
Namun, dewasa ini kesenian keraton tersebut telah berkembang luas di masyarakat,
bukan hanya di wilayah kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, melainkan juga
diluar wilayah itu.
1. Tata Rias Pengantin Jogja Paes Ageng
41
Menurut Sri Supadmi, dkk (1993: 44) mengatakan bahwa Rias corak Paes
Ageng umumnya akan menimbulkan kesan indah dan anggun tetapi, jika
perlengkapan dan cara meriasnya tidak sesuai dengan tradisi yang dijunjung
tinggi, hasilnya tidak akan sebagaimana yang diharapkan, bahkan dapat merusak
nilai-nilai budaya daerah yang agung itu. Dalam rias paes ageng memiliki
keistimewaan seperti:
a. Pada rias wajah ada bagian yang istimewa yaitu, rias mata dan alisnya. Rias
matanya begitu khas yang disebut dengan jahitan mata yang menimbulkan
kesan mata menjadi redup dan anggun. Sedangkan aslinya dibuat menjangan
ranggah, yang dapat menambah kesan menjadi cantik.
b. Pada rias dahi atau paes disetiap bentuk cengkorongan, penunggul, pengapit,
penitis, dan godeg diberi prada. Ditengah tiap bagian tersebut diisi hiasan
yang bermotif kinjengan. Rias ini akan menimbulkan kesan tampak sangat
indah.
c. Pada telinga diberi sumping pupus daun kates yang dibentuk seperti daun
sirih, kemudian diberi pidih dan ditaburi prada. Tetapi sekarang umumnya
sumping diganti dengan sumping imitasi yang terbuat dari logam.
d. Aksesorisnya biasa disebut dengan raja keputren yang bentuknya unik dan
indah.
e. Pada rias busana ada sesuatu yang istimewa, yaitu kain yang dikenakan yang
disebut kampuh. Panjang kain ini sekitar 3 ¾ m- 4m. Meskipun panjang,
setelah dikenakan akan tampak rapi, indah, dan agung.
42
Peralatan yang digunakan:
Tabel 2.1.Peralatan yang digunakan untuk merias pengantin Jogja Paes AgengNo. Nama Alat Spesifikasi Juml
ah Kegunaan
1.
Kuas Set Bulu, kayu,
spons, dan
plastik
1 set
Digunakan untuk
mengaplikasikan
foundation, bedak,
powder blush, eye
shadow, lisptick, dll
2.
Spons basah
Spons atau
busa
1
buah
Digunakan untuk
mengaplikan
foundation
3.
Puff bedak
Kain2
buah
Digunakan untuk
mengaplikasikan bedak
4.
Gunting kecil
Stainless
steel
1
buah
Digunakan untuk
memotong bulu mata
yang terlalu panjang
atau digunakan ketika
dibutuhkan
5.
Pisau alis
Plastik, dan
stainless
steel
1
buah
Digunakan untuk
merapikan alis
6.
WelatKayu atau
Stainless
steel
1
buah
Digunakan untuk
mengaplikasikan pidih
43
Bahan dan lenan yang digunakan:
Tabel 2.2. Bahan dan Lenan yang digunakan untuk merias pengantin Jogja Paes Ageng
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan1. Cape Rias Kain 1 buah Sebagai
pelindung baju
client
2. Cotton buds Kapas Secukupnya Digunakan untuk
membersihkan
kesalahan saat
bermake- up
3. Kapas Kapas Secukupnya Digunakan untuk
membersihkan
sisa kosmetik
4. Tissue Tissue Secukupnya Digunakan untuk
membersihkan
kosmetik yang
menempel
5. Bulu mata Rambut Secukupnya Digunakan untuk
menambah
volume
bulumata asli
6. Scot mata Plastik 1 pasang Digunakan untuk
membentuk
kelopak mata
7. Hair bando Kain 1 buah Digunakan untuk
merapikan
rambut agar
tidak menganggu
ketika bermake-
up
8. Baju kerja Kain 1 buah Digunakan
operator saat
bekerja
44
Kosmetika yang digunakan:
Tabel 2.3. Kosmetika yang digunakan untuk merias pengantin Jogja Paes Ageng
No. Nama Kosmetika Spesifikasi Jumlah Kegunaan1. Milk Cleanser Cream secukupnya Digunakan untuk
membersihkan
dan mengangkat
kosmetik yang
menempel
2. Face Tonic Cair Secukupnya Digunakan untuk
membersihkan
milk cleanser
yang masih
menempel pada
kulit
3. Pelembab Cream Seceukupnya Digunakan untuk
melembabkan
kulit (digunakan
hanya untuk
jenis kulit
normal-kering)
4. Foundation Cair, Padat Secukupnya Digunakan
sebagai alas atau
dasar make- up
agar warna
kulitnya terlihat
merata
5. Shadding dan tinting Padat atau
powder
Secukupnya Digunakan untuk
mengurangi
bagian wajah
yang menonjol
atau terlalu luas
(contouring)
6. Bedak tabur Powder Secukupnya Digunakan untuk
mempertahankan
foundation dan
membuat wajah
lebih terlihat
alami
7. Bedak padat Powder
padat
Secukupnya Digunakan untuk
memperkuat
bedak yang
45
menempel
8. Base eye shadow Cream Secukupnya Digunakan
sebagai alas atau
dasar sebelum
menggunakan
eye shadow agar
warna eye
shadow lebih
menempel
9. Eye shadow Powder Secukupnya Digunakan untuk
menghias mata
10. Eye liner Cair atau
stick
Secukunya Digunakan untuk
mempertegas
garis mata
11. Lem bulu mata Cair Secukupnya Digunakan untuk
melekatkan bulu
mata
12. Pensil alis Pensil atau
stick
Secukupnya Digunakan untuk
membentuk alis
agar lebih tegas
13. Blush on Powder Secukupnya Digunakan untuk
membuat wajah
lebih cerah
14. Lipstick Cream atau
stick
Secukupnya Digunakan untuk
menghias bibir
15. Pidih Cream Secukupnya Digunakan untuk
mengisi
cengkorongan
46
16. Baby oil Oil Secukupnya Digunakan untuk
membersihkan
pidih yang
menempel
17. Mascara Padat Secukupnya Digunakan untuk
mempertebal
bulu mata
2. Penataan Rambut Pengantin Jogja Paes Ageng
Menurut Sri Supatmi, dkk (1993: 50) mengatakan bahwa sanggul paes ageng
disebut bokor mengkurep, bentuknya njeruk sak ajar. Mengapa sanggul ini disebut
njeruk sak ajar, karena seperti buah jeruk bila dibuka kulitnya.
Pada sanggul bokor mengkurep ini terdapat ceplok (bunga warna merah)
yang terletak ditengah bagian atas. Bros diletakkan dikanan kiri ceplok, jebehan sri
taman (hijau, kuning, dan merah) diletakkan dikanan kiri sisir gunungan menjuntai
kebawah. Sisir gunungan diletakkan diantara sanggul dan kepala, menghadap
kebelakang. Mentul terletak diatassanggul, dibagian belakang sisir gunungan, dan
arahnya menghadp kebelakang sebanyak 5 buah. Centhung terletak pada pangkal
penunggul masuk sedikit. Sumping diletakkan diatas telinga. Sumping dibuat dari
daun kates (pepaya) yang di[ilih dan diprada. Gajah ngoling dipasang disanggul
bagian bawah sebeelah kanan belahan sanggul.
47
Peralatan yang digunakan:
Tabel 2.5. Peralatan yang digunakan untuk Menyanggul Pengantin Jogja Paes Ageng No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan1. Sisir sasak Tulang 1 buah Digunakan untuk
membentuk dan
merapikan rambut
2. Hair dryer Stainless
steel
1 buah digunakan untuk
memperkuat
melekatnya hairspray
Bahan yang digunakan:
Tabel 2.6. Bahan yang digunakan untuk Menyanggul Pengantin Jogja Paes Ageng No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan
1. Jepit lidi Besi Secukupnya Digunakan untuk
menjepit rambut
agar terlihat rapi
2. Harnal Besi Secukupnya Digunakan untuk
mengaitkan
sanggul atau
accecprise dengan
rambut client
3. Harnal halus Besi Secukupnya Digunakan untuk
mengaitkan
rambut agar
terlihat rapi
4. Rajut Rambut Secukupnya Digunakan untuk
merapikan tatanan
rambut
48
5. Karet Karet Secukupnya Digunakan untuk
mengikat rambut
6. Jepit bebek Besi Secukupnya Digunakan untuk
membantu
merapikan rambut
Kosmetika yang digunakan:
Tabel 2.7. Kosmetika yang digunakan unuk Menyanggul Pengantin Jogja Paes Ageng
No. Nama kosmetik Spesifikasi Jumlah Kegunaan
1. Hair spray Cair Secukupnya Digunakan untuk
merapikan dan
mempertahankan
tatanan rambut
Langkah-langkah merias pengantin Jogja paes ageng:
Tabel 2.8. Langkah-Langkah Merias Pengantin Jogja Paes Ageng No Uraian Waktu1.
2.
Persiapana. Persiapan area kerja
b. Persiapan alat, bahan, dan kosmetika
c. Persiapan pribadi
d. Persiapan clientPelaksanaan
1. Bersihkan wajah client dengan milk cleanser terlebih dahulu kemudian dengan
toner.
2. analisis bentuk dan bagian- bagian wajah
ynang lain
3. Aplikasikan pelembab sebelum
mengaplikasikan make up
4. Mengaplikasikan foundation dengan saput
basah dimana harus memperhatikan
kekurangan- kekurangan yang terdapat
pada wajah dengan cara ditepuk- tepuk.
Dan jangna lupa pada bagian- bagian yang sering terlewatkan
seperti cuping jangan sampai tidak terkena foundation.
15 menit
45 menit
49
5. Melakukan shadding dan tinnig dengan foundatiion coklat dan
putih pada bagian- bagian wajah yang kurang sempurna lalu
dibaurkan, seperti:
6. Pengaplikasian bedak padat dengan cara ditepuk- tepuk agar
masuk kedalam pori- pori
7. Pengaplikasian bedak tabur sama halnya dengan mengaplikasikan
bedak padak padat
8. Menempelkan scot mata yang berfungsi untuk membentuk
kelopak mata.
9. Pengolesan base eye shadow sebagai dasar sebelum
menggunakan eye shadow yang difungsikan agar eye shadow menempel dengan baik dan menimbulkan warna yang terang
10. Aplikasikan eye shadow dengan warna yang senada dengan
warna baju. Teknik pengaplikasian warna untuk riasan paes
ageng ini adalah dengan teknik sudut yang ditarik satu tarikan.
11. Pemberian eye liner bawah dengan menggunakan eye liner pensil
serta pembauran warna dengan eye shadow hijau agar senada
dengan kelopak mata, dan pemberian eye shadow putih pada
ujung dalam mata.
12. Pemasangan bulu mata dibantu dengan lem bulu mata dan eye
liner cair untuk membingkai kelopak mata
50
13. Penajaman shading hidung dengan eye shadow/ blush on coklat.
Perhitungan pemberian warna ini jangan sampai terlalu tajam.
Dan berikan tint pada batang hidung/ tengah shading.mengaplikasikan blush on dengan arah sedikit naik.
14. Mengaplikasikan lipstick dengan koreksi
15. Finishing touch
16. Membuat sanggul bokor mengkurep:
a. Kucir rambut ekor kuda setinggi satu jengkal
b. Pasangkan irisan pandan melingkar pada kuciran rambut
c. Tutup irisan pandan dengan sisa kuciran rambut dan rapikan
dengan hairnet
17. Membuat cengkorongan, dimulai dari:
a. Penunggul :
Mencari titik tengah/ garis tengah, dari pangkal alis diukur 3
jari pengantin, ditarik keatas, mengukur kanan- kiri 3 jari (@
1,5 jari), membuat garis bantu kanan dan kiri, membuat
cekungannya keluar dari garis kira- kira 0,5 cm. Berbentuk
seperti daun sirih.
b. Penitis :
Diukur dari puncak alis satu ibu jari, ujung penitis mengarah
ke center, dan dibentuk.
c. Pengapit :
Membentuk garis ujung penitis dan gajahan, dicari garis
tengah dan dibuat garis bantu masuk 0,5 cm, mencari tengah-
tengah antara gajahan dan penitis samping kanan dan kirinya,
ketika pengapit benar, akan mengarah pada titik center.
d. Godeg :
10 menit
20 Menit
51
Mengukur garis luar godeg dari telinga 2 jari, ujung godeg
dengan ukuran garis dalam 1 jari, panjang godeg sepanjang
ujung telinga.
18. Oleskan pidih hitam dengan welat dimulai dari kanan client
19. Membuat alis menjangan dengan ujung puncak alis mengarah
pada atas penitis dan pada ujung alis mengarah pada bawah
penitis
20. Menempelkan prada pada pinggiran paes
Berkemas1. Membersihkan area kerja dari debu dan kotoran sisa penataan:
menyapu, dan mengepel
2. Mengembalikan dan merapikan alat dalam keadaan bersih kering,
kosmetik, lenna, dan bahan pada tempatnya
3. Merapikan trolly
4. Membuang sampah
5. Mematikan aliran listrik: air, AC, dll
TOTAL WAKTU
10 menit
120 menit
52
2.9 Kerangka Berfikir
Mata Kuliah rias pengantin Jawa Jogja paes ageng merupakan materi ajar
yang diberikan kepada mahasiswa Tata Kecantikan agar mahasiswa mengetahui
tentang ruang lingkup rias pengantin jawa khususnya pada pengantin Jogja paes
ageng sehingga mahasiswa dapat merias dan melakukan penataan rambut serta
memasang aksesoris serta dapat mempraktekkan rias pengantin Jogja paes ageng.
Mata Kuliah ini memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mempraktekkan
prngantin jogja paes ageng yang berpedoman pada aspek kepakeman dan estetika.
Sesuai dengan pengalaman saya dan teman-teman saat mengambil mata kuliah rias
pengantin Jawa, dirasa kurang maksimal khususnya dalam penguasaan praktik rias
pengantin Jogja paes ageng. Kurang maksimalnya hasil belajar yang diperoleh
karena terlalu singkatnya penyampaian materi dan latihan merias sehingga dengan
adanya waktu yang ada, mahasiswa masih belum mencapai titik pemahaman yang
harus dicapai.
Tujuan pencapaian pembangunan pemahaman dan keterampilan yang
maksimal pada Mata Kuliah Rias Pengantin Jawa Jogja Paes Ageng adalah salah
satunya dengan menggunakan media edmodo. Pembelajaran menggunakan media
pembelajaran berbasis e-learning edmodo memiliki tahapan mulai dari perencanaan,
proses, hasil dan laporan. Tahapan tersebut akan mempengaruhi kompetensi yang
diperoleh, yaitu kompetensi bidang studi. Hal ini, dapat dijelaskan bahwa ada
kemungkinan pemahaman mahasiswa terhadap materi akan lebih maksimal, karena
cara belajar yang lebih flexibel dan efisien serta lebih banyak waktu yang tersedia
karena proses pembelajaran teori dilakukan dengan berinteraksi anatara dosen
53
dengan mahasiswa melalui media pembelajaran e-learning menggunakan edmodo
dan waktu untuk pembelajaran teori pun dapat digunakan untuk pemeblajaran
praktik karena sangat penting untuk mahasiswa kecantikan untuk terus mengulang
meteri praktik yang diberikan untuk mencapai kemahiran berpraktik khususnya
dalam praktik rias pengantin Jawa Jogja paes ageng. Kemungkinan adanya
peningkatan hasil belajar setelah penerapan media pembelajaran edmodo, maka
dilakukan penelitian tentang keefektifan edmodo sebagai media pembelajaran dalam
mata kuliah rias pengantin Jawa Jogja paes ageng pada mahasiswa Prodi Tata
Kecantikan Unnes.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka berfikir sebagai
berikut:
54
MENELAAH KURIKULUMDi Prodi Tata Kecantikan Unnes
MEMBUAT MATERIRias Pengantin Jawa Jogja Paes Ageng
MODULNovi Arimuko, 2011
Ratna Hidayati, 2012
Fitri Liza, 2015
Sri Supadmi dan Murtiadji, 2012
www.isigood.com/wawasan/penting-
tahukah-kamu-makna-mendalam-riasan-
paes-ageng-bagi-perempuan/
Kamala.putri.com/rias-pengantin-jogja-
paes-ageng/
Riaspengantinsaadah.blogspot.co.id/2013
11 01 archive.html.
VIDEOYoutube: Workshop Paes
Ageng by Ratna Hidayati
STORY BOARD
EFEKTIVITAS MEDIA EDMODO PADA MATA KULIAH RIAS PENGANTIN JAWA DI PRODI TATA KECANTIKAN UNNES
- Interaktif.
- Efisien.
- Terdapat fasilitas
yang mendukung.
- Terpantau orang tua
OBSERVASIHasil yang diperoleh adalah hasil praktek mahasiswaTata Kecantikan Unnes dalam mata kuliah
rias pengantin Jawa Jogja paes ageng kurang maksimal yang dimungkinkan karena kurangnya
jam praktek.
Gambar 10. Kerangka Berfikir
SOLUSIEDMODO
86
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut :
1. Media edmodo valid digunakan sebagai media pembelajaran rias pengantin Jawa
Jogja paes ageng diProdi Tata Kecantikan Unnes dengan hasil sangat baik.
2. Media edmodo efektif digunakan sebagai media pembelajaran rias pengantin
Jawa Jogja paes ageng di Prodi Tata Kecantikan Unnes dengan hasil ranah
kognitif criteria sedang, ranah afektif kriteria sangat baik, dan ranah
psikomotorik kriteria sangat baik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti
adalah sebagai berikut.
1. Pendidik sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar agar mahasiswa lebih terampil dan profesional dalam
berpraktik serta meguasai secara teori. Media yang dipilih sebaiknya yang dapat
membuat mahasiswa lebih aktif di dalam kelas dan sesuai dengan materi
pembelajaran.
2. Selain media pembelajaran, pendidik juga harus memberikan motivasi yang kuat
terhadap mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata
kuliah rias pengantin Jawa Jogja paes ageng terlebih pada pembelajaran mandiri.
87
3. Perlu adanya pembiasaan dalam menggunakan edmodo sebagai media
pembelajaran dalam mata kuliah rias khususnya pada mata kuliah rias pengantin
Jawa Jogja paes ageng.
4. Pengetahuan teknologi dalam hal ini sangat diperlukan, sehingga masyarakat
harus belajar dan membuka pikiran tentang teknologi agar tidak tertinggal dengan
perkembangan zaman khususnya dalam dunia pendidikan.
88
DaftarPustaka
Ainiyah, Zamrotul. 2015. Penggunaan Edmodo Sebagai Media Pembelajaran E-
Learning Pada Mata Pelajaran Otomatisasi Perkantoran Di Smkn 1
Surabaya,ejournal.unesa.ac.id/article/16278/55/article.pdf.9 Agustus 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Asdi Mahassatya.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Perenanaannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdu G, Agustina L. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi
Belajar Ipa Di Sekolah Dasar, www.Undana.ac.id. 8 Februari 2017.
Hanum S, Numiek. 2013. Keefektifan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran
(StudiEvaluasi Model Pembelajaran E-Learning Smk Telkom Sandhy Putra
Purwokerto) Vol: 3 No. 1,
Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jpv/Article/View/1584. 28 Agustus 2016.
Hastuti, Sri. 2013. Pembelajaran Mandiri Pada Mahasiswa FKIP UNS Sebagai
Herianto, Edy. 2013. E-Learning, ImplementasiTeknologi Di Era Belajar:
KajianPada Mata KuliahKurikulumPkn Di Jurusan Pips
FkipUniversitasMataram Vol: 20 No.
1,Journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/3864/894. 28 Agustus 2016.
Herlambank, Muhammad A. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Edmodo Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Simulasi Digital di SMKN 1 Gombong (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
89
Hima, Ikomul; Ranu, Meylia E. 2015. Pengembangan Modul Kompetensi Dasar
Menggunakan Peraturan Perawatan, Tunjangan Cacat, dan Uang Duka
Berbasis Kurikulum 2013 di Kelas XI AP 1 SMKN 4 Surabaya Vol: 3 no: 3, jurnalmahasiswa.unesa.ac.id. 12 April.
Jumiati, dkk. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Numbered Heads Together (NHT) Pada Matrei Gerak Tumbuhan di Kelas VII
SMP Sei Putih Kampar Vol: 02 no. 02.
Murtiadji, Sri S; Suwardabijaja. 2012. Tata Rias Pengantin Dan Adat Pernikahan Gaya Yogyakarta Klasik Corak Paes Ageng. Jakarta: Gramedia Pustaka
Trisnawati, Fitria. 2015. Keefektifan Penggunaan Media Edmodo Sebagai Penunjang Pembelajaran MataPelajaran Tik Smp Negeri 25 Semarang(Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Yazdi, Mohammad. 2012. E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif